Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang berperan
penting dalam perekonomian Indonesia. Industri pulp dan kertas di Indonesia
memiliki prospek yang cerah di masa mendatang. Melalui latar belakang
Indonesia merupakan Negara dengan hutan hujan tropis kedua di dunia yang
dapat mendukung ketersediaan bahan baku untuk industri pulp dan kertas,
terlebih lagi melalui keberadaan Hutan Tanaman Industri (HTI) dapat mendorong
pertumbuhan industri pulp dan kertas di Indonesia. Selain itu juga tersedianya
sumber daya manusia (SDM) untuk melakukan proses produksi secara effisien
yang disertai dengan biaya upah yang relatif rendah turut mendukung
berkembangnya industri pulp dan kertas di Indonesia.
Salah satu industri kertas yang ada di Indonesia adalah PT Papertech
Indonesia unit II Magelang. PT Papertech Indonesia unit II Magelang merupakan
cabang dari PT Papertech Unit I di Subang, Jawa Barat memfokuskan
produksinya untuk jenis kertas Cone Board, Super Chip Board, Core B, Core A30
dan Chip Board. Pada proses produksinya perusahaan ini menghasilkan pulp
sebagai bahan bakunya. Saat ini permintaan akan pulp semakin meningkat. Hal
tersebut dikarenakan kebutuhan pulp sebagai bahan baku pembuatan kertas
meningkat, sehingga menyebabkan permintaan kertas semakin tinggi. Dengan
demikian melakukan peningkatkan produktivitas pulp menjadi hal penting pada
kertas Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah manajemen
pengadaan bahan baku. Pengadaan bahan baku pada produk yang diproduksi
diperlukan agar dapat bertahan di tengah persaingan yang sangat ketat antar
pelaku usaha. Kualitas dari produk akhir yang akan dihasilkan oleh suatu industri
sangat dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas dari bahan baku. Jumlah dan
kualitas ketersediaan bahan baku memegang salah satu peranan yang sangat
penting bagi produsen. Perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang
aman dengan kualitas yang memenuhi harapan konsumen dan mempertahankan
serta memerluas pangsa pasar. Melihat pentingnya fungsi pengadaan bahan
baku, maka dilakukan praktik kerja lapang di PT Papertech Indonesia unit II
Magelang terkait penerapan manajemen pengadaan bahan baku produk kertas.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui usaha dan strategi atau cara yang
digunakan untuk menyediakan bahan dengan jumlah dan kualitas yang baik
sehingga didapatkan produk yang berkualitas baik.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT Papertech
Indonesia unit II Magelang untuk mengetahui secara umum kondisi perusahaan,
meliputi sejarah perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi perusahaan,
ketenagakerjaan, mesin dan peralatan produksi, proses produksi, sanitiasi
pengolahan limbah, dan pemasaran.
1
Tujuan khusus dari Praktek Kerja Lapang (PKL) ini untuk mengamati dan
memahami manajemen pengadaan bahan baku pada produksi kertas di PT
Papertech Indonesia unit II Magelang.
2.1 Kertas
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan
kompresi serat. Serat yang digunakan biasanya adalah serat alami, dan
mengandung selulosa. Kertas merupakan bahan yang sering dipakai dan selalu
2
berhubungan dengan manusia. Setidaknya sampai saat ini kertas masih
dipercaya sebagai bahan yang paling efektif dan efisien sebagai media buku.
Kertas adalah barang yang berwujud lembaran-lembaran tipis. Kertas dibuat
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat beragam. Kertas dikenal sebagai
media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain
yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang
digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet (Amraini, dkk, 2009).
Kertas merupakan salah satu benda yang hampir selalu ada di sekitar
kita. Karena hampir dalam semua aktivitas atau kegiatan, kita memerlukan
kertas, misalnya sebagai media tulis, alat pembungkus, dan lain sebagainya.
Bahkan, kertas merupakan bahan utama dalam pembuatan buku, majalah, surat
kabar, yang hampir setiap hari kita baca. Dengan kata lain, selama hidup kita
hampir selalu memerlukan kertas (Yohandoyo, 2001).
2.2.3 Ketenagakerjaan
3
Tata letak fasilitas dapat menentukan sejumlah efisiensi baik dalam
produksi maupun operasi. Pilihan layout harus dirancang sedemikian rupa
sehingga memudahkan alur kerja, efisiensi dan suasana dinamis. Apabila keliru
menentukan lokasi dan fasilitas pendukung lainnya maka kita akan mengalami
kerugian dan inefisiensi (Suharyadi, 2007). Menurut Susetyo (2010), tata letak
fasilitas pabrik memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap performansi
perusahaan seperti ongkos material handling, work-in process inventory, lead
times, produktivitas, dan performansi pengantaran.
2.2.8 Pemasaran
4
Menurut Cannon dkk (2008), pemasaran (marketing) adalah suatu
aktivitas yang bertujuan mencapai sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara
mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta mengarahakn aliran
barang atau jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien dari
perusahaan. Pemasaran sebagai suatu interaksi menciptakan hubungan
pertukaran sehingga diperoleh hasil dari sebuah proses pemasaran yaitu
memberikan jawaban atas kebutuhan dan keinginan individu atau organisasi.
Jadi, dapat dikatakan hal ini merupakan kunci utama untuk memperoleh
mengalirnya dana kembali ke dalam perusahaan (Rangkuti, 2009).
5
penelitian berlangsung selama 4 minggu yaitu mulai tanggal 1 Agustus 2016
sampai dengan 1 September 2016.
6
b. Lokasi perusahaan
c. Struktur organisasi perusahaan
d. Ketenagakerjaan
e. Tata letak fasilitas perusahaan
2. Proses produksi
a. Bahan baku
b. Mesin dan peralatan produksi
c. Proses pengolahan produksi
3. Pemasaran
4. Sanitasi dan pengolahan limbah
5. Pengendalian mutu
7
PT Papertech Indonesia berawal dengan menggunakan nama PT
TEXPACK Indonesia, yang merupakan salah satu perusahaan swasta asing di
Indonesia yang tergabung dalam Texpack Grup. Tahun 1995 merupakan awal
bagi Texpack mulai mempersiapkan lahan sebagai lokasi perusahaan yang akan
didirikan. Pada Tahun 1996 setelah seluruh aspek yang diperlukan terpenuhi,
Texpack memulai projectnya dengan mendirikan pabrik diwilayah perbatasan
Subang – Purwakarta yaitu di Desa Cipeundeuy. Pabrik yang didirikan ini diberi
nama Papertech Indonesia hingga sekarang. Pembangunan pabrik hingga dapat
dioperasikan berlangsung selama satu tahun, sehingga pada tahun 1997
Papertech mulai memproduksi produknya secara komersial. Selama beroperasi,
pabrik mengalami banyak perkembangan dan peningkatan. Berkembangnya
Papertech yang ada di Subang membuat pemilik perusahaan untuk membuka
cabang perusahaan yaitu PT Papertech Indonesia unit II Magelang. Cabang dari
perusahaan Papertech Indonesia ini beralamatkan di Jalan Sanggrahan Gatak
No.23, Desa Mungkid, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, JawaTengah
56511, Indonesia. Perusahan ini berdiri pada tanggal 12 Oktober 2002 yang
berawal dari sebuah pabrik sol sepatu yang bernama Telaga Mas, kemudian
diambil alih oleh PT Papertech Indonesia yang berdasarkan surat persetujuan
Penanaman Modal Asing No. 23/IIIPMA/2003 pada tanggal 27 Januari 2003.
Sebagai sebuah perusahaan yang besar dengan tujuan untuk terus
berkembang dan menjadi lebih baik, PT Papertech Indonesia Unit II Magelang
memiliki Visi, Misi dan Budaya sebagai berikut:
8
wilayah pesanan meliputi: Tangerang, Depok, Serang, Bandung, Bekasi,
Sumedang, Sukoharjo, dll.
Menurut Herjanto (2008), lokasi merupakan salah satu faktor penting bagi
perusahaan karena dapat mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan
hidup perusahaan. Perencanaan lokasi merupakan suatu kegiatan strategis yang
bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan lokasi perusahaan, sehingga
perusahaan atau pabrik dapat beroperasi dengan lancar, dengan biaya yang
rendah dan memungkinkan perluasan dimasa yang akan datang. Hal ini yang
menyebabkan lokasi merupakan salah satu aspek terpenting demi
keberlangsungan suatu perusahaan. Dalam penentuan lokasi pabrik terdapat
beberapa faktor yang dipertimbangkan. Faktor-faktor ini harus dipertimbangkan
secara matang, agar tidak terjadi kesalahan dalam penentuan lokasi pabrik yang
nantinya dapat merugikan perusahaan. Hal ini didukung oleh Prasetya dan
lukiastuti (2009) yang menyatakan bahwa pemilihan lokasi berarti menghindari
sebanyak mungkin seluruh segi-segi negatif dan mendapatkan lokasi dengan
paling banyak faktor-faktor positif. Pemilihan letak pabrik pada umumnya
dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat, kedekatan dengan pasar, tenaga kerja,
kedekatan bahan mentah dengan penyuplai, fasilitas dan transportasi, sumber-
sumber daya alam, serta tanah untuk perluasan.
Batas batas tapak PT Papertech Indonesia adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Perkampungan sanggrahan
- Sebelah Timur : Perkampungan Gatak
- Sebelah Selatan : PT. Blabak
- Sebelah Barat : Mess PT.Papertech Indonesia
Berdasarkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang telah disetujui oleh
Badan Pelayanan Terpadu Kabupaten Magelang, luas total lahan yang akan
dimanfaatkan adalah ± 14.785 m2 dengan rincian sebagai berikut:
9
2 Gudang dan Pabrik 6.400 43,29
3 MCK 50 0,34
Tabel 4.2. Lahan, Gudang dan Fasilitas Umum tidak tertutup bangunan
No. Lahan/Jenis Bangunan Luas Areal Prosentase
(m2)
10
harusnya. Penetapan tugas hendaknya dibuat sedetail dan sejelas mungkin,
agar dalam pelaksanaannya dapat dilakukan semaksimal mungkin. Karena hal
tersebut, perlu diadakan struktur organisasi perusahaan.
PT Papertech Indonesia memiliki bentuk struktur organisasi dengan tipe
struktur organisasi lini dan staf. Organisasi lini dan staf memiliki sifat-sifat yakni
organisasinya besar dan rumit, jumlah pegawainya banyak, hubungan yang
bersifat langsung tidak dimungkinkan lagi untuk seluruh pegawai perusahaan,
dan terdapat dua kelompok besar pegawai dalam organisasi dan mempunyai
sepesialisasi yang beraneka ragam (Gaol, 2008). Hal tersebut dikarenakan ada
beberapa karyawan yang bertugas sebagai staf yang membantu berjalannya
beberapa proses yang berada diperusahaan. salah satu contohnya yakni bagian
sekretariat, dimana bagian sekretariat bertanggung jawab atas rekrutmen
perusahaan dan juga memberikan saran dan masukan bagian lini dalam
perusahaan. Bagan struktur organisasi dapat dilihat di Lampiran 3.
Bentuk struktur organisasi PT Papertech Indonesia tergolong dalam Lini
dan Staf karena sesuai dengan karakteristik perusahaan yaitu:
1. Hubungan atasan terhadap bawahan tidak bersifat langsung
2. Pimpinan hanya satu orang dan dibantu oleh staf
3. Jumlah karyawan perusahaan banyak
4. Organisasi tergolong besar dan bersifat kompleks
5. Adanya spesialisasi tugas
4.3 Ketenagakerjaan
11
Bagi masyarakat sekitar lokasi pada umunya akan diberikan prioritas
sebagai tenaga kerja sampai 50 % dari kebutuhan (optimalisasi jumlah tenaga
kerja). Status kepegawaian dari masyarakat sekitar ada yang menjadi karyawan
tetap ada juga karyawan tidak tetap, semua itu tergantung keahlian masing-
masing dan kebutuhan tenaga kerja di Kantor dan gudang PT Papertech
Indonesia itu sendiri.
Total tenaga kerja yang berada di PT Papertech Indonesia Unit II
sejumlah 92 orang yang keseluruhannya merupakan karyawan tetap. Sistem
ketenagakerjaan di PT Papertech Indonesia menggunakan tenaga kerja tetap.
Tingkat pendidikan tenaga kerja PT Papertech Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang berbeda-beda antara lain lulusan SD, SMP, SMA, lulusan
sarjana. Data jumlah tenaga kerja berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
12
Tabel 4.3. Jam Kerja Pegawai PT. Papertech Indonesia Unit II
No Shift Jam Kerja
1 1 07.00 – 15.00
2 2 15.00 – 23.00
3 3 23.00 – 07.00
Sumber : Data Perusahaan PT Papertech Indonesia
13
Sistem Pelaksanaan pelatihan karyawan dimulai dengan pembuatan
daftar yang dibutuhkan karyawan. Selanjutnya HRD akan menerima permintaan
mengikuti pelatihan dari karyawan yang diinstruksikan melalui masing-masing
seksi. Jika karyawan pernah mengikuti pelatihan yang sama, maka HRD akan
menginformasikan kepada seksi terkait dan karyawan dibatalkan mengikuti
pelatihan. Jika karyawan belum pernah mengikuti pelatihan tersebut, maka HRD
akan memberikan surat kepada karyawan peserta pelatihan tentang
pelaksanaan dan jadwal pelatihan. Kemudian pihak HRD akan membuat daftar
mengenai seluruh aspek klengkapan dari sistem pelatihan dan daftar hadir
karyawan pelatihan.
Tahapan pre test dilaksanakan sebelum pelatihan untuk mengetahui
kemampuan peserta sebelum mengikuti pelatihan. Setelah nilai pre test
diketahui, maka pelatihan karyawan dapat dilaksanakan. Setelah pelatihan
dilaksanakan maka diadakan post test untuk menilai kemampuan peserta setelah
mengikuti pelatihan. Jika peserta pelatihan lulus dalam melaksanakan post test
maka HRD membuat laporan hasil pelatihan dan memberikan sertifikat kepada
peserta tersebut. Jika peserta pelatihan tidak lulus dalam post test maka peserta
tersebut harus mengulang post test sampai lulus.
4.3.4 Kompensasi
1. Kompensasi Finansial
a. Gaji
Gaji merupakan kompensasi yang diberikan untuk tiap bulannya.
Biasanya yang mendapatkan gaji adalah tenaga kerja tetap dan tenaga kerja
kontrak. Besarnya gaji pokok yang diterima pegawai ditentukan oleh tingkat
golongan pegawai tersebut. Semakin tinggi golongannya, maka semakin
besar pula gaji yang akan diterima. Penggajian dilakukan pada tanggal 25 tiap
bulannya kerekening masing-masing karyawan.
b. Upah harian
Upah harian merupakan upah tenaga kerja yang diberikan sesuai
dengan kehadiran karyawan tersebut. Pembayaran upah dilakukan 1 bulan
sekali pada awal bulan. Tenaga kerja yang mendapatkan upah adalah tenaga
kerja kontrak. Upah dibayarkan sesuai dengan output atau hari kerja tenaga
kerja kontrak.
c. Insentif
Insentif merupakan kompensasi yang kompensasi yang diberikan kepada
tenaga kerja yang melakukan pekerjaan diluar jam kerjanya. Yang dimaksud
diluar jam kerja adalah pada jam diluar 8 jam waktu kerjanya ataupun pada
hari libur dalam menyelesaikan tugasnya. Insentif ini bertujuan untuk
meningkatkan kinerja karyawan untuk menelesaikan pekerjaannya berupa
14
uang yang jumlahnya disesuaikan dengan jabatan menurut peraturan yang
berlaku.
e. Bonus
Bonus merupakan bagian dari upah yang diberikan perusahaan terhadap
karyawan. Bonus biasanya diberikan oleh perusahaan apabila perusahaan
mendapatkan keuntungan diluar target perusahaan, seorang karyawan
menyelesaikan kerjaannya diluar target yang diberikan perusahaan maupun
peningkatan efektivitas kerja oleh karyawan.
15
Tunjangan ini diberikan kepada seluruh karyawan setiap tahun pada hari
raya (THR). Besarnya THR minimal satu bulan gaji disesuaikan golonganya
masing-masing.
a. Fasilitas Karyawan
Fasilitas adalah kenikmatan dalam bentuk nyata yang diberikan
perusahaan oleh karena hal-hal yang bersifat khusus untuk meningkatkan
kesejahteraan pekerja, maka PT Papertech Indonesia Unit II menyediakan
sarana dan prasarana sebagai berikut :
- Rumah Dinas
PT Papertech Indonesia Unit II menyediakan rumah dinas yang terletak di
belakang area pabrik. Rumah dinas yang diberikan disesuaikan dengan
jabatan karyawan. Fasilitas lain yang tedapat di perumahan adalah air bersih
dan listrik secara gratis.
- Transportasi
PT Papertech Indonesia Unit II memberikan sarana tranportasi bagi
karyawan tertentu. Perusahaan juga menyediakan mobil dinas untuk
keperluan perusahaan. Contohnya untuk mengantarkan kepala unit produksi
apabila mendapatkan tugas untuk ke kantor direksi dan unit produksi lainya.
- Ruang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Perusahaan menyediakan fasilitas kesehatan di area pabrik berupa ruang
P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan). Ruang ini telah difasilitasi
dengan obat-obatan untuk menangani apabila terjadi kecelakaan kerja yang
ringan.
b. Cuti
Cuti merupakan hari dimana karyawan tidak melakukan kegiatan kerja.
Pemberian cuti ini diberikan kepada semua tenaga kerja tanpa ada
pengecualian. Batas hari cuti yang diberikan maksimal 12 hari selama 1 tahun
dengan mendapatkan ijin dari pimpinan perusahaan. Bagi karyawan atau
tenaga kerja yang sudah bekerja setelah 5 tahun akan mendapatkan cuti
tambahan 1 hari dan berlaku kelipatan.
c. Makanan
Makanan merupakan bentuk kompensasi tidak langsung yang diberikan PT
Papertech Indonesia Unit II. Makanan diberikan satu kali dalam satu hari pada
saat jam istirahat. Pemberiaan kompensasi ini disesuaikan oleh shift kerja dari
masing-masing karyawan.
16
Pemberhentian tenaga kerja pada PT Papertech Indonesia Unit II
Magelang terdiri dari:
1. Pemberhentian dikarenakan pengunduran diri
2. Pemberhentian karena pensiun
3. Pemberhentian karena penyederhanaan organisasi
4. Pemberhentian karena meninggal
5. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani dan rohani melalui keterangan
dokter yang menyetakan bahwa karyawan tersebut tidak dapat bekerja
dalam jabatan apapun karena sakit yang berkepanjngan atau berbahaya
untuk pekerja itu sendiri maupun lingkungan
6. Pemberhentian secara tidak hormat dikarenakan karyawan melanggar
aturan yang berlaku.
Pemberhentian karyawan pada umumnya diawali dengan adanya surat
peringatan sebanyak 3 kali, dan apabila surat tersebut tidak diindahkan maka
karyawan tersebut diberhentikan oleh perusahaan.
17
6. Masker berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat
bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu,
beracun, dsb).
7. Jas Hujan (Rain Coat) berfungsi melindungi dari percikan air saat
bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).
8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses) berfungsi sebagai
pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas)
9. Penutup Telinga (ear muff and ear plugs) berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
10. Pelindung Wajah (Face Shield) berfungsi sebagai pelindung wajah
dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan
menggerinda).
11. Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang bekerja di atas air
atau dipermukaan air agar terhindar dari bahaya tenggelam dan
atau mengatur keterapungan (buoyancy) pengguna agar dapat
berada pada posisi tenggelam (negative buoyant) atau melayang
(neutral buoyant) di dalam air.
Pola aliran bahan merupakan salah satu aspek yang dipakai sebagai
bahan pertimbangan dalam penyusunan tata letak fasilitas. Pola aliran bahan
dipakai untuk pengaturan aliran bahan selama proses produksi. Pola aliran
18
bahan yang terdapat pada PT Papertech Indonesia Unit II Magelang merupakan
pola aliran bahan tipe zigzag. Menurut Kristinawati (2000), pola aliran
berdasarkan garis patah-patah ini sangat baik diterapkan bilamana proses
produksi lebih panjang dibandingkan dengan luasan yang tersedia. Kelemahan
dari pola aliran bahan ini adalah apabila terdapat mesin yang rusak, maka proses
produksi dapat berhenti sehingga dapat dikatakan kurang efisien. Pola aliran
bahan ini baik diterapkan jika aliran proses produksi lebih panjang dibandingkan
dengan luas area yang tersedia. Pola aliran bahan PT Papertech Indonesia Unit
II Magelang dapat dilihat pada Lampiran 7.
19
Mesin ini digunakan untuk mengurangi kadar air dengan proses panas
(steam) yng dihasilkan dari mesin boiler
m. Mesin Boiler
Mesin ini digunakan untuk menghasilkan panas yang dimanfaatkan untuk
pengeringan kertas
n. Mesin Collendler Roll
Mesin ini digunakan untuk membentuk sheet agar lebih halus dan cerah
o. Mesin Paper Roll
Mesin ini digunakan untuk menggulung sheet yang keluar dari collendler roll
yang telah menjadi kertas
p. Mesin Puwd
Mesin ini digunakan untuk menggulung kertas dengan ukuran pesanan dari
customer.
20
Penguraian serat dilakukan dengan menghomogenkan buburan kertas
yaitu dengan menambahkan air, air yang digunakan pada tahap ini adalah WW
(White Water) kemudian dilanjutkan dengan kerja mekanis. Selain itu pada
penguraian dengan kerja mekanis terkadang diberi zat kimia untuk membantu
penguraian serat. Dalam proses ini penurunan daya tahan matriks dengan
cepat (daya tahan yang dihasilkan oleh ikatan hidrogen) terjadi karena
pembasahan bahan dengan air tersebut. Lembaran atau kertas bekas diuraikan
dengan air untuk membentuk gumpalan-gumpalan serat. Penghancuran
dilakukan dalam pulper atau tangki pelarut. Pulper umumnya terdiri dari tangki
berpengaduk yang dilengkapi dengan saringan dibagian bawahnya. Konsistensi
serat didalam pulper berkisar antara 7 – 8 %, yang selanjutnya di atur sesuai
dengan gramatur kertas yang diinginkan.
b. Pemisahan.
Pemisahan mengacu pada proses untuk memisahkan zat pengotor dari
suspensi serat (penyaringan, yang berjenjang). Serat-serat dapat berupa serat
panjang, serat pendek dan gumpalan serat. Serat-serat tersebut yang digunakan
untuk pembuatan kertas satu lapis. Langkah-langkah:
1. Di bagian Stock Preparation, bahan baku (kertas) kemudian diproses di
hidro pulper dengan cara menghancurkan menjadi bubur kertas dan
dialirkan ke tangki Dump Chest.
2. Setelah di Dump Chest , bubur kertas kemudian kemudian dialirkan ke
High Density Cleaner (HDC) yang gunanya untuk memilah bubur kertas
dari benda-benda lain yang mempunyai berat jenis tinggi, seperti: klip,
pasir, dll.
3. Setelah terlebih dahulu masuk ke CRC 1, diteruskan masuk ke Chest 1,
fungsi CRC 1 adalah untuk mengatur consistency 5-7 %
4. Selanjutnya buburan masuk ke Chest 2 melewati terlebih dahulu
Course Screen.
5. Riject course screen sebagian masuk ke chest 1 kembali dan sebagian
masuk ke Jhonson Screen, dari Jhonson screen masuk ke Compacting
Press
6. Transfer dari Chest 2 ke Chest 3 melewati Fine Screen (HR 500 atau
CH5)
7. Reject dari Fine Screen masuk ke Box Reject dan dipompa ke Chest 1
melewati LDC
8. Dari Chest 3 buburan ditranfer lagi ke Chest 4 melewati CRC 3 yang
berfungsi mengatur konsistensy sekitar 2,8.
Hydro pulper adalah suatu alat untuk mengolah bahan baku bekas yang
diolah menjadi buburan kertas. Dalam hydro pulper serat kertas diuraikan
dengan menambahkan air. Air yang digunakan pada tahap ini adalah WW
(White Water) kemudian dilanjutkan dengan kerja mekanis. Hydro pulper
dilengkapi alat rotor knife (Impeller) dibagian bawah impeller terdapat penyaring
untuk menyaring plastik, tali, dan lain-lain yang dinamakan screen plate. Dalam
proses ini penurunan daya tahan matriks dengan cepat (daya tahan yang
dihasilkan oleh ikatan hidrogen) terjadi karena pembasahan bahan dengan air
tersebut. Lembaran atau kertas bekas diuraikan dengan air untuk membentuk
gumpalan-gumpalan serat. Konsistensi serat didalam pulper berkisar antara 7 –
8 %, yang selanjutnya di atur sesuai dengan gramatur kertas yang diinginkan.
Kertas yang telah menjadi bubur di hydro pulper tadi ditampung dalam chest I.
21
Dari chest I dipompa masuk ke Chest II dengan melewati penyaringan HDC
(High Density Cleaner), di HDC buburan disaring untuk membuang bahan-bahan
berat seperti kerikil, isi steples, dan bahan berat lainnya . Dalam HDC prinsip
yang digunakan adalah spesic grafity. Kotoran-kotoran dari HDC dibuang ke
dalam sampah. Buburan dari Chest II selanjutnya dipompa ke dalam Chest III
dengan melewati Fine Screen (HR 500 atau CH5), prinsipnya screen ini
berdasarkan ukuran. Buburan yang halus masuk ke Chest III, sedang yang tidak
halus masuk ke reject (box reject), selanjutnya masuk Johnson Screen untuk
mengambil fibernya. Dari Johnson Screen dipompa masuk ke Chest I,
sedangkan hasil barang penolakan dibuang ke tempat pembuangan. Di dalam
Dump Chest, Chest 1,2,3,4 semua dilengkapi dengan agitator yang berfungsi
untuk mengaduk buburan, supaya tidak mengendap dan menggumpal.
Buburan kertas dari Chest III (mixing Chest) dipompa masuk kedalam
Chest IV melalui CRC (Consistency Regulator Controller) dan dialirkan masuk ke
Head box. Konsistensi stock yang menuju Head box sangat menentukan profil
grammatur kertas pada mesin kertas. Variasi konsistensi biasanya terjadi
disebabkan oleh sirkulasi aliran yang berbeda, aliran ini ditampung dalam silo
supaya seragam. Pengaliran buburan menuju Head box menggunakan fan pump
yang melewati melewati screen dan siap untuk dicetak. Konsistensi dump Chest
berkisar 4,5-5%, di Chest IV 2,5-3,5% sedangkan di head box konsistensi
maksimal ± 1,4 %.
22
Proses merekatkan serat-serat dibutuhkan zat-zat pendukung lain saat
kertas hendak dicetak sebagai berikut:
a. Tapioka(Starch)
Tapioka berfungsi pengikat serat-serat yang sudah dijadikan ukuran kertas
dan dicampur dengan chemical lain. Dalam tangki pengolahan tapioka, tepung
tapioka diolah dicampur dengan air dan diberi suhu ±500°C dengan komposisi :
1. Tapioka : 12 sak (@ 50 kg)
2. Prestafix : 1403 kg
3. Water glass : 20 kg
4. Fresh Water : ± 5000 lt
5. Temperatur : 50°C
6. Trifix O : 10 Kg
b. Bahan kimia
1. Prastaret : Untuk mengeringkan kertas dan mengikat
2. Hi-Gum : Mengurangi daya serap air dan perekat serat-serat
3. Rosin : Mengurangi daya serap air dan tinta
4. Alum Sulf : Bahan pengendap rosin dan kontrol pH
5. Paracum : Mengurangi kadar busa
6. Etention Aid : Bahan yang dipakai untuk membantu menganyam serat
di Wire
23
pemotongan tingkat kelebarannya, yang dibutuhkan berukuran lebar 120 cm.
Potongan kertas dan cough roll ini masuk kedalam couch pit. Di dalam couch pit
ini terdapat agitator yang berfungsi penghancur buburan yang dicampur white
water, yang selanjutnya dipompa menuju Chest I.
Di atas couch roll ada Lum Breaker yang berfungsi:
a. Meratakan permukaan kertas.
b. Meningkatkan kekeringan lembaran sehingga mengurangi kemungkinan
lembaran putus.
c. Diameter LBR umumnya antara 600 – 800 mm
Pada Lum breaker Roll terdapat turning roll yang berfungsi sebagai pembalik
wire setelah suction couch. Potongan kertas dan couch roll ini masuk couch pit
yang dan bergumpal. Buburan yang masuk couch pit selanjutnya dipompa masuk
ke chest 1. Wire ini selalu dibersihkan di wash roll sebelum kembali ke breast roll
dilengkapi dengan doctor blade yang berfungsi membersihkan sisa-sisa stock
yang tertinggal di wire. Pembersihan ini juga dibersihkan oleh shower sebelum
menuju breast roll sehingga tidak terjadi penyumbatan. Shower ini juga untuk
menghindari penempelan serat pada dandy roll dan roll-roll yang lain dan juga
memberi efek lubrikasi. Kertas dan wire ini dibawa felt menuju long felt. Didalam
long felt ini kertas juga mengalami pemvakuman kembali dengan tingkat
kevakuman 20 cm H, dan long felt kertass dibawa menuju top felt yang
selanjutnya kertas mengalami pengepresan.
24
b. Menimbulkan basah pada sambungan
c. Kertas basah mudah putus
d. Umur pakai wire dan felt tidak lama
e. Serat tercabut pada dandy roll
4.6.5 Rewinder
4.7.1 Sanitasi
25
yang harus dilaksanakan dengan baik. Sanitasi dapat didefinisikan sebagai
usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-
faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit. Proses
sanitasi pada PT Papertech Indonesia Unit II bertujuan untuk tetap menjaga
kualitas produk dari kontaminasi kuman dan benda asing, serta sebagai
tindakan pencegahan agar tidak terjadi penurunan kesehatan pada tenaga kerja.
Untuk menjamin sanitasi yang ada, PT Papertech Indonesia Unit II menerapkan
prinsip 5R atau 5S. 5R merupakan prinsip kerja yang dikembangkan oleh
Jepang, 5R diantaranya rapih, resik, ringkas, rawat, dan rajin. Proses sanitasi
yang dilakukan pada PT. Papertech Indonesia Unit II diantaranya meliputi:
a. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan yang diterapkan pada PT Papertech Indonesia Unit II
Magelang dibagi menjadi sanitasi luar dan sanitasi dalam. Sanitasi luar lebih
fokus pada kebersihan sedangkan sanitasi dalam lebih berfokus kepada hygine
atau steril. Sanitasi pada ruang produksi sangat perlu dilakukan agar produk
yang diproduksi dapat terhindar dari kontaminan. Bentuk proses sanitasi
lingkungan diantaranya adalah pembersihan lantai, pembersihan selokan,
pembersihan kaca, pembuangan waste dan pembuangan sampah dalam rangka
penerapan prinsip 5R (Ringkas, Rapih, Rajin, Resik, Rawat), pengendalian
terhadap hama juga menjadi salah satu bentuk perlindungan terhadap kualitas
atau usaha untuk menjaga agar lingkungan dan produk terhindar dari
kontaminan. Sanitasi PT Papertech Indonesia Unit II lebih berfokus pada proses
produksi dan building service. Sanitasi dilakukan oleh pihak QA (Quality
Assurance).
b. Sanitasi Pekerja
Proses personal hygiene diperlukan bagi karyawan produksi dan karyawan
yang berada di area produksi. Area hygiene dibedakan menjadi tiga area, yaitu
zona merah, zona hijau, dan zona kuning. Zona merah yaitu berada pada area
cooking dan filling. Pada zona merah karyawan diharuskan memakai jas
laboratorium, masker, topi atau hair net, sepatu karet atau cover shoes. Zona
hijau yaitu zona yang berada di area produksi selain area cooking dan filling.
Pada zona hijau karyawan harus memakai APD yang sama seperti pada zona
merah tetapi tidak perlu memakai jas laboratorium. Zona kuning merupakan zona
atau area yang berada diluar area produksi, seperti di area GMT atau GFG. Pada
zona kuning karyawan tidak perlu memakai APD seperti pada zona merah atau
zona hijau, tetapi karyawan memakai rompi lapangan dan helm proyek. Selain
menggunakan APD, sebelum memasuki area produksi karyawan diharuskan
mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Hal ini dilakukan untuk
menjaga agar tidak terjadi kontaminasi dan menjaga keamanan dan keselamatan
pekerja.
26
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu 3 steps, 5 steps, 7 steps. CIP 3 steps dilakukan
setiap hari, CIP 5 steps dilakukan setiap seminggu sekali, dan CIP 7 steps
dilakukan setiap bulan serta berlaku juga untuk mesin baru. Perlakuan sanitasi
pada CIP 3 steps adalah rinsing, alkali, rinsing. Perlakuan pada CIP 5 steps
rinsing, alkali, rinsing, acid, rinsing. Perlakuan pada CIP 7 steps rinsing, alkali,
rinsing, acid, rinsing, sanitizer, rinsing. CIP pada line besar dimulai dari CIP
station, sedangkan CIP pada line kecil dimulai dari premix tank. COP berbeda
dengan CIP. COP dilakukan oleh departemen teknik. COP adalah perlakuan
pembersihan pada bagian-bagian mesin. COP dilakukan setiap minggu. Semua
mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi dibersihkan.
4.7.2 Limbah
Limbah pabrik pulp dan kertas dapat berupa limbah cair dan limbah sludge.
Limbah sludge atau residu lumpur berasal dari penanganan primer dan sekunder
limbah cairnya. Umumnya, sludge ditanggulangi dengan cara dibakar di
incinerator atau dibuang dengan sistem open dumping (Wahyono, 2010). Limbah
yang dihasilkan oleh PT Papertech Indonesia Unit II meliputi limbah padat,
limbah cair dan limbah gas. Berikut merupakan penanganan limbah yang
dilakukan oleh pihak perusahaan yaitu:
a. Limbah Cair
Penanganan limbah cair dilakukan melalui beberapa tahapan agar limbah
yang dihasilkan tidak berbahaya dan berpengaruh buruk pada lingkungan.
Perlakuan pada limbah cair yang dilakukan adalah dengan menggunakan soda
kaustik agar pH naik dan menjadi netral dan mikroorganisme pengurai dapat
hidup. Dalam melakukan penanganan limbah PT Papertech Indonesia Unit II
menggunakan bantuan mikroorganisme agar dapat menguraikan bakteri agar
tetap hidup. Limbah padat juga dihasilkan dari proses penanganan limbah cair
yang berupa lumpur atau sludge. Lumpur yang dihasilkan tidak mengandung
bahan yang berbahaya dan lumpur ini dijual ke pihak ketiga.
Peralatan yang digunakan untuk penanganan limbah cair adalah bak pit,
pompa, sump well, first spit, bak c/f, clarifier dan clarifier 2, aerasi, bak klorin,
multimedia filter, dan bak control pot. Bak pit berfungsi untuk menapung air
limbah yang dihasilkan dari proses produksi. Sump well berfungsi untuk
menampung limbah dari hasil produksi dan menjaga pH agar stabil dan tidak
terlalu asam. First spit berfungsi untuk homogenisasi limbah yang telah
ditampung tadi. Bak c/f berfungsi untuk proses pengendapan dan pemisahan
lumpur atau padatan yang ada pada limbah cair. Clarifier 1 berfungsi untuk
melakukan pengendapan. Aerasi berfungsi untuk proses pengendapan dan
menjaga oksigen agar tetap stabil didalam pengolahan limbah. Lumpur aktif
berfungsi untuk menyaring limbah dari kandungan yang berbahaya agar aman
saat dibuang ke lingkungan. Clarifier 2 berfungsi untuk menghasilkan
pengendapan dan menyaring air yang masih mengandung bakteri pengurai. Bak
klorin berfungsi untuk menampung air yang dihasilkan dari clarifier 2. Multimedia
filter berfungsi untuk menyaring air. Bak control pot berfungsi untuk mengetahui
bahwa air limbah yang diolah sudah aman dan layak untuk dialirkan ke
lingkungan. Pada bak control pot ditambahkan ikan sebagai indikator bahwa
limbah yang ditangani sudah aman untuk lingkungan.
b. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi yaitu potongan plastik,
isi streples, sampah domestik, fly ash, bottom ash, dan lain-lain. Untuk
penanganannya yaitu dijual ke pihak ketiga, penjualan ini bertujuan agar
perusahaan mendapatkan profit. Penjualan dilakukan ketika di tempat khusus
27
limbah padat sudah tidak dapat menampung lagi. Limbah padat lain yang
dihasilkan adalah produk yang reject. Produk reject dikumpulkan dan
dimasukkan kedalam karung, kemudian dimasukkan ke dalam mesin crusher
yang nantinya dari mesin crucher akan dipisahkan antara padatan dan cairan.
Cairan yang dihasilkan langsung dialirakan ke WWTP (Water Waste Treatment
Process).
c. Limbah Gas
Limbah gas juga dihasilkan dari proses produksi berupa uap yang langsung
dikeluarkan melalui lubang uap dan dibantu dengan menggunakan exhaust.
Limbah gas yang dihasilkan di PT Papertech Indonesia Unit II bukan termasuk
limbah yang berbahaya. Limbah gas yang dihasilkan berupa uap yang masih
dalam suhu tinggi (panas).
4.8 Pemasaran
a. Segmenting
PT Papertech Indonesia Unit II membagi segmen pasar berdasarkan
geografi dan kebutuhan. Pada segmentasi geografi, perusahaan memilih
segmen berdasarkan letak geografisnya, yaitu kota-kota pusat industri, dimana
kota-kota tersebut dipilih karena keberadaan customer yang mulai banyak
menggunakan produk yang dihasilkan oleh PT Papertech Indonesia Unit II
sebagai bahan baku hardpaper bagi customer.
b. Targetting
Setelah menentukan segmentasi pasar, selanjutnya adalah perusahaan
memutuskan target pasar yang akan dituju dalam memasarkan produknya.
Target pasar adalah kepada siapa produk yang dibuat itu dimaksudkan. Langkah
untuk membantu mencapai keuntungan maksimum perusahaan, perusahaan
harus memanfaatkan strategi target pemasaran yang tepat. Strategi targetting
yang digunakan oleh perusahaan adalah strategi pasar spesialisasi. Pada proses
menentukan target pemasaran, perusahaan pertama kali menganalisa segmen
pasar yang diinginkan, lalu memproduksi berbagai produk khusus untuk segmen
28
ini. Sebagai contoh, perusahaan menganalisa PT Conitex sonoco lalu
memproduksi berbagai produk khusus yang dibutuhkan PT Conitex sonoco.
c. Positioning
PT Papertech Indonesia Unit II memposisikan dirinya menjadi market
challenger di Indonesia dalam pembuatan kertas. Saat ini ada banyak
perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kertas yang menyebabkan
posisi PT Papertech Indonesia Unit II menjadi market challenger. Tujuan dari
positioning sendiri adalah untuk menciptakan citra yang berbeda guna
memperkenalkan produk di mata customer. Memposisikan sebuah produk
mengacu pada kemampuan perusahaan dalam memberikan manfaat terhadap
suatu produk.
2. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling
menunjang satu sama lain. Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran
didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat, harga yang layak,
saluran distribusi yang baik dan promosi yang efektif. Bauran pemasaran
umumnya disebut sebagai pemasaran 4P, yaitu Product, Price, Promotion dan
Place (Fuad, 2006). Strategi pemasaran PT Papertech Indonesia Unit II bila
ditinjau berdasarkan bauran pemasaran adalah sebagai berikut:
a. Product
Produk adalah barang atau jasa yang bisa ditawarkan di pasar untuk
mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan. Karena itu, produk harus disesuaikan
dengan keinginan atau kebutuhan pembeli, agar pemasaran produk berhasil
(Fuad, 2006). PT Papertech Indonesia Unit II merupakan perusahaan/industri
jasa yang bergerak di bidang cetak pembuatan kertas. Produk yang ditawarkan
oleh PT Papertech Indonesia Unit II adalah Chipboard, Super Chipboard, Core A,
dan Core B. Namun pada umumnya, banyak perusahaan yang memesan bahan
baku kertas dengan kualitas Chipboard. Strategi yang digunakan Papertech
dalam memasarkan produknya, dari segi kualitas, Papertech selalu
mengutamakan kualitas dibanding mengejar kuantitas produk sebagai upaya
melayani kepuasan konsumen. Dari segi pengemasan, Papertech memberikan
fasilitas lebih yaitu dengan menyertakan palet dalam tiap pengiriman kepada
konsumen. Dari segi pelayanan, Papertech menyediakan ruang penyimpanan
barang pesanan konsumen yang belum diambil tanpa adanya biaya tambahan.
b. Price
Harga adalah satu-satunya unsur dalam berbagai unsur bauran
pemasaran yang bakal mendatangkan laba bagi peritel. Penetapan harga adalah
yang paling krusial dan sulit diantara unsur-unsur dalam bauran pemasaran ritel
(merchandise, promosi, atmosfir dalam gerai dan retail service) (Ma’aruf, 2006).
Pada PT Papertech Indonesia Unit II Magelang harga persatuan kilo produk
hardpaper telah ditentukan oleh harga pasar internasional, sehingga untuk
mensiasati harga yang sering fluktuatif pihak Papertech menerima penyimpanan
barang yang belum diambil oleh customer, dengan syarat jika harga standar naik
barang tersebut dapat dinaikkan.
c. Place
Bagi produsen, konsep tempat adalah bagaimana mendekatkan produk
kepada konsumen agar tersedia dalam tempat dan jumlah yang tepat.
29
Sedangkan bagi konsumen, tempat adalah kenyamanan atau kemudahan untuk
memperoleh produk (Simamora, 2008). Perusahaan harus mengidentifikasi,
merekrut, dan menghubungkan sebagai penyedia fasilitas pemasaran untuk
menyediakan produk dan pelayanan secara efisien kepada pasar. Berbeda
dengan industri yang menawarkan jasa dan menjual produk komersial yang
memerlukan tempat strategis sebagai upaya menarik konsumen untuk datang
dan membeli. PT Papertech Indonesia Unit II Magelang dalam mengatur strategi
penempatan lokasi industri terletak berdekatan dengan jalan utama sebagai
sarana untuk memudahkan distribusi kepada customer. Selain itu, lokasi PT
Papertech Indonesia Unit II Magelang berdekatan dengan supplier bahan baku.
d. Promotion
Promosi adalah bagian dari bauran pemasaran, dimana kegiatan-
kegiatan yang secara aktif dilakukan perusahaan untuk mendorong konsumen
membeli produk yang ditawarkan. Promosi juga dikatakan sebagai proses
berlanjut karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan perusahaan
selanjutnya. Kegiatan dalam promosi umumnya adalah periklanan, personnal
selling, pemasaran langsung dan publisitas (Fuad, 2006). Promosi yang
dilakukan Papertech tidak seperti promosi yang dilakukan oleh kebanyakan
perusahaan lain yang mengiklankan produknya melalui media seperti Koran,
televisi, majalah dan lain-lain. Dikarenakan produk yang dihasilakan Papertech
bukan merupakan produk komersial yang dijual kepada masyarakat umum.
Sehingga promosi yang dilakukan adalah dalam bentuk membuat konsumen
menjadi loyal untuk membeli, seperti memberikan palet terhadap konsumen dan
setelah palet tersebut selesai digunakan dapat dijual kembali kepihak papertech
namun dengan harga dibawah harga palet baru. Dan membebaskan biaya
simpan jika konsumen belum mengambil produk yang telah dipesan.
30
1. Uji Gramature : dilakukan oleh bagian laboratorium guna untuk mengetahui
ukuran berat terhadap produk yang dihasilkan. (gr/m2)
2. Uji Caliber : adalah uji ketebalan kertas yang dihasilakan dalam setiap jumbo
reel. Alat yang digunakan adalah Thickness tester (micron)
3. Uji Moisture : berikut adalah uji prosentase kandungan air pada kertas hasil
produksi jika saat awal proses produksi kandungan air masih mencapai 95%
setelah melalui proses produksi (wire press dryer) kadar air kertas menjadi
7%. (%)
4. Uji Cobb : alat yang digunakan dalam uji ini adalah Cobbtester sebagai upaya
pengukuran daya serap air terhadap Hardpaper yang dihasilkan. (gr/m2)
5. Uji Plybond : untuk mengetahui daya rekat kertas hasil diproduksi diuji dengan
menggunakan alat plybondtester. (ftlb)
31
V. TUGAS KHUSUS
MANAJEMEN PENGADAAN BAHAN BAKU
PADA PRODUKSI KERTAS
DI PT PAPERTECH INDONESIA UNIT II MAGELANG, JAWA TENGAH
Bahan Baku merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting
dalam suatu sistem produksi. Bahan baku berkaitan erat dengan produk akhir,
baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kebijakan pengadaan bahan baku
menjadi salah satu persoalan penting bagi pihak manajemen. Ini dimaksudkan
agar perusahaan dapat memenuhi target baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya.
Berdasarkan bahan bakunya, industri kertas dapat dibedakan menjadi 2
(dua) macam yaitu industri kertas berbahan baku dari serat murni dan industri
kertas dari bahan baku daur ulang (recycle paper). PT Papertech Indonesia Unit
II Magelang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi
kertas. Perusahaan ini menggunakan bahan baku berupa bahan baku daur ulang
(recycle paper). Hal ini menjadi sangat penting bagi keberlangsungan
perusahaan, jika perusahaan hanya mengandalkan (raw material) bahan baku
murni dari alam, maka life cycle dari produk tersebut akan menurun. Maka
diperlukannya manajemen pengadaan bahan baku sebagai salah satu kebijakan
perusahaan, dimana dalam manajemen pengadaan bahan baku diperlukannya
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang baik.
Sehingga sumber daya yang ada bisa digunakan secara efektif dan efisien.
Strategi Produksi yang dilakukan oleh PT Papertech Indonesia Unit II
yaitu dengan sistem Job Order dimana proses produksi dilakukan berdasarkan
permintaan yang dilakukan oleh customer ke pemasaran. Jadi proses produksi
perusahaan didasari oleh pemesanan dari customer. Hal ini mempengaruhi jenis
dan kualitas bahan baku seperti apa yang akan digunakan oleh perusahaan,
yang disesuaikan dengan standar hard paper yang diinginkan customer.
32
Kualitas produk yang akan dihasilkan perusahaan ditentukan oleh faktor
bahan baku. Pemilihan bahan baku dapat memperkecil resiko kegagalan produk
akibat bahan baku berkualitas rendah. Bahan baku adalah komponen dari
kegiatan produksi yang harus ada, karena tanpa adanya bahan baku maka
proses produksi tidak akan berjalan lancar. Pada PT Papertech Indonesia Unit II
Magelang terdapat 2 jenis bahan baku yang digunakan, yaitu bahan baku utama
dan bahan baku pendukung. Bahan baku utama yang digunakan berupa
Recycle Paper dan bahan pendukung yang digunakan berupa tapioka dan
Chemical. Bahan baku utama yang digunakan oleh PT Papertech Indonesia Unit
II terbagi menjadi 2 jenis yaitu OCC dan MIX. OCC merupakan bahan baku
dengan intensitas 100% kertas (kertas serat panjang yang berasal dari Dos atau
karton). Sementara MIX merupakan bahan baku dengan intensitas ± 70% kertas
dan 30% bahan campuran (kertas serat pendek yang berasal dari majalah,
koran,buku, plastik).
1. What
What didefinisikan sebagai kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan
dirumuskan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan
pengadaan bahan baku di PT Papertech Indonesia Unit II dilakukan berdasarkan
keputusan direksi perusahaan yang telah disampaikan kepada Branch manager,
yang mengacu pada permintaan customer terhadap hardpaper. Perusahaan
menyediakan bahan baku yang didasarkan oleh jenis hardpaper seperti apa
yang dipesan oleh customer. Target produksi yang ingin dicapai oleh perusahaan
adalah sebesar 8 ton/hari.
2. Why
Why didefinisikan sebagai alasan mengapa hal tersebut dijadikan tujuan.
Pada PT Papertech Indonesia Unit II Magelang, recycle paper merupakan salah
33
satu bahan baku utama, sehingga dalam pengadaan bahan baku perlu adanya
perencanaan yang tepat agar proses produksi berjalan dengan optimal dan
efektif dalam penggunaan biaya. PT Papertech Indonesia Unit II melakukan
perencanaan dalam pengadaan bahan baku kertas bertujuan memenuhi
permintaan customer akan hardpaper yang terus meningkat dan memenuhi
target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
3. Where
Where didefinisikan sebagai pemilihan lokasi yang tepat untuk melakukan
pengadaan bahan baku. Pemilihan lokasi ini berkaitan dengan tempat supplier
bahan baku yang berhubungan dengan jarak transportasi pemasukan bahan
baku ke perusahaan. Adanya perencanaan dalam pemilihan lokasi bertujuan
sebagai upaya dalam bentuk mendapatkan supplier bahan baku terdekat dan
terbanyak, yang nantinya berhubungan dengan stock bahan baku yang
digunakan perusahaan agar tidak terjadinya gangguan ataupun kekurangan
supply bahan baku selama proses produksi.
4. When
When didefinisikan sebagai waktu yang tepat untuk menentukan jadwal
pekerjaan yang harus diselesaikan dan menentukan waktu yang tepat untuk
melakukan pengadaan bahan baku. Hal ini berkaitan dengan stock yang ada di
perusahaan, sehingga tidak terjadinya kelebihan bahan baku yang nantinya
mempengaruhi ongkos/biaya yang dikeluarkan dalam bahan baku. Hal ini
berkaitan dengan penyusutan yang akan terjadi pada bahan baku, apabila terjadi
cuaca yang tidak diiginkan pada bahan baku utama dan penurunan kualitas dari
bahan baku tambahan (tapioka dan chemical) yang dipengaruhi oleh lama
penyimpanan dan cara penyimpanan. Pemesanan dan pembelian bahan baku
didasarkan pada jumlah stock bahan baku utama yang ada dihamparan dan
jumlah dari bahan baku tambahan yang ada di pergudangan.
5. Who
Who didefinisikan sebagai pihak-pihak yang terlibat dalam pengadaan
bahan baku. Pada PT Papertech Indonesia Unit II Magelang yang merencanakan
merupakan keterkaitan antara Branch Manager, Puchasing dan Bagian
Marketing Service. Pihak-pihak terkait memberikan arahan pada bawahannya
agar sistem atau manajemen pengadaan yang telah direncankan dapat berjalan
dengan sebaiknya. Dan tingkat pengadaan yang ada pada PT Papertech
Indonesia Unit II yaitu sebesar 10-15 ton dalam sekali pemesanan (stock) bahan
baku.
6. How
How didefinisikan sebagai bagaimana pelaksanaan perencanaan bahan
baku yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan melakukan sistem kontrak
dengan para supplier bahan baku, dimana para supplier harus mampu menyuplai
bahan baku dengan jumlah 10-15 ton/hari. Dimana setiap harinya terdapat 1-5
supplier yang menyuplai ke perusahaan, dan bergantian pada hari berikutnya.
Sistem supply ini juga didiskusikan oleh pihak-pihak terkait dimana berhubungan
dengan tingkat pemesanan dari customer dan kelebihan pemesanan bahan baku
dijadikan stock. Berikut daftar supplier yang bekerjasama dengan pihak PT
Papertech Indonesia Unit II Magelang, sebagai berikut :
34
Tabel 5.1 Daftar Nama Supplier Bahan Baku Kertas
No Nama Supplier Provinsi Jenis Kertas
1 SAWAH BESAR Jawa Tengah OCC/MIX WASTE
LOCAL
2 FADA INDONESIA Jawa Tengah OCC/MIX WASTE
LOCAL
3 CAHAYA ABADI SENTOSA Jawa Tengah OCC/MIX WASTE
LOCAL
4 CAHYO KERTAS DIY OCC/MIX WASTE
LOCAL
5 REJEKI DIY OCC LOCAL
6 CAHAYA ABADI DIY OCC LOKAL
7 DWI TUNGGAL ABADI DIY OCC LOCAL
8 KEBAS BERGUNA DIY MIX WASTE
LOCAL
9 SUBUR YANTOSO DIY MIX WASTE
LOCAL
10 SAGA HENING DIY MIX WASTE
LOCAL
11 JOYO DIY OCC LOCAL
12 MUMBUL DIY OCC LOCAL
13 ROYO - ROYO DIY OCC LOCAL
14 PUNDI DIY OCC LOCAL
15 LUMBUNG REJEKI DIY MIX WASTE
LOCAL
16 LANCAR DIY MIX WASTE
LOCAL
17 BANYU URIP DIY MIX WASTE
LOCAL
18 SENDANG URIP DIY OCC LOCAL
19 PRIMA REJEKI LESTARI DIY OCC LOCAL
20 BERKAT LESTARI DIY OCC LOCAL
21 SUMBER MAKMUR DIY OCC LOCAL
22 SENTOSA DIY OCC LOCAL
35
23 SEJAHTERA DIY OCC LOCAL
24 BERKAH DIY OCC LOCAL
25 MALMUR JAYA DIY OCC LOCAL
26 KAHURIPAN DIY OCC LOCAL
27 FAJAR SEJAHTERA DIY OCC LOCAL
28 DEWI LESTARI DIY OCC LOCAL
29 JAYA ABADI DIY OCC LOCAL
30 MARGO JOYO DIY OCC LOCAL
31 SUBUR JAYA DIY OCC LOCAL
32 MAPAN JAYA DIY OCC LOCAL
33 NUR CAHYO DIY OCC LOCAL
34 CEMERLANG DIY OCC LOCAL
35 HIDUP MAKMUR DIY MIX WASTE
LOCAL
36 AMAL KASIH DIY MIX WASTE
LOCAL
Sumber: PT Papertech Indonesi Unit II Magelang (2016)
36
organisasi/lembaga pendidikan sesuai dengan tugas yang dibebankan
kepadanya (Indrawan, 2015). Pelaksanaan yang ada pada PT Papertech unit II
dalam sistem pengadaan bahan baku berkaitan dengan permintaan dari
customer mengenai jenis produk yang dipesan. Bahan baku utama yang
digunakan oleh PT papertech Unit II Magelang, ada dua jenis yaitu OCC dan
MIX. OCC sendiri merupakan bahan baku yang terdiri dari serat panjang (100%
kertas), dimana bahan baku utama ini diperoleh dari dos dan karton dan MIX
sendiri merupakan bahan baku yang terdiri dari serat pendek (± 70% kertas dan
30 % non kertas), serta bahan pendukung yang digunakan berupa Tapioka dan
Chemical, yang digunakan untuk merekatkan serat-serat kertas dari bahan baku
utama.
Proses pengadaan bahan baku yang dilakukan oleh PT Papertech
Indonesia Unit II Magelang dimulai dari bagian Plant Operation Manager yang
mengadakan permintaan bahan baku yang meliputi jenis, kualitas, kuantitas
yang didasarkan oleh permintaan customer kepada bagian pemasaran,
keputusan rapat bulanan dan perhitungan kebutuhan bahan yang dilakukan oleh
pihak Plant Operation Manager. Selanjutnya, bagian Purchasing akan
menghubungi supplier yang sesuai dan melakukan proses pemesanan melalui
Email, Fax ataupun pemesanan secara langsung kepada supplier. Bahan baku
yang telah dipesan kemudiaan akan diantarkan oleh supplier ke perusahaan dan
akan diterima pada hamparan yang berada dibawah naungan Plant Operation
Manager. Bahan yang telah sampai kemudian akan dicek kualitasnya oleh
bagian Quality Control Analysis dan apabila sesuai maka boleh digunakan dalam
proses produksi. Proses pembayaran akan dilakukan oleh bagian Accounting
and Finance berdasarkan kesepakatan awal yang telah dibicarakan atau pada
umumnya melalui sistem kredit.
37
baku ditambah berat pengangkut dikurangi berat pengangkut kosong. Setelah
bahan baku ditimbang, dilakukan proses pengecekan kadar air. Pengecekan
dilakukan dengan menusukkan alat pengecek kadar air (checker) ke dalam
bahan utama yang masuk. Pengecekan dilakukan dengan metode sampel yaitu
¾ banyaknya dari bahan baku utama yang dibawa oleh penyuplai. Pengecekan
dilakukan oleh pihak operator, dimana operator berada dibawah naungan pihak
QC Analysis. Kadar air yang dapat melewati standar yaitu adalah sebesar 4-6%.
Pada bahan baku pendukung, pengontrolan dilakukan dengan intensitas
ataupun kandungan yang telah disesuaikan oleh standar perusahaan. Baik itu
kandungan yang terdapat pada tapioka maupun kandungan chemical yang ada.
Pihak perusahaan sendiri sudah memiliki supplier sendiri dalam menyuplai bahan
baku yang ada. Namun, sistem pengontrolan juga tetap dilakukan selama bahan
pendukung datang dan juga cara menyimpan bahan baku pendukung. Selain
tapioka, bahan pendukung yang digunakan adalah bahan kimia.
38
keuntungan yang diterima oleh kedua belah pihak, sehingga bentuk kerjasama
dapat terus berjalan dengan baik.
6.2 Saran
39
3. Pengendalian mutu bahan baku juga lebih diperhatikan lagi, tidak hanya
berfokus pada bahan baku utam juga berfokus pada bahan baku pendukung.
DAFTAR PUSTAKA
40
Jenie, B. S. L dan Winiawati P. R. 2009. Limbah Industri Pangan. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta
Kardiman., Mulyadi, B., dan Kusriadi, A. 2006. Ekonomi Dunia Keseharian Kita.
Yudhistira. Jakarta
41
Susetyo, J., Risma, A., dan Joao, M. 2010. Perancangan Ulang Tata Letak
Fasilitas Produksi dengan Pendekatan Group Technology dan
Algoritma Blockplan untuk Minimasi Ongkos Material Handling. J
Teknologi Teknik Industri 3(1): 75-77
Yohandoyo. 2001. Daur Ulang Kertas Untuk Hobi dan Bisnis. Kanisius.
Yogyakarta
Zimmer, T.W dan Norman, M.S. 2009. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha
Kecil Edisi 5. Penerbit Salemba 4. Jakarta
42
43