Anda di halaman 1dari 43

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang berperan
penting dalam perekonomian Indonesia. Industri pulp dan kertas di Indonesia
memiliki prospek yang cerah di masa mendatang. Melalui latar belakang
Indonesia merupakan Negara dengan hutan hujan tropis kedua di dunia yang
dapat mendukung ketersediaan bahan baku untuk industri pulp dan kertas,
terlebih lagi melalui keberadaan Hutan Tanaman Industri (HTI) dapat mendorong
pertumbuhan industri pulp dan kertas di Indonesia. Selain itu juga tersedianya
sumber daya manusia (SDM) untuk melakukan proses produksi secara effisien
yang disertai dengan biaya upah yang relatif rendah turut mendukung
berkembangnya industri pulp dan kertas di Indonesia.
Salah satu industri kertas yang ada di Indonesia adalah PT Papertech
Indonesia unit II Magelang. PT Papertech Indonesia unit II Magelang merupakan
cabang dari PT Papertech Unit I di Subang, Jawa Barat memfokuskan
produksinya untuk jenis kertas Cone Board, Super Chip Board, Core B, Core A30
dan Chip Board. Pada proses produksinya perusahaan ini menghasilkan pulp
sebagai bahan bakunya. Saat ini permintaan akan pulp semakin meningkat. Hal
tersebut dikarenakan kebutuhan pulp sebagai bahan baku pembuatan kertas
meningkat, sehingga menyebabkan permintaan kertas semakin tinggi. Dengan
demikian melakukan peningkatkan produktivitas pulp menjadi hal penting pada
kertas Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah manajemen
pengadaan bahan baku. Pengadaan bahan baku pada produk yang diproduksi
diperlukan agar dapat bertahan di tengah persaingan yang sangat ketat antar
pelaku usaha. Kualitas dari produk akhir yang akan dihasilkan oleh suatu industri
sangat dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas dari bahan baku. Jumlah dan
kualitas ketersediaan bahan baku memegang salah satu peranan yang sangat
penting bagi produsen. Perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang
aman dengan kualitas yang memenuhi harapan konsumen dan mempertahankan
serta memerluas pangsa pasar. Melihat pentingnya fungsi pengadaan bahan
baku, maka dilakukan praktik kerja lapang di PT Papertech Indonesia unit II
Magelang terkait penerapan manajemen pengadaan bahan baku produk kertas.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui usaha dan strategi atau cara yang
digunakan untuk menyediakan bahan dengan jumlah dan kualitas yang baik
sehingga didapatkan produk yang berkualitas baik.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT Papertech
Indonesia unit II Magelang untuk mengetahui secara umum kondisi perusahaan,
meliputi sejarah perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi perusahaan,
ketenagakerjaan, mesin dan peralatan produksi, proses produksi, sanitiasi
pengolahan limbah, dan pemasaran.

1.2.2 Tujuan Khusus

1
Tujuan khusus dari Praktek Kerja Lapang (PKL) ini untuk mengamati dan
memahami manajemen pengadaan bahan baku pada produksi kertas di PT
Papertech Indonesia unit II Magelang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kertas

Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan
kompresi serat. Serat yang digunakan biasanya adalah serat alami, dan
mengandung selulosa. Kertas merupakan bahan yang sering dipakai dan selalu

2
berhubungan dengan manusia. Setidaknya sampai saat ini kertas masih
dipercaya sebagai bahan yang paling efektif dan efisien sebagai media buku.
Kertas adalah barang yang berwujud lembaran-lembaran tipis. Kertas dibuat
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat beragam. Kertas dikenal sebagai
media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain
yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang
digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet (Amraini, dkk, 2009).
Kertas merupakan salah satu benda yang hampir selalu ada di sekitar
kita. Karena hampir dalam semua aktivitas atau kegiatan, kita memerlukan
kertas, misalnya sebagai media tulis, alat pembungkus, dan lain sebagainya.
Bahkan, kertas merupakan bahan utama dalam pembuatan buku, majalah, surat
kabar, yang hampir setiap hari kita baca. Dengan kata lain, selama hidup kita
hampir selalu memerlukan kertas (Yohandoyo, 2001).

2.2 Manajemen Industri


2.2.1 Lokasi Perusahaan

Perencanaan lokasi merupakan suatu kegiatan strategis yang bertujuan


memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan dapat beroperasi dengan
lancar, dengan biaya yang rendah (Herjanto, 2006). Menurut Herjanto (2007)
terdapat dua hal penting yang mendasari pemilihan lokasi, yaitu merupakan
komitmen jangka panjang dan berpengaruh terhadap biaya operasi dan
pendapatan.

2.2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

. Menurut Budiasih (2012), struktur organisasi merupakan susunan sistem


hubungan antar posisi kepemimpinan yang ada dalam organisasi. Hal ini
merupakan hasil pertimbangan dan kesadaran tentang pentingnya perencanaan
atas penentuan kekuasaan, tanggung jawab, spesialisasi setiap anggota
organisasi. Menurut Sukoco (2007), terdapat 6 macam struktur organisasi yang
bisa dijumpai dalam suatu organisasi, yaitu struktur garis, struktur garis dan staf,
struktur fungsional, struktur produk, struktur komite, dan struktur matriks.

2.2.3 Ketenagakerjaan

Faktor tenaga kerja memegang peranan penting dalam berbagai macam


dan jenis serta tingkatan kegiatan produksi.karena itu faktor tenaga kerja selalu
ditingkatkan kemampuan dan ketrampilannya. Baik melalui pendidikan formal
maupun melalui pendidikan nonformal, seperti pelatihan ketrampilan dan lain
sebagainya (Kardiman dkk, 2006). Sulistiawati (2012) menyatakan bahwa dalam
suatu proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa, tenaga kerja
merupakan salah satu faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi
tersebut.

2.2.4 Tata Letak Fasilitas Perusahaan

3
Tata letak fasilitas dapat menentukan sejumlah efisiensi baik dalam
produksi maupun operasi. Pilihan layout harus dirancang sedemikian rupa
sehingga memudahkan alur kerja, efisiensi dan suasana dinamis. Apabila keliru
menentukan lokasi dan fasilitas pendukung lainnya maka kita akan mengalami
kerugian dan inefisiensi (Suharyadi, 2007). Menurut Susetyo (2010), tata letak
fasilitas pabrik memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap performansi
perusahaan seperti ongkos material handling, work-in process inventory, lead
times, produktivitas, dan performansi pengantaran.

2.2.5 Mesin dan Peralatan

Menurut Prabowo (2007), mesin dan peralatan disajikan dalam neraca


sesuai dengan harga perolehannya, yang terdiri dari harga beli dan harga
pemasangannya. Peralatan proses mencakup semua mesin perkakas, perangkat
dan peralatan pembantu perangkat manufaktur lain yang langsung tersangkut
dalam pekerjaan, pengolahan, pemeriksaan, pengepakan dari benda benda kerja
atau produk. Mesin adalah suatu peralatan yang digerakkan oleh suatu kekuatan
atau tenaga yang digunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan
produk atau barang-barang produk tertentu (Assauri, 2004).

2.2.6 Proses Produksi

Produksi dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk mengubah serta


mengolah sumber ekonomi menjadi bentuk serta kegunaan baru. Dengan kata
lain, kegiatan produksi adalah kegiatan yang menciptakan serta menambah
kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor faktor produksi
(Ahman, 2006). Menurut Madura (2007), proses produksi adalah yaitu
serangkaian pekerjaan dimana berbagai sumber daya digunakan untuk
memproduksi produk barang atau jasa.

2.2.7 Sanitasi dan Limbah

Sanitasi merupakan bagian penting dalm proses pengolahan pangan


yang harus dilaksanakan dengan baik. Secara luas, ilmu sanitasi merupakan
penerapan dari prinsip prinsip yang akan membantu memperbaiki,
mempertahankan, atau mengembalikan kesehatan yang baik pada manusia
(Purnawijayanti, 2001). Menurut Retnani dkk (2014), limbah adalah sisa atau
hasil ikutan dari produk utama limbah. Limbah pertanian adalah bagian tanaman
yang tersisa setelah dipanen atau diambil hasil hasil utamanya. Limbah dari
industri adalah limbah yang berbeban rendah, volume cairan tinggi. Penanganan
biologik misalnya cocok dilakukan pada limbah cair yang mengandung bahan
padatan organik terlarut. Limbah padat dengan kadar organik tinggi cocok untuk
pembakaran atau penumpukan (Jenie dan Winiawati, 2009)

2.2.8 Pemasaran

4
Menurut Cannon dkk (2008), pemasaran (marketing) adalah suatu
aktivitas yang bertujuan mencapai sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara
mengantisipasi kebutuhan pelanggan atau klien serta mengarahakn aliran
barang atau jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau klien dari
perusahaan. Pemasaran sebagai suatu interaksi menciptakan hubungan
pertukaran sehingga diperoleh hasil dari sebuah proses pemasaran yaitu
memberikan jawaban atas kebutuhan dan keinginan individu atau organisasi.
Jadi, dapat dikatakan hal ini merupakan kunci utama untuk memperoleh
mengalirnya dana kembali ke dalam perusahaan (Rangkuti, 2009).

2.2.9 Pengendalian Mutu


Menurut Hadi (2007), Pengendalian mutu merupakan bagian dari
manajemen mutu. Jaminan mutu pengujian dapat diartikan sebagai keseluruhan
kegiatan yang sistematik dan terencana yang diterapkan dalam pengujian
memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa data yang dihasilkan
memenuhi persyaratan mutu. Pengendalian mutu dilakukan untuk mencapai
standar kualitas perusahaan melakukan aktivitas pengendalian mutu yaitu
pengendalian bahan baku, pengendalian produksi dan pengendalian produk jadi
(Puspita, 2008).

2.4 Pengadaan Bahan Baku

Menurut Netti (2007), suatu perusahaan dalam melakukan proses


produksi tentunya sangat membutuhkan bahan baku. Bahan baku tersebut
dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti memproduksinya sendiri atau
membelinya dari berbagai pemasok. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pengadaan bahan baku yaitu kualitas, kuantitas, waktu biaya dan organisasi
pengadaan. Menurut Herjanto (2007), pengadaan bahan baku terdiri dari bahan
baku untuk proses produksi, bahan baku setengah jadi, bahan pembantu untuk
proses produksi dan bahan pengemas produk. Aspek yang mempengaruhi
sistem pengadaan bahan baku adalah sumber air dan listrik, sumber tenaga
kerja dan bahan baku serta sarana transportasi.

BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1 Lokasi dan Waktu

Praktek Kerja Lapang dilakukan di PT Papertech Indonesia unit II


Magelang yang berlokasi di Jalan Sanggrahan Gatak No.23, Desa Mungkid,
Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah 56511. Waktu

5
penelitian berlangsung selama 4 minggu yaitu mulai tanggal 1 Agustus 2016
sampai dengan 1 September 2016.

3.2 Metode Kegiatan

Metode pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah sebagai berikut:


1. Observasi
Teknik ini dilakukan dengan cara pengamatan dan peninjauan secara
langsung terhadap objek kegiatan dalam manajemen produksi di lapangan
serta melakukan survei langsung ke lokasi produksi di PT Papertech Unit II
Magelang. Proses pengamatan dilakukan untuk memperoleh informasi
mengenai proses produksi yang ada di perusahaan.
2. Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan proses tanya jawab secara langsung dengan
pembimbing lapang dan para pekerja yang ada di lokasi baik di lokasi
produksi maupun di luar lokasi produksi. Wawancara dilakukan untuk
memperoleh informasi mengenai proses produksi yang berkaitan dengan
jumlah, kualitas dan jenis bahan baku yang digunakan guna melengkapi data
pengamatan langsung.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dokumen yang
erat hubungannya dengan perusahaan dan kegiatan perusahaan yang
berkaitan dengan objek pembahasan. Data yang diperoleh dengan cara
dokumentasi terdiri dari sejarah pendirian perusahaan meliputi latar belakang,
lokasi perusahaan, waktu pendirian, serta tujuan pendirian.
4. Studi Kepustakaan
Teknik ini dilakukan dengan bantuan dari berbagai macam sumber pustaka
seperti buku, jurnal, dan informasi dari badan pusat statistik. Teknik ini
dimaksudkan untuk mengkomparasi antara hasil yang diperoleh selama
melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) dengan literatur yag terkait dengan
berbagai jumlah, kualitas dan jenis bahan baku yang digunakan.

3.3 Materi Kegiatan

Materi kegiatan dalam Praktek Kerja Lapang ini meliputi:

3.3.1 Tugas Umum

1. Keadaan umum perusahaan


a. Sejarah perusahaan

6
b. Lokasi perusahaan
c. Struktur organisasi perusahaan
d. Ketenagakerjaan
e. Tata letak fasilitas perusahaan
2. Proses produksi
a. Bahan baku
b. Mesin dan peralatan produksi
c. Proses pengolahan produksi
3. Pemasaran
4. Sanitasi dan pengolahan limbah
5. Pengendalian mutu

3.3.2 Tugas Khusus

Mengetahui dan mempelajari manajemen pengadaan bahan baku yang


meliputi kualitas, kuantitas, dan jenis bahan baku pada produksi kertas di PT
Papertech Indonesia unit II Magelang, Jawa Tengah.

3.4 Jadwal Kegiatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

7
PT Papertech Indonesia berawal dengan menggunakan nama PT
TEXPACK Indonesia, yang merupakan salah satu perusahaan swasta asing di
Indonesia yang tergabung dalam Texpack Grup. Tahun 1995 merupakan awal
bagi Texpack mulai mempersiapkan lahan sebagai lokasi perusahaan yang akan
didirikan. Pada Tahun 1996 setelah seluruh aspek yang diperlukan terpenuhi,
Texpack memulai projectnya dengan mendirikan pabrik diwilayah perbatasan
Subang – Purwakarta yaitu di Desa Cipeundeuy. Pabrik yang didirikan ini diberi
nama Papertech Indonesia hingga sekarang. Pembangunan pabrik hingga dapat
dioperasikan berlangsung selama satu tahun, sehingga pada tahun 1997
Papertech mulai memproduksi produknya secara komersial. Selama beroperasi,
pabrik mengalami banyak perkembangan dan peningkatan. Berkembangnya
Papertech yang ada di Subang membuat pemilik perusahaan untuk membuka
cabang perusahaan yaitu PT Papertech Indonesia unit II Magelang. Cabang dari
perusahaan Papertech Indonesia ini beralamatkan di Jalan Sanggrahan Gatak
No.23, Desa Mungkid, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, JawaTengah
56511, Indonesia. Perusahan ini berdiri pada tanggal 12 Oktober 2002 yang
berawal dari sebuah pabrik sol sepatu yang bernama Telaga Mas, kemudian
diambil alih oleh PT Papertech Indonesia yang berdasarkan surat persetujuan
Penanaman Modal Asing No. 23/IIIPMA/2003 pada tanggal 27 Januari 2003.
Sebagai sebuah perusahaan yang besar dengan tujuan untuk terus
berkembang dan menjadi lebih baik, PT Papertech Indonesia Unit II Magelang
memiliki Visi, Misi dan Budaya sebagai berikut:

- Visi PT Papertech Indonesia


”Membuka cabang di beberapa Negara Asia Tenggara dan selalu mengikuti
perkembangan dunia perihal pemakaian bahan baku daur ulang kertas (Recycle
Paper)dengan cara ini perusahaan dapat membuat kertas yang berkualitas tinggi
dengan biaya yang rendah.”

- Misi PT Papertech Indonesia:


“Menjadi perusahaan daur ulang kertas (Recycle Paper) no. 1, yang
memproduksi jenis kertas Cone Board di Asia Tenggara dan menjadi pemasok
kertas terbesar di Asia Tenggara khususnya Indonesia.”

PT Papertech Indonesia yang tergabung dalam Texpack Grup merupakan


perusahaan swasta asing dengan status kepemilikannya di Indonesia adalah
dengan 100% sistem Penanaman Modal Asing(PMA). Perusahaan ini berpusat di
Spanyol namun sebagai pusat manajerialnya di tempatkan di Amerika Serikat.
Saat ini Papertech Indonesia melakukan proses produksinya di dua tempat yaitu
Subang, Jawa Barat dengan kapasitas produksi sebesar 60000 ton pertahun dan
Magelang, Jawa tengah dengan kapasitas produksi sebesar 26000 ton pertahun.
(Sumber: Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, APKI).

Pada dasarnya PT. Papertech Indonesia Unit II Magelang memiliki produk


yang banyak jenisnya diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Chip Board
2. Chip board super
3. Cone Board Brown
4. Cone Board Grey
Pesanan yang dikehendaki dapat melalui order, yaitu pemesanan dapat
memilih jenis kertas, ukuran sesuai yang diinginkan. Kemudian order-order
tersebut masuk ke bagian produksi untuk diproses sesuai pesanan, sedangkan

8
wilayah pesanan meliputi: Tangerang, Depok, Serang, Bandung, Bekasi,
Sumedang, Sukoharjo, dll.

4.1.2 Lokasi Perusahaan

Menurut Herjanto (2008), lokasi merupakan salah satu faktor penting bagi
perusahaan karena dapat mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan
hidup perusahaan. Perencanaan lokasi merupakan suatu kegiatan strategis yang
bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan lokasi perusahaan, sehingga
perusahaan atau pabrik dapat beroperasi dengan lancar, dengan biaya yang
rendah dan memungkinkan perluasan dimasa yang akan datang. Hal ini yang
menyebabkan lokasi merupakan salah satu aspek terpenting demi
keberlangsungan suatu perusahaan. Dalam penentuan lokasi pabrik terdapat
beberapa faktor yang dipertimbangkan. Faktor-faktor ini harus dipertimbangkan
secara matang, agar tidak terjadi kesalahan dalam penentuan lokasi pabrik yang
nantinya dapat merugikan perusahaan. Hal ini didukung oleh Prasetya dan
lukiastuti (2009) yang menyatakan bahwa pemilihan lokasi berarti menghindari
sebanyak mungkin seluruh segi-segi negatif dan mendapatkan lokasi dengan
paling banyak faktor-faktor positif. Pemilihan letak pabrik pada umumnya
dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat, kedekatan dengan pasar, tenaga kerja,
kedekatan bahan mentah dengan penyuplai, fasilitas dan transportasi, sumber-
sumber daya alam, serta tanah untuk perluasan.
Batas batas tapak PT Papertech Indonesia adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Perkampungan sanggrahan
- Sebelah Timur : Perkampungan Gatak
- Sebelah Selatan : PT. Blabak
- Sebelah Barat : Mess PT.Papertech Indonesia
Berdasarkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang telah disetujui oleh
Badan Pelayanan Terpadu Kabupaten Magelang, luas total lahan yang akan
dimanfaatkan adalah ± 14.785 m2 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.1. Lahan, Gudang dan Fasilitas Umum tertutup bangunan


No. Lahan/Jenis Luas Areal (m2) Prosentase
Bangunan

A. Lahan Tertutup Bangunan

1 Kantor 400 2,71

9
2 Gudang dan Pabrik 6.400 43,29

3 MCK 50 0,34

4 Pos Satpam 30 0,20

5 MESS 160 1,08

Sumber: Data Sekunder (PT Papertech Indonesia, 2016)

Tabel 4.2. Lahan, Gudang dan Fasilitas Umum tidak tertutup bangunan
No. Lahan/Jenis Bangunan Luas Areal Prosentase
(m2)

B. Lahan non Tertutup Bangunan

1. Pelataran Penyimpanan 4.385 29,66


Bahan Baku
2. Lahan Cadangan 200 1,35

3. Parkir Motor/ Mobil 100 0,68


(terpisah)

4. Jalan/ Saluran/ Taman 1.450 9,81

5. WWTP 1.610 10,89

Luas Lahan Total 14. 785 100


Sumber: Data Sekunder (PT. Papertech Indonesia, 2016)

Suatu perusahaan biasanya memiliki logo, dimana logo ini sendiri


menunjukkan identitas dari sebuah perusahaan dan jati diri dari perusahaan itu
sendiri. Logo ini dapat berupa simbol-simbol tertentu atau bentuk-bentuk tertentu.
Dalam melengkapi perwujudannya, disertai teks-teks yang menjelaskan atau
menggambarkan peusahaan tersebut. Logo perusahaan dapat dilihat pada
Gambar 4.1

Gambar 4.1 Logo Perusahaan

4.2 Struktur Organisasi

Dalam melaksanakan suatu tugas, akan lebih mudah dilakukan apabila


pembagian tugas tersusun dengan baik. Selain itu, penyelesaian tugas akan
lebih mudah dilakukan apabila yang melakukan adalah orang-orang yang ahli
dalam bidangnya dan penanggung jawab dari tugas tersusun jelas sebagaimana

10
harusnya. Penetapan tugas hendaknya dibuat sedetail dan sejelas mungkin,
agar dalam pelaksanaannya dapat dilakukan semaksimal mungkin. Karena hal
tersebut, perlu diadakan struktur organisasi perusahaan.
PT Papertech Indonesia memiliki bentuk struktur organisasi dengan tipe
struktur organisasi lini dan staf. Organisasi lini dan staf memiliki sifat-sifat yakni
organisasinya besar dan rumit, jumlah pegawainya banyak, hubungan yang
bersifat langsung tidak dimungkinkan lagi untuk seluruh pegawai perusahaan,
dan terdapat dua kelompok besar pegawai dalam organisasi dan mempunyai
sepesialisasi yang beraneka ragam (Gaol, 2008). Hal tersebut dikarenakan ada
beberapa karyawan yang bertugas sebagai staf yang membantu berjalannya
beberapa proses yang berada diperusahaan. salah satu contohnya yakni bagian
sekretariat, dimana bagian sekretariat bertanggung jawab atas rekrutmen
perusahaan dan juga memberikan saran dan masukan bagian lini dalam
perusahaan. Bagan struktur organisasi dapat dilihat di Lampiran 3.
Bentuk struktur organisasi PT Papertech Indonesia tergolong dalam Lini
dan Staf karena sesuai dengan karakteristik perusahaan yaitu:
1. Hubungan atasan terhadap bawahan tidak bersifat langsung
2. Pimpinan hanya satu orang dan dibantu oleh staf
3. Jumlah karyawan perusahaan banyak
4. Organisasi tergolong besar dan bersifat kompleks
5. Adanya spesialisasi tugas

Setiap bagain pekerjaan dan jabatan di PT Papertech Indonesia memiliki


deskripsi pekerjaan (job description) masing-masing untuk menjelaskan tugas
dan tanggung jawab. PT Papertech Indonesia memiliki beberapa jabatan yang
memiliki peran serta tanggung jawab yang berbeda-beda. Jabatan pekerjaan
yang terdapat di PT Papertech Indonesia antara lain Branch Manager, Marketing
Service, Purchasing, Acoounting and Financing, Plant Operations, Personnel &
GA/Legal, Logistic, Production Chief, Maintenance Chief, dan QC Analysis.
Uraian tugas dari masing-masing jabatan pekerjaan dilihat pada Lampiran 4.

4.3 Ketenagakerjaan

4.3.1 Klasifikasi Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting pada perusahaan,


karena tenaga kerja merupakan penentu keberhasilan proses produksi maupun
manajerial di perusahaan. Dengan operasionalnya PT Papertech Indonsesia
dapat meningkatkan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Status
kepagawaian karyawan PT Papertech Indonsesia dibagi dalam dua
kategori/status yaitu :
1. Karyawan tetap adalah karyawan yang bekerja berdasarkan
pengangkatan dari Surat Keputusan (SK) Direktur Utama. Karyawan
ini berhak memperoleh gaji atau upah pokok, tunjangan dan uang
pesangon.
2. Karyawan Tidak Tetap (kontrak) adalah karyawan yang dipekerjakan
hanya dalam waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja (kontrak
kerja) atau tidak berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direktur Utama.
Jangka waktu tersebut bisa diperpanjang sesuai dengan kebutuhan
tenaga kerja.

11
Bagi masyarakat sekitar lokasi pada umunya akan diberikan prioritas
sebagai tenaga kerja sampai 50 % dari kebutuhan (optimalisasi jumlah tenaga
kerja). Status kepegawaian dari masyarakat sekitar ada yang menjadi karyawan
tetap ada juga karyawan tidak tetap, semua itu tergantung keahlian masing-
masing dan kebutuhan tenaga kerja di Kantor dan gudang PT Papertech
Indonesia itu sendiri.
Total tenaga kerja yang berada di PT Papertech Indonesia Unit II
sejumlah 92 orang yang keseluruhannya merupakan karyawan tetap. Sistem
ketenagakerjaan di PT Papertech Indonesia menggunakan tenaga kerja tetap.
Tingkat pendidikan tenaga kerja PT Papertech Indonesia memiliki tingkat
pendidikan yang berbeda-beda antara lain lulusan SD, SMP, SMA, lulusan
sarjana. Data jumlah tenaga kerja berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada
Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Kerja


Klasifikasi Pekerja Jenis Kelamin Pendidikan
No
L P JML SD SMP SMA Sarjana
1 Manager ke atas 1 - 1 - - - 1
2 Chief 5 - 5 - - 3 2
3 Office 1 1 2 - - - 2
4 Coordinator 4 - 4 - - 1 3
5 Buruh/ Karyawan 80 - 80 - 2 74 4
Total 91 1 92 0 2 78 12
Sumber : Data Perusahaan PT. Papertech Indonesia

4.3.2 Waktu Kerja

Waktu Kerja pada PT Papertech Indonesia Unit II menggunakan sistem


pembagian waktu kerja. Dalam sistem operasional sehari-hari tenaga kerja dibagi
menjadi 3 shift kerja. Tenaga Kerja langsung pada PT Papertech Indonesia
memiliki jam kerja mulai dari hari senin sampai dengan minggu. Tenaga kerja tak
langsung di PT. Papertech Indonesia Unit II memiliki hari kerja mulai hari senin
sampai dengan jumat. Waktu dan hari kerja di PT Papertech Indonesia Unit II
ditetapkan berdasarkan tugas yang dikerjakan sehingga jam kerja masing-
masing karyawan berbeda-beda. Sistem kerja dibagi menjadi beberapa shift
antar karyawan, sehingga tetap ada hari libur karyawan. Pengaturan rotasi shift
antar karyawan dilakukan mingguan, sehingga masing-masing karyawan dapat
melakukan kerjasama dan mentaati jadwal yang telah disepakati.
Berikut di bawah ini adalah sift kerja yang dijalankan dalam proses
operasi di PT.Papertech Indonesia Unit II Magelang:

Perusahaan mentetapkan waktu kerja administrasi selama 8 jam perhari.


Hari : Senin – Jum’at
Jam : 07.00 s/d 15.00
Istirahat : 12.00 – 13.00
Di lapangan waktu kerja 24 jam perhari (Senin-minggu) yang dibagi
kedalam 3 shift, seperti yang terlihat dalam tabel 4.3, seperti dibawah ini.

12
Tabel 4.3. Jam Kerja Pegawai PT. Papertech Indonesia Unit II
No Shift Jam Kerja
1 1 07.00 – 15.00
2 2 15.00 – 23.00
3 3 23.00 – 07.00
Sumber : Data Perusahaan PT Papertech Indonesia

4.3.3 Rekruitmen, Orientasi dan Pelatihan Tenaga Kerja

Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak, dan


menetapkan sejumlah orang dari dalam maupun luar perusahaan sebagai calon
tenaga kerja dengan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan dalam
perencanaan sumber daya manusia. Pada PT Papertech Indonesia Unit II
Magelang sistem perekrutan yang dilakukan adalah Jika saat salah satu
departemen memerlukan penambahan karyawan, kepala departemen tersebut
haruslah membicarakan tujuannya terlebih dahulu kepada General manager
(GM) dengan memaparkan secara terperinci bahwa departemen tersebut
memang sangat memerlukan penambahan karyawan, setelah GM menyetujui
untuk dilakukan penambahan karyawan maka departemen HRD akan membuat
atau mengiklankan lowongan dengan kualifikasi sesuai dengan permintaan dari
kepala departemen yang bersangkutan. Pihak HRD akan menyeleksi lamaran
yang telah dikirimkan dan akan memanggil pihak pelamar yang telah sesuai
dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Pihak pelamar yang telah dipanggil diwajibkan untuk mengikuti tes
karyawan seperti tes tertulis, tes kesehatan, dan yang terakhir tes Interview.
Setelah pelamar dinyatakan lulus dari ketiga tes diatas, maka pelamar akan
mendapatkan status karyawan percobaan atau probation selama tiga bulan.
Setelah tiga bulan masa percobaan calon karyawan dapat diangkat menjadi
karyawan tetap dengan penandatanganan surat kontrak dan peraturan yang
telah ditetapkan pihak Papertech atau akan dikeluarkan jika kinerja selama tiga
bulan tidak baik. Gambar flowchart proses perekrutan karyawan Papertech dapat
dilihat pada lampiran 5.
Orientasi merupakan salah satu pendekatan pelatihan atau sering
ditafsirkan sebagai penyampaian informasi untuk program-program tertentu, atau
materi tertentu. Menurut Hariandja (2002), orientasi merupakan suatu program
untuk memperkenalkan pegawai baru pada peran-peran mereka, organisasi,
kebijaksanaan-kebijaksanaanya, nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan pada rekan
kerja mereka. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh departemen sumber daya
manusia dan atasan langsung dari pegawai tersebut untuk mensosialisasikan
nilai-nilai organisasi pada pegawai baru. Hal lain yang tidak kalah penting dalam
sistem perekrutan karyawan yaitu pelatihan. Pelatihan sangatlah penting untuk
menunjukkan dan mengajarkan karyawan baru mengenai hal-hal yang wajib
diketahui dalam dunia kerja, baik dalam pengolahan maupun non pengolahan.

PT Papertech Indonesia Unit II Magelang selalu mengadakan pelatihan-


pelatihan secara terprogram untuk karyawannya pada semua jabatan guna
meningkatkan efisiensi maupun efektivitas kerja masing-masing karyawan.
Materi dalam pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan karyawan. Program
pelatihan untuk karyawan telah ditetapkan dan diatur dalam prosedur pelatihan
karyawan terprogram. Program pelatihan dilaksanakan oleh HRD bagian
Training and Recruitment.

13
Sistem Pelaksanaan pelatihan karyawan dimulai dengan pembuatan
daftar yang dibutuhkan karyawan. Selanjutnya HRD akan menerima permintaan
mengikuti pelatihan dari karyawan yang diinstruksikan melalui masing-masing
seksi. Jika karyawan pernah mengikuti pelatihan yang sama, maka HRD akan
menginformasikan kepada seksi terkait dan karyawan dibatalkan mengikuti
pelatihan. Jika karyawan belum pernah mengikuti pelatihan tersebut, maka HRD
akan memberikan surat kepada karyawan peserta pelatihan tentang
pelaksanaan dan jadwal pelatihan. Kemudian pihak HRD akan membuat daftar
mengenai seluruh aspek klengkapan dari sistem pelatihan dan daftar hadir
karyawan pelatihan.
Tahapan pre test dilaksanakan sebelum pelatihan untuk mengetahui
kemampuan peserta sebelum mengikuti pelatihan. Setelah nilai pre test
diketahui, maka pelatihan karyawan dapat dilaksanakan. Setelah pelatihan
dilaksanakan maka diadakan post test untuk menilai kemampuan peserta setelah
mengikuti pelatihan. Jika peserta pelatihan lulus dalam melaksanakan post test
maka HRD membuat laporan hasil pelatihan dan memberikan sertifikat kepada
peserta tersebut. Jika peserta pelatihan tidak lulus dalam post test maka peserta
tersebut harus mengulang post test sampai lulus.

4.3.4 Kompensasi

Kompensasi merupakan seluruh balas jasa yang didapatkan oleh


karyawan berdasarkan pekerjaan yang telah dilaksanakan. Kompensasi dapat
berbentuk uang maupun hal lainnya yang berupa gaji, upah bonus, insentif
maupun tunjangan lainnya. Kompensasi yang diterima karyawan dapat
berbentuk finansial maupun non finansial. Berikut mengenai kompensasi yang
diterima oleh karyawan PT Papertech Indonesia Unit II Magelang:

1. Kompensasi Finansial
a. Gaji
Gaji merupakan kompensasi yang diberikan untuk tiap bulannya.
Biasanya yang mendapatkan gaji adalah tenaga kerja tetap dan tenaga kerja
kontrak. Besarnya gaji pokok yang diterima pegawai ditentukan oleh tingkat
golongan pegawai tersebut. Semakin tinggi golongannya, maka semakin
besar pula gaji yang akan diterima. Penggajian dilakukan pada tanggal 25 tiap
bulannya kerekening masing-masing karyawan.

b. Upah harian
Upah harian merupakan upah tenaga kerja yang diberikan sesuai
dengan kehadiran karyawan tersebut. Pembayaran upah dilakukan 1 bulan
sekali pada awal bulan. Tenaga kerja yang mendapatkan upah adalah tenaga
kerja kontrak. Upah dibayarkan sesuai dengan output atau hari kerja tenaga
kerja kontrak.

c. Insentif
Insentif merupakan kompensasi yang kompensasi yang diberikan kepada
tenaga kerja yang melakukan pekerjaan diluar jam kerjanya. Yang dimaksud
diluar jam kerja adalah pada jam diluar 8 jam waktu kerjanya ataupun pada
hari libur dalam menyelesaikan tugasnya. Insentif ini bertujuan untuk
meningkatkan kinerja karyawan untuk menelesaikan pekerjaannya berupa

14
uang yang jumlahnya disesuaikan dengan jabatan menurut peraturan yang
berlaku.

d. Tunjangan tenaga kerja


Tunjangan tenaga kerja diberikan kepada tenaga kerja untuk menjamin
kesejahteraan karyawan. Tunjangan ini bertujuan untuk meningkatkan
motivasi kerja dari seorang karyawan guna meningkatkan produktivitasnya
dalam bekerja, dengan mengetahui kebutuhan dan keinginan dari tenaga
kerja. Tunjangan yang diberikan oleh PT Papertech Indonesia kepada para
karyawannya adalah berupa jaminan dan Tunjangan Hari Tua (THR).
Jaminan ini dimaksudkan atau ditujukan kepada karyawan yang terputus
penghasilannya yang diakibatkan karena meninggal dunia, mengalami
kecacatan dan usia yang sudah lanjut. Umumnya program ini ditujukan untuk
usia lanjut pada karyawan yang telah mencapai usia 55 tahun. Tunjangan
yang diberikan berupa jaminan kesehatan kepada karyawan maupun anggota
keluarga dari karyawan. Pegawai harian kontan istimewa dan kontan tetap
mendapatkan pengobatan gratis dengan menggunakan BPJS. Pekerja
diwajibkan untuk mengikuti BPJS untuk menjamin kesehatan pekerja. Sistem
pembayaran BPJS di Unit Produksi Sidoharjo sebesar 1% ditanggung oleh
pegawai tetap dan 4% dari perusahaan. Namun tunjangan kesehatan tetap
disesuaikan dengan jabatanya yaitu:
- Seluruh pegawai tetap dan karyawan tetap mendapatkan tunjangan gratis
berserta suami/istri dan maksimal hanya 2 anak dibawah umur 21 tahun.
- Karyawan kontan istimewa, karyawan kontan biasa dan pegawai
musiman mendapatkan pengobatan gratis sampai sembuh jika sakit yang
diderita disebabkan oleh kecelakaan kerja.

e. Bonus
Bonus merupakan bagian dari upah yang diberikan perusahaan terhadap
karyawan. Bonus biasanya diberikan oleh perusahaan apabila perusahaan
mendapatkan keuntungan diluar target perusahaan, seorang karyawan
menyelesaikan kerjaannya diluar target yang diberikan perusahaan maupun
peningkatan efektivitas kerja oleh karyawan.

f. Jaminan Sosial Tenaga Kerja


Jaminan Sosial Tenaga Kerja merupakan jaminan yang didapatkan oleh
seorang karyawan baik di dalam maupun di luar area kerja. Jaminan ini
berupa jaminan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) seorang karyawan.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan kewajiban dan kesadaran
bagi seluruh karyawan PT Papertech Indonesia Unit II Magelang.
Menggunakan jaminan kesehatan untuk para karyawannya yaitu dengan
menggunakan ASKES (Asuransi Kesehatan) dan JAMSOSTEK (Jaminan
Sosial Tenaga Kerja).

g. Tunjangan Hari Raya

15
Tunjangan ini diberikan kepada seluruh karyawan setiap tahun pada hari
raya (THR). Besarnya THR minimal satu bulan gaji disesuaikan golonganya
masing-masing.

2. Kompensasi Non Finansial


Kompensasi non finansial merupakan kompensasi yang diberikan kepada
seorang karyawan dalam wujud bukan uang. Kompensasi yang diterima oleh
karyawan guna meningkatkan kenyamanan dan rasa aman bagi seorang
karyawan. Kompensasi non finansial yang diberikan di antara lain:

a. Fasilitas Karyawan
Fasilitas adalah kenikmatan dalam bentuk nyata yang diberikan
perusahaan oleh karena hal-hal yang bersifat khusus untuk meningkatkan
kesejahteraan pekerja, maka PT Papertech Indonesia Unit II menyediakan
sarana dan prasarana sebagai berikut :
- Rumah Dinas
PT Papertech Indonesia Unit II menyediakan rumah dinas yang terletak di
belakang area pabrik. Rumah dinas yang diberikan disesuaikan dengan
jabatan karyawan. Fasilitas lain yang tedapat di perumahan adalah air bersih
dan listrik secara gratis.
- Transportasi
PT Papertech Indonesia Unit II memberikan sarana tranportasi bagi
karyawan tertentu. Perusahaan juga menyediakan mobil dinas untuk
keperluan perusahaan. Contohnya untuk mengantarkan kepala unit produksi
apabila mendapatkan tugas untuk ke kantor direksi dan unit produksi lainya.
- Ruang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Perusahaan menyediakan fasilitas kesehatan di area pabrik berupa ruang
P3K (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan). Ruang ini telah difasilitasi
dengan obat-obatan untuk menangani apabila terjadi kecelakaan kerja yang
ringan.

b. Cuti
Cuti merupakan hari dimana karyawan tidak melakukan kegiatan kerja.
Pemberian cuti ini diberikan kepada semua tenaga kerja tanpa ada
pengecualian. Batas hari cuti yang diberikan maksimal 12 hari selama 1 tahun
dengan mendapatkan ijin dari pimpinan perusahaan. Bagi karyawan atau
tenaga kerja yang sudah bekerja setelah 5 tahun akan mendapatkan cuti
tambahan 1 hari dan berlaku kelipatan.

c. Makanan
Makanan merupakan bentuk kompensasi tidak langsung yang diberikan PT
Papertech Indonesia Unit II. Makanan diberikan satu kali dalam satu hari pada
saat jam istirahat. Pemberiaan kompensasi ini disesuaikan oleh shift kerja dari
masing-masing karyawan.

4.3.5 Pemberhentian Tenaga Kerja.

16
Pemberhentian tenaga kerja pada PT Papertech Indonesia Unit II
Magelang terdiri dari:
1. Pemberhentian dikarenakan pengunduran diri
2. Pemberhentian karena pensiun
3. Pemberhentian karena penyederhanaan organisasi
4. Pemberhentian karena meninggal
5. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani dan rohani melalui keterangan
dokter yang menyetakan bahwa karyawan tersebut tidak dapat bekerja
dalam jabatan apapun karena sakit yang berkepanjngan atau berbahaya
untuk pekerja itu sendiri maupun lingkungan
6. Pemberhentian secara tidak hormat dikarenakan karyawan melanggar
aturan yang berlaku.
Pemberhentian karyawan pada umumnya diawali dengan adanya surat
peringatan sebanyak 3 kali, dan apabila surat tersebut tidak diindahkan maka
karyawan tersebut diberhentikan oleh perusahaan.

4.3.6 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


PT Papertech Indonesia Unit II Magelang sangat mengutamakan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) terutama untuk karyawan dalam setiap
kegiatan agar para aman dan nyaman dalam bekerja. Keselamatan kerja
mempunyai ruang lingkup yang berhubungan dengan mesin, landasan tempat
kerja dan lingkungan kerja, cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta memberikan perlindungan-perlindungan sumber
produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja
(Hariandja, 2007). PT Papertech Indonesia Unit II Magelang menyediakan
beberapa fasilitas dalam melindungi pekerja seperti, adanya Alat Pemadam Api
Ringan (APAR), pompa hydrant, tandu, kotak P3K yang digunakan untuk
menanggulangi kecelakaan. Selain itu, terdapat petunjuk-petunjuk jalur evakuasi
yang tergambar jelas di lantai berupa tanda panah yang akan menuntun pekerja
menuju pintu keluar jika sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat. Selama bekerja
semua karyawan diwajibkan untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). APD
yang disediakan antara lain safety helmet, safety belt, safety shoes, sepatu karet,
sarung tangan, masker, jas hujan (rain coat), kaca mata pengaman (safety
glasses), penutup telinga (ear muff and ear plugs), dan pelindung wajah (face
shield). Jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1. Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang
bisa mengenai kepala secara langsung.
2. Safety Belt berfungsi sebagai pelindung diri ketika pekerja
bekerja/berada di atas ketinggian.
3. Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang
menimpa kaki karena benda tajam atau berat, benda panas, cairan
kimia dan sebagainya.
4. Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang didesain khusus
untuk pekerja yang berada di area basah (becek atau berlumpur).
Kebanyakan sepatu karet di lapisi dengan metal untuk melindungi
kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia.
5. Sarung Tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat
bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera
tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan
fungsi masing-masing pekerjaan.

17
6. Masker berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat
bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu,
beracun, dsb).
7. Jas Hujan (Rain Coat) berfungsi melindungi dari percikan air saat
bekerja (misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).
8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses) berfungsi sebagai
pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas)
9. Penutup Telinga (ear muff and ear plugs) berfungsi sebagai
pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.
10. Pelindung Wajah (Face Shield) berfungsi sebagai pelindung wajah
dari percikan benda asing saat bekerja (misal pekerjaan
menggerinda).
11. Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang bekerja di atas air
atau dipermukaan air agar terhindar dari bahaya tenggelam dan
atau mengatur keterapungan (buoyancy) pengguna agar dapat
berada pada posisi tenggelam (negative buoyant) atau melayang
(neutral buoyant) di dalam air.

4.4 Tata Letak Fasilitas


4.4.1 Tipe Tata Letak
Tata letak fasilitas perusahaan berpengaruh terhadap keberlangsungan
proses produksi. Tata letak yang baik akan mengakibatkan proses produksi
berjalan dengan baik. Mesin dan peralatan produksi sebaiknya disusun dengan
pertimbangan alur produksi, luas lantai, dan biaya perpindahan bahan dari satu
bagian kebagian lainnya. Semakin kecil jarak perpindahannya maka akan
semakin kecil biaya perpindahan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Tata
letak yang teratur akan melancarkan proses produksi yang berlangsung.
Penyusunan mesin dan peralatan harus mempertimbangkan berbagai aspek,
diantaranya tahapan proses, peralatan yang digunakan, luas lantai, dan bahan
baku. Tipe tata letak yang digunakan pada PT. Papertech Indonesia Unit II
adalah tipe tata letak product layout. Penggunaan tipe tata letak ini untuk
mengurangi proses pemindahan bahan dan memudahkan karyawan dalam
proses produksi. Menurut Zimmer dan Norman (2009), tipe tata letak produk
memiliki keuntungan karena rendahnya biaya penangananan bahan baku, tugas-
tugas sederhana dapat dilakukan oleh tenaga kerja yang murah dengan tingkat
keterampilan yang rendah, jumlah barang yang perlu disediakan selama proses
relatif rendah dan altivitas pengendalian produksinya pun relatif sederhana.
Kelemahan tata letak produk terletak pada infleksibilitasnya, tugas kerja yang
monoton, tingginya investasi tetap dalam peralatan khusus, dan tingginya
ketergantungan dalam seluruh operasi. PT Papertech Indonesia Unit II Magelang
memiliki tata letak perusahaan yang sudah baik secara aliran produksi dan
strategis nya wilayah. Tipe tata letak fasilitas PT Papertech Indonesia Unit II
Magelang dapat dilihat dalam Lampiran 6.

4.4.2 Pola aliran Bahan

Pola aliran bahan merupakan salah satu aspek yang dipakai sebagai
bahan pertimbangan dalam penyusunan tata letak fasilitas. Pola aliran bahan
dipakai untuk pengaturan aliran bahan selama proses produksi. Pola aliran

18
bahan yang terdapat pada PT Papertech Indonesia Unit II Magelang merupakan
pola aliran bahan tipe zigzag. Menurut Kristinawati (2000), pola aliran
berdasarkan garis patah-patah ini sangat baik diterapkan bilamana proses
produksi lebih panjang dibandingkan dengan luasan yang tersedia. Kelemahan
dari pola aliran bahan ini adalah apabila terdapat mesin yang rusak, maka proses
produksi dapat berhenti sehingga dapat dikatakan kurang efisien. Pola aliran
bahan ini baik diterapkan jika aliran proses produksi lebih panjang dibandingkan
dengan luas area yang tersedia. Pola aliran bahan PT Papertech Indonesia Unit
II Magelang dapat dilihat pada Lampiran 7.

4.5 Mesin dan Peralatan

Pada proses pembuatan kertas pada PT Papertech Indonesia telah


menggunakan banyak mesin. Mesin-mesin yang digunakan berupa mesin
otomatis dan mesin semi otomatis. Otomatisasi suatu alat atau mesin diperoleh
dari suatu masukan (input) kemudian melalui suatu proses didapat suatu
keluaran (output) yang bebeda yang lebih baik dan lebih menguntungkan.
Otomatisasi adalah mengubah pergerakan atau pelayanan dengan tangan
menjadi pelayanan otomatik pada penggerakan dan gerakan tersebut berturut-
turut dilaksanakan oleh tenaga asing (tanpa perantaraan tenaga manusia)
(Akhmad, 2009). Mesin dan peralatan yang digunakan dalam produksi
diantaranya:
a. Mesin Hydro Pulper
Mesin ini digunakan untuk menggerakkan kertas yang kering menjadi pulp
atau buburan
b. Mesin HDC (High Density Cleaner)
Mesin ini digunakan untuk memisahkan kotoran berat dan ringan
c. Mesin Screen
Mesin ini digunakan untuk menyaring antar buburan atau pulp yang halus
dan yang besar
d. Mesin Flow Box
Mesin ini digunakan untuk mengatur aliran pulp sebelum masuk ke fan pump
agar flow lebih setabil
e. Mesin Distribution Box
Mesin ini digunakan untuk mendistribusikan pulp ke head box
f. Mesin Fan Pump
Mesin ini digunakan untuk menurunkan lousistancy pulp atau buburan agar
mempercepat proses pendistribusian pulp ke distribution box
g. Mesin Head Box
Mesin ini digunakan untuk menguraikan pulp sesuai dengan leboh wire fart
h. Mesin Forming Board
Mesin ini digunakan untuk membentuk formasi (susunan) pulp agar lebih
rata dan halus
i. Mesin Foil Board
Mesin ini digunakan untuk menurunkan air dengan proses gravitasi
j. Mesin Vacuum Board
Mesin ini digunakan untuk menghisap air agar mempercepat proses
pengurangan air
k. Mesin Press
Mesin ini digunakan untuk menekan pulp yang sudah menjadi lebaran agar
menjadi padat dan kuat
l. Mesin Daya Silinder

19
Mesin ini digunakan untuk mengurangi kadar air dengan proses panas
(steam) yng dihasilkan dari mesin boiler
m. Mesin Boiler
Mesin ini digunakan untuk menghasilkan panas yang dimanfaatkan untuk
pengeringan kertas
n. Mesin Collendler Roll
Mesin ini digunakan untuk membentuk sheet agar lebih halus dan cerah
o. Mesin Paper Roll
Mesin ini digunakan untuk menggulung sheet yang keluar dari collendler roll
yang telah menjadi kertas
p. Mesin Puwd
Mesin ini digunakan untuk menggulung kertas dengan ukuran pesanan dari
customer.

4.6 Proses Produksi Kertas


Proses produksi merupakan serangkaian aktivitas mengolah sumber daya
menjadi suatu produk barang atau jasa. Proses produksi harus dilakukan sesuai
dengan proses yang dilalui tiap produk agar produk dihasilkan dengan kualitas
yang baik.Fase ini merupakan hal terpenting dalam pembuatan sebuah produk.
PT Papertech Indonesia Unit II Magelang memproduksi kertas dengan
menggunakan bahan baku kertas daur ulang.

Gambar 4.2 Gambar Bahan Baku Utama


4.6.1 Stock Preparation (SP)

Tahap pertama dalam proses produksi kertas ini adalah pemilahan


material yang akan di proses dengan cara mengecek bahan baku yang datang
dari supplier dengan menggunakan paper moisture meter yaitu dengan
menancapkan alat pada bahan baku yang baru datang kemudian dicari rata-rata
pengukurannya. Hal ini sangat penting karena mempengarui timbangan bahan
baku yang dibeli, pengukuran moisture ini nantinya akan menjadi faktor
pengurang, karena perusahaan hanya membeli bahan baku dengan timbangan
kondisi kering.
Stock Preparation (Penyediaan stock) adalah proses perubahan bahan
baku (kertas bekas) menjadi buburan, dengan spesifikasi tertentu, misalnya nilai
konsistensi diharapkan pada tahap awal ini mencapai 6 -7 %. Tahapan Stock
Preparation meliputi:
a. Penguraian Serat

20
Penguraian serat dilakukan dengan menghomogenkan buburan kertas
yaitu dengan menambahkan air, air yang digunakan pada tahap ini adalah WW
(White Water) kemudian dilanjutkan dengan kerja mekanis. Selain itu pada
penguraian dengan kerja mekanis terkadang diberi zat kimia untuk membantu
penguraian serat. Dalam proses ini penurunan daya tahan matriks dengan
cepat (daya tahan yang dihasilkan oleh ikatan hidrogen) terjadi karena
pembasahan bahan dengan air tersebut. Lembaran atau kertas bekas diuraikan
dengan air untuk membentuk gumpalan-gumpalan serat. Penghancuran
dilakukan dalam pulper atau tangki pelarut. Pulper umumnya terdiri dari tangki
berpengaduk yang dilengkapi dengan saringan dibagian bawahnya. Konsistensi
serat didalam pulper berkisar antara 7 – 8 %, yang selanjutnya di atur sesuai
dengan gramatur kertas yang diinginkan.
b. Pemisahan.
Pemisahan mengacu pada proses untuk memisahkan zat pengotor dari
suspensi serat (penyaringan, yang berjenjang). Serat-serat dapat berupa serat
panjang, serat pendek dan gumpalan serat. Serat-serat tersebut yang digunakan
untuk pembuatan kertas satu lapis. Langkah-langkah:
1. Di bagian Stock Preparation, bahan baku (kertas) kemudian diproses di
hidro pulper dengan cara menghancurkan menjadi bubur kertas dan
dialirkan ke tangki Dump Chest.
2. Setelah di Dump Chest , bubur kertas kemudian kemudian dialirkan ke
High Density Cleaner (HDC) yang gunanya untuk memilah bubur kertas
dari benda-benda lain yang mempunyai berat jenis tinggi, seperti: klip,
pasir, dll.
3. Setelah terlebih dahulu masuk ke CRC 1, diteruskan masuk ke Chest 1,
fungsi CRC 1 adalah untuk mengatur consistency 5-7 %
4. Selanjutnya buburan masuk ke Chest 2 melewati terlebih dahulu
Course Screen.
5. Riject course screen sebagian masuk ke chest 1 kembali dan sebagian
masuk ke Jhonson Screen, dari Jhonson screen masuk ke Compacting
Press
6. Transfer dari Chest 2 ke Chest 3 melewati Fine Screen (HR 500 atau
CH5)
7. Reject dari Fine Screen masuk ke Box Reject dan dipompa ke Chest 1
melewati LDC
8. Dari Chest 3 buburan ditranfer lagi ke Chest 4 melewati CRC 3 yang
berfungsi mengatur konsistensy sekitar 2,8.

4.6.2 Hydro Pulper

Hydro pulper adalah suatu alat untuk mengolah bahan baku bekas yang
diolah menjadi buburan kertas. Dalam hydro pulper serat kertas diuraikan
dengan menambahkan air. Air yang digunakan pada tahap ini adalah WW
(White Water) kemudian dilanjutkan dengan kerja mekanis. Hydro pulper
dilengkapi alat rotor knife (Impeller) dibagian bawah impeller terdapat penyaring
untuk menyaring plastik, tali, dan lain-lain yang dinamakan screen plate. Dalam
proses ini penurunan daya tahan matriks dengan cepat (daya tahan yang
dihasilkan oleh ikatan hidrogen) terjadi karena pembasahan bahan dengan air
tersebut. Lembaran atau kertas bekas diuraikan dengan air untuk membentuk
gumpalan-gumpalan serat. Konsistensi serat didalam pulper berkisar antara 7 –
8 %, yang selanjutnya di atur sesuai dengan gramatur kertas yang diinginkan.
Kertas yang telah menjadi bubur di hydro pulper tadi ditampung dalam chest I.

21
Dari chest I dipompa masuk ke Chest II dengan melewati penyaringan HDC
(High Density Cleaner), di HDC buburan disaring untuk membuang bahan-bahan
berat seperti kerikil, isi steples, dan bahan berat lainnya . Dalam HDC prinsip
yang digunakan adalah spesic grafity. Kotoran-kotoran dari HDC dibuang ke
dalam sampah. Buburan dari Chest II selanjutnya dipompa ke dalam Chest III
dengan melewati Fine Screen (HR 500 atau CH5), prinsipnya screen ini
berdasarkan ukuran. Buburan yang halus masuk ke Chest III, sedang yang tidak
halus masuk ke reject (box reject), selanjutnya masuk Johnson Screen untuk
mengambil fibernya. Dari Johnson Screen dipompa masuk ke Chest I,
sedangkan hasil barang penolakan dibuang ke tempat pembuangan. Di dalam
Dump Chest, Chest 1,2,3,4 semua dilengkapi dengan agitator yang berfungsi
untuk mengaduk buburan, supaya tidak mengendap dan menggumpal.
Buburan kertas dari Chest III (mixing Chest) dipompa masuk kedalam
Chest IV melalui CRC (Consistency Regulator Controller) dan dialirkan masuk ke
Head box. Konsistensi stock yang menuju Head box sangat menentukan profil
grammatur kertas pada mesin kertas. Variasi konsistensi biasanya terjadi
disebabkan oleh sirkulasi aliran yang berbeda, aliran ini ditampung dalam silo
supaya seragam. Pengaliran buburan menuju Head box menggunakan fan pump
yang melewati melewati screen dan siap untuk dicetak. Konsistensi dump Chest
berkisar 4,5-5%, di Chest IV 2,5-3,5% sedangkan di head box konsistensi
maksimal ± 1,4 %.

Gambar 4.3 Proses Stock Preparation

4.6.3. Bahan Pendukung

22
Proses merekatkan serat-serat dibutuhkan zat-zat pendukung lain saat
kertas hendak dicetak sebagai berikut:
a. Tapioka(Starch)
Tapioka berfungsi pengikat serat-serat yang sudah dijadikan ukuran kertas
dan dicampur dengan chemical lain. Dalam tangki pengolahan tapioka, tepung
tapioka diolah dicampur dengan air dan diberi suhu ±500°C dengan komposisi :
1. Tapioka : 12 sak (@ 50 kg)
2. Prestafix : 1403 kg
3. Water glass : 20 kg
4. Fresh Water : ± 5000 lt
5. Temperatur : 50°C
6. Trifix O : 10 Kg

b. Bahan kimia
1. Prastaret : Untuk mengeringkan kertas dan mengikat
2. Hi-Gum : Mengurangi daya serap air dan perekat serat-serat
3. Rosin : Mengurangi daya serap air dan tinta
4. Alum Sulf : Bahan pengendap rosin dan kontrol pH
5. Paracum : Mengurangi kadar busa
6. Etention Aid : Bahan yang dipakai untuk membantu menganyam serat
di Wire

4.6.4 Paper Machine atau Mesin Kertas

Paper Machine merupakan proses pencetakan buburan menjadi kertas


dan pengeringan kertas, dalam Paper Machine ada 3 perlakuan yang diberikan:
1. Percetakan buburan menjadi kertas (Forming Section)
2. Proses pengepresan kertas (Press Section)
3. Proses pengeringan kertas (Dryer Section)

a. Percetakan buburan menjadi kertas (Forming Section)


Dalam proses percetakan ini, buburan yang berasal dari Chest IV dipompa
masuk dalam flow box untuk dicampur dalam chemical pendukung. Buburan
yang sudah tercampur chemical selanjutnya didorong masuk ke head box oleh
fan pump. Buburan yang masuk head box diolah atau diputar oleh alat yang
bernama even roll, yang berfungsi supaya buburan tidak menggumpal antara
satu serat dengan serat lainnya, buburan kertas selanjutnya dilewatkan diatas
wire. Wire ini berbentuk karpet yang berfungsi menyaring buburan dan
menghilangkan air karena wire ini mempunyai serat yang agak lebar sehingga air
mudah untuk turun kedalam silo. Keluaran air di silo ini di tes tingkat buburan
yang masih ikut keluar kedalam silo. Jika airnya terlalu keruh berarti fiber-nya
kurang, maka dibutuhkan chemical prastaret untuk mengikatnya. Buburan yaang
keluar di wire ini dikontrol tingkat keseragamannya oleh slice. Slice ini
mengontrol tebal tipisnya buburan yang keluar di wire. Selain tebal dan tipisnya
dikontrol slice buburan juga harus dianyam atau digerak-gerakkan supaya tidak
menggumpal oleh alat yang dinamakan shaking. Shaking ini digerakkan oleh
motor untuk menganyam serat-serat kertas. Untuk menghilangkan air, di wire ini
juga dipasang vacuum untuk menyedot air yang terdapat dalam kertas. Vacuum
ini berjumlah 9 dan 1 spare. Spare berfungsi jika salah satu vacuum mengalami
masalah, maka spare ini yang akan mengganti kerja semua vacuum. Air vacuum
ini masuk bersama air di silo tank untuk selanjutnya di alirkan di white water. Air
white water ini dapat dipergunakan kembali untuk proses di hydro pulper. Kertas
dan wire ini kemudian dibawa di couch roll. Di cough roll ini kertas mengalami

23
pemotongan tingkat kelebarannya, yang dibutuhkan berukuran lebar 120 cm.
Potongan kertas dan cough roll ini masuk kedalam couch pit. Di dalam couch pit
ini terdapat agitator yang berfungsi penghancur buburan yang dicampur white
water, yang selanjutnya dipompa menuju Chest I.
Di atas couch roll ada Lum Breaker yang berfungsi:
a. Meratakan permukaan kertas.
b. Meningkatkan kekeringan lembaran sehingga mengurangi kemungkinan
lembaran putus.
c. Diameter LBR umumnya antara 600 – 800 mm
Pada Lum breaker Roll terdapat turning roll yang berfungsi sebagai pembalik
wire setelah suction couch. Potongan kertas dan couch roll ini masuk couch pit
yang dan bergumpal. Buburan yang masuk couch pit selanjutnya dipompa masuk
ke chest 1. Wire ini selalu dibersihkan di wash roll sebelum kembali ke breast roll
dilengkapi dengan doctor blade yang berfungsi membersihkan sisa-sisa stock
yang tertinggal di wire. Pembersihan ini juga dibersihkan oleh shower sebelum
menuju breast roll sehingga tidak terjadi penyumbatan. Shower ini juga untuk
menghindari penempelan serat pada dandy roll dan roll-roll yang lain dan juga
memberi efek lubrikasi. Kertas dan wire ini dibawa felt menuju long felt. Didalam
long felt ini kertas juga mengalami pemvakuman kembali dengan tingkat
kevakuman 20 cm H, dan long felt kertass dibawa menuju top felt yang
selanjutnya kertas mengalami pengepresan.

b. Proses Pengepresan kertas (Press Section)


Pengepresan yang dilakukan ada 3 tahap yaitu:
1. 1st press berupa double felted press
2. 2nd press berupa single felted press
3. 3rd press berupa single felted press

- 1 st press berupa double felted press


Double felted press ini adalah kertas dilewatkan diantara long felt dan top
felt yang melalui 2 roll yaitu top roll I dan bottom roll. Di dalam press pertama ini
kertas mengalami tekanan ± 30,2 kg/cm.
- 2nd press berupa single felted press
Single felted ini adalah kertas dilewatkan diatas satu felt yang di-press oleh
top roll dan bottom. Di dalam press kedua ini kertas di-press dengan tekanan ±
21 kg/cm.
- 3rd press berupa single felted press
Di dalam press ketiga ini karena diatas satu felt yang dilewatkan path 2 roll
press, yaitu top roll dan bottom roll dan diberi tekanan path roll press, yaitu top
roll dan bottom roll dan diberi tekanan kompresor ± 21 kg/cm. Tujuan
pengepresan ini adalah untuk mendapatkan permukaan kertas yang bagus
sekaligus mengurangi kadar air. Target pengeringan lembaran kertas pada press
ini berkisar :
a. Untuk press I ± 43%
b. Untuk press II ± 33%
c. Untuk press III ± 38%

c. Efek penyubatan pada Wire dan Felt


Wire dan felt jika tidak mengalami pembersihan dengan cara
menyemprotkan air dan sisa stock yang menempel dengan cara shower dan
wash roll akan mengalami beberapa masalah:
a. Drainase turun yang menyebabkan lembaran tidak uniform

24
b. Menimbulkan basah pada sambungan
c. Kertas basah mudah putus
d. Umur pakai wire dan felt tidak lama
e. Serat tercabut pada dandy roll

d. Proses pengeringan kertas (Dryer section)


Pada proses dryer section ini kertas dipanaskan di atas steam drum dryer
dan boiler. Proses yaitu saat kertas setelah melewati pengerasan kertas dikirim
ke pengeringan melewati atas karpet penyangga atau kanvas. Kertas yang
melewati steam drum dryer ini dimaksudkan untuk mengeringkan air dengan
kadar air berkisar 6,5 %. Drum-drum pada dryer section ini berjumlah 30 drum
dryer yang dibagi 3 stasiun. Setiap stasiun dibagi 10 drum dryer, diameter dryer
depan 1200 x 1700 mm dengan suhu maksimum 158°C tekanan 0,5 mPa. Kertas
setelah mengalami pemanasan ini kemudian mengalami pengepresan di
calender. Calender adalah roll yang dipasang secara disusun. Fungsi calender
selain untuk mengepress juga untuk mendapatkan permukaan kertas yang halus.
Dan calender ini kertas kemudian digulung diatas pope reel. Kertas yang
digulung di pope reel ini mempunyai diameter ± 150 cm dengan lebar 120 cm.
Penggulungan kertas ini dijaga supaya tidak terjadi kisut pada lembaran kertas.

4.6.5 Rewinder

Rewinder adalah suatu proses finishing kertas yang sesuai dengan


order yang diinginkan. Di rewinder ini kertas yang akan digulung sesuai order
dipasang di unwinder. Unwinder ini akan membuka gulungan kertas. Unwinder ini
dihubungkan dengan broke yang berfungsi mengerem jika terjadi putaran yang
berlebihan saat akan digulung ulang atau finishing. Kertas yang digulung ulang
ini (finishing) melewati pemotong kertas yaitu bottom sliter (knife). Bottom sliter
ini berfungsi memotong kertas sesuai dengan lebar yang diinginkan order, seperti
coil, core dan cone. Sebelum melewati sliter kertas melewati roll kecil yang
posisinya seperti pisang yang melengkung setelah melewati sliter kertas dibuka
oleh slibe atau bantalan bottom sliter. Kertas yang digulung ini di-press atau
dipadatkan oleh rider roll dan juga menjaga supaya kertas yang digulung tidak
berkerut. Reel kertas jika sudah menjadi gulungan diameter besar ini ditahan
oleh kick roll dengan menggunakan tekanan kompresor. Setelah reel kertas
mencapai diameter yang diinginkan antara 120-150 cm maka kertas diturunkan
dan drum roll dengan menggunakan table roll yang digerakkan oleh tekanan
kompresor. Reel kertas sudah selesai atau sudah siap untuk dibawa.
Pemindahan reel kertas ini menggunakan forklift yang selanjutnya dibawa oleh
truk yang berkekuatan 220 Hp ke tempat asal order. Gambar proses paper
machine PT Papertech Indonesia Unit II dapat dilihat pada lampiran 6.

4.7 Sanitasi dan Limbah

4.7.1 Sanitasi

Sanitasi merupakan salah satu cara menciptakan lingkungan pekerjaan


yang bersih, nyaman dan aman. Hal ini didukung oleh Kurnawijayanti (2006),
yang menyatakan sanitasi merupakan bagian penting dalam proses produksi

25
yang harus dilaksanakan dengan baik. Sanitasi dapat didefinisikan sebagai
usaha pencegahan penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-
faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit. Proses
sanitasi pada PT Papertech Indonesia Unit II bertujuan untuk tetap menjaga
kualitas produk dari kontaminasi kuman dan benda asing, serta sebagai
tindakan pencegahan agar tidak terjadi penurunan kesehatan pada tenaga kerja.
Untuk menjamin sanitasi yang ada, PT Papertech Indonesia Unit II menerapkan
prinsip 5R atau 5S. 5R merupakan prinsip kerja yang dikembangkan oleh
Jepang, 5R diantaranya rapih, resik, ringkas, rawat, dan rajin. Proses sanitasi
yang dilakukan pada PT. Papertech Indonesia Unit II diantaranya meliputi:

a. Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan yang diterapkan pada PT Papertech Indonesia Unit II
Magelang dibagi menjadi sanitasi luar dan sanitasi dalam. Sanitasi luar lebih
fokus pada kebersihan sedangkan sanitasi dalam lebih berfokus kepada hygine
atau steril. Sanitasi pada ruang produksi sangat perlu dilakukan agar produk
yang diproduksi dapat terhindar dari kontaminan. Bentuk proses sanitasi
lingkungan diantaranya adalah pembersihan lantai, pembersihan selokan,
pembersihan kaca, pembuangan waste dan pembuangan sampah dalam rangka
penerapan prinsip 5R (Ringkas, Rapih, Rajin, Resik, Rawat), pengendalian
terhadap hama juga menjadi salah satu bentuk perlindungan terhadap kualitas
atau usaha untuk menjaga agar lingkungan dan produk terhindar dari
kontaminan. Sanitasi PT Papertech Indonesia Unit II lebih berfokus pada proses
produksi dan building service. Sanitasi dilakukan oleh pihak QA (Quality
Assurance).

b. Sanitasi Pekerja
Proses personal hygiene diperlukan bagi karyawan produksi dan karyawan
yang berada di area produksi. Area hygiene dibedakan menjadi tiga area, yaitu
zona merah, zona hijau, dan zona kuning. Zona merah yaitu berada pada area
cooking dan filling. Pada zona merah karyawan diharuskan memakai jas
laboratorium, masker, topi atau hair net, sepatu karet atau cover shoes. Zona
hijau yaitu zona yang berada di area produksi selain area cooking dan filling.
Pada zona hijau karyawan harus memakai APD yang sama seperti pada zona
merah tetapi tidak perlu memakai jas laboratorium. Zona kuning merupakan zona
atau area yang berada diluar area produksi, seperti di area GMT atau GFG. Pada
zona kuning karyawan tidak perlu memakai APD seperti pada zona merah atau
zona hijau, tetapi karyawan memakai rompi lapangan dan helm proyek. Selain
menggunakan APD, sebelum memasuki area produksi karyawan diharuskan
mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Hal ini dilakukan untuk
menjaga agar tidak terjadi kontaminasi dan menjaga keamanan dan keselamatan
pekerja.

c. Sanitasi Mesin dan Peralatan.


Sanitasi mesin dan peralatan ditujukan untuk menghidari kontaminasi
bahan baku saat dilakukannya proses produksi suatu produk. Sanitasi mesin dan
peralatan yang dilakukan oleh PT Papertech Indonesia Unit II dilaksanakan oleh
departemen QA/QC dan departemen produksi. Sanitasi mesin dan peralatan
dilakukan dengan membersihan mesin yang digunakan setiap selesai
memproduksi suatu produk. Sanitasi mesin pada PT Papertech Indonesia Unit II
terbagi menjadi 2, yaitu Clean In Process (CIP) dan Clean On Process (COP).
CIP adalah proses pembersihan mesin dan peralatan dengan bahan kimia yang
dicampurkan dengan air. CIP membersihkan semua jalur proses produksi. CIP

26
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu 3 steps, 5 steps, 7 steps. CIP 3 steps dilakukan
setiap hari, CIP 5 steps dilakukan setiap seminggu sekali, dan CIP 7 steps
dilakukan setiap bulan serta berlaku juga untuk mesin baru. Perlakuan sanitasi
pada CIP 3 steps adalah rinsing, alkali, rinsing. Perlakuan pada CIP 5 steps
rinsing, alkali, rinsing, acid, rinsing. Perlakuan pada CIP 7 steps rinsing, alkali,
rinsing, acid, rinsing, sanitizer, rinsing. CIP pada line besar dimulai dari CIP
station, sedangkan CIP pada line kecil dimulai dari premix tank. COP berbeda
dengan CIP. COP dilakukan oleh departemen teknik. COP adalah perlakuan
pembersihan pada bagian-bagian mesin. COP dilakukan setiap minggu. Semua
mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi dibersihkan.

4.7.2 Limbah
Limbah pabrik pulp dan kertas dapat berupa limbah cair dan limbah sludge.
Limbah sludge atau residu lumpur berasal dari penanganan primer dan sekunder
limbah cairnya. Umumnya, sludge ditanggulangi dengan cara dibakar di
incinerator atau dibuang dengan sistem open dumping (Wahyono, 2010). Limbah
yang dihasilkan oleh PT Papertech Indonesia Unit II meliputi limbah padat,
limbah cair dan limbah gas. Berikut merupakan penanganan limbah yang
dilakukan oleh pihak perusahaan yaitu:
a. Limbah Cair
Penanganan limbah cair dilakukan melalui beberapa tahapan agar limbah
yang dihasilkan tidak berbahaya dan berpengaruh buruk pada lingkungan.
Perlakuan pada limbah cair yang dilakukan adalah dengan menggunakan soda
kaustik agar pH naik dan menjadi netral dan mikroorganisme pengurai dapat
hidup. Dalam melakukan penanganan limbah PT Papertech Indonesia Unit II
menggunakan bantuan mikroorganisme agar dapat menguraikan bakteri agar
tetap hidup. Limbah padat juga dihasilkan dari proses penanganan limbah cair
yang berupa lumpur atau sludge. Lumpur yang dihasilkan tidak mengandung
bahan yang berbahaya dan lumpur ini dijual ke pihak ketiga.
Peralatan yang digunakan untuk penanganan limbah cair adalah bak pit,
pompa, sump well, first spit, bak c/f, clarifier dan clarifier 2, aerasi, bak klorin,
multimedia filter, dan bak control pot. Bak pit berfungsi untuk menapung air
limbah yang dihasilkan dari proses produksi. Sump well berfungsi untuk
menampung limbah dari hasil produksi dan menjaga pH agar stabil dan tidak
terlalu asam. First spit berfungsi untuk homogenisasi limbah yang telah
ditampung tadi. Bak c/f berfungsi untuk proses pengendapan dan pemisahan
lumpur atau padatan yang ada pada limbah cair. Clarifier 1 berfungsi untuk
melakukan pengendapan. Aerasi berfungsi untuk proses pengendapan dan
menjaga oksigen agar tetap stabil didalam pengolahan limbah. Lumpur aktif
berfungsi untuk menyaring limbah dari kandungan yang berbahaya agar aman
saat dibuang ke lingkungan. Clarifier 2 berfungsi untuk menghasilkan
pengendapan dan menyaring air yang masih mengandung bakteri pengurai. Bak
klorin berfungsi untuk menampung air yang dihasilkan dari clarifier 2. Multimedia
filter berfungsi untuk menyaring air. Bak control pot berfungsi untuk mengetahui
bahwa air limbah yang diolah sudah aman dan layak untuk dialirkan ke
lingkungan. Pada bak control pot ditambahkan ikan sebagai indikator bahwa
limbah yang ditangani sudah aman untuk lingkungan.

b. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi yaitu potongan plastik,
isi streples, sampah domestik, fly ash, bottom ash, dan lain-lain. Untuk
penanganannya yaitu dijual ke pihak ketiga, penjualan ini bertujuan agar
perusahaan mendapatkan profit. Penjualan dilakukan ketika di tempat khusus

27
limbah padat sudah tidak dapat menampung lagi. Limbah padat lain yang
dihasilkan adalah produk yang reject. Produk reject dikumpulkan dan
dimasukkan kedalam karung, kemudian dimasukkan ke dalam mesin crusher
yang nantinya dari mesin crucher akan dipisahkan antara padatan dan cairan.
Cairan yang dihasilkan langsung dialirakan ke WWTP (Water Waste Treatment
Process).
c. Limbah Gas
Limbah gas juga dihasilkan dari proses produksi berupa uap yang langsung
dikeluarkan melalui lubang uap dan dibantu dengan menggunakan exhaust.
Limbah gas yang dihasilkan di PT Papertech Indonesia Unit II bukan termasuk
limbah yang berbahaya. Limbah gas yang dihasilkan berupa uap yang masih
dalam suhu tinggi (panas).

4.8 Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung


kelancaran hidup perusahaan. Apabila pemasarannya kurang tepat, maka
orderan akan sedikit dan akan menyebabkan proses produksi menjadi sedikit
dan akhirnya pendapatan perusahaan juga sedikit. PT Papertech Indonesia Unit
II sangat memperhatikan sistem pemasaran yang akan dilakukan demi
mendukung kelancaran hidup perusahaan. Sistem pemasaran produk yang
dilakukan PT Papertech Indonesia Unit II dikenal dengan orderan rutin
menggunakan kontrak. Orderan rutin merupakan pesanan yang dilakukan terus-
menerus atau secara rutin terhadap PT Papertech Indonesia Unit II. Kontrak
yang dilakukan antara perusahaan dengan customer tergantung kesepakatan
perusahaan dengan customer. Selama kontrak berlangsung tidak ada kenaikan
harga dari harga yang sebelumnya telah ditentukan, kecuali terjadi kenaikan
harga bahan baku.

1. Segmenting, Targetting, Positioning (STP)


Perusahaan perlu menerapkan strategi pemasaran yang baik untuk dapat
mendukung peningkatan produktivitas perusahaan. PT Papertech Indonesia Unit
II sudah menerapkan strategi-strategi untuk dapat memperoleh customer.
Strategi STP yang diterapkan oleh PT Papertech Indonesia Unit II adalah
sebagai berikut:

a. Segmenting
PT Papertech Indonesia Unit II membagi segmen pasar berdasarkan
geografi dan kebutuhan. Pada segmentasi geografi, perusahaan memilih
segmen berdasarkan letak geografisnya, yaitu kota-kota pusat industri, dimana
kota-kota tersebut dipilih karena keberadaan customer yang mulai banyak
menggunakan produk yang dihasilkan oleh PT Papertech Indonesia Unit II
sebagai bahan baku hardpaper bagi customer.

b. Targetting
Setelah menentukan segmentasi pasar, selanjutnya adalah perusahaan
memutuskan target pasar yang akan dituju dalam memasarkan produknya.
Target pasar adalah kepada siapa produk yang dibuat itu dimaksudkan. Langkah
untuk membantu mencapai keuntungan maksimum perusahaan, perusahaan
harus memanfaatkan strategi target pemasaran yang tepat. Strategi targetting
yang digunakan oleh perusahaan adalah strategi pasar spesialisasi. Pada proses
menentukan target pemasaran, perusahaan pertama kali menganalisa segmen
pasar yang diinginkan, lalu memproduksi berbagai produk khusus untuk segmen

28
ini. Sebagai contoh, perusahaan menganalisa PT Conitex sonoco lalu
memproduksi berbagai produk khusus yang dibutuhkan PT Conitex sonoco.

c. Positioning
PT Papertech Indonesia Unit II memposisikan dirinya menjadi market
challenger di Indonesia dalam pembuatan kertas. Saat ini ada banyak
perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kertas yang menyebabkan
posisi PT Papertech Indonesia Unit II menjadi market challenger. Tujuan dari
positioning sendiri adalah untuk menciptakan citra yang berbeda guna
memperkenalkan produk di mata customer. Memposisikan sebuah produk
mengacu pada kemampuan perusahaan dalam memberikan manfaat terhadap
suatu produk.

2. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling
menunjang satu sama lain. Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran
didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat, harga yang layak,
saluran distribusi yang baik dan promosi yang efektif. Bauran pemasaran
umumnya disebut sebagai pemasaran 4P, yaitu Product, Price, Promotion dan
Place (Fuad, 2006). Strategi pemasaran PT Papertech Indonesia Unit II bila
ditinjau berdasarkan bauran pemasaran adalah sebagai berikut:

a. Product
Produk adalah barang atau jasa yang bisa ditawarkan di pasar untuk
mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat
memenuhi keinginan atau kebutuhan. Karena itu, produk harus disesuaikan
dengan keinginan atau kebutuhan pembeli, agar pemasaran produk berhasil
(Fuad, 2006). PT Papertech Indonesia Unit II merupakan perusahaan/industri
jasa yang bergerak di bidang cetak pembuatan kertas. Produk yang ditawarkan
oleh PT Papertech Indonesia Unit II adalah Chipboard, Super Chipboard, Core A,
dan Core B. Namun pada umumnya, banyak perusahaan yang memesan bahan
baku kertas dengan kualitas Chipboard. Strategi yang digunakan Papertech
dalam memasarkan produknya, dari segi kualitas, Papertech selalu
mengutamakan kualitas dibanding mengejar kuantitas produk sebagai upaya
melayani kepuasan konsumen. Dari segi pengemasan, Papertech memberikan
fasilitas lebih yaitu dengan menyertakan palet dalam tiap pengiriman kepada
konsumen. Dari segi pelayanan, Papertech menyediakan ruang penyimpanan
barang pesanan konsumen yang belum diambil tanpa adanya biaya tambahan.

b. Price
Harga adalah satu-satunya unsur dalam berbagai unsur bauran
pemasaran yang bakal mendatangkan laba bagi peritel. Penetapan harga adalah
yang paling krusial dan sulit diantara unsur-unsur dalam bauran pemasaran ritel
(merchandise, promosi, atmosfir dalam gerai dan retail service) (Ma’aruf, 2006).
Pada PT Papertech Indonesia Unit II Magelang harga persatuan kilo produk
hardpaper telah ditentukan oleh harga pasar internasional, sehingga untuk
mensiasati harga yang sering fluktuatif pihak Papertech menerima penyimpanan
barang yang belum diambil oleh customer, dengan syarat jika harga standar naik
barang tersebut dapat dinaikkan.

c. Place
Bagi produsen, konsep tempat adalah bagaimana mendekatkan produk
kepada konsumen agar tersedia dalam tempat dan jumlah yang tepat.

29
Sedangkan bagi konsumen, tempat adalah kenyamanan atau kemudahan untuk
memperoleh produk (Simamora, 2008). Perusahaan harus mengidentifikasi,
merekrut, dan menghubungkan sebagai penyedia fasilitas pemasaran untuk
menyediakan produk dan pelayanan secara efisien kepada pasar. Berbeda
dengan industri yang menawarkan jasa dan menjual produk komersial yang
memerlukan tempat strategis sebagai upaya menarik konsumen untuk datang
dan membeli. PT Papertech Indonesia Unit II Magelang dalam mengatur strategi
penempatan lokasi industri terletak berdekatan dengan jalan utama sebagai
sarana untuk memudahkan distribusi kepada customer. Selain itu, lokasi PT
Papertech Indonesia Unit II Magelang berdekatan dengan supplier bahan baku.

d. Promotion
Promosi adalah bagian dari bauran pemasaran, dimana kegiatan-
kegiatan yang secara aktif dilakukan perusahaan untuk mendorong konsumen
membeli produk yang ditawarkan. Promosi juga dikatakan sebagai proses
berlanjut karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan perusahaan
selanjutnya. Kegiatan dalam promosi umumnya adalah periklanan, personnal
selling, pemasaran langsung dan publisitas (Fuad, 2006). Promosi yang
dilakukan Papertech tidak seperti promosi yang dilakukan oleh kebanyakan
perusahaan lain yang mengiklankan produknya melalui media seperti Koran,
televisi, majalah dan lain-lain. Dikarenakan produk yang dihasilakan Papertech
bukan merupakan produk komersial yang dijual kepada masyarakat umum.
Sehingga promosi yang dilakukan adalah dalam bentuk membuat konsumen
menjadi loyal untuk membeli, seperti memberikan palet terhadap konsumen dan
setelah palet tersebut selesai digunakan dapat dijual kembali kepihak papertech
namun dengan harga dibawah harga palet baru. Dan membebaskan biaya
simpan jika konsumen belum mengambil produk yang telah dipesan.

4.9 Pengendalian Mutu

Manajemen PT Papertech Indonesia Unit II Magelang mengontrol secara


keseluruhan yakni mulai dari bahan baku, proses, produk jadi untuk menjamin
kualitas produk yang dipasarkan, yang telah dibuktikan dengan sertifikasi ISO
9001 melalui peningkatan mutu produk dan pelayanan secara terus menerus.
Dan juga telah mendapatkan sertifikasi ISO 14001 sebagai bukti bentuk
kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

4.9.1 Pengendalian Mutu Bahan Baku


Bahan Baku merupakan salah satu faktor penting yang dapat
menentukan baik tidaknya produk akhir yang dihasilkan. Kualitas bahan baku
utama dikontrol oleh bagian Quality Control(QC) dengan menguji kadar air dan
mengecek bahan lain selain jenis kertas yang terkandung di dalamnya. Semakin
banyak kotoran dan air yang terkandung didalam sampah kertas maka
prosentase pemotongan kadar air akan semakin tinggi, Pengecekan tersebut
dapat digunakan sebagai patokan harga beli kepada agen, Sedangkan untuk
bahan-bahan kimia bagian QC mengontrol jika diperlukan saja, tidak setiap
produk masuk ke dalam pabrik.

4.9.2 Pengendalian Mutu Produk Jadi


Hasil produksi PT Papertech adalah berupa gulungan-gulungan
hardpaper, dari hasil tersebut diperlukan beberapa pengujian kualitas untuk
memenuhi standar yang telah ditetapkan konsunen. Berikut adalah tahapan-
tahapan yang perlu dilalui dalam melakukan pengujian:

30
1. Uji Gramature : dilakukan oleh bagian laboratorium guna untuk mengetahui
ukuran berat terhadap produk yang dihasilkan. (gr/m2)
2. Uji Caliber : adalah uji ketebalan kertas yang dihasilakan dalam setiap jumbo
reel. Alat yang digunakan adalah Thickness tester (micron)
3. Uji Moisture : berikut adalah uji prosentase kandungan air pada kertas hasil
produksi jika saat awal proses produksi kandungan air masih mencapai 95%
setelah melalui proses produksi (wire press dryer) kadar air kertas menjadi
7%. (%)
4. Uji Cobb : alat yang digunakan dalam uji ini adalah Cobbtester sebagai upaya
pengukuran daya serap air terhadap Hardpaper yang dihasilkan. (gr/m2)
5. Uji Plybond : untuk mengetahui daya rekat kertas hasil diproduksi diuji dengan
menggunakan alat plybondtester. (ftlb)

Pengujian diatas dilakukan oleh bagian laboratorium produksi yang


terletak berdekatan dengan bagian finishing, sehingga memudahkan dalam
pengambilan sample yang diperlukan. Sample uji yang digunakan adalah
gulungan hardpaper ukuran jumbo (jumbo reel) yang jika konsumen meminta
gulungan akhir dengan diameter akhir 120 maka jumbo reel tersebut dapat dibagi
menjadi 3 reel kecil. Namun jika permintaan konsumen menginginkan diameter
145, banyaknya gulungan akhir hanya berjumlah 2 reel kecil dari setiap
pengujian jumbo reel hasilnya akan dicatat oleh bagian lab dan kemudian
diinfokan kepada bagian packing untuk disertakan di tiap gulungan akhir,
sehingga memudahkan bagian gudang untuk mendata stok yang tersedia.
Dari hasil pengujian diatas akan dapat diketahui apakah hasil produksi
termasuk kedalam standar yang diinginkan oleh konsumen atau tidak. Namun
standarisasi tersebut tidak mempengaruhi produk untuk dilakukan packing dan
dimasukkan kedalam gudang, hanya saja produk yang tidak memenuhi
spesifikasi akan diberikan tanda Hold yang artinya barang dilakukan penundaan
pengiriman, sampai ada konsumen yang bersedia membeli produk tersebut.
Karena masih banyak konsumen tidak terlalu mementingkan spesifikasi
hardpaper yang digunakan sebagai bahan baku produksi.

31
V. TUGAS KHUSUS
MANAJEMEN PENGADAAN BAHAN BAKU
PADA PRODUKSI KERTAS
DI PT PAPERTECH INDONESIA UNIT II MAGELANG, JAWA TENGAH

Bahan Baku merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting
dalam suatu sistem produksi. Bahan baku berkaitan erat dengan produk akhir,
baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kebijakan pengadaan bahan baku
menjadi salah satu persoalan penting bagi pihak manajemen. Ini dimaksudkan
agar perusahaan dapat memenuhi target baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya.
Berdasarkan bahan bakunya, industri kertas dapat dibedakan menjadi 2
(dua) macam yaitu industri kertas berbahan baku dari serat murni dan industri
kertas dari bahan baku daur ulang (recycle paper). PT Papertech Indonesia Unit
II Magelang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi
kertas. Perusahaan ini menggunakan bahan baku berupa bahan baku daur ulang
(recycle paper). Hal ini menjadi sangat penting bagi keberlangsungan
perusahaan, jika perusahaan hanya mengandalkan (raw material) bahan baku
murni dari alam, maka life cycle dari produk tersebut akan menurun. Maka
diperlukannya manajemen pengadaan bahan baku sebagai salah satu kebijakan
perusahaan, dimana dalam manajemen pengadaan bahan baku diperlukannya
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang baik.
Sehingga sumber daya yang ada bisa digunakan secara efektif dan efisien.
Strategi Produksi yang dilakukan oleh PT Papertech Indonesia Unit II
yaitu dengan sistem Job Order dimana proses produksi dilakukan berdasarkan
permintaan yang dilakukan oleh customer ke pemasaran. Jadi proses produksi
perusahaan didasari oleh pemesanan dari customer. Hal ini mempengaruhi jenis
dan kualitas bahan baku seperti apa yang akan digunakan oleh perusahaan,
yang disesuaikan dengan standar hard paper yang diinginkan customer.

5.1 Bahan Baku

32
Kualitas produk yang akan dihasilkan perusahaan ditentukan oleh faktor
bahan baku. Pemilihan bahan baku dapat memperkecil resiko kegagalan produk
akibat bahan baku berkualitas rendah. Bahan baku adalah komponen dari
kegiatan produksi yang harus ada, karena tanpa adanya bahan baku maka
proses produksi tidak akan berjalan lancar. Pada PT Papertech Indonesia Unit II
Magelang terdapat 2 jenis bahan baku yang digunakan, yaitu bahan baku utama
dan bahan baku pendukung. Bahan baku utama yang digunakan berupa
Recycle Paper dan bahan pendukung yang digunakan berupa tapioka dan
Chemical. Bahan baku utama yang digunakan oleh PT Papertech Indonesia Unit
II terbagi menjadi 2 jenis yaitu OCC dan MIX. OCC merupakan bahan baku
dengan intensitas 100% kertas (kertas serat panjang yang berasal dari Dos atau
karton). Sementara MIX merupakan bahan baku dengan intensitas ± 70% kertas
dan 30% bahan campuran (kertas serat pendek yang berasal dari majalah,
koran,buku, plastik).

5.2 Planning (Perencanaan)

Perencanaan merupakan kegiatan atau proses membuat rencana yang


kelak dipakai oleh perusahaan dalam rangka melaksanakan pencapaian tujuan.
Di dalam kegiatan-kegiatannya, perusahaan banyak berhadapan dengan
berbagai keterbatasan sumberdaya seperti tenaga kerja, dana, waktu, peralatan
dan kemampuan. Dengan adanya rencana, diharapkan kegiatan menjadi lebih
efektif dan efisien, terlebih lagi dalam menjalankan roda perusahaan yang
kompleks dan penuh persaingan (Husein, 2008). Dalam suatu manajemen, salah
satu fungsi yang paling utama adalah perencanaan. Pada PT Papertech
Indonesia Unit II Magelang, perencanaan yang dilakukan merupakan upaya
untuk menentukan jumlah bahan baku dan waktu perencanaan yang tepat untuk
kelancaran proses produksi sehinggan dapat memenuhi permintaan konsumen.
Perencanaan bahan baku yang dilakukan oleh PT Papertech Indonesia
Unit II Magelang bertolak ukur pada permintaan customer dan keputusan direksi
perusahaan yang disampaikan kepada Branch Manager. Perusahaan melakukan
perencanaan mulai dari menentukan Jumlah bahan baku, kualitas dan kuantitas
bahan baku, serta lama penyimpanan (stock) bahan baku yang ditempatkan
pada hamparan. Perusahaan menetapkan alat bantu 5W+1H untuk upaya
pengambilan keputusan pada perencanaan yang akan dilaksanakan, dengan
penjelasan sebagai berikut:

1. What
What didefinisikan sebagai kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan
dirumuskan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan
pengadaan bahan baku di PT Papertech Indonesia Unit II dilakukan berdasarkan
keputusan direksi perusahaan yang telah disampaikan kepada Branch manager,
yang mengacu pada permintaan customer terhadap hardpaper. Perusahaan
menyediakan bahan baku yang didasarkan oleh jenis hardpaper seperti apa
yang dipesan oleh customer. Target produksi yang ingin dicapai oleh perusahaan
adalah sebesar 8 ton/hari.

2. Why
Why didefinisikan sebagai alasan mengapa hal tersebut dijadikan tujuan.
Pada PT Papertech Indonesia Unit II Magelang, recycle paper merupakan salah

33
satu bahan baku utama, sehingga dalam pengadaan bahan baku perlu adanya
perencanaan yang tepat agar proses produksi berjalan dengan optimal dan
efektif dalam penggunaan biaya. PT Papertech Indonesia Unit II melakukan
perencanaan dalam pengadaan bahan baku kertas bertujuan memenuhi
permintaan customer akan hardpaper yang terus meningkat dan memenuhi
target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

3. Where
Where didefinisikan sebagai pemilihan lokasi yang tepat untuk melakukan
pengadaan bahan baku. Pemilihan lokasi ini berkaitan dengan tempat supplier
bahan baku yang berhubungan dengan jarak transportasi pemasukan bahan
baku ke perusahaan. Adanya perencanaan dalam pemilihan lokasi bertujuan
sebagai upaya dalam bentuk mendapatkan supplier bahan baku terdekat dan
terbanyak, yang nantinya berhubungan dengan stock bahan baku yang
digunakan perusahaan agar tidak terjadinya gangguan ataupun kekurangan
supply bahan baku selama proses produksi.

4. When
When didefinisikan sebagai waktu yang tepat untuk menentukan jadwal
pekerjaan yang harus diselesaikan dan menentukan waktu yang tepat untuk
melakukan pengadaan bahan baku. Hal ini berkaitan dengan stock yang ada di
perusahaan, sehingga tidak terjadinya kelebihan bahan baku yang nantinya
mempengaruhi ongkos/biaya yang dikeluarkan dalam bahan baku. Hal ini
berkaitan dengan penyusutan yang akan terjadi pada bahan baku, apabila terjadi
cuaca yang tidak diiginkan pada bahan baku utama dan penurunan kualitas dari
bahan baku tambahan (tapioka dan chemical) yang dipengaruhi oleh lama
penyimpanan dan cara penyimpanan. Pemesanan dan pembelian bahan baku
didasarkan pada jumlah stock bahan baku utama yang ada dihamparan dan
jumlah dari bahan baku tambahan yang ada di pergudangan.

5. Who
Who didefinisikan sebagai pihak-pihak yang terlibat dalam pengadaan
bahan baku. Pada PT Papertech Indonesia Unit II Magelang yang merencanakan
merupakan keterkaitan antara Branch Manager, Puchasing dan Bagian
Marketing Service. Pihak-pihak terkait memberikan arahan pada bawahannya
agar sistem atau manajemen pengadaan yang telah direncankan dapat berjalan
dengan sebaiknya. Dan tingkat pengadaan yang ada pada PT Papertech
Indonesia Unit II yaitu sebesar 10-15 ton dalam sekali pemesanan (stock) bahan
baku.

6. How
How didefinisikan sebagai bagaimana pelaksanaan perencanaan bahan
baku yang dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan melakukan sistem kontrak
dengan para supplier bahan baku, dimana para supplier harus mampu menyuplai
bahan baku dengan jumlah 10-15 ton/hari. Dimana setiap harinya terdapat 1-5
supplier yang menyuplai ke perusahaan, dan bergantian pada hari berikutnya.
Sistem supply ini juga didiskusikan oleh pihak-pihak terkait dimana berhubungan
dengan tingkat pemesanan dari customer dan kelebihan pemesanan bahan baku
dijadikan stock. Berikut daftar supplier yang bekerjasama dengan pihak PT
Papertech Indonesia Unit II Magelang, sebagai berikut :

34
Tabel 5.1 Daftar Nama Supplier Bahan Baku Kertas
No Nama Supplier Provinsi Jenis Kertas
1 SAWAH BESAR Jawa Tengah OCC/MIX WASTE
LOCAL
2 FADA INDONESIA Jawa Tengah OCC/MIX WASTE
LOCAL
3 CAHAYA ABADI SENTOSA Jawa Tengah OCC/MIX WASTE
LOCAL
4 CAHYO KERTAS DIY OCC/MIX WASTE
LOCAL
5 REJEKI DIY OCC LOCAL
6 CAHAYA ABADI DIY OCC LOKAL
7 DWI TUNGGAL ABADI DIY OCC LOCAL
8 KEBAS BERGUNA DIY MIX WASTE
LOCAL
9 SUBUR YANTOSO DIY MIX WASTE
LOCAL
10 SAGA HENING DIY MIX WASTE
LOCAL
11 JOYO DIY OCC LOCAL
12 MUMBUL DIY OCC LOCAL
13 ROYO - ROYO DIY OCC LOCAL
14 PUNDI DIY OCC LOCAL
15 LUMBUNG REJEKI DIY MIX WASTE
LOCAL
16 LANCAR DIY MIX WASTE
LOCAL
17 BANYU URIP DIY MIX WASTE
LOCAL
18 SENDANG URIP DIY OCC LOCAL
19 PRIMA REJEKI LESTARI DIY OCC LOCAL
20 BERKAT LESTARI DIY OCC LOCAL
21 SUMBER MAKMUR DIY OCC LOCAL
22 SENTOSA DIY OCC LOCAL

35
23 SEJAHTERA DIY OCC LOCAL
24 BERKAH DIY OCC LOCAL
25 MALMUR JAYA DIY OCC LOCAL
26 KAHURIPAN DIY OCC LOCAL
27 FAJAR SEJAHTERA DIY OCC LOCAL
28 DEWI LESTARI DIY OCC LOCAL
29 JAYA ABADI DIY OCC LOCAL
30 MARGO JOYO DIY OCC LOCAL
31 SUBUR JAYA DIY OCC LOCAL
32 MAPAN JAYA DIY OCC LOCAL
33 NUR CAHYO DIY OCC LOCAL
34 CEMERLANG DIY OCC LOCAL
35 HIDUP MAKMUR DIY MIX WASTE
LOCAL
36 AMAL KASIH DIY MIX WASTE
LOCAL
Sumber: PT Papertech Indonesi Unit II Magelang (2016)

5.3 Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah kegiatan pengaturan para karyawan dan


sumber-sumber lain dengan cara yang konsisten agar semua pekerjaan yang
dilakukan terarah sampai pada tujuan. Untuk itu, dalam pengorganisasian harus
dibuat suatu struktur tugas dan wewenang demi mempermudah tercapainya hasil
yang telah direncanakan. Fungsi pengorganisasian menjembatani antara
kegiatan perencanaan dan pelaksanaanya (Widjajanta, 2007). Pada PT
Papertech Indonesia Unit II Magelang, proses pengorganisasian bahan baku
dilakukan dengan cara mengorganisisasikan, mengkoordinasikan, dan
mengalokasikan sumber daya perusahaan yang digunakan dalam manajemen
pengadaan bahan baku utama dan bahan baku pendukung oleh pihak-pihak
yang terkait yaitu Branch Manager, Puchasing dan Bagian Marketing Service.
Pihak-pihak ini juga berkoordinasi dengan bawahannya agar penggorganisasian
pengadaan bahan baku dapat berjalan dengan baik. Pengorganisasian
digambarkan sebagai proses pembagian pekerjaan untuk mendukung
kelancaran pengadaan bahan baku recycle paper dan bahan pendukung. Pihak-
pihak tersebut mempunyai tugas dan kewajiban masing-masing agar proses
pengadaan bahan baku berjalan dengan lancar.
Dalam hal ini, kepala divisi memiliki wewenang yang berhubungan
dengan Branch manager, memberikan perintah dan melakukan pengawasan
terhadap bawahan, penanggungjawab semua kegiatan dalam pengadaan bahan
baku, serta pengambil keputusan. Dalam pelaksanaannya, pihak yang terkait
dibantu oleh semua karyawan yang sudah mendapatkan arahan baik security
maupun operator pemeriksa bahan baku.

5.4 Actuating (Pelaksanaan)

Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang kompleks dan


merupakan ruang lingkup yang cukup luas serta sangat berhubungan erat
dengan sumber daya manusia yang pada akhirnya pelaksanaan merupakan
pusat sekitar aktivitas-aktivitas manajemen. Actuating merupakan kemampuan
seseorang untuk memberikan kegairahan, kegiatan, pengertian, sehingga orang
lain mau mendukung dan bekerja dengan sukarela untuk mencapai tujuan

36
organisasi/lembaga pendidikan sesuai dengan tugas yang dibebankan
kepadanya (Indrawan, 2015). Pelaksanaan yang ada pada PT Papertech unit II
dalam sistem pengadaan bahan baku berkaitan dengan permintaan dari
customer mengenai jenis produk yang dipesan. Bahan baku utama yang
digunakan oleh PT papertech Unit II Magelang, ada dua jenis yaitu OCC dan
MIX. OCC sendiri merupakan bahan baku yang terdiri dari serat panjang (100%
kertas), dimana bahan baku utama ini diperoleh dari dos dan karton dan MIX
sendiri merupakan bahan baku yang terdiri dari serat pendek (± 70% kertas dan
30 % non kertas), serta bahan pendukung yang digunakan berupa Tapioka dan
Chemical, yang digunakan untuk merekatkan serat-serat kertas dari bahan baku
utama.
Proses pengadaan bahan baku yang dilakukan oleh PT Papertech
Indonesia Unit II Magelang dimulai dari bagian Plant Operation Manager yang
mengadakan permintaan bahan baku yang meliputi jenis, kualitas, kuantitas
yang didasarkan oleh permintaan customer kepada bagian pemasaran,
keputusan rapat bulanan dan perhitungan kebutuhan bahan yang dilakukan oleh
pihak Plant Operation Manager. Selanjutnya, bagian Purchasing akan
menghubungi supplier yang sesuai dan melakukan proses pemesanan melalui
Email, Fax ataupun pemesanan secara langsung kepada supplier. Bahan baku
yang telah dipesan kemudiaan akan diantarkan oleh supplier ke perusahaan dan
akan diterima pada hamparan yang berada dibawah naungan Plant Operation
Manager. Bahan yang telah sampai kemudian akan dicek kualitasnya oleh
bagian Quality Control Analysis dan apabila sesuai maka boleh digunakan dalam
proses produksi. Proses pembayaran akan dilakukan oleh bagian Accounting
and Finance berdasarkan kesepakatan awal yang telah dibicarakan atau pada
umumnya melalui sistem kredit.

5.5 Controlling (Pengendalian)

Pengendalian adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui


perilaku yang diharapkan. Karena tidak semua anggota organisasi mampu dan
mau mencapai tujuan tertentu organisasi melalui perilaku yang diharapkan oleh
organisasi, maka pengendalian diperlukan. Oleh karena itu, setiap organisasi
memerlukan pengendalian untuk menjamin bahwa setiap anggota organisasi
berusaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui perilaku yang diharapkan
(Mulyadi, 2007). Pengendalian dalam proses pengadaan bahan baku diperlukan
untuk menjamin bahwa bahan baku yang diperoleh adalah bahan baku yang
memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, guna memperlancar proses
produksi yang akan dilakukan. Oleh karena itu, PT Papertech Indonesia Unit II
Magelang melakukan pengawasan dan pemantauan dalam pengendalian
pengadaan bahan baku utama dan bahan pendukung melalui QC analysis agar
dapat menghasilkan dan mempertahankan mutu bahan baku. Pengendalian
yang dilakukan oleh PT Papertech Indonesia tidak hanya berfokus pada mutu
bahan baku, tetapi juga kerja yang dibangun perusahaan dengan pihak supplier.

5.5.1 Pengendalian Bahan Baku

Pengendalian bahan baku yang dilakukan oleh pihak PT papertech


Indonesia tidak hanya berfokus pada bahan baku utama yang digunakan yaitu
recycle paper, tetapi juga bahan pendukung berupa tapioka dan bahan kimia
yang digunakan, Pada bahan baku utama sendiri, pengontrolan sudah dilakukan
saat bahan masuk ke perusahaan dan melalui jembatan timbang. Berat bahan
baku yang datang ditimbang yaitu dengan cara pengurangan antara berat bahan

37
baku ditambah berat pengangkut dikurangi berat pengangkut kosong. Setelah
bahan baku ditimbang, dilakukan proses pengecekan kadar air. Pengecekan
dilakukan dengan menusukkan alat pengecek kadar air (checker) ke dalam
bahan utama yang masuk. Pengecekan dilakukan dengan metode sampel yaitu
¾ banyaknya dari bahan baku utama yang dibawa oleh penyuplai. Pengecekan
dilakukan oleh pihak operator, dimana operator berada dibawah naungan pihak
QC Analysis. Kadar air yang dapat melewati standar yaitu adalah sebesar 4-6%.
Pada bahan baku pendukung, pengontrolan dilakukan dengan intensitas
ataupun kandungan yang telah disesuaikan oleh standar perusahaan. Baik itu
kandungan yang terdapat pada tapioka maupun kandungan chemical yang ada.
Pihak perusahaan sendiri sudah memiliki supplier sendiri dalam menyuplai bahan
baku yang ada. Namun, sistem pengontrolan juga tetap dilakukan selama bahan
pendukung datang dan juga cara menyimpan bahan baku pendukung. Selain
tapioka, bahan pendukung yang digunakan adalah bahan kimia.

Gambar 5.1 Proses Pengecekan Kadar air bahan baku utama

5.5.2 Pengendalian/ Kerjasama dengan Pihak Supplier

Bentuk kerjasama dengan supplier merupakan salah satu hal penting


dalam manajemen pengadaan bahan baku. Sebab, hal ini berkaitan dengan
intensitas dari supplier untuk mengirimkan atau memasok bahan baku utama
maupun bahan baku pendukung yang digunkan oleh perusahaan. Dalam sistem
kerjasama yang dianut oleh PT Papertech Indonesia Unit II Magelang adalah
dalam bentuk kontrak. Sistem kontrak ini berkaitan dengan lama waktu
kerjasama, jumlah bahan baku yang digunakan, serta syarat standar yang harus
dipenuhi oleh pihak supplier agar dapat memenuhi standar yang dibuat oleh
perusahaan. Sistem kontrak yang ada pada PT Papertech Indonesia Unit II
adalah sistem kontrak pertahun pada masing-masing supplier. Dalam sistem
kontrak ini juga berisi mengenai harga yang dikehendaki oleh pihak PT
Papertech Indonesia Unit II Magelang dengan pihak supplier, dimana mengikuti
fluktuasi harga pasaran di dunia.
Bentuk kerjasama yang dibanguin oleh Pihak PT papertech Indonesia
Unit II Magelang ini yaitu menjaga hubungan baik dengan pihak supplier. Hal ini
berkaitan langsung dengan produktivitas produk yang dihasilkan oleh
perusahaan, sebab apabila terjadi kekurangan bahan baku akan berakibat fatal
pada proses produksi hardpaper yang dihasilkan oleh perusahaan. Kerjasama
yang ada pada masing-masing supplier bergantung pada jaminan mengenai

38
keuntungan yang diterima oleh kedua belah pihak, sehingga bentuk kerjasama
dapat terus berjalan dengan baik.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan

PT Papertech Indonesia Unit II Magelang merupakan salah satu


perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan kertas. Perusahaan ini
menggunakan bahan baku berupa recycle paper untuk membuat produk pada
proses produksinya, yaitu berupa hardpaper. Struktur organisasi yang ada pada
PT Papertech Indonesia Unit II Magelang adalah Lini dan Staff. Tenaga kerja
yang ada pada PT Papertech Indonesia Unit II ini yaitu tenaga kerja tetap.
Penerimaan tenaga kerja di PT Papertech Indonesia Unit II melalui tahap
rekrutmen, orientasi dan pelatihan. Tipe tata letak yang terdapat pada PT
Papertech Indonesia Unit II yakni tata letak produk dengan pola aliran bahan
Zigzag. Mesin dan peralatan yang digunakan di PT Papertech Indonesia Unit II
yaitu Mesin Hydro Pulper, HDC (High Density Cleaner), Screen, Flow Box,
Distribution Box, Fan Pump, Head Box, Forming Board, Foil Board, Vacuum
Board, Press, Mesin Daya silinder, Boiler, Collendler Roll, paper Roll, dan Mesin
Ruwd. Mesin dan peralatan yang digunakan sebagai penanganan bahan meliputi
Hand Pallet, pallet dan forklift. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan
hardpaper adalah recycle paper, tapioka dan chemicals. Proses produksi dimulai
dari stock preparation, hydro pulper, paper machine dan rewinder. Pengendalian
mutu yang dilakukan yakni pada bahan baku, pada saat proses produksi dan
produk akhir. Pengendalian limbah pada PT Papertech Indonesia Unit II
Magelang umumnya sudah dapat diatasi dengan baik, baik limbah padat, cair
dan B3. Pemasaran yang dilakukan oleh PT Papertech Indonesia Unit II
Magelang pada umumnya melalui sistem kunjungan.
Pada umumnya, manajemen pengadaan bahan baku pada PT Papertech
Indonesia unit II Magelang sudah berjalan dengan baik. Pengadaan bahan baku
dimulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian yang meliputi pengendalian bahan baku dan bentuk kerjasama
dengan supplier. Bentuk kerjasama yang ada berupa kontrak yang diperbarui
setiap tahunnya.

6.2 Saran

1. Sebaiknya dilakukan pengecekan dan penataan ulang pada hamparan


tempat penyimpanan bahan baku recycle paper, agar memudahkan dalam
pengangkutan ke mesin produksi.
2. Kualitas hamparan sebaiknya lebih diperhatikan lagi agar tidak terjadinya
kecelakaan kerja yang tidak diinginkan terhadap karyawan,

39
3. Pengendalian mutu bahan baku juga lebih diperhatikan lagi, tidak hanya
berfokus pada bahan baku utam juga berfokus pada bahan baku pendukung.

DAFTAR PUSTAKA

Ahman, E dan Epi, I. 2006. Membian Kompetensi Ekonomi. Grafindo Media


Pratama. Jakarta

Akhmad, A.A. 2009. Perancangan Simulasi Sistem Pergerakan dengan


Pengontrolan Pneumatik untuk Mesin Pengamplas Kayu Otomatis.
Jurnal Rekayasa Sriwijaya 18(3): 21-28.

Amraini, S.,Saputra,R., dan Hendra,M. 2009. Kajian Awal Pembuatan Pulp


Akasia dengan Metode Pulp Biologik. Universitas Riau. Pekanbaru

Assuari, S. dan Hendri. T. 2004. Manajemen Operasi. Grasindo. Jakarta

Budiasih, Y. 2012. Struktur Organisasi, Desain Kerja, Budaya Organisasi dan


Pengaruhnya terhadap Produktivitas Karyawan Studi Kasus pada PT
XX di Jakarta. Jurnal Liquidity 1 (2): 99-106

Cannon, Perreault dan McCarthy. 2008. Pemasaran Dasar: Pendekatan


Manajerial Global. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Fuad, M., dkk. 2006. Pengantar Bisnis. Penerbit PT Gramedia. Jakarta

Gaol, L.J. 2008. Sistem Informasi Manajemen Pemahaman dan Aplikasi.


Penerbit Grasindo. Jakarta

Hadi, A. 2007. Pemahaman dan Penerapan ISO/IEC 17025: 2005. PT


Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Hariandja, M.T.E. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Grasindo.


Jakarta

Herjanto,E. 2006. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Penerbit Grasindo. Jakarta

Herjanto, E. 2007. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Penerbit Grasindo.


Jakarta

Indrawan, I. 2015. Pengantar Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.


Penerbit Deepublish. Jakarta

40
Jenie, B. S. L dan Winiawati P. R. 2009. Limbah Industri Pangan. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta

Kardiman., Mulyadi, B., dan Kusriadi, A. 2006. Ekonomi Dunia Keseharian Kita.
Yudhistira. Jakarta

Kristinawati, E. 2000. Perancangan Tata Letak Mesin Dengan Menggunakan


Konsep Group Technology Sebagai Upaya Minimasi Jarak dan Biaya
Material Handling. J.Optimum 1(1): 71-79

Kurniwijayanti, H.A. 2006. Sanitasi, Hygiene dan Keselamatan Kerja dalam


Pengolahan makanan. Kanisius. Jogjakarta

Ma’aruf, H. 2006. Pemasaran Ritel. Penerbit PT Gramedia. Jakarta

Madura, J. 2007. Pengantar Bisnis Edisi 4. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Mulyadi, 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Penerbit


Salemba Empat. Jakarta

Netty, T. 2007. Jadi Kaya Dengan Berbisnis Di Rumah. PT Elex Komputindo.


Jakarta

Prabowo, Y. 2007. Akutansi Perpajakan. Penerbit Grasindo. Jakarta

Prasetya, H dan Lukiastuti,F.2009. Manajemen Operasi. Medpress. Jakarta

Puspita, I. 2008. Analisis Pengendalian Mutu untuk Mencapai Standar


Kualitas Produk pada PT Central Power Indonesia. Jurnal Manajemen
2(1): 50-51

Purnawijayanti, H. A. 2001. Sanitasi, Higiene, dan Keselamatan Kerja dalam


Pengolahan Makanan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta

Rangkuti, F. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus. PT


Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Retnani, Y. I. G., Permana, N. R. K dan Taryati. 2014. Teknik Membuat Biskuit


Pakan Ternak dari Limbah Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta

Simamora, B. 2008. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan


Profitabel. Penerbit PT Gramedia. Jakarta

Suharyadi, A. 2005. Membuat Aneka Nata. Penebar Swadaya. Surabaya

Sukoco, B,M. 2007. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern. PT Gelora


Aksara Pratama. Jakarta

Sulistiawati, R. 2012. Pengaruh Upah Minimum terhadap Penyerapan Tenaga


Kerja dan Kesejahteraan Masyarakat Provinsi di Indonesia. J. Ekonomi
8(3): 195-196

41
Susetyo, J., Risma, A., dan Joao, M. 2010. Perancangan Ulang Tata Letak
Fasilitas Produksi dengan Pendekatan Group Technology dan
Algoritma Blockplan untuk Minimasi Ongkos Material Handling. J
Teknologi Teknik Industri 3(1): 75-77

Umar, H. 2008. Business An Introduction. Penerbit PT Gramedia. Jakarta.

Wahyono, S. 2010. Mengubah Limbah Sludge Pabrik Pulp dan Kertas


Menjadi Produk Berguna. J Teknologi Lingkungan 1(3): 27-28

Widjajanto, B.,Widyaningsih, A.,Tanuatmodjo, H. 2007, Mengasah Kemampuan


Ekonomi. Penerbit PT Grasindo. Jakarta

Yohandoyo. 2001. Daur Ulang Kertas Untuk Hobi dan Bisnis. Kanisius.
Yogyakarta

Zimmer, T.W dan Norman, M.S. 2009. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha
Kecil Edisi 5. Penerbit Salemba 4. Jakarta

42
43

Anda mungkin juga menyukai