Anda di halaman 1dari 25

PERENCANAAN PROYEK AGROINDUSTRI

“Analisis Mesin dan Desain Layout Industri Nata de Coco”

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perencanaan Proyek
Agroindustri

Dosen pengampu:
Andrew Setiawan Rusdianto, S.TP., M.Si.

Disusun oleh:
1. Abdul Rahman Saleh (161710301015)
2. Suci Puspita Ningrum (161710301005)
3. Elinda Sagita Reza (161710301061)
4. Nurul Khoiroh (161710301067)
TIP- A 2016

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
PENDAHULUAN
Potensi kelapa di Indonesia sangat berlimpah karena buah kelapa
merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh subur di negara kita. Indonesia
menjadi salah satu negara yang mampu mengekspor berbagai olahan kelapa. Buah
kelapa Indonesia yang memiliki kualitas baik menjadi faktor utama negara lain
mendatangkan kelapa dari Indonesia. Sebagian besar industri di Indonesia yang
memanfaatkan buah kelapa, lebih banyak mengambil daging buahnya untuk diolah
menjadi suatu produk yang lebih bernilai. Penggunaan daging kelapa dalam
beberapa jenis olahan pangan menyisakan air kelapa yang harus dibuang setiap
harinya. Berdasarkan hal tersebut air kelapa (Cocos nucifera) seringkali terbuang
dan menimbulkan masalah akibat aromanya yang kuat setelah beberapa waktu
dibuang ke lingkungan. Jumlah limbah air kelapa setiap hari jauh lebih besar
dibanding jumlah yang dimanfaatkan. Mengingat banyaknya potensi air kelapa
sebagai bahan yang bernilai ekonomis, studi pemanfaatannya perlu terus
dikembangkan.
Pengolahan limbah air kelapa dapat dilakukan secara sederhana melalui
pembuatan nata de coco. Pembuatan produk ini dapat membantu mengatasi
timbulnya pencemaran limbah air kelapa. Nata de coco adalah hasil proses
fermentasi air kelapa menggunakan Acetobacter xylinum. Kandungan utama nata
de coco adalah selulosa. Nata adalah lapisan polisakarida ekstraseluler (selulosa)
yang dibentuk oleh kumpulan sel bakteri pembentuk kapsul. Lapisan ini
mempunyai tekstur kenyal, putih, menyerupai gel dan terapung pada bagian
permukaan cairan (nata tidak akan tumbuh di dalam cairan). Nata dikenal sebagai
salah satu produk makanan fermentasi yang berbentuk gelatin seperti agar – agar
atau kolang- kaling yang dapat dipakai sebagai bahan pengisi es krim, pencampur
fruit cocktail, dan yoghurt.
Pada umumnya olahan nata de coco hanya disajikan dalam bentuk original
atau tanpa campuran bahan lain. Oleh karena itu untuk memaksimalkan hasil
olahan air kelapa tersebut perlu dibuat inovasi baru dalam produksi nata de coco.
Inovasi yang dapat diterapkan yaitu dengan memanfaatkan bahan lain berupa coklat
yang menjadi komoditi unggulan di Kabupaten. Dengan penambahan coklat dalam
nata de chocran tidak hanya menambah nilai jual dari produk nata namun juga
menambah variasi dari pemanfaatan biji coklat. Rasa coklat yang umumnya disukai
oleh kalangan pemuda khususnya wanita ini diharapkan dapat menjadi makanan
yang menyehatkan bagi kaula muda suka mengkonsumsi makanan ringan namun
tetap menjaga kesehatan dikarenakan coklat yang digunakan ini merupakan coklat
rendah lemak.
Oleh karena itu PT. Nesa Coco Nusantara ingin menghasilkan produk
makanan/ minuman yang memiliki ciri khas yang berbeda dengan produk sejenis
lainnya sehingga mampu bersaing dengan perusahaan lainnya dalam bidang yang
sejenis. Selain itu produksi ini berperan dalam pemanfaatan limbah air kelapa yang
jarang digunakan pada industri industri lain serta memaksimalkan pemanfaatan
komoditi buah unggulan yang ada di Indonesia.
PEMBAHASAN

 Profil Industri
PT. Nesa Coco Nusantara merupakan perusahaan atau industri yang
bergerak dalam bidang makanan. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2019 yang
bertempat di Jalan. Hadinotonegoro VII No.78 Jember,Jawa Timur. Pada proses
pengolahan atau produksi dilaksanakan dari hulu-hilir dengan sistem mitra. Dengan
bahan baku air kelapa dan coklat yang didapatkan di sekitar wilayah Jember -
Banyuwangi. Pendirian perusahaan diawali minat konsumen coklat yang setiap
tahun mengalami peningkatan daya beli dan perolehan bahan baku yang mudah
karena melimpahnya bahan baku serta kemudahan pemasaran produk karena
didukung oleh adanya Tol-Trans Jawa. Visi dari PT. Nesa Coco Nusantara yaitu
menjadi perusahaan penyedia “Nata de Cochran” yang berkualitas & terbesar di
wilayah indonesia.
PT. Nesa Coco adalah salah satu dari sekian banyak perusahaan yang
bergerak dalam bidang pembuatan nata de coco. Merek dagang yang dimiliki oleh
perusahaan ini adalah “Nata de Cochran”. Nata de coco ini berbahan dasar air
kelapa dengan tambahan gula dan fermentor. Nilai tambah yang ada pada produk
ini yaitu varian rasa nata de coco yang berbeda dari biasanya, adanya penambahan
sirup coklat pada minuman nata de coco ini. Kandungan coklat yang ditambahkan
yaitu coklat yang memiliki kandungan lemak rendah (coklat rendah lemak) yang
didapatkan dari supplier perusahaan coklat. Kemasan yang akan digunakan pada
produk ini yaitu terdiri dari beberapa bentuk kemasan yang semuanya berbahan
plastik dengan jenis yang berbeda-beda. Terdiri dari beberapa bentuk kemasan
seperti kemasan cup (220 gram), kemasan kemasan pouch anti tumpah (360 gram)
yang dilengkapi dengan klip agar dapat ditutup dan disimpan kembali serta
kemasan kemasan ember (1000 gram). Harga yang ditawarkan pada produk ini
yaitu untuk nata de coco kemasan cup dijual seharga Rp 3000,00 , untuk kemasan
pouch 360 gram dihargai Rp 6.500,00 , sedangkan untuk kemasan ember 1 kg dijual
dengan harga Rp 17.000,00.
 Perencanaan dan Faktor Bahan Baku Industri Nata de Coco
Manajemen pengadaan bahan baku adalah salah satu komponen utama
dalam supplay chain management. Tujuan manajemen pengadaan bahan baku
adalah mendapatkan efisiensi operasi melalui integrasi semua perolehan pergerakan
bahan baku dan kegiatan penyimpanan bahan baku di perusahaan. Jadi, di samping
tugastugas rutinnya untuk melakukan pembelian bahan baku, fungsi pengadaan
juga bertanggung jawab untuk kegiatan seperti menambah dan mengevaluasi
pemasok baru, mengembangkan data-data sumber yang mendukung tujuan strategis
perusahaan, mengembangkan kolaborasi jangka panjang dengan pemasok,
menentukan teknologi yang tepat untuk mendukung kegiatan pengadaan, dan
bersama-sama dengan fungsi lainnya, menciptakan lingkungan yang sehat untuk
timlintas fungsional yang efektif. Bahan baku merupakan barang yang mutlak
diperlukan ketersediaannya dalam perusahaan maupun industri pengolahan.
Terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu:
a) Kapasitas Produksi
Dalam sehari industri nata de coco ini mampu mengolah air kelapa sebanyak
45.000 liter yang dapat menghasilkan lembaran nata de coco sekitar kurang
lebih 42.330 kg.
b) Produktivitas Penyedia Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi yaitu berupa air
kelapa yang didapatkan dengan cara bermitra dengan perusahaan santan.
sedangkan untuk bahan tambahan berupa sirup coklat juga didapatkan melalui
supplier perusahaan lain. Apabila bahan baku dari perusahaan santan tidak
terpenuhi atau kurang, maka perusahaan mensuplai bahan baku air kelapa dari
petani kelapa. Jumlah petani kelapa yang menjadi supplier bahan baku air
kelapa berjumlah 5 petani yang berada pada wilayah yang berbeda-beda. 5
wilayah yang menjadi tempat suplier kelapa terdiri dari 4 daerah di Kabupaten
Jember yaitu daerah Ledokombo, Sempolan, Ambulu dan Tanggul. Sedangkan
1 daerah lain berada di Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.
c) Harga Bahan Baku
Harga satuan
Bahan baku Banyaknya Jumlah (Rp)
(Rp)
Air kelapa 4.000/ liter 45.000 liter 180.000.000
Gula 13.800/ kg 600 kg 8.280.000
Amonium sulfat 34.000/ kg 300 kg 10.200.000
Asam asetat glasial 135.000/ liter 540 liter 72.900.000
Starter 50.000/600 ml 1500000 ml 125.000.000

d) Waktu
Perencanaan waktu yang tepat akan menghemat biaya, meningkatkan
efisiensi kegiatan, kelancaran proses produksi, koordinasi yang lebih baik
dalam rangka menjaga tingkat persediaan, sehingga dapat diperoleh
penghematan biaya.
Dalam sehari industri nata de coco melakukan penjadwalan sebagai
berikut:
1. Persiapan bahan baku pukul 06.30 WIB
2. Produksi pukul 08.00 WIB
3. Selesai produksi pukul 16.00 WIB
5. Pendistribusian dilakukan pada malam hari atau keesokan harinya.
 Jumlah Pekerja
Pada produksi nata de coco ini membutuhkan jumlah karyawan sebanyak 60
orang yang terdiri dari beberapa jenis pekerjaan yang di tuliskan dalam tabel
dibawah ini :
Jenis Pekerja Jumlah Keterangan
Direktur 1 Pemilik
Manager marketing 1 S2 SE
Manager keuangan 1 S2 SE
Teknisi pemeliharaan 2 S1 ST
Bag perebusan 2 S1 ST
Bag pembersihan kulit 1 S1 ST
Bag pencucian 3 S1 ST
Bag pemotongan 2 S1 ST
Bag pengemasan &
1
penambahan sirup S1 ST
Bag fermentasi 1 S1 ST
Cleaning service 5 SMA/SMK
Supir & kernet 20 SMA/SMK
Security 6 SMA/SMK

 Sistem Proses Produksi


Pada proses produksi nata de coco didalamnya melewati proses fermentasi
yang dibantu dengan adanya starter berupa acetobacter xylinium. Sistem yang
digunakan pada produksi nata de coco ini berupa sistem kontinyu. Sistem
kontinyu merupakan sistem produksi yang proses produksinya berkesinambungan
terus menerus dan berulang-ulang. Fasilitas produksi disusun sesuai dengan
urutan operasi dari proses awal hingga menjadi produk akhir/ produk jadi dengan
aliran material yang konstan. Jalur produksi biasanya dialokasikan hanya untuk
satu jenis produk saja.
 Diagram Alir Proses Produksi Nata De Coco

Air Kelapa

Penyaringan

Perebusan dan Penambahan bahan

Pendinginan

Pengkondisian asam (pH 3-4)

Inokulasi starter

Fermentasi 6-7 hari

Pemanenan

Pembersihan kulit

Lembaran Nata de coco

Pencucian 1

A
A

Pemotongan

Pencucian 2

Penirisan

Pengemasan dan penambahan sirup coklat

Nata de Chocran
dalam kemasan
 Neraca Massa Proses Produksi

Air kelapa
45.000 liter

Penyaringan Loss 0,5 % = 22,5 kg

44.775 liter air kelapa


600 kg gula Loss 0,5 % = 225 liter
Perebusan dan Penambahan bahan (air kelapa tumpah dan
300 kg Amonium sulfat
menguap)
540 liter asam asetat glasial Air kelapa 44.550
L
Pendinginan

Pengkondisian asam (pH 3-4)

1980 L starter Inokulasi starter

46.530 L air kelapa + strater


Fermentasi 3-5 hari Lembaran nata + sisa
cairan fermentasi
4200 L

Pemanenan

42.330 kg lembaran nata


42.330 kg lembaran nata Pembersihan kulit Loss 1,5 % = 634,95 kg
Air pencucian
41695,05 kg lembaran nata
Lembaran Nata de Coco

41695,05 kg lembaran nata Loss 1% = 416,95 kg


Pencucian 1 60000 liter air limbah
60000 liter air bersih
41278,1 kg lembaran nata

A
A

Pemotongan Loss = 100 kg


41178,1 kg nata de coco
41178,1 kg nata de coco Pencucian 2 41178,1 kg nata de coco
60000 liter air bersih 60000 liter air limbah

Penirisan

41178,1 kg nata de coco


Penambahan 5000 liter
Filling 47678,1 kg nata
sirup coklat + air 1500
liter de cochran

10000 kemasan ember (1kg)


47678,1 kg nata Pengemasan 100000 kemasan cup (200 gr)
de cochran 50000 kemasan pouch (360 gr)

Nata de Chocran
dalam kemasan

 Daftar By Product yang Keluar Dari Proses Produksi

Proses produksi yang menghasilkan limbah diantaranya yaitu ketika proses


penyaringan, fermentasi, pembersihan kulit, perendaman dan pencucian. Limbah
yang dihasilkan yaitu berupa limbah padat dan cair, untuk limbah padat berupa
kotoran sisa penyaringan dan limbah kulit nata de chocran sedangkan limbah cair
terdiri dari air sisa proses. Tahapan proses yang paling banyak menghasilkan
limbah cair yaitu pada pencucian dan pembersihan kulit nata serta alat-alat produksi
karena banyak menggunakan sumber daya air, sedangkan limbah padat terbanyak
dihasilkan pada pemanenan berupa nata yang gagal panen (reject) kemungkinan
dikarenakan ruang fermentasi yang tidak higienis atau pekerja yang kurang higienis
sehingga terjadi kontaminasi jamur pada saat fermentasi larutan kelapa. Adapun
pemanfaatan limbah hasil produksi nata de chocran sebagai berikut:

1. Limbah Cair
a. Limbah cair sisa pencucian dan perendaman
Limbah cair yang dihasilkan pada proses produksi dilakukan penggunaan
kembali (reuse) air bekas sisa perendaman nata, air pembersihan nata dan air bekas
pencucian alat dan mesin. Dari segi lingkungan akan terjadi pengurangan potensi
pencemaran perairan apabila limbah cair yang dihasilkan sebesar (124.000 liter)
liter per hari. Secara teknis relatif mudah untuk dilaksanakan dengan biaya sedikit
(lowcost). Alat yang digunakan sebagai penyaring limbah air ini berupa bak dengan
tingkatan-tingkatan baahan yang akan membantu menyaring limbah. Bahan pengisi
bak penyaring secara berurutan berupa batu bata, kerikil,arang kelapa, batu zeolite,
ijuk, pasir dan ijuk (Hakimi dkk, 2008).
b. Limbah cair sisa fermentasi
Pada proses fermentasi ini menghasilkan nata de coco sebesar 4200 liter.
Limbah cair yang cukup banyak ini dapat digunakan sebagai bibit nata atau starter.
Sehingga kegiatan ini dapat menghemat biaya dalam membeli bibit nata atau
starter. Secara teknis langkah ini sulit untuk dilakukan karena membutuhkan
ketelatenan dan ketelitian dalam prosesnya karena berhubungan dengan bibit nata
yang mempengaruhi produk akhir.

2. Limbah Padat
a. Limbah Kotoran Hasil Penyaringan, Pembersihan Kulit Nata Dan Nata
Reject
Limbah padat yang dihasilkan pada proses produksi nata de chocran yaitu
kotoran hasil penyaringan, pembersihan kulit nata dan nata reject. Total limbah
padat yang dihasilkan yaitu sebesar 1074 kg. Untuk menangani limbah yang cukup
banyak tersebut maka harus dilakukan penanganan untuk mengurangi kapasitas
limbah agar tidak menumpuk dan mencemari lingkungan. Oleh karena itu limbah
dimanfaatkan sebagai pupuk. Pembuatan pupuk limbah ini dilakukan dengan
penambahan kapur tohor dan dalam 100 kg limbah padat ditambahkan 10 kg kapur
tohor, setelah tercampur rata maka pupuk sudah siap untuk digunakan
(Warisno,2004). Secara teknis langkah ini relatif mudah untuk dilaksanakan dengan
biaya investasi rendah (low cost). Kemudian setelah menghasilkan produk pupuk,
perusahaan dapat menjualnya kembali dan perusahaan menghasilkan keuntungan
yang lebih.
b. Limbah Padat Sisa Potongan Nata de Chocran
Pada proses produksi dibagian pemotongan menyisahkan limbah padat
berupa sisa potongan nata de chocran. Sisa potongan nata yang masih tertinggal di
mesin atau bak penampung sebanyak 100 kg/hari masih dapat dimanfaatkan
kembali dengan menjualnya ke pihak ketiga yaitu pedagang minuman nata/ jelly.

 Kebutuhan Mesin/ Teknologi Yang Diperlukan


Pada proses produksi nata de coco ini dibutuhkan beberapa mesin yang
bertujuan untuk memudahkan proses produksi agar lebih efektif dan efisien. Untuk
mesin yang dipilih memiliki kapasitas produksi yang cukup besar, sehingga dalam
sehari industri dapat mengolah sekitar 45.000 liter air kelapa. Mesin besar yang
dibtuhkan dalam proses produksi terdiri dari 6 mesin pada beberapa stasiun proses
produksi, antara lain proses perebusan, pembersihan kulit, pencucian, pemotongan,
pengemasan dan fermentasi. Berikut adalah mesin yang diperlukan pada proses
produksi nata de coco :
Stasiun Mesin

Perebusan

Pembersihan kulit

Pencucian

Pemotongan

Pengemasan dan filler


Fermentasi

Keenam mesin tersebut memiliki dua referensi mesin yang akan dipilih, yang
masing-masing memiliki kapasitas, daya, harga dan dimensi yang berbeda-beda
yang dijelaskan pada tabel berikut:

Alternatif
Dimensi (m)

Operator
Jumlah

Jumlah
(Watt)

Harga
Mesin

Mesin
(juta)
Daya

N
Proses Kapasitas
o. P L T

5000 liter
A 2500 35 3 3,5 5
1. Perebusan B 3 2
B 3250 45 4 3,5 6 6000 liter

Pembersihan A 900 17 1 1 3 10000kg/jam


2. A 1 1
kulit B 900 15 1 1 2 800kg/jam
A 1000 27 3 2 4 500kg/jam
3. Pencucian A 3 3
B 1500 32 3 3,5 5 700kg/jam
A 1200 26 4 1 2 15000kg/jam
4. Pemotongan B 2 2
B 1550 29 4,5 1 2,5 15500kg/jam
Pengemasan
dan A 4000 55 10 3 4 5000 pcs/jam
5. B 1 1
penambahan
sirup B 3700 45 8 2 4 5000 pcs/jam
A 5000 70 3 1,5 1,5 120 liter
6. Fermentasi B 2 1
B 6800 85 4 2 1,8 200 liter
 Analisis Mesin Produksi
Dalam pemilihan teknologi yang digunakan pada pabrik ini terdapat dua
perbandingan alat yang dibuat berdasarkan aspek ekonomi , kapasitas, tingkat
kemungkinan alat untuk diinstal di pabrik dan tingkat teknologi dengan tingkat
intelektual tenaga kerja.
a. Mesin perebusan
Alat yang digunakan pada mesin perebusan untuk merebus air kelaba dan
bahan-bahan yang akan ditambahkan pada air kelapa. Ada 2 mesin yang
dibandingkan yaitu mesin A dan mesin B. Kemudian mesin tersebut dibandingkan
aspek nya. Aspek yang dibandingkan adalah aspek ekonomi, kapasitas, tingkat
kemungkinan untuk di install di pabrik, dan tingkat teknologi dengan tingkat
intelektual tenaga kerja.
Dari aspek ekonomi, mesin A memiliki harga yang relatif lebih murah dari
pada mesin B yaitu Rp. 35.000.000, sedangkan harga pada mesin B adalah Rp.
45.000.000. Harga pada mesin berpegaruh pada kapasitas yang dapat ditampung.
Pada mesin A kapasitas 5000 liter sedangkan pada mesin B 6000 liter. Tingkat
intelektual tenaga kerja dari kedua mesin perebusan sama-sama menggunakan semi
otomatis, dimana masih dibutuhkan tenaga kerja atau operator yang bertugas untuk
menggunakan jalannya mesin ketika proses produksi dan dan tingkat kecepatan dan
keakuratan mesin ketika dioperasikan. Daya dari mesin A lebih kecil dari pada
mesin B namun untuk selisih daya nya tidak terlalu jauh yaitu hanya selisih 1250
watt saja.
Dari data diatas dapat dibandingkan bahwa harga dari mesin A lebih
ekonomis dari pada mesin B. Mesin B dipilih sebagai mesin yang dapat diinstal di
pabrik karena memiliki kapasitas yang besar dan daya yang digunakan juga
memiliki selisih yang sedikit apabila dibandingkan dengan mesin A. Adanya
spesifikasi yang sesuai kualitas sehingga mesin B lebih ekonomis dan sesuai
kebutuhan ketika alat tersebut dioperasikan.
b. Mesin pembersihan kulit
Dari aspek ekonomi, mesin A memiliki harga yang relatif lebih mahal dari
pada mesin B yaitu Rp. 17.000.000, sedangkan harga pada mesin B adalah Rp.
15.000.000. Harga pada mesin berpegaruh pada kapasitas yang dapat ditampung.
Pada mesin A kapasitas 1000 kg/jam sedangkan pada mesin B 800 kg/jam. Tingkat
intelektual tenaga kerja dari kedua mesin perebusan sama-sama menggunakan semi
otomatis, dimana masih dibutuhkan tenaga kerja atau operator yang bertugas untuk
menggunakan jalannya mesin ketika proses produksi dan dan tingkat kecepatan dan
keakuratan mesin ketika dioperasikan. Daya dari mesin A dan mesin B memiliki
daya yang sama besarnya yaitu 900 watt.
Dari data diatas dapat dibandingkan bahwa harga dari mesin B lebih
ekonomis dari pada mesin A. Mesin A dipilih sebagai mesin yang dapat diinstal di
pabrik karena memiliki kapasitas yang besar dan daya yang digunakan sama dengan
mesin B. Adanya spesifikasi yang sesuai kualitas sehingga mesin A lebih ekonomis
dan sesuai kebutuhan ketika alat tersebut dioperasikan.
c. Mesin pencucian
Dari aspek ekonomi, mesin A memiliki harga yang relatif lebih murah dari
pada mesin B yaitu Rp. 27.000.000, sedangkan harga pada mesin B adalah Rp.
32.000.000. Harga pada mesin berpegaruh pada kapasitas yang dapat ditampung.
Pada mesin A kapasitas 500 kg/jam sedangkan pada mesin B 700 kg/jam. Tingkat
intelektual tenaga kerja dari kedua mesin perebusan sama-sama menggunakan semi
otomatis, dimana masih dibutuhkan tenaga kerja atau operator yang bertugas untuk
menggunakan jalannya mesin ketika proses produksi dan dan tingkat kecepatan dan
keakuratan mesin ketika dioperasikan. Daya dari mesin A dan mesin B memiliki
daya yang besarnya berbeda yaitu 1000 watt dan 1500 watt.
Dari data diatas dapat dibandingkan bahwa harga dari mesin A lebih
ekonomis dari pada mesin B. Mesin A dipilih sebagai mesin yang dapat diinstal di
pabrik karena memiliki kapasitas yang tidak terlalu besar dan sesuai dengan
kebutuhan pabrik sehingga tidak sampai terjadi pemborosan. Selain itu daya yang
dibutuhkan pada mesin A juga sedikit yaitu 1000 watt. Adanya spesifikasi yang
sesuai kualitas sehingga mesin A lebih ekonomis dan sesuai kebutuhan ketika alat
tersebut dioperasikan.
d. Mesin pemotong
Dari aspek ekonomi, mesin A memiliki harga yang relatif lebih murah dari
pada mesin B yaitu Rp. 26.000.000, sedangkan harga pada mesin B adalah Rp.
29.000.000. Harga pada mesin berpegaruh pada kapasitas yang dapat ditampung.
Pada mesin A kapasitas 15000 kg/jam sedangkan pada mesin B 15500 kg/jam.
Tingkat intelektual tenaga kerja dari kedua mesin perebusan sama-sama
menggunakan semi otomatis, dimana masih dibutuhkan tenaga kerja atau operator
yang bertugas untuk menggunakan jalannya mesin ketika proses produksi dan dan
tingkat kecepatan dan keakuratan mesin ketika dioperasikan. Daya dari mesin A
dan mesin B memiliki daya yang besarnya berbeda yaitu 1200 watt dan 1550 watt.
Dari data diatas dapat dibandingkan bahwa harga dari mesin A lebih
ekonomis dari pada mesin B. Mesin B dipilih sebagai mesin yang dapat diinstal di
pabrik karena memiliki kapasitas lebih besar dan sesuai dengan kebutuhan pabrik
sehingga tidak sampai terjadi pemborosan. Adanya spesifikasi yang sesuai kualitas
sehingga mesin B lebih ekonomis dan sesuai kebutuhan ketika alat tersebut
dioperasikan.

e. Mesin pengemasan dan penambahan sirup


Dari aspek ekonomi, mesin A memiliki harga yang relatif lebih mahal dari
pada mesin B yaitu Rp. 55.000.000, sedangkan harga pada mesin B adalah Rp.
45.000.000. Harga pada mesin tidak berpegaruh pada kapasitas yang dapat
ditampung. Pada mesin A dan mesin B sama-sama memiliki kapasitas 5000
pcs/jam. Tingkat intelektual tenaga kerja dari kedua mesin perebusan sama-sama
menggunakan semi otomatis, dimana masih dibutuhkan tenaga kerja atau operator
yang bertugas untuk menggunakan jalannya mesin ketika proses produksi dan dan
tingkat kecepatan dan keakuratan mesin ketika dioperasikan. Daya dari mesin A
dan mesin B memiliki daya yang besarnya berbeda yaitu 4000 watt dan 3700 watt.
Dari data diatas dapat dibandingkan bahwa harga dari mesin B lebih
ekonomis dari pada mesin A. Mesin B dipilih sebagai mesin yang dapat diinstal di
pabrik karena memiliki daya yang ridak terlalu besar. Adanya spesifikasi yang
sesuai kualitas sehingga mesin B lebih ekonomis dan sesuai kebutuhan ketika alat
tersebut dioperasikan.
f. Mesin fermentasi
Dari aspek ekonomi, mesin A memiliki harga yang relatif lebih murah dari
pada mesin B yaitu Rp. 70.000.000, sedangkan harga pada mesin B adalah Rp.
85.000.000. Harga pada mesin berpegaruh pada kapasitas yang dapat ditampung.
Pada mesin A kapasitas 120 liter sedangkan pada mesin B 200 liter. Tingkat
intelektual tenaga kerja dari kedua mesin perebusan sama-sama menggunakan semi
otomatis, dimana masih dibutuhkan tenaga kerja atau operator yang bertugas untuk
menggunakan jalannya mesin ketika proses produksi dan dan tingkat kecepatan dan
keakuratan mesin ketika dioperasikan. Daya dari mesin A dan mesin B memiliki
daya yang besarnya berbeda yaitu 5000 watt dan 6800 watt.
Dari data diatas dapat dibandingkan bahwa harga dari mesin A lebih
ekonomis dari pada mesin B. Mesin B dipilih sebagai mesin yang dapat diinstal di
pabrik karena memiliki kapasitas lebih besar dan sesuai dengan kebutuhan pabrik
sehingga tidak sampai terjadi pemborosan. Adanya spesifikasi yang sesuai kualitas
sehingga mesin B lebih ekonomis dan sesuai kebutuhan ketika alat tersebut
dioperasikan.
 Rancangan Desain Tata Letak Pabrik

 Desain Tata Letak Proses Produksi


 Analisis Finansial
1) Biaya Investasi
a. Biaya Bangunan dan Fasilitas Pabrik

No Nama Jumlah Harga Satuan Total


1 Bangunan 1 850000000 850000000
2 Pemasangan intalasi listrik 2000 kVA 5000000 5000000
3 Pemasangan instalasi air 1 750000 750000
4 Telepon 8 250000 200000
5 Wifi 3 300000 900000
6 Lampu 35 40000 1400000
7 Ac 13 4000000 52000000
8 Komputer set 8 2000000 16000000
9 1 set seragam karyawan 46 150000 6900000
10 Peralatan kantor 8 1500000 12000000
11 Meja dan kursi kantor 8 700000 5600000
Total 950750000

b. Biaya Pembelian Mesin

No Nama Alat Jumlah Harga Satuan Total


1 Mesin perebusan 3 45000000 135000000
2 Mesin pembersihan kulit 1 17000000 17000000
3 Mesin pencucian 3 27000000 81000000
4 Mesin pemotongan 2 4500000 90000000
5 Mesin pengemasan dan filler 1 45000000 45000000
6 Tempat fermentasi 2 85000000 170000000
7 Meja produksi 10 300000 3000000
8 Kursi produksi 10 140000 1400000
Total 542400000

c. Biaya Perizinan

No Jenis Perizinan Harga


1 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) 2000000
2 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 1000000
3 Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 3000000
4 izin BPOM dan kehalalan 2000000
Total 8000000
d. Total Biaya Investasi

Jenis Biaya Jumlah


Biaya bangunan dan fasilitas pabrik 949450000
Biaya pembelian alat 542400000
Biaya perizinan 8000000
Total 1421950000

2) Biaya Penyusutan

Harga Masa Penyusutan


No Nama Alat Jumlah Total
Satuan (Tahun) (Thn)
1 Mesin perebusan 3 45000000 135000000 10 13500000
Mesin pembersihan
1 17000000 17000000 8 2125000
2 kulit
3 Mesin pencucian 3 27000000 81000000 10 8100000
4 Mesin pemotongan 2 45000000 90000000 10 9000000
Mesin pengemasan
1 45000000 45000000 8 5625000
5 dan filler
6 Tempat fermentasi 2 85000000 170000000 10 17000000
7 meja produksi 10 300000 3000000 10 300000
8 kursi produksi 10 140000 1400000 10 140000
Total 542400000 55790000

3) Biaya Variabel

Biaya Produksi

No Bahan Jumlah Harga Satuan Harga Total


1 Air kelapa 45000 liter 4000/ liter 180000000
2 gula 600 kg 13800/ kg 8280000
3 amonium sulfat 300 kg 34000/ kg 10200000
4 asam asetat glasial 540 liter 135000/ liter 72900000
5 starter 1500000 liter 50000/ 600 ml 125000000
6 sirup coklat 5000 liter 5000/liter 25000000
Total 421380000

Berdasarkan tabel rincian biaya produksi diperoleh total biaya produksi per bulan
sebesar Rp 421.380.000. sehingga biaya produksi per tahun sebesar :
Biaya produksi oer tahun = Rp 421.380.000 x 12
= Rp 2.896.560.000,00
4) Biaya Tetap
a. Biaya Operasional

No Kebutuhan Jumlah/Bulan
1 Biaya Perawatan Mesin 10000000
2 Biaya Kirim Produk 12000000
3 Biaya Promosi 5000000
4 Pajak 8000000
5 PDAM 1140000
6 Listrik 15000000
7 Biaya Telepon 500000
Total 51640000

b. Biaya Gaji Karyawan

NO Jenis Pekerja Banyaknya Harga Jumlah Ket


1 Direktur 1 15000000 15000000 Pemilik
2 Manager marketing 1 8000000 8000000 S2 SE
3 Manager keuangan 1 8000000 8000000 S2 SE
4 Teknisi pemeliharaan 2 4500000 9000000 S1 ST
5 Bag perebusan 2 4500000 9000000 S1 ST
Bag pembersihan
6 1
kulit 4500000 4500000 S1 ST
7 Bag pencucian 3 4500000 13500000 S1 ST
8 Bag pemotongan 2 4500000 9000000 S1 ST
Bag pengemasan &
9 1
penambahan sirup 4500000 4500000 S1 ST
10 Bag fermentasi 1 4500000 4500000 S1 ST
11 Cleaning service 5 1250000 6250000 SMA/SMK
12 Supir & kernet 20 1000000 2000000 SMA/SMK
13 Security 6 1500000 9000000 SMA/SMK
Total 114290000 per bulan

Total biaya tetap yang terdiri biaya operasional dan gaji karyawan yaitu sebesar
Rp 165.930.000 / bulan
Total biaya tetap per tahun = Rp 165.930.000 x 12
= Rp 1.991.160.000
Berdasarkan rincian-rincian biaya tersebut maka dihasilkan total biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan setiap tahunnya adalah sebagai berikut :
Jenis Biaya Jumlah (rupiah)
Biaya investasi 1421950000
Biaya tetap 1.991.160.000
Biaya variabel 2896560000
Total 4887720000

Pendapatan Per Tahun


Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Harga/Pcs
Produksi/Hari Produksi/Bulan Produksi/Tahun Pendapatan
10000 (1kg) 300000 3600000 17.000 61.200.000.000,00
100000 (200 gr) 3000000 36000000 3.500 126.000.000.000,00
50000 (360 gr) 500000 6000000 6.500 39.000.000.000,00
Total 226.200.000.000,00

Penentuan kelayakan investasi suatu proyek di tentukan melalui kelayakan secara


finansial. Tolak ukur yang di pakai yaitu nilai NPV, IRR, Net B/C ratioyang
diperoleh dari perhitungan dan dihasilkan nilai sebagai berikut :

NPV 1.077.854.372.242,0800
IRR 15704%
B/C Ratio 67,58

a. Net Present value (NPV)


Net Present value (NPV) merupakan salah satu metode untuk menentukan
kelayakan investasi dengan mempertimbangakan nilai waktu uang. Nilai
Keuntungan yang diterima pada tahun sekarang akan berbeda pada keuntungan
nilai yang akan datang walaupun secara nominalnya sama. Nilai NPV pada industri
sebesar Rp 1.077.854.372.242,0800 yang menyatakan nilai lebih besar dari nol atau
positif, sehingga dapat dikatakan industri ini layak dijalankan.

b. Internal Rate of Return (IRR)


Internal Rate of Return (IRR) merupakan tingkat yang menghasilkan NPV
sama dengan nol. Industri dikatakan layak bila nilai IRR-nya lebih besar dari suku
bunga yang telah ditetapkan. Suku bunga yang telah ditetapkan yaitu sebesar 16%.
Hasil perhitungan menunjukkan nilai IRR sebesar 15704%.
c. B/C Ratio
Benefit/ Cost Ratio merupakan perbandingan manfaat terhadap biaya. Bila
nilai B/C ratio nya > 1 maka proyek layak dijalankan. Nilai B/C ratio yang diperoleh
yaitu sebesar 67,58 yang menyatakan bahwa nilai lebih besar dari 1 yang
menunjukkan bahwa industri tersebut layak dijalankan.

Anda mungkin juga menyukai