Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perencanaan Proyek
Agroindustri
Dosen pengampu:
Andrew Setiawan Rusdianto, S.TP., M.Si.
Disusun oleh:
1. Abdul Rahman Saleh (161710301015)
2. Suci Puspita Ningrum (161710301005)
3. Elinda Sagita Reza (161710301061)
4. Nurul Khoiroh (161710301067)
TIP- A 2016
Profil Industri
PT. Nesa Coco Nusantara merupakan perusahaan atau industri yang
bergerak dalam bidang makanan. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2019 yang
bertempat di Jalan. Hadinotonegoro VII No.78 Jember,Jawa Timur. Pada proses
pengolahan atau produksi dilaksanakan dari hulu-hilir dengan sistem mitra. Dengan
bahan baku air kelapa dan coklat yang didapatkan di sekitar wilayah Jember -
Banyuwangi. Pendirian perusahaan diawali minat konsumen coklat yang setiap
tahun mengalami peningkatan daya beli dan perolehan bahan baku yang mudah
karena melimpahnya bahan baku serta kemudahan pemasaran produk karena
didukung oleh adanya Tol-Trans Jawa. Visi dari PT. Nesa Coco Nusantara yaitu
menjadi perusahaan penyedia “Nata de Cochran” yang berkualitas & terbesar di
wilayah indonesia.
PT. Nesa Coco adalah salah satu dari sekian banyak perusahaan yang
bergerak dalam bidang pembuatan nata de coco. Merek dagang yang dimiliki oleh
perusahaan ini adalah “Nata de Cochran”. Nata de coco ini berbahan dasar air
kelapa dengan tambahan gula dan fermentor. Nilai tambah yang ada pada produk
ini yaitu varian rasa nata de coco yang berbeda dari biasanya, adanya penambahan
sirup coklat pada minuman nata de coco ini. Kandungan coklat yang ditambahkan
yaitu coklat yang memiliki kandungan lemak rendah (coklat rendah lemak) yang
didapatkan dari supplier perusahaan coklat. Kemasan yang akan digunakan pada
produk ini yaitu terdiri dari beberapa bentuk kemasan yang semuanya berbahan
plastik dengan jenis yang berbeda-beda. Terdiri dari beberapa bentuk kemasan
seperti kemasan cup (220 gram), kemasan kemasan pouch anti tumpah (360 gram)
yang dilengkapi dengan klip agar dapat ditutup dan disimpan kembali serta
kemasan kemasan ember (1000 gram). Harga yang ditawarkan pada produk ini
yaitu untuk nata de coco kemasan cup dijual seharga Rp 3000,00 , untuk kemasan
pouch 360 gram dihargai Rp 6.500,00 , sedangkan untuk kemasan ember 1 kg dijual
dengan harga Rp 17.000,00.
Perencanaan dan Faktor Bahan Baku Industri Nata de Coco
Manajemen pengadaan bahan baku adalah salah satu komponen utama
dalam supplay chain management. Tujuan manajemen pengadaan bahan baku
adalah mendapatkan efisiensi operasi melalui integrasi semua perolehan pergerakan
bahan baku dan kegiatan penyimpanan bahan baku di perusahaan. Jadi, di samping
tugastugas rutinnya untuk melakukan pembelian bahan baku, fungsi pengadaan
juga bertanggung jawab untuk kegiatan seperti menambah dan mengevaluasi
pemasok baru, mengembangkan data-data sumber yang mendukung tujuan strategis
perusahaan, mengembangkan kolaborasi jangka panjang dengan pemasok,
menentukan teknologi yang tepat untuk mendukung kegiatan pengadaan, dan
bersama-sama dengan fungsi lainnya, menciptakan lingkungan yang sehat untuk
timlintas fungsional yang efektif. Bahan baku merupakan barang yang mutlak
diperlukan ketersediaannya dalam perusahaan maupun industri pengolahan.
Terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu:
a) Kapasitas Produksi
Dalam sehari industri nata de coco ini mampu mengolah air kelapa sebanyak
45.000 liter yang dapat menghasilkan lembaran nata de coco sekitar kurang
lebih 42.330 kg.
b) Produktivitas Penyedia Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi yaitu berupa air
kelapa yang didapatkan dengan cara bermitra dengan perusahaan santan.
sedangkan untuk bahan tambahan berupa sirup coklat juga didapatkan melalui
supplier perusahaan lain. Apabila bahan baku dari perusahaan santan tidak
terpenuhi atau kurang, maka perusahaan mensuplai bahan baku air kelapa dari
petani kelapa. Jumlah petani kelapa yang menjadi supplier bahan baku air
kelapa berjumlah 5 petani yang berada pada wilayah yang berbeda-beda. 5
wilayah yang menjadi tempat suplier kelapa terdiri dari 4 daerah di Kabupaten
Jember yaitu daerah Ledokombo, Sempolan, Ambulu dan Tanggul. Sedangkan
1 daerah lain berada di Kalibaru Kabupaten Banyuwangi.
c) Harga Bahan Baku
Harga satuan
Bahan baku Banyaknya Jumlah (Rp)
(Rp)
Air kelapa 4.000/ liter 45.000 liter 180.000.000
Gula 13.800/ kg 600 kg 8.280.000
Amonium sulfat 34.000/ kg 300 kg 10.200.000
Asam asetat glasial 135.000/ liter 540 liter 72.900.000
Starter 50.000/600 ml 1500000 ml 125.000.000
d) Waktu
Perencanaan waktu yang tepat akan menghemat biaya, meningkatkan
efisiensi kegiatan, kelancaran proses produksi, koordinasi yang lebih baik
dalam rangka menjaga tingkat persediaan, sehingga dapat diperoleh
penghematan biaya.
Dalam sehari industri nata de coco melakukan penjadwalan sebagai
berikut:
1. Persiapan bahan baku pukul 06.30 WIB
2. Produksi pukul 08.00 WIB
3. Selesai produksi pukul 16.00 WIB
5. Pendistribusian dilakukan pada malam hari atau keesokan harinya.
Jumlah Pekerja
Pada produksi nata de coco ini membutuhkan jumlah karyawan sebanyak 60
orang yang terdiri dari beberapa jenis pekerjaan yang di tuliskan dalam tabel
dibawah ini :
Jenis Pekerja Jumlah Keterangan
Direktur 1 Pemilik
Manager marketing 1 S2 SE
Manager keuangan 1 S2 SE
Teknisi pemeliharaan 2 S1 ST
Bag perebusan 2 S1 ST
Bag pembersihan kulit 1 S1 ST
Bag pencucian 3 S1 ST
Bag pemotongan 2 S1 ST
Bag pengemasan &
1
penambahan sirup S1 ST
Bag fermentasi 1 S1 ST
Cleaning service 5 SMA/SMK
Supir & kernet 20 SMA/SMK
Security 6 SMA/SMK
Air Kelapa
Penyaringan
Pendinginan
Inokulasi starter
Pemanenan
Pembersihan kulit
Pencucian 1
A
A
Pemotongan
Pencucian 2
Penirisan
Nata de Chocran
dalam kemasan
Neraca Massa Proses Produksi
Air kelapa
45.000 liter
Pemanenan
A
A
Penirisan
Nata de Chocran
dalam kemasan
1. Limbah Cair
a. Limbah cair sisa pencucian dan perendaman
Limbah cair yang dihasilkan pada proses produksi dilakukan penggunaan
kembali (reuse) air bekas sisa perendaman nata, air pembersihan nata dan air bekas
pencucian alat dan mesin. Dari segi lingkungan akan terjadi pengurangan potensi
pencemaran perairan apabila limbah cair yang dihasilkan sebesar (124.000 liter)
liter per hari. Secara teknis relatif mudah untuk dilaksanakan dengan biaya sedikit
(lowcost). Alat yang digunakan sebagai penyaring limbah air ini berupa bak dengan
tingkatan-tingkatan baahan yang akan membantu menyaring limbah. Bahan pengisi
bak penyaring secara berurutan berupa batu bata, kerikil,arang kelapa, batu zeolite,
ijuk, pasir dan ijuk (Hakimi dkk, 2008).
b. Limbah cair sisa fermentasi
Pada proses fermentasi ini menghasilkan nata de coco sebesar 4200 liter.
Limbah cair yang cukup banyak ini dapat digunakan sebagai bibit nata atau starter.
Sehingga kegiatan ini dapat menghemat biaya dalam membeli bibit nata atau
starter. Secara teknis langkah ini sulit untuk dilakukan karena membutuhkan
ketelatenan dan ketelitian dalam prosesnya karena berhubungan dengan bibit nata
yang mempengaruhi produk akhir.
2. Limbah Padat
a. Limbah Kotoran Hasil Penyaringan, Pembersihan Kulit Nata Dan Nata
Reject
Limbah padat yang dihasilkan pada proses produksi nata de chocran yaitu
kotoran hasil penyaringan, pembersihan kulit nata dan nata reject. Total limbah
padat yang dihasilkan yaitu sebesar 1074 kg. Untuk menangani limbah yang cukup
banyak tersebut maka harus dilakukan penanganan untuk mengurangi kapasitas
limbah agar tidak menumpuk dan mencemari lingkungan. Oleh karena itu limbah
dimanfaatkan sebagai pupuk. Pembuatan pupuk limbah ini dilakukan dengan
penambahan kapur tohor dan dalam 100 kg limbah padat ditambahkan 10 kg kapur
tohor, setelah tercampur rata maka pupuk sudah siap untuk digunakan
(Warisno,2004). Secara teknis langkah ini relatif mudah untuk dilaksanakan dengan
biaya investasi rendah (low cost). Kemudian setelah menghasilkan produk pupuk,
perusahaan dapat menjualnya kembali dan perusahaan menghasilkan keuntungan
yang lebih.
b. Limbah Padat Sisa Potongan Nata de Chocran
Pada proses produksi dibagian pemotongan menyisahkan limbah padat
berupa sisa potongan nata de chocran. Sisa potongan nata yang masih tertinggal di
mesin atau bak penampung sebanyak 100 kg/hari masih dapat dimanfaatkan
kembali dengan menjualnya ke pihak ketiga yaitu pedagang minuman nata/ jelly.
Perebusan
Pembersihan kulit
Pencucian
Pemotongan
Keenam mesin tersebut memiliki dua referensi mesin yang akan dipilih, yang
masing-masing memiliki kapasitas, daya, harga dan dimensi yang berbeda-beda
yang dijelaskan pada tabel berikut:
Alternatif
Dimensi (m)
Operator
Jumlah
Jumlah
(Watt)
Harga
Mesin
Mesin
(juta)
Daya
N
Proses Kapasitas
o. P L T
5000 liter
A 2500 35 3 3,5 5
1. Perebusan B 3 2
B 3250 45 4 3,5 6 6000 liter
c. Biaya Perizinan
2) Biaya Penyusutan
3) Biaya Variabel
Biaya Produksi
Berdasarkan tabel rincian biaya produksi diperoleh total biaya produksi per bulan
sebesar Rp 421.380.000. sehingga biaya produksi per tahun sebesar :
Biaya produksi oer tahun = Rp 421.380.000 x 12
= Rp 2.896.560.000,00
4) Biaya Tetap
a. Biaya Operasional
No Kebutuhan Jumlah/Bulan
1 Biaya Perawatan Mesin 10000000
2 Biaya Kirim Produk 12000000
3 Biaya Promosi 5000000
4 Pajak 8000000
5 PDAM 1140000
6 Listrik 15000000
7 Biaya Telepon 500000
Total 51640000
Total biaya tetap yang terdiri biaya operasional dan gaji karyawan yaitu sebesar
Rp 165.930.000 / bulan
Total biaya tetap per tahun = Rp 165.930.000 x 12
= Rp 1.991.160.000
Berdasarkan rincian-rincian biaya tersebut maka dihasilkan total biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan setiap tahunnya adalah sebagai berikut :
Jenis Biaya Jumlah (rupiah)
Biaya investasi 1421950000
Biaya tetap 1.991.160.000
Biaya variabel 2896560000
Total 4887720000
NPV 1.077.854.372.242,0800
IRR 15704%
B/C Ratio 67,58