Anda di halaman 1dari 97

PENERAPAN PRODUKSI

BERSIH PADA INDUSTRI

Prof. Dr. Ir. Nastiti Siswi Indrasti


Pendahuluan
Penerapan produksi bersih pada industri

Pengelolaan seluruh aspek kegiatan


perusahaan

Sejak pemilihan bahan baku sampai


penanganan limbah

Industri yang berbeda


penanganan limbah
berbeda
Penerapan Produksi Bersih

Yang harus dilakukan :

1. Mengidentifikasi secara rinci proses produksi

2. Mengidentifikasi kemungkinan munculnya


limbah pada proses produksi, produk atau
kesalahan manajemen

3. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab


kerusakan lingkungan & memberikan alternatif
solusi yang bisa diterapkan untuk kemajuan
industri tersebut
Penerapan Produksi Bersih

Teknologi produksi bersih


Pengurangan limbah pada sumber pencemar
Teknik daur ulang

Pilihan penerapan produksi bersih


Good house keeping
Perubahan material input
Perubahan teknologis
Perubahan produk
On-site reuse
Penerapan Produksi Bersih

Industri yang berpeluang mencemari


lingkungan jika tidak ditangani dengan baik :
1. Industri Tapioka Dari segi ekonomi :
2. Industri Tahu peluang untuk
3. Industri Gula diefisienkan tinggi
4. Industri Plywood
5. Industri CPO

Penghematan bahan baku/tambahan


Pemanfaatan limbah menjadi produk
yang mempunyai nilai tambah
INDUSTRI TAPIOKA
Industri Tapioka
Industri Tapioka

Banyak tersebar di Indonesia

Menghasilkan limbah
Limbah padat
Limbah cair
Gas

Menimbulkan masalah lingkungan


Proses Produksi Tapioka
(limbah & opsi produksi bersih)
1. Proses Pengupasan & pencucian ubi kayu
Ubi Kayu
Air 7 1000 kg Air
m3/hari Pencucian Cucian
Energi
Ubi Kayu 700 kg
Kulit dan kotoran
300 kg

Opsi Produksi Bersih


Identifikasi Munculnya limbah
Pencucian dua tahap dengan
menggunakan air sisa proses
pengendapan pati danair bersih
Limbah padat berupa kulit ubikayu,
Memanfaatkan kulit ubi kayu untuk
tanah, batu-batuan dan kotoran
pupuk
Memanfaatkan air sisa cucian untuk gas
bio
Proses Produksi Tapioka
(limbah & opsi produksi bersih)
2. Proses Pemarutan
Ubi Kayu 700 kg

Air
Pemarutan
Energi
Bubur ubi kayu 692.1 kg
Loss 7.9 kg

Identifikasi Munculnya limbah Opsi Produksi Bersih

Limbah yang timbulkan akibat loss Mengumpulkan hasil parutan yang


product, dimana hasil pemarutan akan tercecer
tercecer di sekitar mesin pemarut
Proses Produksi Tapioka
(limbah & opsi produksi bersih)
3. Proses Penyaringan
Bubur ubi kayu 692.1 kg

Air
Penyaringan

Energi
Susu pati 609.8 kg
Ampas 82.3 kg

Identifikasi Munculnya limbah Opsi Produksi Bersih

Memanfaatkan ampas untuk


Limbah padat berupa onggok/ampas
kepentingan lain (industri saus/obat
nyamuk bakar
Proses Produksi Tapioka
(limbah & opsi produksi bersih)
4. Proses Pengendapan Pati
Susu pati 609.8 kg

Air Air + Loss 182.99 kg


Pencucian
Energi
Endapan pati 426.81 kg

Opsi Produksi Bersih


Identifikasi Munculnya limbah
Pemanfaatan kembali air dari bak
penampungan untuk
limbah cair yang mengandung bahan tahapan proses pencucian.
organik Memanfaatkan air sisa cucian untuk
loss akibat pengendapan berupa kepentingan lain
tepung tapioka kasar seperti pembuatan gas bio.
Mengumpulkan sisa-sisa pati pada
bak pengendapan.
Proses Produksi Tapioka
(limbah & opsi produksi bersih)
5. Proses Penjemuran
Endapan pati
426.81 kg
Air + Loss
128.14 kg
Penjemuran
Energi
Tapioka kasar
298.67 kg

Identifikasi Munculnya limbah Opsi Produksi Bersih

limbah yang dihasilkan berupa Mengumpulkan kembali tepung


tepung tapioka kasar yang banyak tapioka yang berserakan akibat
diterbangkan oleh angin diterbangkan oleh angin
Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih
pada Industri Tapioka
Opsi Perhitungan Nilai Satuan
1. Pencucian 2 tahap dan Menggunakan kembali air sisa proses pengendapan pati untuk proses pencucian
Biaya yang dibutuhkan:
Membeli Paralon 6 meter x Rp 10.000/meter 60.000 Rp/bulan
Air bersih yang dibutuhkan 7 m3/hari x Rp 500/m3 x 26 hari/bulan 91.000 Rp/bulan
pada proses biasa
Air bersih yang dibutuhkan 3,5 m3/hari x 500/m3 x 26 har/bulan 45.500 Rp/bulan
pada opsi !
Penghematan air 45.500 Rp/bulan
Pay back period Rp 60.000 : Rp 45.500 1,319 bulan
2. Memanfaatkan kulit ubi kayu untuk pupuk
Biaya pengangkutan 13 kali/bulan x Rp 50.000 650.000 Rp/bulan
Hasil penjualan 300 kg/hari x Rp 200 x 26 hari 1.560.000 Rp/bulan
Keuntungan 910.000 Rp/bulan
Pay back period -
3. Memanfaatkan limbah cair gas bio
Tidak dilakukan perhitungan karena belum adanya literatur mengenai kelayakan finansial serta angka
konversi limbah tapioka menjadi metan
Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih
pada Industri Tapioka
Opsi Perhitungan Nilai Satuan
4. Mengumpulkan hasil parutan yang tercecer
Biaya tambahan Membeli serokan karet 20.000 Rp
Hasil Penjualan 1,58 kg/hari x Rp 500 x 26 hari 20.540 Rp
Pay back period Rp 20.000 : Rp 20.540 0,974 bulan
5. Memanfaatkan ampas kering/ onggok untuk saus/obat nyamuk bakar
Hasil penjualan 16,46 kg/hari x Rp 500 x 26 hari 213.980 Rp/bulan

Keuntungan 213.980 Rp/bulan


Pay back period -
6. Mengumpulkan pati yang tertinggal pada bak pengendapan
Biaya tambahan Membeli sapu dan serokan 30.000 Rp

Hasil Penjualan 2 kg/hari x Rp 1.000 x 26 hari 52.000 Rp


Pay back period Rp 30.000 : Rp 52.000 0,577 bulan
Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih
pada Industri Tapioka

Opsi Perhitungan Nilai Satuan

7. Mengumpulkan kembali tepung-tepung kasar tersebut


Biaya tambahan Membeli penghisap debu 2.000.000 Rp
Hasil Penjualan 10 kg/hari x Rp 2.000 x 26 hari 520.000 Rp
Pay back period Rp 2.000.000 : Rp 52.000 3,846 bulan
8. Penggunaan Masker
Asumsi untuk 1 orang
karyawan:
Pembelian masker Rp 5.000 x 5 buah masker 25.000 Rp
Biaya Pengobatan bila Rp 100.000 100.000 Rp
karyawan sakit
Pay back period Rp 25.000 : Rp 100.000 0,25 bulan
INDUSTRI TAHU
Industri Tahu
Industri kecil
tersebar di
Masalah yang terjadi Indonesia

Penggunaan air yang tidak efisien


Adanya kadar bahan organik yang tinggi serta
bahan yang terikut dalam air pada proses
pengolahan
Limbah organik yang bau dan berwarna keruh

Dapat menyebabkan gangguan pada ekologi


lingkungan
Proses Produksi Tahu
(limbah & opsi produksi bersih)
1. Proses Pencucian
KEDELAI 100 KG

ENERGI Air cucian


PENCUCIAN
1m3/hari
AIR 1
M3/hari
Kedelai basah
100 kg
Identifikasi Munculnya limbah Opsi Produksi Bersih

Sisa air cucian masih Untuk menyiasati penggunaan air,


pencucian tidak dilakukan dengan air
mengandung sisa bahan kedelai
yang mengalir, tetapi dengan
akan tetapi loss yang terjadi
menggunakan wadah dengan
dianggap tidak signifikan
beberapa tahap pencucian
Proses Produksi Tahu
(limbah & opsi produksi bersih)
2. Proses Perendaman
KEDELAI BASAH 100 KG
AIR AIR
PERENDAMAN BUANGAN
300 LT RENDAMAN
100 LT
KEDELAI YANG
MENGEMBANG 300 KG

Identifikasi Munculnya limbah Opsi Produksi Bersih

air sisa rendaman dibuang, air masih Melakukan penyaringan kembali saat
mengandung zat zat organik yang sisa air rendaman di buang
tercampur dengan kotoran, yang jika Memanfaatkan kembali hasil
dibiarkan akan berbau busuk penyaringan untuk di proses kembali
/untuk makanan ternak
Proses Produksi Tahu
(limbah & opsi produksi bersih)
3. Proses Penirisan dan Penggilingan
KEDELAI HASIL RENDAMAN
AIR PANAS 300 KG
100 Lt
+ AIR BIASA PENIRISAN DAN
200 Lt PENGGILINGAN

ENERGI
BUBUR KEDELAI 600 KG

Identifikasi Munculnya limbah Opsi Produksi Bersih

Pada tahap penggilingan ini ada Modifikasi mesin penggiling pada


kedelai yang tercecer karena corong bagian corong sehingga dapat
mesin penggiling yang kelebihan meningkatkan rendemen
beban kedelai.
Proses Produksi Tahu
(limbah & opsi produksi bersih)
4. Proses Pemasakan

BUBUR KEDELAI 600


KG
UAP AIR 1,5
AIR 1100 Lt
Lt PEMASAKAN
AIR
ENERGI TERCECER
PANAS 1 Lt
BUBUR KEDELAI
MASAK 1697,5 KG

Identifikasi Munculnya limbah

Pembakaran kayu dapat menyebabkan terjadinya jelaga pada


langit atau genteng rumah
Air yang tercecer pada saat pengadukan
Proses Produksi Tahu
(limbah & alternatif produksi bersih)
Opsi Produksi Bersih

Menghindari air yang tumpah saat pengadukan


dengan pengadukan yang lebih hati-hati serta
bahan yang tidak melebihi kapasitas tanki
pemasakan

Meletakan tungku di dalam ruang produksi


sehingga arah api tidak kesamping

Mendesain tungku yang hemat energi yang


mempunyai cerobong asap keatas agar asap yang
dihasilkan tidak mengotori ruang produksi dan
rumah disekitarnya

Memanfaatkan batok dan sabut kelapa untuk


pengganti kayu bakar dalam pemanasan awal
Proses Produksi Tahu
(limbah & alternatif produksi bersih)
5. Proses Penyaringan dan Pengepresan
BUBUR KEDELAI
MASAK 1697,5 KG

PENYARINGAN DAN
ENERGI PENGEPRESAN AMPAS AMPAS
TAHU 140
KG
SARI (SUSU)
KEDELAI 1557,5 KG
Identifikasi Munculnya limbah
Opsi Produksi Bersih
Terbentuknya ampas tahu yang
apabila dibiarkan akan menimbulkan
bau yang tidak enak serta menjadi Ampas tahu yang terbentuk
limbah semi padat yang mencemari bisa DIJUAL untuk makanan
lingkungan ternak
Proses Produksi Tahu
(limbah & alternatif produksi bersih)
6. Proses Penggumpalan
SARI (SUSU) KEDELAI
1557,5 KG
WHEY TAHU
LARUTAN 1397,5 KG
SOIKO PENGGUMPALAN

ENERGI
PANAS
CURD 160 KG

Identifikasi Munculnya limbah Opsi Produksi Bersih

Tebentuknya Whey yang merupakan Whey bisa dimanfaatkan menjadi


Nata de Soya dengan perlakuan
cairan basi bisa menimbulkan penambahan starter bakteri
pencemaran bau dan lahan apabila Acetobacter Xylinum
whey dibiarkan atau dibuang ke sungai Whey bisa digunakan untuk
pembuatan membran semi konduktor
sekitarnya
Proses Produksi Tahu
(limbah & alternatif produksi bersih)
7. Proses Pencetakan dan Pengepresan Curd Menjadi
Tahu Disertai Pemotongan

CURD
160 KG

PENCETAKAN DAN
PENGEPRESAN CURD
ENERGI

TAHU 160 KG
Perhitungan Biaya Alternatif
Produksi Bersih pada Industri Tahu

OPSI Perhitungan Jumlah Satuan

1. Pencucian secara bertahap

Biaya yang dibutuhkan


Membeli ember besar 3 buahx Rp. 8.000/buah Rp. 24.000 Rp/bulan
Air yang digunakan saat
biasa 1 m3/ hari x Rp.500/m3x 30 hari Rp. 15.000 Rp/bulan
Air yang digunakan bila
menerapkan Opsi 1 0,5 m3/ hari x Rp.500/m3x 30 hari Rp. 7.500 Rp/bulan
Penghematan air Rp. 7.500 Rp/bulan

PBP 3,2bulan
Rp.24.000 : Rp.7.500
Industri Tahu
OPSI Perhitungan Jumlah Satuan
2. Penyaringan kembali sisa air rendaman kedelai dan tahu, pencucian dan sanitasi dengan
instalasi daur ulang air
Investasi yang dibutuhkan :
Pembuatan Bak Penyaringan 1 buah xRp.100.000 Rp. 100.000 Rp
Pembuatan Bak Pengendapan 1 buah xRp.350.000 Rp. 350.000 Rp
Total Aset Rp. 450.000 Rp
1.Bahan penjernih (tawas + batu kapur) (0,2/kgxRp.1500)+(0,2/kgxRp.750) Rp. 162.000 Rp
2.Bahan Penyaring :
Pasir (0,027 m3xRp.55.000)=Rp.1.467 Rp
Kerikil (0,020 m3xRp.50.000)=Rp.1.000 Rp
Ijuk (0,040 m3xRp. 2.000)=Rp. 480 Rp
Arang (0,010 m3xRp. 3.000)=Rp. 180 Rp
Batu bata 10 buahxRp.Rp.200 =Rp. 12.000 Rp
Tota bahan penyaring Rp. 15.127 Rp/bulan
Modal Kerja Operasional Alat Rp.177.127 Rp/bulan
TOTAL INVESTASI Rp.627.127 Rp/bulan
3,1 m3x30 harixRp.500/m3+
Air yang digunakan pada proses biasa (Rp.39.500/kWH) Rp. 86.000 Rp/bulan
Bila Opsi 2 dilaksanakan 2,09 m3x30 harixRp.500/m3 Rp. 31.350 Rp/bulan
Penghematan air Rp. 54.650 Rp/bulan
PBP Rp.627.127:Rp.54.650 11,5 bulan
OPSI Perhitungan Jumlah Satuan
Perhitungan Biaya Alternatif Produksi Bersih
pada Industri Tahu

OPSI Perhitungan Jumlah Satuan


3. Pembuatan corong tambahan pada
mesin penggilingan
Biaya yang dibutuhkan:
Membeli seng 1 meter xRp.13.500 Rp.13.500 Rp
Penghematan bahan baku 0,005 kg/harixRp.4000/kgx26 hari Rp. 520 Rp/bulan
PBP Rp.13.500:Rp.520 25,9 bulan
4. Pembuatan tungku hemat energi
Investasi tungku Rp. 1.000.000/ alat Rp.1.000.000 Rp
Penghematan kayu bakar+minyak
tanah Rp. 2000/ hari x 26 hari Rp. 52.000 Rp/bulan
PBP Rp.1.000.000 :Rp.52.000 19,2 bulan

5. Substitusi kayu bakar dengan batok kelapa


Biaya tambahan dibanding beli kayu
bakar Rp. 1000/hari x 26 hari Rp.26.000 Rp/bulan
Hasil penjualan arang Rp.5000/kg x 10 kg Rp. 50.000 Rp/bulan
PBP Rp.26.000 :Rp. 50.000 0,52 bulan
Perhitungan Biaya Alternatif
Produksi Bersih pada Industri Tahu

OPSI Perhitungan Jumlah Satuan


6. Pemakaian kacamata las
Membeli kacamata Rp.40.000x 4 Rp.160.000 Rp/bulan
Asumsi anggaran
kesehatan/bulan Rp.50.000 x 4 Rp. 200.000 Rp/bulan
PBP Rp.160.000 : Rp.200.000 0,8 bulan

7. Pemanfaatan ampas tahu dan kunyit untuk makanan ternak


Biaya tambahan :
membeli karung 10 kg Rp.1000 x 10 buahx26 hari Rp.260.000 Rp/bulan
Hasil penjualan Rp.4000/karung x 10 buah x 26hari Rp.1.040.000 Rp/bulan
PBP Rp.10.000 : Rp.40.000 0,25 bulan
Perhitungan Biaya Alternatif
Produksi Bersih pada Industri Tahu

OPSI Perhitungan Jumlah Satuan


8.Pembuatan nata de soya dari whey tahu (Nasution,2001)
Biaya yang dibutuhkan :
Investasi asset Rp.35.663.650 Rp.35.609.256 Rp/bulan
Modal Kerja Operasional Nata de soya Rp.27.673.253 Rp.19.737.250 Rp/bulan
Bahan baku whey 838,5 kgxRp.0 Rp.0
Bahan Penolong :
Bibit cair nata 241,13 liter x Rp.12.000 Rp. 2.893.565
Urea 337,58 kg x Rp.1500 Rp. 506.370
Asam asetat glacial 675,15 liter xRp.8000 Rp. 5.401.200
Gula pasir 2.869,39 kgxRp.3000 Rp. 8.608.170
Minyak tanah 30 liter x Rp.1000 Rp.30.000
Total biaya Bahan Penolong Rp.17.412.305 Rp/bulan
TOTAL BIAYA OPERASIONAL Rp. 19.737.250 + Rp.0+ Rp.17.412.305 Rp.37.149.555 Rp/bulan
Hasil penjualan nata de soya 838,5 kg/harixRp.2.065/kg x 26 hari Rp.45.019.065 Rp/bulan
Keuntungan Rp.45.019.065-Rp.37.149.555 Rp.7.869.910
PBP Rp.35.609.256 :Rp.7.869.910 4,63 bulan
Perhitungan Biaya Alternatif
Produksi Bersih pada Industri Tahu

OPSI Perhitungan Jumlah Satuan


9.Pemanfaatan sisa hasil potongan atau cetakan
Biaya tambahan :
Membeli kantong plastik Rp.200/ kantongx 26 hari Rp. 5.200 Rp/bulan
Hasil penjualan Rp.1000/kg x 26 hari Rp.26.000 Rp/bulan
PBP Rp.5.200 : Rp. 26.000 0,2 bulan
INDUSTRI GULA
Industri Gula

Industri Gula

Manfaat dan Dampak besar bagi


keuntungan besar lingkungan
bagi manusia

Menghasilkan limbah
Padat
Harus diolah Cair
dengan tepat Emisi udara
Proses Produksi Gula
(limbah & alternatif produksi bersih)
1. Proses Penebangan, Pengangkutan & Penimbangan Tebu

Opsi Produksi Bersih


Identifikasi Munculnya limbah

Pakan ternak
Pucuk tebu, daun tua/kering, tebu Bahan bakar boiler
yang tercecer, debu & gas buang Bahan baku pembuatan kompos
pada peralatan produksi Perawatan mesin secara berkala
Good House-Keeping
Proses Produksi Gula
(limbah & alternatif produksi bersih)
2. Proses Penggilingan (ekstraksi)

Opsi Produksi Bersih


Identifikasi Munculnya limbah

Air cucian diminimisasi : pembersihan


Air bekas pencucian lantai, kering
bagas/ampas tebu, bocoran Bahan bakar boiler
nira/oli Bahan baku kompos
Good House-Keeping
Proses Produksi Gula
(limbah & alternatif produksi bersih)
3. Proses Pemurnian (purifikasi)

Opsi Produksi Bersih


Identifikasi Munculnya limbah
Pakan ternak
Bahan baku kompos
Blotong, air pendingin pompa & Limbah gas diminimisasi :
sisa gas SO2, CO, CO2 & NO memperkering ampas tebu yang
digunakan sebagai bahan bakar boiler
Proses Produksi Gula
(limbah & alternatif produksi bersih)
4. Proses Penguapan (Evaporasi)

Identifikasi Munculnya limbah


Opsi Produksi Bersih

Air kondensat, air skrapan,


larutan soda bekas, air bekas Air umpan boiler
pencucian evaporator, air jatuhan Air imbibisi
kondensor Diolah di IPAL
Proses Produksi Gula
(limbah & alternatif produksi bersih)
5. Proses Kristalisasi & Sentrifugasi

Opsi Produksi Bersih


Identifikasi Munculnya limbah
Air umpan boiler
Air imbibisi
Diminimisasi : Good House-Keeping
Kondensat, bocoran larutan gula, Molase : Digunakan sebagai media
bocoran masakan dari palung produksi berbagai produk bernilai
pendingin, molases tinggi seperti MSG, alkohol, spirtus &
asam organik
Proses Produksi Gula
(limbah & alternatif produksi bersih)
6. Proses Pengemasan
Studi Kelayakan
(Analisis Ekonomi Pemanfaatan Air Imbibisi)
Penurunan jumlah penambahan air imbibisi dari 30%
menjadi 25%

Meningkatkan konsentrasi nira dari 7,54% menjadi 9,67%


polarisasi
Untuk pabrik gula kapasitas 4000 TTH menurunkan
kebutuhan energi untuk penguapan air dalam nira : 1,8
milyar/tahun
Menurunkan kadar air dalam ampas dari 51% jadi 50%
Meningkatkan nilai kalor ampas 56 kkal/kg
Menghemat penggunaan IDO (minyak diesel) : 23
milyar/tahun
Menghemat penggunaan air sebesar Rp. 7.840.000/tahun
INDUSTRI PLYWOOD
Industri Plywood
Industri Plywood

Hampir setiap proses berkontribusi


menghasilkan limbah

Limbah padat
Limbah cair
Gas
40% Limbah
padat
Proses Produksi Plywood
(limbah & alternatif produksi bersih)
1. Penerimaan log 2. Pemotongan log

Identifikasi Identifikasi
Munculnya limbah Munculnya limbah

Limbah padat : Kebisingan &


log afkir Limbah padat :
sisa potongan log
& serbuk gergaji
Opsi Produksi Bersih
Opsi Produksi Bersih
Dimanfaatkan : bahan pembuatan
block board Limbah padat : bahan pembakaran
Diminimisasi : menyortir kayu boiler
gelondongan (log) & lebih kebisingan : diminimisasi
memperhatikan jumlah dan kondisi merawat
kayu mesin & menggunakan peredam
Proses Produksi Plywood
(limbah & alternatif produksi bersih)
3. Pembersihan kulit log 4. Pengupasan

Identifikasi Identifikasi
Munculnya limbah Munculnya limbah

Debu kayu, kebisingan Limbah padat : inti


& gas buang kayu, potongan tepi
log, sisa kupasan &
sisa potongan log
Opsi Produksi Bersih
Opsi Produksi Bersih
debu kayu : bahan bakar boiler & bahan
baku partikel board
kebisingan : diminimisasi merawat Inti kayu : bahan baku alas
mesin & menggunakan peredam pengemasan & bahan baku block board
gas buang : diminimisasi dengan Potongan tepi log, sisa kupasan & sisa
alat penyaring gas buang seperti potongan log : bahan bakar boiler.
blower & dust collector
Proses Produksi Plywood
(limbah & alternatif produksi bersih)
5. Pengeringan 6. Penyusunan veener & core

Identifikasi Munculnya limbah


Identifikasi
Munculnya limbah Limbah padat : sisa potongan veener,
veener tidak standar, sisa potongan core
Limbah padat : sisa
& core reject
potongan veener
Opsi Produksi Bersih
Opsi Produksi Bersih
Dimanfaatkan sebagai bahan bakar
Dimanfaatkan sebagai bahan boiler,bahan baku black board & bahan
bakar boiler baku alas packing
Proses Produksi Plywood
(limbah & alternatif produksi bersih)
7. Perekatan 8. Pemotongan

Identifikasi Identifikasi
Munculnya limbah Munculnya limbah

Air cucian glue sisa potongan sisi


spreader, padatan panel, sebetan,
perekat & ceceran debu kayu dan
perekat kebisingan

Opsi Produksi Bersih


Opsi Produksi Bersih
Air ceceran glue spreader : pengganti
air bersih dalam proses pencucian
glue spreader Dimanfaatkan sebagai bahan bakar
Padatan perekat : bahan tambahan boiler,bahan baku black board & bahan
pembuatan perekat baku partikel board
Ceceran perekat : bakar boiler
dengan penambahan sebuk kayu
Proses Produksi Plywood
(limbah & alternatif produksi bersih)
9. Pendempulan & pengamplasan 10. Pengemasan

Identifikasi Identifikasi
Munculnya limbah Munculnya limbah

serbuk hasil kemasan kertas,


pengamplasan, debu kemasan film
kayu & kebisingan dan polyester
coating
Opsi Produksi Bersih
Opsi Produksi Bersih
Limbah padat : bahan tambahan dalam
pembuatan perekat dan bahan pengisi Kemasan kertas : bahan bakar
dalam pembuatan dempul, bakar boiler boiler
dan bahan baku pembuatan partikel Polyester coating & kemasan
board film : didaur ulang sebagai
Kebisingan : merawat mesin & bahan kerajian untuk
menggunakan peredam. kemudian dijual.
Perhitungan Penggunaan Limbah Kayu
Dan Solar Sebagai Bahan Bakar Boiler.
STEAM PRODUCTION USING DIESEL ( COMPARATIVE STUDY )

Asumsi yang digunakan :


Average caloric value of wood (ACV) : 15.050 Kjoule/Kg
Total Kebutuhan energi panas (QS) : 5.244.730.916,55 Kjoule

Rumus Total kebutuhan energi panas


(QS) = ( Boiler Fuels / jumlah limbah kayu basah dari shredder ) X
Total potensi limbah kalori kayu
(QS) = ( 122.731,91 / 42.661,75 ) X 1.823.074.367,37 Kjoule
= 5.244.730.916,55 Kjoule

Rumus Kebutuhan Solar (SS) = QS/AVC


Kebutuhan solar (SS) : 348.487,10 Kg X 1000 = 348.487.100 Liter (LT)
Thermal efficiency (TE) : 0,95 %
Rumus LT1 = LT/TE : 366.828.526,32 Liter
Perhitungan biaya solar dan biaya
bahan bakar kayu untuk boiler
PERBANDINGAN BIAYA SOLAR DAN BAHAN BAKU KAYU

Pada biaya solar Rp 4.300 = LT 1 X Harga solar =


366.828.526,32 Liter X Rp 4.300 =
Rp 1.577.362.663.170/tahun =
Rp 131.446.888.597/bulan

Investasi modifikasi ignition chamber = Rp 120.000.000/unit


Asumsi harga limbah 40% dari harga kayu
( 40% X 160.000 = 40.000 )

Biaya bahan bakar kayu jika kayu dihargai Rp 40.000 =


Boiler Fuels X Rp 40.000
= (122.731,91/12) X Rp 40.000 = 10.228 m3 X Rp 40 000 =
Rp 409.120.000/bulan
Nilai Tambah = Rp 131.446.888.597/bulan Rp 409.120.000/bulan
= Rp 131.037.768.597/bulan
INDUSTRI CPO
Industri CPO

Konsumsi minyak sawit dunia meningkat

Dampak negatif terhadap lingkungan

Limbah :
-Limbah perkebunan kelapa sawit
-Limbah industri kelapa sawit

Limbah cair
Limbah padat
Udara
Proses Produksi CPO
Proses penimbangan dan penerimaan TBS
(Tandan Buah Segar)

Proses perebusan

Proses perontokan buah

Proses pengadukan / digesting

Proses pengepresan

Proses pemurnian
Limbah Industri CPO

Limbah

Limbah Cair : Udara :


Lumpur Limbah Padat : Kebisingan
Air kondensat Cangkang Gas boiler
Air cucian Serat
Tandan kosong
Pengelolaan Limbah Industri CPO

Limbah Padat

Cangkang :
Bahan bakar solid untuk boiler
Substitusi gravel pada jalan
Serat : bahan bakar solid untuk boiler
Tandan kosong : mulsa organik pada
pokok kelapa sawit
Pengelolaan Limbah Industri CPO

Limbah Cair
Lumpur & air kondensat : aplikasi lahan pada
perkebunan
Air cucian : ditangani dalam kolam sedimentasi

Limbah Udara
Kebisingan : diminimisasi menggunakan peredam
Gas boiler : menggunakan dust collector untuk
selanjutnya diendapkan pada kolam sedimentasi
Pengelolaan Limbah Industri CPO
Salah satu teknik
produksi bersih

Modifikasi Proses

Industri CPO

Modifikasi proses Pada final effluen


perebusan terjadi losses di atas
standar

Membuat kolam penampung


air kondensat
Desain Kolam Penampung
Air Kondensat
Tata Letak Kolam Penampung
Air Kondensat
Kendala Pengelolaan Limbah
Industri CPO
Kendala kendala tata cara operasi yang
baik pada industri CPO

Alat
Proses rebusan contohnya alat kontrol
rebusan yang tidak berfungsi dengan baik
Manusia
Hambatan yang paling berpengaruh pada
penerapan produksi bersih
Aplikasi Good House-Keeping
pada Industri CPO
Penutupan kebocoran pipa air dan uap
Penutupan aliran air yang tidak diperlukan
pada stasiun penjernihan
Penggantian keran dan selang air yang
bocor
Pembersihan mesin dan lingkungan kerja
Pada beberapa stasiun proses dilakukan
penambahan SOP kerja berupa
pembersihan lingkungan, mesin dan
penutupan kebocoran
Studi Kelayakan

Secara Tata cara operasi yang baik


ekonomis
Meningkatkan produktivitas perusahaan

Dilihat dari :
kualitas produk yang dihasilkan
tingginya ekstraksi

Peningkatan ekstraksi 0,01 %


Keuntungan Rp. 4.469.315/bulan
Dengan TBS yang diolah : 12.537 ton
Studi Kelayakan

Alternatif Penerapan Good House-Keeping

Usaha pengurangan terjadinya ceceran & cemaran


pada lingkungan kerja pabrik secara langsung

Jumlah kebocoran air 2.154 lt/jam


1 th : 30.931 jam = 63.163 m3 air yang terbuang
Biaya bahan kimia untuk mengolah 63.163 m3 air
Rp. 16.832.801,-

Untuk penerapan Good House-Keeping :


Biaya pembelian selang, keran & pemasangan
peringatan sebesar Rp. 275.000,-
Studi Kelayakan
TBS yang diolah : 1 mesin = 28 ton
Dalam setiap jam : 2 mesin = 54 ton

Kondensat = 7,84 m3/jam


Kandungan minyak = 0,042 m3

Kapasitas kolam penampung kondensat mininal 8 m3


Investasi bangunan : Rp. 30.021.050,-
Biaya tetap/tahun : Rp. 19.500.000,-

Tahun 2005 : Harga CPO US$ 382,50/ton


151.308 ton TBS yang diolah : Keuntungan US$ 15.881/
kandungan minyak 41,52 ton Rp. 144.516.964/th
PBP : 88 hari
INDUSTRI ROTI
Industri Roti

Industri Pangan Industri Roti

Segmen pasar luas

Berkembang pesat

Pengaruh terhadap lingkungan

Penerapan Produksi Bersih


Proses Produksi Roti
(limbah & opsi produksi bersih)
1. Penimbangan Bahan 2. Proses Pengadukan
Identifikasi
Identifikasi
Munculnya limbah
Munculnya limbah

tepung terigu tercecer


di lantai, putih telur & Air menetes di lantai
cangkang telur dan sisa adonan di
dibuang, karung terigu mixer
& kardus bekas susu
Opsi Produksi Bersih
Opsi Produksi Bersih

Air menetes di lantai : mendesain pipa


Goodhousekeeping air
Menjual putih telur ke pengusaha kue Sisa adonan di mixer : diolah menjadi
Menjual cangkang telur ke peternak pakan ternak
Menjual karung dan kardus bekas
Proses Produksi Roti
(limbah & opsi produksi bersih)
3. Depanning 4. Pengirisan
Identifikasi
Identifikasi
Munculnya limbah
Munculnya limbah

Koran yang tercecer


Kulit sisa irisan roti
dan produk yang
tidak lolos seleksi

Opsi Produksi Bersih


Opsi Produksi Bersih

Mengganti koran dengan sarung


Kulit sisa irisan roti dan produk yang
tangan tahan panas
tidak lolos seleksi dapat diolah kembali
menjadi roti kering (roti bagelen) dan
tepung panir
Proses Produksi Roti
(limbah & opsi produksi bersih)
5. Pasca pemasaran roti 6. Pencucian loyang
Identifikasi
Identifikasi
Munculnya limbah
Munculnya limbah

Roti yang tidak laku


Menggunakan air
mengalir

Opsi Produksi Bersih


Opsi Produksi Bersih

Diolah menjadi roti bagelen


Mendesain pencucian loyang dengan
sistem batch
Perhitungan Biaya Alternatif
Produksi Bersih pada Industri Roti
Pay Back Period Keuntungan Investasi
No. Usulan Alternatif
(Bulan) (Rp./Bulan) (Rp.)
Memproduksi pakan ternak
1. 0,07 15.056.804 1.000.000
dari sisa adonan

Membuat pipa air untuk 26.913


2. 0,91 24.500
mixer (Penghematan)

Menggunakan sarung tangan


3. 1,04 19.200
tahan panas

4. Memproduksi Roti Bagelen 2 1.494.000 3.000.000

Pencucian loyang sistem 18.690


5. 10,49 196.000
bacth (Penghematan)

6. Menjual putih telur - 1.276.560 -


7. Menjual cangkang telur - 174.600 -
Menjual minyak goreng
8. - 90.000 -
bekas
9. Menjual karung terigu - 11.520 -
10. Menjual kardus bekas - 8.400 -
INDUSTRI CUKA APEL
Industri Cuka Apel

Apel waktu penyimpanan relatif singkat

meningkatkan nilai ekonomis

diolah menjadi cuka apel

proses fermentasi

limbah

penerapan produksi bersih


Proses Produksi Cuka Apel

PENYARINGAN PENYARINGAN
PENYARINGAN
PENYARINGAN FERMENTASI SCREEN
DENGAN FERMENTASI SCREEN
DENGANKAIN
KAIN ALKOHOL 100
SARING
SARING
ALKOHOL 100MESH
MESH

PENYARINGAN
PENYARINGAN
SCREEN PENYARINGAN
PENYARINGAN FERMENTASI
SCREEN FERMENTASI
150 KAIN
KAINSARING
150MESH
MESH SARING ASETAT
ASETAT

PEMBOTOLAN
PEMBOTOLAN PELABELAN
PELABELAN
PENGENDAPAN DAN
DAN DAN
DAN
PENGENDAPAN PASTEURISASI PENGEMASAN
PASTEURISASI PENGEMASAN
Alternatif Aplikasi Produksi Bersih
pada Industri Cuka Apel
Alternatif
Penanganan
No Jenis Limbah Penggunaan
Perusahaan
Produksi Bersih
1. Limbah cair sisa pencucian Dibuang langsung Penghematan
bahan penggunaan air
2. Limbah cair sisa penyaringan Ditampung dalam bak Belum dapat
fermentasi alkohol penampungan untuk termanfaatkan
selanjutnya diolah.
3. Limbah cair sisa penyaringan Ditampung dalam bak Belum dapat
fermentasi asetat penampungan untuk termanfaatkan
selanjutnya diolah.
4. Limbah cair sisa endapan Ditampung dalam bak Di recycle menjadi
produk akhir penampungan untuk cuka apel dalam
selanjutnya diolah. bentuk kapsul
5. Padatan dari bahan berupa Diberikan kepada Di olah menjadi
batang, kulit, hasil pengepresan penduduk sekitar pupuk organik
bubur apel. untuk pakan ternak
6. Padatan sisa botol, kerdus dan Dibuang langsung Belum dapat
label yang rusak. pada tempat termanfaatkan
pembuangan akhir.
Perhitungan Biaya Alternatif
Produksi Bersih pada Industri Cuka Apel

ANALISIS KELAYAKAN
ALTERNATIF FINANSIAL
PRODUKSI
TEKNIS PAY BACK KEUNTUNGAN LINGKUNGAN
BERSIH
PERIODE PER BULAN

PENGHEMATA MUDAH 1,1 Rp. 14.950 PENGURANGN


N AIR DILAKUKAN, BULAN BOD
PENCUCIAN TAPI WALAUPUN
MEMERLUKAN TIDAK
PERUBAHAN TERLALU
INSTALASI BESAR
PENGOLAHAN TEKNOLOGI 1,0 Rp. PENGURANGA
ENDAPAN SEDERHANA, BULAN 12.916.250 N BOD
CAIR PADA NAMUN SIGNIFIKAN
PROSES BUTUH KARENA
PENGENDAPA KETERAMPILA CAIRANNYA
N CUKA N KHUSUS KENTAL
PENGOLAHAN TEKNOLOGI 1,2 Rp. 68.750 BUKAN
AMPAS APEL SANGAT BULAN TERMASUK
PADA PROSES SEDERHANA LIMBAH
PENYARINGA DAN TIDAK BERBAHAYA
INDUSTRI NATA DE COCO
Industri Nata de Coco

Air kelapa bahan baku nata de coco

potensi lahan usaha :


- mampu menyerap tenaga kerja
- penambahan penghasilan

meningkatkan jumlah industri


nata de coco

meningkatkan limbah

PRODUKSI BERSIH
Proses Produksi Nata de Coco
(limbah & opsi produksi bersih)
1. Proses Penyaringan 2. Proses Pencampuran &
Perebusan
Identifikasi
Identifikasi
Munculnya limbah
Munculnya limbah

Kotoran dalam
bentuk padat Kotoran dalam
(serpihan, sabut bentuk padat dan semi
kelapa, daging buah padat (banyak
& tempurung) mengandung bahan
organik)
Opsi Produksi Bersih
Opsi Produksi Bersih

Dimanfaatkan sebagai bahan dalam


Dimanfaatkan sebagai bahan dalam
pembuatan pupuk
pembuatan pupuk
Proses Produksi Nata de Coco
(limbah & opsi produksi bersih)
3. Penempatan dalam wadah 4. Fermentasi dan Pemanenan
fermentasi dan penambahan
starter Identifikasi
Munculnya limbah

Terdapat sisa cairan fermentasi


pada baki/loyang, sisa koran
penutup loyang & sisa air
merendam nata de coco

Opsi Produksi Bersih

Memanfaatkan sisa cairan yang masih


mengandung kultur pada fermentasi
selanjutnya
Menjual sisa koran yang tidak terpakai
Memanfaatkan kembali air untuk
merandam lembaran nata
Proses Produksi Nata de Coco
(limbah & opsi produksi bersih)
5. Pembersihan Kulit 6. Pemotongan
Identifikasi
Identifikasi
Munculnya limbah
Munculnya limbah

Kulit nata, yang dapat


menyebabkan bau Sisa potongan
busuk nata

Opsi Produksi Bersih


Opsi Produksi Bersih
Memanfaatkan kembali air
pembersihan kulit & pencucian nata
Memanfaatkan kulit nata sebagai Sisa potongan nata : membuat minuman
bahan membuat pupuk jelly drink, bahan pembuat pupuk
Proses Produksi Nata de Coco
(limbah & opsi produksi bersih)
7. Perebusan potongan nata 8. Pengemasan
Identifikasi Identifikasi
Munculnya limbah Munculnya limbah

Sisa air rebusan Sisa plastik kemasan

Opsi Produksi Bersih


Opsi Produksi Bersih
Mendesain ulang bentuk
kemasan, sehingga plastik penutup
Memanfaatkan kembali sisa air
kemasan akan habis terpakai
rebusan
Perhitungan Biaya Alternatif
Produksi Bersih pada Industri Nata de Coco
No Opsi Perhitungan (per bulan) Nilai
1. Pemanfaatan kotoran hasil penyaringan, perebusan dan pembersihan kulit
untuk pembuatan pupuk.
Total limbah yang diolah 78.0062 kg/ hari = 78.0062 x 26 hari = 2028,1612
kg/bulan
Investasi :
Baskom (4 buah @ Rp. 30000) 4 x Rp. 30000 Rp. 120000 Rp. 150000
Saringan (1 buah @ Rp. 10000) 1 x Rp. 10000 Rp. 10000
Gayung (2 buah @ Rp. 5000) 2 x Rp. 5000 Rp. 10000
Pengaduk (2 buah @ Rp. 5000) 2 x Rp. 5000 Rp. 10000
TOTAL INVESTASI
Penjualan pupuk 2028,1612 kg x Rp. Rp.608448,36
Biaya : 300
- Kapur Tohor (100 kg limbah (2028,1612 : 100) x
dibutuhkan 10 kg kapur tohor @ Rp. 10 x Rp 1000 =
1000) Rp. 202816
- Biaya Tenaga Kerja (1 orang bekerja Rp. 5000 x 26 hari =
sehari 3 jam) Rp 130000
Total Biaya Rp.332816,00
KEUNTUNGAN Rp. 275632,36
PAY BACK PERIOD Rp. 150000 : Rp. 0,5442 bulan =
275632 16,326 hari
Perhitungan Biaya Alternatif
Produksi Bersih pada Industri Nata de Coco
Opsi Perhitungan (per bulan) Nilai
No
2. Pemanfaatan kembali sisa cairan fermentasi
Total limbah yang diolah 7,704 liter/ hari = 7,704 liter/hari x 26 hari = 200,304 liter/bulan = 200304
ml/bulan
Investasi :
- Botol 401 botol x Rp. Rp. 120300 Rp. 240300
Jumlah botol yang dibutuhkan = 300/botol Rp. 70000
200304 ml : 500 ml = 400,608 botol 401 1 x Rp. 70000 Rp. 50000
botol 1 x Rp. 50000
- Kompor (1 buah @ Rp. 70000)
- Dandang ukuran sedang
(1 buah @ Rp. 50000)
TOTAL INVESTASI
Penjualan starter 400,608 botol x Rp. Rp. 240364,8
Biaya : 600/botol
- Biayakan murni 40,0608 botol x Rp 700
=
Jumlah biakan murni yang dibutuhkan =
Rp. 28042,56
400,608 botol x 60 ml = 24036,48 ml =
40,0608 botol (setiap botol biakan murni berisi Rp. 5000 x 26 hari =
600 ml) Rp 130000
- Biaya Tenaga Kerja (1 orang bekerja sehari
3 jam)
Total Biaya Rp. 158042,56
KEUNTUNGAN Rp. 82321,44
PAY BACK PERIOD Rp. 240300 : Rp. 2,92 bulan
82321,44
Perhitungan Biaya Alternatif
Produksi Bersih pada Industri Nata de Coco
Opsi Perhitungan (per bulan) Nilai
No
3. Pemanfaatan kembali air sisa rendaman, air pembersihan kulit dan pencucian, sisa air perendam potongan
nata serta air perebusan potongan nata
Total limbah yang diolah 3480 liter/ hari = 3480 liter/hari x 26 hari = 90480 liter/bulan
Investasi :
- Drum penyaringan air (pemurnian air) (1 buah @ 1 x Rp. 150000 Rp. 150000 Rp.
Rp. 200000) 1 x Rp. 50000 200000
- Drum penampung air yang telah dimurnikan Rp. 50000
TOTAL INVESTASI

Penghematan 125 watt x 2,011 jam x 60 =


Air yang dimurnikan = 15082,5 watt = 15,0825 Rp. 7239,6 Rp. 7239,6
kwatt
80% x 90480 liter = 72384 liter
15,0825 kwatt x Rp.
Setiap detik, pompa bisa menghasilkan air 10 liter 480/kwatt
Waktu yang dihemat =
72384 liter : 10 liter/detik = 7238,4 detik 120,64
menit 2,011 jam
Tenaga kerja digunakan tenaga kerja pada masing-
masing bagian yang menghasilkan limbah cair
tersebut.
PAY BACK PERIOD Rp. 200000 : Rp. 7329,6 27,2866 bln
Perhitungan Biaya Alternatif
Produksi Bersih pada Industri Nata de Coco
Opsi Perhitungan (per bulan) Nilai
No
4. Pemanfaatan sisa potongan nata untuk pembuatan minuman jelly drink
Total limbah yang diolah 167,612 kg/ hari = 167,612 kg/hari x 26 hari = 4357,912 kg/bulan
Investasi :
Blender (2 buah @ Rp. 300000) 2 x Rp. 300000 Rp. 600000 Rp. 2275000
Sealer (2 buah @ Rp. 750000) 1 x Rp. 750000 Rp. 1500000
Dandang (2 buah @ Rp. 50000) 2 x Rp. 50000 Rp. 100000
Kompor (1 buah @ Rp. 70000) 1 x Rp. 70000 Rp. 70000
Pengaduk (1 buah @ Rp. 5000) 1 x Rp. 5000 Rp. 5000
TOTAL INVESTASI

Penjualan produk 14526,37 cup x Rp. 500 Rp. 7263185


Jumlah jelly drink yang dihasilkan 14526,37 cup x Rp. 350 =
= 4357,912 kg x 0.8 liter/kg = Rp. 5084229,5
3486,3296 liter 14526,37 cup 1 x Rp. 450000 =
Rp. 450000
Biaya :
- Biaya produksi (gula, cup,
merek, pewarna, flavor, dus)
- Biaya Tenaga Kerja (1 orang)

Total Biaya Rp. 5534229,5


KEUNTUNGAN Rp. 1728955,5
PAY BACK PERIOD Rp. 2275000 : Rp. 1,31 bulan
1728955,5
Perhitungan Biaya Alternatif
Produksi Bersih pada Industri Nata de Coco
Opsi Perhitungan (per bulan) Nilai
No
5. Pemanfaatan sisa potongan nata untuk pembuatan pupuk
Total limbah yang diolah 167,612 kg/ hari = 167,612 kg/hari x 26 hari = 4357,912 kg/bulan
Investasi :
Baskom (8 buah @ Rp. 30000) 8 x Rp. 30000 Rp. 240000 Rp. 280000
Saringan (2 buah @ Rp. 10000) 2 x Rp. 10000 Rp. 20000
Gayung (2 buah @ Rp. 5000) 2 x Rp. 5000 Rp. 10000
Pengaduk (2 buah @ Rp. 5000) 2 x Rp. 5000 Rp. 10000
TOTAL INVESTASI
Penjualan pupuk 4357,912 kg x Rp. 300 Rp. 1307373,6
Biaya : (4357,912 : 100) x 10 x Rp
- Kapur Tohor (100 kg limbah dibutuhkan 10 1000 = Rp. 435791,2
kg kapur tohor @ Rp. 1000) Rp. 10000 x 26 hari =
- Biaya Tenaga Kerja (1 orang bekerja sehari Rp. 260000
5 jam)
Total Biaya Rp. 695791,2
KEUNTUNGAN Rp. 611582,4
PAY BACK PERIOD Rp. 280000 : Rp. 0,4578 bulan
611582,4
6. Menjual sisa plastik pengemasan
Total limbah plastik yang dijual 0,8 kg/ hari = 0,8 kg/hari x 26 hari = 20,8 kg/bulan
Penjualan plastik 20,8 kg x Rp. 200 Rp. 4160
Biaya pembelian kantong untuk penjualan Rp. 700 Rp. 700

KEUNTUNGAN Rp. 3460/bulan


INDUSTRI KERUPUK IKAN
Industri Kerupuk Ikan

Sentra produksi kerupuk yang terkenal di Desa


Kenanga, Indramayu yaitu sebanyak 53 perusahaan
dengan kapasitas produksi mencapai 6 360 Ton per
tahun (Disperindag Kabupaten Indramayu, 2005)

Penanganan Limbah Industri kerupuk yang tidak baik

Pendukung besarnya tingkat pencemaran lingkungan


sekitar pabrik
Proses Produksi Kerupuk Ikan
Alternatif Penerapan Produksi Bersih
pada Industri Kerupuk Ikan
Perhitungan Biaya Alternatif Penerapan Produksi
Bersih pada Industri Kerupuk Ikan
Perhitungan Penghematan Air PDAM

Tarif PDAM untuk home industry di Kab Indramayu untuk


pemakaian 21 m3 30 m3 = Rp. 5 050 per m3

Efisiensi daur ulang air adalah 89.95%

Pemakaian Air PDAM per Bulan = 30 m3


Biaya yang harus dibayar per bulannya =
30 m3 x Rp. 5 050 x 89.95%= Rp. 136 274.25,-
Biaya penghematan per tahunnya =
Rp. 136 274.25,- x 12 = Rp. 1 635 291,-
Perhitungan Biaya Alternatif Penerapan Produksi
Bersih pada Industri Kerupuk Ikan

Perhitungan penghematan air sumur


Total biaya pemakaian listrik untuk pompa air dalam 1 bulan
adalah sebesar (Rp. 38 400,- + Rp. 19 800,- + Rp. 34 000 + Rp.
1 746,- )x 89.95% = Rp. 84 504.425,-.
Dalam 1 tahun penghematan dari daur ulang air sumur adalah
sebesar Rp. 84 504.427,- x 12 x = Rp. 1 014 053 ,-.

Total penghematan dari daur ulang air adalah sebesar


setelah dikurangi pengeluaran = Rp. 1 588 244,- per
tahun.
Perhitungan Biaya Alternatif Penerapan Produksi
Bersih pada Industri Kerupuk Ikan
Perhitungan Finansial Daur Ulang Air
No Uraian Jumlah (Rp.)
A Investasi Aset 2 250 000
B Modal Kerja
1. Operasional alat 633 600
2. Pemeliharaan 225 000
3. Penyusutan 202 500
Sub total 1 061 100
Total 3 311 100
Desain Instalasi Daur
Ulang Air 130 cm

PENGADUK
130
cm

arang BAK PENAMPUNGAN

200 130
cm cm
BAK PENGENDAPAN
130 cm

200 cm
Perhitungan Biaya Alternatif Penerapan Produksi
Bersih pada Industri Kerupuk Ikan

Pemanfaatan Limbah Sisa Ikan


Limbah yang berasal dari industri pengolahan
ikan persentasenya bisa mencapai 30 persen
dari jumlah ikan segar yang dibutuhkan

1000 kg 250 kg Tepung Ikan


Ikan Sisa Ikan
Perhitungan Biaya Alternatif Penerapan Produksi
Bersih pada Industri Kerupuk Ikan
Perhitungan Total Nilai Pendapatan
Hasil :
1. Dari 250 kg sisa ikan akan dihasilkan 70 kg tepung
ikan
2. Harga tepung ikan di pasaran lokal adalah 3 200 per
kg. Diasumsikan mengalami kenaikan 5% per tahun
3. Dengan total produksi sebanyak 16 800 kg per tahun
maka total nilai penjualan tahun-1 adalah sebesar
Rp. 53 760 000,-.
4. Penerimaan dari alternatif pembuatan tepung ikan
setelah dikurangi biaya adalah sebesar
Rp. 19 354 500,- per tahun.
Perhitungan Biaya Alternatif Penerapan Produksi
Bersih pada Industri Kerupuk Ikan
Perhitungan Finansial Pembuatan Tepung Ikan
No Uraian Jumlah (Rp.)
A Investasi Aset 12 500 000
B Modal Kerja
1. Tenaga kerja 14 400 000
2. Tidak Tetap 15 480 000
3. Pemeliharaan 1 250 000
4. Penyusutan 1 125 000
Sub total 32 255 000
Total 44 755 000
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai