Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Air laut adalah air yang berada di laut atau samudera dan air laut tersebut
memiliki kadar garam rata-rata 3,5%. Ekosistem air laut memiliki ciri-ciri abiotik
yaitu memiliki kadar garam (salinitas) yang tinggi, tidak dipengaruhi oleh iklim dan
cuaca, habitat air laut saling berhubungan antara laut yang satu dengan laut yang
lain, memiliki variasi perbedaan suhu di bagian permukaan dengan di kedalaman
laut dan terdapat arus laut yang pergerakannya dapat dipengaruhi oleh arah angin,
perbedaan densitas (massa jenis) air, suhu, tekanan air, gaya gravitasi, dan gaya
tektonik batuan bumi. Seperti halnya ekosistem air tawar, pada ekosistem air laut
merupakan media internal dan eksternal bagi organisme yang hidup didalamnya.
Air merupakan zat yang mengelilingi seluruh organisme laut. Air laut sekaligus juga
merupakan bagian penyusun atau pembentuk tubuh tumbuh-tumbuhan dan binatang
bianatang laut.
Pengambilan contoh air merupakan hal yang penting dalam uji kualitas air
karena contoh merupakan cerminan dari populasi yang ada dan harus mewakili
keadaan air di lokasi pengambilan contoh, karena akan berpengaruh terhadap hasil
analisis di Laboratorium. Keberhasilan metoda pengambilan contoh sangat
tergantung pada peralatan untuk pengambilan contoh, teknik atau cara pengambilan,
pelaksanaan dan penanganan serta penyempurnaan analisis Laboratorium.
II. Tujuan
1. Untuk mengetahui menentukan titik sampling air laut berdasarkan tujuan
pemeriksaan.
2. Untuk mengetahui metode pengambilan sampel air laut.
3. Untuk Mengetahui pengukuran parameter kualitas air yang dilakukan
langsung di lapangan.
4. Untuk mengetahui analisa perairan pesisir berdasarkan perhitungan indeks
pencemar dan status mutu air.
BAB II
PROSEDUR KERJA

1.1. Penentuan Titik Sampling Air Laut


2. Tentukan koordinat titik pengambilan sampel menggunakan GPS pada
lokasi pengambilan sampel air laut yang telah ditentukan.
3. Catat kedalaman titik pengambilan sampel air laut.
4. Tentukan kedalaman pengambilan sampel air laut.
5. Catat kondisi lapangan dan titik koordinat sesuai Form Pencatata Data
Lapangan.
1.2. Pengambilan Sampel Air Laut

2. Bersihkan alat pengambil contoh air (water sampler) dan botol sampel (kaca
dan plastik).
3. Pastikan seluruh komponen alat water sampler, meliputi botol, tali, bandul
pemberat, dan selang (bila ada), terpasang dengan baik.
4. Bilas alas menggunakan air laut yang akan diambil dengan menurunkan dan
mengangkat alat sebanyak 2-3 kali.
5. Turunkan alat ke dalam perairan sampai kedalaman tertentu.
6. Tutup botol water sampler dengan menurunkan bandul pemberat dan
angakat alat ke atas.
7. Tuangkan sampel air dari botol water sampler, melalui lubang yang tersedia
pada botol atau menggunakan selang yang dipasangkan pada lubang botol,
ke botol sampel sesuai peruntukan analisis.
8. Memberikan label pada botol sampel
1.3. Pengukuran dan Analisa Parameter Kualitas Air di Lapangan

A.Pengukuran Kecerahan
1. Pada pengukuran kecerahan diperlukan alat bantu untuk tempat
berdiri, seperti jembatan atau perahu.

2. Pasang tali ukur pada alat Secchi Disc dan turunkan alat ke dalam
sungai sampai warna piringan tidak terlihat lagi, kemudian ukur dan
catat kedalaman air dimana piringan Secchi tidak terlihat dalam air.

3. Kemudian piringan diturunkan sampai tidak terlihat, kemudian tali


ditarik pelan-pelan sampai piringan Secchi terlihat, catat berapa
kedalamannya pada saat Piringan Secchi mulai tampak.

4. Hasil pengukuran adalah rata-rata dari dua pengukuran tersebut.

B. Pengukuran Kekeruhan
1. Bersihkan botol sampel menggunakan aquadest kemudian keringkan
dengan tissue
2. Nyalakan alat tubidimeter dengan menekan tombol ON, tunggu
hingga menu ditampilkan pada layar
3. Lakukan terlebih dahulu kalibrasi alat dengan cara sebagai berikut:
a. Siapkan blanko standard (larutan Co AAMCO) dengan NTU 0
yang sudah tersedia dalam botol sampel (diberi label NTU 0)
b. Kalibrasi alat dengan dengan blanko, dengan cara memasukkan
botol berisi larutan blanko standard (larutan Co AAMCO) NTU 0
ke dalam Chamber, tutup lid chamber.
c. Klik dan pilih menu MEASURE dengan menekan tombol
ENTER
d. Lalu pilih menu Turbidity With Blank dengan menekan tombol
Scroll Up/Down lalu tekan tombol ENTER, lalu pilih SCAN
BLANK
e. Lalu akan muncul Display BLANK DONE
f. Kalibrasi alat dengan larutan Standard Co AAMCO dengan NTU
1, dengan cara memasukkan botol berisi larutan NTU 1 yang
sudah disiapkan ke dalam chamber, tutup lid chamber.
g. Klik dan pilih menu MEASURE dengan menekan tombol
ENTER
h. Lalu pilih menu Turbidity No Blank dengan cara scroll Up/Down
lalu tekan tombol ENTER, lalu pilih SCAN SAMPEL
i. Lalu di layar akan muncul nilai NTU yang seharusnya bernilai 1
NTU, jika nilainya berbeda, maka pilih Menu CAL untuk
mengkalibrasi nilai NTU menjadi 1 NTU dengan cara Scroll
Up/Down nilai NTU nya hingga mencapai angka 1 NTU.
4. Masukkan sampel ke dalam botol sampel yg sudah dibersihkan
dengan aquadest dan tissue, sesuaikan dengan batas garis.
5. Masukkan botol sampel ke dalam chamber, lalu tutup lid chamber.
6. Pilih menu MEASURE, tekan ENTER
7. Pilih menu Turbidity No Blank, tekan ENTER
8. Pilih menu Scan Sampel, tekan ENTER
9. Akan muncul nilai Turbidity atau kekeruhannya dalam satuan NTU

C.Pengukuran Konduktivitas, pH dan DO


1. Tempatkan sampel air pada botol/wadah sampel.

2. Nyalakan alat dengan menekan tombol ON.

3. Pasang “probe konektor” pada “probe input soket”, pastikan bahwa


“saklar kunci” probe digeser ke posisi terkunci.

4. Hidupkan alat dengan menekan tombol “power”. Tekan tombol


“CD/TDS” dan pilih fungsi untuk pengukuran konduktivitas,
sehingga layar menampilkan unit "mS".
5. Alat akan standar pada 20% per °C faktor kompensasi suhu, dimana
Meter terpasang tetap pada Suhu Kompensasi Otomatis yang
disesuaikan antara 0-5,0% per °C.

6. Benamkan kepala “Konduktivitas / TDS Probe” ke dalam larutan,


sampai terendam.

7. Kocok probe beberapa kali untuk menghilangkan gelembung udara


dari pemeriksaan internal. 8) Catat nilai konduktivitas ketika
pembacaan layar pada alat mencapai stabil. 9) Lakukan langkah 4 – 8
dengan menggunakan probe konektor untuk pengukuran parameter
TDS, pH dan DO.

D.Analisa Kualitas Air


1. Lakukan perhitungan indeks pencemar dengan menggunakan
parameter kualitas air berdasarkan hasil pengukuran di lapangan.

2. Lakukan perhitungan status mutu air dengan metode STORET


dengan menggunakan parameter kualitas air berdasarkan hasil
pengukuran di lapangan.

3. Perhitungan dilakukan dengan mengacu pada Baku Mutu Kualitas


Air Laut sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup Lampiran VIII Baku Mutu Air Laut dan Peraturan Gubernur
Bali Nomor 16 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup
dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup Lampiran XIII
Baku Mutu Air Laut untuk Pariwisata dan Rekreasi (Mandi, Renang
dan Selam)

Anda mungkin juga menyukai