Anda di halaman 1dari 11

TEKNIK SAMPLING,PENGUJIAN KUALITAS AIR, DAN STUDI KASUS (TUJUAN

PENGUKURAN KUALITAS AIR,TIPE SAMPEL,PENGUKURAN AIR SECARA


FISIK,KIMIAWI, DAN BIOLOGIS)

ESSAY
diajukan untuk memenuhi Tugas pada mata kuliah Analisis Pencemaran Lingkungan
Dosen Pengampu: Dr. Gina Lova Sari S.T., M.T.
oleh :

ANDINA PUSPITA RANI 2110631270003


KINANTHI RATRI SARY 2110631270006
VIRA WIDYA REYHANA LUTHFI 2110631270013
ANGELINA PATRICIA NATHANAEL 2110631270015
ARRISTO PANCIS SIMANJORANG 2110631270016

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2022
Pengertian sampling dan tujuan sampling Air :
Sampling berasal dari kata SAMPEL yang berarti Bahan / spesimen untuk pemeriksaan.
Sampling air berarti melakukan pengambilan sejumlah volume suatu badan air yang
akan diteliti, dengan jumlah sekecil mungkin, tapi masih mewakili , yaitu masih
mempunyai sifat-sifat yang sama dengan badan air tersebut.
Tujuan umum sampling Air :
1. Pengumpulan data / Rona Lingkungan awal .
2. Pemantauan
3. Pengawasan
4. Penelitian dan
5. Penegakan Hukum Lingkungan.

Untuk mencapai tujuan diatas maka sampling harus dikerjakan agar :


a. Mendapatkan sampel yang representatif (mewakili kumpulannya), Obyektif (sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya ), teliti dan tepat (terjamin kebenarannya
), tepat waktu (sesuai dengan kebutuhan saat tertentu ) dan Relevan (menunjang
persoalan yang dihadapi ).
b. Menghindari kontaminasi sampel
c. Mencegah Degradasi Analit / perubahan kondisi analit sebelum sampel sampai di
laboratorium.

Sampling Air Permukaan :


Istilah sungai, danau, bendungan dan estuari. Tujuan pengambilan sampel air
permukaan adalah untuk memeriksa mutu air apakah memenuhi persyaratan yang telah
dibuat untuk memeriksa mutu air apakah memenuhi persyaratan yang telah dibuat untuk
tujuan pemakaian tertentu (misalnya : air minum, irigasi, dll ) atau untuk mengkaji
dampak buangan terhadap badan air tersebut.
Seperti pengambilan sampel air tanah, sampel air permukaan harus diambil dari daerah
yang tidak tercemar hingga yang paling tercemar (dekat dengan titik pembuangan. Bila
sampel diambil dari badan air yang mengalir , sampel harus diambil dari hilir hingga hulu
agar kontaminasi yang mungkin terjadi pada sampel berasal dari tempat yang kurang
tercemar dan bukan sebaliknya.Bila sampel diambil dari perahu, sampel harus diambil
dari ujung depan perahu dimana perahu mengarah ke hulu. Hal ini untuk memastikan
tidak terjadi kontaminasi dari motor perahu.Sampel tidak boleh diambil dari lokasi dekat
dengan jembatan,dermaga, bendungan atau bangunan buatan manusia lainnya,karena
tidak beraturannya aliran air disekeliling bangunan ini akan menyebabkan sampel tidak
representatif. Bila sampel diambil dari lokasi dekat dasar badan air, pengambilan harus
dilakukan hati-hati agar sedimen tidak terambil. Bila sedimen terambil maka sampel air
harus diambil dahulu sebelum terkontaminasi sedimen yang teraduk. Bila sejumlah titik
pengambilan sampel telah ditentukan, titik pengambilan sampel tersebut harus ditandai
dalam peta sebagai data acuan dimasa mendatang. Peralatan dan botol sampel yang harus
dipersiapkan sama seperti untuk pengambilan sampel air tanah.

Tujuan pengukuran kualitas air


Tujuan pengukuran kualitas air adalah untuk mendapatkan data kualitas air yang memenuhi
kaidah hukum dan ilmiah dalam rangka:
a. Memenuhi kebutuhan penyampaian informasi lingkungan kepada masyarakat
b. Menetapkan dan menyampaikan status mutu air
c. Mengukur kinerja pengendalian pencemaran air
d. Menetapkan kebijakan pengendalian pencemaran air lainnya

Tipe Sampel
1. Sampel diskrit, adalah sampel tunggal yang dikumpulkan dalam wadah individu. Sampel
mewakili kimia hanya pada waktu dan tempat di mana sampel diambil. Periode waktu
umumnya didefinisikan kurang dari 15 menit. Dengan demikian, sampel diskrit sesuai
ketika komposisi sampel tidak bergantung pada waktu.

2. Sampel komposit terdiri dari serangkaian sampel yang lebih kecil yang dikumpulkan
pada waktu yang telah ditentukan atau setelah aliran yang telah ditentukan dan dicampur
dalam wadah yang sama.

Pengukuran kualitas air secara fisik, kimia, dan biologi


parameter fisik, kimia dan mikrobiologi yang ada dalam Permenkes 492 tahun 2010, meliputi :
a. Parameter fisika meliputi pemeriksaan bau, kekeruhan, rasa, warna, jumlah zat padat
terlarut (TDS).
b. Parameter kimia mencakup pemeriksaan pH, besi, fluoride, kesadahan, klorida, kromium
valensi 6, mangan, nitrat, nitrit, seng, sianida, sulfat, tembaga, alumunium, timbal,
deterjen, pestisida total, kadmium, kromium
c. Pengujian bakteriologi meliputi uji adanya total coliform dan E.coli

Pengukuran Kualitas Air Secara Fisika


A. Suhu
Pertama sekali siapakan alat pengukur suhu terlebih dahulu, yakni thermometer.
Kemudian tentukan lokasi air yang akan diukur suhunya. Setelah lokasi pengukuran
didapatkan, ikat bagian pangkal thermometer (bukan ujung air raksa) lalu masukkan
termometer ke air dengan cara mencelupkan termometer ke dalam perairan kemudian
gantung termometer tersebut pada permukaan perairan beberapa menit. Setelah
termometer menunjukkan angka yang konstan, baca angka yang ditunjukkan termometer
lalu catat hasilnya.

B. Kecerahan
Siapkan alat-alat yang akan digunakan, seperti secchi disk dan meteran. Lalu
tentukan lokasi pengukuran kecerahan. Setelah lokasi didapatkan, turunkan secchi disk
secara perlahan hingga batas tidak tampak, yakni warna hitam pada secchi disk tidak lagi
terlihat. Kemudian ukur panjangnya dengan meteran atau penggaris panjang. Setelah itu,
secara perlahan tarik secchi disk ke atas hingga warna hitam pada secchi disk tersebut
kembali terlihat lalu ukur juga berapa panjangnya, ini adalah batas tampak. Setelah nilai
batas tidak tampak dan batas tampak telah didapat, maka jumlahkan kedua nilai tersebut
lalu dibagi dua. Ini merupakan nilai kecerahan.
Untuk lebih jelasnya rumus menghitung kecerahan adalah sebagai berikut,
Kecerahan air (cm) = Jarak tidak tampak (cm) + Jarak tampak (cm)
2
C. Kekeruhan
Sediakan alat yang digunakan, yakni botol air mineral. Kemudian isi botol dengan
air sampel secukupnya lalu bawa air tersebut ke laboratorium untuk diukur
kekeruhannya. Lalu air sampel tersebut dipindahkan kedalam gelas piala dan bandingkan
dengan standar air yang menjadi patokan (standar). Masukkan air yang menjadi patokan
(standar) kedalam turbidimeter sehingga jarum turbidimeter menunjukkan angka
standarnya. Setelah itu, keluarkan gelas piala yang berisi air standar tadi lalu masukkan
air sampel kedalam gelas piala lainnya dan kocok. Setelah itu masukkan air sampel
tersebut kedalam turbidimeter dan atur sehingga turbidimeter menunjukkan angka
konstan. Catat hasil yang ditunjukkan oleh jarum turbidimeter.

D. Kedalaman
Siapakan alat yang akan digunakan, yakni meteran. Tentukan lokasi perairan yang
akan diukur kedalamannya. Setelah lokasi didapatkan, masukkan meteran (dalam praktik
saat ini menggunakan penggaris panjang) kedalam perairan hingga mengenai dasar
perairan. Catat kedalaman yang diperoleh.

Pengukuran Kualitas Air Secara Kimiawi


A. Pengukuran pH
Sediakan alat yang akan digunakan, yakni kertas pH dan pH meter. Celupkan
kertas pH ke dalam perairan, setelah kertas pH basah angkat keras pH tersebut lalu
tunggu beberapa saat. Lihat perubahan warna yang terjadi pada kertas pH dan
bandingkan warna tersebut dengan papan standar nilai pH lalu catat hasilnya.
B. Oksigen Terlarut ( Dissolved Oxygen-DO )
Siapkan bahan dan alat yang akan digunakan, seperti , tiosulfat, amilum, MnSO4,
NaOHKI, H2SO4, tabung erlenmeyer, jarum suntik, botol BOD ( botol Winkler) dan
pipet tetes. Kemudian tentukan lokasi pengambilan air sampel. Setelah itu ambil air
sampel menggunakan botol BOD namun jangan sampai terjadi gelembung udara.
Caranya yaitu dengan menenggelamkan tabung erlenmeyer secara perlahan kedalam
perairan, setelah tabung terisi penuh tutup mulut tabung dengan rapat. Lalu periksa
apakah didalam tabung yang berisi air terdapat gelembung udara atau tidak, jika ada
maka ulangi kembali hingga gelembung udara benar-benar tidak ada di dalam tabung.
Tapi, jika gelembung udara tidak ada maka dengan menggunakan jarum suntik ataupun
pipet tetes tambahkan 2 ml larutan MnSO4 , 2 ml NaOHK. Tutup botol dengan rapat lalu
kocok dengan cara membalik-balikkan botol hingga beberapa kali. Beberapa saat
kemudian akan terjadi gumpalan dan tunggu beberapa saat hingga proses pengendapan
sempurna. Setelah itu, ambil bagian larutan yang masih jernih dengan menggunakan
jarum suntik ataupun pipet tetes sebanyak 100 ml dan pindahkan ke dalam tabung
erlenmeyer. Pada larutan yang tadinya terdapat endapan, tambahkan 2 ml H2SO4 lalu
kocok dengan perlahan hingga semua endapan larut, lalu pindahkan larutan tersebut ke
dalam tabung erlenmeyer dan titrasi dengan tiosulfat hingga larutan berwarna coklat
muda. Pada larutan ini, tambahkan amilum beberapa tetes hingga larutan berubah
menjadi warna biru, kemudian titrasi kembali dengan larutan tiosulfat hingga warna biru
pada larutan tersebut hilang. Lalu catat hasilnya dengan menggunakan rumus :
OT = a x N x 8 x 1000
V-4
Keterangan :
OT : O2 terlarut ( mg O2/L )
a : volume titran Na-thiosulfat ( ml )
N : Normalitas larutan tiosulfat ( 0,025 N)
V : Volume botol Winkler ( ml )

C. Karbondioksida Bebas
Siapakan bahan dan alat yang akan digunakan seperti PP, NA2CO3, tabung
erlenmeyer, dan pipet tetes atau jarum suntik. Ambil sampel air yang akan diuji namun
usahakan agar air sampel terhindar kontak dengan udara. Dengan menggunakan pipet
tetes masukkan air sampel ke dalam tabung erlenmeyer secara perlahan agar pengaruh
aerasi tidak begitu besar. Kemudian tambahkan PP sebanyak 3-4 tetes. Jika larutan
berwarna pink berarti tidak ada CO2 dan segera titrasi dengan Na2CO3 0,0454 N sampai
warna pink stabil. Lalu catat hasilnya dengan menggunakan rumus Alaert dan Santika
CO2 = A x N x 22 x 1000
V

Keterangan :
A : volume titran Na2CO3 yang terpakai ( ml )
N : normalitas larutan ( 0,0454 N )
V : Volume sampel

Pengukuran Air Secara Biologi


A. Jenis-Jenis Plankton
Plankton adalah organisme yang berukuran kecil yang hidupnya terombang-
ambing oleh arus. Mereka terdiri dari makhluk yang hidupnya sebagai hewan
(zooplankton) dan sebagai tumbuhan (fitoplankton). Zooplankton adalah hewan-hewan
laut yang planktonik sedangkan fitoplankton terdiri dari tumbuhan laut yang bebas
melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis (Dianthani, 2003).
Karena organisme planktonik biasanya ditangkap dengan menggunakan jaring-
jaring yang mempunyai ukuran mata jarring yang berbeda, maka penggolongan plankton
dapat pula dilakukan berdasarkan ukuran plankton. Penggolongan ini tidak membedakan
fitoplankton dari zooplankton, dan dengan cara ini dikenal lima golongan plankton,
yaitu : megaplankton ialah organisme planktonik yang besarnya lebih dari 2.0 mm; yang
berukuran antara 0.2 mm-2.0 mm termasuk golongan makroplankton; sedangkan
mikroplankton berukuran antara 20 µm-0.2 mm. Ketiga golongan inilah yang
biasanya tertangkap oleh jaring-jaring plankton baku. Dua golongan yang lainnya:
nanoplankton adalah organisme planktonik yang sangat kecil, yang berukuran 2 µm-0.2
mm; organisme planktonik yang berukuran kurang dari 2 µm termasuk golongan
ultraplankton. Nanoplankton dan ultraplankton tidak dapat ditangkap oleh jaring-jaring
plankton baku.Untuk dapat menjaringnya diperlukan mata jaring yang sangat kecil
(Nybakken, 1982).
B. Ikan
Ikan adalah makhluk hidup yang hidupnya di perairan dan juga ikan merupakan
parameter biologi yang dapat digunakan untuk meneliti parameter kualitas air di suatu
perairan. Jika di suatu perairan memiliki jenis ikan tertentu dalam jumlah yang sedikit ini
menunjukkan bahwa perairan itu tercemar atau kurang baik untuk dilakukannya budidaya
ikan, begitu pula sebaliknya, jika suatu perairan jumlahnya yang terdapat didalamnya
jumlah yang banyak dan beragam jenisnya, maka hal ini menunjukkan bahwa perairan
tersebut tidak mengalami pencemaran dan cocok untuk pembudidayaan.

Studi Kasus
Berdasarkan jurnal diberikan keterangan tentang teknik pengambilan sampel Perifiton, dengan
cara sebagai berikut:
1. Menentukan 3 titik sampel yang akan diambil lamunnya berdasarkan persentasi tutupan
lamunnya dengan jarak tiap sampel 50 meter mengikuti garis pantai
2. Menarik garis transek tegak lurus dengan pantai dan tiap sampel stasiun mulai dari garis
pantai sepanjang 75 meter ke arah laut.
3. Menentukan dan menandai menggunakan patok di 3 titik substasiun pada garis transek
dari tiap sampel stasiun dengan jarak tiap substasiun 25 meter
4. 3 titik substasiun dipasang transek dengan luasan 1x1 meter yang dibagi menjadi 4
bagian di dalamnya
5. Mengamati dan mengidentifikasi jenis lamun dari masing-masing transek yang akan
diambil perifitonnya. Identifikasi lamun dilakukan dengan menggunakan buku pedoman
Azkab
6. Mengukur bagian lamun yang akan dipotong menggunakan penggaris dengan luasan 10
cm2 didalam substasiun transek 1x1 m
7. 3 lembar jenis lamun diambil yang berdaun besar dan lebar dan 5 tegakkan untuk jenis
lain yang jika di dalam transek terdapat beberapa jenis lamun mengambil dengan cara
memotong bagian tengah lamun yang sudah diukur 10 cm2 menggunakan gunting
8. Masukan sampel lamun yang sudah dipotong ke dalam kantong plastik yang sudah diberi
kode kemudian diberikan pengawet formalin 4%
9. Ambil bagian perifiton yang menempel pada lamun yang sudah dipotong dengan cara
mengerik secara halus satu arah dari atas ke bawah agar daun lamunnya tidak hancur dan
memasukkannya ke dalam botol sampel yang sudah diberi air sebanyak 50 ml
10. Sampel perifiton yang sudah dimasukkan kedalam botol sampel diberikan pengawet
formalin 4%

Pengamatan Sampel Perifiton


1. Sampel dikocok hingga merata terlebih dahulu
2. Sampel Perifiton yang akan diamati dengan pipet volume 1 ml
3. Sampel Perifiton diteteskan melalui salah satu lubang pada ujung SRC dan ditutup
dengan cover glass
4. Permukaan yang ditutup dengan cover glass tidak ada gelembung udara di dalamnya
5. Pengamatan sampel perifiton di mikroskop binokuler dengan perbesaran 1000x
6. Fokus lensa diatur sampai bentuk perifiton yang diamati terlihat dengan jelas
7. Sampel perifiton diidentifikasi dengan buku identifikasi merujuk pada Yamaji (1979)
8. Hasil pencacahan ditulis pada formulir data plankton

Dari jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa


1. Pengambilan sampel perifiton di padang lamun menggunakan metoda transek linear
kuadrat, dengan 3 garis transek sepanjang 75 m tegak lurus pantai, berjarak 50 m antar
garis, dan berjarak 25 m antar titik pengamatan (sub stasiun) pada garis transek.
2. Pada setiap titik pengamatan (sub stasiun) diambil 3-5 lembar daun lamun untuk
pengamatan kelimpahan jenis perifiton. Permukaan daun lamun yang sudah dipotong
kemudian dikerik dengan menggunakan sikat yang kemudian dimasukkan ke dalam botol
sampel dan diawetkan dengan formalin 4%. Pengamatan sampel perifiton dengan
menggunakan Sidgewick Rafter Current (SRC) yang diletakan di bawah lensa objektif
mikroskop binokuler dengan perbesaran 100x.
3. Hasil identifikasi menunjukkan ada 4 kelas, Cyanophyceae, Chlorophyceae,
Bacillariophyceae, dan Dinophyceae. Kelimpahan tertinggi pada bulan Junidan
September adalah kelas Bacillariophyceae, sedangkan kelimpahan terendah adalah kelas
Cyanophyceae pada bulan Juni dan kelas Chlorophyceae pada bulan September.
DAFTAR PUSTAKA

Ashabul Kahfi Yunus, D. (2013). Pengukuran Parameter Kualitas Air Secara Fisika, Kimia,
dan Biologi Di Perairan Tambak. https://ashabulkahfiyunus.blogspot.com/2013/04/pengukuran-
parameter-kualitas-air.html diakses pada tanggal 4 Desember 2022
DLH Probolinggo. (2021). Pemantauan Kualitas Air Sungai di Kabupaten Probolinggo.
https://dlh.probolinggokab.go.id/pemantauan-kualitas-air-sungai-di-kabupaten-probolinggo-2/
diakses pada tanggal 3 Desember 2022

Emilia, I., & Mutiara, D. (2019). Parameter fisika, kimia dan bakteriologi air minum alkali
terionisasi yang diproduksi mesin kangen water LeveLuk SD 501. Sainmatika: Jurnal Ilmiah
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 16(1), 67-73. Diakses pada 3 Desember 2022

Rakhmat Sarbini, Yusup Nugraha dan Henra Kuslani, D. (2015). TEKNIK SAMPLING DAN
PENGAMATAN KELIMPAHAN PERIFITON DI EKOSISTEM LAMUN, KEPULAUAN
KARIMUN JAWA, JAWA TENGAH . file:///C:/Users/hp/Downloads/1160-2477-1-SM.pdf
Diakses pada 5 Desember 2022

V. Matamoros. D.(2012) Comprehensive Sampling and Sample Preparation. Diakses pada 4


Desember 2022

Anda mungkin juga menyukai