ESSAY
diajukan untuk memenuhi Tugas pada mata kuliah Analisis Pencemaran Lingkungan
Dosen Pengampu: Dr. Gina Lova Sari S.T., M.T.
oleh :
Tipe Sampel
1. Sampel diskrit, adalah sampel tunggal yang dikumpulkan dalam wadah individu. Sampel
mewakili kimia hanya pada waktu dan tempat di mana sampel diambil. Periode waktu
umumnya didefinisikan kurang dari 15 menit. Dengan demikian, sampel diskrit sesuai
ketika komposisi sampel tidak bergantung pada waktu.
2. Sampel komposit terdiri dari serangkaian sampel yang lebih kecil yang dikumpulkan
pada waktu yang telah ditentukan atau setelah aliran yang telah ditentukan dan dicampur
dalam wadah yang sama.
B. Kecerahan
Siapkan alat-alat yang akan digunakan, seperti secchi disk dan meteran. Lalu
tentukan lokasi pengukuran kecerahan. Setelah lokasi didapatkan, turunkan secchi disk
secara perlahan hingga batas tidak tampak, yakni warna hitam pada secchi disk tidak lagi
terlihat. Kemudian ukur panjangnya dengan meteran atau penggaris panjang. Setelah itu,
secara perlahan tarik secchi disk ke atas hingga warna hitam pada secchi disk tersebut
kembali terlihat lalu ukur juga berapa panjangnya, ini adalah batas tampak. Setelah nilai
batas tidak tampak dan batas tampak telah didapat, maka jumlahkan kedua nilai tersebut
lalu dibagi dua. Ini merupakan nilai kecerahan.
Untuk lebih jelasnya rumus menghitung kecerahan adalah sebagai berikut,
Kecerahan air (cm) = Jarak tidak tampak (cm) + Jarak tampak (cm)
2
C. Kekeruhan
Sediakan alat yang digunakan, yakni botol air mineral. Kemudian isi botol dengan
air sampel secukupnya lalu bawa air tersebut ke laboratorium untuk diukur
kekeruhannya. Lalu air sampel tersebut dipindahkan kedalam gelas piala dan bandingkan
dengan standar air yang menjadi patokan (standar). Masukkan air yang menjadi patokan
(standar) kedalam turbidimeter sehingga jarum turbidimeter menunjukkan angka
standarnya. Setelah itu, keluarkan gelas piala yang berisi air standar tadi lalu masukkan
air sampel kedalam gelas piala lainnya dan kocok. Setelah itu masukkan air sampel
tersebut kedalam turbidimeter dan atur sehingga turbidimeter menunjukkan angka
konstan. Catat hasil yang ditunjukkan oleh jarum turbidimeter.
D. Kedalaman
Siapakan alat yang akan digunakan, yakni meteran. Tentukan lokasi perairan yang
akan diukur kedalamannya. Setelah lokasi didapatkan, masukkan meteran (dalam praktik
saat ini menggunakan penggaris panjang) kedalam perairan hingga mengenai dasar
perairan. Catat kedalaman yang diperoleh.
C. Karbondioksida Bebas
Siapakan bahan dan alat yang akan digunakan seperti PP, NA2CO3, tabung
erlenmeyer, dan pipet tetes atau jarum suntik. Ambil sampel air yang akan diuji namun
usahakan agar air sampel terhindar kontak dengan udara. Dengan menggunakan pipet
tetes masukkan air sampel ke dalam tabung erlenmeyer secara perlahan agar pengaruh
aerasi tidak begitu besar. Kemudian tambahkan PP sebanyak 3-4 tetes. Jika larutan
berwarna pink berarti tidak ada CO2 dan segera titrasi dengan Na2CO3 0,0454 N sampai
warna pink stabil. Lalu catat hasilnya dengan menggunakan rumus Alaert dan Santika
CO2 = A x N x 22 x 1000
V
Keterangan :
A : volume titran Na2CO3 yang terpakai ( ml )
N : normalitas larutan ( 0,0454 N )
V : Volume sampel
Studi Kasus
Berdasarkan jurnal diberikan keterangan tentang teknik pengambilan sampel Perifiton, dengan
cara sebagai berikut:
1. Menentukan 3 titik sampel yang akan diambil lamunnya berdasarkan persentasi tutupan
lamunnya dengan jarak tiap sampel 50 meter mengikuti garis pantai
2. Menarik garis transek tegak lurus dengan pantai dan tiap sampel stasiun mulai dari garis
pantai sepanjang 75 meter ke arah laut.
3. Menentukan dan menandai menggunakan patok di 3 titik substasiun pada garis transek
dari tiap sampel stasiun dengan jarak tiap substasiun 25 meter
4. 3 titik substasiun dipasang transek dengan luasan 1x1 meter yang dibagi menjadi 4
bagian di dalamnya
5. Mengamati dan mengidentifikasi jenis lamun dari masing-masing transek yang akan
diambil perifitonnya. Identifikasi lamun dilakukan dengan menggunakan buku pedoman
Azkab
6. Mengukur bagian lamun yang akan dipotong menggunakan penggaris dengan luasan 10
cm2 didalam substasiun transek 1x1 m
7. 3 lembar jenis lamun diambil yang berdaun besar dan lebar dan 5 tegakkan untuk jenis
lain yang jika di dalam transek terdapat beberapa jenis lamun mengambil dengan cara
memotong bagian tengah lamun yang sudah diukur 10 cm2 menggunakan gunting
8. Masukan sampel lamun yang sudah dipotong ke dalam kantong plastik yang sudah diberi
kode kemudian diberikan pengawet formalin 4%
9. Ambil bagian perifiton yang menempel pada lamun yang sudah dipotong dengan cara
mengerik secara halus satu arah dari atas ke bawah agar daun lamunnya tidak hancur dan
memasukkannya ke dalam botol sampel yang sudah diberi air sebanyak 50 ml
10. Sampel perifiton yang sudah dimasukkan kedalam botol sampel diberikan pengawet
formalin 4%
Ashabul Kahfi Yunus, D. (2013). Pengukuran Parameter Kualitas Air Secara Fisika, Kimia,
dan Biologi Di Perairan Tambak. https://ashabulkahfiyunus.blogspot.com/2013/04/pengukuran-
parameter-kualitas-air.html diakses pada tanggal 4 Desember 2022
DLH Probolinggo. (2021). Pemantauan Kualitas Air Sungai di Kabupaten Probolinggo.
https://dlh.probolinggokab.go.id/pemantauan-kualitas-air-sungai-di-kabupaten-probolinggo-2/
diakses pada tanggal 3 Desember 2022
Emilia, I., & Mutiara, D. (2019). Parameter fisika, kimia dan bakteriologi air minum alkali
terionisasi yang diproduksi mesin kangen water LeveLuk SD 501. Sainmatika: Jurnal Ilmiah
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 16(1), 67-73. Diakses pada 3 Desember 2022
Rakhmat Sarbini, Yusup Nugraha dan Henra Kuslani, D. (2015). TEKNIK SAMPLING DAN
PENGAMATAN KELIMPAHAN PERIFITON DI EKOSISTEM LAMUN, KEPULAUAN
KARIMUN JAWA, JAWA TENGAH . file:///C:/Users/hp/Downloads/1160-2477-1-SM.pdf
Diakses pada 5 Desember 2022