Anda di halaman 1dari 18

BAB I

ANALISIS KEKERUHAN DAN pH

A. Analisis Kekeruhan
1.1 Prinsip Kerja
Metode ini didasarkan pada perbandingan intensitas cahaya yang tersebar oleh
sampel di bawah definisi yang ditetapkan. dengan intensitas cahaya yang tersebar
oleh suspensi referensi standar dalam kondisi yang sama. Semakin tinggi intensitas
cahaya yang tersebar, semakin tinggi kekeruhannya. Polimer formazin digunakan
sebagai suspensi referensi standar utama. Kekeruhan konsentrasi tertentu dari
suspensi formazin didefinisikan sebagai 4000 NTU (Turbidity (2130B-Turbidity)
Nehelometric Method:(Standard Method or Examination of Water and Wastewater
23rd Edition, 2017).

1.2 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu untuk mengetahui
kekeruhan sampel air dengan berdasarkan intensitas cahaya yang dipendarkan oleh
suspense dalam sampel air.

1.3 Tinjauan Pustaka


Air merupakan zat terpenting dalam kehidupan setelah udara. Dalam
kelangsungan hidup makhluk hidup, air sangat dibutuhkan untuk metabolisme di
dalam tubuh. Penting bagi manusia untuk terus melakukan konservasi dan
menjaga air, seperti berhemat, tidak membuang sampah dan limbah yang dapat
menyebabkan pencemaran air sehingga mengganggu ekosistem yang ada.
Perkembangan industri yang menggunakan bahan-bahan kimia dalam produksinya
sehingga menimbulkan limbah yang berbahaya, padahal sudah diolah kembali
pada proses penyaringannya, namun jika kurang sempurna maka air akan tercemar
jika dibuang ke sungai. Diperlukan tindakan identifikasi dan pemantauan
kekeruhan atau kandungan benda padat di dalam air (Aziz et al., 2020).
Kekeruhan telah diakui secara luas sebagai kunci parameter atau kualitas yang
menyatakan kejernihan air secara akurat. Metode ini mengukur jumlah Cahaya
yang tersebar atau diserap terutama oleh partikel yang tersunspensi seperti
tanah,bahan organik,bakteri,dan organisme serta zat zat lainya yang menyebabkan
kekeruhan. dengan serius. Peningkatan kekeruhan menghambat penetrasi cahaya
di bawah air dan menurunkan produktivitas primer fitoplankton dan juga vegetasi
yang terendam. Kekeruhan juga merusak kebiasaan hewan air misalnya ikan
karena mengakibatkan pencarian makanan yang sulit (Yan et al., 2023).
Kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk
mengukur keadaan air baku dengan skala NTU (Nephelometrix Turbidity Unit)
atau JTU (Jackson Turbidity Unit) atau FTU (Formazin Turbidity Unit).
Kekeruhan dinyatakan dalam satuan unit turbiditas, yang setara dengan 1 mg/liter
SiO2. Kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda tercampur atau benda koloid
di dalam air. Hal ini membuat perbedaan nyata dari segi estetika maupun dari segi
kualitas air itu sendiri. Tingkat kekeruhan air biasa disebut turbiditas. Turbiditas
pada air disebabkan oleh adanya materi suspensi, seperti tanah liat/lempung,
endapan lumpur, partikel organik yang koloid, plankton, dan organisme
mikroskopis lainnya (Dharmappa et al., 2019).
Tingkat kekeruhan air (turbidity) dapat diketahui dengan menggunakan
turbidimeter. Perancangan turbidimeter sebagai alat yang digunakan untuk
mengukur tingkat kekeruhan air didasarkan pada beberapa metode. Metode
pengukuran tingkat kekeruhan zat cair dibedakan menurut intensitas cahaya mana
yang diukur, cahaya yang diteruskan, cahaya yang dihamburkan atau kedua-
duanya. Umumnya ada dua tipe dari turbidimeter, pertama absorptiometer yaitu
pengukuran penyerapan (pelemahan) dari cahaya yang melewati suatu larutan.
Kedua nephelometer yaitu pengukuran hamburan cahaya yang melewati suatu
larutan (Faisal & Puryanti, 2018).
Tingkat kekeruhan air biasa disebut turbiditas. Turbiditas pada air disebabkan
oleh adanya materi suspensi, seperti tanah liat/lempung, endapan lumpur, partikel
organik yang koloid, plankton, dan organisme nikroskopis lainnyaTingkat
kekeruhan atau turbiditas ini ditunjukkan dengan satuan pengukuran yaitu NTU
(Nephelometrix Turbidity Unit) (Riski et al., 2023).
Berdasarkan baku mutu menurut permenkes no. 2 tahun 2023 tingkat
kekeruhan air sungai yang memenuhi syarat adalah < 3 NTU
(Peraturan mentri kesehatan indonesia, 2023)

1.4 Alat dan Bahan


1.4.1 Alat
1. Turbidimeter
2. Gelas beaker 200 ml

1.4.2 Bahan
1. Sampel air sungai depan STIESIA
2. Tisu

1.5 Skema Kerja

Mengambil sampel air sungai depan STIESIA

Menuangkan sampel air sungai ke dalam gelas beker sebanyak 100 ml

Mengambil botol turbiditas

Menuangkan sampel air sungai ke dalam botol turbiditas sebanyak 10 ml

Meletakan botol turbiditas ke dalam turbidimeter

Mengukur sampel air sungai menggunakan turbidimeter


Melakukan pencacatan dari hasil pengukuran kekeruhan air sungai depan
STIESIA

Gambar 1.1 Skema Kerja Analisis Kekeruhan

1.6 Hasil Pengamatan dan Analisis


1.6.1 Hasil Pengamatan Analisis Kekeruhan Air Sungai Depan STIESIA
Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Kekeruhan Air Sungai Depan STIESIA
No Perlakuan Pengamatan Gambar

Kondisi sungai
Mengambil air sungai terlihat sedikit keruh
1
di depan STIESIA dan berlumut serta
arus yang kuat

Menyiapkan alat dan Alat dan bahan


2 bahan disiapkan

Menuangkan sampel Sampel air sungai


3 air sungai ke dalam ditmasukan ke dalam
gelas beaker sebanyak gelas beaker 200 ml
200 ml
No Perlakuan Pengamatan Gambar

Menuangkan sampel Sampel air


4 air ke dalam botol dimasukan ke dalam
turbiditas botol turbiditas

Memasukan botol Botol turbiditas


5 turbiditas ke dalam dimasukan ke dalam
turbidimeter turbidimeter

Mengukur sampel air Sampel air diukur


6 menggunakan menggunakan
turbidimeter turbidimeter

Dilakukan
Melakukan
pencacatan hasil
pencacatan dari hasil
pengukuran
7 pengukuran kekeruhan
kekeruhan pada
pada sampel air
sampel air

Sumber: Data Kelompok


1.6.2 Analisis Perhitungan
Berdasarkan praktikum yang telah yang di lakukan didapatkan hasil
kekeruhan pada sampel air depan STIESIA adalah 11,60 NTU.
Berdasarkan baku mutu menurut Permenkes No. 2 Tahun 2023 kekeruhan
air sungai dikatakan aman yaitu < 3 NTU, sehingga kekeruhan pada sampel
air sungai depan STIESIA dinyatakan telah melampaui batas baku mutu
yang telah di tetapkan oleh Permenkes No. 2 Tahun 2023.

1.6.3 Pembahasan Analisis Kekeruhan


Kekeruhan ialah kondisi air yang memiliki kandungan bahan
tersuspensi atau terlarut yang akan menghalangi masuknya cahaya matahari
sehingga jarak pandang dalam air menjadi terbatas (untuk melihat
kedalaman air yang makin dalam akan sulit). Bahan yang sudah mengalami
suspensi tersebut memiliki beragam ukuran, mulai dari yang berukuran
koloidal hingga yang berukuran agregat kasar. Jika semakin besar total
suspended solids yang ada dalam air maka akan semakin besar turbiditasnya.
Kekeruhan juga dapat membuktikan nilai air disaat kehilangan
transparansinya ataupun warna aslinya karena partikel yang tersuspensi.
Semakin banyak padatan yang tersuspensi di dalam air akan menyebabkan
warnanya semakin terlihat gelap dan semakin besar kekeruhannya. Sifat
kekeruhan yang menghambat masuknya cahaya ke dalam air, menyebabkan
tumbuhan didalam air terhambat proses fotosintesisnya sehingga
menurunkan kadar oksigen terlarut (dissolved oxygen). Kekeruhan juga
dapat menunjukkan sifat optis air, yang mengakibatkan pembiasan cahaya ke
dalam air. Semakin keruh air, semakin banyak pula padatannya.
Turbidimetri adalah analisis secara kuantitatif kekeruhan atau turbidilitas.
Turbidilitas adalah sifat optik pada air yang fitentukan berdasarkan
banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan bahan yang
terdapat dalam air tersebut. Untuk menganalisa kekeruhan pada air
digunakan alat yaitu turbidimeter. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa
serta mengacu pada baku mutu permenkes no. 2 tahun 2023 yang mengatur
tentang tingkat normal kekeruhan air dapat dikatakan bahwa air sungai
depan STIESIA tidak layak digunakan untuk masyarakat dan warga
setempat dalam pemakaian untuk beraktivitas sehari hari dikarenakan kadar
kekeruhan yang melibihi batas baku mutu yang berlaku. Kadar kekeruhan
yang tinggi ini juga disebabkan dari berbagai aspek, Sungai yang memiliki
kandungan bahan organik dan anorganik yang tinggi bersumber dari
aktivitas masyarakat berupa pembuangan limbah cair ke sungai seperti
mandi,cuci, yang menyebabkan menurunnya kualitas air. Air limbah
domestik yang berasal dari hasil buangan dari kegiatan rumah tangga pada
bantaran sungai yang langsung dialirkan menuju saluran drainase atau
langsung masuk menuju sungai. Meningkatnya debit air limbah domestik
yang dihasilkan dapat menyebabkan meningkatnya beban pencemaran air
limbah domestik. Pencemaran air limbah domestik dapat menyebabkan
meningkatnya parameter fisika, kimia dan biologi dalam air sungai sehingga
melebihi batas baku mutu. Sumber pencemaran air sangat ditentukan oleh
jenis kegiatan serta pemanfaat sumber daya air oleh manusia yang berada
disekitar air tersebut. dari hasil pengamatan di lapangan di sekitar sungai
depan STIESIA ada beberapa tempat cuci motor yang mungkin menjadi
salah satu dari banyak aspek yang menyebabkan kualitas air menjadi
menurun sebagai akibat dari masuknya berbagai limbah cair seperti deterjen.
Tingkat pencemaran sungai dapat mempengaruhi daya tampung sungai.
Semakin tinggi tingkat pencemaran sungai maka dapat mengurangi daya
tampung bahkan dapat melampaui daya tampung sungai tersebut. Air limbah
domestik mengandung sampah padat dan cair yang diantaranya memiliki
sifat mengandung bakteri, terdapat bahan orgaik sehingga nilai BOD tinggi,
nilai oksigen terlarut rendah, dan mengandung sampah padat dan cair yang
mengapung di permukaan. Pencemaran akibat air limbah domestik
menyebabkan menurunnya kualitas air sungai dan menurunkan kemampuan
dalam mendegradasi bahan organik yang terkandung pada air limbah
tersebut. Pertumbuhan populasi menyebabkan pencemaran air permukaan,
terutama pada air sungai karena terbatasnya manajemen sanitasi dan limbah
domestik. Kekurangan pengelolaan limbah domestik dan perilaku manusia
yang berlaku secara tidak langsung membuang limbah organik dan
anorganik serta limbah padat dan cair ke badan air, telah meningkatkan
tingkat polusi air dan menurunkan kualitas air. Partikel senyawa organik
yang berasal dari kegiatan domestik manusia dapat ditemukan sebagai
partikel koloid dan kasar yang dapat menyebabkan cahaya terhalang masuk
kedalam air sehingga menyebabkan kekeruhan menjadi tinggi. Menurunnya
kualitas air ditandai dengan perubahan warna air dan bau. Aspek lainya yaitu
dikarenakan oleh pertumbuhan fitoplankton, dan faktor dinamika seperti arus
serta turbulensinya. Daerah tengah atau pusat air memiliki turbiditas yang
tinggi, sebab pada daerah tersebut terdapat arus atau aliran yang maksimum.
Peran penentuan tingkat kekeruhan (turbidilitas) sangat berguna sebagai
indikator kualitas air minum yang dapat menghasilkan informasi berharga
dengan cepat, relatif murah, dan berkelanjutan. Instalasi pengolahan air
terus-menerus memantau tingkat kekeruhan untuk memastikan bahwa air
tidak melebihi tingkat yang aman. Dalam bidang air minum, semakin tinggi
tingkat kekeruhan, maka semakin tinggi risiko bahwa orang mungkin akan
terkena penyakit pencernaan. Terutama masalah kekebalan tubuh, karena
kontaminan seperti virus atau bakteri bisa menempel pada padatan
tersuspensi. Ketika tingkat kekeruhan meningkat, air menjadi lebih sulit
untuk diolah dan risiko wabah penyakit yang ditularkan melalui air
meningkat. Partikel yang tersuspensi dapat menjadi tempat berlindung bagi
mikroorganisme, sehingga menyulitkan disinfektan seperti klorin untuk
membunuh mereka secara efektif. Akibatnya, mikroba berbahaya, seperti
protozoa, dapat bertahan hidup bahkan setelah pengobatan dan menimbulkan
ancaman bagi kesehatan masyarakat. Di antara patogen yang paling umum
ditularkan melalui air adalah protozoa seperti Giardia dan Cryptosporidium .
Parasit kecil ini dapat menyebabkan penyakit gastrointestinal, dengan gejala
termasuk muntah dan diare. Jika berada dalam air yang sangat keruh,
patogen ini dapat tertelan oleh individu, sehingga menimbulkan konsekuensi
kesehatan yang serius. Selain kontaminasi mikroba, tingkat kekeruhan yang
tinggi juga dapat mempengaruhi efisiensi disinfektan. Partikel tersuspensi
menyerap dan mengkonsumsi disinfektan, sehingga mengurangi
kemanjurannya dan meningkatkan kemungkinan kontaminasi. Salah satu
cara paling efektif untuk menghilangkan kekeruhan air adalah melalui
penggunaan sistem filtrasi. Filtrasi bekerja dengan memisahkan secara fisik
dan menangkap partikel tersuspensi dalam bahan berpori seperti filter.
GRAFIK HASIL ANALISIS KEKERUHAN AIR
SUNGAI DEPAN STIESIA
11,60 NTU

11
9
7 3 NTU
5
3
1

Standar Baku mutu kekeruhan air menurut Permenkes no. 2 tahun 2023
Hasil sampel air depan STIESIA

Sistem filtrasi yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan kualitas air
secara signifikan dengan menghilangkan berbagai kontaminan, termasuk
sedimen, bahan organik, dan bahkan patogen tertentu. Koagulasi dan
Flokulasi : Proses ini melibatkan penambahan bahan kimia ke dalam air
yang menyebabkan partikel-partikel tersuspensi saling mengikat,
membentuk gumpalan yang lebih besar dan lebih mudah dilepas yang
disebut flok. Setelah flok ini terbentuk, flok tersebut dapat dipisahkan dari
air melalui sedimentasi atau filtrasi. Filtrasi Pasir Cepat : Saat air melewati
saringan pasir cepat, partikel tersuspensi ditangkap di dalam lapisan pasir .
Partikel yang terperangkap akhirnya membentuk lapisan pada permukaan
filter, yang terus menangkap partikel yang lebih kecil lagi. Penting untuk
membersihkan dan mencuci kembali filter ini secara teratur untuk menjaga
efisiensinya. Untuk mencapai kualitas air terbaik, kombinasi metode
penyaringan ini dan proses pengolahan yang tepat dapat secara efektif
menghilangkan kekeruhan dan berbagai kontaminan dari sumber air minum,
sehingga memastikan air yang aman dan bersih untuk digunakan dan
dikonsumsi setiap hari.

Gambar 1.2 Grafik Hasil Analisis Kekeruhan


Sumber: Data Kelompok
Berdarasarkan grafik tersebut dapat dilihat tingkat kekeruhan pada
sampel air depan STIESIA adalah 11,60 NTU. Berdasarkan standar baku
mutu menurut permenkes no. 2 tahun 2023 kekeruhan air sungai dikatakan
aman yaitu < 3 NTU, sehingga kekeruhan pada sampel air sungai depan
STIESIA dinyatakan telah melampaui batas baku mutu yang telah di
tetapkan oleh permenkes no. 2 tahun 2023.

1.7 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum analisis kekeruhan kali ini adalah :
1. Kadar kekeruhan pada sampel air di depan STIESIA adalah 11,60 NTU.
2. Bakumutu kekeruhan air sungai menurut permenkes no. 2 tahun 2023 yaitu < 3.
3. Berdasarkan bakumutu kadar kekeruhan pada sampel air sungai depan
STIESIA dinyatakan tidak layak.

1.8 Daftar Pustaka


Aziz, F. A., Sarosa, M., & Rohadi, E. (2020). Monitoring system water pH rate,
turbidity, and temperature of river water. IOP Conference Series: Materials
Science and Engineering, 732(1). 899X/732/1/012106
Yan, R., Yao, J., Tian, F., & Gao, J. (2023). A novel framework for turbidity
source apportionment of the urban lakeside river network. Ecological
Indicators, 154.
Dharmappa, H. B., Vigneswaran, S., Verink, J., & Fujiwara, O. (2019). WATER-
TREATMENT-SYSTEM DESIGN FOR TURBIDITY REMOVAL. I:
SIMULATION.
Faisal, M., & Puryanti, D. (2018). PERANCANGAN SISTEM MONITORING
TINGKAT KEKERUHAN AIR SECARA REALTIME MENGGUNAKAN
SENSOR TSD-10. In MARET (Vol. 8).
Riski, A., Purnaini, R., & Kadaria, D. U. (2023). Teknologi Tepat Guna
Pengolahan Air Sungai Menjadi Air Bersih. In Jurnal Teknologi Lingkungan
Lahan Basah (Vol. 11, Issue 2).
Peraturan mentri kesehatan indonesia. (2023). PERMENKES NOMOR 02
TAHUN 2023.

B. Analisis pH
1.1 Prinsip Kerja
Prinsip kerja pH meter adalah didasarkan pada potensial elektrokimia yang
terjadi diantara larutan yang terdapat dalam elektroda gelas yang telah diketahui
dengan larutan yang terdapat di dalam luar elektroda gelas yang tidak diketahui.
Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan
ion hydrogen yang ukuranya relative kecil dan aktif ( pH Value 4500-H )
Electrometric Method : :(Standard Method or Examination of Water and
Wastewater 23rd Edition, 2017).

1.2 Tujuan praktikum


Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu untuk menentukan
tingkat keasaman atau basa dalam sampel air melalui konsentrasi ion Hidrogen
(H+).

1.3 Tinjauan pustaka


pH adalah parameter kimia penting yang pemantauan dan pengendaliannya
penting untuk berbagai hal bidang aplikasi, termasuk kimia,tekstil,farmasi
biomedis,lingkungansektor penelitian dan industri pengolahan makanan. Berbagai
teknik dapat digunakan untuk mengukur tingkat pH media berair, yaitu metode
visual,metode fotometri dan potensiometri. Metode visual merupakan pengamatan
terhadap perubahan warna kertas lakmus atau indikator pH strip saat berinteraksi
dengan media pH yang berbeda (Dutta et al., 2019).
Air memiliki pH sekitar (7,0), sehingga tidak bersifat basa atau asam. Basa
didefinisikan sebagai nilai pH lebih besar dari (7,0). Kekuatan air untuk
menetralkan asam diukur dari alkalinitasnya. Skala pH berkisar dari (pH 0 hingga
14), dikatakan basah jika kadarnya diatas (pH = 7,0) dan dikatakan asam jika di
bawah (pH = 7,0). dan apa pun di bawah (7.0) bersifat asam. Air dikenal sebagai
komponen kunci kehidupan organisme dan seluruh mahluk hidup yang ada, jadi
jika terjadi penurunan tingkat keasaman atau kenaikan basah pada air maka akan
mengakibatkan permasalahan kesehatan khususnya masyarakat dan mahluk lain
disekitar sumber air tersebut (Yehia & Said, 2021).
Derajat keasaman (pH) digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion
hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur
secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoretis,
tinggi rendahnya pH air dapat mempengaruhi rasa air dan bau. Derajat keasaman
atau pH menggambarkan aktivitas potensial ion hidrogen dalam suatu larutan yang
dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen (mol/l) pada suhu tertentu, atau pH =
-log (H+). Air murni mempunyai nilai pH = 7, dan dinyatakan netral, Konsentrasi
pH mempengaruhi tingkat kesuburan suatu perairan karena mempengaruhi
kehidupan mikroorganisme. Perairan yang asam cenderung menyebabkan
kematian pada ikan, begitu pula pH yang terlalu basa (Mahmudi & Musa, 2020).
Mempelajari cara menentukan pH dan sifat larutan sangat penting untuk
mengetahui apakah larutan itu bersifat asam ataupun basa. Biasanya cara yang
digunakan untuk menentukan sifat dan pH larutan adalah dengan menggunakan
indikator. Indikator tersebut antara lain kertas lakmus, larutan fenolftalein,brom
timol biru, metil merah, serta metil orange. Ada beberapa cara yang lazim
digunakan para ilmuwan dan manusia dalam mengukur pH suatu larutan,
diantaranya adalah dengan menggunakan indikator universal atau tabel indikator
pH, menggunakan pH meter, menggunakan kertas lakmus ataupun melalui
perhitungan dengan mengetahui konsentrasi suatu larutan tersebut.Masing-masing
metode pengukuran memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri. Bila
menggunakan kertas lakmus dan indicator universal pH, tingkat akurasi
pengukuran tidak terlalu tepat dikarenakan keterbatasan manusia dalam
membandingkan warna kertas lakmus (Wibowo & Ali, 2019).
Penggunaan air yang mengandung bahan kimia beracun dan zat-zat kimia
yang melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan berakibat tidak baik bagi
kesehatan. Nilai derajat keasaman (pH) suatu perairan mencirikan keseimbangan
antara asam dan basa dalam air dan merupakan pengukuran konsentrasi ion
hidrogen dalam larutan. pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena
pH mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan dalam air. Ada dua
fungsi dari pH yaitu sebagai faktor pembatas, setiap organisme mempunyai
toleransi yang berbeda terhadap pH maksimal,minimal, serta optimal dan sebagai
indeks keadaan lingkungan. Kualitas air yang tidak memenuhi syarat dinilai
memberikan dampak terhadap terjadinya keluhan kesehatan kulit. Kualitas air
sangat tergantung pada kebersihan lingkungan sekitar sumber air, air yang
tercemar merupakan penyebab timbulnya penyakit (Risky et al., n.d.).
Parameter pH sebaiknya netral, pH yang dianjurkan menurut Permenkes
No. 2 Tahun 2023 yaitu 6,5-8,5. (Peraturan mentri kesehatan indonesia, 2023)

1.4 Alat dan Bahan


1.4.1 Alat
1. Kertas lakmus
2. Gelas beaker
1.4.2 Bahan
1. Sampel air sungai depan STIESIA

1.5 Skema Kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Menuangkan sampel air sungai ke dalam gelas beaker sebanyak 200 ml

Mengecek sampel air sungai menggunakan kertas lakmus

Menganalisa pH air sungai


Gambar 1.1 Skema Kerja Analisis pH

1.6 Hasil Pengamatan dan Analisis


1.6.1 Hasil Pengamatan Analisis pH air Sungai depan STIESIA
Tabel 1.2 Hasil Pengamatan pH air Sungai depan STIESIA
No Perlakuan Pengamatan Gambar

Menyiapkan alat dan Alat dan bahan


1
bahan disiapkan

Menuangkan sampel Sampel air


air ke dalam gelas dituangkan ke dalam
2 beaker sebanyak 200 gelas beaker
ml sebanyak 200 ml
No Perlakuan Pengamatan Gambar

Mengecek sampel air Sampel air sungai


sungai menggunakan dicek dengan kertas
3
kertas lakmus lakmus

Menganalisa pH air Sampel air Sungai


sungai sesuai dengan dianalisa sesuai
4
warna yang telah di dengan warna yang
dapat ditemukan

Melakukan Dilakukan
pencacatan dari hasil pencacatan hasil
5 pengukuran pH pada pengukuran pH pada
sampel air sampel air

Sumber: Data Kelompok

1.6.2 Analisis perhitungan


Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan hasil kadar pH pada
sampel air sungai depan STIESIA yaitu 6,5. Berdasarkan standar baku
mutu permenkes no.2 tahun 2023 pH yang yang dianjurkan atau dalam
angka normal adalah 6,5 – 8,5. Maka dapat dikatakan pH pada sampel air
sungai di depan STIESIA masih memenuhi standar baku mutu kadar pH air
menurut mutu permenkes no.2 tahun 2023 dan dikatakan normal.
1.6.3 Pembahasan analisis pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untnuk menyatakan
tingkat keasaman atau kebasahan suatu larutan. Pengecekan ini berguna untuk
mengetahui kadar keasaman atau kebasahan pada kualitas air di lingkungan.
Konsentrasi Co2 yang terlarut dalam air menjadi factor yang mempengaruhi
pH. Karbondioksida memicu naiknya konsentrasi ion hidrogen yang membuat
kadar pH air menurun. Jika karbondioksida tinggi secara otomatis pH air akan
menjadi asam. Kertas lakmus merupakan salah satu indikator asam basa yang
dapat dilihat dari perubahan warna yang ditimbulkan. Kertas lakmus
mengandung beberapa zat pewarna yang diekstrak dari lumut. Zat pewarna
tersebut terdiri dari 10-15 zat warna yang berbeda. Bahan kimia yang
digunakan pada kertas lakmus menyerupai campuran berupa orsein. Salah satu
fraksi lakmus yang dinamai dengan azolitmin memiliki efek yang lebih sama
dengan perubahan warna yang dihasilkan lakmus. Kertas lakmus akan
berwarna merah ketika dicelupkan pada larutan asam, dan akan berwarna biru
ketika dicelupkan pada larutan basa. Pemanfaatan air sebagai kebutuhan
primer menjadikan air berada pada tingkat kebutuhan tertinggi.
Air yang dibutuhkan tentunya adalah air bersih dan sehat yang sudah
ditetapkan sebagai air yang layak konsumsi. Air layak konsumsi harus
memenuhi persyaratan fisik, air harus jernih atau tidak keruh. Air yang terasa
asam atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik, rasa asin
disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air. Sedangkan rasa
asam diakibatkan adanya asam organik maupun anorganik, derajat keasaman
(pH) netral sekitar 6,5-8,5 air yang pH-nya rendah akan terasa asam
sedangkan bila pH-nya tinggi terasa pahit, air yang berbau busuk mengandung
bahan-bahan organik yang sedang didekomposisi (diuraikan) oleh
mikroorganisme air, suhu air antara 10-25 C.
Sebuah larutan air menjadi normal jika ada kestabilan antara ion
hidrogen (H) dan hydroxide (OH), yang tidak melebihi asam maupun basa.
Air yang tidak ada kandungan kimia dan betul-betul murni dapat
menghambat kestabilan H/OH. Air minum pH rendah memiliki asam lebih
tinggi dan mengandung logam beracun dan tidak layak untuk diminum dan
juga digunakan dalam aktivitas sehari – hari karena dengan rasa terlalu asam
ini akan memicu rasa tidak enak pada air jika dikonsumsi. Serta juga dapat
membuat peralatan perpipaan air mengalami korosi. sedangkan kadar pH
tinggi atau alkali dengan kadar masih di batas normal memiliki banyak
manfaat bagi kesehatan tubuh. Namun, terlalu banyak mengonsumsi air alkali
juga ternyata tidak baik. Salah satunya adalah memicu alkalosis. Meski
kemungkinannya kecil, tetapi terlalu banyak mengonsumsi air alkali, terutama
yang kadar pH-nya terlalu tinggi, dapat berisiko menyebabkan alkalosis,
Asidosis merupakan kondisi ketika kadar asam di dalam tubuh sangat tinggi.
Sedangkan alkalosis, berupa kondisi banyaknya basa atau alkali di dalam
darah.
Gambar 1.2 Grafik Hasil Analisis pH

Perbandingan hasil analisis pH air


6.5-8,5
sungai dengan Standar baku mutu
9
8
7 6.5
6
5
4
3
2
1
0
Standar baku mutu pH air menurut Permenkes Hasil pengukuran pH pada sampel sungai depan
no.2 tahun 2023 STIESIA

Sumber: Data Kelompok

Berdarasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa tingkat pH pada


sampel air sungai depan STIESIA masih berada pada standar normal dan
aman yaitu 6,5. Hal ini mengacu pada standar baku mutu pH air menurut
permenkes no. 2 tahun 2023 yaitu 6,5 – 8,5, sehingga dapat dikatakan
tingkat pH air pada sampel air sungai depan STIESIA masih tergolong
aman dan masih berada dalam zona yang wajar untuk dimanfaatkan
pastinya dengan pengolahan khusus terlebih dahulu.

1.7 Kesimpulan
Kesimpulan dari paktikum pengukuran pH ini adalah :
1. pH pada sampel air sungai depan kampus STIESIA adalah 6,5.
2. Baku mutu pH menurut permenkes no 2 tahun 2023 adalah 6,5 – 8,5.
3. Berdasarkan baku mutu menurut permenkes no. 2 tahun 2023, dinyatakan
bahwa sampel air sungai depan STIESIA memenuhi standar baku mutu yang
berlaku.

1.8 Daftar Pustaka


Dutta, S., Sarma, D., & Nath, P. (2019). Ground and river water quality
monitoring using a smartphone-based pH sensor. AIP Advances, 5(5).
Yehia, H. M. A.-S., & Said, S. M. (2021). Drinking Water Treatment: pH
Adjustment Using Natural Physical Field. Journal of Biosciences and
Medicines, 09(06), 55–66.
Mahmudi, M., & Musa, M. (2020). HUBUNGAN pH DENGAN PARAMETER
KUALITAS AIR PADA TAMBAK INTENSIF UDANG VANNAMEI
(Litopenaeus vannamei).
Wibowo, R. S., & Ali, M. (2019). ALAT PENGUKUR WARNA DARI TABEL
INDIKATOR UNIVERSAL PH YANG DIPERBESAR BERBASIS
MIKROKONTROLER ARDUINO. Jurnal Edukasi Elektro, 3(2).
Risky, W., Putri, M., Fakultas, K., Masyarakat, A., Dahlan, J., & Soepomo, S. H.
(n.d.). Hubungan Kualitas Air (pH) dan Personal Hygiene dengan Keluhan
Penyakit Kulit di Desa Sumberrahayu Kecamatan Moyudan kabupaten
Sleman Yogyakarta.
Peraturan mentri kesehatan indonesia. (2023). PERMENKES NOMOR 02
TAHUN 2023.

Anda mungkin juga menyukai