SITI ZULAEKA
200330010
AKUAKULTUR II A
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan
Laporan Praktikum Limnologi yang berjudul “Hasil Laporan Pengamatan Danau
dan Sungai di Takengon Aceh Utara”. Adapun tujuan disusunnya laporan ini
adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Limnologi..
Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras semata,
melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada dosen yaitu pak Saiful Adhar, S.Si.,MP, dan
asisten dosen yaitu kak Putri Masyitah, kak Fika Yunita Sari, kak Sakinah, bang
Alfandy Anwar, dan bang Rizky Hidayatullah.
Saya sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna.
Untuk itu, saya selaku penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran
yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Saya berharap
semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
1.DASAR TEORI
1. Debit Air
Debit adalah volume per satuan waktu. Waktu konsentrasi adalah waktu
yang diperlukan limpasan air hujan dari titik terjauh menuju titik kontrol yang
ditinjau (Barid dan Yakob, 2007). Debit aliran merupakan satuan untuk mendekati
nilai-nilai hidrologis proses yang terjadi di lapangan. Kemampuan pengukuran
debit aliran sangat diperlukan untuk mengetahui potensi sumberdaya air di suatu
wilayah DAS. Debit aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan
mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumber daya
air permukaan yang ada (Finawan dan Mardiyanto, 2011). Perhitungan debit air
untuk mengetahui kapasitas DAS wilayah kawasan terutama kawasan utama
untuk melakukan analisis sistem drainase pada saluran drainase primer dan
sekunder (Wismarini, 2011).
Metode pengukuran debit aliran sungai yang digunakan adalah dengan
menggunakan velocity method, dengan menggunakan rumusan
Q=A.V
Dimana :
Q = debit air (m3/det).
V = Kecematan Aliran Air (m), diukur dengan menggunakan flow meter digital.
A = Luas penampang sungai amatan (m2).
1.2 Kedalaman
Kedalman adalah parameter fisika yang mendasar dan berpengaruh pada
aspek lainnya seperti kecerahan, suhu, dan kelarutan oksigen. Kedalaman dalam
suatu ekosistem perairan dapat bervariasi dari suatu tempat ketempat yang lain
(Tim Limnologi, 2021).
2.1.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang diperlukan praktikum ini adalah sebagai
berikut.
No. Bahan Fungsi
1. Akuades Untuk mengkalibrasi alat kualitas air
2. Tissue Untuk membersihkan alat
3. Air sample Sebagai media percobaan
3. PROSEDUR KERJA
3.2 Kedalaman
Metode:
1. Siapakan tongkat skala 2-5 m yang digunakan untuk mengukur kedalaman
perairan dan tali berskala yang dilengkapi pemberat.
2. Masukkan tongkat skala kedalam perairan secara perlahan-lahan sampai
tongkat/tali skala menyentuh dasar perairan. Dicatat hasilnya dalam unit
meter dan centimeter.
5.1 Danau
Perairan danau merupakan salah satu bentuk ekosistem air tawar yang ada
di permukaan bumi. Secara umum, danau merupakan perairan umum daratan yang
memiliki fungsi penting bagi pembangunan dan kehidupan manusia. Danau
memiliki tiga fungsi utama, yaitu fungsi ekologi, budidaya dan sosial ekonomi.
Dilihat dari aspek ekologi, danau merupakan tempat berlangsungnya siklus
ekologis dari komponen air dan kehidupan akuatik di dalamnya. Keberadaan
danau akan mempengaruhi keseimbangan ekosistem di sekitarnya, sebaliknya
kondisi danau juga dipengaruhi oleh ekosistem di sekitarnya. Sedangkan dilihat
dari aspek budidaya, masyarakat sekitar danau sering melakukan budidaya
perikanan jala apung dan dari aspek sosial ekonomi, danau memiliki fungsi yang
secara langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat sekitar danau
(Wulandari,2017).
Kualitas air danau sangat dipengaruhi oleh kandungan nutrien. Jumlah
nutrien yang cukup dapat meningkatkan ekosistem danau dengan menyediakan
sumber makanan bagi organisme air. Fosfor diukur dalam bentuk terlarutnya dan
umumnya merupakan faktor yang membatasi pertumbuhan tanaman air dan alga.
Ketika konsentrasi fosfor meningkat maka akan terjadi pertumbuhan tanaman dan
alga yang sangat pesat atau eutrofikasi (blooming) (Pasaribu,2021).
Konsentrasi TDS di mata air alam bervariasi mulai dari kurang dari 30
ppm hingga mencapai 6000 mg/ bergantung dari kelarutan mineral di berbagai
wilayah geologi. TDS merupakan indikator konsentrasi garam inorganik dan
organik seperti klorida, magnesium, kalsium, sodium, nitrat, karbonat dan garam
lainnya. Keberadaan residu di dalam air dapat mempengaruhi rasa air, dan
konsentrasi residu terlarut lebih dari 1200 ppm menyebabkan rasa air yang buruk.
TDS juga dapat menunjukkan adanya kontaminasi limbah domestik dan indikasi
adanya pertumbuhan plankton yang pesat (Wulandari,2017).Warna dapat
ditentukan lebihspesifik dengan alat WQC (Water QualityChecker) yang mana
satuannya dinyatakansalam skala TCU (True Color Unit) yangmana kadar
maksimum air bersih adalah 50 TCU. Namun, karena keterbatasan penelitian, uji
warna hanya dilakukansecara kualitatif dengan observasi.).
Menurut American Public Health Association, American Water Works
Association dalam (Wulandari,2013) persyaratan COD untuk air minum adalah ≤
2 mg/l. Tingginya nilai COD terkait dengan adanya polusi. Nilai COD umumnya
1.3 hingga 1.5 kali nilai BOD, dan jika nilai COD melebihi 2 kali lipat nilai BOD
maka dapat dicurigai bahwa terdapat materi organik dalam jumlah signifikan yang
tidak terbiodegradasi oleh mikoroorganisme yang umum terdapat di sumber air
tersebut. Tingginya sebuah kadar COD di danau kemungkinan disebabkan oleh
tingginya buangan senyawa organik akibat aktivitas masyarakat dalam bentuk
buangan limbah domestik, pertanian, dan perikanan. Air yang kualitasnya buruk
akanmengakibatkan lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akan
mempengaruhikesehatan dan keselamatan manusia (Wulan, 2018). Seiring dengan
meningkatnya populasi maka kebutuhan air bersih juga semakin meningkat. Oleh
karena itu, dibutuhkan suatu solusi atau upaya untuk mendapatkan air bersih guna
untuk memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari.
30
25
Suhu air
20 Do
15
10
0
Category 1 Category 2 Category 3
Grafik Hubungan DO dengan pH
DO pH
28.6
24.4
21.1 21.7
esf
30
25
Suhu Air
20 pH
15
10
0
7:15 8:15 9:15 10:15
5.2 Sungai
Sungai adalah tempat dan wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari
mata air sampai muara dengan dibatasi oleh garis sempadan (Peraturan
Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991). Sungai mengalir dari hulu dalam kondisi
kemiringan lahan yang curam berturut-turut menjadi agak curam, agak landai, dan
relatif rata. Arus relatif cepat di daerah hulu dan bergerak menjadi lebih lambat
dan makin lambat pada daerah hilir. Sungai merupakan tempat berkumpulnya air
di lingkungan sekitarnya yang mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Daerah
sekitar sungai yang mensuplai air ke sungai dikenal dengan daerah tangkapan air
atau daerah penyangga. Kondisi suplai air dari daerah penyangga dipengaruhi
aktivitas dan perilaku penghuninya (Wardhana, 2001). Sungai sebagai sumber air
merupakan salah satu sumberdaya alam yang mempunyai fungsi serba guna bagi
kehidupan dan penghidupan manusia. Menurut Masduqi, dkk (2009) ada dua
fungsi utama sungai secara alami yaitu mengalirkan air dan mengangkat sedimen
hasil erosi pada Daerah Aliran Sungai dan alurnya (Self Purification). Kedua
fungsi ini terjadi bersamaan dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu, peneliti
tertarikuntuk menganalisis kualitas air sumur galidengan parameter fisika yang
meliputi bau,warna, TDS dan parameter kimia yangmeliputi pH dan salinitas,
mengacu pada Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungandan Persyaratan Kesehatan Air. Air tanah secara
kimiawimengandung sedikit jumlah gas, mineraldan bahan organik alami. Bau
dapatmenjadi petunjuk untuk menentukankualitas air secara tidak langsung.
Menurut (Effendi, 2003), air yang baik dan amanuntuk dikonsumsi adalah air
yang memilikiciri tidak berbau apabila dicium dari jauhmaupun dari dekat. Air
yang busuk mengandung bahan organik yang mengalami penguraian oleh
mikroorganisme air. Adapun hasil pengujian bau air sumur gali
menggunakanindera penciuman menunjukkan hasil positif. Bau dalam hal ini
kemungkinan oleh aktivitas bakteri. Bakteri menggunakan zat besi atau belerang
dalamsiklus hidupnya dan mengeluarkan gashidrogen dan sulfida yang
merupakanpenyebab bau .Menurut (Slamet, 2009), air yangdigunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari harus jernih dan tidak berwarna.
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Penerbit : Kanisius. Yogyakarta
Finawan. A dan Mardiyanto. A. (2011). Pengukuran Debit Air Berbasis
Mikrokontroler At89s51. (Jurnal) Jurusan Teknik Elektro, Politeknik
Negeri Lhokseumawe. 28 – 31