Anda di halaman 1dari 21

HASIL LAPORAN PENGAMATAN DANAU DAN SUNGAI

DI TAKENGON ACEH UTARA

SITI ZULAEKA
200330010
AKUAKULTUR II A

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan
Laporan Praktikum Limnologi yang berjudul “Hasil Laporan Pengamatan Danau
dan Sungai di Takengon Aceh Utara”. Adapun tujuan disusunnya laporan ini
adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Limnologi..
Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras semata,
melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada dosen yaitu pak Saiful Adhar, S.Si.,MP, dan
asisten dosen yaitu kak Putri Masyitah, kak Fika Yunita Sari, kak Sakinah, bang
Alfandy Anwar, dan bang Rizky Hidayatullah.
Saya sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna.
Untuk itu, saya selaku penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran
yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Saya berharap
semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.

Aceh Utara, 11 Juli 2021

Penulis
1.DASAR TEORI

1. Debit Air
Debit adalah volume per satuan waktu. Waktu konsentrasi adalah waktu
yang diperlukan limpasan air hujan dari titik terjauh menuju titik kontrol yang
ditinjau (Barid dan Yakob, 2007). Debit aliran merupakan satuan untuk mendekati
nilai-nilai hidrologis proses yang terjadi di lapangan. Kemampuan pengukuran
debit aliran sangat diperlukan untuk mengetahui potensi sumberdaya air di suatu
wilayah DAS. Debit aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan
mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumber daya
air permukaan yang ada (Finawan dan Mardiyanto, 2011). Perhitungan debit air
untuk mengetahui kapasitas DAS wilayah kawasan terutama kawasan utama
untuk melakukan analisis sistem drainase pada saluran drainase primer dan
sekunder (Wismarini, 2011).
Metode pengukuran debit aliran sungai yang digunakan adalah dengan
menggunakan velocity method, dengan menggunakan rumusan
Q=A.V
Dimana : 
Q = debit air (m3/det).
V = Kecematan Aliran Air (m), diukur dengan menggunakan flow meter digital.
A = Luas penampang sungai amatan (m2).

1.2 Kedalaman
Kedalman adalah parameter fisika yang mendasar dan berpengaruh pada
aspek lainnya seperti kecerahan, suhu, dan kelarutan oksigen. Kedalaman dalam
suatu ekosistem perairan dapat bervariasi dari suatu tempat ketempat yang lain
(Tim Limnologi, 2021).

1.3 Kualitas Air


1.3.1 Transparansi
Transparansi air merupakan ukutran kecerahan perairan berdasarkan
penetrasi cahaya ke kolom air. Transparansi air dipengaruhi oleh partikel
tersuspensi dan terlarut. Partikel tersuspensi dan terlarut membentuk warna air,
sehingga menghambat penetrasi cahaya. Partikel tersuspensi dapat terdiri bahan
organik, jasad renik, dan anorganik. Selain itu keberadaan fitoplankton merupakan
faktor yang dominan mempengaruhi transparansi air. Kecerahan atau transparansi
air ini lebih sering diukur dengan menggunakan seechi disk (Tim Limnologi,
2021).
1.3.2 Suhu
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda
dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan
indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi maka diciptakanlah
termometer untuk mengukur suhu dengan valid (Hidayati, 2011).
1.3.3 Derajat Keasaman (pH)
Keasaman adalah tingkat asam dan basa air yang sering pula dikenal
dengan istilah potensial Hidrogen (pH). pH adalah derajat keasaman yang
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau tingkat kebasaan yang
dimiliki suatu larutan. Total skala pH berkisar dari 1 sampai 14, dengan 7
dianggap netral. Sebuah pH kurang dari 7 dikatakan asam dan larutan dengan pH
lebih dari 7 dasar atau alkali. Asam dan basa adalah besaran yang sering
digunakan untuk pengolahan suatu zat, baik di industri maupun kehidupan sehari-
hari. Pada industri kimia, keasaman merupakan variabel yang menentukan, mulai
dari pengolahan bahan baku, menentukan kualitas produksi yang diharapkan
sampai pengendalian limbah industri agar mencegah pencemaran pada
lingkungan. Pada bidang pertanian, keasaman pada waktu mengelola tanah
pertanian perlu diketahui. Dasar pengukuran derajat keasaman akan diuraikan
dahulu pengertian derajat keasaman itu sendiri. Pada prinsipnya pengukuran suatu
pH adalah didasarkan pada potensial elektrokimia yang terjadi antara larutan yang
terdapat di dalam elektroda glass (membrane glass) yang telah diketahui dengan
larutan yang terdapat diluar elektroda glass yang tidak diketahui. Hal ini di
karenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion
hidrogen yang ukurannya relatif kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan
mengukur potensial elektro kimia dari ion hidrogen. Untuk melengkapi sirkuit
ektrik dibutuhkan elektroda pembanding. Sebagai catatan alat tersebut tidak
mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan (Karangan,dkk. 2019).
1.3.4 Oksigen Terlarut (DO)
Pengukuran tingkat kebersihan air menggunakan DO (DissolvedOxygen). DO
merupakan oksigen terlarut yang digunakan untuk mengukur kualitas nkebersihan
air. Semakin besar nilai kandungan DO menunjukan bahwa kualitas airtersebut
semakin bagus (Prahutama, 2013)
1.3.5 Konsentrasi TDS dan Penetrasi Cahaya
Salah satu faktor penting dalam menentukan kelayakan air untuk
dikonsumsi manusia adalah kandungan TDS (total dissolved solid) dalam air.
TDS adalah jumlah zat padat terlarut baik berupa ion-ion organik, senyawa,
maupun koloid didalam air (WHO, 2003). Konsentrasi TDS yang terionisasi
dalam suatu zat cair mempengaruhi konduktivitas listrik zat cair tersebut. Makin
tinggi konsentrasi TDS yang terionisasi dalam air, makin besar konduktivitas
listrik larutan tersebut. Sementara konsentrasi TDS juga dipengaruhi oleh
temperatur (Sukmawati, 2019). Cahaya dan suhu merupakan faktor pendukung
dalam keberlangsungan produktivitas dan siklus materi dalam ekosistem danau.
Intensitas cahaya berperan penting dalam proses fotosintesis. Begitu juga hal nya
dengan suhu, berpengaruh pada dinamika parameter kualitas air lainnya yang
berkaitan erat dengan aktivitas makhluk hidup diperairan. Laju penyerapan cahaya
semakin berkurang seiring dengan bertambahnya kedalaman. Untuk itu perlu
dilakukan suatu analisa tentang berapa besar laju penyerapan cahaya dan
kaitannya dengan distribusi suhu dalam ekosistem perairan. Laju penurunan
penyerapan cahaya dapat ditentukan dengan menghitung koefisiensi atenuasi
(Sugiarti, dan Zulti.2017)
1.3.6 Kekeruhan (Turbididty)
Kekeruhan adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar
untuk mengukur keadaan air baku dengan skala NTU (Nephelometrix Turbidity
Unit) atau JTU (Jackson Turbidity Unit) atau FTU (Formazin Turbidity Unit).
Kekeruhan dinyatakan dalam satuan unit turbiditas, yang setara dengan 1 mg/liter
SiO2. Kekeruhan ini disebabkan oleh adanya benda tercampur atau benda koloid
di dalam air. Hal ini membuat perbedaan nyata dari segi estetika maupun dari segi
kualitas air itu sendiri (Effendi, 2003).
2. ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
Adapun alat-alat yang digunakan untuk praktikum ini adalah sebagai
berikut.
No. Alat Fungsi
1. Jalon Untuk mengukur tinggi air
2 .Multitaster Untuk mengukur kualitas air
3. PH meter Untuk mengukur pH
4. DO meter Untuk mengukur DO
5. Thermometer Untuk mengukur suhu
6. Stopwacth Untuk menghitung kecepatan arus
7. Light meter Untuk mengukur cahaya
8. Secchi disk Untuk mengukur kecerahan
9. Alat tulis Untuk mencatat hasil
10. Tali dan botol air mineral Untuk pengukuran arus sungai
11. Handphone Untuk dokumentasi

2.1.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang diperlukan praktikum ini adalah sebagai
berikut.
No. Bahan Fungsi
1. Akuades Untuk mengkalibrasi alat kualitas air
2. Tissue Untuk membersihkan alat
3. Air sample Sebagai media percobaan
3. PROSEDUR KERJA

3.1 Debit Air


Metode:
1. Pembuatan Profil Melintang Sungai
Profil sungai (aliran) diukur untuk kedalaman air pada aliran air. Hal ini
dilakukan dengan mengukur kedalaman air pada rentang tertentu menurut
lebar aliran. Semakin rapat tentant pengukuran semakin baik.
2. Pengukuran Kecepatan Aliran
Pengukuran kecepatan air dapat dilakukan dengan current meter. Namun
bila tidak alat tersebut dapat dilakukan dengan melepaskan bahan tertentu
(seperti bola pingpong), lalu diukur lama waktu tempuh bahan tersebut pada
lintasanyang telah diketahui panjangnya. Untuk mendapatkan kecepatan
rata-rata dilakukan beberapa kali pengukuran pada masing lintasan (kiri,
tengah, dan kanan).
3. Perhitungan
Q=A.V
Dimana Q adalah debit air (m3.dtk), A adalah luas penampang sungai, dan V
adalah kecepatan air.

3.2 Kedalaman
Metode:
1. Siapakan tongkat skala 2-5 m yang digunakan untuk mengukur kedalaman
perairan dan tali berskala yang dilengkapi pemberat.
2. Masukkan tongkat skala kedalam perairan secara perlahan-lahan sampai
tongkat/tali skala menyentuh dasar perairan. Dicatat hasilnya dalam unit
meter dan centimeter.

3.3 Kualitas Air


3.3.1 Transparansi
Metode:
1. Catat koordinasi lokasi pengukuran.
2. Ukurlah intensitas cahaya di permukaan air dengan menggunakan light
meter
3. Turunkanlah secchi disk ke kolom air secara perlahan-lahan sampai
secchi disk tidak terlihat lagi,
4. Tarik kembali secchi secara perlahan hingga tampak lagi, kemudian
turunkan lagi secara perlahan hinga kira-kira dibatas tidak tampak lagi
secara visual. Catat nilai kedalaman ini sebagai D1.
5. Kemudian turunkan sedikit lagi, lalu tarik ke atas secara perlahan
hingga mencapai titik batas tampak, catat nilai kedalaman ini sebagai
D2.
6. Hitunglah niali kedalaman Seechi Disk dengan rumus : (D1+D2)/2
7. Nilai tersebut dianggap sebagai nilai transparansi air.
8. Buatlah Grafik Hubungan Intensitas Cahaya dan Transparansi Air.
3.3.2 Suhu
Metode:
1. Catat koordinasi lokasi pengukuran
2. Ukurlah intensitas cahaya dengan menggunakan light-meter.
3. Ukurlah suhu udara dengan memegang thermometer secara tegak lurus
diudara, ingat tangan anda jangan mneyentuh thermometer, hal ini
untuk menghindari pengaruh tubuh anda terhadap thermometer.
Sebaiknya gunakan benang pengikat thermometer.
4. Dengan cara yang sama ukur suhu air sungai/danau.
5. Lakukan hal tersebut pada beberapa waktu dan tempat yang berbeda.
6. Buatlah Grafik hubungan intensitas cahaya dan suhu udara.
7. Buatlah grafik hubungan suhu udara dan air.
8. Jelaskan apa yang dapat anda simpulkan dari grafik yang anda buat.
3.3.3 Derajat Keasaman (pH)
Metode:
1. Catat koordinasi lokasi pengukuran.
2. Masukkan ujung probe atau sensor alat pH-meter ke dalam air (larutan)
yang akan diukur.
3. Baca dan catat hasil yang ditunjukkan pada display pH-meter.
3.3.4 Oksigen Terlarut (DO)
Metode:
1. Tentukan koordinat lokasi pengukuran.
2. Masukkan probe atau sensor DO-meter kedalam sampel air.
3. Baca dan catat nilai yang ditunjukkan pada display.
3.3.5 Konsentrasi TDS dan Penetrasi Cahaya
Metode Konsentarasi TDS:
1. Tentukan kkordinat lokasi pengukuran
2. Masukkan probe atau sensor TDS-Meter ke dalam sampel air.
3. Baca dan catat nilai yang ditunjukkan pada monitor.
Metode Penetrasi Cahaya:
1. Ikat secchi disk dengan tali.
2. Pada masing- masing sampel air daiatas dimasukkan secchi disk secara
perlahan lahan .
3. Pada saat secchi disk tak terlihat hentikan.
4. Kemudian diukur panjang tali secchi disk yang merupakan nilai
kedalaman penetrasi (cm) diaman keping secchi disk tidak terlihat lagi.
3.3.6 Warna dan Bau
Prosedur Kerja
A. Pengamatan Warna
1. Siapakan botol sameel yang terang dan transparan
2. Masukkan air sampel kedalam botol tersebut
3. Letakkan diatas latar belakang yang berwarna putih.
4. Lalu amati dan catat warna air sampel tersebut.
5. Warna air dapat dibedakan menjadi merah, kemerah-merahan,
cokleat, kuning, kekuning-kuningan, biru, hijau, dan bening.
B. Pengamatan Bau
1. Siapkan botol sampel.
2. Diisi sampel air sampai kira-kira setengah volume botol, lalu
ditutup.
3. Botol yang berisi sampel lalu dikocok untuk beberapa saat.
4. Lalu ditutuop botol dibuka, dan dicium bau yang keluar melalui
lubang mulut botol.
5. Cara kerja tersebut diulangi oleh beberapa yang membauinya
karena, sensitivitas penciuman yang berbeda.
6. Bau air dapay dibedakan menjadi bau tanah, aromatis (kimia),
klor, belerang, amoniak, dll.
C. Pengamatan Rasa
1. Pastikan bahwa sampel air tidak mengandung zat-zat bersifat
racun.
2. Sebaiknya sebelum dilakukan pengamatan rasa, sampel air
dipanaskan sampai sekitar 30˚C, pemanasan ini akan
memudahkan rasa air dideteksi.
3. Rasa air dapat dibedakan menjadi asin, basa, asam, rasa sabun,
rasa logam, dsb.
4. HASIL PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan Danau


Adapun hasil dari pengamatan Danau adalah, sebagai berikut:
Tanggal/ Hari : Minggu, 04 Juli 2021
Pukul : 07.15 WIB
Titik koordinat : N 4,622554˚. E 96,94681˚
Cuaca : Cerah
Kedalaman Danau : 9 meter
Intensitas cahaya : Min = 96,75 lux
Max = 68,98 lux
Rata-rata = 82,665
Tabel 1. Transparansi air/Kedalaman Secchi Disk Pada kedalaman 6 meter
D1 D2
Black-white 5m 4,5m 4,75m
Red 4,5m 4m 4,25m
Yellow 6m 5m 5,5m
Rata-rata 4,83m

Tabel 2. Pengukuran parameter kualitas air danau di dermaga.


Waktu Waktu Waktu Waktu
Parameter Rata-rata
(07.15) (08.15) (09.15) (10.15)
Suhu Air 23,2˚c 23,2˚ 25,6˚ c 25,5˚c 25,85 ˚c
Suhu Udara 20,9˚c 19,90˚c 27,5˚c 28,9˚c 24,3 ˚c
DO 21,1 ppm 21,7ppm 24,4 ppm 28,6 ppm 23,95ppm
pH 7,62 7,80 7,67 8,19 7,82
TDS 0,79 ppm 0,79 ppm 0,72 ppm 0,72 ppm 0,75ppm
Kedalaman
45 cm 44 cm 46 cm 46 cm 45,25 cm
Danau

Tabel 3. Sampel Pengambilan Air.


Parameter Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Rata-rata
(Permukaan (9 Meter) (5,30 Meter)
)
Suhu Air 23,2˚c 24,6˚c 24,6˚ c 24,1˚c
DO 21,5 ppm 20,5ppm 27,1 ppm 23,03 ppm
pH 8,00 7,90 7,58 7,82
TDS 25,8 ppm 25,2 ppm 0,82 ppm Ppm
Turbidity 0,098 NTU 14,5 NTU 27,0 NTU 13,86 NTU

4.2 Hasil Pengamatan Sungai


Adapun hasil pengamatan pada sungai yakni sebagai berikut:
Pukul : 14:30 WIB
Lebar aliran : 25 meter
Panjang lintasan : 2 meter
Titik koordinat : N 4,62774 , E 96,95046
Tabel 4. Data pengamatan parameter kualitas air sungai
Parameter/Pukul 14:30 16:30 Rata-rata
Suhu udara 24,4˚C 25,1˚C 24,75˚C
Suhu air 25,1˚C 22,5˚C 47,6˚C
TDS 73 68 70,5
DO 9,45 9,71 9,58
Ph 6,40 6,58 6,49
Cahaya 30,61 lux 20,34 lux 25,475
Tabel 5. Data pengukuran kecepatan arus sungai
Pukul Kiri Tengah Kanan
14:30 9,6 m/s 10,67 m/s 14,25 m/s
15:00 11,54m/s 30,05 m/s 17,42 m/s
15:30 6,11 m/s 14,36 m/s 11,42 m/s
16:30 13,34 m/s 12,59 m/s 22,86 m/s
Rata- rata 10,14 m/s 16,91m/s 65,95m/s 31 m/s

Tabel 6. Data pengukuran kedalaman sungai


Ketinggia
n 14:30 15:00 15:30 16:00
(cm)
H1 13cm 14cm 11cm 11cm
H2 23cm 24cm 21cm 21cm
H3 25cm 26cm 23cm 23cm
H4 46cm 47cm 44cm 44cm
H5 50cm 51cm 48cm 48cm
H6 47cm 48cm 45cm 45cm
H7 45cm 46cm 43cm 43cm
H8 54cm 55cm 52cm 52cm
H9 60cm 61cm 58cm 58cm
H10 61cm 62cm 59cm 59cm
H11 67cm 68cm 65cm 65cm
H12 68cm 69cm 66cm 66cm
H13 67cm 68cm 65cm 65cm
H14 92cm 93cm 90cm 90cm
H15 114cm 115cm 112cm 112cm
H16 112cm 113cm 110cm 110cm
H17 111cm 112cm 109cm 109cm
H18 111cm 112cm 109cm 109m
H19 112cm 113cm 110cm 110cm
H20 112cm 113cm 110cm 110cm
H21 113cm 114cm 111cm 111cm
H22 76cm 77cm 74cm 74cm
H23 55cm 56cm 53cm 53cm
H24 44cm 45cm 42cm 42cm
H25 12cm 13cm 10cm 10cm
Maka:
Diketahui : A = 1.671,26 m2
V = 0,064 m/s
Q=A.V
= 1.671,26 m2 . 0,064 m/s
= 106,96 m3/s.
5.PEMBAHASAN

5.1 Danau
Perairan danau merupakan salah satu bentuk ekosistem air tawar yang ada
di permukaan bumi. Secara umum, danau merupakan perairan umum daratan yang
memiliki fungsi penting bagi pembangunan dan kehidupan manusia. Danau
memiliki tiga fungsi utama, yaitu fungsi ekologi, budidaya dan sosial ekonomi.
Dilihat dari aspek ekologi, danau merupakan tempat berlangsungnya siklus
ekologis dari komponen air dan kehidupan akuatik di dalamnya. Keberadaan
danau akan mempengaruhi keseimbangan ekosistem di sekitarnya, sebaliknya
kondisi danau juga dipengaruhi oleh ekosistem di sekitarnya. Sedangkan dilihat
dari aspek budidaya, masyarakat sekitar danau sering melakukan budidaya
perikanan jala apung dan dari aspek sosial ekonomi, danau memiliki fungsi yang
secara langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat sekitar danau
(Wulandari,2017).
Kualitas air danau sangat dipengaruhi oleh kandungan nutrien. Jumlah
nutrien yang cukup dapat meningkatkan ekosistem danau dengan menyediakan
sumber makanan bagi organisme air. Fosfor diukur dalam bentuk terlarutnya dan
umumnya merupakan faktor yang membatasi pertumbuhan tanaman air dan alga.
Ketika konsentrasi fosfor meningkat maka akan terjadi pertumbuhan tanaman dan
alga yang sangat pesat atau eutrofikasi (blooming) (Pasaribu,2021).
Konsentrasi TDS di mata air alam bervariasi mulai dari kurang dari 30
ppm hingga mencapai 6000 mg/ bergantung dari kelarutan mineral di berbagai
wilayah geologi. TDS merupakan indikator konsentrasi garam inorganik dan
organik seperti klorida, magnesium, kalsium, sodium, nitrat, karbonat dan garam
lainnya. Keberadaan residu di dalam air dapat mempengaruhi rasa air, dan
konsentrasi residu terlarut lebih dari 1200 ppm menyebabkan rasa air yang buruk.
TDS juga dapat menunjukkan adanya kontaminasi limbah domestik dan indikasi
adanya pertumbuhan plankton yang pesat (Wulandari,2017).Warna dapat
ditentukan lebihspesifik dengan alat WQC (Water QualityChecker) yang mana
satuannya dinyatakansalam skala TCU (True Color Unit) yangmana kadar
maksimum air bersih adalah 50 TCU. Namun, karena keterbatasan penelitian, uji
warna hanya dilakukansecara kualitatif dengan observasi.).
Menurut American Public Health Association, American Water Works
Association dalam (Wulandari,2013) persyaratan COD untuk air minum adalah ≤
2 mg/l. Tingginya nilai COD terkait dengan adanya polusi. Nilai COD umumnya
1.3 hingga 1.5 kali nilai BOD, dan jika nilai COD melebihi 2 kali lipat nilai BOD
maka dapat dicurigai bahwa terdapat materi organik dalam jumlah signifikan yang
tidak terbiodegradasi oleh mikoroorganisme yang umum terdapat di sumber air
tersebut. Tingginya sebuah kadar COD di danau kemungkinan disebabkan oleh
tingginya buangan senyawa organik akibat aktivitas masyarakat dalam bentuk
buangan limbah domestik, pertanian, dan perikanan. Air yang kualitasnya buruk
akanmengakibatkan lingkungan hidup menjadi buruk sehingga akan
mempengaruhikesehatan dan keselamatan manusia (Wulan, 2018). Seiring dengan
meningkatnya populasi maka kebutuhan air bersih juga semakin meningkat. Oleh
karena itu, dibutuhkan suatu solusi atau upaya untuk mendapatkan air bersih guna
untuk memenuhi kebutuhan manusia sehari-hari.

Grafik Hubungan Suhu Dengan DO

Grafik Suhu dengan DO


35

30

25
Suhu air
20 Do

15

10

0
Category 1 Category 2 Category 3
Grafik Hubungan DO dengan pH
DO pH

28.6
24.4
21.1 21.7

7.62 7.8 7.67 8.19

07.15 Category 2 Category 3 Category 4

esf

Grafik Hubungan Suhu Air dan pH


35

30

25
Suhu Air
20 pH

15

10

0
7:15 8:15 9:15 10:15

5.2 Sungai
Sungai adalah tempat dan wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari
mata air sampai muara dengan dibatasi oleh garis sempadan (Peraturan
Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991). Sungai mengalir dari hulu dalam kondisi
kemiringan lahan yang curam berturut-turut menjadi agak curam, agak landai, dan
relatif rata. Arus relatif cepat di daerah hulu dan bergerak menjadi lebih lambat
dan makin lambat pada daerah hilir. Sungai merupakan tempat berkumpulnya air
di lingkungan sekitarnya yang mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Daerah
sekitar sungai yang mensuplai air ke sungai dikenal dengan daerah tangkapan air
atau daerah penyangga. Kondisi suplai air dari daerah penyangga dipengaruhi
aktivitas dan perilaku penghuninya (Wardhana, 2001). Sungai sebagai sumber air
merupakan salah satu sumberdaya alam yang mempunyai fungsi serba guna bagi
kehidupan dan penghidupan manusia. Menurut Masduqi, dkk (2009) ada dua
fungsi utama sungai secara alami yaitu mengalirkan air dan mengangkat sedimen
hasil erosi pada Daerah Aliran Sungai dan alurnya (Self Purification). Kedua
fungsi ini terjadi bersamaan dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu, peneliti
tertarikuntuk menganalisis kualitas air sumur galidengan parameter fisika yang
meliputi bau,warna, TDS dan parameter kimia yangmeliputi pH dan salinitas,
mengacu pada Permenkes Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungandan Persyaratan Kesehatan Air. Air tanah secara
kimiawimengandung sedikit jumlah gas, mineraldan bahan organik alami. Bau
dapatmenjadi petunjuk untuk menentukankualitas air secara tidak langsung.
Menurut (Effendi, 2003), air yang baik dan amanuntuk dikonsumsi adalah air
yang memilikiciri tidak berbau apabila dicium dari jauhmaupun dari dekat. Air
yang busuk mengandung bahan organik yang mengalami penguraian oleh
mikroorganisme air. Adapun hasil pengujian bau air sumur gali
menggunakanindera penciuman menunjukkan hasil positif. Bau dalam hal ini
kemungkinan oleh aktivitas bakteri. Bakteri menggunakan zat besi atau belerang
dalamsiklus hidupnya dan mengeluarkan gashidrogen dan sulfida yang
merupakanpenyebab bau .Menurut (Slamet, 2009), air yangdigunakan untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari harus jernih dan tidak berwarna.
DAFTAR PUSTAKA

Arya Wardana, Wisnu. 2001. Dampak pencemaran lingkungan.Yogyakarta.


Penerbit Andi.
Barid. B dan Yakob. M. (2007). Perubahan Kecepatan Aliran Sungai
AkibatPerubahan Pelurusan Sungai. (Jurnal) Ilmiah Semesta Teknika, Vol.
10, No. 1, 2007: 14 –20.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Penerbit : Kanisius. Yogyakarta
Finawan. A dan Mardiyanto. A. (2011). Pengukuran Debit Air Berbasis
Mikrokontroler At89s51. (Jurnal) Jurusan Teknik Elektro, Politeknik
Negeri Lhokseumawe. 28 – 31

Hidayati, Putri. 2011. Pengaruh setting temperatur terhadap kinerja ac Split.


Jurnal Teknik Konversi Energi.
Karangan J, B. S. (2019). Uji Keasaman Air Dengan Alat Sensor pH di STT
Migas Balikpapan. Jurmal Kapacuri, Volume 2 Nomor 1 Edisi Juni 2019,
65-72.
Sukmawati N. M. H., A. P. (2019). Kualitas Air Danau Berdasarkan Parameter
Fisika dan NSFWQI. Jurnal Lingkungan & Pembangunan, Vol. 3 No. 2 :
Hal. 53-60.
Pasaribu, R. (2021). Morfometri dan Batimetroi Danau Cadika Kecamatan Medan
Johor Kota Medan. Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Prahutama, A. (2013). Esyimasi Kandungan DO (Dissolved Oxygen) Di Kali
Surabaya dengan Metode Kriging. Jurusan Statistika, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Diponegoro, Semarang,
Statistika, Vol. 1, No. 2, November 2013 .
Sugiarti, F. Z. (2017). Hubungan Antara Laju Penurunan Intensitas cahaya Dan
Suhu dalam Ekosistem Perairan Di Danau Tuwoti. Prosiding Seminar
Nasional Limnologi VII 2014.
Slamet, Juli Soemirat. 2009. Kesehatan Lingkungan. Cetakan Kedelapan. Gadjah
Mada University Press, Yogyakarta.Publishing.
Tim Limnologi. 2021. Modul Praktikum Limnologi. Universitas Malikussaleh.
Wismarini. Th. D. (2011). Metode Perkiraan Laju Aliran Puncak (Debit Air)
sebagai Dasar Analisis Sistem Drainase di Daerah Aliran Sungai Wilayah
Semarang Berbantuan SIG. (Jurnal) Teknologi Informasi DINAMIK
Volume 16, No.2, Juli 2011 : 124-13.2.
Wulan, T.S. 2018. Analisis Kualitas AirSumur Masyarakat KelurahanLalolara
Kecamatan Kambu.Skripsi. Universitas Haluoleo.
Wulandari, N. (2017). Kajian Nilai Ekonomis dan Persepsi Masyarakat Terhadap
Pemanfaatan Eceng Gondok Di Desa Rowoboni Kabupaten Semarang.
Jurnal.

Anda mungkin juga menyukai