Oleh :
Nama : Saufa Asvia
Nim : 1710712320014
Dosen : Dr. Noor Arida Fauzana, S.Pi., M.Si.
Nutrien adalah bahan makanan / medium yang diperlukan Spirulina sp. untuk
pertumbuhan. Fungsi utama nutrient adalah sebagai sumber energi dan bahan
pembangun sel. Ekstrak tauge, bekatul dan kulit pisang berpotensi menjadi salah
satu sumber nutrient dan medium tumbuh pada kultivasi Spirulina sp. Dengan
asumsi bahwa bekatul dapat menunjang pertumbuhan jamur dan ekstrak tauge
yang dapat menunjang pertumbuhan beberapa bakteri juga dapat menunjang
pertumbuhan ganggang Spirulina sp. karena ganggang Spirulina sp. bakteri dan
sebagian jamur termasuk dalam mikroorganisme yang memiliki ciri dan kebutuhan
nutrisi yang tidak terlalu jauh berbeda.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
- wadah/ toples kultur, selang udara dan pemberat
- lampu, mesin aerator, mikroskop, spektrofotometer
- timbangan analitik, gelas beaker, Erlenmeyer, plankton net dan pipet tetes
- alat pendukung lainnya, seperti alat tulis dan kamera.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
- ganggang biru dari spesies Spirulina sp., air laut
- alcohol, chlorine, Na-Thiosulfat
- ekstrak tauge, bekatul dan eksrak kulit pisang
Tahapan metode yang dilakukan pada Teknik kultivasi ganggang biru
(Cyanobacteria) Spirulina sp. dengan modifikasi medium tumbuh yang berbahan
dasar ekstrak tauge, bekatul, dan ekstrak kulit pisang adalah sebagai berikut;
pembuatan modifikasi medium, sterilisasi, kultivasi kultur, dan pengumpulan data
dan pengamatan hasil. Metode kultivasi diawali dengan sterilisasi terlebih
dahulu.Teknik sterilisasi dilakukan untuk membersihkan peralatan dan media yang
akan digunakan untuk kultivasi, sehingga ganggang yang dikultivasi dapat
terhindar dari gangguan.
Hasil seleksi kultur dengan menggunakan perlakuan modifikasi medium pada
kultur spirulina dengan menggunakan bekatul, ekstrak tauge dan kulit pisang.
Diperoleh hasil medium kultivasi spirulina menggunakan bekatul sebgai
modifikasi medium yang terpilih dari seleksi kultur, karena pertumbuhan yang
baik dan warna hijau yang lebih pekat daripada kultur Spirulina sp. pada modfikasi
medium yang lain.
Medium modifikasi Spirulina sp. menggunakan bekatul menjadi medium
tumbuh yang terpilih karena bekatul mengandung unsur hara yang diperlukan
untuk tumbuh tanaman termasuk mikroalga, yakni Nitrogen selain kandungan pati
di dalamnya demikian menurut Houston and Kohler (1982). Selain itu, Juliano dan
Bechtel (1985, Cit. Sukimin, 1988), mengemukakan bahwa bekatul pada kadar air
14% mempunyai komposisi sebagai berikut: protein 11,3-14,9%; neutral detergent
fiber 23,728,6%; asam poliuronat 1,2%; gula bebas 5,5-6,9% serta kandungan gizi
yang dimiliki bekatul padi, diantaranya adalah vitamin (seperti thiamin, niacin,
vitamin B-6), mineral (besi, fosfor, magnesium, kalium), asam amino, asam lemak
esensial, antioksidan, dietary fiber, serta komponen yang bersifat hypoallergenic
(Munif, 2009) di mana faktor ini diduga berperan penting pada kesesuaian medium
tumbuh modifikasi untuk Spirulina sp. Sebaliknya ekstrak kulit pisang dan tauge
meski bukan modifikasi medium yang lebih baik dibanding bekatul namun
memenuhi syarat sebagai medium tumbuh pada Spirulina sp.
Kesimpulan: Ekstrak bekatul menjadi medium tumbuh terpilih pada kultivasi
Spirulina sp. dilanjutkan dengan ekstrak kulit pisang dan tauge. Produksi Spirulina
sp., yang mengandung protein tinggi dengan penambahan medium tumbuh terpilih
akan lebih baik dioptimalkan untuk kepentingan biofarmasi, dan kosmetik.
Sedangkan Spirulina sp., berkadar lemak tinggi akan baik digunakan untuk
kepentingan produksi bioenergi khususnya biodiesel, dan Spirulina sp.,
berkarbohidrat tinggi dapat diarahkan untuk produksi bioenergi seperti bioetanol
dan produksi pati.
Ariyati, S., 1998. Pengaruh Salinitas dan Dosis Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan
Populasi Spirulina sp. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan IPA.
Univeristas Diponegoro. Semarang.
Bold, H.C. dan Wynne. 1985. Introduction of The Algae: Second Edition. Prentice Hall.
Engle Wood.
Cifferi, O., 1983. Spirulina, The Edible Organism. Volume 47, Nomor 4, American
Society for Microbiology. USA.
Hariyati, R., 2008. Pertumbuhan dan Biomassa Spirulina sp. dalam Skala Laboratoris.
Laboratorium Ekologi dan Biosistematik. Fakultas Matematika dan IPA
Univeristas Diponegoro.
Hefdiyah., Arifiyanto,A., Khotim, K., Prio, M.A., Kuswitasari, N.D. 2016. Uji Potensi
Medium Tumbuh Berbahan Dasar Ekstrak Tauge, Ekstrak Bekatul dan
Ekstrak Kulit Pisang Pada Kultivasi Spirulina sp. Jurusan Biologi Institut
Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
Robi, Nur Hidayati. 2014. Pemanfaatan Ekstrak Tauge Kacang Hijau (Phaseolus
radiatus) sebagai Pupuk Untuk Meningkatkan Populasi Spirulina sp. Skripsi.
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Surabaya.
Suminto. 2009. Penggunaan Jenis Media Kultur Teknis terhadap Produksi dan
Kandungan Nutrisi Sel Spirulina platensis. Program Studi Budidaya Perairan
Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Diponegoro.
Semarang.