Anda di halaman 1dari 20

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam ilmu biologi terdapat banyak cabang ilmu yang mempelajari


tentang makhluk hidup secara spesifik. Salah satunya adalah cabang ilmu
mikrobiologi. Mikrobiologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang
kehidupan mikroorganisme meliputi morfologi, struktur, fungsi serta metabolisme
yang dilakukan dalam proses kelangsungan hidupnya yang tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Dibutuhkan peralatan khusus yang mendukung untuk
tercapainya tujuan dalam pengamatan mikroorganisme. Contoh dari
mikroorganisme adalah bakteri, fungi, algae, protozoa dan archaea.
Mempelajari mikrobiologi tentunya akan banyak memerlukan alat dan
bahan serta tempat pengamatan yang dilakukan di laboratorium. Laboratorium
merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis,
pembuktian uji coba, penelitian dan sebagainya dengan menggunakan alat dan
bahan yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang
memadai (Emda, 2014). Sebelum memulai praktikum, terlebih dahulu kita harus
mengenal atau mengetahui tentang peralatan yang digunakan dalam praktikum
tersebut. Hal ini berguna untuk mempermudah dalam melaksanakan percobaan,
sehingga resiko kecelakaan di laboratorium dapat ditanggulangi (Yunilas dan
Yusni, 2017).
Pengenalan alat dan bahan yang ada pada laboratorium selain membantu
praktikan mengetahui nama dan fungsinya, juga membantu praktikan dalam
merawat atau menyimpan alat dan bahan laboratorium agar tetap bersih. Sifat
mikroorganisme yang mudah terkontaminasi dan mengkontaminasi mengharuskan
praktikan untuk fokus dan paham alat dan bahan yang digunakan telah steril dan
sesuai dengan kebutuhan pengamatan. Alat dan bahan yang ada di laboratorium
sebagian besar berbahan dasar kaca, besi dan aluminium. Hal ini lah yang
mendasari pentingnya pengetahuan akan perawatan alat dan bahan agar dapat
digunakan dalam waktu yang cukup lama.
Beberapa alat pada laboratorium memiliki ketelitian yang berbeda,
tergantung pada penggunaan dari alat tersebut. Pengukuran dalam suatu
pengamatan, penelitian atau percobaan sangat mempengaruhi data akhir hasil

1
2

pengamatan. Apabila terjadi penyimpangan selama pengukuran dalam pengamatan


maka data yang didapat akan rancu, keliru dan sulit untuk diolah. Data – data yang
tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang. Oleh karena itu selain hanya
mengenal nama, fungsi dan cara perawatan, ketelitian yang berbeda pada tiap alat
juga perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi proses pengamatan, penelitian
atau percobaan.
Alat – alat laboratorium dapat berbahaya jika terjadi kesalahan dalam
prosedur pemakaiannya. Teknik atau cara penggunaan setiap alat dapat diketahui
melalui pengenalan alat dan bahan laboratorium. Dengan teknik atau cara
penggunaan alat laboratorium yang benar akan memudahkan pelaksanaan
pengamatan dan mencegah terjadinya kecelakaan laboratorium seperti praktikan
yang terkontaminasi oleh mikroorganisme atau rusak dan pecahnya alat – alat
laboratorium akibat penggunaan dengan teknik yang tidak benar.
Bahan – bahan yang ada di laboratorium pada umumnya adalah bahan
kimia. Banyaknya bahan kimia yang bersifat membahayakan memerlukan
penanganan yang tepat agar tidak menimbulkan masalah dan risiko tinggi terhadap
praktikan. Bahan kimia berbahaya tidak selalu berupa bahan kimia sintetik, karena
banyak bahan kimia alami dalam dosis tertentu yang berbahaya apabila sampai
masuk ke dalam tubuh. Perlunya pengetahuan akan sifat bahan kimia yang
digunakan merupakan hal yang sangat penting berkaitan dengan kesehatan,
keamanan dan kelancaran praktikan saat melakukan pengamatan, penelitian atau
percobaan.

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum dasar – dasar
mikrobiologi.
2. Mengetahui fungsi dari masing – masing alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum dasar – dasar mikrobiologi.

2
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Mikrobiologi berasal dari kata mikro yang berarti kecil, bio yang berarti
hidup dan logos yang berarti ilmu. Sehingga terbentuk mikrobiologi yang
merupakan cabang ilmu biologi yang mengkaji tentang mikroba yang mencakup
bermacam – macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel
tunggal maupun kelompok sel, seperti bakteri, alga, protozoa dan fungi mikroskopis
bahkan juga virus (Hafsan, 2009).
Mustaji, 2009 dalam Herrani, 2015 menyatakan bahwa laboratorium
merupakan tempat untuk melatih mahasiswa dalam keterampilan melakukan
praktik demonstrasi, percobaan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Laboratorium yang dimaksud tidak hanya berarti ruangan atau bangunan yang
dipergunakan untuk percobaan ilmiah, misalnya dalam bidang sains (sciences)
biologi, kimia, fisika, teknik dan sebagainya; melainkan juga termasuk tempat
aktivitas ilmiah sendiri baik berupa percobaan atau eksperimen, penelitian atau
riset, observasi, demonstrasi yang terkait dalam kegiatan belajar mengajar.
Infrastruktur adalah segala sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu
laboratorium dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya baik kuantitas maupun
kualitasnya. Di laboratorium yang digunakan untuk praktikum khususnya adalah
persiapan alat dan bahan praktikum dan lainnya. Dimana semua itu termasuk sarana
penunjang atau barang inventaris. Alat yang digunakan secara tidak langsung
didalam praktikum merupakan alat bantu laboratorium, seperti pemadam kebakaran
dan kotak pertolongan pertama (Widhy, 2009).
Alat – alat dalam laboratorium mikrobiologi antara lain: lemari pengeram
(inkubator), autoklav, rak tabung reaksi, tabung reaksi, beaker glass, driglaski,
hotplate, spatula, labu erlenmeyer, gelas ukur, batang pengaduk, mikroskop, vortex,
pipet volumetrik, pipet ukur, pinset, cawan petri, kapas steril, lampu spiritus
(bunsen) dan ose (Selian dkk, 2013 dalam Andriani, 2016).
Dalam pembelajaran mikrobiologi tidak terlepas dari alat – alat yang
berada dalam laboratorium. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang fungsi dan
sifat – sifat dari alat yang digunakan. Peralatan yang digunakan pada laboratorium
mikrobiologi hamper sama dengan peralatan yang umumnya digunakan di
laboratorium kimia yaitu berupa alat – alat antara lain: tabung reaksi, cawan petri,
pipet ukur, pipet volumetric, labu ukur, labu Erlenmeyer, gelas piala, pH meter,
3
4

gelas arloji, thermometer, botol tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengan kawat
asbes dan rak tabung. Disamping peralatan gelas tersebut pada laboratorium
mikrobiologi terdapat sejumlah alat yang khusus antara lain: autoklav, oven,
mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup,
keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme
dengan suhu yang konstan (Hadada, 2009).
Pentingnya dilakukan pengenalan alat – alat laboratorium adalah untuk
mengetahui cara – cara penggunaan alat tersebut sehingga kesalahan dapat
diminalisir sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan penelitian, data
yang diperoleh lebih akurat. Secara umum, fungsi setiap alat telah diberikan untuk
memudahkan dalam memahami alat – alat laboratorium yang dapat digunakan
dalam waktu relatif lama dan dalam keadaan baik maka diperlukan pemeliharaan
dan penyimpanan yang memadai (Wirjosoemarto, 2004 dalam Alaydrus dkk,
2013).

4
5

BAB 3. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum Dasar – dasar Mikrobiologi Akuatik tentang Pengenalan Alat
dan Bahan dilaksanakan pada tanggal 27 September 2019 Pukul 16.00 – 17.30
WITA bertempat di Laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Alat - alat yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Kompor 16. Pisau
2. Autoclave 17. Pinset
3. Panci 18. Tabung reaksi
4. Mikroskop cahaya 19. Rak tabung reaksi
5. Hotplate 20. Spuit
6. Timbangan digital 21. Botol spray / sprayer
7. Drigalski 22. Mikropipet
8. Ose lurus dan lengkung 23. Bunsen
9. Batang Pengaduk 24. Gelas ukur
10. Gunting 25. Labu Erlenmeyer
11. Mortal dan alu 26. Kaca objek
12. Cawan petri 27. Cover glass
13. Vortex 28. Beaker glass
14. Rak pewarnaan gram 29. Pipet tetes
15. Spatula 30. Yellow tip dan blue tip
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. NaCl 8. Tetrasiklin
2. Media PDA 9. Aluminium Foil
3. Media NA 10. Plastic wrap
4. Alkohol 70% 11. Tisu
5. Spiritus 12. Kertas buram
6. Akuades 13. Kertas label
7. Pewarna gram 14. Kertas one med
5
6

15. Kapas putih 17. Sumbu kompor


16. Karet gelang 18. Plastik anti panas
3.3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang digunakan pada praktikum adalah sebagai berikut:
 Menyiapkan kertas laporan sementara.
 Menulis alat dan bahan laboratorium.
 Menulis fungsi dan cara penggunaan alat dan bahan laboratorium.

6
7

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Hasil yang didapat dari praktikum pengenalan alat dan bahan adalah sebagai
berikut :
4.1.1. Alat
Tabel 4.1. Alat – alat laboratorium

No. Nama Alat Gambar Kegunaan

Untuk memanaskan dan


1. Kompor menghasilkan suhu panas /
suhu yang tinggi

Untuk mensterilkan
peralatan dan perlengkapan
2. Autoclave
menggunakan uap tekanan
tinggi

Untuk mensterilkan
3. Panci peralatan dan perlengkapan
dengan cara perebusan

Untuk mengamati benda –


Mikroskop
4. benda yang berukuran
cahaya
sangat kecil (mikroskopis)

7
8

Untuk memanaskan dan


5. Hotplate mencairkan media yang
padat.

Timbangan Untuk menimbang massa


6.
digital benda dan bahan

Untuk meratakan /
7. Drigalski
melebarkan larutan

Ose lurus & Untuk mengambil sampel


8.
lengkung mikroorganisme (inokulasi)

Batang
9. Untuk mengaduk bahan
Pengaduk

10. Gunting Untuk memotong kasa

11. Mortal dan Alu Untuk menghaluskan bahan

8
9

12. Cawan Petri Untuk tempat media agar

Untuk menghomogenkan
13. Vortex
cairan/larutan

Rak pewarnaan Untuk menyangga sampel


14.
gram pewarnaan

Untuk mengambil bahan


15. Spatula (sisi bengkok) dan
mengaduk bahan (sisi lurus)

16. Pisau Untuk memotong bahan

Untuk mengambil dan


17. Pinset
menjepit bahan objek

Untuk tempat kultur


18. Tabung reaksi mikroorganisme dan
pencampur bahan

9
10

Rak tabung Untuk meletakkan tabung


19.
reaksi reaksi

Untuk menyuntikkan atau


20. Spuit
mengambil cairan

Untuk sterilisasi alat dan


Botol spray /
21. bahan, meja, tangan serta
sprayer
udara

Untuk memindahkan cairan


22. Mikropipet dalam jumlah kecil secara
akurat

Untuk membakar dan


23. Bunsen
fiksasi alat

24. Gelas ukur Untuk mengukur cairan

Labu Untuk meletakkan dan


25.
Erlenmeyer meracik media agar

10
11

Untuk tempat pengamatan


26. Kaca objek
sampel objek yang diamati

Untuk menutup sampel


27. Cover glass
objek pada kaca preparat

28. Beaker glass Untuk meletakkan bahan

29. Pipet tetes Untuk mengambil larutan

Yellow tip & Untuk mengambil larutan


30.
blue tip pada mikropipet

4.1.2. Bahan
Tabel 4.2. Bahan – bahan dalam laboratorium

No. Nama Bahan Gambar Kegunaan

1. NaCl Untuk pengencer air

11
12

Untuk media agar kultur


2. Media PDA
jamur

Untuk media agar kultur


3. Media NA
bakteri

Untuk cairan sterilisasi alat


4. Alkohol 70%
– alat sebelum digunakan

5. Spiritus Untuk bahan bakar bunsen

Untuk melarutkan berbagai


macam partikel mineral,
6. Akuades
mikroorganisme dan logam
berat

Untuk pewarna bakteri


7. Pewarna gram
gram positif dan negatif

12
13

Untuk mengkultur jamur


8. Tetrasiklin
agar tidak tumbuh bakteri

Untuk pembungkus alat dan


9. Aluminium foil
bahan

10. Plastic wrap Untuk pembungkus bahan

Untuk membersihkan alat


11. Tisu
dan bahan

Untuk pembungkus alat


12. Kertas buram
dalam sterilisasi

Untuk penanda sampel pada


13. Kertas label
alat yang digunakan

14. Kertas one med Untuk menyumbat

13
14

Untuk bahan dalam


15. Kapas putih
penyumbat

Untuk mengikat alat dan


16. Karet gelang
bahan

Untuk menghasilkan nyala


17. Sumbu kompor
api

Plastik anti
18. Untuk membungkus bahan
panas

4.2.Pembahasan
Pengenalan alat dan bahan laboratorium sebelum pelaksanaan
pengamatan, penelitian dan percobaan sangat diperlukan karena dalam setiap
kegiatan memerlukan alat dan bahan dalam prosesnya. Perlunya pengetahuan
praktikan akan alat dan bahan laboratorium adalah untuk meminimalisir kesalahan
dalam menggunakan alat maupun bahan dan mengurangi resiko rusaknya alat dan
bahan akibat pemakaian yang tidak benar.
Beberapa alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi dalam
laboratorium memiliki fungsi, cara penggunaan, serta prinsip kerjanya masing –
masing. Alat – alat yang digunakan dalam melaksanakan praktikum terbagi atas 3
macam alat utama yaitu alat elektrik, gelas dan non gelas.
14
15

Alat – alat elektrik laboratorium mikrobiologi meliputi oven, lamina air


flow (Biological Safety Cabinet), colony counter, inkubator, kulkas, mikroskop,
hotplate, autoklaf, vortex dan timbangan digital. Alat elektrik yang digunakan pada
praktikum yaitu mikroskop cahaya adalah alat yang berfungsi untuk memberikan
pembesaran dan mengamati struktur benda – benda mikroorganisme yang tidak
dapat dilihat oleh mata telanjang (mikroskopis). Mikroskop cahaya dapat
digunakan dengan Menurut Andriani (2016) Mikroskop memiliki prinsip kerja
yakni dengan memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa
objektif. Di lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya, terbalik, dan
diperbesar. Kemudian bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan yang
tegak, nyata dan di perbesar oleh mata pengamat.
Hot plate adalah alat yang berfungsi untuk memanaskan dan mencairkan
media yang padat. Hal ini sejalan dengan Widodo (2011) yang menyatakan Pelat
(plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu
mempercepat proses homogenisasi media. Pengadukan biasanya dilakukan dengan
bantuan batang magnet stirrer bar (magnetic stirrer). Timbangan digital
merupakan alat ukur yang berfungsi untuk menimbang massa benda dan bahan
yang akan digunakan. Vortex adalah alat pengaduk senyawa kimia yang ada dalam
tabung reaksi atau wadah. Cara kerja vortex yaitu dengan menyalakan tombol
power lalu meletakkan tabung pada piringan pengaduk vortex secara ditekan,
dengan adanya tegangan memutar yang diberikan maka larutan pada tabung akan
tercampur rata.
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan
yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan tinggi.
Widodo (2011) menambahkan tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau
sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Prinsip kerja autoclave yaitu dengan
menggunakan uap air panas bertekanan untuk membunuh dan menghilangkan
kotoran dan mikroba yang terdapat pada alat atau bahan yang akan digunakan dalam
praktikum atau percobaan. Autoclave ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu
sel resisten yang diproduksi oleh bakteri, tahan terhadap pemanasan, kekeringan,
dan antibiotik. Endospora dapat dibunuh pada suhu 100°C, yang merupakan titik
didih air pada tekanan atmosfer normal (Permatasari, 2017).
Alat – alat gelas adalah alat yang keseluruhan atau sebagiannya terbuat
dari bahan gelas atau kaca. Alat – alat gelas memerlukan perlakuan yang baik dalam
15
16

penggunaannya agar menghindari kerusakan alat yang disebabkan oleh pemakaian


tidak benar seperti pecah. Alat gelas drigalski merupakan alat berbentuk segitiga
kecil yang berfungsi untuk meratakan atau melebarkan larutan pada atas media
pertumbuhan. Batang pengaduk adalah alat yang terbuat dari kaca lurus, berfungsi
sebagai pengaduk bahan atau media yang ada di labu Erlenmeyer atau alat gelas
lainnya. Mortal dan Alu digunakan untuk menghaluskan bahan yang akan
digunakan seperti obat – obatan.
Cawan petri berfungsi sebagai tempat media agar dan pertumbuhan
mikroba secara kuantitatif serta tempat pengujian sampel. Cawan petri selalu
berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar
merupakan tutupnya. Prinsip kerjanya yaitu medium dapat dituang ke cawan bagian
bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup.
Tabung reaksi digunakan untuk uji – uji biokimiawi, kultur
mikroorganisme dan pencampur bahan. Tabung reaksi dapat diisi media
padatmaupun cair. Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup
plastic atau aluminium foil. Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat
diatur menjadi 2 bentuk menurut fungsinya, yaitu media agar tegak (deep tube agar)
dan agar miring (slants agar).
Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume suatu cairan, seperti labu
erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya.
Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan
berdasarkan meniskus cekung larutan. Prinsip kerja alat ini yaitu dengan
menuangkan larutan atau zat kimia secara dengan berhati – hati.
Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan
yang digunakan untuk meracik dan menghomogenkan bahan – bahan komposisi
media, menampung aquades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, dan lain-lain.
Labu erlemeyer terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat
ditampungnya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dan
sebagainya. Prinsip kerja dari labu erlenmeyer ini dengan menuangkan larutan atau
zat kimia di dalamnya secara langsung atau dengan menggunakan corong.
Kaca objek, terbuat dari kaca, fungsinya sebagai media alas
mikroorganisme yang akan diamati dengan mikroskop. Cara kerjanya
mikroorganisme atau sampel objek diletakkan di atas preparat lalu dilanjutkan

16
17

dengan pengamatan menggunakan mikroskop. Cover glass berfungsi untuk


menutup sampel yang ada diatas kaca objek.
Beaker glass atau gelas beker adalah sebuah wadah penampung yang
digunakan untuk mengaduk, mencampur dan memanaskan cairan. Beaker juga
biasanya dapat digunakan untuk sterilisasi alat seperti blue tip. Pipet tetes adalah
alat yang terbuat dari gelas untuk mengambil larutan tanpa ukuran tertentu. Pada
pipet tetes digunakan bulp atau pipet pump untuk menyedot larutan. Bunsen, alat
ini berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril (aseptis), fungsi lain bunsen
yakni mengamankan praktikan pada saat melakukan penanaman medium. Prinsip
kerja alat ini yaitu dengan membakar bagian atas atau sumbu dari bunsen.
Alat – alat non gelas terdiri dari kompor, panci, ose lurus dan lengkung,
gunting, rak pewarnaan gram, spatula, pisau, pinset, rak tabung reaksi, spuit,
sprayer, mikropipet, yellow tip dan blue tip. Kompor berfungsi untuk memanaskan
dan menghasilkan suhu panas / suhu yang tinggi. Panci untuk mensterilkan
peralatan dan perlengkapan dengan cara perebusan. Gunting untuk memotong kasa.
Rak pewarnaan gram untuk menyangga sampel pewarnaan. Spatula untuk
mengambil bahan (sisi bengkok) dan mengaduk bahan (sisi lurus). Pisau untuk
memotong bahan atau media. Pinset untuk mengambil dan menjepit bahan objek.
Rak tabung reaksi untuk meletakkan tabung reaksi. Spuit untuk menyuntikkan atau
mengambil cairan. Sprayer alkohol untuk sterilisasi alat dan bahan, meja, tangan
serta udara. Yellow tip dan blue tip untuk mengambil larutan pada mikropipet
dengan ukuran tertentu.
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup
kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet,
misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya. Dalam
penggunaannya mikropipet memerlukan tip untuk pengambilan larutan seperti
yellow tip dan blue tip. Ose lurus dan lengkus atau biasa disebut jarum ose / jarum
inokulasi berfungsi untuk memindahkan biakan untuk ditanam dan ditumbuhkan ke
media yang baru. Jarum inokulum biasanya terbuat dari kawat nichrome atau
platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas. Bentuk ujung jarum dapat
berbentuk lingkaran (loop) dan disebut ose atau inoculating loop dan transfer loop,
dan yang berbentuk lurus disebut inoculating needle dan transfer needle.
Inoculating loop cocok untuk melakukan streak di permukaan agar, sedangkan

17
18

inoculating needle cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak
(stab inoculating).
Bahan – bahan yang digunakan terdiri dari bahan kimia dan bahan non
kimia. Bahan kimia terdiri dari: NaCl, Media PDA, Media NA, Alkohol 70%,
Spiritus, Tetrasiklik, Pewarna gram, dan Akuades. NaCl berfungsi sebagai
pengencer air. Media PDA (Potato Dextrose Agar) untuk media agar kultur jamur.
Media NA (Nutrient Agar) untuk media agar kultur bakteri. Alkohol 70 % untuk
cairan sterilisasi alat – alat sebelum percobaan. Spiritus untuk bahan bakar bunsen.
Tetrasiklik untuk mengkultur jamur agar tidak tumbuh bakteri. Pewarnaan gram
untuk pewarna bakteri gram positif dan negative. Akuades untuk melarutkan
berbagai macam partikel mineral, mikroorganisme dan logam berat.
Sedangkan bahan non kimia terdiri dari: Aluminium foil, Plastic wrap,
Tisu, Kertas buram, Kertas label, Kertas one med, Kapas putih, Karet gelang,
Sumbu kompor, Plastik anti panas. Aluminium foil untuk pembungkus alat dan
bahan. Plastic wrap untuk pembungkus bahan. Tisu untuk membersihkan alat dan
bahan. Kertas buram dan kertas lain untuk pembungkus alat dalam proses sterilisasi.
Kertas label untuk penanda sampel pada alat yang digunakan. Kertas one med untuk
menyumbat. Kapas putih untuk bahan dalam penyumbat. Karet gelang untuk
mengikat alat dan bahan. Sumbu kompor untuk menghasilkan nyala api. Dan plastik
anti panas untuk membungkus bahan.

18
19

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Alat – alat yang digunakan pada praktikum dasar – dasar mikrobiologi akuatik
adalah: kompor, autoclave, panci, mikroskop cahaya, hotplate, timbangan
digital, drigalski, ose lurus dan lengkung, batang pengaduk, gunting, mortal dan
alu, cawan petri, vortex, rak pewarnaan gram, spatula, pisau, pinset, tabung
reaksi, rak tabung reaksi, spuit, sprayer, mikropipet, bunsen, gelas ukur, labu
Erlenmeyer, kaca objek, cover glass, beaker glass, pipet tetes, yellow tip dan
blue tip. Sedangkan bahan – bahan yang digunakan antara lain: NaCl, media
PDA, media NA, alkohol 70%, spiritus, akuades, pewarnaan gram, tetrasiklik,
aluminium foil, plastic wrap, tisu, kertas buram, kertas label, kertas one med,
kapas putih, karet gelang, sumbu kompor dan plastik anti panas.
2. Alat dan bahan yang memiliki fungsi khusus dalam praktikum dasar – dasar
mikrobiologi akuatik antara lain seperti: autoclave untuk proses sterilisasi alat
dan bahan, mikroskop untuk pengamatan sampel objek mikroskopis, hotplate
untuk memanaskan dan mencairkan media, drigalski untuk meratakan larutan,
ose lurus dan lengkung untuk mengambil sampel mikroorganisme (inokulasi),
cawan petri untuk tempat media pertumbuhan, vortex untuk menghomogenkan
larutan, bunsen untuk mikropipet untuk memindahkan cairan dalam jumlah
akurat, sprayer untuk sterilisasi alat, bahan, tangan dan udara, bunsen untuk
fiksasi alat, NaCl untuk pengencer air, spiritus untuk bahan bakar bunsen,
pewarnaan gram untuk mewarnai bakteri gram positif dan negative, tetrasiklik
untuk penghambat tumbuhnya bakteri, kertas buram untuk pembungkus alat dan
bahan saat sterilisasi, PDA sebagai media agar kultur jamur dan NA sebagai
media agar kultur bakteri.

5.2. Saran

Sebaiknya praktikan meperhatikan penjelasan asisten praktikum dengan


baik mengenai fungsi dan kegunaan masing – masing alat dan bahan yang ada agar
memudahkan praktikan dalam praktikum selanjutnya.

19
20

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Ririn. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi. Vol.1 No.1. Fakultas Farmasi Univeritas Halu Oleo.
Alaydrus, dkk. 2013. Pengenalan Alat – alat Praktikum Terrestrial. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Emda, Amna. 2014. Laboratorium Sebagai Sarana Pembelajaran Kimia Dalam
Meningkatkan Pengetahuan Dan Ketrampilan Kerja Ilmiah. Lantanida
Journal, Vol. 2 No. 2.

Hadada, A.W. 2009. Pengenalan Alat – alat Mikrobiologi. Universitas Islam


Negeri Alauddin Makassar: Gowa.

Hafsan. 2011. Mikrobiologi Umum. Makassar: Alaudin University Press.


Herrani, Catarina. 2015. Penggunaan Virtual Laboratorium Untuk Meningkatkan
Keterampilan Mahasiswa Pendidikan Biologi Dalam Menggunakan Alat
– alat Mikrobiologi. Vol. 27. No.2. Yogyakarta.
Selian , L.S., Warganegara, E danApriliana, E. 2013. Uji Most Probable Number
(MPN) dan Deteksi Bakteri Koliform Dalam Minuman Jajanan yang
dijual Di Sekolah Dasar Kecamatan Sukabumi Kota Bandar Lampung.
ISSN 2337-3776

Widhy, Purwanti. 2009. Proceeding Pelatihan Penggunaan Alat Laboratorium


IPA. Sleman: Yogyakarta.
Yunilas., Yusni, Eri. 2017. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik. Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.

20

Anda mungkin juga menyukai