Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI
JUDUL : PENGENALAN ALAT

KELOMPOK 13

DISUSUN OLEH:

MUHAMMAD RIFQI SYAFIQ


D1051201063

DOSEN PENGAMPU:

AINI SULASTRI, S.Si., M.Si


NIP. 198502022019032013
JUMIATI, S.Si., M.Si
NIP. 198406222019032015

ASISTEN LAB:

1. SHAFIRA VIANA FEBRIYANTI


2. UTIN MAHDIYAH

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran


sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus
menggunakan bantuan dari mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut
sebagai mikroorganisme, atau sering disebut mikroba ataupun jasad renik. Saat ini,
mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai bidang ilmu pengetahuan,
misalnya pertanian, industri, kesehatan, lingkungan hidup, bidang pangan, bahkan
bidang antariksa.

Sebagai mahasiswa teknik lingkungan yang pekerjaannya nanti akan sangat


dekat dan berhubungan dengan mikroorganisme maka dari itu dilakukanlah
praktikum mikrobiologi agar mahasiswa lebih tahu dan mengenal seluk beluk dari
mikroorganisme. Namun sebelum dilaksanakannya praktikum mikrobiologi, maka
dari itu harus mengenal terlebih dahulu alat - alat dan bahan – bahan yang akan
digunakan pada saat praktikum nanti, untuk membantu dalam mengenalkan alat
yang akan dipakai dilakukanlah praktikum pengenalan alat dan bahan ini yang
dilatar belakangi oleh masih kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang alat - alat
laboratorium mikrobiologi.

Dalam mengenal alat - alat praktikum mikrobiologi selain mengetahui nama


dari alat – alat tersebut praktikan juga harus mengetahui fungsi dan kegunaannya
serta prinsip kerja dari alat – alat tersebut agar tidak salah atau terjadi hal – hal yang
tidak diinginkan saat mengoprasikan alat pada saat praktikum dilakukan. Praktikum
kali ini juga dilakukan agar praktikan dapat mengetahui cara mengsterilisasikan alat
- alat yang akan digunakan ataupun setelah alat itu digunakan agar mikroorganisme
- mikroorganisme yang masih menempel di alat pada praktukum sebelumnya tidak
mengontaminasi alat tersebut.
1.2 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya dari praktikum kali ini yaitu :

1. Mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini.

2. Dapat melakukan sterilisasi alat dan bahan menggunakan autoklaf.


BAB II

Landasan Teori

2.1 Mikrobiologi

Mikrobiologi merupakan ilmu yang mempelajari mikroba. Mikrobiologi


adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu pendukung kimia,
fisika, dan biokimia. Mikrobiologi sering disebut ilmu praktek dari biokimia.
Dalam mikrobiologi dasar diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan
mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya,
metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan,
mikrobiologi terapan di bidang lingkungan dan pertanian. Mikrobiologi lanjut telah
berkembang menjadi bermacam - macam ilmu yaitu virologi, bakteriologi,
mikologi, mikrobiologi pangan, mikrobiologi tanah, mikrobiologi industri, dan
sebagainya yang mempelajari mikroba spesifik secara lebih rinci atau menurut
kemanfaatannya (Hidayati 2016).

Awal perkembangan ilmu mikrobiologi dimulai sejak ditemukan


mikroskop. Dunia jasad renik baru ditemukan 300 tahun yang lalu. Penemu
mikroskop pertama adalah Antony Van Leeuwenhoek (1632-1732), dia adalah
seorang mahasiswa ilmu pengetahuan alam berkebangsaan Belanda yang memiliki
hobi mengasah lensa. Mikroskop Leewenhoek mempunyai pembesaran hingga 300
kali. Dia menyebutkan adanya “animalculus” sebuah makhluk asing dari air yang
dilihat dengan mikroskop buatannya. Kemudian penemuan Leeuwenhoek
disampaikan kepada “ royal society” di Inggris antara tahun (1674-1683) ia
melaporkan hal-hal yang diamatinya kepada lembaga tersebut. Robert Hooke
(1635-1703) sebgai salah seorang anggota “ Royal Society”, menyatakan bahwa
penemuan Leeuwehoek dalam mikroskop buatannya adalah protozoa, spora, jamur,
dan sel tumbuhan (Mayasari 2020).
2.2 Pengenalan Alat

Pengenalan alat-alat laboratorium sangat penting untuk dilakukan agar


keselamatan kerja pada saat melakukan penelitian tetap terjaga. Alat-alat
laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya
tidak sesuai dengan prosedur. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat
laboratorium adalah agar dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik
dan benar, sehingga jika ada kesalahan yang terjadi pada prosedur pemakaian alat
dapat diminimalisasi sesedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan
penelitian, data yang diperoleh akan benar pula (Andriani 2016).

Bekerja di laboratorium mikrobiologi tidak akan lepas dari berbagai


kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat
sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada
di dalam laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko
tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara
dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu
menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya berbeda
(Andriani 2016).

2.3 Sterilisasi

Sterilisasi di dalam laboratorium mikrobiologi menjadi bagian yang penting


untuk menghindari hasil positif palsu. Sterilisasi terhadap alat dan bahan sebelum
pelaksanaan kegiatan praktikum mikrobiologi membantu hasil atau identifikasi
yang akurat terhadap pemeriksaan mikrobiologi. Demikian pula proses desinfeksi
dan teknik aseptik oleh praktikan juga tidak dapat dilupakan karena akan
mempengaruhi hasil. Sehingga dalam materi ajar ini akan disampaikan mengenai
sterilisasi, desinfeksi, dan teknik aseptic (Agustiningtyas 2020).

Sterilisasi adalah segala proses dimana suatu objek, material atau


lingkungan di jadikan steril. Steril adalah kondisi benda atau objek yang bebas dari
segala jenis sel hidup, spora dan virus. Metode sterilisasi dapat di kategorikan
menjadi 3, yaitu metode fisik, metode kimia, dan kombinasi fisik dan kimia.
Metode fisik antara lain mencakup pemanasan, pembakaran, penyaringan,
penggunaan radiasi, dan pengguna gelombang ultrasonik. Pemanasan adalah
metode yang paling lazim digunakan. Efek mematikan panas adalah mendenaturasi
protein dan asam amino dari suatu organisme. Pada suhu sterilisasi, membran akan
menjadi labil, asam amino akan terdeaminasi, terdepurinasi atau terdegradasi.
Metode sterilisasi kimia menggunakan disinfektan atau mikrosida untuk
membunuh mikrobia. Disinfektan tersebut antar lain alkohol, etilon oksida, klor dan
formaldehid. Penggunaan dan dosis disinfektan ini bervariasi tergantung jenis
mikrobia yang akan di bunuh.

Selama sterilisasi alat, media dan bahan perlu disterilkan. Media adalah
susunan bahan. Media adalah susunan bahan baik bahan alami(seperti tauge,
kentang, daging, telur, wortel dan sebagainya) ataupun bahan buatan(berbentuk
senyawa kimia, organik ataupun anorganik) yang dipergunakan untuk pertumbuhan
dan perkembangbiakan mikroba.Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media
berupa molekul-molekul kecil yang dirakituntuk menyusun komponen sel. Dengan
media pertumbuhan maka dapat dilakukan isolasi mikroorganisme menjadi kultur
murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Ibrahim 2014).

Hal yang perlu diperhatikan saat pengisian bahan/alat yang ingin disterilkan
adalah material tersebut dikemas cukup longgar di dalam sebuah wadah (chamber)
untuk mempermudah penetrasi uap panas dan menghilangkan udara setelah proses
sterilisasi selesai (Andriani 2016).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat yang digunakan pada saat praktikum mikrobiologi pengenalan


alat, pembuatan media simpan alat, dan sterilisasi antara lain yaitu
mikroskop, autoklaf, inkubator, biological safety cabinet (BSC), hot plate,
mikropipet, bulp, gelas ukur, gelas beker, cawan petri, tabung reaksi,
tabung durham, pipet tetes, almunium foil, kaca peparat, batang penyebar,
jarum ose, inkubator, labu erlenmeyer, colony counter, pembakar bunsen,
haemocytometer, batang pengaduk, cover glass, jarum inokulum.

3.2 Flowchart Kerja


Flowchart Sterilisasi

Siapkan alat yang akan disterilisasi

yaitu cawan petri dan tabung reaksi

Bungkus cawan petri menggunakan kertas


kemudian bungkus lagi dengan plastik anti panas

Sumbat lubang di tabung reaksi menggunakan


kapas dan kain kasa yang telat terlilit lalu masukkan
kedalam plastik anti panas

Isi panci pengukus dengan air secukupnya


kemudian masukkan alat yang akan disterilkan, lalu
tutup panci dengan rapat

Nyalakan kompor, lalu tunggu sekitar 30 menit, jika


sudah selesai maka keluarkan alat tersebut dari
panci

Simpan alat yang telah disterilisasi di tempat yang


aman
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No Nama Alat Gambar Alat Fungsi Prinsip Kerja


1. Spatula Alat ini berfungsi Harus dilakukan
untuk mengaduk, dengan
meratakan. ketelitian yang
tinggi dan fokus

2. Batang Alat ini berfungsi Mengaduk


Pengaduk untuk membantu larutan atau
dekantasi larutan, suspense dalam
menginduksi wadah.
kristalisasi dan
memecahkan emulsi
pada suatu ekstraksi.

3. Ose/jarum Berfungsi untuk Mengambil


memindahkan biakan dengan ujung
mikroorganisme jarum kemudian
untuk di usapkan ke
ditanam/ditumbuhka wadah dengan
n ke media baru. zig zag
4. Hotplate Berfungsi untuk Energi panas
menghomogenkan yang terjadi
suatu larutan dengan pada alas
pengadukan hotplate yang
merupakan
sebuah
konduktor panas
akan
mentransfer
panas ke alat
yang ingin
dipanaskan
5. Pipet Tetes Berfungsi untuk Memnindahkan
memindahkan cairan dengan
volume cairan volume yang
kecil

6. Mikropipe Berfungsi untuk Saat bulb


t & Blue memindahkan cairan (plunger)
tip dalam jumlah kecil ditekan, maka
secara akurat. udara yang ada
di bagian dalam
pipet akan
terdorong keluar
dan menjadi
vakum.
Selanjutnya,
saat ujung pipet
dimasukkan ke
dalam cairan
lalu plunger
dilepaskan,
maka cairan
akan masuk ke
dalam pipet
lewat tip. Cairan
di dalam pipet
ini akan siap
dipindahkan ke
wadah lain,

7. Bulb Berfungsi untuk Ketika ada


memindahkan cairan tekanan
dari satu tempat ke perbedaan,caira
tempat lainnya. n akan tersedot
ke atas

8. Pipet Ukur Berfungsi untuk Memipet cairan


memindahkan dengan volome
larutan secara tertentu dengan
terukur sesuai bantuan bulp
dengan volume.
9. Tabung Berfungsi untuk Wadah larutan,
Reaksi menghomogenkan, skala pada
menampung dan badan gelas
memanaskan bahan- digunakan untuk
bahan kimia cair atau mengukur
padat, utamanya larutan secara
untuk uji kualitatif. tidak teliti.

10 Gelas Berfungsi untuk Pada saat


. Ukur mengukur volume mengukur
larutan, mulai dari volume larutan,
volume 10mL hingga sebaiknya
2L tergantung volume tersebut
ukuran dari gelas ditentukan
ukur berdasarkan
meniskus
cekung larutan

11 Cawan Berfungsi untuk Mengeringkan


. Petri penyelidikan tropi atau
dan juga untuk menguapkan
mengkultur bakteri, bahan kimia
khamir, spora, atau karena dengan
biji-bijian. meletakkan
bahan ke dalam
cawan petri,
bahan tersebut
akan memiliki
permukaan lebih
luas.
12 Durham Berfungsi untuk Jika tabung
. menampung gas durham terdapat
yang terbentuk gelembung
akibat metabolisme menandakan
pada bakteri yang adanya
diujikan. fermentasi.

13 Gelas Untuk preparasi Prinsip kerja


. Beker media dan mengukur
menampung akuades larutan kimia
atau larutan lain dengan tidak
memerlukan
ketelitan yang
tinggi

14 Labu Berfungsinya untuk Labu


. erlenmeye menjadi wadah dari erlenmeyer
r bahan kimia cair. dengan tutup
asah digunakan
untuk
pencampuran
reaksi dengan
pengocokkan
kuat sedangkan
labu erlenmeyer
tanpa tutup asah
biasanya
digunakan untuk
mencampurkan
reaksi dengan
kecepatan
15 Alumunium Berfungsi ntuk Panas dari atap
. foil menutup bagian tersebut akan
mulut alat-alat yang dipantulkan lagi
berupa kaca, untuk keatas sampai
membungkus sampel 97% pada
bahan bagian
Aluminium
yang menempel
diatap

16 Bunsen Berfungsi untuk Cara


. memanaskan larutan mematiakan api
atau pada nya dengan
mikrobiologi alat ini menutup sumbu
membantu dengan
mengkondisikan tutupnya.
steril pada proses
inokulasi

17 Rak Berfungsi untuk Tabung reaksi


. Tabung menyimpan beberapa dimasukkan
tabung reaksi. dalam lubang
rak tabung
18 Botol Berfungsi sebagai Memberikan
. Semprot tempat simpan tekanan pada
aquades. badang botol
dan selanjutnya
cairan akan
terdesak dan
keluar melalui
selang plastik
yang ada pada
penutupnya.

19 Colony Berfungsi untuk Dengan


. Counter menghitung koloni memanfaatkan
bakteri yang lup untuk
ditumbuhkan memperbesar
dimedia yang koloni atau
disimpan dalam dengan
cawan petridish. menandai
beberapa koloni
yang terdapat
pada cawan
petri
menggunakan
bulpoint yang
terdapat pada
colony counter
20 Mikroskop Berfungsi untuk Lensa objektif
. mengamati objek akan
yang ukurannya membentuk
tidak kasat mata. bayangan benda
yang bersifat
nyata, terbalik,
dan diperbesar.
Bayangan benda
oleh lensa
objektif akan
ditangkap
sebagai benda
oleh lensa
okuler.
Bayangan inilah
yang tampak
oleh mata.

21 Autoklaf Berfungsi untuk Mengubah


. mensterilkan suatu energi listrik
alat dan benda menjadi energi
dengan panas. Energi
menggunakan uap panas disalurkan
bersuhu dan ke air, air
bertekanan tinggi menjadi
biasanya suhu yang mendidih dan
digunakan yaitu menghasilkan
121°C dan uap air, uap air
bertekanan 15 lbs. berkumpul dan
meningkatkan
tekanan

4.2 Pembahasan

Sterilisasi di dalam laboratorium mikrobiologi menjadi bagian yang penting


untuk menghindari hasil positif palsu. Sterilisasi terhadap alat dan bahan sebelum
pelaksanaan kegiatan praktikum mikrobiologi membantu hasil atau identifikasi
yang akurat terhadap pemeriksaan mikrobiologi. Demikian pula proses desinfeksi
dan teknik aseptik oleh praktikan juga tidak dapat dilupakan karena akan
mempengaruhi hasil. Sehingga dalam materi ajar ini akan disampaikan mengenai
sterilisasi, desinfeksi, dan teknik aseptik. Sterilisasi didefinisikan sebagai upaya
untuk membunuh mikroorganisme termasuk dalam bentuk spora.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan pemanasan kering ataupun pemanasan
basah. Pemanasan kering dapat dilakukan dengan 3 metode dengan alat yang
berebeda pula, yang pertama yaitu pemijaran metode ini dilakukan dengan
memanaskan alat biasanya berupa ose di atas api bunsen sampai ujung ose memijar,
metode ini biasanya berfungsi pada alat alat besi dengan ukuran kecil. Metode yang
kedua yaitu pembakaran, metode ini dilakukan untuk alat-alat dari bahan logam
atau kaca dengan cara dilewatkan di atas api bunsen namun tidak sampai memijar.
Metode yang ketiga yaitu dengan alat hot air oven, sterilisasi dengan metode ini
digunakan untuk benda-benda dari kaca/gelas, petri, tabung Erlenmeyer, tidak
boleh bahan yang terbuat dari karet atau plastic. Oven Suhu 160-1800C selama 1.5-
3 jam, alat-alat tersebut terlebih dahulu dibungkus menggunakan kertas sebelum
dilakukan sterilisasi. Metode yang ke empat yaitu menggunakan insenerator, bahan-
bahan infeksius seperti jarum bekas suntikan yang ditampung dalam safety box
biohazard, darah, dilakukan sterilisasi dengan menggunakan insinerator. Hasil
pemanasan dengan suhu 8700-9800 C akan menghasilkan polutan berupa asap atau
debu. Hal ini yang menjadi kelemahan dari sterilisasi dengan metode insenerasi.
Namun, metode ini dapat meyakinkan bahwa bahan infeksius dapat dieliminasi
dengan baik yang tidak dapat dilakukan dengan metode lainnya.

Setelah pemanasan kering lalu ada pemanasan basah, pemanasan basah


merupakan pemanasan dengan tekanan tinggi, contohnya adalah dengan
menggunakan autoklav. Sterilisasi dengan metode ini dapat digunakan untuk
sterilisasi biohazard (bakteri limbah hasil praktikum) dan alat-alat yang tahan
terhadap panas (bluetip, mikropipet), pembuatan media, dan sterilisasi cairan.
Pemanasan yang digunakan pada suhu 1210C selama 15 menit. Pemanasan basah
ada 3 metode, yang pertama menggunakan autoklaf, alat ini dapat diatur dengan
suhu mencapai 1210C selama 15 menit. Setelah suhu tercapai, maka suhu akan
otomastis turun sampai mencapai 500C dan tetap stabil pada suhu tersebut. Jika
digunakan untuk sterilisasi media, suhu ini sesuai karena untuk emmbuat media
diperlukan suhu 50-700 C. Metode yang ke-2 yaitu radiasi Radiasi ionisasi
digunakan untuk mensterilkan alat-alat berupa bahan plastic seperti kateter, plastic
spuit injeksi, atau sarung tangan sebelum digunakan. Contoh radiasi ionisasi adalah
metode pada penggunaan microwave yaitu dengan menggunakan panjang
gelombang pendek dan sinar gamma high energy. Metode yang ketiga yaitu filtrasi,
metode ini digunakan untuk sterilisasi bahan-bahan yang sensitive terhadap panas
seperti radioisotope, kimia toksik.

Tahapan umum dalam proses sterilisasi biasanya memakai alat autoklaf,


caranya dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
kemudian bungkus cawan petri dengan kertas buram lalu memasukkannya ke dalam
plastik tahan panas dan diikat dengan karet gelang, lalu dilanjutkan dengan
menutup mulut tabung reaksi dengan sumbat kapas atau alumunium foil, lalu
dimasukkan ke dalam plastik tahan panas serta diikat dengan karet gelang,
selanjutnya semua alat tersebut dimasukkan ke dalam autoklaf dengan penataan
yang rapi, kemudian sterilkan alat dengan autoklaf selama ± 1 jam, hingga jarum
ke warna hijau (tunggu ± 15 menit), matikan autoklaf, terakhir keluarkan alat dari
autoklaf setelah suhu turun (jarum ke angka nol) lalu simpan di tempat yang aman.

Faktor-faktor yang mempengaruhi lama dari waktu sterilisasi yaitu suhu


pemanasan, tipe dan jenis mikroorganisme patogen, jumlah mikroorganisme
patogen, jumlah retakan dan celah pada peralatan tempat menempel
mikroorganisme, dan luas area permukaan alat atau bahan. Proses sterilisasi akan
berlangsung semakin lama jika mikroorganisme yang terkandung dalam alat atau
bahan semakin kompleks atau padat. Begitu pula semakin luas area permukaan alat
atau bahan maka akan lebih membutuhkan waktu agar setiap luas areanya sudah
tersterilisasi dengan sempurna. Selain itu kelembaban, konsentrasi gas, suhu dan
distribusi gas dalam chamber pengsterilan juga mempengaruhi lama dari waktu
proses sterilisasi tersebut.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh setelah dilakukannya praktikum


pengenalan alat laboratorium mikrobiologi kali ini yaitu banyaknya alat dengan
cara pemakaiannya cukup rumit yang harus lebih dipahami lagi cara kerjanya,
kemudian proses sterilisasi alat sangat berpengaruh pada saat melakukan
praktikum, karna sangat fatal bila masih ada kontaminan yang masih menempel
pada alat dan akan mempengaruhi sampel yang akan kita uji, selain itu juga ada
beberapa alat yang hanya bisa dibuka sedikit dan hati hati agar sampel tidak
tercemar kontaminan yang bersal dari luar

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan setelah dilaksanakannya praktikum kali ini yaitu
praktikan diharapkan lebih tertib lagi kedepannya, praktikan juga harus
menciptakan lingkungan yang lebih kondusif saat melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA

Agustiningtyas,Irena,2020,”Sterilisasi”,Fakultas Kedokteran Universitas Islam


Indonesia

Andriani,Ririn,2016,” Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum”, Jurnal Mikrobiologi
Vol.1 No.1, Universitas Halu Oleo

Hidayati,P.I,2016,” Mikrobiologi Dasar”,Buku Dasar Mikrobiologi Unikama

Ibrahim,J.Annisa,2014,” Peralatan, Sterilisasi dan Media Pertumbuhan Mikroba”,


Universitas Mulawarman

Mayasari,Ulfayani.2020,”Mikrobiologi”, Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas


Islam Negeri Sumatera Utara
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai