Anda di halaman 1dari 20

2.

1 Definisi

Aliran dalam saluran terbuka maupun saluran tertutup yang mempunyai permukaan
bebas disebut aliran permukaan bebas (free surface flow) atau aliran saluran terbuka (open
channel flow). Dalam makalah ini keduanya mempunyai arti yang sama atau sinonim.
Permukaan bebas mempunyai tekanan sama dengan tekanan atmosfir. Jika pada aliran tidak
terdapat permukaan bebas dan aliran dalam saluran penuh, aliran yang terjadi disebut aliran
dalam pipa (pipe flow) atau aliran tertekan (pressurized flow). Aliran dalam pipa tidak
mempunyai tekanan atmosfir akan tetapi tekanan hidraulik.

Dalam saluran tertutup kemungkinan dapat terjadi aliran bebas maupun aliran tertekan
pada saat yang berbeda, misalnya gorong-gorong untuk drainase, pada saat normal alirannya
bebas, sedang pada saat banjir karena hujan tiba-tiba air akan memenuhi gorong-gorong
sehingga alirannya tertekan. Dapat juga terjadi pada ujung saluran tertutup yang satu terjadi
aliran bebas, sementara ujung yang lain alirannya tertekan. Kondisi ini dapat terjadi jika
ujung hilir saluran terendam (sumerged).

Gambar. Aliran permukaan bebas pada saluran terbuka (a), aliran permukaan
bebas pada saluran tertutup (b), dan aliran tertekan atau dalam pipa (c).

Zat cair yang mengalir pada saluran terbuka mempunyai bidang kontak hanya pada
dinding dan dasar saluran. Saluran terbuka dapat berupa :

1. Saluran alamiah atau buatan.


2. Galian tanah dengan atau tanpa lapisan penahan
3. Terbuat dari pipa, beton, batu, bata, atau material lain
4. Dapat berbentuk persegi, segitiga, trapesium, lingkaran, tapal kuda, atau tidak beraturan.

Bentuk-bentuk saluran terbuka, baik saluran buatan maupun alamiah, yang dapat kita
jumpai diperlihatkan pada gambar berikut.
2.1 2.2 Saluran

Saluran dapat alamiah atau buatan. Ada beberapa macam sebutan untuk saluran alamiah yaitu
saluran panjang dengan kemiringan sedang yang dibuat dengan menggali tanah disebut kanal
(canal). Saluran yang disangga di atas permukaan tanah dan terbuat dari kayu, beton, atau
logam disebut flum (flume). Saluran yang sangat curam dengan dinding hampir vertikal
disebut chute.Terowongan (tunnel) adalah saluran yang digali melalui bukit atau gunung.
Saluran tertutup pendek yang mengalir tidak penuh disebut culvert. Potongan yang diambil
tegak lurus arah aliran disebut potongan melintang (cross section), sedangkan potongan yang
diambil searah aliran disebut potongan memanjang. Adapun klasifikasi dari saluran terbuka
dapat dilihat dibawah ini :

1. Saluran prismatis (prismatic channel) adalah saluran yang mempunyai penampang dan
kemiringan tetap.
2. Non prismatis (non prismatic), apabila penampang atau kemiringan berubah-ubah
sepanjang saluran.
3. Saluran bertepi kukuh (rigid boundary channel) saluran dengan dasar dan sisinya tidak
bergerak, misalnya saluran beton.
4. Saluran batas bergerak (mobile boundary channel), batas saluran terdiri dari partikel
sedimen lepas yang bergerak pengaruh air yang bergerak.
5. Saluran aluvial (alluvial channel), adalah saluran batas bergerak yang mengangkut jenis
material yang sama, batas saluran terdiri dari material yang sama.
Keterangan Gambar.
H = kedalaman aliran vertikal, adalah jarak vertikal antara titik terendah pada dasar
saluran dan permukaan air (m)
D = kedalaman air normal, adalah kedalaman yang diukur tegak lurus terhadap garis
aliran (m)
Z = adalah elevasi atau jarak vertikal antara permukaan air dan garis referensi tertentu
(m)
T = lebar potongan melintang pada permukaan air (m)
A = luas penampang basah yang diukur tegak lurus arah aliran (m2)
P = keliling basah, yaitu panjang garis persinggungan antara air dan dinding dan atau
dasar saluran yang diukur tegak lurus arah aliran
R = jari-jari hidraulik, R = A/P (m)
D = kedalaman hidraulik, D = A/T (m).[1]

2.1 Tipe Tipe dan Klasifikasi Aliran


2.1.1 Aliran Permukaan Bebas

Aliran permukaan bebas dapat diklasifikasikan menjadi berbagai tipe tergantung


kriteria yang digunakan. Berdasarkan perubahan kedalaman dan/atau kecepatan mengikuti
fungsi waktu, aliran dibedakan menjadi aliran permanen (steady) dan tidak permanen
(unsteady), sedangkan berdasarkan fungsi ruang, aliran dibedakan menjadi aliran seragam
(uniform) dan tidak seragam (non-uniform).[2] Namun secara garis besar dapat dibedakan
atau dikelompokkan jenis aliran adalah sebagai berikut :
1. Aliran tunak (steady): suatu aliran dimana kecepatannya tidak terpengaruhi oleh
perubahan waktu, sehingga kecepatan konstan pada setiap titik (tidak mernpunyai
percepatan)
2. Aliran seragam (uniform): suatu aliran yang tidak terjadi perubahan baik besar maupun
arah, dengan kata lain tidak terjadi perubahan kecepatan dan penampang Iintasan.
3. Tidak tunak : suatu aliran dimana terjadi perubahan kecepatan terhadap waktu.
4. Aliran tidak seragam (nonuniform) : suatu aliran yang dalam kondisi berubah baik
kecepatan maupun penampang berubah.

Berdasarkan tipe aliran :


1. Aliran laminar
2. Aliran transisi
3. Aliran turbulen
4. Berdasarkan ordinatnya : aliran satu, dua, tiga dimensi
5. Aliran subsonic : adalah suatu aliran yang lebih kecil dari kecepatan suara
6. Aliran transonic : suatu aliran yang sama dengan kecepatan suara
7. Aliran supersonic :suatu aliran yang melebihi kecepatan suara
8. Aliran hypersonic : suatu aliran yang sangat tinggi (sangat besar disbanding keceptan
suara), dll

Dari berbagai jenis maupun tipe aliran tersebut, harus memenuhi hubungan hubungan
berikut :

1. Hukum hukum Newton tentang gerakan yang harus berlaku untuk tiap partikel pada
setiap saat
2. Hubungan kontinuitas, yaitu hukum kekekalan massa
3. Hukum pertama adalah hukum kedua termodinamika
4. Syarat syarat batas.[3]

A. Aliran Permanen dan Tidak Permanen

Jika kecepatan aliran pada suatu titik tidak berubah terhadap waktu, maka alirannya
disebut aliran permanen atau tunak (steady flow), jika kecepatan pada suatu lokasi tertentu
berubah terhadap waktu maka alirannya disebut aliran tidak permanen atau tidak tunak
(unsteady flow).
Dalam hal-hal tertentu dimungkinkan mentransformasikan aliran tidak permanen
menjadi aliran permanen dengan mengacu pada koordinat referensi yang bergerak.
Penyederhanaan ini menawarkan beberapa keuntungan, seperti kemudahan visualisasi,
kemudahan penulisan persamaan yang terkait, dan sebagainya. Penyederhanaan ini hanya
mungkin jika bentuk gelombang tidak berubah dalam perambatannya. Misalnya, bentuk
gelombang kejut (surge) tidak berubah ketika merambat pada saluran halus, dan
konsekuensinya perambatan gelombang kejut yang tidak permanen dapat dikonversi menjadi
aliran permanen dengan koordinat referensi yang bergerak dengan kecepatan absolut
gelombang kejut. Hal ini ekivalen dengan pengamat yang bergerak disamping gelombang
kejut sehingga gelombang kejut terlihat stasioner atau tetap oleh pengamat, jadi aliran dapat
dianggap sebagai aliran permanen. Jika bentuk gelombang berubah selama perambatannya,
maka tidak mungkin mentransformasikan gerakan gelombang tersebut menjadi aliran
permanen. Misalnya gelombang banjir yang merambat pada sungai alamiah tidak dapat
ditransformasikan menjadi aliran permanen, karena bentuk gelombang termodifikasi dalam
perjalanannya sepanjang sungai.[1]

A. Aliran Seragam dan Berubah

Jika kecepatan aliran pada suatu waktu tertentu tidak berubah sepanjang saluran yang
ditinjau, maka alirannya disebut aliran seragam (uniform flow). Namun, jika kecepatan aliran
pada saat tertentu berubah terhadap jarak, alirannya disebut aliran tidak seragam atau aliran
berubah (nonuniform flow or varied flow). Bergantung pada laju perubahan kecepatan
terhadap jarak, aliran dapat diklasifikasikan menjadi aliran berubah lambat laun (gradually
varied flow) atau aliran berubah tiba-tiba (rapidly varied flow).[2]

B. Aliran Laminer dan Turbulen

Jika partikel zat cair yang bergerak mengikuti alur tertentu dan aliran tampak seperti
gerakan serat-serat atau lapisan-lapisan tipis yang paralel, maka alirannya disebut aliran
laminer. Sebaliknya jika partikel zat cair bergerak mengikuti alur yang tidak beraturan, baik
ditinjau terhadap ruang maupun waktu, maka alirannya disebut aliran turbulen.
Faktor yang menentukan keadaan aliran adalah pengaruh relatif antara gaya
kekentalan (viskositas) dan gaya inersia. Jika gaya viskositas dominan, alirannya laminer,
jika gaya inersia yang dominan, alirannya turbulen.

Nisbah antara gaya kekentalan dan inersia dinyatakan dalam bilangan Reynold (Re),
yang didefinisikan sebagai :

Laminar Re<500
Turbulen Re<12500
Tidak seperti aliran dalam pipa, dimana diameter pipa biasanya dipakai sebagai
panjang karakteristik, pada aliran bebas dipakai kedalaman hidraulik atau jari-jari hidraulik
sebagai panjang karakteristik. Kedalaman hidraulik didefinisikan sebagai luas penampang
basah dibagi lebar permukaan air, sedangkan jari-jari hidraulik didefinisikan sebagai luas
penampang basah dibagi keliling basah. Batas peralihan antara aliran laminer dan turbulen
pada aliran bebas terjadi pada bilangan Reynold, Re + 600, yang dihitung berdasarkan jari-
jari hidraulik sebagai panjang karakteristik.

Dalam kehidupan sehari-hari, aliran laminer pada saluran terbuka sangat jarang
ditemui. Aliran jenis ini mungkin dapat terjadi pada aliran dengan kedalaman sangat tipis di
atas permukaan gelas yang sangat halus dengan kecepatan yang sangat kecil.[1]

A. Aliran Subkritis, Kritis, dan Superkritis

Aliran dikatakan kritis apabila kecepatan aliran sama dengan kecepatan gelombang
gravitasi dengan amplitudo kecil. Gelombang gravitasi dapat dibangkitkan dengan merubah
kedalaman. Jika kecepatan aliran lebih kecil daripada kecepatan kritis, maka alirannya
disebut subkritis, dan jika kecepatan alirannya lebih besar daripada kecepatan kritis, alirannya
disebut superkritis.

Parameter yang menentukan ketiga jenis aliran tersebut adalah nisbah antara gaya
gravitasi dan gaya inertia, yang dinyatakan dengan bilangan Froude (Fr). Untuk saluran
berbentuk persegi, bilangan Froude didefinisikan sebagai :

dengan V = kecepatan aliran (m/det),


h = kedalaman aliran (m),
g = percepatan gravitasi (m/det2)
.= kecepatan gelombang dangkal[1]

Aliran disebut kritis apabila F=1.


Aliran disebut Sub kritis apabila F<1.
Aliran disebut Superkritis apabila F>1
Berdasarkan bilangan Reynold dan Froude aliran digolongkan menjadi
Laminar subkritis F < 1, Re < 500.
Laminar superkritis F>1, Re < 500.
Turbulen subkritis F<1, Re > 2000.
Turbulen superkritis F>1, Re > 2000
Aliran kritis bila F=1 dan aliran dalam keadaan peralihan apabila 500 < Re < 2000[2]

2.1.1 Aliran Dalam Pipa (Permukaan Tertutup)

A. Aliran laminar
Aliran laminar adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikel-partikel
fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer, partikel-partikel fluida
seolah-olah bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang halus dan lancar, dengan satu lapisan
meluncur secara mulus pada lapisan yang bersebelahan. Sifat kekentalan zat cair berperan
penting dalam pembentukan aliran laminer. Aliran laminer bersifat steady maksudnya
alirannya tetap. Tetap menunjukkan bahwa di seluruh aliran air, debit alirannya tetap atau
kecepatan aliran tidak berubah menurut waktu.
Aliran fluida pada pipa, diawali dengan aliran laminer kemudian pada fase berikutnya
aliran berubah menjadi aliran turbulen. Fase antara laminer menjadi turbulen disebut aliran
transisi. Aliran laminar mengikuti hukum Newton tentang viskositas yang menghubungkan
tegangan geser dengan laju perubahan bentuk sudut. Tetapi pada viskositas yang rendah dan
kecepatan yang tinggi aliran laminar tidak stabil dan berubah menjadi aliran turbulen. Bisa
diambil kesimpulan mengenai ciri- ciri aliran laminar yaitu: fluida bergerak mengikuti garis
lurus, kecepatan fluidanya rendah, viskositasnya tinggi dan lintasan gerak fluida teratur
antara satu dengan yang lain.

A. Aliran turbulen
Kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan aliran yang tidak laminar
melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak teratur antara satu dengan yang lain.
Sehingga didapatkan Ciri dari lairan turbulen: tidak adanya keteraturan dalam lintasan
fluidanya, aliran banyak bercampur, kecepatan fluida tinggi, panjang skala aliran besar dan
viskositasnya rendah. Karakteristik aliran turbulen ditunjukkan oleh terbentuknya pusaran-
pusaran dalam aliran, yang menghasilkan percampuran terus menerus antara partikel partikel
cairan di seluruh penampang aliran.

Untuk membedakan aliran apakah turbulen atau laminer, terdapat suatu angka tidak
bersatuan yang disebut Angka Reynold (Reynolds Number). Angka ini dihitung dengan
persamaan reaksi tersebut.

Re = (4 v R)/
Dimana:
Re = Angka Reynold (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
R = Jari-jari hydraulik (ft atau m)
= Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s)

Menurut hasil percobaan oleh Reynold, apabila angka Reynold kurang daripada 2000,
aliran biasanya merupakan aliran laminer. Apabila angka Reynold lebih besar daripada 4000,
aliran biasanya adalah turbulen. Sedang antara 2000 dan 4000 aliran dapat laminer atau
turbulen tergantung pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi.

A. Aliran Transisi
Merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. Aliran berdasarkan bisa
tidaknya dicompres :
a. Compressible flow, dimana aliran ini merupakan aliran yang mampu mampat.
b. Incompressible flow, aliran tidak mampu mampat.
Empat faktor penting dalam pengukuran aliran fluida dalam pipa adalah :
1. Kecepatan fluida
2. Friksi/gesekan fluida dengan pipa
3. Viskositas/kekentalan fluida
4. Densitas/kerapatan fluida
At 4C pure water has a density (weight or mass) of about 1 g/cu.cm, 1 g/ml,
1 kg/litre, 1000 kg/cu.m, 1 tonne/cu.m or 62.4 lb/cu.ft

At 4C pure water has a specific gravity of 1. ( Some reference the s.g. base
temperature as 60F.)

Water is essential for life. Most animals and plants contain more than 60 % water by
volume.

More than 70 % of the Earth's surface is covered with about 1.36 billion cubic
kilometers of water / ice

The density of pure water is a constant at a particular temperature, and does not
depend on the size of the sample. That is, it is an intensive property. The density of
water varies with temperature and impurities.

Water is the only substance on Earth that exists in all three physical states of matter:
solid, liquid and gas.

When water freezes it expands rapidly adding about 9 % by volume. Fresh water has a
maximum density at around 4 Celsius. Water is the only substance where the
maximum density does not occur when solidified. As ice is lighter than water, it
floats.

Water has a very simple atomic structure. This structure consists of two hydrogen
atoms bonded to one oxygen atom - H2O

Note; kg/m3 divided by 16.02 = lbs/cu.ft. kg/m3 divided by 1,000 = g/ml


Convert g/cm3 = g/cc = g/ml = g/mL - they are all the same.

Table of Density of Pure & Tap* Water and Specific Gravity

Density Density Density Density Specific Specific


Temp pure pure tap pure Gravity Gravity
( C ) water water water water 4C 60F
( g/cm3 ) ( kg/m3 ) ( g/cm3 ) lb/cu.ft reference reference
0 (solid) 0.9150 915.0 - - 0.915 -
0 (liquid) 0.9999 999.9 0.99987 62.42 0.999 1.002
4 1.0000 1000 0.99999 62.42 1.000 1.001
20 0.9982 998.2 0.99823 62.28 0.998 0.999
40 0.9922 992.2 0.99225 61.92 0.992 0.993
60 0.9832 983.2 0.98389 61.39 0.983 0.985
80 0.9718 971.8 0.97487 60.65 0.972 0.973
100 (gas) 0.0006 see steam tables ... - -
* This is for average, clean drinking water. It will vary from area to area.
steam tables - metric units

Specific enthalpy
Specific
Water Evaporation Steam volume
steam
Pressure Temp (hf) (hfg) (hg)
bar kPa C kJ/kg kJ/kg kJ/kg m3/kg
absolute
0.30 30.0 69.10 289.23 2336.1 2625.3 5.229
0.50 50.0 81.33 340.49 2305.4 2645.9 3.240
0.75 75.0 91.78 384.39 2278.6 2663 2.217
0.95 95.0 98.20 411.43 2261.8 2673.2 1.777
1.00 100.0 99.63 417.51 2257.9 2675.4 1.694
1.013 101.3 100.00 419.06 2257.0 2676.0 1.673

gauge

0 0 100.00 419.06 2257.0 2676.0 1.673


0.10 10.0 102.66 430.2 2250.2 2680.2 1.533
0.20 20.0 105.10 440.8 2243.4 2684.2 1.414
0.30 30.0 107.39 450.4 2237.2 2687.6 1.312
0.40 40.0 109.55 459.7 2231.3 2691.0 1.225
0.50 50.0 111.61 468.3 2225.6 2693.9 1.149
0.60 60.0 113.56 476.4 2220.4 2696.8 1.088
0.70 70.0 115.40 484.1 2215.4 2699.5 1.024
0.80 80.0 117.14 491.6 2210.5 2702.1 0.971
0.90 90.0 118.80 498.9 2205.6 2704.5 0.923
1.00 100.0 120.42 505.6 2201.1 2706.7 0.881
1.10 110.0 121.96 512.2 2197.0 2709.2 0.841
1.20 120.0 123.46 518.7 2192.8 2711.5 0.806
1.30 130.0 124.90 524.6 2188.7 2713.3 0.773
1.40 140.0 126.28 530.5 2184.8 2715.3 0.743
1.50 150.0 127.62 536.1 2181.0 2717.1 0.714
1.60 160.0 128.89 541.6 2177.3 2718.9 0.689
To use the table below, run down the left column for whole degrees then move across for tenths of a degree.
For example, the row/column shaded in yellow shows the density of pure water at 17.7C = 0.998650 grams/cm3

Density of Water (g/cm3) at Temperatures from 0C (liquid state) to 30.9C by 0.1C inc.

thanks to Chuck Snelling

0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9

0 0.999841 0.999847 0.999854 0.999860 0.999866 0.999872 0.999878 0.999884 0.999889 0.999895

1 0.999900 0.999905 0.999909 0.999914 0.999918 0.999923 0.999927 0.999930 0.999934 0.999938

2 0.999941 0.999944 0.999947 0.999950 0.999953 0.999955 0.999958 0.999960 0.999962 0.999964

3 0.999965 0.999967 0.999968 0.999969 0.999970 0.999971 0.999972 0.999972 0.999973 0.999973

4 0.999973 0.999973 0.999973 0.999972 0.999972 0.999972 0.999970 0.999969 0.999968 0.999966

5 0.999965 0.999963 0.999961 0.999959 0.999957 0.999955 0.999952 0.999950 0.999947 0.999944

6 0.999941 0.999938 0.999935 0.999931 0.999927 0.999924 0.999920 0.999916 0.999911 0.999907

7 0.999902 0.999898 0.999893 0.999888 0.999883 0.999877 0.999872 0.999866 0.999861 0.999855

8 0.999849 0.999843 0.999837 0.999830 0.999824 0.999817 0.999810 0.999803 0.999796 0.999789

9 0.999781 0.999774 0.999766 0.999758 0.999751 0.999742 0.999734 0.999726 0.999717 0.999709

10 0.999700 0.999691 0.999682 0.999673 0.999664 0.999654 0.999645 0.999635 0.999625 0.999615

11 0.999605 0.999595 0.999585 0.999574 0.999564 0.999553 0.999542 0.999531 0.999520 0.999509

12 0.999498 0.999486 0.999475 0.999463 0.999451 0.999439 0.999427 0.999415 0.999402 0.999390

13 0.999377 0.999364 0.999352 0.999339 0.999326 0.999312 0.999299 0.999285 0.999272 0.999258

14 0.999244 0.999230 0.999216 0.999202 0.999188 0.999173 0.999159 0.999144 0.999129 0.999114

15 0.999099 0.999084 0.999069 0.999054 0.999038 0.999023 0.999007 0.998991 0.998975 0.998959

16 0.998943 0.998926 0.998910 0.998893 0.998877 0.998860 0.998843 0.998826 0.998809 0.998792

17 0.998774 0.998757 0.998739 0.998722 0.998704 0.998686 0.998668 0.998650 0.998632 0.998613

18 0.998595 0.998576 0.998558 0.998539 0.998520 0.998501 0.998482 0.998463 0.998444 0.998424

19 0.998405 0.998385 0.998365 0.998345 0.998325 0.998305 0.998285 0.998265 0.998244 0.998224

20 0.998203 0.998183 0.998162 0.998141 0.998120 0.998099 0.998078 0.998056 0.998035 0.998013
21 0.997992 0.997970 0.997948 0.997926 0.997904 0.997882 0.997860 0.997837 0.997815 0.997792

22 0.997770 0.997747 0.997724 0.997701 0.997678 0.997655 0.997632 0.997608 0.997585 0.997561

23 0.997538 0.997514 0.997490 0.997466 0.997442 0.997418 0.997394 0.997369 0.997345 0.997320

24 0.997296 0.997271 0.997246 0.997221 0.997196 0.997171 0.997146 0.997120 0.997095 0.997069

25 0.997044 0.997018 0.996992 0.996967 0.996941 0.996914 0.996888 0.996862 0.996836 0.996809

26 0.996783 0.996756 0.996729 0.996703 0.996676 0.996649 0.996621 0.996594 0.996567 0.996540

27 0.996512 0.996485 0.996457 0.996429 0.996401 0.996373 0.996345 0.996317 0.996289 0.996261

28 0.996232 0.996204 0.996175 0.996147 0.996118 0.996089 0.996060 0.996031 0.996002 0.995973

29 0.995944 0.995914 0.995885 0.995855 0.995826 0.995796 0.995766 0.995736 0.995706 0.995676

30 0.995646 0.995616 0.995586 0.995555 0.995525 0.995494 0.995464 0.995433 0.995402 0.995371

0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9

The Expansion of Water at Various Temperatures

The following table shows the volume that 1 gram of water occupies as temperature varies. Data corrected
for buoyancy and for the thermal expansion of the container.

Temperature (C) Volume (mL)

17.0 1.0022

18.0 1.0024

19.0 1.0026

20.0 1.0028

21.0 1.0030

22.0 1.0033

23.0 1.0035

24.0 1.0037

25.0 1.0040

26.0 1.0043
The thermal coefficient of expansion of water is 0.00021 per 1 Celsius at 20 Celsius.

http://www.simetric.co.uk/si_water.htm

http://www.simetric.co.uk/si_steam.htm

Thermal
Kinematic Surface Bulk
Temp. Density Viscosity Expansion
3 Viscosity Tension Modulus
(C) (1000 Kg/m ) (Pa-s) Coefficient
(m2/s) (N/m) (GPa)
(/C)
0 1 1.79 10-3 1.79 10-6 7.56 10-2 1.99 -6.81 10-5
0 1 1.79 10-3 1.79 10-6 7.56 10-2 1.99 -6.81 10-5
4 1 1.57 10-3 1.57 10-6 - - -
4 1 1.57 10-3 1.57 10-6 - - -
10 1 1.31 10-3 1.31 10-6 7.42 10-2 2.12 8.80 10-5
10 1 1.31 10-3 1.31 10-6 7.42 10-2 2.12 8.80 10-5
20 0.998 1.00 10-3 1.00 10-6 7.28 10-2 2.21 2.07 10-4
20 0.998 1.00 10-3 1.00 10-6 7.28 10-2 2.21 2.07 10-4
30 0.996 7.98 10-4 8.01 10-7 7.12 10-2 2.26 2.94 10-4
30 0.996 7.98 10-4 8.01 10-7 7.12 10-2 2.26 2.94 10-4
40 0.992 6.53 10-4 6.58 10-7 6.96 10-2 2.29 3.85 10-4
40 0.992 6.53 10-4 6.58 10-7 6.96 10-2 2.29 3.85 10-4
50 0.988 5.47 10-4 5.48 10-7 6.79 10-2 2.29 4.58 10-4
50 0.988 5.47 10-4 5.48 10-7 6.79 10-2 2.29 4.58 10-4
60 0.983 4.67 10-4 4.75 10-7 6.62 10-2 2.28 5.23 10-4
60 0.983 4.67 10-4 4.75 10-7 6.62 10-2 2.28 5.23 10-4
70 0.978 4.04 10-4 4.13 10-7 6.64 10-2 2.24 5.84 10-4
70 0.978 4.04 10-4 4.13 10-7 6.64 10-2 2.24 5.84 10-4
80 0.972 3.55 10-4 3.65 10-7 6.26 10-2 2.20 6.41 10-4
80 0.972 3.55 10-4 3.65 10-7 6.26 10-2 2.20 6.41 10-4
90 0.965 3.15 10-4 3.26 10-7 - 2.14 6.96 10-4
90 0.965 3.15 10-4 3.26 10-7 - 2.14 6.96 10-4
100 0.958 2.82 10-4 2.94 10-7 5.89 10-2 2.07 7.50 10-4
100 0.958 2.82 10-4 2.94 10-7 5.89 10-2 2.07 7.50 10-4
Note: 1 All properties are under 1 atm (1.01325105 Pa; 760 mmHg; 14.6959 psi) unless
. specified otherwise.

2 Users who prefer Standard or other unit systems rather than SI units, please click
. the amount(number) of the specific material property for unit conversion.
http://www.efunda.com/materials/common_matl/show_liquid.cfm?
MatlName=WaterDistilled4C

Units of viscosity
Dynamic viscosity

Both the physical unit of dynamic viscosity in SI Poiseuille (Pl) and the cgs units Poise (P)
come from Jean Lonard Marie Poiseuille. The poiseuille, which is never used, is equivalent
to the pascal-second (Pas), or (Ns)/m2, or kg/(ms). If a fluid is placed between two plates
with distance one meter, and one plate is pushed sideways with a shear stress of one pascal,
and it moves at x meter per second, then it has viscosity of 1/x Pascal second. For example,
water at 20 C has a viscosity of 1.002 mPas, while a typical motor oil could have a
viscosity of about 250 mPas.[14] The units used in practice are either Pas and its
submultiples or the cgs Poise referred to below, and its submultiples.

The cgs physical unit for dynamic viscosity is the poise[15] (P), is also named after Jean
Poiseuille. It is more commonly expressed, particularly in ASTM standards, as centipoise(cP)
since the latter is equal to the SI multiple milliPascal seconds (mPas). For example, water at
20 C has a viscosity of 1.0020mPas = 1.0020 cP.

1Pl = 1Pas
1 P = 0.1 Pas= 0.1 kgm1s1
1 cP = 1 mPas = 0.001 Pas = 0.001 Nsm2 = 0.001 kgm1s1.
Kinematic viscosity

The SI unit of kinematic viscosity is m2/s.

The cgs physical unit for kinematic viscosity is the stokes (St), named after George Gabriel
Stokes. It is sometimes expressed in terms of centistokes (cSt). In U.S. usage, stoke is
sometimes used as the singular form.

1 St = 1 cm2s1 = 104 m2s1.


1 cSt = 1 mm2s1 = 106 m2s1.

Water at 20 C has a kinematic viscosity of about 1 cSt.


The kinematic viscosity is sometimes referred to as diffusivity of momentum, because it is
analogous to diffusivity of heat and diffusivity of mass. It is therefore used indimensionless
numbers which compare the ratio of the diffusivities.

Viscosity of selected substances[edit]


Air[edit]

The viscosity of air depends mostly on the temperature. At 15 C, the viscosity of air is
1.81105 kg/(ms), 18.1 Pa.s or 1.81105Pa.s. The kinematic viscosity at 15 C is
1.48105 m2/s or 14.8 cSt. At 25 C, the viscosity is 18.6 Pa.s and the kinematic viscosity
15.7 cSt. One can get the viscosity of air as a function of temperature from the Gas Viscosity
Calculator

Water[edit]

The dynamic viscosity of water is 8.90 104 Pas or 8.90 103 dyns/cm2 or 0.890 cP at
about 25 C.
Water has a viscosity of 0.0091 poise at 25 C, or 1 centipoise at 20 C.
As a function of temperature T (K): (Pas) =A 10B/(TC)
where A=2.414 105 Pas ; B = 247.8 K ; and C = 140 K.[citation needed]

Viscosity of liquid water at different temperatures up to the normal boiling point is listed
below.

Viscosity
Temperature

[mPas]
[C]

10 1.308

20 1.002

30 0.7978

40 0.6531

50 0.5471

60 0.4658

70 0.4044
Viscosity
Temperature

[mPas]
[C]

80 0.3550

90 0.3150

100 0.2822

Some dynamic viscosities of Newtonian fluids are listed below:

Viscosity of selected gases at 100 kPa, [Pas]

Gas at 0 C (273 K) at 27 C (300 K)[28]

air 17.4 18.6

hydrogen 8.4 9.0

helium 20.0

argon 22.9

xenon 21.2 23.2

carbon dioxide 15.0

methane 11.2

ethane 9.5
Viscosity of fluids with variable compositions

Viscosity
Viscosity
Fluid
[cP]
[Pas]

blood (37 C)[9] (34)103 34

honey 210[29] 2,00010,000

molasses 510 5,00010,000

molten glass 101,000 10,0001,000,000

chocolate syrup 1025 10,00025,000

molten chocolate* 45130[30] 45,000130,000

ketchup* 50100 50,000100,000

lard 100 100,000

peanut butter* 250 250,000

shortening* 250 250,000

Viscosity of liquids
(at 25 C unless otherwise specified)

Viscosity
Viscosity
Liquid :
[cP=mPas]
[Pas]

acetone[28] 3.06104 0.306

benzene[28] 6.04104 0.604

castor oil[28] 0.985 985


Viscosity of liquids
(at 25 C unless otherwise specified)

Viscosity
Viscosity
Liquid :
[cP=mPas]
[Pas]

corn syrup[28] 1.3806 1,380.6

ethanol[28] 1.074103 1.074

ethylene glycol 1.61102 16.1

glycerol (at 20 C)[25] 1.2 1,200

HFO-380 2.022 2,022

mercury[28] 1.526103 1.526

methanol[28] 5.44104 0.544

motor oil SAE 10 (20 C)[20] 0.065 65

motor oil SAE 40 (20 C)[20] 0.319 319

nitrobenzene[28] 1.863103 1.863

liquid nitrogen @ 77K 1.58104 0.158

propanol[28] 1.945103 1.945

olive oil 0.081 81

pitch 2.3108 2.31011

sulfuric acid[28] 2.42102 24.2

water 8.94104 0.894


Viscosity of solids

Temperature
Viscosity
Solid
[K]
[Pas]

asthenosphere[31] 71019 900 C

upper mantle[31] (0.7-1.0)1021 1300-3000 C

lower mantle (1.0-2.0)1021 3000-4000 C

* These materials are highly non-Newtonian.

Note: Higher viscosity means thicker substance

https://en.wikipedia.org/wiki/Viscosity

Anda mungkin juga menyukai