1 Definisi
Aliran dalam saluran terbuka maupun saluran tertutup yang mempunyai permukaan
bebas disebut aliran permukaan bebas (free surface flow) atau aliran saluran terbuka (open
channel flow). Dalam makalah ini keduanya mempunyai arti yang sama atau sinonim.
Permukaan bebas mempunyai tekanan sama dengan tekanan atmosfir. Jika pada aliran tidak
terdapat permukaan bebas dan aliran dalam saluran penuh, aliran yang terjadi disebut aliran
dalam pipa (pipe flow) atau aliran tertekan (pressurized flow). Aliran dalam pipa tidak
mempunyai tekanan atmosfir akan tetapi tekanan hidraulik.
Dalam saluran tertutup kemungkinan dapat terjadi aliran bebas maupun aliran tertekan
pada saat yang berbeda, misalnya gorong-gorong untuk drainase, pada saat normal alirannya
bebas, sedang pada saat banjir karena hujan tiba-tiba air akan memenuhi gorong-gorong
sehingga alirannya tertekan. Dapat juga terjadi pada ujung saluran tertutup yang satu terjadi
aliran bebas, sementara ujung yang lain alirannya tertekan. Kondisi ini dapat terjadi jika
ujung hilir saluran terendam (sumerged).
Gambar. Aliran permukaan bebas pada saluran terbuka (a), aliran permukaan
bebas pada saluran tertutup (b), dan aliran tertekan atau dalam pipa (c).
Zat cair yang mengalir pada saluran terbuka mempunyai bidang kontak hanya pada
dinding dan dasar saluran. Saluran terbuka dapat berupa :
Bentuk-bentuk saluran terbuka, baik saluran buatan maupun alamiah, yang dapat kita
jumpai diperlihatkan pada gambar berikut.
2.1 2.2 Saluran
Saluran dapat alamiah atau buatan. Ada beberapa macam sebutan untuk saluran alamiah yaitu
saluran panjang dengan kemiringan sedang yang dibuat dengan menggali tanah disebut kanal
(canal). Saluran yang disangga di atas permukaan tanah dan terbuat dari kayu, beton, atau
logam disebut flum (flume). Saluran yang sangat curam dengan dinding hampir vertikal
disebut chute.Terowongan (tunnel) adalah saluran yang digali melalui bukit atau gunung.
Saluran tertutup pendek yang mengalir tidak penuh disebut culvert. Potongan yang diambil
tegak lurus arah aliran disebut potongan melintang (cross section), sedangkan potongan yang
diambil searah aliran disebut potongan memanjang. Adapun klasifikasi dari saluran terbuka
dapat dilihat dibawah ini :
1. Saluran prismatis (prismatic channel) adalah saluran yang mempunyai penampang dan
kemiringan tetap.
2. Non prismatis (non prismatic), apabila penampang atau kemiringan berubah-ubah
sepanjang saluran.
3. Saluran bertepi kukuh (rigid boundary channel) saluran dengan dasar dan sisinya tidak
bergerak, misalnya saluran beton.
4. Saluran batas bergerak (mobile boundary channel), batas saluran terdiri dari partikel
sedimen lepas yang bergerak pengaruh air yang bergerak.
5. Saluran aluvial (alluvial channel), adalah saluran batas bergerak yang mengangkut jenis
material yang sama, batas saluran terdiri dari material yang sama.
Keterangan Gambar.
H = kedalaman aliran vertikal, adalah jarak vertikal antara titik terendah pada dasar
saluran dan permukaan air (m)
D = kedalaman air normal, adalah kedalaman yang diukur tegak lurus terhadap garis
aliran (m)
Z = adalah elevasi atau jarak vertikal antara permukaan air dan garis referensi tertentu
(m)
T = lebar potongan melintang pada permukaan air (m)
A = luas penampang basah yang diukur tegak lurus arah aliran (m2)
P = keliling basah, yaitu panjang garis persinggungan antara air dan dinding dan atau
dasar saluran yang diukur tegak lurus arah aliran
R = jari-jari hidraulik, R = A/P (m)
D = kedalaman hidraulik, D = A/T (m).[1]
Dari berbagai jenis maupun tipe aliran tersebut, harus memenuhi hubungan hubungan
berikut :
1. Hukum hukum Newton tentang gerakan yang harus berlaku untuk tiap partikel pada
setiap saat
2. Hubungan kontinuitas, yaitu hukum kekekalan massa
3. Hukum pertama adalah hukum kedua termodinamika
4. Syarat syarat batas.[3]
Jika kecepatan aliran pada suatu titik tidak berubah terhadap waktu, maka alirannya
disebut aliran permanen atau tunak (steady flow), jika kecepatan pada suatu lokasi tertentu
berubah terhadap waktu maka alirannya disebut aliran tidak permanen atau tidak tunak
(unsteady flow).
Dalam hal-hal tertentu dimungkinkan mentransformasikan aliran tidak permanen
menjadi aliran permanen dengan mengacu pada koordinat referensi yang bergerak.
Penyederhanaan ini menawarkan beberapa keuntungan, seperti kemudahan visualisasi,
kemudahan penulisan persamaan yang terkait, dan sebagainya. Penyederhanaan ini hanya
mungkin jika bentuk gelombang tidak berubah dalam perambatannya. Misalnya, bentuk
gelombang kejut (surge) tidak berubah ketika merambat pada saluran halus, dan
konsekuensinya perambatan gelombang kejut yang tidak permanen dapat dikonversi menjadi
aliran permanen dengan koordinat referensi yang bergerak dengan kecepatan absolut
gelombang kejut. Hal ini ekivalen dengan pengamat yang bergerak disamping gelombang
kejut sehingga gelombang kejut terlihat stasioner atau tetap oleh pengamat, jadi aliran dapat
dianggap sebagai aliran permanen. Jika bentuk gelombang berubah selama perambatannya,
maka tidak mungkin mentransformasikan gerakan gelombang tersebut menjadi aliran
permanen. Misalnya gelombang banjir yang merambat pada sungai alamiah tidak dapat
ditransformasikan menjadi aliran permanen, karena bentuk gelombang termodifikasi dalam
perjalanannya sepanjang sungai.[1]
Jika kecepatan aliran pada suatu waktu tertentu tidak berubah sepanjang saluran yang
ditinjau, maka alirannya disebut aliran seragam (uniform flow). Namun, jika kecepatan aliran
pada saat tertentu berubah terhadap jarak, alirannya disebut aliran tidak seragam atau aliran
berubah (nonuniform flow or varied flow). Bergantung pada laju perubahan kecepatan
terhadap jarak, aliran dapat diklasifikasikan menjadi aliran berubah lambat laun (gradually
varied flow) atau aliran berubah tiba-tiba (rapidly varied flow).[2]
Jika partikel zat cair yang bergerak mengikuti alur tertentu dan aliran tampak seperti
gerakan serat-serat atau lapisan-lapisan tipis yang paralel, maka alirannya disebut aliran
laminer. Sebaliknya jika partikel zat cair bergerak mengikuti alur yang tidak beraturan, baik
ditinjau terhadap ruang maupun waktu, maka alirannya disebut aliran turbulen.
Faktor yang menentukan keadaan aliran adalah pengaruh relatif antara gaya
kekentalan (viskositas) dan gaya inersia. Jika gaya viskositas dominan, alirannya laminer,
jika gaya inersia yang dominan, alirannya turbulen.
Nisbah antara gaya kekentalan dan inersia dinyatakan dalam bilangan Reynold (Re),
yang didefinisikan sebagai :
Laminar Re<500
Turbulen Re<12500
Tidak seperti aliran dalam pipa, dimana diameter pipa biasanya dipakai sebagai
panjang karakteristik, pada aliran bebas dipakai kedalaman hidraulik atau jari-jari hidraulik
sebagai panjang karakteristik. Kedalaman hidraulik didefinisikan sebagai luas penampang
basah dibagi lebar permukaan air, sedangkan jari-jari hidraulik didefinisikan sebagai luas
penampang basah dibagi keliling basah. Batas peralihan antara aliran laminer dan turbulen
pada aliran bebas terjadi pada bilangan Reynold, Re + 600, yang dihitung berdasarkan jari-
jari hidraulik sebagai panjang karakteristik.
Dalam kehidupan sehari-hari, aliran laminer pada saluran terbuka sangat jarang
ditemui. Aliran jenis ini mungkin dapat terjadi pada aliran dengan kedalaman sangat tipis di
atas permukaan gelas yang sangat halus dengan kecepatan yang sangat kecil.[1]
Aliran dikatakan kritis apabila kecepatan aliran sama dengan kecepatan gelombang
gravitasi dengan amplitudo kecil. Gelombang gravitasi dapat dibangkitkan dengan merubah
kedalaman. Jika kecepatan aliran lebih kecil daripada kecepatan kritis, maka alirannya
disebut subkritis, dan jika kecepatan alirannya lebih besar daripada kecepatan kritis, alirannya
disebut superkritis.
Parameter yang menentukan ketiga jenis aliran tersebut adalah nisbah antara gaya
gravitasi dan gaya inertia, yang dinyatakan dengan bilangan Froude (Fr). Untuk saluran
berbentuk persegi, bilangan Froude didefinisikan sebagai :
A. Aliran laminar
Aliran laminar adalah aliran fluida yang ditunjukkan dengan gerak partikel-partikel
fluidanya sejajar dan garis-garis arusnya halus. Dalam aliran laminer, partikel-partikel fluida
seolah-olah bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang halus dan lancar, dengan satu lapisan
meluncur secara mulus pada lapisan yang bersebelahan. Sifat kekentalan zat cair berperan
penting dalam pembentukan aliran laminer. Aliran laminer bersifat steady maksudnya
alirannya tetap. Tetap menunjukkan bahwa di seluruh aliran air, debit alirannya tetap atau
kecepatan aliran tidak berubah menurut waktu.
Aliran fluida pada pipa, diawali dengan aliran laminer kemudian pada fase berikutnya
aliran berubah menjadi aliran turbulen. Fase antara laminer menjadi turbulen disebut aliran
transisi. Aliran laminar mengikuti hukum Newton tentang viskositas yang menghubungkan
tegangan geser dengan laju perubahan bentuk sudut. Tetapi pada viskositas yang rendah dan
kecepatan yang tinggi aliran laminar tidak stabil dan berubah menjadi aliran turbulen. Bisa
diambil kesimpulan mengenai ciri- ciri aliran laminar yaitu: fluida bergerak mengikuti garis
lurus, kecepatan fluidanya rendah, viskositasnya tinggi dan lintasan gerak fluida teratur
antara satu dengan yang lain.
A. Aliran turbulen
Kecepatan aliran yang relatif besar akan menghasilakan aliran yang tidak laminar
melainkan komplek, lintasan gerak partikel saling tidak teratur antara satu dengan yang lain.
Sehingga didapatkan Ciri dari lairan turbulen: tidak adanya keteraturan dalam lintasan
fluidanya, aliran banyak bercampur, kecepatan fluida tinggi, panjang skala aliran besar dan
viskositasnya rendah. Karakteristik aliran turbulen ditunjukkan oleh terbentuknya pusaran-
pusaran dalam aliran, yang menghasilkan percampuran terus menerus antara partikel partikel
cairan di seluruh penampang aliran.
Untuk membedakan aliran apakah turbulen atau laminer, terdapat suatu angka tidak
bersatuan yang disebut Angka Reynold (Reynolds Number). Angka ini dihitung dengan
persamaan reaksi tersebut.
Re = (4 v R)/
Dimana:
Re = Angka Reynold (tanpa satuan)
V = Kecepatan rata-rata (ft/s atau m/s)
R = Jari-jari hydraulik (ft atau m)
= Viskositas kinematis, tersedia dalam tabel sifat-sifat cairan (ft2/s atau m2/s)
Menurut hasil percobaan oleh Reynold, apabila angka Reynold kurang daripada 2000,
aliran biasanya merupakan aliran laminer. Apabila angka Reynold lebih besar daripada 4000,
aliran biasanya adalah turbulen. Sedang antara 2000 dan 4000 aliran dapat laminer atau
turbulen tergantung pada faktor-faktor lain yang mempengaruhi.
A. Aliran Transisi
Merupakan aliran peralihan dari aliran laminar ke aliran turbulen. Aliran berdasarkan bisa
tidaknya dicompres :
a. Compressible flow, dimana aliran ini merupakan aliran yang mampu mampat.
b. Incompressible flow, aliran tidak mampu mampat.
Empat faktor penting dalam pengukuran aliran fluida dalam pipa adalah :
1. Kecepatan fluida
2. Friksi/gesekan fluida dengan pipa
3. Viskositas/kekentalan fluida
4. Densitas/kerapatan fluida
At 4C pure water has a density (weight or mass) of about 1 g/cu.cm, 1 g/ml,
1 kg/litre, 1000 kg/cu.m, 1 tonne/cu.m or 62.4 lb/cu.ft
At 4C pure water has a specific gravity of 1. ( Some reference the s.g. base
temperature as 60F.)
Water is essential for life. Most animals and plants contain more than 60 % water by
volume.
More than 70 % of the Earth's surface is covered with about 1.36 billion cubic
kilometers of water / ice
The density of pure water is a constant at a particular temperature, and does not
depend on the size of the sample. That is, it is an intensive property. The density of
water varies with temperature and impurities.
Water is the only substance on Earth that exists in all three physical states of matter:
solid, liquid and gas.
When water freezes it expands rapidly adding about 9 % by volume. Fresh water has a
maximum density at around 4 Celsius. Water is the only substance where the
maximum density does not occur when solidified. As ice is lighter than water, it
floats.
Water has a very simple atomic structure. This structure consists of two hydrogen
atoms bonded to one oxygen atom - H2O
Specific enthalpy
Specific
Water Evaporation Steam volume
steam
Pressure Temp (hf) (hfg) (hg)
bar kPa C kJ/kg kJ/kg kJ/kg m3/kg
absolute
0.30 30.0 69.10 289.23 2336.1 2625.3 5.229
0.50 50.0 81.33 340.49 2305.4 2645.9 3.240
0.75 75.0 91.78 384.39 2278.6 2663 2.217
0.95 95.0 98.20 411.43 2261.8 2673.2 1.777
1.00 100.0 99.63 417.51 2257.9 2675.4 1.694
1.013 101.3 100.00 419.06 2257.0 2676.0 1.673
gauge
Density of Water (g/cm3) at Temperatures from 0C (liquid state) to 30.9C by 0.1C inc.
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
0 0.999841 0.999847 0.999854 0.999860 0.999866 0.999872 0.999878 0.999884 0.999889 0.999895
1 0.999900 0.999905 0.999909 0.999914 0.999918 0.999923 0.999927 0.999930 0.999934 0.999938
2 0.999941 0.999944 0.999947 0.999950 0.999953 0.999955 0.999958 0.999960 0.999962 0.999964
3 0.999965 0.999967 0.999968 0.999969 0.999970 0.999971 0.999972 0.999972 0.999973 0.999973
4 0.999973 0.999973 0.999973 0.999972 0.999972 0.999972 0.999970 0.999969 0.999968 0.999966
5 0.999965 0.999963 0.999961 0.999959 0.999957 0.999955 0.999952 0.999950 0.999947 0.999944
6 0.999941 0.999938 0.999935 0.999931 0.999927 0.999924 0.999920 0.999916 0.999911 0.999907
7 0.999902 0.999898 0.999893 0.999888 0.999883 0.999877 0.999872 0.999866 0.999861 0.999855
8 0.999849 0.999843 0.999837 0.999830 0.999824 0.999817 0.999810 0.999803 0.999796 0.999789
9 0.999781 0.999774 0.999766 0.999758 0.999751 0.999742 0.999734 0.999726 0.999717 0.999709
10 0.999700 0.999691 0.999682 0.999673 0.999664 0.999654 0.999645 0.999635 0.999625 0.999615
11 0.999605 0.999595 0.999585 0.999574 0.999564 0.999553 0.999542 0.999531 0.999520 0.999509
12 0.999498 0.999486 0.999475 0.999463 0.999451 0.999439 0.999427 0.999415 0.999402 0.999390
13 0.999377 0.999364 0.999352 0.999339 0.999326 0.999312 0.999299 0.999285 0.999272 0.999258
14 0.999244 0.999230 0.999216 0.999202 0.999188 0.999173 0.999159 0.999144 0.999129 0.999114
15 0.999099 0.999084 0.999069 0.999054 0.999038 0.999023 0.999007 0.998991 0.998975 0.998959
16 0.998943 0.998926 0.998910 0.998893 0.998877 0.998860 0.998843 0.998826 0.998809 0.998792
17 0.998774 0.998757 0.998739 0.998722 0.998704 0.998686 0.998668 0.998650 0.998632 0.998613
18 0.998595 0.998576 0.998558 0.998539 0.998520 0.998501 0.998482 0.998463 0.998444 0.998424
19 0.998405 0.998385 0.998365 0.998345 0.998325 0.998305 0.998285 0.998265 0.998244 0.998224
20 0.998203 0.998183 0.998162 0.998141 0.998120 0.998099 0.998078 0.998056 0.998035 0.998013
21 0.997992 0.997970 0.997948 0.997926 0.997904 0.997882 0.997860 0.997837 0.997815 0.997792
22 0.997770 0.997747 0.997724 0.997701 0.997678 0.997655 0.997632 0.997608 0.997585 0.997561
23 0.997538 0.997514 0.997490 0.997466 0.997442 0.997418 0.997394 0.997369 0.997345 0.997320
24 0.997296 0.997271 0.997246 0.997221 0.997196 0.997171 0.997146 0.997120 0.997095 0.997069
25 0.997044 0.997018 0.996992 0.996967 0.996941 0.996914 0.996888 0.996862 0.996836 0.996809
26 0.996783 0.996756 0.996729 0.996703 0.996676 0.996649 0.996621 0.996594 0.996567 0.996540
27 0.996512 0.996485 0.996457 0.996429 0.996401 0.996373 0.996345 0.996317 0.996289 0.996261
28 0.996232 0.996204 0.996175 0.996147 0.996118 0.996089 0.996060 0.996031 0.996002 0.995973
29 0.995944 0.995914 0.995885 0.995855 0.995826 0.995796 0.995766 0.995736 0.995706 0.995676
30 0.995646 0.995616 0.995586 0.995555 0.995525 0.995494 0.995464 0.995433 0.995402 0.995371
0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
The following table shows the volume that 1 gram of water occupies as temperature varies. Data corrected
for buoyancy and for the thermal expansion of the container.
17.0 1.0022
18.0 1.0024
19.0 1.0026
20.0 1.0028
21.0 1.0030
22.0 1.0033
23.0 1.0035
24.0 1.0037
25.0 1.0040
26.0 1.0043
The thermal coefficient of expansion of water is 0.00021 per 1 Celsius at 20 Celsius.
http://www.simetric.co.uk/si_water.htm
http://www.simetric.co.uk/si_steam.htm
Thermal
Kinematic Surface Bulk
Temp. Density Viscosity Expansion
3 Viscosity Tension Modulus
(C) (1000 Kg/m ) (Pa-s) Coefficient
(m2/s) (N/m) (GPa)
(/C)
0 1 1.79 10-3 1.79 10-6 7.56 10-2 1.99 -6.81 10-5
0 1 1.79 10-3 1.79 10-6 7.56 10-2 1.99 -6.81 10-5
4 1 1.57 10-3 1.57 10-6 - - -
4 1 1.57 10-3 1.57 10-6 - - -
10 1 1.31 10-3 1.31 10-6 7.42 10-2 2.12 8.80 10-5
10 1 1.31 10-3 1.31 10-6 7.42 10-2 2.12 8.80 10-5
20 0.998 1.00 10-3 1.00 10-6 7.28 10-2 2.21 2.07 10-4
20 0.998 1.00 10-3 1.00 10-6 7.28 10-2 2.21 2.07 10-4
30 0.996 7.98 10-4 8.01 10-7 7.12 10-2 2.26 2.94 10-4
30 0.996 7.98 10-4 8.01 10-7 7.12 10-2 2.26 2.94 10-4
40 0.992 6.53 10-4 6.58 10-7 6.96 10-2 2.29 3.85 10-4
40 0.992 6.53 10-4 6.58 10-7 6.96 10-2 2.29 3.85 10-4
50 0.988 5.47 10-4 5.48 10-7 6.79 10-2 2.29 4.58 10-4
50 0.988 5.47 10-4 5.48 10-7 6.79 10-2 2.29 4.58 10-4
60 0.983 4.67 10-4 4.75 10-7 6.62 10-2 2.28 5.23 10-4
60 0.983 4.67 10-4 4.75 10-7 6.62 10-2 2.28 5.23 10-4
70 0.978 4.04 10-4 4.13 10-7 6.64 10-2 2.24 5.84 10-4
70 0.978 4.04 10-4 4.13 10-7 6.64 10-2 2.24 5.84 10-4
80 0.972 3.55 10-4 3.65 10-7 6.26 10-2 2.20 6.41 10-4
80 0.972 3.55 10-4 3.65 10-7 6.26 10-2 2.20 6.41 10-4
90 0.965 3.15 10-4 3.26 10-7 - 2.14 6.96 10-4
90 0.965 3.15 10-4 3.26 10-7 - 2.14 6.96 10-4
100 0.958 2.82 10-4 2.94 10-7 5.89 10-2 2.07 7.50 10-4
100 0.958 2.82 10-4 2.94 10-7 5.89 10-2 2.07 7.50 10-4
Note: 1 All properties are under 1 atm (1.01325105 Pa; 760 mmHg; 14.6959 psi) unless
. specified otherwise.
2 Users who prefer Standard or other unit systems rather than SI units, please click
. the amount(number) of the specific material property for unit conversion.
http://www.efunda.com/materials/common_matl/show_liquid.cfm?
MatlName=WaterDistilled4C
Units of viscosity
Dynamic viscosity
Both the physical unit of dynamic viscosity in SI Poiseuille (Pl) and the cgs units Poise (P)
come from Jean Lonard Marie Poiseuille. The poiseuille, which is never used, is equivalent
to the pascal-second (Pas), or (Ns)/m2, or kg/(ms). If a fluid is placed between two plates
with distance one meter, and one plate is pushed sideways with a shear stress of one pascal,
and it moves at x meter per second, then it has viscosity of 1/x Pascal second. For example,
water at 20 C has a viscosity of 1.002 mPas, while a typical motor oil could have a
viscosity of about 250 mPas.[14] The units used in practice are either Pas and its
submultiples or the cgs Poise referred to below, and its submultiples.
The cgs physical unit for dynamic viscosity is the poise[15] (P), is also named after Jean
Poiseuille. It is more commonly expressed, particularly in ASTM standards, as centipoise(cP)
since the latter is equal to the SI multiple milliPascal seconds (mPas). For example, water at
20 C has a viscosity of 1.0020mPas = 1.0020 cP.
1Pl = 1Pas
1 P = 0.1 Pas= 0.1 kgm1s1
1 cP = 1 mPas = 0.001 Pas = 0.001 Nsm2 = 0.001 kgm1s1.
Kinematic viscosity
The cgs physical unit for kinematic viscosity is the stokes (St), named after George Gabriel
Stokes. It is sometimes expressed in terms of centistokes (cSt). In U.S. usage, stoke is
sometimes used as the singular form.
The viscosity of air depends mostly on the temperature. At 15 C, the viscosity of air is
1.81105 kg/(ms), 18.1 Pa.s or 1.81105Pa.s. The kinematic viscosity at 15 C is
1.48105 m2/s or 14.8 cSt. At 25 C, the viscosity is 18.6 Pa.s and the kinematic viscosity
15.7 cSt. One can get the viscosity of air as a function of temperature from the Gas Viscosity
Calculator
Water[edit]
The dynamic viscosity of water is 8.90 104 Pas or 8.90 103 dyns/cm2 or 0.890 cP at
about 25 C.
Water has a viscosity of 0.0091 poise at 25 C, or 1 centipoise at 20 C.
As a function of temperature T (K): (Pas) =A 10B/(TC)
where A=2.414 105 Pas ; B = 247.8 K ; and C = 140 K.[citation needed]
Viscosity of liquid water at different temperatures up to the normal boiling point is listed
below.
Viscosity
Temperature
[mPas]
[C]
10 1.308
20 1.002
30 0.7978
40 0.6531
50 0.5471
60 0.4658
70 0.4044
Viscosity
Temperature
[mPas]
[C]
80 0.3550
90 0.3150
100 0.2822
helium 20.0
argon 22.9
methane 11.2
ethane 9.5
Viscosity of fluids with variable compositions
Viscosity
Viscosity
Fluid
[cP]
[Pas]
Viscosity of liquids
(at 25 C unless otherwise specified)
Viscosity
Viscosity
Liquid :
[cP=mPas]
[Pas]
Viscosity
Viscosity
Liquid :
[cP=mPas]
[Pas]
Temperature
Viscosity
Solid
[K]
[Pas]
https://en.wikipedia.org/wiki/Viscosity