Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FISIKA DASAR

FLUIDA DINAMIS

Disusun Oleh

Nama : Wilma Armelda Putri

NIM : 2022E1C144

Kelas/semester :F/1

Program studi : S1 Farmasi

Dosen pengampu : Zulkarnain, M.Pd

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah subhanallahu wa ta’ala yang telah
memberikan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan dari tugas makalah
ini hingga pada tahap ini. Tidak lupa lupa kami ucapkan terimakasih kepada orang tua, dosen,
sahabat, teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada kami sebagai dorongan yang
sangat berarti.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
penyusunan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Kami mengharapkan kritik dan saran dari
dosen pengampu dan pembaca demi kesempurnaan penugasan kami selanjutnya dimasa yang
akan datang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mataram, 10 Desember 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

A. KATA PENGANTAR................................................................................... 2
B. DAFTAR ISI................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan........................................................................................... 4
D. Manfaat Penulisa............................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Aliran Fluida................................................................................................ 5
B. Viskositas..................................................................................................... 6
C. Sifat-Sifat Fluida Ideal.................................................................................. 8
D. Persamaan Bernoulli..................................................................................... 10
E. Persamaan Kontinuitas................................................................................... 12

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan .............................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

3
A. Latar Belakang
Ilmu yang memperlajari tentang gelaja alam disebut sains. Sains berasal dari kata latin
yang berarti mengetahui. Sains terbagi atas beberapa cbang ilmu, diantaranya adalah fisika.
Fisika mempelajari geraja alam seperti gerak, kalor, cahaya, bunyi, listrik dan magnet.
Semua gejala alam ini menbentuk energi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa fisika
adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan materi dan energi (Kanginan,2007).
Salah satu fenomena alam yang sering ditemukan adalah fenomena fluida. Fluida tidak
asing lagi dalam kehidupan sehari-hari, bahkan setiap sendi kehidupan membutuhkan fluida
baik itu benberuk cair maupun gas. Sederhananya manusia menggunakan fluida untuk
menyokong kehidupan untuk bertahan hidup. Contoh kecilnya, manusia menggunakan air
untuk mencuci, mandi, memasak, minum dan lain-lain. Tidak hanya itu, manusia, hewan dan
tumbuhan memerlukan oksigen untuk bernafas setiap detiknya. Maka tidak ada salahnya
apabila sebagai pengguna sumber daya berupa fluida ini untuk mengetahui lebih dalam
terkait fluida itu sendiri.
Fluida yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah fluida yang berupa zat cair dan
fluida berupa zat gas. Berdasarkan sifatnya fluida pada umumnya terbagi menjadi dua yaitu
fluida statis dan dinamis. Pada illmuan telah menyepakati untuk membuat asumsi terkait
fluida ideal untuk mempermudah dalam mempelajari fluida yang bersifat dinamis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aliran fluida?
2. Apa yang dimaksud dengan viskositas?
3. Bagaimanakah sifat-sifat fluida ideal?
4. Apa yang dimaksud dengan persamaan Bernoulli?
5. Apa yang dimaksud dengan persamaan kontinuitas?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui definisi aliran fluida dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Dapat memahami dan menerapkansatuan viskositas dalam mempelajari fluida.
3. Dapat mengetahui pengertian, rumus, dan penerapan persamaan Bernoulli.
4. Dapat mengetahui pengertian, rumus, dan penerapan persamaan kontinuitas.
D. Manfaat Penulisan
1. Dapat dijadikan sebagai pedoman dan sumber bacaan tentang fluida dinamis.
2. Sebagai salah satu bahan untuk dasar pengetahuan, pengembangan, dan pengalaman
dalam penyusunan tugas selanjutnya.
3. Dapat dijadikan sebagai sumber wawasan dan menjadi bahan masukan agar menjadi
lebih baik kedepannya.
4. Sebagai bahan pertimbangan nilai dalam mata kuliah Fisika Dasar

BAB II

4
PEMBAHASAN

Fluida atau zat alir adalah termasuk zat dalam fase cair dan fase gas. Zat cairakan
mengalir dengan sendirinya dari tempat yag tinggi ke tempat yang lebihrendah atau dari
tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah.Sedangkan gas akan mengalir dari
tekanan yang lebih tinggi ke tekanan yang lebih rendah (Ir.Diyono, 2002).
Berdasarkan sifatnya fluida terbagi menjadi dua yaitu fluida statis dan fluida dinamis.
Dalam pembahasan ini akan dijabarkan materi mengenai fluida dinamis yang memuat
tentang aliran fluida, viskositas, sifat-sifat fluida ideal, persamaan Bernoulli. Dan persamaan
kontinuitas.
A. Aliran Fluida

Aliran dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan sebagai berikut:

1. Aliran yang tak termampatkan dan termampatkan (incompressible and compressible


flows)
Aliran tak termampatkan adalah aliran fluida yang bercirikan dengan tidak
berubahnya besaran kerapan massa (densitas) dari fluida disepanjang aliran fluida
tersebut. Contoh fluida tak termampatkan adalah air, berbagai jenis minyak, emulsi, daan
lain sebagainya.
Berbanding terbalik denga aliran termampatkan. Aliran termampatkan adalah aliran
fluida yang bercirikan dengan berubahnya besaran densitas (kerapatan massa) dari fluida
disepanjang aliran fluida tersebut. Contohnya yang fluida yang termampatkan adalah
udara, gas alam, dan lain-lain.
2. Aliran tunak dan tak tunak (steady and unsteady flows)
Aliran tunak atau aliran permanen (permanent flows) adalah kondisi dimana
komponen aliran tidak berubah terhadap waktu. Sedangkan aliran tak tunak atau tidak
permanen adalah kondisi dimana komponen suatu aliran dapat berubah terhadap waktu.
3. Aliran seragam dan tidak segaram (uniform and non-uniform flows)
Berbeda dengan aliran tunak yang dipengaruhi oleh waktu, aliran seragam
dipengaruhi oleh satuan jarak. Aliran seragam adalah kondisi dimana suatu komponen
aliran tidak berubah terhadap jarak. Sedangkan aliran tak seragam adalah suau kondisi
dimana komponen aliran berubah terhadap satuan jarak.
4. Aliran lamier dan turbulen (laminar and turbulent flows)
Aliran turbulen ialah suatu aliran fluida yang terjadi olakan atau gumpalan maupun
gelombang saat mengalir yang dipengaruhi oleh banyak faktor penyebab. Naun ketika
fluida mengalir dari penampang satu ke penampang lainnya yanglebih kecil, maka
kemungkinan besar akan terjadi turbulen seperti yang dimaksud diatas.
Sedangkan aliran laminar adalah aliran yang bertolakbelakang dengan aliran
turbulen. Aliran turbulen ialah suatu aliran yang tidak terjadi olakan atau gelombang serta
sifatnya mendekati linear. Aliran laminar ini tidak terjadi akibat perubahan ukuran
penapang secara tiba-tiba atau dadakan.

5
5. Aliran yang dipengaruhi kekentalan dan tidak (viscous and inviscid flows)
Viscous ialah aliran fluida yang masih dipengaruhi oleh iskositas (hambatan) atau
kekentalan. Viskositas ini sendiri adalah sifat yang ada dala suatu fluida yang
menentukan karakteristik fluida tersebut. Viskositas juga merupakan hasil dari beberapa
gaya yang dihasilkan saat lapisan fluida tersebut bergesekan dengan benda lain. Maka
aliran viscous adalah aliran yang terjadi pada fluida yang pekat atau kental yang
dipengaruhi oleh adanya gesekan antara partikel penyusun fluida tersebut. Aliran viscous
terbai ke dalam dua golongan yaitu aliran laminar dan turbulen.
Inviscid adalah aliran non-compressible yang tidak mengalami gesekan. Aliran
tanpa adalanya gesekan adalah aliran fluida yang pengaruh gesekannya diabakan atau
pengaruh kekentalan (viskositas) fluida tidak akan memengaruhi aliran fluida. Meskipun
pada kenyataannya semua fluida mempunyai viskositas namun pada kondisi tertentu
besaran viskositas tidak mempengaruhi sifat fluida.
B. Viskositas
Viskositas disebut juga sebagai kekentalan. Viskositas merupakan sifat tahanan suatu
fluida terhadap tegangan yang diberikan kepadanya. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan
akibat adaya gaya kohesi antara molekul-molekul zat cair. Viskositas zat cair dapat
ditentukan secara kuatitatif dengan besaran yang disebut koefisien viskositas ( ɳ). Satuan SI
untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau pascal (Pa.s).
Fluida dapat juga diartikan sebagai “ketebalan” atau “pergesekan internal”. Gaya gesek
tersebut melibatkan molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Viskositas adalah
pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan.
Apabila suatu beda bergerak dengan kelajuan v dalam suatu fluida kental yang koefisien
viskositasnya ɳ, maka benda tersebut akan mengalami gaya gesekan fluida sebesar Fs = k.ɳ.v.
Besaran k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk geometris benda. Pada tahun 1845, Sir
george stokes menunjukkan bahwa benda yang bentuk geometrisnya berupa bola, nilai k = 6 ղ π r.
Jika nilai k dimasukkan ke dalam rumus gaya geseka fluida, maka diperoleh persamaan yang
selanjutnya dikenal sebagai hukum Stokes berikut:
Fs = 6 ղ π r v
Keterangan : Fs = gaya gesekan dala fluida ( N )
ղ = koefisien viskositas fluida (Ns/m2)

6
r = jari-jari bola (m)
v = kelajuan bola (m/s)
jika viskositas diukur melalui rasio tegangan geser dengan gradie kecepatam dalam fluida, maka
dirumuskan sebagai berikut:
2
2r g(ρb−ρf )
ղ=
9v

keterangan : ղ = koefisien viskositas fluida (Ns/m2)

r = jari-jari bola (m)


g = gaya gravitasi (m/s2)
ρb = massa jenis benda (kg/m3)
ρf = massa jenis fluida (kg/m3)
v = kecepatan benda (m/s)
Selain itu, hubungan masa jenis dengn viskositas berbanting lurus. Ketika hanya massa
jenis benda meningkat, hal ini akan memperbesar nilai bagian (ρb−ρf ) dan akan membuat
nilai viskositas juga meningkat atau mengalami perbedaan nilai.
Molekul zat cair mempunyai susunan yang agak rapat. Jika suhu suatu zat cair tersebut
mengalami kenaikan pada suhu tertentu, maka akan terjadi pelemahan gaya tarik-menarik
antarmolekulnya sehingga viskositas zat cair menjadi berkurang atau mengencer. Yang terjadi
sebaliknya dengan zat cair, viskositas zat gas akan bertambah seiring terjadinya penambahan suhu.
Secara garis besar viskositas digolongkan mejadi dua yaitu, absolute viscosity dan dynamic
viscosit.
1. Absolute Viscosity
Absolute viscosity disebut juga dengan viskositas dinamik yang merupakan kekuatan
kekentalan dalam fluida. Dipopulerkan oleh Jean Leonard Poiseuille, absolute viscosity
menunjukkan bahwa setiap spesimen memiliki kecepatn aliran darah yang berbeda. Jenis ini
direpresentasikan dengan simbol μ. Biasanya dinyatakan sebagai rasio tegangan geser
terhadap regangan geser dengan satuan pengukurannya pascal.
2. Dynamic Viscosity
Dynamic viscosity juga dikenal sebagi viskositas kinematik atau diffusivity of
momentum. Faktor utama dari pengukuran ini adalah gaya gravitasi. Hal ini berarti
massa fluida langsung berdampak pada gerak zat.

7
Viskositas sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam bidang industri.
Berikut bentuk pengaplikasian viskositas dalam bidang industri:

1. Perminyakan

Temperatur permukaan yang rendah mempengaruhi performa aliran minyak pada


sistem transfortasi minyak berat. Hal ini dikarenakan penurunan temperatur dapat
meningkatkan kekentalan yang mengakibatkan minyak sulit untuk mengalir. Sensor pada
pipa minyak mentah akan mengukur kekentalan fluida sebagai penentu tekanan yang
harus ditambahkan sehingga aliran minyak dapat tetap stabil.

2. Bahan pangan

Viskositas digunakan hampir di setiap proses produksi bahan pangan. Kekentalan


antara saus, mayones, kecap, tentu akan berbeda, sehingga pengukuran temperatur pada
kekentalan sangat dibutuhkan untuk menghasilkan konsentrasi makanan yang sesuai.
Kekentalan juga dapat berfungsi sebagai uji mutu suatu produk, karena kekentalan dapat
memisahkan antara zat makanan yang berkualitas atau tidak.

3. Otomotif

Setiap mesin membutuhkan oli atau pelumas dengan tingkat kekentalan yang berbeda.
Kekentalan ini berkaitan dengan seberapa besar resistensi nya untuk mengalir.  Maka dari
itu, kekentalan oli sangat diperhitungkan untuk mengurangi gaya gesek antara mesin
guna mencegah terjadinya keausan. Contohnya yaitu piston. Oli akan memisahkan kedua
permukaan yang berhubungan sehingga gesekan pada piston dapat diperkecil.

4. Manufaktur
Hampir sama seperti otomotif, kekentalan berperan dalam pengukuran kekentalan
pelumas yang akan digunakan suatu mesin. Jika pelumas memiliki kekentalan yang
terlalu tinggi, maka pelumas tersebut justru bisa menyumbat mesin dan menghambat
proses manufaktur. Apabila pelumas memiliki kekentalan yang terlalu rendah, maka
komponen manufaktur tersebut akan mendapat sedikit perlindungan saat bergerak.

8
C. Sifat-sifat fluida ideal
Fluida hanya memberikan tahanan yang sangat kecil terhadap gaya geser yang berusaha
untuk mengubha bentuk. Sifat-sifat ini menujukkan bahwa hanya ada gaya geser yang kecil
pada dua lapisan fluida yang bergerak antara satu terhadap lainya. Aliran fluida yang ada di
alam (fluida nyata) akan menimbulkan tegangan geser seperti aliran air dalam pipa atau
saluran terbuka. Fluida ideal adalah fluida yang tidak mempunyai kekentalan, sehingga tidak
terjadi tegangan geser diantara partikel dan tidak kompersible.
Sifat-sifat fluida ideal sebagai berikut:
1. Fluida tidak dapat dimampatkan atau incompressible yaitu volume dan massa jenis tidak
berubah walaupu fluida tersebut diberi tekanan/
2. Fluida tidak mengalami gesekan dengan permukaan dinding tempat fluida tersebt
mengalir.
3. Kecepatan aliran fluida bersifat laminar. Artinya tiap-tiap partikel mempunyai garis air
tertentu dan untuk luas penampang yang sama akan mempunyai kecepatan yang sama.

4. Massa jenis : Hubungan antara volume dan massa suatu unsur. Kepadatan
memungkinkan untuk memvisualisasikan ukuran serta bentuk yang dapat dicapai fluida
sesuai dengan suhu yang dimanipulasi.

5. Tegangan: Ini dapat diukur sesuai dengan gaya yang diperoleh fluida untuk menarik
molekulnya. Ini juga mengacu pada resistensi fluida untuk menambah atau mengurangi
volumenya.

6. Viskositas: Ini adalah apresiasi cairan sesuai dengan volumenya. Sementara itu, fluida
ideal memiliki tingkat viskositas minimum. Misalnya: pencampuran minyak dengan air
akan membedakan minyak, membuat air menjadi cairan yang ideal.

7. Tekanan: Ini adalah kekuatan yang diterapkan fluida dalam campuran. Menjadi fluida
ideal yang cocok untuk kombinasi karena tidak mengandung tekanan atau tegangan kuat
antara molekulnya.

D. Persamaan bernoulli

9
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah tekanan, energi kinetik per satuan volume,
dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama di setiap titik sepanjang
aliran fluida ideal.
Pada awalnya, fluida memasuki pipa
pada penampang A1 dan ketinggian
h1 dengan kecepatan v1. Kecepatan fluida
mengalami perubahan menjadi v2 ketika
berada pada pipa dengan penampang A2 dan
ketinggian h2 . Hukum Bernoulli membahas
hubungan antara kecepatan aliran fluida,
ketinggian, dan tekanan dengan menggunakan konsep usaha dan energy.

Misalkan, massa jenis fluida ρ, laju aliran fluida pada penampang A 1 adalah v1, dan laju
aliran fluida pada penampang A2 adalah v2. Bagian fluida sepanjang x1 = v1 ⋅t bergerak ke
kanan oleh gaya F1 = P1⋅A1 yang ditimbulkan tekanan P1. Setelah selang waktu t sampai pada
penampang A2 sejauh x2 = v2⋅t. Sehingga,

 Besar usaha oleh gaya F1:


W1 = +F1⋅x1 = P1⋅A1⋅x1

 Besar usaha oleh gaya F2:


W2 = –F2⋅x2 = –P2⋅A2⋅x2 (tanda negatif menunjukkan gaya F2 berlawanan dengan arah
gerak fluida)

Sehingga usaha total yang dilakukan adalah,

10
W adalah usaha total yang dilakukan pada bagian fluida yang volumenya
V=A1⋅x1 =A2⋅x2 yang akan menjadi tambahan energi mekanik total pada bagian fluida
tersebut.

Atau di setiap titik pada fluida yang bergerak berlaku: p + 1/2ρv2 + ρgh = konstan.

 Beberapa alat yang menerapkan Hukum Bernoulli disebutkan seperti daftar berikut.

1. Venturimeter

Venturimeter atau alat ukur venturi dipasang dalam suatu pipa aliran untuk
mengukur laju aliran suatu fluida. Pipa venturimeter dibuat dengan kedua ujung yang
memiliki luas penampang berbeda.

Fluida dengan massa jenis ρ


mengalir masuk melalui pipa
dengan luas penampang A1 dan
keluar pipa dengan luas
penampang A2 yang lebih kecil.
Suatu tabung manometer atau pipa
U berisi zat cair dengan massa jenis ρ’ dipasang pada pipa. Kecepatan aliran zat cair di
dalam pipa dapat diukur dengan persamaan v berikut.

2. Tabung Pitot

Tabung pitot digunakan untuk mengukur kelajuan aliran suatu gas di dalam
sebuah pipa. Pipa pitot dilengkapi dengan manometer yang salah satu kakinya tegak

11
lurus aliran fluida sehingga kelajuan gas pada
titik tersebut adalah nol.

Dengan kecepatan sama dengan nol pada titik


tersebut dapat ditentukan kelajuan udara pada
pipa. Udara mengalir melalui tabung A dengan kecepatan v yang dapat dihitung melalui
persamaan berikut.

3. Alat Penyemprot Nyamuk

Berdasarkan Hukum Bernoulli,


tempat dengan kecepatan
semakin besar memiliki tekanan yang semakin kecil. Cara menggunakan alat penyemprot
nyamuk dengan memberi tekanan pada bagian pengisap.

Saat bagian pengisap ditekan, udara keluar dengan cepat melalui lubang sempit pada
ujung pompa. Akibatnya, tekanan udara pada bagian atas penampung lebih kecil
daripada tekanan udara pada permukaan cairan dalam penampung.Adanya perbedaan
tekanan akan membuat cairan bergerak naik dan tersembur keluar dalam bentuk kabut
bersama semburan udara pada ujung pompa.

4. Gaya Angkat pada Sayap Pesawat Terbang

Penampang sayap pesawat terbang mempunyai bagian belakang yang lebih tajam
dan sisi bagian atas lebih melengkung daripada sisi bagian bawah. Bentuk ini membuat
kecepatan aliran udara melalui sisi bagian atas pesawat (v1) lebih besar daripada
kecepatan aliran udara di bagian bawah sayap (v2). 

12
Sesuai Hukum Bernoulli, tempat yang
mempunyai kecepatan lebih tinggi akan memiliki
tekanan yang lebih rendah. Sehingga, tekanan di atas
pesawat (P1) lebih kecil dari tekanan di bawah sayap
pesawat (P2).

Selisih tekanan antara sisi atas dan bawah sayap inilah


yang menimbulkan gaya angkat pada sayap pesawat. Jika luas penampang sayap pesawat
adalah A, maka gaya angkat yang dihasilkan adalah F = 1/2ρA(v12 – v22).

5. Kebocoran pada Dinding Tangki

Sebuah tangki mengalami kebocoran pada bagian


didingnya dengan panjang diameter sangat kecil
dibanding diameter tangki. Kelajuan air yang keluar dari
lubang bocor tersebut sama dengan kelajuan yang
diperoleh jika air tersebut jatuh bebas dari
ketinggian h (Hukum Toricelli).

Misalkan, sebuah tangki dengan


ketinggian h mengalami kebocoran pada bagian dinding. Jarak permukaan air yang berada di
dalam tangki ke lubang kebocoran dinyatakan sebagai h1, sedangkan jarak lubang kebocoran
ke dasar tangki dinyatakan h2. Kecepatan aliran air (v) pada saat keluar dari lubang dan jarak
horizontal (x) yang dapat dicapaidapat diketahui melalui hukum Bernoulli.

E. Persamaan kontinuitas
Persamaan kontinuitas adalah persamaan yang menghubungkan kecepatan fluida dalam
dari satu tempat ke tempat lain. Sebelum menurunkan hubungan, Anda harus memahami
beberapa istilah dalam aliran fluida. Garis aliran (stream line) diartikan sebagai jalur aliran
fluida ideal (aliran lunak). Garis singgung di suatu titik pada garis memberikan kita arah

13
kecepatan aliran fluida. Garis alir tidak berpotongan
satu sama lain. Tabung air adalah kumpulan dari garis-
garis aliran.  Dalam aliran tabung, fluida masuk dan
keluar melalui mulut tabung. Untuk itu, semua fluida
tidak boleh dimasukkan dari sisi tabung karena dapat menyebabkan
persimpangan/perpotongan garis-garis aliran. Hal ini akan menyebabkan aliran tidak tunak
lagi.
Karena sifat fluida yang inkonpresibel atau massa jenisnya tetap, maka persamaa itu menjadi:
A1.v1 = A2.v2  Menurut persamaan kontinuitas, perkalian antara luas penampang dan
kecepatan fluida pada setiap titik sepanjang
tabung aliran adalah konstan.
Persamaan di atas menunjukkan bahwa
kecepatan fluida berkurang ketika melalui
pipa lebar dan bertambah ketika melewati
pipa sempit. Karena itulah ketika kita
sedang berperahu disebuah aliran sungai, perahu akan melaju semakin cepat ketika celah
hujan semakin menyempit.
Jika suatu fluida yang mengalir melalui suatu pembuluh yang luas penampangnya sama
yaitu sebesar A,
dengan kecepatan
sebesar v. Jika
pada suatu saat
fluida berada pada
penampang K dan
setelah t detik
kemudian berada
di penampang L, maka dalam waktu t tersebut banyaknya fluida yang telah mengalir adalah v
. t . A, sehingga persamaan kontinuitas dapat dinyatakan secara matematis: v . A = konstan
atau

14
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Viskositas atau kekentalan adalah nilai atau tingkat kekentalan dari suatu fluida terhadap
benda pengukurnya. Ia terbagi menjadi dua jenis, yakni absolut dan dinamis. Walaupun
tidak secara langsung digunakan dalam kehidupan sehari-hari, nyatanya kekentalan sangat
berpengaruh pada industri seperti perminyakan, bahan pangan, otomotif, hingga
manufaktur.
2. Fluida ideal adalah fluida yang tidak mempunyai kekentalan, sehingga tidak terjadi
tegangan geser diantara partikel dan tidak kompersible.

3. Dalam fluida dinamis berlaku persamaan bernoulli dan persamaan kontinuitas


4. Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah tekanan, energi kinetik per satuan volume,
dan energi potensial per satuan volume memiliki nilai yang sama di setiap titik sepanjang
aliran fluida ideal.

5. Persamaan kontinuitas menunjukkan bahwa kecepatan fluida berkurang ketika melalui


pipa lebar dan bertambah ketika melewati pipa sempit

15
DAFTAR PUSTAKA

Sekarputri, nadhira. 2022. Viskositas. Diakses 18 desember 2022.


https://solarindustri.com/blog/apa-itu-viskositas/amp/

https://eprint.umm.ac.id/38831/3/BAB%20ll.pdf.
https://eprint.binadarma.ac.id/4858/1/PER%2022_SIFAT-SIFAT%20FLUIDA%282019-
2020%29_UNIVERSITAS%20BINA%20DARMA.doc.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/fkip-epro/article/download/7394/5292/

Haryadi, B. (2009).FISIKA Untuk SMA/MA Kelas XI.Jakarta: Pusat PerbukuanDepartemen


Pendidikan Nasional.
Kanginan, M. (2013). FISIKA untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 
Nurachmandani, S. (2009).F I S I K A   U n t u k   S M A / M A   K e l a s   X I   . Jakarta:
PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

16

Anda mungkin juga menyukai