Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

STOIKIOMETRI

DISUSUN OLEH

NAMA : ENDAH MUSTIKANINGTIAS

KELAS : AK 1B

NO BP : 1920069

Dosen : Drs. Hazil Anwar, M. Si

Melysa Putri, M.Si

JURUSAN ANALISIS KIMIA

POLITEKNIK ATI PADANG

TA.2019/2020
Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum adalah sebagai berikut :

1. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan rasio mol dan persen hasil dari
suatu reaksi kimia.
2. Untuk menentukan hasil reaksi kiamia dari percobaan.
3. Dapat dengan mudah menuliskan rumus dari suatu senyawa dan
mempelajari stoikiometri.

Dasar Teori

Materi stoikiometri merupakan salah satu konsep dasar yang penting


dalam kimia. Okanlawon (2010:2) menyatakan stoikiometri merupakan cabang
dari ilmu kimia yang menyediakan informasi secara kuantitatif tentang reaksi
kimia termasuk menyelesaikan perhitungan kimia pada reaktan dan produk yang
terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri kimia merupakan salah pokok bahasan
yang dianggap sulit dan menjadi momok bagi sebagian pebelajar, karena dalam
stoikiometri sebagian besar mengandung konsep-konsep yang bersifat abstrak dan
berjenjang, dari konsep yang sederhana menuju konsep-konsep yang lebih
kompleks dan diajarkan secara konvensional (Schimd dan Jigneus: 2003:306).
Perhitungan stoikiometri membutuhkan rumus-rumus kimia yang mewakili
konsep-konsep kimia, dan pebelajar dituntut mampu menentukan rumus yang
digunakan dalam pemecahan masalah serta mampu menghubungkan data-data
antar konsep yang mendasarinya. (Hudle, Margaret, 2000:104).

Pada percobaan kali ini akan dibut NaCl dengan mereaksikan NaHCO 3 dan
Na2CO3 dengan HCl. Penentuan rasio mol termudah yang dapat dilakukan adalah
dengan menyetarakan persamaan kimia antara reaktan dan produk. Persamaan
kimia untuk reaksi tersebut yang telah disetarakan adalah sebagai berikut :

NaHCO3 (s) + HCl (aq) NaCl (aq) + CO2 (g) + H2O (i)

Na2CO3 (s) + 2HCl (aq) 2NaCl (aq) + CO2 (g) + H2O (i)

Untuk menetukan rasio mol secara eksperimental perlu dilakukan analisis


secara kuantitatif. Dengan analisis ini akan dapat diketahui massa reaktan dan
produk yang akan dikonversi dalam bentuk mol. Massa produk (NaCl) yang
terbentuk disebut hasil eksperimental. Selain perhitungan secara eksperimental,
juga dilakukan perhitungan secara teoritas. Hasil teoritas ini menunjukkan massa
maksimum produk yang dapat dihasilkan dari suatu reaksi tanpa adanya kesalahan
(no error).

Setelah data massa hasil eksperimen dan teoritas telah ditentukan, kita
dapat menghitung persen dari reaksi. Persen hasil ini menunjukkan seberapa
maksimal reaksi terjadi. Penentuan persen hasil menggunakan persamaan berikut :

massa hasil eksperimen


% hasil = x 100 %
massa teoritis

Hasil eksperimental yang baik (minimum eror) umumnya akan


menghasilkan persen hasil yang tinggi, dimana hasil eksperimen mendekati hasil
teoritis. Satuan yang digunakan untuk menentukan persen hasil dapat berupa gram
atau mol. (Anwar.Hazil,dkk.2020.penuntun praktikum kimia dasar II.Padang:
Politeknik ATIP.)

Stoikiometri (stoichiometry) adalah ilmu yang mempelajari kuantitas dari


reaktan dan produk dalam reaksi kimia (Chang, 2005 : 74). Perhitungan
stoikiometri paling baik dikerjakan dengan menyatakan kuantitas yang diketahui
dan yang tidak diketahui dalam mol kemudian bila perlu dikonvensi menjadi
satuan lain. Pereaksi pembatas adalah reaktan yang ada dalam jumlah stoikiometri
terkecil. Reaktan ini membatasi jumlah produk yang dapat dibentuk Jumlah
produk yang dihasilkan dalam suatu reaksi (hasil sebenanya) mungkin lebih kecil
daripada jumlah maksimum yang mungkin diperoleh (hasil teoritis).
Perbandingan keduanya dinyatakan sebagai persen hasil (Chang, 2005 : 81).
Berikut adalah beberapa teori yang dibutuhkan pada perhitungan stoikiometri :
a. Masa Atom

Masa suatu atom terkait dengan jumlah electron, proton dan neutron
yang dimiliki atom tersebut. Pengetahuan untuk massa atom penting untuk
melakukan pekerjaan dilaboratorium. Namun atom adalah partikel yang
sangat kecil bahkan butir debu terkecil yang dapat kita lihat dengan mata
telanjang memiliki 1 x 1016 atom ! jelaslah bahwa kita tidak dapat menimbang
satu atom tetapi dalam percobaan kita dapat menentukan massa atom relatife
terhadap atom lainnya.Langkah pertama adalah memberikan nilai pada massa
dari satu atom tertentu agar kemudian dapat digunakan sebagai standar.
Berdasarkan perjanjian internasional, satu atom dari isotop karbon
(disebut karbon 12) yang mempunyai enam proton dan enam neutron
memiliki massa tepat 12 satuan massa atom (sma). Atom karbon-12 ini
dipakai sebagai standar, sehingga satu satuan massa atom didefinisikan
sebagai satuan massa atom yang besarnya tepat sama dengan seperduabelas
massa dari satu atom karbon-12.
Massa satu atom karbon -12 = 12 sma

Hasil percobaan menunjukan bahwa, kerapatan satu atom hydrogen secara


rata-rata hanya 8,400 persen dari kerapatan atom karbon – 12 standar. Jika kita
menerima bahwa massa satu atom karbon – 12 adalah tepat 12 sma, maka
massa atom (yaitu massa atom dalam satuan massa atom) hydrogen tentunya
adalah0,08400 x 12,00 sma, atau 1,008 sma.(Ingat kembali bahawa massa atom
disebut juga berat atom).

Perhitungan serupa menunjukan bahwa massa atom oksigen adalah 16,00


sma dan massa atom besi adalah 55,85 sma. Jadi meskipun kita tidak
mengetahui

b. Massa Atom Rata-rata

Jika anda mencari massa atom karbon pada sebuah tabel periodik anda
akan menemkan bawa nilainya bukan 12,00 sma tetapi 12,01 sma. Perbedaan
ini terjadi karena sebagian besar unsur yang ada diaalam (termasuk karbon)
memiliki lebih dari sat isotop. Hal ini berarti bahwa ketika kita mengukur
massa atom suatu unsur,yang kita peroleh adalah massa atom rata-rata dari
berbagai jenis isotop yangada dialam. Contohnnya, kelimpahan alami dari
karbon – 12 dan karbon – 13 masing- masing adalah 98,90 persen dan 1,10
persen. Massa atom karbon dapat dihitung berbagai berikut :
Massa atom rata-rata darikarbon alam
= (0,9890)(12,00000 sma) + (0,0110)(13,0335 sma) = 12 sma
Perhitungan massa atom karbon yang lebih akurat memberikan hasil 12,01
sma perhatikan bahwa dalam perhitungan yang melibatkan persen, kita harus
mengubah angka persen menjadi angka pecahan atau desimal (chang,2005:
58). Maka massa atom rata-ratannya lebih mendekati 12 sma daripada 13 sma
penting untuk dipahami bahwa ketika menyebut massa atom karbon 12,01
sma, maka yang dimaksud adalah nilai rata-rata.

c. Massa Molar Unsur dan Bilangan Avogadro


Pada sistem SI, mol (mole) adalah banyaknya suatu zat yang mengandung
entitas dasar (atom, molekul, atau partikel lain) sebanyak jumlah atom yang
terdapat dalam tepat 12 g (atau 0,012 kg) isotope karbon – 12. Jumlah atom
sebenarnya didalam 12 g karbon -12 ditentukan melalui percobaan. Jumlah ini
disebut bilangan Avogadro (Avogador’s number )(NA), untuk menghormati
ilmuan Italia,Amedeo Avogadro. Nilai yang diterima saat ini adalah
NA = 6,0221367 x 1023

Pada umumnya kita membulatkan bilangan Avogaro menjadi 6,022 x 1023


, Jadi 1 mol hidrogen mengandung 6,022 x 1023 atom H (Chang, 2005:
59).Massa dari karbon – 12 ini adalah massa molar (M), didefinisikan
sebagai massa (dalam gram atau kilogram) dari 1 mol entitas (seperti atom
atau molekul) zat. Perhatikan bahwa angka massa molar karbon – 12

d. Massa Molekul
Massa Molekul (Molecullar Mass) (Kadang disebut berat molekul) adalah
jumlah dari massa-massa atom (dalam sma) dalam suatu molekul. Contohnya
massa molekul H2O adalah

2 (massa atom H) + massa atom O

2 (1,008 sma) + 16,00 sma = 18,02 sma

Umumnya kita perlu mengalikan massa atom dari tiap unsur dengan
jumlah (dalam gram) sama dengan angka massa atom.
e. Reaksi Pengendapan

Salah satujenis reaksi yang umumnya berlangsung dalam larutan berair


adalah reaksi pengendapan (precipitation reaction) yang cirinya adalah
terbentuknya produk yang tak larut, atau endapan. Endapan (Precipitate)
adalah padatan tak larut yang terpisah dalam larutan. Reaksi pengendapan
biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionik. (Chang, 2005 : 92).

Alat dan Bahan :

A. Alat
1. Cawan penguap : untuk menguapkan zat sampel
2. Pipet tetes : mengambil zat
3. Batang pengaduk : untuk mengaduk larutan
4. Kaca arloji : untuk tutup cawan dan untuk penimbangan
5. Gegep : untuk menjepit tabung reaksi proses pemanasan
6. Lampu spiritus : untuk pemanas
7. Tungku kaki tiga : penompang saat pemanasan
8. Kawat kasa : penyangga tungku kaki tiga
9. Gelas piala : untuk membuat larutan
10. Neraca : untuk menghitung massa
B. Bahan
1. NaHCO3 : Sebagai Objek Praktikum
2. Na2CO3 : Sebagai Objek Praktikum
3. HCl 6 M : Sebagai Objek Praktikum
4. Aquades : Sebagai Objek Praktikum
Prosedur Kerja :

Menentukan Rasio Mol Dan Persen Hasil

1. Timbang dan catat massa cawan penguap kosong


2. Timbang 0,3 gram NaHCO3 padat ke dalam cawan penguap
3. Timbang dan catat kembali massa cawan penguap dengan NaHCO3
4. Tuangkan 2 ml HCl kedalam gelas piala 100 ml
5. Tambahkan 1 ml HCl tetes demi tetes ke dalam cawan penguap yang berisi
NaHCO3. Reaksi yang muncul pada permukaan ini adalah terbentuknya
gelembung. Reaksi terjadi secara sempurna apabila tidak terbentuk
gelembung kembali. Timbang kembali cawan penguap dengan campuran
NaHCO3 dan HCl
6. Panaskan campuran tersebut hingga produk hasil reaksi kering
7. Biarkan semua alat pendingin pada suhu ruang. Ukur dan catat massa cawan
penguap + produk (NaCl)
8. Ulangi langkah 1-7 dengan sampel lain yaitu Na2CO3 sebanyak 0,3 gram

Analisis data
Penentuan rasio mol :
Massa Sampel Awal dikonversi menjadi dalam bentuk mol. Konversikan
pula massa produk NaCl menjadi bentuk mol. Setelah itu, mol reaktan dan produk
dibagi dengan mol terkecil sehingga diperoleh rasio mol yang sederhana dan
bulat. Adapun persen hasil ditentukan menggunakan persamaan yang terdapat
pada dasar teori.
Skema Kerja :

1 2 Tambahkan 0,3 gr
NaHCO3 padat kedalam
cawan penguap

Timbang dan catat massa


cawan penguap kosong

Timbang
3
+ 2ml HCL dan catat
kembali
4 massa
cawan
penguap
dengan
NaHCO3

+ 1ml HCl tetes demi tetes Panaskan campuran


5 6 tersebut hingga produk
hasil reaksi kering.

Reaksi terjadi secara


sempurna apabila tidak ada
7 Panaskan
gelembung
dengan
lampu
spiritus

9 8

Ulangi dengan sampel Biarkan sampai suhu


Na2CO3 kamar
Jawaban Pertanyaan :

1. Apa itu stoikiometri ?


Stoikiometri (stoichiometry) adalah ilmu yang mempelajari kuantitas dari
reaktan dan produk dalam reaksi kimia (Chang, 2005 : 74). Perhitungan
stoikiometri paling baik dikerjakan dengan menyatakan kuantitas yang
diketahui dan yang tidak diketahui dalam mol kemudian bila perlu
dikonvensi menjadi satuan lain.

2. Apa perbedaan stoikiometri dan non stoikiometri ?

Jawab :

Stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan


kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi. Reaksi ini termasuk reaksi
stoikiometri apabila reaktan dalam reaksi habis seluruhnya. Sedangkan
reaksi non stoikiometri adalah reaksi yang apabila reaktannya tidak habis
dalam reaksi tersebut.

3. Jika mata anda terpecik bahan kimia apa yang harus anda lakukan ?

Jawab : Segera bilas dengan air yang banyak dan segera ke dokter.
Daftar Pustaka

Anwar.Hazil,dkk.2020.penuntun praktikum kimia dasar II.Padang: Politeknik


ATIP

Fathonah.Nurul,dkk.2015. Pengaruh Integrasi Jurnal Belajar Dalam


Pembelajaran Berbasis Problem Solving Terhadap Pemahaman
Konseptual Dan Algoritmik Mahasiswa Pada Pokok Bahasan
Stoikiometri. Malang : Universitas Negeri Malang.

Herawati. 2014. STOIKIOMETRI. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif


Hidayatullah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai