Anda di halaman 1dari 78

PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

EKA SAPUTRA
HSE PADANG RAYA CAKRAWALA
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang K3

2. Kepmen No 187/MEN/1999 tentang Pengendalian


Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja

3. Kep. Dirjen PPK No. Kep 84/PPK/X/2012 tentang Tata


Cara Penyusunan Dokumen Pengendalian Potensi
Bahaya Besar dan Menegah
Bahan Kimia Berbahaya
Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau
campuran yang berdasarkan sifat kimia;
fisika atau toksikologi berbahaya
terhadap tenaga kerja, instalasi dan
lingkungan.
Bahan Kimia Berbahaya
Kriteria Bahan Kimia Berbahaya :
 Bahan beracun
 Bahan sangat beracun.
 Cairan mudah terbakar
 Cairan sangat mudah terbakar.
 Gas mudah terbakar.
 Bahan mudah meledak.
 Bahan reaktif.
 Bahan oksidator.
Bahan Kimia Berbahaya
Cara Bahan Kimia Masuk Ke Dalam Tubuh
 Melalui Pernafasan
 Saluran Pencernaan
 Penyerapan Melalui Kulit

Pengaruh Bahan Kimia Terhadap Kesehatan


• Menimbulkan Iritasi
• Menimbulkan Alergi
• Sulit Bernafas > Keracunan Sistemik
• Kanker
• Kerusakan/Kelainan Janin
Pengendalian Bahan Kimia Bebahaya
 Dasar : Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999
tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di
Tempat Kerja.
 Pengurus atau pengusaha : Wajib mengendalikan
bahan kimia berbahaya di tempat kerja untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan PAK
 Pengendalian Kimia Berbahaya :
 Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB)
dan Label
 Penunjukan Petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia
Lembar Data Keselamatan Bahan
berisikan 16 keterangan :
1. Identitas Bahan dan Perusahaan
2. Komposisi Bahan
3. Identifikasi Bahaya
4. Tindakan P3K
5. Tindakan Penanggulangan Kebakaran
6. Tindakan Mengatasi Kebocoran &
Tumpahan
7. Penyimpanan & Penanganan Bahan
8. Pengendalian Pemajanan & APD

9. Sifat Fisika dan Kimia


10. Stabilitas dan Reaktifitas Bahan
11. Informasi Toksikologi
12. Informasi Ekologi
13. Pembuangan Limbah
14. Pengangkutan Bahan
15. Informasi Perat.Peruu yang berlaku
16. Informasi Lain yang Diperlukan.
LABEL
berisikan tentang :
1. Nama produk
2. Identifikasi Bahaya
3. Tanda Bahaya dan Artinya
4. Uraian Risiko dan
Penanggulangannya
5. Tindakan Pencegahan
6. Instruksi apabila Terkena atau
Terpapar

7. Instruksi Kebakaran
8. Instruksi Tumpahan atau Bocoran
9. Instruksi Pengisian dan Penyimpanan
10. Referensi
11. Nama, Alamat dan No. Telp. Pabrik
Pembuat atau Distributor
PENEMPATAN :
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dan
Label
 Ditempatkan pada tempat yang mudah diketahui oleh :
 Tenaga Kerja
 Pegawai Pengawas
PENULISAN
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dan
Label
Wajib menggunakan Bahasa Indonesia dan dapat disertai
dengan bahasa Internasional yang digunakan sebagai bahasa
resmi dalam PBB
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
PENETAPAN
POTENSI BAHAYA INSTALASI ATAU FASILITAS
 Pengusaha atau Pengurus wajib menyampaikan :
 Daftar Nama
 Sifat
 Kuantitas

Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja


Kepada Dinas Tenaga Kerja Setempat

 Dinas Tenaga Kerja setelah 14 hari menerima daftar, sifat


dan kuantitas BKB harus meneliti kebenaran data tersebut

 Berdasarkan hasil penelitian ditetapkan kategori potensi


bahaya perusahaan/industri ybs.
PENETAPAN
POTENSI BAHAYA INSTALASI ATAU FASILITAS
 POTENSI BAHAYA terdiri dari :
 Bahaya Besar
 Bahaya Menengah

 KATEGORI POTENSI BAHAYA berdasarkan :


 Nama
 Kriteria
 Nilai Ambang Kuantitas (NAK)
POTENSI BAHAYA BESAR
Apabila :
Kuantitas Bahan Kimia Berbahaya yang
digunakan MELEBIHI atau LEBIH BESAR
dari Nilai Ambang Kuantitas (NAK)
POTENSI BAHAYA MENENGAH
Apabila :
Kuantitas Bahan Kimia Berbahaya yang
Digunakan SAMA atau LEBIH KECIL dari
Nilai Ambang Kuantitas (NAK)
KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS
POTENSI BAHAYA BESAR
1. Mempekerjakan Petugas K3 Kimia :
 Sistem Kerja Non Shift min. 2 orang
 Sistem Kerja Shift min. 5 orang
2. Mempekerjakan Ahli K3 Kimia min. 1 orang
3. Membuat Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar
4. Melaporkan Setiap Perubahan (bahan, kuantitas, proses dan
modifikasi instalasi)
KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS
POTENSI BAHAYA BESAR
5. Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Faktor Kimia min. 6
bulan sekali
6. Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi min. 2
tahun sekali
7. Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja min. 1
tahun sekali
KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS
Potensi Bahaya Menengah
1. Mempekerjakan Petugas K3 Kimia :
 Sistem Kerja Non Shift min. 1 orang
 Sistem Kerja Shift min. 3 orang
2. Membuat Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya
Menengah
3. Melaporkan Setiap Perubahan (bahan, kuantitas, proses dan
modifikasi instalasi)
KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS
Potensi Bahaya Menengah

4. Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Faktor Kimia


min. 1 tahun sekali
5. Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian Instalasi min.
3 tahun sekali
6. Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
min. 1 tahun sekali
DOKUMEN PENGENDALIAN
POTENSI BAHAYA BESAR
Berisikan :
 Identifikasi
Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko
 Kegiatan Tehnis, Rancang Bangun, Konstruksi, Pemilihan
Bahan Kimia, Pengoperasian dan Pemeliharaan Instalasi
 Kegiatan Pembinaan Tenaga Kerja
 Rencana dan Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat
 Prosedur Kerja Aman.
DOKUMEN PENGENDALIAN
POTENSI BAHAYA MENENGAH
Berisikan :
 Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Risiko
 Kegiatan Tehnis, Rancang Bangun, Konstruksi,
Pemilihan Bahan Kimia, Pengoperasian dan
Pemeliharaan Instalasi
 Kegiatan Pembinaan Tenaga Kerja
 Prosedur Kerja Aman
K3 PADA PENGGUNAAN BAHAN KIMIA
PESTISIDA
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang K3

2. PerMen No. 03/Men/1986 tentang Syarat-syarat K3


Tempat Kerja yang Mengelola Pestisida
PENGERTIAN
PESTISIDA adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad
renik dan virus yang dipergunakan untuk :
a. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit pada
tanaman.
b. Memberantas rerumputan.
c. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan.
d. Memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam
rumah tangga, bangunan dan alat pengangkutan.
e. Memberantas atau mencegah binatang yang dapat merusak
tanaman atau penyakit pada manusia.
IZIN MENGGUNAKAN PESTISIDA
Setiap orang atau Badan Hukum dilarang menggunakan
pestisida
yang tidak terdaftar dan atau memperoleh izin dari Menteri
Pertanian.

Jenis-Jenis Perizinan :
1. Izin Sementara/Percobaan (1 tahun)
2. Izin Tetap (5 tahun)
Catatan : Izin dapat ditinjau/dicabut apabila dianggap perlu
TEAM ANTAR DEPARTEMEN/INSTANSI
Peredaran dan Penyimpanan Pestisida diatur oleh Menteri
Perdagangan atas usul Menteri Pertanian
Hal-Hal yang menyangkut Keselamatan dan Kesehatan Manusia
diatur oleh Menteri Kesehatan dan Menteri Tenaga Kerja.
Pemeriksaan Konstruksi ruangan penyimpanan, cara
penyimpanan, K3, pembukuan, pengeluaran, mutu label,
pembungkus dan residu menjdi wewenang pejabat yang ditunjuk
Menteri Pertanian
Dari ketentuan ini maka di daerah dikenal Pengawas Pestisida
baik di Kementan, Kemenaker dan Kemenkes dan dimana Kartu
Pengawas dikeluarkan oleh Menteri Pertanian.
TENAGA KERJA PENGELOLA PESTISIDA
Syarat-Syarat :
1. Telah berumur 18 tahun keatas

2. Telah menjalani pemeriksaan kesehatan oleh dokter


pemeriksa

3. Telah mendapat penjelasan serta latihan cara pengelolaan


pestisida serta pengetahuan tentang bahaya-bahaya dan
cara pemberian P3K apabila terjadi keracunan
TENAGA KERJA PENGELOLA PESTISIDA

Pemahaman yang diberikan kepada tenaga kerja pengelola


pestisida :
1. Tidak boleh mengalami pemaparan lebih dari 5 jam sehari
dan 30 jam seminggu

2. Memakai APD

3. Dalam penyemprotan tidak boleh menggunakan pestisida


dalam bentuk debu
TENAGA KERJA PENGELOLA PESTISIDA

Hal-Hal yang dilarang bagi pekerja pengelola pestisida


1. Dalam keadaan mabuk

2. Mempunyai kekurangan lain baik fisik maupun mental

3. Terdapat luka/atau penyakit kulit pada anggota badan

4. Wanita hamil atau menyusui


Fasilitas yang Wajib disediakan Pengurus
1. Fasilitas untuk merawat, mencuci serta binatu pakaian kerja

2. Alat Pelindung Diri

3. Tempat penyimpanan pakaian kerja dan APD yang terpisah dari


tempat penyimpanan pakaian sehari-hari.

4. Air, sabun, handuk dan tempat mandi

5. Fasilitas untuk makan dan minum yang letaknya aman

6. Fasilitas pelayanan kesehatan kerja


Peralatan-Peralatan
1. Harus memenuhi persyaratan K3 dan jika akan
dilakukan perbaikan maka harus dibersihkan pada
tempat khusus.

2. Alat untuk mempersiapkan, memakai dan


mencampur pestisida tidak boleh dipakai untuk
keperluan sehari-hari dan diberikan tanda yang
jelas untuk membedakannya,
Pencampuran Pestisida
1. Perlu persiapan dan pencampuran harus dilakukan
sedemikian rupa agar tenaga kerja terhindar dari
kontaminasi.

2. Selama pencampuran, tidak boleh diringgalkan dan


harus diawasi oleh petugas lain
Wadah Pestisida
1. Harus Kuat, tidak mudah pecah, bocor, sobek atau bereaksi
dengan isinya dan selalu dalam keadaan tertutup rapat.

2. Harus diberi label dengan mencantumkan keterangan2 yang


sesuai perundang-undangan berlaku.

3. Wadah kosong harus segera dimusnakan atau dibersihakn


dengan cara aman

4. Pemusnahan wadah pestisida harus dilakukan dengan cara yang


tidak membahayakan tenaga kerja dan lingkungan sesuai
ketentuan yang berlaku
Kebersihan dan Kesehatan Tempat Kerja
1. Tempat kerja harus selalu bersih, bebas dari ceceran pestisida
maupun bahan kimia berbahaya lainnya

2. Kadar pestisida di tempat kerja tidak boleh melebihi NAB

3. Pada tempat mengelola pestisida harus dipasang alat deteksi dan


alarm, ventilasi dan instalasi pemadam kebakaran.

4. Proses produksi harus dilakukan secara tertutup dan terjamin tidak


bocor.
Gudang Penyimpanan
1. Lokasi harus terpisah dari aktifitas umum dan tidak terkena banjir
dan lantai gudang harus miring.
2. Dinding dan lantai harus kuat dan mudah dibersihkan
3. Pintu ditutup rapat dan diberi tanda peringatan atau tulisan atau
gambar
4. Selalu dikunci apabila tidak ada kegiatan
5. Tidak boleh disimpan bersama bahan-bahan lain
6. Mempunyai ventulasi dan penerangan yang cukup dan suhu yang
memenuhi ketentuan yang berlaku
7. Dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran
8. Cara penyimpanan harus memenuhi persyaratan yang berlaku
terhadap bahaya peledakan..
Limbah
1. Pemusnahan pestisida harus dilakukan dengan cara yang
tidak membahyakan tenaga kerja dan lingkungan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, Kemudian pengurus harus
menyampaikan berita acara ke Dinas tenaga Kerja
setempat.

2. Air limbah yang akan dibuang harus :


- Memenuhi ketentuan berlaku
- Diawasi terus menerus, sehingga dapat dijamin bahwa
setiap saat diketahui mutu air yang akan dibuang
Kode, Tanda Peringatan dan Gambar APD
1. Setiap bahan harus diberi Kode

2. Tempat kerja harus dipasang tanda peringatan yang


mudah dimengerti

3. Pada tempat kerja tertentu wajib dipasang gambar


APD yang wajib dipakai.
Pemeriksaan Kesehatan Karyawan
1. Dilakukan 1 tahun sekali

2. Pemeriksaan Khusus sekurang-kurangnya 6 bulan


sekali dan digunakan sesuai dengan jenis pestisida
yang digunakan.
K3 PADA PENGGUNAAN
ASBES
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang K3

2. Permenaker No. 03/Men/1985 tentang K3 Asbes

3. Keputusan Dirjen Binwasker No.


104/DJPPK/IX/2006 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan K3 Pemakaian bahan yang
Mengandung Asbes di tempat Kerja
PENGERTIAN
ASBES adalah serat yang belum terikat dengan semen atau
bahan lain

ASBES adalah serat mineral alami yang memiliki sifat-sifat


ketangguhan dalam kelenturan, ketahanan terhadap bahan
kimia, suhu panas dan lain sebagainya.
POTENSI BAHAYA DEBU ASBES

Apabila terhirup kedalam paru-paru pekerja maka dapat


menimbulkan penyakit yang disebut ASBESTOSIS
KETENTUAN ADMINISTRATIF
Pengurus pengguna ASBES wajib memberitahukan secara
tertulis ke kepala Disnaker setempat selambat-lambatnya 14 hari
sebelum memulai pekerjaan.
Isi pemberitahuan berupa:
- Proses produksi
- Jenis asbes yang dipakai
- Barang jadi dan
- Kegiatan-kegiatannya
Pengurus wajib memberikan sebuah buku petunjuk secara rinci
yang menjelaskan bahaya-bahaya yang berhubungan dengan
asbes dan cara-cara pengendaliannya serta memberikan
keterangan saat diinspeksi oleh pegawai pengawas.
PENGENDALIAN ASBES DI TEMPAT KERJA
1. Melakukan pengukuran konsentrasi debu asbes minimal 3
bulan sekali dan dilakukan oleh PJK3
2. Menggunakan respirator /masker
3. Sistem ventilasi
4. Kebersihan lingkungan kerja
5. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
K3 PENGELOLLAN LIMBAH B3
DI TEMPAT KERJA
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang K3
2. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. PP RI No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Berbahaya dan Beracun
4. Permen LH No 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan
Label Limbah B3
5. Permen LH No. 30 tahun 2009 tentang Laksana
Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah B3
serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran
Limbah B3 oleh Pemerintah Daerah
DEFINISI
 Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat,
energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk
hidup lain.

 Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.

 Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan,


penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan,
dan/atau penimbunan.

 Penghasil Limbah B3 adalah Setiap Orang yang karena usaha dan/atau


kegiatannya menghasilkan Limbah B3.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS
LIMBAH

1. VOLUME LIMBAH
2. KANDUNGAN BAHAN PENCEMAR
3. FREKUENSI PEMBUANGAN LIMBAH
MASA PENYIMPANAN

Berdasarkan PP No. 101 Tahun 2014


KARAKTERISTIK DAN SIMBOL LIMBAH B3

Sifat-sifat limbah B3 :

Mudah meledak ( Explosive )


Mudah menyala ( Flammable )

 Reaktif ( Reactive )


Beracun ( Toxic )


Menyebabkan infeksi ( Infectious )


Korosif ( Corrosive )


Berbahaya bagi Lingkungan ( Dangerous to Environment)
JENIS LIMBAH B3
No Jenis Limbah B3 Departemen Sumber Limbah B3 Sifat & Simbol
Penghasil Limbah B3
1 Pelumas bekas Genset room, Oli bekas dari mesin,
maintenance genset, kendaraan dan
kontainer minyak

Cairan mudah
menyala

2 Aki bekas, baterai Maintenance, Motor dan mobil


bekas engineering, office operasional, forklift,
loader, forklift, genset
dan aktifitas kantor

Korosif

3 Oil sludge Heat treatment, Lumpur dari straightener,


upsetter, oil sizing, upsetting, oli dari
catcher pembersihan ulir sekrup
dan pembersihan
protector, ceceran
grease dan semua
lumpur mengandung oli Padatan mudah
menyala
JENIS LIMBAH B3
No Jenis Limbah B3 Departemen Sumber Limbah B3 Sifat & Simbol
Penghasil Limbah B3
4 Spilled coating Coating plant Kerak coating dari
proses coating

Padatan mudah
menyala

5 Mill scale Heat treatment, Kerak besi dari proses


upsetter pemanasan

Beracun

6 Coolant dan rust Pipe shop, Threading pipa


veto bekas coupling shop, HT
lab

Beracun
JENIS LIMBAH B3
No Jenis Limbah B3 Departemen Sumber Limbah B3 Sifat & Simbol
Penghasil Limbah B3
7 Limbah B3 Semua Sarung tangan
campuran (kain departemen terkontaminasi, kain
majun bekas, produksi majun terkontaminasi
sarung tangan dan sampah
bekas, sampah terkontaminasi
terkontaminasi) Padatan mudah
menyala

8 Sludge painting Coupling, Kerak painting booth


protector shop-
painting booth

Padatan mudah
menyala

9 WWTP sludge IPAL surface Lumpur padat dari


treatment proses IPAL

Beracun
JENIS LIMBAH B3
No Jenis Limbah B3 Departemen Sumber Limbah B3 Sifat & Simbol
Penghasil Limbah B3
10 Toner atau catridge Office Toner bekas/catridge
bekas bekas dari mesin
fotocopy dan mesin
printer

Beracun

11 Kimia bekas Surface treatment Cairan kimia dari proses


pelapisan logam (surface
treatment)

Korosif

12 Kimia kadaluarsa Warehouse, Kimia kadaluarsa


laboratorium

Beracun
JENIS LIMBAH B3
No Jenis Limbah B3 Departemen Sumber Limbah B3 Sifat & Simbol
Penghasil Limbah B3
13 Glasswool Heat treatment, Furnace
upsetter

Beracun
14 Kemasan bekas Seluruh Drum kemasan bekas
terkontaminasi departemen grease, oli dan coating
(kaleng bekas, produksi
kemasan aerosol
bekas, drum bekas,
jerigen bekas, tanki Kosong
bekas)
15 Limbah elektronik Maintenance, IT Limbah elektronik,
(lampu TL, PCB penggantian lampu TL,
bekas, monitor perangkat komputer
bekas)

Beracun
JENIS LIMBAH B3
No Jenis Limbah B3 Departemen Sumber Limbah B3 Sifat & Simbol
Penghasil Limbah B3
16 Pelarut/solvent Seluruh Pembersihan peralatan/
bekas departemen mesin produksi
produksi

Cairan mudah
menyala

17 Tanah Produksi/yard Tanah terkontaminasi


terkontaminasi dengan limbah B3

Beracun

18 Pasir sandblast Pipe shop, Proses sandblasting


coupling shop

Beracun
JENIS LIMBAH B3
No Jenis Limbah B3 Departemen Sumber Limbah B3 Sifat & Simbol
Penghasil Limbah B3
19 Residu proses Produksi Batu gerinda bekas dari
produksi (gerinda mesin gerinda
bekas/grinding,
sanding belt bekas)

Beracun

20 Filter bekas Surface treatment Catridge filter dari


penjernihan air

Beracun

21 Sampah medis Ruang P3K Limbah klinis yang


memiliki karakteristik
infeksius

Infeksius
LABEL LIMBAH B3

PT. Umpet
JL. Apa saja yang penting asik
0778-007007

27 Oktober 2015
D406
MILL SCALE
1 Jumbo Bag
Beracun
PENANGANAN LIMBAH B3
KONDISI LIMBAH B3 DI LAPANGAN

Kondisi Limbah B3 sebelum di sortir dan dilakukan pengelolaan


(segregasi) serta pemberian simbol limbah B3 dan Label
KONDISI LIMBAH B3 DI TPS LIMBAH B3

Kondisi Limbah B3 setelah di sortir dan dilakukan pengelolaan (segregasi)


serta pemberian simbol limbah B3 dan Label
Penanganan Limbah B3
Intern Perusahaan

Pengumpulan
Penghasil Limbah B3
(TPS Limbah B3)

Manifest
Pengiriman Pengangkutan
(Badan Pemusnah Limbah) (Transporter)

Dimanfaatkan
Diolah Reuse
(Recycle)

Pihak ke tiga yang mempunyai izin


Langkah-Langkah Pengiriman Limbah B3

1. Departemen Penghasil limbah membuat Berita Acara Penyerahan


Limbah B3 dan mengisi BAP sesuai dengan jenisnya.
2. Departemen Penghasil limbah memberikan BAP kepada HSE
Departemen (HSE Attendant/ HSE Repr/ HSE Specialist)
3. HSE Attendant mengangkat limbah B3 ke TPS Limbah B3. Jika BAP
tidak sesuai dengan limbah yang akan diangkat, departemen
penghasil harus mengganti BAP. Limbah yang diangkat harus
berada di atas palet, di packing dan diberi simbol.
4. Setelah sampai di TPS, limbah dipisahkan dan di packing ulang,
dengan memberikan simbol & label.
5. HSE Departemen membuat Service Request ke Purchasing untuk
pengiriman limbah B3.
6. HSE Departemen membuat Berita Acara Pengiriman Limbah ke
Transporter/ Badan Pemusnah Limbah B3
Langkah-Langkah Pengiriman Limbah B3

7. Pihak transporter mengurus pengiriman kepada pihak


Bapedal Batam. Kemudian, Bapedal Batam memberikan
stiker untuk ditempelkan pada limbah yang akan keluar.

8. Pihak transporter menyerahkan manifest (rangkap 8),


BAP Kawasan (Rangkap 4) dan BAP Bapedal (Rangkap
3) untuk di tanda tangani dan stempel perusahaan.
9 Pihak transporter mengurus perizinan (BAP Kawasan) ke
Kawasan. Jika sudah selesai pihak transporter langsung
mengambil limbah B3 yang akan diangkut

10. Pada saat pengangkutan limbah B3, pihak transporter


meninggalkan manifest rangkap Hijau dan Kuning kepada
Penghasil, dan 1 lembar BAP Kawasan (asli)

11. Setelah dilakukan proses pengelolaan limbah B3 oleh Badan


Pemusnah/ Pemanfaat Limbah sampai selesai, pihak
transporter akan mengembalikan manifest rangkap ungu, BAP
Bapedal (asli), dan sertifikat dari pihak pengelola limbah
tersebut.
Stiker Limbah B3 dari Bapedal untuk
limbah yang akan dikeluarkan
Manifest & Berita Acara Pengawasan Bapedal
Batam

Nama, Jabatan,
Tanda tangan, Stamp
Wakil perusahaan

Berita Acara Pengawasan Bapedal Lembar 1 Hijau : Penghasil Lembar 2 Kuning : Penghasil Mengirim
(waktu pengangkutan) ke KLH
Manifest & Sertifikat Pemanfaatan

Diisi oleh Perusahaan


Pengumpul/ Pengolah/
Pemanfaat Limbah B3

Sertifikat Pengolahan
Dari pihak ketiga

Lembar 7 Ungu : Pengangkut mengirim ke Panghasil


(setelah sampai ke Tujuan)
TUMPAHAN LIMBAH B3
TUMPAHAN LIMBAH B3
 Adalah lepasnya limbah B3 keluar dari kemasannya ke
lingkungan.

 Dapat terjadi kapanpun dan di manapun


Di perairan Di darat Di area kerja
INDIKASI ADANYA TUMPAHAN LIMBAH B3
 Kemasan yang bocor
 Kemasan yang pecah
 Bau yang tidak biasa
 Tetesan di sekitar kemasan
 Hilangnya tutup kemasan
APA YANG HARUS KITA LAKUKAN?

1. Siap
2. Tangani
3. Tuntaskan
APD (ALAT PELINDUNG DIRI)
 Overall/wearpack, helm safety, kacamata
safety, earplug, sepatu safety dan sarung
tangan (gloves) : untuk semua tumpahan
limbah B3.

 Respirators (Masker) : untuk segala jenis


tumpahan limbah B3.
 Full face – untuk tumpahan limbah B3
korosif.
 Half face – untuk tumpahan limbah B3
non-korosif.
 SCBA – untuk tumpahan limbah B3 yang
“tidak diketahui” di area tertutup.
CATATAN:
Gunakan peralatan pelindung tertinggi
untuk tumpahan limbah B3 yang “tidak
PERALATAN PEMBERSIHAN

Jenis peralatan yang


tepat
Untuk menangani segala
jenis tumpahan limbah B3,
gunakan peralatan
pembersihan yang TAHAN
PERCIKAN, mis: sekop,
sapu.
BAHAN PENYERAP
Jenis yang tepat dan jumlah yang
cukup.
 Jenis bahan penyerap yang
digunakan tergantung pada
tumpahan limbah B3 yang
ditangani, mis: bahan kimia,
minyak, cairan pembersih, dll.
 Jumlah bahan penyerap yang
tersedia harus cukup untuk
menangani kemungkinan
tumpahan skala besar.
CATATAN:
Persediaan bahan penyerap harus cukup dan
jenisnya bervariasi untuk menangani
masing-masing tumpahan limbah B3.
Cara Penanganan Tumpahan Limbah B3
Terjadi Tumpahan >> Koordinasi dengan atasan/ Supervisor,
Limbah B3 HSE
departemen, koordinator keadaan
bahaya setempat/
tim hazmat spillage
Ya
Perlu MSDS Cek MSDS
>> MSDS diperlukan untuk limbah kimia expired

Tidak
Siapkan Absorber >> Penyerap serbuk kayu untuk menyerap tumpahan

Lokalisir daerah yang


Terkena tumpahan >> Perhatikan arah angin sekitar tumpahan

Lakukan Skimming >> Setelah bersih, serap dengan absorber dan lakuka
netralisasi dengan air bersih

Tampung dalam wadah/ >> Buanglah bahan sisa tumpahan pada tempatnya
Kemasan tertutup

Anda mungkin juga menyukai