Anda di halaman 1dari 74

PENGAWASAN

LINGKUNGAN KERJA
Pembinaan & Pengawasan
Lingkungan Kerja
1. UU No.1 tahun 1970, pasal 2, 3 ayat (1) f, g, i, j, k, l, m
pasal 8, 9, 14
2. UU No. 3 tahun 1969 – Persetujuan Konvensi ILO
No.120 Mengenai Hygene Dalam Perniagaan dan
Kantor-kantor
3. PP No.7 tahun 1973 ttg Pengawasan atas Peredaran,
Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida
4. Permenaker No.3/Men/1986 ttg Syarat K3 di Tempat
Kerja Yang Mengelola Pestisida
5. Permenaker No.3/Men/1985 ttg K3 Pemakaian Asbes
Pembinaan & Pengawasan
Lingkungan Kerja
6. No.Per-05/MEN/2018 Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lingkungan Kerja
7. Kepmenaker No.187/Men/1999 ttg Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
8. Peraturan Menakertrans RI NOMOR : PER- 08
/MEN/VII/2010 Alat Pelindung Diri
Pengertian Lingkungan Kerja
Adalah istilah generik yg mencakup identifikasi dan
evaluasi faktor-faktor lingkungan yg memberikan
dampak pd kesehatan TK (ILO)
Faktor-faktor Bahaya
Lingkungan Kerja
Terdapat lima faktor penyebab kecelakaan
dan penyakit akibat kerja yaitu :
1. Faktor fisik
2. Faktor kimia
3. Faktor biologi
4. Faktor fisiologi (ergonomi)
5. Faktor psikologi
Hygiene Perusahaan
Hygiene perusahaan adalah ilmu pengenalan,
penilaian dan pengendalian faktor-faktor bahaya,
sehingga masyarakat tenaga kerja dan masyarakat
terhindar dari efek sampingan kemajuan teknologi.
Hygiene perusahaan merupakan bagian dari kesehatan kerja yg
mempelajari ttg identifikasi, evaluasi dan pengendalian berbagai resiko
kesehatan dalam lingkungan kerja, terutama yg bersifat kimia-fisik

Konsep hygiene perusahaan terdiri dari 3 tahapan


kegiatan, yaitu :
 Pengenalan lingkungan
 Penilaian lingkungan
 Pengendalian lingkungan
Pengenalan Terhadap Bahaya
Faktor-faktor Lingkungan Kerja

Pengenalan terhadap bahaya faktor-faktor


yang ada dilingkungan kerja yang timbul
sebagai akibat penggunaan terhadap
teknologi proses produksi akan meliputi
pengetahuan dan pengertian tentang
berbagai jenis bahaya dan pengaruh atau
akibat yang dapat ditimbulkan kepada
kesehatan tenaga kerja.
Untuk Pengenalan lingkungan perlu
mempelajari :
1. Flow diagram dari kegiatan proses dan operasi.
2. Kondisi operasi tiap tahap dalam rangkaian
operasi dan proses.
3. Bahan baku, bahan pembantu, hasil antara, hasil
samping, hasil ( produk ) dan sisa produksi atau
bahan buangan.
4. Jurnal – jurnal teknik
5. Keluhan dari tenaga kerja
Dalam Pengenalan Lingkungan Perlu
Diperhatikan:
1. Alat – alat teknis penanggulangan apa yang
sudah tersedia/dipergunakan
2. Bentuk bahan baku yang dipergunakan dan
bagaimana digunakan
3. Jumlah orang yang terpapar dan bekerja
disetiap tahapan proses
Penilaian Lingkungan
Penilaian lingkungan dimaksudkan untuk
mengetahui secara kualitatif tingkat bahaya dari
suatu faktor bahaya lingkungan yang timbul
dengan Metoda pengukuran, pengambilan
sample serta analisa dilaboratorium, kemudian
dibandingkan dengan standar baku.
Manfaat Penilaian Lingkungan

1. Penerapan teknik pengendalian dan


penenggulangan merupakan dasar utama.

2. Perencanaan alat – alat penanggulangan

3. Dokumen untuk inspeksi


Pengendalian Lingkungan
 Penerapan metode teknik tertentu untuk
menurunkan tingkat faktor bahaya lingkungan
sampai batas yang masih dapat ditolerir oleh
manusia dan lingkungannya dengan Nilai Ambang
Batas (NAB).

 Nilai Ambang Batas Bahan Kimia adalah kadar


rata-rata dari bahan kimia dalam lingkungan kerja
agar tenaga kerja yang bekerja paling lama 8 jam
perhari dan 40 jam perminggu tidak mengalami
gangguan kesehatan atau gangguan kenyamanan
kerja.
METODE–METODE TEHNIS
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

1. PENGENDALIAN TEHNIS
2. PENGENDALIAN ADMINISTRASI
3. ALAT PELINDUNG DIRI
Bahan Kimia Berbahaya
Ref. Kepmenanker No. Kep. 187/Men/1999 - Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya di Tempat kerja

Pestisida
Ref.
1. PP No. 7 tahun 1973 – Pengawasan Atas Perdaran,
Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida
2. Permenaker No. Per. 03/Men/1986 – Syarat-syarat
Keselamatan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja Yang
Mengelola Pestisida

Asbes
Ref. Permennaker No. Per. 03/Men/1985
PENGENDALIAN
BAHAN KIMIA BERBAHAYA
DI TEMPAT KERJA
(Kep.Menaker No. KEP.187/MEN/1999)
PENGUSAHA ATAU PENGURUS :

WAJIB MENGENDALIKAN BAHAN KIMIA


BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA UNTUK
MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN
KERJA & PENYAKIT AKIBAT KERJA
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA
BERBAHAYA

 Penyediaan Lembar Data Keselamatan


Bahan (LDKB) dan Label
 Penunjukan Petugas K3 Kimia dan Ahli
K3 Kimia
Bahan Kimia Berbahaya
Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau
campuran yang berdasarkan sifat kimia;
fisika atau toksikologi berbahaya terhadap
tenaga kerja, instalasi dan lingkungan.
Terdiri :
 Bahan beracun
 Bahan reaktif
 Bahan mudah meledak
 Bahan oksidator
 Cairan mudah terbakar
 Gas mudah terbakar
Pengaruh Terhadap Kesehatan
1. Iritasi
2. Korosif
3. Alergi
4. Aspiksian
5. Keracunan sistemik
6. Kanker
7. Kerusakan / kelainan janin
8. Pneumokoniosis
9. Efek Bius
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Bahaya
1. Daya racun
2. Cara bahan kimia masuk kedalam tubuh
3. Konsentrasi macam dan lama paparan
bahan kimia
4. Efek kombinasi bahan kimia
5. Kerentanan
Lembar Data Keselamatan Bahan
berisikan keterangan :
 Identitas Bahan dan  Sifat Fisika dan Kimia
Perusahaan  Stabilitas dan Reaktifitas
Bahan
 Komposisi Bahan
 Informasi Toksikologi
 Identifikasi Bahaya  Informasi Ekologi
 Tindakan P3K  Pembuangan Limbah
 Tindakan Penanggulangan  Pengangkutan Bahan
Kebakaran  Informasi Perat.Peruu yang
berlaku
 Tindakan Mengatasi Kebocoran
& Tumpahan  Informasi Lain yang Diperlukan.

 Penyimpanan & Penanganan


Bahan
 Pengendalian Pemajanan &
APD
LABEL
berisikan tentang :

 Nama produk  Instruksi Kebakaran


 Identifikasi Bahaya  Instruksi Tumpahan atau
 Tanda Bahaya dan Bocoran
Artinya  Instruksi Pengisian dan
 Uraian Risiko dan Penyimpanan
Penanggulangannya  Referensi
 Tindakan Pencegahan  Nama, Alamat dan No.
 Instruksi apabila Terkena Telp. Pabrik Pembuat atau
atau Terpapar Distributor
PENEMPATAN :
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB)
Label

 Ditempatkan pada tempat yang mudah


diketahui oleh :
 Tenaga Kerja
 Pegawai Pengawas
PENETAPAN
POTENSI BAHAYA INSTALASI
 Pengusaha atau Pengurus wajib menyampaikan :
 Daftar Nama
 Sifat
 Kuantitas
Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
Kepada Dinas Tenaga Kerja Setempat

 Dinas Tenaga Kerja setelah 14 hari menerima


daftar, sifat dan kuantitas BKB harus meneliti
kebenaran data tersebut

 Berdasarkan hasil penelitian ditetapkan kategori


potensi bahaya perusahaan/industri ybs.
PENETAPAN
POTENSI BAHAYA INSTALASI
 POTENSI BAHAYA terdiri dari :
 Bahaya Besar
 Bahaya Menengah

 KATEGORI POTENSI BAHAYA


berdasarkan :
 Nama
 Kriteria
 Nilai Ambang Kuantitas (NAK)
KRITERIA
BAHAN KIMIA BERBAHAYA
 Bahan beracun
 Bahan sangat beracun
 Cairan mudah terbakar
 Cairan sangat mudah
terbakar
 Gas mudah terbakar
 Bahan mudah meledak
 Bahan reaktif
 Bahan oksidator
KRITERIA
BAHAN BERACUN
 Ditetapkan dengan memperhatikan sifat kimia,
fisika dan toksik sbb. :
 Mulut :
 LD 50 > 25 atau < 200 mg/kg berat badan

 Kulit :
 LD 50 > 25 atau < 400 mg/kg berat badan

 Pernafasan :
 LC 50 > 0.5 atau < 2 mg/l
KRITERIA
SANGAT BERACUN
 Ditetapkan dengan memperhatikan sifat
kimia, fisika dan toksik sbb. :
 Mulut :
 LD 50 < 25 mg/kg berat badan

 Kulit :
 LD 50 < 25 mg/kg berat badan

 Pernafasan :
 LC 50 < 0.5 mg/l
KRITERIA
Cairan Mudah Terbakar, Cairan Sangat Mudah
Terbakar dan Gas Mudah Terbakar

Cairan Mudah Cairan Sangat Mudah Gas Mudah Terbakar :


Terbakar : Terbakar :

Berdasarkan sifat Berdasarkan sifat Berdasarkan sifat


kimia dan fisika : kimia dan fisika : kimia dan fisika :
Titik nyala: Titik nyala : Titik didih :
>21* C dan < 55* C < 21* C < 20 * C
Pada tek. 1 atm  Titik didih : > 20*C  Pada tek. 1 atm
 Pada tek. 1atm
KRITERIA
MUDAH MELEDAK

 Apabila Reaksi Kimia Bahan tsb


menghasilkan :
 Gas dalam jumlah yang besar
 Tekanan yang besar
 Suhu yang tinggi
Menimbulkan kerusakan disekelilingnya
KRITERIA
REAKTIF

Apabila bahan tsb.bereaksi dengan :


 Air mengeluarkan panas dan gas yang
mudah terbakar

 Asam mengeluarkan panas dan gas yang


mudah terbakar atau beracun atau korosif
KRITERIA
OKSIDATOR

 Apabila reaksi kimia atau


penguraiannya menghasilkan :
 Oksigen yang dapat menyebabkan
kebakaran
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)

 Kriteria Beracun
 Kriteria Sangat Beracun
 Kriteria Mudah Meledak
 Kriteria Reaktif
Ditetapkan dalam Lampiran III Kep.Menaker
No. Kep. 187/MEN/1999
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK) :
Beracun
No. Nama Bahan Kimia NAK
1. Aceton Cyanohydrin (2-Cyanopropan-2-1) 200 ton
2. Acrolein (2-propenal) 200 ton
3. Acrylonitrile 20 ton
4. Allyl alcohol (2-propen-1-1) 200 ton
5. Allyamine 200 ton
6. Ammonia 100 ton
7. Bromine 10 ton
8. Carbon disulphide 200 ton
9. Chlorine 10 ton
10. Diphenil methane di-isocyanate (MDT) 200 ton
11. dst
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
Sangat Beracun
No. Nama Bahan Kimia NAK
1. Aldicarb 100 kg
2. 4-Aminodiphenil 1 kg
3. Amiton 1 kg
4. Anabasine 100 kg
5. Arsenic pentoxide 500 kg
6. Arsenic trioxide 100 kg
7. Arsine ( Arsenic hydride) 10 kg
8. Azinphos – ethyl 100 kg
9. Benzidine 1 kg
10. Beryllium (powder compounds) 10 kg
11. Dst.
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
Sangat Reaktif
No. Nama Bahan Kimia NAK
1. Acethylene 50 ton
2. Ammonium nitrate 500 ton
3. Ethylene oxide 50 ton
4. Ethylene nitrate 50 ton
5. Hydrogen 10 ton
6. Oxygen 500 ton
7. Paracetic Acid (Concent. >60%) 50 ton
8. Propylene Oxide 50 ton
9. Sodium Chlorate 20 ton
10. Dst.
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
Mudah Meledak
No. Nama Bahan Kimia NAK
1. Barium Azide 50 ton
2. Chlorotrinitrobenzene 50 ton
3. Cellulose nitrate (contain.>12.6% nitrogen) 50 ton
4. Cyclotetramethylene-trinitramine 50 ton
5. Diazodinitrophenol 10 ton
6. Diethylene glycol dinitrate 10 ton
7. Hydrazine nitrate 50 ton
8. Lead Azide 50 ton
9. Mercury Fluminate 50 ton
10. Dst
NAK DAPAT PULA DITETAPKAN SBB :

No. Kriteria Bahan Kimia Berbahaya NAK


1. Beracun 10 ton
2. Sangat Beracun 5 ton
3. Reaktif 50 ton
4. Mudah Meledak 10 ton
5. Oksidator 10 ton
6. Cairan Mudah Terbakar 200 ton
7. Cairan Sangat Mudah Terbakar 100 ton
8. Gas Mudah Terbakar 50 ton
POTENSI BAHAYA BESAR

 Apabila :
Kuantitas Bahan Kimia Berbahaya
yang digunakan MELEBIHI atau
LEBIH BESAR dari Nilai Ambang
Kuantitas (NAK)
POTENSI BAHAYA MENENGAH

 Apabila :
Kuantitas Bahan Kimia Berbahaya
yang Digunakan SAMA atau LEBIH
KECIL dari Nilai Ambang Kuantitas
(NAK)
KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS
Persh. Potensi Bahaya Besar
 Mempekerjakan Petugas K3 Kimia :
 Sistem Kerja Non Shift min. 2 orang
 Sistem Kerja Shift min. 5 orang

 Mempekerjakan Ahli K3 Kimia min. 1 orang

 Membuat Dokumen Pengendalian Potensi


Bahaya Besar

 Melaporkan Setiap Perubahan (bahan,


kuantitas, proses dan modifikasi instalasi)
KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS
Persh. Potensi Bahaya Besar

 Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian


Faktor Kimia min. 6 bulan sekali

 Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian


Instalasi min. 2 tahun sekali

 Melakukan Pemeriksaan Kesehatan


Tenaga Kerja min. 1 tahun sekali
KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS
Persh. Potensi Bahaya Menengah
 Mempekerjakan Petugas K3 Kimia :
 Sistem Kerja Non Shift min. 1 orang
 Sistem Kerja Shift min. 3 orang

 Membuat Dokumen Pengendalian Potensi


Bahaya Menengah

 Melaporkan Setiap Perubahan (bahan,


kuantitas, proses dan modifikasi instalasi)
KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS
Persh. Potensi Bahaya Menengah

 Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian


Faktor Kimia min. 1 tahun sekali

 Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian


Instalasi min. 3 tahun sekali

 Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga


Kerja min. 1 tahun sekali
DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI
BAHAYA BESAR
Berisikan :
 Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian
Risiko
 Kegiatan Tehnis, Rancang Bangun, Konstruksi,
Pemilihan Bahan Kimia, Pengoperasian dan
Pemeliharaan Instalasi
 Kegiatan Pembinaan Tenaga Kerja
 Rencana dan Prosedur Penanggulangan Keadaan
Darurat
 Prosedur Kerja Aman
DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI
BAHAYA MENENGAH
Berisikan :
 Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian
Risiko

 Kegiatan Tehnis, Rancang Bangun, Konstruksi,


Pemilihan Bahan Kimia, Pengoperasian dan
Pemeliharaan Instalasi

 Kegiatan Pembinaan Tenaga Kerja

 Prosedur Kerja Aman


PETUGAS K3 KIMIA
Kewajiban :

 Melakukan Identifikasi Bahaya


 Melaksanakan Prosedur Kerja Aman
 Melaksanakan Prosedur
Penanggulangan Keadaan Darurat
 Mengembangkan K3 Bidang Kimia
PETUGAS K3 KIMIA
Persyaratan Penunjukan :
 Bekerja pada Perusahaan ybs.
 Tidak Dalam Masa Percobaan
 Hubungan Kerja Tidak Didasarkan PKWT
( Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)
 Telah Mengikuti Tehnis K3 Kimia
 Pengajuan Permohonan Tertulis dari
Pengusaha atau Pengurus kpd Menteri
atau Pejabat yg Ditunjuk
PETUGAS K3 KIMIA
Lampiran Permohonan Penunjukan :
 Daftar Riwayat Hidup
 Surat Keterangan Berbadan Sehat dari Dokter
 Surat Keterangan Pernyataan Bekerja Penuh
dari Perusahaan ybs.
 Fotocopy Ijazah atau STTB terakhir
 Sertifikat Kursus Tehnis Petugas K3 Kimia
PETUGAS K3 KIMIA
Kurikulum Kursus Tehnis
No. Kurikulum
I. KELOMPOK UMUM

1. Kebijakan Pemerintah di bidang K3


2. Perat. Peruu di bidang K3
3. Peraturan ttg Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
PETUGAS K3 KIMIA
Kurikulum Kursus Tehnis
No. Kurikulum
II. KELOMPOK INTI
1. Pengetahuan Dasar Bhn Kimia Berbahaya
2. Penyimpanan & Penanganan Bhn Kimia Berbahaya
3. Prosedur Kerja Aman
4. Prosedur Penanganan Kebocoran & Tumpahan
5. Penilaian & Pengendalian Risiko Bhn Kimia Berbahaya
6. Pengendalian Lingkungan Kerja
7. PAK yg Disebabkan Faktor Kimia & Cara Pencegahannya
8. Rencana dan Prosedur Tanggap Darurat
9. Lembar Data Kesekamatan Bahan dan Label
10. Dasar-Dasar Toksikologi
11. P3K
PETUGAS K3 KIMIA
Kurikulum Kursus Tehnis

No. Kurikulum
III. KELOMPOK PENUNJANG

1. Peningkatan Aktivitas P2K3


2. Studi Kasus
3. Kunjungan Lapangan
4. Evaluasi
AHLI K3 KIMIA
Kewajiban :
 Membantu Mengawasi Pelaksanaan
Peraturan Perundangan K3 Kimia

 Memberikan Laporan kpd Menteri atau


Pejabat yg Ditunjuk ttg Hasil Pelaksanaan
Tugas

 Merahasiakan Segala Keterangan yg


Berkaitan dgn Rahasia Perusahaan
AHLI K3 KIMIA
Kewajiban :
 Menyusun Program Kerja Pengendalian
Bahaya

 Melakukan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan


Pengendalian Risiko

 Mengusulkan Pembuatan Prosedur Kerja


Aman dan Penanggulangan Keadaan
Darurat kpd Pengusaha atau Pengurus
Asbes
Ref. Permennaker No. Per. 03/Men/1985
• Internasional/Global
Pengawasan Penggunaan Asbes di tempat kerja
Pelaksanaan pengawasan penggunaan asbes belum berjalan optimal
› 7.000 pekerja langsung terpapar dengan asbes
Dalam jangka panjang akan cenderung terkena “kanker”
Sangat terkait dengan HDI Indonesia
Kecenderungan negara maju mengekspor bahan berbahaya (termasuk
asbes) kenegara berkembang
Kebijakan di Indonesia :
- PP No. 74 tahun 2001
- Per. Menaker No. 03/PER/1985
- Rotterdam Convention

Upaya yang dilakukan


Meningkatkan pengawasan
Memberikan bimbingan teknis kepada Peg.Pengawas dan TK
Penggunaan Asbes
Imported Asbestos (Chrysotile) and countries of origin (2001-2004)

2004
Country Origin 2001 2002 2003
(Jan-Apr)
Africa 7.475 Mt 8.570 Mt 6.290 Mt 3.180 Mt
Brazil 4.980 Mt 5.336 Mt 5.928 Mt 6.300 Mt
Canada 21.438 Mt 18.634 Mt 10.420 Mt 4.470 Mt
Greece 656 Mt
Hungary 133 Mt
Russia 7.868 Mt 10.155 Mt 10.420 MT 5.300 Mt
Poland 1.252 Mt 230 Mt 137 Mt
USA 833 Mt
Other
(Germany,Japan,Hollan 1.068 Mt 969 Mt
d,China,Taiwan,Turkey)
Total 45.047 Mt 43.082 Mt 33.929 Mt 20.219 Mt
Penggunaan Asbes di Indonesia

Use of Chrysotile asbestos per-year in Indonesia


Use of chrysotile
Types of product No. of worker
Ton/year
1. Asbestos Roof 57.400 2.134
2. Ceiling, Heat, Insulation, Cone Block 360 590
3. Brake System, Lining, Pads, etc. 200 4.120
4. Others 100 389

Total 58.060 7.233


Pestisida
Ref.
1. PP No. 7 tahun 1973 – Pengawasan Atas
Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan
Pestisida
2. Permenaker No. Per. 03/Men/1986 – Syarat-
syarat Keselamatan Kesehatan Kerja di Tempat
Kerja Yang Mengelola Pestisida
Pestisida
Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta
jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
 Memberantas dan mencegah hama-hama dan penyakit yang
merusak tanaman, bagian tanaman atau hasil-hasil tanaman.
 Memberantas rerumputan
 Mematikan dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
 Mengatur dan merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian
tanaman tidak termasuk pupuk, hewan piaraan dan ternak.
 Memberantas atau mencegah binatang-binatang atau jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan.
 Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu
dilindungi dengan penggunaaan pada tanaman, tanah atau air.
PENGENDALIAN BAHAYA BESAR

Bahaya besar ( Major Hazard )


didefinisikan sebagai suatu aktivitas industri
yang menghasilkan atau menggunakan bahan
berbahaya dalam jumlah yang berpotensi
untuk menimbulkan kerusakan luas dan
kematian atau mencederai orang-orang, baik
yang ada di dalam atau di luar pabrik.
PENGENDALIAN BAHAYA BESAR

Pengendalian bahaya besar menyangkut


masalah pencegahan dan pengurangan akibat
kecelakaan besar yaitu kecelakaan yang dapat
membahayakan orang-orang dan harta benda,
tidak saja di perusahaan itu sendiri, tetapi
juga di lingkungan sekeliling perusahaan
tersebut.
Pengendalian Bahaya Besar Meliputi :
1. Kecelakaan besar yang terjadi karena
bencana alam atau ulah manusia:
 Karena kekuatan alam ( gempa bumi, letusan
gunung, banjir, taufan,dll)
 Karena ulah manusia ( kecelakaan kapal laut,
tabrakan kereta api, jebolnya bendungan air,
jatuhnya pesawat terbang)
2. Kecelakaan besar akibat bahan kimia
yang terdiri dari :
 Kebakaran dan peledakan, dan
 Awan beracun
Unsur Sistem Pengendalian
Bahaya Besar (PBB)
1. Tanggungjawab manajemen :
 pabrik telah di setujui dan di beri ijin oleh
instansi yang berwenang
 pabrik baru saja di periksa
 rekomendasi dan persyaratan telah dilaksanakan
 Identifikasi pabrik dengan bahaya
besar:
 Adanya daftar bahan berbahaya
 Jumlah bahan berbahaya
3. Laporan keselamatan kerja:
 Memberikan beberapa pertanyaan spesifik
 Mengirim kuisioner
 Wajib membuat laporan keselamatan

4. Unit pengawasan sentral


Terdiri dari spesialis yang dapat :
 menyelidiki dan meneliti laporan
 memberi petunjuk pada perusahaan
 Membantu para inspektur pabrik
 Memberi kursus atau latihan
 Memberi rencana usulan peraturan
5. Inspektur pabrik yang terlatih
 Tugas mencek tempat kerja di perusahaan
sesuai laporan keselamatan yang di sampaikan

6. Syarat-syarat perundangan
 Harus dilaksanakan
Syarat-syarat Utama Sistem PBB
A. Tenaga Kerja
 Inspektur pemerintah
 Kelompok tenaga ahli
 Komite penasihat
B. Peralatan
 Sistem komputer
 Peralatan teknik yang digunakan dalam
situasi darurat
C. Sumber- sumber informasi
 Menentukan informasi yang di butuhkan
untuk membentuk sistem PBB.
Rencana Keadaan Darurat
Rencana Keadaan Darurat adalah suatu alat
untuk meningkatkan keselamatan.

1. Tujuan dari rencana darurat untuk :


a. melokalisir setiap keadaan darurat
b. Mengurangi seminimal mungkin pengaruh yang
membahayakan manusia, harta benda dan lingkungan

2. Tanggung jawab perusahaan terhadap


usaha rencana keadaan darurat :
a. Instalasi/plant/storage dibuat sesuai standar
b. Usahakan prosedur pekerjaan rutin dan
pemeliharaan dilakukan secara benar
c. Menilai kejadian yang mengakibatkan keadaan bahaya
d. Menilai bahaya yang mungkin diderita oleh orang
dalam pabrik atau diluarnya.

3. Pengaturan rencana keadaan darurat terdiri


dari identifikasi dan analisa bahaya:
Analisa terhadap kecelakaan yang kemungkinan terjadi
harus menunjukkan :
a. Kejadian terburuk
b. Arah aluran peristiwa
Sanitasi Lingkungan
Sanitasi adalah usaha kesehatan yang
menitikberatkan pada pengawasan terhadap
berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi
atau mungkin mempengaruhi derajat kesehatan
manusia.

Tujuan upaya sanitasi lingkungan:


1. Melakukan koreksi, yakni memperkecil dan
memodifikasi terjadinya bahaya dari lingkungan
2. Melakukan pencegahan, dalam arti mengefisienkan
pengaturan sumber-sumber lingkungan
Pengolahan Sampah

Meliputi 3 tahapan :
1. Penyimpanan (refuse storage)
2. Pengumpulan (refuse collection)
3. Pembuangan (refuse disposal)
Sistem Pembuangan Limbah
1. Hog Feeding : penggunaan sampah jenis garbage
u/ makanan ternak
2. Inceneration : pembakaran secara besar-besaran
3. Sanitary landfill
4. Composting
5. Discharge to sewers
6. Dumping
7. Dumping in water
8. Landfill
9. Individual incineration
10. Recycling
11. Salwaging
Alat Pelindung Diri (APD)

1. Pengertian APD
2. Jenis-jenis APD
3. Syarat-syarat APD
4. Pemeliharaan dan penggunaan APD
TERIMA KASIH ...

Anda mungkin juga menyukai