Anda di halaman 1dari 9

K3 PADA PENGGUNAAN BAHAN

KIMIA BERBAHAYA
By
Admin K3
-
December 12, 2016
0
1800

Share on Facebook

Tweet on Twitter

K3 PADA PENGGUNAAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA


K3 PADA PENGGUNAAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Pada artikel sebelumnya kita telah membahas beberapa rangkuman tentang alat pengukur
yang sering digunakan di perusahaan-perusahaan yang mana sebagai ahli k3 harus dan wajib
mengetahuinya baca disini 6 ALAT PENGUKUR AHLI K3 HARUS TAU.

Di artikel berikut ini kita akan sedikit mebahas tentang K3 Pada Penggunaan Bahan Kimia
Berbahaya, Berikut ulasannya.

Sebelum jauh membahas perlu diketahui bahwa untuk bahan kimia berbahaya ini terdapat
dasar hukum yang mengaturnya yaitu :

1. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I.No.Kep.187/MEN/1999 tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
3. Keputusan Dirjen PPK No.Kep.84/PPK/X/2012 tentang tata cara Penyusunan
Document Pengendalian Potensi Bahaya Besar dan Menengah.

Mari Kita mulai pembahasannya, kita mulai dari penjelasan dibawah ini :

BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang
berdasarkan sifat kimia, fisika ataupun toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi
dan lingkungan.

NILAI AMBANG KUANTITAS

Biasanya disebut dengan NAK adalah standart kuantitas bahan kimia berbahaya untuk
menetapkan potensi bahaya bahan kimia tempat kerja.

LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (LDKB)

LDKB adalah lembar petunjuk yang berisikan informasi tentang sifat fisika, kimia dari bahan
berbahaya, jenis bahaya yang dapat ditimbulkan, cara penanganan dan tindakan khusus yang
berhubungan dengan keadaan darurat dalam penanganan bahan berbahaya.

LABEL

Adalah pemberian tanda berupa gambar/symbol, huruf/tulisan, kombinasi keduanya atau


bentuk pernyataan lain yang disertakan pada bahan berbahaya, dimasukkan kedalam,
ditempelkan, atau terdapat di kemasan bahan berbahaya tersebut.

SISTEM HARMONISASI GLOBAL (GLOBAL HARMONIZED SYSTEM)

Selanjutnya disebut GHS, adalah suatu pendekatan umum atau logis yang terharmonisasi
secara global untuk mendefinisikan dan mengklarifikasikan bahaya bahan kimia serta
mengkomunikasikan informasi tersebut pada label dan lembar data keselamatan bahan
kimia/LDKB (Material Safety Data Sheet/MSDS).
DOCUMENT PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA (DPPB)

DPPB adalah document berupa laporan tertulis yang memuat informasi teknis, manajement,
dan oprasional mencakup potensi bahaya dan risiko dari suatu instalasi dan pengendalian
serta prosedur keselamatan instalasi.

Berikut ulasan tentang bagaimana mempersiapkan LDKB dan Label.

Apabila perusahaan menggunakan, menyimpan, memakai, memproduksi bahan kimia di


tempat kerja, maka pengusaha wajib melakukan pengendalian bahan kimia berbahaya di
tempat kerja. Pengendalian yang dimaksud antara lain dengan menyediakan lembar data
keselamatan bahan (LDKB) dan label.

LEMBAR DATA KESELAMATAN KERJA BAHAN (LDKB), meliputi keterangan


sebagai berikut :

o Identitas Bahan dan Perusahaan


o Komposisi Bahan
o Identifikasi Bahaya
o Tindakan P3K
o Tindakan Penanggulangan Kebakaran
o Tindakan Mengatasi Kebocoran dan Tumpahan
o Penyimpanan dan Penanganan Bahan
o Pengendalian Pemajanan dan Alat Pelindung Diri
o Sifat Fisika dan Kimia
o Stabilitas dan Reaktifitas Bahan
o Informasi toksikologi
o Informasi Ekologi
o Pembuangan Limbah
o Pengangkutan Bahan
o Informasi Pertaruan Perundang-undangan yang berlaku
o Informasi lain yang diperlukan

LABEL HARUS DILETAKKAN DITEMPAT YANG MUDAH DIKETAHUI OLEH TENAGA


KERJA DAN PENGAWAS KETENAGAKERJAAN, YANG ISINYA MELIPUTI
KETERANGAN SEBAGAI BERIKUT :

o Nama Produk
o Identitas Bahaya
o Tanda Bahaya dan Artinya
o Uraian risikio dan penanggulangannya
o Tindakan pencegahan
o Instruksi dalam hal terkena dan terpapar
o Intruksi kebakaran
o Intruksi tumpahan dan bocoran
o Intruksi pengisian dan penyimpanan
o Referensi nama, alamat dan nomor telpon pabrik pembuat dan atau distributor.
o Berikut ini contoh klasifikasi dari bahan kimia dan symbol bahaya yang sesuai yang
dipakai di Negara masyarakat eropa.
Contoh Klasifikasi dai bahan kimia dan simbol berbahaya
Sumber Google

SISTEM Harmonisasi Global (Global Harmonized System)

PBB telah mengembangkan system GHS tentang klasifikasi dan lebel bahaya bahan kimia.
Idenya adalah bahwa setiap Negara akan mengadopsi label yang sama, meskipun hal ini
teidak wajib namun ide ini telah di adopsi di 67 negara sejauh ini termasuk Negara-negara
Uni Eropa, Cina, Amerika Serikat, Kanada Uruguay, Paraguay, Vietnam, Singapore, Nigeria,
Ghana, Federasi Rusia dan banyak lainnya.

Di Indonesia sendiri selain lembar data keselamatan, penyedian pelabelan bahan kimia
merupakan salah satu kewajiban pengusaha/pengurus dalam pengendalian bahan kimia di
tempat kerja. Adapun lembar data keselamatan bahan dan pelabelan beserta klasifikasi
bahaya bahan kimia yang berdasarkan system global harmonisasi telah juga diadopsi oleh
pemerintah Indonesia dan memberlakukan dengan Peraturan Mentri Perindustrian Nomor
87/M-IND/PER/9/2009 tentang GHS klasifikasi dan label pada bahan kimia. Penerapan GHS
diberlakukan secatra wajib untuk bahan kimia tunggal dan secara sukarela untuk bahan kimia
campuran. Selanjutnya guna untuk menghindari perbedaan klasifikasi dan pelabelan yang
dapa mengahambat kelancaran serta perdagangan maupun pengamanan bahan kimia, maka
perlu diatur kembali system GHS yang diatur dalam Peraturan Mentri Perindustrian Nomor
87/M-IND/PER/9/2009 dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 23/M-
IND/PER/4/2013 tentang perubahan Atas Peraturan yang pertama tentang Sistem
Harmonisasi Global.

KLASIFIKASI DAN LEBEL PADA BAHAN KIMIA.

Klasisifikasi bahan kimia meliputi :

BAHAN FISIK :

o Ekplosif
o Gas mudah menyala (termasik gas yang tidak stabil secara kimiawi)
o Aerosol
o Gas pengoksidasi
o Gas dibawah tekanan
o Cairan mudah terbakar
o Padatan mudah menyala
o Bahan kimia tunggal dan campuran yang dapat bereaksi sendiri
o Cairan piroforik
o Padatan piroforik
o Bahan kimia tunggal atau campuran yang menimbulkan panas sendiri
o Bahan kimia tunggal atau campuran yang apabila kontak dengan air melepaskan gas
mudah menyala
o Cairan pengoksidasi
o Padatan pengoksidasi
o Peroksida organic
o Korosif terhadap logam

BAHAYA KESEHATAN :

o Toksisitas akut
o Korosi/iritasi kulit
o Kerusakan mata serius/iritasi pada mata
o Sensitasi saluran pernapasan/kulit
o Mutagenitas sel
o Karsinogenesis
o Toksisitas terhadap reproduksi
o Toksisitas pada organ sasaran spesifik karena paparan tunggal
o Toksisitas pada organ sasaran spesifik karena paparan berulang
o Bahaya aspirasi

BAHAYA LINGKUNGAN :

o Bahaya akuatik akut atau jangka pendek


o Bahaya akuatik kronik atau jangka panjang
o Barbahaya terhadap lapisan ozon

APA YANG HARUS DILAKUKAN/DIGUNAKAN UNTUK DAPAT


MENGENDALIKAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA INI DI DALAM LINGKUNGAN
KERJA :

LEMBAR DATA KESELAMATAN (SAFETY DATA SHEET/SDS)

Meliputi ;

o Identifikasi bahan kimia dan pemasoknya


o Identifikasi bahaya
o Komposisi/informasi mengenai bahan baku dalam produk
o Tindakan pertolongan pertama
o Tindakan pemadaman kebakaran
o Tindakan penanganan kecelakaan tumpahan
o Penanganan dan penyimpanan
o Control paparan/perlindungan diri
o Sifat fisika dan kimia
o Stabilitas dan reaktivitas
o Informasi toksikologi
o Informasi ekologi
o Pembuangan limbah
o Pengangkutan bahan
o Informasi pertaturan perundang-undangan yang berlaku
o Informasi lain yang diperlukan

LABEL, meliputi ;

o Kata-kata peringatan
o Pernyataan bahaya
o Peringatan kehati-hatian
o Pictogram
o Identitas bahan kimia
o Identitas produsen dan/atau pemasok atau importer

Penulisan LDK dan label wajib menggunakan bahasa di Negara masing-masing dan dapat
disertai dengan bahasa Internasional yang digunakan bahas resmi dalam PBB.

Piktogram GHS Sumber Google

PENETAPAN POTENSI BAHAYA INSTALASI/FASILITAS

Didalam hal ini pengurus wajib menyampaikan daftar nama, sifat dan kuantitas bahan kimia
di tempat kerja ke Disnaker setempat guna mendapatkan penetapan kategori potensi bahaya
perusahaan atau industri yang bersangkutan.

PETUGAS K3 DAN AHLI K3 KIMIA.


Perusahaan atau industry yang mempergunakan bahan kimia berbahaya dengan melebihi
NAK wajib memiliki petugas K3 Kimia sekurang-kurangnya 2 orang apabila system kerja
non shift dan sekurang-kurangnya 5 orang apabila system kerja shift. Selain itu harus
memiliki sekurang-kurangnya ahli K3 Kimia.

Perusahaan atau indistri yang mempergunakan bahan kimia berbhaya dibawah NAK wajib
memiliki petugas K3 Kimia sekurang-kurangnya 1 orang apabila system kerja no sift dan
sekurang-kurangnya 3 orang apabila system kerja sift.

DOKUMENT PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA BESAR/MENENGAH

Perusahaan yang dikategorikan memiliki potensi bahaya (besar/menengah) wajib membuat


dokumen pengendalian potensi bahaya tersebut dan disampaikan ke Disnaker setempat untuk
diteliti dan disetujui sebagai acuan pengawasan pelaksanaan K3 ditempat kerja. Dokumen
pengendalian potensi bahaya besar meliputi :

o Indentifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko


o Kegiatan tehnis, rancangan Bangun, kontruksi, pemilihan bahan kimia, pengoperasian
dan pemeliharaan instalasi
o Kegiatan pembinaan tenaga kerja
o Rencana dan prosedur penganggulangan keadaan darurat
o Prosedur kerja aman

Dokument pengendalian potensi bahaya menengah memuat :

o Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko


o Kegiatan tehnis, rencang Bangun, konstruksi, pemilihan bahan kimia, pengoperasian
dan pemeliharaan instalasi
o Kegiatan pembinaan tenaga kerja
o Prosedur kerja aman

PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN FAKTOR KIMIA DI TEMPAT KERJA

Perusahaan yang dikategorikan mempunyai bahaya besar wajib melakukapemerikasaan dan


pengujian factor kimia di tempat kerja sekurang-kurangnya 6 bulan sekali.

Perusahaan yang dikategorikan mempunyai bahaya menengah wajib melakukan pemeriksaan


dan pengujian factor kimia di tempat kerja sekurang-kurangnya sekali setahun.

Pemeriksaan dan pengujian factor kimia tersebut dapat dilakukan oleh pusat keselamatan dan
kesehatan kerja, balai keselamatan dan kesehatan kerja, serta balai hiperkes dan keselamatan
kerja atau pihak-pihak lain yang ditunjuk mentri, yang kemudian dipergunakan sebagai acuan
dalam melakukan pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja.

PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN INSTALASI DI TEMPAT KERJA

Perusahaan yang dikategorikan mempunyai bahaya besar wajib melakukan pemeriksaan dan
penguji instalasi di tempat kerja sekurang-kurangnya 2 tahun sekali.
Perusahaan yang dikategorikan mempunyai bahaya menengah waji b melakuka pemeriksaan
dan pengujian instalasi di tempat kerja sekurang-kurangnya 3 tahun sekali.

PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA

Perusahaan yang dikategorikan mempunyai bahaya besar atau bahaya menengah wajib
melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sekurang-kurangnya satu tahun sekali.

Pada dasarnya Bahan Kimia berbahaya dapat ditangani sebelum menimbulkan kecelakaan
kerja yang tentu saja tidak kita inginkan. Dengan beberapa informasi diatas semoga bisa
dijadikan salah satu sumber referensi buat rekan-rekan semuanya. Nantikan artikel
selanjutnya dan selalu ikuti social media kita yang akan update mengenai dunai K3 Pastinya.

Nantikan artikel selanjutnya yaitu tentang K3 PADA PENGGUNAAN BAHAN KIMUA


KHUSUSNYA PESTISIDA.

Silahkan jika artiel ini ingin di SHARE sebanyak-banyaknya bahkan ditunggu KOMENT nya
juga untuk artikel apalagi yang harus dimunculkan, dan juga monggo bagi yang ingin
COPAST jangan lupa cantumkan sumber nya ya J

Wassalamualaikum,

SALAM SAFETY

Baca Juga :

Contoh Laporan P2K3

Cara Pembuatan P2K3

Tugas dan Kewajiban Ahli K3

Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Advirtsment,

BOOKING NOW
Training Ahli K3 Umum Depnaker

Anda mungkin juga menyukai