PENGGUNAAN BAHAN

KIMIA
DI LINGKUNGAN KERJA PENGGUNAAN BAHAN KIMIA TERBAGI
ATAS :
INDUSTRI KIMIA,
YAITU INDUSTRI YANG MENGOLAH DAN MENGHASILKAN
BAHAN-BAHAN KIMIA,
INDUSTRI PUPUK, ASAM SULFAT, SODA, BAHAN PELEDAK,
PESTISIDA,
CAT, DETERJEN, DAN LAIN-LAIN.
INDUSTRI PENGGUNA BAHAN KIMIA,
YAITU INDUSTRI YANG MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA SEBAGAI
BAHAN PEMBANTU PROSES,
INDUSTRI TEKSTIL, KULIT, KERTAS, PELAPISAN LISTRIK,
PENGOLAHAN LOGAM, OBAT-OBATAN DAN LAIN-LAIN.
LABORATORIUM,
YAITU TEMPAT KEGIATAN UNTUK UJI MUTU, PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN SERTA PENDIDIKAN.
KEGIATAN LABORATORIUM BANYAK DIPUNYAI OLEH INDUSTRI,
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PERUSAHAAN JASA,
RUMAH SAKIT DAN PERGURUAN TINGGI.
PENGARUH BAHAN KIMIA TERHADAP
K3
EFEK
TERHADAP
JENIS
KEJADIAN
TINGKAT
RISIKO
KESELAMATAN KEBAKARAN,
PELEDAKAN,
KERACUNAN
AKUT
RINGAN,
BESAR, AMAT
BESAR
KESEHATAN KERACUNAN
KRONIS
PENYAKIT
JANGKA
PANJANG
Soemanto Imamkhasani, 1987
TINGKAT BAHAYA
INDUSTRI KIMIA
PENGOLAH DAN
PRODUKSI BAHAN KIMIA
PENGGUNA AKHIR
B
A
H
A
Y
A

T
E
R
H
A
D
A
P

K
E
S
E
L
A
M
A
T
A
N

B
A
H
A
Y
A

T
E
R
H
A
D
A
P

K
E
S
E
H
A
T
A
N

BERBAHAYA TERHADAP
KESEHATAN
BERBAHAYA JIKA MASUK KE TUBUH
MANUSIA
UDARA PERNAFASAN
KONTAK KULIT
ACCIDENTAL INGESTION (TERTELAN)
DI UDARA TEMPAT KERJA BERUPA
KONTAMINAN ATAU PENCEMAR
GAS, UAP, ASAP, FUMES, KABUT DAN
DEBU

GANGGUAN KESEHATAN
GANGGUAN TARGET ORGAN/GEJALA CONTOH
KERACUNAN SISTEMIK SISTEM KERJA ORGAN TUBUH BENZENA, CADMIUM, TIMAH
HITAM
GANGGUAN NAFAS BAGIAN
ATAS
ALAT PERNAFASAN ATAS NH3, SO2, FORMALDEHIDE
GANGGUAN PARU PARU-PARU NO2, KLOR
ASPIKSIAN SEDERHANA SESAK NAFAS/KURANG
OKSIGEN
N2, CO2, METAN, ASETILEN
ASPIKSIAN KIMIA SESAK NAFAS KARENA KIMIA CO, HCN
PEMBIUSAN SUSUNAN SYARAF PUSAT KLOROFORM, ETANOL,
ASETON, TOLUEN
SENSITISASI ALERGI EPOKSI, DIISOSIANAT,
KANKER ZAT KARSINOGENIK MASUK KE
TUBUH
POLIAROMATIK, BENZENE,
NITROGEN ORGANIK
PNEUMOCONIOSIS TERJEBAK BAHAN KIMIA
DALAM PARU
ASBES, SILIKA
BATAS KETERPAAN (NAB)
BATAS KONSENTRASI SUATU GAS, UAP ATAU
AEROSOL DI LINGKUNGAN KERJA DI MANA
TENAGA KERJA DAPAT TERPAPAR TANPA
MENDAPATKAN GANGGUAN KESEHATAN
KETERPAAN MELALUI PERNAFASAN,
DIKEMBANGKAN JUGA KETERPAAN BIOLOGIS
NAB DI INDONSEIA BERARTI BATAS
KONSENTRASI SUATU ZAT DALAM UDARA YANG
BOLEH ADA DAN TIDAK MENIMBULKAN
GANGGUAN KESEHATAN BAGI TENAGA KERJA
YANG BEKERJA SELAMA 8 JAM SEHARI ATAU 40
JAM SEMINGGU
SATUAN KONSENTRASI DI UDARA
MG/M3 = MILIGRAM BAHAN PER METER
KUBIK UDARA
PPM = PART PER MILION ATAU SATU
BAGIAN PER SEJUTA ATAU
CM3 GAS ATAU UAP PER
METER KUBIK UDARA
KONVERSI = MG/M3 = PPM x
BM/24,5
SERAT/M3 = JUMLAH SERAT PER
METER KUBIK UDARA
GANGGUAN KESELAMATAN
JENIS BAHAYA POINT PENTING CONTOH
KEBAKARAN BATAS KONSENTARSI
BAWAH (LFL ATAU LEL)
METANOL 6 %
BATAS KONSENTRASI
ATAS (UFL ATAU UEL)
METANOL 36,5 %
PELEDAKAN TITIK NYALA (FLASH
POINT), TITIK BAKAR
(IGNITION POINT)
ETER -45
o
C DAN 180
Oc

MAKIN LEBAR LFL DAN UFL MAKIN MUDAH KECENDERUNGAN SUATU ZAT
UNTUK TERBAKAR
KLASIFIKASI UMUM
BAHAN KIMIA BERACUN
BAHAN KIMIA YANG DAPAT MENYEBABKAN
BAHAYA TERHADAP MANUSIA ATAU
MENYEBABKAN KEMATIAN APABILA
TERSERAP TUBUH MELALUI PERNAFASAN,
TERTELAN ATAU LEWAT KONTAK KULIT
CONTOH BAHAN KIMIA BERACUN
JENIS ZAT BERACUN JENIS BAHAN AKIBAT KERACUNAN DAN GANGGUAN
1. LOGAM/METALOID Pb (TEL, PbCO3)
Hg (ORGANIK DAN AN ORGANIK)
CADMIUM
KROM
ARSEN
FOSFOR
SYARAF, GINJAL DAN DARAH
SYARAF, GINJAL
HATI, GINJAL DAN DARAH
KANKER
IRITASI, KANKER
METABOLISME KARBOHIDRAT, LEMAK DAN PROTEIN
2. BAHAN PELARUT HIDROKARBON ALIFATIK (BENSIN DAN MINYAK
TANAH)
HIDROKARBON TERHALOGENASI (KLOROFORM, CCL4)
ALKOHOL (ETANOL, METANOL)
GLIKOL
PUSING DAN KOMA
HATI DAN GINJAL

SYARAF PUSAT, LEUKEMIA DAN SAL PENCERNAAN
GINJAL, HATI DAN TUMOR
3. GAS-GAS BERACUN ASPIKSIAN SEDERHANA (N3, ARGON, HELIUM)
ASPIKSIAN KIMIA (ASAM SIANIDA; HCN)
ASAM SULFIDA; H2S)

KARBON MONOKSIDA (CO)
NITROGEN OKSIDA (NOX)
SESAK NAFAS, KURANG OKSIGEN
PUSING, SESAK NAFAS
SESAK NAFAS, KEJANG, HILANG KESADARAN
SESAK NAFAS, OTAK DAN JANTUNG, SYARAF, HILANG
KESADARAN
SESAK NAFAS, IRITAN, KEMATIAN
4. KARSINOGEN BENZENA
ASBES
BENSIDIN
KROM
NAFTIL AMIN
VINIL KLORIDA
LEUKIMIA
PARU PARU
KANDUNG KENCING
PARU PARU
PARU PARU
HATI, PARU PARU, SSP DAN DARAH
5. PESTISIDA ORGANOKLORIN
ORGANOFOSFAT
PUSING, KEJANG, HILANG KESADARAN,
KEMATIAN
KLASIFIKASI ZAT BERACUN
MENURUT LD50
KLAS ZAT BERACUN LD50 (MG/KG) CONTOH
6. RACUN SUPER < 5 NIKOTIN
5. AMAT SANGAT
BERACUN
5 50 TIMBAL ARSENAT
4. AMAT BERACUN >50 500 HIDROKINON
3. BERACUN SEDANG > 500 5000 ISOPROPANOL
2. SEDIKIT BERACUN > 5000 15000 ASAM SORBAT
1. TIDAK BERACUN > 15000 PROPILEN GLIKOL
BAHAN KIMIA KOROSIF

KOROSIF PADAT, BAHAYA
TIMBUL JIKA KONTAK
DENGAN KULIT ATAU MATA
ANORGANIK
ORGANIK
NAOH, KOH
ASAM TRIKLORASETAT
KOROSIF CAIR,
KONTAK KULIT ATAU MATA
MENYEBABKAN PROSES
PELARUTAN ATAU
DENATURASI PROTEIN
ANORGANIK

ORGANIK
ASAM SULFAT, NITRAT,
KLORIDA
ASAM FORMAT, CUKA,
CS2

KOROSIF GAS,
TERHIRUP DAN MERUSAK
SALURAN NAFAS
GAS AMAT LARUT
DALAM AIR
GAS KELARUTAN
SEDANG
GAS KELARUTAN
KECIL
AMONIAK, KLORIDA,
FORMALDEHIDE
SO2, KLOR, BROM

OZON, FOSGEN, NOX
BAHAN KIMIA MUDAH TERBAKAR
1 ZAT PADAT MUDAH TERBAKAR BELERANG, FOSFOR, KAPAS,
KERTAS, HIDRIDA LOGAM
2 ZAT CAIR MUDAH TERBAKAR PELARUT ORGANIK ; ETER,
ALKOHOL, ASETON, BENZENA,
HEKSAN
3 GAS MUDAH TERBAKAR GAS ALAM, HIDROGEN,
ASETILEN, ETILEN OKSIDA
BAHAN KIMIA EKSPLOSIF
DIBUAT UNTUK TUJUAN
PELEDAKAN
TNT (TRINITROTOLUEN),
NITROGLISERIN, AMONIUM NITRAT
EKSPLOSIF KARENA TIDAK
STABIL ATAU REAKTIF
ASETILEN, DIAZO, NITROZO, NITRO,
PEROKSIDA DLL
DEBU DAN CAMPURAN
EKSPLOSIF
DEBU KARBON BATUBARA; DIAZO
ZAT WARNA; MAGNESIUM BAJA
KCLO3, NaNO3 DALAM KARBON DAN
BELERANG
ASAM NITRAT DAN ETANOL
KALIUM PERMANGANANT DAN
GLISEROL
BAHAN KIMIA OKSIDATOR

OKSIDATOR
ORGANIK
PERMANGANAT,
PERKLORAT, DIKROMAT,
HIDROGEN PEROKSIDA,
PERSULFAT
PEROKSIDA
ORGANIK
BENSIL PEROKSIDA,
ASETIL PEROKSIDA,
ETEROKSIDA, ASAM
PERASETAT
BAHAN REAKTIF TERHADAP AIR
BAHAN KIMIA DAPAT BEREAKSI HEBAT
DENGAN AIR, DAPAT MELEDAK ATAU
TERBAKAR
MISALNYA :
ALKALI (NA, K) DAN ALKALI TANAH (Ca)
LOGAM OKSIDA ANHIDRAT
LOGAM HALIDA ANHIDRAT
BAHAN REAKTIF TERHADAP ASAM
BAHAN KIMIA DAPAT BEREAKSI HEBAT
DENGAN AIR, DAPAT MELEDAK ATAU
TERBAKAR JUGA REAKTIF TERHADAP ASAM
MISALNYA :
KALIUM KLORAT/PERKLORAT
KALIUM PERMANGANAT
ASAM KROMAT
GAS BERTEKANAN

GAS PENGGUNAAN BAHAYA
ASETILEN GAS BAKAR MUDAH TERBAKAR,
ASPIKSIAN
AMONIAK BAHAN BAKU BERACUN
ETILEN OKSIDA STERILISASI BERACUN DAN MUDAH
TERBAKAR
HIDROGEN HIDROGENASI, GAS
CARRIER
MUDAH TERBAKAR,
ASPIKSIAN
NITROGEN GAS PENCUCI, MEMBUAT
UDARA INERT
ASPIKSIAN
KLOR KLORINASI BERACUN, KOROSIF
VINIL KLORIDA PRODUKSI PLASTIK BERACUN, MUDAH
TERBAKAR
BAHAN KIMIA BERBAHAYA
BAHAN KIMIA BERBAHAYA ADALAH
BAHAN KIMIA DALAM BENTUK
TUNGGAL ATAU CAMPURAN YANG
BERDASARKAN SIFAT KIMIA DAN ATAU
FISIKA DAN ATAU TOKSIKOLOGI
BERBAHAYA TERHADAP TENAGA KERJA,
INSTALASI DAN LINGKUNGAN
(KEP.187/MEN/1999)
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI BAHAN KIMIA
BERBAHAYA DIDASARKAN PADA :
KARAKTERISTIK BAHAN
BAHAYA BAHAN
EFEK BAGI KESEHATAN DAN
LINGKUNGAN
KOMPATIBILITAS BAHAN
TRANSPORTASI BAHAN
HAZARDS COMUNICATION SYSTEM
KLASIFIKASI JENIS BAHAYA SUB KLASIFIKASI/PENGELOMPOKAN
BAHAYA FISIK BAHAYA KEBAKARAN CAIRAN MUDAH TERBAKAR, AEROSOL
MUDAH MENYALA, GAS MUDAH MENYALA,
CAIRAN MUDAH MENYALA, PADATAN MUDAH
MENYALA, OKSIDATOR, BAHAN PYROPORIC
BAHAYA PELEDAKAN GAS BERTEKANAN, BAHAN PELEDAK
BAHAYA REAKTIF PEROKSIDA ORGANIK, BAHN RAKTIF YANG
TIDAK STABIL, BAHAN REAKTIF DENGAN AIR
BAHAYA KESEHATAN

BAHAYA AKUT KOROSIF, IRITAN, SENSITISIZER, BERACUN
SANGAT BERACUN, DLL
BAHAYA KRONIS PENYEBAB KANKER, BERPENGARUH THD
TARGET ORGAN, MIS: HATI, PARU, LIVER,
GINJAL, SSP, REPRODUKSI
WORK HAZARD MATERIAL
INFORMATION SYSTEM (WHMIS)
KLAS NAMA DIVISI
A GAS BERTEKANAN
B BAHAN MUDAH MENYALA DAN MUDAH
TERBAKAR
1. GAS MUDAH MENYALA
2. CAIRAN MUDAH MENYALA
3. CAIRAN MUDAH TERBAKAR
4. PADATAN MUDAH MENYALA
5. AEROSOL MUDAH MENYALA
6. BAHAN REAKTIF MUDAH MENYALA
C BAHAN OKSIDATOR
D BAHAN BERACUN DAN PENYEBAB INFEKSI 1. BAHAN YANG MENYEBABKAN KERACUNAN CEPAT
DAN PARAH
1.1. BAHAN SANGAT BERACUN
1.2. BAHAN BERACUN
2. BAHAN YANG MENYEBABKAN DAMPAK TOKSIK LAIN
2.1. BAHAN SANGAT BERACUN
2.2. BAHAN BERACUN
3. BAHAN PENYEBAB INFEKSI
E BAHAN KOROSIF
F BAHAN REAKTIF BERBAHAYA
KLASIFIKASI PBB
KELAS NAMA
1 EKSPLOSIF ; BAHAN YANG DAPAT MELEDAK
2 GASES ; GAS GAS
3 FLAMMABLE LIQUIDS ; CAIRAN MUDAH MENYALA
4 FLAMMABLE SOLIDS ; PADATAN MUDAH MENYALA
5 OXIDISING SUBSTANCES AND ORGANIC PEROXIDES ; SENYAWA
PENGOKSIDASI DAN PEROKSIDA ORGANIK
6 TOXIC AND INFECTIOUS SUBSTANCES ; SENYAWA BERACUN DAN PENYEBAB
INFEKSI
7 RADIOACTIVE MATERIALS ; BAHAN RADIOAKTIF
8 CORROSIVE SUBSTANCES ; SENYAWA KOROSIF
9 MISCELLANEOUS DANGEROUS SUBSTANCES AND ARTICLES ; SENYAWA DAN
BAHAN BERBAHAYA LAIN
KLASIFIKASI PBB DAN DOT
KELAS NAMA DEVISI
1 BAHAN YANG DAPAT MELEDAK 1.1.BAHAYA LEDAKAN SANGAT BESAR
1.2. BAHAYA MELONTARKAN BAHAN KETIKA TERJADI LEDAKAN
1.3. BAHAYA KEBAKARAN JIKA TERJADI LEDAKAN
1.4. BAHAYA LEDAKAN TANPA PERCIKAN
1.5. LEDAKAN YANG TIDAK SENSITIF
1.6. LEDAKAN YANG SANGAT TIDAK SENSITIF
2 GAS GAS 2.1. GAS MUDAH MENYALA
2.2. GAS TIDAK MUDAH MENYALA
2.3. GAS BERACUN
2.4. GAS KOROSIF
3 CAIRAN MUDAH MENYALA 3.1. TITIK NYALA < -18
o
C
3.2. TITIK NYALA > -18
o
C DAN < 23
O
C
3.3. TITIK NYALA > 23
O
C - 61
O
C
4 PADATAN MUDAH MENYALA 4.1. PADATAN MUDAH MENYALA
4.2. BAHAN MUDAH TERBAKAR SENDIRI (SWA BAKAR)
4.3. BAHAN YANG BERBAHAYA JIKA BASAH
5 SENYAWA PENGOKSIDASI DAN PEROKSIDA
ORGANIK
5.1. OKSIDATOR
5.2. PEROKSIDA ORGANIK
6 SENYAWA BERACUN DAN PENYEBAB INFEKSI 6.1. BAHAN BERACUN
6.2. BAHAN PENYEBAB INFEKSI
7 BAHAN RADIOAKTIF
8 SENYAWA KOROSIF
9 SENYAWA DAN BAHAN BERBAHAYA LAIN
NATIONAL FIRE PROTECTION
AGENCY (NFPA)
0 = MINIMAL
1 = RINGAN
2 = SEDANG
3 = SERIUS
4 = PARAH
OXY = OKSIDATOR
ACID = ASAM
ALK = BASA
COR = KOROSIF
W = JANGAN GUNAKAN AIR
MERAH = BAHAYA
KEBAKARAN
BIRU = BAHAYA
KESEHATAN
KUNING = REAKTIVITAS
KESEHATAN
BAHAYA KESEHATAN
4 = KEMATIAN, PADA KETERPAAN JANGKA
PENDEK; LUKA FATAL MESKIPUN ADA P3K
3 = AKIBAT SERIUS PADA KETERPAAN
JANGKA PENDEK MESKIPUN ADA P3K
2 = KETERPAAN INTENSIF DAPAT
MENIMBULKAN LUKA KECUALI ADA P3K
1 = MENYEBABKAN IRITASI/ SEDIKIT LUKA
MESKIPUN TIDAK ADA P3K
0 = TIDAK BERBAHAYA MESKIPUN KENA API
KEMUDA HAN TERBAKAR
BAHAYA MUDAH TERBAKAR
4 = SEGERA MENGUAP DAN TERBAKAR
DENGAN CEPAT
3 = BAHAN CAIR ATAU PADAT YANG DAPAT
DINYALAKAN PADA SUHU BIASA
2 = BAHAN YANG PERLU SEDIKIT
DIPANASKAN SEBELUM DAPAT DIBAKAR
1 = BAHAN YANG PERLU DIPANASKAN
SEBELUM DAPAT DIBAKAR
0 = BAHAN YANG TIDAK DAPAT TERBAKAR

REAKTIVITAS
BAHAYA REAKTIVITAS
4 = BAHAN YANG MUDAH MELEDAK PADA SUHU
DAN TEKANAN BIASA
3 = BAHAN MUDAH MELEDAK TAPI PERLU
SUMBER PENYEBAB SEPERTI BENTURAN ATAU
SUHU TINGGI
2 = BAHAN TIDAK STABIL, MENGHASILKAN
REAKSI HEBAT NAMUN TIDAK MELEDAK
1 = BAHAN STABIL PADA SUHU NORMAL NAMUN
TIDAK STABIL PADA SUHU TINGGI
0 = BAHN YANG STABIL DAN TIDAK REAKTIF
MESKIPUN KENA API PADA SUHU TINGGI
KRITERIA UTAMA MENGENAL SIFAT BAHAYA
BAHAN KIMIA
NO KRITERIA PENJELASAN
1 NAB BATAS MAKSIMUM KONSENTRASI DI UDARA
TEMPAT KERJA
2 DAERAH KONSENTRASI
MUDAH TERBAKAR
DIBATASI OLEH LEL DAN UEL YAKNI DAERAH
KONSENTRASI SUATU GAS/UAP YANG DAPAT
TERBAKAR
3 TITIK NYALA SUHU DIMANA SUATU PELARUT MEMPUNYAI
UAP PADA PERMUKAANNYA YANG DAPAT
DIBAKAR
4 TITIK BAKAR SUHU DIMANA SUATU ZAT DAPAT TERBAKAR
SENDIRINYA
5 TITIK DIDIH SUHU DIMANA TEKANAN ZAT CAIR SAMA
DENGAN TEKANAN ATMOSFIR,
KECENDERUNGAN ZAT CAIR MENJADI UAP
6 TINGKAT BAHAYA NFPA BAHAYA KESEHATAN, KEMUDAHAN
TERBAKAR DAN REAKTIVITAS
NATIONAL PAINTING AND
COATING ASSOCIATION (NPCA)
APD
A = KACAMATA
KESELAMATAN
B = KACAMATA
DAN SARUNG
TANGAN
C = TUDUNG
MUKA, SARUNG
TANGAN DAN
APRON
D-Z = LAINNYA
MERAH = BAHAYA
KEBAKARAN
BIRU = BAHAYA
KESEHATAN
KUNING = REAKTIVITAS
PP 74 TAHUN 2001
A. MUDAH MELEDAK (EXPLOSIVE);
B. PENGOKSIDASI (OXIDIZING);
C. SANGAT MUDAH SEKALI MENYALA (EXTREMELY FLAMMABLE);
D. SANGAT MUDAH MENYALA (HIGHLY FLAMMABLE);
E. MUDAH MENYALA (FLAMMABLE);
F. AMAT SANGAT BERACUN (EXTREMELY TOXIC);
G. SANGAT BERACUN (HIGHLY TOXIC);
H. BERACUN (MODERATELY TOXIC);
I. BERBAHAYA (HARMFUL);
J. KOROSIF (CORROSIVE);
K. BERSIFAT IRITASI (IRRITANT);
L. BERBAHAYA BAGI LINGKUNGAN (DANGEROUS TO THE
ENVIRONMENT);
M. KARSINOGENIK (CARCINOGENIC);
N. TERATOGENIK (TERATOGENIC);
O. MUTAGENIK (MUTAGENIC).
MUDAH MELEDAK (EXPLOSIVE),

ADALAH BAHAN YANG PADA SUHU DAN
TEKANAN STANDAR (25
0
C, 760 MMHG)
DAPAT MELEDAK ATAU MELALUI REAKSI
KIMIA DAN ATAU FISIKA DAPAT
MENGHASILKAN GAS DENGAN SUHU DAN
TEKANAN TINGGI YANG DENGAN CEPAT
DAPAT MERUSAK LINGKUNGAN DI
SEKITARNYA.

METODE/CARA STANDAR ACUAN INTEPRETASI
DIFFERENTIAL SCANNING
CALORYMETRY (DSC)
ATAU DIFFERENTIAL
THERMAL ANALYSIS (DTA)
2,4-DINITROTOLUENA
ATAU
DIBENZOILPEROKSIDA
NILAI TEMPERATUR
PEMANASAN SUATU
BAHAN
LEBIH BESAR DARI
SENYAWA ACUAN
PENGUJIAN
PENGOKSIDASI
METODE/CARA STANDAR ACUAN INTEPRETASI
METODA UJI PEMBAKARAN PADAT ; AMMONIUM
PERSULFAT
CAIRAN ; LARUTAN
ASAM NITRAT



WAKTU
PEMBAKARAN BAHAN
TERSEBUT SAMA
ATAU LEBIH PENDEK
DARI WAKTU
PEMBAKARAN
SENYAWA STANDAR.
SANGAT MUDAH SEKALI MENYALA
(EXTREMELY FLAMMABLE);
PADATAN MAUPUN CAIRAN YANG MEMILIKI TITIK
NYALA DIBAWAH 0
0
C DAN TITIK DIDIH LEBIH
RENDAH ATAU SAMA DENGAN 35
0
C

SANGAT MUDAH MENYALA (HIGHLY
FLAMMABLE);
BERUPA PADATAN MAUPUN CAIRAN YANG
MEMILIKI TITIK NYALA 0
0
C - 21
0
C.

MUDAH MENYALA (FLAMMABLE);
BERUPA CAIRAN YANG MENGANDUNG ALKOHOL KURANG
DARI 24% VOLUME DAN ATAU PADA TITIK NYALA (FLASH
POINT) TIDAK LEBIH DARI 60
0
C (140
0
F) AKAN MENYALA
APABILA TERJADI KONTAK DENGAN API, PERCIKAN API
ATAU SUMBER NYALA LAIN PADA TEKANAN UDARA 760
MMHG.
PENGUJIANNYA DAPAT DILAKUKAN DENGAN METODE CLOSED-
UP TEST
BUKAN BERUPA CAIRAN, PADA TEMPERATUR DAN TEKANAN
STANDAR (25
0
C, 760 MMHG) DENGAN MUDAH
MENYEBABKAN TERJADINYA KEBAKARAN MELALUI
GESEKAN, PENYERAPAN UAP AIR ATAU PERUBAHAN KIMIA
SECARA SPONTAN DAN APABILA TERBAKAR DAPAT
MENYEBABKAN KEBAKARAN YANG TERUS MENERUS DALAM
10 DETIK.
SELAIN ITU, SUATU BAHAN PADATAN DIKLASIFIKASIKAN B3
MUDAH TERBAKAR APABILA DALAM PENGUJIAN DENGAN
METODE SETA CLOSED-CUP FLASH POINT TEST DIPEROLEH
TITIK NYALA KURANG DARI 40 oC

BAHAN BERACUN
TINGKATAN DITENTUKAN OLEH NILAI LD50

URUTAN KELOMPOK LD50 (MG/KG)
1
AMAT SANGAT BERACUN (EXTREMELY
TOXIC) < 1
2 SANGAT BERACUN (HIGHLY TOXIC) 1 - 50
3 BERACUN (MODERATELY TOXIC) 51 - 500
4 AGAK BERACUN (SLIGHTLY TOXIC) 501 - 5000
5
PRAKTIS TIDAK BERACUN
(PRACTICALLY NON-TOXIC) 5001 - 15000
6
RELATIF TIDAK BERBAHAYA
(RELATIVELY HARMLESS) > 15000
BAHAN BERBAHAYA
BAHAN BAIK PADATAN MAUPUN CAIRAN
ATAUPUN GAS YANG JIKA TERJADI
KONTAK ATAU MELALUI INHALASI
ATAUPUN ORAL DAPAT MENYEBABKAN
BAHAYA TERHADAP KESEHATAN SAMPAI
TINGKAT TERTENTU.
BAHAYA KOROSIF
1) MENYEBABKAN IRITASI (TERBAKAR) PADA
KULIT;
2) MENYEBABKAN PROSES PENGKARATAN
PADA LEMPENG BAJA SAE 1020 DENGAN
LAJU KOROSI LEBIH BESAR DARI 6,35
MM/TAHUN DENGAN TEMPERATUR
PENGUJIAN 55
0
C;
3) MEMPUNYAI PH SAMA ATAU KURANG
DARI 2 UNTUK B3 BERSIFAT ASAM DAN
SAMA ATAU LEBIH BESAR DARI 12,5
UNTUK YANG BERSIFAT BASA
BERSIFAT IRITASI
PADATAN MAUPUN CAIRAN YANG JIKA
TERJADI KONTAK SECARA LANGSUNG,
DAN APABILA KONTAK TERSEBUT TERUS
MENERUS DENGAN KULIT ATAU SELAPUT
LENDIR DAPAT MENYEBABKAN
PERADANGAN
BERBAHAYA BAGI LINGKUNGAN
(DANGEROUS TO THE ENVIRONMENT)
BAHAYA YANG DITIMBULKAN OLEH SUATU
BAHAN SEPERTI MERUSAK LAPISAN OZON
(MISALNYA CFC), PERSISTEN DI LINGKUNGAN
(MISALNYA PCBS), ATAU BAHAN TERSEBUT
DAPAT MERUSAK LINGKUNGAN.
KARSINOGENIK (CARCINOGENIC)
ADALAH SIFAT BAHAN PENYEBAB SEL KANKER,
YAKNI SEL LIAR YANG DAPAT MERUSAK
JARINGAN TUBUH.
TERATOGENIK (TERATOGENIC)
ADALAH SIFAT BAHAN YANG DAPAT
MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN DAN
PERTUMBUHAN EMBRIO.
MUTAGENIK (MUTAGENIC)
ADALAH SIFAT BAHAN YANG MENYEBABKAN
PERUBAHAN KROMOSOM YANG BERARTI
DAPAT MERUBAH GENETIKA.

KLASIFIKASI EUROPEAN UNION
NO KRITERIA
1 SANGAT MUDAH TERBAKAR (F) [HIGHLY FLAMMABLE]
2 AMAT SANGAT MUDAH TERBAKAR (F+) [EXTREMELY
FLAMMABLE]
3 PENGOKSIDASI (O) [OXIDIZING]
4 MUDAH MELEDAK (E) [EXPLOSIVE]
5 BERACUN (T) [TOXIC]
6 SANGAT BERACUN (T+) [VERY TOXIC]
7 KOROSIF (C) [CORR0SIVE]
8 BERBAHAYA (Xn) LEBIH RENDAH DARI (T) [HARMFULL]
9 MENYEBABKAN IRITASI (Xi) LEBIH RENDAH DARI (C )
[IRRITANT]
10 BERBAHAYA BAGI LINGKUNGAN (N)
KLASIFIKASI GHS
BAHAYA FISIK EXPLOSIVES
FLAMMABLE GAS
FLAMMABLE AEROSOL
OXIDIZING GASES
GAS UNDER PRESSURE
FLAMMABLE LIQUIDS
FLAMMABLE SOLIDS
SELF REACTIVE SUBSTANCE
PYROPHORIC LIQUIDS
PYROPHORIC SOLIDS
SELF HEATING SUBSTANCE
SUBSTANCE IN CONTACT WITH WATER EMITING
FLAMMABLE GASES
OXIDIZING LIQUIDS
OXIDIZING SOLIDS
ORGANIC PEROXIDES
CORROSIVE TO METALS
MUDAH MELEDAK
GAS MUDAH MENYALA
AEROSOL MUDAH MENYALA
GAS PENGOKSIDASI
GAS BERTEKANAN
CAIRAN MUDAH MENYALA
PADATAN MUDAH MENYALA
SENYAWA REAKTIF SENDIRI
CAIRAN PIROPFORIK
PADATAN PIROFORIK
PEMANASAN SENDIRI
SENYAWA YANG JIKA KONTAK DENGAN AIR MENIMBULKAN
GAS MUDAH MENYALA
CAIRAN PENGOKSIDASI
PADATAN PENGOKSIDASI
PEROKSIDA ORGANIK
KOROSIF TERHADAP LOGAM
BAHAYA KESEHATAN ACUTE TOXICTY
SKIN CORROSION/IRRIATION
SERIOUS EYE DAMAGE/EYE IRRITATION
SENSITIZATION
GERM CELL MUTAGENICITY
REPRODUCTIVE TOXICITY
CARCINOGENITY
SPESIFIC TARGET ORGAN SYSTEMIC TOXICITY
TOKSISITAS AKUT
IRITASI KULIT
KERUSAKAN MATA SERIUS/IRITASI MATA
SENSITISASI
MUTAGENITAS SEL
TOKSISITAS REPRODUKSI
KARSINOGENITAS
TOKSISITAS SISTEMIK TARGET ORGAN SECARA KHUSUS
BAHAYA LINGKNGAN

LABELING, KODE RISIKO DAN
KEAMANAN
LABEL RADIOAKTIF DAN BERACUN

LABEL BAHAN MUDAH TERBAKAR

LABEL BAHAN MUDAH MELEDAK DAN
KOROSIF

RISK FRASE / KODE RISIKO
R1 EXPLOSIVE WHEN DRY
R2
RISK OF EXPLOSION BY SHOCK, FRICTION, FIRE OR OTHER
SOURCES OF IGNITION
R3
EXTREME RISK OF EXPLOSION BY SHOCK, FRICTION, FIRE
OR OTHER SOURCES OF IGNITION
R4 FORMS VERY SENSITIVE EXPLOSIVE METALLIC COMPOUNDS
R5 HEATING MAY CAUSE AN EXPLOSION
R6 EXPLOSIVE WITH OR WITHOUT CONTACT WITH AIR
R7 MAY CAUSE FIRE
PENANGANAN
BAHAN BERACUN DAN KOROSIF
CEGAH MASUK LEWAT PERNAFASAN DGN :
KERJA DI RUANG ASAM
RUANGAN BERVENTILASI
ARAH ANGIN DARI PEKERJA KE EMISI
GUNAKAN APD YANG TEPAT
CEGAH MASUK LEWAT KONTAK KULIT DENGAN
PELINDUNG MUKA, TANGAN DAN BADAN
CEGAH LEWAT TERTELAN DGN
HINDARKAN MENYIMPAN MAKANAN DEKAT GN BAHAN
KIMIA DAN TIDAK MAKAN, MINUM DAN MEROKOK DI
RUANG TERCEMAR BAHAN
BAHAN KIMIA MUDAH TERBAKAR
HINDARKAN SUMBER API ATAU PANAS,
MISALNYA : API TERBUKA, LONCATAN API
LISTRIK, HUBUNGAN PENDEK LISTRIK.
LISTRIK STATIS DAN LOGAM PANAS DARI
BAHAN MUDAH TERBAKAR
BAHAN KIMIA REAKTIF
SANGAT SENSITIF TERHADAP PANAS DAN
BENTURAN ATAU GESEKAN
HINDARKAN DARI
PEMANASAN ATAU DEKAT DENGAN SUMBER
PANAS ATAU KENA SINAR MATAHARI
PENGADUKAN YG BERAKIBAT PEMANASAN
SETEMPAT
PENGANGKUTAN YANG MENIMBULKAN
GESEKAN ATAU BENTURAN
INTERAKSI DALAM PENYIMPANAN BAHAN
INTERAKSI BAHAN
DENGAN
LINGKUNGAN
PANAS DAN
PERCIKAN API
REAKSI KEBAKARAN
DAN PELEDAKAN
PELARUT ORGANIK
DAN PEROKSIDA vs
PANAS ATAU API
UAP AIR DAN AIR REAKSI
PENYERAPAN
EKSOTERMAL
SENYAWA HIDRIDA,
ASAM SULFAT EKAT
vs AIR
INTERAKSI BAHAN
DENGAN WADAH
KERUSAKAN
WADAH, INTERAKSI
ANTAR BAHAN
REAKSI
BERBAHAYA, ZAT
BERACUN DAN
MUDAH TERBAKAR
INTERAKSI ANTAR
BAHAN
ZAT OKSIDATOR
DAN REDUKTOR
LEDAKAN DAN
KEBAKARAN
ASAM DAN GARAM GAS ATAU UAP
BERACUN
GARAM HCN DAN
ASAM - HCN
PENYIMPANAN
BAHAN
MUDAH
TERBAKAR
BENZENA,
ASETON, ETER,
HEKSAN
SUHU DINGIN BERVENTILASI
JAUHKAN DARI SUMBER API ATAU PANAS, LONCATAN API
LISTRIK, ROKOK
ADA ALAT PEMADAM KEBAKARAN
BAHAN
MUDAH
MELEDAK
AMONIUM
NITRAT,
NITROGLISERIN
,
TRINITROTOLUE
N
SUHU DINGIN BERVENTILASI
JAUHKAN DARI SUMBER API ATAU PANAS, LONCATAN API
LISTRIK, ROKOK
HINDARKAN DARI GESEKAN DAN TUMBUKAN MEKANIS
BAHAN
OKSIDATOR
PERKLORAT,
PERMANGANAT,
PEROKSIDA
ORGANIK
SUHU DINGIN BERVENTILASI
JAUHKAN DARI SUMBER API ATAU PANAS, LONCATAN API
LISTRIK, ROKOK
JAUH DARI CAIRAN MUDAH TERBAKAR DAN REDUKTOR
BAHAN
REAKTIF
TERHADAP
AIR
NATRIUM,
HIDRIDA,
KARBIT,
NITRIDA
SUHU DINGIN BERVENTILASI
JAUHKAN DARI SUMBER API ATAU PANAS, LONCATAN API
LISTRIK, ROKOK
BANGUNAN KEDAP AIR, APAR TANPA AIR
BAHAN REAKTIF
TERHADAP ASAM
NATRIUM, HIDRIDA
SULFIDA
SUHU DINGIN BERVENTILASI
JAUHKAN DARI SUMBER API ATAU PANAS, LONCATAN API
LISTRIK, ROKOK
JAUH DARI BAHAN YANG BEREAKSI
SEDIAKAN APD, PAKAIAN, MASKER DAN GLOVES
BAHAN KOROSIF ASAM, ANHIDRIDA
ASAM, ALKALI
SUHU DINGIN BERVENTILASI
WADAH TERTUTUP DAN BERLABEL
PISAHKAN DARI BAHAN BERACUN
SEDIAKAN APD, PAKAIAN
GAS
BERTEKANAN
GAS N2, ASETILEN,
H2, CL2
SIMPAN POSISI TEGAK BERDIRI
RUANGAN DINGIN DAN TIDAK KENA SINAR MATAHARI
LANGSUNG
JAUH DARI PANAS ATAU API
JAUH DARI BAHAN KOROSIF
BAHAN KIMIA INCOMPATIBLE
KELOMPOK A KELOMPOK B BAHAYA YANG TIMBUL
SIANIDA ASAM ASAM SIANIDA
HIPOKLORIT ASAM ASAM HIPOKLORIT DAN
KLOR
NITRAT ASAM SULFAT NITROGEN DIOKSIDA
ASAM NITRAT TEMBAGA, LOGAM
BERAT
NITROGEN DIOKSIDA
NITRIT ASAM ASAP NITROGEN DIOKSIDA
ASIDA ASAM HIDROGEN ASIDA
SENYAWA
ARSENIK
REDUKTOR ARSIN
SULFIDA ASAM HIDROGEN SULFIDA
REAKTIF DAN TIMBUL REAKSI HEBAT,
KEBAKARAN DAN ATAU LEDAKAN
BAHAN KIMIA HINDARKAN KONTAK DENGAN
AMONIUM NITRAT ASAM, KLORAT, NITRAT, DEBU ORGANIK, PELARUT
ORGANIK MUDAH TERBAKAR, BUBUK LOGAM
ASAM ASETAT ASAM KROMAT, ASAM NITRAT, PERKLORAT,
PEROKSIDA, PERMANGANAT
KARBON AKTIF OKSIDATOR (KLORAT, PERKLORAT, HIPOKLORIT)
ASAM KROMAT ASAM ASETAT, GLISERIN, ALKOHOL DAN BAHAN
KIMIA MUDAH TERBAKAR
CAIRAN MUDAH
TERBAKAR
AMONIUM NITRAT, ASAM KROMAT, HIDROGEN
PEROKSIDA, ASAM NITRAT
HIDROKARBON FLUOR, KLOR, ASAM KROMAT DAN PEROKSIDA
KALIUM KLORAT,
PERKLORAT
ASAM SULFAT DAN ASAM LAINNYA
KALIUM PERMANGANAT GLISERIN, ETILEN GLIKOL, ASAM SULFAT
PENATALAKSANAAN BAHAN
KIMIA BERBAHAYA
DI TEMPAT KERJA

(Kep.Men. Tenaga Kerja No. KEP.187/MEN/1999)
PENGUSAHA ATAU
PENGURUS

WAJIB MENGENDALIKAN BAHAN KIMIA
BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA

UNTUK

MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN KERJA
&
PENYAKIT AKIBAT KERJA

PENGURUS YANG :
MENGGUNAKAN
MENYIMPAN
MEMAKAI
MEMPRODUKSI
MENGANGKUT BAHAN KIMIA
BERBAHAYA, WAJIB MELAKUKAN
PENGENDALIAN (PASAL 2)

LENGKAPI DENGAN:
LDKB
LABEL
PS. 3 POINT A
LDKB DAN LABEL DI LETAKAN DI TEMPAT YANG MUDAH
DIKETAHUI OLEH TENAGA KERJA DAN PEGAWAI PENGAWAS
KETENAGAKERJAAN (PASAL 6)
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)

STANDAR KUANTITAS BAHAN KIMIA
BERBAHAYA UNTUK MENETAPKAN POTENSI
BAHAYA BAHAN KIMIA DI TEMPAT KERJA
LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN
(LDKB)
IDENTITAS BAHAN DAN
PERUSAHAAN
KOMPOSISI BAHAN
IDENTIFIKASI BAHAYA
TINDAKAN P3K
TINDAKAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
TINDAKAN MENGATASI
KEBOCORAN & TUMPAHAN
PENYIMPANAN & PENANGANAN
BAHAN
PENGENDALIAN PEMAJANAN &
APD

SIFAT FISIKA DAN KIMIA
STABILITAS DAN REAKTIFITAS
BAHAN
INFORMASI TOKSIKOLOGI
INFORMASI EKOLOGI
PEMBUANGAN LIMBAH
PENGANGKUTAN BAHAN
INFORMASI PERATURAN
PERUNDANGAN YANG
BERLAKU
INFORMASI LAIN YANG
DIPERLUKAN.

LABEL
NAMA PRODUK
IDENTIFIKASI BAHAYA
TANDA BAHAYA DAN ARTINYA
URAIAN RISIKO DAN
PENANGGULANGANNYA
TINDAKAN PENCEGAHAN
INSTRUKSI APABILA
TERKENA ATAU TERPAPAR


INSTRUKSI KEBAKARAN
INSTRUKSI TUMPAHAN ATAU
BOCORAN
INSTRUKSI PENGISIAN DAN
PENYIMPANAN
REFERENSI
NAMA, ALAMAT DAN NO. TELP.
PABRIK PEMBUAT ATAU
DISTRIBUTOR
PENEMPATAN

DITEMPATKAN PADA TEMPAT YANG MUDAH
DIKETAHUI OLEH :
TENAGA KERJA
PEGAWAI PENGAWAS





INDUSTRI KIMIA
> NAK
POTENSI BAHAYA BESAR
(MAJOR INSTALLATION)


KECELAKAAN BESAR
(MAJOR ACCIDENT)
NAK
POTENSI BAHAYA
MENENGAH
IDENTIFIKASI DAN LAPORAN
Nama Bahan
Sifat Bahan
Kuantitas Bahan
Formulir Laporan Seperti Lamp. II
Kepmenaker No.187/1999
Dinas Tenaga Kerja menetapkan potensi
bahaya suatu perusahaan berdasarkan NAK
Pasal 13
Pasal 14


Pemeriksaan oleh Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten/ Kota/Propinsi
Administratif
Lapangan

Major Accident (Kecelakaan Besar)
Pelepasan gas-gas beracun
Pelepasan gas-gas mudah terbakar
Kebocoran cairan mudah terbakar
Peledakan bahan yg tdk stabil/bahan
yg sgt reaktif
Alur Proses Penetapan Perusahaan Potensi Bahaya Besar

Potensi Bahaya Besar
Psl. 15(1)
> NAK
Potensi Bahaya Menengah
Psl.15(2)
<NAK
Kewajiban Perusahaan dengan Tingkat Potensi
Bahaya Besar


Kewajiban berdasarkan Psl. 16 :
g. Petugas K3 Kimia :
- Non shift : 2 org
- Shift : 5 org
h. Ahli K3 Kimia
i. DPPB Besar
j. Lapor perubahan
k. Riksa Uji faktor kimia 6 bln 1 x
l. Riksa Uji instalasi setiap 2 th 1 x
m. Pemeriksaan Kesehatan TK 1 th 1 x


Dokumen Pengendalian
Potensi Bahaya Besar
(DPBB Bsr) Psl. 19(1)
Penelitian DPPB Bsr oleh
Dinas Tenaga Kerja Propinsi+Rakor
instansi terkait+rekomendasi
Depnakertrans
(selama-lamanya 30 hari kerja)
Perbaikan/
revisi
Persetujuan oleh Gubernur
Petugas K3 Kimia &
Ahli K3 Kimia(Ps.22&23)
Kursus
Surat Keputusan
penunjukan
Oleh Kepala Dinas/
pemerintah
Acuan Pelaksanaan K3 / Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya
Perusahaan
Pengawas Ketenagakerjaan
Audit SMK3
Di tolak
Di terima
PENETAPAN
POTENSI BAHAYA INSTALASI (I)
PENGUSAHA ATAU PENGURUS WAJIB MENYAMPAIKAN :
DAFTAR NAMA, SIFAT,
KUANTITAS BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT
KERJA KEPADA DINAS TENAGA KERJA SETEMPAT
DINAS TENAGA KERJA SETELAH 14 HARI MENERIMA
DAFTAR, SIFAT DAN KUANTITAS BKB HARUS MENELITI
KEBENARAN DATA TERSEBUT
BERDASARKAN HASIL PENELITIAN DITETAPKAN KATEGORI
POTENSI BAHAYA PERUSAHAAN/INDUSTRI YBS.


PENETAPAN
POTENSI BAHAYA INSTALASI (II)
POTENSI BAHAYA TERDIRI DARI :
BAHAYA BESAR
BAHAYA MENENGAH
KATEGORI POTENSI BAHAYA BERDASARKAN :
NAMA
KRITERIA
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)

KRITERIA
BAHAN KIMIA BERBAHAYA
1. BAHAN BERACUN
2. BAHAN SANGAT BERACUN
3. CAIRAN MUDAH TERBAKAR
4. CAIRAN SANGAT MUDAH TERBAKAR
5. GAS MUDAH TERBAKAR
6. BAHAN MUDAH MELEDAK
7. BAHAN REAKTIF
8. BAHAN OKSIDATOR
KRITERIA
BAHAN BERACUN
DITETAPKAN DENGAN MEMPERHATIKAN SIFAT
KIMIA, FISIKA DAN TOKSIK SBB. :
MULUT :
LD 50 > 25 ATAU < 200 MG/KG BERAT BADAN
KULIT :
LD 50 > 25 ATAU < 400 MG/KG BERAT BADAN
PERNAFASAN :
LC 50 > 0.5 ATAU < 2 MG/L


KRITERIA
SANGAT BERACUN
DITETAPKAN DENGAN MEMPERHATIKAN SIFAT KIMIA,
FISIKA DAN TOKSIK SBB. :
MULUT :
LD 50 < 25 MG/KG BERAT BADAN
KULIT :
LD 50 < 25 MG/KG BERAT BADAN
PERNAFASAN :
LC 50 < 0.5 MG/L
LETHAL DOSE 50 (LD 50) ADALAH DOSIS YANG MENYEBABKAN
KEMATIAN PADA 50% BINATANG PERCOBAAN.

LETHAL CONCENTRATION 50 (LC 50) ADALAH KONSENTRASI YANG
MENYEBABKAN KEMATIAN PADA 50% BINATANG PERCOBAAN.

BAHAN-BAHAN BERACUN DALAM INDUSTRI DAPAT DIBAGI DALAM
BEBERAPA KELOMPOK :
A. SENYAWA LOGAM DAN METALOID : PB, HG, KADMIUM, KROM
ARSEN DAN FOSFOR
B. BAHAN PELARUT ORGANIK : KLOROFORM, ETANOL, METANOL
C. GAS-GAS BERACUN : N2, CO2, HCN, H2S
D. BAHAN KARSINOGENIK : BENZENA, ASBES, BENZIDIN, VINIL
KLORIDA
E. PESTISIDA : ORGANOKLORIN, ORGANO FOSFAT
PERBEDAAN
CAIRAN MUDAH
TERBAKAR :

BERDASARKAN
SIFAT KIMIA DAN
FISIKA :
TITIK NYALA:
>21* C DAN < 55* C
PADA TEK. 1 ATM

CAIRAN SANGAT
MUDAH TERBAKAR :

BERDASARKAN SIFAT
KIMIA DAN FISIKA :
TITIK NYALA :
< 21* C
TITIK DIDIH : >
20*C
PADA TEK. 1ATM
GAS MUDAH
TERBAKAR :

BERDASARKAN SIFAT
KIMIA DAN FISIKA :
TITIK DIDIH :
< 20 * C
PADA TEK. 1 ATM
BAHAN MUDAH TERBAKAR DAPAT DIBAGI DALAM
3 KELOMPOK :

ZAT PADAT MUDAH TERBAKAR : BELERANG ,
FOSFOR, KERTAS/RAYON, KAPAS
ZAT CAIR MUDAH TERBAKAR : ETER, ALKOHOL,
ASETON, BENZENA, FORMALDEHYDE
GAS MUDAH TERBAKAR : HIDROGEN,
ASETILEN, ETILEN OKSIDA, AMMONIA

KRITERIA
MUDAH MELEDAK

APABILA REAKSI KIMIA BAHAN TSB MENGHASILKAN :
GAS DALAM JUMLAH YANG BESAR
TEKANAN YANG BESAR
SUHU YANG TINGGI
MENIMBULKAN KERUSAKAN DISEKELILINGNYA
BEBERAPA CONTOH BAHAN MUDAH MELEDAK :
BAHAN KIMIA EKSPLOSIF : TRINITOLUEN (TNT),
NITROGLISERIN
DEBU EKSPLOSIF : DEBU KARBON, ZAT WARNA DIAZO,
MAGNESIUM
CAMPURAN EKSPLOSIF : CAMPURAN BAHAN OKSIDATOR
DAN REDUKTOR
( AS.NITRAT + ETANOL)
CIRI-CIRI BAHAN MUDAH MELEDAK
SIFAT PEKA TERHADAP PANAS DAN TERHADAP PENGARUH
MEKANIS
A.L. AMMONIUM NITRAT , NITROGLICERINE , TNT, TETRA NITRO
GLICERIN
DEBU EKSPLOSIF
A.L. DEBU KARBON, MAGNESIUM
CAMPURAN EKSPLOSIF = CAMPURAN BEBERAPA BAHAN =
OKSIDATOR DAN REDUKTOR
A.L. KCLO3, AL NITRAT, K. PERMANGANAT
KRITERIA REAKTIF
APABILA BAHAN TSB.BEREAKSI DENGAN :
AIR MENGELUARKAN PANAS DAN GAS YANG MUDAH TERBAKAR
CONTOH SEPERTI : ALKALI,ALKALITANA,LOGAM HALIDA,OKSIDA
ANHIDRAT, OKSIDA NON LOGAM HALIDA
( LITHIUM, SODIUM, POTASIUM, CALCIUM,COBALT, NITRAT ,
SULFID, CARBID, ASAM PEKAT, DLL.)
ASAM MENGELUARKAN PANAS DAN GAS YANG MUDAH TERBAKAR
ATAU BERACUN ATAU KOROSIF
SEPERTI : KALIUM KLORAT, KALIUM PERMANGANAT, ASAM KROMAT,
LITHIUM,SODIUM,POTASIUM,CALCIUM SULFIDA, CYANIDA,
ASAM PEKAT


KRITERIA OKSIDATOR
APABILA REAKSI KIMIA ATAU PENGURAIANNYA
MENGHASILKAN OKSIGEN YANG DAPAT MENYEBABKAN
KEBAKARAN
TERDIRI DARI :
A. OKSIDATOR ANORGANIK : PERMANGANAT, PERKLORAT
DIKROMAT,
B. PEROKSIDA ORGANIK : BENSIL PEROKSIDA, ETER
OKSIDA, ASAM PERASETAT ORGANIK DAN
ANORGANIK NITRAT,BROMAT,DICROMAT.

NILAI AMBANG KUANTITAS
(NAK)

KRITERIA BERACUN
KRITERIA SANGAT BERACUN
KRITERIA MUDAH MELEDAK
KRITERIA REAKTIF
DITETAPKAN DALAM LAMPIRAN III
KEP.MENNAKER NO. KEP.187/MEN/1999
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK) BERACUN
(I)
NO. NAMA BAHAN KIMIA NAK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
ACETON CYANOHYDRIN (2-CYANOPROPAN-2-1)
ACROLEIN (2-PROPENAL)
ACRYLONITRILE
ALLYL ALCOHOL (2-PROPEN-1-1)
ALLYAMINE
AMMONIA
BROMINE
CARBON DISULPHIDE
CHLORINE
DIPHENIL METHANE DI-ISOCYANATE (MDT)
DST
200 TON
200 TON
20 TON
200 TON
200 TON
100 TON
10 TON
200 TON
10 TON
200 TON

NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
SANGAT BERACUN (II)
NO. NAMA BAHAN KIMIA NAK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
ALDICARB
4-AMINODIPHENIL
AMITON
ANABASINE
ARSENIC PENTOXIDE
ARSENIC TRIOXIDE
ARSINE ( ARSENIC HYDRIDE)
AZINPHOS ETHYL
BENZIDINE
BERYLLIUM (POWDER COMPOUNDS)
DST.
100 KG
1 KG
1 KG
100 KG
500 KG
100 KG
10 KG
100 KG
1 KG
10 KG

NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
SANGAT REAKTIF (III)
NO. NAMA BAHAN KIMIA NAK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
ACETHYLENE
AMMONIUM NITRATE
ETHYLENE OXIDE
ETHYLENE NITRATE
HYDROGEN
OXYGEN
PARACETIC ACID (CONCENT. >60%)
PROPYLENE OXIDE
SODIUM CHLORATE
DST.
50 TON
500 TON
50 TON
50 TON
10 TON
500 TON
50 TON
50 TON
20 TON
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
MUDAH MELEDAK (IV)
NO. NAMA BAHAN KIMIA NAK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
BARIUM AZIDE
CHLOROTRINITROBENZENE
CELLULOSE NITRATE (CONTAIN.>12.6% NITROGEN)
CYCLOTETRAMETHYLENE-TRINITRAMINE
DIAZODINITROPHENOL
DIETHYLENE GLYCOL DINITRATE
HYDRAZINE NITRATE
LEAD AZIDE
MERCURY FLUMINATE
DST
50 TON
50 TON
50 TON
50 TON
10 TON
10 TON
50 TON
50 TON
50 TON
DAPAT PULA DITETAPKAN
NO. KRITERIA BAHAN KIMIA BERBAHAYA NAK
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BERACUN
SANGAT BERACUN
REAKTIF
MUDAH MELEDAK
OKSIDATOR
CAIRAN MUDAH TERBAKAR
CAIRAN SANGAT MUDAH TERBAKAR
GAS MUDAH TERBAKAR
10 TON
5 TON
50 TON
10 TON
10 TON
200 TON
100 TON
50 TON
POTENSI BAHAYA BESAR

APABILA :

KUANTITAS BAHAN KIMIA
BERBAHAYA YANG DIGUNAKAN
MELEBIHI ATAU LEBIH BESAR DARI
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
POTENSI BAHAYA MENENGAH

APABILA :
KUANTITAS BAHAN KIMIA
BERBAHAYA YANG DIGUNAKAN
SAMA ATAU LEBIH KECIL DARI
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU
PENGURUS
PERSH. POTENSI BAHAYA BESAR (I)
MEMPEKERJAKAN PETUGAS K3 KIMIA :
SISTEM KERJA NON SHIFT MIN. 2 ORANG
SISTEM KERJA SHIFT MIN. 5 ORANG
MEMPEKERJAKAN AHLI K3 KIMIA MIN. 1 ORANG
MEMBUAT DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA
BESAR
MELAPORKAN SETIAP PERUBAHAN (BAHAN, KUANTITAS,
PROSES DAN MODIFIKASI INSTALASI)



KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU
PENGURUS
PERSH. POTENSI BAHAYA BESAR (II)

MELAKUKAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
FAKTOR KIMIA MIN. 6 BULAN SEKALI
MELAKUKAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
INSTALASI MIN. 2 TAHUN SEKALI
MELAKUKAN PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA
KERJA MIN. 1 TAHUN SEKALI
MONITORING
MENJAWAB
JENIS KONTAMINAN
KONSENTRASI KONTAMINAN
DATA DIGUNAKAN UNTUK
YAKINKAN ADANYA PENCEMAR BERBAHAYA
PERINGATAN DINI AKAN BAHAYA
KUANTIFIKASI DAN DIBANDINGKAN
DENGAN STANDAR
PENILAIAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN
TIDAK DILAKUKAN
BILA
TIDAK ADA TANDA-TANDA PENCEMARAN
ATAU TANDA TANDA ADANYA PAK ATAU
KERACUNAN
PENCEMARAN NYATA DAN BERAT,
SEHINGGA LANGSUNG DILAKUKAN
PENGENDALIAN
DILAKUKAN
BILA
ADA PENCEMARAN DAN KEMUNGKINAN
MENGGANGGU KESEHATAN TENAGA
KERJA
PERLU EVALUASI HASIL PERBAIKAN
PROSES
DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BERIKUTNYA
SAMPLING
DI DAERAH PERNAFASAN
DAERAH DEKAT SUMBER
POLUTAN/PENCEMAR
RUANGAN KERJA SECARA UMUM
INTERPRETASI DATA
HASIL LANGKAH
< 0,1 x STANDAR TAK PERLU LANGKAH
BERIKUT, MONITORING
RINGAN SECARA PERIODIK
0,1 1,5 x
STANDAR
SELIDIKI PROSES,
KENDALIKAN, ULANGI
MONITORING LEBIH RINCI
> 1,5 x STANDAR SELIDIKI, AMBIL TINDAKAN
PERBAIKAN, LINDUNGI
TENAGA KERJA, ULANGI
MONITORING
KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU
PENGURUS
PERSH. POTENSI BAHAYA MENENGAH
(I)
MEMPEKERJAKAN PETUGAS K3 KIMIA :
SISTEM KERJA NON SHIFT MIN. 1 ORANG
SISTEM KERJA SHIFT MIN. 3 ORANG
MEMBUAT DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA
MENENGAH
MELAPORKAN SETIAP PERUBAHAN (BAHAN,
KUANTITAS, PROSES DAN MODIFIKASI INSTALASI)

KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU
PENGURUS
PERSH. POTENSI BAHAYA MENENGAH
(II)
MELAKUKAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
FAKTOR KIMIA MIN. 1 TAHUN SEKALI
MELAKUKAN PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
INSTALASI MIN. 3 TAHUN SEKALI
MELAKUKAN PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA
KERJA MIN. 1 TAHUN SEKALI

DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI
BAHAYA BESAR
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN
PENGENDALIAN RISIKO
KEGIATAN TEHNIS, RANCANG BANGUN, KONSTRUKSI,
PEMILIHAN BAHAN KIMIA, PENGOPERASIAN DAN
PEMELIHARAAN INSTALASI
KEGIATAN PEMBINAAN TENAGA KERJA
RENCANA DAN PROSEDUR PENANGGULANGAN
KEADAAN DARURAT
PROSEDUR KERJA AMAN
DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI
BAHAYA MENENGAH
IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN
PENGENDALIAN RISIKO
KEGIATAN TEHNIS, RANCANG BANGUN,
KONSTRUKSI, PEMILIHAN BAHAN KIMIA,
PENGOPERASIAN DAN PEMELIHARAAN
INSTALASI
KEGIATAN PEMBINAAN TENAGA KERJA
PROSEDUR KERJA AMAN

PETUGAS K3 KIMIA
KEWAJIBAN

MELAKUKAN IDENTIFIKASI BAHAYA
MELAKSANAKAN PROSEDUR KERJA AMAN
MELAKSANAKAN PROSEDUR
PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
MENGEMBANGKAN K3 BIDANG KIMIA
PETUGAS K3 KIMIA
PERSYARATAN PENUNJUKAN

BEKERJA PADA PERUSAHAAN YBS.
TIDAK DALAM MASA PERCOBAAN
HUBUNGAN KERJA TIDAK DIDASARKAN PKWT
( PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU)
TELAH MENGIKUTI TEHNIS K3 KIMIA
PENGAJUAN PERMOHONAN TERTULIS DARI
PENGUSAHA ATAU PENGURUS KPD MENTERI
ATAU PEJABAT YG DITUNJUK
PETUGAS K3 KIMIA
LAMPIRAN PERMOHONAN PENUNJUKAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
SURAT KETERANGAN BERBADAN SEHAT DARI
DOKTER
SURAT KETERANGAN PERNYATAAN BEKERJA
PENUH DARI PERUSAHAAN YBS.
FOTOCOPY IJAZAH ATAU STTB TERAKHIR
SERTIFIKAT KURSUS TEHNIS PETUGAS K3
KIMIA
PETUGAS K3 KIMIA
KURIKULUM KURSUS TEHNIS (I)
NO. KURIKULUM
I.
1.
2.
3.
KELOMPOK UMUM
KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG K3
PERAT. PERUU DI BIDANG K3
PERATURAN TTG PENGENDALIAN BAHAN KIMIA
BERBAHAYA

PETUGAS K3 KIMIA
KURIKULUM KURSUS TEHNIS (II)
NO. KURIKULUM
II.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
KELOMPOK INTI
PENGETAHUAN DASAR BHN KIMIA BERBAHAYA
PENYIMPANAN & PENANGANAN BHN KIMIA BERBAHAYA
PROSEDUR KERJA AMAN
PROSEDUR PENANGANAN KEBOCORAN & TUMPAHAN
PENILAIAN & PENGENDALIAN RISIKO BHN KIMIA BERBAHAYA
PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA
PAK YG DISEBABKAN FAKTOR KIMIA & CARA PENCEGAHANNYA
RENCANA DAN PROSEDUR TANGGAP DARURAT
LEMBAR DATA KESEKAMATAN BAHAN DAN LABEL
DASAR-DASAR TOKSIKOLOGI
P3K
PETUGAS K3 KIMIA
KURIKULUM KURSUS TEHNIS (III)
NO. KURIKULUM
III.
1.
2.
3.
4.
KELOMPOK PENUNJANG
PENINGKATAN AKTIVITAS P2K3
STUDI KASUS
KUNJUNGAN LAPANGAN
EVALUASI
AHLI K3 KIMIA
KEWAJIBAN (I)

MEMBANTU MENGAWASI PELAKSANAAN
PERATURAN PERUNDANGAN K3 KIMIA
MEMBERIKAN LAPORAN KPD MENTERI
ATAU PEJABAT YG DITUNJUK TTG HASIL
PELAKSANAAN TUGAS
MERAHASIAKAN SEGALA KETERANGAN YG
BERKAITAN DGN RAHASIA PERUSAHAAN

AHLI K3 KIMIA
KEWAJIBAN (II)

MENYUSUN PROGRAM KERJA
PENGENDALIAN BAHAYA
MELAKUKAN IDENTIFIKASI BAHAYA,
PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO
MENGUSULKAN PEMBUATAN PROSEDUR
KERJA AMAN DAN PENANGGULANGAN
KEADAAN DARURAT KPD PENGUSAHA
ATAU PENGURUS
PEMENUHAN KEWAJIBAN SYARAT-SYARAT
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI
INDUSTRI KIMIA
DENGAN POTENSI BAHAYA BESAR
( MAJOR HAZARD INSTALLATION )
SE No. 140 / DPKK/III/2004

KETENTUAN KEP. 186/MEN/1999 TENTANG
UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PENGENDALIAN SETIAP BENTUK ENERGI;
PENYEDIAAN SARANA DETEKSI, ALARM, PEMADAM KEBAKARAN DAN
SARANA EVAKUASI;
PENGENDALIAN PENYEBARAN ASAP, PANAS DAN GAS;
PEMBENTUKAN UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI TEMPAT
KERJA;
MENYELENGGARAKAN LATIHAN DAN GLADI PENANGGULANGAN
KEBAKARAN SECARA BERKALA.;
MEMILIKI BUKU RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
KEBAKARAN;
MEMILIKI AHLI K3 KEBAKARAN, KOORDINATOR UNIT
PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN PETUGAS PERAN
KEBAKARAN;

KETENTUAN KEP. 187/MEN/1999
TENTANG PENGENDALIAN BAHAN KIMIA
BERBAHAYA
PENYEDIAAN LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN DAN LABEL;
MEMILIKI AHLI K3 KIMIA DAN PETUGAS K3 KIMIA;
MENYAMPAIKAN DAFTAR NAMA DAN SIFAT KIMIA SERTA KUANTITAS
BAHAN KIMIA BERBAHAYA (FORMULIR LAMPIRAN II KEP.
187/MEN/1999)
MEMBUAT DOKUMEN PENGENDALIAN INSTALASI POTENSI BAHAYA
BESAR / MENENGAH .
MELAKUKAN RIKSAUJI FAKTOR KIMIA SEKURANG-KURANGNYA /6 BLN
MELAKUKAN RIKSAUJI INSTALASI SEKURANG-KURANGNYA 2 TAHUN
SEKALI;
MELAKUKAN PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
REVIEW SISTEM TANGGAP DARURAT (
EMERGENCY RESPONSE ) BAGI PERUSAHAAN
YANG SUDAH MEMILIKI SISTEM TERSEBUT.

BAGI PERUSAHAAN YANG BELUM MEMILIKI SISTIM
TANGGAP DARURAT ( EMERGENCY RESPONSE
) UNTUK SEGERA MEMBUAT SISTEM
TERSEBUT.