Anda di halaman 1dari 27

SISTEM DETEKSI dan ALARM

KEBAKARAN
KELOMPOK 5 :
Anna Ngesthi S 0515040013
Rodhexa Cici N 0515040022
Moch. Iqbal U A 0515040028
Wirda Lail 0515040030
Oka Puji Lestari 0515040031

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA


2016
Alat Proteksi Kebakaran Pada Bangunan
Alat Pemadam Api Ringan ( Portable Fire Extinguisher )
Sistem Tanda Bahaya Kebakaran ( Fire Alarm System )
Sistem Hidran Kebakaran (Fire Hydrant System )
Sistem Pemercik Otomatis ( Fire Automatic Spinkler
System )
DETEKTOR
DEFINISI

Detektor adalah alat untuk


mendeteksi pada mula kebakaran
yang dapat membangkitkan alarm
dalam suatu sistem.
(menurut permenaker no. 02
tahun 1983)
Macam Macam Sistem Deteksi

Non addresable System / Konvensional


MCFA (Main Control Fire Alarm) menerima sinyal
masukan langsung dari detector tanpa pengamatan
dan langsung memerintahkan komponen output
(keluaran) untuk merespon input (masukan).
umumnya digunakan pada bangunan / area supervisi
berskala kecil, seperti perumahan, pertokoan,
perkantoran, dan lain-lain.
Macam Macam Sistem Deteksi
Semi Addresable System
Pada sistem ini dilakukan pengelompokan pada detector dan alat penerima
masukan (input) berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-
masing zona dikendalikan oleh zona kontroler yang mempunyai alamat/ adress
yang spesifik. Saat detector atau alat penerima masukan lainnya memberikan
sinyal, maka MCFA (Main Control Fire Alarm) akan meresponnya berdasar zona
kontroler yang mengumpulkannya.
Full Addresable System
Merupakan pengembangan dari sistem semi adresibble. Pada system ini semua
detector dan alat pemberi masukan (deteksi) mempunyai alamat yang spesifik,
sehingga proses pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik
yang diperkirakan mengalami kebakaran.
Jenis Detektor Kebakaran
DITINJAU DARI JUMLAH KABEL DAN BENTUKNYA

Menggunakan 2 Menggunakan
1. Smoke Detector 2 Wire
Kabel teknologi didesain dengan
photoelektrik stainless steel inner
housing dan sensor
head yang tahan lama

Menggunakan 4
Menggunakan
Kabel
teknologi didesain dengan
photoelektrik stainless steel inner
housing dan sensor
head yang tahan lama
Menggunakan 2 didesain untuk dapat
dan 4 Kabel mendeteksi adanya kepulan
asap dengan tepat dan bekerja
stabil untuk jangka waktu lama

sensor deteksi asap


yang berdiri sendiri
tanpa memerlukan
koneksi ke panel Detektor ini menggunakan
controller baterai sebagai sumber
energi dengan led indicator
JENIS JENIS DETEKTOR
(1) Smoke detector detektor asap

Mendeteksi Mengirimkan Fire Alarm


Asap Sinyal Berbunyi
Photoelectric / optical Ionization Obscuration
Mendeteksi konsentrasi CO
Mendeteksi asap dan Co2 diudara. Deteksi
berdasarkan kerapatan Mendeteksi asap
ini bila terjadi kebakaran
cahaya. Asap kebakaran berdasarkan proses
terdapat asap yang
memasuki ruang deteksi ionisasi pada radioisotop
menghalangi cahaya yang
maka partikel asap (radioisotope). Asap
selalu diterima oleh
tersebut memancarkan akan terbawa di udara
photo cell, kemudian
cahaya infra merah dan menyebabkan isotop
dengan berkurangnya
sehingga dapat tertangkap terionisasi sehingga
oleh photo diode. Yang
nilai cahaya yang
memicu alarm. Jenis
mengakibatkan rangkaian diterima oleh photo cell
isotop yang biasa
electronic contact mengakibatkan
digunakan adalah
menjadi aktif dengan rangkaian electronic
americium 421
demikian alarm berbunyi. contact menjadi aktif
dan alarm berbunyi
Penempatan Dan Jarak Pemasangan
Detektor asap tdk boleh dipasang pd ruangan yg mempunyai
temperatur ruang lebih besar 38 C atau di bawah 0 C, kecuali utk
detektor asap yg mempunyai spesifikasi khusus
detektor asap jenis optik hrs dilindungi terhadap kemungkinan
timbulnya alarm palsu
Bila di suatu tempat dekat langit-langit dimungkinkan timbul suhu yg
tinggi maka detektor perlu dipasang jauh di bawah langit-langit-
langit/atap agar detektor dpt bereaksi sedini mungkin
Elemen peka cahaya dr detektor asap jenis optik hrs ditempatkan
sedemikian rupa/diberi perisai shg bila ada sinar dr manapun
datangnya tdk berpengaruh thd bekerjanya detektor
Smoke Detector tidak boleh dipasang dalam jarak kurang dari 1,5
meter dari lubang udara masuk / AC.
Jarak smoke detector yang terjauh dari dinding pemisah adalah 6
meter dalam ruang efektif dan 12 meter dalam ruang sirkulasi.
Pada setiap luas lantai 92 m dengan tinggi langit-langit 3 meter,
harus dipasang 1 buah smoke detector.
Jarak antar Smoke detector maksimum 12 meter di dalam ruang
efektif dan 18 meter didalam ruang sirkulasi.
Setiap kelompok atau Zona detector harus dibatasi maksimum 20
buah smoke detector yang dapat melindungi ruangan 2000 M luas
lantai.
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor :
PER.02/MEN/1983 tentang instalasi alarm kebakaran automatik)
(2) Heat detector detektor panas
Sensor panas akan mendeteksi perubahan panas di suatu ruangan dengan perubahan
bentuk atau konduktivitas benda pada sensor karena perubahan panas tersebut.

Fixed temperature heat detectors Rate-of-Rise (RoR) heat detectors


Bekerja berdasarkan perubahan bentuk Bekerja berdasarkan efek perubahan
komponen sensor dari padat menjadi cair. bentuk yang cepat pada benda, biasanya
Menggunakan heat sensitive eutectic logam. Prinsip kerja ROR sebenarnya
alloy, yaitu campuran zat kimia yang hanya saklar bi-metal biasa. Saklar akan
berubah bentuk pada suhu kontak saat mendeteksi panas yang
tertentu.Mendeteksi pada derajat panas cukup. Bimetal yang berubah bentuk
yang langsung tinggi. Cocok ditempatkan dapat dijadikan saklar yang memberikan
pada area yang lingkungannya memang tegangan listrik ke alarm.
sudah "panas", seperti: ruang genset.
Penempatan Dan Pemasangan
Detektor berdasarkan kecepatan naiknya temperatur tdk boleh dipasang utk
ruangan yg kenaikan temperaturnya sangat cepat krn akan menyebabkan
pendeteksian palsu.
Pada atap/langit-langit yg datar, penempatan detektor tdk boleh kurang dari
30 cm dari dinding dan tdk boleh lebih dari 30 mm dari langit-langit.
Pengecualian pada kasus dmn tdp balok beton, detektor dpt dipasang pd
dasar balok beton tsb
Untuk setiap ruangan dengan luas 46 m dan tinggi langit-langit 3 meter harus
dipasang satu alat heat detector
Jarak antara heat detector tidak boleh lebih dari 7 meter untuk ruangan
efektif dan tidak boleh lebih dari 10 meter untuk ruang sirkulasi
Jarak heat detector dengan dinding pembatas paling jauh 3 meter pada ruang
efektif dan 6 meter pada ruang sirkulasi serta paling dekat 30 cm.
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : PER.02/MEN/1983
tentang instalasi alarm kebakaran automatik)
(3) Flame Detector (Detektor Percikan Api)
Bekerja untuk mendeteksi bila terjadi percikan api di suatu area
pantauannya. Biasanya bekerja berdasarkan perubahan warna atau
cahaya (optical sensor) dan ionisasi di suatu area yang berpengaruh
Ultraviolet (UV) Flame pada
Near sensor.
Infrared Array Flame Infrared (IR) Flame
Detector Detectors Detectors

bekerja dengan panjang menggunakan teknologi bekerja dalam spektrum


gelombang lebih pendek pengenalan api untuk pita inframerah. Gas
dari 300 nm. Detektor mengkonfirmasi panas memancarkan
ini mendeteksi pola spektrum tertentu
timbulnya api dengan
kebakaran dan ledakan di wilayah inframerah,
menganalisis dekat
dalam waktu 3-4 yang dapat dirasakan
milidetik karena radiasi
radiasi IR melalui array dengan kamera thermal
UV yang dipancarkan pixel dari sebuah imaging khusus (TIC)
pada saat terjadi charge-coupled device atau kamera
percikan api. (CCD). thermographic.
(3) Flame Detector (Detektor Percikan Api)

Ionization Current Flame


IR3 Flame Detector Thermocouple Flame Detector
Detection

digunakan dalam
Bekerja dengan proses pemanas Umumnya digunakan
membandingkan gas di industri sebagai pencegahan
bahaya untuk
panjang besar yang
memotong pasokan
gelombang terhubung ke bahan bakar bila
tertentu dalam sistem control api nyala api tidak
wilayah spektrum dan bertindak baik dapat dikendalikan.
sebagai monitor
Penempatan dan jarak pemasangan
Detektor hrs direncanakan dan dipasang cukup menjamin dpt mendeteksi daerah
kebakaran spesifik yg akan diproteksi
Detektor tdk boleh dipasang terhalang oleh sesuatu pd daerah yg akan diproteksi
Detektor hrs dilindungi thd gangguan sinar yg tdk dikehendaki yg mungkin
menyebabkan alarm palsu
Setiap kelompok atau setiap zone detector harus di batasi maksimum 20 buah
flame detector yang dapat melindungi ruangan dengan luas maksimum 2000 m
Pemasangan flame detector untuk daerah yang sering mengalami gangguan
sambaran petir , detector tersebut harus dilindungi supaya tidak terjadi
kemungkinan timbulnya alarm palsu.
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : PER.02/MEN/1983
tentang instalasi alarm kebakaran automatik)
(4) Gas detector (detector gas)
Untuk mendeteksi Bekerjanya berdasarkan Di tempat yang rawan
kehadiran sebuah gas kenaikan konsentrasi terjadi kebocoran gas
dalam area tertentu yang gas yg timbul akibat (pabrik,
berpotensi menimbulkan kebakaran ataupun gas- pertambangan, kilang
kebakaran. gas lain yg mudah minyak)
terbakar.

Cara kerja : detector mengukur konsentrasi gas di


sebuah area, sensornya bereaksi terhadap gas
kalibrasi yang akhirnya menunjuk pada skala
tertentu. Tanda peringatan akan otomatis muncul
ketika konsentrasi gas telah melewati batasan skala
aman.
Penempatan dan jarak pemasangan
Detektor gas hrs bisa mendeteksi satu atau lebih gas-gas yg dihasilkan
oleh suatu kebakaran.
Penempatan pada atap yg datar detektor gas tdk boleh dipasang
kurang dari 10 cm terhadap dinding dan jarak dari langit-langit tdk
boleh lebih dari 50 cm.
Utk setiap ruang dgn luas 92 m2 dan tinggi langit-langit 3 m hrs
dipasang 1 detektor gas
Jarak antar detektor gas maksimum 12 m
(Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor :
PER.02/MEN/1983 tentang instalasi alarm kebakaran automatik)
Untuk gas yg lebih ringan dari udara Untuk gas yg lebih berat dari udara

a. Jarak horizontal maksimum adalah 8 jarak maksimum secara mendatar

m dr kemungkinan timbulnya sumber adalah 4 m dr kemungkinan


timbulnya sumber kebocoran gas dan
kebocoran dan jarak maksimum dr
tinggi maksimum dr lantai 30 cm
langit-langit adalah 30 cm.
Detektor jgn dipasang pada tempat
b. Bila terdapat balok dgn tebal lebih dr
yg dpt gas akibat aktivitas manusia
60 cm, maka detektor gas hrs
Jangan di pasang pasa tempat yg pd
dipasang pada bagian terdekat diatas
waktu kondisinya tdk normal berada
kemungkinan terjadinya kebocoran di bawah konsentrasi kerja detektor
gas gas
Pemilihan jenis detektor sesuai dengan fungsi
ruangan
BT ( KNT/ Kombinasi ROR & ASAP NYALA API GAS
Fixed Kombinasi Fixed Temp & ROR
Temp )
Dapur Ruang perjamuan R. Peralatan & Gudang materialk R. Transformator/
Garasi Mobil kontrol yang mudah diesel.
Restoran bangunan. terbakar Ruang yang berisi
Ruang Sidang R. Resepsionis R. kontrol bahan yang mudah
Kamar tidur R. tamu Instalasi peralatan menimbulkan gas
Ruang Generator & R. mesin Vital yang mudah
Transformator R. lift terbakar.
lab Kimia R Pompa
Studio televisi R. AC
Tangga
Koridor
Lobby
Aula
Shaft
Perpustakaan
R. PABX
Gudang
ALARM
Alarm adalah komponen dari sistem yg memberikan isyarat atau
tanda adanya suatu kebakaran. Ada dua jenis alarm yaitu audible
dan visible alarm.
Macam-macam sistem alarm
Sistem konvensional
Dengan menekan titik panggil manual (manual
call box) yakni tombol yang berada dalam
lemari atau kotak alarm (break glass),
meliputi : Tombol tekan, Tombol tarik, Handle
tarik, Atau sesuai dengan petunjuk pemakaian
pada titik panggil tersebut.
Sistem addressable
Melalui alat pendeteksi kebakaran (fire
detector) Ketika detektor mendeteksi adanya
api, maka detektor akan segera mengaktifkan
alarm atau sistem pemadam yang ada.
TITIK PANGGIL MANUAL ALARM
Titik panggil manual adalah komponen sistem pendeteksian kebakaran
yang penting pada bangunan
merupakan sebuah piranti perlindungan kebakaran
dipasang di dinding, ketika di aktifasi , akan memicu alarm pada sistem
alarm kebakaran.
Pengoperasiannya dengan menurunkan tuasnya atau memecahkan kaca
breakglass, yang membuat rangkaian tertutup dan mengunci tuas pada
posisi aktif.
Titik panggil manual harus ditempatkan pada semua rute jalan keluar
pada tiap lantai bangunan.
Umumnya titik panggil manual diletakkan pada ketinggian antara 1.2
meter sampai 1.6 meter dari permukaan lantai dan harus bisa
diidentifikasi dan kelihatan dengan jelas.
FENOMENA ALARM PALSU
Fenomena ini terjadi dimana fire alarm berbunyi berarti
menandakan adanya bahaya yang telah mengancam suatu
bangunan (perusahaan) tetapi setelah di lakukan pengecekan tidak
ada sumber api/asap yang kelihatan.
Fire alarm berbunyi sendiri tanpa ada penyebab yang jelas atau
Fire alarm error dan berbunyi terus menerus, yang disebabkan oleh
gangguan dari jaringan komunikasi (or signalling line circuit) yang
disebabkan oleh Open Circuit dan Short Circuit, ada kabel ground
terlepas, stand by power supply tidak berfungsi tidak bisa di
charger atau tidak terhubung pada system, ataupun detektor
memang rusak.
Jika fire alarm menggunakan system addressable ada
kemungkinan mapping error atau mapping fault.
Pemeliharaan fire alarm system
Kalibrasi dan uji sensor alarm kebakaran, termasuk detektor
sensor asap, panas, percikan dan lainnya terhadap nyala api.
Uji suara alarm kebakaran dan melakukan simulasi. Hal ini
memerlukan petunjuk yang sangat spesifik dan sebaiknya
diserahkan kepada orang-orang yang profesional.
Mengatur sensitivitas alarm kebakaran itu. dengan mengikuti
panduan dan instruksi dari brand yang dipasang
Uji input alarm kebakaran dengan layanan darurat. Pastikan
untuk mengkoordinasikan ini dengan pemadam kebakaran agar
tidak terjadi salah persepsi antara user dan dinas pemadam.
Periksa korosi pada baterai alarm kebakaran serta tanggal
kedaluwarsa. Lakukan pergantian baterai alarm (independen)
kebakaran paling tidak 1 tahun sekali.
Fire Alarm Berusia Kurang Dari Lima Tahun
Alarm kebakaran baru biasanya memerlukan sedikit perawatan. Secara umum, inspeksi alarm
kebakaran tahunan dan perubahan baterai semi-tahunan biasanya cukup sebagai perawatan. Satu-
satunya masalah nyata yang timbul dalam alarm kebakaran yang muda ini biasanya datang dari
instalasi yang tidak tepat.
Fire Alarm Berusia Sepuluh Tahun
Pada titik ini alarm kebakaran mungkin mulai menunjukkan tanda-tanda seperti fluktuasi suhu,
kelembaban dan tegangan. Jika pemeliharaan diabaikan maka akan mengakibatkan kegagalan pada
sistem alarm kebakaran
Fire Alarm Berusia Sepuluh Hingga Lima Belas Tahun
Alarm kebakaran yang tua ini masih bisa berguna, asalkan sistem dipelihara dengan baik untuk.
Karena kemungkinan kerusakan lebih tinggi, alarm kebakaran ini memerlukan perawatan yang lebih
sering
Fire Alarm Berusia Lebih Dari Lima Belas Tahun
Alarm kebakaran yang berusia lebih dari lima belas tahun harus diganti. Pada usia ini, fungsi sistem
telah buruk dan berpotensi mengalami kegagalan sistem yang tinggi Inspeksi tahunan dan
pemeliharaan rutin oleh para profesional terlatih harus dilakukan untuk memastikan bahwa sistem
masih dapat berfungsi dengan baik
Fire Alarm Berusia Lebih Dari Dua Puluh Tahun
Setelah 20 tahun, alarm kebakaran yang pasti harus diganti. Bahkan dengan perawatan yang tepat,
alarm kebakaran usia ini bisa saja tidak berfungsi terlebih saat situasi darurat.

Anda mungkin juga menyukai