Anda di halaman 1dari 10

SISTEM DETEKSI, ALARM, DAN OTOMASI

Detektor Kebakaran

Dosen Pengampu:

Catur Setyawan Kusumohadi, M.T., Ph.D.

Disusun oleh:

Eki Nurman Utomo

(1518621027)

PROGRAM STUDI REKAYASA KESELAMATAN KEBAKARAN

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Beberapa jenis sistem deteksi kebakaran meliputi:

Detektor asap: Memantau lingkungan untuk mendeteksi keberadaan partikel asap. Ketika
partikel asap terdeteksi, alarm akan berbunyi untuk memberikan peringatan dini tentang
kebakaran.

Detektor panas: Mengukur suhu di lingkungan dan mengeluarkan peringatan jika suhu naik
di atas tingkat yang aman.

Detektor api: Mendeteksi cahaya dan panas dari api dan memicu alarm jika terdeteksi.

Sistem deteksi kombinasi: Sistem deteksi kebakaran yang menggunakan kombinasi dari
detektor asap, detektor panas, dan detektor api untuk memberikan peringatan dini yang
lebih akurat dan efektif.

Berikut adalah beberapa macam deteksi asap yang umum digunakan:

1. Detektor asap ionisasi:

Jenis detektor asap ini menggunakan sebuah sumber radiasi untuk mengionisasi udara
dalam ruangan. Ketika partikel asap masuk ke dalam detektor, mereka akan mengganggu
arus listrik dalam detektor dan memicu alarm.
Detektor asap ionisasi adalah jenis detektor kebakaran yang menggunakan prinsip ionisasi
untuk mendeteksi asap. Detektor ini bekerja dengan menggunakan suatu sumber radioaktif
untuk menghasilkan muatan listrik di dalam ruangan deteksi. Ketika asap masuk ke dalam
ruangan deteksi, molekul asap tersebut bereaksi dengan ion-ion yang terdapat di dalam
detektor, sehingga arus listrik terganggu. Gangguan arus listrik ini kemudian akan men-
trigger alarm kebakaran.

Keuntungan dari detektor asap ionisasi adalah kemampuannya untuk mendeteksi asap yang
dihasilkan dari kebakaran yang berkembang secara lambat dan menghasilkan asap yang
sedikit. Hal ini karena detektor asap ionisasi lebih sensitif daripada detektor asap
fotoelektrik, yang cenderung lebih lambat dalam mendeteksi asap yang tipis.

2. Detektor asap fotoelektrik:


Jenis detektor asap ini menggunakan cahaya untuk mendeteksi asap. Ketika partikel asap
masuk ke dalam detektor, mereka akan memantulkan cahaya dan memicu alarm.
Detektor asap fotoelektrik adalah jenis detektor kebakaran yang menggunakan sinar
inframerah untuk mendeteksi asap. Detektor ini bekerja dengan menggunakan suatu
sumber cahaya, biasanya berupa LED, dan fotodioda untuk mendeteksi asap.

Ketika asap memasuki ruang deteksi, partikel asap akan menghamburkan cahaya dari LED
yang terdapat di dalam detektor. Cahaya yang dihamburkan kemudian akan diterima oleh
fotodioda, yang mengubah cahaya menjadi sinyal listrik. Ketika sinyal listrik ini mencapai
ambang batas yang ditentukan, detektor akan mengirimkan sinyal alarm.

Keuntungan dari detektor asap fotoelektrik adalah kemampuannya untuk mendeteksi asap
yang dihasilkan dari kebakaran yang berkembang secara lambat dan menghasilkan asap
yang tebal. Detektor ini cenderung lebih tidak sensitif terhadap asap dari bahan bakar yang
berasal dari kayu atau plastik, sehingga lebih sedikit memicu alarm palsu dibandingkan
dengan detektor asap ionisasi.

3. Detektor asap optik:

Jenis detektor asap ini menggunakan dua cahaya yang ditembakkan ke dalam ruangan.
Ketika partikel asap masuk ke dalam detektor, mereka akan memantulkan cahaya dan
mengganggu keseimbangan cahaya di dalam detektor, yang kemudian memicu alarm.
Detektor asap optik adalah jenis detektor kebakaran yang menggunakan prinsip optik untuk
mendeteksi keberadaan asap. Detektor ini juga dikenal dengan sebutan detektor asap beam
atau detektor asap light.

Detektor asap optik bekerja dengan memancarkan sinar inframerah yang menghasilkan pola
cahaya di sepanjang ruangan atau lorong. Pola cahaya ini kemudian dideteksi oleh sebuah
sensor di sisi lain ruangan. Ketika ada asap yang memasuki area ini, cahaya inframerah akan
terhambur dan sensor akan mendeteksi perubahan pola cahaya. Ketika perubahan ini
mencapai ambang batas yang ditentukan, detektor akan mengirimkan sinyal alarm.

Keuntungan dari detektor asap optik adalah kemampuannya untuk mendeteksi asap dengan
sangat cepat, bahkan sebelum asap mencapai detektor asap ionisasi atau detektor asap
fotoelektrik. Detektor ini juga lebih tahan terhadap gangguan, seperti debu atau hewan
peliharaan, sehingga lebih sedikit memicu alarm palsu dibandingkan dengan jenis detektor
asap lainnya.

4. Detektor asap laser:


Jenis detektor asap ini menggunakan laser untuk mendeteksi asap. Laser dipancarkan ke
dalam ruangan, dan ketika partikel asap masuk ke dalam jalur laser, mereka akan
memantulkan cahaya dan memicu alarm.
Detektor asap laser adalah jenis detektor kebakaran yang menggunakan sinar laser untuk
mendeteksi keberadaan partikel asap di udara. Detektor ini bekerja dengan cara
memancarkan sinar laser melalui ruangan atau area tertentu, kemudian mendeteksi partikel
asap yang terpantul dari sinar laser tersebut.

Ketika partikel asap terdeteksi oleh sensor di detektor asap laser, detektor akan
mengirimkan sinyal alarm. Keuntungan dari detektor asap laser adalah kemampuannya
untuk mendeteksi partikel asap yang sangat kecil dan ringan, seperti asap dari kertas yang
terbakar atau rokok, yang mungkin tidak terdeteksi oleh jenis detektor asap lainnya.

Namun, detektor asap laser memiliki beberapa kelemahan. Pertama, detektor ini cenderung
lebih mahal daripada jenis detektor asap lainnya. Kedua, penggunaannya terbatas pada
aplikasi di area yang relatif kecil, karena sinar laser harus dipancarkan dalam arah yang
spesifik dan terfokus untuk mendeteksi partikel asap.

5. Detektor asap diode:


Jenis detektor asap ini menggunakan diode inframerah untuk mendeteksi asap. Ketika
partikel asap masuk ke dalam detektor, mereka akan memantulkan cahaya inframerah dan
memicu alarm. Detektor asap diode adalah jenis detektor kebakaran yang menggunakan
diode sebagai elemen detektor utama. Diode adalah jenis komponen elektronik yang
mengalirkan arus listrik hanya dalam satu arah, dan digunakan dalam detektor asap untuk
mendeteksi perubahan kecil pada arus listrik akibat partikel asap.

Detektor asap diode bekerja dengan cara melewatkan arus listrik melalui ruang udara atau
area yang akan dideteksi. Ketika partikel asap masuk ke dalam ruang tersebut, arus listrik di
dalamnya terganggu dan menyebabkan perubahan pada tegangan yang diterima oleh
detektor. Perubahan tegangan ini kemudian diinterpretasikan oleh detektor sebagai adanya
kebakaran, dan detektor akan mengirimkan sinyal alarm.
Keuntungan dari detektor asap diode adalah kemampuannya untuk mendeteksi partikel
asap yang sangat kecil, seperti asap dari kertas yang terbakar atau rokok. Selain itu, detektor
ini relatif murah dan mudah dirawat.
Berikut adalah beberapa macam detektor panas yang umum digunakan:

1. Detektor panas rate-of-rise:

Jenis detektor panas ini mendeteksi peningkatan suhu dengan cepat. Ketika suhu naik
dengan cepat melebihi batas ambang yang ditentukan, detektor akan memicu alarm.
Detektor panas rate-of-rise adalah jenis detektor kebakaran yang dapat mendeteksi
kenaikan suhu yang cepat di sekitar detektor. Detektor ini bekerja dengan cara memonitor
perubahan suhu di area yang dideteksi. Ketika suhu di sekitar detektor naik dengan cepat,
detektor akan memberikan sinyal alarm.

Detektor panas rate-of-rise memiliki dua mode deteksi, yaitu mode rate-of-rise dan mode
suhu tetap. Pada mode rate-of-rise, detektor akan memberikan sinyal alarm jika terjadi
kenaikan suhu yang cepat di sekitar detektor. Pada mode suhu tetap, detektor akan
memberikan sinyal alarm jika suhu di sekitar detektor mencapai suhu yang telah ditentukan
sebelumnya.

Namun, detektor panas rate-of-rise memiliki kelemahan dalam mendeteksi kebakaran yang
tidak disertai kenaikan suhu yang cepat, seperti kebakaran yang disebabkan oleh bahan
bakar cair atau bahan bakar padat yang membara perlahan. Oleh karena itu, detektor panas
rate-of-rise sering digunakan dalam kombinasi dengan jenis detektor kebakaran lainnya,
seperti detektor asap atau detektor panas tetap, untuk meningkatkan efektivitas deteksi dan
mengurangi kemungkinan alarm palsu.

2. Detektor panas fiksatif:


Jenis detektor panas ini mendeteksi suhu secara langsung. Ketika suhu mencapai batas
ambang yang ditentukan, detektor akan memicu alarm. Detektor panas fiksatif adalah jenis
detektor panas yang bekerja dengan mengukur suhu di satu lokasi yang tetap atau fiks,
seperti di langit-langit atau dinding ruangan. Detektor ini juga dikenal sebagai detektor
panas titik, karena hanya mendeteksi suhu di lokasi titik tersebut.

Detektor panas fiksatif bekerja dengan mengukur perubahan suhu pada sebuah sensor
terhadap suhu normalnya. Ketika suhu di sekitar detektor meningkat melebihi ambang batas
yang ditentukan, detektor akan mengaktifkan alarm kebakaran.
Keuntungan dari detektor panas fiksatif adalah keandalannya dalam mendeteksi perubahan
suhu secara cepat dan akurat. Detektor ini juga tidak rentan terhadap gangguan dari asap
atau debu, sehingga sangat cocok untuk dipasang di ruangan yang sering terkena asap atau
debu, seperti di dapur atau pabrik.

3. Detektor panas kabel:

Jenis detektor panas ini terdiri dari kabel panas yang terpasang di sekitar area yang perlu
dipantau. Ketika suhu di sekitar kabel naik melebihi batas ambang yang ditentukan, detektor
akan memicu alarm.
Detektor panas kabel adalah jenis detektor panas yang dirancang untuk mendeteksi
kebakaran yang terjadi pada kabel atau pipa. Detektor ini bekerja dengan mengukur suhu di
sepanjang kabel atau pipa, dan dapat mengidentifikasi perubahan suhu yang terjadi akibat
kebakaran.

Detektor panas kabel terdiri dari kabel yang dilengkapi dengan sensor suhu yang terpasang
di dalamnya. Sensor suhu ini dapat mendeteksi perubahan suhu di sepanjang kabel atau
pipa, dan jika suhu melebihi ambang batas yang ditentukan, detektor akan mengaktifkan
alarm kebakaran.

Keuntungan dari detektor panas kabel adalah kemampuannya untuk mendeteksi kebakaran
pada kabel atau pipa yang sulit dijangkau oleh detektor panas konvensional. Selain itu,
detektor ini juga sangat sensitif dalam mendeteksi perubahan suhu, sehingga dapat
mendeteksi kebakaran yang terjadi pada fase awal.

4. Detektor panas termistor:


Jenis detektor panas ini menggunakan komponen elektronik yang disebut termistor untuk
mendeteksi perubahan suhu. Ketika suhu mencapai batas ambang yang ditentukan,
resistansi termistor akan berubah dan detektor akan memicu alarm.

Detektor panas termistor adalah salah satu jenis detektor panas yang bekerja berdasarkan
perubahan resistansi termistor terhadap perubahan suhu. Termistor adalah komponen
elektronik yang memiliki resistansi yang sangat sensitif terhadap suhu.

Detektor panas termistor terdiri dari dua buah termistor yang dipasang pada satu rangkaian
listrik. Termistor pertama diatur pada suhu tetap, sedangkan termistor kedua terpasang
pada area yang akan diawasi. Ketika suhu meningkat dan mencapai ambang batas yang telah
ditentukan, resistansi termistor kedua akan berubah, menghasilkan perubahan arus listrik
yang dapat mengaktifkan alarm kebakaran.

Keuntungan dari detektor panas termistor adalah sensitivitasnya yang tinggi dalam
mendeteksi perubahan suhu. Selain itu, detektor ini juga relatif murah dan mudah untuk
dipasang.

5. Detektor panas infrared:

Jenis detektor panas ini menggunakan sensor infrared untuk mendeteksi perubahan suhu.
Ketika suhu mencapai batas ambang yang ditentukan, detektor akan memicu alarm.
Detektor panas infrared adalah salah satu jenis alat deteksi kebakaran yang menggunakan
teknologi penginderaan suhu menggunakan sinar inframerah. Alat ini bekerja dengan cara
mengukur radiasi panas yang dihasilkan oleh suatu objek atau benda di sekitarnya,
kemudian menerjemahkan informasi tersebut ke dalam sinyal listrik yang dapat digunakan
untuk memberikan peringatan dini pada kasus kebakaran.

Detektor panas infrared biasanya digunakan untuk mendeteksi suhu tinggi pada benda atau
peralatan tertentu seperti panel listrik, mesin, atau peralatan industri lainnya yang rentan
terhadap kebakaran akibat panas berlebih atau korsleting listrik. Alat ini juga bisa dipasang
di ruang server atau ruang data center untuk mendeteksi suhu yang terlalu tinggi akibat
overheat pada perangkat IT.

Detektor panas infrared memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan jenis detektor
kebakaran lainnya seperti detektor asap atau detektor panas konvensional. Kelebihan
tersebut antara lain adalah kemampuannya untuk mendeteksi suhu tinggi pada benda atau
peralatan secara akurat, tahan terhadap gangguan asap atau debu, dan lebih awet dan
tahan lama karena tidak menggunakan unsur sensor yang rentan terhadap kerusakan.

Namun, detektor panas infrared juga memiliki kelemahan seperti rentan terhadap gangguan
radiasi elektromagnetik, mahal harganya, dan membutuhkan perawatan khusus agar tetap
berfungsi dengan baik.

Ada beberapa jenis detektor api yang umum digunakan, termasuk:

1. Detektor api berbasis cahaya:


Jenis detektor api ini menggunakan fotokonduktor untuk mendeteksi sinar inframerah dari
api.
Detektor panas infrared adalah jenis detektor panas yang bekerja dengan cara mendeteksi
radiasi inframerah yang dipancarkan oleh benda yang panas. Detektor ini bekerja
berdasarkan prinsip bahwa semakin panas suatu benda, semakin banyak radiasi inframerah
yang dipancarkan oleh benda tersebut.

Detektor panas infrared biasanya terdiri dari sensor yang dapat mendeteksi radiasi
inframerah dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Ketika suhu lingkungan meningkat dan
mencapai ambang batas yang telah ditentukan, sensor akan mendeteksi radiasi inframerah
yang lebih banyak dan menghasilkan sinyal listrik yang dapat mengaktifkan alarm kebakaran.

Keuntungan dari detektor panas infrared adalah kemampuannya untuk mendeteksi suhu
dengan cepat dan akurat, serta tidak terpengaruh oleh kondisi lingkungan seperti
kelembaban atau udara yang tercemar. Selain itu, detektor ini juga dapat digunakan untuk
mendeteksi kebakaran pada area yang memiliki suhu tinggi atau pada material yang sulit
dideteksi oleh detektor panas konvensional.

Namun, detektor panas infrared juga memiliki kelemahan. Detektor ini biasanya lebih mahal
dibandingkan dengan detektor panas konvensional dan memerlukan tenaga listrik untuk
beroperasi. Selain itu, detektor ini juga tidak dapat mendeteksi kebakaran pada area yang
memiliki suhu rendah.

Detektor panas infrared sering digunakan pada area-area yang memerlukan deteksi suhu
yang akurat dan cepat, seperti pada pabrik, gudang, atau instalasi listrik yang kompleks.
Detektor ini juga dapat digunakan pada area-area yang terpapar suhu tinggi, seperti pada
mesin industri atau oven, untuk mendeteksi kebakaran sebelum terjadi kerusakan yang lebih
parah.

2. Detektor api berbasis spektrum:


Jenis detektor api ini menggunakan lensa atau prisma untuk memecah cahaya dari api
menjadi spektrum warna yang berbeda, kemudian mendeteksi energi dari spektrum warna
tertentu.
Detektor api berbasis spektrum merupakan jenis detektor api yang menggunakan teknologi
spektroskopi untuk mendeteksi keberadaan api. Detektor ini bekerja dengan menganalisis
spektrum cahaya yang dihasilkan oleh api, yang terdiri dari berbagai panjang gelombang dan
intensitas.

Detektor api berbasis spektrum dapat bekerja dengan deteksi multispektral atau
hyperspectral. Deteksi multispektral menggunakan beberapa panjang gelombang yang
dipilih untuk mendeteksi keberadaan api, sementara deteksi hyperspectral dapat
memproses lebih banyak panjang gelombang dan menghasilkan citra spektral yang lebih
detail dan presisi.

Keuntungan dari detektor api berbasis spektrum adalah kemampuannya untuk mendeteksi
api secara lebih akurat dan dapat diandalkan, bahkan dalam kondisi yang sulit atau kompleks
seperti di lingkungan industri. Detektor ini juga dapat meminimalkan false alarm dan
mengurangi kemungkinan kerusakan atau kecelakaan yang disebabkan oleh api.

Namun, kelemahan dari detektor api berbasis spektrum adalah biayanya yang relatif mahal,
serta membutuhkan keahlian khusus dalam pemeliharaan dan pengoperasiannya. Selain itu,
detektor ini juga dapat terpengaruh oleh faktor-faktor seperti debu, asap, atau cahaya
terang, yang dapat mempengaruhi kinerjanya.

3. Detektor api berbasis udara:


Jenis detektor api ini menggunakan sensor udara untuk mendeteksi perubahan suhu atau
kandungan gas di udara yang terkait dengan kebakaran.
Detektor api berbasis udara adalah sistem deteksi yang mengandalkan pengamatan udara di
sekitar area yang akan dideteksi keberadaan api. Detektor api berbasis udara memanfaatkan
sensor udara yang dapat mengukur perubahan kondisi udara seperti suhu dan kelembaban
yang dihasilkan oleh adanya api.

Prinsip kerja detektor api berbasis udara tergantung pada algoritma deteksi yang digunakan
oleh sistem. Beberapa algoritma deteksi yang umum digunakan adalah sebagai berikut:

Deteksi suhu: Detektor api berbasis udara dapat mengukur perubahan suhu di sekitar area
deteksi untuk mendeteksi keberadaan api. Ketika suhu di sekitar area deteksi meningkat
secara tiba-tiba, detektor api akan mengeluarkan peringatan atau sinyal bahaya.

Deteksi kelembaban: Detektor api berbasis udara dapat mendeteksi adanya kelembaban
atau uap air yang dihasilkan oleh adanya api. Detektor ini bekerja dengan mengukur
perubahan kelembaban di sekitar area deteksi. Ketika terjadi penurunan kelembaban di
sekitar area deteksi, detektor akan memberikan peringatan atau sinyal bahaya.
Deteksi asap: Detektor api berbasis udara juga dapat mendeteksi adanya asap yang
dihasilkan oleh adanya api. Detektor ini bekerja dengan mengukur konsentrasi partikel yang
terdapat di udara di sekitar area deteksi. Ketika terjadi peningkatan konsentrasi partikel di
udara, detektor akan mengeluarkan peringatan atau sinyal bahaya.

Kelebihan detektor api berbasis udara adalah sensitivitasnya yang tinggi dan dapat
mendeteksi adanya api dalam jarak yang jauh. Namun, kelemahan dari detektor ini adalah
kemampuannya yang terbatas untuk mendeteksi api pada area yang sangat besar dan
kurang akurat dalam mendeteksi keberadaan api pada area yang sangat kecil.

Detektor api sangat penting dalam sistem deteksi kebakaran karena dapat mendeteksi kebakaran
pada tahap awal, sehingga memungkinkan waktu yang cukup untuk evakuasi dan pencegahan
kerusakan yang lebih besar. Oleh karena itu, detektor api sangat penting dalam menjaga
keselamatan dan kesejahteraan manusia, serta melindungi properti dari kebakaran.

Detektor kombinasi adalah perangkat yang menggabungkan lebih dari satu jenis detektor kebakaran
dalam satu unit. Detektor kombinasi biasanya menggabungkan detektor asap, detektor panas, dan
detektor gas CO (karbon monoksida) dalam satu unit, sehingga dapat mendeteksi berbagai jenis
ancaman kebakaran dalam satu perangkat.

Keuntungan dari detektor kombinasi adalah kemampuannya untuk mendeteksi berbagai jenis
ancaman kebakaran secara bersamaan. Ketika detektor kombinasi mendeteksi asap atau panas,
alarm akan berbunyi dan memberi tanda kepada penghuni gedung untuk segera melakukan
evakuasi. Detektor kombinasi juga dapat mendeteksi gas CO, yang sangat berbahaya karena tidak
berbau dan tidak terlihat.

Anda mungkin juga menyukai