Anda di halaman 1dari 3

Heat Detector

Pengertian
Heat Detector merupakan alat pendeteksi kebakaran melalui suhu panas. Detector
berfungsi untuk mendeteksi peningkatan suhu ruangan secara drastis pada suatu
ruangan.Detector ini dapat terintegrasi dengan fire alarm control panel. Apabila terjadi
peningkatan pada suhu ruangan yang ditangkap oleh detector, maka alarm bell dan indicator
lamp akan menyala seiring dengan suara indikator fire pada panel.Detector ini dapat dibilang
lebih efektif dibandikan detector kebakaran lainnya.Pasalnya, detector ini dapat lebih cepat
menangkap tanda-tanda kebakaran, hanya dengan suhu panas.Pada suhu 55°C hingga 63°C,
umumnya sensor deteksi panas sudah dapat bekerja dan mengaktifkan alarm bel.Namun
sayangnya, hal ini kerap menyebabkan terjadinya false alarm.Meskipun demikian, detector
ini merupakan alat pendeteksi yang lebih banyak digunakan dibandingkan jenis lainnya. Alat
pendeteksi panas ini umumnya digunakan pada ruang kantor, perhotelan, rumah sakit, ruang
server, ruang arsip, gudang, ataupun kegiatan industri lainya.

Sejarah dan Perkembangan Heat Detector


Alat pemindai suhu maupun asap untuk kebakaran sebenarnya dipatenkan oleh orang
yang sama. Yaitu George Andrew Darby, seorang fisikawan sekaligus ilmuwan asal Eropa.
Pada tahun 1902, ia untuk pertama kalinya memperkenalkan pada publik tentang alat
pemindai suhu elektrik menggunakan baterai khusus. Ia mengadaptasi ide Francis Robbins
Upton yang memperkenalkan fire alarm system dan fire sprinkler untuk menjaga agar koleksi
pianonya tidak dilahap api.
Kemudian di akhir tahun 1930 an hingga 1965, alat pemindai ini dikembangkan
kembali oleh banyak ilmuwan. Salah satunya adalah Walter Jaeger, seorang fisikawan asal
Vienna yang kemudian menjadi cikal bakal dari alat smoke detector modern saat ini.
Tetapi karya dari Walter Jaeger ini bisa dibilang gagal pada masanya. Karena tujuan
utama Walter adalah untuk menciptakan alat pendeteksi gas beracun, yang mana saat ini
kembali dikembangkan dan menghasilkan temuan baru. Yaitu alat pendeteksi kadar oksigen
di udara serta gas yang tidak baik untuk tubuh seperti karbon monoksida dan hingga saat ini
pun, alat pemindai suhu ruangan terus dikembangkan agar bisa membantu kehidupan
manusia.
Cara Kerja Heat Detector
Berdasarkan cara kerjanya, heat detector bisa dibagi menjadi 2 jenis. Yaitu ROR dan Fixed
Detector. Untuk lebih lengkapnya, silahkan pahami penjelasan kedua jenis alat pemindai
panas di bawah ini.
1. Cara Kerja Sistem Rate of Rise Detector
Sistem ROR atau rate of rise merupakan alat pemindai suhu yang akan mengirimkan
sinyal ketika ada lonjakan suhu dalam jumlah tinggi dari normal. Alat ini menggunakan
sistem thermocouple atau termistor yang sangat sensitif terhadap suhu dan api.
Sehingga dalam 1 menit, heat detector tipe ROR bisa mengidentifikasi kenaikan
suhu dari 12 hingga 15 derajat celcius. Selain itu, detector ini juga bisa mengidentifikasi
dan bekerja di bawah suhu api normal yaitu sekitar 136.4°F atau 58°celcius. Jadi tipe
pendeteksi kebakaran ini lebih cocok jika digunakan di tempat bersuhu normal seperti
dapur, kamar tidur, ruang perkantoran, dan lain-lain.
2. Cara Kerja Sistem Fixed Detector
Kebalikan dari sistem rate of rise, alat pendeteksi kebakaran ini bekerja dengan cara
memindai suhu ruangan dan membandingkannya dengan suhu maksimal yang tercatat di
dalam sistem. Misalnya ketika suhu di ruangan tersebut adalah 40 derajat celcius, yang
mana sudah terdeteksi sebagai indikasi kebakaran pada sistem rate of rise. Tetapi jika suhu
maksimal yang tercatat di dalam sistem fixed detector adalah 50 derajat, maka alarm tidak
akan bunyi karena sinyal dari detektor tidak dikirimkan.
Oleh karena itu, kebanyakan sistem pendeteksi kebakaran ini ditempatkan di
ruangan yang memang suhunya panas meskipun dalam keadaan normal. Misalnya di
ruang bawah tanah atau basement, ruangan yang dipenuhi mesin, atau ruang beruap.

Kelebihan dan kekurangan ROR Heat Detector dan Fixed Heat Detector
Setiap jenis alat proteksi kebakaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing,
termasuk ROR Heat Detector dan Fixed Heat Detector. Untuk mengetahui perbandingan
keduanya, berikut adalah kelebihan dari dua jenis detector tersebut.
1. Kelebihan ROR Heat Detector
 Dapat memberikan respon kebakaran lebih cepat daripada Fixed Heat Detector
 Lebih bisa diandalkan dibandingkan jenis Smoke Detector
 Tidak dipengaruhi oleh lingkungan yang kotor atau berdebu
 Perawatan praktis dan hemat
 Harga lebih terjangkau dari smoke detector
2. Kelebihan Fixed Heat Detector
 Biaya lebih terjangkau dibanding Smoke Detector
 Lebih andal dari unit smoke detector
 Perawatan hemat dan praktis
 Tidak terpengaruh oleh lingkungan berdebu dan kotor
Selain memiliki kelebihan, dua jenis detector tersebut juga memiliki kekurangan.
Kekurangan Fixed Heat Detector lebih lambat dibandingkan Smoke Detector dan tidak dapat
mendeteksi produk pembakaran. Sementara kekurangan ROR Heat Detector adalah lebih
lambat dalam merespon kebakaran dibanding dengan detektor asap. Selain itu, jenis detector
ini juga tidak bisa mendeteksi produk pembakaran serta hanya cocok diaplikasikan untuk
perlindungan ruangan properti.

Pemasangan Heat Detecetor


Umumnya, alat pendeteksi panas dipasang di ruangan yang selalu berasap atau beruap.
Sebab jika memasang smoke detector di dalam ruangan steam, tentunya alarm akan terus
berbunyi setiap hari karena mendeteksi uap dari mesin steam tersebut. Oleh karena itu,
ruangan yang dipenuhi mesin atau asap itulah yang perlu dipasangkan alat detector ini.
Dengan begitu meskipun alat mendeteksi asap, alarm tidak akan berbunyi. Selain itu,
ruangan-ruangan yang sering digunakan untuk masak seperti dapur juga cocok untuk
dipasangkan alat ini. Sebab asap dari masakan vacuum sering kali terdeteksi oleh sistem
smoke detector sebagai tanda kebakaran.

Anda mungkin juga menyukai