proses pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik yang
diperkirakan mengalami kebakaran.
ii.
Sebuah detektor asap adalah alat yang mendeteksi asap, biasanya sebagai indikator
kebakaran. komersial, industri, Kantor dan massa hunian mengeluarkan perangkat sinyal
ke sebuah sistem alarm kebakaran, sedangkan rumah tangga detektor, yang dikenal
sebagai alarm asap, umumnya mengeluarkan visual lokal terdengar dan / atau alarm dari
detektor itu sendiri .
Detektor asap biasanya ditempatkan di atas plafon berbentuk cakram sekitar 150
milimeter (6 in) dengan diameter dan 25 mm (1 inci) tebal, namun bentuknya bisa
berbeda-beda menurut pabrik atau lini produk.
Kebanyakan detektor asap bekerja baik oleh deteksi optik (fotolistrik ) atau dengan proses
fisik (ionisasi), sementara yang lain menggunakan kedua metode pendeteksian untuk
meningkatkan sensitivitas untuk merokok.
Alarm sensitif dapat digunakan untuk mendeteksi, dan dengan demikian mencegah,
merokok di tempat mana itu dilarang seperti toilet dan sekolah.
Detektor asap pada bangunan komersial, industri, Kantor dan perumahan besar biasanya
didukung oleh suatu sistem alarm kebakaran terpusat, yang didukung oleh kekuatan
bangunan dengan baterai cadangan.
JUMLAH ZONE
JUMLAH HEAT
DETECTOR
LOKASI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
5
4
6
12
10
14
14
15
14
12
3
16
Lantai 1
Lantai 1
Lantai 1
Lantai 2
Lantai 2
Lantai 3
Lantai 3
Lantai 4
Lantai 4
Lantai 5
Lantai 6
Lantai 5
11
KETERANGAN
Parkir
Parkir
Lobi & Ruang Kerja
SDM Area Jayapura
Distribusi Area Jayapura
Bidang Keuangan
Bidang Perencanaan
Bidang SDM & KHA
Bidang Niaga & Lisdes
Ruang GM dan Rapat 1 & 2
Gudang dan Op. Lift
Ruang Teknik dan AI
URAIAN UMUM
Sistem pengindera api gedung kantor PLN sudah terpasang dan beroperasi sejak tahun
1993 atau sejak berdirinya gedung kantor ini. Dengan type sistem semi konvensional atau
pengelompokan deteksi dalam tiap zone yang merupakan sistem paling baik pada saat itu.
Sistem pengindera ini tidak bekerja sebagaimana mestinya pada tahun 2000 karena tidak
mendapat perawatan yang spesifik. Kerusakan terjadi pada Main Control Fire Alarm
(MCFA) atau Fire Alarm Control Panel (FACP) yang terletak diruang kontrol hydrant lantai
dasar gedung kantor.
Karena Banyak insiden-insiden yang menyangkut keselamatan kerja, salah satunya
adalah kebakaran. Kebakaran merupakan suatu insiden akibat dari api yang bekerja tidak
pada tempatnya, yang terjadi antara api, bahan bakar, dan oksigen. Reaksi kimia tersebut
mengeluarkan panas yang merupakan ancaman bagi kehidupan manusia.
Ancaman tersebut meliputi :
Habitat atau lingkungan hidup manusia.
Lingkungan hidup flora dan fauna.
Kebakaran tersebut merupakan kejadian yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain :
Faktor manusia seperti karena kelalaian, kurang disiplin, dan bentuk kejahatan.Faktor
teknologi seperti akibat kurang dilaksanakan pedoman, standar pemakaian produk
teknologi dan biasanya karena sifat individual manusia.
Faktor alam seperti akibat sampingan dari bencana alam, seperti gempa, erupsi vulkanik
gunung berapi, loncatan listrik alam, dan pemampatan udara panas.
Terjadinya masalah kebakaran yang menelan korban jiwa, harta benda serta hilangnya
tempat berusaha atau pekerjaan merupakan kejadian yang merugikan.
Didalam usaha memperkecil jumlah korban maka unsur-unsur instalasi yang terkait
didalam pencegahan kebakaran harus mampu menggerakkan segala potensi yang ada
untuk memberikan pertolongan dan penyelamatan secara cepat dan tepat ke tempat
peristiwa.
Agar berhasil berdaya guna dalam usahanya, maka perlu dimantapkan organisasi dan
manajemen serta ketrampilan personil maupun sarana dan prasarana yang memadai.
Mengingat hal-hal tersebut maka selain Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang dapat
dibawa, instalasi pemadam api seperti Detector Alarm System sangat mutlak diperlukan
untuk sebagai tanda peringatan pertama terjadinya kebakaran.
Selain peralatan, dukungan personil yang terlatih dan terampil dengan dukungan sarana
keamanan yang cukup untuk mencapai tujuan pencegahan dan penanggulangan yang
akurat dan ditunjang dengan organisasi dalam suatu sistem manajemen yang baik.
1. Fire Alarm
Pada praktek ini menggunakan jenis FIRE ALARM BUSH BUTTON BREAKABLE BY
FINGER. Cara kerjanya yaitu apabila akan mengoperasikannya harus terlebih dahulu
memecahkan kaca pengamannya kemudian tombol ditekan maka secara otomatis
mengirimkan sinyal ke control panel. Lalu bel/alarm yang ada di lokasi penempatannya
akan berbunyi. Alat ini dipasang di dinding ruangan.
2. Alarm Bell
Jenis Alarm Bell yang dipraktekan adalah ALARM BELL H.C. DC 24V HC 624 DC 24V
ISMA MOTOR BELL. Cara kerjanya yaitu apabila ada kebakaran, maka dari control panel
akan mengirimkan sinyal ke alarm bell. Sehingga alarm bell dapat berbunyi.
3. Heat Detector Type Fixed Temperature
Cara kerjanya adalah dengan perubahan temperatur ruangan dan suhu yang naik
mencapai suhu tertentu, sehingga element pendeteksi akan mengirimkan sinyal ke control
panel dan membunyikan suatu alarm.
4. Heat Detector Type Rate of Rise
Mekanisme kerjanya yaitu bila suhu ruangan yang dilindungi rate of rise detector
mengalami kenaikan suhu sebesar 100C setiap menitnya, maka akan didapatkan suatu
tenaga mekanik yang dipergunakan untuk menggerakkan alat penyambung yang
digunakan pada sistem alarm. Sinyal tersebut dikirim ke control panel, sehingga alarm
dapat berbunyi.
5. Smoke Detector
Cara kerjanya adalah dengan memanfaatkan asap yang dikeluarkan oleh suatu insiden
kebakaran. Alat tersebut merespon asap dan kemudian sinyalnya dikirimkan ke control
panel. Pada control panel sinyal tersebut diteruskan ke bel alarm, sehingga alarm
berbunyi.
6. Control Panel
Cara kerjanya yaitu jika detektor mendeteksi adanya kebakaran ataupun sprinkler,
automatic fire extinguisher, dan hydrant bekerja maka sinyal itu akan dikirimkan ke control
panel sebagai data masukan (input data). Kemudian control panel akan mengolah,
menyeleksi, dan mengevaluasi data tersebut yang hasilnya merupakan data keluaran
(output data) yang berisi informasi tentang lokasi kebakaran yang ditampilkan pada
announciator dan secara otomatis akan mengaktifkan atau membunyikan bel/alarm.
Cara Kerja
1. Jika terjadi kebakaran, maka alat merespon melalui Heat Detector Type Fixed
Temperature, Heat Detector Type Rate Of Rise dan Smoke Detector.
2. Kemudian dari Heat Detector Type Fixed Temperature, Heat Detector Type Rate Of
Rise dan Smoke Detector disalurkan ke control panel.
3. Kemudian dari control panel respon diteruskan ke Fire Alarm, Alarm Bell dan Fire
Lamp Detector untuk memberikan peringatan pertama terjadinya suatu kebakaran.
Demikianlah kurang lebih paper yang saya sempat buat dan semoga ada manfaatnya buat
rekan untuk menambah khasanah berpikir rekan.