Anda di halaman 1dari 7

URAIAN SISTEM ALAT PENGINDERA / DETEKSI KEBAKARAN DINI GEDUNG

KANTOR PT PLN (PERSERO) WILAYAH PAPA DAN PAPUA BARAT


Sistem pengindera api atau yang umum dikenal dengan fire alarm system adalah suatu
sistem terintegrasi yang didesain dan dibangun untuk mendeteksi adanya GEJALA
kebakaran, untuk kemudian memberi peringatan (warning) dalam sistem evakuasi dan
ditindak lanjuti secara otomatis maupun manual dengan sistem instalasi pemadam
kebakaran (fire fighting System).
Peralatan utama yang menjadi pengendali sistem ini disebut Main Control Fire Alarm
(MCFA) atau Fire Alarm Control Panel (FACP) yang terletak diruang kontrol hydrant lantai
dasar gedung kantor yang berfungsi menerima sinyal masukan (input signal) semua
detektor dan komponen pendeteksi lainnya, untuk kemudian memberikan sinyal keluaran
(output signal) melalui komponen keluaran sesuai dengan setting yang telah diterap kan.
Dalam parktek, dikenal 3 sistem pendeteksian dan pengendalian, yaitu :
1. Non addressable system :
Sistem ini disebut juga dengan conventional sistem. Pada sistem ini MCFA
menerima sinyal masukan langsung dari semua detektor (biasanya jumlahnya
sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung memerintahkan komponen
keluaran untuk merespon masukan tersebut. Sistem ini umumnya digunakan pada
bangunan/area supervisi berskala kecil, seperti perumahan, pertokoan atau pada
ruangan-ruangan tertentu pada suatu bangunan yang diamankan.
2. Semi addressable system :
Pada sistem ini dilakukan pengelompokan/zoning pada detektor & alat penerima
masukan berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona
ini dikendalikan (baik input maupun output) oleh zone controller yang mempunyai
alamat/address yg spesifik. Pada saat detektor atau alat penerima masukan lainnya
memberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O) berdasarkan zone
controller yg mengumpankannya. Dalam konstruksinya tiap zona dapat terdiri dari :
a.
b.
c.

satu lantai dalam sebuah bangunan / gedung


beberapa ruangan yang berdekatan pada satu lantai di sebuah bangunan /
gedung
beberapa ruangan yang mempunyai karakteristik tai di sebuah bangunan /
gedung Pada display MCFA akan terbaca alamat zona yang terjadi gejala
kebakaran, sehingga dengan demikian tindakan yang harus diambil dapat
dilokalisir hanya pada zona tersebut.

3. Full addressable system :


Merupakan pengembangan dari sistem semi addressable. Pada sistem ini semua
detector dan alat pemberi masukan mempunyai alamat yang spesifik, sehingga

proses pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik yang
diperkirakan mengalami kebakaran.

PERALATAN UTAMA & FUNGSI


Peralatan utama sistem distribusi elektrikal terdiri dari :
1. Automatic Input Devices (alat penerima masukan yang bekerja otomatik)
a.

Heat detectors (alat pengindera panas)


Berdasarkan cara kerjanya, heat detectors dibagi menjadi :
i.

ii.

Fixed temperature heat detector yang bekerja mendeteksi suhu udara


di sekitar casing-nya ( ambience temperatur ) dengan
membandingkannya terhadap suhu setting default-nya, misalnya 57
C, 75 C dsb.
Rate of Rise (ROR) heat detector yang bekerja mendeteksi kecepatan
peningkatan suhu di sekitar casing-nya. Bila kecepatan peningkatan
suhu berjalan lebih lambat dari nilai settingnya, maka detektor ini tidak
memberikan respon.DETEKTOR ASAP / SOKE DETECTOR

Sebuah detektor asap adalah alat yang mendeteksi asap, biasanya sebagai indikator
kebakaran. komersial, industri, Kantor dan massa hunian mengeluarkan perangkat sinyal
ke sebuah sistem alarm kebakaran, sedangkan rumah tangga detektor, yang dikenal
sebagai alarm asap, umumnya mengeluarkan visual lokal terdengar dan / atau alarm dari
detektor itu sendiri .
Detektor asap biasanya ditempatkan di atas plafon berbentuk cakram sekitar 150
milimeter (6 in) dengan diameter dan 25 mm (1 inci) tebal, namun bentuknya bisa
berbeda-beda menurut pabrik atau lini produk.
Kebanyakan detektor asap bekerja baik oleh deteksi optik (fotolistrik ) atau dengan proses
fisik (ionisasi), sementara yang lain menggunakan kedua metode pendeteksian untuk
meningkatkan sensitivitas untuk merokok.
Alarm sensitif dapat digunakan untuk mendeteksi, dan dengan demikian mencegah,
merokok di tempat mana itu dilarang seperti toilet dan sekolah.
Detektor asap pada bangunan komersial, industri, Kantor dan perumahan besar biasanya
didukung oleh suatu sistem alarm kebakaran terpusat, yang didukung oleh kekuatan
bangunan dengan baterai cadangan.

DAFTAR JUMLAH ALAT DETEKSI BERDASARKAN ZONE

JUMLAH ZONE

JUMLAH HEAT
DETECTOR

LOKASI

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

5
4
6
12
10
14
14
15
14
12
3
16

Lantai 1
Lantai 1
Lantai 1
Lantai 2
Lantai 2
Lantai 3
Lantai 3
Lantai 4
Lantai 4
Lantai 5
Lantai 6
Lantai 5

11

KETERANGAN

Parkir
Parkir
Lobi & Ruang Kerja
SDM Area Jayapura
Distribusi Area Jayapura
Bidang Keuangan
Bidang Perencanaan
Bidang SDM & KHA
Bidang Niaga & Lisdes
Ruang GM dan Rapat 1 & 2
Gudang dan Op. Lift
Ruang Teknik dan AI

URAIAN UMUM
Sistem pengindera api gedung kantor PLN sudah terpasang dan beroperasi sejak tahun
1993 atau sejak berdirinya gedung kantor ini. Dengan type sistem semi konvensional atau
pengelompokan deteksi dalam tiap zone yang merupakan sistem paling baik pada saat itu.
Sistem pengindera ini tidak bekerja sebagaimana mestinya pada tahun 2000 karena tidak
mendapat perawatan yang spesifik. Kerusakan terjadi pada Main Control Fire Alarm
(MCFA) atau Fire Alarm Control Panel (FACP) yang terletak diruang kontrol hydrant lantai
dasar gedung kantor.
Karena Banyak insiden-insiden yang menyangkut keselamatan kerja, salah satunya
adalah kebakaran. Kebakaran merupakan suatu insiden akibat dari api yang bekerja tidak
pada tempatnya, yang terjadi antara api, bahan bakar, dan oksigen. Reaksi kimia tersebut
mengeluarkan panas yang merupakan ancaman bagi kehidupan manusia.
Ancaman tersebut meliputi :
Habitat atau lingkungan hidup manusia.
Lingkungan hidup flora dan fauna.
Kebakaran tersebut merupakan kejadian yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain :
Faktor manusia seperti karena kelalaian, kurang disiplin, dan bentuk kejahatan.Faktor
teknologi seperti akibat kurang dilaksanakan pedoman, standar pemakaian produk
teknologi dan biasanya karena sifat individual manusia.
Faktor alam seperti akibat sampingan dari bencana alam, seperti gempa, erupsi vulkanik
gunung berapi, loncatan listrik alam, dan pemampatan udara panas.
Terjadinya masalah kebakaran yang menelan korban jiwa, harta benda serta hilangnya
tempat berusaha atau pekerjaan merupakan kejadian yang merugikan.
Didalam usaha memperkecil jumlah korban maka unsur-unsur instalasi yang terkait
didalam pencegahan kebakaran harus mampu menggerakkan segala potensi yang ada
untuk memberikan pertolongan dan penyelamatan secara cepat dan tepat ke tempat
peristiwa.
Agar berhasil berdaya guna dalam usahanya, maka perlu dimantapkan organisasi dan
manajemen serta ketrampilan personil maupun sarana dan prasarana yang memadai.

Mengingat hal-hal tersebut maka selain Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang dapat
dibawa, instalasi pemadam api seperti Detector Alarm System sangat mutlak diperlukan
untuk sebagai tanda peringatan pertama terjadinya kebakaran.
Selain peralatan, dukungan personil yang terlatih dan terampil dengan dukungan sarana
keamanan yang cukup untuk mencapai tujuan pencegahan dan penanggulangan yang
akurat dan ditunjang dengan organisasi dalam suatu sistem manajemen yang baik.
1. Fire Alarm
Pada praktek ini menggunakan jenis FIRE ALARM BUSH BUTTON BREAKABLE BY
FINGER. Cara kerjanya yaitu apabila akan mengoperasikannya harus terlebih dahulu
memecahkan kaca pengamannya kemudian tombol ditekan maka secara otomatis
mengirimkan sinyal ke control panel. Lalu bel/alarm yang ada di lokasi penempatannya
akan berbunyi. Alat ini dipasang di dinding ruangan.
2. Alarm Bell
Jenis Alarm Bell yang dipraktekan adalah ALARM BELL H.C. DC 24V HC 624 DC 24V
ISMA MOTOR BELL. Cara kerjanya yaitu apabila ada kebakaran, maka dari control panel
akan mengirimkan sinyal ke alarm bell. Sehingga alarm bell dapat berbunyi.
3. Heat Detector Type Fixed Temperature
Cara kerjanya adalah dengan perubahan temperatur ruangan dan suhu yang naik
mencapai suhu tertentu, sehingga element pendeteksi akan mengirimkan sinyal ke control
panel dan membunyikan suatu alarm.
4. Heat Detector Type Rate of Rise
Mekanisme kerjanya yaitu bila suhu ruangan yang dilindungi rate of rise detector
mengalami kenaikan suhu sebesar 100C setiap menitnya, maka akan didapatkan suatu
tenaga mekanik yang dipergunakan untuk menggerakkan alat penyambung yang
digunakan pada sistem alarm. Sinyal tersebut dikirim ke control panel, sehingga alarm
dapat berbunyi.
5. Smoke Detector
Cara kerjanya adalah dengan memanfaatkan asap yang dikeluarkan oleh suatu insiden
kebakaran. Alat tersebut merespon asap dan kemudian sinyalnya dikirimkan ke control
panel. Pada control panel sinyal tersebut diteruskan ke bel alarm, sehingga alarm
berbunyi.

6. Control Panel
Cara kerjanya yaitu jika detektor mendeteksi adanya kebakaran ataupun sprinkler,
automatic fire extinguisher, dan hydrant bekerja maka sinyal itu akan dikirimkan ke control
panel sebagai data masukan (input data). Kemudian control panel akan mengolah,
menyeleksi, dan mengevaluasi data tersebut yang hasilnya merupakan data keluaran
(output data) yang berisi informasi tentang lokasi kebakaran yang ditampilkan pada
announciator dan secara otomatis akan mengaktifkan atau membunyikan bel/alarm.
Cara Kerja
1. Jika terjadi kebakaran, maka alat merespon melalui Heat Detector Type Fixed
Temperature, Heat Detector Type Rate Of Rise dan Smoke Detector.
2. Kemudian dari Heat Detector Type Fixed Temperature, Heat Detector Type Rate Of
Rise dan Smoke Detector disalurkan ke control panel.
3. Kemudian dari control panel respon diteruskan ke Fire Alarm, Alarm Bell dan Fire
Lamp Detector untuk memberikan peringatan pertama terjadinya suatu kebakaran.
Demikianlah kurang lebih paper yang saya sempat buat dan semoga ada manfaatnya buat
rekan untuk menambah khasanah berpikir rekan.

Anda mungkin juga menyukai