Anda di halaman 1dari 9

2. 2. 2.

PINTU KELUAR

Beberapa syarat yang perlu dipenuhi oleh pintu keluar di antaranya adalah:

a. Pintu harus tahan terhadap api sekurang-kurangnya dua jam


b. Pintu harus ditengkapi dengan minimal tiga engsel
c. Pintu juga harus dilengkapi dengan alat penutup pintu otomatis (door closer)
d. Pintu dilengkapi dengan tuas/tungkai pembuka pintu yang berada di luar ruang tangga (kecuali tangga
yang berada di lantai dasar, berada di dalam ruang tangga), dan sebaiknya menggunakan tuas pembuka
yang memudahkan, terutama dalam keadaan panik (panic bar)
e. Pintu dilengkapi tanda peringatan: "TANGGA DARURAT - TUTUP KEMBALI"
f. Pintu dapat dilengkapi dengan kaca tahan api dengan luas maksimal 1 meter persegi dan diletakkan di
setengah bagian atas dari daun pintu
g. Pintu harus dicat dengan warna merah.

Pintu Darurat

2. 2. 3. KORIDOR DAN JALAN KELUAR

Koridor dan jalur keluar harus dilengkapi dengan tanda yang menunjukkan arah dan lokasi pintu keluar.
Tanda 'EXIT' atau 'KELUAR' dengan anak panah menunjukkan arah menuju pintu keluar atau tangga
kebakaran/darurat, dan harus ditempatkan pada setiap lokasi di mana pintu keluar terdekat tidak dapat
langsung terlihat.

Tanda 'EXIT harus dapat dilihat dengan jelas, diberi lampu yang menyala pada kondisi darurat, dengan
kuat cahaya tidak kurang dari 50 lux dan luas tanda minimum 155 cm persegi serta ketinggian huruf
tidak kurang dari 15 cm (tebal huruf minimum 2 cm.).
Lebar dan jumlah pintu darurat dapat dihitung dengan menggunakan diagram yang tertera pada
pembahasan Tangga Darurat/Tangga Kebakaran (Bab 2. 2. 4.)

Lokasi Tanda EKSIT (EXIT)

2. 2. 4. TANGGA DARURAT/TANGGA KEBAKARAN

Pada saat terjadinya kebakaran atau kondisi darurat, terutama pada bangunan tinggi, tangga kedap
api/asap merupakan tempat yang paling aman dan harus bebas dari gas panas dan beracun. Ruang tangga
yang bertekanan (presurized stair well) diaktifkan secara otomatis pada saat kebakaran. Pengisian ruang
tangga dengan udara segar bertekanan positif akan mencegah menjalamya asap dari lokasi yang terbakar
ke dalam ruang tangga. Tekanan udara dalam ruang tangga tidak boleh melampaui batas aman, karena
jika tekanan udara dalam ruang tangga terlalu tinggi, justru akan menyebabkan pintu tangga sulit/tidak
dapat dibuka. Pada gedung yang sangat tinggi perlu ditempatkan beberapa kipas udara (blower) untuk
memastikan bahwa udara segar yang masuk ke dalam ruang tangga jauh dari kemungkinan masuknya
asap. Di samping itu, bangunan yang sangat tinggi perlu dilengkapi dengan lif kebakaran.
Tangga dan Lif Kebakaran

Peraturan tentang tangga kebakaran dan pintu darurat berbeda antara satu wilayah (negara) dengan
wilayah lainnya, namun pendekatan bagi sistem pintu keluar pada dasanya sama, yaitu memberi
kemudahan bagi penghuni/pengguna bangunan untuk dapat selamat keluar dari bangunan yang
terkena musibah.

Persyaratan tangga kebakaran, khususnya yang terkait dengan kemiringan tanggi. jarak pintu
dengan anak, tinggi pegangan tangga, dan lebar serta ketinggian anak tangga dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Tipikal Tangga Kebakaran (Tampak Samping)

Tipikal Tangga Kebakaran (Tampak Atas)

Pintu pada tangga kebakaran hanya terbuka ke arah dalam tangga, kecuali pintu di lantai dasar, yang
hanya terbuka ke arah luar. Jika bangunan mempunyai basemen, maka tangga turun dari lantai 1 dan
tangga naik dari basemen harus disekat, agar orang yang ingin ke lantai dasar tidak tersesat.

Tipikal Tangga Kebakaran di Lantai Dasar

Jarak antar pintu yang disyaratkan dapat dilihat pada gambar dibawah, dengan jarak maksimum 30 meter
(untuk bangunan tanpa sprinkler) dan 45 meter (untuk bangunan dengan sprinkler). Adapun lebar pintu
keluar minimum adalah 80 cm, sedangkan tangga kebakaran dan koridor minimum adalah 120 cm.
Jarak Antar Pintu Keluar

b. Jumlah Tangga dan Lebar Tangga Kebakaran

Pada bangunan bertingkat yang digunakan untuk kepentingan umum, jumlah tangga yang perlu
disediakan minimal adalah dua buah untuk sirkulasi manusia, dengan lebar minimal 1.20 meter. Untuk
bangunan dengan ketinggian kurang dari 8 lantai (> 25 meter), tangga sirkulasi dapat dipergunakan
sebagai tangga kebakaran, sedangkan bangunan di atas delapan lantai (> 25 meter) perlu dilengkapi
dengan tangga kebakaran dan persyaratan evakuasi darurat lainnya.

Untuk dapat menentukan jumlah dan lebar tangga darurat, perlu ditentukan pula jenis fungsi bangunan,
sehingga dapat ditentukan perkiraan penggunaan per meter persegi per orang dan lebar per mm per
orang.

Jadi, untuk menentukan secara tepat lebar koridor, jumlah dan lebar pintu keluar dan tangga, kita harus
mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Tentukan jenis bangunan
b. Dengan menggunakan tabel berikut, diperoleh beban okupansi dan lebar per orang
c. Tentukan berapa zona pintu ke luar yang disediakan
d. Bagi luasan lantai dengan jumlah zona pintu keluar
e. Gunakan diagram berikut, di mana nilai butir 'd' dicari pada sumbu Y diagram
f. Tarik garis horizontal dari titik di sumbu Y hingga berpotongan dengan garis miring (lebar per orang)
tertentu
g. Tarik garis vertikal ke bawah, sehingga memotong daftar yang ada di bawah diagram
h. Lebar koridor dan tangga ada pada baris teratas, sedangkan di bawahnya adalah pilihan tentang jumlah
dan lebar pintu yang ingin digunakan
Tabel Komponen Penentuan Lebar Pintu Keluar

2. 2. 5. KOMPARTEMEN

Kompartemen merupakan konsep yang penting dalam usaha penyelamatan manusia dalam menghadapi
bahaya kebakaran. Gagasan dasarnya adalah menahan dan membatasi penjalaran api agar dapat
melindungi penghuni atau pengguna bangunan dan barang-barang dalam bangunan untuk tidak secara
langsung bersentuhan dengan sumber api. Pada bangunan tinggi, di mana mengevakuasi seluruh orang
dalam gedung dengan cepat adalah suatu hal yang mustahil, kompartemen dapat menyediakan
penampungan sementara bagi penghuni atau pengguna bangunan untuk menunggu sampai api
dipadamkan atau jalur menuju pintu keluar sudah aman.

Kompartemen untuk Tuna Daksa

Anda mungkin juga menyukai