Beban Api: Jumlah nilai kalori netto dari bahan-bahan mudah terbakar yang diperkirakan terbakar dalam
kompartemen kebakaran, termasuk bahan lapis penutup, bahan yang dapat dipindahkan maupun yang
terpasang serta elemen bangunan gedung.
Tingkat Ketahanan Api (TKA): Tingkat ketahanan api yang diukur dalam satuan menit, yang
ditentukan berdasarkan standar uji ketahanan api untuk Kriteria sebagai berikut:
a) Ketahanan memikul beban (kelayakan struktur)
b) Ketahanan terhadap penjalaran api (integritas)
c) Ketahanan terhadap penjalaran panas (isolasi)
Yang dinyatakan berurutan. Catatan: Notasi (-) berarti tidak dipersyaratkan. Contoh 50/-/-
Ketahanan Api: yang diterapkan terhadap komponen struktur atau bagian lain dari bangunan gedung
yang artinya mempunyai TKA sesuai untuk komponen struktur atau bagian lain tersebut.
Kompartemenisasi adalah usaha untuk mencegah penjalaran kebakaran dengan cara membatasi api
dengan dinding, lantai kolom, balok yang tahan terhadap api untuk waktu yang sesuai dengan kelas
bangunan gedung.
b) Konstruksi Tipe II
Adalah tipe yang tidak memenuhi syarat sebagai konstruksi tipe I dimana elemen strukturalnya,
termasuk dinding, kolom, bentangan, balok penopang, tiang penopang, lengkungan, lantai, dan
ataop adalah dari bahan tidak mudah terbakar atau bahan yang mudah terbakarnya terbatas yang
disetujui.
e) Konstruksi Tipe V
Adalah tipe dimana dinding luar (eksterior), dinding penahan beban, kolom, bentangan, balok
penopang, tiang penopang, lengkungan, lantai, dan atap adalah seluruhnya atau sebagian dari
kayu atau bahan mudah terbakar lain yang disetujui yang lebih kecil dari bahan yang
dipersyaratkan untuk konstruksi tipe IV.
SARANA PENYELAMATAN
Means of Escape (Jalur Evakuasi)
Jalur penyelamatan/Evakuasi adalah jalur perjalanan yang menerus (termasuk jalan ke luar,
koridor/selasar umum dan sejenis) dari setiap bagian bangunan gedung termasuk di dalam unit
hunian tunggal ke tempat yang aman di bangunan gedung kelas 2,3, atau bagian kelas 4.
Waktu penyelamatan/Evakuasi adalah waktu bagi pengguna/penghuni bangunan gedung untuk
melakukan penyelamatan ke tempat aman yang dihitung dari saat dimulainya keadaan darurat
hingga sampai di tempat yang aman.
Sarana Penyelamatan
o Tujuan: Mencegah terjadinya kecelakaan atau luka pada waktu melakukan evakuasi pada
saat keadaan darurat terjadi.
o Fungsi: Setiap bangunan gedung harus dilengkapi dengan sarana jalan ke luar yang dapat
digunakan oleh penghuni bangunan gedung, sehingga memiliki waktu yang cukup untuk
menyelamatkan diri dengan aman tanpa terhambat hal-hal yang diakibatkan oleh keadaan
darurat.
3.5. Eksit
3.5.1 Konstruksi pemisahnya harus memenuhi ketentuan yang berlaku tentang “konstruksi dan
kompartemenisasi”.
Dinding pemisah harus mempunyai tingkat ketahanan api sekurang-kurangnya 1 jam apabila eksit
menghubungkan tiga lantai atau kurang.
Dinding pemisah harus mempunyai tingkat ketahanan api 2 jam, apabila eksit menghubungkan
empat lantai atau lebih, kecuali ada satu dari kondisi berikut:
o Dalam bangunan gedung yang sudah ada dan bukan bertingkat tinggi, tangga eksit
terlindung yang sudah ada harus mempunyai tingkat ketahanan api sekurang-kurangnya 1
jam.
o Dalam bangunan gedung yang sudah ada dan diproteksi keseluruhannya dengan system
springkler otomatik tersupervisi dan disetujui, tangga eksit terlindung yang sudah ada
harus mempunyai TKA sekurang kurangnya 1 jam.
Dinding pemisah dengan TKA 2 jam harus dibangun dengan pasangan konstruksi yang tidak
mudah terbakar atau bahan yang mudah terbakarnya terbatas dan harus ditunjang dengan
konstruksi yang mempunyai tingkat ketahanan api sekurang-kurangnya 2 jam.
Siamese Connection
2.3.2.1 Sambungan Siamese – Otoritas Berwenang Setempat (OBS) memiliki kewenangan
untuk mengharuskan pemilik/pengelola bangunan gedung menyediakan sambungan Siamese yang
dipasang dilokasi dimana akses kea tau di dalam bangunan gedung atau lingkungan bangunan gedung
menjadi sulit karena alasan keamanan.
a) APAR diizinkan untuk diletakkan pada lokasi bagian luar atau lokasi bagian dalam sehingga
semua bagian dalam bangunan gedung pada jarak lintasan 23 meter ke unit pemadam api.
b) Apabila pertemuan di luar gedung APAR tidak disyaratkan.
c) Akses ke APAR harus diizinkan untuk dikunci.
d) APAR hanya diizinkan diletakkan dilokasi staf.
e) Di daerah gudang apabila isi utamanya forklift, truk industry bertenaga, atau operator kereta,
maka APAR yang dipasang tetap, seperti ditentukan dalam ketentuan yang berlaku, tidak
dibutuhkan apabila:
a. Menggunakan kendaraan yang dilengkapi APAR yang disetujui OBS.
b. Setiap kendaraan dilengkapi dengan alat pemadam api 5 kg terpasang tetap di kendaraan
dengan pengikat yang disetujui oleh manufaktur alat pemadam api atau OBS untuk
kendaraan yang digunakan.
c. Tidak kurang dari dua buah APAR cadangan yang berdaya padam sama atau lebih besar
kepasitasnya tersedia di lapangan untuk penggantian APAR yang sudah digunakan.
d. Operator kendaraan terlatih dalam penggunaan APAR.
e. Pemeriksaan APAR yang terpasang pada kendaraan dilakukan setiap hari.
5.6.2.4 Alat pemadam yang terdaftar untuk kemampuan kelas C harus tidak berisi zat yang bisa
menjadi konduksi listrik.
5.6.6.8.2 Inspeksi
5.6.6.8.2.1 Frekuensi
APAR harus diinspeksi sejak awal ditempatkan dan difungsikan dan selanjutnya pada
setiap interval waktu kira-kira 30 hari. APAR harus diinspeksi secara manual atau
dimonitor secara elektronik pada interval waktu yang lebih jika keadaan membutuhkan.
5.6.6.8.2.2 Inspeksi Kearsipan
5.6.6.8.2.2.1 Petugas yang melakukan inspeksi harus menyimpan arsip dari semua APAR yang
diperiksa, termasuk tindakan korektif yang dilakukan.
5.6.6.8.2.2.2 Sekurang-kurangnya sebulan sekali pemeriksaan dilakukan dan tanggal, nama petugas
yang melakukan pemeriksaan harus tercatat.
5.6.6.8.2.2.3 Arsip harus dipelihara melalui etiket atau label yang ditempelkan pada APAR, lewat
daftar simak inspeksi yang dipelihara pada arsip atau lewat metode elektronik yang
menjamin arsip tersimpan permanen.
5.6.6.8.3 Pemeliharaan
5.6.6.8.3.1 Frekuensi
Terhadap APAR harus dilakukan pemeliharaan pada jangka waktu yang tidak lebih dari 1
tahun, pada waktu pengujian hidrostatik, atau jika secara khusus ditunjukkan melalui
inspeksi atau pemberitahuan elektronik.
5.6.6.8.3.2 APAR yang dikeluarkan dari tempatnya untuk pemeliharaan atau pengisian ulang harus
diganti dengan APAR yang sesuai untuk jenis bahaya kebakaran yang akan diproteksi
dan sekurang-kurangnya memiliki kemampuan daya padam yang sama.
5.6.6.8.3.3 Arsip Pemeliharaan
Setiap APAR harus mempunyai kartu atau label yang dilekatkan dengan kokoh yang
menunjukkan bulan dan tahun dilakukannya pemeliharaan dan memberika identifikasi
petugas yang melakukan pemeliharaan.
5.6.6.8.4 Pengisian Ulang
Semua APAR yang dapat diisi ulang harus diisi ulang setelah setiap penggunaan atau
sebagaimana yang ditunjukkan saat inspeksi atau ketika dilakukan pemeliharaan.