Kebakaran
Sistem Proteksi
Mengapa perlu ada…??
Proteksi yang memadai
mampu meminimalisir
dampak dan kerugian
akibat kebakaran
90 % Kebakaran berakibat
fatal pada bangunan
gedung disebabkan
karena tidak tersedia
sistem proteksi yang
memadai (termasuk tidak
berfungsi secara normal)
Landasan Hukum
UU No. 28 Tahun 2002
Tentang Bangunan Gedung
Permen PU No. 26/PRT/M/2008
PERSYARATAN TEKNIS SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA
BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN
Tujuan :
Terselenggaranya pelaksanaan pembangunan
dan pemanfaatan bangunan gedung yang aman
terhadap bahaya kebakaran
Usaha Memproteksi Bangunan
Gedung dari Bahaya Kebakaran
Meliputi :
1. Perencanaan tapak
untuk proteksi
kebakaran
2. Perencanaan Sarana
penyelamatan
3. Perencanaan Sistem
proteksi aktif
4. Perencanaan Sistem
proteksi pasif
5. Pemeliharaan Sistem
Proteksi Kebakaran
PERENCANAAN TAPAK UNTUK
PROTEKSI KEBAKARAN
Usaha pencegahan kebakaran
harus dimulai dari perencanaan,
yang meliputi seluruh
perencanaan mengenai sarana
penyelamatan dan sistem
proteksi kebakaran
Sifat termal
Minimasi intensitas bahan
kebakaran Bukaan /ventilasi
Fire barriers
Membentuk fire &
smoke barrier Smoke barrier
TUJUAN SISTEM PROTEKSI PASIF
Melindungi bangunan dari keruntuhan fatal akibat
kebakaran (bangunan dapat direhab kembali)
Meminimasi intensitas kebakaran apabila terjadi (agar
tidak terjadi flashover) atau fungsi fire barrier & smoke
barrier
Mengamankan sarana jalan ke luar
Memberi waktu bagi penghuni menyelamatkan diri
Membatasi penyebaran api & asap masuk ke ruang-
ruang hunian & eksit (fire & smoke barriers)
Menjamin berfungsinya gedung namun tetap aman
Melindungi keselamatan petugas pemadam
Komponen Sistem Proteksi Pasif
meliputi :
Tangga Darurat dan Jalur Evakuasi
Sarana evakuasi khusus (misal:
evacuation cute, dll)
Lokasi berkumpul sementara
(refuge area) dan lokasi berkumpul
(Assembly point)
Landasan Helikopter
Sarana Jalan Keluar
TUJUAN
Menyediakan sarana ke luar
yang aman saat melakukan
evakuasi dlm keadaan darurat
PRINSIP
Bangunan harus dilengkapi
dengan sarana penyelamatan
yang dapat digunakan oleh
penghuni bangunan untuk
penyelamatan diri tanpa
hambatan saat terjadi kebakaran,
serta penyediaan akses masuk
untuk membantu pemadaman
dari dalam bangunan
SARANA JALAN KELUAR DIDALAM
LIFE SAFETY CODE (NFPA 101)
1 Setiap bangunan harus dilengkapi dengan sarana jalan ke luar Sarana jalan ke luar
dan kelengkapan lainnya untuk menjamin penyelamatan harus dilindungi
segera dari penghuni atau sarana lain yang menjamin tingkat konstruksi tahan api
keselamatan yang memenuhi saat terjadi kebakaran (fire rated)
2 Setiap bangunan harus dilengkapi dengan eksit & pengaman Eksit dilindungi
lain-nya yang sesuai dalam jumlah yang cukup, terpasang di dengan konstruksi
lokasi yang tepat, disesuaikan dengan sifat hunian dan tahan api (fire
kemampuan penghuni se-demikian hingga menjamin tingkat resistive enclosure)
keselamatan yang memenuhi
3 Apabila eksit disyaratkan terpisah dari bagian ruang lainnya - Kompartemenisasi
dalam bangunan, maka dinding pemisah tsb harus memiliki - Tk ketahanan api
angka ketahanan api minimal 1 jam bila eksit menghubung- - Perlindungan pada
kan 3 lantai atau kurang, angka ketahanan api minimal 2 jam
bila eksit menghubungkan 4 lantai atau lebih bukaan
Perlindungan sarana jalan ke luar
A- E + sarana : means of egress
(sarana jalan ke luar)
A- C : exit access
Pintu C : door to stairway
Kotak C-D : eksit
Pintu D : door to exit discharge
Kotak D-E : exit discharge
D – E : exit passageway
Pintu E : exterior exit door
Travel distance : A ke E
Apabila eksit dalam konstruksi
tahan api sesuai ketentuan,
maka travel distance adalah dari
A ke C
energi panas dari material yang terbakar meningkatkan suhu bahan lain yang
ada disekitar bahan yang terbakar sampai mencapai titik bakar, sehingga bahan
lain yang teradiasi tersebut turut terbakar
Pengaturan jarak bangunan
Jarak aman antar
bangunan
Pemasangan
sprinkler di bagian
luar bangunan
Konstruksi
dinding pemisah
yang tahan api
Tanpa bukaan
di dinding luar
SISTEM PROTEKSI AKTIF
Komponen Sistem Proteksi Aktif
Sistem deteksi dan alarm kebakaran (fire
detection and alarm system)
Sistem pemadam kebakaran berbasis air (water-
based fire protection system)
Alat pemadam api ringan (portable fire
extinguisher)
Alat pemadam api yang dipasang tetap (fix fire
suppression system)
Sistem deteksi dan alarm
kebakaran
Sistem deteksi dan alarm kebakaran (fire
detection and alarm system), adalah suatu
system yang dapat mendeteksi adanya
indikasi kebakaran sejak dini, baik dengan
cara pendeteksian asap, panas, ataupun
nyala api
Komponen sistem deteksi dan
alarm kebakaran
Fire Alarm Control Panel / Main Controller Fire
Alarm
Perangkat inisiasi (sensor/detektor)
1. Detektor panas (temp.tetap, laju kenaikan temp, kombinasi
2. Detektor asap (ionisasi, photo-electric, very early smoke detecting.app)
3. Detektor nyala api (flame detector, beam detector dll)
4. Detektor gas
5. Manual call point / Break glass
Perangkat Anunsiasi
Visible : Indicating lamp / strobe light
Audible : alarm bell
Diagram skema sistem deteksi
dan alarm kebakaran
Type sistem deteksi dan alarm
kebakaran
Full addressable
Semi Addressable
Non addressable / Analog
Type MCFA sistem deteksi dan
alarm kebakaran
6,9 bar (100 psi) di titik 1893 liter per menit 102 mm
Klas I terjauh (500 gpm) (4 inch)
(2,5 inch)
Dry
Powder
Mungkin
tapi tidak
Gas direkomendasi
kan
Mungkin
tapi tidak
Busa X direkomendasi
kan
ALAT PEMADAM KEBAKARAN TETAP
(fixed fire suppression system)