Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIKUM MANAJEMEN PENANGGULANGAN

KEBAKARAN

PERENCANAAN INSTALASI HYDRANT PADA GEDUNG E


DAN F FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS
MARET

Jasmine Dwi Anggreany


V8122078

PROGRAM STUDI D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................................ 1
D. Manfaat .............................................................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................. 3
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................................................... 3
B. Perundang-undangan ......................................................................................................... 6
BAB III HASIL ........................................................................................................................ 7
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................................ 8
A. Luas Gedung...................................................................................................................... 8
B. Kelas Bangunan ................................................................................................................. 8
C. Kategori Kelas Kebakaran ................................................................................................. 8
D. Penempatan Instalasi Hydrant ........................................................................................... 8
BAB V PENUTUP.................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan........................................................................................................................ 9
B. Saran .................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebakaran menimbulkan kerugian baik terhadap manusia, aset maupun produktivitas.
Kebakaran dapat menimbulkan korban jiwa baik yang terbakar langsung maupun sebagai
dampak dari suatu kebakaran.Dampak kebakaran juga menimbulkan kerugian materi yang
sangat besar, baik kerugian langsung maupun tidak langsung. Kerugian langsung berupa
nilai aset atau bangunan yang terbakar sedangkan tidak langsung seperti gangguan produksi,
biaya pemulihan kebakaran, biaya sosial dan lainnya.Kebakaran juga mempengaruhi
produktivitas keluarga dan nasional. Menurunnya produktivitas dan kerusakan aset akibat
kebakaran mengakibatkan kegiatan bisnis akan terganggu bahkan terhenti (Ramli, 2010).
Salah satu sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran yaitu sistem pencegahan
aktif salah satu contohnya yaitu sistem penggunaan fire hydrant. Penggunaan fire hydrant
kebakaran adalah salah satu sistem pemadam kebakaran yang tetap, yang menggunakan
media pemadam air bertekananan yang di alirkan melalui pipa-pipa dan selang kebakaran.
Sistem hydrant terdiri dari sistem persedian air pompa, perpipaan, kopling outlet dan inlet
serta selang dan nozzle. Ada 2 macam hydrant yang di golongkan berdasarkan jenis dan
penempatannya yaitu hydrant gedung dan hydrant halaman. Hydrant gedung ialah hydrant
yang terletak di dalam suatu bangunan / gedung. Sedangkan hydrant halaman ialah hydrant
yang terletak di luar banguanan (Anonymous, 1999).

B. Rumusan Masalah
Menurut latar belakang yang telah diuraikan dan observasi yang telah dilakukan,
praktikan merumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimana perencanaan pemasangan hydrant yang baik dan benar sesuai dengan regulasi
yang berlaku pada gedung E dan F Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret?

C. Tujuan
Tujuan dari laporan praktikum ini adalah membuat perencanaan pemasangan hydrant
pada gedung E dan F Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang nantinya dapat
menghasilkan saran kepada pihak instansi dalam melakukan pemasangan hydrant yang baik
dan benar sesuai dengan regulasi yang berlaku.

1
D. Manfaat
1. Manfaat Bagi Praktikan
Sebagai media pengetahuan dan pembelajaran mengenai manajemen penanggulangan
kebakaran terkait perencanaan pemasangan hydrant yang nantinya harus tersedia di
setiap industri pekerjaan baik nasional maupun internasional sehingga dapat
diaplikasikan saat bekerja sebagai seorang Ahli K3.
2. Manfaat Bagi Program D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Laporan ini dapat menjadi sebuah pembelajaran yang dapat dikaji ulang oleh Program
D4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang nantinya bisa menjadi sumber daya ataupun
referensi pengetahuan bagi mahasiswa lainnya.
3. Manfaat Bagi Pihak Instansi
Laporan ini diharapkan menghasilkan saran maupun alternatif kepada pihak instansi
dalam melakukan pemasangan hydrant yang baik dan benar sesuai dengan regulasi yang
berlaku.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Hydrant
Fire hydrant adalah sebuah alat terminal air yang berfungsi untuk memadamkan api
saat terjadi kebakaran. Sistem perlindungan utama dari alat ini adalah menggunakan air.
terdiri dari reservoir, jaringan pipa hisap, pompa, pipa distribusi, dan sampai ke
outputnya. Untuk itu saluran air dalam fire hydrant harus lancar dan selalu ada. Ini
sebagai langkah untuk mencegah jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran, baik kecil
maupun besar.
2. Jenis-jenis Hydrant
A. Hydrant Halaman
Hydrant halaman, biasa disebut dengan hydrant pilar, adalah suatu sistem
pencegah kebakaran yang membutuhkan pasokan air dan dipasang di luar bangunan.
Hydrant halaman biasanya digunakan oleh mobil pemadam kebakaran untuk
mengambil air jika kekurangan dalam tangki mobil. Jadi hydrant pilar ini diletakkan
di sepanjang jalan akses mobil Pemadam Kebakaran. Untuk menentukan kebutuhan
pasokan air kebakaran menggunakan perhitungan SNI 03-1735-2000. Terdapat dua
macam hydrant halaman yaitu:
a. Hydrant Barel – Basah
Dalam desain hydrant bertekanan dengan tipe barel basah, hydrant dihubungkan
langsung ke sumber air bertekanan. Bagian atas atau barel dari hydrant selalu diisi
dengan air, dan tiap-tiap saluran memiliki katup tersendiri dengan batang yang
menjorok ke sisi.
b. Hydrant Barel – Kering
Dalam desain hydrant bertekanan dengan tipe barel kering, hydrant
dipisahkan dari sumber air bertekanan oleh katup utama di bagian bawah hydrant
di bawah tanah. Bagian atas tetap kering sampai katup utama dibuka dengan
menggunakan alat tertentu. Tidak terdapat katup di saluran tempat keluarnya air.
Hydrant dengan tipe barel kering biasanya digunakan pada saat musim dingin
dimana suhu bisa turun di bawah 0oC. Hal ini dilakukan untuk mencegah hydrant
dari pembekuan.
B. Hydrant Gedung
3
Jenis hydrant pemadam kebakaran selanjutnya adalah Hydrant gedung atau
biasa disebut dengan hydrant box. Hydrant box adalah suatu sistem pencegah
kebakaran yang menggunakan pasokan air dan dipasang di dalam bangunan atau
gedung. Hydrant box biasanya dipasang menempel di dinding dan menggunakan pipa
tegak (stand pipe) untuk menghubungkan dengan pipa dalam tanah khusus kebakaran.
Hydrant gedung merupakan sistem proteksi kebakaran yang dipasang di dalam
bangunan, dimana sistem dan peralatannya disediakan oleh pemilik atau pengelola
bangunan. Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan
perhitungan SNI 03-1745-2000 dan NFPA (National Fire Protection Association).
Berdasarkan penggunaannya dapat dibedakan menjadi :
a. Hydrant Klas I : Menggunakan selang berdiameter 2.5″ dimana penggunaannya
diperuntukan untuk tenaga pemadam kebakaran dan orang-orang yang terlatih.
b. Hydrant Klas II : Menggunakan selang berdiameter 1.5″ dimana penggunaannya
diperuntukan untuk penghuni gedung dan orang-orang yang belum terlatih.
c. Hydrant Klas III : Menggunakan selang berdiameter 2.5″ dan 1.5″ dimana
penggunaannya diperuntukan untuk semua orang berdasarkan kesesuain ketika
bencana kebakaran terjadi.
C. Hydrant Kota
Hydrant kota merupakan sistem proteksi kebakaran, dimana hidrant dipasang di
sepanjang jalan sebagai prasarana kota dan kebutuhan sunber air dipasok/disediakan
oleh PDAM setempat. Dalam hal ini yang harus di perhatikan adalah tempat-tempat
yang rawan akan kebakaran, sehingga bisa langsung di atasi jika sudah ada alat-alat
pendukung.
3. Klasifikasi Hunian Tingkat Resiko Bahaya Kebakaran
A. Resiko Ringan
Luas 1000-2000 M2, 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 1000 M2
B. Resiko Sedang
Luas 800-1600 M2 , 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 800 M2
C. Resiko Berat
Luas 600-1200 M2 , 2 titik hydran, tambahan 1 titik Tiap 600 M2
4. Komponen Utama Hydrant Kebakaran.
A. Reservoir (Penampungan Air)
Komponen hydrant dan fungsinya yang sangat berperan penting yaitu reservoir
atau penampungan air. Wajib hukumnya memiliki reservoir dalam suatu instalasi
4
hydrant. Reservoir bisa berada di bawah tanah (ground tank fire hydrant) atau di atas
tanah (water tank) yang dapat disesuaikan dengan ketersediaan tempat dan instalasi.
Reservoir harus mampu mengatasi persediaan air minimal 30 menit penggunaan
hydrant dengan kapasitas minimum pompa 500 galon per menit.
B. Sistem Distribusi
Sistem distribusi hydrant berkaitan dengan sistem perpipaan untuk
menghubungkan sumber air dari reservoir hingga ke titik selang hydrant. Dalam
perancangan sistem distribusi hydrant yang sering digunakan yaitu sistem jaringan
interkoneksi tertutup, contohnya sistem ring atau looping.
C. Sistem Perpipaan
Sistem perpiaan terdiri dari:
- Sistem pipa utama (primary feeders), biasanya berukuran 8-16 inch.
- Pipa kedua (secondary feeders), berukuran 6-12 inch.
- Pipa cabang, berukuran 4.5-6 inch.
Pipa-pipa inilah sebagai media distribusi air untuk memadamkan kebakaran.
D. Ruang Pompa (Pump Room)
Ruang pompa merupakan sebuah ruang atau bangunan yang berisi mesin
utama instalasi hydrant yaitu pompa hydrant dan panel pengendali sistem hydrant.Di
dalam ruang pompa terdapat pompa hydrant, panel control, header, suction (pipa
hisap), dan pressure tank.
E. Pompa Hydrant
Pompa hydrant berfungsi memindahkan air dari reservoir ke sistem distribusi
hydrant.Pompa hydrant ada 3 yaitu:
- Pompa jockey berfungsi untuk menjaga tekanan stastis di dalam jaringan hydrant.
- Pompa utama (electric main pump) sebagai penggerak utama air di sistem hydrant.
- Pompa cadangan (diesel pump) sebagai penggerak cadangan sistem hydrant.
F. Panel Kontrol
Panel kontrol berfungsi mengatur dan mengendalikan system kerja pompa
hydrant agar dapat bekerja sesuai fungsinya. Hydrant pump bekerja berdasarkan
tekanan yang ada pada instalasi pipa. Untuk mengatur sistem kerja pompa
berdasarkan tekanan, panel control mendapatkan input dari pressure switch.
G. Header

5
Pipa header berfungsi sebagai penghubung utama antara pipa pengeluaran
(discharge) dari pompa hydrant ke jaringan sistem distribusi hydrant. Diameter pipa
biasanya berukuran lebih besar dibanding pipa lainnya.
H. Suction (Pipa Hisap)
Suction (pipa hisap) adalah instalasi perpipaan yang mengubungkan air dari
reservoir menuju ke pompa. Instalasi suction terdiri dari Foot valve, gate valve, Y
strainer, dan flexible joint.
I. Pressure Tank
Fungsi dari pressure tank yaitu mejaga kestabilan tekanan dari pompa hydrant.
Selain itu juga berfungsi untuk membuang udara yang terjebak dalam instalasi
pompa hydrant.

B. Perundang-undangan
Adapun regulasi yang digunakan sebagai acuan untuk perencanaan dan
pemasangan hydrant yang diperlukan sebagai pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung. Berikut beberapa regulasi yang terkait, yaitu :
1. SNI 03-1745-2000
Berisikan tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan selang
untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan atau gedung.
2. SNI 03-1735-2000
Berisikan tentang tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
3. NFPA-20-2019 Edition
Berisikan standar untuk Instalasi Pompa Centrifugal.Pompa yang tekananan nya
di kembangkan terutama oleh aksi gaya sentrifugal (End Suction, Horizontal split
case, vertical inline, dll).
4. NFPA-14
Berisikan standar untuk instalasi Selang dan Pipa tegak ( Stand Pipe ).
5. NFPA 291
Berisikan tentang rekomendasi practice untuk fire flow & marking hydrant.
6. Undang-Undang RI No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. PER.04/MEN/1980 tentang
Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.

6
BAB III
HASIL

1.221 m2 1.051 m2
GEDUNG E GEDUNG F

Lt. 3
Lt. 3

Lt. 2 Lt. 2

Lt. 1 Lt. 1

= Hydrant Box Indoor = Pipa utama

= Hydrant Pillar = Pipa sekunder


= Distributor
= Reservoir

7
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Luas Gedung
Gedung E memiliki luas sekitar 1.221 m2, sedangkan gedung F memiliki luas
sekitar 1.051 m2. Jumlah luas bangunan pada gedung E dan F yaitu sekitar 2.272 m2.
Dengan masing-masing gedung memiliki 3 lantai.

B. Kelas Bangunan
Menurut SNI 03-1745-2000 poin tentang klasifikasi bangunan, Gedung E dan
F Fakultas Kedokteran UNS termasuk kedalam bangunan umum kelas 9A yaitu
bangunan kesehatan dengan fungsi pendidikan yang didalamnya terdapat
laboratorium. Sehingga tipe konstruksi gedung E dan F termasuk kedalam tipe A.

C. Kategori Kelas Kebakaran


Menurut SNI 03-1745 dan lampiran Kepmenaker No. 186 tahun 1999, gedung
E dan F Fakultas Kedokteran UNS dikategorikan sebagai gedung dengan kelas
kebakaran ringan. Kategori kelas kebakaran ringan yaitu bangunan yang memiliki
keterbakaran isi gedung rendah dan kecepatan pelepasan panas dari api yang rendah
sehingga penjalaran api lambat.

D. Penempatan Instalasi Hydrant


Berdasarkan denah yang ada pada bab hasil, dapat dilihat bahwa pada Gedung
E dan F Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret menggunakan masing-masing
1 hydrant box indoor di tiap lantainya dan 1 hydrant pillar di setiap halaman depan
gedung. Hydrant pillar di tempatkan di tempat yang mudah terjangkau oleh Dinas
Pemadam Kebakaran semisal terjadinya insiden kebakaran. Hydrant box indoor yang
digunakan pada tiap lantai gedung E dan F adalah hydrant box tipe B, yang mana tipe
ini berukuran 125x75x18 cm serta memiiki lubang khusus untuk fire alarm set seperti
manual call point, indicator lamp, dan alarm bell. Hydrant box indoor di tempatkan di
tempat yang mudah terlihat dan terjangkau agar mempermudah serta mempercepat
proses pemadaman. Kemudian, ada Reservoir yang ditempatkan di belakang bangunan
gedung tepatnya di pertengahan gedung E dan F.

8
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan karakteristik bangunan yang telah di dapatkan, yaitu :
- Bangunan gedung E dan F Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang
masing-masing berluaskan 1.221 m2 dan 1.051 m2
- Gedung E dan F Fakultas Kedokteran UNS termasuk kedalam bangunan umum
kelas 9A
- Gedung E dan F Fakultas Kedokteran UNS dikategorikan sebagai gedung
dengan kelas kebakaran ringan
Maka didapatkan perencanaan instalasi hydrant sebagai berikut :
- 1 Hydrant box indoor tipe B untuk setiap lantai pada gedung E dan F Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret
- 1 Hydrant pillar/ hydrant halaman untuk tiap gedung yang ditempatkan di tempat
yang mudah terjangkau oleh Dinas Pemadam Kebakaran semisal terjadinya
insiden kebakaran, yaitu di depan halaman gedung.
- Reservoir yang ditempatkan di belakang bangunan gedung tepatnya di
pertengahan gedung E dan F.

B. Saran
Semoga laporan ini bisa menjadi sebuah saran maupun bahan evaluasi kepada
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret untuk bisa mengadakan instalasi
hydrant sesuai dengan regulasi dan persyaratan yang berlaku agar keselamatan warga
yang menggunakan gedung lebih terjamin untuk kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Jenis-jenis Hydrant Pemadam Kebakaran. (2021). Bazitainspeksindo.com.


Wahyu Asyari Muntoha. (2017, March). Definisi Fire Hydrant. GuardALL.
Edward. (2020, August 29). Jenis Selang Pemadam dalam Instalasi Fire Hydrant.
GuardALL.
Wahyu Asyari Muntoha. (2017, July 17). Jenis-Jenis Hydrant Box. GuardALL.
Mitra, P. (2021, June 2). Kegunaan Dan Jenis-jenis Fire Hydrant Box. Fire Safety Equipment
and Fire Protection Engineering; Fire Safety Equipment and Fire Protection
Engineering.

10

Anda mungkin juga menyukai