Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keadaan darurat merupakan suatu kondisi yang tidak akan pernah
terlepas dan akan selalu terjadi dimana saja, baik dalam bentuk bencana
alam maupun non alam seperti kebakaran. Faktor-faktor penyebab
terjadinya kebakaran di suatu kawasan industri secara umum yaitu karena
faktor manusia dan faktor teknis.
Kebakaran adalah reaksi kimia yang berlangsung cepat serta
memancarkan panas dan sinar. Reaksi kimia yang timbul termasuk jenis
reaksi oksidasi. Sebenarnya kebakaran dapat terjadi apabila ada tiga unsur
pada kondisi tertentu menjadi satu. Unsur-unsur tersebut adalah sumber
panas, oksigen dan bahan mudah terbakar (Santoso, 2004).
Minimnya sarana dan sistem proteksi kebakaran terkadang bukanlah
karena sedikitnya jumlah sistem yang terpasang, melainkan karena
banyaknya sarana proteksi yang tak dapat digunakan karena terjadinya
kerusakan, sehingga menyebabkan kegagalan fungsi utama proteksi
terhadap kebakaran.
Hydrant merupakan proteksi terhadap kebakaran, namun karena
merupakan sistem proteksi, hydrant hanya digunakan saat terjadi situasi
darurat kebakaran saja. Dan karena jarangnya penggunaan, terkadang
maintenance yang dilakukan pun hanya dilakukan sekedarnya saja.
Buruknya maintenance ini dapat merusak komponen-komponen penting
pada hydrant. (Annistyaningrum, 2015)
Sistem hidran merupakan salahsatu bentuk proteksi aktif dalam
sistem jaringan instalasi kebakaran, pada beberapa kasus banyak timbul
permasalahan saat sebuah sistem kebakaran diaktifkan, dalam hal ini
keluhan sering muncul adanya kebocoran pada perlengkapan yang sudah
terpasang.
sarana proteksi kebakaran pada bangunan gedung memiliki peran
penting dalam meminimalisir risiko kebakaran dan mencegah accident
kebakaran. Oleh sebab itu, pengetahuan mengenai prosedur penggunaan
hydrant yang baik dan benar.

1.2. Tujuan
 Mengaplikasikan teori mengenai pemadaman kebakaran
menggunakan hydrant
 Memahami prosedur pemakaian hydrant
1.3. Manfaat
 Dapat mengaplikasikan teori pemadaman kebakaran menggunakan
hydrant
 Dapat menambah wawasan khususnya mengenai prosedur
pemadaman kebakaran menggunakan hydrant
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Pengertian Hydrant


Pengertian hydrant sistem proteksi kebakaran yang menggunakan
air bertekanan sebagai medianya dalam memadamkan api. Sistem ini
menggunakan sistem manual, yakni proses pemadaman apinya dilakukan
oleh manusia dan tidak otomatis. Sistem salah satu pemadam kebakaran
yang terhubung dengan sumber air yang bertekanan dan mendistribusikan
air ke lokasi pemadaman dengan laju yang cukup. Alat ini bermanfaat untuk
pemadaman api tanpa membuat penggunanya khawatir terjadinya
kekurangan pasokan air.
Sistem Hydrant Kebakaran (Fire Hydrant System) adalah suatu
system / rangkaian instalasi / jaringan pemipaan untuk menyalurkan air
(tekanan tertentu) yang digunakan sebagai sarana pemadaman kebakaran.

2.2. Bagian – Bagian dari Sistem Hydrant ( Hydrant System )


a. Persediaan Air
Sistem persediaan air untuk sistem hydrant ( hydrant system )
adalah sebagai berikut :
 Sumber air untuk memasok kebutuhan sistem hydrant kebakaran
dapat berasal dari PAM, sumur dalam ( artesis ) atau kedua-duanya.
 Volume Reservoir, sesuai yang diatur dengan ketentuan yang
berlaku, harus diperkirakan berdasarkan waktu pemakaian yang
disesuaikan dengan Klasifikasi Ancaman Bahaya Kebakaran bagi
bangunan yang diproteksi.
 Berdasarkan ancaman bahaya kebakaran, maka banyaknya dapat
digunakan untuk lama waktu seperti ditentukan sebagai berikut :
o Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Ringan : 45 menit
o Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Sedang : 60 menit
o Kelas Ancaman Bahaya Kebakaran Berat : 90 menit
 Bak Penampungan ( reservoir ) untuk persediaan air pada sistem
hydrant dapat berupa reservoir bawah tanah ( ground tank ), tangki
bertekanan ( presure tank ) atau reservoir atas ( gravity tank ).

( Sumber : https://firehydrant.id/fungsi-komponen-hydrant-box-spesifikasi-
yang-sering-digunakan/ )
b. Pompa
Pompa-pompa yang terpasang dalam sistem hydrant kebakaran
merupakan perangkat alat yang berfungsi untuk memindahkan air dari
bak penampungan ( reservoir ) ke ujung pengeluaran ( pipa pemancar /
nozzle ). Pompa-pompa pada sistem hydrant ini sekurang-kurangnya
terdiri atas 1 unit Pompa Jockey, 1 unit Pompa Utama dengan sumber
daya listrik dan generator serta 1 unit Pompa Cadangan dengan sumber
daya motor diesel.
1. Pompa Jockey
Pompa Jockey berfungsi untuk mempertahankan tekanan
statis didalam jaringan sistem hydrant. Pada saat terjadi pengeluaran
kecil sejumlah air didalam jaringan pompa jockey ini akan bekerja
guna mengembalikan tekanan keposisi semula. Karenanya sekaligus
pompa jockey juga akan berfungsi untuk memantau kebocoran -
kebocoran pada jaringan sistem hydrant. Operasi kerja pompa
jockey didisain untuk hidup ( start ) secara otomatis pada saat salah
satu katup pengeluaran dibuka atau terjadi kebocoran pada jaringan
dan akan berhenti bekerja ( stop ) secara otomatis pada saat katup
bukaan ditutup.
2. Pompa Utama
Pompa utama ini berfungsi sebagai penggerak utama
bekerjanya sistem hydrant. Pompa Utama akan bekerja setelah
kapasitas maksimal pompa jockey terlampaui. Operasi kerja pompa
utama didisain untuk hidup ( start ) secara otomatis dan berhenti
bekerja ( stop ) secara manual, melalui tombol reset pada panel
pompa kebakaran.
3. Pompa Cadangan
Pompa cadangan berfungsi sebagai penggerak cadangan dari
sistem hydrant, yang titik start bekerjanya setelah pompa utama.
Pompa ini meskipun berfungsi sebagai cadangan, namun tetap
dalam kondisi “siaga operasi”. Dalam kondisi seperti ini pompa
cadangan akan bekerja secara otomatis pada saat kapasitas maksimal
pompa utama terlampaui, mengalami kerusakan atau pada saat
sumber daya utama ( PLN ) padam. Sama halnya dengan pompa
utama, operasi kerja pompa cadangan didisain untuk hidup ( start )
secara otomatis dan berhenti bekerja ( stop ) secara manual.

( Sumber : http://sistem-pemadam-kebakaran.blogspot.com/2013/05/jenis-
dan-macam-hydrant.html )
c. Pemipaan
Rangkaian jaringan pemipaan pada sistem hydrant terdiri atas:
a) Pipa Hisap (suction)
Ialah hydrant yang dilengkapi dengan selang berdiameter
2,5” yang penggunaannya diperuntukan secara khusus bagi petugas
pemadam kebakaran atau orang yang telah terlatih.
b) Pipa Penyalur
Pipa Penyalur adalah pipa yang terentang dari Pipa Header
sampai ke Pipa Tegak atau ke Hydrant Halaman. Diamater pipa
berfariasi antara 4, 6 dan 8 inch sesuai dengan besar kecilnya sistem
hydrant yang dipasang
c) Pipa Header
Pipa Header dapat dikatakan sebagai pipa antara yang
ukuran diameternya biasanya lebih besar dari pipa lainnya didalam
rangkaian sistem hydrant. Pipa ini merupakan tempat bertemunya
pipa pengeluaran ( discharge ) dari pompa jockey, Pompa Utama
maupun Pompa Cadangan sebelum kemudian ke pipa penyalur.
Diameter pipa header ini bervariasi antara 6, 8 dan 10 inci,
tergantung dari besar kecilnya sistem hydrant yang dipasang. Dari
pipa header ini, selain berhubungan dengan pipa penyalur, biasanya
dihubungkan juga dengan pipa-pipa yang menuju ke tangki
bertekanan ( pressure tank ), tangki pemancing ( priming tank ),
Sirkulasi / by pass ke Reservoir ( safety valve ), pressure switch dan
ke manometer indikasi tekanan kerja pompa.

d) Pipa Tegak ( Riser )


Pipa Tegak adalah pipa yang dipasang vertical dari lantai
terbawah sampai dengan lantai teratas bangunan yang dihubungkan
dari Pipa Penyalur. Diameter pipa bervariasi antara 3, 4 dan 6 inch
sesuai dengan besar kecilnya sistem hydrant yang dipasang.
e) Pipa Cabang
Pipa Cabang adalah pipa yang dihubungkan dari pipa tegak sampai
ke titik pengeluaran (outlet) hydrant pada lantai-lantai bangunan.
Diameter pipa bervariasi antara 3 dan 4 inch.

( Sumber : https://www.slideshare.net/amirulammu/instalasi-fire-hydrant )
2.3. Komponen-komponen Hydrant System
Berikut adalah komponen-komponen yang terdapat pada hydrant
system :
 Siamese Connection adalah merupakan masukan ( inlet ) bercabang dua
yang berfungsi untuk memasukkan air kedalam jaringan sistem hydrant
apabila pompa kebakaran mengalami kerusakan atau air didalam
reservoir telah habis.
 Nozzle adalah salah satu komponen hydrant untuk memancarkan air
atau bahan pemadam api kimia lainnya.
 Hose Reel adalah selang yang digunakan untuk mengalirkan air pada
bagian ujungnya selalu terpasang nozzle secara tetap dihubungkan
secara permanen dengan sumber air bertekanan.
 Hydrant pilar adalah suatu sistem pencegah kebakaran yang
membutuhkan pasokan air dan dipasang di luar bangunan. Hydrant ini
biasanya digunakan oleh mobil Pemadam Kebakaran untuk mengambil
air jika kekurangan dalam tangki mobil. Jadi hydrant pilar ini diletakkan
di sepanjang jalan akses mobil Pemadam Kebakaran.
 Hydrant box adalah hydrant yang dipasangkan dengan box yang
mempunyai dua kategori yaitu indoor dan outdoor.

2.4. Macam – macam Hydrant


Berdasarkan tempat/lokasinya sistem hydrant kebakaran dapat
dibagi menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :
1. Sistem Hydrant Gedung
Hydrant gedung ialah hydrant yang terletak atau dipasang
didalam bangunan dan sistem serta peralatannya disediakan / dipasang
oleh pihak pengelola bangunan / gedung tersebut. Berdasarkan
penggunaannya hydrant jenis ini diklasifikasikan kedalam 3 ( tiga )
kelompok sebagai berikut :
a) Hydrant Kelas I
Hydrant yang dilengkapi dengan selang berdiameter 2,5” yang
penggunaannya diperuntukan secara khusus bagi petugas Pemadam
Kebakaran atau orang yang telah terlatih.
b) Hydrant Kelas II
Hydrant yang dilengkapi dengan selang berdiameter 1,5” yang
penggunaannya diperuntukan bagi penghuni gedung atau para
petugas yang belum terlatih.
c) Hydrant Kelas III
Hydrant yang dilengkapi dengan selang berdiameter gabungan
antara Hydrant Kelas I dan Hydrant Kelas II.
( Sumber : https://egsean.com/prinsip-kerja-pompa-hydrant-pada-gedung/)

2. Sistem Hydran Halaman


Hydrant Halaman ialah hydrant yang terletak diluar / lingkungan
bangunan instalasi dan peralatan serta sumber air disediakan oleh pihak
pemilik / pengelola bangunan / gedung.

(Sumber : https://helmidadang.wordpress.com/2012/12/30/jenis-jenis-
hydrant/ )

3. Sistem Hydrant Kota


Hydrant Kota ialah hydrant yang terpasang ditepi/sepanjang jalan
pada daerah perkotaan yang dipersiapkan sebagai prasarana kota oleh
Pemerintah Daerah setempat guna menanggulangi bahaya kebakaran.
Persediaan air untuk hydrant jenis ini dipasok oleh Perusahaan Air
Minum setempat (PAM)

(Sumber : https://logamceper.com/hydrant-pemadam-kebakaran/)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Prosedur Praktikum


Berikut ini merupakan prosedur yang harus dilakukan dalam
praktikum sistem hydrant
a. Langkah persiapan
1. Setiap regu akan dipanggil oleh dosen atau instruktur untuk tampil
di lapangan pada lokasi yang telah ditentukan guna melakukan
persiapan pemadaman kebakaran dengan berbaris sesuai aba – aba

Aba – aba dalam pelaksanaan PMK

2. Setelah selesai penghormatan kepada instruktur maka kepala regu


segera laporan dengan laporan sebagai berikut : “Lapor, regu satu,
jumlah enam orang dengan peralatan lengkap siap melaksanakan
pemadaman kebakaran.”
3. Kemudian instruktur memberikan aba – aba “kerjakan”
4. Begitu aba – aba dari instruktur selesai, semua anggota regu secara
serempak mengulangi perintah instruktur dan langsung bertindak

b. Langkah pemadaman
1. Memposisikan diri sesuai jabatan dan mengerjakan tugas masing –
masing sesuai tabel dibawah ini
Tugas masing masing jabatan
2. Setelah api berhasil dipadamkan, setiap anggota melakukan
pembenahan peralatan
3. Selesai pembenahan, regu pemadam kebakaran segera berbaris
seperti semula dan kepala regu pasukan penanggulangan
kebakaran segera lapor sebagai berikut : “Regu satu telah selesai
memadamkan kebakaran, anggota selamat, api padam, peralatan
lengkap, laporan selesai.”
4. Instruktur memberikan aba – aba “bubarkan” dan kepala regu
menjawab “bubarkan” diteruskan memimpin penghormatan
kepada instruktur dan selesai instruktur membalas, maka regu
pasukan pemadam kebakaran bisa dibubarkan.
Berikut ini merupakan flowchart yang menjelaskan prosedur praktikum
secara sederhana

Setiap regu akan dipanggil oleh dosen untuk tampil di lapangan pada lokasi yang telah
ditentukan

Untuk persiapan pemadaman kebakaran dengan berbaris sesuai aba – aba pada tabel
5.1

Kepala regu segera laporan jika telah siap melaksanakan pemadaman kebakaran

Kemudian instruktur memberikan aba – aba “kerjakan”

Begitu aba – aba dari instruktur selesai, semua anggota regu secara serempak
mengulangi perintah instruktur dan langsung bertindak

Memposisikan diri sesuai jabatan dan mengerjakan tugas masing – masing sesuai
tabel 5.2

Setelah api berhasil dipadamkan, setiap anggota melakukan pembenahan peralatan

Selesai pembenahan, regu pemadam kebakaran segera berbaris seperti semula

Kepala regu pasukan penanggulangan kebakaran segera lapor jika telah selesai
memadamkan kebakaran

Instruktur memberikan aba – aba “bubarkan” dan kepala regu menjawab “bubarkan”
diteruskan memimpin penghormatan kepada instruktur

Regu pasukan pemadam kebakaran bisa dibubarkan

3.2. Alat
Peralatan yang dibutuhkan dalam praktikum penggulungan selang
pemadam kebakaran ini adalah
 Instalasi hydrant kebakaran
DAFTAR PUSTAKA

Annistyaningrum, Lanti, Ekawati dan Bina Kurniawan. 2015. Evaluasi Instalasi


Sistem Hidran Pada Gedung Kantor Pt. Pertamina Lubricants Jakarta
Utara. Universitas Diponegoro : Semarang.

https://egsean.com/prinsip-kerja-pompa-hydrant-pada-gedung/

https://firehydrant.id/fungsi-komponen-hydrant-box-spesifikasi-yang-sering-
digunakan/

https://helmidadang.wordpress.com/2012/12/30/jenis-jenis-hydrant/

https://logamceper.com/hydrant-pemadam-kebakaran/

http://www.reindo.co.id/reinfokus/edisi24/hydrant.htm

https://www.slideshare.net/amirulammu/instalasi-fire-hydrant

Santoso G. Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: PT. Toko


Gunung Agung; 2004.

Anda mungkin juga menyukai