PENDAHULUAN
A. Pengertian Hydrant
Hydrant merupakan sebuah terminal air untuk bantuan darurat ketika
terjadi kebakaran. Hydrant ini juga berfungsi untuk mempermudah proses
penanggulangan ketika bencana kebakaran melanda. Hydrant merupakan sebuah
fasilitas wajib bagi bangunan-bangunan publik seperti pasar tradisional maupun
modern, pertokoan, bahkan semestinya lingkungan perumahan pun harusnya ada
fasilitas hydrant. Pada saat terjadi peristiwa kebakaran Fire Hydrant harus mudah
terlihat dan segera dapat dipergunakan. National Fire Protection Association
(NFPA) secara specifik menyatakan bahwa Fire Hydrant harus diwarnai dengan
chrome yellow atau warna lain yang mudah terlihat termasuk diantaranya white,
bright red, chrome silver dan lime-yellow, tetapi sebenarnya aspek terpenting
adalah warna tersebut harus konsisten terutama dalam satu wilayah tertentu.
NFPA menyarankan bahwa secara umum ada perbedaan secara fungsi
antara Fire Hydrant untuk kebutuhan perkotaaan (municipal system) dan
kebutuhan pribadi (private system) termasuk di dalamnya untuk pabrik, sehingga
harus ada perbedaan warna dan penandaan lainnya. Secara internasional warna
violet (light purple) telah dikembangkan sebagai warna untuk non-portable water.
BAB II
1
PEMBAHASAN
HYDRANT SYSTEM
1. Hydrant Box
Hydrant Box ini dapat dibagi menjadi dua yaitu berupa Indoor
Hydrant (terletak di dalam gedung) atau Outdoor Hydrant (terletak di luar
gedung). Untuk pemasangan Hydrant Box di dalam ruangan pada bagian
atasnya (menempel pada dinding) harus disertai pemasangan alarm bell.
Pada Hydrant Box terdapat gulungan selang atau lebih dikenal dengan
istilah Hose Reel.
2. Hydrant Pillar
Alat ini memiliki fungsi untuk menyuplai air dari PAM dan GWR
gedung disalurkan ke mobil Pemadam Kebakaran agar Pemadam
Kebakaran dapat menyiram air mobil ke gedung yang sedang terbakar.
Alat ini diletakkan di bagian luar gedung yang jumlahnya serta
peletakannya disesuaikan dengan luas gedung. Untuk menentukan
kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan perhitungan SNI 03-1735-
2000 sbb :
Pasokan air untuk hydrant halaman harus sekurang-kurangnya 2400
liter/menit, serta mampu mengalirkan air minimal selama 45 menit.
2
Jumlah pasokan air untuk hydrant halaman yang dibutuhkan ditunjukkan
pada RUMUS berikut:
V =Qxt
Dimana :
V = Volume air yang dibutuhkan hydrant (liter)
Q = Debit aliran untuk hydrant pilar (liter/menit)
t = Waktu pasokan air simpanan (menit)
3
Penempatan Hydrant
Adalah perlu untuk menyediakan hidran dengan jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan air untuk struktur dengan risiko yang besar atau tinggi.
Kombinasi aliran dari dua atau lebih hidran mungkin dibutuhkan untuk
mencukupi kebutuhan air dan masingmasing hidran harus berada dalam jarak
500ft atau dalam jarak selang LDH dari struktur. Pertimbangan lainya adalah
pemeliharaan dari akses kendaraan. Jika dimungkinkan, hidran harus diletakkan
4
pada lokasi dimana mesin dan jalur selang dapat dihubungkan tanpa harus
menutup jalur akses kritis.
B. Sistem distribusi
Sistem distribusi hydrant berkaitan dengan sistem perpipaan untuk
menghubungkan sumber air dari reservoir hingga ke titik selang hydrant.
Dalam perancangan sistem distribusi hydrant yang sering digunakan yaitu
sistem jaringan interkoneksi tertutup, contohnya sistem ring atau looping.
C. Ruang Pompa (Pump Room)
Ruang pompa merupakan sebuah ruang atau bangunan yang berisi mesin
utama instalasi hydrant yaitu pompa hydrant dan panel pengendali sistem
hydrant. Di dalam ruang pompa terdapat Pompa hydrant, Panel kontrol,
Header, Suction (pipa hisap), Pressure tank.
D. Pompa Hydrant
5
Pompa hydrant berfungsi memindahkan air dari reservoir ke sistem
distribusi hydrant.Pompa hydrant ada 3 yaitu:
Jocky Fire Pump
E. Panel Kontrol
Panel kontrol berfungsi mengatur dan mengendalikan system kerja pompa
hydrant agar dapat bekerja sesuai fungsinya. Hydrant pump bekerja
berdasarkan tekanan yang ada pada instalasi pipa. Untuk mengatur sistem
kerja pompa berdasarkan tekanan, panel kontrol mendapatkan input dari
pressure switch.
F. Header
6
Pipa header berfungsi sebagai penghubung utama antara pipa pengeluaran
(discharge) dari pompa hydrant ke jaringan sistem distribusi hydrant.
Diameter pipa biasanya berukuran lebih besar dibanding pipa lainnya.
INSTALASI HYDRANT
Pipa Hydrant
7
Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menanggulangi
kebakaran secara manual dengan menggunakan hydrant box , hydrant box ini
tersedia pada setiap lantai dengan beberapa zone /tempat.
Pada hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga terpasang
alat bantu control manual call point, alarm bell serta indicating lamp dan untuk
diluar gedung [ area taman / parkir ] terpasang hydrant pillar serta hose reel
cabinet.
A. Pemipaan
Material Pipa yang digunakan Black Steel Pipe Sch. 40, atau
ASTM A 53 dan harus diusahakan semuanya berasal dari satu
merk.Demikian juga untuk fitting digunakan Black Steel Pipe class 15
K, Weld Type.
B. Valve – valve
Valve (Katup) adalah sebuah perangkat yang mengatur,
mengarahkan atau mengontrol aliran dari suatu cairan (gas, cairan,
padatan terfluidisasi) dengan membuka, menutup, atau menutup
sebagian dari jalan alirannya. Valve (Katup) dapat dioperasikan secara
manual, baik oleh pegangan , tuas pedal dan lain-lain. Selain dapat
dioperasikan secara manual katup juga dapat dioperasikan secara
otomatis dengan menggunakan prinsip perubahan aliran tekanan, suhu
dll. Perubahan2 ini dapat mempengaruhi diafragma, pegas atau piston
yang pada gilirannya mengaktifkan katup secara otomatis.
1. GATE VALVE
8
Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka
aliran dengan cara mengangkat gerbang penutup nya yang berbentuk
bulat atau persegi panjang.
Gate Valve adalah jenis valve yang paling sering dipakai dalam
sistem perpipaan. Yang fungsinya untuk membuka dan menutup aliran.
Gate valve tidak untuk mengatur besar kecil laju suatu aliran
fluida dengan cara membuka setengah atau seperempat posisinya, Jadi
posisi gate pada valve ini harus benar benar terbuka (fully open) atau
benar-benar tertutup (fully close). Jika posisi gate setengah terbuka
maka akan terjadi turbulensi
2. CHECK VALVE
3. Foot Valve
9
air, maka klep akan terbawa aliran sehingga dapat terbuka dan
bertumpu pada dudukannya sampai mesin berhenti menghisap
kemudian klep menutup kembali dengan sempurna.
4. Gate Valve :
Sistim bekerja pompa Fire Hydrant adalah “ Start otomatis” dan “ Mati
secara Manual” .
10
Pengecekan hydrant minimal dilakukan setahun sekali, tindakan pengecekan
yang dilakukan antara lain :
Memastikan hydrant pillar dan valve tidak terhalang dan dapat diekses
dengan mudah.
Buka valve beberapa putaran agar udara dapat keluar, hal ini juga untuk
memastikan bahwa valve dapat bekerja dengan baik, tutup kembali valve dengan
rapat. Hidupkan pompa, lakukan pengetesan pada setiap valve, flange, dan selang
serta bagian nozzle, pastikan setiap sambungan tidak terjadi kebocoran. Lakukan
flushing untuk menghindari pengendapan lumpur pada instalasi hydrant. Jika
dalam pengecekan terdapat masalah tandai dan lekukan pencatatan selanjutnya
lakukan tindakan untuk langkah perbaikan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
A. Hydrant Box
B. Hydrant Pillar
C. Siamese Connection
11
12