Anda di halaman 1dari 36

HYDRANT

Pengertian hydrant dalam sebuah sistem proteksi kebakaran harus Anda ketahui sebagai pengguna
maupun calon pengguna sistem ini. Hal tersebut merupakan upaya agar pengadaan sistem proteksi
kebakaran tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin.

Pengertian Hydrant - Apa itu Hydrant

Pengertian hydrant dalam dunia fire fighting adalah sistem proteksi kebakaran yang menggunakan
air bertekanan sebagai medianya dalam memadamkan api. Sistem ini menggunakan sistem
manual, yakni proses pemadaman apinya dilakukan oleh manusia dan tidak otomatis.

Meskipun begitu, beberapa komponennya ada yang bisa disetting secara otomatis maupun manual.
Seperti komponen hydrant pump yang bisa diatur tekanannya pada control panel.

Lalu apa yang membuat sistem fire hydrant lebih unggul dari sistem proteksi kebakaran lainnya?
Sistem Hydrant ini dapat mengatasi kebakaran skala besar dan lebih bekerja secara maksimal
dibanding sistem proteksi kebakaran lainnya.

Umumnya sistem ini digunakan oleh bangunan-bangunan yang memiliki aset. Yakni seperti,
perusahaan, mall, sekolah, dan lainnya.

Pengertian Hydrant - Cara Kerja Hydrant

Cara kerja sistem ini tidak lain adalah bergantung pada media air dan sistem jaringannya yang
didukung oleh komponen-komponen yang baik. Maka dari itu ke seluruh komponen harus
dipastikan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan perannya masing-masing.

Sebuah sistem hydrant harus memiliki tandon air (reservoir) yang merupakan tempat penyimpanan
pasokan air yang dapat memadamkan api selama 30 menit. Air dari reservoir ini nantinya akan
dialirkan menuju jaringan output, yakni hydrant pillar.

Lalu bagaimana cara memasok air dari tandon menuju hydrant pillar? Di sinilah kita mengenal
hydrant pump, yakni pompa yang akan mengalirkan media menuju jaringan hydrant.

Dalam sistem hydrant terdapat tiga jenis pompa yang berkerja secara bersamaan, yakni jockey,
electric, dan diesel pump. Ketiganya memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Bila electric dan diesel pump berfungsi mendistribusikan air dari reservoir menuju jaringan
hydrant, maka jockey pump bertujuan untuk mengatur stabilitas tekanan air yang dikeluarkan. Hal
tersebut betujuan agar tekanan air tidak akan merusak jaringan hydrant.

Setelah air sampai ke hydrant pillar, petugas pemadam kebakaran bisa menggapai aksesoris dalam
hydrant box. Biasanya box ini letaknya tidak jauh dari hydrant pillar.
Pada hydrant box berisi aksesoris seperti fire hose, valve, hose rack, dan nozzle. Aksesoris
tersebutlah yang akan mendukung bekerja hydrant pillar untuk mengalirkan air menuju lokasi
kebakaran.
Hydrant pemadam kebakaran merupakan fasilitas publik yang penting untuk diperhatikan karena
menyangkut keamanan dan kenyamanan masyarakat.

Pengertian Hydrant Pemadam Kebakaran

Hydrant Pemadam Kebakaran adalah sebuah alat atau terminal penghubung untuk bantuan darurat
saat terjadi kebakaran. Hydrant merupakan koneksi berupa alat yang terdapat di atas tanah yang
menyediakan akses pasokan air untuk tujuan memadamkan kebakaran. Biasanya perlindungan api
aktif ini disediakan di sebagian wilayah perkotaan, pinggiran kota, dan pedesaan yang memiliki
ketersediaan (pasokan) air yang cukup dan memungkinkan petugas pemadam kebakaran untuk
menggunakan pasokan air tersebut untuk membantu memadamkan kebakaran.

Air yang Digunakan untuk Hydrant

Air yang digunakan untuk hydrant dapat bertekanan dan tidak bertekanan. Misalnya air yang
bertekanan itu dimana hydran tersambung dengan pompa dalam menghasilkan tekanan,
sedangkan unpressurized (tidak bertekanan) dimana hydrant tersambung secara langsung ke
sumber air seperti kolam atau tangki air dengan menggunakan pompa tersendiri.

Pada umumnya, hydrant memiliki satu atau lebih connector (penghubung) selang kebakaran. Jika
suplai air bertekanan, maka hydrant juga dilengkapi dengan satu atau lebih katup untuk mengatur
aliran air. Dalam rangka menyediakan air yang cukup untuk pemadaman kebakaran, hydrant
dianjurkan dapat memberikan debit air minimum 250 galon per menit (945 liter per menit). Air
yang digunakan biasanya diperoleh dari sumur terdekat atau kolam yang mudah diakses. Tetapi
hal ini akan sulit dalam proses pemadaman kebakaran untuk tempat yang jangkauannya jauh dari
sumber air. Untuk saat ini sudah ada sistem air bawah tanah yang bisa digunakan sebagai suplay
air pada Hydrant.

Hydrant untuk Keamanan Publik

Kebutuhan akan hydrant yang semakin tinggi diiringi dengan adanya pembangunan sarana dan
prasarana untuk publik, maka fasilitas untuk perlindungan publik pun harus di lengkapi. Tetapi
pada prakteknya banyak hydrant pemadam kebakaran yang di sediakan di ruang publik tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Sehingga di saat darurat terjadi kebakaran harus berusaha ekstra
dengan mengandalkan pemadam kebakaran. Lalu ada berapa jenis Hydrant Pemadam Kebakaran
yang umumnya digunakan?

3 Jenis Hydrant Pemadam Kebakaran


1. Hydrant Halaman

Jenis hydrant pemadam kebakaran yang pertama yaitu hydrant halaman. Hydrant halaman, biasa
disebut dengan hydrant pilar, adalah suatu sistem pencegah kebakaran yang membutuhkan
pasokan air dan dipasang di luar bangunan. Hydrant halaman biasanya digunakan oleh mobil
pemadam kebakaran untuk mengambil air jika kekurangan dalam tangki mobil. Jadi hydrant pilar
ini diletakkan di sepanjang jalan akses mobil Pemadam Kebakaran.

Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan perhitungan SNI 03-1735-
2000.

Terdapat dua macam hydrant halaman yaitu:

a. Hydrant Barel – Basah

Dalam desain hydrant bertekanan dengan tipe barel basah, hydrant dihubungkan langsung ke
sumber air bertekanan. Bagian atas atau barel dari hydrant selalu diisi dengan air, dan tiap-tiap
saluran memiliki katup tersendiri dengan batang yang menjorok ke sisi.

b. Hydrant Barel – Kering

Dalam desain hydrant bertekanan dengan tipe barel kering, hydrant dipisahkan dari sumber air
bertekanan oleh katup utama di bagian bawah hydrant di bawah tanah. Bagian atas tetap kering
sampai katup utama dibuka dengan menggunakan alat tertentu. Tidak terdapat katup di saluran
tempat keluarnya air.
Hydrant dengan tipe barel kering biasanya digunakan pada saat musim dingin dimana suhu bisa
turun di bawah 0oC. Hal ini dilakukan untuk mencegah hydrant dari pembekuan.

Di daerah pedesaan dimana sistem air perkotaan tidak tersedia, hydrant kering digunakan untuk
memasok air untuk keperluan pemadaman kebakaran. Hydrant kering dapat dianalogikan sebagai
instalasi keran, yang terdiri dari pipa dan keran atau katup yang dipasang secara permanen dimana
salah satu dari ujung pipa tersebut terletak di bawah permukaan air danau atau kolam.

2. Hydrant Gedung

Jenis hydrant pemadam kebakaran selanjutnya adalah Hydrant gedung atau biasa disebut dengan
hydrant box. Hydrant box adalah suatu sistem pencegah kebakaran yang menggunakan pasokan
air dan dipasang di dalam bangunan atau gedung. Hydrant box biasanya dipasang menempel di
dinding dan menggunakan pipa tegak (stand pipe) untuk menghubungkan dengan pipa dalam tanah
khusus kebakaran.

Sumur Air

Sumur air juga terkadang diklasifikasikan sebagai hydrant kebakaran jika memiliki volume air dan
tekanan yang cukup dan memenuhi standar.

Standpipes

Standpipes adalah koneksi untuk firehouse dalam bangunan dan memiliki fungsi yang sama
layaknya hydrant kebakaran, namun dalam struktur yang lebih besar.

Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan perhitungan SNI 03-1745-
2000 dan NFPA (National Fire Protection Association).

Hydrant gedung merupakan sistem proteksi kebakaran yang dipasang di dalam bangunan, dimana
sistem dan peralatannya disediakan oleh pemilik atau pengelola bangunan.

Berdasarkan penggunaannya dapat dibedakan menjadi :

a. Hydrant Kelas I : Menggunakan selang berdiameter 2.5″ dimana penggunaannya


diperuntukkan untuk tenaga pemadam kebakaran dan orang-orang yang terlatih.

b. Hydrant Kelas II : Menggunakan selang berdiameter 1.5″ dimana penggunaannya


diperuntukan untuk penghuni gedung dan orang-orang yang belum terlatih.

c. Hydrant Kelas III : Menggunakan selang berdiameter 2.5″ dan 1.5″ dimana penggunaannya
diperuntukan untuk semua orang berdasarkan kesesuain ketika bencana kebakaran terjadi.
3. Hydrant Kota

Hydrant kota merupakan sistem proteksi kebakaran, dimana hidrant dipasang di sepanjang jalan
sebagai prasarana kota dan kebutuhan sumber air dipasok/disediakan oleh PDAM setempat. Dalam
hal ini yang harus di perhatikan adalah tempat-tempat yang rawan akan kebakaran, sehingga bisa
langsung di atasi jika sudah ada alat-alat pendukung.
PENGERTIAN DAN JENIS HYDRANT

Hydrant adalah sistem salah satu pemadam kebakaran yang terhubung dengan sumber air yang
bertekanan dan mendistribusikan air ke lokasi pemadaman dengan laju yang cukup. Alat ini
bermanfaat untuk pemadaman api tanpa membuat penggunanya khawatir terjadinya kekurangan
pasokan air. Hydrant sendiri terdiri atas dua jenis yaitu hydrant pillar dan hydrant box. Untuk
mengenal sistem hydrant ini sangat gampang dikenali karena letaknya yang akan mudah didapati
serta dicat dengan warna merah yang sangat mudah terlihat. penempatan Hydrant sendiri memang
mengharuskan pada lokasi yang mudah terlihat dan terjangkau serta dapat mengkover seluruh
daerah apabila sewaktu waktu terjadi kebakaran. Hydrant Box penempatan biasanya dalam gedung
(Indoor) dimana selang pemancar air dan Nozzle pemancar telah diletakkan dalam Box merah dan
dapat segera disambungkan dengan sistem hydrant sehingga bisa ditarik ke lokasi kebakaran untuk
dilakukan pemadaman. sedangkan Hydrant Pillar penempatan biasanya diluar bangunan (Outdoor)
dimana Hydrant ini dapat disambungkan dengan selang menuju kendaraan pemadam kebakaran
sebagai sarana penyuplai air untuk mobil pemadam kebakaran serta dapat juga digunakan untuk
melakukan pemadaman disekitar lokasi kebakaran.
Contoh hydrant Pillar
Sistem Hydrant sendiri sebetulnya tidak segampang yang terlihat karena pada dasarnya sistem
Hydrant sendiri terdiri dari beberapa komponen yang digabung menjadi sebuah sistem yang dapat
mengalirkan air ke suatu lokasi apabila terjadi kebakaran sehingga akan lebih mudah melakukan
proses pemadaman. sistem Hydrant yang terlihat pada suatu lokasi baik Indoor maupun Outdoor
merupakan bagian terakhir dari sistem hydrant yang dapat digunakan sewaktu terjadi kebakaran.
Alat ini memiliki sistem instalasi yang terintegrasi dengan komponen pendukung lainnya seperti
Rumah Pompa, Pipa Bertekanan serta Pipa utama pengalir air, artinya pemasangan sistem hydrant
ini membutuhkan perencanaan yang matang dan bukan sekedar penempatan hydrant Box maupun
Hydrant Pillar.
contoh hydrant Box
Ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sistem fire hydrant :

1. Marking Lokasi
yaitu pemetaan terhadap lokasi untuk penempatan posisi hydrant box maupun hydrant
pillar dalam arti jauh dekatnya dengan lokasi bangunan, mudah terlihat, gampang
dijangkau dan tidak mengganggu aktifitas dan fungsi dari tempat tersebut.
2. Keberadaan Pipa Pengalir Air
yaitu adanya pipa pengalir air ke seluruh titik yang telah ditentukan untuk ditempatkan
hydrant box dan hydrant pillar sehingga setiap area yang telah dilengkapi dengan sistem
hydrant akan terjangkau oleh aliran air
3. Jalur pipa memiliki Akses Khusus
Artinya Pipa pengalir air untuk sistem hydrant merupakan jaringan pipa tersendiri yang
tidak boleh digabungkan dengan sistem jariangan air lainnya. hal ini agar akses air ke
hydrant box dan hydrant pillar bebas hambatan.
2. PEMELIHARAAN SISTEM HYDRANT

Sistem fire hydrant perlu dilakukan pemeriksaan secara berkala, tes dan survei untuk
membuktikan bahwa sistem hydrant dapat bekerja dengan baik. sistem hydrant harus diperiksa
secara menyeluruh untuk memastikan bahwa alat alat serta komponen pendukung lainnya dapat
berfungsi sebagaimana mestinya untuk memenuhi tujuan utamanya yaitu keselamatan dalam
memadamkan kebakaran. Adapun hal-hal yang harus dilakukan pemeriksaan meliputi
1. Tempat Penyimpanan Air
2. Pump Set
3. Pipa dan Valve
4. Hydrant Valve dan Coupling
5. Fire Hose dan Nozzle

untuk mendapatkan hasil yang baik, maka seluruh kriteria diatas harus dilakukan pengecekan
secara rutin dan berkelanjutan agar sewaktu-waktu ditemukan keanehan atau kerusakan dapat
segera ditanggulangi agar sistem hydrant dapat dipergunakan sebagaimana mestinya ketika
terjadinya ancaman bahaya kebakaran. Tempat penyimpanan air harus selalu dipastikan penuh
dan bersih, pompa harus hidup secara otamatis dengan Tahapan pertama Jockey Pump kemudian
Pompa Utama (electrical Pump) serta Pompa Cadangan (Diesel Pump) apabila tidak adanya arus
listrik.
Jaringan Pipa dan Valve tidak boleh terdapat kebocoran, Hydrant valve dan Coupling berfungsi
dengan baik serta selang pemancar dan Nozzle harus ada dalam Box agar sistem hydrant selalu
siap digunakan kapan saja dibutuhkan.
itulah sedikit pembahasan tentang sistem hydrant dimana untuk melakukan pemasangan sistem
hydrant ini memerlukan keahlian khusus dan tidak dapat dilakukan oleh semua orang. petugas
pemadam kebakaran hanya memastikan bahwa Discharge atau pancaran air yang dibutuhkan
sudah sesuai dengan kebutuhan.
Pompa Fire Hydrant

Fungsi Pompa Fire Hydrant yang terpasang adalah untuk memindahkan air dalam tanki
penampungan (reservoir) ke ujung pengeluaran atau pipa pemancar/nozzle.

Jenis Pompa Fire Hydrant terbagi atas:

 Pompa Jockey;

 Pompa Utama; dan

 Pompa Cadangan;

Pompa Jockey

Pompa Jockey berfungsi untuk menjaga tekanan stastis di dalam jaringan hydrant. Pada saat terjadi
pengeluaran kecil atau kebocoran, maka pompa jockey akan bekerja secara otomatis untuk
mengembalikan air pada tekanan semula yang direncanakan. Kondisi pompa jockey juga
dimanfaatkan untuk memantau kebocoran-kebocoran yang terjadi.

Operasional kerja pompa jockey didesain secara otomatis untuk bekerja (start) pada saat salah satu
katup pengeluaran dibuka atau bila terjadi kebocoran. Dan akan berhenti (stop) pada saat katup
ditutup.

Secara umum sumber penggerak pompa jockey didapatkan dari listrik PLN atau sistem kelistrikan
utama.
Pompa Utama

Pompa utama berfungsi sebagai penggerak utama air di sistem hydrant. Pompa utama akan bekerja
setelah kapasitas maksimal pompa jockey terlampaui.

System kerja pompa utama didesain untuk hidup (start) secara otomatis dan mati (stop) secara
manual melalui tombol stop/reset pada panel kontrol system hydrant.

Secara umum sumber penggerak pompa utama didapatkan dari listrik PLN atau sistem kelistrikan
utama.

Pompa Cadangan

Pompa cadangan berfungsi sebagai penggerak cadangan sistem hydrant. Pompa cadangan akan
bekerja secara otomatis bila :

 Pompa Utama bekerja melampaui kapasitas maksimalnya.

 Terjadi kerusakan pada pompa utama

 Pompa utama tidak dapat bekerja karena kegagalan suply listrik PLN

System kerja pompa cadangan didesain sama dengan pompa utama untuk hidup (start) secara
otomatis dan mati (stop) secara manual melalui tombol stop/reset pada panel kontrol system
hydrant.

Sumber energi pompa cadangan biasanya menggunakan mesin diesel atau sistem kelistikan
independent.
Dalam dunia kebakaran, sistem hidran merupakan instalasi yang sangat dibutuhkan. Terlebih
oleh perusahaan-perusahaan besar guna mengantisipasi terjadinya kebakaran. Kita semua tahu,
kebakaran dapat menyebabkan kerugian baik materi maupun nyawa. Oleh sebab itu, disarankan
untuk menyisihkan anggaran di awal untuk membuat instalasi sistem hidran yang dapat digunakan
dalam jangka panjang, dibandingkan mengalami kerugian besar akibat kebakaran. Fire
hydrant sendiri menggunakan air sebagai media pemadaman. Prinsip kerja air untuk
memadamkan api adalah memutuskan koneksi panas yaitu dengan melepaskan dingin dalam air
sehingga panas pun hilang. Dalam prinsip segitiga api, jika panas hilang maka api pun akan segera
padam. Dalam instalasi sistem hidran, pipa merupakan komponen utama yang berfungsi
mendistribusikan air dari tempat penampungan menuju lokasi kebakaran. Tanpa adanya pipa, air
tak akan dapat mengalir sesuai dengan jalur yang diinginkan klien oleh kontraktor. Pipa hidran
sangat mirip dengan sistem pipa yang ada di rumah. Sistem ini terdiri dari beberapa elemen
diantaranya:

 Tempat penyimpanan air (tandon /reservoir)

 Sistem distribusi aliran air

 Sistem pompa hydrant

Pipa hidran merupakan penghubung antara pompa utama ke sumber air. Reservoir adalah tempat
penyimpanan air yang dibutuhkan untuk memadamkan api. Pipa hidran pun tersambung dari satu
reservoir ke reservoir lainnya, hal ini dilakukan jika dalam satu sistem hidran memiliki lebih dari
satu tanki penyimpanan air. Letak dari tangki reservoir tidak diatur hanya saja dibagi menajdi dua
jenis yaitu tangki reservoir yang berada diatas tanah dan dibawah tanah. Biasanya, reservoir dapat
menampung kebutuhan air sebanyak 500 galon per menit dalam jangka waktu 30 menit, usahakan
air yang disuplai dari sistem hidran cukup sampai petugas pemadam kebakaran datang untuk
memadamkan api. Perlu pula dilakukan make up water artinya reservoir harus segera diisi kembali
dengan air dari berbagai sumber, jadi jika nanti pada saat melakukan test yang membutuhkan air
begitupun dengan apabila air yang dialirkan oleh pemadam kebakaran habis maka air dapat
sesegera mungkin untuk disuplai. Mekanisme ini juga membutuhkan pipa hidran untuk
mengalirkan air dari sumber lain seperti air tanah, sungai, atau lainnya ke reservoir menggunakan
pompa.

Cara kerja pipa hydrant

Pipa hidran merupakan sistem distribusi yang digunakan untuk mengalirkan air dari sumber
(resrvoir) menuju ujung titik pada selang kebakaran untuk memadamkan api. Desain pipa hidran
yang biasa digunakan adalah jaringan interkoneksi tertutup misalnya dengan sistem cincin atau O.
Keuntungan dari jaringan interkoneksi tertutup adalah apabila ada satu area yang mengalami
kebocoran atau kerusakan, air tetap dapat dialirkan karena jaringan akan menutup di area yang
mengalami kebocoran. Selain itu pipa hydrant ini mengalirkan air bertekanan yang stabil walaupun
semua titik hydrant terbuka dalam waktu bersamaan.
Ukuran pipa hydrant

Pengukuran terhadap ukuran pipa sangatlah penting guna mendapatkan sistem yang pas saat
digunakan. Ukuran pipa hidran utama adalah 12-16 inci, ukuran pipa hidran sambungan kedua
adalah 8-12 inci dan sambungan pipa hidran cabang yang lebih kecil dibandingkan yang lain yaitu
4,5-6 inci. Pada ujung instalasi sistem hidran terdapat pillar atau box (tempat selang dan nozzle),
ukuran panjang selang sekitar 20-30 meter yang terbuat dari bahan kanvas. Untuk dukungan suplai
air hidran, dibuat juga pipa hidran yang dihubungkan dengan siamese connection. Fungsinya
adalah untuk menambahkan air dari mobil pemadam kebakaran jika air dalam tanki penyimpanan
habis
Pendahuluan
Pencegahan bahaya kebakaran sangat penting untuk menghindari kejadian yang tidak di inginkan. Namun demikian
jika kebakaran itu sampai terjadi maka kita harus siap dalam menghadapi dan memadamkan api tersebut secepat
mungkin sebelum memakan lebih banyak korban baik manusia, peralatan dan bangunan.
Pada lingkungan Pabrik Minyak kelapa Sawit terdapat banyak sumber dan potensi yang dapat menyebakan
timbulnya api. Lingkungan di sekitar ruang bakar boiler, kamar mesin, Threshing, Pressing banyak terdapat Fiber dan
Kernel yang sangat rentan terhadap kebakaran. Waspadai saat terjadi perbaikan dan pengelasan pada area Fiber
seperti Elevator, Thresher Drum dan CBC harus segera di siram dengan air washer agar percikan las tidak
membakar fiber yang tersisa.
Selain Pemasangan dan ketersediaan Fire Extinguser di setiap Station. Peralatan Fire Hydrant dan instalasi pipa
harus tersedia dan terjangkau di semua titik di dalam Pabrik. Unit pompa electric dan Diesel pump juga peralatan
utama dalam pencegahan kebakaran. Disarankan pemasangan perangkat ini, ditempatkan diluar bangunan Pabrik,
biasanya ditempatkan di area Water Treatment Plant agar terhindar dari kebakaran.
Peraturan dan Referensi
Departemen Pekerjaan Umum, Skep Menteri Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
National Fire Codes,
1. NFPA-10, Standard for Portable Fire Extinguisher
2. NFPA-13, Standard for The Installation of Sprinkler Systems
3. NFPA-14, Standard for The Installation of Standpipe and Hose Systems
4. NFPA-20, Standard for The Installation of Centrifugal Fire Pumps
5. SNI 03-1735-2000
6. SNI 03-1745-2000
b. Mc. Guiness, Stein & Reynolds
Mechanical & Electrical for Buildings
Peralatan Utama

Fire Fighting System

1. Fire Hydrant Pump


No. Description Qty Power Kapasitas Head
Unit kW m3/hr
1 Diesel Pump 1 18.5 80 45 m
2 Electric Pump 1 18.5 80 45 m
3 Jockey Pump 1 3 40 5 bar

Fire Hydrant Panel

2. Fire Pump Control


Panel kontrol merupakan kelengkapan unit tiap-tiap fire Fighting pump yang dapat mengatur kerja pompa secara
automatic baik jockey pump sebagai pompa pembantu, pompa utama penggerak electric maupun pompa penggerak
engine masing-masingn mempunyai Fire Pump Controller tersendiri. Khusus pompa penggerak engine akan bekerja
secara automatic bila saluran daya listrik terputus pada saat terjadi kebakaran. Fire Pump Controller harus standard
NFPA-20.

Fire Hydrant Panel

3. Fighting Fixtures

 Hydrant Pillar
 Fire Hydrant Box
 Seamese Connection

4. Pipa, Fitting dan Valve


Cara Kerja Control Fire Hydrant Pump

fire hydrant system

 Jockey pump gunanya untuk mempertahankan tekanan tertentu pada pipa besar A umpama tekanan
tersebut sebesar 8 kg/cm², jika ada kebocoran pada pipa besar A, maka tekanan air akan turun,
umpamanya pada 7 kg/cm² tugas jockey pump untuk menaikkan kembali menjadi 8 kg/cm², jadi titik
kerja jockey pump pada 7-8 kg/cm².
 Electric fire hydrant pump, akan bekerja pada tekanan air dibawah dari tekanan kerja Jockey Pump. Untuk
contoh diatas umpanya 6 kg/cm². Jadi jika terjadi kebakaran dan kran B dibuka, maka tekanan air cepat
turun mencapai 6 kg/cm², dengan demikian Electric fire hydrant pump bekerja. Rangkaian control jockey
pump dibuat sedemikian rupa, sehingga jika Electric fire hydrant pump atau diesel pump bekerja, jockey
pump stop.
 Diesel pump, bekerja sebagai cadangan jika Electric fire hydrant pump, karena sesuatu hal tidak dapat
bekerja. Umpama PLN padam atau dipadamkan. Titik kerja diesel pump dibawah titik kerja Electric fire
hydrant pump jika diesel pumpbekerja, maka Electric fire hydrant pump dan jockey pump stop.
 Untuk lebih jelasnya bisa di lihat tabel di bawah ini.

AUTO MANUAL
<5,5 6 6,5 >7
AC JOCKEY ON ON ON OFF DEPEND
POWER PUMP ON – OFF
ON SWITCH
DUTY ON OFF OFF OFF DEPEND
PUMP ON – OFF
SWITCH
DIESEL OFF OFF OFF OFF OFF
PUMP
AC JOCKEY OFF OFF OFF OFF OFF
POWER PUMP
ON DUTY OFF OFF OFF OFF OFF
PUMP
DIESEL ON OFF OFF OFF DEPEND
PUMP ON – OFF
SWITCH
Sistem ini menggunakan instalasi hydran sebagai alat utama pemadam kebakaran, yang terdiri dari
box hydran dan accesories, pilar hydran dan siemese. Box Hydran dan accesories instalasinya
(selang (hose), nozzle) (atau disebut juga dengan Fire House cabinet (FHC)) biasanya ditempatkan
dalam gedung, sebagai antisipasi jika sistem sprinkler dan sistem fire extinguisher kewalahan
mengatasi kebakaran di dalam gedung. Sedang Pilar hydran (yang dilengkapi juga dengan box
hydran disampingnya, untuk menyimpan selang (hose) dan nozzle) biasanya ditempatkan di area
luar (jalan) disekitar gedung, digunakan jika sistem kebakaran di dalam gedung tidak memadai
lagi. Dan Siemese berfungsi untuk mengisi air ground tank (sumber air hydran) tidak memadai
lagi atau habis. Siemese ditempatkan di dekat di dekat jalan utama. Hal ini untuk memudahkan
dalam pengisian air.

System Hydran ini juga terdiri dari 2 system, yaitu:

a. wet riser system: Seluruh instalasi pipa hydran berisikan air bertekanan dengan tekanan yang
selalu dijaga pada tekanan yang relatif tetap.

b. Dry Riser System: seluruh instalasi pipa hydran tidak berisikan air bertekanan, peralatan
penyedia air akan secara otomatis jika katup selang kebakaran di buka.

Seperti halnya sistem sprinkler, jika ada tekanan dalam pipa instalasi menurun, maka pompa
jockey akan bekerja. Dan jika instalasi hydran dibuka maka secara otomatis pompa elektrik akan
bekerja, dan jockey pump secara otomatis akan berhenti. Dan jika pompa elektrik gagal bekerja
secara otomatis, maka pompa diesel akan bekerja.
Hydrant System

 a-

Hydrant system adalah suatu system yang dioperasikan secara manual oleh operator (manusia).
Media pemadamnya menggunakan air. Disepanjang instalasi pemipaan mengandung air
bertekanan sampai pada titik Hydrant Valve, Hose reel, Hydrant Pillar atau perangkat lainnya.

Perangkat :

• Fire Pumps (Electric, Diesel, & Jockey)

• Hydrant Pillar

• Indoor Hydrant/Landing Valve

• Hose reel

• Fire Department Connection/Seamese

• Hose & Nozzle

• dll .
Perangkat Utama :

• Jockey Pump Berfungsi untuk menjaga/ menstabilkan tekanan air didalam Pipa.

• Electric Pump Berfungsi memompa air yang dihisap dari bak air(reservoir) untuk disalurkan ke
distribusi baik ke Hydrant Valve untuk Indoor, Hose reel Dan Hydrant Pillar untuk Outdoor.
Main electric pump sebagai pompa pendorong yang digunakan pada saat terjadi pemadaman Api
(fire)

• Diesel pump sebagai back up & membantu pompa pendorong dimana pada saat kebakaran pada
umumnya power listrik yang mensupply electric pump off (mati) . Diesel Pump berfungsi :

1). Dalam keadaan listrik hidup; membantu kerja electric pump guna memenuhi kebutuhan air
yang diharapkan jika tekanan dan volume air berkurang Pada pillar

2). Dalam keadaan listrik mati ; menggantikan fungsi kerja electric pump.

Kontrol panel

Panel Control untuk pompa

- Jockey

- Main Electric

- Diesel Pump

Sebagai alat pengatur system kerja peralatan yang ada di dalam Ruang Pompa yaitu Jockey
Pump, Electric Pump dan Diesel Pump.

Pressure Tank :

Sebagai alat untuk menstabilkan pressure air yang diinginkan pada instalasi pipa hydrant yang
bekerja secara mechanical. Fungsi lainnya adalah untuk memperingan kerja Jockey Pump.
Peralatan Pendukung lainnya :

Peralatan pendukung di ruang pompa antara lain adalah :

- Pressure Switch,

- Pressure Gauge,

- Safety Relief Valve,

- Dan accessories Valve.


Fire hydrant system adalah sistem pemadam kebakaran yang terdiri dari beberapa subsistem
seperti sumber air, pompa, perpipaan dan komponen hydrant. Kebakaran merupakan suatu
kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan karena dapat mengakibatkan kerusakan. Waktu yang
dibutuhkan api untuk merusak pun terbilang singkat oleh sebab itu, perlu adanya sistem jaringan
pemadam kebakaran agar terorganisir dengan baik dan mempercepat proses pemadaman. Fire
Hydrant System merupakan solusi terbaik untuk menanggulangi kebakaran yang terjadi. Pada
artikel ini, akan dibahas lebih rinci mengenai sistem jaringan pemadam kebakaran.

Fire hydrant system sendiri dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu sistem hidran gedung,
sistem hidran halaman dan sistem hidran kota. Sistem hidran gedung merupakan sistem pemdaman
yang dipasang pada gedung-gedung oleh pemilik gedung. Sistem ini terdiri dari tiga kelas yaitu,
kelas I dengan selang kebakaran berdiameter 2,5” untuk pemadam yang terlatih. Kelas II yaitu
selang kebakaran yang digunakan berdiameter 1,5” untuk digunakan oleh penghuni gedung yang
belum terlatih dan kelas III yang merupakan gabungan antara kelas I dan II. Sistem hidran lapangan
merupakan sistem pemadam kebakaran yang dipasang di luar gedung atau di halaman, umumnya
terdapat hydrant pillar. Sistem hidran ketiga adalah tipe kota yang secara khusus dipasang oleh
pemerintah kota dan disuplai dari PDAM. Fire hydrant system terdiri dari pompa hidran yang
berfungsi mengalirkan air dari tanki penampungan menuju nozzle. Pompa hidran umumnya
diletakkan dalam ruangan khusus yang disebutt dengan rumah pompa. Tanki penampungan pada
sistem ini terbagi menjadi tiga jenis yaitu tanki bawah tanah, tanki bertekanan dan tanki gravitasi
yang bekerja berazaskan gaya gravitasi, tanki berfungsi sebagai tempat penyimpanan air untuk
kemudian disuplai oleh pompa hidran dan didistribusikan melalui jaringan pipa hidran menuju
titik hydrant pillar. Instalasi tanki penyimpanan air sementara bawah tanah (ground tank) pada
sistem fire hydrantdirancang dengan fungsi utama untuk mensuplai kebutuhan fire hydrant saat
terjadi kebakaran. Air ini tidak boleh digunakan untuk kebutuhan lain selain memadamkan api.
Umumnya, ground tank telah dirancang sesuai kebutuhan untuk memadamkan api sementara
sebelum mobil pemadam kebakaran datang. Kapasitas tanki harus sesuai dengan daya pompa,
artinya air pada tanki harus cukup memenuhi kebutuhan hingga bantuan dari dinas kebakaran
datang.

Pompa pada dasarnya bekerja karena adanya listrik sebagai penggerak namun pada saat terjadi
kebakaran umumnya PLN akan memadamkan jaringan listrik dengan alasan agar kebakaran tidak
menyebar. Seperti yang telah diketahui bahwa listrik merupakan salah satu penyebab terjadinya
kebakaran. Lantas, bagaimana menginstalasi pompa hidran agar pompa dapat mengalirkan air saat
pemadaman listrik?

Jenis Pompa Kebakaran Fire Hydrant System

 Jockey pump, pompa ini merupakan pompa paling umum digunakan untuk pemadam
kebakaran karena pompa ini mendistribusikan air hidran saat posisi standby oleh sebab itu,
air selalu berada pada jaringan
 Electrical pump merupakan pompa yang berfungsi mengalirkan air pada sistem dengan
kemmapuan laju alir lebih besar dibandingkan dengan pompa sebelumnya. Pompa ini
bekerja berdasarkan tekanan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Pompa ini bekerja ketika
kebutuhan debit air tinggi.

 Diesel Pump, pompa ini bekerja menggunakan diesel sebagai bahan penggerak oleh sebab
itu, pompa jenis ini sangat berguna saat PLN memdamkan listrik.

Hydrant Pilar adalah salah satu jenis perkakas tambahan yang digunakan dalam sistem pemadam
kebakaran. Umumnya berada di luar (outdoor). Apabila di dalam ruangan, hydrant pillar
digantikan dengan hydrant valve. Hydrant pillar biasanya diletakkan di tempat-tempat yang mudah
terlihat dan strategis agar mudah ditemukan saat terjadi kebakaran. Hydrant pillar berfungsi
sebagai output atau keluaran air hidran yang dihubungkan dengan selang dan nozzle untuk
mengarahkan air ke sumber kebakaran. Hydrant pillar dibagi menjadi dua jenis yaitu pillar one
way yang hanya memiliki satu sambungan selang dan pillar two way yang memiliki dua
sambungan keluaran air. Harga pillar one way lebih murah dibandingkan dnegan pillar two way.

Anda mungkin juga menyukai