Anda di halaman 1dari 2

Standar Fire Hydrant Sesuai NFPA dan SNI

01/07/2015
Fire Hydrant

No Comments

Kebakaran merupakan musibah yang sangat dihindari. Kebakaran mampu melenyapkan harta
benda tak terkecuali diri seseorang. Dengan mengingat dahsyatnya dampak yang dihasilkan,
sudah saatnya kini kita peduli dan tanggap. Mari tanggap dalam melakukan pencegahan
agar bencana kebakaran dapat diminimalisir dan dihindari. Salah satunya adalah dengan sedia
payung sebelum hujan atau dapat dikatakan sedia fire hydrant sebelum kebakaran. Fire
hydrant merupakan seperangkat alat yang sangat dianjurkan untuk selalu tersedia baik dalam
ruangan maupuan di luar ruangan. Hydrant merupakan solusi yang mejanjikan apabila bangunan
yang mengalami kebakaran berada si akses jalan yang sempit dan tidak memungkinkan Fire
Truck mendekat. Untuk itu, alat ini sangat diwajibkan berada di area pasar, supermarket,
perkantoran, sekolah dan pemukiman. Karena fungsinya sangat dibutuhkan dan berkaitan
dengan kerugian yang besar, maka fire hydrant harus memenuhi standar yang sesuai dengan
standar Indonesia dan luar negeri. Peraturan pada sistem hydrant umumnya telah diketahui oleh
kontraktor, sehingga hasil instalasi sesuai dengan standar. Sistem hydrant di Indonesia mengacu
pada standar Nasional Indonesia (SNI) dan NFPA (National Fire Protection Association)
Peraturan Tentang Standar Fire Hydrant
Dibawah ini adalah beberapa peraturan yang telah ditetapkan oleh NFPA ( National Fire
Protection Association) dan SNI (Standar Nasional Indonesia) dan harus dipertanggungjawabkan
pada diri sendiri.
NFPA-10, Standar untuk Portable Fire Extinguisher.
NFPA-13, Standar untuk Instalasi Sistem Springkle.
NFPA-14, Standar untuk Instalasi Selang dan Pipa tegak.
NFPA-20, Standar untuk Instalasi Pompa Sentrifugal.
SNI 03-1735-2000, tentang tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan
untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
SNI 03-1745-2000, tentang tata cara perencanaan dan pemasangan sistem pipa tegak dan
selang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan atau gedung.
NFPA (National Fire Protection Association) secara khusus telah menetapkan bahwa warna yang
digunakan untuk fire hydrant adalah warna yang mencolok. H al ini bertujuan untuk
memudahkan pemadam kebakaran dan orang-orang sekitar (sebelum petugas datang) dalam
menanggulangi api dalam keadaan darurat sekali pun. Warna yang dianjurkan adalah merah dan
kuning dengan tingkat kroma yang tinggi. Sementara pilihan warna lain yang mudah terlihat
diantaranya putih dan silver. Walaupun NFPA telah menetapkan banyak warna namun yang
terpilih harus selalu konsisten. Di Indonesia sendiri konsisten pada warna merah untuk fire
hydrant. Meskipun demikian, sebenarnya tujuan penggunaan hydrant dibedakan menjadi dua
yaitu kebutuhan perkotaan atau municipal system dan kebutuhan pribadi atau private system.
Private system contohnya adalah penggunaan di perusahaan, industri dan sebagainya. Oleh sebab
itu, perlu adanya perbedaan warna satu sama lain agar dapat diindentifikasi jenis kebutuhannya.
Prinsip identifikasi tersebut telah lebih dulu ditetapkan di negara maju. Mereka
menerapkan warna ungu untuk hydrant media air non-portable. Sementara Chrome Yellow telah
digunakan untuk municipal system dan chrome red yang diperuntukkan private system.
Pertanyaan selanjutnya adalah, kapan Indonesia mulai menerapkan prinsip ini?

Anda mungkin juga menyukai