Anda di halaman 1dari 59

DINAS PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN

PENYELAMATAN PROVINSI DKI JAKARTA

HIDRAN KEBAKARAN
Disampaikan pada :

DIKLAT
PETUGAS PENYULUH LAPANGAN (PPL)

Oleh : EKO BUDIANTO


sebagai Referensi / Acuan

PERATURAN & PERUNDANGAN STANDAR (SNI) KEBAKARAN


 Standar Sistem Sprinkler (SNI no 03-3989-2000)
• UU no 28 Tahun 2002 : Bangunan Gedung  Standar Sistem Pipa Tegak dan Slang Kebakaran (SNI
• UU no 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja; no 03-1745-2000)
 Standar Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran (SNI
• PP no 36 tahun 2005 : Peraturan Pelaks. UUBG; no 03-3985-2000)
 Standar Perencanaan Sistem Proteksi Pasif (SNI 03-
• PERMEN PU no 29/PRT/M/2006 : Pedoman Teknis
1736-2000)
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;  Standar Sarana Jalan Ke Luar (SNI no 03-1746-2000)
 Standar Sistem Pengendalian Asap (SNI no 03-6571-
• PERMEN PU no 25/PRT/M/2007 tentang Pedoman
2000)
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung  Perencanaan Akses ke Bangunan dan Lingkungan
• PERMEN PU no 26/PRT/M/2008 : Persyaratan (SNI no 03-1735-2000)
 Standar Instalasi Pompa Kebakaran (SNI no 03-6570-
Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Bang. Gedung 2000)
 Standar Pasokan Air untuk Pemadam Kebakaran (SNI
• PERMEN PU no 29/PRT/M/2009 : Manajemen Ke-
no S-1-2000)
selamatan Kebakaran Bang.Kawasan & perkotaan  Standar pemasangan APAR (SNI no 03-1756-89)
 Standar mobil pompa kebakaran (SNI no 03-7053-
• PERMEN PU No. 20 tahun 2009 tentang “Pedoman
2004)
Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran di Perkotaan”  Standar PUIL (SNI no 04-0225-2000)
 Standar FM-200 (SNI no 19-6772-2002)
• PERDA DKI Jakarta No. 8 tahun 2008 tentang
 Standar penanggulangan keadaan darurat (SNI 03-
Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran di
6464-2000)
DKI Jakarta.
Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 2
Pasal 7 Mengharuskan bangunan gedung dilengkapi :
 Sarana penyelamatan jiwa

 Akses pemadam kebakaran

 Sistem proteksi kebakaran

 Manajemen keselamatan kebakaran

Mengatur hal-hal lain :


 Penyelamatan bencana lain bukan kebakaran (gempa, banjir, dll.)

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 3


Sistem Pipa Tegak adalah suatu susunan perpipaan, katup,
sambungan slang dan peralatan terkait yang diperlukan dipasang
dalam suatu gedung, dengan sambungan slang ditempatkan
sesuai standar sehingga air dapat dikeluarkan melalui slang dan
nosel dalam pola pancaran (stream) atau pola sebaran (spray),
semata-mata dengan maksud memadamkan kebakaran dan
dengan demikian melindungi gedung atau struktur dan isinya,
selain melindungi penghuni gedung.

Komponen Sistem Pipa Tegak dan Slang Kebakaran serta


Hidran Halaman terdiri atas :
a. Pipa tegak;
b. Slang kebakaran;
c. Hidran halaman;
d. Penyediaan air; dan
e. Pompa kebakaran
Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 4
 Pipa Tegak (Riser) adalah bagian dari Sistem Pipa Tegak
yang mengalirkan air untuk sambungan slang, dan sprinkler
pada Sistem Kombinasi, yang dalam posisi tegak (vertikal)
dari satu lantai ke lantai berikutnya. Istilah “pipa tegak” dapat
pula dimaksudkan untuk bagian mendatar (horizontal) dari
sistem pipa yang mengalirkan air kepada dua atau lebih
sambungan slang dan sprinkler pada Sistem Kombinasi, pada
satu ketinggian yang sama.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 5


1. Pipa Tegak pada Sistem Pipa Tegak yang harus dipasang pada bangunan
gedung bertingkat rendah dan sedang dengan luas lantai 1.000 m 2 ) dengan
ancaman bahaya kebakaran ringan, berjumlah paling sedikit 1 (satu) buah
dengan penambahan paling sedikit 1 (satu) buah pipa tegak untuk penambahan
luas 1.000 m2

2. Pipa Tegak pada Sistem Pipa Tegak yang harus dipasang pada bangunan
gedung bertingkat rendah dan sedang dengan luas lantai 800 m 2 ) dengan
ancaman bahaya kebakaran sedang berjumlah paling sedikit 1 (satu) buah
dengan penambahan paling sedikit 1 (satu) buah pipa tegak setiap
penambahan luas 800 m2

3. Pipa Tegak pada Sistem Pipa Tegak yang harus dipasang pada bangunan
gedung bertingkat rendah dan sedang dengan luas lantai 600 m(enam ratus
meter persegi) dengan ancaman bahaya kebakaran berat berjumlah paling
sedikit 1 (satu) buah dengan penambahan paling sedikit 1 (satu) buah pipa
tegak setiap penambahan luas 600 m2
Pasal 20 PERGUB 92/2014
Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 6
SLANG KEBAKARAN HIDRAN HALAMAN
Slang Kebakaran adalah slang Hidran Halaman adalah suatu
gulung yang dilengkapi dengan fasilitas di luar gedung yang
mulut pemancar (nosel) untuk dilengkapi katup untuk
mengalirkan air bertekanan. menyambungkan slang ke suatu
sistem penyediaan air.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 7


Hidran Gedung adalah suatu fasilitas dalam bangunan gedung berupa kotak
yang memiliki rak slang (hose rack), slang, nosel dan sambungan slang 2 ½ “
dan/atau 1 ½ “ (satu setengah inchi).
Hidran Gedung harus berupa lemari tertutup yang memiliki rak slang dengan
ukuran sesuai standar agar tidak mengganggu pada waktu penyambungan
slang sehingga dapat digunakan dengan cepat pada saat terjadi kebakaran.

Hidran Gedung hanya digunakan untuk menempatkan peralatan kebakaran


dan harus diberi tanda untuk menunjukkan isinya . Setiap Hidran Gedung
harus dicat warna dasar merah dengan tulisan warna putih, berfluoresensi dan
harus kontras dengan dinding di sekitarnya,
Hidran Gedung bila selalu terkunci harus menggunakan tutup berupa panel
kaca mudah pecah tembus pandang dan harus disediakan alat pembuka untuk
memecahkan panel kaca dan diletakkan dengan aman dan tak jauh dari area
panel kaca.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 8


Sambungan Pemadam Kebakaran (Siamesse Connection) adalah
suatu sambungan untuk Dinas yang digunakan untuk memompakan
air ke dalam Sistem Sprinkler, Sistem Pipa Tegak atau sistem lainnya
yang menyediakan air untuk memadamkan kebakaran, untuk
menambah (supplement) sistem penyediaan air yang sudah
terpasang.
 Penyediaan Air adalah reservoir berupa tangki air yang khusus
digunakan untuk memasok Sistem Pipa Tegak dan slang
kebakaran serta hidran halaman

 Pompa kebakaran harus didukung oleh sistem penyediaan air


yang handal, baik kuantitas maupun kualitasnya dan berasal dari
sumber yang diizinkan sesuai standar.

 Sumber air yang cukup dalam kualitas, kuantitas dan tekanan


dapat digunakan untuk menyediakan pasokan air untuk suatu
pompa kebakaran. Apabila pasokan air dari PDAM tidak cukup
kualitas, kuantitas dan tekannnya sumber air alternatif pertu
disediakan.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 10


 Kuantitas penyediaan air harus disesuaikan dengan klasifikasi
ancaman bahaya kebakaran yang diproteksi dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. paling sedikit 45 (empat puluh lima) menit sesuai kapasitas
pompa untuk bahaya kebakaran ringan; dan/atau
b. paling sedikit 60 (enam puluh) menit sesuai kapasitas
pompa untuk bahaya kebakaran sedang dan berat.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 11


Pergub 92/2014 Pasal 79-80
 Tekanan air :
a. Slang 1 ½ ” terjauht 4,5 bar dan/atau 65 psi
a. Slang 1 ½ ” terdekat 6,9 bar dan/atau 100 psi
a. Slang 2 ½ ” terjauh 6,9 bar dan/atau 100 psi
a. Slang 2 ½ ” terdekat 12,1 bar dan/atau 175 psi

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 12


 Dalam hal tekanan sisa pada suatu sambungan slang 40 mm (empat
puluh milimeter) dan/atau 1 ½ ” (satu setengah inchi) melebihi 6,9
(enam koma sembilan) bar dan/atau 100 (seratus) psi, harus
dipasang suatu alat pengatur tekanan yang disetujui oleh Dinas
untuk membatasi tekanan sisa menjadi 6,9 (enam koma sembilan)
bar dan/atau 100 (seratus) psi dalam laju aliran yang dipersyaratkan.

 Dalam hal tekanan sisa pada suatu sambungan slang melebihi 12,1
(dua belas koma satu) bar dan/atau 175 (seratus tujuh puluh lima)
psi, maka harus dipasang suatu alat pengatur tekanan yang
disetujui oleh Dinas untuk membatasi tekanan statik dan tekanan sisa
pada keluaran sambungan slang tersebut sehingga menjadi 6,9
(enam koma sembilan) bar dan/atau 100 (seratus) psi untuk
sambungan slang 40 mm (empat puluh milimeter) dan/atau 112” (satu
setengah inchi) dan menjadi 12,1 (dua belas koma satu) bar dan/atau
175 (seratus tujuh puluh lima) psi untuk sambungan slang lainnya./

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 13


Pompa Kebakaran adalah pompa dengan karakteristik
khusus untuk pemadaman kebakaran sesuai standar.

Pompa kebakaran terdiri dari :


a. pompa utama; dan
b. pompa cadangan

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 14


Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 15
• Pompa kebakaran harus
dilengkapi dengan pompa pacu
yang berfungsi
mempertahankan tekanan
dalam sistem pipa tegak serta
mencegah pompa kebakaran
utama beroperasi.

• Pompa kebakaran utama atau


cadangan tidak boleh dipakai
untuk pompa yang
mempertahankan tekanan.
POMPA PACU

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta a Hal. 16


 Ruangan pompa kebakaran harus ditempatkan di lantai dasar atau
basement satu bangunan gedung dengan memperhatikan titik
ketinggian (peil) bebas banjir, akses dan ventilasi serta
pemeliharaan.
 Untuk bangunan gedung yang karena ketinggiannya menuntut
penempatan pompa kebakaran pada lantai yang lebih tinggi,
ruangan pompa kebakaran dapat ditempatkan pada lantai sesuai
dengan memperhatikan akses dan ventilasi serta pemeliharaan.
 Apabila terdapat lebih dari satu ruang pompa kebakaran, maka
pada setiap ruang pompa kebakaran harus disediakan sistem
komunikasi suara (voice-communication system) untuk dapat
saling berhubungan antara semua ruang pompa.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 17


 Jenis pompa kebakaran yaitu end suction, in line, horizintal split
case untuk tipe horizontal dan turbin untuk jenis vertikal
 Penggerak pompa kebakaran yaitu motor listrik, mesin diesel dan
turbin uap
 Pompa kebakaran harus berupa pompa tipe sentrifugal dan/atau
pompa tipe turbin poros tegak dan dipasang dengan hisapan
positif.
 Pompa sentrifugal adalah pompa yang mempunyai motor
penggerak dengan sudut impeller yang berputar dengan
kecepatan tinggi. Prinsip kerjanya mengubah energi kinetis
(kecepatan) cairan menjadi energi potensial (dinamis) melalui
suatu impeller yang berputar dalam casing.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 18


 Sistim hisapan positif adalah apabila pompa tersebut menghisap air yang
permukaan air dalam resevoir lebih tinggi dari impeller pompa tersebut ,
 Sistim hisapan negatif adalah apabila pompa tersebut menghisap air yang
permukaan air dalam resevoir berada dibawah impeller pompa tersebut dan
jenis pompa kebakaran yang direkomendasi untuk dipergunakann pada
kondisi ini untuk mempergunakan Pompa Jenis Vertical Turbine Fire Pump.
 Pompa kebakaran harus mempunyai sumber daya tersendiri/ independen
yang terjamin kehandalannya.
 Apabila pompa kebakaran menggunakan penggerak diesel, maka harus
disediakan 1 (satu) set baterai utama dan 1 (satu) set baterai cadangan yang
memiliki kapasitas serta kemampuan yang sama dengan dilengkapi selektor
 Sumber daya listrik pompa kebakaran harus menggunakan kabel listrik
dengan insulasi tahan api dan dilindungi untuk menghindari kerusakan
akibat benturan mekanis maupun kebakaran

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 19


 Semua pompa kebakaran harus bekerja secara otomatis berdasarkan penurunan
tekanan air dan berhenti secara manual.
 Faktor penting untuk mengerti kinerja pompa kebakaran dalah teknan
(pressure) atau head dan aliran air (flow)
 Tekanan (pressure) adalah energi yang tersedia untuk menggerakkan
air.
 Tekanan statis (static pressure) adalah tekanan pada suatu titik tertentu di dalam
cairan yang terbatas ditentukan oleh berat cairan dan jarak dari titik tersebut ke
permukaan cairan. Satuan yang digunakan untuk mengukur pressure adalah psi
dan bar.
 Head pompa adalah kemampuan pompa dalam mendorong air. Satuan yang
digunakan untuk mengukur head adalah feet (ft) dan meter (m).
 Aliran (flow) adalah kuantitas dari air yang melalui suatu titik tertentu dalam
suatu perioda waktu tertentu. Aliran diukur dalam GPM, ft3/det, L/men (volume
dibagi dengan waktu).

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 20


 Pompa yang dipasang tetap untuk proteksi kebakaran sebaiknya
dipilih dengan rentang operasi dari 90 % sampai 150 % dari
kapasitas nominal. Kinerja pompa bila dipakai pada kapasitas
lebih dari 150 % dari kapasitas nominalnya dapat berpengaruh
merugikan pada kondisi hisapnya. Pemakaian pompa pada
kapasitas kurang dari 90 persen dari kapasitas nominalnya tidak
direkomendasikan.
 Besarnya kapasitas pompa kebakaran harus sesuai dengan jenis
ancaman bahaya kebakaran pada bangunan gedung dan jumlah
pipa tegak yang digunakan.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 21


VERTICAL TURBINE FIRE PUMP
MULTI OUTLET
HORIZONTAL SPLIT CASE IN LINE FIRE PUMP

ELECTRIC FIRE PUMP


DIESEL ENGINE FIRE PUMP
Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 22
VERTIKAL TURBIN
Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 23
 Bangunan gedung bertingkat rendah
dengan ancaman bahaya kebakaran
ringan yang luasnya lebih dari 4.000
m2 pompa kebakaran dengan kapasitas
paling rendah 500 gpm (lima ratus
galon per menit) dan/atau 1.892 L/m
(seribu delapan ratus sembilan puluh
dua liter per menit) untuk pipa tegak
pertama khusus melayani hidran
gedung dengan tambahan masing-
masing 250 gpm (dua ratus lima
puluh galon per menit) dan/atau 946
L/m (sembilan ratus empat puluh
enam liter per menit) untuk setiap
penambahan pipa tegak berikut nya.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 24


 Bangunan gedung bertingkat rendah dengan ancaman bahaya kebakaran
sedang yang luasnya kurang dari atau mencapai 3.200 m2 (tiga ribu dua ratus
meter persegi), harus menggunakan pompa kebakaran dengan kapasitas
paling rendah 500 gpm (lima ratus galon per menit) dan/atau 1.892 L/m
(seribu delapan ratus sembilan puluh dua liter per menit) untuk pipa tegak
pertama khusus melayani hidran gedung dengan tambahan masing-masing
250 gpm (dua ratus lima puluh galon per menit) dan/atau 946 L/m (sembilan
ratus empat puluh enam liter per menit) untuk setiap penambahan satu pipa
tegak berikutnya.

 Bangunan gedung bertingkat rendah dengan ancaman bahaya kebakaran


berat serta pada bangunan sedang dan tinggi dengan ancaman bahaya
kebakaran ringan, sedang dan berat, harus menggunakan pompa kebakaran
dengan kapasitas paling rendah 500 gpm (lima ratus galon per menit)
dan/atau 1.892 L/m (seribu delapan ratus sembilan puluh dua liter per menit)
untuk pipa tegak pertama khusus melayani hidran gedung dengan tambahan
masing-masing 250 gpm (dua ratus lima puluh galon per menit) dan/atau
946 L/m (sembilan ratus empat puluh enam liter per menit) untuk setiap
penambahan satu pipa tegak berikutnya.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 25


Gpm Liter/Menit
25 95
50 189
100 379
150 568
200 757
250 946
300 1.136
400 1.514
450 1.703
500 1.892
750 2.839
1.000 3.785
1.250 4.731
1.500 5.677
2.000 7.570
2.500 9.462
3.000 11.355
3.500 13.247
4.000 15.140
4.500 17.032
5.000 18.925
Evaluasi :

1) Berapakah kapasitas Flow dan Head Pompa


Kebakaran pada sebuah Gedung Perkantoran yang
mempunyai ketinggian 80 m, yang hanya dilengkapi dengan
Peralatan Fire Hydrant saja ?

(2) Buatkan ukuran setting tekanan kerja pompa atau tahapan


operasi pompa-pompa kebakaran gedung tersebut.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 27


1) Pompa kebakaran harus dilengkapi dengan panel kontrol.

(2) Panel kontrol harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :


a. satu panel kontrol hanya melayani satu pompa
kebakaran;
b. dapat menghidupkan pompa kebakaran berdasarkan
penurunan tekanan air;
c. tidak terkait dengan sistem kontrol lainnya; dan
d. berdekatan dan mudah dijangkau dari pompa kebakaran
yang dilayani.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 28


BERBAGAI
PANEL KONTROL
POMPA KEBAKARAN
STANDARD UL / FM
 Setiap pompa kebakaran harus terhubung langsung ke sumber air
melalui pipa hisap tersendiri.

 Pipa hisap harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :


a. dipasang sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan
terbentuknya kantong udara;
b. dilengkapi sambungan lentur (flexible joint) untuk
melindungi pompa dari gaya getaran yang berlebihan
c. memiliki diameter

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 30


Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 31
Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 32
Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 33
Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 34
Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 35
Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 36
 Dalam hal tidak dapat menggunakan 1 (satu) set pompa
kebakaran yang terpisah untuk setiap zona maka harus
digunakan Alat Pengatur Tekanan.
 Alat Pengatur Tekanan harus dipasang sesuai dengan standar
sehingga kegagalan pada salah satu alat tersebut tidak akan
menyebabkan kenaikan tekanan melebihi 6,9 (enam koma
sembilan) bar dan/atau 100 (seratus) psi pada sambungan
slang 40 mm (empat puluh milimeter) serta 12,1 (dua belas
koma satu) bar dan/atau 175 (seratus tujuh puluh lima) psi
pada sambungan slang 65 mm (enam puluh lima milimeter)
dan/atau 2 ½ (dua setengah inchi).

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 37


Lanjutan

 Alat Pengurang Tekanan (PRV) harus memenuhi ketentuan


berikut :
a. dipasang pipa bypass dengan katup keadaan normal
tertutup;
b. memperhatikan kemudahan pemeliharaan dan
perbaikan;
c. dilengkapi dengan pengukur tekanan pada sisi masuk dan
sisi keluar; dan
d. dilengkapi dengan katup pelepas tekanan sesuai dengan
rekomendasi pabrik pembuat alat tersebut.
 Tekanan pada sisi masuk dari Alat Pengurang Tekanan (PRV)
tidak boleh lebih dari tekanan kerja alat tersebut

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 38


MEMAKAI PIPA BY PASS TIDAK MEMAKAI PIPA BY PASS
FLOW METER UTK MENGETAHUI BESARAN
TEKANAN PADA PENGELUARAN FLOW MAIN DISCHARGE
TERTENTU VALVE

FLOW METER PIPA


FLOW METER GATE VALVE HEADER
TEST VALVE

PIPA ISAP DENGAN UKURAN YANG SESUAI


DENGAN KEBUTUHAN, DARI JENIS PIPA
GALVANIZED
WATER STOP MENGELILINGI PIPA
ISAP YANG MENEMBUS DINDING
BETON BAK AIR

VORTEX INHIBITOR UNTUK


MENGHINDARI TERJADINYA
PUSARAN / TALI AIR

GATE VALVE TYPE RISING STEM YANG KESALURAN


BERFUNGSI SEBAGAI MAINTENANCE PEMBUANGAN AIR
VALVE

PIPA DISCHARGE POMPA YANG TELAH DIPERHITUNGKAN


UKURANNYA UNTUK MEMPERKECIL TERJADINYA FRICTION
LOSS PADA JARINGAN PIPA KETIKA DIPERGUNAKAN
SAFETY VALVE / PRESSURE RELIEF VALVE, UTK
MENGHINDARI TEKANAN YG MELEBIHI PERHITUNGAN
JARINGAN SISTIM & PERALATAN, KETIKA PENGGERAK
POMPA MESIN DIESEL MENGALAMI OVERSPEED

PRESSURE SWITCH / PRESSURE


NON RETURN VALVE / CHECK VALVE GAUGE & ORIFICE YG BERFUNGSI
YANG BERFUNGSI UNTUK SEBAGAI PERALATAN KONTROL
MENCEGAH AIR KEMBALI KEDALAM OPERASI POMPA
BAK RESEVOIR

VACUM GATE, UNTUK


MENGETAHUI PENGISAPAN
POMPA KEBAKARAN

FLEXIBLE JOINT UTK MEREDUKSI


GETARAN YG DITIMBULKAN POMPA
TERHADAP BAGIAN LAIN YANG
TERPASANG ERAT
ECCENTRIC REDUSER, UNTUK PEMASANGAN PIPA ISAP
YANG LEBIH BESAR DARI INLET ISAP POMPA, UNTUK
MENGHINDARI UDARA YANG TERPERANGKAP
DISCHARGE GATE VALVE YANG
BERFUNGSI SEBAGAI STOP &
ADJUSTING (PENGATURAN)
PENGELUARAN POMPA KEBAKARAN

COCENTRIC REDUSER, UTK


PEMASANGAN PIPA DISCHARGE
YG MEMPUNYAI UKURAN LEBIH
BESAR DARI OUTLET POMPA

AIR RELEASE VALVE UTK


MENGELUARKAN UDARA YG
TERPERANGKAP PADA BAGIAN PIPA
ISAP ATAU IMPELLER POMPA

PRESSURE GAUGE UNTUK


MENGETAHUI TEKANAN
OUTLET POMPA
POMPA KEBAKARAN YANG KAPASITASNYA
FLOW DAN TEKANANNYA DISESUAIKAN
DENGAN KEBUTUHAN
Fungsi Peralatan Hidrant
 Foot Valve, terpasang diujung
Pipa Isap dari Pompa Pemadam
Kebakaran yang bekerja dengan
Sistem Pengisapan Negatif
(Negative Suction).

 Foot Valve, berfungsi untuk


mencegah air yang telah
memasuki Pipa Isap tidak turun
kembali ke dalam Bak Air,
ketika Pompa kembali Berhenti
Bekerja.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 46


 Vortex Inhibitor, terpasang
diujung Pipa Isap dari Pompa
Pemadam Kebakaran yang
bekerja dengan Sistem
Pengisapan Positif. Berfungsi
untuk mencegah masuknya
pusaran tali air, ketika
permukaan air mendekati
ujung pipa isap.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 47


 Strainer, terpasang pada  Flow Meter. merupakan
bagian pipa isap dari salah satu alat yang
Pompa. Berfungsi untuk digunakan untuk mengukur
mencegah adanya partikel / kemampuan pompa fire
kotoran masuk kedalam hydrant atau untuk
Impeller Pompa. mengukur aliran tekanan air

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 48


 Pressure Gauge, Test &  Vacum Gauge Meter,
Control Apparatus. Berfungsi untuk mengetahui
Berfungsi sebagai peralatan kondisi Tekanan Pengisapan
ukur tekanan dalam jaringan Pompa
sistem, serta peralatan yang
memberikan Trigger kepada
Panel Kontrol Pompa, agar
pompa dapat bekerja secara
Otomatis.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 49


 Flexible Joint, terpasang
untuk memisahkan bagian
yang terpasang kuat ( Rigid )
dengan bagian pompa yang
mempunyai kemungkinan
terpasang dengan adanya
pergerakan. Berfungsi untuk
meredam getaran yang dapat
merusak bagian-bagian
peralatan / pompa karena
adanya gaya gerak.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 50


 Eccentric Reduser,
berfungsi sebagai
penghubung dari dua
perbedaan ukuran dimensi
pipa, dengan tetap
memperhitungkan bagian
rata horizontal dari
sambungan tersebut

 Concentric Reduser,
berfungsi sebagai
penghubung dari dua
perbedaan ukuran dimensi
pipa.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 51


 Inlet Primming pada Pompa yang Bekerja dengan Sistem
Pengisapan Negatif, berfungsi untuk menyalurkan air
pancingan dari Tangki Primming Otomatis, yang selalu dapat
menyediakan kebutuhan suplai air, agar dapat
mempertahankan kondisi pipa isap pompa selalu terisi dengan
air .

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 52


Non Return / Check Valve,
terpasang dibagian outlet
dari Discharge Pompa

•Non Return / Check Valve


berfungsi untuk mencegah
air kembali ke Bak Air,
ketika Pompa kembali
Berhenti Bekerja.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 53


Gate Valve, pada bagian
Discharge Pompa setelah Non
Return Check Valve.
Berfungsi sebagai Adjuter
Discharge Pompa, agar
pengeluaran pompa tidak
melebihi Output Pompa
ketika melakukan Start Up
Pompa

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 54


Safety Valve, berfungsi sebagai
peralatan pengaman jaringan
system dari kelebihan tekanan
dari tekanan yang telah
ditentukan sebelumnya.

Peralatan ini akan membuang


tekanan lebih tersebut untuk
menjaga tekanan didalam
jaringan system tetap berada
pada kondisi tekanan yang
direkomendasikan sebelumnya.

Gulkar - Lamat Prov. DKI Jakarta Hal. 55


BEBERAPA STANDARD KETETAPAN NFPA-20
YANG HARUS DIPERHATIKAN

KETERSEDIAAN SUMBER AIR & AIR CADANGAN KHUSUS YANG VOLUMENYA


MEMENUHI KEBUTUHAN

TERSEDIANYA UNIT POMPA PEMADAM KEBAKARAN YANG MEMENUHI KEBU-


TUHAN DAN SPESIFIKASI, SERTA TERSEDIANYA POMPA CADANGAN SEBAGAI
ANTISIPASI, APABILA POMPA UTAMA GAGAL BERFUNGSI

PENGGUNAAN PERALATAN PENUNJANG YANG MEMENUHI SPESIFIKASI

PEMASANGAN PERALATAN SESUAI DENGAN KETENTUAN DAN REGULASI

KETERSEDIAAN POWER SUPPLY UNTUK PENGGERAK ( DRIVER POMPA ) ,


24 JAM NON STOP SETIAP HARI
POMPA HARUS BEKERJA SECARA OTOMATIS, KETIKA SISTIM DIPERGUNAKAN

SELURUH PERALATAN KONTROL HARUS DILENGKAPI DENGAN PERALATAN


SUPERVISORY
SELURUH STATUS KONDISI PERALATAN DAN SISTIM HARUS SELALU DAPAT
TERMONITOR OLEH PETUGAS
• TERIMA KASIH
BIO DATA
 Nama : EKO BUDIANTO
 ALAMAT: PERUM PERMATA CIMANGGIS
CLUSTER TOPAZ E 9/2
CILANGKAP, TAPOS – DEPOK
JAWA BARAT
NO. HP : 081398715000
EMAIL : ekobudianto 144@g.mail.com

Anda mungkin juga menyukai