Anda di halaman 1dari 9

PK - 1

PROYEK : GEDUNG KONI PUSAT DI KAWASAN GBK - JAKARTA


BAGIAN : SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
PERIHAL : LAPORAN DASAR PERENCANAAN
REV. / TANGGAL : 00 / DESEMBER 2019
DIBUAT OLEH : -

SISTEM PEMADAM KEBAKARAN


PK - 2

DAFTAR ISI :

1.0 PERATURAN, STANDAR DAN LITERATUR

2.0 KRITERIA PERENCANAAN SISTEM PIPA TEGAK

3.0 KRITERIA PERENCANAAN SISTEM SPRINKLER

4.0 SISTEM PERENCANAAN POMPA KEBAKARAN

5.0 SISTEM PERENCANAAN APAR.

6.0 SISTEM PERENCANAAN ZAT AKTIF LAINNYA

7.0 PERHITUNGAN

8.0 LAMPIRAN

8.1 Skematik Diagram Pemadam Kebakaran


PK - 3

1.0. PERATURAN, STANDAR DAN LITERATUR

1.1. Peraturan yang harus di taati :


a. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 8 Tahun 2008, tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran
b. Permen Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008, Tentang Persyaratan Teknis Sistem
Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung & Lingkungan.
c. Permen No. 25/PRT/M/2008, Tentang Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Induk
Sistem Proteksi Kebakaran.
d. SNI 03.1745-2000 : Tata cara perencanaan sistem pipa tegak dan slang untuk pencegahan
bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
e. SNI 03-3989-2000 : Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem sprinkler otomatik
untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
f. SNI 03-6570-2001 : Instalasi pompa yang dipasang tetap untuk proteksi kebakaran.
g. Himpunan Peraturan Penanggulangan Bahaya Kebakaran di Wilayah Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.
h. National Fire Protection Associates (NFPA).
i. Ketentuan dari Pemilik

2.0 KRITERIA PERENCANAAN SISTEM PIPA TEGAK

1. Bangunan ini diklasifikasi dalam bahaya kebakaran :


1.1. Ringan : Office.
1.2. Sedang I : Area Parkir.
(Sumber : SNI 03-3989-2000, Hal. 7)
Secara keseluruhan bangunan dikasifikasikan dalam bahaya kebakaran sedang I.

2. Sisa tekanan hidran terjauh dan tertinggi adalah 6,9 bar.


(Sumber : SNI 03-1745-2000, Hal. 26).

3. Sumber air berasal dari PDAM dan Deep Well.

4. Kapasitas reservoir untuk cadangan 60 menit


(Sumber : NFPA 13 Tahun 94, Hal. 52).

5. Sistem yang digunakan yaitu sistem kombinasi parsial ( Partial Combined System)

6. Hidran gedung dipasang disetiap lantai dengan sambungan slang dia. 40 mm (klas III NFPA).

7. Hidran halaman dipasang dengan jarak antara 2 buah hidran halaman 50 m dan 50 m terhadap
hidran kota. Jarak hidran halaman terhadap pemberhentian mobil pemadam kebakaran maksimum
50 m. Hidran halaman merupakan perpanjangan dari hidran kota. Hidran halaman juga merupakan
sumber air bagi mobil tangker Pemadam kebakaran. Apabila terjadi kekurangan air saat terjadi
kebakaran. Mobil Pumper Pemadam Kebakaran akan mengambil air dari mobil tangker yang
kemudian dipompakan kedalam sistem pemadam kebakaran gedung melalui siamesse conection.

8. Seamesse connection (sambungan Dinas Kebakaran) dipasang dihalaman gedung, yang sesuai
dengan standard Dinas Pemadam Kebakaran Pemprof Dki Jakarta (Machino Coupling) yang dapat
langsung terhubung dengan jaringan / sistem.

9. Berdasarkan lokasi penempatan jenis hidran kebakaran dibagi menjadi :


9.1. Hidran gedung.
9.2. Hidran halaman.
PK - 4

10. Persyaratan Teknis.


Untuk hidran kebakaran diperlukan persyaratan – persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan –
ketentuan yang tersebut dibawah ini :

10.1 Sumber persedian air untuk hidran kebakaran harus diperhitungkan minimum untuk
pemakain selama 30 menit.
10.2 Pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya harus mempunyai aliran listrik tersendiri
dari sumber daya listrik darurat.
10.3 Slang kebakaran dengan diameter maksimum 1 ½ inci harus terbuat dari bahan yang tahan
panas, panjang maksimum slang harus 30 m.
10.4 Harus disediakan kopling penyambung yang sama dengan kopling dari Unit Pemadam
Kebakaran.
10.5 Semua peralatan hidran kebakaran harus di cat merah.

11. Pemasangan Hidran Kebakaran.

11.1 Pipa pemancar harus sudah terpasang pada slang kebakaran.


11.2 Hidran gedung yang menggunakan pipa tegak 6 inci (15 cm) harus dilengkapi dengan
kopling pengeluaran yang berdiameter 2,5 inci (6,25 cm), dengan bentuk dan ukuran yang
sama dengan kopling dari unit pemadam kebakaran (machino coupling), dan ditempatkan
pada tempat yang mudah dicapai oleh unit pemadam kebakaran.
11.3 Hidran halaman, harus disambung dengan pipa PDAM.
Penempatan hidran halaman tersebut harus mudah dicapai oleh mobil unit kebakaran.
11.4 Hidran halaman yang mempunyai 2 kopling pengeluaran harus menggunakan katup
pembuka yang diameter minimum 4 inci (10 cm), dan yang mempunyai 3 kopling
pengeluaran harus menggunakan pembuka berdiameter 6 inci (15 cm).
11.5 Kotak selang pemadam kebakaran diletakkan didekat Seamesse connection (sambungan
Dinas Kebakaran).

12. Pemakaian Hidran Kebakaran.

12.1 Pemakaian hidran kebakaran harus disesuaikan dengan klasifikasi bangunan gedung
seperti terlihat pada tabel dibawah ini.

Pemakaian hidran berdasarkan klasifikasi bangunan.

RUANG TERTUTUP
RUANG TERTUTUP
Klasifikasi DENGAN RUANG TERPISAH
Bangunan Jumlah Minimum Per Luas Lantai
Jumlah Per Luas Lantai
Total

A 1 Buah Per 800 m² 2 Buah Per 800 m²

B 1 Buah Per 1000 m² 2 Buah Per 800 m²

C 1 Buah Per 1000 m² 2 Buah Per 800 m²

D Ditentukan tersendiri Ditentukan tersendiri


1
2.2 Untuk bangunan kelas A yang bertingkat, setiap lantai harus mempunyai minimum
sebuah hidran kebakaran.

3.0 KRITERIA PERENCANAAN SISTEM SPRINKLER

1. Bangunan ini diklasifikasi dalam bahaya kebakaran :


1.1 Ringan : Office.
1.2 Sedang I : Parkir.
(Sumber : SNI 03-3989-2000, Hal. 7).
PK - 5

Secara keseluruhan bangunan dikasifikasikan dalam bahaya kebakaran sedang I.

2. Luas lingkup tiap kepala sprinkler

2.1 Bahaya Kebakaran Ringan


2.1.1 Sprinkler dinding : 17 m2
2.1.2 Sprinkler lain : 20 m2

2.2 Bahaya Kebakaran Sedang


2.2.1 Sprinkler dinding : 9 m2
2.2.2 Sprinkler lain : 12 m2
(Sumber : SNI 03-3989-2000, Hal. 28).

3. Ukuran kepala sprinkler

3.1 Bahaya Kebakaran Ringan : 10 mm ( k facktor 57 ± 5% )

3.2 Bahaya Kebakaran Sedang : 15 mm ( k facktor 0 ± 5% )


(Sumber : SNI 03-3989-2000, Hal. 67).

4. Kapasitas dan tekanan

4.1 Bahaya Kebakaran Ringan : Kapasitas aliran 225 liter/menit dan tekanan 2.2
kg/cm2 ditambah tekanan air yang equaivalent dengan perbedaan tinggi antara
katup kendali dan sprinkler tertinggi. Luas lingkup sprinkler 21 m2 jarak
maksimum antara kepala sprinkler maksimum 4.6 m ( S ≤ 4.6 m; D ≤ 4.6 m ).
(Sumber : SNI 03-3989-2000, Hal. 14).

4.2 Bahaya Kebakaran Sedang Kelompok I : Kapasitas aliran 375


liter/menit dan tekanan 1.0 kg/cm2 atau kapasitas 540 liter/menit dan bertekanan
0.7 kg/cm2 ditambah tekanan air yang equaivalent dengan perbedaan tinggi antara
katup kendali dan sprinkler tertinggi. Luas lingkup sprinkler 12 m2 jarak
maksimum antara kepala sprinkler maksimum 4 m ( S ≤ 4 m; D ≤ 3 m atau D ≤ 4
m; S ≤ 3 )
(Sumber : SNI 03-3989-2000, Hal. 14).

5. Jenis sprinkler yang direncakan adalah dari tipe pendant atau tipe side wall untuk hunian
yang berceiling dan tipe up-right untuk area yang tidak berceling (area parkir).

4.0 SISTEM PERENCANAAN POMPA KEBAKARAN

1. Pompa pemadam kebakaran adalah satu set pompa pemadam kebakaran lengkap dengan
control panel. Satu set pompa pemadam kebakaran terdiri dari 1 pompa pacu jenis
vertical multistage, 1 pompa utama elektrik jenis centrifugal dan 1 pompa utama diesel
jenis centrifugal.
2. Test valve yang dilengkapi dengan flow meter jenis ventury dipasang untuk pengetesan
kapasitas pompa utama.
3. Pressure gauge dipasang pada sisi hisap dan sisi discharge dari pompa untuk pengetesan
tekanan pompa utama.
4. Pressure relief valve dipasang disisi discharge pompa diesel dan sebelum check valve
yang bertujuan untuk membuang tekanan ketika pompa diesel berjalan menuju ke putaran
kerjanya.
PK - 6

5. Pompa pacu bekerja otomatis on / off, pompa utama elektrik dan diesel bekerja otomatis
on dan manual off.
6. Pompa pacu berfungsi untuk menambah tekanan akibat adanya penurunan tekanan yang
disebabkan oleh bukan pecahnya sprinkler atau katup hidran yang terbuka.
7. Pompa utama pemadam kebakaran berfungsi sebagai penyedia air dengan laju dan
tekanan yang mencukupi untuk system hidran dan sprinkler. Pompa utama elektrik akan
berjalan terlebih dahulu. Apabila ada kegagaln catu daya listrik ke pompa utama elektrik,
tugas pompa utama elektrik akan diambil alaih oleh pompa utama diesel.
8. Pompa pemadam kebakaran dipasang dengan posistif suction, dimana muka air dijaga
selalu lebih tinggi dari poros pompa.
9. Tangki cadangan pemadam kebakaran harus dapat menyediakan air selama 1 jam pompa
utama pemadam kebakaran bekerja.

5.0 SISTEM PERENCANAAN APAR.

1. Bangunan ini termasuk klasifikasi bahaya kebakaran :

1.1 Ringan : Office.


1.2 Menengah : Parkir.
(Sumber : SNI 03-3987-1995, Hal. 2).

2. Penempatan APAR.

2.1 Bahaya kebakaran golongan A.

Tempat Tempat Tempat


Pemadam Api Ringan dengan dengan dengan
bahaya bahaya bahaya
ringan menengah tinggi

Ukuran minimum PAR (daya 2-A 2-A 4–A


pemadaman)

Kemampuan maksimal pemadam per 750 m2 500 m2 600 m2


Unit PAR

Jarak maksimum ke tempat 25 m2 20 m 15 m


pemadamanan

(Sumber : SNI 03-3987-1995, Hal. 12).

2.2 Bahaya kebakaran golongan B.

Jenis Bahaya Taksiran dasar pemadam Jarak tempuh maksimum ke


minimum tempat pemadaman (M)

Rendah 5B 9
10 B 15

Menengah 10 B 9
20 B 15

Tinggi 40 B 9
80 B 15

(Sumber : SNI 03-3987-1995, Hal. 13).

2.3 Jenis bahan APAR yang digunakan :


PK - 7

2.3.1 Serbuk kimia kering serbaguna (Dry Powder Multipurpose) dengan kapasitas
:
a. 5 kg untuk Unit Hunian.
b. 5 kg untuk Area Parkir.
c. 5 kg untuk Utilitas.

2.3.2 CO2 (Carbon Dioksida)


a. 25 kg untuk Ruang Genset.
b. 10 kg untuk PUTM.
c. 10 kg untuk PUTR.
d. 10 kg untuk Trafo.

6.0 SISTEM PERENCANAAN ZAT AKTIF LAINNYA

Tidak terdapat system pemadam zat aktif lainnya dalam perencanaan.

7.0 PERHITUNGAN

1. Laju Aliran Pompa

1.1 Pompa utama (pompa elektrik & pompa diesel)


Dihitung berdasarkan jumlah pipa tegak hidran
Jumlah pipa tegak yang direncanakan yaitu 2 pipa tegak

- Pipa tegak ke I = 500 GPM


- Pipa tegak ke II = 250 GPM
---------------------
Total = 750 GPM

1.2 Perhitungan Kapasitas Pompa Jockey

Q = 750 X 5 % = 37,5  40 Gpm

2. Pompa Pacu (Jockey Pump)


Laju aliran pompa pacu sebesar laju aliran 1 kepala sprinkler yaitu 40 GPM.

3. Total Head Pompa Utama

3.1 Tinggi statis = 53 mKA


3.2 Tekanan outlet nozzle = 69 mKA
3.3 Kerugian gesek perpipaan = 15 mKA
------------------------
Total head = 137 mKA

4. Daya Pompa

Q pompa xP p xρ
P m= xtxk
75 xpxm

Q pompa = Laju aliran pompa (ltr/det)


Pp = Tekanan pompa (meter)
ρ = Berat jenis air = 1 kg/dm3
P = Effisiensi pompa (%)
PK - 8

m = Effisiensi motor (%)


t = Faktor keamanan (%)
k = Faktor konversi 1 HP = 0,746 kW

4.1 Jockey pump

Q pompa = 2,5 ltr/det


Pp = 147 meter
ρ = 1 kg/dm3
P = 60 %
m = 80 %
t = 120 %
k = 0.746 Kw

4.2 Electric pump

Q pompa = 47,3 ltr/det


Pp = 137 meter
ρ = 1 kg/dm3
P = 60 %
m = 80 %
t = 120 %
k = 0.746 kW

4.3 Diesel pump

Q pompa = 47,3ltr/det
Pp = 137 meter
ρ = 1 kg/dm3
P = 60 %
m = 80 %
t = 120 %
k = 0,746 kW

4.4 Electric pump = 161 kW

4.5 Diesel pump = 215 HP

5. Kapasitas Tangki Air Persediaan Pemadam Kebakaran


PK - 9

Diasumsikan bila terjadi kebakaran, hidran dengan katup (valve) dia. 65 mm sebanyak 3 buah
dan 7 buah kepala sprinkler dapat beroperasi selama 1 jam secara serempak.

750 GPM x 3,785 (konversi) x 60 menit = 170 m3

8.0 LAMPIRAN

-------------------------------------------------------------------------------------------------------
No. Nama Lampiran
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

8.1 Diagram Sistem Pemadam kebakaran

Anda mungkin juga menyukai