DAFTAR ISI
A. PEKERJAAN PERSIAPAN.
1. LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan persiapan adalah sesuai dengan dokumen pelaksanaan
dan minimal terdiri dari:
1) Sarana tapak
2) Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan sebelum pelaksanaan.
3) Pekerjaan pengukuran lokasi bangunan.
4) Pekerjaan penentuan peil P + 0.00,
5) Pekerjaan pembuatan tugu patok dasar.
6) Pekerjaan papan patok ukur (boouwplank).
7) Pekerjaan galian tanah
8) Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah
9) Pekerjaan pembongkaran dan perbaikan kembali.
10) Pekerjaan tanda batas (pagar) area proyek
11) Pekerjaan kantor kontraktor dan Los kerja / gudang.
12) Pekerjaan kantor Direksi/MK.
2. URAIAN PEKERJAAN.
2.2.1. Pekerjaan pembongkaran dan pemasangan kembali sampai finish dan berfungsi
termasuk dan tidak terbatas pada :
a. Instalasi pipa hydran site bangunan eksisting
b. Bangunan TPS/ tempat pengumpulan sampah eskisiting
c. Sebagian dinding pagar gedung eksisting yang terkena rencana
d. Sebagian finish perkerasan area jalan dan parkir eksisting yang terkena rencana
2.2.3. Hasil bongkaran harus dikumpulkan dan menjadi hak rnilik Pernberi Tugas. Serah
terima akan diatur oleh Direksi/MK.
2.3.2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Direksi/MK untuk dimintai
keputusannya.
2.3.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
Waterpass / Theodolite dan TS (Total Station).
2.3.4. Kontraktor harus menyediakan Waterpass / Theodolite dan TS (Total Station) beserta
petugasnya yang melayani untuk kepentingan pemeriksaan Direksi/MK.
2.3.5. Pengukuran sudut siku siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian bagian kecil yang telah disetujui oleh
Direksi/MK.
2.3.6. Instalasi instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda yang jelas
dan dilindungi dari kerusakan yang mungkin terjadi akibat pekerjaan proyek ini, untuk
itu harus dicantumkan dalam gambar pengukuran seperti disebutkan dalam
Pengukuran Lokasi Pembangunan. Kontraktor bertanggung jawab atas segala
kerusakan akibat pekerjaan yang sudah dilaksanakan.
2.4.1. Papan patok ukur / bouwplank dibuat dari kayu borneo dengan ukuran tebal 3 cm dan
lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi atasnya. Papan patok ukur dipasang
pada patok Kayu Borneo 5/7 yang jarak satu sama lain adalah 1,5 m tertancap
ditanah dengan kuat sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau dirubah.
2.4.2. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama dengan lainnya dan / atau rata
waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Direksi/MK.
2.4.3. Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, Kontraktor harus melaporkan kepada
Direksi/MK untuk mendapat persetujuan.
2.5.1. Letak tugu patok dasar [Bench Mark) ditentukan oleh Direksi/MK.
2.5.2. Tugu patok dasar [Bench Mark) dibuat dari beton bertulang berpenampang 20 x 20
cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 1 meter dengan bagian yang muncul di
atas permukaan tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya.
2.5.3. Tugu patok dasar [Bench Mark) dibuat permanen, tidak dapat diubah, diberi tanda
yang jelas dan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Direksi/MK untuk
membongkarnya.
2.6.1. Papan patok ukur (Bouwplank) dipasang pada patok kayu yang kuat, tertanam pada
beton cor setempat sehingga tidak dapat digerakkan atau diubah ubah.
2.6.2. Papan Patok Ukur Kayu dibuat dari kayu klas II dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 15
cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
2.6.3. Tinggi sisi atas papan bouwplank harus sama antara satu dengan yang lainnya,
kecuali dikehendaki lain oleh Direksi/MK.
2.6.4. Papan patok ukur dipasang sejauh 150 cm dari as dinding terluar, sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
2.6.5. Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, Kontraktor harus melapor kepada
Direksi/MK untuk dimintakan persetujuan, serta harus menjaga dan memelihara
keutuhan serta ketetapan letak papan patok ukur sampai tidak diperlukan lagi dan
dibongkar atas persetujuan Direksi/MK.
2.6.6. Alat alat lain yang harus senantiasa tersedia di Lokasi proyek untuk setiap saat dapat
digunakan oleh Direksi/MK adalah :
1) Alat Ukur Theodolite dan TS (Total Station), @1 (satu) buah.
2) Alat Ukur Schuifmaat, 1 (satu) buah.
3) Mesin tik portable 18 “ / Komputer Portable + CPU + Printer, 1 (satu) set.
4) Kamera biasa lengkap dengan blitznya,1 (satu) set.
5) Kamera Polaroid lengkap dengan film dan blitznya,1 (satu) set.
6) Sepatu proyek, 10 (sepuluh) pasang dan Helm proyek, 10 (sepuluh) buah.
7) 4 (empat) set Handy Talky, 4 (empat) set.
8) Jas hujan, 10 (sepuluh) buah.
2.7.1. Pekerjaan galian terdiri dari : basement, diafragma, pondasi batu Kali & batu bata,
pondasi footplate, poer, sloof, saluran, bak kontrol dan galian lain seperti yang ada
pada gambar perencanaan.
2.7.3. Jika pada galian terdapat kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau longgar,
maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang terjadi harus
ditutup urugan pasir dan dipadatkan.
2.7.5. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar dan harus dibersihkan dari segala
macam kotoran.
2.7.6. Penampang lereng galian kiri dan kanan dimiringkan 10 0 kearah luar dari as galian.
2.7.7. Kelebihan tanah bekas galian harus dibuang dari Lokasi konstruksi. Area antara
papan patok ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.
2.7.8. Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama lantai galian harus kering
untuk pekerjaan pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan pondasi,
pengurugan dan pemdatan.
2.8.1. Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini adalah untuk semua lokasi bekas
galian dan area lainnya sampai permukaan yang ditentukan dengan kepadatan
mencapai CBR 4 atau sesuai gambar pelaksanaan.
2.8.2. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah bersih
dari benda benda organis, sisa bongkaran dan bahan lain yang dapat mengurangi
kualitas pekerjaan.
2.8.3. Urugan harus bebas dari bahan yang dapat membusuk, sisa bongkaran dan / atau
yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan.
2.8.4. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap-tiap
lapisan maximum 30 cm. Setelah tanah urugan dihamparkan harus langsung
dipadatkan sampai mencapai peil yang diinginkan.
2.8.5. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca yang baik. Apabila turun
hujan, pemadatan harus dihentikan. Selama pelaksanaan pekerjaan ini, kadar air
harus dijaga agar tidak lebih besar dari 2 % kadar air optimum.
2.9.2. Kontraktor diharuskan untuk melindungi sarana existing yang ada di dalam
Tapak yang masih berfungsi. Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala
kondisi yang ada / existing di lapangan yang meliputi dan tidak terbatas pada :
1) Sistim utilitas yang masih harus berfungsi selama pekerjaan berlangsung,
antara lain : Saluran Drainase, Pipa Air Bersih, Pipa Gas, ataupun instalasi
kabel daya dan kabel data. Keamanan kondisi struktur dan finishing bangunan
existing yang tidak kena bongkar.
2) Pencegahan timbulnya kebisingan dan perlunya rambu-rambu lalulintas untuk
mengurangi gangguan terhadap lingkungan yang masih harus berfungsi.
2.11.1. Ukuran luas kantor Kontraktor dan los kerja, tempat penyimpanan bahan bakar,
terserah kepada Kontraktor dengan tidak mengabaikan keamanan, kebersihan dan
bahaya kebakaran, serta memperhatikan tempat tersedia sehingga tidak
mengganggu kelancaran.
2.11.3. Khusus untuk menyimpan bahan bahan dasar seperti pasir atau kerikil harus
dibuatkan kotak penyimpanan yang diberi pagar dengan dinding dari papan sehingga
masing masing bahan tidak tercampur dengan yang lainnya.
2.12.1. Luas Kantor Direksi/ MK adalah ± 85 m2, terdiri dari ruang kerja, pantry, kamar mandi/
WC dan musholla.
2) Dinding dengan Kayu lapis [6 mm] double side, rangka Kayu Kamper 6 / 10.
3) Lantai beton rabat 1 PC : 3 Psr : 5 Krl, tulangan susut BRC M6 dipola.
4) Pondasi tiang kayu, dengan umpak beton dan anker 4 diameter 12 mm tertanam
pada kedalaman 40 cm.
5) Plafond menggunakan GRC board, ukuran 120 x 240 x 0,6cm dengan rangka
kayu Kamper 5 / 7.
6) Daun Pintu dengan Kayu Lapis 4 mm (double side). Kunci & Engsel produk
lokal.
7) Daun jendela kaca t = 5 mm.
8) Finishing dengan cat AVIAN atau setaraf.
9) Kayu yang tampak dicat pinotex.
10) Kayu tidak tampak dicat menu kayu.
11) Penutup atap lembaran metal zincalume bergelombang TCT 0,45mm setara
Spandek ditambah dengan insulasi termal lembaran insulasi aluminium foil +
EPE foam + aluminum foil setara IKA Sunsulate Hi-Premium 888 Tebal 5mm.
12) WC Jongkok [2 buah], Wastafel, Sink untuk Pantry, Kran-kran / Faucet produk
lokal.
2) Barang atau bahan atau komponen yang dipertahankan, agar tidak rusak atau
cacat.
3) Hasil pekerjaan sebelumnya (yang sudah selesai dikerjakan).
4) Pekerjaan yang sedang berjalan.
DAFTAR ISI
1 U M U M.
1.1. Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya
seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama
seluruh gambar pelaksanaan serta Uraian Pekerjaan dan Persyaratan Pelaksanaan
Teknis seperti yang akan diuraikan dalam buku ini.
2 LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor meliputi seluruh bagian pekerjaan
yang dinyatakan dalam gambar pelaksanaan serta Buku Uraian Pekerjaan dan
Persyaratan Pelaksanaan Teknis.
2.2. Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu
lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan ini secara lengkap.
2.4. Pekerjaan pembongkaran, pembersihan dan pengamanan dalam Area kerja sebelum
pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan pembangunan selesai.
Dalam melaksanakan pembongkaran, Kontraktor wajib melaporkan terlebih dahulu
kepada Direksi/MK tentang bagian bagian yang akan dibongkar untuk mendapatkan
persetujuannya.
2.5. Apabila dalam melaksanakan pembongkaran terjadi kerusakan yang diakibatkan nya,
Kontraktor wajib merapikan kembali. Biaya yang ditimbulkan menjadi tanggungjawab
Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
2.7. Pekerjaan Struktur dari mulai pondasi sampai dengan atap, pekerjaan Arsitektur,
pekerjaan Mekanikal , Elektrikal dan Sanitasi.
2.8.1. Pemeriksaan dan pemeliharaan tugu patok dasar yang digunakan sebagai referensi
ketinggian permukaan dan yang telah ada di lapangan.
2.8.3. Pengecekan as-as kolom bangunan, bukaan atau lubang yang terdapat pada
bangunan, dan pengecekan lainnya yang dapat mempengaruhi pekerjaan
penyelesaian Arsitektur dikemudian hari.
2.8.4. Bila ada ketidak sesuaian antara ukuran di lapangan dengan yang terdapat pada
gambar pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan memberitahukan hal tersebut kepada
Direksi/ MK secara tertulis untuk mendapatkan cara penyelesaian yang terbaik.
2.10. Khusus untuk Pekerjaan Luar Bangunan, Kontraktor wajib memeriksa ulang seluruh
pekerjaan yang sudah terpasang sebelumnya untuk menghindari saling lempar
tanggung jawab dengan User gedung eksisting, terutama status terpasang pekerjaan
instalasi meliputi ;
3 SARANA KERJA
3.2. Kontraktor wajib memasukan identitas tempat kerja (workshop) dan peralatan yang
dimiliki, serta jadwal kerja.
4 GAMBAR DOKUMEN
4.1. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian dalam pelaksanaan suatu bagian
pekerjaan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka dalam hal terdapat
ketidak jelasan, kesimpang siuran, perbedaan perbedaan dan / atau ketidak sesuaian
dan keragu-raguan diantara setiap gambar pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan
melaporkan kepada Direksi/MK secara tertulis dan mengadakan pertemuan dengan
Direksi/ MK untuk mendapatkan keputusan gambar mana yang akan dijadikan
pegangan. Direksi/ MK atau MK sebaiknya meminta Perencana untuk klarifikasi
terlebih dahulu sehingga dapat dihindari salah persepsi dan kesalahan pelaksanaan.
4.2. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang waktu pelaksanaan dan pengajuan tambahan biaya.
5 UKURAN
5.1. Semua ukuran yang tertera dalam gambar pelaksanaan adalah ukuran jadi dalam
keadaan selesai terpasang yang meliputi ukuran :
5.1.1. As – as.
5.1.2. Luar – luar.
5.1.3. Dalam – dalam.
5.1.4. Luar – dalam.
5.3. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan meneliti terlebih dahulu ukuran-
ukuran yang tercantum didalam gambar Arsitektur, gambar Struktur, gambar M & E
dan gambar pelaksanaan lainnya yang termuat didalam dokumen Lelang / dokumen
Kontrak.
5.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang belum tercantum
dalam gambar pelaksanaan, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut secara tertulis
untuk dapat diputuskan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan
pelaksanaan.
6 SHOP DRAWING
6.1 Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar pelaksanaan / dokumen kontrak maupun vang diminta oleh
Direksi/MK yang merupakan gambar detail pelaksanaan yang telah disesuaikan
dengan keadaan di lapangan.
6.2 Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh dari bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan / atau persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik (produk
bahan yang dipakai).
6.3 Shop Drawing yang akan diperiksa terlebih dahulu oleh pihak Direksi/MK, harus
diajukan paling lambat 2 [dua] minggu sebelum jadual pelaksanaan. Pada hal khusus
atau kritiis sebaiknya dikonfirmasikan dahulu kepada Perencana.
6.4 Apabila terjadi kesalahan dalam pelaksanaan maka Kontraktor wajib memperbaiki
tanpa biaya tambah, terutama apabila shopdrawing tidak dikonfirmasikan kepada
Perencana.
8.1 Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam keadaan baik dan
tidak cacat, sesuai dengan spesifikasi yang diminta dan bebas dari noda lainnya yang
dapat mengganggu kualitas maupun penampilan.
8.2 Bahan-bahan yang dipakai/dipasang harus sesuai dengan apa yang tercantum dalam
gambar pelaksanaan, memenuhi standard Spesifikasi Bahan yang terlah dipilih /
ditunjuk / disetujui, mengikuti peraturan tertulis dalam Buku Uraian Pekerjaan ini dan
mengikuti petunjuk Direksi/Pengawas.
8.3 Menggunakan material yang lokasi asal bahan baku utama dan pabrikasinya berada
di wilayah Indonesia dan dalam radius 1000 km dari lokasi proyek.
8.4 Menggunakan material yang memiliki sertifikat sistem manajemen lingkungan pada
proses produksinya.
8.5 Semua bahan sebelum dipasang harus disetujui secara tertulis oleh Direksi/
Pengawas.
8.6 Untuk pekerjaan khusus / tertentu, selain harus mengikuti standar yang dipergunakan
juga harus mengikuti persyaratan pabrik yang bersangkutan.
8.7 Apabila dianggap perlu, Direksi/Pengawas berhak untuk menunjuk Tenaga Ahli yang
ditunjuk oleh pabrik dan / atau supplier yang bersangkutan sebagai pelaksana. Dalam
hal ini, Kontraktor tidak berhak mengajukannya sebagai pekerjaan tambah.
8.9 Lingkup pengadaan material jadi yang melekat pada bangunan, tidak terbatas pada;
9.1 Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan jaminan
dari pabrik, kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.
9.2 Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Direksi/MK sesuai dengan
jenis dan tipe yang telah ditentukan dalam ringkasa spesifikasi teknis dan diperjelas
dalam rencana kerja dan syarat-syarat teknis. Waktu penyerahan contoh bahan paling
lambat adalah 3 (tiga) minggu sebelum jadual pelaksanaan.
9.3 Contoh bahan yang diserahkan kepada Direksi/MK untuk satu produk / merk
sebanyak 3 (tiga) buah dari satu bahan yang ditentukan, untuk menetapkan standard
appearance.
9.4 Keputusan bahan, jenis, dan merek yang memenuhi spesifikasi akan diambil oleh
Direksi/MK dan akan diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7
(tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
9.5 Untuk detail-detail hubungan tertentu, Kontraktor diwajibkan membuat komponen jadi
(mock-up] yang harus diperlihatkan kepada Direksi/MK maupun Perencana untuk
mendapat persetujuan.
9.6 Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji sesuai dengan standar yang
berlaku.
10.2. Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai harus sesuai dengan
yang tercantum dalam gambar pelaksanaan dan memenuhi standar spesifikasi bahan
tersebut.
10.3. Dalam pelaksanaan pemasangannya, setiap bahan / material dan komponen jadi
keluaran pabrik, harus dibawah pengawasan / supervisi tenaga ahli yang ditunjuk.
10.4. Direksi / Perencana berhak menunjuk tenaga ahli yang ditunjuk pabrik dan / atau
supplier yang bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana.
10.5. Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan
untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini, kecuali ada
ketentuan lain yang disetujui Direksi/MK.
Semua bahan untuk pekerjaan ini, bila dianggap perlu, harus ditinjau dan diuji baik
pada pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan di Tapak oleh Direksi/MK.
12 KOORDINASI PELAKSANAAN
12.1 Kontraktor yang menunjuk Supplier dan/ atau Sub Kontraktor dalam hal pengadaan
material dan pemasangannya, maka Kontraktor tersebut wajib
memberitahukan terlebih dahulu kepada Direksi/MK untuk mendapatkan persetujuan.
12.3 Supplier wajib mendampingi Direksi/MK di Lapangan untuk pekerjaan khusus dimana
pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai
instruksi pabrik.
13 PERSYARATAN PEKERJAAN
13.1 Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan
syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai dengan Uraian Pekerjaan & Persyaratan Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan dan / atau petunjuk yang diberikan oleh Direksi/MK.
14 PELAKSANAAN PEKERJAAN
14.1. Semua ukuran dan posisi termasuk pemasangan patok-patok di lapangan harus tepat
sesuai gambar Pelaksanaan.
14.2. Kemiringan yang dibuat harus cukup untuk mengalirkan air hujan menuju ke selokan
yang ada di sekitarnya serta mengikuti persyaratan-persyaratan yang tertera di dalam
gambar kerja.Tidak dibenarkan adanya genangan air.
14.4. Setiap bagian dari pekerjaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi/MK sebelum memulai pelaksanaan pekerjaaan tersebut.
14.5. Semua pekerjaan yang sudah selesai terpasang, apabila perlu harus dilindungi dari
kemungkinan cacat yang disebabkan oleh pekerjaan lain.
14.6. Bilamana pada sistem perkuatan yang tertera dalam gambar pelaksanaan dianggap
kurang kuat oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan Kontraktor
untuk menambahkannya setelah sistem perkuatan yang diusulkan Kontraktor disetujui
oleh Direksi/MK. Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat mengklaim sebagai pekerjaan
tambah.
14.7. Kontraktor tidak boleh mengklaim sebagai pekerjaan tambah bila terjadi :
14.7.2. Memperbaiki suatu pekerjaan yang tidak sesuai dengan persyaratan yang berlaku,
gambar pelaksanaan atau dokumen kontrak.
14.7.3. Penunjukan tenaga ahli oleh Direksi/MK yang sesuai dengan kegiatan suatu
Pekerjaan.
14.7.4. Semua pengujian bahan, pembuatan atau pelaksanaan di lapangan, harus
dilaksanakan oleh Kontraktor.
15.2. Kontraktor wajib memperhatikan dan mempelajari segala petunjuk yang tertera
dalam gambar pelaksanaan untuk mendapatkan posisi dan ketepatan di Lapangan
bagi setiap bagian pekerjaan.
15.3. Kontraktor harus memasang patok-patok yang terpenting di Tapak sebagai patokan
titik mulai setiap bagian dari pekerjaan dan harus sesuai dengan yang ditentukan pada
gambar pelaksanaan.
15.4. Bila terjadi perbedaan antara gambar pelaksanaan dengan keadaan di Lapangan,
Kontraktor harus melaporkan hal tersebut kepada Direksi/MK untuk mendapatkannya.
Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan tanpa sepengetahuan Direksi/MK.
16 ISTILAH
16.1. AR - : Arsitektur.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan perancangan
bangunan secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik Teknis
maupun Estetika dan Luar Bangunan.
16.2. SR - : Struktur.
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan konstruksi, bahan konstruksi
utama dan spesifikasinya, dimensionering kolom, balok dan tebal plat serta
penulangannya.
16.4. EE - : Elektrikal.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan sistem daya listrik dan penerangan.
16.5. EF - : Elektrikal.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan sistem Fire Detector / Protection.
16.6. ET - : Elektrikal.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan sistem Telepon / Komunikasi.
16.7. ES - : Elektrikal.
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan Sound system.
16.8. ME - : Mekanikal,
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan peralatan / mesin / motor
yang dibantu oleh sistem daya listrik, misalnya : Lift, AC, Heating system, Crane, dll.
16.9. MC - : Mekanikal,
Meliputi hal-hal yang berhubungan dengan penggunaan peralatan / mesin / motor
yang menimbulkan daya listrik, misalnya : Generator, Diesel, Compressor dll.
DAFTAR ISI
C. PEKERJAAN STRUKTUR
1. PEKERJAAN TANAH
1.1.1. Pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan kerja dan kebutuhan-kebutuhan lainnya
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang terdiri dari pekerjaan
galian, urugan dan pemadatan sesuai dengan gambar rencana serta Rencana kerja
dan Syarat-syarat (RKS) yang diuraikan dalam buku ini.
1.1.2. Pekerjaan galian tanah meliputi pekerjaan penggalian atau pembuangan tanah, batu-
batuan atau material lain yang tidak berguna dari tempat proyek, pembuangan lapisan
tanah atas, pembuangan bekas-bekas longsoran, yang keseluruhannya disesuaikan
dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini.
1.1.3. Pekerjaan pengurugan kembali sampai dengan level yang ditentukan dalam gambar
rencana.
1.1.4. Pekerjaan pemadatan hingga mencapai kepadatan yang direncanakan sesuai dengan
gambar rencana serta Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang diuraikan dalam
buku ini
1.2.2. Pengawasan.
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah, Kontraktor harus diwakili oleh seorang
pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang pekerjaan penggalian dan
pengurugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang harus dilaksanakan
sesuai kontrak.
1.3.1. Sebelum mulai pekerjaan penggalian, lapisan humus dan rumput harus dibersihkan
dan harus bebas dari sisa-sisa tanah lepas (subsoil), bekas-bekas pohon, akar-akar,
batu-batuan lepas, semak-semak atau bahan-bahan lain.
1.3.2. Humus dan lain-lain sesuai butir 1.3.1. sebagai hasil dari pengupasan/penggalian
tersebut harus dibuang ke tempat yang sudah ditentukan oleh MK.
1.4.1. Selama proses penggalian, kondisi lapangan harus dijaga agar selalu mendapatkan
sistem drainase yang baik.
1.4.3. Kontraktor harus membuat turap sementara yang cukup kuat untuk menahan lereng-
lereng tanah galian agar lereng-lereng galian tersebut tidak longsor atau ambruk
sehingga tidak mengganggu pekerjaan.
1.4.5. Apabila terjadi kerusakan pada bangunan atau ambruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan galian, maka Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan
1.4.6. Kontraktor harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup untuk bagian-
bagian pekerjaan diatas tanah maupun dibawah tanah, drainase, saluran-saluran
pembuang dan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan.
Semua biaya yang diakibatkannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
1.4.7. Kemiringan galian harus dibuat dengan perbandingan minimal 1 (satu) horizontal
dengan 1 (satu) vertical, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar atau atas petunjuk
MK.
1.4.9. Semua pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini untuk ketiga jenis galian tersebut di atas. Syarat-syarat pekerjaan
yang menyangkut bidang lain, mengikuti ketentuan-ketentuan letak, peil, dan dimensi
seperti yang tercantum dalam gambar rencana atau atas petunjuk MK.
konstruksi lainnya, selain yang disebutkan pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini.
3) Pekerjaan ini juga termasuk pekerjaan untuk mengisi kembali lubang-lubang
bekas galian dengan material-material yang baik dan dari jenis yang disetujui MK,
membuang kelebihan material, pengeringan atau pemompaan air bila diperlukan,
pembongkaran dan lain-lain sehubungan dengan pekerjaan ini.
4) Sebelum memulai pekerjaan galian, terlebih dulu Kontraktor harus
memberitahukan kepada MK. Sehingga penampang, peil
dan pengukurannya dapat dilakukan pada keadaan tanah yang belum
terganggu.
5) Galian untuk pondasi, balok sloof atau konstruksi lainnya harus digali sampai
pada batas-batas kemiringan dan peil yang tercantum pada gambar rencana atau
atas petunjuk MK. Galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup agar
penempatan konstruksi dengan dimensi yang sesuai dengan gambar
rencana dapat dengan mudah dilaksanakan.
6) MK dapat menentukan perubahan dimensi atau peil dari dasar galian bila
dipandang perlu. Sesudah galian selesai dilakukan, Kontraktor harus memberi
tahu MK tentang kondisi dasar galian.
7) Batuan keras, bahan-bahan lain yang cukup keras dan yang diperbolehkan untuk
menjadi bagian dari dasar pondasi / konstruksi, harus dibersihkan dari bahan-
bahan lepas dan dipotong dengan bentuk yang kokoh dan rata sesuai dengan
petunjuk MK. Semua retakan atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan
diisi dengan spesi. Semua material lepas, batu-batuan lapuk dan lapisan-
lapisanyang tipis harus dibuang.
2) Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan,
kecuali apabila tanah tersebut memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan
dan mendapat persetujuan dari MK.
3) Sumber bahan urugan harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin
penyediaan bahan urugan sehingga dapat mencukupi seluruh kebutuhan Proyek.
4) Semua bahan urugan, harus mendapat persetujuan dari MK. baik mengenai
kualitas bahan, maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau digunakan
didalam lokasi pekerjaan.
5) Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar- akaran, sampah, dan lain-
lain, tidak boleh dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus
dipindahkan dan ditempatkan pada lokasi pembuangan yang disetujui atau
ditunjuk oleh MK.
3) Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk
sebelum pekerjaan pengurugan dimulai. Pada saat pengerukan dan pengurugan,
daerah tersebut harus dikeringkan.
4) Pemampatan dan pemadatan harus dilakukan sesuai dengan artikel tentang hal
tersebut dalam bab ini selanjutnya.
5) Tidak boleh dilakukan pengurugan atau pemadatan selama hujan deras. Jika
permukaan lapisan yang sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor
harus membuat alur-alur pada permukaan atas urugan untuk mengeringkannya
sampai mencapai kadar air yang benar dan dipadatkan kembali.
6) Ketinggian permukaan urugan setelah dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai
dengan gambar rencana.
2.1.1. Tiang pancang yang direncanakan adalah tiang pancang konvensional dengan
bentuk dan ukuran sesuai gambar pelaksanaan.
2.1.2. Struktur beton tiang pancang harus mempunyai tegangan karakteristik minimal sesuai
yang tercantum dalam gambar pelaksanaan yang diuji pada umur 28 hari dengan
menggunakan kubus ukuran 15 cm. Pengujian beton harus sesuai dengan
standar ASTM C-31 dan C-39.
2.1.3. Tiang pancang harus mempunyai kapasitas (daya dukung) rencana untuk 1 (satu)
tiang pancang, sesuai dengan yang tercantum dalam gambar pelaksanaan.
2.1.4. Semua agregat yang digunakan harus memenuhi dan mengikuti standar ASTM C-33.
2.1.6. Air harus bersih dan tidak mengandung material yang merusak beton, termasuk garam
dan lain-lain.
2.2.1. Kontraktor harus menyediakan semua bahan, peralatan, tenaga Kerja yang cukup
jumlahnya serta berpengalaman, tenaga akhli untuk mengawasi pembuatan dan
pemancangan tiang serta pengawasan pelaksanaan tes beban tiang, sesuai dengan
uraian dan syarat-syarat didalam Persyaratan Teknis pelaksanaan pekerjaan dan
gambar pelaksanaan.
2.2.2. Pekerjaan setting-out (penentuan titik posisi tiang di lapangan sesuai dengan gambar
pelaksanaan), mobiIisasi dan demobilisasi alat, pelaksanaan tes beban pada tiang,
termasuk penggalian tanah kalau diperlukan dan pemotongan kepala tiang.
2.2.3. Mempelajari bagian-bagian lain dari Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ini
maupun persyaratan yang berhubungan dengan pekerjaan ini.
2.2.4. Menyediakan layanan dan transportasi yang diperlukan untuk pengangkutan bahan
dan tiang pancang.
2.2.5. Melaksanakan pekerjaan pembuatan tiang pancang dengan ketentuan dan syarat-
syarat sesuai dengan Buku Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan ini dan
dokumen gambar pelaksanaan.
2.3.1. Semen
Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau NI-8 untuk
butir pengikat awal, kekekalan bentuk, kekuatan tekan dan susunan kimia.
2.3.4. Jenis dan syarat campuran antara agregat halus dan aggregat kasar harus memenuhi
SNI 2847:2019.
2.3.5. Air
Air tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam dan bahan organis atau
bahan-bahan lain yang dapat merusak beton, baja tulangan dan jaringan kawat baja.
Dalam hal ini sebaiknya dipakai air yang bersih seperti air PAM.
2.3.7. Kawat Pengikat baja tulangan harus dibuat dari baja lunak dan tidak boleh disepuh
seng.
2.3.8. Cetakan untuk pembuatan tiang pancang harus dibuat dari bahan plat besi/baja yang
pelaksanaan pengerjannya harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum
didalam SNI 2847:2019 dan Persyaratan Teknis pelaksanaan Pekerjaan Beton yang
diuraikan dalam buku ini.
2.3.9. Persyaratan bahan beton untuk tiang pancang yang tidak diuraikan secara lengkap
pada bab ini, harus sesuai dan mengikuti Persyaratan Teknis pelaksanaan Pekerjaan
Beton tentang Persyaratan Bahan Beton yang diuraikan dalam buku ini.
5) Selimut beton
a) Tebal selimut beton tiang pancang harus sesuai dengan gambar
pelaksanaan, dengan minimal tebal selimut tidak boleh kurang dari 45 mm.
b) Harus diperhatikan secara khusus tentang ketepatan tebal selimut beton,
untuk itu dibawah tulangan harus dipasang beton decking sebagai pengatur
jarak antara tulangan dengan bekisting yang terbuat dari beton dengan mutu
minimal sedikit sama dengan mutu yang akan dicor.
c) Beton decking (Penahan jarak) dapat berbentuk blok-blok persegi atau
gelang-gelang yang harus dipasang minimum 4 buah setiap meter pada
cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebut harus tersebar
merata.
2.4.6. Tiang pancang yang tidak sesuai dengan ketentuan dan persyaratan tersebut diatas
akan ditolak untuk dipakai atau dipancang.
2.5.1. Tiang pancang harus diangkut dengan teliti dan hati-hati sehingga tidak terjadi
kerusakan tiang pada waktu pengangkutan.
2.5.2. Penimbunan tiang pancang harus didukung dengan balok beton yang berjarak tidak
lebih dari 2,0 m satu sama lainnya.
2.5.3. Untuk mencegah kerusakan tiang selama pemancangan, maka pada kepala tiang
harus dipasang helmet yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan gambar
pelaksanaan dan harus disetujui oleh Direksi/Pengawas.
2.6.1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan data lengkap dari
peralatan yang akan dipergunakan, cara pemancangan dan prosedur kerjanya
termasuk mesin pancang dan peralatan yang akan digunakan di lapangan.
2.6.2. Alat pancang yang digunakan untuk pemancangan pondasi harus tidak menyebabkan
kerusakan pada tiang, tidak menimbulkan getaran dan tidak menimbulkan polusi
udara serta tidak menimbulkan suara bagi lingkungan sekitarnya.
2.6.3. Type alat pancang yang dapat dipakai adalah Hammer, dengan kapasitas alat
pancang yang digunakan adalah K13-K22.
2.6.4. Kondisi lapangan harus diperiksa untuk meyakinkan apakah memungkinkan untuk
penempatan peralatan pemancangan, masa pemancangan dan percobaan beban.
2.6.5. Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan alat pancang untuk keperluan lain. Semua
pekerjaan selain pekerjaan pemancangan, yang menggunakan alat pancang harus
terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.
2.7.1. Lokasi dan titik-titik pemancangan harus sesuai dengan yang tercantum didalam
gambar pelaksanaan.
2.7.2. Cara pelaksanaan pemancangan dan pengetesan harus selalu dicatat dan dilakukan
dengan baik. Catatan tersebut diberikan pada Direksi/Pengawas dan Perencana
untuk diperiksa dan dikonfirmasikan.
2.7.4. Kontraktor harus menentukan semua garis kemiringan dan bertanggung jawab atas
tata letak yang benar dan kapasitas daya dukung seluruh tiang.
2.7.6. Kontraktor harus menentukan tiap tiang pancang, tepat pada daerah yang telah
ditentukan.
2.7.7. Tiang pancang ditempatkan pada posisi yang tepat sesuai dengan urutan kerja yang
telah direncanakan.
2.7.8. Tiap tiang Pancang harus diberi tanda ketinggian dengan cat pada setiap interval 0.5
m.
2.7.9. Kontraktor agar mencatat semua data pemancangan dari setiap tiang dan harus
seteliti mungkin.
2.7.10. Kontraktor harus melakukan tindakan pencegahan untuk menghidari kerusakan pada
kepala tiang pancang selama pemancangan. Untuk maksud tersebut, helmet dan
packing yang cocok dan disetujui oleh Direksi/Pengawas harus dipasang pada kepala
tiang pancang.
2.8.1. Pengangkatan tiang pada waktu akan dilakukan pemancangan harus dilakukan
pada titik-titik yang tepat dengan cara mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat tiang
tersebut, atau cara lain yang disetujui Direksi/Pengawas.
2.8.2. Tiang harus dipancang sampai mencapai suatu kedalaman yang mengacu kepada
gambar pelaksanaan, hasil penyelidikan tanah, atau test penetrasi dan final set dari
hasil kalendering untuk masing-masing tiang, sehingga kapasitas (daya dukung)
tiang yang sudah diperhitungkan dapat tercapai.
2) Tiang uji harus dipancang pada posisi sesuai petunjuk MK dan sesuai gambar
perencanaan. Pemancangan dilakukan sampai pada kedalaman sesuai
gambar perencanaan atau menurut petunjuk MK. Kontraktor harus menyiapkan
ruyung/follower untuk mengantisipasi apabila diperlukan pemancangan lebih
dalam dari yang sudah ditentukan dalam gambar perencanaan.
3) Pencatatan calendering harus dilakukan dengan teliti yaitu setiap 20-50 cm
pada minimal 5 m' terakhir.
4) Koreksi rumusan calendering tersebut dipakai untuk mengevaluasi panjang
tiang pancang yang diperlukan agar kapasitas daya dukung bisa dicapai.
5) Dari hasil evaluasi tersebut, MK akan menentukan panjang-panjang tiang
pancang yang diperlukan. Dengan berpedoman pada ketentuan ini Kontraktor
dapat membuat/mengadakan seluruh tiang pancang sesuai dengan panjang-
panjang tiang yang dibutuhkan menurut hasil pemancangan tiang uji, untuk
selanjutnya melaksanakan pemancangan sesuai dengan ketentuan.
2.8.5. Hasil tes pembebanan (loading test) digunakan untuk mengkoreksi rumusan
calendering yang ditentukan didalam Buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
ini.
2.8.6. Tiang-tiang harus disiapkan dengan seksama pada posisi yang diinginkan dan harus
dipancang tepat pada garis -garis / titik-titik pancang yang telah ditentukan sesuai
dengan gambar pelaksanaan.
2.8.7. Tiang-tiang harus dipancang menurut metode yang disetujui dan sampai kedalaman
seperti yang ditunjukkan dalam hasil pemancangan tiang uji, sesuai gambar
pelaksanaan atau menurut petunjuk Direksi/Pengawas.
2.8.8. Pemancangan tiang harus dilakukan terus menerus sampai mencapai kedalaman
yang sudah ditentukan dan sampai daya dukung tiang yang direncanakan tercapai.
Direksi/Pengawas akan menyatakan setiap tiang telah selesai pemancangannya.
2.8.9. Bila ada keragu-raguan tentang hasil kalendering atau kedalaman tiang pancang,
Direksi/Pengawas boleh memerintahkan untuk memancang sampai kedalaman
tertentu walaupun final set atau daya dukung yang disyaratkan telah terpenuhi.
2.8.10. Pada pemancangan seluruh tiang, baik pada waktu pile driving test maupun
pada pemancangan selanjutnya, pemukulan tiang baru dapat dihentikan apabila
penetrasi tiang pada 10 (sepuluh) pukulan terakhir tidak lebih dari 2,00 cm. dan daya
dukung tiang yang direncanakan telah tercapai.
S = penetrasi akhir tiang per pukulan (cm), dihitung dari penetrasi rata-rata
pada 10 pukulan terakhir.
K = besar rebounding pada pukulan terakhir (cm) = 0.1 in = 0.254 cm.
n = koefisien restitusi = 0.5 (concrete pile with cap/cushion)
SF = Faktor Keamanan = 6
2.8.12. Apabila tiang sudah selesai dipancang pada tempatnya dan telah disetujui
Direksi/Pengawas, Kontraktor harus menyiapkan stek tulangan tiang pancang yang
masuk ke poer sebagai ikatan antara tiang pancang dengan poer, sesuai gambar
pelaksanaan. Stek tulangan tersebut bisa dikerjakan dengan dua alternatif yaitu :
1) Apabila sisa pemancangan panjang tiang masih cukup untuk stek tulangan,
beton ujung tiang bagian atas harus dibobok/dibongkar dan seluruh tulangan
tiang dibuat stek sesuai gambar pelaksanaan.
2) Apabila sisa pemancangan panjang tiang tidak mencukupi untuk stek tulangan,
beton ujung tiang bagian atas harus dibobok/dibongkar, stek tulangan sesuai
gambar pelaksanaan harus dilas ke tulangan tiang.
2.8.13. Pekerjaan pengelasan sambungan tiang pancang harus dikerjakan oleh tenaga yang
akhli dan berpengalaman. Pemborong wajib menyerahkan sertifikat keahlian dari
masing-masing tukang las, dan minimal harus kelas B.
2.8.14. Apabila terjadi perbedaan kedalaman tiang pancang antara gambar pelaksanaan
dengan pelaksanaan pekerjaan dilapangan, hal tersebut akan diperhitungkan sebagai
pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang, berdasarkan kesepakatan hasil
pemeriksaan, laporan dan catatan-catatan dilapangan. Opname dilakukan terhadap
tiang pancang yang terangkat.
2.8.15. Bila terjadi perubahan desain dari kepala tiang (poer), "as built drawing" harus sudah
diberikan kepada MK sebelum alat pancang dikeluarkan dari tempat pekerjaan.
2.8.17. Biaya perencanaan kembali akibat kesalahan lokasi pemancangan tiang yang telah
dilaksanakan dan biaya tambahan dari pekerjaan yang harus dilakukan untuk
memenuhi perencanaan semula, ditanggung oleh Kontraktor.
2.8.18. Kontraktor harus memindahkan dan membuang reruntuhan beton, sisa-sisa potongan
besi beton dan tanah bekas galian keluar lapangan / proyek atau ke suatu tempat
yang ditentukan oleh Direksi/Pengawas, biaya untuk pembuangan tersebut
ditanggung oleh Kontraktor.
2.9.1. Kontraktor harus membuat catatan tiap tiang yang dipancang dan kemudian
menyerahkan kepada Direksi/Pengawas laporan yang merupakan salinan catatan
tersebut yang sudah diketik rapi dan sudah ditandatangani.
2.9.2. Catatan tersebut berisi panjang, lokasi, tipe, daya dukung ijin dan hasil-hasil dari tes
lain. Sebagai tambahan, catatan tiang pancang ini berisi juga sebuah daftar
mengenai berbagai lapisan tanah yang ditembus.
2.9.4. Setelah penyelesaian pekerjaan pemancangan tiang, Kontraktor harus membuat "as
built drawing" berdasarkan catatan hasil pemancangan yang memuat denah pondasi
tiang, as-as kolom, tata letak tiang, kedalaman pemancangan tiap-tiap tiang, jarak
antar tiang dalam 1 (satu) grup tiang, kemiringan tiang (kalau ada), toleransi yang
terdapat dilapangan dan lain-lain serta diperiksa oleh seorang surveyor yang cakap.
2.10.1. Tiang-tiang pancang yang tidak sempurna baik karena kondisi tiang atau karena
pemancangan yang salah atau meleset dari tempat yang ditentukan harus diperbaiki
oleh Kontraktor atas biaya Kontraktor dengan salah satu cara dibawah ini yang
disetujui Direksi/Pengawas.
1) Tiang lama diganti dengan tiang baru.
2) Tiang baru dipancangkan berdekatan dengan tiang yang tidak sempurna
pemancangannya.
2.10.2. Tiang-tiang harus diletakkan dan dipancang pada elevasi lapisan dasar rencana
(design sub-grade elevations).
2.10.4. Dimana terdapat lebih dari 4 (empat) tiang dalam suatu group, tiang yang pertama
dipancang adalah tiang yang di tengah. Semua tiang dalam suatu group harus
mempunyai kedalaman yang kira-kira sama.
2.10.5. Tiang-tiang yang pemancangannya ditolak yang tidak dicabut harus tetap berada di
dalam tanah dan dipotong sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas. Jika tiang
tersebut menurut petunjuk Direksi/Pengawas harus dicabut, dan lubang bekas
tiang tadi tidak dipakai untuk pemancangan tiang lain maka lubang tersebut harus
diisi dengan kerikil atau batu pecah dan karus dipadatkan tanpa ada biaya tambah.
Tiang pengganti untuk tiang-tiang yang tidak terpakai akibat pemancangan yang tidak
sempurna harus diadakan dan dipasang oleh Kontraktor pada lokasi-lokasi sesuai
dengan petunjuk Direksi/Pengawas. Ongkos untuk ini semua ditanggung oleh
Kontraktor.
2.10.6. Jika ada kerusakan pada tiang pancang selama pemancangan, maka pada bagian
yang rusak tersebut harus diperbaiki dengan cara dipotong dan disambung dengan
tiang baru sesuai peyunjuk Direksi/Pengawas. Jika menurut Direksi/Pengawas tidak
memungkinkan Kontraktor untuk memperbaiki tiang pancang yang rusak secara baik
atau jika hasil perbaikannya meragukan, Direksi/Pengawas dapat memerintahkan
untuk mengganti dengan tiang baru. Kontraktor harus menanggung seluruh biaya
berbaikan, pemancangan tiang pangganti dan perhitungan serta gambar (redesign)
pondasi, kecuali jika ada persetujuan lain dari Direksi/Pengawas.
2.12.1 Tes beban tiang pancang merupakan lingkup pekerjaan Kontraktor, biaya tes beban
tiang pancang, belum termasuk di dalam biaya pekerjaan pondasi. Pada umumnya
biaya tes beban tiang pancang diberikan dalam bentuk item khusus di Bill Of Quantity
(BQ).
2.12.2 Kontraktor harus melakukan uji beban statik pada tiang pancang sebanyak 1 % dari
jumlah total tiap-tiap ukuran penampang tiang pancang. Titik-titik lokasi tiang yang
harus dilakukan uji beban akan ditentukan oleh MK atas persetujuan konsultan
perencana.Uji beban statik pada tiang pancang dimaksudkan untuk mengevaluasi
daya dukung tiang sebagai berikut :
1) Daya dukung tekan tiang dengan beban tekan sebesar 2 x dari beban rencana
(2x130 = 260 ton) yang mengacu pada ASTM D-1143.81 (Standard Test Method
for Piles (Reapproved 1987) Under Static Axial Compressive Load).
2) Daya dukung tarik tiang dengan beban tarik sebesar 2 x dari beban rencana (2x25
= 50 ton) yang mengacu pada ASTM D-3689.90 (Standard Test Method for Individual Piles
Under Static Axial Tensile Load).
2.12.3 Uji beban statik untuk menguji daya dukung tiang terhadap beban tekan, maksimal
60% dari jumlah total tes tersebut dapat dilakukan sebelum tahapan konstruksi dan
minimal 40% dari jumlah total tes tersebut dilakukan pada tahapan konstruksi.
2.12.4 Uji beban statik untuk menguji daya dukung tiang terhadap beban tarik dilaksanakan
apabila dianggap perlu yaitu bilamana dalam perencanaan ditemukan kondisi tiang
yang mengalami tarik.
2.12.5 Selain uji daya dukung tekan dan tarik, Kontraktor juga harus melakukan uji beban
untuk daya dukung lateral free head dan daya dukung lateral fix head masing-masing
pada minimal satu tiang pancang untuk tiap ukuran penampang, yang akan
ditentukan oleh MK atas persetujuan konsultan perencana. Ketentuan uji tiang
pancang untuk daya dukung lateral adalah sebagai berikut :
1) Daya dukung lateral tiang dengan beban lateral sebesar 2 x beban rencana (2x5
= 10 ton) untuk lateral free head yang mengacu pada ASTM D-3966.90 (Standard Test
Method for Piles Under Lateral Loads) dengan pembebanan bertahap (cyclic loading).Uji
beban ini harus dilakukan pada elevasi kepala tiang yang direncanakan (level cut
off).
2) Daya dukung lateral tiang dengan beban lateral sebesar 2 x beban rencana (2x7
= 14 ton) untuk lateral fixed head yang mengacu pada ASTM D-3966.90 (Standard
Test Method for Piles Under Lateral Loads) dengan pembebanan bertahap (cyclic loading).Uji
beban ini harus dilakukan pada elevasi kepala tiang yang direncanakan (level cut
off).
2.12.6 Uji Beban Dinamik (PDA) hanya diperbolehkan untuk dipakai sebagai pembanding
dari percobaan sebagaimana yang ditentukan dalam butir 2.12.2. dengan jumlah
maksimal 25 % dari yang disyaratkan. Sisanya, yaitu 75 % dari total tiang pancang
uji tetap harus mempergunakan sistem pembebanan statik. Dari antara tiang uji
tersebut di atas, harus terdapat tiang yang diuji secara statik dan PDA sehingga hasil
PDA dapat dikorelasikan dengan hasil uji statik dengan memperhatikan bahwa PDA
belum dapat dianggap sepenuhnya menggantikan hasil uji beban statik.
Uji pembebanan dinamik dilakukan pada elevasi cut-off-level (COL) atau di atas
muka tanah namun dengan perlakuan khusus yang memastikan gaya yang bekerja
pada panjang efektif tiang dapat terukur dengan merujuk pada ASTM D4945 (ASTM
D4945-12).
Pada saat pengujian, hammer seberat 1% - 2% dari beban ultimit rencana yang
diharapkan akan digunakan untuk dapat memobilisasi kapasitas ultimit tiang dengan
kondisi kepala tiang rata dan berupa material uji yang padat.
2.12.7 Hasil tes pembebanan (loading test) tersebut diatasakan digunakan untuk
mengkoreksi rumusan calendering yang ditentukan didalam Buku Rencana Kerja
dan Syarat-syarat (RKS) ini. Ketentuan dan persyaratan tes pembebanan sesuai
ketentuan dan persyaratan yang diuraikan dalam pasal Tes Pembebanan Statik
(loading test) dibawah ini.
2.13.1. Uji pembebanan fondasi tiang dilaksanakan pada seluruh struktur dengan
menggunakan standar SNI Geoteknik 8460:2017 dan ASTM D1143. Metode
pembebanan yang dilakukan pada Proyek AKSI ADB Universitas Riau dapat
menggunakan metode tiang reaksi merujuk pada metode pembebanan tiang untuk
Proyek STP ITB.
2.13.2. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang akhli dan berpengalaman, bahan-
bahan yang diperlukan, semua peralatan / perlengkapan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan tes beban tiang, pencatatan dan pengukuran dari percobaan beban
termasuk penyediaan, penyusunan kentledge yang digunakan dan pembongkaran
kembali.
2.13.3. Kontraktor harus membuat gambar perencanaan tes beban tiang yang disertai
dengan penjelasan/keterangan tentang daftar peralatan, jenis beban, alat pengaman,
kalibrasi alat dan cara pelaksanaan percobaan. Dokumen tersebut harus diserahkan
kepada MK untuk mendapat persetujuan.
2.13.4. Sebelum pelaksanaan tes pembebanan dengan metoda apapun, usulan alat dan
konstruksi yang akan digunakan diluar dari yang ditentukan didalam Persyaratan
Teknis Pelaksanaan Pekerjaankan, harus disampaikan kepada Direksi/Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan
2.13.5. Selama pelaksanaan Loading Test, Kontraktor harus menempatkan tenaga kerja
yang berpengalaman untuk pelaksanaan pengamatan dan pencatatan hasil
percobaan.
2.13.6. Jangka waktu antara pemancangan tiang yang akan ditest dan pelaksanaan Loading
Test pada tiang tersebut harus ada jangka waktu paling sedikit 2 (dua) minggu untuk
mengembalikan kondisi tanah akibat pemancangan tiang kepada keadaan semula.
Pemancangan.tiang yang berdekatan dengan tiang percobaan harus ditunda selama
adanya Loading Test.
2.13.7. Pada waktu akan dilakukan tes pembebanan, Direksi/Pengawas akan memilih dan
menentukan tiang-tiang yang harus dites. Perencana harus turut menyaksikan di
dalam menentukan tiang-tiang yang akan dites dan pelaksanaan pengetesan
pembebanan tiang pancang atas biaya Kontraktor.
2.13.8. Loading test vertikal harus dilakukan minimal pada 2 (dua) buah tiang untuk masing-
masing tipe/ukuran penampang tiang pancang.
2.13.9. Verifikasi daya dukung tiang yang diijinkan harus dipastikan dengan melakukan tes
pembebanan sesuai dengan ASTM D-1143-81 seperti yang disebutkan dibawah ini.
1) Beban untuk percobaan didapat dari reaksi kentledge melalui jack hidraulics yang
besarnya melebihi dari beban percobaan dan ditempatkan pada platform
sebagaimana harusnya.
2) Beban kentledge terdiri dari blok-blok beton dengan ukuran yang sama.
3) Plat baja dengan ketebalan yang cukup untuk menerima beban, ditempatkan
secara sentris diatas pile cap untuk dapat menyalurkan beban percobaan secara
sempurna kepada tiang.
4) Ukuran dari plat baja tidak boleh lebih kecil dari ukuran pile cap dan juga tidak
boleh lebih kecil dari ukuran Jack yang digunakan.
5) Jack hidraulic harus ditempatkan sentris pada tiang / pile cap.
6) Jack dan alat lainnya termasuk hydraulic ram, hydraulic pump dan pressure gauge
harus dikalibrasikan sebelum percobaan dilakukan.
2.13.13. Metoda pelaksanaan, pemasangan dan besaran beban adalah sebagai berikut:
7) Beban tes adalah 2 kali beban rencana atau sesuai dengan gambar perencanaan.
8) Pembebanan tes dilakukan dalam 7 kali kenaikan yaitu : 0,5; 0,75; 1; 1,25; 1,5;
1,75; 2 kali beban kerja.
9) Pembacaan penurunan dan "Rebound" harus dicatat sampai 0,30 mm untuk tiap
kenaikan atau penurunan beban, dimulai dari beban yang diperkirakan telah
bekerja dan untuk tiap kenaikan setelah itu. Beban tes harus tetap bekerja sampai
tidak terjadi penurunan dalam periode 2 jam.
10) Beban total tes harus tetap bekerja sampai penurunan tidak lebih dari 0,25 mm
dalam 48 jam.
11) Beban total harus diturunkan berturut-turut sebesar tidak lebih dari 1/4 kali
beban total dan pada interval tidak kurang dari 1 jam.
12) "Rebound" harus dicatat pada setiap penurunan beban, dan "rebound" terakhir
harus dicatat setelah seluruh beban tes sudah dipindahkan.
13) Beban maksimum tiang yang diijinkan adalah 0,5 dari beban tes pada titik leleh.
Titik leleh didefinisikan sebagai titik dimana kenaikan beban menyebabkan
penambahan "settlement" yang tidak proporsional.
14) Semua alat, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan uji
beban harus disediakan oleh Kontraktor.
15) Apabila tidak ada ketentuan lain yang diberikan oleh MK, selama loading
test tidak diperbolehkan adanya kegiatan pengeboran maupun pemancangan.
16) Di dalam pekerjaan loading test, tidak boleh menggunakan tiang pancang
disampingnya sebagai anker.
Penambahan
Beban (dalam
/ Lama
% beban
Pengurangan pembebanan
rencana)
beban (%)
0 0 A
25 25 Cycle 1 A
25 50 1 jam
25 25 20 menit
25 0 1 jam
50 50 20 menit
25 75 A
25 100 Cycle 2 1 jam
25 75 20 menit
25 50 20 menit
50 0 1 jam
50 50 20 menit
50 100 20 menit
25 125 A
25 150 Cycle 3 1 jam
25 125 20 menit
25 100 20 menit
50 50 20 menit
50 0 1 jam
50 50 20 menit
50 100 20 menit
50 150 20 menit
25 175 A
25 200 Cycle 4 B
25 175 20 menit
25 150 20 menit
50 100 20 menit
50 50 20 menit
50 0
2) Beban ditahan tetap selama 1 jam dan sampai mencapai penurunan 0,25 mm/jam
atau maksimum 2 jam.
3) Beban diahan selama 12 jam dan sampai mencapai penurunan 0,25 mm/jam atau
maksimum 24 jam.
3.3.1 Pelaksanaan pekerjaan beton poer dan balok sloof selengkapnya harus mengikuti
uraian persyaratan pelaksanaan Pekerjaan Struktur Beton yang telah diuraikan
sebelumnya dalam buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini.
3.3.2 Bekisting/cetakan harus dipasang dengan kuat dan kaku pada posisinya, sehingga
tidak akan bergerak/berubah pada saat pelaksanaan pengecoran.
3.3.3 Di bawah sloof dan bagian-bagian bawah poer yang tidak terletak pada pondasi
dalam harus dibuat terlebih dahulu lapisan lantai kerja dari rabat beton setebal 5 cm
dan dibawah rabat beton dipasang lapisan pasir urug padat setebal 10 cm, sesuai
dengan gambar perencanaan.
3.3.4 Pada balok sloof harus dipasang stek untuk kolom-kolom praktis yang letaknya sesuai
dengan gambar Arsitektur.
3.3.5 Pelaksanaan beton tumbuk (rabat beton) seperti tercantum di dalam gambar
perencanaan harus memenuhi syarat campuran 1pc : 3ps : 5kr.
3.3.6 Di bawah lapisan beton tumbuk harus dipasang lapisan pasir urug padat setebal 10
cm. Pasir urug dihamparkan di atas tanah yang telah dipadatkan sesuai dengan per-
syaratan pemadatan.
3.3.7 Pola serta lokasi poer dan balok sloof harus sesuai dengan gambar perencanaan dan
detail-detail yang ada.
3.3.8 Sebelum pengecoran dimulai, tempat-tempat yang akan dicor harus dibersihkan dulu
dari kotoran-kotoran dan material-material yang bisa mengakibatkan berkurangnya
kekuatan beton.
Mutu beton yang dipergunakan adalah sesuai dengan gambar rencana serta
Rencana Kerja dan Syarat-syarat yang akan diuraikan lebih lanjut dalam pasal 4.5
B e t o n. Kuat tekan beton minimum, pada umur 28 hari untuk benda uji silinder
2) Tipe Semen
Semen harus memenuhi persyaratan untuk Portland Cement “Specification for
Portland Cement” (ASTM C 150)
3) Aggregat
Aggregat yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan “Specification for
Concrete Aggregates” (ASTM C 33)
4) Baja Tulangan
Mutu baja tulangan yang dipergunakan harus memenuhi Standard Industri
Indonesia (SII) dan “Spesification for Deformed and Plain Billet Steel Bars for
Concrete Reinforcement (ASTM A615).
Mutu baja tulangan yang dipergunakan harus sesuai gambar rencanaserta
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang akan diuraikan lebih lanjut dalam
pasal 4.4. Baja Tulangan.
5) Admixture.
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton.
Penggunaan admixture harus mendapat persetujuan MK.
Penggunaan Fly-ash atau pozzolon lainnya.
Penggunaan fly-ash tipe F atau pozzolon lainnya harus memenuhi
persyaratan “Specification for Fly Ash and Raw or Calcined Natural
Pozzolon for use as a mineral Admixture in Portland Cement Concrete”
(ASTM C618).
Disyaratkan dalam mempergunakan Fly-ash (10% - 15% dari volume
material cementitious) khusus untuk pekerjaan pile cap semi raft dengan
ketebalan 2 m.
6) Minimum Cement Content.
Minimum Cement Content adalah 320 kg untuk setiap m3 (meter kubik) beton
untuk seluruh struktur.
7) Maksimum Water Cement Ration (wcr)
Maksimum Water Cement Ratio untuk beton yang dipergunakan untuk struktur
bawah (Pile cap, sloof dan lantai basement paling bawah yang menempel pada
tanah) adalah 0,4, sedangkan untuk seluruh struktur atas (selain struktur bawah)
adalah 0,5.
8) Slump Beton
Slump beton ditentukan sebagai berikut :
Pile cap, sloof, basement slab : 120 mm.
Dinding beton dan kolom: 160 mm.
Pelat dan balok:120 mm.
Max slump loss : 20 mm.
9) Selimut Beton
Tebal selimut beton untuk pondasi dan struktur atas harus dilaksanakan dengan
mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Pile cap atau poor, untuk sisi bawahminimal 5 cm.Sedangkan untuk sisi lainnya
adalah 5 cm untuk diameter tulangan pile cap ≥ D19 dan 4 cm untuk diameter
tulangan pile cap ≤ D16.
4.2.4 Joints
Ketentuan Construction Joint adalah sebagai berikut :
1) Lokasi construction joint harus diajukan oleh kontraktor dan harus sisetujui olek
MK. Lokasi construction jont harus sedemikian sehingga tidak mengganggu
integritas struktur
2) Permukaan joint harus dibuat kasar sebelum pengecoran.
4.2.6 Toleransi
1) Toleransi dimensi / ukuran panjang :
Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m, maksimum 5 mm.
Panjang keseluruhan lebih dari 6 m, maksimum 15 mm.
2) Toleransi bentuk :
Siku (selisih dalam panjang diagonal) maksimum 10 mm.
Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan) dari garis yang dimaksud untuk
panjang s/d 3 m maksimum 12 mm.
Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m maksimum 15 mm.
Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m maksimum 20 mm.
3) Toleransi kedudukan (dari titik patokan) :
Kedudukan permukaan horizontal dari rencana, maksimum 10 mm
Kedudukan permukaan vertikal dari rencana, maksimum20 mm
22) ASTM C 39-93a : Standar metode uji untuk kuat tekan benda uji silinder beton.
23) ASTM C 494 : Standar spesifikasi bahan tambahan kimiawi untuk beton.
24) ASTM C 685 : Standar spesifikasi untuk beton yang dibuat melalui penakaran
volume dan pencampuran menerus.
25) AASTHO M153-70 : Karet spons yang dibentuk dan pengisi sambungan dari
gabus untuk lapisan beton dan konstruksi struktur.
26) AASTHO M173-60 : Pengendap sambungan beton, tipe elastis yang dituang
panas.
27) ACI 318-05 : Building Code Requirements for Structural Concrete.
28) AISC-LRFD-05 : American Institute of Steel Construction – Load and Resistance
Factor Design tahun 2005.
1) Logam berulir yang tertanam harus terbuat dari besi tempa, dilengkapi baut
dengan panjang penuh sesuai persetujuan MK.
2) Angkur-angkur Penggantung untuk konstruksi plafon, langit-langit harus
digalvanisir, dari suatu tipe yang disetujui oleh MK.
3) Angkur-angkur untuk pasangan batuan (kalau ada) harus dipasang sesuai
kebutuhan pekerjaan pasangan batuan.
Hasil pekerjaan akhir harus sesuai dengan toleransi dari ACI 301 dan ACI 347 yang
diuraikan sebagai berikut :
1) Toleransi Untuk Struktur Beton bertulang
Variasi dari plumb/kelurusan vertikal
Pada garis dan permukaan kolom, tiang, dinding, dan bagian-bagian dalam
yang muncul/menonjol :
Setiap 3 meter :maksimum 6 mm.
Untuk panjang keseluruhan :maksimum 25 mm.
Untuk kolom sudut yang diekspos : alur control joint grooves, dan garis-garis
lainnya yang ditonjolkan :
Setiap 6 meter :maksimum 6 mm.
Untuk panjang keseluruhan :maksimum 12 mm.
Variasi dari tingkat yang disebutkan dalam gambar rencana.
Pada sisi bawah pelat, atap, sisi bawah balok diukur sebelum penyangga
dilepas :
Setiap 3 meter :maksimum 6 mm.
Setiap bentang atau setiap 6 meter :maksimum 10 mm.
Untuk panjang keseluruhan :maksimum 19 mm.
Pada kolom/balok praktis, sills, parapet, alur yang diekspos horisontal, dan
garis lainnya yang diekspos :
Setiap bentang atau setiap 6 meter :maksimum 6 mm.
Untuk panjang keseluruhan :maksimum 12 mm.
Variasi pada garis lurus gedung terhadap posisinya yang ditetapkan pada denah
dan posisi yang berkaitan dari kolom, dinding, dan partisi :
Setiap bentang :maksimum 12 mm.
Setiap 6 meter lari :maksimum12 mm.
Untuk panjang keseluruhan :maksimum 12 mm
Variasi pada ukuran dan lokasi sleeve, bukaan lantai, dan bukaan dinding
:maksimum 6 mm.
Variasi pada ukuran penampang kolom, balok, tebal pelat, dan dinding :
Minus :maksimum 6 mm.
Plus :maksimum 12 mm.
Variasi dalam injakan tangga :
Pada injakan tangga :
Tanjakan :maksimum 3 mm.
Injakan :maksimum 6 mm.
Pada anak tangga yang berurutan :
Tanjakan :maksimum 1.5 mm.
Injakan :maksimum 3 mm.
2) Toleransi dalam struktur beton massa :
Variasi dari garis lurus konstruksi dari posisi yang telah ada dalam rencana
setiap panjang 6 meter :maksimum 12 mm.
Setiap panjang 12 meter :maksimum.19 mm.
Variasi dari dimensi dari tampilan struktur secara tersendiri dari posisi yang ada:
Pada panjang 24 meter :maksimum 32 mm.
Pada konstruksi yang tertanam :maksimum dua kali dari angka diatas (64
mm).
CHAMBER KE ATAS
BAGIAN DIUKUR DI
(% DARI BENTANG)
Pelat 0,10 Tengah
Balok 0,10 Tengah
Balok dan Pelat
0,30 Ujung Bebas
Kantilever
4.3.18 Pembersihan
Kontraktor harus menyediakan lubang yang cukup pada bagian dasar dari cetakan
vertikal dan semua cetakan lainnya yang diperlukan untuk menyediakan tempat
pembersihan dan observasi dari bagian cetakan sebelum dilakukan pengecoran
beton. Lokasi pembersihan ditentukan oleh MK.
PERIODE MINIMUM SEBELUM
JENIS FORMWORK
FORMWORK DIBONGKAR
Formwork vertikal untuk kolom, dinding dan Sisi 24 Jam
samping balok‐balok besar
Penumpu Balok
‐ Bentang Bersih < 3 m 7 hari
‐ Bentang Bersih 3 m ‐ 6 m 14 hari
‐ Bentang Bersih > 6 m 21 hari
Penumpu Pelat
‐ Bentang Bersih < 3 m 4 hari
‐ Bentang Bersih 3 m ‐ 6 m 7 hari
‐ Bentang Bersih > 6 m 10 hari
Penumpu Balok dan Pelat Kantilever
‐ Bentang Bersih < 3 m 17 hari
‐ Bentang Bersih > 3 m 21 hari
Dasar pada formwok balok dengan Penumpu
ditinggal
‐ Bentang Bersih < 3 m 4 hari
‐ Bentang Bersih 3 m ‐ 6 m 7 hari
‐ Bentang Bersih > 6 m 11 hari
Dasar pada formwork pelat denga Penumpu
ditinggal
‐ Bentang Bersih < 3 m 3 hari
‐ Bentang Bersih 3 m ‐ 6 m 4 hari
‐ Bentang Bersih > 6 m 5 hari
4.3.22 Reshoring
Segera setelah pembongkaran cetakan, pelat dan balok harus di support penuh
(reshore) sampai beberapa lantai dibawahnya, sebaiknya dilakukan sistem 1 lantai di
shore dan 2 lantai reshore. Reshore dapat tetap dilakukan sampai beton mencapai
tegangan tekan 28 hari.
4.4.1 Definisi
Baja tulangan adalah hot rolled steel bar, cold reduced steel wire atau steel fabric yang
mempunyai komposisi, manufactur, sifat kimia dan fisis yang sesuai.
2) Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur gedung ini adalah
sesuai dengan yang tercantum di dalam gambar kerja, yaitu BJTS 420B untuk
Struktur Atas (Kolom, balok dan pelat) dan BJTS 520 untuk Struktur bawah
(Pilecap & Tiebeam) dan sengkang & ties kolom.
Bentuk dan system penyambungan baja tulangan harus sesuai dengan gambar
rencana.
Overlap pada sambungan-sambungan tulangan utama minimal harus sesuai
dengan standar detail penulangan pada gambar kerja.
Overlap pada sambungan-sambungan untuk batang tulangan sekunder minimal
harus sesuai dengan standar detail penulangan pada gambar kerja.
Pengelasan Pada Sambungan Struktural
Pengelasan pada sambungan struktural tidak diijinkan, kecuali dengan
persetujuan khusus dari MK.
Penyambungan dengan Las titik pada batang tulangan tidak diijinkan,
kecuali dalam keadaan terpaksa akan tetapi harus mendapat persetujuan
MK.
Penyambungan dengan Las titik pada tulangan bergalvanis tidak diijinkan.
Mechanical Joints
Mechanical joint digunakan hanya pada posisi yang ditunjukan dalam
gambar rencana kecualiditentukan lain dan telah disetujui oleh MK.
Metode pemasangan mechanical joint harus sesuai dengan rekomendasi
pabrik.
Semua sambungan mechanical harus mampu menahan minimum 125%
dari kekuatan leleh besi tulangan.
4.5 Beton
5) Tempat Penyimpanan
Penyimpanan semen harus terlindung dari pengaruh cuaca sepanjang waktu dan
perletakannya harus terangkat dari lantai untuk menghindari kelembaban.
Gudang tempat penyimpanan harus sesuai untuk penyimpanan semen dan setiap
saat harus terlindung dengan aman terhadap kelembaban udara. Tempat
penyimpanan tersebut juga harus sedemikian rupa agar memudahkan waktu
pengambilan.
Gudang tempat penyimpanan harus berlantai kuat dan mempunyai ruang yang
cukup luas untuk menyimpan tiap muatan truck semen secara terpisah-pisah dan
dapat memuat semen dalam jumlah cukup besar sehingga kelambatan atau
kemacetan dalam pekerjaan dapat dicegah. Perletakan semen dibuat dengan
ketinggian minimal 30 cm dari permukaan lantai dan harus menyediakan
jalan yang mudah untuk mengambil contoh dan memindahkannya. Sak-sak
Semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
Untuk mencegah penyimpanan semen dalam gudang terlalu lama, hendaknya
mempergunakan semen menurut urutan kronologis sesuai penerimaan semen.
Tiap kiriman semen harus disimpan sedemikian sehingga mudah dibedakan dari
kiriman lainnya.
Timbangan-timbangan yang baik dan teliti harus disediakan untukmenimbang
semendidalam gudang guna keperluan penyelidikan.
Jika semen yang dipergunakan berupa semen curah, penyimpanan semen harus
didalam silo yang memiliki ventilasi udara yang memadai untuk menghindari
penggumpalan sewaktu semen tersebut akan dipergunakan
Pasir harus bersih dan bebas dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan
dari substansi yang merusak, jumlah prosentase dari segala macam substansi
yang merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5% (lima persen) berat pasir.
Pasir harus mempunyai 'modulus kehalusan butir antara 2 sampai 32 atau jika
diselidiki dengan saringan standard harus sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut :
Saringan No. Persentase satuan timbangan
tertinggal di saringin
4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
PAN 3- 7
4.5.5 A i r.
1) Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi
harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan koto-
ran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak kekuatan beton.
2) Air harus diuji mutunya di Laboratorium pengujian yang ditentukan oleh MK, untuk
menetapkan memenuhi atau tidaknya sebagai bahan campuran beton. Air yang
sama juga digunakan untuk membersihkan mixer beton dan truk pengangkut
adukan beton.
dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat/baik sesuai Tata
cara pembuatan rencana campuran beton, SNI 03-2834-2000.
2) Untuk mendapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang ditentukan dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, harus dipakai "campuran yang
direncanakan" (designed mix). Campuran yang direncanakan dihasilkan dari
percobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan karakteristik yang
disyaratkan.
3) Banyaknya semen yang diperlukan dalam komposisi campuran beton adalah
minimal 320 kg untuk setiap m3 (meter kubik) adukan beton.
4) Ukuran maksimum agregat kasar dalam beton untuk bagian-bagian jenis
pekerjaan tidak boleh melampaui ukuran yang ditetapkan dalam persyaratan
bahan beton, ukuran agregat kasar harus ditetapkan sepraktis mungkin sehingga
tercapai pengecoran yang tepat dan memuaskan.
5) Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
mutu, harus ditetapkan setiap saat selama pekerjaan berjalan, demikian juga
pemeriksaan terhadap agregat dan beton yang dihasilkan.
6) Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian konstruksi, harus
disesuaikan dengan jenis konstruksi yang bersangkutan, cara pengangkutan
adukan beton dan cara pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain
ditentukan oleh faktor air semen.
7) Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas
dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kepadatan, kekedapan, keawetan
dan kekuatan yang dikehendaki.
8) Agar dihasilkan suatu konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan
maka secara umum faktor air semen ditentukan sebagai berikut:
Faktor air semen untuk pondasi, balok sloof, lantai basement, dinding basement,
maksimum 0,45.
Faktor air semen untuk kolom, balok, pelat lantai, tangga, dinding beton dan
listplank / parapet, maksimum 0,50.
Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap, dan tempat-tempat basah lainnya
maksimum 0,55.
9) Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton, dan agar dihasilkan suatu
mutu yang sesuai dengan yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton
dengan faktor air semen maksimum 0,55 harus memakai Plasticizer sebagai
bahan additive. Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus mendapat
persetujuan dari MK.
10) Apabila dikehendaki, perbandingan campuran beton dapat dirubah untuk tujuan
penghematan, workability, kepadatan, kekedapan dan kekuatan. Kontraktor tidak
berhak atas claim yang disebabkan perubahan yang demikian.
11) Pengujian beton akan dilakukan oleh MK atas biaya Kontraktor.
3) Laksanakan pekerjaan mix-design beton untuk setiap mutu beton yang tercantum
dalam gambar rencana atau sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
(RKS) ini.
4) Laporan hasil pekerjaan mix-design beton sebanyak 3 (tiga) rangkap untuk
masing-masing mutu beton yang direncanakan harus diserahkan kepada MK
untuk direview
5) Laporan hasil pekerjaan mix-design beton harus memuat hal-hal sebagai berikut
:
Tipe dan jumlah material
Slump
Kadar air
Berat isi beton segar
Analisis gradasi agregat
Kuat tekan beton
Lokasi pengecoran pada struktur bangunan
Metoda pengecoran
Metoda curing/perawatan
Kuat tekan beton pada umur 7 dan 28 hari
Rasio air/semen
6) Kontraktor harus menyerahkan sertifikat dari supplier beton, yang menerangkan
bahwa material yang digunakan telah memenuhi spesifikasi ASTM. Mix-design
yang tidak sesuai dengan yang direncanakan akan ditolak.
7) Untuk batch beton di lapangan, kontraktor harus melakukan uji percobaan pada
mix-design yang disetujui dilaboratorium lapangan, untuk mengetahui workability,
slump, drying shrinkage, kekuatan, dan kepadatan beton.
8) Setelah uji percobaan di laboratorium selesai dengan memuaskan, percobaan
skala penuh dengan peralatan dan mesin yang digunakan dalam pekerjaan
permanen harus dilakukan. Jika diperlukan, uji coba harus dilanjutkan dengan
modifikasi mix design sampai hasilnya sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat (RKS) ini.
9) Mass mix-design beton (untuk pondasi dangkal, dinding, pelat, dan mat yang
memiliki ketebalan ≥ 60 cm). Proporsi harus sesuai dengan ACI 21.1.1 dengan
persyaratan sebagai berikut :
Rasio air/semen maksimum = 0,45
Ukuran maksimum agregat kasar adalah diameter nominal 38 mm.
Pemakaian abu terbang sampai maksimum 15% dari volume total absolut material
yang mengandung semen direkomendasikan.
Kandungan udara harus antara 2.5% + 1%
Slump harus antara 100 mm + 25 mm sebelum penambahan high range water
reducer, slump maksimum adalah 150 mm + 25 mm.
kriteria yang dispesifikasikan dalan mutu beton seperti yang ditunjukkan pada
gambar rencana.
Jika ada lebih dari 4 hasil uji, rata-rata dari setiap set yang terdiri dari empat uji
yang berurutan, harus diperiksa dan dihitung untuk memenuhi setiap kali hasil uji
baru diperoleh,dengan menggunakan hasil uji itu dan 3 hasil uji yang berurutan.
Jika hanya ada 2 atau 3 hasil uji yang tersedia, hasil-hasil tersebut harus disajikan
untuk kepentingan dari butir ini seakan-akan ada 4 uji berurutan.
Tingkat kekuatan dari kelas individual beton dianggap memenuhi jika kedua
persyaratan berikut dipenuhi :
Rata-rata kekuatan dari semua set yang terdiri dari 3 uji kekuatan yang
berurutan, harus sama atau melebihi fc’ yang direncanakan.
Tidak ada kekuatan uji individu (rata-rata dari 2 silinder) yang berada di
bawah fc’ desain dikurangi 3.5 MPa.
7) Apabila terjadi pada struktur beton yang sudah dilaksanakan ternyata memiliki
mutu beton yang dinyatakan lebih rendah dari yang direncanakan dan dari hasil
perhitungan menunjukkan bahwa kapasitas beban masih mungkin untuk
dikurangi, maka agar ditentukan metode pengujian untuk membuktikan daya
dukung beton yang aktual, Pengujian yang dilakukan harus sesuai dengan
peraturan-peraturan berikut :
Hammer test harus sesuai dengan peraturan ASTM C-305-79
Test core drill harus sesuai dengan peraturan ASTM C42-77
Uji pembebanan harus sesuai dengan peraturan ACI 318-77
8) Pengujian Core
Jika beton yang diperiksa secara visual dicurigai atau mutu beton yang
dispesifikasikan tidak memenuhi persyaratan pada butir 4.5.14.6 (Kriteria
Penerimaan), kuat tekan beton dalam struktur dapat ditentukan dengan mengebor
sejumlah cores beton pada lokasi yang tepat.
Jika disyaratkan, cores dengan diameter sekurang-kurangnya 2 inch harus diuji
sesuai dengan ASTM C42. sekurang-kurangnya tiga cores yang dapat mewakili,
harusdiambil dari tiap elemen atau daerah yang dianggap potensial kurang baik.
Lokasi dari cores harus ditentukan oleh MK ditempat yang terjadi pengurangan
kekuatan struktur. Jika sebelum pengujian, satu atau lebih cores menunjukkan
bukti telah terjadi kerusakan struktur, semuanya harus digantikan dengan core
baru. Beton pada daerah yang diwakili oleh core test akan dipertimbangkan dapat
memenuhi syarat kekuatan apabila memenuhi ketentuan sebagai berikut :
Rata-rata kekuatan core harus lebih besar atau sama dengan 85% dari
kekuatan fc yang direncanakan.
Tidak ada hasil test satu core pun yang lebih kecil dari 75% kekuatan fc yang
direncanakan.
Core yang dibor dari dalam beton harus disiapkan dan diuji sesuai dengan
“methode of Obtaining and Testing Drilled Cores and Saved Beams of Concrete
(ASTM C42)”. Pada kasus tertentu, core tersebut harus diambil untuk setiap uji
kekuatan yang melebihi 500 psi pada fc yang ditentukan. Tidak ada penyesuaian
yang boleh dilakukan untuk kekuatan yang didapat dari pengukuran ini
sehubungan dengan umur core pada saat diuji.
1) Batching
Proporsi campuran diukur tersendiri dengan timbangan dan alat yang sesuai serta
harus menyediakan corong dan mekanisme penimbangan. Jika semen yang
digunakan adalah semen curah, harus menyediakan alat kedap air terpisah,
corong dan mekanisme penimbangan harus disediakan juga. Satu set lengkap
dari pemberat untuk pengujian mekanisme penimbangan harus disimpan pada
batching plant.
Mekanisme penimbangan harus akurat sampai setengah dari satu persen pada
kondisi operasional dan skala-skala harus disediakan serta dapat dibaca dengan
mudah oleh operator.
Air harus ditambahkan ke dalam campuran dari reservoir terpisah dan harus
benar-benar dikontrol dengan penyesuaian terhadap kelembaban didalam
agregat. Jika penggunaan bahan aditif diijinkan oleh MK, maka harus
disediakan/digunakan dispenser terpisah sebagaimana yang direkomendasikan
oleh pabrik pembuat bahan aditif tersebut.
2) Pecampuran
Mixing plant harus mempunyai wadah (drum) yang dapat menampung
keseluruhan material dari batch dan air dan mencampurnya hingga tercapai
konsistensi yang homogen dalam jangka waktu yang dapat diterima. Jangka
waktu ini harus diterapkan di lapangan dengan percobaan yang didasarkan pada
rekomendasi pabrik mixer-plant.
Wadah mixer harus berupa konstruksi yang sedemikian rupa sehingga dapat
mengeluarkan keseluruhan campuran dengan cepat tanpa adanya tumpahan.
Mixing plant yang memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki.
Mixing plant yang disentralisir (batching mixing plant) harus diatur sedemikian
hingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah dari stasiun operator.
Mixing plant tidak boleh dipakai melebihi dari kapasitas yang telah ditentukan.
Tiap mesin pengaduk harus diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur
waktu dan menghitung jumlah adukan.
4.7.1 Semua benda/peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur, kait dan pekerjaan
lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang sebelum
pengecoran beton dilaksanakan.
4.7.2 Semua benda/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan
diusahakan agar tidak bergeser atau berubah posisi selama pelaksanakan
pengecoran beton.
4.7.3 Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda/
peralatan yang akan ditanam dalam beton yang mana rongga tersebut diharuskan
tidak boleh terisi beton, harus ditutupi dengan bahan yang mudah dilepas.
4.8 Suhu
4.8.1 Suhu beton pada saat pengecoran/dituang tidak boleh lebih dari 32º C dan tidak
boleh kurang dari 4,5º C. dan suhu maksimum beton selama curing tidak melebihi
80°C
4.9 Pemasangan Pipa, Saluran Listrik dan lain-lain yang tertanam didalam
beton
4.9.2 Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain didalam bagian-bagian
struktur beton bila tidak ditunjukkan secara detail didalam gambar rencana. Didalam
beton perlu dipasang selongsong pada tempat-tempat yang akan dilewati pipa.
4.9.3 Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan didalam gambar, tidak dibenarkan
untuk menanam saluran listrik didalam struktur beton.
4.9.4 Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik atau bagian-bagian yang
tertanam dalam beton terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka
Kontraktor harus segera mendiskusikan hal ini dengan MK.
4.9.5 Tidak dibenarkan untuk membengkokkan atau menggeser atau memindahkan baja
tulangan dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran
tanpa izin tertulis dari MK.
4.10.1 Bahan-bahan material sparing, letak-letak dan posisi sparing harus sesuai dengan
gambar rencana dan tidak boleh mengurangi kekuatan struktur.
4.10.2 Tempat-tempat dari sparing yang akan dilaksanakan bila tidak ditunjukkan dalam
gambar rencana, maka Kontraktor harus mengusulkan dan minta persetujuan dari MK.
4.10.3 Bilamana sparing (pipa, dll.) berpotongan dengan tulangan, maka baja tulangan
tersebut tidak boleh ditekuk, dipotong atau dipindahkan tanpa persetujuan dari MK.
4.10.4 Semua sparing (pipa) harus dipasang sebelum pengecoran dan harus diperkuat
sehingga tidak akan bergeser pada saat pelaksanaan pengecoran beton.
4.10.5 Semua sparing harus dilindungi atau ditutup dengan bahan yang mudah
dibuka/dicabut sehingga tidak akan terisi beton waktu pelaksanaan pengecoran.
4.11.1 Dapatkan persetujuan MK terlebih dahulu untuk menggunakan dan menentukan lokasi
joint. Sediakan construction joints sesuai dengan ACI 318. tempatkan joint sehingga
tidak terlalu mengurangi kekuatan struktur.
4.11.2 Sediakan construction joints tipe key wey dengan kedalaman 38 mm pada ujung dari
tiap penempatan untuk pelat lantai, balok, dinding dan pondasi dangkal.
4.11.3 Buang partikel-partikel lepas dan latency dari permukaan beton sebelum
menempatkan lift selanjutnya. Kasarkan permukaan sampai kedalaman yang cukup
untuk mengekspos beton yang baik.
4.12.1 Dapatkan persetujuan MK untuk penempatan control joint. Jangan gunakan control
joints pada frame floor atau pelat komposit.
4.12.2 Sediakan control joints pada slab on grade dengan jarak tidak lebih dari 6m.
koordinasikan lokasi dengan pekerjaan lainnya. Control joint dapat dipotong apabila
pemotongan dilaksanakan 24 jam setelah penempatan beton. Pemotongan harus
dengan kedalaman sama dengan ¼ tebal pelat dengan lebar 3 mm. Tulangan utama
tidak boleh diteruskan melewati control joints.
4.12.3 Sediakan control joint pada dinding dengan jarak+ 7,5 m. koordinasikan lokasi dengan
MK. Control joint harus berbentuk V groove. Keaduanya menghadap ke dinding
dengan kedalaman minimum 20 mm.
4.12.4 Untuk pelat yang luas dan pengecoran dinding, construction joints harus digunakan
untuk mengurangi retak yang diakibatkan oleh panas dan penyusutan. Kontraktor
harus menyerahkan rencana dan jadwal yang menunjukkan lokasi dan jadwal
pengecoran beton, construction joints dan pour strips sebelum pekerjaan dimulai. Pour
strip tidak boleh dicor sampai minimum 7 hari setelah panel yang berdekatan dicor.
Kontraktor harus memberi waktu untuk hal ini dalam jadwalnya.
4.13.1 Kontraktor harus melindungi beton segar yang baru dicor dari pengeringan prematur
dan dari temperatur yang amat tinggi atau amat rendah. Kontraktor harus menjaga
agar kehilangan kelembaban beton minimum terjadi pada temperatur yang relatif
konstan, yang diperlukan untuk penghidrasian semen dan pengerasan beton.
4.13.2 Pada cuaca panas dan dalam udara berangin, Kontraktor harus melindungi beton
segar dari panas matahari langsung dan angin sampai finishing akhir telah selesai.
Sediakan semen finishers dalam jumlah yang cukup untuk melengkapi dan
menyelesaikan seluruh pelat dalam waktu yang optimum.
4.14.1 Tempatkan atau tutup dengan kain basah dan polyethylene curing blankets pada
seluruh permukaan beton dan alirkan atau semprotkan air ke permukaan penutup
dengan menggunakan sprinker.Curing harus dilaksanakan selama 7 hari berturut-
turut,usahakan agar beton tetap dalam keadaan lembabdan suhu beton tidak boleh
melebihi 30oC.Air yang digunakan untuk curing harus air yang memenuhi Persyaratan
Bahan Beton.
4.14.2 Formwork yang berhubungan dengan beton harus dijaga agar tetap basah selama
periode perawatan. Apabila formwork dilepaskan dalam periode perawatan, beton
harus di rawat sampai berakhirnya masa perawatan tersebut dengan water curing atau
bahan lain sesuai persetujuan MK.
4.14.3 Apabila digunakan acrylic curing compound, harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat. Gunakan acrylic curing compound pada permukaan beton yang
terbuka (tidak terlindungi oleh formwork). Perawatan dengan cara iniharus
dipertahankan agar permukaan beton tetap lembab selama 5 hari.
4.14.4 Jika cetakan dibuka sebelum beton telah sepenuhnya dirawat, segera berikan resin
base curing compound ke seluruh permukaan yang terbuka. Berikan campuran
perawatan secara merata dan seragam pada kecepatan yang tidak kurang dari
kecepatan peng-coveran yang direkomendasikan oleh pabrik.
4.14.5 Bekisting jangan dibuka lebih dulu jika campuran perawatan tidak dipergunakan.
4.14.6 Jangan menggunakancuring compound pada daerah yang akan menerima material
finishing yang tidak menempel pada beton yang telah dirawat dengan curing
compound kecuali apabila curing compound dapat larut dalam air.
4.14.7 Pada kondisi suhu tinggi dan berangin, hindari penguapan air campuran beton dengan
cepat dan kemungkinan terjadinyaplastic shrinkage craking, dengan menggunakan
penghambat penguapan atau fog spray.
4.14.8 Pada kondisi cuaca dingin ikuti prosedur yang direkomendasikan pada ACI 306 dan
ACI 308. Apabila sealer tidak digunakan setelah curing blanket dilepaskan,
semprotkan 2 lapis liquid membrane curing compound. Apabila digunakan sealer,
curing compound tidak diperlukan.
4.16.1 Jika sesudah pembukaan cetakan ada permukaan beton yang tidak sesuai dengan
yang direncanakan, atau tidak tercetak menurut gambar atau diluar garis permukaan,
atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap sebagai tidak sesuai
dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini dan harus dibuang dan diganti oleh
Kontraktor atas bebannya sendiri. Kecuali bila MK memberikan izin untuk menambal
tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang
tercantum dalam pasal-pasal berikut.
4.16.2 Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari
sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan, lobang-lobang karena keropos,
ketidak rataan dan bengkak harus dibuang dengan pemahatan atau dengan batu
gerinda.
4.16.3 Setiap daerah yang rusak harus ditutup atau diperbaiki. Perbaikan daerah yang rusak
dengan menggunakan non shrink grout. Buang daerah yang rusak dengan diameter >
50 mm dan dengan kedalaman >25 mm pada beton yang telah mengeras. Buatlah tepi
dari potongan tegak lurus terhadap permukaan beton.
4.16.4 Sarang kerikil dan beton lainnya harus dipahat, lobang-lobang pahatan harus diberi
pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian sehingga bahan pengisi akan terikat
(terkunci) ditempatnya. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam
sebelum dicor.
4.16.5 Apabila menurut pendapat MK hal-hal yang tidak sempurna terjadi pada bagian-
bagian konstruksi yang akan terlihat dan jika dengan penambalan saja akan
menghasilkan permukaan yang kelihatannya tidak memuaskan, kontraktor diwajibkan
untuk menutupi seluruh permukaan (dengan spesi plesteran 1pc : 3ps) dengan ke-
tebalan yang tidak melebihi 1 cm. Demikian juga pada bidang-bidang permukaan
yang berbatasan (yang bersambungan) dengan bidang permukaan yang diperbaiki
sesuai dengan instruksi dari MK.
4.16.6 Perlu diperhatikan untuk setiap permukaan bidang yang datar, batas toleransi
kelurusan (pencekungan atau pencembungan) bidang tidak boleh melebihi dari L/1000
untuk semua komponen.
4.16.7 Permukaan beton cor ditempat yang diekspos, baik dicat maupun tidak, harus diberi
smooth rubbed finish. Buatlah permukaan menjadi halus dan seragam serta bebas
dari form patches, fins, protusions, bulges, form nailing dimples, edge grain mark,
cleanout pockets, dan daerah permukaan yang berongga.
4.16.8 Metal ties termasuk form speaders harus dipotong.Apabila diperlukan, tutup bekas
lubang form tie dengan sempurna sehingga tidak terlihat perbedaannya. Penutupan
pada beton bertekstur harus dilakukan secara manual dengan tangan seperti yang
dipersyaratkan agar cocok dengan permukaan yang disambung.
4.16.9 Perbaikan kerusakan/keropos kecil pada permukaan beton yang tidak diekspos yaitu
dengan menutup bagian yang keropos atau permukaan yang rusak, kemudian
diratakan sehingga menyatu dengan permukaan disekitarnya.
4.16.10 Permukaan yang tersembunyi harus meliputi beton di bawah lapisan penutup dan
beton yang akan ditutup dengan lapisan penutup yang bukan cat atau material penutup
lainnya yang fleksibel, dan tersembunyi dari pandangan pada finished structure.
Buat finishing trotoir eksterior, pelat beton eksterior, injakan dan ramp, pelat
tempat parkir dan jalan laululintas kendaraan dengan kemiringannya kurang dari
6% sebagaimana disebutkan untuk trowel finish, langkah 1 sampai dengan 3,
toleransi, kelas B dan langkah 4, sebagai berikut
Langkah 4 : Setelah perataan dengan mesin pada langkah 3 selesai, sapulah
permukaan pelat dengan sikat serat berbulusecara perlahan, untuk
menyeragamkan tekstur yang akan disetujui Arsitek. Garis sapu tegak lurus ke
arah lalu lintas.
5.2.2 Retak rambut didefinisikan sebagai retak statis yang tidak menyebabkan kebocoran
5.3 Referensi
5.3.1 ASTM C882 Test Method for Bond Strenghth of Epoxy-Resin Systems Used with
Concrete.
5.3.3 ASTM C695 Test Method for Compressive properties of Rigid Plastics
5.3.4 ASTM D790 Test Method for Flexural Properties of Unreinforced and Reinforced
Plastics and Electrical Insulating Materials.
5.4.4 Sertifikat
Serahkan sertifikat dari laboratorium uji independen yang telah disetujui, yang
menerangkan bahwa produk yang diusulkan tersebut memenuhi persyaratan yang
dispesifikasikan dan telah diuji sesuai dengan standar yang dispesifikasikan.
5.5.1 Material yang dipakai harus sejenis dan berasal dari pabrik yang sama yang telah
dibuktikan kemampuannya ketika digunakan pada keadaan yang sama untuk waktu
minimal 5 tahun.
5.5.2 Pekerjaan grouting harus dilakukan oleh Kontraktor yang telah menyelesaikan
program instruksi yang disponsori oleh manufaktur material yang telah disetujui, yaitu
dalam hal memasang grouting pada struktur beton dengan menggunakan proses yang
dispesifikasikan.
5.5.3 Peralatan dan tenaga ahli untuk pekerjaan pemasang harus disetujui dan mendapat
rekomendasi dari pabrik material injeksi
5.7.1 Lakukan grouting pada retak awal setelah pelat dicuring dan mengering tetapi sebelum
pemasangan sealer.
5.7.2 Retak yang terjadi setelah pelaksanaan grouting pada retak awal dalam waktu 1 tahun
setelah penyelesaian pekerjaan grouting, harus diperbaiki sesuai dengan prosedur
yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas.
5.8.1 Sediakan 2 komponen low viscosity epoxy adhesive yang mengandung 100% bahan
padat yang memenuhi persyaratan dibawah ini :
1) Kekuatan lengketan : ASTM C882, 14 Mpa
2) Kuat Tarik : ASTM C638, 42 Mpa
3) Elongasi : ASTM D 638, 2 persen @ 7 hari @ 7°F
4) Kuat lentur : ASTM D790, 55 Mpa
5) Kuat Tekan : ASTM D695, 45 MPa
5.8.2 Material
1) Grouting Epoxy : Sika Corporation, Sikadur 35 Hi-Mod LV, atau yang disetujui
2) Surface Sealer : Sika Corporation, Sikadur 31 HiMOd Gel, atau yang disetujui
3) Pengganti : sesuai dengan persetujuan MK.
5.9.1 Umum
Perbaiki semua retak mayor yang meluas sampai ke pelat lantai, dari sisi atas sampai
sisi bawahnya.
5.9.2 Persiapan
1) Bersihkan pelat secara menyeluruh untuk memperlihatkan semua retak yang akan
digrouting.
2) Periksa pelat dan lokasi seluruh retak mayor. Identifikasi semua retak mayor dan
tandai untuk penggroutingan.
3) Informasikan kepada MK mengenai lokasi retak yang akan digrouting dan pastikan
bahwa retak tersebut tidak akan melebar sebelum dilakukan grouting.
4) Semprot retak dengan air untuk menghilangkan kotoran dan lapis buih semen
(laitance)
5) Biarkan permukaan yang akandigrouting mengering sesuai dengan instruksi
manufaktur material grouting.
5.9.4 Grouting
1) Laksanakan Injeksi adhesive sesuai dengan instruksi tertulis dari produsen.
Injeksikan pada tekanan konstan untuk memperoleh 100% penetrasi ke dalam
retak tanpa adanya gelembung udara pada adhesive.
2) Lakukan pemompaan injeksi adhesive secara bertahap dan terus-menerus
sampai seluruh retak tertutup sempurna.
3) Biarkan adhesive untuk beberapa saat untuk mencegah ‘run back’ setelah seals
dipindahkan.
4) Bersihkan permukaan seal epoxy, temporary seals, dan sisa-sisa adhesive.
Bersihkan lapisan atasnya sehingga diperoleh permukaan akhir yang dapat
diterima oleh MK ; permukaan beton harus rata.
5) Lindungi grout dan biarkan hingga fungsinya tercapai sebelum dilakukan
pekerjaan sealer dan sebelum diijinkan untuk dibebani.
6) Bersihkan permukaan disekitarnya untuk perbaikan dan pencampuran akhir.
6. WATERPROOFING
6.3.1 Material dikirim dalam kontainer dengan segel dan label asli dari pabrik.Identifikasi dan
periksa kontainer dengan nama material, tanggal produksi, dan nomor lot.
6.3.2 Simpan material di atas tanah pada tempat yang terlindung dari cuaca.
6.3.3 Perlakuan :
1) Jaga material untuk mencegah terjadinya kerusakan.
2) Pindahkan material yang rusak dari lapangan dan ganti dengan material baru yang
sesuai dengan spesifikasi.
3) Perlakukan material dengan hati-hati sesuai dengan instruksi dari pabrik, karena
beberapa material dapat rusak dan mudah terbakar.
6.3.5 Jaminan
1) Kontraktor harus memberikan jaminan untuk pekerjaan waterproofing terhadap
kesesuaian dengan dokumen kontrak, bebas dari cacat material, kesalahan
pemasangan dan ketahanan/kekuatan waterproofing yang sudah terpasang dari
kebocoran selama 10 tahun dari tanggal penyelesaian secara efektif. Buat
jaminan yang ditandatangani oleh supplier material.
2) Kontraktor harus memperbaiki kegagalan waterproofing untuk menahan
masuknya air tanpa tambahan biaya, kecuali kegagalan yang disebabkan oleh
kegagalan struktur bangunan
3) Retak-retak beton yang kecil atau retak rambut akibat temperatur atau penyusutan
tidak dianggap sebagai kegagalan struktur.
Apabila lembaran Traffigard rusak atau robek akibat pekerjaan lain, segera
menghubungi applicator untuk segera diperbaiki
Untuk pembersihan permukaan Formwal Traffigard, dapat dilakukan
pencucian dengan semprotan air bertekanan rendah atau menggunakan
sikat berbulu lunak dan air bersih yang dicampur sedikit detergen
7.1.1. Menyediakan material baja struktur, tenaga kerja dan peralatan seperti yang tercantum
atau yang dijelaskan dalam gambar pelaksanan dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) ini, atau hal-hal lain yang dibutuhkan untuk penyelesaian pekerjaan sesuai
dengan yang direncanakan.
7.1.2. Penyelesaian, fabrikasi, erection, pengujian dan inspeksi dari baja struktur.
7.1.3. Persediaan di bengkel dan pengecatan dasar dari bagian-bagian baja struktur
7.1.5. Pengecatan di lapangan, sentuhan akhir, pemakaian cat pelindung dasar kedua untuk
semua bagian baja dan persiapan pengecatan akhir termasuk dalam bagian
pengecatan.
7.2. Referensi
1) SNI 1729:2020 Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural.
2) PUBI-1982
3) SII
4) JASS
5) JIS-Japanese Indsutrial Standards
6) AISC Code of standard Practice for Steel Building and Bridges, Latest edition.
7) AISC Specification for the design, Fabrication, and Erection of Structural Steel for
Building, including the Supplements Thereto as issued.
8) AISC Specification of Structural Joints using ASTM A325 or A490 Bolt approved
by the Research Council in Structural Connections.
9) AWS D1.1 Structural Welding Code.
10) AWS A5.1 Specification for Mild Steel Covered Arc-welding Electrodes.
11) AWS A5 17 Specification for bare Carbon Steel Electrodes and Fluxes for
Submerged Arc-welding.
12) AWS A5.2 Spesification for Mild Steel Electrodes for Fluxcored ARC-welding.
13) AWS A5.5 Specification for low alloy Steel Covered Arc Welding Electrodes.
14) SSPC Steel Structures PaintingManual.
15) ASTM A36-Standard Specification for Structural Steel.
16) ASTM A307-Standard Specification for Carbon Steel Externally and Internally
Threaded Standard Fasteners.
17) ASTM A307-Standard Specification for High-Strengh Bolts for Structural Steel
Bolts joints, including Suitable Nuts and plain Hardened Washers.
18) ASTM A490-Standrd Specification for Quenched and Temered Alloy Steel Bolt For
Structural Steel Joints.
19) ASTM A500-Standard Specification for Cold-Formed Welded and Seamless
Carbon Steel Tubing in Rounds and Shapes.
7.3.8. Cat
1) Cat yang digunakan adalah oksida primer kecuali diindikasikan lain sesuai
spesifikasi AISC dan Code of Standard Practice dan SSPC Steel Structure
Painting manual.
2) Koordinasikan agar cat primer sesuai dengan cat finishnya.
7.4.1. Gambar kerja harus diajukan sesuai dengan persyaratan pada bagian penyerahan.
7.4.3. Gambar kerja harus dengan jelas mengidentifikasikan profil, ukuran, jarak dan lokasi
dari seluruh elemen baja, termasuk sambungan, tambahan (attachment),
pengangkuran, bukaan pada frame, ukuran dan tipe fasteners, metoda pengencangan
fasteners, cambers, jumlah dan tipe serta jarak headed shear connector.
7.4.4. Lampirkan perhitungan struktural yang dilakukan oleh Engineer untuk setiap pekerjaan
yang diusulkan, dimana itu merupakan varian dari pekerjaan yang ada gambarnya,
maupun yang dispesifikasikan.
7.4.5. Lampirkan secara tertulis prosedur pengelasan untuk setiap tipe sambungan las
seperti yang tercantum dalam Appendix E dari AWS Structural Welding Code.
7.4.6. Lampirkan Sertifikat Mill yang mengindikasikan bahwa baja yang disuplai sesuai
dengan atau memenuhi spesifikasi. Sertifikat juga harus mencakup ladle analysis
untuk seluruh baja dan laporan uji tarik serta uji banding untuk berbagai bentuk.
7.4.7. Lampirkan sertifikat yang menunjukkan bahwa baut mutu tinggi yang dipakai sesuai
dengan spesifikasi.
7.4.8. Lampirkan urutan dan prosedur erection yang digunakan oleh erector baja.
7.4.9. Lampirkan daftar material yang lengkap untuk semua item yang dibutuhkan, termasuk
produk, katalog manufactur dan data teknis, spesifikasi dan instruksi pemasangan.
7.5.1. Las
Inspeksi dari baja struktur selama erection harus termasuk inspeksi visual dan inspeksi
ultrasonik dari sambungan las, las untuk shear struds, dan las untuk metal decking.
Inspeksi harus dilakukan oleh Inspektor las yang bersertifikat AWS. Pengujian harus
sesuai dengan AWS Structural Welding Code. Inspeksi visual dari sambungan las
termasuk pengecekan dari penyetelan dan prosedur pengelasan. Pengawasan ini
harus mencakup semua sambungan penetrasi.
7.5.2. Baut
Inspeksi sambungan baut selama pelaksanaan akan mencakup visual dan uji fisik,
sebelum melakukan inspeksi visual, uji tarik dengan menggunakan alat yang
terkalibrasi harus mengindikasikan kuat tarik minimum 5% melampaui dari minimum
persyaratan AISC. Pengujian harus sesuai dengan AISC spesification for structural
joints Using ASTM A325 atau A490 High Strength Bolts.
7.6.1. Fabrikator harus mempunyai prosedur fabrikasi dan baja hasil fabrikasi ini diuji dan
diawasi oleh badan pengujian yang independen sesuai yang ditunjuk oleh MK. Biaya
dari seluruh pengujian dan pengawasn tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
7.6.2. Pengujian dan inspeksi harus dilkakukan oleh orang yang mempunyai Sertifikat
Welding. Lampirkan laporan hasil inspeksi kepada MK.
7.6.3. Maksud dari dilakukannya inspeksi tersebut adalah agar badan pengujian dapat
memverifikasikan bahwa secara umum baja fabrikasi ini memenuhi spesifikasi yang
telah ditentukan. Pengawasan yang direkomendasikan harus dilakukan minimum
seminggu sekali. Pengawasan pertama harus dijadwalkan pada tahap awal.
Kontraktor harus memberitahukan MK untuk inspeksi awal. Pengujian dan inspeksi
harus mencakup antara lain:
1) Mempelajari laporan dari mill uji dan verifikasikan bahwa material yang digunakan
sama dengan material yang diajukan/dilaporkan.
2) Mereview prosedur pengelasan dari fabrikator, verifikasikan bahwa prosedur
pengelasan telah dipatuhi. Pastikan bahwa tukang las mempunyai sertifikat resmi
dan Kontraktor harus mendemonstrasikan cara/teknik pelaksanaan para tukang
las.
3) Mempelajari prosedur pembautan mutu tinggi. Verifikasikan bahwa pada
pemasangan baut mutu tinggi di bengkel sudah sesuai dengan spesifikasi AISC.
4) Mengecek persiapan joint untuk menghasilkan sambungan penetrasi yang
sempurna. Pengelasan penetrasi harus diuji ultrasonik.
5) Mengecek las sudut untuk ukuran, profil, tebal las, porosity dan pembalikan ujung.
6) Mengecek elemen baja untuk lamination. Periksa di tempat (spot cek) dimensi dan
ukuran lubang.
7) Mengecek tepian lubang baut terhadap kurang sempurnanya pelubangan.
7.7.1. Kontraktor harus mengecek secara keseluruhan material yang tiba ditempat fabrikasi.
Hasil pengecekan dan laporan dari hasil uji material harus dapat ditunjukan kepada
MK. Material yang tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan tidak boleh
digunakan.
7.7.2. Material yang disimpan diatas tanah, tidak boleh bersinggungan dengan tanah agar
memudahkan pemeriksaan dan investigasi. Penyimpanan baja dan barang-barang
yang masih dipacking harus dengan suatu cara sehingga terjadi perlindungan
terhadap kontak dengan bahan-bahan yang bisa merusak. Material harus ditandai
dengan jelas sesuai dengan klasifikasinya untuk mengetahui lokasi dan jumlahnya.
7.9.3. Pemotongan
1) Permukaan bidang potongan dari setiap material harus tegak lurus terhadap
sumbu absis, dengan perkecualian bagian tersebut dispesifikasikan dalam
gambar.
2) Permukaan bidang potongan harus bersih dari ketidakrataan, takikan (notches)
tumpukan bekas slag, dan lain-lain.
3) Pemotongan dengan gas harus dilakukan dengna alat potong gas yang otomatis.
Bila pemotongan dengan gas secara manual tidak dapat dihindari, hal tersebut
hanya dapat dilaksanakan dengan persetujuan MK.
Temperatur pemanasan pada baja lunak harus melebihi 9000C. Bila high tension
steel memerlukan pemanasan, harus segera didinginkan dengan udara sampai
dengan suhu kurang dari 6500C, diikuti dengan pendinginan memakai air.
4) Jika perbaikan deformasi dengan pemanasan ternyata dibarengi dengan
deformasi kontraksi, maka harus dilakukan pemotongan elemen dengan
memperhitungkan margin kontraksi yang diperkirakan cukup agar sesuai dengan
keadaannya. Temperatur pemanasan dan area pemanasan harus dikontrol
berdasarkan pada rencana yang dibuat dengan hati-hati.
7.9.7. Pembengkokan
1) Pembengkokan dingin (cold bending) harus dilakukan dengan memakai press
roller. Pembengkokan yang dilakukan dengan panas harus dilakukan dengan
menggunakan metode pemanasan linier, atau cetakan mekanik dengan peralatan
mekanik seperti pengepress dan sebagainya setelah pemanasan total.
2) Pembengkokan panas yang dilakukan dengan memanaskan material tersebut
melapaui temperatur 9000C, tidak boleh ada gaya luar yang diberikan pada
material tersebut sampai suhunya menurun kembali pada temperatur 200 - 4000C.
3) Heat treated steel pada prinsipnya harus dilakukan dengan pembengkokan dingin.
Apabila ternyata pelaksanaan pembengkokan panas tidak dapat dihindari, akan
diperlukan tindakan perbaikan tambahan misalnya dengan perawatan panas yang
baru, sebagaimana disyaratkan.
4) Radius lengkung minimum pada sisi dalam dari baja struktur yang dilakukan
dengan pembengkokan dingin harus 1,5 kali tebal pelat. Pembengkokan panas
harus dilakukan bila radius pelengkungan lebih kecil dari pada persyaratan yang
disebutkan diatas.
5) Pada kasus pembengkokan pipa baja dan profil baja untuk bentuk lengkungan,
bending roller khusus untuk tujuan tersebut harus digunakan dengan maksud
untuk menghindari terjadinya penyimpangan pada bagian penampangnya.
6) Pada kasus baja yang dibengkokan dengan sudut besar, persiapan seperti
memotong sayap, badan dan sebagainya harus dilaksanakan.
7) Pada kasus pelat yang dibengkokan dengan kurva yang besar, sisi luar dari
material harus dibuat dengan menggunakan gerinda atau alat lainnya.
8) Pemberian tanda untuk pemboran lubang baut dan bagian dudukan dari elemen
lain pada sekitar bagian yang dibengkokan harus dilakukan setelah
pembengkokan dilakukan.
9) Pembetulan panjang dari bagian baja dikarenakan pembengkokan harus
dilakukan pada panjang sumbu garis netral.
10) Ketepatan pembengkokan harus diperiksa dengan menggunakan skala kurva,
tetapi pada kasus baja struktur yang panjang, pemeriksaaan harus dilakukan
berdasarkan nilai simpangan dari lintasan garis lurus antara batas-batas ekstrim
dari struktur tersebut.
Torsi kolom.
Posisi dan dimensi sleeves, lubang baut yang digunakan untuk menyakinkan
bahwa penyambungan rangka baja sudah berjalan dengan benar. Selain dari
sleeves, hanya bagian yang mewakili struktur yang perlu diuraikan, tergantung
pada situasinya.
Pemeriksaan terhadap pengelasan.
Setiap joint pada pekerjaan di lapangan.
Ukuran tebal pengelasan dari hasil las.
Kondisi permukaan terhadap friksi dan posisi serta diameter lubang baut, dan
sebagainya.
4) Setelah selesai melakukan inspeksi, MK harus mengawasi hasil produk,
Kontraktor harus menempatkan produk, secara baris per baris untuk
memudahkan dalam pengujian.
5) Alat-alat yang dipakai harus dari tipe yang baik dan harus bisa digunakan untuk
pengukuran sesuai dengan setiap item yang akan diuji.
6) MK harus menentukan hal-hal yang diperlukan sebagai persyaratan diterimanya
suatu produk dan mengujinya berdasarkan hasil-hasil dari pengujian internal.
Hasil-hasil tersebut kemudian harus dilaporkan dalam “Pernyataan Hasil Uji yang
diterima. “dan ditunjukkan kepada MK untuk disetujui.
7) Pengujian suatu produk pada prinsipnya dilakukan sebelum pengecatan.
8) Jika ditemukan suatu bagian yang cacat, pengukuran harus dilakukan segera
untuk memperbaikinya dan bagian tersebut harus diuji kembali.
9) Jikja ada item-item khusus di dalam gambar perencanaan yang berkenaan
dengan pengujian dari produk-produk percobaan/fabrikasi sementrara, ketentuan
dari bagian ini harus dipenuhi.
7.10.1. Bagian ini melingkupi arc manual welding dan non-gas shielded arc semi-automatic
welding (pengelasan manual), gas shielded arc semi-automatic welding (Pengelasan
semi otomatis) dan submerged arc automatic welding (Pengelasan otomatis).
1) Pada cara pengelasan manual/semi otomatis, diperlukan bukti dokumen yang
memperlihatkan pengalaman kerja dalam bidang mengelas dan hasil yang
didapat, sistem kontrol pekerjaan pengelasan, mesin-mesin dan peralatan yang
dipergunakan, peraturan-peraturan intern dalam pelaksanaan pekerjaan serta
tugas inspeksi, harus ditunjukkan kepada MK untuk disetujui sebagai syarat
administrasi kemampuan pekerja sebelum pekerjaan dimulai.
2) Pada cara pengelasan otomatis, pernyataan seperti tersebut pada butir 1) diatas
juga ditunjukan kepada MK. Pengujian mengenai pekerjaan tersebut akan
dilaksanakan apabila dianggap perlu oleh MK dan persetujuannya harus didapat
sebelum pekerjaan dimulai.
3) Khusus pada pengelasan stud, mesin automatic stud welding harus digunakan.
4) Tukang las yang terlibat dalam pekerjaan pengelasan harus disetujui terlebih dulu
oleh MK dengan persyaratan sebagai berikut :
Tukang las haus memiliki kemampuan yang kompeten dalam pekerjaan
pengelasan dan menunjukkan sertifikat kualifikasi (yang dikeluarkan oleh
organisasi yang berwenang dalam hal ini) termasuk juga menunjukkan data-data
lain yang diperlukan.
Apabila ada keraguan terhadap kemampuan dari tukang las, MK akan
melaksanakan uji kemampuan atas beban Kontraktor dan menentukan apakah
tukang las tersebut kompeten.
Pekerjaan pengelasan harus dilakukan di bawah pengawasan teknisi khusus
yang mempunyai keahlian yang cukup dan memiliki pengetahuan tentang
pekerjaan tersebut. Teknisi-teknisi ini harus berada di tempat pelaksanaan
konstruksi pada saat pengerjaan di lapangan.
Tabel 1
Besaran Standar
3) Bila material las mempunyai tegangan tarik lebih dari 5000 kg/cm2 atau ketebalan
lebih dari 25 mm, harus menggunakan elektroda las jenis low hydrogen. Juga hal
ini harus diterapkan pada material yang mempunyai ketebalan lebih dari 12 mm
pada proses pengelasan dengan submerged arc automatic.
4) Tack welding tidak dapat dibuat pada bagian seperti tepi sambungan, titik sudut
(corner), titik awal atau titik akhir (terminal) pada akhir pengelasan, karena pada
bagian tersebut akan mudah timbul masalah dengan kekuatan produk dan
keakhlian serta ketelitian pengerjaan.
5) Jika baut penahan geser mutu tinggi dikombinasikan dengan las, maka baut
tersebut harus dikencangkan dahulu.
7.10.6. Pembersihan
Sebelumm pengelasan dimulai, permukaan baja harus dibersihkan dari debu atau
gumpalan-gumpalan logam kasar, air, minyak, cat, dan bahan-bahan lain yang dapat
mempengaruhi proses pengelasan.
welding ditemukan retak sebelum pengelasan final (final welding) dilakukan atau
terjadi pada masa pengelasan tersebut, seperti cacat tack-welded end-tabs yang
tampak, maka bagian tersebut harus dibuang, dan pemotongan pada bagian ini
harus diselesaikan dengan baik agar tidak membahayakan penampang dari profil
tersebut.
5) Bagian yang sudah dilas harus mempunyai permukaan yang halus dan bentuk
permukaan bergelombang yang seragam serta ukuran las dan panjangnya tidak
boleh kurang dari dimensi yang direncanakan. Ukuran dan panjang las boleh
sedikit lebih besar dari pada dimensi yang direncanakan. Kelebihan pengisian
atau bentuk permukaan yang tidak teratur tidak diperbolehkan. Bagian las harus
bersih dari cacat seperti retak, penyatuan yang kurang, penetrasi yang salah,
inklusi, undercur, overlap, atau bentuk kaki yang tidak teratur.
6) Ketelitian harus dilakukan agar tidak terjadi penetrasi yang tidak sempurna dan
tidak terjadi inklusi pada titik awal dari pengelasan. Proses pengelasan harus
dilakukan sepanjang metal dasarnya atau imbuhan metal dari titik ujung las atau
ujung rangkaian penyambungan. Ketelitian harus dijaga agar tidak timbul retak
pada ujung titik las atau akhir dari rangkaian las.
7) End-tab harus di-tack-welded pada kedua ujung akhir las tumpul atau las sudut,
bentuknya sama dengan sambungan. Pengelasan dimulai dari end-tab tack-
welded dan berakhir pada end-tabs bagian lainnya. Setelah pengelasan selesai,
apabila perlu end-tabs dapat dilepas.
8) Pada kasus las tumpul atau las sudut dengan penetrasi parsial, end-tabs harus
di-tack-welded pada kedua ujung lasnya dengan panjang yang cukup. Tanpa
seijin MK tidak ada end-tabs yang boleh digunakan apabila hal tersebut mudah
ditangani sehingga dari segi kekuatan dan R (jarak bukaan) memungkinkan untuk
menghindari bagian las menjadi rusak akibat las cantum atau proses-proses lain.
9) End-tabs yang natinya tidak kelihatan dan akan dibuang, harus disisakan 3 mm
sampai 5 mm.
10) End-tabs yang kelihatan akan dibuang, dan pemotongan pada bagian ini
diselesaikan dengan tidak membahayakan penampangnya.
1) Pekerjaan pengelasan tidak boleh dilakukan pada saat angin bertiup kencang atau
jika metal dasar (base metal) basah karena hujan atau salju. Apabila tindakan
pencegahan yang diambil sudah cukup tepat tetapi timbul faktor-faktor yang tidak
diharapkan, pekerjaan pengelasan boleh dilaksanakan, dengan ketentuan harus
mendapat persetujuan dan MK.
2) Jika kelembaban di lapangan cenderung tinggi, dan metal dasar menjadi basah,
pekerjaan pengelasan tidak boleh dilakukan. Akan tetapi jika perawatan yang
dilakukan cukup untuk menjamin tidak timbulnya efek pada pengelasan,
Kontraktor boleh melaksanakan pengelasan, dengan ketentuan harus mendapat
persetujuan dari MK.
3) Jika bangunan adalah struktur komposit, baja struktur tidak boleh dilapisi cat.
4) Pengecatan yang dilakukan di Bengkel harus mempertimbangkan bagian-bagian
yang akan dilas di lapangan.
5) Bagian yang pengelasannya akan dilakukan di lapangan, tidak boleh dicat. Batas
area pengecatan hanya boleh dilakukan sekitar kurang lebih 200 mm dari bagian
yang akan di las di lapangan karena akan mengganggu pengujian ultrasonic flaw-
detecting. Kontraktor tidak boleh melakukan pengecatan pada bagian tersebut
walaupun menggunakan cat yang tidak berpengaruh terhadap pengujian tersebut.
6) Jika bagian-bagian yang direncanakan untuk dilas di lapangan dikhawatirkan akan
timbul karat maka harus dilakukan tindakan yang tepat untuk mencegah hal
tersebut.
7.11.4. Sambungan dengan baut friksi mutu tinggi (High Strength Friction Grip)
1) Kualitas baut mutu tinggi yang terdiri dari baut heksagonal mutu tinggi, mur
heksagonal dan pelat ring untuk sambungan geser harus sesuai dengan JIS
B1186 Set atau sesuai dengan ASTM A325 atau A490.
Tabel 2
Tipe dan Kelas Baut Mutu Tinggi
2) Setelah penerimaan di Lapangan untuk baut mutu tinggi dan baut khusus mutu
tinggi yang sesuai dengan JIS (Japanese Industrial Standard) atau ASTM A325
atau A490, beberapa uji harus dilakukan untuk mengecek nilai dari koefisien torsi.
Untuk kasus-kasus yang mudah dan sederhana, pengujian ini dapat dipermudah
dengan persetujuan dari MK.
3) Panjang baut mutu tinggi adalah panjang yang dihitung mulai dari bawah leher.
Panjang tersebut adalah panjang yang dihasilkan dengan menambahkan panjang
yang disebutkan pada tabel 3 di bawah ini dengan panjang pengencangan.
Tabel 3
Panjang yang ditambahkan pada Panjang Pengencangan
4) Panjang untuk baut khusus mutu tinggi harus disesuaikan terhadap panjang
pengencangan dan penggolongan dari penambahan panjang dapat dikurangi,
sepanjang dijamin tidak akan menimbulkan masalah.
5) Nilai-nilai dari gaya tarik baut standar diperlihatkan pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4
Gaya Tarik pada Baut Standar
6) Diameter dari lubang baut didapat dengan menambahkan nilai dari Tabel 5
dengan nilai diameter baut.
Tabel 5
Ukuran yang ditambahkan pada Diameter Baut (mm)
7.11.9. Pengencangan
1) Sebelum penyambungan yang sebenarnya, baut-baut harus dikencangkan
sementara untuk menjamin hubungan yang baik dengan pelat. Khususnya bagi
baut-baut khusus mutu tinggi, pengencangan harus dilakukan dengan hati-hati.
Banyaknya baut-baut sementara harus 1/3 dari jumlah total baut, dengan jumlah
minimum 2 buah baut.
2) Sebelum pekerjaan pengencangan, karakteristik dari baut-baut seperti panjang,
material, ukuran nominal, dan lain-lain harus diperiksa untuk menyakinkan bahwa
baut-baut tersebut sudah sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
3) Pengencangan dari kumpulan baut harus dimulai dari pusat kumpulan dan diakhiri
pada bagian tepi kumpulan baut.
2) Erection baja struktur seperti yang dinyatakan dalam butir ini diartikan
pengangkatan dan atau pemasangan dari rangkaian elemen-elemen baja,
pengujian sambungan dan instalasi ulang atau penyesuaian dari erection.
3) Dalam menentukan rencana erection, dimensi dari berbagai elemen baja seperti
dinyatakan pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini “Ketepatan pada
Erection” harus dipertimbangkan kecuali jika disebutkan pada dokumen lainnya.
4) Elemen-elemen harus dibuat dengan ukuran tertentu dan disusun dengan cara
tertentu seperti dinyatakan pada butir-butir diatas dengan menjamin keamanan
pelaksanaan selama perioda pelaksanaan yang ditentukan.
3) Tempat penyimpanan material yang bersih dan terjaga harus disiapkan sebelum
penerimaan pengiriman produk. Apabila produk dapat langsung dipasang, tempat
penyimpanan tidak lagi diperlukan.
4) Elemen baja yang diterima harus dipisah-pisahkan atau digolong-golongkan dan
disimpan sesuai dengan urutan pemasangannya nanti.
5) Pada saat pengangkutan atau penyimpanan produk, pengganjal dan alat-alat
bantu harus digunakan untuk menghindari kerusakan pada elemen baja. Elemen
baja tidak boleh langsung diletakkan pada tanah untuk menghindari kontak
langsung dengan tanah.
6) Ketika elemen baja didapati dalam keadaan melengkung atau melintir, perbaikan
harus dilakukan terlebih dahulu sebelum erection.
7) Apabila elemen baja rusak ketika pengangkutan atau penyimpanan, elemen-
elemen tersebut harus diperbaiki sebelum erection, karena tidak mungkin untuk
melakukan perbaikan setelah erection. Perbaikan harus disesuaikan terhadap
besar kecilnya kerusakan, elemen baja yang patah harus dikembalikan ke pabrik
untuk diperbaiki.
8) Ketika pengangkutan atau penyimpanan elemen baja, harus mendapat perhatian
khusus untuk masalah keamanan. Akumulasi dari pekerjaan yang tidak baik pada
elemen baja struktur dapat menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan
kecelakaan.
7.12.6. Erection
1) Pada saat melaksanakan perakitan di Lapangan sebelum erection, alat-alat yang
tepat guna dan efektif harus digunakan untuk menjamin ketepatan dan kebenaran
dimensinya. Perakitan tersebut harus dilaksanakan sesuai standar yang
dinyatakan pada butir 7.12.11 ”Penyambungan di Lapangan”.
2) Alat yang paling cocok harus diseleksi dengan memepertimbangkan beban
maksimum, ruang lingkup, skala dan bentuk bangunan. Rencana pemakaian
crane harus ditetapkan sesuai dengan karakteristik khusus crane itu sendiri dan
pencegahan dengan derajat keamanan yang cukup harus diambil terhadap
kejutan-kejutan yang tidak diharapkan.
3) Erection rangka baja harus dilaksanakan sesuai rencana. Diagonal bracing dan
lain-lain, harus dipasang sesuai keperluan pada saat pekerjaan erection.
Khususnya pada saat pemasangan elemen perkuatan, perhatian khusus harus
diberikan sesuai dengan perencanaannya.
4) Penyangga sementara harus dipasang untuk menyangga rangka baja apabila
diperlukan. Tiang-tiang penyangga sementara tersebut harus dipertahankan
sampai elemen-elemen rangka tersambung seluruhnya dan kedudukannya sudah
stabil.
5) Kondisi elemen-elemen baja dari rangka baja harus dicek dari waktu ke waktu
sesuai keperluan pada saat pekerjaan erection. Pekerjaan harus tetap
berlangsung walau ada bagian-bagian yang perlu diperbaiki/dikoreksi.
6) Pengencangan baut pasang sebelum posisi final.
Elemen-elemen baja harus secara prinsip dihubungkan dengan baut biasa,
dimana diameternya serupa dengan baut mutu tinggi yang sebenarnya sehingga
menjamin keamanan dari rangka baja yang sedang dikerjakan. Pengencangan
sementara harus dilaksanakan pada 1/3 dari dari jumlah baut biasa yang
diperlukan, tetapi tidak boleh kurang dari 2 buah baut. Dalam hal apapun pada
saat erection, seluruh sambungan elemen baja atau elemen-elemen yang
berhubungan harus ditempelkan dengan baut pasang.
setelah itu baru dilaksanakan pengelasan. Kecuali apabila ditentukan lain didalam
gambar perencanaan.
1) Cat yang tahan api harus disimpan pada tempat tersendiri, terisolasi dan
berventilasi dengan baik serta terlindung dari cahaya matahari secara langsung.
2) Lokasi pengecatan harus dipastikan mempunyai ventilasi yang baik untuk
menghindari agar para pekerja tidak keracunan karena larutan dan juga untuk
mencegah kebakaran.
3) Perhatian khusus harus diberikan untuk mencegah bahaya kebakaran. Api harus
dijauhkan/dihindarkan dari lokasi pengecatan. Penyimpanan cat harus
sedemikian rupa sehingga dapat terhindar dari terjadinya ledakan, kebakaran api,
dan sebagainya. Kain atau karung yang digunakan untuk membersihkan atau
yang terendam cat dapat membahayakan apabila terkena hawa panas yang tiba-
tiba, karena itu bahan-bahan tersebut harus segera dibuang.
4) Pekerjaan pengecatan harus ditunda pada kondisi sebagai berikut :
Temperatur atmosfir dibawah 5oC dan kelembaban relatif lebih dari 80%.
Selama hujan, angin kencang dan hari-hari dimana cuaca tersebut akan terjadi.
Kondisi kerja yang jelek, dimana tidak mungkin pekerjaan yang baik dapat
dihasilkan.
Permukaan yang dicat atau rusak atau terganggu oleh pekerjaan yang lain.
Ventilasi yang tidak mencukupi sehingga pengeringan yang diharapkan tidak
dapat terpenuhi.
5) Metode aplikasi yang sesuai harus diterapkan agar dapat diperoleh pengecatan
yang baik, dan pengecatan harus dilakukan dengan baik sehingga tidak
meninggalkkan noda-noda, kotoran-kotoran, gelembung-gelembung, dan
sebagainya.
6) Cat harus dikirim ke lapangan dalam keadaan di segel.
7) Secara umum, cat harus digunakan sebagaimana mestinya, bagaimanapun
tergantung pada kekerasan/kehalusan dari permukaan, derajat penyerapan,
temperatur atmosfir dan sebagainya.
8) Sudut atau bagian dimana dua warna yang berbeda bertemu harus dilakukan
penanganan khusus dan garis batas harus dibuat secara jelas.
9) Permukaan yang telah dicat harus dilindungi dengan baik dari kontaminasi dan
kerusakan sampai permukaan tersebut seluruhnya menjadi kering dan lantai dari
permukaan lain pada lokasi yang akan dicat harus ditutup atau dilindungi dari noda
sebelum pekerjaan pengecatan dimulai.
10) Setelah dilakukan pembersihan pada permukaan baja, cat primer harus dikerjakan
secepat mungkin dengan maksud untuk menghindari terjadinya karat.
11) Instruksi dari pabrik harus diperhatikan secara teliti untuk meyakinkan pekerjaan
pengecatan yang benar dan baik.
DAFTAR ISI
D. PEKERJAAN ARSITEKTUR
B. Pekerjaan ini meliputi beton kolom praktis, beton ring balok praktis, kolom dan
balok kusen, jangkauan dan listplank untuk bangunan yang dimaksudkan
termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekisting atau acuan, dan semua
pekerjaan beton yang bukan struktur, sesuai yang ditunjukan di dalam gambar
ataupun yang tidak ditunjukkan dalam gambar.
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, Lumpur dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta
kekerasan yang dicantumkann dalam PBI 1971.
c. Koral Beton atau Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai degan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan atau
penimbunan pasir koral beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga
dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan
perbandingan adukan beton yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan-bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak beton
dan harus memenuhi NI – 3 Pasal 10. Apabila dipandang perlu Manajemen
Konstruksi dapat meminta kepada kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di
laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.
e. Besi Beton
Digunakan mutu U 24, besi harus bersih dari lapisan minyak atau lemak dan
bebas dari cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi
persyaratan NI – 2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk
memeriksa mutu beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah
atas biaya kontraktor.
f. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material, misalnya: besi, koral, pasir, PC untuk mendapatkan persetujuan dari
Manajemen Konstruksi.
g. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Manajemen Konstruksi, akan dipakai
sebagai standar atau pedoman untuk memeriksa atau menerima material yang
dikirim oleh Kontraktor ke site.
1.5.2 Pembesian
a. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus
sesuai dengan SK.SNI-1991
b. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton, harus disesuaikan dengan
gambar konstruksi.
c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau
lantai kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam
SK.SNI-1991.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Manajemen Konstruksi.
2.1.4 Pekerjaan pasangan dengan menggunakan Blok Beton Ringan Aerasi atau Blok AAC
(Autoclaved Aerated Concrete) semua dinding bangunan.
2.2 Persyaratan Bahan Blok Beton Ringan atau Blok AAC (Autoclaved
Aerated Concrete)
2.2.1 Blok Beton Ringan Aerasi atau Blok AAC (Autoclaved Aerated Concrete) yang
dimaksud adalah blok beton ringan aerasi autoclave yang ramah lingkungan, kuat,
ringan, kedap suara, tahan panas dan api serta mudah dan cepat pengerjaannya.
2.2.2 Ukuran lebar 60 Cm, tebal 10 – 15 cm, tinggi 20 cm, ketahanan terhadap api minimal
2 jam, kuat tekan minimal 4 - 6,2 N/mm2, berat jenis kering minimal 550 - 650 Kg/m3.
Blok AAC tebal 100mm dipakai untuk seluruh partisi dinding eksterior dan interior
kecuali dinding saf kebakaran. Blok AAC tebal 150mm dipakai untuk dinding saf
kebakaran dan dinding ruang lift.
2.2.3 Merek bata beton ringan AAC: setara Hebel, Grand Elephant, Primacon.
2.2.4 Adukan semen instan menggunakan jenis pre mixture yang hanya perlu ditambah air,
setara produk GE Mortar, Mortar Utama, Drymix.
2.3.1 Ketentuan
1) Pelaksanaan
Pasangan bata kedap air memakai spesi/ adukan khusus yang merupakan
produk jadi dari pabrik.
2) Pasangan bata biasa memakai adukan/ spesi khusus dari produk pabrik.
Sistim ikatan pasangan bata ringan adalah "Ikatan Silang" dimana lapisan satu
dengan lapisan di bawahnya harus berbeda setengah panjang bata ringan.
3) Kualifikasi Tenaga Kerja
Untuk melaksanakan pekerjaan ini, Kontraktor harus menggunakan atau
mempekerjakan tenaga kerja yang benar-benar ahli di dalam teknik pemasangan
bata ringan.
4) Peralatan
Pasangan bata harus tegak dan siku sesuai yang direncanakan, maka di dalam
pelaksanaannya Kontraktor harus menggunakan peralatan kerja yang memadai
dan mencukupi seperti alat ukur teodolit, waterpass, selang dan benang ukur serta
memasang Patok-patok/Papan Pedoman.
5) Standard dan Peraturan yang berlaku adalah :
PUBBI
Peraturan Umum Bangunan Nasional
SNI
6) Sebelum dilaksanakan, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh bahan
yang akan dipakai di dalam Pelaksanaan seperti:
Contoh bata ringan dan bahan spesinya.
Contoh pasangan bata pada lokasi tertentu ( ditentukan kemudian oleh
Pengawas Pekerjaan)
Contoh-contoh tertebut diperlukan untuk persetujuan pemakaian dan
pelaksanaannya
7) Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih sehingga jenuh
dan pada saat dipasang / diletakkan tidak boleh ada genangan air diatas
pemukaan batu bata tersebut.
2.3.3 Untuk semua pasangan batu bata terhitung mulai + 40 cm dari permukaan lantai
dasar ke atas, dipakai adukan perekat / spesi dengan komposisi campuran 1 Portland
Cement : 1 Pasir terkecuali yang disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam
gambar pelaksanaan.
2.3.4 Adukan perekat/ spesi harus diusahakan agar selalu segar atau belum mengeras
pada waktu pemakaian.
2.3.5 Pemasangan harus sedemikian rupa, sehingga ketebalan adukan perekat / spesi
harus sama/merata yaitu setebal 1 cm. Siar-siar harus dikerok dengan kedalaman 1
cm kemudian disiram air dan siap menerima plesteran. Semua pertemuan horizontal
dan vertikal harus terisi dengan baik dan penuh.
2.3.6 Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola
ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan serta tidak ada celah/ rongga.
2.3.7 Pengukuran dengan tiang lot, harus diukur tepat. Untuk permukaan yang datar, batas
toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk
setiap jarak 2 m baik kearah vertikal maupun kearah horizontal. Jika melebihi,
Kontraktor harus membongkar/memperbaiki. Biaya untuk pekerjaan ini ditanggung
oleh Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
2.3.9 Di atas setiap lubang pintu dan jendela atau lubang lainnya harus dipasang ring balok
beton, terlepas apakah ring balok beton tersebut tergambar atau tidak dalam gambar
pelaksanaan.
2.3.10 Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis, ring balok
beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam gambar pelaksanaan harus
dipasang anker D10 mm tiap jarak 1,00 m. Bagian yang mencuat keluar sepanjang
20 cm dan bagian yang tertanam minimal sedalam 15 cm.
2.3.11 Semua pasangan batu bata yang tertanam dalam tanah harus diberapen setinggi
permukaan tanah.
2.3.12 Plesteran dinding bata harus dilakukan minimal satu (1) minggu setelah pemasangan
bata selesai.
2.4.2 Lapisan dasar ; gunakan adukan GE-100 atau setara, sebarkan secara merata
2.4.6 Rekatkan bagian vertical blok dengan adukan GE-110 atau setara
2.4.7 Letakkan blok pada masing masing ujung dinding, periksa kerataan dengan
waterpass.
2.4.9 Campur adukan GE-110 atau setara dengan air dalam ember, aduk dengan mixer
hingga rata. Tarik benang untuk kelurusan dinding, gunakan trowel selebar blok,
Letakkan adukan pada arah vertical kemudian kearah horizontal, tebarkan adukan
untuk 1 blok saja.
2.4.11 Di atas setiap lubang pintu dan jendela atau lubang lainnya harus dipasang ring balok
beton, terlepas apakah ring balok beton tersebut tergambar atau tidak dalam gambar
pelaksanaan.
2.4.12 Pada setiap pertemuan dinding pasangan blok beton ringan AAC dengan kolom
praktis, ring balok beton maupun beton lainnya seperti tercantum dalam gambar
pelaksanaan harus dipasang anker D10 mm tiap jarak 1,00 m. Bagian yang mencuat
keluar sepanjang 20 cm dan bagian yang tertanam minimal sedalam 15 cm.
2.4.13 Semua pasangan blok beton ringan AAC yang tertanam dalam tanah harus diberapen
setinggi permukaan tanah.
2.4.14 Plesteran blok beton ringan AAC harus dilakukan minimal satu (1) minggu setelah
pemasangan pasangan blok beton ringan AAC selesai atau sesuai rekomendasi
pabrikan.
2.4.15 Blok beton ringan AAC dan perekat semen instan direkomendasikan berasal dari satu
pabrikan yang sama.
3.1.2 Plesteran.
3.1.4 Plesteran halus / aci halus dan/atau seperti tercantum didalam gambar pelaksanaan.
3.1.5 Pekerjaan plesteran ini dilaksanakan untuk semua permukaan pasangan batu bata
baru serta permukaan beton yang terlihat (dinyatakan tampak) ataupun yang
diperlukan untuk difinish.
3.2.2 Berapen adalah plesteran kasar dengan campuran adukan kedap air yaitu 1PC : 3
Ps. Dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan batu bata yang tertanam
dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau lantai.
3.2.3 Plesteran instan yaitu semen instan untuk menutup dinding bata beton ringan bagian
dalam maupun luar bangunan. Material plesteran instan setara GE-200, MU-301, PM-
200.
3.2.4 Plesteran dengan campuran 1 PC : 5 Ps. Adukan plesteran ini untuk menutup semua
permukaan dinding pasangan batu bata bagian dalam bangunan terkecuali yang
dinyatakan kedap air seperti tercantum dalam gambar perencanaan.
3.2.5 Plesteran kedap air adalah plesteran semen instan setara GE-200, MU-101 atau
campuran 1 PC : 3 Ps. Adukan plesteran ini untuk menutup semua permukaan
dinding pasangan batu bata pada bagian luar / sisi luar bangunan, semua bagian
permukaan dinding pasangan batu bata untuk daerah basah hingga setinggi 210 cm
dari peil lantai dan keseluruhan permukaan dinding pasangan batu bata seperti
tercantum dalam gambar perencanaan.
3.2.6 Plesteran halus / acian adalah campuran semen instan setara GE-300, MU-100/ MU-
200, PM-300 atau PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa sehingga
mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus ini adalah Pekerjaan
finishing yang dilaksanakan setelah lapisan plesteran sebagai lapisan dasar berumur
minimal 7 (tujuh) hari (sudah kering benar), atau sesuai dengan rekomendasi
pabrikan.
3.2.7 Acian profil adalah campuran semen instan setara MU-260 dengan air untuk
pekerjaan acian profil dan sudut, guna memperhalus pada bidang interior dengan
tingkat kekuatan/ kekerasan tinggi.
3.2.8 Semua jenis adukan plesteran tersebut di atas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.
3.2.9 Permukaan semua adukan plesteran harus diratakan terkecuali untuk berapen.
Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus harus rata, tidak
bergelombang, penuh & padat, tidak berongga, serta berlubang, tidak mengandung
kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat.
3.2.10 Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata dan
beton, permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian digaruk/
scratched.
3.2.11 Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau formtie harus tertutup adukan
plesteran.
3.2.12 Pekerjaan plesteran halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu bata dan
beton yang akan difinish dengan cat.
3.2.13 Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin keramik dan
lainnya, maka permukaan plesteran tersebut harus diberi alur-alur garis horizontal
untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material finishing tersebut.
Pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan finishing tersebut adalah cat.
3.2.14 Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding / kolom / lantai
yang dinyatakan dalam gambar pelaksanaan dan/atau sesuai peil-peil yang
ditentukan dalam gambar pelaksanaan.
3.2.15 Tebal plesteran minimal 1 cm (semen instan), maksimal 2,5 cm (adukan biasa). Jika
ketebalan melebihi 3 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan
ke permukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat
daya lekat plesteran.
3.2.16 Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m.
3.2.18 Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai, Kontraktor
harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya dua kali sehari sampai jenuh.
3.2.19 Jika terjadi keretakan, Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai
hasilnya dinyatakan diterima oleh Direksi/Pengawas.
3.2.21 Khusus untuk dinding pasangan batu bata pada Peturasan, sebelum pelaksanaan
pekerjaan adukan plesteran ini, terlebih dahulu harus diberi lapisan kedap air setinggi
40 cm dari peil finish lantai bersangkutan.
4.1.2 Pekerjaan Dinding ini meliputi seluruh pekerjaan sesuai detail yang disebutkan dalam
gambar pelaksanaan atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.
Bahan/Material Finishing.
1) Rised/ Access Floor System
2) Ubin Keramik / Ceramic Tile dan Homogenous/ Granite Tile.
3) Marmer atau Granit
4) Karpet
5) Floor Hardener.
6) Paving block
7) Batu Alam
Persyaratan bahan semen, pasir dan air sesuai dengan persyaratan bahan beton
yang diuraikan dalam Persyaratan Teknis Pekerjaan Struktur Beton.
5.3 Persyaratan umum pelaksanaan
5.3.1 Tanah urug (bila ada) sebagai dasar harus mencapai kepadatan yang disyaratkan
dan rata waterpass.
5.3.2 Selanjutnya dihamparkan lapisan pasir. Lapisan pasir ini harus padat dan tidak
berongga serta rata water pass. Ketebalan lapisan pasir mimimum 5 cm.
5.3.3 Kemudian lapisan beton tumbuk dengan campuran 1 Portland Cement : 3 Pasir : 5
Kerikil (lihat gambar pelaksanaan).
5.3.4 Lapisan terakhir adalah untuk plesteran dan bahan finishing sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar pelaksanaan. Adukan plesteran 1 Portland Cement : 3
Pasir, terkecuali untuk daerah basah maka adukan plesteran untuk kedap air yaitu 1
PC : 1 Ps.
5.3.5 Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan/atau jaringan pipa
sudah harus terpasang pada tempatnya.
Homogenous/ granite dan porcelain tile: setara IndoGress, Roman Granite, Niro
Granite.
3) Finishing Permukaan : Keramik berglazuur, Homogenous Tile Satin, Matte atau
bertekstur
4) Warna / texture : Ditentukan kemudian atau sesuai gambar.
5) Ketebalan Keramik/ Homogenous Tile : Minimum 6 mm untuk keramik, dan
minimum 8mm untuk homogenous tile
6) Ukuran : seperti yang tertera dalam gambar perencanaan.
7) Bahan Pengisi Luar: tile grout sesuai rekomendasi pabrikan keramik dan
homogenous/ granite tile, setara MU-408, PM-500, AM Grout. Warna
disesuaikan dengan warna dan pola tile, ditentukan kemudian sesuai petunjuk
Direksi Lapangan/ MK.
8) Bahan Perekat:
Perekat instan setara MU-420, PM-420 untuk pasangan keramik daerah
kering interior. Maksimal untuk ukuran keramik 40 x 40 cm. Jika ukuran
keramik lebih besar daripada 40 x 40 cm, maka digunakan perekat lain
sesuai rekomendasi pabrikan.
Perekat instan setara MU-460, PM-410 untuk pasangan keramik daerah
basah dan eksterior. Maksimal untuk ukuran keramik 40 x 40 cm. Jika
ukuran keramik lebih besar daripada 40 x 40 cm, maka digunakan perekat
lain sesuai rekomendasi pabrikan.
Perekat instan setara MU-400, PM-420 untuk pasangan homogenous/
granite tile dan batu alam daerah kering interior.
Perekat instan setara MU-400, PM-410 untuk pasangan homogenous/
granite tile dan batu alam daerah basah atau eksterior.
Perekat instan putih setara MU-470 untuk homogenous/ granite tile, marmer
atau granit dan batu alam yang berwarna terang.
Perekat instan setara MU-485 untuk keramik, homogenous/ granite tile dan
batu alam di atas berbagai macam permukaan.
harus rata waterpass dan tidak ada bagian yang bergelombang. Lubang-lubang
antara masing-masing unit dicor dengan grouting warna, dilakukan sedemikian
rupa sehingga seluruh lubang terisi padat.
6) Pemotongan Marmer atau Granit harus dilakukan dengan rapih dan diratakan
dengan baik. Bahan-bahan lain yang dapat mengakibatkan noda-noda pada lantai
seperti minyak, residu, teak oil dan lain-lain harus dijauhkan dari permukaan
dinding.
7) Setelah terpasang dan adukan mengeras Marmer atau Granit harus digosok dan
dipoles
2. Karpet Tipe Roll untuk Ruang Pertemuan, Ruang Jamuan, dan Lobi Lift.
Construction : Woven Axminster
Pile content : 80% wool + 20% Nylon
Pitch : 7 / inch
Rows / inch : 8 / inch
Tufted Density : 42 / sq.inch
Total Pile Weight : 38 – 42 oz./sq.yd.
Pile Height Above Backing : 6.35 mm.(+/- 0.5 mm)
Total Carpet Thickness : 9.40 mm.(+/- 0.5 mm)
Backing materials : Jute, Polyester Warp
Backing finish : Rubber underlay
Pile Treatment : Stain Protection and Dry Soil Repellency
Indoor Air Quality : CRI Green Label Plus/ Green Label Certification
: Lem Presto/ waterbased yang ramah
Perekat
lingkungan, low VOC
Diatas lantai beton (lantai plesteran) yang sudah dibersihkan dari debu, benda-
benda yang mengandung alkali, karbon dan bebas retakan, diberi lapisan primer
berupa acian/ flatter. Setelah lapisan primer kering lanjutkan dengan pekerjaan
perataan lantai lapis pertama dengan bahan yang sama dan selanjutnya (minimal
4 lapis) hingga lantai membentuk bidang rata, datar dan waterpass.
Sebelum karpet dipasang, lantai yang sudah di aci halus / flatter dibersihkan dulu
dari debu, cat, minyak, lemak, sealer, floor hardener dan lain-lain serta harus
bebas dari retakan.
Karpet direkatkan / ditempelkan pada permukaan lantai dengan alat perekat lem
yang sesuai dengan standar pabrik, perhatikan aturan perekat untuk limit open
time, limit waktu penempelan karpet untuk mendapatkan daya rekat yang prima.
Karpet yang sudah terpasang harus dibersihkan dengan tidak merusak struktur
dan warna karpet. Tunggu selama enam jam sebelum ruang digunakan.
Karpet yang terpasang harus merupakan bidang yang rata permukaannya, tegang
dan kokoh melekat pada lantai.
Bila hasil akhir pemasangan tidak rapi atau tidak sesuai dengan persyaratan yang
sudah ditentukan, Kontraktor wajib memperbaiki sampai hasilnya disetujui oleh
Direksi/MK tanpa ada pengajuan biaya tambahan.
a) Permukaan harus rata, halus dan bersih serta bebas debu, lemak, minyak
partikel bahan/material lain yang terlepas, pecahan atau bubuk semen dan
kotoran maupun noda lainnya.
b) Pembersihan dilakukan dengan air dan vacum cleaner.
c) Bagian bagian yang retak dan berlubang harus diperbaiki / ditambal.
d) Lantai harus padat, keras dan kering betul.
4) Persiapan Bahan Floor Hardener
a) Jika bahan/material floor hardener dan primernya terdiri dari dua komponen
atau lebih, maka perbandingan antara komponen komponen tersebut dalam
sebuah campuran harus mengikuti spesifikasi pabrik. Pengadukan harus
mengikuti spesifikasi pabrik, dilakukan dengan alat pengaduk mekanis
sampai campuran tersebut homogen, bebas dari gumpalan gumpalan dan
berbentuk bubur yang halus.
b) Pelaksanaan lapisan Floor Hardener segera setelah campuran siap dan
memenuhi persyaratan tersebut diatas dan dilaksanakan dengan
pemakaian alat sikat/ kuas, roller, scrapt / alat yang disyaratkan oleh pabrik
pembuat.
5) Perawatan / Curing dan Perbaikan
a) Selang waktu dari selesainya pelaksanaan pelapisan hingga pemakaian
lantai, minimal 7 [tujuh] hari atau sesuai spesifikasi pabrik.
b) Selama waktu perawatan tersebut tidak diperkenankan adanya
pembebanan dan lalu lintas
6) Pelaksanaan pelapisan floor hardener harus dengan cermat dan seksama
sehingga peil finish permukaan sesuai Gambar kerja.
5.9.4 Pemeliharaan.
Kerusakan-kerusakan yang timbul selama pelaksanaan pekerjaan sampai dengan
selesai masa pemeliharaan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus diperbaiki
oleh kontraktor tanpa ada penambahan biaya.
6 PEKERJAAN KAYU
6.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan kayu meliputi:
6.1.1 Pekerjaan kayu multiplex dipergunakan untuk: panel pintu dan/atau sesuai dalam
gambar pelaksanaan.
6.1.2 Pekerjaan kayu kamper Samarinda dipergunakan untuk: daun pintu & jendela, panel
kaca dan/atau sesuai dalam Gambar.
6.2.2 Semua kayu yang dipakai harus tua, benar benar kering, warna sama, lurus, tanpa
cacat mata kayu, putih kayu dan retak. Ukuran kayu adalah ukuran jadi seperti yang
tercantum dalam gambar pelaksanaan.
6.3.2 Semua kayu terkecuali lembaran Plywood yang dipergunakan harus sudah melalui
proses pengeringan / dry clean, diberi bahan anti rayap sebelum pelaksanaan
finishing.
6.3.4 Bahan dempul yang dipakai tipe B dengan referensi SII 0282/80.
6.3.5 Bahan meni kayu adalah wood filler, sesuai spesifikasi pabrik.
6.3.6 Bahan perekat adalah lem putih untuk kayu, produk HENKEL atau setara.
6.3.7 Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan lain-lain harus
digalvanisasi sesuai NI-5 Bab VI Pasal 14, 15 dan 17.
6.4.2 Bentuk, ukuran, profil, pola, naat dan peil yang tercantum dalam gambar pelaksanaan
adalah hasil jadi. Bila ada penyimpangan tanpa persetujuan Direksi/Pengawas, maka
Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki kembali tanpa mengurangi mutu
yang dipersyaratkan.
6.4.3 Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat, penggantung, anker,
dynabolt, sekrup, paku dan lem perekat harus rapi serta sempurna, tidak
diperkenankan mengotori bidang-bidang tampak.
6.4.4 Khusus pada permukaan bidang tampak / exposed tidak diperkenankan pemasangan
paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui Direksi/Pengawas. Ukuran
bahan / material sambungan adalah sebagai berikut - Baut 1/2" untuk menembus
Balok Kayu 6/15, Baut 3/8 untuk Balok Kayu 5/7 - 6/12.
6.4.5 Dynabolt dengan ukuran yang sesuai untuk balok 5/7 - 6/12 pada hubungan balok
kayu dengan dinding pasangan batu bata atau concrete block dan permukaan beton.
Paku dan sekrup sesuai dengan keperluan, klem dari plat baja strip tebal 3 mm, lebar
4 mm.
6.4.6 Bilamana pada sistem perkuatan yang tertera. dalam gambar dianggap kurang kuat
oleh Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan Kontraktor untuk
menambahkannya setelah disetujui Direksi/Pengawas. Dalam hal ini Kontraktor tidak
dapat mengklaim sebagai pekerjaan tambah.
6.4.7 Semua pekerjaan pendempulan harus rapih, rata dan halus. Setelah dempul kering
harus digosok ampelas halus.
6.4.8 Semua logam yang melekat pada kayu, sebelum pemasangan harus sudah diberi
lapisan pelindung/lapisan cat seperti yang disyaratkan.
6.4.9 Semua permukaan kayu yang tidak diperlihatkan harus diberi meni kayu atau cat
dasar. Pekerjaan ini dilaksanakan sesudah penyerutan sesuai persyaratan.
7 PEKERJAAN METAL
7.1 Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan metal meliputi :
7.1.1 Pekerjaan Metal untuk Pintu Baja, Kosen Baja & Jalusi Baja.
7.1.2 Pekerjaan Metal untuk Railling Tangga dari Stainless Steel atau BSP.
7.1.5 Pekerjaan Railing Besi Cor, Cerobong Asap, Klem, Anker dan/atau semua pengikat
pengaku hubungan konstruksi dan Pekerjaan Metal lain yang disebutkan dalam
Gambar.
7.2.2 Semua bahan / material metal yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam
keadaan baik, lurus, rata permukaan, bebas karat, bebas cacat akibat benturan
ataupun cacat dari pabrik dan bebas dari noda-noda lainnya yang dapat mengganggu
kualitas maupun penampilan / appearence, serta keluaran dari pabrik yang disetujui
Direksi/Pengawas.
7.2.3 Jenis, ukuran, warna, bentuk profil sesuai yang tercantum dalam gambar
pelaksanaan maupun Buku Uraian dan Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan ini
serta petunjuk Direksi/Pengawas.
7.2.4 Kontraktor harus sudah siap dengan semua pengikat / penyambung / pengaku seperti
anker, klem, baut, ramset, dynabolt, baja strip dan sebagainya. Semua ukuran, bentuk
sesuai dengan gambar pelaksanaan dan/atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas.
7.2.5 Bahan produk jadi seperti baut, ramset, dynabolt adalah produk HILTI, FISCHER,
atau setaraf.
7.2.6 Elektroda las yang digunakan harus memenuhi persyaratan Normalisasi Indonesia
dan sebelum digunakan harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas.
7.2.7 Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga agar selalu dalam
keadaan baik dan kering.
7.2.8 Bahan bahan pelengkap seperti baut, sekrup, dynabolt, ramset, pengait dan metal
fitting lainnya yang berhubungan dengan udara luar harus dibuat dari besi yang
digalvanisasi.
7.2.9 Khusus untuk bahan stainless steel, semua baut atau sekrup yang dipakai dan
kepalanya ke luar dari permukaan, maka bahan / material tersebut harus ditutup
dengan penutup yang diverchroom.
7.3.2 Pemotongan metal harus dengan mesin pemotong mekanik (Mechanical Cutting
Machine) kecuali ditunjukkan lain dalam gambar pelaksanaan.
7.3.3 Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan gambar pelaksanaan dan sudah
dibersihkan dari karat, harus diperiksa dan dalam keadaan tidak cacat sebelum
pemasangan.
7.3.4 Semua pengelasan menerus dengan las busur listrik dan untuk pengelasan stainless
steel digunakan las argon atau sesuai dengan cara pengelasan stainless steel.
7.3.5 Tambatan, anker, stek, dynabolt & ramset untuk beton dan pemasangan batu bata
dimana diperlukan harus digunakan walaupun tidak ditunjukkan dalam gambar,
sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas.
7.4.2 Anker, stek ataupun elemen vertikal lainnya harus tegak lurus terhadap permukaan
bidang tempatnya tertanam.
7.4.3 Semua bagian pekerjaan yang berbentuk unit harus dirakit / asembling sebelum
pemasangan. Kontraktor bertanggungjawab atas semua kesalahan detail, pabrikasi
maupun ketidak tepatan penyetelan / pemasangan.
7.4.4 Semua permukaan metal, terutama yang melekat dengan bahan / material lain
sebelum pemasangan harus sudah diberi lapisan perlindungan atau cat dasar seperti
diuraikan di bab lain dalam buku ini. Pekerjaan ini tidak berlaku untuk stainless steel
dan/atau seperti ditunjukkan oleh Direksi/Pengawas.
a) Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik).
b) Ukuran las harus sesuai dengan Gambar pelaksanaan.
c) Tebal las untuk konstruksi minimum ½ t2, dimana t adalah tebal bahan
terkecil.
d) Panjang las minimum 8 kali tebal bahan atau 40 mm, panjang las maksimum
40 kali tebal bahan terkecil.
e) Kekuatan dari bahan las yang dipakai minimal sama dengan kekuatan baja
yang dipakai.
6) Pengelasan permukaan yang ditampakkan / exposed.
a) Pengelasan harus rapi tanpa menimbulkan kerusakan dan cacat pada
bahan yang dilas.
b) Pengakhiran dari cairan elektroda harus rata.
c) Setelah pengelasan, sisa-sisa/ kerak las harus diberslhkan dengan baik.
7) Sebelum pengelasan, permukaan dari daerah yang akan dilas harus bersih dan
bebas dari kotoran, noda, cat, minyak dan karat.
8) Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dalam gambar
pelaksanaan dan/atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas serta harus dijamin
tidak akan berputar atau membengkok.
9) Bila Pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka hal ini harus dilakukan
Kontraktor sebagaimana diperintahkan Direksi/ Perencana.
10) Las yang cacat harus dipotong dan dilas kembali. Biaya Pekerjaan ini
ditanggung Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
11) Pekerjaan las harus dilakukan oleh orang yang ahli (mempunyai Sertifikat).
7.4.9 Selisih besaran diameter lubang baut dengan diameter baut maksimal 1 (satu) mm.
7.4.11 Pada konstruksi beton bertulang, beton tumbuk dan adukan pasangan bata, semua
celah yang terjadi antara lubang dan bagian metal yang tertanam di dalamnya harus
diisi dengan adukan grouting hingga tidak ada rongga dan harus rata permukaan.
9 PEKERJAAN RAILING
9.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan railing meliputi pekerjaan railing tangga dan/atau seperti yang tercantum
dalam gambar pelaksanaan.
9.2.3 Ornamen tangga dibuat dari material sesuai dengan gambar pelaksanaan.
9.3.4 Pengelasan bagian pekerjaan dari bahan baja harus dilakukan dengan las listrik serta
tenaga personil pengelasannya harus memiliki sertifikat sebagai ahli dalam bidang
pengelasan yang menetapkan kualifikasi serta jenis pengelasan yang diperkenankan
kepadanya.
9.3.6 Kedudukan konstruksi yang akan dilas harus menjamin situasi yang paling aman bagi
pengelas dan kualitas hasil pengelasan yang akan dilakukan.
9.3.7 Pada pekerjaan las, apabila terjadi pengelasan ulang, maka baik bekas pengelasan
lapisan pertama maupun permukaan bidang–bidang bahan yang akan dilas harus
dibersihkan dari kerak (slak) dan kotoran lainnya.
9.3.8 Pada pekerjaan dimana akan tejadi banyak lapisan las, maka lapisan yang terdahulu
harus dibersihkan dari kerak dan percikan-percikan logam dari pengelasan, sebelum
memulai dengan lapisan las yang baru. Lapisan las yang berpori-pori, rusak atau
retak harus dibuang sama sekali dan diganti dengan las yang baru.
b) Sifat Mekanis
Tensile Test Hardness Test
Kekuatan
Kekuatan Deformasi
Tarik pada
Tegangan Akibat
Item Saat
Tarik/ Tegangan
Pengujian/ Hv
Tensile Tarik/
Proof
Strength Elongation
Stress
(N/mm2) (%)
(N/mm2)
155 110
Standar 8 Minimum 58 Minimum
Minimum Minimum
kerusakan komponen
secara pemanen.
DIMENSI W maksimum 1500 mm
H maksimum 4000 mm
PENGGUNAAN Single Glass 8 mm
KACA
10.2.5 Seluruh bagian aluminium berwarna harus datang di Lokasi Proyek dilengkapi
dengan bahan pelindung dan baru diperkenankan dibuka sesudah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas.
10.2.6 Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses pabrikasi, warna seluruh
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu pabrikasi unit-unit
profil jendela, pintu dan lain-lain, harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam setiap
unit didapatkan warna yang sama. Pemotongan profil Aluminium harus menggunakan
mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang
sempurna dan apabila telah dirangkai untuk jendela bukaan dan pintu mempunyai
toleransi ukuran sebagai berikut :
1) untuk tinggi dan lebar 1 mm
2) untuk diagonal 2 mm
10.2.7 Accessories
1) Sekrup dari stainless steel mutu 304 kepala tertanam atau sesuai standar
pabrikan finish goods.
2) Weather strip dari vinyl.
3) Pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup
dengan caulking dan sealent.
4) Ankur-ankur untuk rangka / kosen aluminium terbuat dari steel plate tebal
minimal 2mm, dengan lapisan Zinc tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak
dapat bergeser.
5) Klos kayu dipasang pada lokasi engsel-engsel pintu / jendela.
10.3.3 Pengelasan dibenarkan menggunakan Non activated gas [Argon] dari arah dalam
agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
10.3.4 Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti menggunakan sekrup,
rivet dan ankur yang cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai dengan gambar pelaksanaan.
10.3.5 Ankur-ankur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari Galvanized Steel Plate
setebal minimal 2 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
10.3.6 Penyekrupan harus dipasang hingga tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat
/ stainless steel sedemikian rupa sehingga Hair Line dari tiap sambungan harus kedap
air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 100 kg/cm2. Celah antara
kaca dan sistem kosen aluminium dtutup dengan sealent.
10.3.8 Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kosen aluminium akan
kontak dengan besi, tembaga atau lainnya, maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
10.3.9 Toleransi pemasangan kosen aluminium disatu sisi dinding adalah 10 – 25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan / grouting.
10.3.10 Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang
dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan synthetic
resin. Penggunaan ini pada swing door dan double door.
10.3.11 Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding diberi sealent supaya
kedap air dan suara.
10.3.12 Tepi bawah ambang Kosen exterior dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.
- Door selector : untuk pintu dua daun, setara Wilka tipe New Star N-250.
11.3.3 Pengelasan dibenarkan menggunakan Non activated gas [Argon] dari arah dalam
agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
11.3.4 Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti menggunakan sekrup,
rivet dan ankur yang cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan
bentuk yang sesuai dengan gambar pelaksanaan.
11.3.5 Penyekrupan harus dipasang hingga tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat
12.2.4 Insulasi dari bahan mineral fiber wool tebal 50mm density 100 kg/m3.
12.2.5 Untuk perlengkapan partisi, lihat pada bab pekerjaan Pintu dan Jendela.
12.3.2 Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan, seperti klos-klos, baut,
anker-anker dan penguat lain yang diperlukan hinga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan / menjaga kerapihan, terutama untuk bidang-bidang tampak, tidak
boleh ada lubang lubang atau cacat bekas penyetelan.
12.3.3 Partisi terbuat dari metal framing system dengan panel gypsum plasterboard
sebagaimana tercantum dalam gambar pelaksanaan. Aplikasi metal framing system
sesuai dengan rekomendasi dan standar pabrikan.
12.3.4 Bagian-bagian Galvanized Steel Framing, Studs, Slips dan lain lainnya dapat
digunakan selama tidak terlihat dari luar (berada dibagian dalam partisi).
12.3.5 Bahan yang akan diproses pabrikasi harus diseleksi dahulu sesuai dengan bentuk,
ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
12.3.6 Proses pabrikasi dan assembling sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan dari
Pabrik pembuat.
12.3.7 Partisi harus lengkap dengan fixings yang diperlukan dan harus terpasang secara
lurus, rata sebagaimana terlihat dalam gambar pelaksanaan.
12.3.8 Pemasangan partisi tidak boleh menyimpang dari ketentuan pemasangan yang
disyaratkan Pabrik.
12.3.9 Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan Pabrik pembuat.
12.3.10 Semua rangka harus terpasang dalam posisi menyiku, tegak, rata sesuai peil dalam
gambar pelaksanaan dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang
diijinkan dari masing masing bahan yang digunakan. Rangka penguat dari Galvanized
Steel jenis Square Tube dengan ukuran dan detail sesuai Gambar Kerja.
12.3.11 Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut sudut pertemuan dengan
bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar pelaksanaan, Kontraktor
wajib menanyakan kepada Direksi/Pengawas.
12.3.12 Sistem ikatan terhadap plafond dan plat beton diatasnya harus menjadi satu kesatuan
dengan rangka partisi.
12.4.2 Sebelum pemasangan panel, pelindung aluminium harus dibersihkan terlebih dahulu.
13.2.2 Penutup Atap Steel Profiled Sheet jenis setara Clean Colorbond dengan sistem
fastener untuk atap kanopi di Atas Ramp Tipe 2, profil setara Lysaght Trimdek dengan
spesifikasi sebagai berikut :
1) Bahan dasar baja kualitas G 550
2) Lapisan pelindung terhadap korosi (anti karat) dalam bentuk coating yaitu
dengan Seng (Zinc) + Aluminium atau biasa disebut Zincalume® (AZ) dengan
ketebalan lapisan 200 gr/m2 (atas dan bawah)
3) Lapisan cat Super Polyester setara tipe Clean Colorbond Thermatech tipe Matt.
13.3.2 Metal Profiled Sheet disimpan didalam gudang yang beratap, tidak diperkenankan
bersentuhan dengan tanah dan/atau lantai, dalam keadaan selalu kering. Apabila
terpaksa disimpan pada tempat terbuka, maka Metal Profiled Sheet harus ditutupi
dengan Terpal atau Plastik guna mencegah masuknya air hujan atau embun kedalam
celah-celah tumpukan lembaran, yang dapat membuat cacat permukaan Aluminium
Profiled Sheet akibat kondensasi, tetapi sirkulasi udara tetap harus mengalir.
13.3.3 Sebelum pekerjaan dimulai, bandingkan terlibih dahulu bentuk / ukuran atap dan
dimensi Metal Profiled Sheet yang datang dengan gambar-gambar rencana yang
sudah disetujui.
13.3.4 Kontraktor harus memeriksa dan memastikan bahwa permukaan atas semua gording/
atap sudah sesuai dengan gambar rencana. Pastikan bahwa kemiringan minimum
atap tidak berkurang karena ketidak sesuaian leveling struktur atap. Gunakan clip
yang lebih pendek bila diperlukan. Beritahukan Direksi dengan segera apabila
ditemukan ketidaksesuaian dalam struktur atap.
13.3.5 Untuk menghidari terjadinya korosi ketika Metal Profiled Sheet dipasangkan dengan
material lain, perhatikan hal-hal berikut:
Tidak perlu ada tindakan khusus yang dibutuhkan untuk struktur baja, jika
permukaan yang bersentuhan berupa material yang digalvanised atau dicoating
seperti metal deck (kecuali jika pada lingkungan berair garam dan berbahan kimia,
seperti kolam renang dll)
Permukaan yang bercat harus kompatibel dengan metal zincalume.
Lapisan tengah (intermediate layer) pada material non korosif tidak boleh bersifat
mengumpulkan kelembaban. Material yang cocok untuk lapisan tengah seperti
lembaran plastik, papan plastik, serat bitumen atau gabus.
Tindakan pencegahan harus dilakukan jika bersentuhan dengan struktur kayu
yang sudah terkena pengawet yang mengandung tembaga atau campuran
fluoride. Bila metal zincalume bersentuhan dengan beton, semen atau material
alkali lainnya harus selalu dipisahkan oleh suatu lapisan perantara.
Persentuhan antara dua bahan metal harus dihindari, dengan baja lunak,
kuningan, tembaga dan campuran tembaga; juga untuk lingkungan dengan berair
garam atau berbahan kimia. Pisahkan metal zincalume atau aluminium dari bahan-
bahan metal tersebut dengan lapisan perantara yang tepat.
Tidak diperlukan tindakan khusus saat penggabungan Aluminium dengan stainless
steel (kecuali di daerah laut), titanium zinc dan zincalumn.
13.3.6 Sebelum pelaksanaan pemasangan Metal Profiled Sheet pada tahap pertama yang
akan dipasang adalah Insulasi. Kontraktor harus meneliti dan memastikan bahwa
semua permukaan baja yang akan bersentuhan dengan Metal Deck sudah dilapisi
dengan cat. Bila terjadi kerusakan cat di gording, Kontraktor harus segera melaporkan
kepada Direksi untuk dicat kembali. Hal ini untuk mencegah sentuhan langsung
antara baja polos dengan permukaan Metal Deck. Untuk menjaga kemungkinan
terjadinya kondensasi pada bagian bawah lembaran. Kemudian dipasang dahulu
Aluminium Foil dan Glasswool dengan urutan dan persyaratan pemasangan seperti
tercantum pada Gambar Kerja.
13.3.7 Pemasangan Metal Deck selalu bermula pada ujung bawah teritisan atau ujung talang
pada struktur atap, pemasangan dilakukan kearah atas dan samping dengan
memastikan bahwa jalur/urutan decking benar adanya untuk menunjang water
proofing. Metal Deck dipasang ke gording struktural dengan menggunakan baut baja
khusus galvanisasi.
13.3.8 Mempertimbangkan geometri struktur atap, sangat penting bahwa Metal Deck
dihitung dan dipersiapkan dengan benar supaya bisa menutup struktur atap dengan
rata. Semua jalur lapisan deck akan tersembunyi secara visual di atas gording yang
sudah disediakan diatas struktur baja. Lebar sambungan yang overlap pada setiap
jalur minimum sebesar 150mm.
13.3.9 Metal deck akan dimodifikasi di lapangan menyesuaikan dengan sudut atau potongan
rangka atap dengan menggunakan alat tangan atau alat potong listrik. Setiap benda
atau filling berbahan logam harus disingkirkan untuk mencegah pengaratan. Hal ini
akan membuat daya tutup total dan menyeluruh pada area atap yang diusulkan.
13.3.10 Lapisan berikutnya yang pasang adalah Aluminium Foil Single Sided. Pabrik
menyediakan Aluminium foil dalam bentuk gulungan sebesar 1,2 m x 60 m. Material
ini harus disimpan ditempat yang kering sebelum digunakan. Pemasangan dimulai di
ujung teritisan atau jurai, pastikan jalur lapisannya sesuai dengan arah jatuh atap.
Lebar overlap sambungan lapisan minimum sebesar 50mm, direkatkan dengan silver
tape yang direkomendasikan Pabrik.
13.3.11 Untuk pekerjaan ini, direkomendasikan agar ‘top hat’ tergalvanisasi dipasang
secepatnya setelah gulungan pertama lapisan Aluminium foil selesai dipasang
supaya tidak terbang karena angin.
13.3.12 Pemasangan ST Clip/ Top Hat/ Haltersecara akurat merupakan hal penting supaya
Metal Profiled Sheet terpasang berjajar lurus, untuk menyediakan distribusi merata
perubahan suhu ke seluruh lembaran penutup atap dan menjaga coverage yang
merata dari lembaran atap.
13.3.13 ST Clip/ Top Hat/ Halterharus dipasang mulai dari bagian tengah/ pusat atap,
kemudian bertahap per bagian. Perletakkan ST Clip/ Top Hat/ Halterditentukan
sepanjang ambang atas (Jarak ST Clip/ Top Hat/ Halterakan bervariasi agar cocok
dengan bentuk curva dua arah dari penutup atap dan ukuran tapered lembaran. ST
clip disekrup pada jalur tetap dengan di setiap sisi ST Clip/ Top Hat.
13.3.14 Insulasi Rockwool disediakan dalam ukuran sesuai standar pabrik, dimana akan
dipotong di lapangan disesuaikan area atap.
13.3.15 Lapisan Insulasi di tempatkan setelah pemasangan ST Clip/ Top Hat/ Haltersebelum
pemasangan penutup atap Metal Profiled Sheet. Secara manual Insulasi ditekan
sehingga bagian atas ST Clip/ Top Hat/ Haltermuncul ke permukaan mineral fiber
wool.
13.3.16 Tiap lembaran mineral fiber wool di potong pas dengan lembaran sebelahnya,
sehingga menutupi seluruh area atap.
13.3.17 Setelah Insulasi di pasang dari dari atas ke bawah, segera lakukan pemasangan
penutup atap diatasnya supaya insulasi terlindungi.
13.3.18 Lembaran Metal Profiled Sheet diangkut ke atas rangka atap hanya apabila akan
dipasang. Pada waktu pengangkatan dan siap akan dipasang, rusuk atas lembaran
Metal Profiled Sheet harus menghadap sisi dimana pemasangan dimulai.
13.3.19 Lembaran metal profiled yang pertama di tempatkan di atas insulasi mineral fiber wool
dan diclip ke semua clip.
13.3.20 Lipatan kecil di pinggir lembaran harus di-clip secara penuh kedalam posisinya, setiap
clip, di kepala clip untuk menghindari zipping yang salah.
13.3.21 Pastikan titik tetap (fixed point) di pasang pada posisi sesuai dengan desain di tiap
lembaran. Fixed point dalam metal Profiled sheet menghindari lembaran supaya tidak
tergelincir dan tiap tidak mengarah pada perubahan longitudinal karena ekspansi
thermal. Lubangi lipatan kecil (small seam) dengan bor menembus kepala clip dan
masukan rivet kedalam lubang. Kepala rivet akan tertutup oleh lipatan pinggir
lembaran atap yang besar.
13.3.22 Lembar metal Profiled Sheet yang kedua dan ketiga diletakkan diatas Rockwool,
pastikan lembaran tersebut terkunci dengan tepat pada ST Clip/ Top Hat. Overlap
antara lembaran metal Profiled Sheet dengan lembar dibawahnya minimal 150 mm.
13.3.23 Empat sampai tiga lembar pertama harus segera di-zip bersama dengan mesin
zipping mekanik untuk memungkinkan desain load bearing yang tepat. Berikutnya
semua lembaran harus di-zip tiap ujung hari.
13.3.24 Aturlah agar lebar lembaran sehinga posisinya tepat pada titik-titik dimana perlu
bukaan seperti untuk lampu atap, bukaan cerobong asap dan sebagainya, yang
dikoordinasikan dengan gambar rencana.
sebelum digunakan dan periksalah apabila ada kerusakan pada warna lembaran
Bidang penutup atap metal zincalum. Asah roller jika diperlukan.
13.3.26 Aturan prinsip penyetelan: Lakukan Zip tiap lembar segera setelah lembaran
diletakkan di rangka atap. Ini adalah satu-satunya cara untuk memastikan bahwa
kapasitas pembebanan dari sistem dan merupakan proteksi yang diperlukan untuk
melawan beban angin.
13.3.27 Lembaran Metal Profiled Sheet cukup ringan dan mempunyai area uplift terhadap
angin yang cukup besar. Oleh karena itu, beri perhatian khusus ketika menyimpan
palet dan mengangkat Aluminium Profiled Sheet ke atas atap. Ikat palet yang masih
bebas dan hentikan sementara pemasangan jika angin bertiup kencang, kencangkan
masing-masing lembaran sesegera mungkin dan zip bersama-sama. Amankan
lembaran terakhir supaya tidak terbang, misal dengan memakaikan klip berujung
gable untuk sementara waktu.
13.3.28 Selama produksi, permukaan lembaran Bidang penutup atap metal zincalum
dilindungi dengan lapisan tipis dari minyak. Permukaan yang basah akan menambah
resiko tergelincir. Ketika proses pemasangan dilakukan, dimungkinkan untuk berjalan
di atas lembaran yang sudah di-zip.
Rekomendasi:
Selalu sediakan alat perata beban pada bukit sambungan dan teritisan untuk
mencegah deformasi ketika ada orang yang berjalan di atas BIDANG
PENUTUP ATAP METAL.
Bukit sambungan dan teritisan adalah “tempat berjalan” yang umum pada atap,
peringatkan tukang-tukang lain akan adanya bahaya.
Lembaran terakhir di ujung, lembaran sendiri yang tidak di-zip dan lembaran
plastik trasparan tidak boleh dipakai sebagai tempat berjalan.
Bagian atap yang sudah terpasang boleh dipakai berjalan untuk pemeriksaan
atau perawatan dalam bentangan berikut:
Setelah terpasang:
Rekomendasi:
Tetap pergunakan papan perata beban bahkan setelah seluruh lembaran terpasang
di atap.
13.3.30 Dimungkinkan untuk memilih klip tertentu bagi Metal Profiled Sheet, sebelum
pemasangan, atau menentukan klip yang akan dipakai ketika lembaran diletakkan di
atap.
13.3.31 Untuk alasan keamanan, lembaran-lembaran harus di-zip sesegera mungkin setelah
direbahkan untuk mencapai efek kesatuan yang diperlukan untuk mendapat Load
Bearing Capacity yang diinginkan.
13.3.33 Mesin dapat bekerja sendiri tanpa diarahkan tukang tergantung pada kerataan
permukaan struktur penunjang. Pengarah manual dibutuhkan di permukaan atap
yang tidak rata atau melengkung. Operator mesin harus berjalan disisi lembaran yang
sudah tertutup atau di-zip.
13.3.34 Pada lembaran akhir bagian atas, posisi tepi atas lembaran tersebut yang berada
dibawah lembar pelindung / Flashing atau penutup bubungan / Capping. Sebelum
bubung di pasang terlebih dahulu dipasang Profile Bubung dan Form Filler dan
Spacer section pada ujung lembaran akhir.
13.3.35 Selanjutnya dipasang Assecories lainnya seperti Eaves Form Filler, Drip Anggle yang
berguna untuk mengatasi air masuk karena angin atau hujan.
13.3.36 Selanjutnya pemasangan flashing yang di bentuk dari bahan yang sama 0,8 mm
dengan finishing yang sama, panjang yang tersedia kira-kira 3 meter, di bentuk sesuai
kegunaanya untuk perlindungan terhadap cuaca dan memberikan penampilan yang
selesai.
13.4.2 Metal Sheet disimpan didalam gudang yang beratap, tidak ddiperkenankan
bersentuhan dengan tanah dan/atau lantai, dalam keadaan selalu kering. Apabila
terpaksa disimpan pada tempat terbuka, maka Metal Sheet harus ditutupi dengan
Terpal atau Plastik guna mencegah masuknya air hujan atau embun kedalam celah-
celah tumpukan lembaran, yang dapat membuat cacat permukaan Metal Sheet akibat
kondensasi.
13.4.4 Kontraktor harus memeriksa dan memastikan bahwa permukaan atas semua gording
/ atap sudah satu bidang [leveling]. Jika belum satu bidang, dapat menyetel atau
mengganjal bagian-bagian ini terhadap rangka penumpu / gording. Dalam keadaan
apapun juga, untuk mengatur kemiringan atap, ganjal tidak boleh dipasang langsung
dibawah plat kait. Hal ini harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh
Kontraktor karena penyetelan dan pengganjalan yang tidak tepat akan
mengakibatkan gangguan pengikatan terutama jika jarak penangga kecil.
13.4.6 Sebelum pelaksanaan pemasangan Metal Sheet, Kontraktor harus meneliti dan
memastikan bahwa semua permukaan baja yang akan bersentuhan dengan Metal
Sheet sudah dilapisi dengan cat. Bila terjadi kerusakan cat di gording, Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Direksi untuk dicat kembali. Hal ini untuk mencegah
sentuhan langsung antara baja polos dengan permukaan Metal Sheet untuk menjaga
kemungkinan terjadinya kondensasi pada bagian bawah lembaran.
13.4.7 Lembaran Metal Sheet diangkut keatas rangka atap hanya apabila akan dipasang.
Pada waktu pengangkatan dan siap akan dipasang, rusuk atas lembaran Metal Sheet
harus menghadap sisi dimana pemasangan dimulai.
13.4.8 Untuk mendapatkan kekuatan pengikatan maksimal apabila dipergunakan dari plat
kait terhadap ujung / tepi lembaran paling sedikit adalah 75 mm.
13.4.9 Maksimal penggeseran untuk 5 lembar adalah 2.030 mm / area yang ditutupnya.
Untuk memperbaiki kelurusan, lembaran dapat distel 2mm dengan menarik plat kait
menjauhi atau menekan kearah lembaran pada saat mengikatkan plat kait tersebut.
13.4.10 Pada lembaran akhir bagian atas, posisi tepi atas lembaran tersebut yang berada
dibawah lembar pelindung / Flashing atau penutup bubungan / Capping harus ditekuk
keatas. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk pekerjaan
tersebut. Penekukan ini untuk mencegah masuknya air kedalam bangunan, dapat
dilaksanakan sebelum maupun sesudah lembaran terpasang. Apabila lembaran
sudah terpasang, harus tersedia ruang dengan jarak 50 mm dari tepi sisi atas untuk
ruang gerak alat penekuk.
13.4.11 Pada lembaran akhir dibagian bawah, sisi tepi lembaran tersebut harus ditekuk
kebawah, untuk mencegah air mengalir melalui sisi bawah lembaran kedalam
bangunan. Penekukan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik untuk pekerjaan
tersebut.
13.4.12 Arah pemasangan lembaran dari bawah keatas, kemudian dilanjutkan pemasangan
kesamping dengan arah tetap dari bawah keatas dan seterusnya. Pada tumpuan
akhir, sebaiknya gunakanlah 2 [dua] lembar atau lebih dengan ukuran yang lebih
pendek. Tumpuan / overlap akhir yang disarankan minimal 150 mm.
13.4.13 Khusus untuk penutup bubungan / capping, Kontraktor harus sudah menyediakan
lubang pada ujung atas penutup bubungan / caping untuk tiang penangkal petir,
lengkap dengan karet. Diameter lubang harus tepat sama dengan diameter tiang
penangkal petir. Jarak dan diameter tiang penangkal petir tercantum dalam gambar
pelengkap EE.
13.4.14 Kedua sisi tepi arah memanjang penutup bubungan / capping harus ditakik sesuai
dengan bentuk dan jarak rusuk lembaran Metal Sheet, setelah penutup bubungan /
capping terpasang. Penakikan dilakukan dengan alat yang disediakan pabrik khusus
untuk pekerjaan tersebut.
13.4.15 Setelah ditakik, barulah kedua sisitepi penutup bubungan / capping ditekuk kebawah
dengan alat penekuk lain yang disediakan pabrik untuk pekerjaan tersebut, hingga
menutup sampai lembah antara 2[dua] rusuk lembaran Metal Sheet. Penutup
bubungan / capping disekrupkan pada setiap rusuk lembaran Metal Sheet.
13.4.16 Semua sambungan, khususnya tumpangan / overlap akhir, celah pada tepi sisi atas
lembaran metal zincalume harus ditutup dengan sealent yang telah disyaratkan.
13.4.17 Pemasangan Flashing, Capping, Fixing Strip dan lain-lainnya harus dilakukan oleh
Kontraktor sesuai dengan persyaratan teknis dari pabrik, walaupun belum ataupun
tidak tercantum dalam gambar sehingga didapat hasil yang baik, terhindar dari
kemungkinan kebocoran.
13.4.18 Kontraktor harus mengerjakan dengan teliti dan rapi sehingga lembaran setelah
terpasang rapi dan lurus, garis-garis rusuk lembaran Metal Sheet sejajar, lurus, tidak
bergelombang ke arah horizontal maupun vertikal; menghasilkan penampilan yang
baik.
13.4.19 Bagian lembaran Metal Sheet setelah terpasang yang boleh diinjak hanyalah pada
rusuk tepat diatas sepanjang gording.
13.4.20 Aplikasi insultasi cellulose fiber spray dilaksanakan setelah penutup atap terpasang
dengan baik dan dalam keadaan bersih.
14.2.2 Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak bercak
lain.
14.2.3 Rangka profil transom alumunium ukuran 40mm x 50mm finish Super Durable
Polyester powder coating 100 - 120 micron, warna ditentukan kemudian. Bahan profil
aluminium minimal setara YKK AP dengan ketebalan profil sesuai standar pabrikan.
14.2.4 Rangka sekunder metal hollow 50mm x 50mm x 3mm finish cat epoxy dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Semua bahan / material metal yang digunakan dalam pekerjaan ini harus dalam
keadaan baik, lurus, rata permukaan, bebas karat, bebas cacat akibat benturan
ataupun cacat dari pabrik dan bebas dari noda-noda lainnya yang dapat
mengganggu kualitas maupun penampilan / appearence, serta keluaran dari
pabrik yang disetujui Direksi Lapangan/MK.
2) Jenis, ukuran, warna, bentuk profil sesuai yang tercantum dalam gambar
perencanaan maupun Buku Uraian dan Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan ini
serta petunjuk Direksi Lapangan/MK.
3) Kontraktor harus sudah siap dengan semua pengikat / penyambung / pengaku
seperti anker, klem, baut, ramset, dynabolt, baja strip dan sebagainya. Semua
ukuran, bentuk sesuai dengan gambar perencanaan dan/atau sesuai petunjuk
Direksi Lapangan/MK.
4) Bahan produk jadi seperti baut, ramset, dynabolt.
5) Elektroda las yang digunakan harus memenuhi persyaratan Normalisasi
Indonesia dan sebelum digunakan harus mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi Lapangan/MK.
6) Bahan las yang digunakan dari kelas E 6012 AWS dan harus dijaga agar selalu
dalam keadaan baik dan kering.
7) Bahan bahan pelengkap seperti baut, sekrup, dynabolt, ramset, pengait dan metal
fitting lainnya yang berhubungan dengan udara luar harus dibuat dari besi yang
digalvanisasi.
14.3.2 Kaca lembaran yang dipakai harus bebas dari cacat dan noda apapun.
14.4.2 Ukuran profil Aluminium 40mm x 50mm; tebal profil sesuai ketentuan pabrikan.
14.5.2 Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan harus digerinda
dan dihaluskan.
4) Spesifikasi bahan linear ceiling dari High-grade pre-coated aluminium alloy atau
galvanized steel pekerjaan plafond sesuai dalam gambar perencanaan:
a. Jenis :
Linear Ceiling polos (non perforated), profil Tipe C (closed)
b. Ukuran Panel :
Lebar 300mm. Tebal 0,7 – 1,5 mm.
c. Rangka : metal furring grid system (sesuai standar pabrik)
d. Jarak Rangka : sesuai standar pabrik
e. Jarak Penggantung : sesuai standar pabrik
f. Warna :
Ditentukan kemudian. Skema warna diatas harus mendapat persetujuan dari
Pemberi Tugas
g. Merk : Lokal Panellux Prometama, Jof Metal
5) Semua bahan rangka plafond dari aluminium, baja profil dan baja plat termasuk
alat penggantung (klem, kabel & tulangan beton), alat pengikat (anker, fisher,
dynabolt), harus memenuhi persyaratan seperti yang diuraikan pada bab
Pekerjaan Metal.
6) Bahan yang akan dipakai harus siku untuk semua sudutnya (kecuali ditentukan
lain oleh Direksi/Pengawas), permukaan bahan harus rata, tidak bergelombang,
tidak ada tonjolan atau lekukan dan bebas dari cacat, noda, retak, pecah sudut.
7) Paku yang dipakai untuk gypsum plasterboard dan acoustic plasterboard harus
mempunyai panjang minimum 14 mm dan untuk rangka dan penggantung plafond
disesuaikan dengan kebutuhan, dari jenis anti karat dan harus dapat menahan
beban plafond.
15.3.2 Sebelum pelaksanaan pekerjaan plafond, pekerjaan lain yang terletak di atas plafond
tersebut harus sudah terpasang dengan sempurna antara lain elektrikal, sound
system, fire alarm / fire detector, dan perlengkapan instalasi lain yang diperlukan.
15.3.3 Apabila pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam gambar rencana
plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi atau gambar lain.
15.3.5 Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan standar pemasangan pabrik dan
wajib diperhatikan terhadap peil-peil rencana. Rangka yang datar harus rata air.
15.3.6 Apabila posisi rangka penggantung plafond dengan tempat penggantungnya lebih
besar dari 2 meter sehingga memerlukan konstruksi tambahan, Kontraktor wajib
menambahkan konstruksi perkuatan pada rangka penggantung plafond tadi sehingga
kaku dan dapat berfungsi dengan sempurna meskipun tidak tercantum dalam
gambar.
16.1.2 Pekerjaan ini dilakukan meliputi seluruh pemasangan plafond accoustic termasuk
pemasangan list plafond metal, atau list plafond, sesuai yang disebutkan/ ditunjukkan
dalam gambar dan sesuai petunjuk Manajemen Konstruksi.
16.3.2 Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana dan Manajemen
Konstruksi.
16.3.3 Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Manajemen Konstruksi.
16.3.4 Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi diperlukan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harusbenar-benar baru,
berkualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Manajemen Konstruksi.
16.3.5 Rangka langit-langit acoustic tiles dibuat dari profil-profil logam galvanized dengan
bentuk, ukuran dan pola pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu.
16.3.6 Batang-batang profil untuk rangka langit-langit yang dipasang adalah main runner,
crosstee, perimeter trim, wall spring suspension / kawat seng BWG 14 dan lain
sebagainya yang telah diseleksi dengan baik, lurus, rata, tidak ada bagian yang
bengkok atau melengkung, atau cacat-cacat lainnya, dan telah disetujui oleh
Manajemen Konstruksi.
16.3.7 Seluruh rangka langit-langit digantungkan pada pelat beton atau rangka atap dengan
menggunakan penggantung dari logam galvanized suspension / kawat seng BWG 14
yang dapat diatur ketinggiannya dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka
dapat melekat dengan baik dan kuat pada pelat beton / rangka atap dan tidak dapat
berubah-ubah bentuk lagi.
16.3.8 Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata,
lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang, dan batang-batang rangka
harus saling tegak lurus.
16.3.9 Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah acoustic tiles dengan ukuran
sesuai gambar produk yang dipakai.
16.3.10 Acoustic tile yang dipasang adalah acoustic tiles yang telah dipilih dengan baik,
bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal
atau cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Manajemen
Konstruksi.
16.3.11 Acoustic tiles dipasang dengan pola pemasangan sesuai dengan gambar. Dan
setelah acoustic tiles terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus,
waterpas dan tidak bergelombang, serta sambungan antara unit-unit acoustic tiles
harus merupakan garis lurus dan rata.
16.3.12 Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole atau access panel di
langit-langit yang bisa dibuka, tanpa merusak acoustic tiles dan sekelilingnya, untuk
keperluan pemeriksaan / pemeliharaan M E.
16.3.13 Setelah dipasang, semua bidang plafon dicek levelnya serta rata permukaannya.
16.3.14 Pekerjaan ini dikerjakan oleh Pemborong yang berpengalaman dibawah supervisi /
perwakilan dari pabrik bersangkutan dan dengan tenaga-tenaga ahli.
16.3.15 Pada pekerjaan langit-langit perlu diperhatikan akan adanya pekerjaan lain yang
dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya dengan pekerjaan langit-langit
seperti perletakan lampu, diffuser, fire detector dan lain-lain.
16.3.17 Harus diperhatikan adanya disiplin lain diantaranya pekerjaan elektrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan tersebut tidak tercantum
dalam gambar rencana langit-langit, harus diteliti dalam gambar Elektrikal, Plumbing,
AC dan lain-lain
17 PEKERJAAN GROUTING
17.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan grouting dilaksanakan pada semua pekerjaan penutup celah yang terjadi
pada bahan yang tertanam dalam beton maupun pasangan bata.
17.2.2 Bahan harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan tidak cacat pada waktu tiba
di tempat pembangunan konstruksi. Jika ditemukan cacat atau rusak, maka bahan
tersebut tidak diperkenankan untuk digunakan.
17.3.2 Apabila dari bahan / material yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar yang
beracun atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung misalnya masker, sarung tangan dan sebagainya
yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
17.3.3 Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli / Supervisi
dari pabrik pembuat. Biaya untuk hal ini ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat
diklaim sebagai pekerjaan tambah. Prosedur pelaksanaan harus sesuai spesifikasi
pabrik.
udara. Apabila celah / lubang berukuran kecil, pengisian adukan grouting dapat
mempergunakan corong / alat lain.
18 PEKERJAAN SEALANT
18.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan sealant terdiri dari semua pekerjaan penutup celah yang terjadi pada
sambungan / sudut yang bersifat structural maupun tidak, antara material sejenis
maupun yang berbeda untuk menghindari terjadinya celah / rembesan / kebocoran
air maupun udara, diantaranya adalah pemasangan Fixture di daerah basah,
pemasangan panel ACP, pemasangan kaca ke kusen pintu dan jendela,sambungan
antar kaca dan / atau seperti tercantum dalam gambar pelaksanaan.
3. Weather Sealant
▪ Medium-modulus elastomeric neutral sealant yang dirancang khusus untuk
ketahanan terhadap cuaca dalam pemasangan batu alam yang berpori dan
material berbahan panel metal (ACP) yaitu berupa Silicone High Performance
Sealant.
▪ Sealant ini berfungsi untuk menutup expansion dan control joints, sambungan
antara panel metal (ACP), sambungan curtain wall dan sambungan antara
batu alam, dan penutup keliling bingkai jendela.
▪ Tidak menimbulkan noda.
▪ Material setara GE Momentive Silpruf SCS 9000 NB Sealant atau Dow
Corning® 991,
4. Wet Area Sealant
▪ Mid-modulus, acetoxy silicone sealant untuk aplikasi saniter dan higienis.
▪ Berupa komponen anti jamur untuk mencegah berkembangnya lapuk, kerak
dan jamur di area dengan kelembaban tinggi.
▪ Bersifat netral dan anti-bakteri
▪ Tidak menimbulkan noda.
▪ Material setara GE Momentive Silglaze N10 atau Dow Corning 785 untuk
daerah dapur, pantry dan toilet, daerah shower dan bak mandi.
18.3.2 Apabila dari bahan/material yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar yang
beracun atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung misalnya masker, sarung tangan dan sebagainya
yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
18.3.3 Persiapanpermukaan
1) Sepanjang permukaan yang akan diberi sealant harus kering betul, bersih dan
bebas dari debu, minyak, lemak, pecahan atau bubuk adukan, partikel bahan /
material yang terlepas maupun noda dan kotoran lainnya.
2) Permukaan harus sudah di finish.
19.2.3 Untuk peracunan tanah digunakan dapat digunakan salah satu sebagai berikut:
1) Produk Bayer Termite Control Cloropyrifos Dursban TC 1% dalam emulsion cair
permetharin 0.5%, atau produk lain yang disetujui oleh MK. Penggunaan dosis
sesuai rekomendasi pabrikan baik di permukaan tanah dengan cara
disemprotkan (spray) atau per lubang dengan sistem injeksi, dan atas
persetujuan MK.
2) Produk Bayer Termite Control Cislin dengan bahan aktif Deltametrin 25 g/l
dengan aplikasi 5 liter/ m2.
3) Produk Lentrek 400 EC dengan komposisi 25 ml dicampurkan kedalam 1 liter
air. Penggunaan 5 liter/m2 dengan cara disemprotkan (spray).
4) Basileum 505 EC dengan komposisi 15 ml dicampurkan kedalam 1 liter air.
Penggunaan 3~5 liter/m2 permukaan tanah dengan cara disemprotkan
(spray).atau per lubang dengan sistem injeksi.
19.3.3 Kontraktor wajib menguraikan metoda pelaksanaan secara tertulis pada saat
pemasukan penawaran. Dalam uraian tersebut minimal dijelaskan :
1) Bahan kimia yang dipakai
2) Peralatan yang digunakan berikut spesifikasi/kemampuannya
3) Cara pelaksanaan pengamanan
19.3.4 Tidak diijinkan melakukan perawatan pada kondisi tanah yang sangat basah atau
segera setelah hujan lebat.
19.3.5 Tidak diijinkan melakukan perawatan tanah pada daerah yang sumber airnya mudah
terkontaminasi.
19.3.7 Pekerjaan harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang mendapat izin untuk melakukan
pekerjaan ini dengan mengindahkan semua peraturan yang dikeluarkan Departemen
Bina Lingkungan & Tenaga Kerja.
19.3.8 Semua tenaga kerja harus benar-benar ahli dan keamanan kerja harus diperhatikan.
19.3.11 Pekerjaan peracunan tanah ini harus dilakukan dengan injector yang dapat bekerja
sedemikian rupa sehingga obat yang disuntikkan menyebar ke semua arah, jarak
antar titik penyuntikan 40 cm dengan kedalaman 10 cm.
19.3.12 Perlindungan terhadap tanah di sekitar pepohonan harus dilakukan dengan sangat
hati-hati.
19.3.13 Pencegahan kemungkinan adanya rayap pada bangunan yang sudah berdiri meliputi
perlindungan terhadap rayap pada daerah-daerah yang lembab seperti bidang-
bidang bagian dalam saluran, dilakukan dengan penyemprotan bidang-bidang
tersebut secara merata / menerus.
20 PEKERJAAN PENGECATAN
20.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengecatan meliputi:
20.1.1 Pekerjaan pengecatan Metal yang terdiri dari : baja, baja galvanis dan metal lain non
baja seperti yang tercantum dalam gambar pelaksanaan dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) Semua bagian/permukaan yang tampak/exposed dicat sampai dengan cat
finish.
2) Semua bagian/permukaan yang tidak ditampakkan/un-exposed, menempel
pada material lain, tertutup oleh material lain, dicat hanya sampai dengan cat
anti karat atau cat dasar/primer.
3) Pekerjaan ini tidak berlaku untuk Baja Stainless Steel.
20.1.2 Pekerjaan pengecatan dinding (permukaan pasangan batu bata), permukaan beton
yang tampak (exposed) dan plafond seperti tercantum dalam gambar pelaksanaan.
20.1.4 Pekerjaan pengecatan pipa PVC, untuk semua pipa talang dari bahan / material PVC
yang dalam gambar pelaksanaan dinyatakan ditampakkan / exposed.
20.2.2 Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan minimal selama lima tahun terhitung
dari waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini, terhadap kemungkinan cacat,
warna yang berubah dan kerusakan cat lainnya.
20.3.2 Bahan didatangkan langsung dari pabrik, tiba di Lokasi Proyek harus masih tersegel
baik dalam kemasannya dan tidak cacat.
20.3.3 Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut diatas mengenai
kemurnian cat yang akan dipergunakan. Pembuktian berupa segel kaleng, tes BD,
tes laboratorium dan hasil akhir pengecatan. Biaya untuk pembuktian ini dibebankan
pada kontraktor. Hasil tes kemurnian harus mendapat rekomendasi tertulis dari
Produsen dan diserahkan ke Direksi/Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan.
20.3.4 Supplier dan Kontraktor wajib membuktikan bahwa cat yang diajukan memenuhi
spesifikasi low VOC sesuai kriteria Greenship GBCI, yang ditandai dengan
label/sertifikasi yang diakui GBC Indonesia.
20.4.2 Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang
menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan. Tebal minimum dari tiap
lapisan jadi (finished) minimum sama dengan syarat yang telah ditentukan Pabrik.
20.4.3 Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan
peralatan pelindung misalnya masker, sarung tangan, dan sebagainya yang harus
dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
20.4.4 Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam cuaca lembab / hujan atau
angin berdebu, bertiup. Terutama untuk pelaksanaan didalam ruangan bagi cat
dengan bahan dasar beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut
harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung lancar.
20.4.5 Dalam keadaan tertentu, misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai
kipas angin (fan) untuk memperlancar pergantian / aliran udara.
20.4.6 Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan / vacuum
cleaner, semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas / mutu terbaik.
20.4.7 Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya
boleh dilakukan bila disetujui Direksi.
20.4.8 Pemakaian ampelas, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan kain
kering, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas
terkecuali disyaratkan lain dalam sepesifikasi ini.
20.4.9 Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen bahan
/ material metal, harus dilakukan sebelum komponen. tersebut terpasang.
20.4.10 Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Direksi/Pengawas harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish
yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh Direksi/Pengawas.
Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah.
20.4.11 Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus diawasi oleh tenaga ahli / Supervisi
dari pabrik pembuat.
20.5.2 Pelaksanaan pekerjaan dengan roller. Pemakaian kuas hanya untuk permukaan
dimana tidak mungkin menggunakan roller.
20.5.3 Urut-urutan pelaksanaan pengecatan pada permukaan interior dan exterior baru
adalah sebagai berikut :
1) Lapisan Pertama
a) Cat jenis Acrylic Wall Filler.
b) Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
c) Ketebalan lapisan 25-150 micron atau daya sebar 10 M2 / liter.
d) Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
2) Lapisan Kedua.
a) Cat dasar jenis Alkali Resisting Primer.
b) Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
c) Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar 13 -15 M2 / liter.
d) Tunggu selama 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
3) Lapisan Ketiga dan Keempat.
a) Cat jenis Vinyl Acrylic Emulsion. Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
b) Ketebalan setiap lapis 25-40 micron atau daya sebar 11-17 m2/liter/lapis.
c) Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam. Warna ditentukan
kemudian.
4) Cat produk JOTUN (Majestic dan Jotashield) atau ICU DULUX (Easy Clean dan
Weathershield Pro).
1) Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak / mill scale), karat, minyak, !emak
serta kotoran lainnya secara teliti dan menyeluruh sehingga permukaan yang
dimaksud menampilkan tampak metal yang halus dan mengkilap.
2) Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik / mechanical wire
brush.
3) Akhirnya permukaan dibersihkan dengan vacuum cleaner atau sikat yang
bersih.
4) Pekerjaan cat primer / dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan / material
metal terpasang.
21.2.1 Bahan didatangkan langsung dari pabrik tiba di tempat pembangunan konstruksi
harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan tidak cacat.
21.2.2 Bahan Lapisan Median dimana HPL akan ditempelkan memiliki koefisien muai dan
susut yang relatif sama seperti Particleboard, HDF. Plywood/triplek biasa juga
digunakan.
21.3.2 Pindahkan lembaran HPL dengan cara diangkat bukan di geser satu per satu.
21.3.3 Jagalah supaya permukaan HPL yang bermotif agar tetap bersih. Gunakan udara
yang dihembuskan atau sikat halus untuk menghapus kotoran jangan pernah
menggunakan tangan, kain atau sikat yang kasar.
21.3.4 Lindungi bagian HPL yang bermotif dengan kain atau material yang karton tebal yang
bergelombang jika lembaran tersebut dalam kondisi terbalik karena proses
pemasangan.
21.3.5 Gunakan lapisan pelindung jika di bagian permukaan HPL yang bermotif tersebut
diletakkan alat atau benda-benda lainnya.
21.3.6 Tekanan yang merata terhadap permukaan HPL adalah merupakan hal yang sangat
penting dalam penempelan lapisanHPL terhadap permukaan lapisan median.
21.3.7 Perekat harus digunakan secukupnya, direkatkan dengan cara penekanan dan atau
didiamkan sesuai rekomendasi pabrik.
21.3.8 Penekanan pada proses pelapisan HPL terhadap Triplek harus dilakukan sehalus
mungkin kecuali jika jenis perekat menghendaki penekanan yang kuat.
21.3.10 Lapisan Median dimana HPL akan direkatkan harus benar-benar dalam kondisi
bersih, kering dan bebas dari debu, minyak dan benda-benda lainnya.
22.2.2 Kaca yang dipakai dari standar produk SII 0189/78, semua cermin harus sesuai NI-3,
produk ASAHIMAS GLASS atau setaraf.
22.2.3 Jenis kaca untuk jendela dan pintu menggunakan ketebalan sesuai dengan gambar,
dari jenis sesuai dengan gambar.
22.2.4 Cermin jenis Clear Glass Float Type dengan salah satu permukaan dilapisi perak
(Chemical Deposital Silver).
22.2.5 Semua kaca, dan cermin harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun
bercak bercak lain.
22.3.2 Ketebalan kaca dan cermin lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal, untuk
cermin 5 mm, kaca 6 mm dan 8 mm adalah 0,3 mm.
22.3.3 Ukuran lebar dan panjang kaca dan cermin lembaran tidak boleh melebihi toleransi,
untuk kaca 6 mm adalah 1,5 mm sedangkan kaca 8 mm adalah 2 mm.
22.3.4 Kaca dan cermin lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyal sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm / m, kecuali disyaratkan lain oleh Direksi/Pengawas.
22.3.5 Kaca dan cermin lembaran yang dipakai harus bebas dari cacat dan noda apapun.
22.3.6 Lapisan perak / chemical deposited silver pada cermin yang dipakai harus terlihat
merata. Apabila terjadi bercak bercak hitam, maka cermin harus diganti atas biaya
Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambahan.
22.4.2 Sisi-sisi kaca / cermin yang tampak maupun tidak tampak akibat pemotongan harus
digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng.
22.4.5 Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan terhadap kemungkinan cacat, warna
yang berubah dan kerusakan cat lainnya minimal selama lima (5) tahun terhitung dari
waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini.
23.2.2 Bahan dari kualitas utama, produk setara TOTO dengan tipe-tipe sesuai tercantum
dalam gambar skedul terlampir. Yang dimaksud penyebutan tipe disini adalah
lengkap dengan accessories seperti standard Pabrik.
23.2.3 Tipe sanitary fixtures sesuai dengan yang ditentukan dalam Bill of Quantity dan RKS
ini.
23.2.4 Tipe sanitary fixtures yang dipakai harus hemat konsumsi air dengan ketentuan
sebagai berikut:
23.3.2 Apabila fixtures tersebut dilengkapi dengan peralatan pelindung terhadap tekanan
balik / pelepas vacum atmosfir, maka pekerjaan tersebut harus dilakukan.
23.3.3 Apabila fixtures tersebut dilengkapi dengan plastik pelindung oleh pabrik, maka
plastik pelindung tersebut baru boleh dibuka pada saat penyerahan pekerjaan
dilakukan.
23.3.4 Kontraktor harus melengkapi fixture tersebut dengan leher angsa hanya jika fixtures
tersebut belum memiliki leher angsa built-in.
23.3.5 Seal-seal untuk mengatasi kebocoran, klos-klos penguat dudukan termasuk untuk
kesempurnaan dan berfungsinya peralatan ini.
23.3.6 Aplikasi sealant lihat Bab Pekerjaan Sealant dari RKS Teknis ini.
Closet -
Kloset Duduk (hemat air Ecoflush –
4.5/3 L Dual Flush Solid EURO
1. Duroplast Seat & Cover CW660NJ-
Bowl Shape: European SW660J
Std), dengan ecowasher TCW 03 SL
(Eco-Washer )
CE 9 / TV 150
2. Kloset jongkok
NWV 12
CW 704 L /
Kloset duduk khusus toilet
SW784JP +
3. difable ( 6 L Siphonic Flush
TCW 03 SL
Bowl) dengan ecowasher
(Eco-Washer)
UW447JNM +
Urinal untuk petugas/ staff,
4.
tipe muslim Urinal Partition
AW 115J
TX403SMCRB
5. atau Jet shower toilet atau
TB19CSMCR
LW649CJ
Complete set
Wastafel toilet umum Lantai + TX126LE
6. 1 – Lantai 10, dengan kran (Self closing
self closing hemat air lavatory
faucet) atau
TX115LESBR
atau
LW642CJ
Complete set
Wastafel toilet umum staf di + TX126LE
7. Lantai 11 - 16, dengan kran (Self closing
self closing hemat air lavatory
faucet) atau
TX115LESBR
atau
LW103JT1
Complete set
8. Wastafel toilet difable Atau
LW 246 J +
T205QN
LW 246 J
complete set +
Wastafel petugas/ staff, + TX126LE
9. dengan kran self closing (Self closing
hemat air lavatory
faucet) atau
TX115LESBR
atau
TX124LES
Atau
10. atau 1 Kran ruang wudlu
TX124LEC
TX603KCS
Atau
Shower set
Hand shower & mixer air
15. 1 panas/ dingin untuk kamar TX471SFMBR
mandi Sekjen dan Desekjen
Royal
21. Kitchen sink single bowl
Tipe SB 62
TOTO
High Speed Hand Dryer TYC322W
24.
with Drain Tank
24.2.2 Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
24.2.3 Hardware
1) Engsel
Mekanisme : Single Swing
Pemakaian : Pintu kayu, Aluminium, atau besi
Spesifikasi : Tipe kupu-kupu dengan ring nylon memenuhi standar SII
0407-80 (pintu selain besi), axial bearing (pintu besi), untuk
pemasangan engsel di kusen aluminium diperlukan klos kayu
dengan ukuran sesuai dimensi kusen aluminium.
Ukuran : 4” x 3” x 3 mm
Warna : Stainless Steel 304
Jumlah : Tiga set per daun Pintu
2) Cylinder.
Pemakaian : Pintu Kayu, Aluminium, besi atau sesuai Gambar Kerja
Spesifikasi : Sistem anak kunci dua arah.
3) Lever Handle
Pemakaian : Pintu Kayu, Aluminium, besi sesuai Gambar Kerja
Spesifikasi : Gagang pintu berbentuk Quarter Moon Shape terbuat dari
Aluminium alloy
Bahan : Stainless Steel 304
4) Pull Handle
Pemakaian : Pintu Kaca dan Aluminium sesuai Gambar Kerja
Spesifikasi : Terbuat dari Aluminium alloy
Bahan : Stainless Steel 304 Hairline Finish, sesuai dengan model
5) Backplate
Pemakaian : Pintu Kayu, Aluminium, besi sesuai Gambar Kerja
Spesifikasi : Backplate. Khusus untuk Pintu kamar mandi dilengkapi
Thumbturn dan Indicator plate dengan sistem penguncian satu
arah atau dari sebelah dalam.
6) Lockcase
Pemakaian : Pintu Kayu, Aluminium, besi sesuai Gambar Kerja
Spesifikasi : Terdiri dari Latchbolt dan deadbolt, dapat didorong dari kedua
arah, pelat tekan dari baja stainless. Khusus untuk Pintu kamar
mandi deabolt dapat ditarik dengan knop
7) Door Stopper
Pemakaian : Pintu sesuai Gambar Kerja.
Spesifikasi : Bahan stainless steel 304 dengan penahan karet pada salah
satu ujungnya, panjang total 9 cm.
Pemasangan : Bersifat universal, berarti dipasang pada lantai atau dinding.
Kait dipasang pada pintu. Landasan dipasang pada lantai dan
dinding.
8) Door Closer
Pemakaian : Pintu Kayu, Aluminium, besi sesuai Gambar Kerja
Spesifikasi : Bahan galvanized steel
9) Flush Bolt
Pemakaian : Pintu double atau sesuai gambar kerja
Jumlah : 2 buah atas dan bawah untuk setiap daun pintu
10) Engsel Jendela
Mekanisme : Single Swing
Pemakaian : Jendela kayu, Aluminium,atau besi
Spesifikasi : Tipe kupu-kupu dengan ring nylon memenuhi standar SII
0407-80 (pintu selain besi), axial bearing (pintu besi)
Warna : Stainless Steel
Jumlah : 2 set setiap jendela.
11) Handle Jendela
Pemakaian : Jendela sesuai Gambar Kerja.
Jumlah : 1 (Satu) set pada tiap daun Jendela
12) Floor Hinge
Pemakaian : Pintu utama / Frameless door sesuai gambar kerja
Mekanisme : double swing
Jumlah : 1 (Satu) set pada tiap daun
13) Handle Jendela
Pemakaian : Jendela sesuai Gambar Kerja.
Jumlah : 1 (Satu) set pada tiap daun Jendela.
Apabila hal tersebut tidak tercapai, maka Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
Penggunaan/
No Jenis Hardware Setara Tipe
Penempatan
Jendela Aluminium
Nexsta YKK
1. Finish Goods Tipe Top
AP
Hung
Penggunaan/
No Jenis Hardware Setara Tipe
Penempatan
Jendela Aluminium
Nexsta YKK
2. Finish Goods Tipe
AP
Casement
Jendela Aluminium
Nexsta YKK
3. Finish Goods Tipe
AP
Sliding
Penggunaan/
No Jenis Hardware Setara Tipe
Penempatan
KUNCI
10. Lockcase Pintu kusen aluminium dengan tipe Art 1490.55 WILKA
daun pintu hollow core door kayu
SLIDING GEAR
Toot Belt (6 M)
P 1642 Rubber Damping (4M)
HANDLE
AKSESORIS PINTU
AKSESORIS JENDELA
29. Friction stay top hung Jendela Bouvenlicht aluminium Tipe 12"/2mm WILKA
25.1.2 Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.
25.1.3 Pemasangan vinyl meliputi pekerjaan perataan lantai (leveling), pemotongan bahan
sesuai gambar, pengeleman, pemasangan aksesoris dan pengelasan (welding).
25.1.4 Pemasangan vinyl pada ruangan sesuai yang ditunjuk dalam gambar.
25.2.2 Bahan vinyl: type heterogeneus / multilayer, terbuat dari bahan PVC murni tanpa
bahan pencampur (filler), dilengkapi dengan Reinforced PUR.
25.2.3 Pearl protection, lapisan bawah terdiri dari pvc backing compound. Ketebalan lapisan
atas / wear layer 0.7mm, tebal total minimal 2.0mm. Vinyl harus dalam bentuk sheet
(gulungan), lebar minimal 2M, panjang 25M.
25.2.4 Bahan harus termasuk dalam kategori klasifikasi UPEC kelas U4P3E2/3 C2 atau EN
685 class 34-43 (commercial very heavy duty).
25.2.5 Bahan harus tahan gores, dengan resistensi abrasi yang paling tinggi (groupT).
25.2.6 Bahan harus higienis, mengandung biostatic treatment yang tidak mengandung
arsenic, yang mampu mencegah pertumbuhan bakteri, kuman dan jamur. Bahan
harus mempunyai ketahanan yang tinggi (baik) terhadap bahan kimia.
25.2.7 Bahan tidak mengandung material berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan seperti
formaldehyde, glycol ether atau sulphur; tidak mengandung logam berat seperti
timbal, timah, cadmium yang membahayakan kesehatan.
25.2.8 Bahan harus memenuhi standard keamanan dan kenyamanan; antislip untuk daerah
basah, dengan tingkat slip resistance minimal R10 satuan kode kemiringan lantai
hingga 19o, Bahan harus tidak merambatkan api (fire resistant B1Cfls1).
25.2.9 Static indentation harus sangat baik, minimal 0.06 mm (4 kali lebih baik dari standard
EN 433), dimension stability (EN 434) 0.1%, flexibility/curling (EN 435) o10mm,
thermal resistance, dan chemical resistance.
25.2.10 Bahan harus difabrikasi sesuai dengan standard “Ramah Lingkungan”, dengan
sertifikasi ISO 14001, ISO 14040 dan ISO 14042; ramah lingkungan, hemat energi,
mengurangi efek rumah kaca, tidak mengandung emisi VOC (volatile organic
compound) di atas standard (EN 15052), dan material 100% daur ulang.
25.2.11 Sambungan antar vinyl di las (diwelding) dengan pemanasan dengan menggunakan
bahan PVC yang sama yang di sebut welding rod. Lebar sambungan antara 2,5 s/d
3 mm dan harus rata.
25.2.12 Skirting / Plint sebagai aksesoris tambahan dapat berupa perpanjangan atau
kelanjutan vinyl dari lantai kemudian naik ke dinding setinggi 10cm. Pada sudut antara
lantai dan dinding dipasang “cove former” yaitu bahan yang membentuk sudut landai
(R) agar sudut tersebut tidak siku. Sementara pada ujung vinyl yang naik ke dinding,
ditutup dengan “capping seal”. Cove former dan capping seal juga harus terbuat dari
bahan vinyl PVC.
25.2.13 Pertemuan antar vinyl 2 vinyl sheet dengan ketebalan yang berbeda atau vinyl
dengan keramik, dapat ditambahkan “L” strip atau “T” strip dari bahan aluminum.
25.2.14 Warna dan corak ditentukan kemudian atas arahan arsitek, diajukan oleh kontraktor
dan harus disetujui oleh Pemilik Gedung dan perencana / pengawas.
25.2.15 Merk fabrikasi bahan: Setara Forbo Step, Gerflor buatan Eropa atau Tajima buatan
Jepang.
25.3.2 Sebelum melakukan tahapan pemasangan vinyl, periksa dulu apakah lapisan screed
telah mengering dengan sempurna. Untuk lantai yang berhubungan langsung dengan
tanah dan kelembaban tinggi, sebelum pekerjaan leveling atau screed, harus di
coating dengan water proofing lebih dahulu. Pastikan kelembaban / moisture tidak
boleh melebihi 75% bila di test dengan menggunakan hyrometer. Jika finishing lantai
mempunyai ketebalan 50-70mm, hygrometer harus ditempatkan selama 24 jam agar
dapat mencapai keseimbangan dalam pembacaannya. Jika pembacaan di bawah
75% RH, vinyl tidak dapat dipasang.
25.3.3 Pemasangan vinyl harus berdasarkan referensi yang dipersyaratkan dari pabrik yang
bersangkutan sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan bermutu baik dan dapat
tahan lama.
25.3.4 Lantai vinyl dipasang setelah semua pekerjaan finishing telah selesai, baik itu
pekerjaan pengecatan, plafond, partisi, pintu dan kusen, mekanikal ataupun elektrikal.
25.5.2 Screeding
Setelah selesai pekerjaan screeding dan pekerjaan lainnya sesuai dengan
persyaratan pada pasal 29.3, tahapan pemasangan vinyl dapat dilakukan.
25.5.3 Leveling
Leveling dilaksanakan sebanyak 3 s/d 4 lapis. Antara tahap 1 dan tahap berikutnya
di lakukan dengan arah yang menyilang dan biarkan sampai kering. Bahan leveling
terdiri dari Polymer dan semen.
25.5.4 Pengamplasan
Pengamplasan dilakukan setelah lapisan terakhir kering, kemudian di bersihkan dari
debu, pasir dan komponen debu bangunan.
irisan pisaunya berbentuk setengah lingkaran) dengan kedalaman 2/3 dari tebal
wearlayer.
Setelah itu, tali welding (welding rod) dipanaskan dengan mesin welding dan
setelah mencapai tingkat kepanasan tertentu, welding rod dipasangkan pada alur
vinyl yang sudah diiris sehingga dengan sendirinya welding rod akan merekat dan
merekatkan kedua sisi vinyl.
Setelah welding rod merekat, kemudian biarkan welding rod kembali dingin
(sampai suhu kamar), lalu tonjolan welding rod dipotong dengan spatula (pisau
khusus) sampai permukaanya sama (rata) dengan vinyl.
25.5.7 Pemolesan: Setelah vinyl benar-benar bersih dari semua kotoran langkah terakhir
adalah pembersihan dan pemolesan. Bahan poles adalah yang telah
direkomendasikan oleh Pabrik.
26.3.2 Simpan material di atas tanah pada tempat yang terlindung dari cuaca.
26.3.3 Perlakuan :
1. Jaga material untuk mencegah terjadinya kerusakan.
2. Pindahkan material yang rusak dari lapangan dan ganti dengan material baru
yang sesuai dengan spesifikasi.
3. Perlakukan material dengan hati-hati sesuai dengan instruksi dari pabrik.
26.3.4 Jaminan
Kontraktor harus memberikan jaminan untuk pekerjaan panel lapis aluminum (ACP)
terhadap kesesuaian dengan dokumen kontrak terhitung dari tanggal pekerjaan
terpasang secara efektif. Surat jaminan yang harus dibuat adalah sebagai berikut:
1. Surat jaminan (specimen warranty) yang ditandatangani oleh pabrik (Principal
di Eropa) untuk bebas dari cacat material, deformasi, pengelupasan, serta
jaminan coating/ ketahanan atau kekuatan panel lapis aluminum (ACP) yang
sudah terpasang dari perubahan warna minimal selama 20 (dua puluh) tahun.
Jaminan meliputi juga supervisi pemasangan oleh Principal/ perwakilan resmi
Principal. Jaminan tersebut diserahkan kepada Pemilik Proyek.
2. Surat jaminan aplikasi yang ditandatangani oleh aplikator terkait atau
Kontraktor yang menjamin dari kesalahan pemasangan dan jaminan
ketahanan/kekuatan rangka panel lapis aluminum (ACP) yang sudah
terpasang dari deformasi dan cacat konstruksi selama 5 tahun. Jaminan
tersebut diserahkan kepada Pemilik Proyek.
7) Tebal core : 3 mm
8) Tebal lapis aluminium 2 : 0.5 mm
9) Berat : Min 7.64 kg/m2
10) Modulus of Elasticity : 70000 N/mm2
11) Heat Deformation : 200C
12) Sound Insulation : 24-39 dB
13) Lapisan Finishing :
Finishing sisi dalam panel : Anti korosi
Finishing sisi luar panel : PVdF
14) Tebal Coating PVDF 70/30 : 2 layer = 25 μm
3 layer = 36 ± 6 μm atau 40 s/d 50 μm
15) Garansi Warna : Minimum 20 tahun
16) Warna :
Sesuai gambar atau ditentukan kemudian.
Harus disetujui Konsultan Perencana dan Pemberi Tugas.
26.5 Perlengkapan/Aksesoris
1) Bracket dari material Aluminium ekstrussion dan angkur dari stainless steel.
2) Rangka vertical dan horizontal dari material Aluminium ekstrussion dengan tebal
minimal 2 mm.
3) Rangka tepi panel Aluminium composite dan reinforced material ekstrussion.
4) Rangka pendukung dan sekrup-sekrup harus tahan angin tekan dan angin
hisap.
5) Infill dari aluminium ekstrussion.
6) Sealant :
a) Untuk pekerjaan luar lihat Bab pekerjaan sealant. Sealant merupakan tipe
Silicone High Performance Sealant, netral, tidak menimbulkan noda yang
khusus digunakan untuk pemasangan ACP sesuai standar pabrikan sealant.
Material sealant setara GE Momentive Silpruf SCS 9000 NB Sealant atau
Dow Corning® 991.
b) Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart dari pabrik
c) Lokasi Sealant : antar panel Aluminium dan antara panel aluminium dengan
komponen lain
27 WATERPROOFING
27.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan waterproofing meliputi pelaksanaan pekerjaan waterproofing pada plat
lantai dan dinding basemen, plat atap basemen, plat dak atap, plat lantai toilet, daerah
basah, bak bunga, serta bagian-bagian lain yang harus kedap air yang dinyatakan
dalam gambar pelaksanaan.
27.3.2 Simpan material di atas tanah pada tempat yang terlindung dari cuaca.
27.3.3 Perlakuan :
1. Jaga material untuk mencegah terjadinya kerusakan.
2. Pindahkan material yang rusak dari lapangan dan ganti dengan material baru
yang sesuai dengan spesifikasi.
3. Perlakukan material dengan hati-hati sesuai dengan instruksi dari pabrik, karena
beberapa material dapat rusak dan mudah terbakar.
27.3.5 Jaminan
1. Kontraktor harus memberikan jaminan untuk pekerjaan waterproofing terhadap
kesesuaian dengan dokumen kontrak, bebas dari cacat material, kesalahan
pemasangan dan ketahanan/kekuatan waterproofing yang sudah terpasang dari
kebocoran selama 10 tahun dari tanggal penyelesaian secara efektif. Buat
jaminan yang ditandatangani oleh supplier material.
2. Kontraktor harus memperbaiki kegagalan waterproofing untuk menahan
masuknya air tanpa tambahan biaya, kecuali kegagalan yang disebabkan oleh
kegagalan struktur bangunan
3. Retak-retak beton yang kecil atau retak rambut akibat temperatur atau
penyusutan tidak dianggap sebagai kegagalan struktur.
27.4.3 Crystalline Waterproofing untuk Dinding Basement dan Dinding Sisi Luar Tangki
Penampung Air
1) Tipe dan ketentuan dari pabrik
Material jenis kristalisasi terdiri dari campuran semen khusus, pasir silica dan
zat kimia aktif yang penggunaanya dapat diaplikasikan dengan cara coating,
spray atau tabur (dry sprinkle).
2) Kristalin juga dapat diaplikasi pada permukaan beton baik secara internal atau
external.
3) Setelah dilabur pada permukaan beton, bahan kimia aktif Kristalinakan
bereaksi dengan kelembaban dan zat kapur sehingga membentuk kristal-
kristal yang akan mengisi pori-pori beton melalui proses penetrasi secara
kapiler.
4) Kristalin merupakan waterproofing jenis integral, sehingga hanya mampu
menutupi retak yang terjadi pada beton maksimal lebar sebesar 0.2mm –
0.4mm.
5) Produk “Formdex Plus” The Hitchins Group of Companies, Betec M-5 GCP
atau setara.
6) Beton yang akan diwaterproofing tidak mengandung water repellent additive.
7) Tidak beracun (non toxic).
8) Aplikasi bisa dilakukan dengan sistem tabur atau sistem coating dari salah
satu permukaan beton baik sisi negatif air atau positif air.
9) Air
Air harus bersih, segar, dan bebas dari mineral dan bahan-bahan organik yang
dapat merusak kinerja material waterproofing.
27.4.4 Cementitious Material untuk Dak Area Basah atau Dinding Ruang Utilitas Bawah
Tanah
1) Tipe dan ketentuan dari pabrik
- Cek kesiapan lokasi, lantai kerja harus dalam kondisi bebas dari
genangan air, benda-benda kayu dan lainnya.
- Koordinasi dengan team pengecoran berkaitan dengan rencana kerja
waterproofing.
(2) Aplikasi waterproofing:
- Aplikasi kristalin setara Formdex plus 1.5 kg/m² dilaksanakan dengan
cara tabur manual diatas permukaan lantai kerja.
- Penaburan serbuk Kristalinakan dilaksanakan kira-kira 15 menit
sebelum penuangan beton cor dimulai.
- Pada bidang vertikal (pilecap dan balok), aplikasi Kristalin dilakukan
menggunakan alat spray.
▪ Buat campuran waterproofing dengan perbandingan 2,5 kg
serbuk + 1 liter air, aduk hingga merata.
▪ Pengaturan tekanan kompresor disesuaikan agar dapat
menjangkau area yang akan diaplikasi.
▪ Penyemprotan dilakukan kira-kira 30 menit sebelum penuangan
beton cor.
(3) Pengecoran beton lantai:
- Setelah penaburan/ aplikasi waterproofing, segera lanjutkan dengan
penuangan beton cor sesuai dengan prosedurnya.
- Leveling dan penaburan material Floorhardener (by others),
- Pemadatan dan finishing permukaan beton dengan mesin trowel (by
others).
(4) Sambungan Cor:
- Perataan dan perapihan permukaan sepanjang alur sambungan cor
yang akan dipasang waterstop.
- Gunakan alat bantu mesin atau sejenis untuk meratakan permukaan
beton. Toleransi lekukan-lekukan pada permukaan beton adalah
max. 5 mm. Untuk membantu perataan lekukan-lekukan dapat
menggunakan material non-shrink cement.
- Pemasangan waterstop menggunakan alat bantu paku dan ramset
dengan jarak antara 20cm – 30cm. Untuk lokasi-lokasi tertentu jarak
penggunaan paku atau ramset dapat diperkecil dengan maksud agar
permukaan waterstop benar-benar menempel pada beton.
27.5.2 Membran cair (liquid membrane) untuk lantai dan dinding area basah seperti toilet,
kamar mandi, pantry, janitor, spoel hoek.
1) Pekerjaan persiapan awal.
a. Pastikan kondisi substrat yang sesuai untuk nenerima waterproofing.
b. Tutup alur expension joint sesuai dengan rekomendasi pabrik.
c. Bersihkan pemukaan secara menyeluruh dari debu, kotoran, cat, bahan
pelapis, minyak gemuk, oli, serpihah semen, partikel-partikel lepas, dan
pencemar. Hilangkan oli dan minyak gemuk dengan pembersih grade
alkaline komersial, bilas dan keringkan secara menyeluruh.
2) Pekerjaan persiapan akhir.
a. Siapkan permukaan sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan pabrik.
b. Patching.
Permukaan beton yang berongga atau retak harus ditutup sebelum diberi
waterproofing.
c. Penanganan retak dan sambungan.
Construction joint dan retak yang dapat dilihat dengan lebar melebihi 0,03
cm harus diperkuat dengan serat fiberglass pada saat aplikasi
waterproofing.
3) Pekerjaan Pemasangan
a. Aplikasi membran cair setara Formak 629 Primer menggunakan brush atau
roller pada seluruh permukaan lantai dan pada dinding setinggi 20cm dari
lantai, sedangkan untuk kamar mandi dengan shower, maka lapisan
diaplikasikan pada dinding setinggi 200cm dari lantai. Konsumsi bahan
8m²/ liter. Biarkan mengering selama minimal 2 jam
b. Detail-detail rumit seperti pipa pembuangan, pertemuan sudut vertikal dan
horisontal (sudutan luar) akan diperkuat dengan penulangan fiberglass
c. Aplikasi membran cair setara Formak 629 dilakukan 2x coating @ 0.6
liter/m². Biarkan lapisan pertama mengering selama minimal 4 jam
d. Setelah aplikasi membran cair setara Formak 629 selesai, biarkan selama
3x 24 jam sebelum dilaksanakan test rendam
e. Finishing plester diatas permukaan beton yang sudah diaplikasi
waterproofing dapat dilaksanakan setelah melewati masa curing
f. Pemasangan lapisan plester pelindung diatas permukaan waterproofing
harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak lapisan waterproofing.
Hindari penggunaan paku pada saat menentukan level permukaan untuk
pekerjaan finishing, karena dapat merusak lapisan waterproofing.
28.1.2 Dokumen
Gambaran-gambaran dan ketentuan-ketentuan umum Kontrak, termasuk Umum dan
Ketentuan-ketentuan Tambahan berlaku untuk Bab ini.
4. Data teknis dari produk dibidang firestop system yang dibuat oleh pabrik-
pabrik negara asal.
5. British Standard ( BS )
6. International Firestop Council
7. International Electrotechnical Commission
8. Underwriters Laboratories (UL) of Northbrook, IL “Petunjuk Ketahanan Api”.
Sistem-sistem isolasi api pada keliling bangunan (XHDG)
Material-material Isi, Kosong atau Rongga (XHHW)
Material-material Pembentuk (XHKU)
Penyekatan Dinding Non-Struktural (XHGU)
B. Persyaratan Pengujian Kebakaran, wajib memenuhi sebagian (minimal 4) atau
semua:
1. ASTM E84 tentang, standard test for surface burning characteristics of
building material.
2. BS476 – Part 5 tentang, Method of test for determination of the ignitability
characteristics of the exposed surfaces of essentially flat, rigid or semi-rigid
building materials or composites.
3. ASTM E 162 tentang, Standard Test Method for Surface Flammability of
Materials Using a Radiant Heat Energy Source
4. IEEE-383 tentang Flame propagation test
5. ASTM D4256-83 Tentang Accelerated UV Stability test
6. IEC 60331-11 tentang Fire alone of at a flame temperature
7. ASTM E2307, "Pengujian Kebakaran untuk Sistem-sistem FIRESTOP pada
Perimeter Menggunakan Perlengkapan Pengujian Gedung Bertingkat, Skala-
Menengah".
8. ASTM E84, "Karakteristik-karakteristik Pembakaran Permukaan Bahan-
bahan Bangunan".
9. ANSI/UL723, "Karakteristik-karakteristik Pembakaran Permukaan Bahan-
bahan Bangunan".
10. ASTM E2393, "Praktek Standar untuk Inspeksi di Tempat dari Sistem-sistem
Sambungan Tahan Api yang Terpasang dan Penahan-FIRESTOP pada
Perimeter".
C. Persyaratan Kinerja
1. Menyediakan produk-produk yang setelah penguatan tidak kembali beremulsi,
larut, lumer, rusak, atau memburuk seiring waktu karena tak terlindung dari
uap lembab atmosfer, genangan air atau bentuk lain dari karakteristik uap
selama dan setelah konstruksi.
2. Menyediakan penyegel-penyegel yang cukup fleksibel untuk mengakomodasi
gerakan seperti ekspansi termal, goyangan perbedaan antar-lantai bangunan
dan gerakan normal bangunan lainnya tanpa merusak segel.
3. Menyediakan sistem-sistem pengepungan api pada perimeter yang telah
melalui pengujian kebocoran udara yang dilakukan sesuai dengan Standar,
ANSI/UL2079 dengan Peringkat-L yang diterbitkan untuk suhu udara sekitar
dan suhu yang lebih tinggi dari sekitar sebagai bukti kemampuan dari sistem-
sistem sambungan tahan api untuk membatasi pergerakan asap.
4. Menyediakan produk-produk yang menguat oleh uap lembab di tempat cuaca
buruk atau terkena paparan air.
28.2 Produk
28.2.1 Firestop pada Keliling Bangunan
A. Menyiapkan produk-produk sistem FIRESTOP pada keliling bangunan yang
kompatibel satu sama lain seperti yang direkomendasikan oleh produsen produk
sistem FIRESTOP pada keliling bangunan yang telah lolos pengujian pihak ketiga
yang berwenang dan atas dasar pengalaman dilapangan.
B. Menyiapkan komponen-komponen yang dibutuhkan untuk sistem FIRESTOP
pada keliling bangunan sebagai material-material pengisi. Gunakan hanya
komponen-komponen yang telah ditentukan oleh produsen FIRESTOP dan
disetujui oleh lembaga pengujian yang memenuhi syarat untuk sistem-sistem
FIRESTOP pada keliling bangunan.
28.2.3 Material-Material
Hanya menggunakan produk-produk system FIRESTOP pada keliling bangunan yang
telah lolos uji coba sebagai berikut:
Pilihan Sistem 1
A. Intumescent kabel coating dengan aplikasi 2 layer adalah Intumescent berbasis
air, latek emulsi acrylic yang unik yang memiliki ketahanan yang sangat baik untuk
pelapukan dan penuaan dan yang tetap fleksible tanpa batas, tahan terhadap
minyak, berbagai bahan kimia.
Material : Intumescent cable coating
Metoda aplikasi : di semprot atau di kuas
Padatan : 62% berat I 53 % Volume
VOC : 29.95 g/L
Warna : Putih
Basis : Air
Pelarut : Bebas
Asbes : Bebas
Mercury : Bebas
Plascizer : Bebas
Abrasif viscoelascity : Tidak
Toksisitas : Tidak
Hazard : Tidak
Bebas asap
Klasifikasi sampai 90 menit Api rang 750oC
Klasifikasi sampai 15 menit api rang 1100 oC
DFT rendah dari 1.6mm
GHT Air
100 % UV stabil dan tahan cuaca
B. Curtain Wall Insulation : Material Rockwool/mineral wool 2 layer dengan berat
jenis (density) 150 kg/m3 yang masing – masing layer dilapisi oleh Intumescent
Coating
C. Sarfing Insulation : Material Rockwoll dengan berat jenis (density) 150 kg/m3
ATAU
Pilihan Sistem 2
A. Elastomeric Sealant : adalah sejenis latex sealant yang setelah mengering tidak
kembali beremulsi saat terpapar oleh kelembaban dan mampu mengakomodasi
minimum ± 25 persen pergerakan, produk-produk berikut ini dapat diterima:
Material : SpecSeal Series AS Elastomeric Spray
Pengaplikasian : Dikuaskan atau Disemprotkan
Penyebaran api : 0 (berdasarkan ASTM E84 atau UL723)
Pergerakan : +/- 50%
PH : 7,5
Sertifikasi : ASTM E1966
ASTM E2307
UL2079
Penggunaan : Di dalam
Menyatu Secara Otomatis
Tidak mengandung asbes atau solvent
Fleksibel
Kedap Air
B. Curtain Wall Insulation : Material Rockwool/mineral wool 2 yang dilapisi aluminium
foil atau tidak dilapisi dapat digunakan dengan berat jenis (density) 60 kg/m3,
yang masing-masing layernya dilapisi oleh Intumescent Coating.
C. Safing Insulation : Material Rockwool/mineral wool dengan berat jenis (density)
sebesar 120 kg/m3
28.3 Pelaksanaan
A. Persyaratan Umum: Pemasangan sistem-sistem FIRESTOP pada keliling
bangunan sesuai dengan Pasal "Kriteria Kinerja" dan sesuai dengan kondisi
pengujian dan klasifikasi sebagaimana ditetapkan dalam desain yang diterbitkan.
B. Instruksi-instruksi Produsen: Mematuhi instruksi-instruksi produsen untuk
instalasi produk-produk sistem FIRESTOP pada keliling bangunan.
1. Aplikasi ini dilakukan di area curtain wall.
2. Pastikan semua bukaan sepanjang sisi plat lantai tertutup rapat terhadap
udara dan air.
3. Curtain wall insulation adalah merupakan sistem integral dari system
FIRESTOP pada keliling bangunan yang harus dipasang sesuai dengan
kondisi pengujian dan klasifikasi sebagaimana ditetapkan dalam desain yang
ditetapkan, baik pilihan Sistem 1 atau Sistem 2.
4. Safing insulation harus dipasang dengan serat rockwool/mineral wool
berorientasi vertikal untuk memastikan dapat dikompres secara efektif antara
tepi konstruksi lantai dan curtain wall.
29.1.2 Dokumen
Gambaran-gambaran dan ketentuan-ketentuan umum Kontrak, termasuk Ketentuan-
ketentuan Tambahan yang berlaku.
29.1.3 Ringkasan
Bab ini berisi tentang sistem-sistem FIRESTOP pada penetrasi-penetrasi yang
melalui bagian dari bangunan yang mempunyai tingkat ketahanan api tertentu,
termasuk bukaan kosong dan bukaan-bukaan berikut ini yang mengandung elemen-
elemen penetrasi:
1. Konstruksi lantai-langit-langit.
2. Konstruksi atap-langit-langit.
3. Dinding-dinding dan partisi-partisi.
4. Penghalang asap.
5. Konstruksi yang mengelilingi area-area kompartemenisasi.
29.2 Produk
29.2.1 Firestop pada Penetrasi
A. Mempersiapkan sistem-sistem FIRESTOP pada penetrasi yang kompatibel satu
sama lain, dengan bukaan-bukaan pembentuk substrat, dan dengan elemen-
elemen, jika ada, yang melewati sistem-sistem FIRESTOP pada penetrasi yang
berada dalam kondisi layanan dan aplikasi, seperti yang didemonstrasikan oleh
produsen sistem FIRESTOP pada penetrasi berdasarkan pengujian dan
pengalaman lapangan.
B. Mempersiapkan komponen-komponen untuk setiap sistem FIRESTOP pada
penetrasi yang dibutuhkan untuk memasang material-material pengisi. Gunakan
hanya komponen-komponen yang telah ditentukan oleh produsen firesop dan
disetujui oleh lembaga pengujian yang memenuhi syarat untuk sistem-sistem
tingkat ketahanan api yang telah ditentukan.
29.2.3 Material-Material
Semua produk FIRESTOP yang akan digunakan harus yang telah lolos uji ketahanan
api untuk kondisi konstruksi yang spesifik sesuai dengan jenis dan material elemen
penetrasi, kemampuan elastisitasnya , besaran annular space (ruang antara elemen
penetrasi dan apapun yang mengelilinginya), dan tingkat ketahanan api dari setiap
kondisi yang ada . Sistem FIRESTOP tersebut merupakan kombinasi dari produk
produk FIRESTOP yang non-intumescent dan produk produk FIRESTOP yang
intumescent yaitu:
Mortar Tipe 1
o Material : FIRESTOP Mortar (Mortar Penyetop Api)
o Densitas Kering : 649 kg/m3
o Penyebaran api : 0 (berdasarkan ASTM E84 (UL723))
o Asap yang Dihasilkan : <5 (berdasarkan ASTM E84 (UL723))
o Warna yang dapat dibubuhkan : Merah/Merah Pucat (untuk memudahkan
indentifikasi)
o Perkuatan : Dapat dibor dengan menggunakan bor atau obeng.
o Hanya untuk penggunaan di dalam
o Ketebalan FIRESTOP Mortar yang terpasang minimal 9 cm – 10cm.
ATAU
Mortar Tipe 2
o Material : FIRESTOP Mortar (Mortar Penyekat Api)
o Komposisi : Gypsum mortar
o Seal Asap
o Pemasangan sederhana
o Bebas perawatan
o Tidak ada emisi asap
o Warna yang dapat dibubuhkan : Putih ( dapat di cat )
o Perkuatan : Dapat dibor dengan menggunakan bor
o Durasi kering 15 – 20 menit pada saat setelah di aplikasikan
o Ketebalan FIRESTOP Mortar yang terpasang minimal 10 cm
o Fire rating 6 jam
o Mortar akan memberikan GHT air, GHT udara, asap bebas dan segel asap dingin
C. Intumescent Pillow
Material : FIRESTOP Intumescent Pillow
Memiliki kemampuan mengembang kesegala arah saat terpapar suhu tinggi /
kebakaran.
Tingkat STC : 60
Warna : Merah
Berat jenis : 53Kg/m3
Dimensi : 50mm x 152mm x 225mm
Terbuat dari serat mineral yang dilapisi dengan bahan membrane yang tahan
terhadap air serta dibungkus oleh fire retardant poly bag (kantung plastic yang
fire retardant)
Mudah untuk dibongkang pasang kembali
F. Cable Coating
Material : Intumescent cable coating
Latex emulsi acrylic
Water based
Metoda aplikasi : di semprot atau di kuas
Padatan : 62% berat I 53 % Volume
VOC : 29.95 g/L
Warna : Putih
Basis : Air
Pelarut : Bebas
Asbes : Bebas
Mercury : Bebas
Plascizer : Bebas
Abrasif viscoelascity : Tidak
Toksisitas : Tidak
Hazard : Tidak
Bebas asap
Klasifikasi sampai 90 menit Api rang 750oC
Klasifikasi sampai 15 menit api rang 1100 oC
DFT rendah dari 1.6mm
GHT Air
100 % UV stabil dan tahan cuaca
Fire rating Min 3 Jam
29.3 Pelaksanaan
Pelaksanaan sistem FIRESTOP pada penetrasi
A. Pemasangan sistem-sistem FIRESTOP pada penetrasi harus sesuai dengan
Instruksi dari Produsen.
B. Segel semua bukaan atau rongga yang dibuat oleh penetrasi-penetrasi untuk
memastikan kedap udara dan air.
C. Menunjuk pemasang yang telah diberikan pelatihan yang diperlukan untuk
memasang produk-produk FIRESTOP untuk setiap persyaratan yang telah
ditetapkan dan memenuhi persyaratan produsen FIRESTOP.
D. Produsen adalah bukan pihak inspeksi yang memenuhi syarat, karena akan
terjadi konflik kepentingan bagi produsen untuk melakukan inspeksi-inspeksi
terhadap sistem-sistem FIRESTOP yang dipasang sesuai dengan standar-
standar inspeksi tersebut di atas.
E. Sistem FIRESTOP yang dipasang harus memenuhi standar yang disarankan
oleh produsen agar bisa disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
F. Mortar
Diaplikasikan pada bukaan jalur kabel power (electrical) baik antar lantai
maupun antar ruangan.
Aplikasi mortar harus menutupi keseluruhan bukaan yang ada atau
dengan ukuran minimal dimensi penetrasi yang melewati bukaan
ditambah 10 cm dan dengan ketebalan 10 cm.
Dalam proses aplikasi, material mortar dicampur dengan air bersih dengan
ketentuan rasio mortar dengan air adalah 2.00 : 1 dan Tidak diizinkan
melakukan pencampuran dengan rasio kurang dari 2.00 : 1.
Proses pencampuran dan aplikasi dapat dilakukan dengan cara manual
(dengan tangan) atau dengan power mixer.
Untuk mempermudah proses aplikasi dan dengan tujuan menambah
kerapihan hasil kerja, dalam aplikasi mortar menggunakan belgesting atau
cetakan. Setelah selesai aplikasi dan mortar kering, belgesting atau
cetakan ini harus dilepaskan.
Celah pertemuan antara mortar dengan penetrasi harus ditutupi dengan
material firestop sealant guna mendapatkan proteksi sempurna.
G. Intumescent Sealant
Sealant diaplikasikan pada celah pertemuan antara bahan penetrasi
dengan material firestop (mortar atau composite sheet) dan celah-celah
kecil lainnya yang memungkinkan api atau asap melewatinya.
Proses aplikasi sealant menggunakan caulking gun, bulk loading gun, atau
di-trowel.
H. Cable Coating
Cable coating diaplikasikan pada kabel-kabel power (electrical).
Aplikasi cable coating harus menutupi keseluruhan kabel dengan
ketebalan minimal 1600 mikron (1,6 mm).
Proses aplikasi cable coating menggunakan kuas atau spray.
30.2 Semua bekas bongkaran dan sebagainya harus dikeluarkan dari Lokasi
pembangunan konstruksi.
Semua jenis tanaman yang tertanam harus disetujui oleh Direksi Lapangan/MK.
31.3.3 Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk / kemiringan / contour
/ peil yang tertera dalam gambar kerja. Kemiringan - kemiringan yang dibuat harus
cukup kuat untuk mengalirkan air hujan menuju keselokan yang ada disekitarnya
serta mengikuti persyaratan - persyaratan yang tertera dalam gambar perencanaan.
Adanya genangan air di atas tanah tidak dibenarkan.
31.3.5 Tanah yang dipersiapkan untuk pekerjaan penanaman harus benar-benar bersih dari
batu, kerikil, aduk, kapur dan segala bekas bahan bangunan, bahan plastik dan
bahan-bahan organis. Tanah yang dipakai untuk urugan dan pelapisan tanah (top
soil] untuk rumput adalah tanah subur dan gembur.
31.3.6 Tanah urug yang dipakai pada saat penanaman dicampur dengan pupuk kandang
dengan perbandingan jumlah yang sama (1:1) atau sesuai persyaratan untuk jenis
tanaman maupun rumput.
31.4.2 Perbedaan antara gambar dengan keadaan Lapangan harus dilaporkan kepada
Direksi/Pengawas untuk diambil keputusan pemecahan perihal perbedaan tersebut.
31.4.3 Peil permukaan rumput dan tanaman hias yang terpasang harus sesuai dengan
gambar perencanaan.
31.4.4 Jenis rumput gajah ditanam berupa rumpun-rumpun pada setiap jarak10 cm secara
teratur dan lurus dengan pole zig zag, ditanam dengan cara tandur.
31.4.5 Semua penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau setelah pukul 14.30 agar
tidak banyak terjadi penquapan dan kekeringan yang terlampau cepat bagi tumbuh–
tumbuhan tersebut kecuall penanaman yang dilakukan di tempat yang terlindung dari
panas Matahari langsung dapat dilakukan setiap saat.
31.4.6 Bila setiap kali pelaksanaan penanaman jenis rumput yang telah disebutkan dan
tanaman hias selesai dilaksanakan, harus segera dilakukan penyiraman dengan air
yang bebas dari bahan / zat yang dapat mematikan tanaman. Penyiraman ini harus
dilakukan secara teratur pagi dan sore setiap hari agar dapat tumbuh cepat dan baik.
Penyiraman dilakukan pagi sebelum pukul 10.00 dan sore hari sesudah pukul 14.00.
31.5.2 Selama masa itu, Kontraktor diwajibkan secara teratur memelihara tanaman dan
mengganti setiap kali ada yang rusak atau mati. Semua biaya penggantian tanaman
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
31.5.3 Pemeliharaan tanaman ini disesuaikan dengan sifat dan jenis tanaman yang
tertanam.
31.5.4 Bahan dan peralatan yang dipergunakan dalam setiap jenis pekerjaan pemeliharaan
ini harus benar-benar baik, memenuhi persyaratan kerja yang dibutuhkan dan jangan
sampail merusak tanaman.
31.7.2 Untuk tanaman rumput, penyiangan perlu dilakukan untuk mencabut segala tanaman
liar dan jenis rumput yang berbeda dengan jenis rumput yang ditanam. alat yang
dipakai adalah pancong atau cangkul garpu kecil
31.7.4 Kontraktor wajib mengganti setiap kali ada tanaman & rumput yang rusak atau mati.
Semua penggantian tanaman & rumput baru, menjadi tanggung jawab Kontraktor
sampai masa pemeliharaan yang ditentukan berakhir.
31.7.5 Penggantian tanaman harus sesuai dengan jenis/bentuk/warna daun dan burga
dengan apa yang telah ditentukan dan tertanam.
31.7.6 Penggantian tanaman dan rumput harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin
jangan sampai merusak tanaman dan rumput lain di sekitarnya pada saat mencabut
atau menanam yang baru.
31.7.7 Penggantian tanaman dan rumput dilaksanakan pada sore hari antara pukul
14.00-13.00, dan sesudah dilakukan penanaman baru harus segera disiram air.
31.8 Pemangkasan.
31.8.1 Pemangkasan dilakukan pada cabang / ranting yang tumbuh tidak taratur / liar, atau
untuk mendapatkan / mempertahankan bentuk pertumbuhan cabang yang diinginkan.
31.8.3 Semua pekerjaan pemangkasan ini dilakukan dengan gunting pangkas dengan
memangkas cabang dan ranting arah miring dari bawah keatas dengan sudut 30 – 40
derajat. Tidak dibenarkan pemangkasan dilakukan dengan mematahkan ranting /
cabang tanpa alat yang baik dan cukup tajam, sehingga ranting/batang pecah atau
rusak.
31.8.5 Pemangkasan harus dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali.
31.9 Pemupukan.
31.9.1 Pupuk maupun Obat anti Hama yang dipergunakan harus sesuai dengan persyaratan
penggunaan pupuk bagi masing-masing jenis Tanaman.
31.9.2 Pupuk kandang dipakai pada saat penanaman sebagai pencampur tanah urug yang
diperlukan sesuai persyaratan untuk jenis tanaman maupun rumput.
31.9.3 Pupuk buatan diberikan kepada tanaman setelah melampaui masa tanam 3 (tiga)
bulan. Pupuk NPK diberikan sebanyak 25 gram per tanaman, (unsur NPK ini
mendorong pembentukan akar, pembungaan dan pembuahan). Pemupukan
dilakukan dengan menanamkannya di dalam tanah sekitar batang tanaman sedalam
10 cm. Diameter lingkar alur pemupukan selebar rimbun daun pohon yang
bersangkutan. Pemupukan ini diulang setiap (3) tiga bulan kemudian.
31.9.4 Untuk tanaman rumput dipakai pupuk buatan ZA atau Urea sebanyak 15 gram / m2.
Pemupukan dilakukan sebulan sekali dengan cara pupuk dilarutkan dengan air
kemudian disemprotkan dengan Sprayer ke permukaan rumput.
31.10.2 Untuk pemberantasan Jamur dan sejenisnya, dipakai fungisida Dithane M-45 yang
dicampur air (2 gr/liter Air). Pemberantasan dilakukan dengan penyemprotan ke
seluruh permukaan daun, batang dan cabang.
31.10.3 Untuk memberantas penggerek batang dipakai BHC. Untuk memberantas Siput darat
dipakai Metodex yang disebarkan di sekitar Pohon.
33.1.2 Pekerjaan ini dilaksanakan pada dinding kaca kulit luar bangunan seperti tertera
dalam gambar rencana.
pelaksanaan QC yang akan dilaksanakan oleh pabrik pembuat pada saat proses
pemasangan.
8) Kontraktor harus membuat mock-up untuk pengetesan, dipersiapkan bila diminta
oleh
9) Direksi Lapangan.
33.4.2 Defleksi
Lolos uji beban 1200 Pa dengan lendutan ≤ L/175 dengan metode uji sesuai ASTM
E283.
1) AAMA = Yang diijinkan maksimum L / 175 atau 2 cm.
2) JIS = Defleksi yang diijinkan maksimum L / 150 atau 2 cm.
4) Tebal : Minimal 1,8 mm (untuk transom) dan 2 mm (untuk mullion) dan harus
memenuhi kebutuhan teknis atau sesuai perhitungan struktur atas tekanan angin
yang ditentukan atau menyesuaikan lokasi (kategori) area dimana bangunan
tersebut akan didirikan.
5) Finish : Anodized Plus, ketebalan ±18 micron.
6) Warna : Ditentukan kemudian
7) Aluminium Extruded Window Stool (tidak dipakai)
8) Billet yang dipakai
Dari billet utama (primary) dengan standard A-6063 S-T5 dengan komposisi (%) :
Mg : 0,45 - 0,9%
Si : 0,2 - 0,6%
Ti : 0,1% max
Mn : 0,1% max
Zn : 0,1% max
Fe : 0,35% max
Cu : 0,1% max
Cr : 0,1% max
Aluminum : Sisanya
9) Kaca : Lihat RKS bagian Pekerjaan Kaca dan Cermin
10) Back – up material : Ex. Dunalon
Bahan = Polyethelene Foam
Sifat material = Tidak menyerap air (closed cell)
Kepadatan = 65 - 96 kg / m3
Ukuran penampang = 25% - 50% lebih besar dari celah yang terjadi.
Standard = ASTM D.696 dan D.1621 dan ASTM E.96-53T.
11) Gasket
Bahan = Neoprene, Santoprene, EPDM.
Sifat material = Tahan terhadap perubahan cuaca.
Kekerasan = 60 - 80 Durometer.
Jenis bahan = Extrusion.
12) Setting Block Untuk Kaca
Bahan = EPDM.
Kekerasan = 80 - 90 Durometer.
Sifat material tidak menyerap air
13) Sealant Dinding & Joint Sealer
Sesuai bab pekerjaan Sealant
Sambungan antara profil horizontal dengan vertical diberi sealer yang berserat
guna menutup celah sambungan profil tersebut, sehingga mencegah
kebocoran udara, air dan suara. Bahan = Butyl Rubber Sheet.
14) Screw
Bahan = Stainless Steel.
15) Angkur & Angkur Tanam/Bracket
Bagian yang berhubungan dengan aluminum dilapisi Hot Dipped Galvanised
sampai dengan 18 micron.
16) System spandrel (back board) agar menggunakan panel Kalsium Silicate tebal 6
mm dengan finishing cat pada sisi luar (sesuai dengan uraian dalam Bab
Pekerjaan Pengecatan).
17) Harus ada surat jaminan produk (material) dari assembly dan factory (bukan dari
applicator). Harus diberikan jaminan tertulis selama 5 (lima) tahun dari tipe
campuran (Alloy) dan 10 (sepuluh) tahun untuk Gloss Ressistance, color flatness
dan corrosion ressistance.
Semua aluminium harus dilindungi dengan "Lacquer Film", atau bahan yang
lain yang disetujui Direksi Lapangan ketika dibawa ke lapangan dan lolos
inspeksi material oleh Direksi Lapangan.
Pelindung tersebut dapat dibuka pada bagian-bagian tertentu dimana
diperlukan saat pemasangan dan ditutup kembali setelah pengerjaan selesai.
Kosen harus dilindungi dengan plastic tape atau zinc chromate primer permis
transparant ketika pekerjaan plester dilaksanakan. Bagian-bagian lain dapat
tetap dilindungi dengan "Lacquer Film" sampai pekerjaan selesai.
Penggunaan pernis pada permukaan yang akan diberikan caulking atau
sealant tidak diperkenankan.
15) Weatherseal
Pemasangan kosen harus dilengkapi dengan weather seal sealant (lihat Bab
Pekerjaan Sealant) dan backing strip dari busa di dalam dan di luar sebagai
lapisan pengisi, sebelum sealant dipasang.
16) Kontraktor harus mengadakan dan memberikan sertifikat hasil uji / test teknis
sebagai berikut :
Test beban angin
Test kebocoran udara
Test kebocoran air
Proses pengetesan ini harus dilaksanakan oleh badan yang independent dan
disaksikan oleh pihak Pemberi Tugas, Perencana dan Direksi Lapangan.
17) Jaminan
Kontraktor wajib memberikan sertifikat jaminan pemasangan hasil pekerjaan dan
mutu bahan untuk waktu 10 (sepuluh) tahun dan jaminan untuk coating dan warna
selama 10 (sepuluh) tahun, disertai sertifikat dari pabrik.
34.2.3 Panel Partisi : Dari bahan aluminium U-Profil 62x60mm, FTPI 58x100mm
Merek : Klima Oprima atau setara
34.2.4 Insulasi dari bahan mineral fiber wool tebal 50mm density 100 kg/m3.
34.2.5 Untuk perlengkapan partisi, lihat pada bab pekerjaan Pintu dan Jendela.
34.3.2 Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan, seperti klos-klos, baut,
anker-anker dan penguat lain yang diperlukan hinga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan / menjaga kerapihan, terutama untuk bidang-bidang tampak, tidak
boleh ada lubang lubang atau cacat bekas penyetelan.
34.3.3 Partisi terbuat dari metal framing system dengan panel gypsum plasterboard
sebagaimana tercantum dalam gambar pelaksanaan. Aplikasi metal framing system
sesuai dengan rekomendasi dan standar pabrikan.
34.3.4 Bagian-bagian Galvanized Steel Framing, Studs, Slips dan lain lainnya dapat
digunakan selama tidak terlihat dari luar (berada dibagian dalam partisi).
34.3.5 Bahan yang akan diproses pabrikasi harus diseleksi dahulu sesuai dengan bentuk,
ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
34.3.6 Proses pabrikasi dan assembling sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan dari
Pabrik pembuat.
34.3.7 Partisi harus lengkap dengan fixings yang diperlukan dan harus terpasang secara
lurus, rata sebagaimana terlihat dalam gambar pelaksanaan.
34.3.8 Pemasangan partisi tidak boleh menyimpang dari ketentuan pemasangan yang
disyaratkan Pabrik.
34.3.9 Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan Pabrik pembuat.
34.3.10 Semua rangka harus terpasang dalam posisi menyiku, tegak, rata sesuai peil dalam
gambar pelaksanaan dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang
diijinkan dari masing masing bahan yang digunakan. Rangka penguat dari Galvanized
Steel jenis Square Tube dengan ukuran dan detail sesuai Gambar Kerja.
34.3.11 Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut sudut pertemuan dengan
bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar pelaksanaan, Kontraktor
wajib menanyakan kepada Direksi/Pengawas.
34.3.12 Sistem ikatan terhadap plafond dan plat beton diatasnya harus menjadi satu kesatuan
dengan rangka partisi.
34.4.2 Sebelum pemasangan panel, pelindung aluminium harus dibersihkan terlebih dahulu.
LANTAI
Homogenous Tile Niro Granite, Granito, Indogress, Quadra √
Ceramic Tile Roman, atau setara √
Hospital Vynil & Plint Forbo, Tajima, Armstrong √
Floor Hardener Sika, Flowcrete √
Paving Block Cisangkan, Conblock Indonesia, Interblock √
2
Exterior paint ICI Dulux, Mowilex, Jotun √
Interior paint ICI Dulux, Mowilex, Jotun √
Epoxy Propant √
Acrylic Gloss Enamel Paint ICI Dulux, Mowilex, Jotun √
Waterproof Coating Sika Setara √
PLAFOND
Gypsum plasterboard JayaBoard , Setara √
3 Gypsum Water proofing JayaBoard , Setara √
Aluminium Liner Ceiling + Rangka Metal Hunter Douglas, Armstrong, Prometama √
ROOFING
membrane Waterproofing Sheet Bituthene, Sika √
6 Coating Sika, setara √
Zincalume Bluescope Lysaght atau setara √
FASADE
Aluminium Composite Panel Aluprima, Alcotuff, Dekson. √ √
7 Aluminium Grill ( Aluminium Aerobirise Sytem ) Hunter Douglas, Armstrong, Prometama √ √
Hollow Panellux, Hunter Douglas √
FIRESTOP
Firestop Mortar LOOCKWELL, INCA √
8 Firestop Collar LOOCKWELL, INCA √
Firestop Cable coating LOOCKWELL, INCA √
E. PEKERJAAN MEKANIKAL
1.3 Pemipaan
Umum
1. Secara umum pekerjaan pemipaan meliputi: pipa, sambungan, katub, strainer,
sambungan ekspansi, sambungan fleksibel, penggantungan dan penumpu, sleeve, bak
kontrol, galian, pengecatan, pengujian.
2. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter nominal/dalam dari pipa dan letak serta
arah dari masing-masing sistem pipa.
3. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan/atau spesifikasi dipasang terintegrasi
dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
4. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
5. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut di atas harus juga
terlindung dari cahaya matahari.
6. Semua barang yang akan dipergunakan menunjukkan identitas pabrik pembuat.
Ketentuan Bahan
Keterangan Spesifikasi Bahan
Spesifikasi Pipa air bersih
Penggunaan : Air Bersih, Air Panas (HW)
Tekanan Standart : 10 Kg/cm2
Uraian Keterangan
Pipa air bersih PPR-PN 16
Pipa air panas PPR-PN 20
1.1.1.1 Keterangan Bahan Valve, Strainer mengikuti ketentuan tabel di bawah ini :
Persyaratan Pemasangan
Umum
1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50
mm diantara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta
penghalang lainnya.
4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan
antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan
fungsi sistem dan yang diperlihatkan di gambar.
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan
FLANGE.
6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang
pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
7. Raducer dan expander yang terletak dijalur pipa-pipa uap pada posisi horizontal
dasarnya harus datar untuk memungkinkan drainase.
8. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
Dibagikan dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 ½%
Dibandingkan luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 ½%
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1%
9. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik buangan.
Drainase dan vent harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan.
10. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan
dan penggantian.
Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
11. Sambungan-sambungan fleksibel harus dipasang sedemikian rupa dan angker pipa
secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat
yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja kearah memanjang.
12. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa
dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan.
Katup-katup dan fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
13. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angker-angker pipa dan pengarah-pengarah
pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada
alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan dan persyaratan pabrik.
14. Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipa sleeves harus disediakan dimana
pipa-pipa menembus dinding-dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit.
15. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan
menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
16. Semua galian harus juga termasuk penutupan kembali serta pemadatan.
17. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
a. Diameter Batang
b. Bentuk Gantungan
- Untuk air panas, uap dan kondesat : Roller guide type.
- Untuk yang lain-lain : Split ring type atau Clevis type.
Penggapit pipa baja yang digalvanized harus disediakan untuk pipa
tegak.
Semua gantungan dan penumpu harus dicat dengan cat dasar
zinchromat sebelum dipasang.
C. Pemasangan Katup-Katup
1. Katup-katup harus sediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi
dan untuk bagian-bagian berikut ini :
a. Sambungan masuk dan keluar peralatan.
b. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.
- Di ruang Mesin
D. Pemasangan Strainer
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat berikut
ini :
a. Katup-katup Pengontrol.
b. Katup-katup pengurang tekanan.
c. Steam traps.
E. Penyambungan Pipa-pipa
1. Sambungan Ulir
- Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir
berlaku untuk ukuran sampai dengan 80 mm.
- Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk
pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
- Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dengan pisau roda.
- Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter
dengan reamer.
- Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
2. Sambungan Las
- Sistim sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
- Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las. Kawat las
atau elektroda yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
Sebelum pekerjaan las dimulai pemborong harus mengajukan kepada
direksi contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
- Tukang las harus mempunyai pengalaman kerja dan hanya boleh
bekerja sesudah mempunyai surat ijin tertulis dari direksi/pengawas.
- Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus
untuk itu.
- Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi
baik menurut penilaian direksi/pengawas.
3. Sambungan Lem
- Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang
sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
- Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk itu harus
dipergunakan alat press khusus. selain itu pemotongan pipa harus
menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat
tegak lurus terhadap batang pipa.
- Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi
pabrik pipa.
F. Sleeves
- Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
- Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran
diluar pipa ataupun isolasi.
- Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tulang atau baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
- Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis “Flushing Sleeves”.
- Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan rubber sealed
atau “Caulk”.
G. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan
di setiap service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara/
metode-metode yang disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
Pengujian
Sistem Air Bersih
Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan tekanan air dibawah tekanan
tidak kurang dari tekanan kerja tambah 50% atau 10 kg/cm2 dan tidak lebih tinggi lagi dalam
jangka waktu 3 jam.
- Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
- Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari hubungan-
hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
Pengecatan
1.1.1.3 Umum
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
- Pipa service
- Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
- Flens
- Peralatan yang belum dicat dari pabrik
- Peralatan yang catnya harus diperbaharui.
1.1.1.4 Pengecatan
Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :
clear water tank dan selanjutnya di pompa ke bak air atas /roof tank dengan pompa
transfer.
3. Penjernihan/Sistem Filter Air dari sumur dalam (deep well)
Semua peralatan utama dan material bantu yang diperlukan untuk sistem filter air
dari sumur dalam menjadi tanggung jawab dari kontraktor pelaksana.
- Casing dan cover terbuat dari grained cast iron sesuai British Standart
atau setara dengan stainless steel impeller.
- Casing merupakan pengerjaan cermat dan dirakit menggunakan
sambungan besi.
- Semua pump casing dilengkapi dengan air vent.
b. Impeller
- Digunakan impeller jenis single atau double section, terpasang pada
poros dan keseimbangan dinamis.
c. Shaft
- Poros terbuat dari pengerasan endapan stainless steel dengan
menggunakan pasak terbuat dari baja/perunggu untuk menjadi putaran
dan keamanan terhadap gaya-gaya aksial.
- Bantalan digunakan untuk dapat mencegah gaya yang terjadi pada poros
impeller dan diberi ring perapat neoprene oil.
- Water seal dapat dipasang pada jenis mechanical seal.
d. Aksesories (Peralatan Tambahan)
Setiap pompa disediakan aksesories sebagai berikut :
- Globe valve pada discharge piping.
- Gate valve pada suction piping.
- Check valve pada discharge piping.
- Pressure gauge pada suction dan discharge piping.
- Thermoneter pada sisi tekan pompa.
- Rangka fondasi dilengkapi dengan peredam getaran yang sesuai dengan
pompa.
- Unit pemanas air terpusat dari tipe heat pump diletakkan di dak atap
bangunan.
- Pemasangan peralatan yang berhubungan dengan listrik harus mengikuti
peraturan PUIL terbitan terakhir.
3.2 Bahan-Bahan
- Bahan-bahan yang diperlukan dan disedikan oleh pemborong untuk pekerjaan sumur
dalam adalah seperti :
a. Larutan Bor
Pemborong harus memakai cara rotary drilling, oleh sebab itu harus
menyediakan larutan
b. Pipa Casing
Pipa Cassing harus disediakan oleh pemborong, yang terbuat dari pipa PVC
dengan diameter 200 mm dan 150 mm.
c. Pipa discharge pompa adalah galvanis medium class dengan diameter 50 mm.
d. Semen Grouting, Gravel Pack dan lain-lain.
e. Deep well pump,type submersible dengan
- kapasitas : Sesuai gambar perencanaan
- head : Sesuai gambar perencanaan
- kelengkapan : valve dan panel control
- Pemborong harus mengajukan brour-brosur dan contoh bahan-bahan sebelum pekerjaan
dilakukan kepada pengawas / MK.
3.3 Pemasangan
a) Pemborong harus melakukan pengeboran pada lokasi yang ditentukan oleh pengawas
atau yang tertera pada gambar yang disetujui.
2. Pemborong harus melakukan catatan pengeboran sekaligus mengumpulkan contoh-
contoh lapisan tanah/batuan pada setiap lokasi catatan pengeboran.
- Pemasangan perlengkapan sumur dalam, harus dengan cara terbaik, umum dan
wajar, yang biasa dilakukan dalam pembuatan sumur bor.
- Penyelesaian Sumur.
a. Kotoran dan Lumpur yang masuk ke dalam lapisan equifer pada waktu pengeboran
dilaksanakan.
b. Lumpur bor / drilling mud
c. Pasir halus.
Yang kesemuanya dimaksudkan agar dapat diperoleh kapasitas maksimal sumur bor.
Penyempurnaan sumur dapat dilakukan dengan cara etting, sunging, billing,
backwashing dan sebagainya.
Lingkup Pekerjaan
Uraian singkat lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. Peralatan sanitair.
2. Grease Trap.
3. Sump pit.
4. Sump pump/sewage pump.
5. Man hole.
Peralatan Sanitair
Ruang lingkup pekerjaan finishing, pemasangan dan testing semua sistem dan peralatan,
bahan dan hal-hal yang berhubungan untuk melengkapi pekerjaan Mekanikal dan Pemipaan
dan untuk memenuhi seluruh permintaan yang ada pada gambar design, terdaftar pada BQ
dan dijabarkan pada bagian ini.
Tipe dan warna masing-masing peralatan sanitair harus mendapat persetujuan arsitek atau
direksi.
- Semua material dan peralatan harus memenuhi standart yang telah ditentukan dan
mudah didapat di pasaran.
- Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik. Barang yang dipakai adalah dari produk
yang telah di syaratkan dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.
- Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada MK beserta persyaratan /
ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus
diganti tanpa biaya tambahan.
- Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian bahan pengganti harus
disetujui MK berdasarkan contoh yang diajukan Pemborong.
- Sebelum pemasangan dimulai, Pemborong harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara
pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
- Bila ada kelainan dalam hal-hal apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Pemborong harus segera melaporkannya
kepada MK. Pemborong tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
- Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/ pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan.
- Pemborong wajib memperbaiki bila ada kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Pemborong. Pelaksanaan pemasangan
harus menghasilkan pekerjaan yang sempurna, rapi dan benar.
Grease Trap
- Harus dipasang pada setiap saluran pembuangan dari dapur / pantry, sedekat mungkin
dengan sumber limbah.
- Harus berfungsi untuk mengumpulkan serta “menangkap” lemak yang terkandung
dalam air limbah dapur.
- Endapan lemak harus dapat berkumpul dalam bak lemak dan selanjutnya secara
berkala akan dikeluarkan petugas kebersihan.
Sump Pit
- Apabila ditentukan dalam gambar perencanaan, maka harus dibuat sump pit seperti
diuraikan disini.
- Sump pit harus dibuat dari konstruksi beton bertulang badan rapat air bertutup grill.
- Setiap bagian air harus dapat dipompa sedangkan semua ujung sudut dibuat 135 oC.
- Sump pit harus dilengkapi sebagai berikut : Level siwch untuk kendali pompa.atau
dengan pompa yang sdh terangkai otomatisnya.
Manhole
PT. PENTA REKAYASA E – 4-17
Review dan Revisi DED Pembangunan Gedung STP ITB (Kawasan Gedebage)
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL
Ukuran bahan dan letak man hole seperti terlihat di gambar standar detail plumbing di gambar
mekanikal.
Ketentuan Bahan
- Kwalitas dari peralatan yang dipakai harus baru dengan kwalitas baik.
- Kwalitas pompa harus memakai pompa-pompa submersible atau pompa centrifugal
yang non clogging yang khusus dipakai untuk keperluan air kotor/ limbah.
- Motor listrik yang dipasang harus mengikuti standar PUIL terbitan terakhir dan cocok
untuk kondisi tropis.
a) Biological Treatment
Jumlah : Disesuaikan dengan O2 transfer
Motor : sesuai kebutuhan bahan cast iron
Peralatan tersebut disediakan untuk : fan, submersible pump, motor, exhaust fan,
chlorinator, filter pump, dan lain-lain.
f) Panel Kontrol
Panel kontrol berisi lampu-lampu indicator dan alarm, yang diletakkan pada diagram
sewage treatment plant dan water recycling (Mimic diagram) dan terletak pada lantai Dasar.
g) Test Equipment
Jumlah : 1 set test equipment
Type : STPL portable laboratory dalam kotak plastic yang dapat digunakan untuk
menentukan :
B.O.D.
Settleable matter
Dissolved oxygen
Sisa chlor
Lengkap dengan reagents untuk kebutuhan 2 tahun dan buku petunjuk cara
pengunaannya.
Catatan :
Semua peralatan listrik harus sesuai dengan sistem tegangan yang ada pada
bangunan yaitu : 380 volt, 3 phase, 50 c/s.
h) Chlorinator
Type : Dosing pump
Lengkap dengan tanki chlorine dan pompa injection.
5 PEMADAM KEBAKARAN
5.1 Umum
5.1.2 Garansi
Pemborong harus memberikan garansi dari pabrik selama paling kurang satu tahun untuk pompa-
pompa.
5.1.3 Pengiriman
a) Tata cara pelaksanaan yang tercantum dalam peraturan yang syah berlaku di Republik
Indonesia ini harus betul-betul ditaati antara lain Dinas Pemadam kebakaran Pemerintah
setempat. Peraturan-peraturan Depnaker, LPC, NFPA kecuali bila dibatalkan oleh Rencana
Kerja dan Syarat.
b) Pemborong diharuskan :
1. Mengirimkan contoh bahan yang akan digunakan.
2. Menyerahkan brosur dan Gambar Detail peralatan yang akan digunakan sebelum
dilakukan pemesanan untuk disetujui Konsultan Pengawas.
3. Menyediakan peralatan yang baik untuk pelaksanaan seperti water pas, water pump,
pipe cutters, pipe dan tube threaders, meteran, meggertest dan lain-lain. Viset dan
Fastening Tools.
c) Apabila Konsultan Pengawas meragukan kualitas bahan atau alat tertentu, maka bahan
tersebut akan dikirimkan ke laboratorium penyelidikan bahan, atas biaya Pemborong dan
alat dimaksud harus segera diganti bila tidak memenuhi syarat.
d) Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas lapangan
maka Pemborong harus menyingkirkan bahan tersebut keluar lapangan dalam jangka
waktu 3 (tiga) hari.
5.1.4 Gambar-gambar
a) Pemborong wajib membuat gambar detail untuk pelaksanaan pekerjaan (shop drawing) dan
perubahan-perubahannya bila terjadi. Harus membuat gambar yang sesuai dengan
instalasi terpasang (as built drawing).
b) Gambar kerja dan Gambar Detail untuk dibuat pekerjaan harus selalu berada dilapangan
setiap waktu. Gambar tersebut dalam keadaan jelas, dapat dibaca dan menunjukkan
perubahan-perubahan terakhir.
c) Ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah tercantum dalam gamba kerja dan
detail. Ukuran tersebut merupakan ukuran efektif/bersih, atau ukuran dalam keadaan jadi.
Oleh karena itu dalam pelaksanaan maupun pemesanan ukuran-ukuran harus
diperhitungkan sebagai ukuran efektif.
b) Jika didalam melaksanakan pekerjaan ada salah satu bagian instalasi yang sukar
dilaksanakan, Pemborong wajib membuat laporan tertulis dan hal tersebut segera
dibicarakan dengan Konsultan Pengawas.
c) Pekerjaan bias dianggap selesai dan diterima apabila telah dilakukan test dan dinyatakan
baik secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
d) Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang-orang yang ahli. Untuk
pelaksanaan khusus Pemborong harus memberikan surat pernyataaan yang membuktikan
bahwa pelaksanaannya memang mempunyai pengalaman dan kecakapan tersebut.
e) Semua barang dan peralatan yang dipergunakan untuk instalasi harus baru dan memenuhi
persyaratan yang ditentukan. Jika barang dan peralatan tersebut tidak ditentukan dalam
rencana kerja & syarat maka barang- barang tersebut harus barang-barang yang normal
dipakai.
f) Mengikuti ketentuan pekerjaan instalasi plambing.
g) Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus mengembalikan pada keadaan semula,
Misalnya harus terjadi pembobokan dinding, lantai dan sebagainya. Pembobokan ini baru
dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Konsultan Pengawas.
5.2 System
System pemadam kebakaraan disini pada dasarnya terbagi menjadi 4 bagian :
Fire Hydrant System
Fire Extinguisher System
Sprinkler System.
Fire Suppression Syatem
Air cadangan bagi kebakaran terdapat pada Ground Water Tank. Dari tanki ini air dihisap oleh
Hydrant/Sprinkler pump untuk selanjutnya didistribusi ke setiap fire hose cabinet dan jaringan
pipa sprinkler.
Pompa bekerja secara automatic berdasarkan turunnya tekanan dan berhenti secara manual.
Keseluruhan instalasi pompa terdiri dari 3 buah pompa yaitu : Pompa Kebakaran Listrik 1 buah,
Pompa Pemadam Diesel 1 buah, dan Pompa Jockey (Pacu) 1 buah.
Fire Extinguisher
a) Uraian Umum
Untuk keperluan pencegahan kebakaran secara umum selain penyediaan hydrant dan
Sprinkler harus disediakan pula tabung-tabung fire extinguisher.
Gambar-gambar menunjukkan letak dari fire extinguisher, secara garis besar dimana area
yang harus diproteksi dengan fire extinguisher.
b) Standard
Standard yang dipakai harus sesuai dengan peraturan- peraturan yang dikeluarkan oleh
Dinas Kebakaran Daerah setempat. Sistem secara keseluruhan harus sesuai dengan
peraturan tersebut.
PT. PENTA REKAYASA E – 5-22
Review dan Revisi DED Pembangunan Gedung STP ITB (Kawasan Gedebage)
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL
4. Pillar Hydrant
Type : two way (100 x 65 x 65)
Bahan : Cast iron
6. Sprinkler Head
Sprinkler type pendant dan wall type dengan Rating 67 °C dan gelas warna merah tua.
5.4 Testing
1. Test Instalasi
Setelah selesai pemasangan instalasi pipa (sebelum memasang sprinkler head) seluruh
sistem distribusi air untuk pemadam kebakaran harus di uji dengan tekanan hidrostatik
sebesar 1.5 kali tekanan kerjanya (working pressure) dan dibiarkan dalam kondisi ini selama
paling kurang 2 (dua) jam tanpa mengalami kebocoran.
Apabila sesuatu bagian dari instalasi akan tertutup oleh konstruksi bangunan lain (ceiling)
maka bagian dari instalasi tersebut harus diuji dengan cara yang sama seperti diatas setelah
ditutup dengan kontruksi bangunan tersebut (ceiling).
2. Hydrant Pump
System kerja : automatic dan manual.
Terdiri dari 3 buah pompa : jockey pump dan 1 buah electric pump dan Diesel Pump.
a) Fungsi jockey/pump.
Untuk menstabilkan tekanan air didalam instalasi pipa, akibat perubahan suhu udara atau
keadaan lain.
b) Fungsi electric pump.
Pompa utama, untuk mengatasi kebakaran, sumber daya dari PLN.
c) Fungsi Diesel Hydrant Pump.
Apabila terjadi kebakaran pada waktu sumber PLN Padam dan tekanan air pada pipa
instalasi turun, maka Diesel Hydrant Pump akan berkarja secara otomatis.
3. Test Prosedure
Sebelum perlengkapan hydrant dicoba, maka terlebih dahulu pipa instalasi hydrant ditest
dulu mengenai kebocorannya.
Dengan cara mengisi air ke instalasi dengan pompa (motor pompa atau pompa tangan).
Sampai tekanan yang diharuskan minimal 1½ kg/cm² dan tidak ada penurunan selama 2 jam.
a) Kalau pipa instalasi hydrant sudah dalam keadaan baik tidak bocor maka pengecekan
equipment lainnya dapat dilaksanakan.
c) Pengecekan pompa.
Diperiksa koupling dan poros pompa dengan electro motor, dalam keadaan satu garis
atau tidak.
Kedudukanpompa pada engine mounting/base harus water pass dan baut-bautnya
harus terpasang kuat.
Oli sebagai bahan pelumas untuk pompa harus telah terisi.
Secara mekanik impeller (baling-baling) pompa harus dapat diputar dengan ringan
dengan tangan.
Power yang masuk ke terminal pompa dari panel pompa dicheck.
Phase to phase dengan tegangan 220/380 volt.
Setelah itu pompa dialirkan tegangan dan dilihat putaran baling-baling dari pompa. Arah
putaran harus clock wise (searah jarum jam).
Pengecheckan RPM, pompa dijalanan semua kran-kran ditutup. Amper setiap phase
dicheck/diukur. RPM yang diharuskan untuk pompa ini harus sesuai dengan spesifikasi.
Kran-kran dibuka perlahan-lahan dan dicheck ampernya. Dan amper akan naik sampai
titik maksimal (full capasity sesuai besar kilo watt dari pada electro motor).
Sudahdiketahui besar amper, pengecekan pompa pada pressure gauge pada masing-
masing pompa dan di hydrofor.
Jockey pump.
Posisi kran dibuka air dibuang, maka secara otomatis tekanan air akan berkurang, dan
jockey pump bekerja, dan pada tekanan tertentu pompa akan berhenti.
Electric pump.
Posisi kran pada hydrant dibuka, tekanan drop, electric pump akan bekerja.
Test Sprinkler.
Pengetesan sprinkler dapat dilakukan setelah seluruh instalasi pemipaan sprinkler telah
terpasang dengan baik lengkap dengan seluruh accessories. Hal yang perlu dilakukan
adalah :
Pengetesan pipa dengan tekanan, harus dilakukan setelah selesai pemasangan
unit-unit sprinkler head. Hal ini untuk menghindari terjadinya kebocoran pada
sambungan pipa dengan sprinkler head.
Pengetesan sprinkler dilakukan pada titik yang terjauh dengan cara memanasi /
membakar sprinkler, hingga mencapai temperatur bakarnya (67°C).
Pada saat pengetesan, kondisi didalam pipa harus penuh dengan air (wet pipe
system) dan seluruh valve dalam keadaan terbuka, kecuali drain valve yang ada
diarea flow switch. Dan pada saat sprinkler head yang dibakar itu pecah, maka air
harus mengalir sampai dititik sprinkler head yang pecah tersebut.
Drain valve yang ada di pipa pengetesan harus dibuka sehingga air tersebut
mengalir ke pipa tegak drain.
d) Dalam pengetesan ini bila menggunakan sistem otomatis, maka selector untuk panel, di
switch pada posisi otomatis.
e) Sedangkan untuk sistem manual, selector switch berada pada posisi manual menghidupkan
dan mematikan dengan cara menekan push button.
5.5.1.1 Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara pemasangan
instalasi Clean Agent Fire Suppression dengan berdasarkan pada standar-standar yang berlaku
yang meliputi pekerjaan secara lengkap dan sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai ke
site, pemasangan, penyimpanan, transportasi, pengujian, supervisi, pemeliharaan dan jaminan
untuk Proyek Science Techno Park ITB Bandung.
5.5.1.2 Desain systems Fire Supression harus mengacu pada standar sebagai berikut :
NFPA 2001 = Clean Agent Fire Suppression Systems
NFPA 70 = National Electric Code
NFPA 72 = National Fire Alarm Code
Underwriters Laboratories (UL) Listed
Factory Mutual (FM) Approved
PT. PENTA REKAYASA E – 5-26
Review dan Revisi DED Pembangunan Gedung STP ITB (Kawasan Gedebage)
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL
5.5.1.3 Kontraktor bekerja sama dengan kontraktor Fire Alarm dan Fire Fighting harus mengikuti
ketentuan Pemda setempat mengenai sistim pemadam kebakaran.
Fire Suppression systems merupakan gas pemadam yang bekerja secara otomatis dengan
menggunankan susunan kimia yang bebas halon, ramah lingkungan, tidak menghantarkan arus
listrik, tidak boleh meninggalkan residu, tidak merusak peralatan, tidak menimbulkan karat dan
tidak berbahaya bagi manusia.
5.5.1.4 Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada persyaratan yang tercantum dalam :
Penjelasan Umum
Persyaratan Lelang
Persyaratan Administratif
Tugas dan kewajiban kontraktor
Spesifikasi Teknik
Gambar Rencana
Berita acara aanwijzing
5.5.1.5 Kontraktor harus menunjukan surat keagenan dari Prinsipal dan berpengelaman dalam instalasi
Clean Agent Fire Suppression minimal 5 tahun dan dibuktikan oleh Surat Keterangan dari
Prinsipal.
5.5.1.6 Kontraktor harus mempunyai Alat pengisian Gas dari produk yang diageni di Indonesia agar
mudah dalam pengisian ulang.
5.5.1.7 Pengisian gas untuk Proyek ini akan dilakukan di Jakarta dan disaksikan oleh Pihak Konsultan
dan Pemberi Tugas.
5.5.1.8 Peralatan Clean Agent Fire Suppression yang diajukan harus satu manufacture agar dapat
dipertanggungjawabkan dan dibuktikan oleh Surat dari Prinsipal.
5.5.1.9 Untuk kesempurnaan sistem, kontraktor wajib memperbaiki atau menambah peralatan, bila
diperlukan di dalam kelengkapan sistem walaupun tidak tergambar atau disebutkan.
5.5.1.10 Semua pipa harus dicat dengan warna yang akan diatur / ditentukan kemudian untuk dapat
dibedakan dari instalasi lain.
5.5.1.11 Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tunnel harus dilindungi dengan lapisan
anti karat.
5.5.2.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua peralatan termasuk start up,
commissioning, balancing dan testing untuk Clean Agent Fire Supresion System dan damper-
damper lainnya yang direncanakan dapat bekerja dengan sempurna.
5.5.3.3 Sistem pemadam kebakaran dengan gas terdiri dari peralatan-peralatan sebagai berikut :
Gas yang tersimpan sebagai gas cair dalam tabung-tabung cylinder lengkap dengan electric
control head dan lever operated
Smoke Detector
Warning light
Multitone Strobe
Bell alarm
Addressable Control Panel
Flexible Discharge Hose
Dan lain lain sesuai dengan sistem
5.5.3.4 Untuk memdeteksi adanya kebakaran digunakan smoke detector yang terpasang di plafond
ruangan dan raise floor. Smoke detector mendeteksi asap setelah asap dalam ruangan
mencapai konsentrasi tertentu dan bekerja dengan tegangan 24 volt.
Pada saat smoke detector bekerja, otomatis akan membunyikan alarm dan menyalakan warning
light untuk memberikan peringatan kepada penghuni yang berada dalam ruangan agar segera
meninggalkan ruangan.
Deteksi dipasang cross-zone dimana sistem baru bekerja bila minimal 2 detektor yang bekerja.
Apabila deteksi hanya diterima oleh 1 smoke detector otomatis hanya membunyikan multitone
PT. PENTA REKAYASA E – 5-28
Review dan Revisi DED Pembangunan Gedung STP ITB (Kawasan Gedebage)
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL
strobe dan menyalakan lampu Evakuasi dan Control panel belum mengirim signal ke Cylinder
Electric Control Head.
5.5.3.5 Pada saat 2 detektor bekerja maka secara otomatis system pendingin (AC) dan sistem ventilasi
dalam ruangan akan mati/tidak bekerja. Bersamaan dengan itu perhitungan tenggang waktu
dimulai dari 30 detik menuju 0 detik setelah itu Control panel akan mengirim signal ke electric
control head untuk membuka valve cylinder Clean Agent Fire Suppression dan menyemburkan
gas Clean Agent Fire Suppression kedalam ruangan melalui open nozzle secara merata
keseluruh ruangan.
5.5.3.6 Selain dapat bekerja secara otomatis, sistim dapat juga bekerja secara manual. Untuk
keperluan ini disediakan Manual Pull Station yang memungkinkan sistim bekerja secara
manual.
5.5.3.7 Untuk membersihkan udara dalam ruangan setelah gas bekerja, digunakan exhaust-fan yang
portable dan moveable. Portable exhaust-fan disediakan dan disimpan didalam ruangan
penyimpanan/gudang.
5.5.3.8 Untuk pengawasan system, harus dilakukan pengetesan dan pemeriksaan secara berkala
terhadap peralatan-peralatan yang dipakai. Sistim pengetesan dan pemeriksaan harus dibuat
daftar yang jelas untuk memudahkan pengelolaan.
5.5.3.9 Untuk ruangan yang memakai sistim gas, masing-masing ruangan disediakan gas yang
mempunyai sistim terpisah.
5.5.3.10 Disediakan perlengkapan baju tahan api sebanyak 6 set termasuk masker, breathing apparatus,
sepatu dan sarung tangan disimpan dalam lemari diruang security atau diruang penyimpanan
gas clean agent.
5.5.4.1 Melaksanakan instalasi pemipaan gas Clean Agen Fire Suppression mulai dari cylinder Clean
Agent Fire Suppression sampai dengan discharge nozzle lengkap dengan fitting, hanger, dan
lain-lain alat bantu sesuai gambar rencana dan kelengkapan sistim sesuai standar yang
disebutkan diatas.
5.5.4.2 Melaksanakan instalasi pengabelan detector sesuai gambar rencana lengkap pipa, hanger,
conduit kabel dan lain-lain.
5.5.4.3 Melaksanakan instalasi kabel kontrol ke electric control head pada cylinder Clean Agent Fire
Suppression.
5.5.4.4 Membuat gambar kerja, menghitung kapasitas/volume kebutuhan gas untuk ruangan yang
diproteksi dengan melampirkan data perhitungan yang dapat dipertanggung jawabkan secara
sistim sesuai dengan Hydraulic Calculation Flow Program dan menyerahkan gambar revisi.
5.5.4.6 Memberikan surat jaminan / sertifikat dari manufacturer bahwa barang dan peralatan yang
disupplay pada proyek ini adalah peralatan-peralatan yang sudah memenuhi standar UL/FM
serta dijamin dapat berfungsi dengan baik.
5.5.4.7 Menyerahkan brosur, operation dan maintenance manual dalam bahasa Indonesia.
5.5.4.8 Mengurus perijinan dan menyerahkan surat kerja hasil baik dari Dinas Pemadam Kebakaran
setempat.
b. Cylinder dilengkapi dengan cylinder strap yang berfungsi untuk mengikat cylinder ke dinding
sehingga pada waktu discharge, cylinder tidak bergerak. Tiap cylinder terdapat name plate
yang berisi informasi berat kosong, berat Clean Agent Fire Suppression dan berat
keseluruhan. Standar Cylinder : UL/FM
5.5.5.4 Electric Control Head, berfungi untuk membuka valve cylinder pada saat menerima signal dari
Kontrol Panel. Jenis yang digunakan adalah ressetable (dapat digunakan berulang-ulang) dan
pada saat pengujian dapat dilihat dengan mata apakah actuator tersebut bekerja atau tidak.
Standar UL/FM
5.5.5.5 Discharge Hose, untuk memudahkan dalam pemasangan dan pelepasan cylinder Clean Agent
Fire Suppression dari pemipaan, baik saat instalasi maupun saat pemeliharaan. Untuk ukuran
valve cylinder dibawah 3” menggunakan rubber hose, bila lebih dari 3” maka menggunakan
stainless steel flexible hose. Standar UL/FM
5.5.5.6 Pressure Switch, dipasang pada jalur pemipaan dan akan aktif bila gas Clean Agent Fire
Suppression disemburkan. Pressure Switch akan mengirim signal ke Control Panel dan
mengaktifkan Bell yang terpasang di luar ruangan dan Warning light. Standar UL/FM.
5.5.5.11 Alarm
a. Multitone Strobe dipasang didalam ruangan yang diproteksi, untuk memperingati orang
didalam ruangan. Bekerja di Tegangan 24VDC.Pada saat 1 smoke detector bekerja maka
bunyi multitone terputus pendek tapi bila 2 detector yang bekerja maka bunyi multitone
berubah menjadi terputus panjang, Standar UL/FM.
b. Fire Bell dipasang diluar ruangan yang diproteksi, untuk memperingati orang bahwa didalam
ruangan terjadi penyemprotan gas Clean Agent Fire Suppression. Bekerja di tegangan
24VDC. Standar UL/FM.
Catatan :
Semua sistim yang akan dipasang, harus dibuatkan gambar kerja terlebih dahulu untuk
disetujui Pengawas yang ditunjuk.
Peralatan yang akan dipasang harus baru dalam hal ini tidak boleh cacat dan harus
disetujui terlebih dahulu oleh Manajemen Kontruksi atau pengawas yang ditunjuk.
5.5.7 TESTING
5.5.7.1 Pelaksanaan testing harus disaksikan oleh Konsultan MK di buat berita acara pengujian.
d. Maintenance:
Untuk menjamin bahwa sistim berjalan dengan baik, kontraktor harus memperhitungkan
biaya testing periodic/berkala seperti yang dinyatakan berikut ini:
Dried test dilakukan dalam waktu 6 bulan dengan cara melakukan : Electrical testing
dan penimbangan berat cylinder sesuai certificate cylinder.
Flow test dilakukan dalam jangka waktu sekali dalam jangka 3 tahun.
Semua hasil pengujian harus dibuat laporan tertulis dan disaksikan oleh Konsultan
Manajemen Kontruksi/Konsultan Pengawas yang ditunjuk.
5.5.8.1 Penyerahan dilakukan dengan berita acara disertai lampiran-lampiran sebagai berikut :
Gambar As built sebanyak 3 (tiga) set
Hasil Pengetesan
Brosur, operation dan maintenance manual dalam bahasa Indonesia
Sertifikat hasil pemeriksaan dinas pemadam setempat
Surat garansi/jaminan dari kontraktor dan prinsipal yang ditujukan kepada pemilik
bangunan.
5.5.8.2 Setelah penyerahan tahap 1, kontraktor wajib melakukan masa pemeliharaan secara cuma-
Cuma selama 1 (satu) tahun bahwa peralatan dan semua sistim bekerja dengan baik dan
sempurna. Kerusakan-kerusakan yang timbul dalam masa pemeliharaan dan bilamana perlu
harus diganti baru atas biaya tangguangan kontraktor, kecuali kerusakan karena kesalahan
pemakaian. Jika hal ini terjadi maka perbaikan atau penggantian baru menjadi tanggungan
pemilik bangunan.
5.5.8.3 Kontraktor wajib melatih operator pemilik bangunan selama 12 hari kerja dan menjalankan /
mendampingi operator selama 30 hari kalender sejak penyerahan tahap I mulai dari pukul 7.00
sampai dengan pukul 15.00.
5.5.8.4 Setelah penyerahan tahap I kontraktor wajib memberikan garansi selama 365 hari kalender
bahwa instalasi dan seluruh peralatan bekerja baik dan sempurna. Kewajiban pemborong sama
seperti pasal 7.2 lainnya.
Outdoor unit harus bisa terkoneksi dengan berbagai model indoor sebagai berikut :
- Ceiling Cassette Type (One Way Direction Air Flow)
- Ceiling Cassette Type (Two Way Direction Air Flow)
- Ceiling Cassette Type (Four Way Direction Air Flow)
- Ceilling Concealled Duct Type (Low Static)
- Ceilling Concealled Duct Type (High Static)
- Ceiling Concealled Duct Type (Built In Duct)
- Ceiling & Floor Type
- Ceiling Suspended Type
- Wall Mounted Type
- Floor Standing Type (With Case)
- Floor Standing Type (Without Case)
- Console Type
- Fresh Air Intake Type
Desain Indoor unit adalah pada saat temperature outdoor 35 ˚C ( 95˚F ) DB/ 24˚C ( 75.2˚F ) WB dan
suhu indoor temperatur 27˚C ( 80.6˚CF ) DB / 19˚C ( 66.2˚F ) WB.
System yang ditawarkan harus bisa melakukan Automatic Test Operation System, Untuk melakukan
pengecekan system secara otomatis yang meliputi pengecekan : control wirings, shut off valves, sensors
dan refrigerant volume. Dan system juga mempunyai kemampuan untuk Auto Charging dan Refrigerant
Leakage Test secara otomatis, sehingga sistem berjalan dengan baik dan berfungsi sesuai kondisi yang
dikehendaki dalam perancangan system, dengan rincian pekerjaan sebagai berikut :
- Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Unit AC jenis Multi Split VRF, VRV/VRF, Sistem model
Duct Type, Cassete Type dan Wall Type, beserta seluruh peralatan bantunya.
- Pekerjaan Pemipaan Refrigerant dari Indoor Unit ke Condensing Unit / Outdoor Unit.
- Pekerjaan pemipaan Kondensat dari Indoor Unit sampai ke saluran drainase yang disediakan
oleh Plumbing.
- Pekerjaan Exhaust Fan beserta peralatan bantunya secara lengkap.
- Pekerjaan Ducting, Exhaust, Grille, beserta peralatan bantunya secara lengkap
Instalasi Daya, Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi yang digunakan untuk menghubungkan
panel daya dengan outlet daya dan peralatan listrik, seperti Exhaust Fan, motor-motor listrik
pada peralatan Sistem VAC sesuai dengan gambar Perencanaan dan Buku Spesifikasi Teknis.
- Pekerjaan balancing, testing dan commisioning terhadap seluruh sistem sehingga dapat bekerja
dengan baik sesuai dengan fungsinya termasuk penyediaan peralatan uji/ukur dan segala
keperluan lainnya secara lengkap.
- Pembuatan buku manual operasi dan jadwal perawatan rutin maupun berkala sampai dengan
overhaul, operation log-sheet, spare-part number list untuk setiap peralatan / unit mesin yang
dipasang dan segala keperluan operasi lainnya untuk seluruh peralatan dalam sistem ini.
- Melaksanakan training kepada user dari pihak pabrikan (Principal) serta pelatihan on site project
utuk pengoperasian system dan cara/proses pemeliharaan beserta trouble shooting dan
perbaikan.
- Pekerjaan pemeliharaan dan penggantian kerusakan yang terjadi selama masa pemeliharaan.
b. Outdoor unit
System ini harus bisa terkoneksi dengan pipa refrigerant yang mempunyai kemampuan panjang
instalasi 225 m, dengan total panjang pipa 1000 m dan kemampuan jarak Vertikal antara
Outdoor dengan indoor pada posisi Outdoor diatas ataupun di bawah dengan panjang 110 m
tanpa oil trap.
Baik indoor maupun outdoor harus dirakit dan ditest di pabrik. Outdoor unit harus terisi R410A
dari pabrik.
Casing outdoor haruslah wheatherproof terbuat dari baja anti karat dilapisi dengan Baked
Enamel.
Ketentuan condensing unit :
Outdoor unit memiliki 2 atau 3 BLDC Inverter SCROLL Compressor, mempunyai system
Automatic Back Up Function yang memungkinkan Unit tetap bisa beroperasi jika 1
compressor rusak.
Outdoor dengan ukuran 10 HP memiliki 1 kompressor Inverter SCROLL
Indoor yang terkoneksi ke outdoor mempunyai kapasitas dari 0.5 HP ( 1.6 KW ) sampai 10
HP ( 28.0 KW )
Noise level outdoor tidak boleh melebihi 65 DB(A) pada saat operasi normal, terukur 1 meter
secara horizontal dan 1.5 meter diatas pondasi, Outdoor harusnya model modular dan bisa
dipasang secara berderet di setiap sisinya.
c. Compressor
Karakteristik kompressor
Compressor haruslah type BLDC Inverter Scroll dengan effisiensi tinggi dan dilengkapi
dengan inverter control yang berfungsi untuk merubah kecepatan putaran yang
menyesuaikan dengan cooling load yang dibutuhkan. Magnet Neodymium harus dipakai di
rotor compressor untuk menambah torsi Compressor. Kemampuan untuk efisiensi kerja dan
efisiensi konsumsi listrik Inverter kompressor dengan range frequency limit minimum
kecepatan putaran motor kompressor 15 rpm dan maksimum kecepatan putaran 150 rpm.
Memiliki sertifikat pengujian terhadap tingkat Total Harmonic Distortion ( THD ) dengan
ketentuan:
- THD Limit tidak boleh melebihi 32%
- Dilengkapi dengan Noise Filter system
- Pada konfigurasi system dengan outdoor lebih dari 1 unit, secara otomatis compressor
inverter dengan jam operasi terendah yang akan start lebih dulu pada setiap kali operasi,
System ini haruslah dipasang dipabrik.
d. Heat Exchanger
Heat exchanger harus terbuat dari tube tembaga yang terpasang secara mekanis
Wide Louver Fin alumunium untuk meningkatkan performance kondensing unit yang dilapisi
lapisan anti korosi yang dan sudah dilakukan pengujian untuk ketahanan terhadap korosi.
e. Refrigerant Circuit
Terdiri atas Liquid dan Gas shut off valve dan Sub Cooling Circuit adalah Untuk memastikan
liquid refrigerant tidak menguap saat menuju indoor unit dan berfungsi meningkatkan
performance pendinginan dan komponen lain untuk keperluan safety secara keseluruhan baik
Outdoor maupun Indoor unit.
f. Fan Motor
Motor Outdoor unit harus memiliki multispeed operation dengan inverter DC, dengan
kemampuan maximum static pressure = Max ( 8 mmAq ).
Condensing unit harus mempunyai kemampuan untuk beroperasi dengan noise lebih rendah
pada saat malam hari baik secara otomatis maupun dengan manual setting
g. Safety Devices
Outdoor unit haruslah mempunyai peralatan safety sebagai berikut : high pressure switch,
control circuit fuses, thermal protectors for compressor dan fan motors, over current protection
for the inverter and anti-recycling timers.
Oil recovery cycle akan secara otomatis beroperasi setelah 1 jam sejak startup dan seterusnya
setiap 6 jam operasi.
Setelah pekerjaan pemipaan dilakukan, sebelum disambungkan ke outdoor unit, Sebelum
pembungkusan pipa dengan insulasi dan sebelum VRF system dinyalakan, Pekerjaan
pemipaan harus di test tekanan dengan memakai dry nitrogen dan dicek ulang untuk
mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi.
Jumlah tambahan refrigerant (HFC R410A) harus dihitung berdasarkan standard dari pabrik
dan ditimbang dengan mempertimbangkan panjang pipa actual yang terpasang dengan merefer
ke installation manual dari pabrik.
Pengisian refrigerant ini harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai dan dibawah
pengawasan dari perwakilan pabrik.
Jumlah tambahan dari refrigerant ini harus disupply oleh kontraktor pemasang dan diawasi oleh
perwakilan dari pabrik Pressure test harus dilakukan oleh kontraktor pemasang dan diawasi
oleh perwakilan pabrik Proses vacuum system pemipaan harusdilakukan oleh kontraktor
pemasang dan diawasi oleh perwakilan pabrik.
2. Operasi sistem AC, dalam pengoperasiannya, pengatur temperatur ruangan dilakukan dengan
thermostat yang dapat diatur secara individual maupun menggunakan system pengendali operasi
AC secara terpusat dari pusat kontrol.
3. Kondisi desain,
a. Suhu ruangan : 25˚C ( ± 1˚C )
b. Suhu udara luar : 35˚C
c. Kelembaban nisbi : 60 + 10 % RH
d. Fresh air ventilation : ASHRAE Standard 62-1981.
Insulasi pipa refrigerant yang dipakai adalah type EPDM (Ethylene Propylene Dyene Monomer)
Closed Cell Elastromeric Class “ 1 “ , ASZTM E84 dengan fire rated Class “O” dengan ketebalan
minimal 19 - 25 mm untuk Suction lines dan 10mm untuk Liquid lines( Menyesuaikan dengan
ukuran diameter pipa refrigerant )
2. Isolasi harus dipasang dengan cara memasukkan pipa ke lubang yang telah tersedia tanpa
merobek isolasi tersebut.
3. Apabila terjadi robekan pada isolasi, maka harus dirapatkan kembali dengan menggunakan lem
karet seperti Castrol, Aica Aibon atau sejenisnya.
4. Bila robekan lebih panjang dari 40 cm, maka isolasi tersebut harus diganti.
5. Setelah isolasi terpasang, untuk pemipaan yang terkena sinar matahari langsung, harus
dibungkus dengan Aluminium Foil dan di beri jacketing duct untuk mencegah isolasi rusak karena
terpapar air hujan dan panas matahari.
6. Sisi-sisi Aluminium foil tersebut harus direkat dengan Foil Tape sehingga benar-benar rapat.
7. Pada bagian-bagian yang akan diklem atau ditumpu harus dilindungi dengan pelat BjLS 100 yang
dilekuk sesuai dengan bentuk isolasi.
a. Persyaratan Bahan
1. Berikut di bawah ini adalah persyaratan bahan untuk membuat saluran udara:
2. Saluran persegi empat Polyurethane (PU) atau Pelat Baja Lapis Seng (BjLS), digunakan untuk
saluran udara supply, return dan exhaust dari ruangan yang tidak menghasilkan udara
mengandung asam maupun lemak.
3. Daftar penggunaan bahan untuk saluran dengan kecepatan udara tidak lebih besar dari 2000
fpm dan tekanan statik tidak lebih besar dari 2 inWG, menggunakan bahan yang sesuai dengan
tabel di bawah ini,
Sisiterpanjang Tebal Ukuran BjLS lapisan seng
Saluran (inch) (mm) (SII Standard) galvanis (g/m2)
s/d 12" 0,60 BjLS. 60-K 305
13" - 18" 0,70 BjLS. 70-K 305
19" - 30" 0,80 BjLS. 80-K 305
31" - 40" 0,90 BjLS. 90-K 305
40" ke atas 1,00 BjLS.100-K 305
4. Standard mutu bahan adalah SII.0137-80.
5. Grilles harus memenuhi ketentuan yang sama dengan register dengan kekecualian tanpa volume
damper.
b. Persyaratan Pemasangan
Berikut di bawah ini adalah persyaratan pemasangan untuk saluran udara:
1. Segala yang tercantum pada gambar adalah gambar perancangan dan bukan merupakan gambar
untuk pelaksanaan seperti definisi gambar yang dijelaskan di depan.
2. Kontraktor harus memperhitungkan adanya jalur-jalur instalasi lain pada daerah jalur saluran
udara terutama jalur pemipaan dan fixture penerangan.
3. Seluruh saluran udara harus dibuat dari Polyurethane atau pelat BjLS yang baru dan bersih /
bebas dari karat atau cacat-cacat lainnya dan berasal dari tempat penyimpanan yang dilindungi
atap dan dinding.
4. Dimensi yang ditulis/disebut dalam gambar maupun buku spesifikasi adalah ukuran bersih sisi
dalam saluran, dengan demikian untuk saluran dengan infill lining harus diberikan koreksi
terhadap dimensi saluran baja tersebut.
b. Konstruksi,
1. Harus dari jenis Adjustable Pitch Axial-Flow Fan factory adjusted dan fixed pada sudut tertentu
sesuai dengan kebutuhan dengan standar produk.
2. Form of running dengan motor berada pada sisi hulu dari arah aliran udara.
c. Impeller,
1. Harus dari bahan die-cast aluminium alloy dengan kekuatan sesuai standard ARI.
2. Harus seimbang secara dinamis maupun statis.
3. Kipas harus dari jenis AIRFOIL atau AEROFOIL.
4. Harus direct coupled dengan motor penggeraknya.
d. Casing,
1. Harus dari bahan hot dip galvanized cold-rolled steel dicat anti korosi dengan bahan chlorinated
rubber paint
2. Casing dari jenis long-type casing yang menutupi impeller dan motor.
3. Dilengkapi bell-mouth inlet and fan outlets untuk sambungan dengan saluran udara.
e. Motor,
1. Dari jenis non-ventilated squirrel-cage induction type, dust-grease-corrosion-roof motor dengan
insulation class F.
2. Dapat digunakan untuk menghisap udara pada temperatur yang berkisar antara 50-75 0C.
Persyaratan Pemasangan
a. Ketentuan Umum,
1. Pada saat peralatan/unit mesin yang dipesan oleh Kontraktor tiba ditapak, segera harus
dilakukan pembongkaran peti pembungkus atau container dengan disaksikan secara
bersama oleh DIREKSI, wakil Pemberi Tugas, Petugas dari perusahaan jasa pengiriman
(carrier/transporter agencies) dan dilakukan pemeriksaan visual terhadap kondisi
peralatan.
2. Kontraktor bertugas membuat dan mengisi check-list untuk pemeriksaan dan diserahkan
kepada DIREKSI. Ketentuan lebih detail tentang hal ini diatur oleh DIREKSI.
3. Apabila dalam pemeriksaan visual diatas ditemukan kerusakan fisik terhadap peralatan,
maka segala penggantian/perbaikan dan lain-lainnya diatur oleh DIREKSI.
4. Khusus untuk kerusakan pada lapisan cat, Kontraktor harus melakukan perbaikan
dengan melakukan cat ulang dengan kualitas pengecatan yang paling tidak harus sama,
dimana sebelumnya harus dilakukan pembersihan yang sempurna (dengan sikat kawat,
degreasing liquid dan sebagainya).
5. Segala sesuatu yang timbul sebagai akibat dari uraian diatas menjadi tanggungan dan
atas beban biaya Kontraktor yang bersangkutan.
Persyaratan Pengujian
a. Ketentuan Umum,
1. Pengujian harus disaksikan oleh DireksiI, Perencana serta wakil Pemberi Tugas.
2. Pengujian operasi sistem baru boleh dilaksanakan setelah sistem bekerja dengan baik selama 3 x
24 jam.
2. Hal-hal yang harus diset dan dilakukan pengaturan (set and adjustment) adalah set point dan
throttling range dari setiap peralatan sehingga tidak terjadi kegagalan operasi/kerja akibat
perbedaan throttling range antara setiap peralatan.
h. Laporan Pengujian,
1. Menggunakan formulir-formulir yang dicantumkan dalam buku 'SMACNA, Testing and Balancing of
Air Conditioning System' dan/atau buku 'NEBB', National Engineering Balancing Bureau.
2. Segala kebutuhan untuk hal tersebut diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor yang bersangkutan
baik dalam segi pengadaan buku asli, hasil fotokopi formulir dan pengisiannya sehingga merupakan
hasil pengujian yang baik.
b. Lubang Pengujian
1. Harus disediakan lubang-lubang pengujian sesuai dengan tempat – tempat yang diberi
notasi pada gambar dan tempat-tempat lainnya yang dipandang perlu sesuai dengan
kondisi di lapangan.
2. Lubang pengujian harus ditempatkan pada daerah dengan aliran turbulen yang sekecil
mungkin.
3. Lubang pengujian dibuat dengan melubangi saluran udara pada sisi – sisinya dengan
diameter 50 mm, mengelilingi saluran udara pada setiap jarak seperti yang ditentukan
oleh SMACNA.
4. Lubang tersebut diberi tutup dari bahan karet penutup sehingga kedap udara dan dapat
dibuka dengan mudah bila diperlukan.
2. Louvers harus dari aluminium-louvers dilengkapi dengan birds-screen terbuat dari bahan
yang sama dengan bahan louvers.
3. Effective Face-area louvers aluminium,
a) Tidak boleh lebih kecil dari 80 % total area
b) Sama dengan luas saluran udara yang disambungkan ke louver tersebut.
4. Sisi-sisi ujung louvers yang dipasang pada dinding luar harus dilengkapi dengan penahan
air hujan sehingga tidak akan terjadi percikan air hujan yang masuk / mengalir ke dalam
saluran udara.
5. Air chamber dibuat dari bahan yang sama dengan louver dan dicat dengan anti corrosive
paint.
Kelengkapan dampers, harus dilengkapi casing, blades dari baja galvanis tebal min.
1,2 mm, worm gear, extension rod assy dan kelengkapan lainnya untuk
pengoperasian.
Louvers dampers harus factory fabricated
Splitter dampers harus dibuat ditapak dari BjLS 100-K dengan self locking operating
assy (threaded swivel assy on threaded steel rod) dengan universal joint untuk
sambungan antara batang dengan pelat.
b) Backdraft dampers,
Material Blade harus dari jenis yang material yang ringan ( Alumunium sheet )
Dari jenis shop/factory fabricated backdraft damper.
Blades harus balans secara statis sehingga dapat terbuka/ tertutup dengan
sendirinya akibat adanya aliran udara dan akan menutup secara gravitasi bila aliran
terhenti.
c) Lain-lain
Access door untuk saluran udara,
Harus dipasang pada sisi hulu dan hilir setiap filter, coil, damper, dan peralatan
lainnya sesuai dengan indikasi pada gambar untuk keperluan pengaturan,
pemeriksaan dan pembersihan.
Dibuat dengan ukuran 46x46cm atau sebesar mungkin sesuai dengan ukuran
ducting kecuali dinyatakan lain.
Panel pintu harus dari baja tebal 1.4 mm, 2 (dua) lapis dengan lapisan isolasi di
tengahnya dengan engsel dan bukaan pintu dari bahan baja galvanis dengan rubber
gasket pada tepi-tepi pintu.
Dilengkapi dengan jendela (observation windows) dengan double glass.
f. Persyaratan Pemasangan
Pemasangan saluran udara
1. Segala yang tercantum pada gambar adalah gambar perancangan dan bukan merupakan
gambar untuk pelaksanaan seperti definisi gambar yang dijelaskan di depan.
2. Kontraktor harus memperhitungkan adanya jalur-jalur instalasi lain pada daerah jalur
saluran udara terutama jalur pemipaan dan fixture penerangan.
3. Seluruh saluran udara harus dibuat dari pelat BjLS yang baru dan bersih / bebas dari karat
atau cacat-cacat lainnya dan berasal dari tempat penyimpanan yang dilindungi atap dan
dinding.
4. Dimensi yang ditulis / disebut dalam gambar maupun buku spesifikasi adalah ukuran bersih
sisi dalam saluran, dengan demikian untuk saluran dengan infill lining harus diberikan
koreksi terhadap dimensi saluran baja tersebut.
5. Dinding saluran udara harus bebas dari gelombang maupun gelembung-gelembung
setempat, untuk itu pemotongan dan penekukan/lipatan pelat harus dibuat dengan mesin
(mesin potong pelat atau mesin tekuk).
6. Perubahan ukuran dan belokan.
7. Pembersihan saluran udara,
a) Pembersihan saluran udara harus dilakukan sebelum outlet terminal dipasang dan
sebelum ceiling dan carpet pada Pekerjaan Finishing dipasang.
PT. PENTA REKAYASA E – 6-48
Review dan Revisi DED Pembangunan Gedung STP ITB (Kawasan Gedebage)
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL
b) Sebelum fan dijalankan, saluran udara harus dibersihkan dari segala kotoran yang
melekat, debu, lemak, bekas-bekas pengerjaan dan segala jenis kotoran lainnya.
c) Selama pekerjaan berlangsung, saluran yang telah selesai dikerjakan harus ditutup
dengan rapat menggunakan pelat baja untuk menghindarkan kotoran masuk ke dalam
saluran.
d) Bila ditemukan kotoran yang cukup mengganggu maka saluran udara harus dibongkar
untuk dibersihkan dan kemudian bila masih memungkinkan dapat dipasang kembali.
8. Perapat untuk saluran udara
Seluruh sambungan pada saluran udara harus diberi perapat dari jenis fire resistant duct
sealer untuk mendapatkan saluran udara yang kedap terhadap kebocoran. Sealant
tersebut harus dioleskan pada saat fabrikasi.
9. Sambungan dan detail sambungan
a) Saluran udara harus dibuat dengan konstruksi mengikuti ketentuan yang dikeluarkan
oleh SMACNA 'Sheet Metal and Air-Conditioning National Association' dengan detail
konstruksi seperti yang dicantumkan pada buku SMACNA 'Low Velocity Duct
Construction Standard'.
b) Pemasangan semua peralatan di dalam saluran udara harus mengikuti ketentuan yang
diberikan oleh SMACNA.
c) Sambungan saluran udara dengan outlet-terminals harus benar-benar kedap udara,
dengan bantuan sealant atau neoprene sponge rubber gasket pada sambungan.
d) Semua slip-joint harus dibuat dengan arah yang sama terhadap arah aliran udara
sehingga tidak menyebabkan turbulensi pada aliran udara.
10. Konstruksi saluran udara segi empat.
a) Sambungan pelipit (seams), Groove, Pittsburgh lock seams dan Slip joints harus
digunakan pada seluruh sambungan saluran udara, kecuali dinyatakan lain dalam buku
ini maupun dalam gambar.
b) Khusus untuk kitchen exhaust duct dan bath room exhaust duct, sambungan dibuat
dengan solder atau dapat juga dengan sealing packing seams.
c) Sambungan (connection) antara saluran.
d) Sambungan antara saluran harus dengan sambungan flange, dari bahan besi siku yang
diikat dengan paku keling terhadap saluran udara, dan diberi sealing packing untuk
menjamin kedap udara.
11. Penguatan saluran udara
Baja siku atau pelipit yang digunakan untuk perkuatan saluran udara harus mengikuti
ketentuan seperti pada tabel berikut ini :
a) Perkuatan melebar (Width reinforcement)
Ukuran sisi terpanjang standard seam reinforced air duct
saluran (INCH) tinggi seam jarak maks.
s/d 12" 25 1200
13" - 18" 25 900
19" - 30" 30 x 30 x 3 900
31" - 42" 40 x 40 x 5 900
42" ke atas 40 x 40 x 5 900
1. Peralatan ukur harus dipasang pada daerah dimana pada daerah tersebut tercapai kepadatan
aliran seragam dan mudah dibaca.
2. Daerah dengan aliran udara yang seragam adalah daerah yang berjarak (minimum) 2 kali
diagonal terhadap belokan terdekat atau percabangan yang terdekat.
3. Peralatan ukur atau peralatan sensor harus ditempatkan di tengah saluran dengan dudukan dari
baja sirip yang cukup kuat (bila perlu diberi penguatan dengan konstruksi khusus) tetapi tidak
boleh mengakibatkan hambatan terhadap aliran udara tersebut kecuali untuk peralatan ukur
tekanan dan kecepatan udara.
4. Lubang-lubang untuk kabel harus berbentuk bundar dengan diameter 5 kali diameter seluruh
kabel yang akan dilewatkan lubang tersebut, kemudian sisi-sisi tajam dari lubang tersebut diberi
pelindung dari bahan karet yang berbentuk lingkaran dengan lubang ditengahnya.
5. Lubang tersebut di atas untuk selanjutnya dirapatkan dengan pita perekat sehingga cukup rapat
dalam arti tidak terjadi kebocoran aliran udara melalui lubang tersebut.
g. AC
1. Axial Flow Ventilating Fan
a) Unit harus dipilih dengan laju aliran udara yang mampu mengatasi beban kerja seperti yang
dicantumkan pada gambar skedul peralatan.
b) Pada saat pengajuan usulan tipe dan kapasitas Fan, Kontraktor harus sudah memperhitungkan
segala kemungkinan adanya penurunan kapasitas terhadap pertambahan static pressure
sebagai akibat dari static pressure loss pada diffuser atau grille atau atau filter atau damper
dan/atau peralatan lain di dalam saluran udara sesuai dengan yang akan dipasang.
2. Konstruksi,
a) Harus dari jenis Adjustable Pitch Axial-Flow Fan factory adjusted dan fixed pada sudut tertentu
sesuai dengan kebutuhan dengan standar produk.
b) Form of running dengan motor berada pada sisi hulu dari arah aliran udara.
3. Impeller,
a) Harus dari bahan die-cast aluminium alloy dengan kekuatan sesuai standard ARI.
b) Harus seimbang secara dinamis maupun statis.
c) Kipas harus dari jenis AIRFOIL atau AEROFOIL.
d) Harus direct coupled dengan motor penggeraknya.
4. Casing,
a) Harus dari bahan hot dip galvanized cold-rolled steel dicat anti korosi dengan bahan chlorinated
rubber paint
b) Casing dari jenis long-type casing yang menutupi impeller dan motor.
c) Dilengkapi bell-mouth inlet and fan outlets untuk sambungan dengan saluran udara.
5. Motor,
a) Dari jenis non-ventilated squirrel-cage induction type, dust-grease-corrosion-roof motor dengan
insulation class F.
b) Dapat digunakan untuk menghisap udara pada temperatur yang berkisar antara 50-75 0C.
Persyaratan Pemasangan
a. Ketentuan Umum,
1. Pada saat peralatan/unit mesin yang dipesan oleh Kontraktor tiba ditapak,segera harus dilakukan
pembongkaran peti pembungkus atau container dengan disaksikan secara bersama oleh DIREKSI,
wakil Pemberi Tugas, Petugas dari perusahaan jasa pengiriman (carrier /transporter agencies) dan
dilakukan pemeriksaan visual terhadap kondisi peralatan.
2. Kontraktor bertugas membuat dan mengisi check-list untuk pemerik-saan dan diserahkan kepada
DIREKSI. Ketentuan lebih detail tentang hal ini diatur oleh DIREKSI.
3. Apabila dalam pemeriksaan visual diatas ditemukan kerusakan fisik terhadap peralatan, maka
segala penggantian/perbaikan dan lain-lainnya diatur oleh DIREKSI.
4. Khusus untuk kerusakan pada lapisan cat, Kontraktor harus melakukan perbaikan dengan
melakukan cat ulang dengan kualitas pengecatan yang paling tidak harus sama, dimana
sebelumnya harus dilakukan pembersihan yang sempurna (dengan sikat kawat, degreasing liquid
dan sebagainya).
5. Segala sesuatu yang timbul sebagai akibat dari uraian diatas menjadi tanggungan dan atas beban
biaya Kontraktor yang bersangkutan.
6. Pemasangan Unit Mesin,
7. Penyambungan instalasi kabel daya, kabel kontrol dan pemipaan harus disesuaikan dengan
persyaratan pabrik, bila terjadi ketidak sesuaian dengan Dokumen Kontrak, sehingga dapat
mengakibatkan terganggunya operasi, pemborong harus mengajukan gambar kerja (shop drawing)
untuk disetujui oleh Direksi.
b. Persyaratan Pengujian
1. Pengujian harus disaksikan oleh DireksiI, Perencana serta wakil Pemberi Tugas.
2. Pengujian operasi sistem baru boleh dilaksanakan setelah sistem bekerja dengan baik selama 3 x
24 jam.
3. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum dilakukan, Kontraktor harus mengajukan
prosedur pengujian kepada Direksi
4. Start-up Unit Mesin Air Conditioning hanya boleh dilakukan oleh Akhli dari Perwakilan merk tersebut
di Indonesia.
i. Laporan Pengujian,
1. Menggunakan formulir-formulir yang dicantumkan dalam buku 'SMACNA, Testing and Balancing of
Air Conditioning System' dan/atau buku 'NEBB', National Engineering Balancing Bureau.
2. Segala kebutuhan untuk hal tersebut diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor yang bersangkutan
baik dalam segi pengadaan buku asli, hasil fotokopi formulir dan pengisiannya sehingga
merupakan hasil pengujian yang baik.
l. Call Center
Supplier AC haruslah memiliki sebuah call center yang beroperasi selama 24 jam sehari, 7 hari
seminggu dan 365 hari setahun untuk mensupport pelayanan purna jual dan memberikan jaminan
sepenuhnya kepada kontraktor pemasang.
m. Kontraktor Pemasang
Haruslah sudah berpengalaman dalam melakukan pemasangan AC Multi VRF System minimal selama
5 tahun dengan melakukan minimal 10 proyek dengan hasil yang memuaskan
AC Ruang Laboratorium
HVAC untuk Ruang Laboratorium, c/w Hygienic AHU dan air cooled chiller system beserta
kelengkapan dan aksesorisnya berjalan/berfungsi terus menerus 24 jam dengan Temperature Dew
Point 9.60C dan ecomde, sistem berkerja dengan 30%-40% dari Kapasitas pada saat ruangan tidak
digunakan, termasuk sistem fan filter unit (FFU), dengan air Velocity 0.2 m/s -0.25 m/s, termasuk
sistem kontrol untuk menjaga temperatur, RH, dan tekanan positf (Positive Pressure), memenuhi
persyaratan yang tercantum dalam ASHRAE 170.
Persayaratan Tata Udara Hiegenic dalam Laboratorium adalah sebagai berikut ;
- Tekanan Udara dalam ruangan lebih Besar/Positif dari ruangan ruangan yang
bersebelahan. (Tekanan Positif).
Hal ini bertujuan agas supaya mikroorganisme/partikel pada koridor kotor tidak dapat
masuk/bercampur dalam ruang laboratorium, sehingga udara di dalam ruangan tidak
terkontaminasi udara luar.
- Hiegenic Standart.
Sesuai dengan persayaratan udara yang akan dihasilkan yang mana harus menghasilkan
Udara yang Bersih dan Steril (Hiegenic), maka peralatan peralatan untuk AHU (Air Handling
Unit) dan Ducting Systemnya harus memenuhi kaidah kaidah Standart Hyegenic dan telah
bersetifikasi dari pabrikan dan lembaga yang diakui oleh negara asal manufacture.
2. Laminasator
Hiegenic Standart : Certified
Type : OT Ceiling
PT. PENTA REKAYASA E – 6-55
Review dan Revisi DED Pembangunan Gedung STP ITB (Kawasan Gedebage)
PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL
3. Exhaust Fan
Type : EC Fan, Plug & Inverter
4. Dehumidifier
Type : Heat Wheel Dessicant
5. Outdoor Unit
Type : Air Cooled Chiller
Operasional : 24 jam/hari, 7 hari/minng
7 SISTEM LIFT
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini adalah pekerjaan pengadaan, pemasangan dan pengetesan lift penumpang
lengkap dengan perlengkapannya beserta instalasinya dan menyerahkannya dalam keadaan
baik dan sempurna sesuai dengan yang dikehendaki, yaitu berupa sistem instalasi lift yang
bekerja dengan baik dan terpadu.
Gambar kerja
Sebelum mulai pelaksanaan, kontraktor harus menyerahkan gambar kerja instalasi lift yang
akan dipasang kepada Konsultan pengawas guna pemeriksaan dan persetujuan
pelaksanaannya.
A. Gambar kerja tersebut harus dapat menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a. Peralatan di dalam ruang mesin yang menyangkut:
Letak peralatan-peralatannya.
Hubungan-hubungan kerjannya dari tiap peralatan dengan alat-alat
lain.
Diagram beban-bebannya.
d. Selama masa pemeliharaan owner dibebaskan dari semua biaya yang timbul oleh
perbaikan-perbaikan maupun dari suku cadang.
e. Sehabis masa pemeliharaan Kontraktor/agen tunggal lift tersebut harus menjamin
terhadap suku cadang dan teknisi bila diperlukan.
f. Pekerjaan sipil yang harus dibuatkan untuk keperluan-keperluan lift dan escalator
menjadi tanggung jawab Kontraktor Lift dan untuk pelaksanaannya bias dikoordinasikan
dengan Kontraktor Sipil.
g. Agar disiapkan hook untuk maintenance tiap ruang mesin dan ukur kekuatan
hook/cantelan ini agar disesuaikan dengan mesin lift yang akan dipasang.
h. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi ini merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan sama mengikatnya dan jika terjadi pertentangan antara gambar dan
spesifikasi yang lebih mengikat.
i. Kontraktor diwajibkan untuk mengadakan pemeriksaan kembali atas segala ukuran-
ukuran/kapasitas peralatan yang akan dipasang.
NO MATERIAL MERK
MECHANICAL
PLUMBING
A WATER SUPPLY
1. Transfer Pump Ebara, Groundfos
2. Booster Pump Ebara, Groundfos
3. Deep Well Pump Ebara, Groundfos
Pipa Air Bersih (Steel Pipe-
4. PPI, Spindo, Bakrie
medium class)
5. Pipa Air Bersih (PPR-PN 16) Wavin, Kelen, ATP Toro
6. Pipa Air panas (PPR-PN 20) Wavin, Kelen, ATP Toro
7. Fitting Pipe FKK / TSP / HE / TG
8. Valve (Class 10 K) Kitz, Toyo, Tyco
9. Pressure Reducing Valve Yoshitake, Socla, Tyco
10. Float Valve KKK, Yuta, Tyco
11. FRP Tank Daiki axis, Sigma, Farmel
12. Water Meter B & R, Onda
13. Pressure gauge Nagano, VPG, Yamamoto
14. Air Vent Yoshitake, Socla
15. Foot Valve Mizzu, Ebara
16. Elektrode Water Level Omron, Honeywell
17. Flexible joint Tozen, Proco
B SEWAGE SYSTEM
1. Sumpit Pump Ebara, Groundfos
2. Sewage Pump Ebara, Groundfos
PVC Pipe Class AW (10
3. Wavin, Rucika, Pralon
kg/mm2)
4. Floor Drain, Clean out Toto, San-ei
5. Valve (Class 10 K) Kitz, Toyo
6. STP (Extended aeration) Aerfresh (Farmel), Daiki Axis
D AIR CONDITIONING
1. Air Conditioning Daikin, Mitsubishi, Panasonic
Air Conditioning Clean Room Fujiaire, ITU, Aicool
Fan Filter Unit JAF, AAF, CAMFIL
Dehumidifier BryAir, Trotec, Destech
2. PAC (Precision Air Conditioning) Citec, Huawey
3. Exhaust Fan KDK, CKE
4. Refrigerant Pipe Kembla, Denji, Crane
5 Drain Pipe PVC Class AW (10 Wavin, Paralon, Banlon
kg/mm2)
6 Isolasi Refrigerant Pipe Armaflex,Termaflex
7 Cable Power & Control Kabel Metal, Kabelindo, Supreme
8 Ducting
- Ducting (PIR) TD Duct, First Duct
- Ducting (BJLS) Lokfom
- Glass Wool Class 32 Kg/cm2 AB Wool
- Alumunium Foil AB Foil
- Alumunium Tape AB Tape
9 Grille
- Round Diffuser Module, Comfort Aire
- Linier Slot Diffuser Module, Comfort Aire
- Return Air Grille Module, Comfort Aire
- Supply Air Grille Module, Comfort Aire
- Volume Damper Module, Comfort Aire
- Flexible Round Duct Safe-Flex/Polar
DAFTAR ISI
UMUM
a. Penjelasan
Pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam bidang keahlian ini meliputi :
- Menyediakan seluruh pekerjaan sistem listrik sehingga dapat beroperasi secara
sempurna.
- Gambar-gambar dan spesifikasi adalah merupakan bagian yang saling melengkapi
dan sesuatu yang tercantum di dalam gambar dan spesifikasi bersifat mengikat.
- Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh sub
kontraktor instalatur yang dapat dipercaya, mempunyai reputasi yang baik dan
mempunyai pekerja-pekerja yang cakap dan berpengalaman dalam bidangnya, serta
perusahaan tersebut terdaftar sebagai instalatir resmi PLN dengan memegang pas
instalatir kelas tertinggi (D) yang masih berlaku untuk tahun terakhir yang berjalan.
- Seluruh pekerjaan instalasi harus dikerjakan menurut”Peraturan Umum Instalasi
Listrik di Indonesia edisi terakhir tahun 2000 (PUIL) dan Peraturan PLN (SPLN)"
sebagai petunjuk dan juga peraturan yang berlaku pada daerah setempat dan
standar-standar/kode-kode lainnya yang diakui (VDE, DIN).
- Kontraktor harus menempatkan seorang sarjana atau yang dianggap ahli sebagai
wakil dari perusahaan dan dapat memberikan keputusan-keputusan apabila
sewaktu-waktu diperlukan.
b. Gambar-gambar
- Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan instalasi listrik dalam
Dokumen Tender ini adalah gambar-gambar Elektrikal dan Elektronik.
- Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan
/ketidakcocokan baik dari segi besaran-besaran listriknya maupun pemasangan dan
lain-lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu
penjelasan tender/aanwijzing.
- Sebelum pekerjaan diserahkan seluruhnya ataupun secara bertahap, pem-borong
wajib menyerahkan kepada MK sebanyak 4 (empat) set gambar yang disebut ”as
build drawing" yaitu gambar dari semua material, peralatan dan instalasi sistem
listrik.
- Gambar listrik menunjukkan keseluruhan besaran dan jumlahnya serta persyaratan
dari keperluan instalasi, instalasi harus menyesuaikan kondisi setempat pada
proyek. Gambar-gambar arsitektur dan struktur harus berkaitan dengan kontruksi
dan detail akhir dari proyek, sedangkan gambar-gambar lainnya harus berkaitan
dengan kontruksi detail yang berhubungan dengan masing-masing pekerjaan.
Pemborong harus melengkapi seluruh keperluan lebih lanjut seperti”shop drawing"
dan gambar-gambar detail.
Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/bab/gambar yang lain maka ini
harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap yang lain tetapi malah untuk
lebih menegaskan masalahnya. Bila terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar
atau terhadap spesifikasi teknis, maka yang diambil sebagai patokan adalah yang
mempunyai bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
e. Koordinasi Pekerjaan
Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang terlibat
di dalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktivitas yang menyangkut di dalam proyek harus
dikoordinir lebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan.
Melokalisasi / memperinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk mendapat
persetujuan MK/Perencana.
f. Material dan”Workmanship"
Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru dan
material harus tahan terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan
cara yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan.
Dimana latihan khusus bagi pekerja adalah diperlukan dan Pemborong harus
melaksanakannya. Pemborong harus melengkapi surat sertifikat yang sah untuk setiap
personal ahli, yang menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan-latihan
khusus ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam bidang keahlian
masing-masing.
g. Daftar Material
Pada waktu mengajukan penawaran, Pemborong harus menyertakan /
melampirkan”Daftar Material" yang lebih dahulu diperinci dari semua bahan yang akan
dipasang pada proyek dan harus disebutkan pabrik, merk, manufacturer, type, lengkap
dengan brosur/katalog. Ini adalah mengikat dan harus diajukan lengkap tidak boleh
sebagian-sebagian.
i. Shop Drawing
Setelah persetujuan, dalam hal ini sebelum daftar spesifikasi material, Pemborong
diharuskan menyerahkan shop drawing untuk disetujui Perencana. Shop Drawing harus
termasuk katalog data dari pabriknya, literatur mengenai uraian-uraian, diagram
pengkabelan, data ukuran dimensi, data pembuatan dan nama serta alamat yang terdekat
dari service dan group perusahaan pemeliharaan yang tetap menyediakan
persediaan/stock suku cadang yang terus menerus, shop drawings harus diberi catatan
dari Pemborong, yang menyatakan bahwa apa yang dianjurkan sudah sesuai dengan
spesifikasi dan kondisi ruang yang disediakan.
Data untuk setiap sistem harus menunjukkan pemasangan yang lengkap dari seluruh
koordinasi komponen untuk peninjauan keseluruhan yang sebenarnya dari keseluruhan
sistem, penyerahan sebagian-sebagian tidak akan diperhati-kan. Gambar shop drawing
harus dibuat sebanyak 4 (empat) set.
j. Subsitusi
Produk yang disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessoriesnya yang disebutkan nama pabriknya dalam
spesifikasi. Pemborong harus melengkapi produk yang disebutkan dalam spesifikasi,
atau dapat mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data-data yang lengkap
untuk mendapatkan persetujuan Perencana/MK sebelum pemesanan.
Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya
Material, peralatan, perkakas, accessories dan produk-produk yang tidak disebutkan
nama pabriknya dalam spesifikasi, Pemborong harus mengajukan secara tertulis nama
negara dari pabrik yang menghasilkan-nya, katalog dan selanjutnya menguraikan data
yang menunjukkan secara benar bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah
sesuai dengan spesifikasi dan kondisi proyek.
k. C o n t o h
Pemborong harus menyerahkan contoh-contoh dari seluruh material untuk mendapatkan
persetujuan sebelumnya. Seluruh biaya ditanggung atas biaya Pemborong. Contoh-
contoh tersebut (mock-up) dimasukkan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja, terhitung
setelah dikeluarkannya SPK.
l. P r o t e k s i
Seluruh material dan peralatan harus dengan sebenarnya dan diproteksi secara memadai
oleh Pemborong, sebelum selama pengerjaan dan sesudah selesai instalasi (dalam masa
garansi). Material dan peralatan yang mana mengalami kerusakan sebagai akibat dari
pemasangan yang ceroboh dan proteksi yang tidak memadai tidak dapat diterima untuk
instalasi proyek.
m. Acces Opening
Pemborong harus menyediakan access opening (bukaan-bukaan) untuk instalasi dan
pemeliharaan dari instalasi listrik. Bukaan-bukaan (access opening) yang terdapat pada
konstruksi bangunan seperti dinding-dinding, langit-langit, dan seterusnya begitu
pembukaan harus dilengkapi dengan fasilitas penutup yang tepat bagi permukaan
peralatan, penutup harus dapat dilepaskan dan dipindahkan tanpa mengakibatkan
kerusakan pada permukaan yang berdekatan.
n. Pengecatan
Apabila peralatan-peralatan sudah dicat dari pabrik dan tambahan pengecatan di
lapangan tidak dispesifikasikan maka seluruh permukaan yang cacat harus diperbaiki
ataupun pengecatan kembali untuk memperoleh hasil pengecatan yang sempurna.
Apabila peralatan belum dicat dari pabrik, Pemborong harus bertanggung jawab atas
pengecatan tersebut.
Seluruh rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus diberi cat
dasar atau prime coat dan diberi pelapis cat akhir (finishing paint). Cat akhir ini dengan
p. Pengetesan
Pemborong harus melakukan seluruh pengetesan seperti disebutkan dan harus
melakukan percobaan seperti operasi sesungguhnya secara tepat dari seluruh sistem.
Peralatan, material dan cara bekerjanya peralatan yang mengalami kerusakan /cacat/
salah harus diganti /dibetulkan dan percobaan diulangi. Seluruh peng-kabelan,
instalasi”keur" Pemborong harus bertanggung jawab untuk mem-peroleh persetujuan PLN
bagi pemasangan sistem jaringan listrik dan seluruh biaya ditanggung atas beban
Pemborong.
s. K e b e r s i h a n
Pemborong harus membersihkan seluruh kotoran/sampah dan sisa-sisa material yang
tidak terpakai yang diakibatkan oleh pekerjaannya dan harus menyelesaikan tiap bagian
dari instalasi secara teratur serta rapi.
v. Kelengkapan Instalasi
Dalam spesifikasi teknis ini maupun di dalam penggambaran untuk suatu sistem atau
suatu perangkat peralatan listrik, dimaksudkan adalah sebagai suatu sistem yang dapat
beroperasi dengan baik sedemikian rupa sehingga apabila ada bagian atau komponen
dari sistem instalasi yang tidak disebutkan di dalam spesifikasi teknis ini maupun pada
gambar, maka ini berarti Pemborong harus mengadakan dan menjamin sistem/instalasi
tersebut akan bekerja dengan baik.
Stop Kontak
Semua pasangan stop kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke
tanah (grounding). Stop kontak harus dipasang rata dengan permukaan dinding
dengan ketinggian 30 cm dari atas lantai yang sudah selesai atau wall duct outlet
sesuai gambar rencana atau petunjuk MK.
Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk ”fixture" harus ditutup
asbestos dan tahan panas. Tidak boleh ada kabel yang lebih kecil dari 2,5 mm²,
kawat-kawat harus dilindungi dengan”tape" atau ”tubing" disemua tempat dimana
mungkin ada abrasi.
Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi armature kecuali
dimana diperlukan penggantungan rantai atau kalau pemasangan/perencanaan
fixture menunjuk lain. Tidak boleh ada sambungan kabel dalam suatu armature dan
penggantungan dan harus terus menerus utuh mulai dari kotak sambung ke
terminal-terminal khusus pada armature-armature lampu. Saluran-saluran kabel
harus tidak tajam dan dilindungi sehingga tidak merusak kabel.
Lampu-lampu
Semua fixture harus dilengkapi dengan lampu-lampu dan dipasang sesuai dengan
persyaratan dan gambar. Untuk lampu pijar memakai lamp holder dan base type
edison screw, untuk lamp holder type edison screw kabel netral tidak boleh
dihubungkan ke centre control, kecuali dipersyaratkan lain. Lampu fluorescent
haruslah dari jenis cool white.
Semua lampu fluorescent atau lampu lainnya yang memerlukan perbaikan factor
daya harus dilengkapi dengan capacitor. Dalam spesifikasi ini besarnya
”microfarad" dari kapasitor untuk setiap lampu tidak terlalu ditekankan karena yang
dibutuhkan adalah hasil akhir dari power factor menjadi sekurang-kurangnya 0,95.
Finishing
Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh Perencana/MK.
Semua kabinet dari pintu-pintu untuk panel listrik, harus dibuat tahan karat dengan
dengan cara”galvanized cadmium plating" atau dengan”zinc chromate primer".
Selain yang tersebut diatas, harus dilapisi dengan lapisan anti karat yaitu sebagai
berikut :
- Bagian dalam dari box dan pintu.
- Bagian luar dari box yang digalvanisir atau cadmium plating tak perlu dicat
- kalau seluruhnya terpendam, kalau dipakai zinc chromate primer harus dicat
dengan cat bakar.
Pemasangan Panel
Pemasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan dalam panel
dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung dari pada macam/tipe panel.
- Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunt trip
terminal.
- Type dan jenis dari Circuit Breaker sesuai dengan gambar perencanaan.
Papan Nama
Seluruh kabinet, panel kontrol, panel listrik, pemutus daya (CB), saklar, dan bagian-
bagian lainnya dari peralatan, jika tidak disebutkan dalam hal-hal lain, harus
dibuatkan papan nama untuk mengindikasi/mengindentifikasi/pengguna-an nama
alat tersebut. Papan nama harus terbuat dari back plat stainless steel dengan huruf
digravier timbul.
Untuk keseluruhan, papan nama harus berukuran 1,5 inches (3,81 cm) tinggi
dengan lebar seperlunya dengan tinggi huruf 1,0 inches (2,54 cm), untuk ukuran
yang lebih kecil dimana penutupnya terbatas gunakan 1,5 inches (3,81 cm) tinggi
dari plat. Dan ketebalan plat minimum 3 mm.
Busbar / Rel
- Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T,
1 busbar netral (full netral) dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus
diperhitungkan dengan besar arus yang mengalir dalam busbar tersebut tanpa
menyebabkan kenaikkan suhu lebih besar dari 65° C. Untuk itu penampang busbar
harus sesuai ketentuan dalam PUIL 2011.
- Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, dimana lapisan
warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul.
- Busbar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%, rating
amper sesuai gambar.
- Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL 2011 sebagai berikut:
Phasa : Coklat, Hitam dan Abu-abu
Netral : Biru
Ground : Hijau/Kuning
Alat-alat ukur
Alat ukur yang digunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan
getaran. Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala
linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari
LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur) disetiap Panel Pembagi
Utama atau Sub Panel Pembagi.
Alat pengukuran yang dipakai di PDTR menggunakan jenis Power Management
Metering yang dapat membaca langsung multi fungsi :
- KW meter, KWH
- Ampere meter
- Voltmeter
- Frequency Meter
- Cos Phi Meter
- KVARH
- THD
Transformator Arus
Trafo arus adalah dari type kering, dalam ruangan type jendela dengan
perbandingan kumparan yang sesuai dengan ketelitian 0,3 dengan burden sesuai
dengan standar-standar VDE. Pemasangan harus kuat dan dapat menahan gaya-
gaya dan mekanis pada waktu terjadinya hubungan singkat.
Kabel-kabel Pengontrol
Kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang di pabrik/ bengkel secara
lengkap serta dibundel dan dilindungi terhadap kerusakan mekanis. Ukuran
minimum adalah 1,5 mm2 dari type 600 Volt.
Merk Pabrik
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan satu pabrik, peralatan-
peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan dan ditukar tempatnya pada
frame.
Pilot lamp
Semua tutup muka panel dilengkapi dengan pilot lamp untuk menyatakan adanya
tegangan R, S dan T.
Warna-warna untuk pilot lamp :
- Untuk phasa R : warna merah
- Untuk phasa S : warna kuning
- Untuk phasa T : warna biru.
Kabel 20 kV
Umum
Kabel tegangan menengah yang dipakai adalah kabel inti tunggal dan inti banyak
dengan isolasi”Cross Polythylen" dari pelindung tembaga luar dengan pelapis PVC
dibagian luar. Tegangan kerja adalah 12/20 kV.
Kabel akan ditanam langsung di tanah pada kedalaman minimum 0,8 atau sesuai
dengan yang dipersyaratkan pada PUIL 1987 dan dalam pipa pada saat masuk
bangunan, atau digelar pada trench kabel yang disediakan.
Konstruksi
1. Komposisi Inti
Setiap konduktor harus terbuat dari tembaga murni sesuai dengan persyaratan
IEC publikasi No. 228. Penampang kawat harus bulat sempurna.
2. Lapisan Pelindung Inti
Lapisan pelindung konduktor yang harus diletakkan antara konduktor dengan
lapisan isolasi harus terbuat dari bahan bukan logam dan merupakan bahan semi
penghantar dengan tebal 5% dari tebal bahan isolasi.
3. Isolasi
Bahan isolasi kabel tanah ini haruslah polyetylen yang di”crosslinked", harus
homogen.
Konstruksi
Kabel harus terdiri atas :
1. Dua atau empat penghantar yang terbuat dari kawat tembaga pilin atau tembaga
”compacted" yang dipilin.
2. Lapisan isolasi bahan PVC pada setiap penghantar phasa maupun penghantar
netral.
3. Lapisan pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar phasa dan
pengisi ruangan diantara kawat phasa.
4. Lapisan pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.
5. Pelindung dari pita bahan diatas lapisan pengendap kedua sesuai dengan
persyaratan IEC (NYFGbY).
6. Diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik sebagai pelindung.
Penandaan / Warna
Warna permukaan kabel sebagai tanda-tanda untuk setiap urat adalah :
Phasa : hitam netral : biru
cokelat
abu-abu
Standard
Panel Tegangan Menengah dirancang dan dipabrikasi menurut persyaratan
yang ditetapkan dalam rekomendasi IEC yang terakhir dan penyesuaiannya,
ditambah dengan edisi terakhir yang memungkinkan diterapkannya pula
standar-standar lainnya antara lain berikut ini :
NF.C Standar (Perancis)
VDE/DIN Standar (Jerman)
BS Standar (Inggris)
NEMA Standar (Amerika Serikat)
JIS Standar (Jepang)
Peralatan yang memenuhi standar-standar berwenang lainnya, yang mana
menjamin kualitas yang sama atau lebih daripada standar-standar tersebut di
dalam spesifikasi ini, juga akan diterima.
Kondisi Iklim
Geografi : Daerah Khatulistiwa
Ketinggian : Lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut.
Atmosfer : Kelembaban 80% hingga 100%
Suhu :
Jelajah suhu : 16 ºC – 40 ºC
Suhu rata rata dalam 1 tahun : 27 ºC
Suhu rata rata dalam 1 hari : 35 ºC
Derajat Proteksi
Derajat proteksi atau perlindungan manusia terhadap bahaya berdekatan
dengan bagian-bagian yang bertegangan dan bagian-bagian bergerak harus
memiliki minimal IP2X untuk selungkup dan IP2X untuk dinding
pemisah/penyekat.
Akses ke Kompartemen–Kompartemen
A. Kompartemen Switchgear
Kompartemen–kompartemen ini memenuhi koneksi-koneksi kabel, isolator,
saklar pemutus beban (LBS), saklar pemutus tenaga (CB), saklar pentanahan,
sekering-sekering, trafo ukur dan relay-relay.
Akses ke perlengkapan yang terpasang di dalam kompartemen-kompartemen ini
adalah dengan cara membuka pintu atau penutupnya.
Akses secara sebagian atau lengkap kedalam kompartemen switchgear oleh
operator harus dimungkinkan hanya jika seluruh perlengkapan yang terhubung
ke sirkit di luar kompartemen.
Interlock jenis mekanis harus melarang akses ke kompartemen switchgear jika
kondisi-kondisi berikut tidak dipenuhi :
- Saklar (LBS, DS, dsb.) pada posisi terbuka/keluar
- Saklar pentanahan pada posisi tertutup/masuk
- Adanya bagian-bagian penghantar yang berada di luar kompartemen
dalam keadaan dibumikan.
Penutupan pintu atau penutup tidak memungkinkan dilakukan kecuali saklar
pentanahan dalam posisi masuk/tertutup.
Namun demikian, saklar pentanahan harus memungkinkan dapat dibuka selagi
pintu dalam kondisi terbuka.
Label Informasi
Plat informasi yang menunjukkan fungsi dari peralatan yang terdapat pada
berbagai kompartemen adalah dipasang di depan panel switchgear.
Informasi yang menunjukkan posisi buka/tutup dan arah perputaran untuk
pengoperasian buka/tutup CB, LBS, DS dan saklar pentanahan harus
ditempatkan berdekatan dengan masing masing saklar yang bersangkutan
sehingga mudah diketahui oleh operator.
Plat informasi harus ditulis dalam bahasa Indonesia.
Plat identifikasi berukuran 110 x 40 mm dipasang dengan sekrup di depan
masing masing kubikel.
Dimensi
Dimensi keseluruhan dari satu unit saklar pemutus beban (LBS) harus tidak
melebihi :
Tinggi (Height) : 1.600 mm
Kedalaman (Depth) : 1.000 mm
Lebar (Width) : 500 mm
Sedangkan untuk circuit breaker (tanpa LV Box) adalah sebagai berikut :
Tinggi (height) : 1.600 mm
Kedalaman (Depth) : 1.300 mm
Lebar (Width) : 750 mm
Lebar 500 mm harus dipertimbangkan bahwa ruangan cukup untuk seorang
pemasang kabel pada saat berada di dalam kubikel untuk pemasangan terminasi
panel.
“Lifting Lugs” yang dapat dilepas untuk fasilitas pengangkutan kubikel, harus
disediakan dan terpasang di atas masing-masing kubikel.
Transformator
Umum
Berikut akan diuraikan RKS dari jenis pekerjaan pengadaan, pemasangan dan
pengaturan transformator serta pengujian dan pengesahan oleh instansi yang
berwenang. Transformator harus dari jenis "non burning liquid insulated".
Perlengkapan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
sirkulasi udara yang cukup, mudah untuk pemeriksaan dan pemeliharaan serta
perbaikan.
Transformator dipasang di atas lantai beton (kecuali ditunjuk lain) dengan
penulangan secukupnya (koordinasi dengan pekerjaan struktur).
Pada pintu ruang transformator harus dipasang tanda peringatan akan daya
tegangan 20 kV dari plat baja 1,2 mm dengan ukuran 40 x 80 cm2.
Iklim
Transformator dan perlengkapannya harus dari jenis pasangan dalam ruangan
(indoor type) sesuai untuk penggunaan di dalam ruangan yang berventilasi cukup.
Seluruh peralatan listrik tersebut harus mampu beroperasi kontinyu secara baik
sesuai dengan ratingnya pada 60 °C maksimum dan suhu rata rata 50 °C selama
periode tertentu. Seluruh peralatan listrik yang digunakan harus "tropicalized".
Pentanahan Transformator
Bagian bagian metal atau body harus dihubungkan dengan baik pada sistem
Pentanahan dengan penghantar sesuai dengan gambar perencanaan.
Netral dari Trafo harus digrounding (pentanahan)
Pentanahan (grounding) netral dan pentanahan (grounding) body trafo harus
digabungkan dengan sistem TN-C.
Titik pentanahan menggunakan batang tembaga dia. 20 mm bulat dengan panjang
satuan 6 (enam) meter.
Pentanahan ditanam secara vertikal minimal 12 meter dan ujung elektroda
pentanahan harus mencapai air tanah, agar diperoleh harga tahanan yang rendah
(tahanan tanah tidak boleh lebih besar dari 2 Ohm).
Konstruksi Transformator
Transformator yang dipergunakan diutamakan buatan pabrik dalam negeri. Bila
tidak ada bisa dipakai buatan pabrik luar negeri dari kwalitas pertama dimana
pabrik tersebut harus mempunyai agen tetap di Indonesia dan mempunyai
persediaan yang cukup.
Transformator yang dipergunakan harus dari type oil Ester / F3 mampu bekerja
full load dengan thermal class 120, kenaikan 100% continuous dengan suhu
ambient 20ºC dan temperaturized di oil 50ºK winding 55ºK.
Transformator harus dilengkapi dengan kelengkapan sebagai berikut :
- Plat nama spesifikasi trafo
- Manual no load top changer
- Thermometer
- Roda untuk berjalan
- Pada transformator diberikan "Oil Level Sight Glass"
- Saluran pengosongan minyak
- Saluran pengisian minyak
- Pernafasan dengan filter sillica-gel
- Relay/Pengaman ( RIS, DMCR, DGPTD).
Transformator harus diserahkan dalam keadaan terisi semua bahan, isolasi,
minyak, kertas enamel harus bahan tahan panas sesuai dengan kenaikan
temperatur sebesar 70 °C.
Komutator (TAP Changer)
18 Voltage Regulation
- At pf 0.8 % : 5.48
- At pf 1.0 % : 1.40
19 Short Circuit Duration (second) : 2
20 Maximum temperature rated
- Top Oil (ºC) : 60
- Average winding (by resistance) (ºC) : 65
- Hot spot winding (ºC) : 75
21 Sound Pressure Level
- ONAN rating at 0.3b (dB(A)) : 62
- ONAF rating at 0.2b (dB(A)) : After Final Testing
B. OUTLINE DRAWING
LIST OF TEST
Routine Test :
- Visual and Dimensional Check
- Insulation Resistance test
- Oil Break Down Voltage Test
- Oil Water Content Measurement Test
- Measurement of winding resistance
- Measurement of voltage ratio and check of phase displacement
- Measurement of short circuit impedance and load loss
- Measurement of no load loss and current
- Applied potensial test
Kondisi Penyerahan
Transformator ini harus disediakan oleh Kontraktor elektrikal seperti yang
ditunjukkan dalam dokumen kontrak.
Sebelum diserahkan, transformator harus sudah lulus uji/test setelah diproduksi
dengan dilampirkan sertifikasi test meliputi pengukuran berikut :
- Tahanan lilitan
- Rasio transfromasi dan vector group
- Impedance voltage and load loss
- No load loss and no load current
- Voltage dielectric test
- Induced voltage dielectric test
- Partial discharges
Transformator harus diberikan dalam kondisi garansi penuh dan Pemberi Tugas
dibebaskan dari segala beban pembayaran atas segala kerusakan untuk selama
1 (satu) tahun sesudah penyerahan barang/peralatan.
Pemakaian transformator ini, harus mendapatkan persetujuan perencana/
Konsultan Manajemen Konstruksi.
Instalasi
Transformator harus dipasang dan ditest oleh Kontraktor untuk mendapatkan
persetujuan dari Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi.
Pemasangan transformator disesuaikan pula pada kondisi setempat. Interkoneksi
pengkabelan dengan peralatan atau auxilaries harus memenuhi persyaratan
tentang perkawatan.
Peralatan Listrik
Peralatan Panel
Panel Distribusi Tegangan Rendah (PDTR)
Panel PDTR harus rakitan di Indonesia dan pabrik-pabrik pembuatannya harus
telah tergabung dalam APPI (Assosiasi Pembuat Panel Indonesia).
Panel PDTR yang dimaksud untuk beroperasi pada tegangan 220/380 V, 3 fasa,
4 kawat, 50 Hz dan Solidly grounded.
Cubicle Panel menggunakan model Form 3B.
Komponen pengaman ; Miniature Circuit Breaker(MCB), Moulded Case Circuit
Braker (MCCB)dan Air Circuit Breaker (ACB),harus mempunyai breaking capacity
sesuai gambar perencanaan pada tegangan 380/415 Volt; dan harus sesuai
dengan iklim Indonesia .
CB Incoming dan Couppler menggunakan type Draw Out, agar memperoleh
kemudahan pemeliharaan/maintenance.
Untuk pemakaian komponen harus diusahakan menggunakan satu produk/ merk
saja.
Model modul cubicle yang ditanahkan secara sempurna, pasangan pada lantai
dan pintu dilengkapi master key.
Jenis pasangan dalam (indoor-type) free standing panel.
Menggunakan plat baja minimum 2,0 mm dengan rangka besi siku, kompak dan
kuat sehingga mampu menahan stress mekanik pada saat hubung singkat.
c. Trafo Arus
Insulation Rating : 600 Volt
Class : 1,5
I therm : 60 x In
Rated secondary current :5A
Rated burden cap : 10 VA
e. Lampu Indikator
Tublar lamp, LED 5 watt, diameter 54 mm : merah, kuning, biru
f. Push Button
Panel mounting, double on - 1, off - 0. Semua push button dilengkapi dengan
lampu indikator untuk menyatakan sistem dalam on atau off.
h. Relay-Relay
Untuk panel LVMDP, circuit breaker untuk feeder PLN, dilengkapi dengan relay
proteksi OL (over load), SC (short circuit) dan UV (under voltage).
Sedangkan untuk generator, dilengkapi dengan relay OL, SC, UV, EF (earth fault)
dan RP (reverse power).
i. Selector Switch
Dari type rotary switch, untuk switching. Rated voltage 380 Volt AC insulation 660
V.
3. Cord Outlet
Flush type, untuk cord outlet telephone, telex, sound system dan lain-lain.
Bentuk : Persegi dengan outlet plate : Stainless steel
4. Grid Swicth
Rocker mekanisme, modular, grid system
Rating swicth : 20 A one-way SP swicth
Group : 4,6; 12; 18 dan 24 group
Plates : Stainless steel
4. Obstruction Light
Bracket, support dari cast allumunium alloy, kaca aviation red glass lens. Lampu 60
Watt, type GLS atau reinforce construction lamp 60 Watt, ukuran 130 x 260 mm.
Power Comsumption : 20 VA
Body : Epoxy coated zintec sheet steel.
Dilengkapi dengan monitor charging current dan battery dapat bekerja selama ± 5
tahun dan diberikan garansi minimum 2 tahun.
10. K a b e l
- Kabel instalasi penerangan dan general outlet jenis NYM, penampang 2,5 mm²
dipasang dalam konduit jenis 3/4" standar lengkap accessories.
- Kabel yang digunakan harus memenuhi persyaratan SII dan SPLN.
- Kabel tahan api : seperti dalam daftar material
b. Kontaktor
Rating Arus : 10 A, 16 A, 25 A
Rating Tegangan : 380 V, 50 Hz
Pole : 3 pole
SISTEM PENTANAHAN
Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan body (tegangan sentuh) terhadap
seluruh peralatan listrik yang terbuat dari metal, yaitu : panel TM, transformator, panel
penerangan, daya pintu-pintu dan lain-lain.
b. Penyambungan pentanahan netral dari terminal transformator ke elektroda
pentanahan.
c. Sistem pentanahan (grounding system) maximal 2
d. Penyambungan sistem pentanahan Mesh/ Loop dengan Bare Standard Copper
Conductors 2x1x120 mm² didalam pipa konduit menuju ke Elektroda Rod di dalam bak
kontrol.
1. Sistem Pentanahan
- Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pentanahan ini sesuai gambar
perencanaan.
- Sistem pentanahan menggunakan beberapa Elektroda Rods/Earth Rod dan satu
sama lain saling dihubungkan sehingga membentuk hubungan secara Mash.
- Pemborong harus memperhatikan kondisi tahanan jenis tanah yang ada agar
didapatkan satu sistem pentanahan yang baik.
Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka harus
memperhatikan hal-hal :
a. Sepatu kabel yang digunakan harus mempunyai 2 (dua) lubang baut.
b. Harus dari bahan anti karat dan telah di treatment agar tidak akan ber- proses
bila kontak dengan jenis metal lainnya.
Lingkup Pekerjaan
A. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal
petir jenis non radioaktif baru, termasuk air terminal (batang penerima), down conductor
pentanahan / grounding dan bak kontrolnya serta peralatan lain yang berkaitan dengannya
sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya seperti yang tertera pada
gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
B. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum didalam gambar maupun pada
spesifikasi/syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan harus juga dimaksudkan kedalam pekerjaan ini.
C. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah pengadaan dan
pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan
sistem penangkal petir sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang
ditunjukkan pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan,
walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen.
Saluran / Penghantar
A. Saluran / penghantar menggunakan copper tape ukuran 25 mm x 3 mm.
Saluran penghantar ini mampu mencegah terjadinya side flashing dan
electrification building yang harus dibending terhadap fasad bangunan atau
struktur.
B. Seluruh saluran penghantar, harus diusahakan tidak ada sambungan baik
yang horizontal maupun yang vertical.
Penambat / Klem
Kabel yang turun kebawah vertikal harus diklem agar kuat, lurus dan rapi dan
ditambatkan pada rangka/dinding bangunan.
Pentanahan
Tahanan tanah harus lebih kecil dari 2 Ohm. Ground rod harus terbuat dari tembaga
seperti gambar rencana, ditanamkan kedalam tanah secara vertikal sedalam
minimal 12 (dua belas) meter.
Bak Kontrol
Pada setiap ground road harus dibuatkan bak pemeriksaan (bak kontrol).
Sambungan dari Down Conductor dari elektroda Pentanahan harus dapat dibuka
untuk keperluan pemeriksaan tahanan tanah. Bak kontrol banyaknya sesuai gambar
rencana. Sambungan/klem penyambungan harus dari bahan tembaga.
Surat Ijin
A. Kontraktor harus mempunyai ijin khusus dan berpengalaman dalam pemasangan
penangkal petir dan dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah
pernah dikerjakan.
B. Kontraktor berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan perijinan instalasi sistem
penangkal petir oleh instalasi Depnaker wilayah setempat hingga memperoleh sertifikasi /
rekomendasi
Pengujian / Pengetesan
A. Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem proteksil petir yang dipasang, maka harus
diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya.
B. Pengetesan yang harus dilakukan :
- Grounding Resistant test :
Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan metode standard.
- Continuity test :
Kontraktor harus memberikan laporan hasil testing tersebut.
Referensi Produk
A. Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis.
B. Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
3 Titik Pentanahan - Copper Rod dia 5/8” per 1,8m atau per 3m total Panjang
minimal 9m dan atau tergantung kondisi tanahnya.
A. Kemampuan
TRO harus memiliki kemampuan standard bagi suatu IP-IP PBX yakni
menyelenggarakan penyambungan antara pesawat extension dengan saluran-
saluran Telkom, menyelenggarakan hubungan yang otomatis antara extension dan
harus lengkap.
Proteksi
Sistem dan komponen IP-IP PBX harus dilengkapi dengan peralatan proteksi terhadap
gangguan dan kemungkinan-kemungkinan gangguan luar, gangguan elektris/ surge/pulse
dan lain-lain.
Software
Semua software harus disiapkan oleh suplier/manufacture.
Pentanahan / Grounding
Badan/rangka IP PBX ataupun sistem/komponen IP PBX lainnya yang perlu untuk
diketanahkan (grounding), maka Pemborong harus mengetanahkannya. Pemborong wajib
mengadakan dan memasang sistem grounding untuk IP PBX ini terlepas dari sistem
grounding listrik yang ada, dengan tahanan maksimal 1 . Termasuk disini 'earthing wire',
Jaringan
1. Meliputi kabel jaringan telepon :
Jaringan sistem telepon dari IP-IP PBX didistribusikan ke distribution switch tiap-
tiap tower melalui core switch yang juga digunakan untuk transmisi sistem data
dan CCTV. Kabel yang digunakan untuk transmisi data dari core switch sampai
access switch pada tiap-tiap lantai menggunakan Fibre Optic (FO) sesuai yang
tercantum pada gambar. Dari disribution switch tiap-tiap gedung kemudian
didistribusikan ke access switch pada masing-masing lantai yang kemudian
diteruskan ke outlet telepon sesuai gambar rencana menggunakan kabel UTP
Cat.6.
2. Harus memenuhi spesifikasi SNI
3. Jenis Kabel :
Jenis dan ukuran/kapasitas kabel sesuai dengan yang tercantum pada gambar
rencana.
4. Jumlah Pair/Core :
Jumlah Pair/Core kabel disesuaikan dengan apa yang tertera pada gambar.
5. Tes Equipment dan tool
Peralatan untuk melakukan test pengukuran dan maintenance didalam
operasional.
6. Pemasangan
A. Umum
Semua material yang didalam pengirimannya dalam keadaan terbungkus
apabila bungkus/ kolinya akan dibuka, maka harus dilakukan secara hati-hati
dan rapih.
Material harus dihindari dari air, debu dan kemungkinan kerusakan lainnya.
Finishing tambahan dan penyiapan ruangan harus sesuai persyaratan/
requirement peralatan harus disiapkan oleh pemborong.
Commisioning
Setelah seluruh sistem terpasang dan testing, maka perlu diperlukan commisioning /
trial run.
Commisioning terhadap seluruh fasilitas dan performance sistem telepon yang
dipasang.
LINGKUP PEKERJAAN
Pengadaan, pemasangan instalasi Sound System, dengan system Internet Protocol (IP)
sehingga berfungsi dengan baik dan memuaskan. Pemasangan Sound System sesuai
dengan gambar rencana antara lain sebagai berikut ;
Untuk di dalam bangunan dipasang seperti gambar rencana.
Untuk di luar (parkir area), dipasang car calling (pemanggil sopir/pengendara mobil).
PERSYARATAN TEKNIS
Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
Pengadaan dan pemasangan peralatan utama tata suara seperti yang tertuang dalam sistem
perencanaan.
Power Amplifier.
Power Amplifier type support IP (Internet Protocol) dan harus memiliki output total
seperti ditunjuk dalam gambar rencana dan tegangan output 70 V/100 V dan
frekuensi response antara 50 Hz sampai dengan 20 kHz. Distortion kurang dari 1%
pada batas frekuensi.
Ceiling Loudspeaker
Loudspeaker harus mempunyai frekuensi antara 80 Hz sampai dengan 18 kHz.
Mempunyai diameter 6 inchi, dengan sensitivitas tidak kurang dari 92 dB max. jenis
Ceiling speaker yang digunakan adalah type support IP
Loudspeaker dilengkapi dengan matching trafo 100 V dan ditap pada 1 watt dan 3
watt.
Horn Speaker
Horn speaker harus mempunyai frekuensi 480 Hz – 5.5 kHz, dengan sound
pressure level ± 118 dB max. Power input (max) = 15 W. Impedance ± 10 Kohm.
speaker yang digunakan adalah type support IP
Microphone
Paging Microphone type Dynamic Microphone dengan flexible microphone stem,
Patern UniDirectional condenser, selectable gain dan Frekuensi response antara
100 Hz sampai dengan 16 kHz. Microphone harus dilengkapi dengan Heavy Duty
Press to Talk Switch dan 6-selectable zone.
Terminal Box
Terminal Box terbuat dari plat baja tebal 1,2 mm ukuran 400 x 600 x 150 mm untuk
ukuran besar dan 300 x 500 x 150 mm untuk ukuran kecil dengan finishing cat bakar
atau sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Manajemen Konstruksi.
Pipa Konduit
Pipa konduit yang diguanakan adalah PVC High impact dia. 20 mm
Untuk instalasi yang menyeberang jalan harus menggunakan jenis konduit galvanis
Kabel
Jenis kabel yang digunakan untuk instalasi fire alarm adalah sebagai berikut :
UTP Cat.6 : dari peralatan utama menuju PoE switch untuk masing-masing
zone. untuk instalasi ceiling speker
Fiber Optic : Instalasi kabel dari FO Converter Gedung ke Main server
Instalasi pengkabelan lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
GAMBAR KERJA
PEMASANGAN INSTALASI
Instalasi ke semua kabel yang terpasang di bawah plat beton (ceiling speaker dan
attenuator) adalah outbow menggunakan pipa high impact dia. 20 mm. Instalasi ini diklem
setiap jarak 60 cm. Klem yang dipakai ke plat beton, menggunakan ramset, dynabolt. Jalur
seluruh kabel diatur sejajar dan dekat jalur kabel listrik.
Semua kabel yang melalui shaft (dari peralatan utama ke Terminal Box) adalah outbow,
menggunakan pipa high impact dia. 20 mm. Instalasi ini diklem ke rak besi siku atau tangga
kabel, dan klem setiap 100 cm.
Penyambungan-penyambungan harus dilakukan dalam kotak penyambungan dengan
menggunakan Electrical Spring Connector, Durados atau Cable Connection.
Semua kabel yang terpasang dalam tembok adalah inbow, menggunakan pipa high Impact
dia. 20 mm.
Semua ceiling loudspeaker di dalam bangunan dihindari dari cacat dalam box dan
dilindungi dari cacat dalam box, dipasang sedemikian rupa dengan memperhatikan
estetika ruang. Begitu juga pemasangan column speaker harus disesuaikan dengan sudut
pancaran speakernya.
Rack Cabinet terpasang free standing di ruang monitor, sesuai gambar rencana.
Semua equipment harus diketanahkan yang dihubungkan dengan kawat BCC dari sistem
pentanahan.
PENGUJIAN/TESTING COMISSIONING
Semua instalasi sound system yang dipasang harus ditest secara sempurna sehingga
impedansinya sesuai dengan yang diinginkan.
Semua equipment yang dipasang harus ditest sehingga bekerja dengan sempurna.
Pengetesan dilakukan bersama-sama Konsultan Manajemen Konstruksi.
Semua perlengkapan untuk mengadakan pengetesan harus disediakan oleh Kontraktor
yang bersangkutan.
LAIN-LAIN
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sehingga instalasi dapat bekerja
dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Di tempat pekerjaan, pengawas
menempatkan petugas pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan
Kontraktor agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi Surat
Perjanjian Kontraktor serta dengan cara-cara yang benar dan tepat, serta cermat.
REFERENSI PRODUK
Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis..
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
UMUM
Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
PENJELASAN SISTEM
Fungsi sistem deteksi dan alarm kebakaran adalah sistem deteksi awal apabila terjadi
kebakaran, dimana pada waktu terjadi kebakaran akan memberikan indikasi secara audio
(bell) maupun visual (lampu warna merah) dari mana asal kebakaran tersebut dimulai,
sehingga dapat diambil tindakan pencegahan sedini mungkin.
Fire alarm system ini menerima signal kebakaran yang diberikan baik secara otomatis dari
detector maupun secara manual dari push button box.
LINGKUP PEKERJAAN
Kontraktor yang menangani pekerjaan instalasi ini harus melaksanakan pengadaan,
pemasangan & pengujian serta menyerahkan dalam keadaan beroperasi dengan baik dan
siap untuk dipakai. Bahan-bahan dan peralatan-peralatan pembantu instalasi fire alarm
system harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan pekerjaan dan gambar instalasi fire
alarm system.
Lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm yang dimaksud adalah namun tidak terbatas pada :
Pengadaan, pemasangan dan pengetesan Panel Kontrol MCFA dan sistem yang sudah
terpasang.
Pengadaan, pemasangan dan pengetesan instalasi kabel dari MCFA ke Anounciator.
Pengadaan, pemasangan semua jenis Detektor, Manual Station, Indicator Lamp, Alarm
Bell, dan sistem Fire Intercom (master & slave).
Pengadaan, pemasangan Junction Box.
Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel untuk keperluan interface dengan:
- Sistem Tata Suara dan Telepon
- Sistem Listrik.
- Sistem Air Conditioning dan Fan.
Membantu Pemberi Tugas dalam mengurus dan menyelesaikan perijinan Instalasi Fire
Alarm dari instansi yang berwenang.
Melakukan testing dan commissioning.
Melaksanakan training (on Site & Class Room) dan menyerahkan buku technical manual.
Zone Indicator
Zone Indicator ini menunjukan zone mana yang bekerja yang disesuaikan dengan
letak zone indicator tersebut.
Mini Module
Alamat/zone dapat diset lewat Dip-Swtich.
Input signal harus bebas dari prioritas signal digital. Signal akan dipancarkan ke
pengontrol dan pemicu sesuai dengan pengesetan.
Kesalahan/fault akan secara otomatis dimonitor dan ditunjukkan dengan pengontrol.
Input dimonitor untuk sirkuit terbuka.
Data teknis lainnya :
Operating Voltage : 16 – 32 VDC
Quiescent Current : ± 0.6 mA
Activation Current : ± 4.0 mA
Working Temperature : -10 - +50ºC
Relative Humidity : ≤ 95% (40±2ºC)
EOL : ± 100 kΩ
Control Module
Output Module adalah alat untuk mengaktifkan peralatan external menurut
ungkapan logika yang telah ditetapkan lebih dulu dan juga diharapkan menerima
konfirmasi aktifasi tersebut.
Alamat/zone dapat diset lewat Dip-Swtich.
Dapat mengaktifkan peralatan eksternal oleh logika yang telah ditetapkan lebih dulu,
output dapat berupa denyut atau signal menurut set-up Dip-Switch.
Input dimonitor untuk sirkuit terbuka.
Tidak direkomendasikan penggunaan modul ini untuk memadamkan kendali/kontrol
secara langsung.
Kesalahan/fault akan secara otomatis dimonitor dan ditunjukkan dengan pengontrol.
Data teknis lainnya :
Operating Voltage : ± 16 – 32 VDC
Quiescent Current : ± 0.7 mA
Activation Current : ± 2.5 mA
Relay Rating : 30V/2.0A , 125VAC/1.0A
Confirmation Led : Steady output ; steady on: Pulse Output ; flashing
Working Temperature : -10 - +50ºC
Relative Humidity : ≤ 95% (40±2ºC)
Wiring Capacity : 1.0 – 1.5 mm²
Annunciator Panel
Annunciator Panel suatu alat yang dipakai untuk memberikan indikasi lokasi sumber
kebakaran (zone area) dan indikasi adanya sistem sprinkler yang bekerja, indikasi
gangguan dari instalasi dengan indikator Audio berupa buzzer dan indikator visual
berupa colour graphic atau dalam bentuk LCD-display.
Pada panel juga dilengkapi fasilitas button yang berfungsi sebagai
silence/acknowledge alarm dan reset button. Unit ini dilengkapi dengan tombol test
untuk lampu (lamp test) dan tombol test untuk buzzer test.
Terminal Box
Terminal Box terbuat dari plat baja tebal 1,2 mm ukuran 400 x 600 x 150 mm untuk
ukuran besar dan 300 x 500 x 150 mm untuk ukuran kecil dengan finishing cat warna
merah atau sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Pipa Konduit
Semua kabel harus dipasang di dalam pipa konduit PVC High impact dia. 20 mm,
baik yang di atas plafond (horizontal) maupun yang di dinding/tembok/beton
(vertikal). Pemasangan pipa konduit vertikal harus inbow.
Seluruh kotak sambungan, persimpangan, dan lain-lain harus dipasang tertutup
sehingga tidak akan masuk benda-benda lain ke dalam kotak tersebut. Seluruh
saluran ini harus terpisah dengan sistem saluran lainnya yang terdapat pada
bangunan ini.
Kabel
Jenis kabel yang digunakan untuk instalasi fire alarm adalah sebagai berikut :
STP AWG # 18 2 pair : instalasi kabel looping dari MCFA ke Terminal Box/
module dan Detector Addresable
STP AWG # 18 2 pair : instalasi antar detector Addressable dan manual
break glass
STP AWG # 18 2 pair : instalasi dari module ke PAC, Horn & Strobe, Flow
Switch dan Tamper Switc
Instalasi pengkabelan lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Interconnecting Interlock
Instalasi Fire Alarm ini, harus dipasang interlock/Interfacing dengan Panel Listrik dan
Peralatan lainnya termasuk pemasangan kabel kontrol dan relaynya, seperti yang disebutkan
dalam Gambar Perencanaan.
Testing/Commissioning
Setelah pekerjaan Fire Alarm ini diselesaikan, harus dilakukan testing/pengetesan, yang
disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
Satu persatu detector ditest, dengan menggunakan alat pemanas dan untuk smoke detector
menggunakan asap.
Tiap-tiap zone, ditest satu persatu dan diberi nomor urutan zonenya.
Lain–Lain
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sehingga instalasi dapat bekerja
dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
Referensi Produk
Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
1 MCFA Addressable
2 Annunciator Addressable
4 Red Lamp
6 Detectors Addressable
7 Jack Telephone
UMUM
Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi
dari instansi yang berwenang dan telah biasa mengerjakannya san suatu daftar referensi
pemasangan harus dilampirkan dalam surat penawaran
LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup Pekerjaan dari Paket Pekerjaan Pengadaan dan Instalasi Sistem Jaringan Kabel
Data adalah mencakup pengadaan dan Instalasi, namun tidak terbatas pada apa yang tertulis
secara umum di bawah ini adalah sebagai berikut:
Pengadaan dan Instalasi kabel Unshielded Twisted Pair indoor Cable (UTP).
Pengadaan dan instalasi face plate + Modular Jack Category 6.
Pengadaan dan Pemasangan Switch Hub dan Distribution Hub
Pengadaan dan Pemasangan Rack
Pengadaan dan Pemasangan UPS
Testing & commissioning
SPESIFIKASI TEKNIS
Rack Server :
19” Close Rack minimal 42U
Depth minimal : 1100mm
Steel frame acrylic front door
Steel back door
Dilengkapi dengan heavy duty roof fan panel 2 unit dan 8 port power outlet
horizontal
Battery UPS
Type : On Line, Double Conversion + By Pass
Input : 184 – 264 VAC.
Output : 230 VAC.
Instalasi
Instalasi kabel dalam pipa PVC High Impact berwarna putih diklem pada beton
secara kukuh dan tahan getaran. Klem untuk conduit di pasang setiap jarak 50 Cm,
jumlah kabel dalam conduit harus sesuai dengan PUIL 2000.
REFERENSI PRODUK
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
1 Kabel LAN
2 Router
3 Switch L2
4 Switch L3
5 Access Point
6 Faceplate
7 Conduit
8 Cable Wire management
9 Pacth Panel
10 Standing Rack
11 Wallmount Rack
12 Inbow / Outbow Box
UMUM
1. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ini
ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
2. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Penjelasan Umum
Sistem Closed Circuit Television System dipergunakan untuk membantu
pengawasan dengan cara mengamati kegiatan operasi suatu gedung melalui video
camera. Hasil gambar dapat diamati melalui TV monitor.
Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan instalas iini adalah Pengadaan, Pemasangan, Penyetelan
dan Pengujian Peralatan dan Instalasi serta menyerahkan dalam keadaan
beroperasi dengan baik dan siap pakai, tanpa ada gangguan atau cacat instalasi.
Kontraktor harus melengkapi dan merakit peralatan tersebut dan bila perlu harus
melengkapi dengan peralatan tambahan sesuai persyaratan pabrik pembuatnya.
Termasuk didalam peralatan tersebut adalah sebagai berikut:
IP Camera
Network Video Recorder (NVR)
Monitor.
Monitor
Screen size : 20” or 21”
Type : LCD TFT, Flat
LCD Panel Type : 1280 x 1024 pixel
Pixel pitch : 0.280 x 0.280 mm
Resolution : 1280 x 1024 at 60 Hz
Display Color : 16 M
Color enclosure : Black or Silver
PEMASANGAN
1. Pemasangan colour camera dipasang sesuai petunjuk gambar, Kontraktor dapat
mengajukan usulan lain untuk penempatan colour camera ini.Cara pemasangan colour
camera tersebut digantung pada ceiling atau plafond dengan rangka penguat/ hanger yang
diperkuat pada dak beton.
2. Peralatan utama seperti ; Network Video Recorder , diletakan pada ruang control lantai 4
atau seperti ditunjuk dalam gambar rencana.
3. Kabel instalasi yang digunakan untuk isyarat video dan untuk keperluan control
menggunakan Kabel UTP Cat.6 ,yang semuanya dalam pelaksanaan harus dimasukkan
dalam pipa PVC high impact dia. 20 mm.
TESTING / COMMISSIONING
1. Setelah pekerjaan IP CCTV ini diselesaikan, harus dilakukan Testing dan Comissioning
yang disaksikan oleh Pengawas lapangan.
2. Biaya Testing menjadi beban Kontraktor.
REFERENSI PRODUK
Peralatan, bahandan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi teknis.
Referensi produk yang dapat dipakai adalahsebagai berikut :
UMUM
1. Lingkup pekerjaan ini akan meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi,
sertifikasi, service, pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (As-built Drawing),
petunjuk operasi dan pemeliharaan serta latihan petugas instalasi ini dari pihak Pemilik
bangunan.
2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan
yang diminta didalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (Bills
of Quantity), standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan
setempat dan perintah dari Konsultan Manajemen Konstruksi selama masa pelaksanaan
pekerjaan.
3. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima. Bila ternyata
terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban kontraktor untuk penggantinya
tanpa ada penggantian biaya.
2. Bila PLN padam, maka Genset akan start secara otomatis (Auto Start Auto Synchron
dengan genset existing) dalam waktu 10 – 15 detik (adjustable).
3. Ketika PLN sudah hidup kembali, maka Genset masih akan terus melayani beban untuk
waktu tidak kurang dari 15 menit, setelah itu baru terjadi pemindahan beban tanpa kedip
(back to sync) kembali ke PLN dan Genset akan mati setelah melalui waktu
pendinginan/cooling down time sekitar 300 detik (adjustable), dengan pertimbangan agar
rectifier perangkat tidak mengalami perubahan catu daya dalam waktu pendek.
Lingkup Pekerjaan
Diesel Generator
Umum
1. Mesin Diesel Generator yang digunakan harus mampu menghasilkan suatu daya
listrik dengan kapasitas tidak kurang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
Rencana untuk tipe pemakaian secara terus-menerus pada kondisi kerja
setempat, dimana temperatur keliling tidak melebihi 45°C dan rata-rata
temperature keliling adalah 40°C, sesuai standard DIN 6270 A.
2. Mesin Diesel Generator harus dilengkapi dengan suatu dudukan yang terbuat dari
bahan baja, dimana antara mesin dengan dudukan dan antar dudukan dengan
pondasi mesin yang akan disediakan oleh Kontraktor, harus disediakan bahan
peredam getaran tipe gabungan pegas dan karet peredam getaran.
rak dan tangga kabel dan pintu-pintu ruangan yang terbuat dari logam sesuai
dengan ketentuan ini.
Instalasi
1. Diesel Genset harus didudukkan di atas pondasi dengan mempergunakan spring
atau rubber mounting yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat.
2. Spring anti vibration mounting harus mempunyai effisiensi tidak kurang dari 95%.
3. Posisi Diesel Genset harus lurus baik secara vertical maupun horizontal.
4. Anchor dari Diesel Genset harus benar-benar tepat pada lubang pondasi yang
telah ditetapkan dan dicek dengan baik dan kuat.
5. Pipa exhaust dan Silencer harus diisolasi dengan Rockwool 2” density 60 kg/m³
dan dibungkus dengan galvanized sheet di sepanjang pipa (jacketing).
6. Sambungan pipa ke mesin harus mempergunakan flexible joint.
Pengujian
1. Test pabrik pembuat harus dilakukan menurut standard pabrik dan minimal
meliputi testing :
Insulation level
Squence
Protection device
Operation
Full load running (Load Bank/Building Load)
Temperature rise
Governour control
Sound pressure level
2. Test lapangan harus dilakukan minimal meliputi :
Squence
Protection device
Operation
Sound pressure level
Load running (Load Bank/Building Load) :
- 0% selama 15 menit tanpa interupsi.
- 25% selama 1 jam tanpa interupsi
- 50% selama 1 jam tanpa interupsi dan rejection & sudden load test
- 75% selama 2 jam tanpa interupsi
- 100% selama 1 jam tanpa interupsi
- 110% selama 1 jam tanpa interupsi
- 100% selama 3 jam tanpa interupsi dan rejection & sudden load test
Setelah lulus uji dengan load bank, akan dilakukan uji beban nyata selama 2 hari (2
x 24 jam).
Sistem Pendingin
1. Kontraktor wajib menyediakan cerobong udara bebas pendingin mesin dengan
bahan plat baja galvanis kelas BJLS 100, berbentuk sama seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar Rencana lengkap dengan penghubung flexible dan
pengarah aliran udara serta diisolasi sesuai dengan ketentuan ini.
2. Ujung cerobong saluran udara ini harus dilengkapi dengan wiremesh
sebagaimana tertera di Gambar Rencana.
SOLAR PANEL
Umum
Lingkup Pekerjaan
- Pengadaan dan pemasangan Solar Panel sistem on grid dan aksesori pendukung
harus sesuai dengan kapasitas, fitur aksesoris dan kabinet yang tertera pada
spesifikasi dan gambar.
- Memodifikasi panel genset eksisting untuk dapat menerima perintah dari controller
agar genset dapat menyala.
- Solar panel dipasang dengan cara di-mounting pada support yang didisain dengan
dimensi Solar Panel dan diletakkan pada pondasi beton (ground installation).
Referensi
Solar Panel dan battery serta komponen penunjang lainnya harus dirancang,
dipabrikasi dan diuji sesuai dengan standart aplikasi terbaru dari PUIL 2000, IEC,
UL, dan mempunyai sertifikasi sekurang-kurangnya dari badan sertifikasi berikut.:
1. IEC 503-ISPRA Certified.
2. UL 1703 Listed.
3. UL-Listing 1703.
4. FM Approved.
5. TUV Safety Class II.
Persyaratan Teknis
a) Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan
dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini.
b) Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga
sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
c) Kontraktor diharuskan :
1. Mengirimkan list komponen beserta contoh bahan yang akan digunakan.
2. Menyerahkan brosur (product data sheet) dan Gambar Detail peralatan yang
akan digunakan sebelum dilakukan pemesanan untuk disetujui Konsultan
Pengawas.
3. Menyerahkan diagram skematik / pengkabelan dari sistem yang akan
digunakan sebelum dilakukan pemesanan untuk disetujui Konsultan Pengawas
4. Memberikan rating komponen utama termasuk tegangan, arus, tipe, dimensi
dan kapasitas solar panel.
5. Memberikan informasi negasa asal pembuat solar panel.
6. Memberikan Sertifikat test produksi (Certified production test reports) dan
Sertifikat test yang dikeluatkan oleh lembaga sertifikasi yang mempunyai
reputasi baik.
Gambar-gambar
a) Kontraktor wajib membuat gambar detail untuk pelaksanaan pekerjaan (shop
drawing) dan perubahan-perubahannya bila terjadi. Harus membuat gambar yang
sesuai dengan instalasi terpasang (as built drawing).
b) Gambar kerja dan Gambar Detail untuk dibuat pekerjaan harus selalu berada
dilapangan setiap waktu. Gambar tersebut dalam keadaan jelas, dapat dibaca dan
menunjukkan perubahan-perubahan terakhir.
c) Ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah tercantum dalam gamba kerja
dan detail. Ukuran tersebut merupakan ukuran efektif/bersih, atau ukuran dalam
keadaan jadi. Oleh karena itu dalam pelaksanaan maupun pemesanan ukuran-
ukuran harus diperhitungkan sebagai ukuran efektif.
Pelaksanaan Pekerjaan
a) Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi, Kontraktor diwajibkan mengetahui
lintasan dan posisidari instalasi listrik, ground sistem, air dan sanitasi yang ada
hubungannya dengan pekerjaan ini.
b) Jika didalam melaksanakan pekerjaan ada salah satu bagian instalasi yang sukar
dilaksanakan, Kontraktor wajib membuat laporan tertulis dan hal tersebut segera
dibicarakan dengan Konsultan Pengawas.
c) Pekerjaan bias dianggap selesai dan diterima apabila telah dilakukan test dan
dinyatakan baik secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
d) Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang-orang yang ahli.
Untuk pelaksanaan khusus Kontraktor harus memberikan surat pernyataaan yang
membuktikan bahwa pelaksanaannya memang mempunyai pengalaman dan
kecakapan tersebut.
e) Semua barang dan peralatan yang dipergunakan untuk instalasi harus baru dan
memenuhi persyaratan yang ditentukan. Jika barang dan peralatan tersebut tidak
ditentukan dalam rencana kerja & syarat maka barang- barang tersebut harus
barang-barang yang normal dipakai.
f) Mengikuti ketentuan pekerjaan instalasi listrik (PUIL).
g) Selama pekerjaan berlangsung Kontraktor harus mengembalikan pada keadaan
semula, Misalnya harus terjadi pembobokan dinding, lantai dan sebagainya.
Pembobokan ini baru dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Konsultan
Pengawas.
Kapasitas
a) Solar Panel harus mempunyai kemampuan untuk membangkitkan tenaga listrik
sebesar > 400 Wp.
b) Panel surya harus mampu bekerja 100 % dari rating secara terus menerus untuk
mensuplay beban.
c) Tegangan kerja dalam 1 (satu) sistem hubungan seri-paralel adalah 48 volt (Untuk
perangkat telekorntinikasi sistem 48 volt / 24 volt).
Kontruksi
a) Panel Surya.
- Panel surya harus berbentuk modular.
- Panel surya dibuat dari silicon monokristal.
- Kaca pelapis harus terbuat dari kaca tempered transparan, dan harus tahan
terhadap butiran hujan, es, salju, dan hujan badai.
- Dilengkapi dengan diode by-pass.
- Rangka pembentuk modul harus terbuat dari material tahan karat.
- Rangka penopang/penyangga panel surya harus terbuat dari material tahan
karat galvanis minimal 70 um dan harus mempunyai konstruksi yang tahan
terhadap angin dengan kecepatan 120 km/jam (garnbar konstruksi dan
pernitungan konstruksi harus disertakan)
- Solar panel dengan daya keluaran (watt) per modul yang besar Iebih disukai.
- Tinggi mounting solar panel terhadap permukaan tanah adalah sekurang-
kurangnya 4,5m.
b) Peralatan Tambahan.
Dilengkapi dengan inverter dengan kapasitas sesuai gambar , input 48 / 24 Volt,
output 220 Volt untuk mencatu lampu penerangan.
Pelatihan
Kontraktor harus mengadakan pelatihan/training kepada teknisi.
Sesi pelatihan harus disampaikan oleh pengajar yang memenuhi kualifikasi dari pabrik
pembuat. Program pelatihan harus mencakup tentang pengoperasian perangkat, system
supervisory, trouble shooting, dan semua kompnnen utama yang terpasang.
OUTLINE SPESIFIKASI
NO ITEM MERK
PEKERJAAN
I ELEKTRIKAL
PEKERJAAN
A LISTRIK
1. PANEL
Panel Maker Medium Voltage Schneider, ABB
Panel Maker Low Voltage Sier, Simetri, Oni Panel
Komponen Panel Schneider, ABB
2. CABLE
Cable Medium Voltage Kabel Metal, Kabelindo, Supreme
Cable Low Voltage Kabel Metal, Kabelindo, Supreme
Cable FRC Pyrotec, Bethaflam
Cable Tray and Ladder Oni Tray, Tree Star, DS Tray
3. LIGHTING
Housing Armature Artolite, Onilite, Philips
Fitting Phillips
Battery Phillips
4. POWER OUTLET
Saklar / Socket Schneider, Legrand, Broco
5. Conduit Pipe EGA, Legrand
6. Generator Caterpillar, Cummins
7. Transformator Trafindo, B & D, Weltraf
8. Solar Panel Sunpower, Canadian, Trina Solar
TELEPHONE
B & IP PBX
IP PBX 1 Panasonic, Cisco
Handset2 Panasonic, Cisco
TB Telephone
3 Crone
Cable 4 Kabel Metal, Kabelindo, Supreme
Conduit5Pipe & Fitting EGA, Legrand
Telephone
6 Outlet Schneider, EGA, Legrand
SOUND C SYSTEM
Equipment
1 Sound System Toa, Bosch
TB-SS 2 Lokal
Cable Power
3 Kabel Metal, Kabelindo, Supreme
Conduit3Pipe & Fitting EGA, MK, Legrand
Ceiling Speaker
4 Toa, Bosch
Attenuator
5 Toa, Bosch
FIRE ALARM
D
Equipment
1 Fire Alarm Nohmi, Notifire, Onfire
TB-FA 2 Nohmi, Notifire, Onfire
Combination
3 Box Nohmi, Notifire, Onfire
Photo Electric
4 Smoke Detector Nohmi, Notifire, Onfire
NO ITEM MERK
Manual Push
5 Button c/w Jack Phone Nohmi, Notifire, Onfire
Indicator6Lamp Nohmi, Notifire, Onfire
Alarm Bell
7 Nohmi, Notifire, Onfire
Cable Power
8 Kabel Metal, Kabelindo, Supreme
Conduit 9Pipe & Fitting EGA, Legrand
SISTEMFDATA
Sever 1 IBM, HP, Dell
UTP Cable
2 AMP/Belden, MMC, LS
RJ45 3 AMP Original
Switch/Hub
4 Cisco, Rucus
WAP 5 Cisco, Rucus
Conduit 6
Pelindung Cable EGA, Legrand
Cabinet 7
Rak Indo Rack, Nirax
CCTV F
Equipment1 CCTV Bosch, Panasonic, Sony
Instalasi2Cable MMC, Belden, LS
Cable Power
3 Kabel Metal, Kabelindo, Supreme
Conduit 4Pipe EGA, Legrand