Anda di halaman 1dari 40

Bangunan Bertingkat Sederhana

Prinsip Umum Perancangan


Struktur

Definisi
Bangunan bertingkat adalah
bangunan yang mempunyai
lebih dari satu lantai secara
vertikal.
Berdasarkan jumlah lantai,
bangunan bertingkat
digolongkan menjadi bangunan
bertingkat rendah (2 4 lantai)
dan bangunan berlantai banyak
(5 10 lantai) dan bangunan
pencakar langit >10.
Pembagian ini disamping
didasarkan pada sistem
struktur juga persyaratan
sistem lain yang harus dipenuhi
dalam bangunan.

Dasar Perencanaan
a. Kondisi alam (termasuk keadaan geologi dan geofisik
yang digambarkan oleh peta gempa), kondisi teknik, dan
keadaan ekonomi tempat bangunan gedung akan dibangun,

Dasar Perencanaan (2)


b. Standar

Nasional Indonesia (SNI) yang terkait dengan


perencanaan struktur bangunan rumah dan gedung
sebagai acuan normatif:
SNI 03-1726-2002, Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Bangunan.
SNI 03-2847-1992, Tata Cara Perencanaan
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
RSNI T 02 - 2003, Tata Cara Perencanaan
Konstruksi Kayu Indonesia
SNI 03 1729 - 2002, Tata Cara Perencanaan
Struktur Baja untuk Bangunan.
SNI 03 6816 2002, Tata Cara Pendetailan
Penulangan Beton Bertulang Indonesia.

Aspek perencanaan dan perancangan


Perancangan struktur ditujukan kepada disain sistem struktur
dan aspek yang terkait, sedangkan perancangan konstruksi
ditujukan untuk memenuhi optimalisasi sistem itu dengan
bagian-bagian serta hubungan elemen-elemen bangunan.

Sistem Struktur
Sistem struktur untuk bangunan gedung dan rumah tinggal
pada umumnya hanya mengunakan dua macam sistem
struktur, yaitu:
1) Struktur dinding pemikul yang terdiri dari struktur dinding
sebagai pemikul beban lateral
2) Struktur rangka pemikul yang terdiri dari struktur rangka
sederhana dengan dinding pengisi untuk menahan beban
lateral (beban gempa) secara bersama-sama, dan
struktur rangka balok dan kolom kaku untuk menahan
beban lateral (dinding pengisi tidak diperhitungkan
memikul beban).

Sistem Struktur (2)


a. Paling ideal : bangunan dibuat dengan sistem struktur
rangka kaku, baik menggunakan bahan beton bertulang,
baja, dan kayu dengan perkuatan silang. Bangunan yang
dibangun dengan sistem struktur ini memberikan
karakteristik berat bangunan ringan dan memiliki daya
tahan yang tinggi terhadap beban gempa.
b. Cukup ideal : bangunan dibuat dengan sistem struktur
rangka sederhana dengan dinding pengisi, baik rangka
yang dibuat dari bahan kayu maupun beton bertulang
dengan dinding pengisi dari bahan bata merah atau batako.
Bangunan yang dibangun dengan sistem struktur ini
memberikan karakteristik: berat bangunan sedang; daya
tahan sedang terhadap beban gempa; dan memiliki
daktilitas sedang.

Sistem Struktur (3)


c. Kurang ideal : bangunan dibuat dengan menggunakan
sistem struktur dinding pemikul: pasangan bata
merah/batako/ batu kali tanpa perkuatan tetapi memakai
roollag horisontal. Bangunan yang dibangun dengan sistem
struktur ini memberikan karakteristik: berat sekali; hanya
memiliki sedikit daya tahan terhadap gaya gempa; dan
memiliki daktilitas yang kecil.
d. Tidak ideal : bangunan dibuat dengan mengunakan
sistem struktur dinding pemikul: pasangan bata merah/
batako/ batu kali tanpa perkuatan. Bangunan yang
dibangun dengan sistem struktur ini memberikan
karakteristik: berat sekali; hampir tidak memiliki daya tahan
terhadap gaya gempa; hampir tidak memiliki daktilitas

Sistem Struktur (4)


Taraf keamanan minimum untuk bangunan yang masuk dalam
kategori bangunan tahan gempa, memenuhi kriteria berikut:
a. Bila terkena gempa bumi yang lemah, bangunan tidak
mengalami kerusakan sama sekali.
b. Bila terkena gempa bumi sedang, bangunan tersebut boleh
rusak pada elemen-elemen non-struktural, tetapi tidak boleh
rusak pada elemen-elemen struktur.
c. Bila terkena gempa bumi yang sangat kuat: bangunan tidak
boleh runtuh baik sebagian maupun seluruhnya; bangunan
tersebut boleh mengalami kerusakan tetapi kerusakan yang
terjadi harus dapat diperbaiki dengan cepat sehingga dapat
berfungsi kembali.

Aspek Sistem Struktur


Aspek struktur adalah aspek yang membahas kekuatan
dan stabilitas bangunan.
Struktur meliputi pemilihan jenis sistem struktur dan
konfigurasinya, serta bagaimana sistem ini dapat
membentuk ruang, karena di dalam bangunan gedung
struktur bertugas mewadahi fungsi ruang.
Sistem struktur dalam pembahasan ini dibagi menjadi
bagian-bagian lebih kecil yang disebut dengan elemen
struktur misal; rangka atap, rangka utama, dan pondasi.
Seluruh bagian atau elemen dari berbagai sistem
struktur akan mempunyai tanggung jawab utama
sebagai pemikul beban bangunan. Karena fungsinya
tersebut, sistem struktur tidak dapat dihilangkan namun
dapat digantikan satu jenis struktur dengan struktur
yang lain.

Aspek Sistem Struktur (2)


Ketersediaan ragam struktur dan elemennya serta
kemungkinan pemilihannya adalah bahasan pokok
dalam perancangan struktur. Apapun pilihan yang
diajukan akan selalu benar jika sesuai dengan maksudmaksud atau aspek-aspek lain dalam bangunan

Konstruksi
Konstruksi adalah bentuk rangkaian atau kedudukan
baik dari antar atau inter elemen struktur. Konstruksi ini
memperjelas perancangan bangunan.
Wujud perancangan konstruksi dalam bangunan
gedung adalah gambar-gambar detail yang menunjukkan
secara teknis bagian-bagian dan kedudukannya serta
keterangan-keterangannya.
Karena bersifat menjelaskan dari solusi disain, maka
rancangan konstruksi sebuah bangunan akan terikat
dengan bangunan secara khusus dan tidak dapat
disamakan dengan bangunan lain.

Konstruksi (2)
Satu konstruksi dalam
perancangan struktur akan
menjelaskan bagaimana
pertimbangan terhadap
aspek lain juga
diperhatikan, misalnya
penggunaan bahan,
ukuran, kedudukan, cara
pengerjaan, finishing dan
sebagainya. Tanpa gambar
konstruksi yang jelas
bangunan tidak dapat
didirikan dengan benar dari
berbagai aspek.

Sistem bangunan
Sistem-sistem bangunan meliputi antara lain pengudaraan,
pencahayaan, distribusi air bersih dan sanitasinya dan
sebagainya, akan menuntut bentukan-bentukan dan fasilitas
struktur dan konstruksi tertentu untuk dapat terjaminnya
proses kerja sistem tersebut.

Bagaimana sistem struktur dan konstruksinya?

Apartemen di Shanghai terguling ketika gempa dengan pondasi


tertinggal di dalam tanah, menunjukkan kesatuan antara pondasi sebagai
struktur bawah dengan badan bangunan sebagai struktur atas tidak
cukup kuat.

Bagaimana sistem struktur dan konstruksinya?

Bangunan Stikes di Padang mengalami soft storey effect, yaitu kondisi


kekakuan struktur dan berat bangunan di bagian atas jauh lebih besar
dibandingkan dengan kekakuan struktur di bawahnya, sehingga struktur
kollaps ketika terguncang gempa

Bagaimana sistem struktur dan konstruksinya?

Peristiwa amblas ke tanah (liquefaction) bisa disebabkan turunnya pondasi


yang dibuat tidak sampai ke tanah keras, karena terjadi pelurukan tanah
atau retakan tanah di bawah bangunan akibat gempa. Bisa juga terjadi
karena patahnya pondasi dalam di dalam tanah karena gempa.

Prinsip umum Perancangan Struktur


Pondasi
a. Pondasi harus ditempatkan pada tanah keras.
b. Penampang melintang pondasi harus simetris
c. Harus dihindarkan penempatan pondasi pada
sebagian tanah keras dan sebagian tanah lunak.

Prinsip umum perancangan struktur (2)


Pondasi
d. Sangat disarankan menggunakan pondasi menerus
mengikuti panjang denah bangunan
e. Pondasi dibuat menerus pada kedalaman yang sama,
pondasi bertangga tidak diperkenankan.

Prinsip umum perancangan struktur (3)


Pondasi
f. Bila digunakan pondasi setempat/umpak, maka masingmasing pondasi setempat tersebut harus diikat satu
dengan lainnya secara kaku dengan balok pengikat.
g. Penggunaan pondasi pada kondisi tanah lunak dapat
digunakan pondasi pelat beton atau jenis pondasi
alternatif lainnya.

Prinsip umum perancangan struktur (4)


Denah bangunan
a. Denah bangunan gedung dan rumah sebaiknya
sederhana, simetris terhadap kedua sumbu bangunan dan
tidak terlalu panjang. Perbandingan lebar bangunan
dengan panjang 1:2.
b. Bidang dinding dibuat membentuk kotak-kotak tertutup ,

Prinsip umum perancangan struktur (5)


Struktur bangunan gedung dan rumah tinggal harus
didesain sedemikian sehingga memiliki: daktilitas yang baik
(baik pada material maupun strukturnya); kelenturan pada
strukturnya; dan memiliki daya tahan terhadap kerusakan.
1. Gunakan kekuatan tekan beton minimum 175 kg/cm2,
dan kekuatan tarik baja 2400 kg/cm2.
2. Struktur utama membentuk struktur yang tertutup dan
memungkinkan adanya penyaluran beban yang efisien
3. Agar memudahkan dalam pengerjaan pengecoran
beton dan mendapatkan hasil beton yang berkualitas
baik, maka dianjurkan untuk mengunakan ukuran
penampang balok minimum 15 cm x 20 cm dan ukuran
penampang kolom minimum 15 cm x 15 cm.

Prinsip umum perancangan struktur (6)


4. Diameter tulangan utama untuk balok lintel, ring balok
dan kolom minimum 10 mm, dan untuk sengkang
minimum 6 mm dengan jarak as ke as sengkang 15
cm. h.
5. Diameter tulangan utama untuk balok sloof/balok
pengikat pondasi minimum 12 mm, dan ukuran
sengkang minimum 8 mm dengan jarak as ke as
sengkang 15 cm.
6. Agar diperoleh efek angkur yang maksimum dari besi
tulangan, maka pada setiap ujung tulangan harus
ditekuk ke arah dalam balok hingga 115o

Prinsip umum perancangan struktur (7)


7. Untuk membatasi bidang dinding tidak lebih dari 16 m2
perlu dibuat balok lintel/balok latai yang diikatkan
dengan kolom

Prinsip umum perancangan struktur (8)


8. Tebal dinding minimal 15 cm, dan perlu dipasang
tulangan horisontal pada jarak-jarak 80 cm dan minimal
terdiri dari 1 tulangan dengan diameter 10 mm. Dinding
didukung oleh sloof.

Prinsip umum perancangan struktur (9)


9. Pada bagian atas dinding harus dipasang balok pengikat
keliling/ring balk. Ujung vertikal perlu dijangkarkan dengan
baik ke dalam ring balk. Pada pertemuan bidang dinding,
tulangan ring balok perlu dijangkarkan dengan baik

Prinsip umum perancangan struktur (10)


10. Ringbalk juga harus diikatkan secara kokoh ke kolomkolom rangka

Prinsip umum perancangan struktur (11)


11. Rangka atap perlu diikat secara kokoh dengan ringbalk
dan atau dinding

Prinsip umum perancangan struktur (12)

Perancangan sistem struktur dengan grid


Pada sebagian besar bangunan, ada pola geometris atau grid yang
berulang secara vertikal maupun horizontal yang dipengaruhi persyaratan
ruang (fungsi berbeda akan mempengaruhi pola geometrisnya)
Sistem struktur sebagai pendukung stuktural bangunan perlu disesuaikan
dan diaplikasikan untuk mendukung desain bangunan secara keseluruhan
untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas keduanya.

Perancangan sistem struktur dengan grid

Perancangan sistem struktur dengan grid


Pola grid yang banyak diaplikasikan adalah konfigurasi segi empat karena
bentuk ini dipandang paling efisien, namun demikian tidak menutup
kemungkinan dibentuk dengan pola lainnya.

Perancangan sistem struktur dengan grid

Perancangan sistem struktur dengan grid


Beberapa bangunan menggunakan lebih dari satu pola grid struktur untuk
memenuhi persyaratan dimensi ruang yang beragam dalam satu
bangunan.

Tugas 1
1. Mencari denah untuk bangunan fungsi tunggal
berlantai sederhana, bisa dalam fungsi: asrama
mahasiswa,
kantor
kecamatan,
puskesmas,
laboratorium kesehataan, klinik dokter bersama, play
group, TK.
2. Tentukan grid modul struktur yang dapat diaplikasikan
pada denah bangunan tersebut

Tugas 1

Tugas 1

Tugas 1

Tugas 1

Tugas 1

Anda mungkin juga menyukai