Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MATA KULIAH

NTSI6069 ETIKA PROFESI


Dosen Pembina : Ir. Dian Ariestadi, M.T. Ars.

TUGAS MINGGU KE-14

oleh
Elma Muhajjir
180523600149
Offering 13MB

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2021
Soal:
Permasalahan etika pada Tahapan Pelaksanaan Pembangunan Gedung/Konstruksi

Berdasarkan materi yang diberikan dan dapat ditambahkan dari sumber-sumber materi/referensi
lain, uraikan dan jelaskan:

 Tahapan-tahapan dan aspek-aspek rinci pada Tahapan ppelaksanaan Pembangunan


Gedung/Konstruksi

 Para pihak yang terlibat pada setiap tahapan tersebut

 Mencari dan menganalisis kasus pelanggaran etika pada Tahapan


Pelaksanaan Pembangunan Gedung/Konstruksi ini. Kasus harus merupakan peristiwa
nyata yang dibuktikan dari bukti artikel/berita yang dilampirkan. Analisis yang dilakukan
meliputi: tahapan yang dilanggar, pihak-pihak yang melakukan pelanggaran, aspek-aspek
norma/hukum/kode etik yang dilanggar, sangsi-sangsi (hukum dan etik) yang harusnya
diterima, serta dampak-dampak yang terjadi akibat pelanggaran tersebut.

Penyelesaian :
 Tahapan Pelaksanaan Konstruksi
1. Pengertian Tahapan Pelaksana
Pelaksaan konstruksi dilakukan bertujuan untuk memberikan layanan jasa
pelaksanaan dalam pengerjaan sebuah proyek konstruksi. Kegiatan dalam pelaksanaan
konstruksi ini meliputi rangkaian kegiatan yang dimulai dari penyiapan lapangan sampai
dengan penyerahan hasil akhir pekerjaan konstruksi sebuah proyek. Orang yang
melakukan peran dalam melakukan pelaksanaan konstruksi disebut dengan Kontraktor
Konstruksi.
Tahap Pelaksana adalah kegiatan pendirian, perbaikan, penambahan, perubahan, atau
pemugaran konstruksi bangunan dan/atau instalasi dan/atau perlengkapan BG sesuai
rencana teknis yang disusun. Tahap pelaksanaan juga merupakan pembangunan bertujuan
membangun bangunan dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati, mutu yang
telah disyaratkan. Adapun tujuan secara general pada tahap ini adalah mewujudkan
bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan
perencana dalam batasan biaya, waktuyang sudah disepakati, serta dengan mutu yang
telah disyaratkan. Kegiatan dalam tahap ini adalah : merencana, mengkoordinasi dan
mengendalikan operasi lapangan.
a) Kegiatan Perencanaan dan Pengendalian
Kegiatan perencanaan dan pengendalian yang dimaksud berupa perencanaan
jaminan mutu proyek, perencanaan waktu proyek, perencanaan penggunaan alat berat,
perencanaan biaya proyek, organisasi lapangan, perencanaan tenaga kerja,
sedangkang pengendalian disini berupa kegiatan untuk memantau atau mengendalikan
dari apa yang telah direncanakan.
b) Kegiatan Kordinasi
Kegiatan kordinasi disini yang dimaksud merupakan kegiatan mengkoordinasi
seluruh kegiatan pembangunan dan mengkordinasi dengan para subkontraktor.
2. Tahapan-tahapan dalam Tahapan Pelaksana
a) Tahapan Perencanaan Mutu (Manual book)
Tahapan ini merupakan tahapan yang dilakukan diawal pelaksanaan proyek.
kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini berupan membuat jaminan mutu yang sesuai
dengan RKS dan DED, perhitungan Konsultan perencana dan keinginan owner.
Perencanan mutu ini akan dibuat menjadi manual book yang berisikan tentang
spesifikasi bahan, alat, metode pelaksanaan, bahkan kriteria hasil pekerjaan.
Spesifikasi teknis adalah persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh pelaksana
lapangan baik dari sisi dimensi strukturnya, kualitas maupun kuantitasnya. Persyaratan
khusus ini erat hubungannya dengan persyaratan mutu material, mutu alat dan alat
berat, mutu SDM serta dimensi struktur.
b) Tahapan Perencanaan Waktu
Pada tahapan ini kontraktor akan membuat sebuah perencanaan waktu pekerjaan,
yaitu dengan pembuatan time schedule yang paling umum digunakan. Perencanaan
waktu ini digunakan untuk pengendalian waktu pekejaan selama proses konstruksi
berlangsung. Jadwal pelaksanaan pekerjaan mutlak diperlukan untuk mengetahui
bahwa pekerjaan dapat dimulai dan dapat diselesaikan dengan waktu yang telah
direncanakan. Lakukan identifikasi item pekerjaan apa yang akan dilaksanakan, hitung
nilai dan bobot masing-masing item, tentukan durasi pelaksanaannya, urutkan
berdasarkan metode pelaksanaan dan hitung total waktu pelaksanaan sejak proyek
dimulai hingga akhir.
c) Tahapan perencanaan Biaya
Pada tahapan ini kontraktor akan menganalisis kembali dengan perencanaan biaya
setiap item pekerjaan dan menambahkan unsur kemungkinan resiko yang bisa terjadi
dilapangan.
d) Tahapan Pengkompositan Gambar
Ada beberapa jenis gambar kerja yaitu gambar situasi, gambar denah, gambar
perspektif dan gambar detail. Gambar-gambar ini berfungsi sebagai acuan untuk
pelaksana lapangan dalam memberikan arahan kepada tukang dan pekerja dalam
mengerjakan tiap item dalam kontrak anda.Tahapan ini berupa pendetailan gambar-
gambar dan pembuatan gambar kerja secara lengkap, atau pembuatan gambar sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Gambar gambar yang dimaksud seperti detai
penulangan dan gambar detail MEP.
e) Tahapan Perencanaan Layout dan mobilitas Proyek
Tahapan perencanaan ini merupakan kegiatan dimana kontraktor merencanakan
penempatan barak pekerja, Kantor site manager, tempat Logistik, tempat fabrikasi,
tempat pembungan sisa material, penempatan posisi Tc. Artinya Lahan pada lokasi
proyek harus direncanakan dengan sebaik-baiknya untuk keperluan menampung dan
mengatur seluruh kegiatan yang ada di lokasi yaitu paling tidak : Kantor proyek atau
direksi keet, Gudang (terbuka/tertutup), Barak kerja material fabrikasi, on site acces,
fasilitas lain. Bila lahan proyek sangat terbatas, maka perlu pemanfaatan lahan lain
yang berdekatan atau bila terpaksa gunakan lahan bangunan permanen secara
sementara dengan penjadwalan yang rinci agar tidak mengganggu kelancaran
pekerjaan. Aksibilitas keluar masuk alat berat dan Truck pada proyek Jalan masuk
harus diperhatikan untuk menjamin kelancaran pengangkutan material lokal, material
fabrikasi, peralatan, dll. Sebaiknya jalan masuk memiliki lebar yang cukup untuk alat
angkut. Karena alat angkut yang nantinya akan bermanuver di dalam site anda harus
terjamin kelancarannya. Selain itu dengan memperhatikan akses internal site ini anda
dapat memperkirakan perletakan material dan alat-alat lainnya secara cermat. Ingatlah
bahwa kesalahan meletakkan material dan alat menyebabkan anda akan membuang
waktu untuk melakukan relokasi saat manuver alat angkut anda terganggu karena salah
meletakkan material & alat tadi.
f) Tahapan Pelaksanaan Pekejerjaan Lapangan
Pada tahapan ini merupakan tahapan mewujudkan rencana yang telah disusun oleh
tim teknis dan kontraktor untuk melakukan semua pekerjaan yang pada akhirnya akan
mewujudkan sebuang bangunan. Pada tahapan ini terbagi menjadi beberapa pekerjaan,
berikut ini adalah penjelasan setiap pekerjaan pada proses konstruksi.
1) Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan lapangan yang dilakukan pada awal
dilaksanakan suatu proyek konstruksi. Pekerjaan persiapan berupa pembersihan
lokasi proyek dari benda-benda atau rumput dan pohon yang menghalangi proses
pekerjaan konstruksi. Pemasalangan pagar pembatas proyek dan rambu-rambu
tanda adanya proyek, pembuatan sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama
prosek pelaksanaan konstruksi berlangsung, seperti pembuatan kontor untuk
proyek manajer dan site manajer, pembuatan barak pekerja, pembuatan gudang,
tempat fabrikasi dan lain lainnya.
2) Pekerjaan Struktur bawah
Stuktur bawah adalah seluruh bagian struktur gedung atau bangunan yang
berada di bawah permukaan tanah. Jadi apapun itu jika letaknya di bawah
permukaan tanah maka dinamakan struktur bawah. Apakah itu besmen, pondasi,
sloof, kolom, dan sebagainya. Pekerjaan struktur bawah merupakan pekerjaan yang
berkaitan dengan pekerjaan yang berada dibawa muka tanah dan membutuhkan
pekerjaan galian atau Struktur bawah (lower structure) yang dimaksud adalah
pondasi dan struktur bangunan yang berada di bawah permukaan tanah. Pada
pekerjaan struktur bawah Struktur bawah merupakan bagian dari struktur bangunan
yang terletak di bawah permukaan tanah. Bagian ini harus dibangun dengan sangat
kokoh, karena menopang beban dari atas. Berikut meupakan pekerjaan yang ada
pada struktur bawah secara umum:
 Pekerjaan Galian : Pekerjaan galian tanah dan galian-galian lainya harus
dilakukan menurut ukuran dalam, lebar, dan sesuai dengan peil-peil yang
tercamtum pada gambar. Semua bekas-bekas pondasi lama, dan akar pohon
yang terdapat pada bagian pondasi yang dilaksanakan harus dibongkar dan
dibersihkan dan dibuang. Bekas pipa yang tidak terpakai harus disumbat.
Apabila lokasi yang akan dijadikan bangunan pipa air, pipa gas, pipa
pembuangan, kabel listrik, kabel telepon dan sebagainya maka secepatnya
diberitahukan kepada konsultan managenen konstruksi atau instansi yang
berwenang untuk mendapatkan petunjuk selanjutnya.
 Pekerjaan Pondasi : Pengertian umum pondasi adalah struktur bagian bawah
bangunan yang terhubung langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang
terletak di bwah permukaan tanah yang berfungsi memikul beban bangunan
yang ada diatas nya. Pondasi harus di perhitungkan untuk dapat menjamin
kestabilan bangunan terhadap beban bangunan itu sendiri, beban-beban
bangunan, gaya-gaya luar seperti tekanan angin gempa bumi, dan lain-lain. Di
samping itu, tidak boleh adanya penurunan level melebihi batas yang di
izinkan. Pelaksanaan pekerja/kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala
kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Apabila penggalian
tersebut melebihi kedalaman yang telah di tentukan maka kontraktor harus
mengisi/mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan yang sesuai dengan
syarat-syarat yang telah di tentukan yang sesuai dengan spesifikasi pondasi.
Pekerjaan galian pondasi harus menjaga agar lubang galian tersebut bebas dai
longsoran tanah di kiri dan kanan nya, sehingga pekerjaan pondasi dapat
dilakukan dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi yang telah di tentukan.
 Pekerjaan Struktur Basement : Konstruksi basement sering merupakan solusi
yang ekonomis guna mengatasi keterbatasan lahan dalam pembangunan
gedung. Tapi sebagai struktur bawah tanah, desain maupun pelaksanaan
konstruksi basement perlu dilakukan dengan memperhitungkan banyak hal.
Disamping aspek teknis dari basement itu sendiri, tidak kalah pentingnya
adalah aspek lingkungannya. Mutu pekerjaan pada konstruksi basement akan
sangat mempengaruhi umur dari basement tersebut. Pengendalian terhadap
mutu terpadu sangat diperlukan untuk mencapai produk konstruksi mutu tinggi
dan dapat diandalkan. Beberapa hal yang berkaitan dengan galian Basement
yang perlu diperhatikan adalah beban dan metode galian.
3) Pekerjaan Struktur Atas
Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada
di atas muka tanah. Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok dan dinding
geser, yang masing-masing mempunyai peran yang sangat penting. Berikut
merupakan pekerjaan pada strutur atas.
 Pekerjaan kolom : Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau
pilar yang akan menyalurkan beban atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi.
Konstruksi kekakuan kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang yang
akan di pikul kolom tersebut. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam
proyek ini secara keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan
pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda. Langkah teknis pada pekerjaan
kolom adalah Pekerjaan Marking, pekerjaan penulangan, pekerjaan
pembersihan, pekerjaan bekisting, pekerjaan pengecoran dan pembongkaran
bekisting.
 Pekerjaan Balok: Balok juga merupakan salah satu pekerjaan beton
bertulang. Balok merupakan bagian struktur yang digunakan sebagai dudukan
lantai dan pengikat kolom lantai atas. Fungsinya adalah sebagai rangka penguat
horizontal bangunan akan beban-beban. Urutan pekerjaan dalam pekerjaan
balok yaitu: pekerjaan bekisting, pekerjaan penulangan, pekerjaan
pembersihan, pekerjaan pengecoran dan pekerjaan pembokaran bekisting.
 Pekerjaan Plat Lantai : pekerjaan plat lantai merupakan pekerjaan bagian dari
pekerjaan struktur dan merupakan pekerjaan beton bertulang yang biasanya
dilakukan bersamaan dengan pekerjaan balok. Tahapa pekerjaan pada
pekerjaan plat lantai sama dengan pekerjaan balok.
 Pekerjaan Shearwall : shearwall merupakan struktur dinding beton bertulang
yang berfungsi untuk menahan gaya geser, jadi pekerjaan shearwall juga
termasuk kedalam pekerjaan struktur. Tahapan-tahapan pekerjaan shearwall di
mulai dengan pekerjaan pembesian, pekerjaan pembersihan, pekerjaan
bekisting, pekerjaan pengecoran dan terakhir pekerjaan pembongkaran
bekisting. Karena shearwall merupakan struktur vertikal jadi tahapan
pekerjaannya sama dengan tahapan pada pekerjaan kolom.
 Pekerjaan Tangga : pekerjaan tangga juga termasuk dalam pekerjaan struktur
meskipun bukan masuk kedalam komponen struktur utama bangunan.
Pekerjaan struktur tangga sama halnya dengan struktur horizontal lainnya yang
dimulai dengan pekerjaan bekisting, kemudian pekerjaa pembesian dimana
pemasangan besi dilakukan dengan metode chemset, srlanjutnya dilakukan
pekerjaan bekisting anak tangga, setelah itu pekerjaan pengecoran dan yang
terakhir pelepasan bekisting.
 Pekerjaan atap : Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi
sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh
panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan. Konstruksi
rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap atau
kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk
mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan
bentuk pada atap. pekerjaan atap meliputi pekerjaan penutup atap dan rangka
atap seperti kuda kuda, gording dan lainnya.
4) Pekerjaan MEP
Pekerjaan MEP merupakan pekerjaan pemasangan rangkaian mekenikal,
elekrikal dan plumbing. Plumbing adalah pekerjaan pemipaan yang terdapat pada
bangunan gedung seperti pipa untuk air bersih, air kotor, pipa ventilasi, dan air
hujan. Pada pekerjaan pemipaan ini biasanya menggunakan material pipa PVC,
pipa PPR, atau pipa galvanis. Untuk air bersih dan air panas/dingin biasanya
menggunakan pipa PPR. Pekerjaan elektrikal adalah pekerjaan yang berhubungan
dengan instalasi listrik, pekerjaan elektrikal mencakup panel pompa, stopkontak,
saklar dll. Sedangkan pekerjaan mekanikal adalah pekerjaan yang berhubungah
dengan alat yang berkaitan dengan lastrik.
5) Pekerjaan Arsitektural
Pekerjaan arsitektur, yang seringkali disebut sebagai pekerjaan finishing,
merupakan bagian dari pekerjaan yang berlangsung pada proses produksi di proyek
konstruksi.
g) Tahapan Serah Terima Bangunan
Dalam proyek pemerintah, proses serah terima pekerjaan mencakup serah terima
hasil pekerjaan pertama (PHO), kemudian masa pemeliharaan (warranty period), dan
yang terakhir serah terima pekerjaan akhir (FHO) yang dilakukan oleh Kontraktor
Pelaksana dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
 Pihak-Pihak Yang Terlibat
1. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah orang/organisasi yang melakukan proses pengawasan
pada setiap kegiatan proyek. Terutama ketika proses pelaksaan berlangsung, konsultan
pengawas bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pelaksanaan proyek yang
dilakukan oleh kontraktor pelaksana sesuai dengan rencana
2. Manajer proyek
Project Manager secara umum adalah orang yang ditunjuk untuk menggerakan
proses manajemen yang mengarah pada strategi pengelolaan proyek dimana tujuan
utamanya yaitu untuk mencapai tujuan proyek. Sedangkan, apabila berbicara definisi
Project Manager pada pekerjaan konstruksi, adalah seorang yang bertanggung jawab atas
kesuksesan dalam sebuah kegiatan proyek konstruksi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada kompetensi tertentu. Seorang Project Manager yang baik hendaknya
mempunyai kemampuan memimpin yang ditentukan berdasarkan karakternya dan
kompetensi yang memadai. Pada proyek yang sangat kompleks dan penuh risiko, seorang
project manager bahkan harus memiliki kesempurnaan kompetensi.
3. Engineer (Teknik)
Engineer merupakan pembantu tugas manager proyek yang memiliki tugas dalam
perencanaan teknis dan material. Engineer bertugas memberikan bantuan dan
pertimbangan teknis kepada project manager terhadap masalah teknis yang dihadapi di
lapangan, serta mengawasi pekerjaan pada bidang masing-masing di lapangan.
4. Drafter
Drafter adalah pihak yang bertanggung jawab dalam membuat dan menyiapkan
gambar-gambar kerja sehingga gambar tersebut dapat dengan jelas dan mudah
dimengerti. Tugas seorang drafter adalah membuat softdrawing, menyesuaikan gambar
perencanaan dengan kondisi lapangan, menjelaskan kepada pelaksana lapangan,
membuat gambar akhir pekerjaan.
5. Pelaksana
Pelaksana adalah pihak yang bertugas melaksanakan sebuah proyek bangunan yang
mempunyai keahlian di bidang ketekniksipilan agar proyek tersebut berjalan dengan baik sehingga
bangunan yang dihasilkan berkualitas.
6. Mandor
Mandor adalah orang yang memimpin buruh-buruh lepas. Dengan menggunakan
sistem mandor, perusahaan konstruksi hanya berhubungan dengan mandor saja sebagai
pihak ketiga, tidak perlu berhubungan/bertanggung jawab terhadap buruh. Mandor ini
bersifat perorangan dan tidak berbadan hukum.
7. Tukang
Tenaga tukang harus ahli dalam bidangnya berdasarkan pengalaman dan cara kerja
yang sederhana. Tukang dalam proyek dibagi menjadi lima bagian yaitu: tukang besi
(rebarman), tukang batu (mason), tukang kayu (carpenter), tukang las dan tukang listrik
(ME).
8. Operator Alat Berat
Operator alat berat adalah pekerjaan yang membutuhkan skill khusus untuk
menjalankan berbagai macam tools seperti Bulldozer, Hydraulic Excavator, Wheel
Loader, Dump Truck, Forklift hingga kapal tongkang dan lain-lain. Operator alat berat
juga berwenang menjaga kesehatan alat unit tersebut. Perawatan dan perbaikan peralatan
alat berat yang mana penyiapan tenaga pemeliharaan dikuasai oleh perusahaan agen
tunggal yang pengembangan standar keterampilannya disesuaikan dengan versi
perusahaan masing- masing Atas dasar tersebut dirasakan perlu adanya suatu acuan
pengoperasian dan Maintenance & Repair Alat Berat yang terstandar sehingga ada suatu
jaminan baik untuk operator, mekanik maupun perusahaan terhadap pengoperasian dan
perawatan unit-unit alat berat, sehingga kesalahan pengoperasian yang tidak diharapkan
dapat terhindar dan umur kerja unit mesin dapat optimal penggunaannya sesuai
spesifikasi pabrik.

 Kasus pelanggaran etika pada Tahapan Pelaksanaan Teknis Pembangunan


Gedung/Konstruks
Ruko Tiga Lantai Ambruk, Kontraktor Pelaksana Jadi Tersangka

Sumber:
https://regional.kompas.com/read/2014/06/16/1956239/Ruko.Tiga.Lantai.Ambruk.Kont
raktor.Pelaksana.Jadi.Tersangka.

1. Menganalisa Kasus Artikel


Bangunan rumah kantor (Rukan) tiga lantai yang terletak di kompleks
Cendrawasih Permai, Jl. Ahmad Yani, Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda
Kalimantan Timur runtuh pada tanggal 3 Juni 2014 saat masih dalam proses
pengerjaan yang menyebabkan 12 pekerjanya tewas. Bangunan ini memiliki lebar
25 m dan panjang 100 m dengan biaya konstruksi senilai kurang lebih 15 Milyar
rupiah. Dari observasi yang dilakukan salah satu penyebab keruntuhan bangunan ini
adalah pelanggaran etika profesi yang dilakuan oleh kontraktor yaitu Kegagalan
Struktur Utama. Struktur utama yang dimaksud adalah balok- kolom. Hal ini
didasarkan fakta bahwa pekerja sempat diminta untuk mengecek kolom yang retak
di lantai 2. Meskipun tidak ada data detail mengenai dimensi dan lokasi keretakan
akan tetapi hal ini seharusnya telah menjadi indikasi awal bahwa ada masalah dengan
struktur yang sedang dibangun. Apalagi apabila didasarkan pada filosofi desain
struktur yang benar yaitu “strong column- weak beam” yang artinya kolom tidak
boleh mengalami kegagalan struktur terlebih dahulu daripada balok. Kegagalan
kolom ini sendiri diduga karena adanya deviasi antara perencanaan dan pelaksanaan
dimana kontraktor mengurangi dimensi kolom dan jumlah tulangan yang dipakai.
Padahal, sudah terdapat undang-undang yang mengatur tentang kegagalan
konstruksi yang terjadi di Indonesia. UU tersebut adalah UU RI No.18 tahun 1999
tentang Jasa Konstruksi. Pada bab IV memuat tentang kegagalan konstruksi, bunyi
pasal 25. pada ayat 1, Pengguna jasa konstruksi dan penyedia jasa wajib
bertanggung jawab atas kegagalan bangunan. Ayat.2, Kegagalan bangunan yang
menjadi tanggung jawab penyedia jasa sebagaimana yang dimaksud pada ayat.1
ditentukan terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan konstruksi dan paling lama
10 (sepuluh) tahun. Ayat.3, Kegagalan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat.2
ditetapkan oleh pihak ketiga selaku penilai ahli.
Dalam kasus ini juga dapat dimasukkan ke dalam Pasal 26, ayat.1, Jika
terjadi kegagalan bangunan yang disebabkan karena kesalahan perencana atau
pengawas konstruksi, dan hal tersebut terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak
lain, maka perencana atau pengawas konstruksi wajib bertanggung jawab sesuai
dengan bidang profesi dan dikenakan ganti rugi. Ayat.2, Jika terjadi kegagalan
bangunan yang disebabkan karena kesalahan pelaksana konstruksi, dan hal tersebut
terbukti menimbulkan kerugian bagi pihak lain, maka pelaksana konstruksi wajib
bertanggung jawab sesuai dengan bidang usaha dan dikenakan ganti rugi.
2. Gagasan untuk menghindari pelanggaran Etika Profesi tersebut
- Sebaiknya orang yang melakukan hal tersebut tidak diperbolehkan masuk
kedalam dunia kerja, karena dalam diri orang terdapat pelanggaran-pelanggaran
etika profesi yang seharusnya tidah dlakukan oleh setiap orang yang bekerja
dalam perusahaan.
- Sebaiknya orang yang melakukan tindakan tersbut harus di tindak lanjuti agar
tidak terjadi hal-hal seperti kasus di atas karena akan berdampak kepada proyek
yang bersangkutan akan mengalami kerugian dalam segi finansial, selain itu.
Umur ekonomis dari bangunan yang sudah dibuat tidak sesuai dengan
perhitungan yang sebenarnya, karena material yang seharusnya digunakan
sudah diminimalisir demi keuntungan pribadi.

Anda mungkin juga menyukai