Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MATA KULIAH

NTSI6069 ETIKA PROFESI


Dosen Pembina : Ir. Dian Ariestadi, M.T. Ars.

TUGAS MINGGU KE-13

oleh
Elma Muhajjir
180523600149
Offering 13MB

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2021
Soal:
Permasalahan etika pada Tahapan Pengawasan Teknis Pembangunan
Gedung/Konstruksi
Berdasarkan materi yang diberikan dan dapat ditambahkan dari sumber-sumber
materi/referensi lain, uraikan dan jelaskan:
 Tahapan-tahapan dan aspek-aspek rinci pada Tahapan Pengawasan Teknis
Pembangunan Gedung/Konstruksi
 Para pihak yang terlibat pada setiap tahapan tersebut
 Mencari dan menganalisis kasus pelanggaran etika pada Tahapan Pengawasan
Teknis Pembangunan Gedung/Konstruksi ini. Kasus harus merupakan peristiwa
nyata yang dibuktikan dari bukti artikel/berita yang dilampirkan. Analisis yang
dilakukan meliputi: tahapan yang dilanggar, pihak-pihak yang melakukan
pelanggaran, aspek-aspek norma/hukum/kode etik yang dilanggar, sangsi-
sangsi (hukum dan etik) yang harusnya diterima, serta dampak-dampak yang
terjadi akibat pelanggaran tersebut.

Penyelesaian :
 Tahapan-tahapan dan aspek-aspek rinci pada Tahapan Pengawasan Teknis
Pembangunan Gedung/Konstruksi
1. Pengertian Pengawas :
Adalah kegiatan pengawasan pelaksaan mulai dari penyiapan lapangan sampai
dengan penyerahan akhir pekerjaan atau keguatan manajemen konstruksi
pembangunan Gedung yang dilakukan oleh pemilik atau penyedia jasa, meliputi
pengawasan biaya, mutu dan waktu termasuk (pada tahap pelaksaan konstruksi) dan
pemerikasaan kelaikan fungsi bangunan Gedung. Dimana tugas lainnya dintaranya :
• Melakukan pemeriksaan/pengawasan secara berkesinambungan
• Mengidentifikasikan penyimpangan dan kemajuan pekerjaan
• Mengoreksi kesalahan dan mengurangi/memperkecil hambatan
• Antisipasi persoalan yad
• Membuat dan menyampaikan laporan
• Menciptakan iklim yang kondusif
2. Tahapan proses pengawasan dalam kontruksi
• Pengawasan Proses Perencanaan Dan Penjadwalan Kurve S :
Kurve S digunakan untuk memantau progres pekerjaan yang mampu
dilakukan oleh perencana. Selain ini, terdapat jadwal Network Planning (NWP)
yaitu berdasarkan urutan pekerjaan antara satu dengan yang lain. Jadwal kerja
pekerjaan konstruksi berisikan berapa bagian-bagian penting yaitu:
- Rencana dan urutan pelaksanaan pekerjaan dalam jangka waktu yang
- ditetapkan.
- Identifikasi kegiatan-kegiatan utama.
- Mengukur dan melaporkan kemajuan.
- Alat untuk pemantauan, dan alat komunikasi mengenai rencana
- pekerjaan sebagai dasar memperkirakan kebutuhan pekerja, alat dan
- bahan, serta pengendalian keuangan.
• Pengawasan Penyiapan Lokasi
Pengawasan dilakukan dalam tahapan penyiapan lokasi dimulai
pengawasan terhadap pekerjaan ;
- Pembersihan lahan lokasi yang diharuskan sesuai dengan volume
- dan standar prosedur (perataan tanah, pembersihan semak belukar,
- dsb).
- Rencana Akses jalan kendaraan berat
- Rencana penempatan Pagar pembatas keliling, direksi keet,
- Pos Jaga, Gudang Bahan, Sumber air, sumber listrik/penempatan
- genset, area fabrikasi, Disposal Area, Area Parkir kendaraan berat,
- Los Pekerja, dll.
- Pengukuran dan Pemasangan Bowplank serta penentuan ketinggian
- lantai yang harus disesuaikan dengan gambar rencana.
- Rencana mobilisasi alat berat sesuai jadwal dan kebutuhan.
- Rencana galian.
• Persyaratan Kontrak
3. Langkah-langkah Pelaksaan Pengawasan
• Melakukan rapat2 koordinasi, penyiapan dokumen/borang2/alat
• Mengidentifikasikan penyimpangan dan kemajuan pekerjaan
• Melaksanakan kaidah2 K3/teknis lapangan/Kondisi tempat
• kerja/ketelitian/kompleksitas
• Melakukan pemeriksaan lapangansetiap tahapan kerja
• Membuat catatan, laporan dan dokumentasi, diantaranya :
- Jenis dan lingkup pekerjaan
- Metoda pengawasan
- Jalur komunikasi dan pelaporan
- Dokumentasi

 Para pihak yang terlibat pada setiap tahapan tersebut


1. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa untuk
membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai awal
hingga berakhirnya pekerjaan tersebut.
2. Hak dan kewajiban konsultan pengawas
- Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
- Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan
pekerjaan.
- Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan
- Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran informasi
antara berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
- Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
- Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul dilapangan agar dicapai
hasil akhir sesuai kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah
ditetapkan.
- Menerima atau menolak material/peralatan yang didatangkan kontraktor.
- Menghendikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang
berlaku.
- Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).
- Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan tambah/kurang.
 Mencari dan menganalisis kasus pelanggaran etika pada Tahapan Pengawasan Teknis
Pembangunan Gedung/Konstruksi
Dicap Jadi 'Proyek Abadi', Pantura Habiskan Ratusan Miliar Tiap
Tahun

Sumber : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2747582/dicap-jadi-proyek-
abadi- pantura-habiskan-ratusan-miliar-tiap-tahun
Penyebab Mudah Rusaknya Jalan Pantura
1. Dari Segi Konstruksi
Menurut Boyamin (MAKI) disebutkan bahwa proyek tersebut merupakan proyek
Swakelola perbaikan jalan yang bersifat rutin. Kem-PU diduga mengurangi volume
aspal kepada supplier asphalt mixing plant (AMP). Sehingga jalan sepanjang 1300
km pada jalur Pantura selalu mengalami kerusakan dan perbaikan secara terus
menerus.
2. Dari Segi Penggunaan

Kerusakan Pantura terjadi akibat volume kendaraan yang melintas melebihi


kapasitas semestinya.
3. Dari Segi Pengawasan
- Pengawasan dalam pelaksanaan
Ketidak tegasan pihak-pihak yang berwenang dalam pengawasan proyek
tersebut, dalam memantau pelaksanaannya sehingga banyak oknum-oknum
yang memanfaatkan/meraih keuntungan dari kegiatan proyek tersebut.

- Pengawasan dalam penggunaan jalan


Tonase kendaraan yang melewati jalan melebihi kemampuan jalan
tersebut.
Dampak Akibat
- Rusaknya jalur Pantura menyumbang tingginya angka kecelakaan dan korban tewas
di jalan.
- Melambungnya harga pangan akibat buruknya jaringan distribusi seperti yang
terjadi beberapa waktu terakhir ini akan memicu naiknya angka inflasi dan
menggerus daya beli masyarakat.
Analisa Permasalahan
Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK) menegaskan bahwa tanggungjawab
pihak yang terlibat dalam suatu kegiatan konstruksi berlaku dari awal sampai serah
terima akhir. Dalam Pasal 25 ayat 2 UUJK menyatakan bahwa kegagalan bangunan
yang menjadi tanggung jawab penyedia jasa . Penyedia jasa menurut Pasal 16 ayat 1
terdiri dari perencana, pelaksana dan pengawas konstruksi.
Penyebab Kemungkinan
- Kesalahan dalam pelaksanaan
Pengawasan Kontraktor/pekerja yang bekerja menyimpang dari
speksifikasi teknis
- Kesalahan dalam pengawasan
Membiarkan pelaksana bekerja menyimpang juga merupakan kesalahan pihak
pengawas.
Analisa Hukum
Dalam kasus proyek abadi ini, sang kontraktor dapat dipidana sesuai dengan
Undang – Undang RI No.18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi pasal 41, 42, dan 43
yang berbunyi :
1) Bab X pasal 41 UUJK
Peyelengara pekerjaan konstruksi dapat dikenakan sanksi administrasi dan/atau
pidana atas pelanggaran Undang-undang ini.
2) Bab X pasal 42 UUJK
(1) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 yang dapat
dikenakan kepada penyedia jasa berupa; peringatan tertulis, penghentian
sementara pekerjaan konstruksi, pembatasan kegiatan usaha dan/atau profesi,
pembekuan izin usaha dan/atau profesi, dan pencabutan izin usaha dan/atau
profesi.

(2) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 yang dapat


dikenakan kepada pengguna jasa berupa; peringatan tertulis, penghentian
sementara pekerjaan konstruksi,

pembatasan kegiatan usaha dan/atau profesi, larangan sementara penggunaan hasil


pekerjaan konstruksi, pembekuan izin usaha dan/atau profesi, dan pencabutan izin
usaha dan/atau profesi.

(3) Ketentuan mengenai tata laksana dan penerapan sanksi administratif


sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
3) Bab X Pasal 43 UUJK
(1) Barang siapa yang melakukan perencanaan pekerjaan konstruksi yang tidak
memenuhi ketentuan keteknikan dan mengakibatkan kegagalan pekerjaan
konstruksi atau kegagalan bangunan dikenakan pidana paling lama 5 (lima) tahun
penjara atau dikenakan denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai
kontrak.

(2) Barang siapa yang melakukan pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang


bertentangan atau tidak memenuhi ketentuan keteknikan yang telah ditetapkan dan
mengakibatkan kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan bangunan
dikenakan pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan denda paling
banyak 5% (lima per seratus) dari nilai kontrak.

(3) Barang siapa yang melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi


dengan sengaja memberi kesempatan kepada orang lain yang melaksankan
pekerjaan konstruksi melakukan penyimpangan terhadap ketentuan keteknikan
dan menyebabkan timbulnya kegagalan pekerjaan konstruksi atau kegagalan
bangunan dikenakan pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara atau dikenakan
denda paling banyak 10% (sepuluh per seratus) dari nilai kontrak

Selain itu juga terdapat dalam Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 18 Tahun
1999 pada ayat 1 dan 2 yang berbunyi :
1) BAB I PASAL 1 AYAT (6) UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI
NOMOR 18 TAHUN 1999
Kegagalan bangunan adalah keadaan bangunan, yang setelah
diserahterimakan oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa, menjadi tidak
berfungsi baik sebagian atau secara keseluruhan dan/atau tidak sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam kontrak kerja konstruksi atau pemanfaatannya
yang menyimpang sebagai akibat kesalahan penyedia jasa dan/atau pengguna jasa.

2) BAB I PASAL 1 AYAT (11) UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI


NOMOR 18 TAHUN 1999
Pengawas konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan
usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi
yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal Pelaksanaan
pekerjaan konstruksi sampai selesai dan diserahterimakan.
Sanksi Hukum
Tanggung jawab penyedia jasa dalam UUJK Nomor 18 Tahun 1999 disebutkan
dalam pasal 26 ayat 1 dan 2. Sanksi bagi penyelenggara konstruksi dijelaskan dalam
Bab X pasal 41, 42 dan 43 UUJK. Dikenakan dua dugaan pidana yaitu pelanggaran
pasal pelanggaran pasal 359 KUHP mengenai kelalaian yang mengakibatkan
meninggalnya orang lain, pasal 360 KUHP mengenai kelalaian yang mengakibatkan
orang lain luka-luka.

Anda mungkin juga menyukai