Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER

NAMA : AZZAHRA RAUDYA R


NIM : 1604506
MATA KULIAH : STRUKTUR BAJA II
DOSEN PENGAMPU : DR. Sudjani, MPd

1. Jelaskan perbedaan mendasar antara konsep perencanaan struktur baja metode


LRFP (Load and Resistance Factor Design) dengan metode Allowable Stress
Design (ASD)?
Jawaban:
- Metode ASD (Allowable Stress Design) merupakan metode konvensional
dalam perencanaan sistem struktur. Metode ini menggunakan beban servis
sebagai bahan yang harus ditahan oleh material penampang elemen struktur.
Dalam metode ini di dasarkan pada perencanaan tegangan kerja, dimana
dalam hal ini tegangan maksimal harus lebih kecil dari tegangan izin.
Tegangan harus sebanding dengan regangan atau berada dalam batas elastis.
- Metode LRFD (Load and Resistance Factor Design) menggunakan beban
terfaktor sebagai beban maksimum pada saat terjadi keruntuhan. Metode ini
lebih mementingkan perilaku bahan atau penampang pada saat terjadinya
keruntuhan seperti diketahui bahwa suatu bahan tidak akan segera runtuh
ketika tegangan yang terjadi melebihi tegangan leleh namun akan terjadi
regangan plastis pada bahan tersebut. Pada metode ini terdapat 6 kombinasi
pembebanan
2. Dalam analisis metoda LRFD, besarnya kuat lentur nominal struktur balok baja
dipengaruhi oleh beberapa kondisi batas. Sebutkan dan jelaskan masing-masing
kondisi tersebut?
Jawaban :
- Kondisi Elastis : kondisi dimana balok tersebut diberikan gaya lentur, tekan
atau tarik, balok tersebut memanjang, memendek, atau bengkok. Kemudia
gaya tersebut dihilangkan dan benda tersebut kembali ke bentuk ukuran
semula.
- Kondisi Torsional Buckling : kondisi batas yang menentukan kekuatan
sebuah balok, dan sebuah balok mampu memikul momen maksimum hingga
mencapai momen plastis.
- Kondisi Local buckling : tekuk terjadi padabagia pelat badan dan pelat sayap
yang tertekan oleh gaya terkonsentrasi
- Kondisi Plastis : dimana material mengalami leleh dan hanya ada
peningkatan pada regangan.
3. Sebutkan dan jelaskan langkah dan tahapan perencanaan portal baja sederhana?
Jawaban :
- Tahapan Perencanaan Fungsional, perencanaan untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki.
a). Menyediakan ruang kerja dan jarak yang memadai.
b). Menyediakan ventilasi dan/atau pendingin ruangan.
c). Fasilitas transportasi yang memadai, seperti elevator, tangga, dan keran atau
peralatan pengangkat bahan.
d). Penerangan yang cukup.
e). Menyajikan bentuk arsitektur yang menarik.

- Tahapan Perencanaan Struktural, pemilihan tata letak dan ukuran elemen struktur
sehingga beban yang bekerja (service load) dapat dipikul dengan aman.
a. Perancangan, penetapan fungsi yang harus dipenuhi oleh struktur.
b. Konfigurasi Struktur Perencana, penataan letak elemen agar sesuai dengan
fungsi perencanaan.
c. Penentuan beban yang harus dipikul, dimana merencanakan baik beban mati
maupun beban hidup.
d. Pemilihan batang Prarencana, hal ini dipilih berdasarkan keputusan 3 langkah
di atas untuk memenuhi kriteria objektif seperti berat atau biaya terkecil.
e. Analisa Struktur untuk menentukan aman atau tidaknya batang yang dipilih,
hal ini termasuk dalam pemerikasaan semua faktor kekuatan dan stabilitas
untuk batang dan sambungannya.
f. Melakukan evaluasi hasil rancangan berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan di atas, sebagai pengambilan keputusan atas langkah perencanaan
di atas.
g. Evaluasi belum tercapai, dilakukan perencanaan ulang dengan melakukan
langkah-langkah di atas.
h. Keputusan Akhir, penentuan optimum atau tidaknya perencanaan yang telah
dilakukan.
4. Sebuah gelagar dari profil WF dengan panjang bentang 15 meter , memiliki beban
mati D = 500 kg/m2 dan beban hidup L = 1500 kg/m2, rencanakanlah dimensi
profil gelagar tersebut, efek tekuk torsi lateral diabaikan. Mutu baja BJ 37.
Jawaban :
Diketahui :
L = 15 meter
DL = 500 kg/m
LL = 1500 kg/m
Perencanaan :
a) Mutu baja gelagar BJ-37, fy = 240 Mpa.
b) Beban Terfaktor
qu = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 . 500 kg/m + 1,6 . 1500 kg/m
= 3000 kg/m = 3 ton/m

c) Momen Nominal
Mu = 1/8 qu . L2
= 1/8 (3 ton/m) . (15 m)2
= 84,375 ton.m
Mn = Mu/Ф = 84,375/0,9 = 93,75 ton.m

d) Persyaratan Tekuk lokal


Penampang kompak Penampang tak kompak
- Sayap, - Sayap,
170 170 370 370
𝜆𝑝 = = = 11 𝜆𝑝 = = = 28,4
√𝑓𝑦 √240 √𝑓𝑦−𝑓𝑟 √240−70

- Badan, - Badan,
1680 1680 2550 2550
𝜆𝑝 = = = 108,4 𝜆𝑝 = = = 164,6
√𝑓𝑦 √240 √𝑓𝑦 √240

e) Perencanaan Dimensi
Direncanakan gelagar penampang kompak, maka modulus penampang plastis
yang diperlukan,
𝑀𝑝
Mp = fy . Z, atau Zx ≥ fy

Dimana,
Mp = Mn = 93,75 ton.m = 93,75 x 104 x 103 N.mm
Maka,
𝑀𝑝 93,75 .107
Zx ≥ 𝑓y = = 3906950 𝑚𝑚3 = 3906,95 𝑐𝑚3
240 𝑀𝑃𝑎

Modulus penampang elastis (Perkiraan Sx = Zx/1,1)

Sx = Zx/1,1 = 3906,95/1,1 = 3551,1 cm3

Pakai Profil WF 600.300.12.20

Data – data dari tabel baja

Berat (Weight) = 151 kg/m r = 28 mm

h = 588 mm A = 192,5 cm2

b = 300 mm Ix = 118000 cm4

tw = 12 mm Sx = 4020 cm3

tf = 20 mm

f) Pemeriksaan Kelayakan Dimensi


1) Tekuk Lokal
o Sayap
b/2tf = 30/(2 . 2) = 7,5 < λp = 11 ... OK!
o Badan
{h – (2tf + 2r)}/tw = {58,8 – (2x2 + 2x2,8)} / 1,2 = 41 < λp = 108,4 ...OK!

Gelagar berpenampang kompak.

2) Kekuatan Lentur Nominal Terfaktor


Modulus penampang plastis
Zx = {(tw . hw2) / 4} + {hf . tf . bf}
Dimana,
hw = h – 2.tf = 58,8 – 2x2 = 54,8 cm
hf = h – tf = 58,8 – 2 =56,8 cm
Maka,
Zx = {(tw . hw2) / 4} + {hf . tf . bf}
= {(1,2 . 54,82) / 4} + {56,8 . 2 . 30}
= 4308,9 cm3 > 3906,95 cm3 ...OK!
Mn = Mp = fy . Zx = (240 Mpa) . (4308,9 . 103 mm)
= 1034136000 N.mm = 103,4 ton.m > 93,75 ton.m ... OK!
̅̅̅̅ = 0,9 . Mn = 0,9 . 103,4 ton.m
𝑀𝑢
= 93,1 ton.m > 84,375 ton.m
Atau,
̅̅̅̅
𝑀𝑢 93,1
𝐹𝑘 = = = 1,1 > 1 … . 𝑂𝐾!
𝑀𝑢 84,375

Anda mungkin juga menyukai