Anda di halaman 1dari 59

PERHITUNGAN KONSTRUKSI PORTAL BAJA GABLE

LAPORAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Struktur Baja II yang diampu oleh Dr. Sudjani, M.Pd.

Disusun Oleh :

Willy Maulana 1505067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan, karena atas rahmat-Nya
tugas “Perhitungan Portal Baja Gable” yang diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Struktur Baja II ini dapat terselesaikan.

Dalam proses penyusunan tugas ini, penulis mendapat banyak bimbingan


dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Dr. Sudjani, M.Pd., selaku dosen mata kuliah Struktur Baja II;
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan berupa moril dan materil;
3. Rekan-rekan yang telah memotivasi untuk menyelesaikan tugas ini;
4. Semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Bandung, Desember 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 4
2.1 Dasar Perencanaan ......................................................................................... 4
2.2 Mutu Bahan ................................................................................................... 5
2.4 Kekuatan Struktur .......................................................................................... 7
2.5 Analisis Perencanaan Struktur ....................................................................... 7
2.6 Metode Perhitungan ....................................................................................... 7
2.7 Desain LRFD Struktur Baja .......................................................................... 8
BAB III RANCANGAN PERHITUNGAN KONSTRUKSI BAJA ................ 11
3.1 Analisis Atap ............................................................................................... 11
3.2 Mencari Besarnya Gaya-Gaya Dalam ......................................................... 12
3.3 Analisis Struktur Portal ............................................................................... 13
3.4 Balok ............................................................................................................ 13
3.5. Kolom ......................................................................................................... 15
3.6 Perhitungan Sambungan .............................................................................. 17
BAB IV PERHITUNGAN KONSTRUKSI PORTAL BAJA GABLE .......... 18
4.1 Deskripsi Proyek ......................................................................................... 18
4.2 Perhitungan Konstruksi Atap Gable ............................................................ 18
4.2.1 Perhitungan Pembebanan ...................................................................... 19
4.2.2 Perhitungan Gording ............................................................................. 19
4.2.3 Perhitungan Trackstang ........................................................................ 31
4.2.4 Perhitungan Ikatan Angin ..................................................................... 32
4.2.5 Perhitungan Pembebanan Pada Portal Gable ........................................ 34
4.2.6 Penetapan Dimensi Portal ..................................................................... 37
4.2.7 Perhitungan Sambungan Las dan Baut ................................................. 44
4.2.8 Perhitungan Pelat Landas Untuk Join 1 ................................................ 46
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 51
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 51
5.2 Saran ............................................................................................................ 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Gaya Kerja Pada Beban Hidup atau Beban Berguna………………11

Gambar 2 Perhitungan Koefisin Pada Perencanaan Kolom……………………15

Gambar 3. Potongan Konstruksi………………………………………………..18

Gambar 4. Beban Penutup Atap………………………………………………...20

Gambar 5. Beban Gording...................................................................................21

Gambar 6. Beban Berguna………………………………………………………23

Gambar 7. Beban Angin......................................................................................25

Gambar 8. Trackstang…………………………………………………………..30

Gambar 9. Daerah Ikatan Angin…………………………………………………32

Gambar 10. Akibat Beban Angin………………………………………………..35

Gambar 11. Profil IWF 400x300x10x16………………………………………...37

Gambar 12. Karakteristik Kolom………………………………………………...41

Gambar 13. Sambungan Join 2 dan 4…………………………………………….44

Gambar 14. Sambungan Join 3…………………………………………………...45

Gambar 15. Pelat Landas…………………………………………………………46

Gambar 16. Perhitungan Las……………………………………………………..50

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Mutu Baja Profil.........................................................................................5

Tabel 2. Daftar Beban.............................................................................................25

Tabel 3 Daftar Momen……………………………………………………………26

Tabel 4. Reaksi Tumpuan………………………………………………………...36

Tabel 5. Momen…………………………………………………………………..36

Tabel 6. Gaya Normal…………………………………………………………………….36

Tabel 7. Gaya Lintang.............................................................................................36

v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan berkembangnya zaman, teknologi terus melebarkan
sayapnya agar mampu mengikuti arah perputaran masa. Dari perkembangan itulah,
mulai bermunculan bangunan gedung bertingkat banyak, sekolah, menara dan
rumah susun. Fasilitas tersebut hadir untuk menjaga manusia dari keterbatasan
hidup.
Pada umumnya bangunan umum tersebut terbuat dari material baja dan
beton. Untuk menghemat biaya pembangunan biasanya pemerintah atau
masyarakat umum menggunakan suatu konstruksi yang kuat misalnya konstruksi
baja. Semua pelaksanaan yang menyangkut struktur tidak luput dari material baja.
Bentuk-bentuk baja yang berada diperdagangan bebas yaitu dalam bentuk batang-
batang yang biasa , bilah-bilah, serta beraneka macam profil.
Bentuk baja profil umumnya terbanyak dipakai dalam konstruksi baja.Profil
–profil yang biasa digiling disemua negara yang umumnya produsen baja. Ukuran-
ukuran penampang profil dari berbagai negara asalnya kadang-kadang berselisih
sedikit.
Kita mengenal empat golongan besar dari profil yaitu :
1. profil-profil Eropa-Barat ;
2. profil-profil Eropa-Tengah ;
3. profil-profil Inggris dan
4. profil-profil Amerika
Profil–profil Eropa-Barat digiling di Belgia, Luksemburg, Jerman, Perancis
dan Belanda. Kebanyakan profil-profil ini adalah profil-profil Jerman Normal.
Profil-profil Eropa-Tengah digiling di Austria, Hongaria, dan Cekoslovakia, profil
Inggris di Inggris dan profil Amerika di Amerika Serikat dan Kanada.
Beranjak dari permasalahan di atas, penulis merasa perlu adanya
perhitungan dari perhitungan portal gable agar dapat difahami oleh mahasiswa
terutama mereka yang sekarang sedang berkuliah di jurusan pendidikan teknik sipil.
Selain dapat menunjang mereka ketika berhadapan dengan konstruksi, ini juga bisa
menjadi bekal untuk mengajar kelak.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penulisan masalah ini penyusun ingin membahas masalah yang telah
dirumuskan di atas yaitu mengenai dasar- dasar perhitungan dan perhitungan
perencanaan konstruksi rangka atap baja gable pada sebuah bangunan.

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun maksud penyusunan laporan ini, antara lain :
 Mengetahui tata cara perhitungan dalam proses perhitungan perencanaan
konstruksi rangka atap baja gable pada sebuah bangunan.
 Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Struktur Baja II.

1.4 Manfaat Penulisan


Dengan penulisan makalah ini terdapat manfaat yang sangat besar untuk
mahasiswa, khususnya mahasisiwa teknik sipil dapat menjelaskan dan mengetahui
perhitungan dalam proses perhitungan perencanaan konstruksi rangka atap baja
gable pada sebuah bangunan.

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah dalam pembahasan dan uraian lebih terperinci, maka
laporan disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, ruang lingkup penelitian,
batasan masalah serta sistematika penulisan pada laporan.

2
BAB II. LANDASAN TEORI
Berisi tentang teori dasar atau penjabaran materi yang berhubungan
dengan baja sebagai bahan struktur bangunan yang akan digunakan dalam
mempermudah pengerjaan laporan sebagai tugas besar.

BAB III. RANCANGAN PERHITUNGAN KONSTRUKSI BAJA


Berisi tentang cara atau tahapan perhitungan dalam perencanaan
konstruksi baja portal gable serta rumus yang biasa digunakan untuk
mempermudah dalam perencanaan.
BAB IV. PERHITUNGAN KONSTRUKSI PORTAL BAJA GABLE
Berisi hasil perhitungan penulis sesuai dengan kriteria yang telah
diberikan oleh dosen pengampu. Mulai dari analisis pembebanan pada
atap sampai kolom dan sambungan.
BAB V. PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran dari penulis dalam perhitungan konstruksi
baja portal gable.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Dasar Perencanaan
Baja adalah bahan komoditas tinggi terdiri dari Fe dalam bentuk kristal dan
karbon. Besarnya unsur karbon adalah 1,6%. Pembuatan baja dilakukan dengan
pembersihan dalam temperatur tinggi. Baja berasal dari biji-biji besi yang telah
melalui proses pengolahan di tempa untuk berbaga keperluan. Besi murni adalah
suatu logam putih kebiruan, selunak timah hitam dan dapat dipotong dengan pisau.
Baja juga mengandung zat arang (C), silikon (Si), mangan (Mn), pospor (P), dan
belerang (S). Sifat baja adalah memiliki ketangguhan yang besar dan sebagian besar
tergantung pada cara pengolahan dan campurannya. Titik lelehnya sekitar 1460ºC-
1520ºC, berat jenisnya sekitar 7,85 dan angka pengembangannya tiap 1oC.
Baja berasal dari bijih besi yang telah melalui proses pemanasan dan
tempaan. Bijih – Bijih ini mengan terdiri dari unsur – unsur sebagai berikut :
a. Karbon (c) adalah komponen utama dari baja yang sangat menentukan sifat
baja.
b. Mangan (mn) adalah unsur baja yang menaikan kekuatan dan kekerasan
baja.
c. Silicon (si) merupakan unsur baja yang meningklatkan tegangan leleh,
namun bisa menyebabkan kegetasan jika kadarnya terlalu tinggi.
d. Pospor (P) dan Sulfur (S) adalah unsur yang bisa menaikan kegetasan sesuai
dengan peningkatan kadarnya.
Baja yang sering dipakai untuk bahan struktur konstruksi adalah baja karbon
(carbon steel) dengan kuat tarik sekitar 400 MPa, dan high strength steel yang
mempunyai kakuatan tarik antara 500 MPa sampai dengan 1000 MPa. Untuk baja
yang berkekuatan 500 – 600 MPa dibuat dengan menambahkan secara cermat alloy
kedalam baja, sedang untu yang berkekuatan > 600 MPa selain ditambahkan alloy
secara tepat juga diperlakuakn dengan perlakuan panas (heat treatment). Baja
bangunan dikerjakan menurut cara-cara kerja sebagai berikut :
a. proses-konvertor asam (Bessemer);
b. proses-konvertor basa (Thomas);
c. proses-Siemens-Martin asam ;

4
d. proses-Siemens-Martin basa;
Baja tidak sebegitu mudah pengerjaannya dari kayu, dikarenakan baja
memiliki sifat keliatan yang besar dan struktur yang serbasama maka pengerjaan
baja sangat dengan menggunakan mesin. Karena keadaan seperti itu maka
pengerjaan baja sebanyak-banyaknya harus dilakukan dibengkel konstruksi.
Pekerjaan-pekerjaan ditempat bangunan harus terdiri pemasangan alat-alat
konstruksi yang telah disiapkan dipabrik. Karena disesuaikan dengan kebutuhan
dilapangan maka profil batang dan pelat-pelat harus mengalami pengerjaan.

2.2 Mutu Bahan


Untuk balok yang menggunakan bahan baja, maka pemilihan profil baja
yang pada umumnya menggunakan profil baja berbadan lebar, profil baja WF
(‘wide flange’) dilakukan dengan rumus:

M M maksimum
 atau Wx 
Wx a

di mana : Wx = momen tahanan profil baja (lihat Tabel Profil)

 a = tegangan ijin baja

Tabel 1. Mutu Baja Profil

Jenis Tegangan Leleh Tegangan Ijin


Baja Baja Baja
Bj. 33 2000 1333
Bj. 34 2100 1400
Bj. 37 2400 1600
Bj. 41 2500 1666
Bj. 44 2800 1867
Bj. 50 2900 1933
Bj. 52 3600 2400
Bj. l
--- 1,5
Umum

5
Mutu profil baja yang digunakan kolom pada bagian bawah bangunan lebih
tinggi dibandingkan dengan yang digunakan pada kolom bangunan bagian
atas.Profil kolom baja (khususnya untuk kolom dengan bentuk pipa atau tabung
segi empat) pada bagian bawah bangunan lebih tebal dibandingkan dengan yang
digunakan kolom bangunan bagian atas.

2.3 Analisis Pembebanan

Pembebanan yang diperhitungkan dalam desain bangunan meliputi beban


mati, beban hidup dan beban sementara seperti angin, gempa , tekanan tanah, beban
dinamis ( beban hidup, beban sementara) perlu diaspadai efek getaran yang
ditimbulkan, jangan sampai amplitudo getaran berbahaya bagi konstruksi.
Beban mati adalah beban yang berkaitan dengan berat sendiri dari elemen-
elemen konstruksi bangunan seperti lantai, balok , gelegar, dinding,atap, kolom,
partisi dan bagian-bagian bangunan lainnya yang diperkirakan mempengaruhi
kekuatan struktur.
Beban hidup, adalah beban bergerak yang harus dipikul oleh elemen struktur
sesuai dengan kebutuhan, seperti beban orang pada waktu pelaksanaan pemasangan
konstruksi, beban orang yang diperhitungkan pada lantai pada bangunan bertingkat,
movable partitions ruangan, peralatan dan mesin produksi yang perlu dipindahkan,
furniture dan lain-lainnya. Seperti disebutkan dalam American National Standard
Institut (ANSI), beban hidup untuk ruang kelas sekolah, apartemen adalah sebesar
40 lb/ft2 atau 1600 M/Pa, beban hidup untuk perkantoran sebesar 50 lb/ft2 atau
2400 MPa. Beban angin, sesuai dengan teori Bernoulli, dihitung sebesar q=1/2pV2.
Tegangan kerja dalam teori elastis baja adalah merupakan unit tegangan
yang terjadi pada elemen baja akibat gaya atau momen yang dipikul. Gaya atau
momen tersebut terjadi karena beban atau muatan pada struktur baja. Pada
kenyataannya, setiap elemen dari struktur baja harus mengikuti ketentuan yang
ditetapkan oleh standar atau peraturan yang mengatur tentang batasan-batasan yang
diizinkan untuk setiap penggunaan baja, sesuai dengan kondisi negara yang
menerbitkan standar tersebut. Pada dasarnya dikeluarkannya standar tersebut
adalah untuk melindungi masyarakat pemakaikonstruksi baja dari kemungkinan
kesalahan manusiawi yang dapat menimbulkan kecelakaan.

6
2.4 Kekuatan Struktur
Berdasarkan pertimbangan ekonomi, kekuatan, dan sifat baja, pemakaian
baja sebagai bahan struktur sering dijumpai pada berbagai bangunan seperti gedung
bertingkat, bangunan air, dan bangunan jembatan. Keuntungan yang diperoleh dari
baja sebagai bahan struktur adalah:

a. Baja mempunyai kekuatan cukup tinggi dan merata. Kekuatan yang tinggi ini
mengakibatkan struktur yang terbuat dari baja, umumnya mempunyai ukuran
tampang relatif kecil, sehingga struktur cukup ringan sekalipun berat jenis baja
tinggi.
b. Baja adalah hasil produksi pabrik dengan peralatan mesin-mesin yang cukup
canggih dengan jumlah tenaga manusia relatif sedikit, sehingga pengawasan
mudah dilaksanakan dengan seksama dan mutu dapat dipertanggungjawabkan.
c. Struktur baja mudah dibongkar pasang, sehingga elemen struktur baja dapat
dipakai berulang-ulang dalam berbagai bentuk struktur.
d. Struktur dari baja dapat bertahan cukup lama.

2.5 Analisis Perencanaan Struktur


Rangka baja bangunan gedung terdiri dari beberapa kolom yang biasanya
dipilih dari profil Wide Flange, INP atau sejenisnya, rangka kuda-kuda yang
elemen-elemennya dipilih dari profil siku-siku, beberapa ikatan horisontal, ikatan
vetikal, gelagar-gelagar yang mengikat kolom-kolom pada sisi memanjang
bangunan. Disamping itu ada penutup atap yang diikat oleh gording-gording,
dimana gording-gording tersebut dipilih dari profil ringan seperti profil C atau
sejenisnya. Penutup atap yang sering dipakai adalah genting, asbetos gelombang,
seng gelombang, sirap dan lain-lain macam penutup atap.

2.6 Metode Perhitungan

Metode ASD (Allowable Stress Design) dalam struktur baja telah cukup
lama digunakan, naming beberapa tahun terakhir metode dasain dalam struktur baja
mulai beralih ke metode lain yang lebih rasional, yakni metode LRFD (Load
Resistance and Factor Desidn). Metode ini didasarkan pada ilmu probabilitas,
sehingga dapat mengamtisipasi segala ketidakpastian dari material maupun beban.

7
Oleh karena itu, metode LRFD ini dianggap cukup andal. Peraturan Perencanaan
Bangunan Baja Indonesia (PPBBI 1987) telah diganti dengan Tata Cara
Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002 yang
berbasis pada metode LRFD.
Sistem perencanaan ASD lebih mengarah kepada Safety Faktor dalam
tegangan. Dari hubungan Tegangan Regangan dapat dilihat maka tegangan izin
yang dipergunakan untuk perencanaan ( Design ) dengan metode ASD = 2/3 bagian
dari tegangan leleh yang terjadi.
Sistem dengan Metode LRFD, dipergunakan tegangan Leleh dengan
memberikan coefficient Factor pada pembebanan dan pada kekuatan bahan
(Strength of Material) antara lain kekuatan memikul Lentur, kekuatan memikul
geser, dan kekuatan memikul aksial yang tergantung dari bentuk materialnya. Juga
akibat perngaruh coificient pembebanan. Dengan kedua factor tersebut tentunya
ketelitian perencanaan akan lebih accurate dibanding dengan cara metode elastis
(ASD).

2.7 Desain LRFD Struktur Baja


2.7.1 Faktor Beban dan Kombinasi Beban

Menurut peraturan baja Indonesia, SNI 03-1792-2002 pasal 6.2.2 mengenai


kombinasi pembebanan, dinyatakan bahwa dalam perencanaan suatu sturktur baja
haruslah diperhatikan jenis-jenis kombinasi pembebanan berilkut ini :
a. 1,4D
b. 1,2D + 1,6L + 0,5(La atau H)
c. 1,2D + 1,6(La atau H) + (γl.L atau 0,8W)
d. 1,2D + 1,3W + γl.L + 0,5(La atau H)
e. 1,2D ± 1,0E + γl.L
f. 0,9D ± (1,3W atau 1,0E)

8
Dengan :

D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen,


termasuk dinding, lantai atap, plafon, partisi tetap, tangga dan
peralatan layan tetap.

L adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung,


termasuk kejut, tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti
angin, hujan dan lain-lain.

La adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh


pekerja, peralatan dan metarial atau selama penggunaan biasa oleh
orang dan benda bergerak.

H adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan air.

W adalah beban angin.

E adalah beban gempa yang ditentukan dari peraturan gempa γL = 0,5


bila L < 5 kPa, dan γL = 1 bila L ≥ 5 kPa. Factor beban untuk L harus
sama dengan 1,0 untuk garasi parkir, daerah yang digunakan untuk
pertemuan umum dan semua daerah yang memikul beban hidup
lebih besar dari 5 kPa.

9
2.7.2 Faktor Tahanan

Factor tahanan dalam perencanaan struktur berdasarkan metode


LRFD, ditentukan dalam SNI 03-1729-2002 sebagai berikut ;

a. Komponen struktur yang memikul lentur Φ = 0,90


b. Komponen struktur yang memikul gaya tekan aksial Φ = 0,85
c. Komponen struktur yang memikul gaya Tarik
 Terhadap kuat tarik leleh Φ = 0,90
 Terhadap kuat tarik fraktur Φ = 0,75
d. Komponen struktur yang memikul gaya aksial dan lentur Φ = 0,90
e. Komponen struktur komposit
 Kuat tekan Φ = 0,85
 Kuat tumpu beton Φ = 0,60
 Kuat lentur dengan distribusi tegangan plastis Φ = 0,85
 Kuat lentur dengan distribusi tegangan elastic Φ = 0,90
f. Sambungan baut Φ = 0,75
g. Sambungan las
 Las tumpul penetrasi penuh Φ = 0,90
 Las sudut, las tumpul penetrasi sebagian, las pengisi Φ = 0,75

10
BAB III
RANCANGAN PERHITUNGAN KONSTRUKSI BAJA
3.1 Analisis Atap
A. Dimensi Gording

Penentuan dimensi gording dilakukan dengan cara coba-coba dengan melihat


tabel profil baja. Gording yang dierencakan harus mampu memikul beban yang
direncanakan. Dalam merencanakan gording harus efektif dan efesien.
Gording ditempatkan tegak lurus bidang penutup atap dan beban mati Px
bekerja vertical, P diuraikan pada sumbu X dan sumbu Y, sehingga diperoleh:
Px1 = q . sin α
Py1 = q . cos α
Gording diletakkan di atas beberapa tumpuan (kuda-kuda), sehingga
merupakan balok menerus di atas beberapa tumpuan dengan reduksi momen lentur
maksimum adalah 80 %.

Gambar 1. Gaya Kerja Pada Beban Hidup atau Beban Berguna

Momen maksimum akibat beban mati :


Mx1 = 1/8 . Px1 . (l)2 . 80%
Beban berguna atau beban hidup adalah beban terpusat yang bekerja di
tengah-tengah bentang gording, beban ini diperhitungkan kalau ada orang yang
bekerja di atas gording. Besarnya beban hidup diambil dari PPURG 1987, P = 100
kg

11
1. Dimensi Batang Tarik (Trackstang)
Batang tarik (Trackstang) berfungsi untuk mengurangi lendutan
gording pada arah sumbu x (miring atap) sekaligus untuk mengurangi tegangan
lendutan yang timbul pada arah x. Beban-beban yang dipikul oleh trackstang
yaitu beban-beban yang sejajar bidang atap (sumbu x), maka gaya yang bekerja
adalah gaya tarik Gx dan Px.

2. Dimensi Ikatan Angin


Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal ( axial ) tarik saja.
Adapun cara kerjanya adalah apabila salah satu ikatan angin bekerja sebagai
batang tarik, maka yang lainnya tidak menahan gaya apa – apa. Sebaliknya
apabila arah angin berubah, maka secara bergantian batang tersebut bekerja
sebagai batang tarik.
3. Dimensi Batang dan Balok
Dalam mendimensi batang dan abalok tentu harus menganalisis dulu
beban pada balok tersebut. Seperti halnya pada perencanaan gording dalam
mendimensi balok pun harus efeltik dan efisien. Dengan cara mencoba-coba
dengan pendekatan beban yang ada.

3.2 Mencari Besarnya Gaya-Gaya Dalam


Besarnya gaya – gaya dalam pada portal gable bisa dilakukan dengan
berbagai cara, metode cross, cani ataupun dengan cara perhitungan bantuan
software SAP, E-TAB ataupun software lainnya. Adapun yang akan digunakan
dalam perhitungan kali ini dengan cara bantuan software SAP 2000.

12
3.3 Analisis Struktur Portal
1. Perencanaan Portal
Portal yang dierencanakan adalah portal gable.
2. Pembebanan Portal
Pembebanan terdiri dari tiga bagian :
 Dead Load beban mati
 Life Load beban hidup
 Wind load beban angin
3.4 Balok
1. Perencanaan Struktur Balok
 Balok harus kuat menahan momen
 Kuat terhadap Balok yang dibebani Lentur ( KIP ).
 Cek profil berubah bentuk atau tidak.
 Terhadap bahaya lipatan KIP.
 Balok harus memenuhi syarat tegangan
 Balok harus aman menahan tegangan lentur
 Balok harus aman terhadap lendutan
2. Dasar Perhitungan
Cek profil berubah bentuk atau tidak

≤ 75 … … … … … … … . 𝑑𝑎𝑛
𝑡𝑏
𝐿 𝑏
≥ 1,25
ℎ 𝑡𝑠
Dimana :
h = Tinggi balok
b = lebar sayap
tb = tebal badan
ts = tebal sayap
L = jarak antara dua titik dimana tepi tertekan dari balok itu ditahan terhadap
kemungkinan terjadi.
Menghitung kelangsingan angka kelangsingan λ

 Syarat Berubah Bentuk    KIP  


Lk
=
iy

13
𝜋 2 𝐸 𝜋 2 𝑥𝐸
𝜎̅𝐾𝐼𝑃 = =
𝜆𝑦 2 ( 𝑙 )2
𝐼𝑦

Syarat kontrol tegangan


θ ambil = 1 (PPBBI)
𝑁 𝑛𝑥 𝑀𝑥
1) 𝜔 max 𝑥 𝐴 + 0.85𝑥𝜃𝑥 𝑛𝑥−1 𝑥 𝑊𝑥 ≤ 𝜎̅
𝑁 𝑀𝑥
2) + 𝜃𝑥 𝑊𝑥 ≤ 𝜎̅
𝐴

Jika λx> λy maka menekuk terhadap sumbu-x dan kerena sumbu tekuk = sumbu
lentur maka perlu faktor amplikasi nx (buka PPBBI hal 37)
𝜎𝐸𝑋 . 𝐴
𝑛𝑥 =
𝑁
Kontrol tegangan lentur

𝑀𝑚𝑎𝑥
𝜎= ≤ 𝜎̅
𝑊𝑥

Kontrol terhadap gaya geser

D.Sx

tb .Ix

𝜏 ≤ 𝜏̅ = 0,6𝜎̅

Kontrol terhadap lendutan

5 q l4
fx = 
384 E  Ix

dimana,

1
f maks = xL
250

14
3.5. Kolom
1. Perencanaan Struktur Kolom
 Batasan parameter kelangsingan batang tekan harus memenuhi
persamaan yang ditentukan.
 Cek kelangsingan penampang.
 Kolom aharus aman terhadap kuat tekan
2. Dasar Perhitungan
Batasan parameter kelangsingan batang tekan harus memenuhi persamaan
berikut :

L/4

0,7L
KL = L KL = L/2
L

L
L/4

K = 1,0 K = 0,5 K = 0,7


(a) (b) (c)

Gambar 2 Perhitungan Koefisin Pada Perencanaan Kolom

Dimana nilai kc pada kolom dengan asumsi ujung jepit – jepit = 0,5

𝐿
𝑟𝑚𝑖𝑛 ≥
250

Mencari luas bruto minimum :

Pu.
Min Ag  ; dimana  = 0,85
. fy

Nilai ω berdasarkan nilai λ :

1 Lk fy
λc = x √
π rmin E

Jika λc > 1,2 maka nilai ω = 1,25 λc2

15
Kontrol penampang :
1. Chek kelangsingan penampang
a) Pelat sayap
𝑏 170
  p 𝜆= 2𝑡𝑓
𝜆𝑝 =
√𝑓𝑦

b) Pelat badan
ℎ 1680
  p 𝜆 = 𝑡𝑏
𝜆𝑝 =
√𝑓𝑦

2. Kuat tekan rencana kolom,  Pn


 Pn = 0,85 x Ag x Fy

Pu
 0,2
Pn

Pu Mux
  1,0
2Pn bMnx

3. Kuat lentur rencana kolom,  Mnx


Mnx = Fy x Wx

4. Rasio tegangan total


Pu Mux
  1,0
2Pn bMnx

16
3.6 Perhitungan Sambungan
a. Sambungan-sambungan harus dibuat sedemikian rupa sehingga momen
plastis yang direncanakan dapat terjadi.
b. Sambungan –sambungan harus direncanakan demikian rupa sehingga di
sendi-sendi plastis dapat terjadi putaran yang cukup.
c. Didasarkan pada fungsinya, sambungan-sambungan dapat dikelompokan
ke dalam;
 Sambungan sudut.
 Sambungan balok dengan kolom.
 Sambungan balok induk dengan balok anak.
 Sambungan batang dengan batang.
 Sambungan dasar kolom.
 Sambungan-sambungan lainnya.

17
BAB IV
PERHITUNGAN KONSTRUKSI PORTAL BAJA
GABLE
4.1 Deskripsi Proyek
Data-data perhitungan :

 Ukuran bangunan : 21 x 46,08 meter


 Bentangan kuda-kuda : 21 meter
 Panjang bangunan : 46,08 meter
 Tinggi kolom (h) : 9,6 meter
 Jarak kuda-kuda : 7 meter
 Jarak gording : 1 meter
 Gording direncanakan : Profil baja C
 Kemiringan atap () : 28o
 Bahan penutup atap : Zincalume (0,4)
 Alat sambung : Las dan Baut
Data Beban :

 Atap (zincalume) : 10 kg/m2


 Tekanan Angin : 50 kg/m
 Beban hidup : 100 kg
4.2 Perhitungan Konstruksi Atap Gable

Gambar 3. Potongan Konstruksi

18
4.2.1 Perhitungan Pembebanan
Pembebanan yang diperhitungkan pada perhitungan rangka atap gable
ini, terdiri atas :

a. Beban mati (Dead Load), yang meliputi : - Berat sendiri atap


- Berat sendiri gording

- Berat sendiri kuda-kuda

b. Beban hidup (beban berguna)


Merupakan beban terpusat dari orang atau alat yang diambil sebesar
P = 100 kg.

c. Beban angin (Wind load)


Ditinjau terhadap angin kiri dan kanan yang bekerja tegak lurus
bidang atap.

4.2.2 Perhitungan Gording


Mengingat panjang penutup atap, maka jarak-jarak ditentukan.

 Jarak gording : 1m
 Jarak kuda-kuda : 7m
 Dipakai profil baja ( [ ) kanal ukuran : 180 x 75 x 11 x 5,5
Diperoleh data-data dari tabel profil konstruksi baja :

F = 28 cm2

g = 22 kg/m2

Ix = 1350 cm4

Iy = 114 cm4

Wx = 150 cm3

Wy = 22,4 cm3

19
A. Menghitung Beban
1. Beban Penutup Atap
Atap yang digunakan adalah zincalume dengan berat 10 kg/m2,
maka dijadikan beban merata. Sehingga beban yang disangga oleh gording
akibat beban penutup atap ini adalah :

Jarak gording (A) = 1 m

g1 = Berat penutup atap x Jarak gording

= 10 kg/m2 x 1 m

= 10 kg/m

1m

1m

L=7m

Gambar 4. Beban Penutup Atap

Beban ini diasumsikan bekerja vertikal ke bawah, sehingga perlu


diuraikan terhadap sumbu x dan sumbu y gording, maka didapat :

gx1 = g1 x sin 

= 10 x sin 28o

= 4,26 kg/m

gy1 = g1 x cos 

=10 x cos 28o

= 9,05 kg/m

20
Momen yang terjadi akibat beban penutup atap ini setelah direduksi
20% adalah sebesar:

Mx1 = 80% (1/8 . gx1 . l2)

= 0,8 (1/8 x 4,26 x 72)

= 20,87 kg m

My1 = 80% (1/8 . gy1 . l2)

= 0,8 (1/8 x 9,05 x 72)

= 44,34 kg m

2. Beban Gording
Pada konstruksi atap rangka baja ini digunakan profil baja C 180 x 75 x 11 x 5,5

dari tabel didapat bahwa berat gording ini adalah 22 kg/m (g2). Maka beban
gording perlu diuraikan terhadap sumbu x dan sumbu y.
y x

gx = g . sin 

gy = g . cos 
x g
 = 28o

y
Gambar 5. Beban Gording

Maka :

gx2 = g2 x sin  diketahui : g2 = 22 kg/m

= 22 x sin 28o

= 9,38 kg/m

21
gy2 = g2 x cos 

= 22 x cos 28o

= 19,91 kg/m

Momen yang terjadi akibat bahan gording ini setelah direduksi 20% adalah
sebagai berikut :

Mx2 = 80% (1/8 . gx2 . l2)

= 0,8 (1/8 x 9,38 x 72)

= 45,96 kg m

My2 = 80% (1/8 . gy2 . l2)

= 0,8 (1/8 x 19,91 x 72)

= 97,56 kg m

3. Beban Berguna
Beban berguna (P) = 100 kg merupakan beban terpusat yang bekerja di
tengah-tengah gording, sehingga perlu diuraikan terhadap vertikal sumbu x
dan sumbu y, maka :

Px3 = P x sin 

= 100 x sin 28o

= 42,56 kg

Py3 = P x cos 

= 100 x cos 28o

= 90,48 kg

22
y x

Px = P . sin 

Py = P . cos 
x
 = 28o P

Gambar 6. Beban Berguna

Momen yang terjadi akibat beban gording ini setelah direduksi 20% adalah
sebesar :

Mx3 = 80% (1/4 . Px . l)

= 0,8 (0,25 x 42,56 x 7)

= 59,58 kg m

My3 = 80% (1/4 . Py . l)

= 0,8 (0,25 x 90,48 x 7)

= 126,67 kg m

4. Beban Angin
Muatan angin diambil W = 50 kg/m

Beban angin yang bekerja pada atap ialah :

 Beban angin kiri = 50 kg/m2


 Beban angin kanan = 50 kg/m2
 Kemiringan atap = 28o

23
Beban angin dianggap tegak lurus bidang atap, sedangkan untuk koefisien ;

Koefisien angin tekan (c).

C = (0,02 x ) – 0,4

= (0,02 x 28o ) – 0,4

= 0,16

Koefisien angin hisap (c1).

C = -0,4

Karena koefisien angin tekan positif, maka gaya tekan angin akan positif
sehingga gaya tekan angin perlu dihitung.

1. Beban Angin Kiri (W4 kiri)


W4 kiri tekan = C x Beban angin kiri x Jarak gording

= 0,16 x 50 kg/m2 x 1 m

= 8 kg/m

W4 kiri hisap = C1 x Beban angin kanan x Jarak gording

= -0,4 x 50 kg/m2 x 1m

= -20 kg/m

2. Beban Angin Kanan (W4 kanan)


W4 kanan tekan= C x Beban angin kiri x Jarak gording

= 0,16 x 50 kg/m2 x 1 m

= 8 kg/m

W4 kanan hisap = C1 x Beban angin kanan x Jarak gording

= -0,4 x 50 kg/m2 x 1 m

= -20 kg/m

24
Maka beban angin yang digunakan (yang diperhitungkan) adalah beban
angin kiri, yaitu sebesar 8 kg/m karena beban angin dianggap bekerja tegak
y x
lurus bidang atap, maka :

Wx = 0

Wy = W . cos 
x
 = 28o

y
Gambar 7. Beban Angin

g3 kiri x = 0

g3 kiri y = 8 kg/m, dan

Mmaks = 0,8 (1/8 . g3 kiri y . l2)

Akibat :

g3 kiri x Mx4 = 0

g3 kiri y My4 = 0,8 (1/8 . g3 kiri y . l2)

= 0,8 (1/8 x 8 x 72)

= 39,2 kg.m

Tabel 2. Daftar Beban

Beban

Berat Atap Gording Berguna Angin Mati Hidup

g1 (kg/m) g2 (kg/m) P (kg) W (kg/m) g1 + g2 P+W

Berat asal 10 22 100 50 32 150

Berat terhadap sumbu x 4,26 9,38 42,56 0 13,64 42,56

Berat sumbu y 9,05 19,91 90,48 8 28,96 98,48

25
Tabel 3 Daftar Momen

Beban

Momen Atap Gording Berguna Angin

(M1) (M2) (M3) (M4)

Terhadap sumbu x (kg/m) 20,87 45,96 59,58 0

Terhadap sumbu y (kg/m) 44,34 97,56 126,67 39,20

B. Kombinasi Beban
Mtotal = M1 + M2 + M3 + M 4

Mx total = Mx1 + Mx2 + Mx3 + Mx4

= 20,87+ 45,96 + 59,58+ 0

= 126,41 kg m = 12641 kg.cm

My total = My1 + My2 + My3 + My4

= 44,34 + 97,56 + 126,67 + 39,20

= 307,77 kg m = 30777 kg.cm

26
C. Kontrol Gording
1. Kontrol Terhadap Tegangan
Gording direncanakan menggunakan profil baja C 180 x 75 x 11 x 5,5 yang
memiliki nilai Wx = 150 cm3 dan Wy = 22,4 cm3.
M x total M y total
 = 
Wy Wx

12641 30777
= 
22,4 150
= 564,33 + 205,18
= 765,91 kg/cm2
__
Karena  <  , yaitu 765,91 kg/cm2 < 1600 kg/cm2, maka gording yang
digunakan cukup aman..... OK!
2. Kontrol Terhadap Lendutan
Diketahui dari tabel sebagai berikut :

E = 2,10 x 106

L = 7 m = 700 cm

Ix = 1350 cm4

Iy = 114 cm4

Syarat lendutan yang diizinkan akibat berat sendiri dan beban hidup serta
beban yang diakibatkan oleh angin adalah :

_
( f ) = L / 200

= 700 / 200

= 3,5 cm

27
a. Terhadap beban atap
gx1 = 4,26 kg/m = 0,0426 kg/cm

gy1 = 9,05 kg/m = 0,0905 kg/cm

5 x g x x L4
fx1 =
384 x E x I y

5 x 0,0426 x 700 4
=
384 x 2,10 .10 6 x 8114
_
= 0,56 cm < f = 3,5 cm…. OK!
5 x g y x L4
fy1 =
384 x E x I x

5 x 0,0905 x 700 4
=
384 x 2,10 .10 6 x 1350
_
= 0,0998 cm < f = 3,5 cm…. OK!
b. Terhadap beban gording
gx2 = 9,38 kg/m = 0,0938 kg/cm

gy2 = 19,91 kg/m = 0,1991 kg/cm

5 x g x x L4
fx2 =
384 x E x I y

5 x 0,0938 x 700 4
=
384 x 2,10 .10 6 x 114
_
= 1,225 cm < f = 3,5 cm…..OK!
5 xg y xL4
fy2 =
384 xExl x

5 x01991 x700 4
=
384 x2,10.10 6 x1350
_
= 0,219 cm < f = 3,5 cm…..OK!

28
c. Terhadap beban berguna
Px3 = 42,56 kg

Py3 = 90,48 kg

Px xL3
fx3 =
48 xExl y

42,56 x700 3
=
48 x2,10.10 6 x114

_
= 1,27 cm < f = 3,5 cm…..OK!

Py xL3
fy3 =
48 xExl x

90,48 x700 3
=
48 x 2,10.10 6 x1350

_
= 0,228 cm < f = 3,5 cm…..OK!

d. Terhadap beban angin


Wx 4 = 0

Wy4 = 8 Kg.m = 0,08 kg.cm

fx4 = 0 cm

5 xWY xL4
fy4 =
384 xExI x

5 x0,08 x700 4
=
384 x2,10.10 6 x1350
_
= 0,088 cm < f = 3,5 cm…..OK!

29
e. Kombinasi pelenturan
fx total = fx1 + x2 + fx3 + fx4

= 0,56 + 1,225 + 1,27 + 0

_
= 3 cm < f = 3,5 cm ….. OK!

fy total = fy1 + fy2 + fy3 + fy4

= 0,0998 + 0,219 + 0,228 + 0,088

_
= 0,635 cm < f = 3,5 cm ….. OK!

f xtotal  f total
2 2
f =

= 3 2  0,635 2

= 3 cm < 3,5 cm …….OK!

Dimensi profil gording yang digunakan yaitu C 180 x 75 x 11 x 5,5 .... AMAN!

30
4.2.3 Perhitungan Trackstang
Trackstang berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada sumbu arah
x (miring atap) dan sekaligus mengurangi tegangan lentur yang timbul pada sumbu
x, jumlah trackstang direncanakan 2 buah. Batang tarik menahan gaya tarik yang
disebabkan oleh beban mati (qx ) dan beban hidup ( Px ).
Tracktang

Gording

1m
Kuda-kuda
portal gable

7m

Gambar 8. Trackstang

Diketahui : gx = Berat Gording x Jarak Portal

= 22 kg/m x 7 m

154 kg

Px = 42,56 kg L = 7m

Maka : Pts = gx + px

= 154 + 42,56 = 196,56 Kg

𝑃𝑡𝑠 196,56
1 Trackstang = = = 98,28
2 2

Karena trackstang dipasang 1 buah, jadi per batang tarik (trackstang), maka
didapat :

𝑃𝑡𝑠 98,28
Fn = = = 0,061 𝑐𝑚2
𝜎 1600

Fbr = 125 % Fn

= 1,25 x 0,061

= 0,07625

31
Sedangkan :

Fbr = ¼.  d2

4 xFbr
d =

4x0,07625
=
3,14

= 0,311 cm  3,11 mm

Jadi diameter minimal trackstang adalah 3,11 mm, tidak ada di pasaran,
maka diambil trackstang Ø8 mm.

4.2.4 Perhitungan Ikatan Angin


Pada perhitungan ikatan angina ini dipergunakan beban angina sebesar 50
kg/m2.

Ikatan angin
7m Gording

Kuda-kuda
P
Portal gable
1m

P Nx

N
Ny

Gambar 9. Daerah Ikatan Angin

32
21 𝑥 5,5
𝑃 𝑎𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑥 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐾𝑢𝑑𝑎 − 𝐾𝑢𝑑𝑎 50 𝑥 ( 2 )
P= = = 125,54 𝐾𝑔
𝑛−1 24 − 1

N dicari dengan syarat keseimbangan P = Gaya Tekan Angin

𝑃11,85
Tanβ = = 1,69 → 𝛽 = 𝐴𝑟𝑐 tan 1,69 = 65,98°
7

∑H = 0

Nx = P

N cos β = P

β = 65,98o

𝑃 125,54
N= = = 246,5 𝐾𝑔
𝐶𝑜𝑠 𝛽 𝐶𝑜𝑠 65,98

𝑁 𝑁 246,5
σ= → 𝐹𝑛 = = = 0,154 𝑐𝑚2
𝐹𝑛 σ 16000

Fbr = 125 % Fn = 1,25 x 0,154 = 0,1925 cm2

4 𝐹𝑏𝑟 4 𝑥 0,1925
d= √ = √ = 0,495 𝑐𝑚 → 𝐷𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 0,8 𝑐𝑚 = 8𝑚𝑚
3,14 3,14

Kontrol :

𝑃 125,54 𝐾𝑔⁄ 𝐾𝑔⁄


σ= = = 815,194 < 1600 ............OK!
𝐹𝑛 0,154 𝑐𝑚2 𝑐𝑚2

Maka diambil Ø8mm untuk ikatan angin

33
4.2.5 Perhitungan Pembebanan Pada Portal Gable
Sebelum mendimensi portal gable, hal terpenting yang pertama dilakukan
adalah mengidentifikasi beban yang bekerja pada konstruksi. Beban tersebut
nantinya akan menentukan ekonomis atau tidaknya suatu dimensi portal. Distribusi
pembebanan pada atap adalah :

Data-data yang diperlukan :

 Jarak Kuda-Kuda (l) =7m


 Bentang Kuda-Kuda = 21 m
 Kemiringan Atap = 28o
 Dimensi Kuda-Kuda (dicoba) = IWF 400x300x10x16
 Jarak Gording =1m
 Berat Sendiri Penutup Atap = 10 kg/m2

1. Akibat Beban Mati (dead load)

Pembebanan pada balok gable akibat beban-beban yang dipikul oleh 1


gording adalah :

 Berat penutup atap = 10 kg/m2


P = Berat penutup atap x jarak gording x l
= 10 kg/m2 x 1m x7m = 70 kg
 Berat sendiri gording
P = Berat gording (C 180 x 75 x 11 x 5,5) x Jarak kuda-kuda
= 22 kg/m x 7m = 132 kg
 Berat kuda-kuda (IWF 400x300x10x16) (Portal) = 107 kg
P = Berat IWF x Jarak Gording
= 107 x 1 = 107 kg
 Berat sendiri branching (25% berat kuda-kuda)
P = 25 % x P kuda-kuda
= 0,25 x 107 = 26,75 Kg

Total Beban Mati (Ptot) = 70 kg + 132 kg + 107 kg + 26,75 kg = 335,75 kg


½ ptot = ½ (335,75) = 167,88 kg

34
2. Akibat Beban Hidup (live load)

P = 100 kg ; ½ P = 50 kg

3. Akibat Beban Angin

(0,02 – 0,4) D - 0, 4
q3 q4
C  = 5o E

q1 q2

+ 0, 9 - 0, 4
A B

Gambar 10. Akibat Beban Angin

W1 = 0,9 x w x l = 0,9 x 50 x 7 = 315 kg

W2 = -0,4 x w x l = -0,4 x 50 x 7 = -140 kg

W3 = (0,02 x α -0,4)wl = (0,02 x 28 – 0,4) x 50 x 7 = 56 kg

W4 = -0,4 x w x l = -0,4 x 50 x 7 = -140 kg

35
PERHITUNGAN MOMEN

Perhitungan momen dihitung dengan menggunakan SAP 2000 Nonlinear


V.8.0.8 dimana untuk kombinasi pembebanannya yaitu ;

- Kombinasi 1 ( 1,2 DL + 1,6 LL )


- Kombinasi 2 ( 1,2 DL + 0,5 LL + 0,8 WL )
Sebagaimana hasil output SAP yang terdapat dalam tabel dibawah ini. :

Tabel 4. Reaksi Tumpuan

Reaksi Ditumpuan Reaksi Maximum


Jenis Pembebanan
R1V R1H R5V R5H RAV RAH RBV RBH

Kombinasi 1 -2010,65 -460,72 -1110,92 -460,72


-2010,65 -967,53 -1550,76 -460,72
Kombinasi 2 -1950,69 -967,53 -1550,76 -94,45

Tabel 5. Momen Tabel 6. Gaya Normal

No Momen Momen Gaya


No Gaya Normal
Batang Kombinasi 1 Kombinasi 2 Maximum Batang
Batang
1 -1985,01 -5377,55 -5377,55 Combinasi 1 Combinasi 2 Maximum

2 -2437,86 -3910,73 -3910,73 1 -2010,65 -1950,69 -2010,65

3 860,52 757,7 860,52 2 -923,59 -1389,45 -1389,45

4 -2437,86 -1742,66 -2437,86 3 -886,48 -770,1 -886,48

5 1985,01 -835,9 1985,01 4 -1110,92 -1952,43 -1952,43

Tabel 7. Gaya Lintang

36
4.2.6 Penetapan Dimensi Portal
Dipilih profil portal untuk balok dan kolom yang dipakai adalah IWF
400x300x10x16

Gambar 11. Profil IWF 400x300x10x16

Diperoleh data-data dari tabel profil konstruksi baja :

q 107 kg/m Ix 38,7 cm4


h 400 mm Iy 7,21 cm4
b 300 mm ix 16,9 Cm
tb 10 mm iy 7,28 Cm
ts 16 mm Wx 1980 cm3
r 22 mm Wy 481 cm4
A 136 cm2

37
KONTROL PROFIL PADA BALOK

a. Kontrol Stabilitas Portal

Profil balok yang digunakan adalah IWF 400x300x10x16 di cek terlebih


dahulu apakah penampang berubah bentuk atau tidak. Dengan L = 100 cm (Jarak
Gording) gording ini berfungsi sebagai sokongan lateral terhadap balok. Cek
Keadaan profil :

L b 100 30
. 1. ≥ 1,25 = ≥ 1,25 = 2,5 cm ≥ 23,4 cm (Tidak OK! / Penampang
h ts 40 1,6
Berubah Bentuk)

h 400
2.  75 =  75 = 40  75 ….. OK!
tb 10

Jadi, pada penampang terjadi perubahan bentuk (PPBBI 1984 Pasal 5.1(1))

 Terhadap Bidang / Bahaya Lipatan KIP


1 1
= 6 ℎ𝑏 = (300 − 16 − 16) = 44,67 𝑐𝑚
6

 Iy Bidang yang diarsir


1 1
= (12 (1,6)(302 )) + (12 (4,467)(12 )) = 120,372 𝑐𝑚4

 Luas yang diarsir


= (1,6 x 30) + (4,467 x 1) = 52,47 cm2

1
(120,372)
𝐼𝑦 = √2 = 1,07 cm
52,47

𝐿𝑘
λ= → 𝐷𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐿 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 = 1185,326
𝑖𝑦

Dimana LK jarak antara titik-titik sokong lateral = 100 cm


100 93,46 + 93
λ= = 93,46 → 𝜔 = 2,048 + 𝑥 (2,077 − 2,048)
1,07 94 − 93

= 2,0613

38
Syarat Berubah Bentuk
𝜔 . 𝜎 𝑖𝑗𝑖𝑛 𝐾𝐼𝑃  𝜎 𝑖𝑗𝑖𝑛
𝜋2𝐸 (𝜋 2 𝐸) 3,142 (2100000)
𝜎 𝑖𝑗𝑖𝑛 𝐾𝐼𝑃 = = = = 16,8721 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝜑 𝑦2 𝐿 2 1185,326 2
(𝑖𝑦) ( 1,07 )

𝜔 . 𝜎 𝑖𝑗𝑖𝑛 𝐾𝐼𝑃  𝜎 𝑖𝑗𝑖𝑛 = 2,0613 𝑥 16,8721


= 34,778 𝑘𝑔/𝑐𝑚2  1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 … … 𝑶𝑲!
Jadi, balok IWF 400x300x10x16 sangat aman dan tidak mengalami tegangan KIP.

b. Cek Tegangan Syarat (PPBBI)

𝜃 𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 = 1

𝑁 𝑛𝑥 𝑚𝑥
1. 𝜔 𝑚𝑎𝑥 . 𝐴 + 0,58 𝜃  𝜎 𝑖𝑗𝑖𝑛
𝑛𝑥−1 𝑤𝑥

𝑁 𝑀𝑥
2. 𝐴 + 𝜃  𝜎 𝑖𝑗𝑖𝑛
𝑊𝑥
𝐿𝑘𝑥
Dimana λ𝑥 = 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝐿𝑘𝑥 = 2𝐿 = 2(11,85326) = 23,70
𝑖𝑥
23,70
= = 140,237 → 𝜔𝑥 = 4,413
16,9

𝐿𝑘𝑦 100
λ𝑦 = = = 94 → 𝜔𝑦 = 2,077
𝑖𝑦 1,07
Karena 𝜑𝑥 > 𝜑𝑦 maka menekuk terhadap sumbu x dank arena sumbu tekuk =
sumbu lentur maka kita perlu faktor aplikasi nx.

𝜎𝑒𝑥 𝐴 𝑘𝑔 2
𝑛𝑥 = 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 λ𝑥 = 140 → 𝜎𝑒𝑥 = 401
𝑁 𝑐𝑚
401 𝑥 136
= = 14,43
1,5 (2519,93)

39
Syarat PPBBBI
2519,93 14,43 537755
1. 4,413 . + 0,58 (1) 13,43  1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
136 1980

= 834,6 𝑘𝑔/𝑐𝑚2  1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2


2519,93 5377,5
2. + 1 1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 = 212,448 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
136 1980

Jadi, balok IWF 400x300x10x16 dapat dipakai!

Kontrol Terhadap Tegangan Lentur


𝑀𝑚𝑎𝑥
𝜎= 1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑊𝑥
537755
𝜎= = 271,593 𝑘𝑔/𝑐𝑚2  1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 … … … 𝑂𝐾!
1980

Kontrol Terhadap Tegangan Geser


𝐷 𝑠𝑥
𝜏= ; D = 967,53 kg
𝑡𝑏 𝐼𝑥
Tegangan geser ijin :
𝜏 = 0,6 𝜎 = 0,6 𝑥 1600 = 960 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
Sx = (F1 y1) + (F2 y2)
= (30 x 0,16) 13,6 + (1 x 13,6) 6,8 = 157,76 cm
967,53 𝑥 157,76
𝜏= = 39,4412 𝑘𝑔/𝑐𝑚2  960 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 … … … . 𝑂𝐾!
1 𝑥 3870

Kontrol Terhadap Lendutan


q = 335,75 kg/m = 3,3575 kg/cm
5 𝑞𝑙 4 5 (3,3575)𝑥1185,3264
Fx = 𝑥 = 𝑥 (2,1 𝑥 106 )𝑥 3870
= 1,0626 𝑐𝑚
384 𝐸 𝐼𝑥 384

1 1
F max = 250 𝐿 = (1185,326) = 4,74 𝑐𝑚
250

Fx = 1,0626 cm  Fmax = 4,74 cm……..OK!


Balok aman terhadap lendutan.

40
KONTROL PROFIL PADA KOLOM

a. Kontrol terhadap tekuk


Batasan parameter kelangsingan batang tekan harus memenuhi persamaan
berikut:

L/4

0,7L
KL = L KL = L/2
L

L
L/4

K = 1,0 K = 0,5 K = 0,7


(a) (b) (c)

Gambar 12. Karakteristik Kolom

Dimana nilai kc pada kolom dengan asumsi jepit-sendi = 0,7. Tinggi kolom 9,6 m
= 960 cm. Lk = 0,7 x 960 = 672 cm

 Kontrol Tekuk Terhadap Sumbu x dan y


𝐿𝑘 672 𝐿𝑘 672
λ𝑥 = = = 39,76 ; λ𝑦 = = = 92,31
𝑖𝑥 16,9 𝑖𝑦 7,28

 Kontrol Terhadap Syarat PPBBI Pada 4.9.1 untuk portal yang ujungnya
bergoyang
𝑁 𝑛𝑥 𝑚𝑥
1. 𝜔𝑥 + 0,85
𝐴 𝑛𝑥−𝑚𝑥
𝑁 𝑛𝑥 𝑚𝑥
2. 𝜔𝑥 + 0,85  1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝐴 𝑛𝑥−𝑚𝑥
𝑁 𝑀𝑥
3. 𝐴 + 𝜃  1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2
𝑊𝑥
𝑛𝑥
Karena sumbu lentur tegak lurus sumbu tekuk, maka faktor aplikasi 𝑛𝑥−1 =

1; 𝜃 = 1

41
Dari koefisien tekuk (𝜔) baja Fe 430 diperoleh :

λ𝑥 = 39,76 → 𝜔𝑥 = 1,171 ; λ𝑦 = 92,31 → 𝜔𝑦 = 2,019

Syarat PPBBI

5377,55 13400
1. 1,171 + 0,85 𝑥 1 𝑥 1 11900 = 478,6 𝑘𝑔/𝑐𝑚2  1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 … 𝑂𝐾!
136

5377,55 13400
2. 2,019 + 0,85 𝑥 1 𝑥 1 11900 = 894,04 𝑘𝑔/𝑐𝑚2  1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 … 𝑂𝐾!
136

5377,55 13400
3. + = 50,813 𝑘𝑔/𝑐𝑚2  1600 𝑘𝑔/𝑐𝑚2 … 𝑂𝐾!
136 1190

Jadi, profil IWF 400x300x10x16 aman terhadap tekuk.

b. Gaya normal / aksial


Diketahui dari hasil perhitungan SAP adalah : Pmaks = 2010,65 kg

P P
= = < 0,15
Py y.F

2010,65
= = 0,0616 < 0,15 ….. OK!
2400 x136

c. Gaya geser / lateral


Diketahui dari hasil perhitungan SAP adalah : Dmaks = 967,53 kg

__
D = 1,27 . h . ts

= 1,27 x 400 x 16

= 8128 kg > Dmaks = 967,53 kg ….. OK!

42
d. Cek kelangsingan batang / Penampang
 Pelat sayap
  p

b 300
   18,75
t s 16

1680 1680
p    108,44
fy 240

λ = 18,75 < λp = 108,44 ….. OK!

 Pelat badan
  p

h 400
   25
ts 16

1680 1680
p    108,44
fy 240

λ = 25 < λp = 108,44 ….. OK!

43
4.2.7 Perhitungan Sambungan Las dan Baut
a. Perhitungan Sambungan Las untuk Join 2 dan 4

Pelat penyambung di las

tt
ttr
2
IWF 400 x 300 x 10 x 16
ts tc

n = 1500

Gambar 13. Sambungan Join 2 dan 4

 Flange :
n 150
= = 50
b 30
n
tt = ts ( 1 + 0,1 ( ) – 4)
b
= (16) x (1 + 0,1 (50- 4)
= 89,66 mm
tc = tt /Cos Ө
= 89,6 / Cos 280
= 99,024 mm
 Transfer Stiffners :
ttr = tc Sin 16,50
= 99,024x 0,28
= 25,38 mm
b 300
17 = 17  17,65 mm (Diambil 20mm)

44
300
ttr < 17 ....................... Diambil ttr = 17,65 mm ~ 20 mm

tt = tc = 20 mm
 Diagonal Stiffner :
a). tt √2 – 0,82 (wh/b)
= 20 √2 – 0,82 ( 1,3 400/300)
= 140 mm
b). (1-tan Ө) t √2
= (1- tan280) x (16) √2
= 11,98 mm
b 300
c). 17 =  17,65 mm
17
Ambil ts = 12 mm
b. Perhitungan Sambungan Las untuk Join 3
Pelat penyambung
3
dilas

Stiffners

ts

Pelat Pengaku
IWF 400 x 300 x 10 x 16

Gambar 14. Sambungan Join 3

45
 Puncak :
Plat pengaku disini harus cukup kuat untuk meneruskan gaya flange

σy.As = 2 x σy x Af Sin Ө

b . tp = 2 x ts Sin Ө

= (2) x (16) x Sin 280

= 13,63 mm, Diambil ts = 14 mm

 Voute :
Diketahui :

M max = 5377,55 kgm


Geometry : Diambil sudut Ө = 150 (Minimum 120)
h = 400
Wp = b/tb x (h-t) + tp (h-2t)2
= 30/1 x (40-1,4) + 1,1/4 (40-1,6) 2
= 1563,504 cm4
Kontrol : Mh = 5377,55 kgm ~ 537755 tm
Mh 537755
= = 224,064 cm4 < 1563,504 cm4 .......OK!
y 2400
4.2.8 Perhitungan Pelat Landas Untuk Join 1
KOLOM IWF 400 x 300 x 10 x 16

C C
CONCRETE GROUTING

BASE PLAT T = 20 MM
ANGKUR BAUT4 Ø19 mm

KOLOM 25 X 40 CM

400,0

Gambar 15. Pelat Landas

46
Perletakkan yang digunakan untuk portal ini adalah perletakkan Sendi.
Pembebanan :

 Berat sendiri kolom (107 x 9,6) = 1027,2 kg


 Beban Kolom = 2010,65 kg
Maka total ( P ) = 3037,85 kg

Diketahui dari hasil perhitungan SAP adalah :

Mmaks = 5377,55 kg m ~ 537755 kg cm

Pmaks = 2010,65 kg

Dimensi kolom IWF 400 x 300x 10 x 16 luas plat dasar yang diambil = 40 x 30 cm

 Tegangan yang timbul :


P
b = Dimana : F = a x b
a..b
a x b = Ukuran Base Plate
2010,65
= = 1,68 kg/cm2 ~ 168 t/cm2
40 x30

Jumlah baut angker tergantung dari besarnya reaksi base plate (H) jumlah baut
angker minimal 2 buah.

 Tegangan geser pada baut angker


Diambil 2 buah baut Ø 1 = 2,54 cm

1
Fqs = ..d 2 .n
4

1
= .3,14.2,54 2.2
4

= 10,13 cm2

__ __
 ≤ 0,6.  = 0,6 x 1600 kg/cm2 = 960 kg/cm2

47
 Gaya tiap - tiap bout :
b
P=
2

2010,65
P =  1005,33kg
2
P
1 =
1 / 4..d 2

1005,33

10,13

__
 99,24kg / cm  σ = 0,8 .  = 0,8 x 1600 = 1280 kg/cm2 ….. OK!

 Tegangan yang ditimbulkan akibat :


P P
V : σ1 = =
F a.b

2010,65
=
40 x30

= 1,68 kg/cm2

M M 6.M
M : σ2 = = 2
=
W 1 / 6.bxa bxa 2

5377,55
=
30 x 40 2

= 0,112 kg/cm2

48
 Potongan kritis terletak pada potongan I-I :
q

a  b
q = .b
2

1600  1,68
= .30
2

= 24025,2 kg/cm2

M I-I =q.s.e

M I-I = 24025,2 x 10 x 5

M I-I = 1201260 kgm

 Menetukan tebal plat :


6M I
t= __
b.

6x1201260
t=
30.1600

t = 12,254 ~ diambil tebal base plate 13 mm

49
PERHITUNGAN LAS

Las ditempatkan pada sekeliling profil harus sanggup menerima momen


yang bekerja untuk tebal las 1 cm. las-las itu mempunyai I las.

12

20
40

Gambar 16. Perhitungan Las

1
I Las = 2 . . 1 (20)3 + 2 (13) . 1 (½.40 + ½ .18)2
12

= 2312,34 cm2

Gaya pada las yang menghubungkan flens dengan base plate :

M .Y
P = .1
I Las

2312,34 x 18
= .1 = 18 kg
2312,34

Alas = 2 (1) (13) + 2 . 1 . 18 = 62 cm2

18 .(13  13  20  20)
 las 
60

 19,16 kg / cm 2

19,16
Tebal las =  0,021cm diambil tebal las = 0,6 cm
0,58.1600

50
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari perhitungan perencanan yang telah dilakukan, dapat diketahui hasil
perencanaan konstruksi portal baja dengan data-data sebagai berikut :
Deskripsi
 Type Konstruksi : Portal rectangular gable
 Bahan penutup atap : zinclaume (0,4)
 Jarak portal :7m
 Panjang bentang : 21 m
 Tinggi kolom : 9,6m
 Kemiringan atap (α) : 280
 Alat sambung : Las dan baut
Dimensi Portal
 Dimensi gording : Profil C 180 x 75 x 11 x 5,5
 Dimensi batang tarik (trackstang) : Φ 8mm
 Dimensi ikatan angin : Φ 8mm
 Dimensi balok gable : profil IWF 400 x 300 x 10 x 16
 Dimensi kolom gable : profil IWF 400 x 300 x 10 x 16

5.2 Saran
Pada perhitungan, diperlukan ketelitian yang tinggi dalam menentukan
ukuran dan dimensi. Sehingga mata kuliah Struktur Baja II ini dituntut untuk
disiplin dan teliti.

51
DAFTAR PUSTAKA
Ir. Sunggono kh.1995. Buku Teknik Sipil. Bandung :Nova
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PBBI), DPMB. 1983
T, Gunawan & S, Margaret.2005. Diktat Teori Soal dan Penyelesaian Kontruksi
Baja II Jilid 1, Jakarta : Delta Teknik Group

52
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai