Project Work 1
PROJECT WORK I
Disusun oleh :
Konstruksi Sipil
Depok
2016
Politeknik Negeri Jakarta
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan ijin-
Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Project Work ini tepat pada waktunya.
Laporan ini kami susun sebagai bahan evaluasi hasil kinerja kami selama
mengerjakan Project Work Air Bersih untuk Perumahan Pesona Khayangan RW
27.
2. Bapak Agung Budi Broto, ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Jakarta.
3. Bapak Drs. Mujiono selaku ketua RW 27, yang telah meminjamkan site plan
perumahan pesona khayangan untuk daerah RW 27.
4. Kedua Orang Tua kami yang senantiasa memberikan semangat dan doa
untuk kelancaran pembuatan laporan PKL ini
Tim Penyusun
i
Politeknik Negeri Jakarta
Project Work 1
DAFTAR ISI
2.2.3 Hal yang Harus di Perhatikan Dalam Penyediaan Air Bersih ..................17
ii
Politeknik Negeri Jakarta
Project Work 1
iii
Politeknik Negeri Jakarta
Project Work 1
Lampiran ............................................................................................................134
iv
Politeknik Negeri Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
Air adalah komponen dasar makhluk hidup yang sangat penting. Setiap
makhluk hidup, tidak terkecuali manusia membutuhkan air yang bersih
sebagai kebutuhan dasar hidup dan sebagai pendukung setiap kegiatan nya.
Sebagai sumber daya alam, air bersih adalah salah satu hal yang dapat habis
atau hilang jika oleh beberapa sebab.
Salah satu solusi dari masalah ketersediaan air bersih di kota besar adalah
dengan cara menggunakan jasa penyedian air bersih dengan sistem
distribusi perpipaan. Sistem ini memproses air dari mulai yang tidak layak
minum menjadi sumber air baku yang siap didistribusikan dengan pipa ke
rumah-rumah pelanggan.
Kebutuhan air bersih adalah kebutuhan mutlak setiap individu yang harus
dipenuhi oleh semua pihak. Kebutuhan yang tinggi dan terus bertambah
disebabkan bertambah nya jumlah penduduk akibat angka kelahiran dan
urbanisasi terkadang tidak sebanding dengan tingkat pelayanan yang
diberikan oleh pihak penyedia layanan air bersih.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan dari Project Work ini adalah :
1. Tujuan secara umum yaitu menghitung apakah debit Sungai Ciliwung
mampu mencukupi kebutuhan debit RW 27 perumahan Pesona
Khayangan , Depok – Jawa Barat.
2. Tujuan secara khusus yaitu diharapkan mahasiswa mampu merencanakan
Sistem pengelolaan dan Pendistribusian Air Bersih beserta bagian-bagian
1
Politeknik Negeri Jakarta
1.3. Permasalahan
Sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia, air bersih harus tetap
tersedia di berbagai daerah di Indonesia. Namun pada kenyataan nya masih
banyak daerah di wilayah Indonesia yang masih belum mendapatkan suplai
air bersih karena belum tersedia nya Bangunan Pengolahan Air Bersih
beserta jaringan nya di suatu daerah.
Daerah RW 27 Pesona Khayangan, Depok, Jawa Barat belum tersentuh
oleh layanan air air bersih dari PDAM wilayah Depok. Masyarakat masih
mengandalkan air tanah sebagai bahan baku untuk keperluan rumah tangga
juga fasilitas umum seperti masjid, dan sport center di wilayah tersebut,
padahal dalam wilayah tersebut terdapat aliran sungai Ciliwung
Sungai Ciliwung mempunyai panjang aliran utama mencapai 120 km
dengan luas daerah tangkapan air mencapai 387 km persegi melintasi
wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok dan Jakarta dengan
bagian hulu berada di Gunung Gede. Sungai ini telah tercemar oleh berbagai
macam limbah baik rumah tangga maupun Industri sehingga tidak layak
untuk di kebutuhan rumah tangga ataupun konsumsi.
Agar dapat digunakan untuk rumah tangga atau konsumsi maka
diperlukan bangunan pengolahan air untuk membuat air sungai Ciliwung
menjadi layak konsumsi. Air yang telah diolah dinakikkan kesebuah
bangunan tinggi atau menara air. Dari menara ini kemudian didistribusikan
ke rumah-rumah pelanggan.
2
Politeknik Negeri Jakarta
3
Politeknik Negeri Jakarta
BAB V. KESIMPULAN
Pada bagian akhir ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran-saran
yang sebaiknya dilakukan dalam waktu perencanaan serta masa
pemeliharaan.
4
Politeknik Negeri Jakarta
BAB II
DASAR TEORI
Salah satu unsur terpenting di planet Bumi adalah air atau dalam bahasa
ilimiah nya yaitu H2O. Air merupakan ikatan atom berupa dua buah atom
Hidrogen dengan satu buah atom oksigen. Hidrogen dan oksigen dapat
ditemukan dengan mudah di planet bumi ini sehingga bisa dikatakan air
dapat dengan mudah ditemukan salahsatu nya karena hal tersebut. Lapisan
air yang menyelimuti Bumi disebut hidrosfer.
Hidrosfer terdiri dari air laut, air sungai, air danau, air dalam tanah, dan
resapan-resapan. Walaupun air meliputi 70% permukaan bumi dengan
jumlah yang ditaksir mencapai 1.4 ribu juta meter kubik, namun hanya
0.003% yang hanya dapat digunakan. Kira-kira 97% air dimuka bumi
berada di lautan dan samudera yang kadar garam nya melebihi batas yang
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Sementara sisa nya sebesar 3% sisa nya
sebagian besar berada di lapisan kutub atau berada di bawah tanah yang
sangat dalam.
Air di Bumi dapat terdiri dari tiga jenis fisik yaitu cair (air), padat (es)
dan gas (Uap air). Ketiga wujud air dapat ditemukan di bumi. Dalam siklus
hidrologi air dapat berubah karena disebabkan beberapa faktor antara lain
suhu dan cuaca.
1. Air laut
Air ini sifatnya asin karena mengandung garam NaCl. kadal garam Nacl
dalam air laut 3% dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat
untuk diminum.
2. Air Hujan
Cara menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya jangan saat air
hujan baru mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Air
hujan juga mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur
maupun bak-baik reservoir sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya
korosi atau karatan. Air hujan juga mempunyai sifat luna sehingga akan
boros terhadap pemakaian sabun
5
Politeknik Negeri Jakarta
3. Air Permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir di perbukaan bumi, Pada
umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama
pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang kayu, daun, kotoran industri
dan lainnya.
4. Air Tanah
Air tanah merupakan air yang terdapat diantara butir-butir tanah dan
retakan batuan yang ada didalam tanah. Air tanah terjadi karena tanah
memiliki kemampuan infiltrasi/daya serap.
5. Mata Air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan
tanah dengan hampir tidak dipengaruhi oleh musim, sedangkan kualitasnya
sama dengan air dalam.
6. Air Artesis
Air bersih dapat diartikan air yang memenuhi persyaratan untuk
pengairan sawah, untuk treatment air minum dan untuk treatmen air sanitasi.
, ganggang, protozoa, cacing, dll. Parameter mikrobiologi yang sering
diperiksa adalah: e.coli atau total coliform (MPN Coli)
6
Politeknik Negeri Jakarta
4. Kondesasi, adalah proses perubahan wujud uap air hasil evaporasi, menjadi
kembali kebentuk yang lebih padat yaitu butiran-butiran air mikro yang
membentuk awan. Proses kondensasi ini dipengaruhi oleh suhu udara, awan
dapat terbentuk pada saat suhu udara dingin.
7
Politeknik Negeri Jakarta
9. Perkolasi, adalah proses kelanjutan dari infiltrasi dengan gerakan air yang
tegak lurus, bergerak terus kebawah tanah hingga mencapai zona jenuh air
(saturated zone)
1. Konsumtif
Kegunaan air untuk keperluan ini dilakukan oleh individu atau keluarga.
Seperti mencuci, memasak, mandi, dan sebagainya. Sedangkan untuk
keperluan pertanian lebih banyak untuk irigasi penyiapan lahan,
penyiraman dan sebgai nya. Limbah hasil kegiatan konsumtif sebagian
besar harus di daur ulang kembali sehingga dapat digunakan sebagai air
baku.
2. Non-Konsumtif
Limbah air non-konsumtif adalah limbah air yang sebagian besar masih
bisa digunakan kembali tanpa proses daur ulang karena tidak merubah
kandungan air secara fisika maupun kimiawi. Seperti limbah air turbin
pembangkit listrik tenaga air.
3. Pengendalian
8
Politeknik Negeri Jakarta
1. Iklim
Penggunaan air dapat berbeda beda tiap iklim. Penggunaan air pada
musim panas lebih banyak pada musim hujan. Karena pada saat musim
panas masyarakat lebih banyak membutuhkan air untuk mandi, menyiram
tanaman, dan untuk dikonsumsi agar mencegah dehidrasi.
2. Ciri-ciri penduduk
Penggunaan air juga dipengaruhi oleh tingkat perekonomian dari
konsumen. Penggunaan air perorangan pada tingkat perekonomian
9
Politeknik Negeri Jakarta
5. Harga air
Jika harga air mahal, maka konsumen akan lebih menahan diri dalam
pemakaian air begitu juga dengan industri, sekolah, hotel dan lain
sebagainya.
1. Syarat fisika
10
Politeknik Negeri Jakarta
Air dikatakan bersih dilihat dari syarat fisika, jika tidak memiliki bau,
rasa, kadar lumpur, temperatur, kandungan oksigen,warna air dan tingkat
keasaman (ph) *asam < 5,5 ; basa >7,5.
2. Syarat kimia
Dilihat secara persyaratan kimia, air haruslah terbebas dari bahan organik
ataupun anorganik. Bahan organik dan anorganik terdapat dalam berbagai
kondisi, antara lain : kondisi larut dan kondisi padat atau koloid.Kotoran
yang berasal dari bahan anorganik dapat disebabkan oleh tanah liat atau
lempung, larutan yang mengandung logam dan sebagainya, kotoran yang
berasal dari organik dapat disebabkan oleh pembusukan hewan-hewan yang
sudah mati, sampah yang berasal dari makhluk hidup atau limbah industri
yang berhubungan dengan bahan organik.
1. Parameter Fisik
Parameter fisik yang harus dipenuhi pada air minum yaitu harus jernih,
tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna.Sementara suhunya
sebaiknya sejuk dan tidak panas. Penyimpangan terhadap parameter ini
menunjukkan bahwa air tersebut telah terkontaminasi bahan lain yang
mungkin berbahaya bagi kesehatan manusia.
2. Kesadahan (Hardness)
Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa
apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan
dapat membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air
berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa. Kesadahan sangat penting
11
Politeknik Negeri Jakarta
artinya bagi para akuaris karena kesadahan merupakan salah satu petunjuk
kualitas air yang diperlukan bagi ikan. Tidak semua ikan dapat hidup pada
nilai kesadahan yang sama. Dengan kata lain, setiap jenis ikan memerlukan
prasarat nilai kesadahan pada selang tertentu untuk hidupnya. Disamping
itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya
dengan usaha untuk memanipulasi nilai pH.
3. Alkalinitas
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang
mampu menetralisir kemasaman dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering
disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari
ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam
air. Ketiga ion tersebut didalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen
sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya
dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air
dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai
alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut
sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang.
4. Kapasitas pem-buffer-an
Alam diberkahi dengan mekanisme pertahanan sedemikian rupa sehingga
dapat bertahan terhadap berbagai perubahan, begitu juga dengan pH air.
Mekanisme pertahanan pH terhadap berbagai perubahan dikenal dengan
istilah Kapasitas pem-buffer-an pH.
12
Politeknik Negeri Jakarta
5. PH
Ph sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol
tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan didalam air. Selain itu ikan
dan mahluk-mahluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu,sehingga
dengan diketahuinya nilai pH maka kita akan tahu apakah air tersebut sesuai
atau tidak untuk menunjang kehidupan mereka.
13
Politeknik Negeri Jakarta
7. Salinitas
Salinitas merupakan parameter penunjuk jumlah bahan terlarut dalam air.
Dalam pengukuran salinitas turut pula diperhitungkan komponen GH dan
KH disamping bahan-bahan terlarut lainnya seperti natrium. Informasi kadar
salintas sangat penting artinya dalam akuairum laut. Sedangkan dalam
akuarium air tawar mengetahui pH,KH dan GH sudah memadai.
14
Politeknik Negeri Jakarta
8. Parameter Mikrobiologis
Dalam parameter mikrobiologis hanya dicantumkan Coli tinja dan total
Coliforms. Bila mengandung Coli tinja berarti air tersebut tercemar tinja.
Tentu saja tinja dari penderita sangat potensial menularkan penyakit,
diantaranya tifus. Sementara jika tercemar total Coliforms,air itu dapat
mengakibatkan penyakit saluran pernapasan.
1. Kualitas air
2. Menjaga agar kualitas tetap tejaga baik adalah prioritas utama dalam
pendistribusian air. Hal ini sesuai dengan tujuannya sendiri yaitu
menyediakan air bersih untuk meningkatkan taraf kesehatan
masyarakat.Dalam menjaga kualitas tersebut maka digunakan suatu
ketetapan untuk standar kualitas air, yang dijadikan acuan dalam hal
penentuan kualitas air.
3. Selain itu perlu juga dilakukan tindakan pencegahan terhadap unit-unit
atau peralatan-peralatan seperti : reservoar, perpipaan, pompa, dan
sebagainya. Yang didalam peralatan-peralatan tersebut air tetap dapat
dialirkan menuju tempat-tempat yang dituju dengan tetap menjaga
15
Politeknik Negeri Jakarta
5. Kontinuitas air
Menjaga kontinuitas air agar tetap terpenuhinya kebutuhan air di masa
mendatang secara terus menerus adalah tujuan utama dalam
pendistribusian air. Hal ini sesuai dengan tujuannya sendiri yaitu
menyediakan air bersih untuk meningkatkan taraf kesehatan yang
berkelanjutan.
16
Politeknik Negeri Jakarta
a) Suplai air dapat mencapai area yang berada pada tempat yang tinggi
dengan tekanan yang cukup memadai.
1. Kualitas air
Menjaga agar kualitas tetap terjaga baik adalah prioritas utama dalam
pendistribusian air. Hal ini sesuai dengan tujuannya sendiri yaitu
menyediakan air bersih untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
Dalam menjaga kualitas tersebut maka digunakan suatu ketetapan untuk
standar kualitas air, yang dijadikan acuan dalam hal penentuan kualitas air.
17
Politeknik Negeri Jakarta
2. Kuantitas air
Kuantitas air yaitu tersedianya air dalam jumlah yang cukup dan dapat
dipergunakan setiap waktu sehingga selainnya terpenuhi permintaan tetapi
juga mendukung kemungkinan dapatnya masyarakat hidup secara higienis.
18
Politeknik Negeri Jakarta
1. Sambungan Langsung
Sambungan langsung merupakan pemberian air bersih langsung ke
rumah-rumah konsumen. Sambungan langsung disebut juga sambungan
rumah. Konsumen yang diprioritaskan mendapat sambungan langsung
adalah konsumen yang mempunyai tipe rumah permanen atau bangunan
yang bersifat umum, misalnya kantor, sekolah, rumah sakit dan sebagainya.
Satu sambungan langsung dilengkapi dengan pembatas aliran (restriktor)
dan meter air (watermeter).
2. Sambungan Umum
Sambungan umum merupakan sambungan alternatif pemberian air bersih
untuk kebutuhan rumah tangga apabila sambungan langsung tidak
memungkinkan untuk diberikan. Pelayanan air minum berupa sambungan
umum diberikan melalui kran-kran umum.
1. Sistem Cabang
19
Politeknik Negeri Jakarta
Keuntungannya :
a. Ekonomis.
b. Teknik pengoperasian yang sederhana
Kerugiannya :
a. Sering terjadi sedimen / endapan lumpur atau kapur pada ujung pipa
yang dapat menutup pipa sehingga distribusi terhenti.
b. Pemerataan tekanan kurang bagus.
Merupakan sistem yang lebih baik dari sistem cabang. Ujung-ujung pipa
cabang disambungkan satu sama lainnya sehingga sirkulasi air dalam
jaringan lancar dan kemungkinan terjadi pengendapan kecil sekali.
Keuntungan lainnya :
a. Termasuk ekonomis karena dipasang setelah perkembangan
pemukiman.
b. Pemerataan tekanan baik.
c. Pengoperasiannya sederhana.
d. Jika terjadi perbaikan pada suatu jaringan tertentu maka jaringan
yang lain tidak mengalami gangguan.
20
Politeknik Negeri Jakarta
3. Sistem Melingkar
Keuntungan lainnya :
a. Pemerataan tekanan baik
Kerugiannya :
b. Biaya investasi mahal
c. Sistem operasi yang sulit
21
Politeknik Negeri Jakarta
4. Sistem Diagonal
Merupakan suatu sistem yang paling baik dan efisien karena air dapat
mengalir ke suatu tempat dari berbagai arah, artinya suatu tempat tidak
hanya mendapatkan air dari suatu sistem jaringan saja. Kerugiannya adalah
biaya operasi dan pembuatannya sangatlah mahal.
2.2.7. Perpipaan
22
Politeknik Negeri Jakarta
c. Pipa distribusi
Adalah pipa yang mengalirkan air ke pipa-pipa yang langsung
berhubungan dengan sambungan rumah. Dimensi pipa tergantung dari
jumlah yang menyadap aliran.
d. Pipa pelayanan
Adalah pipa yang memberikan langsung air dari pipa distribusi
langsung ke konsumen atau rumah. Pipa ini juga sering disebut
dengan sambungan rumah (sr).
23
Politeknik Negeri Jakarta
b. Pipa cabang
Pipa pembawa sekunder dari pipa-pipa utama ke rumah-rumah.
c. Pipa plumbing
Yaitu jaringan pipa yang terdapat di dalam rumah.
5. Jenis Pipa
a. Pipa besi tulangan
Jenis pipa banyak digunakan untuk jaringan distribusi air perkotaan
karena tahan karat, sehingga mempunyai umur pakai yang lama.
Biasanya pipa dilapisi dengan lapisan semen dan ter.
24
Politeknik Negeri Jakarta
c. Pipa baja
Jenis pipa ini kekuatan yang cukup dan tahan terhadap benturan.
Pipa baja ini memiliki diameter yang bervariasi bahkan ada yang
berukuran 6 m.
d. Pipa beton
Jenis pipa ini ada dalam berbagai ukuran diameter hingga ada
berdiameter 72 inchi (182.88 cm) sedangkan ukuran yang lebih besar
lagi mencapai 180 inchi dan untuk ukuran diameter ini biasanya
dengan pemesanan khusus. Jenis pipa ini terdiri dari dua jenis yaitu
beton bertulang dan tidak bertulang. Untuk ukuran pipa kurang dari 24
inchi dibuat tidak bertulang atau sebaliknya.
e. Pipa plastik
Jenis merupakan jenis pipa yang bebas karat dan memiliki bobot
yang ringan,mudah dalam pemasangannya serta mempunyai nilai
1 Besi tuang √ √ -
2 Asbes-semen √ √ -
3 Pipa galvanis √ √ √
4 Pipa baja √ - -
5 Pipa beton √ - -
25
Politeknik Negeri Jakarta
6 PVC √ √ √
7 Pipa tembaga - - √
Keterangan √ : digunakan
26
Politeknik Negeri Jakarta
2. Perlengkapan T
Perlengkapan ini memungkinkan pipa sekunder dipasang tegak
lurus pada pipa primer, berbentuk huruf “T”.Ujung-ujung
perlengkapan terdiri dari kombinasi spigot, socket dan flens.
3. Perlengkapan Y
Perlengkapan ini memungkinkan pemasangan pipa sekunder
pada pipa primer dengan sudut-sudut yang lain dari pada 90O.
Biasanya dibuat dengan sudut 45O, tetapi sudut-sudut lain dapat
dibuat sesuai pesanan.
1. Valve / Klep
Katup yang sering digunakan adalah katup penutup aliran, ini digunakan
untuk menghentikan pemakaian air pada waktu perbaikan. Biasanya
27
Politeknik Negeri Jakarta
PEMAKAIAN
NO JENIS KATUP PENGATUR PENGATUR
PENUTUP
ALIRAN TEKANAN
1 Klep Geser X
2 Plug geser X X 0
3 Butterfly X X 0
4 Klep sekrup X X 0
5 Aliran searah X 0
6 Klep pengontrol X X 0
7 Klep pengatur X
1. Pemasangan katup udara pada titik yang tinggi, hanya pada pipa
transmisi.
2. Penambahan katup udara pada pipa transmisi yang rata pada setiap
panjang 2 km.
4. Katup Penguras / Wash Out
Katup penguras dipasang pada kondisi sebagai berikut :
28
Politeknik Negeri Jakarta
3. Kran umum
Kran Umum dibangun dengan tujuan agar masyarakat pedesaan juga
mendapatkan air bersih, sehingga taraf kesehatan masyarakat akan
meningkat dan merata.
Syarat yang diberikan untuk pembangunan bangunan sambungan umum
yaitu :
a. Taraf maksimum pemakai air dalam satu kran umum 100 jiwa.
b. Jarak maksimum letak kran umum dengna lokasi penduduk 100 meter
sampai 150 meter.
c. Jika secara teknis memungkinkan sebaiknya dipasang katup udara
(pada titik tertinggi) dan katup pembuang (pada titik terendah).
d. Harus dilengkapi dengan stop kran untuk keperluan perbaikan.
4. Meter Air
29
Politeknik Negeri Jakarta
30
Politeknik Negeri Jakarta
31
Politeknik Negeri Jakarta
32
Politeknik Negeri Jakarta
Pn= Po × (1 + r)n
33
Politeknik Negeri Jakarta
Dimana :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑅
Jumlah KU =
35
34
Politeknik Negeri Jakarta
KEPERLUAN JUMLAH SR
1 rumah diasumsikan 4 1 SR
orang
1 KU 35 SR
1 mesjid 2 SR
1 mushalla 1 SR
1 sekolah 1 SR
1 optik 1 SR
1 puskesmas 1 SR
1 BKIA 1 SR
1 pura 1 SR
1 gereja 1 SR
1 poliklinik 1 SR
1 industri ringan/sedang 1 SR
35
Politeknik Negeri Jakarta
Rumus :
Perhitungan debit dimulai dari tiap-tiap ujung pipa distribusi, dan ketika
menemui percabangan, debit ditambahkan dengan debit sebelumnya.
Demikian seterusnya hingga sampai ke pangkal pipa.
4. Pengukuran elevasi tanah, panjang pipa (L), dan kemoringan pipa (S%)
Pengukuran elevasi tanah, panjang pipa, dan kemiringan pipa merupakan
salah satu perhitungan yang dapat dijadikan sebagai input data dari
perhitungan selanjutnya. Untuk pengukuran elevasi tanah, diukur dengan
melihat kontur yang terdapat pada setiap ujung maupun pangkal permukaan
tempat rencana pipa akan dibangun.
Pendimensian pipa
Sebelum dianalisa data perhitungan hidrolik dilakukan, maka perlu
diperhitungkan dimensi pipa. Dan dalam perencanaan jaringan distribusi air
bersih, dimensi yang telah ditetapkan oleh pihak pengelola penyedia air
bersih. Rumus mencari diameter pipa :
Q=AxV
V=Q/A
Dimana :
37
Politeknik Negeri Jakarta
HL = S x L
Kehilangan tinggi tekanan saluran tertutup berbentuk pipa untuk air bersih
Dimana :
L = Panjang pipa
38
Politeknik Negeri Jakarta
Dimana :
Q = debit (m3/dtk)
39
Politeknik Negeri Jakarta
Pipa PVC 83
sehingga :
h LM = 10% x h L
Dimana :
40
Politeknik Negeri Jakarta
𝑣2
HL = ζ x
2𝑔
Dimana :
KONDISI ζ
Lubang masuk ke pipa dg ujung 0,50
Persegi
Lubang masuk ke pipa yg 0,60-1,3
menonjol Keluar
Lubang masuk dengan 0,25
pembulatan beradius kecil
beradius lebih besar dari 0,06-0,1
BENTUK ALAT ζ
KU 0,2
SOCKET 0,015
BEND 90 1,129
KATUP 0,2
41
Politeknik Negeri Jakarta
RESTRIKTOR 0,15
42
Politeknik Negeri Jakarta
43
Politeknik Negeri Jakarta
Daya = ρ × g × Q × H
η
Dimana :
η
η = efisiensi pompa
H = hs + hp +hf
pada rumus diatas, besarnya
dimana :
hs = head section
hp = head presure
hf = head friction
44
Politeknik Negeri Jakarta
Aperlu =________R_________
Aperlu = L × W
45
Politeknik Negeri Jakarta
Tikungan : R = 1.41 P
Faktor : R = 0.70 P
Volume = R
b
46
Politeknik Negeri Jakarta
terjadinya proses pengaliran air. Profil ini tergantung dari energi tekan/head
tekan (dalam tinggi kolom air) yang tersedia bagi pengaliran. Head ini dapat
disediakan oleh beda elevasi (tinggi ke rendah) sehingga air pun akan
mengalir secara gravitasi. Jika tidak terdapat beda elevasi yang memadai,
maka perlu diberikan head tambahan dari luar, yaitu dengan menggunakan
pompa.
Intake merupakan bangunan penangkap/ pengumpul air yang berfungsi
untuk :
1. Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas debit air
yang dibutuhkan oleh instalasi.
2. Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen.
3. Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan oleh
instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga kontinuitas
penyediaan atau pengambilan air dari sumber.
Macam-macam intake :
1. Direct Intake
Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki kedalaman
yang besar seperti sungai dan danau, dan apabila tanggul tahan terhadap
erosi dan sedimentasi.
2. Canal Intake
Ketika air diambil dari kanal, ruangan yang terbuat dari batu dengan
lubang dibangun di pinggiran kanal. Lubang tersebut dilengkapi dengan
47
Politeknik Negeri Jakarta
saringan kasar. Dari ruangan batu, air diambil menggunakan pipa yang
memiliki bell mouth, yang dilapisi dengan tutup hemispherical yang
berlubang-lubang. Luas daerah lubang yang terdapat pada penutup adalah
satupertiga dari area hemisphere. Karena pembangunan intake di kanal,
lebar kanal menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya
kecepatan aliran. Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah, oleh
karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi.
3. Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai sehingga tinggi
muka air yang direncanakan memungkinkan konstannya debit
pengambilan air. Intake bendungan dapat digunakan untuk pengambilan
air dalam jumlah besar dan dapat mengatasi fluktuasi muka air.Selain
bendungan, intake ini juga dilengkapi oleh beberapa bagian yang
memiliki fungsi khusus. Bagian-bagian tersebut adalah :
a. Kolam Olak
Merupakan bagian dari bendung yang berfungsi sebagai peredam
energi. Peredam ini berguna untuk mencegah terjadinya erosi yang
mungkin terjadi pada saluran pelimpah dengan cara memperkecil
kecepatan aliran.
b. Pintu Air
Pintu air diperlukan untuk menjaga aliran tetap stabil meskipun
sumber air berfluktuasi terutama pada saat pengaliran berlebih. Pintu
air juga diperlukan untuk membuka atau menutup saluran ketika akan
dilakukan pembersihan saluran
c. Bar Screen
Bar screen berfungsi sebagai penahan benda-benda yang berukuran
besar seperti sampah, kayu, dan plastik. Secara berkala bar screen
memerlukan pembersihan karena benda-benda kasar menyebabkan
peningkatan kehilangan tekan. Proses pembersihan dapat dilakukan
secara manual atau otomatis tergantung beban yang ada. Bila beban
48
Politeknik Negeri Jakarta
d. Bak Pengumpul
Berfungsi untuk menampung air baku sebelum disalurkan ke unit
pengolahan melalui pipa transmisi.
49
Politeknik Negeri Jakarta
50
Politeknik Negeri Jakarta
51
Politeknik Negeri Jakarta
Tenaga yang dibutuhkan untuk pengadukan secara lambat dari air selama
flokulasi dapat diberikan secara mekanis maupun hidrolis . Tingkat
keselesaian dari proses flokulasi bergantung pada kemudahan dan kecepatan
mikroflok kecil bersatu menjadi flok yang lebih besar dan jumlah total
terjadinya tumbukan partikel selama flokulasi.
52
Politeknik Negeri Jakarta
2.5.3. Sedimentasi
53
Politeknik Negeri Jakarta
2.5.4. Filtrasi
Filtrasi adalah suatu proses pemisahan solid dari cairan dimana cairan
(air) dilewatkan melalui suatu media yang berongga atau materi berongga
lainnya untuk menyisihkan sebanyak mungkin materi tersuspensi. Filtrasi
digunakan di pengolahan air untuk menyaring air yang telah dikoagulasi dan
mengendap untuk menghasilkan air minum dengan kualitas yang baik.
Menurut tipe media yang digunakan, filter dapat diklasifikasikan sbb :
1. Filter dengan media tunggal
2. Filter dengan media ganda
3. Filter dengan multi media
Menurut laju filtrasinya, filter dibedakan menjadi 2, yaitu slow sand filter
dan rapid sand filter.
1. Slow Sand Filter
54
Politeknik Negeri Jakarta
Pada slow sand filter medium pasir yang digunakan umumnya hanya
disyaratkan bebas lumpur dan organik. Urutan diameter butir pasir dari atas
ke bawah tidak teratur (tidak terstratifikasi). Proses penyaringan yang
lambat dalam slow sand filter memungkinkan kontak yang cukup lama
antara air dengan media filter sehingga proses biologis terjadi, terutama
pada permukaan media yang berada di atas. Biomassa yang terbentuk pada
medium filter bersama suspended partikel disebut sebagai ”Scmutz decke”
yang bersifat aktif dalam proses penyisihan senyawa organik dan anorganik
terlarut lainnya.
2. Rapid Sand Filter
Mekanisme penyaringan pada rapid sand filter sama dengan mekanisme
pada slow sand filter. Perbedaannya adalah pada beban pengolahan dan
penggunaan media filter. Beban pengolahan pada RSF jauh lebih tinggi
daripada SSF. RSF memanfaatkan hampir seluruh media sebagai media
filter (in-depth filter) sedangkan SSF hanya pada lapisan teratas saja.
Selain itu, RSF hanya efektif untuk menyaring suspensi kasar dalam bentuk
flok halus yang lolos dari sedimentasi sedangkan SSF dapat meyaring
suspensi halus (bukan koloid) dan mempunyai lapisan biomassa yang aktif.
Menurut kontrol terhadap laju filtrasinya, filtrasi dibagi menjadi Constant
Rate Filter dan Declining Rate Filter.
55
Politeknik Negeri Jakarta
Dalam proses filtrasi oleh granular filter terdapat beberapa mekanisme yang
terjadi, yaitu :
1. Mechanical Straining
Mekanisme mechanical straining terjadi akibat partikel atau flok tertahan
karena mempunyai ukuran yang lebih besar dari lubang pori, sehingga
partikel tidak lolos.
2. Sedimentasi
3. Adsorpsi
Sebagian partikel yang halus akan teradsorpsi oleh permukaan media
filter karena ada tumbukan dan gaya tarik antar partikel. Ketika
mekanisme filtrasi tersebut terjadi secara simultan, secara kuantitatif
umumnya mekanisme yang pertama lebih dominan. Untuk
56
Politeknik Negeri Jakarta
57
Politeknik Negeri Jakarta
a. Desinfeksi kimiawi
Desinfektan yang paling sering digunakan adalah kaporit
(Ca(OCl)2)dan gas chlor (Cl2). Pada proses desinfeksi menggunkan
kaporit, terjadi reaksi sebagai berikut :
b) Desinfeksi Fisik
Desinfeksi menggunkan ultraviolet lebih aman daripada menggunakan
klor yang beresiko membentuk trihalometan yang bersifat karsinogenik,
tetapi jika digunakan ultraviolet sebagai desinfektan maka instalasi
distribusi harus benar-benar aman dan menjamin tidak akan ada
kontaminasi setelah desinfeksi. Apabila kontaminan masuk setelah air
didesinfeksi, maka kontaminan tersebut akan tetap berada dalam air dan
sampai ke tangan konsumen. Selain itu, biaya yang diperlukan juga lebih
besar dibandingkan dengan desinfeksi menggunakan kaporit. Umumnya
desinfeksi dilakukan sesaat sebelum air didistribusikan kepada
konsumen.
3. Pembubuhan Kapur
Pembubuhan kapur berfungsi untuk menghasilkan air yang tidak agresif.
Dalam melakukan pembubuhan kapur hal yang terpenting adalah dosis
58
Politeknik Negeri Jakarta
kapur dan kondisi jenuh kapur. Larutan kapur berada pada kondisi jenuh
bila memiliki konsentrasi sebesar 1100 mg/L. Untuk melakukan
pembubuhan kapur diperlukan beberapa unit yaitu pelarut kapur dan
penjenuh kapur (lime saturator).
6. Reservoir
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya :
a. Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah. Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum. Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi, maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu.
b. Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan menggunakan
ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk distribusi. Dengan
menggunakan elevated reservoir maka air dapat didistribusikan secara
gravitasi. Tinggi menara tergantung kepada head yang dibutuhkan.
c. Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir, dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat diterapkan
karena daerah pelayanan datar.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah :
1. Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani.
2. Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi. Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi. Bila elevasi energi pada reservoir
59
Politeknik Negeri Jakarta
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan secara
gravitasi. Untuk kondisi sebaliknya, bila elevasi energi reservoir lebih
rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat dilakukan dengan
menggunakan pompa.
3. Letak reservoir.
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi. Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi. Bila topografi naik turun maka reservoir
diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat mengurangi
pemakaian pompa dan menghemat biaya.
4. Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air.
5. Konstruksi reservoir
Ambang Bebas dan Dasar Bak
a. Ambang bebas minimum 30 cm di atas muka air tertinggi
b. Dasar bak minimum 15 cm dari muka air terendah
c. Kemiringan dasar bak adalah 1/1000 – 1/500 ke arah pipa
penguras.
60
Politeknik Negeri Jakarta
61
Politeknik Negeri Jakarta
BAB III
62
Politeknik Negeri Jakarta
63
Politeknik Negeri Jakarta
BAB IV
ANALISA DATA
Untuk merencanakan suatu sistem perencanaan air bersih yang baik dan
sistematis serta effektif dan effisien, maka ada beberapa data yang harus
diperhatikan dalam proses pengolahannya, diantaranya :
1. Pengolahan Sederhana
Pengolahan air secara fisika, hanya menghilangkan sifat-sifat fisika
seperti bau, warna dan rasa
3. Pengolahan Lengkap
Pengolahan air secara lengkap dengan menghilangkan sifat fisika, kimia,
dan biologisnya.
64
Politeknik Negeri Jakarta
65
Politeknik Negeri Jakarta
𝑷𝟏𝟎 = 𝑷𝟎 𝒙 (𝟏 + 𝒓)𝒏
P0 = 1932 Jiwa
R = 3%
N = 10 tahun
66
Politeknik Negeri Jakarta
= 2596 x 180
= 467280 lt/org/hr
= 0,005408333 m3/dt
Ditempat kami ada fasilitas berupa sebuah kolam renang dan sebuah
masjid, untuk asumsi kebutuhan masjid dan kolam renang masing-masing
adalah :
= 3,4722E-05 m3/dt
= 1,38889E-05 m3/dt
67
Politeknik Negeri Jakarta
20
Q HU = 𝑥 467280 lt/hr
80
= 116820 lt/hr
= 0,00135208 m3/dt
1 HU = 100 jiwa
116820
= 30 𝑥 100
= 38,9 ͠ 39 HU
= 483 SR : 39 HU
= 12,38 ~ 13
Jadi 1 HU = 13 SR
Menghitung Q Kehilangan
= 0,0027126 m3/dt
Menghitung Q Total
Q Total
= 0,01410555 m3/dt
68
Politeknik Negeri Jakarta
Jumlah KU = 19 KU
0,0083 didapat dari asumsi orang per KK dikalikan asumsi kebutuhan air
per orang/lt/hari.
= 0,0083 lt/dt
Jumlah SR = 653
Jumlah KU = 34,36 = 35 KU
69
Politeknik Negeri Jakarta
Q Total KU = 35 x 0,83
Langkah pengerjaan :
( Kolom 5+6+7 )
70
Politeknik Negeri Jakarta
Nilainya 1,2
= Q Tot. = ( Q SR + Q KU + Q ND + Q Keh. ) x Fp
= ( Kolom 5 + 6 + 7 + 8) x Kolom 9
= 0,650979741 lt/dt
Untuk elevasi tanah awal dan akhir maksudnya, jika elevasi awal
menandakan elevasi di node 20, sedangkan yang akhir elevasi di node 19.
Elevasi awal dan akhir ini berguna untuk mengetahui beda tinggi di node
tersebut, perbedaan ketinggian akan mempengaruhi penggunaan pipa di
node tersebut atau tidak. Perbedaan ketinggian juga mempengaruhi tekanan
sisa. Jika perbedaan ketinggiannya minus berarti di tanah tersebut konturnya
turun, sedangkan kalau plus konturnya naik.
71
Politeknik Negeri Jakarta
4 𝑥 𝑄 0,5
Ø = (𝜋 𝑥 𝑉 )
Catatan
4 𝑥 0,000651 0,5
=Ø= ( 𝜋𝑥2
)
4 𝑥 𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚 11 0,5
= (𝜋 𝑥 𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚 28)
= 0,03716 m
Sekarang kita melakukan trial and error untuk menentukan diameter pipa
yang akan dipakai di lapangan nanti. Dalam menentukan diameter pipa
perlu diperhatikan V yang mengalir di node tersebut, V hitungan harus lebih
kecil daripada V asumsi. Kalau lebih besar dari V asumsi, kita harus
memperbesar diameter pipa nya, sehingga V nya kecil.
Contoh perhitungan :
72
Politeknik Negeri Jakarta
4𝑥𝑄
=V =( )
𝜋 𝑥 (𝐷2 )
4 𝑥 𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚 11
=
𝜋 𝑥 𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚 24 2
= 0,6 m/s
= 0,6 ≤ 0,6 ( OK )
Friksi atau gesekan yang terjadi antara aliran air dengan dinding pipa
merupakan kehilangan tekanan terbesar dari suatu sistem perpipaan. Oleh
karena itu diameter pipa juga mempengaruhi tinggi rendahnya HGS.
semakin kecil diameter pipa, HGS nya akan semakin besar, HGS yang besar
membuat tingginya perenecanaan menara air untuk reservoar.
𝑄 1,85
S = (0,2785𝐶𝐷2,63)
0,00065098 1,85
= (0,2785𝑥 140 0,037162,63)
73
Politeknik Negeri Jakarta
𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚 10 1,85
= (0,2785 𝑥 140 𝑥 𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚 112,63)
= 0,013173
= 0,013173 x 109,7865584
= 1,446 m
Catatan
𝑉2
Hf = K
2𝑔
Node 20-19
74
Politeknik Negeri Jakarta
𝑣2
Kolom 7 = = 0,0183
2𝑔
= 28 Buah
𝑣2
=nxKx
2𝑔
= 0,00077 m
75
Politeknik Negeri Jakarta
= 28 x 0,015 x 0,0183
= 0,00771 m
= Kolom 20 + Kolom 25
= 0,00077 + 0,00771
= 0,00848 m
= 1,446275 + 0,00848
= 1,4548 m
76
Politeknik Negeri Jakarta
LPipa = 504,49 m
Menara
= 13,50642204 + 10 – 10
1. Sudah dapat tinggi menara ( tinggi menara sebagai tekanan awal dalam
perhitungan tekanan sisa )
2. Cari node terpanjang ke 1, 2, 3 dst.
3. Setelah dapat, hitung tekanan sisa di node terpanjang tersebut.
4. Setelah semua tekanan sisa di node terpanjang didapatkan, hitung
tekanan sisa di percabangan.
77
Politeknik Negeri Jakarta
Tekanan Awal = 24 m
Node 3 = 19,3488246 m
Node 4 = 18,2604219 m
Node 5 = 17,209226 m
Node 7 = 16,0986687 m
Node 12 = 14,28958247 m
Node 13 = 13,58805808 m
Node 14 = 12,95849957 m
Node 15 = 11,89215848 m
78
Politeknik Negeri Jakarta
Node 17 = 11,29601304 m
Node 18 = 10,49357796 m
Contoh perhitungan :
Node 5 = 17,209226 m
= 16,425 m
Dilihat dari hasilnya, di node 5-6 tidak butuh pompa karena hasil tekanan
sisanya masih lebih besar dari 11
Dalam menghitung galian dan urugan pipa, data yang dibutuhkan antara
lain : ( Tabel Galian dan Urugan Pipa )
1,5 x D (Use)
( 2 x D ) + 0,8
79
Politeknik Negeri Jakarta
0,8 itu adalah jarak minimal antara permukaan atas pipa dengan
muka tanah.
Untuk menghitung luas Galian ( Kolom 9 ), rumusnya adalah :
Contoh Perhitungan :
Node 20-19
= 1,5 x 0,03716
= ( 2 x 0,03716 ) + 0,8
= Kolom 7 x Kolom 8
= 0,05574 x 0,87342
80
Politeknik Negeri Jakarta
= 0,0487 x 109,79
= 5,35031 m3.
= 5,231303 m3
TOTAL VOLUME
GALIAN PRIMER 20,87315
GALIAN SEKUNDER 79,93365
GALIAN TERSIER 288,459
TOTAL VOLUME
URUGAN PRIMER 19,82285
URUGAN SEKUNDER 75,95883
URUGAN TERSIER 278,0755
Contoh Perhitungan :
Node 20-19
81
Politeknik Negeri Jakarta
= Kolom 7 x Kolom 8
= 0,5 x 1 = 0,5 m2
Elevasi Pipa
= Kolom 10 – Kolom 8
= 65,8 – 1
= 64,8 m
= Kolom 11 – Kolom 8
= 67 – 1
= 66 m
82
Politeknik Negeri Jakarta
Contoh Perhitungan :
Node 20-19
= Lp ( Kolom 3 ) / 4
= 109,79 / 4
= 27,45 buah
Jenis Jumlah
Primer 39
Sekunder 158
Distribusi 968
Total Kebutuhan pipa adalah = 1165 Pipa
83
Politeknik Negeri Jakarta
σ = 1,85
Bj Beton = 2,4
= Kolom 4 /10
𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚 3 2
𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚 4 𝑥 10 𝑥 ( 0,25 𝑥 3,14 𝑥 ( )
1000
=( )
10
76,2 2
23,46 𝑥 10 ( 0,25 𝑥 3,14 𝑥 ( )
1000
=( )
10
= 0,1066 ton
Kolom 7 = P = Kolom 6 x 1000
84
Politeknik Negeri Jakarta
= 1 x 106,95 kg
= 106,95 kg
𝑅
Kolom 9 = A Perlu =
𝜎 𝑥 10000
𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚 8
=
1,85 𝑥 10000
106,95
=
1,85 𝑥 10000
= 0,005762 m2
Penentuan Dimensi
Kolom 10 = L = 0,2
= 76,2 / 1000
= 0,0762 m
Kolom 12 = A =LxW
= Kolom 10 x Kolom 11
= 0,5 x 0,0762
= 0,0381 m2
𝑅
Kolom 13 = V perlu =
ϒ 𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 𝑥 1000
𝐾𝑜𝑙𝑜𝑚 8
=
ϒ 𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 𝑥 1000
106,95
=
2,4 𝑥 1000
85
Politeknik Negeri Jakarta
= 0,044 m3
Kolom 14 = Galian Tanah = 1/3 x V perlu
= 1/3 x Kolom 13
= 1/3 x 0,044
= 0,015 m3
B = √𝐴 = √7,052773/2 = 1,88 m
86
Politeknik Negeri Jakarta
Tebal bangunan = 25 cm
Te (waktu isi) = 90 menit = 5400 detik
Q in = 0,014106
H = 1,3 m
Volume = Q in x Te
= 0,014106 x 5400 dt
= 76,16994 m3
A =V/h
= 76,16994 / 1,3
= 60,50 m2
87
Politeknik Negeri Jakarta
Q in = 0,014106 m3/dt
V = Q in x Tcampur
= 0,014106 x 900
= 12,69 m3
A =V/h
= 12,69 / 3
= 4,231664 m2
𝐴
D = √1𝑥𝜋
4
= 2,332 m
R = 1,161 m
88
Politeknik Negeri Jakarta
Karena dimensi BPAB untuk bangunan yang berbentuk kubus sama yaitu
6 x 3 x 3 m . maka analisis perhitungan yang dituliskan di laporan ini hanya
satu, dan satu lagi untuk perhitungan tulangan koagulasi. Dimensi BPAB
disamakan dengan maksud agar mempercepat perhitungan perencanaan.
Penulangan Bangunan Intake
Data-data yang sudah didapatkan / diasumsikan, sebagai berikut :
( Tabel Penulangan Bangunan Intake )
γ air = 10 KN/m3
γ tanah = 18 KN/m3
Øtulangan = 12 mm
Tebal selimut beton(p) = 40 mm
Tebal pelat dinding(t) = 200 mm
Fc' = 30 Mpa
Fy = 240 Mpa
B = 1000 mm
Dimensi
L= 6 m
B= 3 m
h= 3 m
3m
3m
6m
89
Politeknik Negeri Jakarta
Contoh perhitungan :
Ly / Lx = L / h
WU = 1,2WD + 1,6WL
= 53,76 kN/m2
Menghitung Momen
90
Politeknik Negeri Jakarta
Digunakan ø = 12 mm
Dx = t-p-(ø/2)
= 200 – 40 – ( 12/2 )
= 154 mm = 0,154 m
Dy = t-p-ø-(ø/2)
= 200 – 40 – 12 – ( 12/2 )
= 142 mm = 0,142 m
𝑀𝑈 −39,68
= -( )
𝑏 𝑥 𝑑2 1 𝑥 0,154 2
91
Politeknik Negeri Jakarta
ρ min = 0,0035
ρ max = 0,0484
ρ = 0,0091 ( OK )
karena lebih besar dari ρ min dan lebih kecil dari ρ max.
As =ρxbxd
= 14,014 cm2
= 14,014 / 1,13
= 12,40
= 13 buah
a = 100 / 12,40
= 8,06 cm
92
Politeknik Negeri Jakarta
𝑀𝑈 − 25,64
= -( )
𝑏𝑥 𝑑2 1 𝑥 0,1422
ρ min = 0,0035
ρ max = 0,0484
ρ = 0,0065 ( OK )
As =ρxbxd
= 9,23 cm2
n = As/Aø
= 9,23 / 1,13
= 8,17
= 9 buah
a = 100 / 8,17
= 12,24
Tulangan Bagi
= 2,31
n = As / Aø
= 2,31 / 0,5
93
Politeknik Negeri Jakarta
= 4,615
= 5 buah
a = 21,67
Digunakan ø8 – 250 mm
Dimensi
D 4 M
r 2 M
h 3 M
γ air = 10 KN/m3
γ tanah = 18 KN/m3
Øtulangan = 12 mm
Tebal selimut beton(p) = 40 mm
Tebal pelat dinding(t) = 200 mm
Fc' = 30 Mpa
Fy = 400 Mpa
b = 1000 mm
2m
2m
Lx =3m
Ly = 12,57 m
94
Politeknik Negeri Jakarta
Ly/Lx = 12,57 / 3
= 4,8 kN/m2
b. Beban Hidup ( WL )
Berat Air pd dinding = ϒa x h
= 10 x 3
= 30 kN/m2
WU = 1,2WD + 1,6WL
= 1,2 ( 4,8 ) + 1,6 ( 30 )
= 53,76 kN/m2
Tp = t-p-(ø/2)
= 200 – 40 – (12/2)
= 154 mm = 0,154 m
𝑀𝑈 53,76
=
𝑏 𝑥 𝑑2 1 𝑥 0,1542
ρ min = 0,0035
ρ max = 0,0484
ρ = 0,0126
As =ρxbxd
= 19,404
95
Politeknik Negeri Jakarta
N = As / Aø
= 19,404 / 1,13
= 17,17
= 18 buah
a = 100/17,17
= 5,82
Digunakan ø12 – 60 mm
Tulangan Bagi
25% x As = 4,851
n = 4,851 / 0,5
= 9,702
= 10 buah
a = 100 / 9,702
= 10,31
Digunakan ø8 – 110 mm
L = π x 𝑟2
= 3,14 x 22
= 12,57 m2
12,57
B =√ 3
= 2,05 m
L =3xB
96
Politeknik Negeri Jakarta
= 3 x 2,05
= 6,14 m
Ly / Lx = 4,5/1,5
WU = 1,2WD + 1,6WL
= 1,2 ( 4,8 ) + 1,6 ( 30 )
= 53,76 kN/m2
= 154 mm = 0,154 m
𝑀𝑈 53,76
=
𝑏𝑥 𝑑2 1 𝑥 0,154 2
ρ min = 0,0035
ρ max = 0,0484
ρ = 0,0126 ( OK )
karena lebih besar dari ρ min dan lebih kecil dari ρ max
97
Politeknik Negeri Jakarta
As =ρxbxd
= 19,404
n = As / Aø
= 19,404 / 1,13
= 17,17
= 18 buah
a = 100/17,17
= 5,82
Digunakan ø12 – 60 mm
Tulangan Bagi
25% x As = 4,851
n = 4,851 / 0,5
= 9,702
= 10 buah
a = 100/9,702
= 10,31
Digunakan ø8 – 110 mm
98
Politeknik Negeri Jakarta
1 15000mm
30000mm
WL = 60 KN / m²
WU = 1,2WD + 1,6WL
= 1,2*12 Kn/m²+1,6*60 KN / m²
WU = 110,4 Kn / m²
99
Politeknik Negeri Jakarta
3. Menghitung Momen
𝑙𝑦 30000
= =2
𝑙𝑥 15000
MLx 100 96 97
MLy 37 38,25 38
= 2485,52 KN.m
= 919,64 KN.m
4. Menghitung Tulangan
∅
dx = h – p - = 800 – 20 – 20/2= 770 mm
2
∅
dy = h – p – Øx - = 800 – 20 –20 – 20/2 = 750 mm
2
100
Politeknik Negeri Jakarta
𝑀𝑢 𝑓𝑦
= 𝜌 𝑥 0,8 𝑥 𝑓𝑦 ( 1 − 0,588 𝑥 𝜌 𝑥 )
𝑏𝑑2 𝑓𝑐
678,29𝑥106
= 320𝜌 − 2508,8𝜌2
1000𝑥4732
ρ = 0,013134
1,4
ρ min = = 0 ,0035
𝑓𝑦
Luas tulangan
As =ρxbxd
= 10113,18 mm2
𝑀𝑢 𝑓𝑦
= 𝜌 𝑥 0,8 𝑥 𝑓𝑦 ( 1 − 0,588 𝑥 𝜌 𝑥 )
𝑏𝑑2 𝑓𝑐
270,26𝑥106
= 320𝜌 − 2508,8𝜌2
1000𝑥4592
1,63 = 320 ρ – 2508,8 ρ2
ρ = 0,00502
1,4
ρ min = = 0 ,0035
𝑓𝑦
101
Politeknik Negeri Jakarta
Luas tulangan
As =ρxbxd
= 3764,868 mm2
5. Memilih Tulangan
n = 32,19
= 32 buah
1000
Jarak tulangan (S) = 𝑛
S = 31,25
= 31 mm
Mencari nilai a
𝐴𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑥 𝑓𝑦
a =
0,85 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝑏
10113,18 𝑥 400
=
0,85 𝑥 30 𝑥 1000
= 158,638
Mencari Mn
𝑎
Mn = Asmaks x fy x (𝑑𝑥 − 2)
102
Politeknik Negeri Jakarta
158,638
= 10113,18 x 400 x (770 − 2 )
= 2793992272 Nmm
n = 11,98
= 12
1000
Jarak tulangan (S) = 𝑛
S = 83,33
= 83 mm
Mencari nilai a
𝐴𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑥 𝑓𝑦
a =
0,85 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝑏
3764,868 𝑥 400
=
0,85 𝑥 30 𝑥 1000
= 59,057
Mencari Mn
𝑎
Mn = Asmaks x fy x (𝑑𝑦 − 2)
59,057
= 3764,868 x 400 x (750 − )
2
= 1084992235 Nmm
103
Politeknik Negeri Jakarta
b. Beban hidup :
= 10 Kn/m3 x6
WLL = 60 KN/m2
WU = 1,2WD + 1,6WL
= 1,2*26,4 Kn/m²+1,6*60 KN / m²
WU = 127,68 Kn / m²
3. Menghitung Momen
104
Politeknik Negeri Jakarta
𝐿𝑦 15000
= =1
𝐿𝑥 15000
Ly/Lx 1,0
MLx 44
MLy 44
= 1264,032 KN.m
= 1264,032 KN.m
4. Menghitung Tulangan
∅
dx = h – p - = 800 – 20 – 20/2 = 770 mm
2
∅
dy = h – p – Øx - = 800 – 20 –20 – 20/2 = 750 mm
2
105
Politeknik Negeri Jakarta
𝑀𝑢 𝑓𝑦
= 𝜌 𝑥 0,8 𝑥 𝑓𝑦 ( 1 − 0,588 𝑥 𝜌 𝑥 )
𝑏𝑑2 𝑓𝑐
1264,032𝑥106
= 320𝜌 − 2508,8𝜌2
1000𝑥5722
ρ = 0,0067
1,4
ρ min = 𝑓𝑦 = 0 ,0035
Luas tulangan
As =ρxbxd
= 5157,219 mm2
𝑀𝑢 𝑓𝑦
= 𝜌 𝑥 0,8 𝑥 𝑓𝑦 ( 1 − 0,588 𝑥 𝜌 𝑥 )
𝑏𝑑 2 𝑓𝑐
1264,032𝑥106
= 320𝜌 − 2508,8𝜌2
1000𝑥5562
2,25 = 320 ρ – 2508,8 ρ2
ρ = 0,007
1,4
ρ min = 𝑓𝑦 = 0 ,0035
Luas tulangan
As =ρxbxd
106
Politeknik Negeri Jakarta
= 5302,392 mm2
5. Memilih Tulangan
Asperlu 6349,2
Banyaknya tulangan (n) = = 1⁄
As∅14
4.π.d2
n = 16,4
= 16
1000
Jarak tulangan (S) = 𝑛
S = 62,5
= 63 mm
Mencari nilai a
𝐴𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑥 𝑓𝑦
a =
0,85 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝑏
5157,219 𝑥 400
=
0,85 𝑥 30 𝑥 1000
= 80,8975
Mencari Mn
𝑎
Mn = Asmaks x fy x (𝑑𝑥 − 2)
80,8975
= 5157,219 x 400 x (770 − )
2
= 150498776314 Nmm
107
Politeknik Negeri Jakarta
b. Asly = 5302,392mm2
Dipilih tulangan Ø20
𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 5302,392
Banyaknya tulangan (n) = = 1⁄
𝐴𝑠∅14
4.𝜋.𝑑2
n = 16,878
= 17
1000
Jarak tulangan (S) = 𝑛
S = 58,82
= 59mm
Mencari nilai a
𝐴𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑥 𝑓𝑦
a =
0,85 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝑏
5302,392𝑥 400
=
0,85 𝑥 30 𝑥 1000
= 83,175
Mencari Mn
𝑎
Mn = Asmaks x fy x (𝑑𝑦 − 2)
83,175
= 5302,392 x 400 x (750 − )
2
= 1502512665 Nmm
108
Politeknik Negeri Jakarta
dicoba h = 1800 mm
ℎ 2ℎ ℎ
b = 𝑠⁄𝑑 , diambil b = = 900 mm
2 3 2
24
= 1800 – 40 – 12 -
2
= 1736mm
2. Pembebanan
109
Politeknik Negeri Jakarta
= 17.242,2 KN.m
𝑎
𝑀𝑛𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢. 𝐹𝑦. (𝑑 − 2)
𝑀𝑛𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝑎
𝐹𝑦. (𝑑 − 2)
𝑀𝑢
∅
𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝑎
𝐹𝑦. (𝑑 − 2)
17.242,2∗106
0,8
𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 400𝑥0,9𝑥1736
Asperlu = 34.486,607mm2
110
Politeknik Negeri Jakarta
𝜌 = 0,022
1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 =
𝐹𝑦
𝜌min = 0,0035
𝜌maks = 0,024
5. Pemilihan Tulangan
= 452,39 mm2
Asperlu = 34.486,607mm2
Asperlu
Banyak tulangan , n =
AsD24
34.486,607
n=
452,39
n = 76,23 = 77 buah
= 3852 mm
bada = 900 mm
111
Politeknik Negeri Jakarta
= 863 mm
bada = 900 mm
1. Pembebanan
= 194,4 KN
= 2633,28 KN
= 2.633.280 N
112
Politeknik Negeri Jakarta
Fy = 400 Mpa
𝑃
𝜏=
𝐴
𝑃 2.633.280
𝜏beton = fc’ 𝐴 = = = 87.776 mm2
𝑓𝑐′ 30
𝜌= 2% Ast = 𝜌.Ag
= 2% x(400x400)
= 3200 mm2
3200
Digunakan D32 𝑛 = 1 = 3,97
.𝜋.𝑑 2
4
𝐴𝑠𝑡
= 4 buah tulangan 4D32
2
4. Kekuatan kolom
Pn = 4.288.000 N
Syarat Pu ≤ ϕ Pn
2.633.280 ? 0,7x4.288.000
113
Politeknik Negeri Jakarta
2.633.280 ? 3.001.600
b. Beban hidup :
WLL = 26 KN/m2
WU = 1,2WD + 1,6WL
= 1,2*4,6 Kn/m²+1,6*26 KN / m²
WU = 47,12 Kn / m²
114
Politeknik Negeri Jakarta
3. Menghitung Momen
𝐿𝑦 4000
= =1
𝐿𝑥 4000
Ly/Lx 1,0
MLx 44
MLy 44
= 33,17 KN.m
= 33,17 KN.m
4. Menghitung Tulangan
∅
dx = h – p - = 200 – 20 – 20/2 = 170 mm
2
∅
dy = h – p – Øx - = 200 – 20 –20 – 20/2 = 150 mm
2
115
Politeknik Negeri Jakarta
𝑀𝑢 𝑓𝑦
= 𝜌 𝑥 0,8 𝑥 𝑓𝑦 ( 1 − 0,588 𝑥 𝜌 𝑥 )
𝑏𝑑2 𝑓𝑐
47,12𝑥106
= 320𝜌 − 2508,8𝜌2
1000𝑥1702
ρ = 0,0067
1,4
ρ min = 𝑓𝑦 = 0 ,0035
Luas tulangan
As =ρxbxd
= 1138,60 mm2
𝑀𝑢 𝑓𝑦
= 𝜌 𝑥 0,8 𝑥 𝑓𝑦 ( 1 − 0,588 𝑥 𝜌 𝑥 )
𝑏𝑑 2 𝑓𝑐
47,12𝑥106
= 320𝜌 − 2508,8𝜌2
1000𝑥1502
1,47 = 320 ρ – 2508,8 ρ2
ρ = 0,007
1,4
ρ min = 𝑓𝑦 = 0 ,0035
Luas tulangan
116
Politeknik Negeri Jakarta
As =ρxbxd
= 1060,478 mm2
5. Memilih Tulangan
Asperlu 1138,6
Banyaknya tulangan (n) = = 1⁄
As∅14
4.π.d2
n = 3,6
=4
1000
Jarak tulangan (S) = 𝑛
S = 250
= 250mm
Mencari nilai a
𝐴𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑥 𝑓𝑦
a =
0,85 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝑏
1138,60 𝑥 400
=
0,85 𝑥 30 𝑥 1000
= 17,86
Mencari Mn
𝑎
Mn = Asmaks x fy x (𝑑𝑥 − 2)
117
Politeknik Negeri Jakarta
17,86
= 1138,60 x 400 x (170 − )
2
= 73358044 Nmm
c. Asly = 1060,478mm2
Dipilih tulangan Ø20
𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 1060,478
Banyaknya tulangan (n) = = 1⁄
𝐴𝑠∅14
4.𝜋.𝑑2
n = 3,37
=4
1000
Jarak tulangan (S) = 𝑛
S = 250
= 250mm
Mencari nilai a
𝐴𝑠 𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑥 𝑓𝑦
a =
0,85 𝑥 𝑓𝑐 𝑥 𝑏
1060,478 𝑥 400
=
0,85 𝑥 30 𝑥 1000
= 16,635
Mencari Mn
𝑎
Mn = Asmaks x fy x (𝑑𝑦 − 2)
16,635
= 1060,478 x 400 x (150 − )
2
= 60100507 Nmm
118
Politeknik Negeri Jakarta
dicoba h = 300 mm
ℎ 2ℎ ℎ
b = 𝑠⁄𝑑 , diambil b = = 150 mm
2 3 2
24
= 300 – 40 – 12 -
2
= 236mm
8. Pembebanan
119
Politeknik Negeri Jakarta
= 2511,45 KN.m
𝑎
𝑀𝑛𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢. 𝐹𝑦. (𝑑 − 2)
𝑀𝑛𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢
𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝑎
𝐹𝑦. (𝑑 − )
2
𝑀𝑢
∅
𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 𝑎
𝐹𝑦. (𝑑 − 2)
25114∗106
0,8
𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 = 400𝑥0,9𝑥1736
Asperlu = 5023,221mm2
𝜌 = 0,003
120
Politeknik Negeri Jakarta
1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 =
𝐹𝑦
𝜌min = 0,0035
𝜌maks = 0,024
= 452,39 mm2
Asperlu = 5032,22mm2
Asperlu
Banyak tulangan , n =
AsD24
5032,22
n=
452,39
n = 11,1 = 11 buah
= 354 mm
bada = 900 mm
121
Politeknik Negeri Jakarta
= 479 mm
bada = 900 mm
5. Pembebanan
= 194,4 KN
= 473,28 KN
= 473280 N
Fy = 400 Mpa
122
Politeknik Negeri Jakarta
𝑃
𝜏=
𝐴
𝑃 2.633.280
𝜏beton = fc’ 𝐴 = = = 15.776 mm2
𝑓𝑐′ 30
𝜌= 2% Ast = 𝜌.Ag
= 2% x(400x400)
= 3200 mm2
3200
Digunakan D32 𝑛 = 1 = 3,97
.𝜋.𝑑 2
4
𝐴𝑠𝑡
= 4 buah tulangan 4D32
2
8. Kekuatan kolom
Pn = 4.288.000 N
Syarat Pu ≤ ϕ Pn
2.633.280 ? 0,7x4.288.000
2.633.280 ? 3.001.600
123
Politeknik Negeri Jakarta
Pada perhitungan ini, muka air dianggap sejajar dengan tanah atas. Tanah
yang ada di lapangan adalah tanah non kohesif padat. Berikut adalah
penjabarannya:
= 738,69 kN
Catatan :
p, l, dan t yang dipakai dari dimensi bangunan
t din artinya tebal dinding
124
Politeknik Negeri Jakarta
= 738,69 / 4
= 184,67 kN
= 184,67 / 0,56
= 329,77 kN/m
q ultimate = c Nc Sc Dc + γ Df Nq Sq Dq + 0,5 Bγ N γ S γ D γ
1031,59
= 329,77
= 3,13 ( OK )
Fk diasumsikan 3
Jenis Bangunan
V = 0,25 x π x 𝑑2 𝑥 𝑡
Dimensi Pondasi
125
Politeknik Negeri Jakarta
Volume Pondasi ( p x l x t )
= 0,6 x 0,6 x 1
= 0,36 m3
P = 488,47 kN
P tiap pondasi = P / 4
= 488,47 / 4
=122,12 kN
𝑃 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑝𝑜𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖
Q maks =
𝑉 𝑝𝑜𝑛𝑑𝑎𝑠𝑖
122,12
=
0,36
= 399,21 kN/m
Q ult = 1029,83 kN/m
𝑞 𝑢𝑙𝑡
Fk daya dukung =
𝑞 𝑚𝑎𝑘𝑠
1029,83
=
399,21
= 3,04 ( OK )
126
Politeknik Negeri Jakarta
Dimensi Panjang = 1 m
Dimensi Lebar = 1 m
Dimensi Tinggi = 0,5 m
Volume Bangunan
= p x l x t = 0,5 m3
Berat Pipa ( Asumsi ) = 5,884 kN
Dimensi Pondasi :
Dimensi Panjang = 0,4 m
Dimensi Lebar = 0,4 m
Dimensi Tebal = 0,3 m
Volume Pondasi
= p x l x t = 0,048 m3
= 17,88 / 4
= 4,47 kN
= 4,47 / 0,048
= 93,15 kN/m
q ultimate = c Nc Sc Dc + γ Df Nq Sq Dq + 0,5 Bγ N γ S γ D γ
127
Politeknik Negeri Jakarta
310,89
= 93,15
= 3,34 ( OK )
Fk diasumsikan 3
128
Politeknik Negeri Jakarta
L 1-2 = 1 m
L 2-3 = 1 m
L 4-5 = 2 m
L 5-6 = 5 m
L 6-7 = 3 m
L 7-8 = 3,5 m
L 8-9 = 0,5 m
L 9-10 = 1,5 m
L Tot = 17,5 m
HGS = SxL
= 0,10253 x 17,5
= 1,8 m
Alat-Alat Sambung
Knee 90 =4 ζ = 1,13
Knee 60 =2 ζ = 0,471
𝑣2
HL =nxK
2𝑔
0,52
= 4 x 1,13 x
2 𝑥 9,81
= 0,058 m ( Knee 90ᴼ )
129
Politeknik Negeri Jakarta
𝑣2
=nxK
2𝑔
0,52
= 2 x 0,471 x
2 𝑥 9,81
= 0,0005 m
= 0,058 + 0,0005
= 0,0585 m
H = HGS + HL + HI
= 10,35 m
𝜌𝑥𝑔𝑥𝐻𝑥𝑄
HP =
75%
= 6,771 = 5,1 KW
Pompa ke Reservoar 8 9
1
Reservoar
22
2 3
1 4 5 6 7
130
Politeknik Negeri Jakarta
2. Ø pipa = 8” = 0,127 m
3. C = 140 ( PVC )
4. A = 0,099 m2
5. V = 0,5 m/dt
6. S = 0,10253
7. ρ air = 1 ton/m3
HGS =SxL
= 0,10253 x 32
= 3,28
HI = 22 m
H = HGS + HL + HI
= 25,37
𝜌𝑥𝑔𝑥𝐻𝑥𝑄
HP = 75%
= 16,51 = 12,38 KW
131
Politeknik Negeri Jakarta
BAB V
5.1. Kesimpulan
Menurut hasil perhitungan perencanaan di BAB IV, dapat disimpulkan
antara lain :
6. Dengan debit 0,920491 m3/dt dan debit kebutuhan sebesar 0,0141555
m3/dt cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih di perumahan
pesona khayangan selama 10 tahun kedepan.
7. Digunakan menara air setinggi 25 m karena di beberapa node
perbedaan ketinggian cukup ekstrim sehingga kalau tidak
menggunakan setinggi 25 m tekanan sisanya dibawah 11
8. Ukuran pipa yang digunakan dalam perencanaan ini antara 0,5”- 6”
9. Menggunakan sistem “Branch” untuk pendistribusiannya
5.2. Saran
Dari perencanaan ini, kami memberi saran :
1. Karena di perencanaan ini digunakan sistem perpipaan bercabang, jadi
disarankan adanya perawatan berkala di bagian ujung-ujungnya
karena suka terjadi pengendapan.
2. Bagi mahasiswa berikutnya yang mengambil tema “PAB” bisa
menggunakan buku ini sebagai referensi dalam mengerjakan PW,
tetapi diusahakan tidak sepernuhnya berpaku pada buku ini karena
yang tertulis di laporan ini tidak sepenuhnya benar.
132