Anda di halaman 1dari 62

PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN

DI PERUMAHAN KOTABARU PARAHYANGAN -


PADALARANG

KABUPATEN BANDUNG

KERJA PRAKTEK

DISUSUN OLEH :

INDRAYANA PUTRA KUDDI (41155025120085)

IKHSAN UTAMA SEPTIAWAN (41155025120082)

TIRTA SURYA WIBAWA (41155025130102)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

BANDUNG

2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena dengan perkenananNya-lah sehingga laporan kerja praktek
pada proyek pembangunan jembatan ini dapat terselesaikan dengan
sebaik-baiknya. Laporan hasil kerja praktek ini sebagai syarat dari telah
dilaksanakannya kerja praktek selama 4 bulan.

Laporan kerja praktek ini berisikan tentang latar belakang dari


pembangunan jembatan di perumahan KotaBaru , tinjauan teori, tinjauan
proyek yang meliputi pekerjaan tes PDA, Pile Cap, Pengecoran dan Bored
Pile.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada


seluruh pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan kerja
praktek dan laporan kerja praktek ini. Ucapan terima kasih juga kami
sampaikan kepada :

1. Orang tua kami terkasih dan tercinta yang selalu memberikan


dukungan kepada kami.
2. Bapak Ignasius Sudarsono ST.,MT selaku dosen pembimbing I
3. Bapak Toyib selaku Project Manager pihak PT.Adhikarya yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk kerja praktek di
proyek pembangunan jembatan di perumahan KotaBaru
Parahyangan di Padalarang.
4. Satuan kerja Pelaksanaan pembangunan jembatan di perumahan
KotaBaru Parahyangan yang telah menerima kami untuk
melaksanakan kerja praktek dan turut serta membantu kami dalam
pengumpulan data dan memberikan penjelasan selama kerja
praktek.

Penyusun menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih jauh


dari kesempurnaan, oleh karena itu masukan berupa kritik dan saran
sangat membantu guna kesempurnaan dalam penyusunan laporan
kerja praktek ini.

ii
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang teah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyusunan ini.

Bandung, 21 juni 2016

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Proyek .............................................................. 1


1.2 Maksud dan Tujuan ................................................................... 1
1.3 Lokasi proyek ............................................................................ 2
BAB II ORGANISASI DAN KONTRAK ............................................................3

2.1 Umum ........................................................................................ 3


2.2 Proses Pelelangan .................................................................... 4
2.2.1 Definisi Pelelangan .................................................................................. 4
2.2.2 Jenis-jenis pelelangan ............................................................................. 4
2.2.3 Sistem Kontrak ......................................................................................... 8
2.2.4 Proses pelaksanaan pelelangan .......................................................... 20
2.3 Data Proyek ............................................................................. 22
2.3.1 Data Umum Proyek ................................................................................ 22
2.3.2 Data Teknik Proyek ................................................................................ 24
2.3.3 Data Sondir ............................................................................................. 24
2.3.4 Tinjauan Daya Dukung Tanah.............................................................. 25
2.4 Waktu Pelaksanaan Proyek..................................................... 26
2.5 Struktur Organisasi .................................................................. 27
2.5.1 Organisasi kegiatan ............................................................................... 27
2.5.2 Organisasi Kontraktor ............................................................................ 28
2.6 Tugas dan Tanggung Jawab ................................................... 29
2.7 Jadwal Pelaksanaan (Progress) .............................................. 32
2.8 Prosedur Keluar Masuk Barang............................................... 32
2.9 Bahan Bangunan ..................................................................... 33
2.9.2 Kerikil ........................................................................................................ 34
2.9.3 Semen ...................................................................................................... 35
2.9.4 Air .............................................................................................................. 36
2.9.5 Baja Tulangan ......................................................................................... 36
2.9.6 Tiang Pancang ........................................................................................ 37
iv
2.9.7 Additive .................................................................................................... 37
2.9.8 Beton ........................................................................................................ 37
2.9.9 Beton Prategang..................................................................................... 37
2.10 Peralatan ................................................................................. 38
2.10.1 Alat Berat ............................................................................................. 39
2.10.2 Alat Ukur .............................................................................................. 39
2.10.3 Alat dan Penyelidikan Tanah ............................................................ 40
BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK ................................................41

3.1 Kondisi Awal Proyek ................................................................ 41


3.2 Pengujian Pondasi ................................................................... 42
BAB IV MASALAH DAN PENYELESAIAN YANG TERJADI DI PROYEK48

4.1 Masalah Dalam Proyek ........................................................... 48


4.2 Penyelesaian Masalah ............................................................ 49
BAB V PENUTUP ...............................................................................................51

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 51


5.2 Saran ....................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................53

LAMPIRAN ...........................................................................................................54

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek

Jembatan adalah suatu konstruksi yang digunakan


untuk meneruskan sebuah jalan melalui suatu rintangan
yang berada lebih rendah dari jalan tersebut, untuk
memudahkan hubungan suatu daerah atau wilayah dalam
perekonomian atau perindustrian barang.
Jembatan di perumahan KotaBaru Parahyangan
dibangun untuk sarana penghubung berbagai aktifitas dan
berbagai kegiatan manusia dalam hal transportasi. Jembatan
yang berada di perumahan ini
Perencanaan atau planning pada suatu desain
rekayasa sangat diperlukan, apalagi yang berhubungan
dengan industri kontruksi yang penuh dengan faktor terkait di
dalamnya dan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi,
sehingga diperlukan management konstruksi untuk
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya untuk menghasilkan suatu konstruksi secara efisien
dan efektif.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari Pembangunan Proyek ini adalah:


1) Meningkatkan pelayanan prasarana lalu-lintas yang
ada di perumahan KotaBaru Parahyangan.
2) Memenuhi kebutuhan akan tersedianya akses jalan
yang memadai sehingga menunjang efisiensi
transportasi di sekitar perumahan.

1
Adapun tujuan dari pembangunan proyek ni adalah:
1) Penambahan prasarana transportasi dalam rangka
mewujudkan pengembangan wilayah di Perumahan
KotaBaru Parahyangan
2) Untuk kelancaran pertumbuhan ekonomi.
3) Penambahan sistem jaringan jalan seiring dengan
meningkatnya arus lalu lintas di daerah tersebut.

1.3 Lokasi proyek

Kerja praktek ini dilakukan di Proyek Pembangunan


Jembatan di Perumahan Kotabaru Parahyangan. Lokasi proyek
pembangunan jembatan ini terletak di Padalarang Kabupaten
Bandung-provinsi Jawa Barat.

Gambar 1

2
BAB II
ORGANISASI DAN KONTRAK

2.1 Umum

Pelaksanaan proyek pembangunan jembatan terletak di


Padalarang Kabupaten Bandung. Proyek ini tidak terlaksana begitu
saja akan tetapi pembangunan proyek konstruksi ini diawali dengan
adanya ide dan gagasan disertai dengan adanya suatu tuntunan
akan kebutuhan sarana fisik atau bangunan. Dimana gagasan atau
ide tersebut tidak datang atau timbul secara langsung untuk
mendirikan suatu sarana bangunan tersebut. Akan tetapi
memerlukan suatu pemikiran yang menuju ke arah terciptanya
sarana fisik antara satu pihak yang mempunyai keinginan (owners)
dengan pihak lain yang melaksanakan idea tau gagasan tersebut.
Sedangkan untuk melaksanakan proyek tersebut
menyangkut empat aspek agar proyek tersebut layak untuk
dilaksanakan, yaitu :
Aspek teknis
Tujuan proyek tersebut dapat atau tidaknya dicapai dengan
menggunakan teknologi yang ada.
Aspek Yuridis
Hasil yang dicapai tersebut sesuai dengan aturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Aspek Sosial
Hasil yang ingin dicapai tersebut apakah menguntungkan
secara social untuk kepentingan masyarakat umum.
Aspek Ekonomis
Hasil yang ingin dicapai tersebut dari pelaksanaan proyek
apakah menguntungkan secara ekonomis.

3
2.2 Proses Pelelangan

2.2.1 Definisi Pelelangan

Pelelangan (tender) adalah suatu cara yang


ditempuh oleh perseorangan atau instansi pemerintah
atau badan hukum yang bertujuan untuk
menyelenggarakan atauu melaksanakan suatu
pekerjaan pembangunan fisik dengan tidak
melaksanakan sendiri pekerjaan tersebut , tetapi
dengan penunjukan/pelelangan kepada pihak lain
untuk melaksanakan pekerjaan atau proyek tersebut.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses
tender antara ain adalah tujuan, macam tender,
prosedur tender, seleksi peserta dan keputusan.

2.2.2 Jenis-jenis pelelangan

Pemilik proyek dapat memilih berbagai cara


untuk menentukan siapa yang akan melaksanakan
proyek tersebut. Hal-hal yang diharapkan dari
pelelangan adalah agar terjadi persaingan sehat dan
ketat, karena itu setiap kontraktor harus mampu
menunjukkan kelebihannya agar dapat memenangkan
pelelangan.
Dalam Keppres No.80/2003 dikenai dengan 4
(empat) cara memborongkan proyek atau dengan
kata lain ada 4 (empat) macam cara pengadaan
barang dan jasa, yaitu :
1. Pelelangan umum atau terbuka
2. Pelelangan terbatas
3. Pemilihan langsung
4. Penunjukan langsung

4
1. Pelelangan umum atau terbuka
Pelelangan umum adalah pelelangan yang dilakukan secara
terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa,
media cetak dan papan pengumuman resmi untuk penerangan
kepada masyarakat luas dunia usaha yang meminta dan memenuhi
kualifikasi dapat megikuti pelelangan. Pengikut hal ini (calon
peserta pelelangan) dengan catatan telah lulus prakualifikasi, baik
yang dilakukan oleh pejabat pemerintah ataupun pemilik proyek.
Cara ini untuk memiliki suatu kelebihan utama, yaitu
tingginya tingkat persaingan harga yang akan terjadi. Mengingat
banyaknya peserta lelang yang berdatangan akibat tersebar
luasnya pengumuman dan dapat menentukan kontraktor yang
mempunyai syarat dengan harga yang sangat bersaing. Menarik
untuk diperhatikan bahwa pemenang pelelangan dengan cara ini
adalah calon kontraktor yang sanggup memberikan penawaran
harga pekerjaan yang paling rendah. Di lain pihak ada juga suatu
kelemahan yang cukup marisaukan yaitu kurang terjaminnya
kualitas calon kontraktor yang mungkin terpilih. Hal ini jelas dari
sekian banyaknya peserta pelelangan yang masuk belum tentu
semuanya memiliki kuaitas dan bonaitas pekerjaan sesuai dengan
yang diinginkan pemilik proyek. Calon kontraktor yang terpilih
karena penawaran harganya yang paling rendah sangat mungkin
merupakan kontraktor sama sekali yang tidak dikenal. Dan tentu
saja kualitas pekerjaannya pantas untuk dipertanyakan. Hal ini
mungkin akan terjadi hal yang kurang baik atau hal tersebut akan
menjadi suatu kesalahan dalam pemilihan terutama dalam
pelelangan proyek-proyek yang beskala besar atau penting.
Pelelangan umum atau terbuka harus diumumkan secara
luas melalui media massa sehingga masyarakat luas
mengetahuinya.

5
2. Pelelangan terbatas
Pelelangan terbatas adalah pelelangan untuk pekerjaan
proyek konstruksi tertentu yang diikuti oleh sekurang-kurangnya 5
(lima) rekanan atau maksimum 10 (sepuluh) rekanan tertentu yang
masuk dalam Daftar Rekanan Terseleksi (DRT) yang dipilih di
antara rekanan yang tercantum dalam Datar Rekanan Mampu
(DRM) yaitu yang dinyatakan lulus dalam penilaian atau seleksi
(prakualifikasi) yang diadakan oleh jawatan pemerintah atau panitia
yang sesuai dengan bidang usaha atau ruang lingkupnya atau
kualifikasi kemampuannya. Dengan pengumuman secara luas
melalui media massa, media cetak dan papan pengumuman resmi
untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas dunia usaha
dapat mengetahui pelelangan ini. Pengumuman pemenang tender
ini tidak dilakukan secara terbuka.
Nilai-nilai positif yang dapat diperoleh dengan menerapkan
cara pelelangan seperti ini adalah kualitas kontraktor yang nantinya
akan terpilih cukup bagus dan memenuhi syarat, selain itu
persaingan dalam harga cukup terbuka sehingga pemilik proek
dapat mempertimbangkan alternatif-alternatif harga yang
ditawarkan oleh para peserta pelelang. Meskipun yang menjadi
salah satu pertimbangan utama dalam pemilihan kontraktor adalah
masalah harga, namun dengan memilih calon kontraktor yang
menawarkan harga paling rendah dalam kelompok peserta tadi
tidaklah merupakan ide yang merugikan, karena sudah diketahui
bahwa calon-calon kontraktor yang yang diundang semuanya
memiliki kualitas dan bonafitas yang terjamin. Namun ada
kemungkinan dari hasil pekerjaan proyek tersebut kurang
memuaskan bagi pemilik proyek.
Pelelangan terbatas diumumkan secara luas mlalui media
massa sekurang-kurangnya satu media cetak dan papan

6
pengumuman resmi untuk umum sehingga masyarakat luas yang
berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
3. Pemilihn langsung
Pemilihan langsung adalah pelaksanaan pengadaan barang
dan jasa tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas
yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3
(tiga) penawar dan melakukan negoisasi antara kedua belah pihak,
baik secara teknis maupun harga sehingga diperoleh harga
borongan yang wajar dan teknis yang dapat dipertanggung
jawabkan dari rekanan yang tercatat dalam daftar rekanan mampu
sesuai dengan bidang usaha, ruang lingkup atau kualifikasi atau
kemampuan. Dalam hal ini pihak pemborong dapat menolak atau
menerima harga yang ditawrkan oleh pihak pemilik.
Pemilihan ketiga penawar dalam kasus ini kontraktor ditunjuk
oleh pemilik proyek berdasarkan kepercayaan. Hubungan kerja
yang pernah atau sedang berlangsung antara mereka, dan reputasi
kontraktor itu sendiri. Tanpa mengetahui itu, sangat sulit untuk
mengenali dan memilih ketiga kontraktor trbaik dari daftar rekanan
mampu. Dari segi positif, cara ini boleh dikatakan cukup aman
asalkan pemilik proyek benar-benar mengetahui kualitas kerja
ketiga kontraktor tersebut. Kelemahan cara ini adalah kurangnya
persaingan dalam penawaran harga karena hanya ada tiga
penawar.
4. Penunjukan langsung
Penunjukan langsung adalah pelaksanaan pengadaan atau
pemborongan barang dan jasa yag dilakukan dari pemborong atau
rekanan golongan ekonomi lemah tanpa melalui pelelangan
terbatas atau pemilihan langsung .jadi disini pelaksanaan proyek
konstruksi dalam penunjukan calon pelaksana tanpa melakukan
penyeleksian terhadap pelaksana lainnya akan tetapi ditunjuk
lngsung. Pemilihan atau penunjukan langsung tersebut tidak bgitu

7
saja memilih calon pelaksana. Akan tetapi memperhatikan juga
segala bentuk persyaratan yang dibutuhkan oleh calon peserta
pemborong atau pengadaan barang dan jasa yang ada. Dan sesuai
dengan ketentuan peaturan-peraturan dalam pejanjian untuk dapat
mempertanggung jawabkan dalam pelaksanaan nantinya kepada
pihak pemilik proyek.

Penunjukan langsung ada dua cara, yaitu :


a. Task Work
Pemilik proyek hanya memerlukan tenaga dari luar sebagai
konsultan perencana dan pengawas, sedangkan bahan
bangunan disediakan oleh pemilik.
b. Penunjukan Penuh
Pelaksanaan pekerjaan diserahkan sepenuhnya kepada
kontraktor yang telah ditunjuk

2.2.3 Sistem Kontrak

1. Kontrak dalam dunia konstruksi


Setiap proyek konstruksi melibatkan beberapa pihak yang
diikat dengan hubungan kontraktual. Kontrak dalam suatu
pekerjaan konstruksi merupakan elemen yang sangat penting
dalam suatu proses kerjasama antara berbagai pihak untuk
mewujudkan suatu persetujuan yang telah disepakati.
Kontrak adalah suatu kesepakatan (perjanjian) yang
dilakukan secara sukarela antara pihak-pihak yang terlibat dan
mempunyai kekuatan hukum yang sifatnya mengikat. Kontrak
tersebut dapat berbentuk setelah ada pihak-pihak yang terlibat
telah saing menyetujui untuk mengadakan suatu transaksi.
Transaksi tersebut umumnya berupa kesanggupan oleh suatu
pihak untuk melakukan sesuatu bagi pihak lainnya dengan
sejumlah imbalan (monetary value) yang telah disepakati. Namun

8
tidak semua persetujuan dan transaksi dapat dijabarkan dalam
bentuk kontrak.
Persetujuan hanya dapat dilanjutkan dalam bentuk kontrak
jika memenuhi dua aspek utama, yaitu :
a. Saling Menyetujui
Suatu transaksi harus disetujui bersama oleh kedua
belah pihak dan persetujuan bersama ini harus mengikat
dan berlaku terhadap semua aspek prinsipil yang
menyangkut persetujuan tersebut.
Sebagai contoh dapat dikemukakan bilamana suatu
perusahaan pemilik property membuat prsetujuan
dengan suatu perusahaan kontraktor untuk membuat
sebuah gedung bertingkat, tetapi kedua belah pihak
belum berhasil untuk menyebutkan sejumlah biaya/warga
yang disepakati. Maka dapat dikatakan bahwa kontrak
antara kedua belah pihak tersebut belum terbentuk. Bila
dalam perkembangannya kedu belah pihak tersebut
sepakat dengan sebuah harga, maka persetujuan
tersebut dapat dituangkan ke dalam suatu dokumen
kontrak tertulis.

b. Adanya Penawaran dan Penerimaan (offer and


acceptance)
Dalam pembentukan suatu kontrak harus dilandasi
asas keadilan diantara pihak-pihak yang terlibat. Agar
suatu kontrak dapat terbentuk secara adil, maka pihak-
pihak yan terlibat dalam transaksi tersebut harus
diberikan kesempatan yang sama untuk melakukan
penawaran dan penerimaan.
Transaksi terjadi bila suatu pihak melakukan
penawaran kepada pihak lain dalam hal untuk

9
mengadakan suatu proyek dan pihak lain akan
memberikan tanggapan atas penawaran tersebut.
Jawaban atas penawaran tersebut dapat berupa
penerimaan atau penolakan dengan syarat harus melalui
suatu proses negosiasi.
2. Jenis-jenis kontrak
Dalam pekerjaan konstruksi dikenal 2 jenis kontrak, yaitu
kontrak dengan harga tetap (fixed price contract) dan kontrak biaya
ditambah jasa (cost plus fee contract).
Kontrak dengan harga tetap (fixed price contract)
Kontrak dengan harga tetap mewajibkan kontraktor
untuk melaksanakan pekerjaan hingga selesai dengan
jumlah total biaya pekerjaan sesuai dengan yang telah
disyaratkan di dalam kontrak. Perbedaan antara biaya total
yang dikeluarkan kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
dengan biaya yang tercantum di dalam kontrak menjadi
resiko yang harus ditanggung sendiri oleh kontraktor,
sehingga dapat menjadi keuntungan atau kerugian bagi
kontraktor.
Kontrak dengan harga tetap mengizinkan adanya
perubahan harga selama masa kontrak untuk penyesuaian
terhadap kenaikan harga bahan, upah atau volume
pekerjaan. Tetapi dalam prakteknya, terutama di Indonesia
tidak semua kontrak dengan harga tetap mengizinkan
adanya perubahan tersebut.

Dalam kontrak dengan harga tetap dikenal 2 jenis kontrak,


yaitu:

10
1. Kontrak lump sum (Lump sum contract)
Dalam kontrak lump sum ini kontraktor menawarkan
untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan biaya
tetap meskipun terjadi prubahan volume pekerjaan.
Jenis kontrak ini umum dipakai dalam konstruksi
bangunan gedung karena detail dan spesifikasi sudah
dapat ditentukan sehingga pihak pemberi tugas (owner)
sudah dapat memastikan besarnya biaya yang akan
dikeluarkannya.
Jenis kontrak ini membawa resiko yang lebih besar
bagi kontraktor jika dibanding pemberi tugas.
2. Kontrak harga satuan (unit price contract)
Pada kontrak harga satuan kontraktor menawarkan
untuk menyelesaikan berbagai jenis pekerjaan dengan
harga satuan tiap pekerjaan tetap dengan volume sesuai
dengan yang dikerjakan.
Dalam pemakaian kontrak harga satuan ini, peran
Quantiv Surveyor sangat besar dalam hal menghitung
volume kemajuan proyek dan menentukan besarnya
pembayaran (progress payment) yang akan dilakukan
pihak pemberi tugas.
Pihak pemberi tugas yang memakai kontrak harga
satuan ini tak dapat memperkirakan secara pasti
besarnya total biaya proyek hingga proyek 100% selesai
karena perubahan volume pekerjaan masih mungkin
terjadi.
Pada jenis kontrak ini resiko yang diterima kontraktor
maupun pemberi tugas sama atau resiko terbagi rata.

Dari kedua jenis kontrak yaitu kontrak harga satuan (unit


price contract) dan kontrak lump sum (lump sum contract) volume

11
pekerjaan bukanlah salah satu faktor penentu akan tetapi faktor lain
yang dapat mempengaruhi dalam hitungan biaya adalah :

1. Lokasi proyek
Faktor ini sangat menentukan dalam hubungan mudah atau
tidaknya dalam pengadaan material yang diperlukan.
2. Waktu pelaksanaan pekerjaan
Kontraktor harus memperhitungkan jangka waktu pelaksanaan,
karena adanya kemungkinan biaya pekerjaan dan ondisi
alam/cuaca. Selain itu harus diprtimbangkan pula kemungkinan
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dan kenaikan harga barang.
3. Kondisi dan situasi proyek
Keadaan medan sekitar proyek, medan yang sangat sulit akan
memperbesar biaya transportasi, kontraktor harus mengetahui
keadaan cuaca, data sondir tanah, prletakan ultinitas dan keadaan
social proyek.
4. Syarat da mutu bahan
Bila disyaratkan mutu bahan yang dipakai berkualitas tinggi maka
hanya pekerjaan pun akan menjadi tinggi, sehingga pula dengan
pelaksanaan dan perawatan yang digunakan.
5. Kualitas tenaga kerja
Semakin sulit suatu pekerjaan semakin dibutuhkan tenaga kerja
yang terampil, upah yang diberikan akan lebih tinggi, dari upah
yang diberikan pada pekerja biasa.
6. Peralatan yang digunakan
Semakin rumit dan banyak alat yang digunakan semakin besar pula
pekerjaan.
7. Tingkat inflansi
8. Pajak

12
Kontrak biaya ditambah jasa (Cost plus fee contract)

Jenis kontrak ini mewajibkan pemberi tugas membayar


biaya nyata yang dikeluarkan kontraktor dalam menyelesaikan
pekerjaan ditambah biay atas jasa yang dilakukan oleh
kontraktor.

Kontrak biaya ditambah jasa sangan jarang digunakan,


disebabkan kesulitan pihak pemberi tugas dalam
mengendalikan biaya yang dikeluarkan oleh kontraktor dalam
menyelesaikan pekerjaan. Kontrak jenis iasanya digunakan
pada pekerjaan-pekerjaan kecil atau pekerjaan yang sulit untuk
ditetapkan terlebih dahulu harga satuannya atau harga total
pekerjaannya.

Kontrak biaya ditambah jasa dibedakan atas cara


menetapkan besarnya biaya atas jasa yang diberikan oleh
kontraktor.

1. Biaya atas jasa yang besarnya telebih dahulu ditetapkan


(cost plus fixed fee) dan tidak berubah meskipun biaya
proyek bertambah atau berkurang.
2. Biaya atas jasa yang besarnya berdasarkan persentase
biaya nyata yang dikeluarkan oleh kontraktor (cost plus % of
cost) persentase ini ditetapkan terlebih dahulu pada satu nilai
yang tetap.
3. Biaya atas jasa yang besarnya berdasarkan persentase
biaya nyata yang dikeluarkan oleh kontraktor (cost plus
sliding fee). Kontrak jenis ini diesbut juga target kontrak.
4. Biaya atas jasa ditetapkan berdasarkan suatau formula yang
disepakati oleh pemberi tugas dan kontraktor tetapi bebeda
dengan yang telah disebut diatas (cost plus profit sharing
clause). Misalnya dengan bonus bila jumlah biaya yang

13
dikeluarkan untuk penyelesaian lebih kecil dari yang
direncanakan dan dikenakan hukuman (penalty) bila biaya
yang dikeluarkan lebih besar dari yang direncanakan.
3. Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek kontruksi

Dalam setiap pelaksanaan proyek kontruksi


secara umum selalu melibatkan pihak, yaitu :

1. Pemberi tugas/pemilim proyek (owner)


2. Pelaksana proyek/kontraktor
3. Perencana proyek/konsultan

Ketiga pihak ini mempunyai keterkaitan berupa


hubungan fungsional maupun hubungan kontraktual.
Hubungan fungsional adalah hubungan antara dua pihak
atau lebih sehubungan dengan pekerjaan yang merka
lakukan. Hubungan fungsional ini terjadi antara pemberi
tugas dengan kontraktor, anatar pemberi tugas dengan
konsultan, dan atara kontraktor dengan konsultan.

Sedangkan hubungan kontraktual adalah


hubungna perikatan antara dua pihak atau lebih
bedasarkan suatu surat perjanjian yang berkekuatan
hukum. Hubungan kontraktual ini terjadi antar pemberi
tugas dengan kontraktor dan konsultan.

14
Tabel contoh pihak-pihak yang terlibat dan fungsinya

BAGIAN LINGKUP TUGAS


KERJA
PEMILIK Studi Mendanai proyek
kelayakan
Desain Memberikan keputusan yang
menyangkut pada kebijakan proyek
PENGEMBANG Pelaksana Bersama konsultan perencana
mengadakan studi kelayakan dan
membuat desain proyek
KONSULTAN Pengawasan Mengawasi pelaksanaan proyek
PENGAWAS dilapangan agar sesuai kontrak dan
melaporkannya kepada pemilik proyek
Memberikan jaminan pelaksanaan
setelah mendatangani kontrak
KONTRAKTOR Pelaksanaan Melaksanakan proyek sesuai kontrak
Memberikan jaminan pemeliharaan
SUB Pelaksanaan Melaksanakan pekerjaan tanah
KONTRAKTOR
SUB Pelaksanaan Melaksanakan pekerjaan pondasi
KONTRAKTOR 2
SUB Pelaksanaan Melaksanakan pekerjaan beton
KONTRAKTOR 3
SUPLIER/ Pelaksanaan Bertanggung jawab terhadap pengadaan
PEMASOK material dan peralatan selama proyek
PEMERINTAH Persiapan Memberi izin berdirinya bangunan (IMB)
BANK Pendanaan Membantu modal dalam mendirikan
bangunan

15
Bagan hubungan antara pihak-pihak yang terkait dalan
satu proyek

Pemilik proyek

Konsultan Pengawas Konsultan


Perencana

Kontraktor

Sub kontraktor Sub kontraktor


pondasi Ready Mix

Sub kontraktor Sub kontraktor


pelaksanaan tanah Beton Prategang

Suplier

16
Table contoh hubungan atara pihak-pihak yang terkait
No Pihak yang Jenis Keterangan
berhubungan hubungan
1 Pemilik - Kontraktual Pemilik memberi teguran pada kontraktor
kontraktor jika melanggar kesepakatan proyek
Pemilik dan kontraktor memenuhi
perjanjian sesuai dengan isi kontrak
Kontraktor membuat laporan kemajuan
proyek
Kontraktor membuat estimasi biaya
proyek yang kemudian diserahkan
kepada pemilik
2 Pemilik Kontraktual Konsultan mengajukan desain kepada
konsultan pemilik proyek
perencana
3 Pemilik Kontraktual Memberikan laporan jalannya proyek
konsultan kepada pemilik
pengawas
4 Kontraktor sub Kontraktual Melakukan control terhadap
kontraktor subkontraktor agar kegiatan kontruksi
dapat berlangsung tepat waktu
5 Kontraktor - Kontraktual Mengawasi pengadaan bahan bahan
pemasok untuk keperluan proyek
6 Subkontraktor - Fungsional Pemasok menyediakan dan
pemasok mengantarkan bahan-bahan kebutuhan
yang dibutuhkan subkontraktor
Pemasok menyediakan bahan-bahan
tersebut sesuai dengan jangka waktu
yang disepakati dan standar mutu yang
ditetapkan

17
No Pihak yang Jenis Keterangan
berhubungan hubungan
7 Kontraktor - Fungsional Melaksanakan proyek sesuai dengan
konsultan desain yang diajukan konsultan
perencana dan disetuji oleh pemilik

Tabel dokumen kontrak antara pemilik dengan kontraktor

No KEGIATAN/PROSES DOKUMEN YANG DIPERLUKAN


1 Pemilik mengundang 1. Undangan yang menyangkut :
kontraktor a. Pemberi informasi
Pemberitahuan akan adanya
proyek dengan penjelasan
singkat mengenai pemilik
atau sponsor dan
penyandang dana
Keterangan singkat lingkup
proyek, lokasi dan perkiraan
kurun waktu pelaksanaan
Rencana jenis kontrak yang
akan dipakai
Permintaan informasi
Kesediaan mengikuti lelang
Pengalaman singkat
perusahaan
Indikasi tenaga ahli
Keterangan singkat posisi
kekurangan perusahaan
2. Denah kapling
2 Pemilik mengadakan Daftar pendek (short line) dari kontraktor yang

18
prakualifikasi berminta untuk ikut lelang sehingga didapat
kontraktor yang dianggap layak untuk ikut lelang
dengan mengumpulkan data :
1. Aspek Tehnik dan Manajement
a. Pengalaman pekerjaan pada proyek
sejenis
b. Pernah menangani volume pekerjaan
yang setara
c. Pernah bekerja di Negara atau
Regional yang bersangkutan
d. Tersedianya tenaga ahli dan peralatan
pada waktu yang ditentukan
2. Aspek Financial dan Komersial
a. Posisi financial yang ditunjukan oleh
neraca (balance sheet) dan arus kas
(cash flow) selama 2-3 tahun terakhir
b. Total nilai kontrak yang saat ini sedang
ditangani
c. Kemampuan memperoleh kredit dan
jaminan keuangan
3 Pemilik menyerahkan paket Dokumen lelang
lelang
4 Kontraktor membuat proposal Proposal yang berisi
dan mengajukan pada 1. Aspek Teknis dan Manajemen (T&M)
pemilik a. Diskusi Teknis
b. Program kerja
c. Fasilitas
d. Kemampuan Manajemen
e. Progrsm Manajemen
f. Pengendalian biaya dan jadwal

19
g. Riwayat dan pengalaman perusahaan
2. Aspek biaya (harga) atau komersial
a. Total biaya
b. Unsur-unsur biaya/perincian biaya
c. Prosedur dan teknik kalkulasi biaya
yang dipakai
5 Menerima, meneliti dan Kriteria evaluasi
mengkaji proposal
6 Mengadakan lelang terbuka 1. Lembaran evaluasi Teknik dan Manajemen
2. Evaluasi harga/komersial
7 Penentuan pemenang lelang Dokumen penandatangan kontrak
dan penandatanganan
kontrak

2.2.4 Proses pelaksanaan pelelangan

Tujuan pelelangan ini adalah suatu cara yang


diambil oleh istasi suatu pekerjaandengan tidak
melaksanakan sendiri, melainkan dengan tidak
melakukan penunjukan kepada pihak lain untuk
melaksanakan secara fisik pekerjaan pembangunan
jembatan sesuai dengan syarat yang telah
ditentukanatau dengan kata lain adalah suatu cara
untuk mecari kontraktor yang akan diserahi pekerjaan
dan kemudian menyelesaikan suatu dengan
keinginan pihak owner. Untuk proyek ini dalam
system pelelangannya dengan cara pelelangan
umum/terbuka.

Dokumen lelang terdiri dari :

20
A. Surat penawaran harus bermatrai, bertanggal dan
ditandatangani oleh yang berhak
B. Lampiran surat penawaran terdiri dari.
1. Surat kuasa dan berkas rekanan
2. Jaminan penawaran
3. Daftar kuantitas dan harga
4. Analisa harga satuan pekerjaan
5. Daftar upah
6. Daftar harga bahan
7. Daftar harga sewa alat
8. Metode pelaksanaan
9. Jadwal waktu pelaksanaan
10. Daftar
11. Daftar peralatan utama
12. Bagan pekerjaan yang di subkontraktor
13. Analisa harga satuan bahan
14. Surat dukungan pengadaan aspal panas (Hot
Mix)
15. Surat dukungan pengadaan Beton Precast
16. Surat dukungan pengadaan bahan (Quarry)
17. Surta dukungan pengadaan Beton Ready Mix
18. Surat dukungan jaminan kualitan konstruksi
19. Dokumen kualifikasi
a. Rekanan ijin usaha jasa kontruksi (INJK)
b. Rekanan sertifikan badan usaha (SEU)
c. Rekanan bukti-bukti tanda terima kasih
telah melunasi
d. Rekanan akte pendirian
perusahaan/perubahannya
e. Daftar pengalaman kerja selama 7 tahun

21
f. Daftar tenaga (SDM), peralatan dan fasilitas
lainnya
g. Menyampaikan surat dukungan tenaga dari
bank swasta/pemerintah sekurang-
kurangnya 10%
h. Menyampaikan lembar kualifikasi
perhitungna K9, SKK dan SKP
i. Pernyataan diatas materai bahwa semua
data/informasi yang disampaikan adalah
benar
j. Dokumen lain yang diminta pada saat
penjelasan lelang
k. Surat pernyataan diatas materai tidak
dalam pengawasan pengaadilan, tidak
bangkrut dan kegiatan usaha sedang tidak
dihentikan atau tidak sedang mengalami
sanksi pertama
l. Referensi bank
20. Sumber bestek dan gambar detil

2.3 Data Proyek

2.3.1 Data Umum Proyek

1. Nama proyek : Pembangunan Jembatan 4


Kota Baru
2. Lokasi proyek : KotaBaru Parahyangan
3. Pemilik proyek : PT.Bela Putra Intiline
4. Sumber dana : PT. Bela Putra Intiline
5. Nilai kontrak : Rp. 72.000.000.000
(Tujuh Puluh Dua Milyar Rupiah)

22
6. Nomor kontrak : 4/BPI/TECH-PP
7. Jenis kontrak : Unit Price Contract
8. Tanggal kontrak : 29 Juni 2015
9. Mata uang : Rupiah
10. Denda keterlambatan : 1% nilai maksimum, 5% dari
nilai kontrak
11. Pembebasan lahan : Owner
12. Pengguna jasa dan penyedia jasa
Pengguna jasa : Owner
Jabatan : Direktur PT.Bela Putra Intiline
Penyedia jasa : PT.Adhi Karya
13. Sumber dana dan biaya
Sumber dana : PT. Bela Putra Intiline
14. Konsultan pengawas
Nama instansi : PT. Maratama Cipta Mandiri
15. Konsultan perencana
Nama instansi : PT. Delta Global Struktur
16. Kontraktor
Nama instansi : PT.AdhiKarya
Alamat : JL. Raya Pasar Minggu KM.18
17. Sistem pelelangan : Pelelangan Umum
18. Lama pembangunan : 540 hari (24 Juni 2015-
15 Desember 2016)
19. Investasi :

23
2.3.2 Data Teknik Proyek

1. Nama Jembatan : Jembatan di Perumahan


Kota Baru Parahyangan

2. Panjang Jembatan : 215 meter

3. Lebar Jembatan : 2 10.77 meter

4. Bore Pile : 176 titik- 1200 mm

5. Tinggi Pier : 25m (sampai dengan pier table)

6. Jumlah Pier : 4 Pier + 2 abutment

7. Tinggi Deck : 2.500-5.312 m

8. Bentang Terpanjang : 105.00 m

9. Alinyemen Horizontal : lurus

10. Pier Balanced Cantilever

Span : 105.00 m
Pier table : 15.20 m
Segmen : 12 @ 4.50 m + 16 @ 4.00m
+ 16 @ 3.50 m + 4 @ 3.60 m
Closure : 2.00 m

2.3.3 Data Sondir

Lokasi Pembangunan Jembatan di Perumahan


KotaBaru Parahyangan, Kabupaten Bandung merupakan
penambah akses jalur transportasi .

Lingkup penyelidikan sesuai dengan tujuan rencana


yang dilaksanakan yaitu meliputi pengujian lapangan dengan
alat sondir sebanyak dua titik pemeriksaan dengan

24
menggunakan metoda penetrasi statis, memakai alat sondir
type Bekonus kapasitas tekanan 2,5 ton alat bor mesin merk
ZT.100 .

Dari hasil pemeriksaan pengeboran maka dapat


dikatakan karakteristik lapisan tanah yang terletak dilapisan
ketiga merupakan lapisan lempung mengandung kerikil
warna bau-abu keputihan dengan nilai N-15.60 dan memiliki
tekanan tanah konus kg/cm2. Penyebaran berada pada atau
antara 5-15 meter mts.

2.3.4 Tinjauan Daya Dukung Tanah

Dalam perencanaan pondasi, pondasi yang digunakan


adalah pondasi tiang, dasar pemilihan pondasi yang akan
digunakan didasarkan atas :

a) Fungsi bangunan atas yang akan dipikul oleh pondasi


tersebut
b) Besar beban dan beratnya bangunan atas
c) Keadaan tanah dimana bangunan tersebut akan
diberikan
d) Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas

Daya dukung tanah berdasarkan data bor tanah


Untuk diameter tiang 350, 400, 450 dan 600
dengan daya dukung antara 1,5-15,6 ton per tiang
dengan rincian sebagai berikut :
a. Untuk diameter tiang 350 mm = 1,50 ton-76,20
ton per file
b. Untuk diameter tiang 400 mm = 2,14 ton-90,47
ton per file

25
c. Untuk diameter tiang 450 mm = 4,62 ton-
156,00 ton per file
Bila ditinjau sifat karakteristik dan sifat
tanahnya, maka untuk tumpuan pondasi maka dapat
diletakkan pada keadaan 11-15 m dari mts.
Daya dukung tiang berdasarkan data sondir
Untuk diameter tiang 350, 400, 450 dan 600
berkisar antara 4,453-54,385 ton pertiang dengan
rincian sebagai berikut :
a. Untuk diameter tiang 350 mm = 19,01 ton-
31,80 ton per file
b. Untuk diameter tiang 400 mm = 22,34 ton-
35,19 ton per file
c. Untuk diameter tiang 450 mm = 25,81 ton-
39,04 ton per file
d. Untuk diameter tiang 600 mm = 38,24 ton-
56,23 ton per file

2.4 Waktu Pelaksanaan Proyek

Pembangunan Jembatan di Perumahan KotaBaru


Parahyangan-Kabupaten Bandung, waktu pelaksanaan proyek
yang telah direncanakan yaitu 24 Juni 2015 hingga 15 Desember
2016

26
2.5 Struktur Organisasi

2.5.1 Organisasi kegiatan

PIMPINAN BAGIAN KEGIATAN

PIMPINAN KEGIATAN

BENDAHARA

PELAKSANAAN
ADMINISTRASI

PENGAWAS PENGAWAS
LAPANGAN LAPANGAN

Gambar 2. Organisasi Kegiatan

27
2.5.2 Organisasi Kontraktor

DIRECTOR

MANAGER

SITE MANAGER

ADM. PROYEK PELAKSANA SUVERVISOR QUANTITY SURVEYOR

DESIGN AND CONSTRUCTION WORKS

Gambar 3. Organisasi Kontraktor

28
2.6 Tugas dan Tanggung Jawab

Dalam organisasi proyek tersebut berperan masing-


masing pihak terlibat, dapat dijelaskan sebagai :

a. Pemilik proyek
Pemilik proyek merupakan seseorang atau badan usaha
pemerintah atau swasta dan pihak tertentu yang memiliki
gagasan, dana yang menginginkan suatu pekerjaan
dilaksanakan oleh suatu pihak sehubung dengan
kepentingan atas hasil pekerjaan , tugas dan tanggung
jawab pemilik proyek tersebut.
Mengawasi dan emeriksa pekerjaan yang
dilaksanakan oleh penyedia jasa
Melakukan perubahan proyek
Menggunakan pembayaran
Menggunakan denda/sanksi keterlambatan
Membayar uang muka, hasil pekerjaan dan uang
retensi
Menyerahkan seluruh atau sebagian lapangan
pekerjaan
Member instruksi
Membayar ganti rugi, membayar pembebasan lahan,
melindungi dan membela penyedia jasa terhadap
semua tuntunan hukum dan tanggung jawab yang
ditimbulkan karena kesalahan atau pelanggaran
kontrak yang dilakukan oleh pengguna jasa.
b. Konsultan perencana
Konsultan perencana merupakan perusahaan yang
memenuhi persyaratan untuk melakukan tugas sebagai
berkonsultasi dalam bidang perencanaan lingkungan,
perencanaan konstruksi beserta kelengkapannya. Dalam

29
proyek pembangunan jembatan di Perumahan KOtaBaru
Parahyangan yang menangani struktur, arsitektur adalah
PT.Adhikarya.

c. Konsultan pengawas
Konsultan pengawas merupakan perusahaan yang
memenuhi persyaratan untuk melakukan tugas sebagai
pengawas pekerjaan di lapangan sehingga pekerjaan di
lapangan sesuai dengan rencana kerja yang sebelumnya
telah dibuat.
d. Kontraktor
Kontarktor merupaka perusahaan atau badan usaha
yang melaksanakan perkerjaan sesuai gambar rencana dan
spesifikasi, pada pembangunan proyek ini kontraktor butama
yang melakukan perkerjaan struktur adalah PT. Adhikarya,
untuk mempercepat pelaksanaan, maka kontraktor utama
menunjuk beberapa sub kontraktor untuk melakukan
pekerjaan yang memerlukan spesialis tertentu seperti
pekerjaan pondasi, beton dan lain sebagainya.
Hak dan kewajiban kontraktor :
Menerima pembayaran uang muka, hasil
pekerjaan retansi
Menerima pembayaran ganti rugi
Melakukan dan menyelesaikan pekerjaan sesuia
dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak.
Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara
periodic kepada pengguna jasa.
Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan
jadwal penyerahan yang telah ditetapkan dalam
kontrak.

30
Hubungan subkontraktor dengan kontraktor utama :

Sub kontraktor memiliki hubungan kontrak dengan


kontraktor utama
Sub kontraktor mendapat pembayaran langsung
dengan kontraktor utama
Pada owner mengehendaki perubahan maka
dapat meminta kepada kontraktor, namun sub
kontraktor harus dapat menunjukkan bukti tertulis
bahwa perubahan tersebut memang dikehendaki
kontraktor utama bila owner menanyakan
perubahan tersebut.
Kontraktor utama yang memberikan persetujuan
material apa saja yang digunakan (approval
material) sesuai dengan yang telah disepakati
kontraktor utama dengan owner.
e. Sub kontraktor
Sub kontraktor adalah perusahaan atau badan usaha
yang ditunjuk oleh kontraktor utama untuk melakukan
pekerjaan yang memerlukan keahlian atau spesialisasi
tertentu seperti untuk melaksanakan pekerjaan tanah,
pekerjaan pondasi, pekerjaan beton ready mix, pekerjaan
beton bertulang pracetak dan pekerjaan lainnya.
f. Supplayer
Supplayer merupakan perusahaanatau badan usaha
yang ditunjuk oleh pihak kontraktor utama atas persetujuan
owner yang bertugas menyuplai/mengirim barang-barang
yang dibutuhkan oleh pihak kontraktor utama dalam
pembangunan jembatan di perumahan KotaBaru
Parahyangan.

31
2.7 Jadwal Pelaksanaan (Progress)

Dengan adanya pelaksanaan pekerjaan dan


(progress) dapat memudahkan kontraktor untuk memonitor
realisasi pekerjaan yang sedang berlangsung di lapangan
dengan pelaksanaan yang telah direncanakan sebelumnya.

2.7.1 Jadwal Pelaksanaan Proyek Pembangunan


Jembatan di Perumahan KotaBaru Parahyangan

Pembangunan jembatan di Perumahan


KotaBaru Parahyangan Kecamatan Padalarang-
Kabupaten Bandung dilaksanakan pada hingga.

2.7.2 Biaya atau Upah Tenaga Kerja

Pada proyek pembangunan jembatan di


Perumahan KotaBaru Parahyangan

2.7.3 Jenis Pekerjaan dan Volum Pekerjaan

2.8 Prosedur Keluar Masuk Barang

Untuk lebih lancarnya pelaksanaan pekerjaan suatu


proyek, maka dibuat suatu pengaturan keluar masuk alat dan
bahan. Sistem pengaturan bahan dan alat dalam
pelaksanaannya harus melalui prosedur sebagai berikut :

a. sistem pemesanan bahan


b. sistem pemasukan bahan
c. sistem pemasukan bahan
d. kontrol bahan
e. cara peminjaman, pengambilan dan penggunaan alat.

32
Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat dan bahan
masuk ke lokasi proyek sesuai dengan yang dibutuhkan
atau dalam pengiriman bahan, pengirimannya secara
bertahap.

2.9 Bahan Bangunan

2.9.1 Pasir (Agregat)

Pasir yang digunakan terdiri dari butiran-butiran


mineral yang keras dengan ukuran butirannya telah
ditentukan. Ukuran dari pasir ini harus sesuai dengan
aturan yang berlaku supaya gradasinya bagus.
Persyaratan yang harus dipenuhi adalah :

a. Pasir yang diayak menggunakan ayakan


ISO, maka :
Sisa di atas ayakan 4 mm harus
minimum 2% berat.
Sisa di atas ayakan 1 mm harus
minimum 2% berat.
Sisa di atas ayakan 0,25% harus
berkisar antara 80%-95% berat.
b. Tidak mengandung zat-zat organic yang bisa
mengurangi mutu beton, adukan, pasangan
atau plesteran.
c. Pasir laut tidak dipakai sebagai agregat
halus karena akan menyebabkan korosi
pada struktur beton.
Pemeriksaan pasir/agregat harus secara
praktis dapat dilakukan sebagai berikut :

33
a. Dilihat dari warnanya, apabila warna kemerahan
maka pasir tersebut mengandung lempung atau
lumpur. Jadi pasir yang baik adalah berwarna
kehitam-hitaman dan bersih dari kotoran.

b. Apabila pasir yang cukup kering diambil dan


digenggam kemudian dilepas lagi pada tangan
akan terasa tajam dan pasir tidak mengumpul, ini
menandakan bahwa mutu atau kualitas pasir
tersebut bagus.

2.9.2 Kerikil

Batu pecah merupakan agregat kasar dalam


campuran beton. Agregat kasar ini merupakan butiran
mineral keras yang berdiameter antara (5-25) mm.
kandungan lumpurnya tidak boleh melebihi 1%, bila
melebihi dari batas yang telah ditentukan, maka
agregat tersebut dicuci terlebih dahulu sebelum
digunakan.

Persyaratan yang harus dipenuhi adalah :

a) Bagian butir yang panjang dan pipih,


maksimum adalah 20% dari berat, terutama
untuk beton yang bermutu tinggi.
b) Kemampuan bereaksi terhadap alkali harus
negative.
c) Kadar lumpurnya maksimum 1% dari berat.
Kalau kadar lumpur melebihi 1% agregat kasar
ini harus dicuci dahulu sebelum digunakan.

Bahan baku yang diperlukan :


1. split (batu pecah) 12 cm

34
2. split (batu pecah) 23 cm

3. split (batu pecah) 35 cm

4. abu batu

5. batu belah

6. batu belah 5/7

7. batu belah 7/10

8. barangkal

2.9.3 Semen

Semen merupakan salah satu komponen


dalam pembuatan struktur beton ini. Hanya satu merk
dari type semen yang harus dipakai untuk pekerjaan
struktur beton. Semen harus diangkut kelapangan
dalam keadaan tertutup dalam kantong yang terjepit
lengkap dalam jumlah yang secukupnya untuk dapat
dipergunakan pada pelaksanaan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan, dan dijaga agar semen tidak
menjadi lebih lembab. Sebelum dipakai semen harus
terlindung dari pengaruh cuaca sepanjang waktu dan
hanya dipergunakan pada saat yang diperlukan.
Penimbunan semen yang baru didatangkan tidak
boleh dilakukan di atas timbunan semen yang sudah
ada dan pada umumnya dalam pemakaian semen
harus dilakukan menurut urutan pengiriman semen.
Penimbunan semen ini tidak boleh melebihi
ketahanan semen beserta kemasannya.

35
Apabila semen telah disimpan lama dan atau
mutunya diragukan, maka sebelum dipakai harus
dibuktikan terlebih dahulu bahwa semen tersebut
masih memenuhi syarat.

2.9.4 Air

Air yang digunakan dalam campuran,


perawatan atau pemakaian lainnya harus bersih dari
bahan yang merugikan seperti minyak, asam, basa,
gula, garam dan bahan-bahan organic lainnya atau
bahan yang merusak beto atau baja tulangan. Air
yang akan dipakai harus diuji terlebih dahulu dan
harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO T26. Air
yang digunakan diambil di area setempat.

2.9.5 Baja Tulangan

Baja tulangan ini merupakan salah satu


komponen dalam pembuatan konstruksi beton. Dalam
melaksanakan pekerjaan ini, harus diselesaikan
dengan hasil yang telah dibuat digambar perencana,
baja tulangan ini juga harus baik dalam
menyambungkan baja tulangan, supaya beton yang
akan dibuat kualitasnya bagus.

Baja tulangan yang digunakan dalam proyek


pembangunan jembatan di Perumahan KotaBaru
Parahyangan adalah dengan menggunakan baja
tulangan

36
2.9.6 Tiang Pancang

Tiang pancang yang digunakan pada


pembangunan jembatan di perumahan KotaBaru
Parahyangan adalah jenis tiang pancang beton
bertulang pracetak dengan ukuran . Cm dengan
panjang tiang 6 m.

Dalam proses pemancangan harus dikerjakan


oleh tenaga kerja ahli dalam bidangnya karena resiko
keamanan dan diawasi oleh pengawas lapangan.

2.9.7 Additive

Additive adalah tambahan dalam adukan


beton, additive tricosal V2 (0,001% per 1 Kg semen),
berfungsi untuk mempercepat proses pengerasan
beton. Begitu juga dalam proyek ini menggunakan
bahan tersebut karena selama melakukan pekerjaan
pengecoran cuaca daerah tersebut sering terjadi
hujan.

2.9.8 Beton

2.9.9 Beton Prategang

Beton prategang atau pracetak didefinisikan


sebagai suatu sistem struktur beton khusus dengan
cara memberikan tegangan awal tertentu pada
komponen sebelum digunakan untuk mendukung
beban luar sesuai dengan yang diinginkan. Tujuan
memberikan tegangan awal atau prategang adalah
untuk menimbulkan tegangan awal beban beton pada
lokasi dimana nantinya akan timbul tegangan tarik
pada waktu komponen mendukung beban sedemikian

37
rupa hingga diharapkan sewaktu beban seluruhnya
bekerja tegangan tarik total berkurang atau tidak ada.

Cara biasa dilakukan untuk penerapan gaya


prategang pada komponen struktur adalah dengan
menggunakan tendon baja, terdapat dua cara
pelaksanaan pemberian prategang :

1. Pra penarikan (pretensioning)


Cara pemberian prategang pada beton dimana
tendon ditarik untuk ditegangkan sebelum
pengecoran.
2. Post tensioning
Post tensioning merupakan suata cara
memberikan prategang pada beton, dimana
tendon baru ditarik setelah betonnya dicetak
terlebih dahulu dan mempunyai cukup
kekerasannya untuk menahan tegangan sesuai
dengan diinginkan.

2.10 Peralatan

Demi kelancaran pelaksanaan pekerjaan maka


kontraktor harus menyediakan peralatan sesuai dengan
kebutuhan. Pemakaian peralatan memerlukan ketelitian
dalam pengoperasian dan pemeliharaan, sehingga efisiensi
waktu, tenaga dan biaya dapat dicapai. Pemilihan peralatan
sangat tergantung pada jenis pekerjaan, kondisi lapangan,
lama pelaksanaan, biaya dan tenaga terampil yang dimiliki.
Setelah mengetahui jenis pekerjaan, kondisi lapangan dan
lain-lain, kontraktor menyusun jadwal pemesanan peralatan
beserta operatornya.

38
2.10.1 Alat Berat

Alat-alat berat yang digunakan pada proyek ini antara


lain :

a) Becku, adalah alat untuk menggaruk bagian


tanah
b) Diesel Hammer
c) Mesin las
d) Genset
e) Exsavator
f) Dump truck
g) Baching plant
h) Concrete pump
i) Truck mixer
j) Tank truck water
k) Motor greder
l) Vibro poner

2.10.2 Alat Ukur

Dalam suatu pekerjaan konstruksi sangat


diperlukan sekali alat ukur supaya dalam
melaksankan pembuatan suatu konstruksi dapat
berjalan dengan baik, adapun alat-alat ukur yang
digunakan dalam proyek ini adalah Teodolit, meteran,
unting-unting dan waterpas. Proses pengukuran
dilakukan oleh 1 orang tukang ukur dan dibantu oleh 2
orang pekerja.

Pekerjaan pengukuran dilakukan untuk


mencari titik control yang kemudian dilakukan dengan
titik-titik detail yang akan dibangun. Pengukuran

39
dilakukan 2 kali (Pulang pergi untuk menjamin
ketelitian pengukuran).

Pada saat pengukuran, kesalahan ukur tidak


boleh lebih dari 10 detik dan 5 mm untuk jarak,
apabila tidak memenuhi syarat maka pengukuran
harus diulang kembali.

Untuk memperjelas titik-titik pada saat


pengukuran maka dilakukan pemasangan patok yang
terbuat dari balok beton berukuran 101010 Cm dan
pemasangan patok kayu yang berukuran 4550 Cm.
Pengukuran dilakukan pada pukul 12.00-15.30 setiap
jam kerja untuk menjamin akurasi data akibat dari
pengaruh sinar matahari.

2.10.3 Alat dan Penyelidikan Tanah

Dalam memulai suatu pekerjaan proyek,


khususnya pada proyek yang menggunakan
pembebanan sangat besar seperti pembangunan
jembatan di Perumahan KotaBaru Parahyangan maka
perlu diadakan penyelidikan tanah, adapun peralatan
yang digunakan :

a) 1 unit bor mesin merk ZT-100


b) 1 unti alat sondir type berkonus kapasitas 2,5
ton
c) 1 unit kamera

40
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Kondisi Awal Proyek

Pada rencana awal proyek pembangunan jembatan di


Perumahan KotaBaru Parahyangan akan dilaksanakan pada
tahun 2013/2014, namun rencana tersebut mengalami
penundaan pengerjaan dikarenakan adanya masalah
pembebasan lahan. Sehingga pada tanggal 24 juni tahun
2015 pembangunan jembatan ini dilanjutkan kembali oleh
pihak PT.Adhi Karya. Proses kerja praktek ini berlangsung
selama 3 bulan.

Pada saat penulis melakukan kerja praktek, pekerjaan


yang sudah diselesaikan yaitu :

Pembebasan lahan
Pembuatan jalan baru
Pekerjaan galian
Pekerjaan timbunan
Pekerjaan kisdam

Dalam proyek ini penulis melaksanakan kerja praktek


pada pengerjaan :

Pengujia pondasi
Borpile
Pile cap

41
3.2 Pengujian Pondasi

Pengujian pondasi ada 3 jenis pengujian, yaitu :

1) Test PDA
2) Tes PIT
3) Loading Test

Pada pengujian pondasi di proyek pembangunan


jembatan di Perumahan KotaBaru Parahyangan
menggunakan metode TEST PDA.

Test PDA
Tes PDA atau Pile Driving Analyzer adalah salah
satu pengujian pada pekerjaan pondasi tiang
(pancang maupun bor). Tes ini dapat menilai
kapasitas beberapa tiang dalam 1 hari. PDA juga
mengevaluasi keutuhan tiang dan menyelidiki
tegangan dan energy palu selama instalasi tiang.
Palu pemancangan sendiri digunakan untuk
melakukan tes PDA, pada tiang pertama atau
produksi. Jika diperlukan, dapat dilaksanakan tes
ulang PDA bahkan setelah palu pemancangan tidak
lagi ada di lokasi, dengan menggunakan tumbukan
berat palu ke pondasi. Program PDA menghitung hasil
dari sinyal kecepatan dan gaya yang diperoleh
accelerometers dan strain tranduser yang terpasang
pada tiang uji. Mungkin sensor pintar atau tradisional.
Program CAPWAP analisis dari data PDA sangat
penting. Program ini menyediakan distribusi tanah
sepanjang tahanan pondasi dan mensimulasikan tes
beban statis. Korelasi antara program CAPWAP
simulasi dan actual tes beban statis telah

42
membuktikan keandalan dari metode ini dalam
menentukan kapasitas tiang.
Pada beban penguji adalah 1% dari kekuatan
ultimate (1500 ton) sehingga 1%=15 ton.

Ada 5 pengujian pada tes PDA, yaitu :


Tahap pengujian I : palu dipukul
setinggi 50 cm
Tahap pengujian II : palu dipukul
setinggi 100 cm
Tahap pengujian III : palu dipukul
setinggi 150 cm
Tahap pengujian IV : palu dipukul
setinggi 200 cm
Tahap pengujian V : palu dipukul
setinggi 250 cm

Pada pengujian PDA kekuatan yang diinginkan


tidak mencakup sehingga harus ditambah 6 tiang.

Bor Pile
Bor pile adalah salah satu jenis dari berbagai
macam bentuk jenis pondasi dalam,dengan
memiliki bentuk seperti tabung yang terdiri dari
campuran beton bertulang dengan dimensi
diameter tertentu yang dipasang didalam tanah
dengan menggunakan metode pengeboran terkini
sampai panjang kedalaman dengan tingkat
kekerasan daya dukung tanah yang diperlukan
untuk suatu konstruksi bangunan.
Pemasangan Bore Pile dimulai dengan proses
pembuatan lubang di dalam tanah dengan dimensi

43
vertikal menggunakan teknik pengeboran dengan
mesin bore pile ,bisa memakai teknik metode bor
kering (dry boring) atau bisa juga menggunakan
teknik pengeboran bor basah(wash
boring).Pelubangan dilakukan sampai dengan
kedalaman yang telah ditentukan sebelumnya atau
sampai tanah keras yang memenuhi perhitungan
daya dukung yang telah diperhitungkan
sebelumnya yang biasanya mengikuti data sondir
penyelidikan daya dukung tanah sebelum proses
pelaksanaan pekerjaan bore pile dilakukan.
Setelah proses pelaksanaan pelubangan tanah
dengan metode teknik pengeboran Bor Pile selesai
dikerjakan,proses selanjutnya yaitu dengan
pemasangan instalasi besi fabrikasi Bor Pile yang
biasanya telah dirangkai sebelumnya.Bentuk
Fabrikasi besi bor pile sendiri harusnya bundar
mengikuti bentuk dari lubang pengeboran itu sendiri
untuk mendapatkan hasil daya dukung pondasi
dalam yang dibutuhkan.
Pekerjaan selanjutnya yaitu pengecoran beton
basah kedalam lubang pondasi bor pile (cast in
site) yang sudah diinstal fabrikasi besi tadi,beton
bisa menggunakan seatmix dengan perbandingan
yang mengikuti standar SNI atau menggunakan
beton ready mix jika dilokasi memungkinkan untuk
dilakukan.Sebaiknya per satu lubang bor pile
selesai dibor langsung dilakukan instalasi besi dan
pengecoran untuk hasil yang maksimal.Dalam
proses pengecoran jika dalam pengeboran
menggunakan metode bor basah harus

44
menggunakan pipa tremi sebagai penghantar beton
sampai kedasar lubang bor agar tidak terlalu
bercampur dengan lumpur limbah hasil dari
pengeboran.Pipa tremi di isi dengan beton yang
masih basah sambil diangkat sedikit demi sedikit
sampai dengan selesai sampai lubang bor penuh.

Pile cap

Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima


beban dari kolom yang kemudian akan terus
disebarkan ke tiang pancang dimana masing-
masing pile menerima 1/N dari beban oleh kolom
dan harus daya dukung yang diijinkan (Y ton) (N=
jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang
bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah
sebesar N x (Y ton). Pile cap merupakan suatu cara
untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di
bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi
kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi
sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang
dapat menyebabkan beban tambahan pada
pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom,
pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser
dari pembebanan yang ada.

Beberapa keuntungan dari pile cap, yaitu :


1) Biaya pembuatannya kemungkinan besar
(dengan melihat letak lokasi dan lainnya),
murah bila dikonversikan dengan kekuatan
yang dapat dihasilkan.
2) Pelaksanaannya lebih mudah.

45
3) Di Indonesia, peralatan yang digunakan tidak
sulit untuk didapatkan.
4) Para pekerja di Indonesia sudah cukup terampil
untuk melaksanakan bangunan yang
mempergunakan pondasi tiang pancang.
5) Waktu pelaksanaannya relatif lebih cepat.

Tahapan-tahapan pengerjaan pile cap,


yaitu :

1) Setelah dilakukan penggalian tanah, dilakukan


pemotongan pile sesuai elevasi pile cap yang
diinginkan.
2) Tanah disekeliling pile digali lagi sesuai dengan
bentuk pile cap yang telah direncanakan.
3) Pada pile dilakukan pembobokan pada bagian
betonnya hingga tersisa tulangan besinya yang
kemudian dijadikan sebagai stek pondasi
sebagai pengikat dengan pile cap.
Pembobokan hanya sampai elevasi dasar pile
cap saja.

4) Melakukan pemasangan bekisting dari batako


disekeliling daerah pile. Penggunaan batako ini
dipilih karena batako cukup kuat untuk
menahan beban sebagai bekisting serta cukup
murah untuk pada akhirnya ditimbun bersama
saat pengecoran.
5) Sebagai landasan pile cap, dibuat lantai kerja
terlebih dahulu dengan ketebalan 10 cm.

46
6) Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile
cap yang meliputi tulangan utama atas dan
bawah, persiapan stek pondasi, pemasangan
kaki ayam, beton decking dan pemasangan
stek pile cap sebagai penghubung menuju
kolom.
7) Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar
bekisting ditimbun kembali untuk menahan
beban pengecoran dan meratakan kondisi
tanah seperti semula.
8) Setelah semua persiapan sudah matang, maka
dapat dilakukan pengecoran pada pile cap.

3.3 Kondisi Akhir Proyek

Mengingat waktu yang diberikan oleh pihak akademik


dalam kerja praktek ini singkat sekali yaitu 3(tiga) bulan,
selama kami kerja praktek telah menyelesaikan :

Test PDA
Borepile
Pile Cap

47
BAB IV
MASALAH DAN PENYELESAIAN YANG TERJADI DI
PROYEK

4.1 Masalah Dalam Proyek

Pada kenyataannya pekerjaan proyek seringkali tidak


sama dengan rencana awal, pada saat pelaksanaan bisa
terjadi perubahan waktu pekerjaan, ini diakibatkan maslah-
masalah yang terjadi di proyek. Adapun maslah-masalah
tersebut antara lain :

Sering terlambatnya pasokan berbagai macam


material
Karena dalam pembangunan banyak menggunakan
bahan-bahan yang siap pakai, dan ketika barang
datang langsung dipakai. Selain itu juga waktu
pemasangan dan pengiriman barang dilakukan pada
siang hari, hal inilah yang menjadi salah satu faktor
keterlambatan terhadap proyek mengingat situasi lalu
lintas khususnya di kota Bandung selalu macet, selain
itu karena jarak tempuh yang cukup jauh ke tempat
proyek.

Sempitnya lahan untuk menyimpan berbagai macam


material
Dengan sisa lahan yang ada, proyek tidak
memungkinkan untuk menyimpan barang atau bahan
material yang lebih banyak, ini dapat mengakibatkan
terlambatnya pekerjaan proyek tersebut karena bila

48
terjadi kekurangan bahan maka pihak proyek harus
memesan kembali untuk melanjutkan kegiatan
proyek.
Adanya perubahan rencana awal yang diajukan oleh
owner pada tengah waktu proyek
Terjadinya penggelapan dana oleh pihak kontraktor
dan untuk sementara waktu proyek dihentikan.
Faktor cuaca

Pada saat pembangunan jembatan di Perumahan


KotaBaru Parahyangan dilaksanakan terjadi musim
hujan sehingga dapat menghambat pekerjaan karena
debit air sungai menjadi naik pekerjaan terjadi
tertunda, untuk mencegah tidak terjadinya kecelakaan
sehingga proyek tersebut dihentikan untuk sementara
waktu sampai keadaan menjadi normal.

4.2 Penyelesaian Masalah

Dalam suatu proyek sudah pasti biasa adanya suatu


masalah, tapi masalah itu jangan sampai dibiarkan makanya
masalah yang ada dalam proyek ini, dilakukan penyelesaian
supaya proyek berjalan lancer, maka penyelesaian itu
adalah :

Sebaiknya dalam pengiriman barang dilakukan pada


malam hari dan pemesanan soal barang yang akan
digunakan untuk hari besok, malamnya sudah harus
dikirim supaya tidak mengganggu aktifitas proyek

Karena lahan yang cukup sempit maka pengiriman


barang harus secara teratur agar tidak menyita waktu
dan dapat dibutuhkan pada waktunya.

49
Menambah jumlah pekerjaan yang didukung oleh
para pekerja ahli pada bidang tertentu. Dengan
adanya tenaga-tenaga ahli inilah pekerjaan akan
cepat dilaksanakan.
Menambah jumlah pekerja di lapangan agar
pekerjaan yang belum diselesaikan dapat
terselesaikan dengan cepat.
Menambah waktu pekerja atau bila dibutuhkan
diadakan kerja lembur sehingga pekerjaan yang
belum diselesaikan dapat diselesaikan tepat waktu.

50
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah menyelesaikan kegiatan kerja praktek


lapangan pada proyek pembangunan jembatan di
Perumahan KotaBaru Parahyangan, maka praktekan
mengambil beberapa kesimpulan dari kerja praktek
lapangan, yaitu :

Proyek pembangunan jembatan di Perumahan


KotaBaru Parahyangan dibiayai dari dana sendiri.
Proyek ini dilaksanakan oleh PT.Adhi Karya sebagai
kontraktor dan proyek ini bertujuan untuk menambah
akses jalan di suatu perumahan.
Proyek ini menggunakan pondasi tiang beton
bertulang pracetak karena jenis pondasi ini yang
paling cocok dengan lokasi proyek yang mempunyai
lapisan tanah keras yang sangat dalam.
Masalah yang terjadi dalam proyek :
a) Sering terlambatnya pasokan berbagai macam
material
b) Sempitnya lahan untuk menyimpan berbagai
macam material
c) Adanya perubahan rencana awal yang
diajukan oleh owner pada tengah waktu proyek
d) Terjadinya masalah intern pada pihak
kontraktor yang pertama
e) Proses pembayaran pembebasan lahan yang
belum tuntas seluruhnya.

51
5.2 Saran

Selama penulis melaksanakan kerja praktek di proyek


pembangunan jembatan dapat memberikan saran-saran
sebagai berikut :

Demi terlaksananya suatu hasil pekerjaan yang baik


diharapkan kerjasama dengan koordinasi antara
berbagai pihak terkait pada proyek tersebut baik itu
tingkat pekerja yang paling tinggi maupun tingkat
pekerja yang bawah sehingga ada sesuatu hal dapat
segera diatasi.
Menciptakan susunan kerja yang baik dengan
memperhatikan kesejahteraan para pekerja yang
dapat dilakukan melalui usaha untuk menjalin
hubungan harmonis antara pekerja, penyediaan
sarana penunjang yang memadai di lapangan demi
memperlancar jalannya proyek tersebut.
Perlunya pengaturan struktur organisasi proyek yang
baik sehingga proses selama kegiatan proyek
berlangsung, pekerjaan yang terjadi mendapatkan
pengawasan yang efektif dan efisien.

52
DAFTAR PUSTAKA

http://www.civildoqument.com/2014/09/pengertian-jembatan.html

http://e-journal.uajy.ac.id/1516/3/2TS12436.pdf

http://www.academia.edu/5159735/PANDUAN_PERENCANAAN_JEMBA
TAN

buku panduan laporan Kerja Praktek

53
LAMPIRAN

Pada isi lampiran ini akan terlampir beberapa foto mengenai apa
saja yang penulis lakukan maupun kerjakan selama melaksanakan kerja
praktek pada proses pembangunan jembatan di Perumahan KotaBaru
Parahyangan.

No Photo Kegiatan Keterangan


1 Test PDA Kegiatan ini
dilakukan
untuk
mengukur
kapasitas
tiang tekan
secara
dinamik
pada fondasi
dalam baik
itu tiang
pancang
atau tiang
bor,
integritas
tiang, dan
energy
dari hammer.

54
2 Bor pile

3 Akses
jalan
sementara

4 Pile cap

55
DOKUMENTASI

56
57

Anda mungkin juga menyukai