Anda di halaman 1dari 62

TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN TUBUH EMBUNG

PADA PROYEK PEMBANGUNAN EMBUNG KECIL


DESA OHAEMIIKECAMATAN AMFOANG SELATAN
KABUPATEN KUPANG - NTT

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

OLEH
UMARI AL KHWARI BETHAN NIM: 1523714745

KONSENTRASIBANGUNAN AIR
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III TEKNIK SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2017
LEMBARAN PERSETUJUAN
TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN TUBUH EMBUNG
PADA PROYEK PEMBANGUNAN EMBUNG KECIL
DESA OHAEMIIKECAMATAN AMFOANG SELATAN
KABUPATEN KUPANG - NTT

Oleh:

Nama : Umari Al Khawari Bethan


NIM : 1523714745
Semester : V (Lima)
Konsentrasi : Bangunan AirA
Jurusan : Teknik Sipil

Telah Diperiksa dan Dinyatakan Lulus dalam Praktek Kerja Lapangan.


(PKL)

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil Pembimbing
Kupang, Desember 2017

MELCHIOR BRIA, ST., MT JOKO SUPARMANTO, S.PD.,MT


NIP: 19720106 200003 1 00 1 NIP. 19650626 198903 001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
Rahmat dan Hidayah-Nya serta tuntunannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Pratek Kerja Lapangan (PKL) dan telah menyelesaikan penulisan Laporan ini.
Penulisan Laporan yang dibuat ini merupakan suatu bentuk pengamatan
terhadap pelaksanaan kegiatan Praktek Keija Lapangan yang berjudul :
TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN TUBUH EMBUNG
PADA PROYEK PEMBANGUNAN EMBUNG KECIL
DESA OHAEM II KECAMATAN AMFOANG SELATAN
KABUPATEN KUPANG - NTT
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan ini banyak sekali
kekurangan dan keterbatasan yang dihadapi, tetapi berkat dorongan dan bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak maka laporan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Nonce Farida Tuati, SE.,ME.Ak, selaku direktur Politeknik Negeri Kupang.
2. Bapak Melchior Bria, ST.,MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan Praktek Kuliah
Lapangan.
3. Bapak Tedy Wonlele, ST.,MT selaku ketua program studi D3/Bangunan Air.
4. Bapak Joko Suparmanto,S.Pd.,MT , selaku Dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis untuk
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.
5. Direktur CV.MULIA PERDANA, selaku kontraktor yang telah menerima
penulis sehingga dapat melakukan Praktek Keija Lapangan.
6. Orang tua dan keluarga yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan dan menyelesaikan laporan ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melindungi Bapak, Ibu, Saudara/I yang telah
membantu penulis selama masa Praktek Keija Lapangan dan dalam menyelesaikan
laporan ini.
Penulis Menyadari akan kekekurangan saat menulis laporan ini dan masih jauh dari
kesempumaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun diharapkan, guna
penyempurnaan laporan ini.

Kupang, Desember 2017

Penulis

ii
DAFTARISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTARISI........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL................................................................................................ v
BAB IPENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Permasalahan.................................................................................................3
1.3 Tujuan............................................................................................................3
1.4 Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan (PKL)..........................................4
1.5 Metodologi Praktek Kerj a Lapangan (PKL)................................................6
BAB II LANDASAN TEORI 8
2.1 Definisi Embung............................................................................................8
2.2 Tujuan Pembuatan Embung..........................................................................8
2.3 Manfaat Embung...........................................................................................9
2.4 Komponen Embung......................................................................................9
2.5 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Embung....................................................10
2.6 Permasalahan Yang Sering Ditemui Pada Embung...................................17
2.7 Pemeliharaan Embung................................................................................18
2.8 Rencana Anggaran Biaya (RAB)................................................................18
BAB III TINJAUAN PELAKSANAAN 23
3.1 Tinj auan Umum..........................................................................................23
3.2 Manajemen Proyek......................................................................................28
3.3 Tinjauan Khusus..........................................................................................39
3.4 Perhitungan Volume Pekerj aan.................................................................43
3.5 Estimasi Biaya Pekerjaan Tubuh Embung (Embakmenf)...........................44
BAB IV PENUTUP............................................................................................ 48
4.1 Kesimpulan..................................................................................................48
4.2 Saran............................................................................................................48
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Penentuan Benchmark..............................................................................11

Gambar 2.2 Penentuan As Tubuh Embung Menggunakan Theodolit........................11

Gambar 2.3 Lokasi Quarry Tanah Timbunan.............................................................12

Gambar 2.4 Quarry Tanah Timbunan.........................................................................13

Gambar 2.5 Pembuangan Material Yang Tidak Terpakai...........................................13

Gambar 2.6 Pekerjaan Pembersihan (Clearing & Grubbing)......................................14

Gambar 2.7 Pekerjaan Galian......................................................................................15

Gambar 2.9 Teknk Pemaatan dan Pengujian Sandcone Pada Embung.......................17

Gambar 3.1 Peta Lokasi Proyek..................................................................................23

Gambar 3.2 Hubungan Pihak-Pihak Dalam Proyek....................................................32

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Proyek......................................................................33

Gambar 3.4 Pekerjaan Clearing & Grubbing Menggunakan Excavator.....................40

Gambar 3.5 Pekerjaan Galian Pondasi Tubuh Embung .............................................41

Gambar 3.6 Proses Penghamparan Dan Perataan Tanah.............................................42

Gambar 3.7 Proses Pemadatan Tanah Menggunakan Vibro Roller............................43


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rekapitulasi Daftar Kuantitas Dan Harga........................................................37

Tabel 3.2 Daftar Kuantitas Dan Harga.............................................................................38

Tabel 3.3 Perhitungan Volume Pekerjaan........................................................................43

Tabel 3.4 Rekapitulasi Volume Pekerjaan.......................................................................44

Tabel 3.5 Daftar Harga Upah Dan Peralatan....................................................................45

Tabel 3.6 Analisa Harga Satuan Pekerjaan .....................................................................46

Tabel 3.7 Daftar Kuantitas Dan Harga Pekeijaan Tubuh Embung..................................47


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Wilayah Nusa Tenggara Timur Sebagian besar merupakan dataran yang terdiri
dari kepulauan dan di dominasi daerah perbukitan dengan kondisi sungai pada umumnya
memiliki alur yang curam, dengan curah hujan yang pendek dan musim kemarau yang
panjang menyebabkan masalah yang di hadapi di NTT ini adalah kesulitan akan
ketersediaan air.

Sebagian besar penduduk di daerah pegunungan memiliki mata pencaharian


dalam bidang Pertanian dan juga Peternakan namun populasi ternak terus menurun di
akibatkan karena kurangnya sumber air untuk kebutuhan minum ternak terutama pada
musim kering yang berkepanjangan.

Menurut data Badan Statistik provinsi NTT Kondisi topografi di NTT tergolong
bergelombang, berbukit-bukit dengan kemiringan antara 20%-60% dan 0-20%
merupakan dataran. Rata-rata curah hujan di NTT berkisar antara 600mm- 1200mm
pertahun, dengan intensitas hujan yang terjadi antara 3-4 bulan.
Secara kwantitas, permasalahan air bagi pertanian dan peternakan terutama di
lahan kering adalah persoalan ketidak sesuaian distribusi air antara kebutuhan dan
pasokan menurut waktu (temporal) dan tempat (spatial). Persoalan menjadi semakin
kompleks, rumit dan sulit diprediksi karena pasokan air tergantung dari sebaran curah
hujan di sepanjang tahun, yang sebarannya tidak merata walau di musim hujan
sekalipun.

Permasalahan kelangkaan air secara signifikan dapat dijumpai di beberapa


daerah provinsi Nusa Tenggara Timur, hal ini menjadi suatu rutinitas atau masalah
terutama setiap memasuki musim kemarau. Dari beberapa daerah di Provinsi Nusa
Tenggara Timur daerah yang ditinjau adalah, Kabupaten Kupang tepatnya di Desa
Ohaem II, Kecamatan Amfoang Selatan. Daerah ini selalu menjadi perhatian Dinas
Peternakan Pemerintah Kabupaten Kupang, karena daerah ini merupakan salah satu
daerah yang mempunyai potensi ternak yang berkualitas tetapi mengalami masalah
kekurangan pasokan air untuk hewan temak. Kekurangan air inilah yang menjadi
kendala bagi para peternak untuk mengembangkan usaha ternaknya. Salah satu cara
menanggulangi kekurangan air di daerah temak adalah dengan membangun kolam

1
penampung air atau embung.

Sehubungan dengan peran seluruh sumber air yang ada tersebut, upaya
pemecahan permasalahan yaitu perlu dibangunnya suatu embung untuk memenuhi
kekurangan air di desa yang kurang mendapat pasokan air. Salah satu cara untuk
menanggulangi kekurangan air adalah dengan membangun kolam penampungan air atau
embung. Embung adalah kolam penampung kelebihan air hujan pada musim hujan dan
digunakan pada saat musim kemarau.

Embung atau tandon air merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian
atau peternakan yang dibangun untuk menampung kelebihan air hujan di musim hujan.
Air yang ditampung tersebut selanjutnya digunakan pada musim kemarau sebagai
sumber kebutuhan kehidupan masyarakat setempat seperti, temak, dan sedikit kebun.

Adapun salah satu komponen penting pada embung yaitu bangunan Tubuh
Embung (Embankment). Tubuh (Embankment) embung adalah bangunan berfungsi
untuk menutup lembah atau cekungan sehingga air dapat tertahan diudiknya atau
dihulunya.

Dalam penjelasan diatas kaitannya dengan praktek keija lapangan (PKL) yang
dilaksanakan dari tanggal 28 agustus 2017 sampai dengan tanggal 6 oktober 2017 yang
merupakan program belajar mengajar di Politeknik Negeri Kupang, dimana dari
Lembaga Pendidikan Tinggi ini menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
memiliki kemampuam profesional di berbagai bidang ilmu pengetahuan serta
mengupayakan penggunaanya untuk mendukung pembangunan Nasional untuk
kehidupan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Penulis mengambil judul Tinjauan Pelaksanaan Pekerjaan Tubuh


Embung Pada Proyek Pembangunan Embung Kecil Desa Ohaem II
Kecamatan Amfoang Selatan Kebupaten Kupang Nusa Tenggara Timur
karena penulis ingin lebih mengetahui proses pelaksanaan proyek pembangunan embung
pada umumnya dan Tubuh Embung pada khususnya serta dapat mengetahui situasi di
lapangan.

1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahannya adalah :
1) Kurangannya persediaan air untuk hewan ternak dan kebun pada Desa Ohaem II

2
yang menjadi kendala pada musim kemarau.
2) Kurangnya pasokan air untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat Desa Ohaem II pada
musim kemarau.
3) Menurunya kualitas dan jumlah peternak di Desa Ohaem II
4) Bagaimana proses pelaksanaan pekerjaan tubuh embung di Desa Ohaem II,
Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Adapun tujuan praktek kerja lapangan ini adalah :
1) Untuk dapat memahami teknik Pelaksanaan Pekerjaan Tubuh Embung Pada
Proyek Pembangunan Embung di Desa Ohaem II, Kecamatan Amfoang Selatan,
Kabupaten Kupang.
2) Praktek kerja lapangan merupakan salah satu kegiatan yang harus diikuti untuk
memenuhi sebagian dari kurikulum pada semester lima Jurusan Teknik Sipil
Program Studi Diploma III.
3) Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat secara langsung dengan
kegiatan proyek (Kontraktor, Konsultan, Atau Lembaga Penelitian)
4) Membiasakan mahasiswa bermasyarakat di luar kampus.

1.3.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan laporan praktek kerja lapangan yaitu :
1) Mengetahui teknik Pelaksanaan Pekeijaan Tubuh Embung Pada Proyek Embung
di Desa Ohaem II, Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang.

2) Menghitung volume pekerjaan Pekeijaan Tubuh Embung Pada Proyek Embung


di Desa Ohaem II, Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang.
3) Agar mahasiswa mampu membandingkan ilmu yang diperoleh dibangku
perkuliahan dengan mekanisme pekerjaan di lapangan.

1.3.3 Tujuan Proyek


Adapun tujuan dari Proyek Pembangunan Embung di Desa Ohaem II,
Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang yaitu :
1) Membantu menyediakan pasokan air untuk ternak dan kebun masyarakat Desa
Ohaem II, pada musim kemarau.

3
2) Menambah pasokan air untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat Desa Ohaem.
3) Mendorong naiknya potensi ternak yang ada di Desa Ohaem II, Kecamatan
Amfoang Selatan Provinsi NTT.

1.4 Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Praktek kerja lapangan merupakan salah satu kegiatan yang harus diikuti untuk
memenuhi sebagian dari kurikulum untuk membandingkan dan menerapkan
pengetahuan yang diperoleh dari bangku kuliah dengan keadaan sebenarnya di lapangan.
Mengingat banyaknya item pekeijaan serta terbatasnya waktu kegiatan selama
praktek kerja lapangan berlangsung, maka pada kesempatan ini penulis hanya meninjau
khusus “Pelaksanaan Pekerjaan Tubuh Embung” Pada Proyek pembangunan Embung
terdapat beberapa item pekerjaan, anatara lain :

1.4.1 Pekerjaan Persiapan


a) Mobilisasi & Demobilisasi
b) Pekeijaanjalan masuk/acces track
1.4.2 Pekerjaan Tanggul Dan Tampungan
a) Pekeijaan pembersihan dan pengupasan
b) Pekeijaan galian pondasi tubuh dan tampungan embung
c) Pekeijaan timbunan tanah kembali pada tubuh termasuk pemadatan
1.4.3 Pekerjaan Spillway
a) Pekeijaan Galian Termasuk Perapihan
b) Pekeijaan Pasangan Batu Kosong
c) Pekeijaan Beton IPc : 3Psr : 5Krl (Untuk Lantai Saluran)
d) Pekeijaan Pasangan Batu dengan Spesi IPc : 4Psr
e) Pekeijaan Plesteran Plesteran IPc : 3Psr
1.4.4 Pekerjaan Jaringan Distribusi
a) Pekeijaan Galian Tanah
b) Pekeijaan Urugan Tanah Kembali
c) Pekeijaan Pemasangan Transmisi HDPE 01 14”
d) Pekeijaan Pemasangan Pipa PVC 02”
e) Pekeijaan Pembuatan Bak Kontrol Ukuran 0,8 m x 0,8m x 0.45 m (Lengkap
Penutup)
f) Pemasangan Stop Kran

4
1.4.5 Pekerjaan Bak Ternak (2 Unit)
a) Pekeijaan Tanah dan Urugan
• Pekeijaan Galian Tanah Pondasi
• Pekeijaan Urugan Tanah Kembali
• Pekeijaan Urugan Pasir dibawah Pondasi
• Pekeijaan Urugan Pasir dibawah Lantai
• Pekeijaan Urugan Sirtu Peninggi Lantai
b) Pekeijaan Pasangan dan Plesteran
• Pekeijaan Pasangan Batu Kosong (Aanstamping)
• Pekeijaan Pasangan Pondasi Batu Karang IPc : 4Psr
• Pekeijaan Plesteran Pondasi IPc : 3Psr
• Pekeijaan Acian Dinding Tembok + Pondasi
c) Pekeijaan Beton Campuran IPc : 2Psr : 3Krl
• Pekeijaan Cor Dinding dan Lantai Bawah
• Beton
• Bekisting
• Pembesian
• Pekeijaan Pemasangan Dop Bak
1.4.6 Pekerjaan Lain-Lain
a) Pekeijaan Pengadaan dan Pemasangan Peil Scale
b) Pekeijaan Pengadaan dan Pemasangan Bola Pelampung
c) Pelaporan dan Dokumentasi.

Pada saat kegiatan Praktek Keija Lapangan (PKL) dimulai, ada beberapa item
pekerjaan diatas yang sudah dikerjakan, sementara dikeijajan dan ada juga yang belum
dikerjakan, antara lain :

1) Item pekerjaan yang telah selesai dikerjakan pada saat kegian PKL dimulai
yaitu :
♦♦♦ Pekeijaan Persiapan
• Mobilisasi & Demobilisasi
• Pekerj aan j al an masuk/acces track
2) Item pekerjaan yang sedang dikeijakan pada saat kegian PKL dimulai yaitu :
♦♦♦ Pekeijaan Tanggul dan Tampungan
• Pekerjaan pembersihan dan pengupasan

5
• Pekerjaan galian pondasi tubuh dan tampungan embung
• Pekerjaan timbunan tanah kembali pada tubuh termasuk
pemadatan
3) Item pekerjaan yang belum dikerjakan pada saat kegian PKL dimulai yaitu :
♦♦♦ Pekeijaan Spillway
♦♦♦ Pekeij aan Jaringan Di stribusi
♦♦♦ Pekeijaan Bak Temak (2 Unit)
♦♦♦ Pekeijaan Lain-Lain

1.5 Metodologi Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Untuk memperoleh data dan informasi guna penulisan laporan Praktek Keija
Lapangan (PKL) maka penulis menggunakan metode:
1) Metode observasi, yaitu meninjau dan mengamati secara langsung pekerjaan yang
dilaksanakan di lapangan serta melihat teknis pelaksanaan sesuai dengan spesifikasi
kerja.
2) Metode wawancara, yaitu penulis menanyakan secara langsung kepada pengawas
proyek dan pada pekerjaan mengenai data yang diperlukan.
3) Studi pustaka, penulis membaca berbagai sumber buku yang berkaitan dengan
pekerjaan embung.

6
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Embung


Embung atau tandon air merupakan waduk berukuran mikro di lahan pertanian
yang dibangun untuk menampung kelebihan air hujan di musim hujan. Embung
merupakan salah satu teknik pemanenan air yang sangat sesuai di segala jenis
agroekosistem. Sementara pada ekosistem tadah hujan atau lahan kering dengan
intensitas dan distribusi hujan yang tidak merata, embung dapat digunakan untuk
menahan kelebihan air dan menjadi sumber air pada musim kemarau. Secara operasional
sebenarnya embung berfungsi untuk mendistribusikan dan menjamin kontinuitas
ketersediaan pasokan air untuk keperluan tanaman ataupun temak di musim kemarau.

Embung dapat dikatakan juga sebagai bentuk mini dari bendungan tetapi
bendungan mempunyai aliran air yang masuk ke dalamnya cenderung tetap sedangkan
embung hanyalah kumpulan air hujan yang mengalir menjadi satu di suatu cekungan,
embung terbentuk oleh suatu keadaan atau topografi medan yang sangat spesifik.
Ditentukan bahwa suatu embung hanya dapat menyediakan air selama musim kemarau
dengan sangat terbatas dalam waktu yang relatif pendek.fd/v////, 1999)

2.2 Tujuan Pembuatan Embung


Ada beberapa tujuan dari pembuatan embung, yaitu :
1) Menyediakan air untuk pengairan tanaman dan kebutuhan temak di musim
kemarau.
2) Meningkatkan produktivitas lahan, masa pola tanam dan pendapatan petani di lahan
tadah hujan.
3) Mengaktifkan tenaga kerja petani dan petemak pada musim kemarau sehingga
mengurangi urbanisasi dari desa ke kota.
4) Mencegah/mengurangi luapan air di musim hujan dan menekan resiko banjir.
5) Memperbesar peresapan air ke dalam tanah.

2.3 Manfaat Embung


Adapun manfaat dari keberadaan embung adalah sebagai berikut:
1) Penyediaan air bagi penduduk
Keberadaan embung dapat dijadikan cadangan ketersediaan air bagi penduduk
ketika musim kemarau telah tiba.
2) Suplay air irigasi daerah persawahan
Lahan pertanian membutuhkan air secara terus menerus. Ketersediaan air yang
melimpah menjadikan tanaman dapat suplay air dan tidak hanya mengandalkan
dari datangnya hujan.
3) Pengendalian banjir
Melalui bendungan maka laju air dapat dikendalikan sebagai upaya pengendalian
banjir di hilir bendungan.
4) Pengembangan pariwisata
Keberadaan embung sangat berpotensi dalam pengembangan pariwisata yang
berujung pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan kesejahteraan
masyarakat sekitar.
5) Suplay air untuk kegiatan industry
Kegiatan industri membutuhkan air baku yang relatif banyak. Oleh karena itu dapat
merangsang investor untuk mendirikan industri.

2.4 Komponen Embung


Embung mempunyai beberapa komponen antara lain daerah tadah hujan
(Catchment Area), tanggul (Embankment), daerah genangan air (storage), saluran
pembuangan (spillway), jaringan pipa dan bak-bak pelayanan (reticulation system) yang
terdiri dari pipa distribusi, bak air bersih, bak air ternak dan bak air kebun serta
bangunan pelengkap yang terdiri dari peil scale, pagar dan pintu pagar, bench mark dan
papan informasi. Bak-bak pelayanan pada setiap Embung disesuaikan dengan
kebutuhan, umumnya terdiri dari 2 unit bak antara lain untuk bak air bersih, dan bak air
ternak. Pada bagian dasar dari tanggul embung, ditanam atau dipasang pipa transmisi
yang berfungsi untuk mengalirkan air dari kolam embung (Storage) ke kaki tanggul.
Dibagian belakang kaki tanggul dipasang sebuah box stop kran yang berfungsi untuk
mengatur distribusi air embung ke bak-bak pelayanan. (Sosrodarsono, 1989)

2.5 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Embung


Adapun metode atau langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan konstruksi
embung antara lain :

2.5.1 Pemetaan
Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan, dan penggambaran
permukaan bumi dengan menggunakan cara atau metode tertentu sehingga
didapatkan hasil berupa peta dalam bentuk vektor maupun raster. Pada
pembangunan embung, pemetaan merupakan tahapan awal yang digunakan untuk
menentukan benchmark dan as tubuh embung serta elevasi galian dan timbunan
pada kriteria perencanaan pembangunan tubuh embung.

2.5.2 Penentuan Benchmark


Patok benchmark atau lebih dikenal dengan benchmark merupakan
patok yang sudah mempunyai koordinat global dan elevasi yang tetap atau sudah
diketahui nilai XYZ. Fungsi Patok benchmark ini sebagai acuan dalam
pengukuran di sekitar titik BM. Dalam pengukuran tanah, patok BM ini dijadikan
acuan saat pengukuran untuk mendapatkan koordinat di lokasi. Dalam
pemasangan patok BM perlu mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya :
a) Penentuan tempat patok BM adalah berada pada tempat yang stabil dan aman
dari jangkauan manusia ataupun binatang.
b) Patok harus berada pada tempat yang tidak mengganggu aktivitas umum.
c) Patok harus berada pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicari.
d) Patok harus berada pada tempat yang kira-kira steril dari pembangunan-
pembangunan yang akan datang.
Sumber : www.google.com benchmark

2.5.3 Penentuan As Tubuh Embung


As tubuh embung merupakan acuan yang digunakan untuk menentukan
panjang embung, lebar mercu embung dan galian pondasi. Sebelum menentukan
As tubuh embung, terlebih dahulu ditentukan letak dua patok benchmark
sebagai acuan untuk membuat As tubuh embung. Titik As tubuh embung diperol
eh dari pekerjaan tim survey yang melakukan pekerjaan pengukuran dan
pematokan. Patok yang digunakan berupa bouwplank kayu yang kedudukannya
harus kuat dan tidak mudah goyah. Kemudian dilakukan penentuan As tubuh
embung dengan menggunakan theodolit untuk mengetahui perbedaan elevasi
antar titik BM. Dari kedua titik BM tersebut akan diperoleh As yang akan
digunakan sebagai acuan untuk pembuatan tubuh embung. (Arifin,1999)

Gambar 2.2 Penentuan As Tubunh Embung Menggunakan Theodolit


2.5.4 Penetapan Lokasi Quarry
Quarry merupakan lokasi yang digunakan sebagai tempat penyimpanan
tanah sementara. Tanah tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan
material timbunan dalam proses pembuatan embung.Dalam proses penetapan

1
0
lokasi quarry, peralatan K3 yang digunakan adalah sarung tangan, helm, rompi,
dan sepatu safety. Berikut adalah tahapan untuk menentukan quarry, yaitu :
1) Pemilihan Tanah Untuk Quarry Timbunan
Dilakukan survei awal untuk mencari area (tempat) yang tanahnya dapat
diambil dan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai timbunan. Sampel
tanah diambil untuk diuji berat volume keringnya di laboratorium
menggunakan tes proktor dan dipergunakan sebagai standar acuan
kepadatan di lapangan.
Jenis tanah harus sama yaitu tanah liat (clay) untuk memperoleh daya
dukung tanah yang seragam. Selain itu, agar pekerjaan tanah efektif dalam
mobilisasinya, perlu dipersiapkan akses jalan yang mudah dilalui oleh alat
berat dari quarry ke lokasi penghamparan.

Gambar 2.3 Quarry Tanah Timbunan


Sumber : www.google, com tekiiik.pelaksanaan.konstruksi.embung

2) Pelakasanaan Penggalian Material Tanah dan Pengangkutan


Untuk meletakkan batas galian dipasang patok pembantu berupa
potongan kayu ataupun bambu dan tali rafia yang menghubungkan dua
patok yang berbeda. Berpedoman pada tali batas galian, maka galian
kasar dapat dilaksanakan dengan menggunakan excavator.
Jumlah excavator ditentukan sesuai perencanaan yang telah dibuat.

Sumber : www.google. com teknik.pelaksanaan. konstruksi. embung

1
1
Galian dari excavator kemudian dimuat ke dump truck yang telah
disiapkan (jumlah dump truck harus disesuaikan dengan kapasitas
excavator) dan selanjutnya tanah galian diangkut ke quarry.

Sumber : www. google. com leknik.pelaksanaan. konstruksi.embung

3) Pembuangan Material Yang Tidak Terpakai


Material sisa galian yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan akan
dimuat oleh dump truck dan dibuang disuatu tempat didalam atau diluar
area konstruksi yang disetujui oleh pemilik sesuai yang dengan
kesepakatan yang telah ditentukan. Penyedia Jasa harus merapihkan dan
mengatur ketinggian serta meratakannya dengan rapi dan tinggi
maksimum 3.00 m.

Gambar 2.5 Pembuangan Material Yang Tidak Terpakai


2.5.5 Pekerjaan Pembersihan (Clearing and Grubbing)
Pekeijaan Clearing dan Grubbing merupakan pekerjaan pembersihan
lokasi proyek menggunakan alat berat seperti Dozer dan Exavator yang
mencakup, pembuangan lapisan tanah humus, pembongkaran serta pembersihan

1
2
tubuhan-tumbuhan dan puing-puing didalam daerah kerja.
Pelaksanaan pekerjaan Clearing dan Grubbing pengupasan dan
pembuangan lapisan tanah dilakukan dengan kedalaman pengupasan maximal
20 cm. (Arifin, 1999)

Gambar 2.6 Pekeijaan Pembersihan (Clearing & Grubbing)


Sumber : www.google. com pekerjaan.clearing.grubbing

2.5.6 Pekerjaan Galian Embung


Pekeijaan galian tanah pada embung merupakan pekerjaan galian yang
menggunakan alat berat seperti Exavator untuk menggali tanah dan Dump Truk
untuk mengangkut tanah yang dimaksudkan untuk pembagunan komponen
embung yaitu daerah genangan air (storage) embung. Tanah hasil kegiatan ini
nanti akan dipilah dan yang sesuai dengan bahan timbunan akan digunakan
sebagai bahan timbunan embung, sedangkan yang tidak terpakai akan di buang.
(Arifin, 1999)

Sumber : www.google. com teknik.pelaksanaan. konstruksi. embung

1
3
Gambar 2.7 Pekerjaan Galian
Sumber: www.google.com/teknik.pekerjaan.galian

2.5.7 Pekerjaan Timbunan


Pekerjaan timbunan tanah pada embung dimaksudkan pada pekerjaan
pembuatan tubuh embung. Tanah timbunan embung menggunakan tanah yang
telah dipilah dari hasil galian embung dan sesuai dengan persyaratan bahan
timbunan yang harus digunakan.
Pekerjaan timbunan dilakukan menggunakan alat berat seperti Exavator,
Vibrator Roller, dengan cara menghamparkan dan merapikan tanah yang telah
dipilah dari hasil galian lalu dipadatkan menggunakan Vibrator Roller.
(Arifln,1999)

Sumber : www.google, com/teknik.pelaksanaan.pekerjaan. embung


2.5.8 Pekerjaan Pemadatan
Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis menggunakan alat

1
4
berat dengan cara dan ketentuan seperti diuraikan berikut ini.
A. Tata cara pemadatan tanah berkohesi (lempung)
Tata cara pemadatan tanah berkohesi (lempung) meliputi beberapa
langkah, yaitu :
1) Bersihkan tempat penambangan bahan urugan (borrow area) dari bahan
organik, dengan mengupas permukaannya.
2) Gali dan kemudian angkutlah bahan urugan ke tempat tubuh embung dan
tumpahkan diatas tanah yang telah dipadatkan terlebih dahulu.
3) Hamparkan tanah bahan urugan menjadi rata (lapisan) dengan ketebalan
30 cm diatas lapisan tanah yang telah dipadatkan terlebih dahulu.
4) Siram lapisan tanah dengan air secukupnya, bila keadaan terlalu kering,
sedemikian sehinnga tanah tersebut dapat dikepal dengan tangan tanpa terurai
(berarti terlalu kering) dan juga tidak terlalu lunak (berarti terlalu basah).
5) Gilas lapisan tanah dengan alat pemadat yang sesuai sehingga tebalnya
berkurang dari 30 cm sampai kira-kira 20 cm yang dapat dicapai sesui
dengan jumlah lintasa yang telah ditetapkan kira-kira 9 kali lintasan.
6) Ulangi pekerjaan yang sama sehingga urugan mencapai elevasi yang
dikehendaki.
Apabila tempat pemadatannya cukup luas, misalnya pada tubuh embung dapat
digunakan vibro roller. Apabila tempat pemadatannya sempit, misalnya diparitan
dapat digunakan stamper.

B. Tata cara pemadatan tanah tak berkohesi


Tata cara pemadatan tanah tak berkohesi meliputi beberapa langkah,
yaitu seperti berikut:
1) Tata cara seperti diatas harus dilakukan pula untuk tanah jenis ini , kecuali
langkah no. (4) tidak diperlukan.
2) Alat yang diperlukan untuk pemadatan pada tanah jenis ini adalah tandem
roller.

1
5
Gambar 2.8 Teknik Pemadatan dan Pengujian Sand Cone Pada
Pekeijaan Embung
Sumber : www.google, com ieknik.pelaksanaan.pekerjaan. embung

2.6 Permasalahan Yang Sering Ditemui Pada Embung


Adapun permasalahan yang sering ditemui pada setiap embung adalah:

1) Tidak terisinya air dalam bak penampungan sesuai volume bak.


2) Debit yang mengalir masuk ke dalam bak tampungan sering kecil, yaitu hanya
setengah diameter pipa, sementara kondisi muka air dalam kolam Embung berada
pada posisi Full Supply Level (FSL).
3) Ada bak pelayanan yang tidak terisi air ketika muka air dalam kolam Embung turun
separuh dari tinggi air kolam.

4) Bahan jaringan pipa yang digunakan umumnya berdiameter seragam dari inlet pipe

1
6
(pipa transmisi) hingga outlet pipe di bak-bak pelayanan.

2.7 Pemeliharaan Embung


Untuk menjaga keberlanjutan embung, maka beberapa komponen pemeliharaan
embung yang perlu mendapatkan perhatian, antara lain :
1. Mengurangi kehilangan air karena penguapan. Untuk mengurangi kehilangan air oleh
penguapan dapat di lakukan dengan cara, sebagai berikut:
a) Buat tiang peneduh di pinggir bibir embungkemudian di atas embung di buat
anyaman untuk media rambatan tanaman
b) Tiang penahan angin di samping embung (wind breaker) pada sisi datangnya angin
dan bisa di tanam tanaman ataupun pohon sebagai pengganti tiang
2. Memelihara dan melindungi embung, di antaranya :
a) Pemagaran sementara untuk mencegah gangguan ternak terhadap tanggul embung.
b) Pengangkatan endapan lumpur.
c) Perbaikan tanggul yang bocor.
d) Tidak membuang sampah yang padat atau cair ke dalam embung

2.8 Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Rencana Anggaran Biaya adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan
untuk bahan dan upah,serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan
bangunan atau proyek.
Anggaran biaya merupakan harga dari bahan bangunan yang dihitung dengan
teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan
berbeda- beda di masing- masing daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan
upah tenaga kerja.

Dalam menyusun Anggaran Biaya dapat dilakukan dengan 2 cara berikut : Angka
Biaya Kasar & Angka Biaya Teliti.
2.8.1 Angka Biaya Kasar

Sebagai Pedoman dalam menyusun anggaran biaya kasar digunakan


harga satuan tiap meter persegi (mk2) luas lantai. Anggaran kasar dipakai
sebagai pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti.

Walaupun namanya anggaran biaya kasar, namun harga satuan tiap m2


luas lantai tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti.

1
7
Dibawah ini diberikan sekedar contoh, untuk dapat menggambarkan
penyusunan anggaran biaya kasar yaitu :

Bangunan Induk 10 X 8 = 80 m2 dikalikan harga satuan yaitu Rp Rp 150.000 =


Rp 12.000.000
Jadi dapat disimpulkan adalah harga perm2 bangunan induk tsb adalah Rp
12.000.000 perm2 nya

2.8.2 Angka Biaya Teliti


Yang dimaksud anggaran biaya teliti adalah Anggaran Biaya Bangunan
atau proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat sesuai dengan ketentuan dan
syarat- syarat penyusunan anggaran biaya. Pada anggaran biaya kasar
sebagaimana diuraiakan terdahulu, harga satuan dihitung berdasarkan harga
taksiran setiap luas lantai m2. Taksiran tsb haruslah berdasarkan harga yang
wajar dan tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti.
Sedangkan penyusunan anggaran biaya yang dihitung secara
teliti,didasarkan atau didukung oleh :
a) Besteks
Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat- syarat teknis
b) Gambar Bestek
Gunanya untuk menetukan/menghitung besarnya masing- masing volume
pekeijaan.
c) Harga Satuan Pekerjaan

Didapat dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan perhitungan
analisa (BOW)

BOW Singkatan dari Bugerlijke Openbare Werken ialah suatu ketentuan


dan ketetapan umum yang ditentukan oleh Dir BOW tanggal 28 Februari 1921
Nomor 5372 A Pada zaman pemerintahan Belanda. Di Zaman sekarang BOW
diganti dengan HSPK, yang tentunya tiap kota maupun kabupaten mengeluarkan
HSPK dan setiap tahun ada pergantian.

1
8
2.8.3 Tahapan Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi
Dalam penyusunan anggaran biaya suatu rancangan bangunan biasanya
dilakukan 2 (dua) tahapan yaitu :
♦♦♦ Estimasi Biaya Kasar, yaitu penaksiran biaya secara global dan menyeluruh
yang dilakukan sebelum rancangan bangunan dibuat. ♦♦♦ Perhitungan Anggaran
Biaya, yaitu penghitungan biaya secara detail dan terinci dsesuai dengan
perencanaan yang ada.

a) Tahapan Estimasi Biaya


Penaksiran anggaran biaya yang dilakukan adalah melakukan proses
perhitungan volume bangunan yang akan dibuat, harga satuan standar dari tipe
bangunan dan kualitas finishing bangunan yang akan dikerjakan.
Karena taksiran dibuat sebelum dimulainya rancangan bangunan, maka
jumlah biaya yang diperol eh adalah taksiran kasar biaya bukan biaya
sebenarnya atau actual, sebagai contoh:

Jenis bangunan dengan standar bangunan kelas A, maka harga satuan


standarnya adalah @ Rp 1.500.000,-/m2, Luas bangunan 100 m2, maka asumsi
biaya yang dibuat adalah : luas bangunan dikalikan dengan harga satuan standar,
yaitu: 100 x @Rp 1.500.000,-/m2 = Rp 150.000.000,-

b) Tahapan Perhitungan Anggaran Biaya


Perhitungan anggaran terperinci dilakukan dengan cara menghitung
volume dan harga-harga dari seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan, agar
nilai bangunan dapat dipertanggung jawabkan secara benar dan optimal. Cara
penghitungan yang benar adalah dengan menyusun semua komponen pekerjaan
mulai dari tahapan awal pembangunan (Pekerjaan persiapan) sampai dengan
tahapan penyelesaian pekeijaan (Pekerjaan Finishing), contoh:
• Pekeijaan Persiapan terdiri dari: pembersihan lahan, cut and fill, pagar
pengaman, mobilisasi dan demobilisasi.
• Pekeijaan Sipil, terdiri dari pondasi, sloof, kolom, dinding dan rangka
penutup atap.
• Pekeijaan finishing, terdiri dari lantai, dinding, plafond dan penutup
atap.

1
9
• Pekeijaan Instalasi Mekanikal, Elektrikan dan Plumbing, terdiri dari
jaringan listrik, telepon, tata suara, tata udara, air bersih dan air kotor.
• Pekeijan luar/halaman, terdiri dari perkerasan jalan, jalan setapak, pagar
halaman dan taman.

Cara penghitungan setiap item pekerjaan tersebut di atas biasanya dibuat


berdasarkan jenis material dan komponen pekerjaan, misal:
• Komponen beton, cara penghitungannya dilakukan dengan membuat
perhitungan volume secara satuan isi (m3), dikalikan dengan harga
satuan per m3 yang disusun berdasarkan analisa penggunaan material
per m3 @ Rp m3)
• Komponen material lantai, dinding dan plafond dilakukan dengan
menghitung luasan area yang ada (m2) dikalikan dengan harga satuan
per m2 yang disusun berdasarkan analisa penggunaan bahan per m2 ( @
Rp/m2)
• Komponen material pekerjaan finishing seperti tali air, talang air,
jaringan pipa dan pengkabelan dilakukan dengan menghitung
panjang bahan yang dipakai (ml) dikalikan dengan harga satuan material
perml (@ Rp/ml)
• Komponen material besar seperti daun pintu, jendela dan peralatan
dilakukan dengan menghitung jumlah material yang dipakai (unit)
dikalikan dengan harga satuan material per-unitnya (@ Rp/unit), bisa
juga dengan perhitungan volume secara detail, yaitu : kusen (m3), daun
pintu (m2), kaca (m2), daun jendela (m2), periengkapan lainnya (bh).
termasuk finishing.
• Komponen material yang sulit dihitung tetapi harus dikerjaan dilakukan
dengan menentukan status lumpsum (Is), artinya untuk pekeijaan itu
nilai besaran ditentukan berdasarkan cakupan pekeijaan harus dikeijakan
sesuai dengan yang dikekendaki oleh perancang, biasanya komponen ini
tidak ada harga satuannya tetapi langsung menyebutkan nilai total dari
komponen pekerjaan tersebut.
• Usahakanlah untuk menghitung secara detail karena akan lebih akurat
dan cenderung hemat.
BAB III

2
0
TINJAUAN PELAKSANAAN

3.1 Tinjauan Umum


3.1.1 Lokasi Proyek
Adapun lokasi proyek ,yakni Proyek Pembangunan Embung yang terletak
di Desa Ohaem II Kecamatan Amfoang Selatan Kabupaten Kupang Nusa
Tenggara Timur. Lokasi proyek ± 71.5 km dari pusat Kabupaten Kupang. Lokasi
tersebut dapat ditempuh dengan menggunakan transportasi darat ± 2 j am dari dari
pusat Kabupaten Kupang.

Gambar 3.1 Peta Lokasi Proyek


Sumber : Loket Pelaycin Informasi Peta Infrastriktur Online Dinas Pekerjaan
Umum (www.dinaspu.go.id)

3.1.2 Data Umum Proyek


Data Umum Proyek Pembangunan Embung di Desa Ohaem II Kecamatan

2
1
Amfoang Selatan Kabupaten Kupang, adalah sebagai berikut:

1 Pemilik Proyek : Dinas Pertanian Kabupaten


. Kupang
2 Kontraktor : CV. Mulia Perdana
.
3 Konsultan Perencana : PT. Ferry Pratama
.
4 Konsultan Pengawas : PT. Ferry Pratama
.5 Nilai Kontrak : Rp. 181.000.000,- ( Seratus
. Delapan
Puluh Satu Juta Rupiah)
6 Sumber Dana : Dana Alokasi Khusus (DAK)
.
7 Tahun Anggaran : 2017
.
8 Waktu Pelaksanaan : 60 (Enam Puluh) hari
.
kalender
9 Waktu Pemeliharaan : 30 (Tiga Puluh) hari kalender
.

3.1.3 Lingkup Pekerjaan Proyek


Secara garis besar, pelaksanaan Proyek Pembangunan Embung di Desa
Ohaem II Kecamatan Amfoang Selatan Kabupaten Kupang terdiri dari beberapa
item pekerjaan yaitu :
1) Pekerjaan Persiapan
Pekeijaan persiapan merupakan pekeijaan awal yang dilaksanakan dalam
suatu proyek yang bertujuan agar pelaksanaan pekeijaan proyek tersebut dapat
berjalan lancar. Adapun beberapa tahapan dalam pekerjaan persiapan pada
proyek Pembagunan Embung di Desa Ohaem II Kecamatan Amfoang Selatan,
Kabupaten Kupang yaitu :
a) Mobilisasi Peralatan
Sebelum pekerjaan dilaksanakan pertama diadakan mobilisasi
bahan/material dan peralatan pendukung, berupa 1 Unit Hydraulic
Excavator, 1 Unit Vibro Roller, 2 Unit Dump Truck, dan 1 Unit Tanki Air.

2
2
b) Pekeijaan jalan masuk/acces track
Pekeijaan ini dilakukan untuk membuka akses masuk menuju lokasi
proyek dengan menggunakan alat berat.

2) Pekerjaan Tanggul Dan Tampungan Embung


Pekeijaan tanggul dan tampungan merupakan pekeijaan pembuatan
daerah tadah hujan (Catchman Area), tanggul/tubuh embung (Embakment),
dan daerah genangan air (Storage). Adapun beberapa tahapan dalam
pekerjaan tanggul dan tampungan pada proyek Pembagunan Embung di Desa
Ohaem II Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang yaitu :
a) Pekeijaan pembersihan dan pengupasan
Pekeijaan ini merupakan pekerjaan pembersihan seluruh area proyek
seluas 600 m2 dari material yang dapat menghambat pelaksanaan proyek
dengan menggunakan alat berat berupa Hydraulic Exavator.

b) Pekeijaan galian pondasi tubuh embung dan tampungan embung


Pekeijaan ini merupakan pekeijaan pembuatan daerah tadah hujan
(Catchman Area), tanggul/tubuh embung (Embakment), dan daerah
genangan air (Storage) dengan cara menggali tanah menggunakan
Hydraulic excavator dengan volume galian yang telah direncanakan lalu
mengangkut tanah hasil galian dengan menggunakan dump truk ke
lokasi tempat penyimpanan tanah sementara (quarry) dengan jarak
angkut 250 m’.

c) Pekeijaan timbunan tanah kembali pada tubuh termasuk pemadatan


Pekeijaan ini dilakukan dengan cara menghamparkan tanah hasil
galian dengan menggunakan Hydraulic Exavator, lalu tanah tersebut
dipadatkan menggunakan Vibro Roller dengan ketentuan tebal hamparan
yang telah direncanakan.

2
3
3) Pekerjaan Spillway
Pekeijaan Spillway merupakan pekerjaan pembuatan salah satu komponen embung
yang berfungsi mencegah banjir pada embung. Adapun beberapa tahapan dalam
pekeijaan Spillway pada proyek Pembagunan Embung di Desa Ohaem II Kecamatan
Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang yaitu :

a) Pekeijaan Galian Termasuk Perapihan


Untuk pelaksanaan pekerjaan galian tanah dilaksanakan dengan menggunakan
alat berat Hydraulic Excavator lalu galian tersebut dipadatkan menggunakan Vibro
Roller dengan panjang galian 50 m’, dalam galian 2,30 m dan lebar galian 3,00 m.
Hasil galian tersebut biasanya ditimbun kembali disekitar lokasi pekerjaan dan
untuk perapian hasil bekas galian dilaksanakan dengan tenaga manusia dengan alat
bantu skop/pacul.

b) Pekeijaan Beton IPc : 3Psr : 5Krl (Untuk Lantai Saluran) Pekeijaan beton pada
lantai saluran dilakukan dengan panjang 50
m’, lebar 2,00 m, dan tebal 0,25 m. Dilakukan oleh tenaga manusia dengan
perbandingan campuran IPc : 3Psr : 5Krl.

c) Pekeijaan Pasangan Batu dengan Spesi IPc : 4Psr


Pekeijaan pasangan batu kali yang dilaksanakan pada pekerjaan Spillway
dengan panjang keseluruhan 50 m’, lebar pasangan 3,00 m, dan tinggi pasangan
2,50 m. Pekerjaan ini dilaksanakan harus sesuai dengan gambar rencana yang ada,
dengan memperhatikan ketentuan- ketentuan yang sudah ada. Diantaranya
pemasangan batu kali/batu gunung yang dipilih harus bersih, keras, dengan
dimensi tanpa bagian yang retak, rata, dan licin atau lonjong bentuknya dan jika
disusun bisa saling mengunci, dengan ukuran perbandingan IPc : 4 Psr. Batu yang
digunakan beragam ukuran sehingga kalau dipasang saling menutupi.

Setiap batu harus mempunyai berat antara 6 kg - 25 kg, batu yang lebih
kecil dapat dipakai atas persetujuan Direksi.

2
4
d) Pekeijaan Plesteran Plesteran IPc : 3Psr
Pekeijaan plesteran dilakukan setelah pekeijaan pasangan dengan batu
kali selesai, yang mana pekeijaan ini dilakukan pada pelaksanaan. dengan
ukuran perbandingan campuran bahan adalah 1 Pc : 3 Psr.

4) Pekerjaan Jaringan Distribusi


Pekeijaan jaringan distribusi merupakan pekeijaan pembuatan atau
pemasangan peralatan sanitasi jaringan distribusi atau penyaluran air dari
embung menuju reservoir atau bangunan penampung air. Adapun beberapa
tahapan dalam pekerjaan Jaringan Distribusi pada proyek Pembagunan Embung
di Desa Ohaem II Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang yaitu :
a) Pekeijaan Pemasangan Transmisi HDPE 01 ’A”
b) Pekeijaan Pemasangan Pipa PVC 02”
c) Pekerjaan Pembuatan Bak Kontrol Ukuran 0,8 m x 0,8m x 0.45 m
d) Pemasangan Stop Kran

5) Pekerjaan Pembuatan Reservoir


Pekeijaan Pembuatan Reservoir merupakan pekerjaan pembuatan
bangunan penampung air berupa bak penampung yang berfungsi menampung
air yang berasal dari embung melalui jaringan distribusi

6) Pekerjaan Lain-Lain
Pekeijaan ini merupakan pekerjaan pelengkap dari suatu proyek, seperti
pengadaan barang dan dokumentasi dokumentasi proyek, seperti :
a) Pekeijaan Pengadaan dan Pemasangan Peil Scale
b) Pekeijaan Pengadaan dan Pemasangan Bola Pelampung
c) Pelaporan dan Dokumentasi.

3.2 Manajemen Proyek


Sebuah proyek dapat didefenisikan sebagai, suatu usaha dalam jangka waktu
yang ditentukan dengan sasaran yang jelas yaitu mencapai hasil yang dirumuskan pada
waktu awal pembangunan proyek akan dimulai. Dengan demikian Manajemen Proyek

2
5
adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari
awal (gagasan) hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan proyek secara
tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu (Ervianto 2002).
Sasaran-sasaran utama dalam Manajemen Proyek dapat dikategorikan sebagai berikut
(Nugraha dkk, 1985):
a) Pengembangan dan penyelesaian sebuah proyek sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditetapkan dan kualitas bangunan proyek harus sesuai dengan
spesifikasi teknis yang telah dirumuskan.
b) Keuntungan bagi kontraktor sebab dapat mengembangkan reputasi kualitas
pekeijaannya (Workmanship) serta mempertahankannya.
c) Menciptakan organisasi di kantor pusat maupun di lapangan yang menjamin
beroperasinya pekerjaan proyek secara kelompok (team work).
d) Terciptanya pendelegasian wewenang dan tugas yang seimbang sampai
kepada laporan manajemen yang paling bawah sehingga proses pengambilan
keputusan menjadi lebih efektif.
e) Menciptakan iklim kerja yang mendukung baik dari segi sarana, kondisi
keija, keselamatan kerja dan komunikasi timbal balik yang terbuka antara
atasan dan bawahan.
f) Menjaga keselarasan hubungan antara sesamanya sehingga orang yang
bekeija akan didorong untuk memberikan yang terbaik dari kemampuan dan
keahlian mereka.

3.2.1 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek


Agar pelaksanaan suatu proyek dapat mencapai hasil yang optimal maka
tersusun pihak-pihak yang terlibat di dalamnya antara lain :
1) Pemilik proyek (Dinas Pertanian Kabupaten Kupang)
Pemilik proyek adalah orang yang memberi tugas atau pihak menginginkan
fasilitas proyek sekaligus menanggung pembiayaan proyek akan didirikan.
Tugas dan kewajiban pemilik proyek :
a) Mengarahkan dan mengkoordinasikan setiap kegiatan yang dipercayakan
kepadanya, memberi saran dan pendapat yang bersifat teknis dalam
pelaksanaan pekeijaan, menetapkan kontraktor/sub kontraktor dan konsultan

2
6
supervise.
b) Mengabil langkah-langkah atau tindakan dalam rangka kelancaran dan
kemampuan kerja proyek.
c) Menandatangani kontrak atau sub kontrak sesuai dengan wewenang yang
ada.
d) Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa
sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.
e) Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan
cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak
atas nama pemilik proyek.
f) Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan (bila terjadi).
g) Menyediakan lahan untuk tempat pelaksanaan pekerj aan.

2) Konsultan perencana (PT.Ferry Pratama)


Konsultan perencana adalah suatu instansi yang ditunjuk oleh pemimpin
proyek untuk merencanakan suatu proyek atau badan usaha yang
mempergunakan keahliannya berdasarkan suatu pemberian tugas, mengeijakan
perencanaan dan pengawasan bangunan, memberikan nasihat atau jasa lain yang
berhubungan dengan perencanaan dan pengawasan pembangunan dibidang
teknik bangunan.
Tugasnya yaitu :
a) Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana,
rencana kerja, syarat-syarat, perhitungan struktur dan rencana anggaran
biaya.
b) Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna j asa dan pihak
kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.
c) Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang
kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan syarat- syarat.
d) Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan rencana.
e) Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.

3) Konsultan pengawas (PT. Ferry Pratama)


Konsultan pengawas adalah suatu badan hukum yang ditunjuk oleh pemilik

2
7
proyek, untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan suatu proyek agar
sesuai dengan perencanaan dan spesifikasi dalam kontrak. Tugasnya yaitu :
a) Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.
b) Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam
pelaksanaan pekerjaan.
c) Melakukan perhitungan prestasi pekerjaan.
d) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan konstruksi serta aliran
informasi antara berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.
e) Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta
menghindari pembengkakan biaya.
f) Mengatasi dan memecahkan persoalan yang timbul di lapangan agar dicapai
hasil akhir sesuai kualitas, kuantitas serta waktu pelaksanaan yang telah
ditetapkan.
g) Menerima atau menolak material atau peralatan yang didatangkan kontraktor.
h) Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari aturan yang berlaku.
i) Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).
j) Menyiapkan dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan tambahan atau
kurang.

4) Kontraktor (CV. Mulia Perdana)


Kontraktor adalah sebagai pelaksana proyek yang harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang terdapat di dalam kontrak. Tugasnya yaitu :
a) Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat- syarat,
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (BAPP) dan syarat-syarat tambahan yang
telah ditetapkan oleh pengguna jasa. Membuat gambargambar pelaksanaan
yang disahkan oleh konsultan pengawas sebagai wakil dari penggunajasa.
b) Menyediakan alat keselamatan keija seperti yang diwajibkan dalam peraturan
untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.
c) Membuat laporan hasil pekeijaan berupa laporan harian, mingguan, dan
bulanan.
d) Menyerahkan seluruh atau sebagian pekeijaan yang telah diselesaikannya
sesuai ketetapan yang telah berlaku.

2
8
Kontraktor yang baik harus mampu dalam hal :
a) Keuangan, artinya mampu membiayai operasional perusahaan secara baik
serta dapat menyiapkan dana untuk biaya pelaksanaan proyek sebelum
menerima pembayaran dari Pemilik Proyek.
b) Peralatan, yaitu harus memiliki peralatan yang memadai yang dapat
menunjang pelaksanaan pekerjaan dan metode kerja yang dapat beijalan
sesuai dengan yang dikerjakan atau direncanakan.
c) Tenaga Profesional, yaitu tenaga profesional yang dapat menyelesaikan
masalah-masalah teknis yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan.
d) Manaj emen, artinya kontraktor harus dapat mengelola secara profesional dan
selalu memperhatikan prinsip dan cara-cara perusahaan sehingga dapat
dikembangkan secara maksimal.

Dari keempat komponen di atas, penulis dalam pelaksanaan PKL bertindak


sebagai pelaksana.

3.2.2 Hubungan Kerja Pihak-Pihak Dalam Proyek


Secara umum hubungan kontraktual dan fungsional para pihak yang
terlibat dalam suatu proyek digambarkan melalui sebuah skema hubungan keija
sebagai berikut:

Keterangan :
* : Garis Kordinasi/Fungsional
———————■>- : Garis Kontraktual

Gambar 3.2 Hubungan Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek Konstruksi


Sumber: Ervianto, 2002

2
9
Hubungan tiga pihak yang teijadi antara pemilik proyek, konsultan, dan
kontraktor diatur sebagai berikut:
a) Hubungan Konsutan dengan Pemilik Proyek
Ikatan berdasarkan kontrak.Konsultan memberikan layananan
konsultasi dimana produk yang dihasilkan berupa gambar-gambar
rencana, peraturan dan syarat-syarat, sedangkan pemilik proyek
memberikan biaya, j asa atau konsultasi yang diberikan oleh konsultan.
b) Hubungan Kontraktor dengan Pemilik Proyek
Ikatan berdasarkan kontrak.Kontraktor memberikan layanan jasa
profesionalnya berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik
proyek yang dituangkan dalam gambar rencana, peraturan, syarat-syarat
oleh konsultan, sedangkan pemilik proyek memberikan biaya jasa
profesional kontraktor.

c) Hubungan Konsultan dengan Kontraktor


Ikatan berdasarkan hubungan kerja yaitu sebagai “partner” dimana
keduanya sama-sama mendapatkan pekerjaan dari pemilik proyek dan bekeija
sama dalam pelaksanaan proyek tersebut sesuai ketentuan yang telah
disepakati bersama.

3.2.3 Struktur Organisasi Pelaksana Proyek


Organisasi proyek merupakan sarana untuk mencapai suatu tujuan.
Pembentukannya harus memperhatikan berbagai faktor dan persyaratan yang
berkaitan dengan upaya mencapai tujuan tersebut. Dengan adanya organisasi tersebut
maka konsep manajemen proyek dapat di terapkan dan dijalankan.
Adapun struktur organisasi proyek dari CV. Mulia Perdana sebagai
berikut:

3
0
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Proyek
Sumber : CP. Mulia Perdana

Berikut ini adalah uraian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatan :

1) Kepala proyek
a) Menyusun kebutuhan biaya, peralatan, bahan dan tenaga kerja, untuk
pelaksanaan pekerjaan.

3
1
b) Menyutujui, mengontrol kemajuan pelaksanaan pekeijaan dan tanggung
jawab atas seluruh pelaksanaan fisik.
c) Bertanggung jawab kepada direktur atas tugas yang diserahkan
kepadanya.
d) Merencanakan mutu kontrak dan berkoordinasi dengan direksi pekerj aan
tentang hal-hal yang perlu direvisi atas penyesuian dilapangan.

2) Pelaksana
a) Atas nama direktur untuk berkoordinasi dengan pihak proyek dan pihak
lain atas pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas.
b) Mengatur pembagian tugas sesuai struktur organisasi lapangan
c) Mengkoordinasi tenaga kerja (pekerja, mandor, tukang, kepala tukang).
d) Bertanggung jawab atas prestasi pekerjaan harian
e) Mengawasi secara langsung atas mutu kerja dan mutu bahan yang
digunakan.
f) Berkoordinasi dengan operator dan mekanik atas pelaksanaan pekerj aan
yang menggunakan alat berat.
g) Mengukur/membuat gambar awal sesuai rencana rencana pelaksanaan
pekeijaan.
h) Mengukur / membuat gambar akhir pelaksanaan pekeijaan.
i) Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan.
j) Bertanggung jawab penuh kepada kepala proyek.

3) Quality control
a) Berkoordinasi dan bertanggung jawab kepada pelaksana terhadap kualitas
pekeijaan.
b) Bertanggung jawab dilapangan atas bahan material yang dipakai dilapngan
agar sesuai dengan spesifikasi teknnik.
c) Menentukan pengawasan terhadap pemakaia material dilpangan dari
pengambilan sample di quary pengetesan dilaboratorium sampai dengan
pengetesan hasil pekerj aan yang dihasilkan dilapangan.

3
2
d) Dalam menjalanlan tugas-tugasnya quality control selalu melakukan
koordinasi dengan pelaksana dan bertanggung jawab langsung seta tunduk
pad perintah yang diberikan kepadanya.

4) Juru ukur
a) Melakukan pengukuran elevasi lapangan mulai dari pengambilan elevasi awal
(0%).
b) Menganalisa data hasil pengukuran.
c) Membuat titik-titik dilangan.
d) Membuat peta situasi.
e) Melaksanakan kontrol elevasi rencana dengan melakukan pengukuranpeil
akhir (100%).

5) Logistik
a) Berkoordinasi dengan pelaksana lapangan agar pembiayaan yang dibutuhkan
dalam mensuplai baha / material tidak mengalami kemacetan.
b) Mengawasi dan merencanakan atas pembiayaan / pembayaran upah tenaga
kerja, bahan maupun peralatan yang dibutuhkan dalam penyelesaian
pekerjaan.
c) Bertanggung jawab kepada pelaksana atas penggunaan peralatan dilpangan.
d) Mengawasi pemakaian bahan agar selalu ada di lapangan dan dapat terpenuhi
kebutuhan sesuai waktu, volume, dan tepat mutu sesuai spesifikasi.
e) Membuat laporan pemakaian bahan, alat dan tenaga.

6) Administrasi / keuangan
a) Mengadakan pengawasan terhadap pembiayaan / pembayaran yang akan
dibiayai.
b) Bertanggumg j awab kepada pelaksana.

c) Berkoordinasi dengan pengawas lapangan agar menempati personil dilapngan


sesuai dengan keahliannya masing-masing, sehingga dalam penyelesaian
pekerjaan tidak menyimpang dari ketentuan- ketentuan spesifik tenik.

3
3
d) Berkoordinasi dengan pelaksana lapangan agar pembiayaan yang dibutuhkan
untuk mensuplai bahan / material tidak mengalami kemacetan.
e) Mengawasi dan merencanakan atas pembiayaan / pembayaran upah tenaga
kerja, bahan maupun peralatan yang dibutuhkan dalam penyelesaian
pekerjaan.

3.2.4 Rencana Waktu Pelaksanaan Proyek


Pengaturan waktu atau penjadwalan dari kegiatan yang terlibat didalamnya,
sehubungan dengan ini maka pihak pelaksana (CV. Mulia Perdana) membuat suatu
jadwal waktu pelaksanaan atau Time Schedule.
Waktu pelaksanaan pada proyek Pembangunan Embung di Desa Ohaem II
Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang terhitung mulai 27 Agustus
2017-25 Oktober 2017 (60 hari kalender).

3.2.5 Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Rencana Anggaran Biaya adalah perhitungan banyaknya biaya yang
diperlukan untuk bahan dan upah,serta biaya- biaya lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan bangunan atau proyek.
Anggaran biaya proyek digunakan untuk menyelesaikan seluruh kegiatan
proyek dan merupakan penjumlahan dari biaya-biaya yang digunakan untuk
menyelesaikan seluruh item pekerjaan dan fee-overhead serta pajak.
Berikut ini adalah Tabel Rekapitulasi dan Daftar Kuantitas Harga rencana
anggaran biaya proyek Pembangunan Embung Ternak di Desa Oh’aem II
Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang:
Tabel 3.1 Rekapitulasi Daftar Kuantitas dan Harga

REKAPITU LASIDAFTAR KU ANTITAS DAN HARGA

SATKER : DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG


PEKERJAAN : PEMBANGUNAN EMBUNG
LOKASI : DESA OHAEMIIKECAMATAN AMFOANG SELATAN
TAHUN ANGGARAN : 2017

3
4
II;'? La ? a

Sumber : CF. Mulia Perdana

3
5
Tabel 3.2 Daftar Kuantitas Dan Harga
DAFTA KUANTITAS DAN HARGA
R
SATKER : DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN EMBUNG
LOKASI : DESA OHAEM II KECAMATAN AMFOANG SELATAN
TAHUN ANGGARAN : 2017

....HASH A....
VOL
SAT
.......fan*........ EEWEE
A JAAN PERSIAPAN
1 a si/de mo bilisa si Ls 1.0 31,450,000.0 31,450,000.0
MobiLis2 0 0 0
Pek. lan Masuk / Acces Track Ls 1.0 2,000,000.00 2,000,000.0
JE 0 JUMLAH 0
A 33,450,000.00
B
JAAN TANGGUL TAMPUNGAN
1 Pek. 4,609,782.0
P embersihan dan Pengupasan m2 600.00 7,682.97 0
2 Pek. alian Pondasi Tanggul dan Tampungan Embung Termasuk Perapihan IT? 987.30 55,691. 54,984,089.60
G 37
3 35,061,269.3
3 Pek. T mbunan Tanah Kembali Pada Tanqqul Termasuk Pemadatan m 587.00 59,729.59
3
JUMLAH
B 94,655,140.93
C
RJAAN SPILLWAY
1 Pek. 55,691. 4,532,163.6
G alian Termasuk Perapihan m3 81.38 37 9
2 Pek. 89,975. 976,231.
P asangan Baku Kosong m3 10.85 25 46
3 Pek. 4.8 608,784. 2,922,164.
B efon Campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl (unfuk Lantai saluran) m3 0 33 78
4 Pek. asangan Baku dengan Spesi 1 pc : 4 psr. m3 8.3 641,791. 5,371,798.7
P 7 97 9
5 Pek. 1,350,238.6
esteran Dengan Spesi 1 pc : 3 psr. m2 31.50 42,864.72
P 8
JUMLAH
C 15,152,597.41
D
RJAAN JARINGAN DISTRIBUSI
1 Pek. 0.5 41,989.
G alian Tanah m3 0 97 20,994.99
2 Pek. 3
0.3 20,916.
U rugan Tanah Kembali m 0 42 6,274.93
3 Pek. 33,766. 5,064,997.5
P emasangan Pipa Transmisi HDPE 0 1%" m 150.00 65 0
4 Pek. 51,075. 817,204.
P emasangan Pipa PVC 0 2" m 16.00 27 32
5 1.0 760,000. 760,000.
Pembu atan Bak Kontrol Ukuran 0,8 m x 0,8 m x 0,45 m (Lengkap Penutup) Unit 0 00 00
6 1.0 250,000. 250,000.
ngan Shop Kran Buah
Pemasc 0 00 00
JUMLAH
D 6,919,471.73
E
JAAN BAK TERNAK (2 UNIT)
1 Pek.
Ta nah Dan Urugan
- Pek. 5.8 41,989. 244,381.
Ga Jan Tanah Pondasi m3 2 97 63
- Pek. 1.4 20,916. 30,537.9
Ur ugan Tanah Kembali m3 6 42 7
- Pek. 0.4 81,608. 35,907.5
Ur ugan Pasir Dibawah Pondasi m3 4 03 3
- Pek. 3
0.9 81,608. 73,447.2
Ur ugan Pasir Dibawah Lanfai m 0 03 3
- Pek. ugan Sirtu Peninggian Lantai m3 0.9 65,108. 58,597.2
Ur 0 03 3
2 Pek. sangan Dan Plesteran
Pa
- Pek. sangan Baku Kosong (Aansfamping) m3 131
89,975. 117,867.
Pa 25 58
- Pek. sangan Pondasi Batu Karang 1 Pc : 4 Psr m3 2.6 641,791. 1,675,077.0
Pa 1 97 4
- Pek. 1.8 42,864. 79,728.3
Pl asferan Pondasi 1 Pc : 3 Psr m2 6 72 8
- Pek. 2.8 35,480. 101,473.
Ac an Dinding Tembok + Pondasi m2 6 35 80
3 Pek. tan Camp, 1pc ; 2 psr ; 3krl
Se
Pek. Co dinding dan lantai bak
1.2 773,413. 928,096.
- Beton m3
0 97 76
- 2
9.9 134,010. 1,329,383.4
Bekistir 9 m 2 43 7
- an Kg 65.89 18,874.62 1,243,648.7
Pembes 1
- Pek. 1.0 26,000. 26,000.0
masanqan Dop Bak Bh
Pe 0 00 0
HARG
JUMLAH 1 UNIT BAK 5,944,147.33
A
JUMLAH
E 11,888,294.65
F
JAAN LAIN - LAIN
1 Pek. angadaan & Pemasangan Peil Scale Ls 1.0 600,000.
P 0 600,000.00 00
2 Pek. angadaan & Pemasangan Bola Pelampung Ls 1.0 400,000. 400,000.
P 0 00 00
3 1.0 1,500,000.0
’an & Dokumentasi Ls 1,500,000.00
Pelapo 0 0
JUMLAH F 2.500.000.00

Sumber : CV. Mulict Perdcma

36
3.3 Tinjauan Khusus
Proyek Pembangunan Embung di Desa Ohaem II Kecamatan Amfoang Selatan,
Kabupaten Kupang merupakan salah satu proyek yang diadakan oleh Dinas Pertanian
Kabupaten Kupang dengan nilai kontrak sebesar Rp. 181.000.000,00- yang berasal dari
Dana Alokasi Khusu (DAK). Dalam proyek ini yang bertindak sebagai kontraktor
pelaksana adalah CV. Mulia Perdana, dan pekerjaan yang ditinjau oleh penulis adalah
Pekerjaan Tubuh Embung (Embakment) yang meliputi :
3.3.1 Pekerjaan Pembersihan Dan Pengupasan (Clearing & Grubbing)
Pekerjaan ini merupakan pekeijaan pembersihan seluruh area proyek seluas
600 m2 dari material yang dapat menghambat pelaksanaan proyek dan pengupasan
muka tanah dengan kedalaman maksimal 20 cm dengan menggunakan alat berat
berupa Hydraulic Exavator.
Berikut adalah metode pelaksanaan dan perhitungan volume pekerjaan
clearing & grubbing :
a) Peralatam yang digunakan :
• Hydraulic Excavator
• Dump Truk
b) Tenaga Kerja :
• Operator Alat Berat
• Pembantu Operator
• Sopir
c) Cara pelaksanaan
• Pekeijan dimulai dengan menggunakan alat bantu guna pembersihan
awal berupa rumput atau semak-semak dan alat berat Buldozer guna
merobohkan, meratakan, dan menggusur tanaman atau pohon yang
dibersihkan dalam lokasi.
• Setelah itu excavator untuk mengangkut dan membuang ke dalam
truck.
• Dump Truck membuang ke tempat pembuangan atau lokasi quarry

3
7
Gambar 3.4 Pekeijaaan Clearing & Grubbing Menggunakan Excavator
Sumber: Dokumentcisi

3.3.2 Pekerjaan Galian Pondasi Tubuh Embung


Pekerjaan ini merupakan pekeijaan galian tanah pondasi tubuh embung
(embakment) dengan dalam galian 1 m, lebar dasar galian 2,50 m dan lebar atas
galian 3 m, pekerjaan galian dilakukan dengan menggunakan alat berat berupa
Hydraulic Exavator.
Berikut adalah metode pelaksanaan dan perhitungan volume pekerjaan Galian
Pondasi Tubuh Embung :
a) Peralatam yang digunakan :
• Hydraulic Excavator
• Dump Truk
b) Tenaga Kerja :
• Operator Alat Berat
• Pembantu Operator
• Sopir
c) Cara pelaksanaan
• Sebelum pekerjaan ini dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan
pengukuran kemudian dibuat batas-batas galian, kedalaman galian,
dan kemiringan terhadap elevasi rencana.
Kemudian Hydraulic Excavator merubuhkan dan meratakan hasil

3
8
penggalian, kemudian hasil galian dimuat ke Dump Truck. Truck
membuang hasil galian ke tempat lokasi pembuangan.

Gambar 3.5 Pekeijaaan Galian Podasi Tubuh Embung Menggunakan


Excavator
Sumber: Dokumentasi

3.3.3 Pekerjaan Timbunan Dan Pemadatan Tanah Tubuh Embung


Pekerjaan ini merupakan pekerjaan timbunan dan pemadatan tanah pada
timbunan tanah tubuh embung (embakment) dengan tinggi timbunan tubuh embung
5 m, panjang tubuh embung 21 m, lebar pondasi tubuh embung 18 m, dan lebar atas
tubuh embung 4,00 m. Pekeijaan ini dilakukan dengan menggunakan alat berat
berupa Hydraulic Exavator dan Vibro Roller
Berikut adalah metode pelaksanaan dan perhitungan volume pekerjaan
Timbunan Tanah Tubuh Embung :
a) Peralatam yang digunakan :
• Hydraulic Excavator
• Vibro Roller
• Dump Truk
• Watt er Tank

b) Tenaga Kerja :
• Operator Alat Berat

3
9
• Pembantu Operator
• Sopir
c) Cara pelaksanaan
• Diawali dengan tanah galian diambil dari tempan penyimpanan tanah
sementara {quarry) dan dituang ke dalam truck.
• Tanah tersebut diangkut menuju lokasi penimbunan tanah
• Kemdian dengan menggunakan alat berat Excavator untuk
menggusur, menghampar, meratakan, dan merapikhkan.
• Setelah itu dilakukan proses penyiraman dengan air kemudian
dipadatkan dengan menggunakan Excavator dengan vibrator.
• Untuk proses pemadatan tanah dilakukan dengan beberpa lapisan
tanah dengan ketebalan lapisan tanah timbunan 1,00 m
• Untuk setiap lapisan pemadatan tanah selalu silakukan pengujian
sandcone.

Gambar 3.6 Proses Penghamparan Dan Perataan Tanah Menggunakan Excavator


Sumber: Dokumentasi

4
0
Gambar 3.7 Proses Pemadatan Timbunan Tanah Menggunakan Vibro Roller
Sumber: Dokumentcisi

3.4 Perhitungan Volume Pekerjaan


Berikut adalah perhitungan volume Pekerjaan Tubuh Embung (Embcikment) di
Desa Ohaem II Kecamatan Amfoang Selatan Kab. Kupang.

Tabel 3.3 Perhitungan Volume Pekerjaan


N Dime
o Jenis Pekeijaan & Sket Gambar Luas Volume Total
nsi
.
1 Pekerjaan Pembershan Lokasi P = 30 m' L = p xl
^.♦no l=20m' = 30 m' x 20 m'
= 600 m2

2
0
,'k r—rJ....................................................... 600 m2
m
1 X1
V ----------- -----x
_____T 72^-———-< —-V-,M

"'■■Ar
30 m

Pekerjaan Gahan Pondasi Tubuh Embung a = 3 m' L = (a + b)/2 xt V = PxL


2
b = 2.50 L = (3 m + 2.50 m)/2 x
100II V = 2.75m2x21m
m' 1m
t= 1 m’ L = 2,75 m2 V = 57,75 m3
P = 21 m'

1f
57,75 m3
nt

2.50 B

4
1
Tabel 3.4 Rekapitulasi Volume Pekerjaan
N
Jenis Pekerjaan Volume Sat
o.
Pekerjaan Pembersihan Lokasi m2
1 600
Pekerjaan Gahan Pondasi Tubuh
2 57,75 m3
Embung
3 Pekerjaan Timbunan Tanah Pondasi 57,75 m3
Embung
4 Pekerjaan Timbunan Tanah Tubuh 1.155 m3
Embung

3.5 Estimasi Biaya Pekerjaan Tubuh Embung (Embakment)


Dari hasil perhitungan volume pekerjaan tubuh embung (Embakment), kita dapat
mengitung biaya pekerjaan yang dibutuhkan pada item pekerjaan tubuh embung den cara
volume pekerjaan yang telah dihitung dikalikan dengan harga satuan pekerjaan yang
diperoleh dari analisa harga satuan pekerjaan.

3.5.1 Daftar Harga Upah dan Peralatan


Berikut daftar harga upah dan peralatan yang digunakan pada pada proyek
Pembangunan Embung di Desa Ohaem II Kecamatan Amfoang Selatan Kabupaten

4
2
Kupang :

Tabel 3.5 Daftar Harga Upah Dan Peralatan


Daftar Harga Upah Dan Peralatan

Pekeijaan : Pembangunan Embung


Lokasi : Desa Ohaem II Kec. Amfoang Selatan Kab. Kupang
Tahun Anggaran : 2017

Harga Satuan
No. Uraian Satuan
(Rp)
I Upah Pekerja
1 Mandor Oh 87.000,00
2 Operator Oh 150.000,00
3 Pembantu Operator Oh 57.000,00
II Peralatan
Hydraulic Excavator /Jam 723.689,90
Dump Truk /Jam 325.577,71
Vibro Roller /Jam 501.235,75
Al at Bantu Ls 1.000,00
Sumber : Dokument Konlrak CK. Mulia Per demon

3.5.2 Analisa Harga Satuan Pekerjaan


Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga satuan
pekeijaan konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan,
upah kerja, dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standart pengupahan pekerja
dan harga sewa / beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan konstruksi.

4
3
Berikut Analisa Harga Satuan Pekerjaan yang digunakan pada pada proyek
Pembangunan Embung di Desa Ohaem II Kecamatan Amfoang Selatan
Kabupaten Kupang :

Tabel 3.6 Analisa Harga Satuan Pekerjaan


Analisa Harga Satuan Pekerjaan

Pekerjaan : Pembangunan Embung


Lokasi : Desa Ohaem II Kec. Amfoang Selatan Kab. Kupang
Tahun Anggaran : 2017
PEKERJAAN : 1 M2 Pembersihan dan Pengupasan
HARGA SATUAN : Rp. 7,682.97

SATU KOOEFISI HARGA SAT.


URAIAN JUMLAH HARGA (Rp.)
AN EN (Rp.)

Org/Ha 0.0
ri 03
1 UPAH 0.012 150,375.00 451.13
Org/Ha
Operator Pekerja ri 57,142.50 697.14

2 ALAT 0.00
Jam 43 723,689.90 3,111.87
Hidraulik Excavator
Jam 0.00 325,577.71 2,474.39
Dump truck 76
Ls 1,000.00 250.00
Alat bantu 0.25
JUMLAH 6,984.52
BIAYA UMUM DAN KEUNTUNGAN 10% 698.45
TOTAL 7,682.97

PEKERJAAN
HARGA SATUAN SATU KOOEFISIE HARGA SAT.
URAIAN JUMLAH HARGA (Rp.)
AN N (Rp.)

UPAH
Org/Ha 0.0
Operator ri 68 150,375.00 10,150.31
Pekerja Org/Ha 0.0 57,142.50 385.71
ri 07

.ALAT
0.0
Hidraulik Excavator Jam 34 723,689.90 24,605.46

Dump truck Jam 0.0468 325,577.71 15,237.04


Alat bantu Ls 0.2 250.00
1,000.00
50
: 1 M3 Galian Tanah Dengan Bantuan Alat Berat : Rp.

55,691.37

44
2
PEKERJAAN : 1 M3 Pekerjaan Timbunan Tanah Kembali Termasuk Pemadatan
HARGA SATUAN : Rp. 59,729.59

SAT KOOEFISI HARGA SAT.


URAIAN JUMLAH HARGA (Rp.)
UAN EN (Rp.)

1 UPAH
Operator Org/H 0. 150,375.00 1,052.
Pekeija ari
Org/H 007 0. 57,142.50 63
3,999.
ari 070 98

2ALAT
Hidraulik Excavator Ja 0.0 723,689.90 28,947.
m Ja 400 0.0 60
20,049.
Vibrator Roller 501,235.75
m 400 0.2 43
Alat bantu Ls 1,000.00 250.00
500 54,299.
JUMLAH
635,429.
BIAYA UM UM DAN KEUNTUNGAN 10%
TOTAL 96
59,729.
59
Sumber : Dokumen Konlrak CT. Mulia Perdana

3.5.3 Hasil Tinjauan Rencana Anggaran Biaya Selama PKL


Tabel 3.7 Daftar Kuantitas Dan Harga Pekerjaan Tubuh Embung
JUMLAH
VOLUM HARGA SATUAN
No. URAIAN PEKERJAAN SAT HARGA
E
(Rp)
(Rp)
Pekeijaan Pembersihan &
1 600 m2 7,682.97 4,609,783.64
Pengupasan
2 Pekeijaan Galian Tanah 57.75 irf 55,691.37 3,216,176.59
Pondasi Tubuh Einbiing
3 Pekeijaan Timbunan Tanah 1212.75 irf 59,729.59 72,437,058.73
Pondasi Termasuk Pemadatan
TOTAL HARGA 80,263,018.95

Sumber : Hasil Tinjauan PKL

Dari hasil Tinjauan selama PKL pada proyek Pembangunan Embung di Desa
Ohaem II Kecamatan Amfoang Selatan Kabupaten Kupang , pada item pekerjaan Tubuh
Embung (Embakment) terhitung dari tanggal 28 September 2017 hingga 06 Oktober
2017 dengan total biaya sebesar Rp. 80.263,018.95 yang terdiri dari Pekeijaan
pembersihan dan pengupasan, Pekeijaan galian tanah pondasi tubuh embung, dan
Pekerjaan timbunan tanah pondasi termasuk pemadatan.
BAB IV
PENUTUP

4
5
4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada Proyek Pembangunan
Embung do Desa Ohaem II Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang, terhitung
dari tanggal 28 Agustus 2017 sampai dengan tanggal 06 Oktober 2017 dengan tinjauan
khusus pada item pekerjaan Tubuh Embung (Embakment), maka penulis menggambil
kesimpulan :

Dari hasil Tinjauan selama PKL pada proyek Pembangunan Embung di Desa
Ohaem II Kecamatan Amfoang Selatan Kabupaten Kupang , pada item pekerjaan Tubuh
Embung (Embakmenf) terhitung dari tanggal 28 September 2017 hingga 06 Oktober
2017 dengan total biaya sebesar Rp. 80.263,018.95 yang terdiri dari Pekeijaan
pembersihan dan pengupasan, Pekerjaan galian tanah pondasi tubuh embung, dan
Pekerjaan timbunan tanah pondasi termasuk pemadatan.

4.2 Saran
Setelah Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilakukan penulis menyarankan
beberapa hal ketika sedang melaksanakan kegiatan PKL :

a) Pada saat melaksanakan kegiatan PKL mahasiswa harus lebih teliti pada proses
pelaksanaaan pekerjaan yang dilakukan dilapangan.
b) Pada saat melaksanakan kegiatan PKL mahasiswa disarankan membuat laporan
harian atau catatan-catatan yang berisi data-data atau rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan setiap hari di lokasi proyek, data-data tersebut akan berguna
memudahkan mahasiswa dalam pembuatan laporan Praktek Kerja Lapangan.

4
6
DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 1999. Bendungung Tipe Urugan. http:/ilmusipil.com-Bendung Uruganfdiakses


20 Oktober 2017
Ir. Ibnu Kasiro, Dip. HE - Ir. Wanny Adidharma, Dip. H. MSc - Ir. Bhre Susantini
Rusli, Dip. HE - Ir. CL. Nugroho - Ir. Sunarto, M.S, 1994, KriteriaDesainEmbung
Untuk Daerah Semi Kering
DOKUMENTASI
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

Proses Pelaksanaan Pekerjaan Pembersihan Lokasi (Clearing & Grubbing)

Proses Pelaksanaan Pekeijaan Galian Tanah Pondasi Tubuh Embung (embakmenf)


Proses Pelaksanaan Pekerjaan Penimbunan Tanah Untuk Pondasi Tubuh
Embung (embakmenf)

Proses Pelaksanaan Pekeijaan Penimbunan Tanah Untuk Tubuh Embung


(embakment)
Proses Pelaksanaan Pekerjaan Pemadatan Tanah Untuk Tubuh Embung
(embakment) Menggunakan Vibro Roller

Proses Pelaksanaan Pekerjaan Pemadatan Tanah Untuk Mercu Embung


(embakment) Menggunakan Vibro Roller
Proses Pengukuran Mercu Embung
LAPORAN HARIAN
PRAKTEK EK LAPANGAN (PKL)
POLITEKNIK NEGERI KUPANG

HARI/TANGGAL URAIAN PEKERJAAN BAHAN JML SAT TENAGA KERJA JML SAT PERALATAN JML SAT VOLUME PEKERJAAN SAT SKETSA GAMBAR KETERANGAN

A.P EKERJAAN CLEARING & GRUBING


Pek. Clearing Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 70 m2 Pekerjaan Mulai 11:30 Wita
Operator Alat Berat 1 Oh Dump Truck 1 Unit Pekerjaan Selesai 18:00 Wita
Sopir 1 Oh
Pemb. Operator/Sopir 1 Oh
Senin, 28 Agustus 2017

Pek. Clearing Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 230 m2 Pekerjaan Mulai 08:00 Wita
Operator Alat Berat 1 Oh Dump Truck 1 Unit Pekerjaan Selesai 18:00 Wita
Sopir Pemb. 1 Oh
Operator/Sopir 1 Oh
Selasa, 29 Agustus 2017

Tidak Ada Kegiatan, Karena


Tidak Ada Bahan Bakar Untuk
Alat Berat. (Exavator/Back Hoe)
Rabu, 30 Agustus 2017

Pek. Grubing Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 60 m2 Pekerjaan Mulai 08:00 Wita
Operator Alat Berat 1 Oh Pekerjaan Selesai 18:00 Wita
Pemb. Operator/Sopir 1 Oh
Kamis, 31 Agustus 2017

Pek. Grubing Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 90 m2 Pekerjaan Mulai 08:00 Wita
Operator Alat Berat 1 Oh Pekerjaan Selesai 18:00 Wita
Pemb. Operator/Sopir 1 Oh
Jum'at, 1 September 2017

Pek. Grubing Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 75 m2 Pekerjaan Mulai 08:00 Wita
Operator Alat Berat 1 Oh Pekerjaan Selesai 18:00 Wita
Pemb. Operator/Sopir 1 Oh
Sabtu, 2 September 2017

- - - - - - - - - - - - - Hari Libur
Mnggu, 3 September 2017

Pek. Grubing Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 75 m2 Pekerjaan Mulai 08:00 Wita
Operator Alat Berat 1 Oh Pekerjaan Selesai 18:00 Wita
Pemb. Operator/Sopir 1 Oh
Senin, 4 September 2017

TOTAL VOLUME PEKERJAAN CLEARING & GRUBING 600 m*


PROYEK PEMBANGUNAN EMBUNG
LOKASI PROYEK DESA OH’AEM II KEC. AMFOANG SELATAN KAB. KUPANG CV.
KONTRAKTOR/PELAKSANA MULIA PERDANA
B. PEKERJAAN GALIAN CUT OF TRANCH
Pek. Galian Cut Of Tranch - - - Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 141 m3 Pekerjaan Mulai 08:00 Wita
Operator Alat Berat Oh Pekerjaan Selesai 18:00 Wita
1
Pemb. Operator/Sopir 1 Oh
Selasa, 5 September 2017

Pek. Galian Cut Of Tranch - - - Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 182 m3 Pekerjaan Mulai 08:00 Wita
Operator Alat Berat Oh Pekerjaan Selesai 18:00 Wita
1
Pemb. Operator/Sopir 1 Oh
Rabu, 6 September 2017

Pek. Galian Cut Of Tranch - - - Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 100 m3 Pekerjaan Mulai 08:00 Wita
Operator Alat Berat Oh Pekerjaan Selesai 18:00 Wita
1
Pemb. Operator/Sopir 1 Oh
Kamis, 7 September 2017

Pek. Galian Cut Of Tranch - - - Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 132 m3 Pekerjaan Mulai 08:00 Wita
Operator Alat Berat Oh Pekerjaan Selesai 18:00 Wita
1
Pemb. Operator/Sopir 1 Oh
Jum'at, 8 September 2017

Pek. Galian Cut Of Tranch - - - Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 150 m3 Pekerjaan Mulai 08:00 Wita
Operator Alat Berat Oh Pekerjaan Selesai 18:00 Wita
1
Pemb. Operator/Sopir 1 Oh
Sabtu, 9 September 2017

- Hari Libur
- - - - - - - - - - - -
Mnggu, 10 September 2017

Pek. Galian Cut Of Tranch - - - Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 150 m3 Pekerjaan Mulai 08:00 Wita
Operator Alat Berat Oh Pekerjaan Selesai 18:00 Wita
1
Pemb. Operator/Sopir 1 Oh
Senin, 11 September 2017

Pek. Galian Cut Of Tranch - - - Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 132 m3 Pekerjaan Mulai 08:00 Wita
Operator Alat Berat Oh Pekerjaan Selesai 18:00 Wita
1
Pemb. Operator/Sopir 1 Oh
Selasa, 12 September 2017

TOTAL VOLUME PEKERJAAN GALI CUT OF TRANCH m3


987
A
C. PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH KEDAP AIR & PEMADATAN UNTUK TUBUH EMBUNG
Pek. Timbunan Tanah Kedap Air - - - Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 98 m3 Pekerjaa Mulai 08:00 Wita
n
Untuk Tubuh Embung Operator Alat Berat Oh Truck Tangki Air Unit Pekerjaa Selesai 18:00 Wita
2 1
n
Pemb. Operator/Sopir 2 Oh Vibro Roller 1 Unit
Sopir Oh
1
Pek. Pemadatan dan Perapihan Air 10.00 Ltr
Rabu, 13 September 2017 0

Pek. Timbunan Tanah Kedap Air - - - Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 70 m3 Pekerjaa Mulai 08:00 Wita
n
Untuk Tubuh Embung Operator Alat Berat Oh Truck Tangki Air Unit Pekerjaa Selesai 18:00 Wita
2 1
n
Pemb. Operator/Sopir 2 Oh Vibro Roller 1 Unit
Sopir Oh
1
Pek. Pemadatan dan Perapihan Air 10.00 Ltr
Kamis, 14 September 2017 0

Pek. Timbunan Tanah Kedap Air - - - Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 93 m3 Pekerjaa Mulai 08:00 Wita
n
Untuk Tubuh Embung Operator Alat Berat Oh Truck Tangki Air Unit Pekerjaa Selesai 18:00 Wita
2 1
n
Pemb. Operator/Sopir 2 Oh Vibro Roller 1 Unit
Sopir Oh
1
Pek. Pemadatan dan Perapihan Air 10.00 Ltr
Jum'at, 15 September 2017 0

Pek. Timbunan Tanah Kedap Air - - - Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 75 m3 Pekerjaa Mulai 08:00 Wita
n
Untuk Tubuh Embung Operator Alat Berat Oh Truck Tangki Air Unit Pekerjaa Selesai 18:00 Wita
2 1
n
Pemb. Operator/Sopir 2 Oh Vibro Roller 1 Unit
Sopir 1 Oh
Sabtu, 16 September 2017
Pek. Pemadatan dan Perapihan Air Ltr
10.00
0

- Hari Libur
- - - - - - - - - - - -
Mnggu, 17 September 2017

Pek. Timbunan Tanah Kedap Air - - - Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 152 m3 Pekerjaa Mulai 08:00 Wita
n
Untuk Tubuh Embung Operator Alat Berat Oh Truck Tangki Air Unit Pekerjaa Selesai 18:00 Wita
2 1
n
Pemb. Operator/Sopir 2 Oh Vibro Roller 1 Unit
Sopir 1 Oh
Senin, 18 September 2017
Pek. Pemadatan dan Perapihan Air Ltr
10.00
0

Pek. Timbunan Tanah Kedap Air - - - Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 60 m3 Pekerjaa Mulai 08:00 Wita
n
Untuk Tubuh Embung Operator Alat Berat Oh Truck Tangki Air Unit Pekerjaa Selesai 18:00 Wita
2 1
n
Pemb. Operator/Sopir 2 Oh Vibro Roller 1 Unit
Sopir 1 Oh
Selasa, 19 September 2017
Pek. Pemadatan dan Perapihan Air Ltr
10.00
0

Pek. Timbunan Tanah Kedap Air - - - Mandor 1 Oh Exavator (Back Hoe) 1 Unit 40 m3 Pekerjaa Mulai 08:00 Wita
n
Untuk Tubuh Embung Operator Alat Berat Oh Truck Tangki Air Unit Pekerjaa Selesai 18:00 Wita
2 1
n
Senin, 20 September 2017 Pemb. Operator/Sopir Oh Vibro Roller Unit
2 1
Sopir Oh
1
Pek. Pemadatan dan Perapihan Air 10.00 Ltr
0
TOTAL VOLUME PEKE 3JAAN TIMBUNAN TANAH KEDAP AIR & PEMADATAN UNI rUK UH EMBUNG 588 m3
TUE

Anda mungkin juga menyukai