Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulisan laporan tugas akhir yang berjudul “Efektifitas Model Rangka
Batang dan Rafter Pada Struktur Baja Clear Span” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini tidak sedikit hambatan yang penulis
tersebut dapat teratasi. Sehubungan dengan itu, pada kesempatan dan melalui lembaran
1. Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan, memberi kasih sayang,
pengertian dan perhatian serta dorongan, baik berupa moril maupun materi.
2. Bapak Dr. Eng. Adiwijaya., S.ST., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil
5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh Staf dan Karyawan Politeknik Negeri Ujung
Pandang.
7. Rekan – rekan Himpunan Mahasiswa Sipil atas semua doa dan dorongan
semangat.
iv
8. Seluruh saudara/saudari seperjuangan kami THEODOLITE 2015 yang telah
motivasi.
9. Seluruh teman-teman yang tak bisa kami sebutkan satu per satu karena sangat
banyak.
Akhir kata semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini belum sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan tugas akhir ini dan demi perbaikan pada masa mendatang.
Penulis
v
DAFTAR ISI
hlm.
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... vi
ABSTRAK .............................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Baja.........................................................................................................5
2.2 Struktur Baja ..........................................................................................6
2.3 Struktur Baja Clear Span .......................................................................8
2.4 Pembebanan Pada Struktur.....................................................................8
2.5 Dasar – dasar Perencanaan Struktur.....................................................17
2.6 Batang Tarik .........................................................................................19
2.7 Batang Tekan........................................................................................20
vi
2.8 Perencanaan Balok Kolom ...................................................................23
2.8.1 Aksial Tekan ...........................................................................23
2.8.2 Lentur .....................................................................................25
2.8.3 Kombinasi Aksial dan Lentur..................................................27
2.9 Penjelasan Singkat Tentang SAP2000..................................................27
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN
vii
DAFTAR TABEL
hlm.
Tabel 2.1. Sifat-sifat mekanis baja struktural...........................................................6
Tabel 4.1 Gaya-gaya dalam struktur clear span frame bentang 20 m dan
tinggi 6 m...............................................................................................63
Tabel 4.3 Perbandingan hasil perhitungan secara manual dan SAP2000 ..............74
Tabel 4.4 Dimensi, rasio penampang dan berat struktur pada setiap bentang .......75
Tabel 4.7 Data profil yang digunakan pada struktur Clear Span Truss .................77
Tabel 4.8 Perbandingan hasil perhitungan secara manual dan SAP2000 ..............89
Tabel 4.9 Dimensi, rasio penampang dan berat struktur pada setiap bentang .......90
viii
Tabel 4.10 Reaksi Tumpuan dan Lendutan Clear Span Frame.............................91
ix
DAFTAR GAMBAR
hlm.
Gambar 1.1. Struktur Baja Celar Span Model Frame .............................................2
Gambar 2.2. Sistem penahan beban angin utama bangunan atap ..........................15
Gambar 3.3. Keterangan gambar clear span frame dan clear span truss..............32
x
Gambar 3.17. Kotak dialog penampang angle section ..........................................45
Gambar 3.18. Kotak dialog data-data profil baja yang digunakan pada truss .......46
Gambar 3.21. Hasil penggambaran struktur baja clear span truss ........................47
Gambar 3.24. Struktur baja clear span truss dengan perletakan ...........................49
Gambar 3.36. Hasil analisis struktur baja clear span frame pada SAP2000 .........55
Gambar 3.37. Hasil analisis struktur baja clear span truss pada SAP2000...........56
xi
Gambar 3.40. Diagram alir balok lentur ................................................................59
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
ABSTRAK
Putri Utami Dayana (31115002), Alfin Ady Putra (31115005), “Efektifitas Model
Rangka Batang dan Rafter Pada Struktur Baja Clear Span”
Clear span adalah struktur bangunan yang direncanakan tanpa menggunakan kolom
tengah. Model clear span yang sering dijumpai adalah model frame dan model
truss. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi model clear
span yang tepat untuk berbagai jenis bentang.
Penelitian diawali dengan melakukan survey untuk menentukan geometri struktur
yang banyak digunakan, dari hasil survey tersebut maka dianalisislah 2 model
struktur yaitu model frame dan truss dengan masing – masing bentang struktur 20,
30, 40, 50, 60, 70, dan 80 meter dengan parameter setiap jenis bentang
menggunakan penampang yang aman dengan pengaku utama pada bagian sisi
samping dan tengah bentang serta gording dianggap sebagai pengaku lateral, berat
struktur, mutu baja BJ37, sudut kemiringan atap 7◦, tinggi kolom 6 meter, rasio
tinggi truss 0,02, untuk kolom dan rafter digunakan profil wide flange dan untuk
truss digunakan profil siku.
Dari hasil desain yang telah dilakukan diperoleh bahwa kedua model tersebut baik
digunakan untuk bentang 50 meter. Clear span frame lebih efektif digunakan untuk
bentang < 50 meter, sedangkan clear span truss lebih efektif digunakan untuk
bentang > 50 meter.
xv
BAB I PENDAHULUAN
Baja merupakan salah satu material struktur selain beton yang sudah sangat
digunakan dalam banyak hal, salah satunya sebagai struktur konstruksi sebuah
bangunan seperti, gudang, pabrik, bandara, pelabuhan, lapangan futsal dan hanggar.
Jenis dan bentuknya yang beragam membuatnya lebih menarik untuk digunakan
sehingga saat ini tidak terpaku lagi hanya pada elemen kayu ataupun beton sebagai
bahan dasar konstruksi. Keunggulan material baja ditinjau dari segi kekuatan,
Pada sebuah konstruksi baja, sering dijumpai bentuk clear span. Clear span
Terdapat dua istilah model yang sering dijumpai pada struktur baja clear
span yaitu model frame dan model truss, kedua istilah ini merupakan model rangka
pada struktur baja clear span yang bergantung pada ukuran bentangnya. Umumnya,
untuk bentang yang relatif pendek menggunakan model frame dan untuk bentang
yang relatif panjang menggunakan model truss. Salah satu contoh struktur baja
clear span model frame dan model truss dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan Gambar
1.2.
1
Gambar 1.1 Struktur Baja Celar Span Model Frame
Saat ini, pada kedua model tersebut belum ditemukan alasan mengapa
model frame digunakan untuk bentang pendek dan model truss digunakan untuk
bentang panjang. Dengan pernyataan tersebut dapat dibuat suatu pertanyaan bahwa
apa yang akan terjadi jika model tersebut di balik (model truss untuk bentang
pendek dan model frame untuk bentang panjang) atau pada bentang berapa model
frame akan diubah menjadi model truss. Dengan kedua pertanyaan tersebut maka
disusunlah tugas akhir dengan judul Efektifitas Model Rangka Batang dan
2
1.2 Rumusan Masalah
3. Struktur baja clear span dianalisis dengan 2 model yaitu model frame
model clear span yang tepat berdasarkan bentang strukturnya sesuai dengan SNI
1729:2015.
3
1.5 Manfaat Kegiatan
struktur baja clear span mengenai model rangka batang yang tepat dan
aman.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Baja
Baja adalah logam campuran yang terdiri dari besi (Fe) dan karbon (C).
Dengan adanya unsur karbon, maka baja mempunyai titik cair sehingga mudah
dicetak/dibentuk. Jadi baja berbeda dengan besi, aluminium, seng, tembaga dan
Baja yang telah dibentuk sedemikian rupa disebut baja profil. Baja profil
elemen struktur. Macam-macam profil baja yang terdapat di pasaran yaitu profil
sayap lebar (W), profil siku (L), profil kanal (C) dan lain-lain. Beberapa contoh
pengujian kuat tarik pada suatu benda uji baja. Sifat-sifat ini sangat penting untuk
5
diketahui sebelum merencakan sebuah konstruksi baja. Adapun sifat-sifat mekanis
yang terkandung dalam struktur baja dapat dilihat pada Tabel 2.1
Struktur baja adalah suatu material baja tersusun dari batang-batang yang
dibuat sesuai dengan panjang dan bentuk yang direncanakan. Struktur baja pada era
sekarang sangat banyak digunakan karena pelaksanaanya yang mudah, aman dan
Baja struktural yang digunakan yaitu BJ37 yang mempunyai tegangan leleh
minimum (fy) = 240 MPa dan tegangan putus minimum (fu) = 370 MPa.
6
b. Keseragaman (Uniformity)
Sifat – sifat baja tidak berubah karena waktu. Hampir seluruh bagian baja
c. Elastisitas (Elasticity)
karena mengikuti hukum Hooke, walaupun telah mencapai tegangan yang cukup
d. Daktalitas (Ductility)
deformasi inelastik bolak – balik berulang diluar batas titik leleh pertama, sambil
daktalitas ini bagi kinerja struktural adalah pada saat baja mengalami
pembebanan yang melebihi kekuatannya, baja tidak langsung hancur tetapi akan
meregang sampai batas daktalitas. Demikian juga pada beban siklik, daktalitas
Baja dalah material yang sangat ulet sehingga dapat memikul beban yang
deformasi besar, masih mampu menahan gaya – gaya yang cukup besar tanpa
walaupun tegangan yang masih dibawah batas yang diizinkan. Pada bahan yang
tidak memiliki keuletan yang tinggi, keruntuhan dapat terjadi pada tegangan
7
2.3 Struktur Baja Clear Span
Struktur baja clear span merupakan jenis dari bangunan baja yang tidak
memiliki kolom pada tengah bentangnya. Umumnya struktur baja clear span
menggunakan baja hot rolled, struktur baja clear span sering dijumpai pada
bangunan gudang, hanggar, pabrik, dsb. Terdapat dua istilah model yang sering
dijumpai pada struktur baja clear span yaitu clear span frame dan clear span truss.
Clear span frame merupakan model struktur baja yang biasanya digunakan pada
bentang yang relatif pendek, sedangkan clear span truss merupakan model struktur
Beban pada struktur bangunan merupakan salah satu hal yang terpenting
penerapan beban pada perhitungan akan mengakibatkan kesalahan yang fatal pada
hasil desain bangunan tersebut. Untuk itu sangat penting bagi kita untuk
bangunan yang didesain tersebut nantinya akan aman pada saat dibangun dan
digunakan.
diataranta beban mati (D), beban hidup (L) dan beban angin (W). Beban hidup
terbagi menjadi 2 bagian yaitu beban hidup bangunan (L) dan beban hidup atap
minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain (SNI 1727:2013)
8
a. Beban mati (D)
Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang
terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap,
finishing, klading gedung dan komponen arsitektural dan struktur lainnya serta
Beban hidup adalah beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni
bangunan gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan
beban lingkungan, seperti beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir,
Beban hidup atap adalah beban pada atap yang diakibatkan pelaksanaan
pemeliharaan oleh pekerja, peralatan dan material selama masa layan struktur
yang diakibatkan oleh benda bergerak, seperti tanaman atau benda dekorasi kecil
Pada atap juga terdapat beban hujan, setiap bagian dari suatu atap harus
dirancang mampu menahan beban dari semua air hujan yang terkumpul apabila
sistem drainase primer untuk bagian 10 tersebut tertutup ditambah beban merata
yang disebabkan kenaikan air diatas lubang masuk sistem drainase sekunder
pada aliran rencana. Nilai dari beban hujan rencana diatur dalam SNI 1727:2013
9
dh = tambahan kedalaman air pada atap
angin. Umumnya perlu diperhitungkan pada luas bidang tangkap angin yang
bangunan gedung tertutup, tertutup sebagian dan terbuka dari semua ketinggian
Tabel 2.2.
a) Faktor arah angin, Kd, yang dapat dilihat pada Tabel 2.3
b) Kategori eksposur
kurang dari atau sama dengan 30ft (9,1 m), eksposur B berlaku bila
yang lebih besar dari 1500ft (457 m). Untuk bangunan dengan
tinggi atap rata-rata lebih besar dari 30ft (9,1 m), eksposur B
lawan angin untuk jarak lebih besar dari 2600ft (792 m) atau 20
10
2) Eksposur C: berlaku untuk semua kasus dimana eksposur B atau D
tidak baelaku.
arah lawan angin untuk jarak yang lebih besar dari 5000ft (1524 m)
dari situs B atau C, dan situs yang berada dalam jarak 600ft (183
dalam topografi umum. Jika kondisi situs dan lokasi gedung dan
11
Tabel 2.2 Kategori Risiko Bangunan Gedung
Kategori
Penggunaan atau Pemanfaatan Fungsi Bangunan Gedung dan Struktur
Risiko
Bangunan gedung dan struktur lain yang merupakan risiko rendah untuk
I
kehidupan manusia dalam kejadian kegagalan
Semua bangunan gedung dan struktur lain kecuali mereka terdaftar dalam
II
Kategori Risiko I, III, dan IV
Bangunan gedung dan struktur lain, kegagalan yang dapat menimbulkan risiko
besar bagi kehidupan manusia
Bangunan gedung dan struktur lain, tidak termasuk dalam Kategori Risiko IV,
dengan potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi subtansial dan/atau
gangguan massa dari hari-ke-hari kehidupan sipil pada saat terjadi kegagalan
Bangunan gedung dan struktur lain tidak termasuk dalam Risiko Kategori IV
(termasuk, namun tidak terbatas pada fasilitas yang manufsaktur, proses III
Bangunan gedung dan struktur lain, kegagalan yang dapat menimbulkan bahaya
besar bagi masyarakat.
Bangunan gedung dan struktur lain (termasuk, namun tidak terbatas pada
fasilitas yang memproduksi, memproses, menangani, menyimpan,
menggunakan, atau membuang zat-zat berbahaya seperti bahan bakar, bahan
IV
kimia berbahaya, atau limbah berbahaya) yang berisi jumlah yang cukup dari
zat sangat beracun dimana kuantitas melebihi jumlah ambang batas yang
ditetapkan oleh pihak yang berwenang dan cukup menimbulkan ancaman bagi
masyarakat jika dirilis.
12
Tabel 2.3 Faktor Arah Angin, Kd
Faktor Arah
Tipe Struktur
Angin Kd
Bangunan Gedung
Sistem penahan beban angin utama 0,85
Komponen dan klading bangunan gedung 0,85
Atap Lengkung 0,85
Cerobong asap, tangki, dan struktur yang sama
Segi empat 0,90
Segi enam 0,95
Bundar 0,95
Dinding pejal berdiri bebas dan papan reklame
0,85
pejal berdiri bebas dan papan reklame terikat
Papan reklame terbuka dan kerangka kisi 0,85
Rangka batang menara
Segi tiga, segi empat, persegi panjang 0,85
Penampang lainnya 0,95
(Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, 2013 : 50)
e) Klasifikasi ketertutupan
bangunan “tertutup”.
13
Tabel 2.4 Koefisien Tekanan Internal (Gcpi)
14
Koefisien tekanan eksposur juga dapat ditentukan dengan
z < 15 ft.
Dimana nilai α dan zg ditabulasi dalam Tabel 2.6 dan bagian yang termasuk
Zmin.
Angin h
B
L L
Denah Potongan
Gambar 2.2 Sistem Penahan Beban Angin Utama Bangunan Atap Pelana
(Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, 2013 : 67)
15
5 Tentukan tekanan velositas qz
dimana :
V = Kecepatan angin dalam m/s
2.7
16
7 Hitung tekanan angin, p, pada setiap permukaan bangunan gedung
persamaan 2.5.
a) 1,4D (2.6a)
b) 1,2D + 1,6L + 0,5 (La atau H) (2.6b)
c) 1,2D + 1,6 (La atau H) + (γL L atau 0,8 W) (2.6c)
d) 1,2D + 1,3W + γL L +0,5 (La atau H) (2.6d)
e) 1,2D ± 1,0E + γL L (2.6e)
f) 0,9D ± (1,3W atau 1,0 E) (2.6f)
sebauh hasi yang maksimum. Dalam suatu perencanaan harus ditetapkan kriteria
untuk menilai tercapai atau tidaknya hasil tersebut. Kriteria yang umum digunakan
17
a. Biaya minimm
b. Berat minimum
lebih besar atau sama dengan beban yang bekerja pada struktur tersebut. Mengacu
dianggap memnuhi syarata jika kuat perlu, Ru lebih kecil dari kuat rencana, ØRn
dengan Ø adalah faktor tahanan yang nilainya bervariasi tergantung perilaku dari
Ru ≤ ØRn (2.7)
yang dicari dengan bantuan analisis struktur. Hasil analisis struktur secara
kuat rencana ØRn. Faktor tahanan Ø yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.8.
18
Tabel 2.8 Faktor Tahanan Ø
Material baja mempunyai kemampuan sama dalam memikul gaya tarik atau
gaya tekan. Mutu bahannya juga relatif tinggi, sehingga dimensi struktur cenderung
langsing. Untuk struktur seperti itu pemakaian material baja hanya efisien untuk
batang tarik. Dimensi yang relatif langsing pada batang tarik mempunyai batas
Menurut SNI 1729-2015 kuat tarik rencana ØtTn, dengan Øt sebagai faktor
ketahanan tarik dan Pn sebagai kuat tarik nominal adalah nilai terendah yang
diperoleh sesuai dengan keadaan batas dari leleh tarik pada penampang bruto dan
19
Tu ≤ Øt.Tn (2.8)
dimana :
Tu = Beban tarik maksimum
Tn = Kuat tarik nominal
Øt = Faktor tahanan tarik
Tn = Fy. Ag
dimana : (2.9)
Øt = 0,9 terhadap keruntuhan leleh
Ag = luas penampang utuh (gross)
Luas penampang netto, An ≤ 0,85Ag sesuai dengan pasal J4.1 pada SNI
HP, WTs, STs, siku tunggal dan siku ganda, faktor shear lag (U) tidak perlu lebih
kecil dari rasio luas bruto elemen yang disambung terhadap luas bruto komponen
struktur. Faktor shear lag (U) = 0,85 dapat digunakan untuk penampang yang
tekan sentris tepat pada titik berat p enampang atau kolom dengn gaya aksial saja.
20
Batang tekan adalah suatu komponen struktur yang mengalami gaya tekan
Pu ≤ Øc.Pn (2.11)
dimana :
Pu = Beban tekan maksimum
Pn = Kuat tekan nominal
Øc = Faktor tahanan tekan (0,9)
Lk/r). Menurut SNI 1929:2015 kelangsingan sebuah batang dibatasi hingga 200.
Dimana nilai panjang tekuk tergantung dari kekangan pada ujung batang tersebut.
Lk = kc . L (2.12)
dimana :
Lk = panjang tekuk (mm)
Kc = faktor panjang tekuk
L = panjang batang (mm)
Faktor panjang tekuk (Kc) untuk setiap kekangan pada bagian ujung batang
21
Tekuk lokal pada penampang biasanya terjadi pada penampang-penampang
yang tipis. Jika tekuk lokal terjadi, maka komponen struktur tersebut tidak akan lagi
mampu memikul beban tekan secara penuh dan struktur tersebut akan mengalami
keruntuhan.
Sayap :
< 0,45
Badan :
< 0,56
Sayap :
< 0,56
Badan :
< 0,75
Kuat tekan nominal (Pn) pada sebuah struktur dapat dihitung dengan
Persamaan 2.13.
Pn = Ag . Fcr (2.13)
dimana :
Pn = kuat tekan nominal
22
Ag = luas bruto penampang
Fcr = tegangan kritis batang tekan
Dimana Fe adalah tegangan tekuk kritis elastis yang dapat diperoleh dari Persamaan
2.16.
.
Fe = (2.16)
Pada sebuah bangunan atau konstruksi misalnya batang tepi atas suatu
rangka atap ataupun kolom pada sebuah portal sering mengalami momen lentur
dan gaya aksial yang terjadi secara bersamaan pada sebuah batang. Komponen
struktur balok kolom merupakan komponen struktur yang tidak mengabaikan efek
Persamaan 2.12 pada pembahasan batang tekan diatas. Faktor panjang tekuk kc
untuk komponen struktur tekan yang merupakan bagian dari struktur portal harus
seperti pada Gambar 2.3. Nilai Kc merupakan nilai fungsi dari GA dan GB yaitu
23
perbandingan antara kekakuan komponen struktur yang dominan terhadap tekan
dengan komponen struktur yang relatif bebas terhadap gaya tekan. Nilai G
= (2.17)
dimana :
, ( ) ,
Kc = ( ) ,
(2.18)
24
b. Rangka bergoyang
( , ) ( , )
Kc = ,
(2.19)
2.8.2 Lentur
horizontal dan dibebani pada arah vertikal. Struktur yang ditempatkan mendapat
beban tegak lurus pada sumbu memanjang. Diasumsikan bahwa balok tak akan
tertekuk, karena bagian elemen yang mengalami tekan, sepenuhnya terkekang baik
dalam arah sumbu kuat ataupun sumbu lemahnya. Tahanan struktur balok sesuai
Mu ≤ Ø Mn (2.20)
dimana :
Mu = momen lentur akibat beban terfaktor
Mn = momen nominal penampang
Ø = faktor reduksi penampang (0,9)
Kuat lentur nominal, Mn harus diambil dari nilai terkecil yang dihasilkan
sesuai dengan keadaan batas dari leleh (momen plastis) dan tekuk torsi lateral.
Mn = Mp = Fy . Zx (2.21)
dimana :
Mn = momen nominal penampang
Mp = momen lentur penampang plastis
Fy = kuat leleh minimum, tergantung mutu baja (MPa)
Zx = modulus penampang plastis di sumbu x (mm3)
25
1) Bila Lb ≤ Lp, keadaan batas dari tekuk torsi lateral tidak boleh digunakan.
2) Bila Lp < Lb ≤ Lr
= −( − 0,7. . ) ≤ (2.22)
,
= ,
(2.23)
3) Bila Lb > Lr
Mn = Fcr . Sx ≤ Mp (2.24)
= 1 + 0,078 (2.25)
dengan Mmax adalah momen maksimum pada bentang yang ditinjau serta
penampang baja IWF dan kanal ganda, nilai batas Lp dan Lr dinyatakan pada
= 1,76 (2.26)
,
= 1,95 ,
+ + 6,76 (2.27)
dimana :
26
nilai rts cukup akurat dengan hanya memperhitungkan radius girasi pelat
sayap tekan ditambah 1/6 tinggi pelat badan, hal tersebut dapat dilihat pada
Persamaan 2.28.
= .
(2.28)
.
struktur yang mengalami momen lentur dan gaya aksial harus direncanakan sesuai
Ø.
+ Ø.
+ Ø. ≤1 (2.29)
c. . Ø.
+ Ø.
+ Ø. ≤1 (2.30)
dimana :
Pr = Pu, kuat aksial perlu elemen struktur
Pc = ØPn, kuat rencana elemen struktur
Mr = Mn, kuat lentur elemen perlu
Mc = ØMn, kuat rencana elemen struktur sebagai balok lentur
X = indeks sehubungan dengan sumbu kuat lentur
Y = indeks sehubungan dengan sumbu lemah lentur
California at Berkeley, USA sekitar tahun 1970. SAP2000 adalah versi pertama dari
SAP yang secara lengkap terintegrasi dengan Microsoft Windows. SAP2000 ini
27
dapat merancang elemen struktur dengan menggunakan profil baja yang optimal
analysis maupun dynamic analysis. Semuanya terintegrasi dalam satu paket yang
dan desain.
28
BAB III METODE PENELITIAN
dan Rafter Pada Struktur Baja Clear Span. Jangka waktu penelitian
dengan bulan Juli 2018. Untuk lebih jelasnya waktu yang digunakan dapat dilihat
Peralatan yang digunakan pada perencanaan ini adalah alat hitung berupa
sebagai alat bantu analisis struktur. Bahan yang dipakai berupa foto-foto
29
3.3 Prosedur Perencanaan
Prosedur penelitian ini secara garis besar diawali dengan pengumpulan data
berupa survey bentang dan model clear span sebagai bahan dalam menentukan
geometri untuk digunakan dalam analisis dan desain struktur. Secara rinci prosedur
Untuk memperoleh data sebagai bahan utama dalam penulisan ini, maka
membaca buku-buku dan referensi dari internet yang berhubungan langsung dengan
mengenai panjang bentang struktur yang sering digunakan untuk clear span frame
dan clear span frame serta tinggi dari truss pada sebuah clear span. Survey
Adapun beberapa gambar bangunan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.1.
30
Mulai
Survey modelSurvey
struktur clear span
struktur
clear
span
Penetapan geometri struktur
(Variasi bentang & tinggi truss)
Penetap
an
geomet
Menghitug beban-
ri
beban yang bekerja
struktur
apan
geomet
ri
Analisis struktur satu sampel
struktur
varaisi dengan
lai SAP2000
(model frame & model truss)
Tidak
Hasil desain Ms. Excel mirip
dengan SAP2000
Ya
Desain struktur untuk variasi bentang frame
& model truss yang lain dengan SAP2000
Kesimpulan
Selesai
31
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 3.3 Keterangan Gambar Clear Span Frame Dan Clear Span Truss
32
Parameter yang digunakan dalam perencanaan struktur ini, yaitu:
utama pada bagian sisi samping dan tengah bentang serta gording dianggap
e. Panjang bentang (L) yang digunakan 20-80 meter dengan interval 10 meter.
f. Sudut kemiringan atap (α) untuk clear span frame adalah 7º.
sesuai dengan peraturan yang berlaku adapun gambar dan contoh perhitungan satu
sampel struktur baja clear span frame dan clear span truss (tinggi 6 meter dan
bentang 20 meter)
Ket :
a = panjang rafter = 10,08 m
b = jarak gording = 1,12 m
L = panjang bentang = 20 m
H = tinggi kolom = 6 m
33
a. Beban mati (D)
Berat sendiri
= 5,08 x 1,12
= 5,6896 kg/m
96 kg.
H = 0,0098 (20+0)
= 19,6 x 1,12
= 21,952 kg/m
34
d. Beban angin (W)
Kz = 2,01 (z/zg)2/α
Kz = 2,01 (6/365,76)2/7
Kz = 0,621
35
e. Nilai tekan velositas
qh = 0,613 x Kz x Kzt x Kd x V2
= 250,72 N/m2
= -236,933 N/m2
= 6,7695 N/m2
Besar beban untuk setiap jenis bentang, dihitung dengan cara yang sama
36
Tabel 3.2 Data Beban – Beban Untuk Setiap Bentang
Beban
Mati Pekerja Hujan
Bentang Angin (W)
No (D) (La) (H)
(Meter) qw qw
kg/m kg datang pergi kg/m
(kg/m) (kg/m)
1 20 5,6896 96 -26,536 0,758 21,952
2 30 5,4864 96 -20,985 0,731 21,168
3 40 5,1308 96 -19,625 0,684 19,8
4 50 5,334 96 -20,354 0,709 20,58
5 60 5,1308 96 -19,578 0,682 19,796
6 70 5,588 96 -21,323 0,743 21,56
7 80 5,6896 96 -21,711 0,756 21,952
gambar 3.4 sampai dengan gambar 3.7 hingga diperoleh penampang yang aman.
Setelah melakukan desain struktur manual dan desain struktur SAP2000, kedua
metode tersebut dibandingkan hasilnya. Apabila hasil desain yang diperoleh pada
kedua metode tersebut sama atau telah mendekati sama maka desain struktur yang
Untuk melakukan analisis dan desain struktur dalam SAP2000 secara rinci
37
A. Menggambar Model Struktur
1. Menentukan Grid
menggunakan system grid, pada menu file pilih new model maka akan
Setelah memilih grid only akan tampil pada layar quick grid lines, seperti
pada Gambar 3.6. Number of grid lines dan grid spacing pada gambar
tersebut secara berturut – turut adalah jumlah grid dan spasi grid yang akan
dibuat.
38
Gambar 3.6 Memasukkan angka grid lines
Setelah memasukkan data pada Quick Grid Lines dan klik Ok, maka akan
muncul dua tampilan pada monitor seperti pada Gambar 3.7. yaitu dalam
39
Mengatur grid yang telah dibuat dengan cara klik 2 kali pada grid point, Maka
akan muncul kotak dialog define grid system data. Ubah nilai ordinate sesuai
dengan data dimensi struktur yang akan dibuat seperti pada Gambar 3.8.
2. Mendefinisikan material
mutu material baja yang digunakan yaitu baja mutu BJ37 fy = 240 MPa dan
fu = 370 MPa. Pada menu bar, klik define kemudian materials. Maka akan
muncul kotak dialog define materials seperti pada Gambar 3.9 lalu pilih add
new material.
40
Gambar 3.9 Tampilan cara membuat material
Pada kotak dialog material property data, seperti pada Gambar 3.10 masukkan
data material yang akan digunakan dan setelah semua data material dimasukkan,
41
3. Membuat Penampang
Selanjutnya membuat profil baja yang akan digunakan. Pada Menu Define,
pilih section properties, lalu pilih frame section. Akan muncul monitor
kotak dialog frame properties seperti pada Gambar 3.11 lalu pilih add new
property untuk membuat profil baja yang akan digunakan. Maka akan
42
Gambar 3.12 Tampilan cara membuat profil baja
Pada kotak dialog add frame section property, seperti pada Gambar 3.13 pilih steel
pada frame section property type dan pilih I/wide flange section, C/channel,
2L/double angle, L/angle. Selanjutnya akan muncul kotak dialog seperti pada
43
Gambar 3.14 Kotak dialog penampang I/wide flange section
44
Gambar 3.16 Kotak dialog penampang double angle section
45
Setelah memasukkan semua data-data profil klik OK, kotak dialog frame
properties akan muncul kembali seperti pada Gambar 3.18 dan profil yang telah
dibuat akan muncul di kolom properties, kemudian pilih add copy of property untuk
Gambar 3.18 Kotak dialog data-data profil baja yang digunakan pada truss
toolbar atau pnilih draw frame/cable/tendon pada menu bar. Kotak dialog
properties of object, akan muncul dilayar seperti pada Gambar 3.19, kemudian
46
Lakukan penggambaran struktur, jika langkah penggambaran dilakukan secara
benar, pada layar akan tampil seperti pada Gambar 3.20 dan Gambar 3.21
akan diberikan lalu pada menu assign pilih joint lalu restraints akan muncul di
47
Gambar 3.22 Mendefinisikan perletakan struktur
Apabila prosedur pendefinisian perletakan dilakukan secara benar pada layar akan
48
Gambar 3.24 Struktur baja clear span truss dengan perletakan
B. Pembebanan Struktur
1. Mendefinisikan Beban
Selanjutnya adalah mendefinisikan jenis beban apa saja yang akan digunakan
dalam SAP2000. Pada menu define pilih load patterns maka akan muncul kotak
dialog define load patterns seperti pada gambar 3.25 kolom load pattern name
diisi dengan nama beban sedangkan kolom type diisi dengan cara memilih jenis
49
2. Kombinasi Beban
combinaations dan akan tampil di layar seperti pada Gambar 3.25 pilih add
new combo lalu akan muncul pada layar kotak dialog load combination data
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L + 0,5La
3. 1,2D + 1,6L + 0,5H
4. 1,2D + 1,6La + 0,8W
5. 1,2D + 1,6La - 0,8W
6. 1,2D + 1,6H + 0,8W
7. 1,2D + 1,6H - 0,8W
8. 0,9D + 1,3W
9. 0,9D - 1,3W
Pada load combination name isikan nama kombinasi beban lalu plih DEAD
pada load case name dan isi scale factor dengan 1,4 lalu klik Add kemudian
50
OK, dengan demikian kombinasi 1,4D telah dilakukan. Lakukan hal yang sama
untuk semua jenis kombinasi, jika telah selesai maka di layar anda akan tampil
3. Input Beban
diberikan, lalu pada menu assign pilih frame load lalu pilih distibuted akan
51
tampil dilayar window baru seperti pada Gambar 3.29, input semua beban
sesuai arah beban. Contoh beban mati (D), jika input benar maka akan
tampil pada layar seperti pada Gambar 3.30. Masukkan semua beban-beban
yang bekerja.
52
Gambar 3.31 Contoh input beban
C. Analisis Struktur
Sebelum menganalisis struktur pada clear span truss untuk batang diagonal dan
batang vertikal harus di releases terlebih dahulu dengan cara pilih menu assign –
frame – releases, Lalu akan muncul window assign frame releases di layar seperti
Gambar 3.32. Pilih momen 22 (minor) dan momen 33 (major) kemudian klik OK.
53
Selanjutnya menganalisis struktur yang telah digambar dan telah diberikan beban,
terlebih dahulu mengatur tipe analisis struktur pada menu bar pilih analyze
kemudian set analysis options akan tampil pada layar kotak dialog analysis
options pilih space frame lalu OK seperti pada Gambar 3.33 dan untuk clear span
54
Jika langkah tersebut telah selesai maka analisis struktur dapat dilakukan, pada
menu bar pilih analyze kemudian run analysis atau tekan F5 akan tampil pada
layar kotak dialog set load cases to run seperti pada Gambar 3.35 Lalu run
now. Hasil dari analisis terlihat pada Gambar 3.36 dan Gambar 3.37.
Gambar 3.36 Hasil analisis struktur baja clear span frame pada SAP2000
55
Gambar 3.37 Hasil analisis struktur baja clear span truss pada SAP2000
D. Desain Struktur
Untuk melakukan desain struktur pada SAP2000 beberapa langkah yang harus
inilah yang dipilih SAP2000 untuk mengeluarkan hasil desain paling kritis
3. Mendesain struktur
display design info setelah dilakukan analisis. Desain yang dikeluarkan berupa
rasio setiap penampang yang digunakan pada gambar struktur tersebut yang
56
Mulai
Tidak
λ< 200
Ya
Tidak
≤ 4,71 > 4,71
Ya
Pn = Ag . Fcr
Tidak ≤1
Ø
Ya
Selesai
57
Mulai
Tidak
λ< 300
Ya
Pakai Tn terkecil
Tidak
≤1
Ø
Ya
Selesai
58
Mulai
Ya
Selesai
59
Mulai
Gambar 3.6 Diagram alir balok lentur
(Sumber : Rifka & Firmansyah, 2016 : 64)
Gaya Aksial Terfaktor
(Pu)
Tidak
≤ 4,71 > 4,71
Ya
Pn = Ag . Fcr
Tidak
Selesai
60
BAB IV PEMBAHASAN
Struktur clear span frame yang pertama kali dianalisis adalah struktur
dengan bentang 20 m dan tinggi kolom 6 m struktur ini akan digunakan sebagai
tersebut nilai gaya-gaya dapat dilihat secara rinci pada Tabel 4.1.
2 4
1 5
Gambar 4.1 Struktur Bentang 20 m Tinggi 6 m
61
Gambar 4.2 Bidang momen struktur bentang 20 m tinggi 6 m
Profil struktur yang digunakan ini adalah WF.300.200.8.12 untuk rafter dan
WF. 300.300.9.14 untuk kolom. Data kedua profil tersebut secara rinci
62
Tabel 4.1 Gaya-gaya Dalam Struktur Clear Span Frame Bentang 20 m dan
Tinggi 6 m
NO URAIAN NILAI
1 Momen maksimum kolom 14209,89 kg.m
2 Momen maksimum rafter 14209,89 kg.m
3 Momen di titik 1, M1 9605,12 kg.m
4 Momen di titik 2, M2 14209,89 kg.m
5 Momen di titik 3, M3 7869,93 kg.m
6 Gaya aksial kolom, Nu 12 6079,11 kg.m
7 Gaya aksial kolom, Nu 45 5429,33 kg.m
8 Gaya aksial rafter, Nu 23 4564,91 kg.m
9 Gaya aksial rafter, Nu 34 4628,58 kg.m
Rafter Kolom
Uraian Satuan WF. WF.
300.200.8.12 300.300.9.14
H mm 300 300
b
b mm 200 300 tf
Ag mm² 7008 10848
Sx mm³ 757378,6 1246676,9
Sy mm³ 160117,76 420110,2
Ix mm⁴ 113606780 187001540 tw
Hh
Iy mm⁴ 16011776 63016524
tw mm 8 9
tf mm 12 14
rx mm 127,3225 131,2949
ry mm 47,7994 76,2171
fy MPa 240 240
fr MPa 70 70
E MPa 200000 200000
G MPa 80000 80000
FL 170 170
63
A. Perencanaan Rafter
1) Bagian sayap
2) Bagian badan
Mp = fy · Zx
Dimana:
A1 = b · tf A2 = (H – ½ H – tf) · tw
Y1 = H – tf Y2 = H – ½ H – tf
= 843552 mm3
Mp = fy · Zx
64
Mp = 240 · 843552
= 202452480 Nmm
= 20644.407622 kgm
Lp = 1,76 · ry ·
=1,76 · 47,7994 ·
= 2428,536 mm
pendek, maka Mn = Mp
,
Syarat, ∅ . = , .
= 0,765 < 1 (OK)
GA = =
= 1,469
GB = = = =1
65
( , ) ( , )
K =
,
, ( , ) ( , )
=
, ,
= 1,406
Lk = Kc · L
= 1,406 · 1120
= 1574,72 mm
c. Rasio kelangsingan
LK ,
λ = = 32,94 < 200 ... OK
rmin ,
. , .
Fe = = = 1817,364
( , )
Fcr = 0,658 . fy
= 0,658 , . 240
= 227,09
66
d. Tahanan aksial tekan nominal
,
Syarat, = = 0,033 < 1 (OK)
Ø. , ,
a. Perbesaran momen
Mu δb Mntu δs Mltu
Dimana :
Cm
δb
N
1 u
Ne
l
,
Cm = 0,6 – 0,4 = 0,6 – 0,4 = 0,378
,
π2 E Ag ,
N el 2
= = 90341440,94 kg
L ,
k ,
rx
,
δb = , = 0,378 < 1 maka digunakan δ b = 1
,
1
δs = , , =1
1 u
N , ,
Ne
l
b. Desain balok-kolom
= +
.Ø. ∅
67
, ,
= +
. , . , , .
B. Perencanaan Kolom
1) Bagian sayap
langsing)
2) Bagian badan
langsing)
Mp = fy · Zx
Dimana:
A1 = b · tf A2 = (H – ½ H – tf) · tw
68
Y1 = H – tf Y2 = H – ½ H – tf
= 1367664 mm3
Mp = fy · Zx
= 240 ·1367664
= 328239360 Nmm
= 33471,099714 kg.m
L = 6000 mm
Lp = 1,76 · ry .
= 1,76 · 76,2171 .
= 3872,348 mm
,
L = 1,95 r ,
+ + 6,76
69
Dimana:
= .
.
= . .
.
= 82,30
b t3
Jc
1
t1
3
. . .
= + + b2
t2
. . .
+ +
t3
=
b3
= 614896 mm4
Ho = H – tf
= 300 – 14 = 286 mm
Jc = = = 0,0017
, .
, .
= 1,95 . 82,30 , .
0,0017 + (0,0017) + 6,76
= 12826,76 mm
Diperoleh Lp < L < Lr = 3872 < 6000 < 12826.76, maka penaMPang
Mn = C . M + (M − M )
70
Dimana:
12,5 M u
Cb
2,5 M u 3 M A 4 M B 3M C
tersebut sebesar :
MA = 3651,37 kgm
MB = 2302,38 kgm
MC = 8256,13 kgm
MU = 14209,89 kgm
, ,
Cb =
, , , , ,
Mr = S x · f L
= 1246676,9 . 170
Lr – L = 12826,76 – 6000
= 6826,76 mm
= 8954,412 mm
Mn2= C . M + (M − M )
,
= 2,207 . 211935073 + (328239360 − 211935073) ,
71
,
Syarat, = = 0,471 < 1 OK
Ø. , ,
GA = 1 (perletakan jepit)
Ʃ
GB = =
Ʃ
= 7,611
( , ) ( , )
Kc =
,
( , , ) ( , , )
=
, ,
= 1,764
Lk = Kc · L
= 1,764 · 6000
= 10584 mm
c. Rasio kelangsingan
λ= = ,
= 138,86 < 300 OK
72
Karena , ≤ 4,71 = 138,86 > 135,96
. , .
Fe = = ( , )
= 102,26 MPa
= 89,68 MPa
a. Perbesaran momen
M u δ b M ntu δs M ltu
Dimana :
Cm
δb
N
1 u
Ne
l
M 9605,12
Cm 0,6 0,4 1 0,6 0,4 0,329
2
M 14209,89
,
δb = , = 0,329 < 1 maka digunakan δ b = 1
,
73
1 1
δs =1
1 u
N 4816,20 5466,87
1
Ne 2 3291811,9 2 3291811,9
l
b. Desain balok-kolom
Nu
Karena < 0,2 maka ;
Ø Pn
Nu M ux 6079,11
0,471 0,507 1
2 Ø Pn Ø b M nx 2 0,85 99202,9528
SAP2000
SAP2000 diperoleh selisih yang tidak signifikan. Oleh karena itu desain
74
yang berupa rasio penampang pada struktur utama, berat struktur juga
Tabel 4.4 Dimensi, Rasio Penampang dan Berat Struktur Pada Setiap
Bentang
Bentang Berat
Jenis
No Penampang Ratio Struktur
(meter) elemen
(ton)
Rafter WF 300.200.8.12 0,786 22,30
1 20
Kolom WF 300.300.9.14 0,502
Rafter WF 400.300.9.14 0,759 40,13
2 30
Kolom WF 350.350.12.19 0,593
Rafter WF 500.300.11.18 0,815 58,96
3 40
Kolom WF 400.400.11.18 0,826
Rafter WF 600.300.14.23 0,840 90,96
4 50
Kolom WF 400.400.18.28 0,874
Rafter WF 700.300.13.24 0,887 110,19
5 60
Kolom WF 400.400.30.50 0,705
Rafter WF 800.300.16.30 0,859 152,54
6 70
Kolom WF 400.400.45.70 0,745
Rafter WF 900.300.16.28 0,879
7 80 187,55
Kolom WF 400.400.45.70 0,969
Selain berat struktur pada masing-masing bentang dapat juga dilihat reaksi
tumpuan dan lendutan pada clear span frame untuk setiap bentang yang
75
4.2 Struktur Clear Span Truss
Struktur clear span frame dengan bentang 20 m dan tinggi kolom 6 m akan
digunakan sebagai sampel dalam desain secara manual. Adapun data-data hasil
analisis struktur yang diperoleh dari SAP2000 seperti pada Gambar 4.4 dan pada
D
C E
A B
76
Tabel 4.7 Data profil yang digunakan pada struktur Clear Span Truss
Batang
Batang Batang
Miring Batang
Kolom Miring Atas Vertikal
Uraian Satuan Bawah Diagonal
WF. 2L. L.
2L. L.
300.200.9.14 75.170.16 80.80.8
75.170.16 90.90.11
b mm 200 75 75 80 80
tw mm 9
18 18 8 8
tf mm 14
fr MPa 70 70 70 70 70
77
c. Profil Batang Diagonal dan Vertikal
1. Kontrol kelangsingan
L = 1119,485 mm
Kc = 1 (perletakan sendi)
Lk = L x Kc
= 1119,485 mm
,
λ = = = 38,89 < 240 (aman)
,
a. Kondisi leleh
Tn = Ø. fy. Ag
= 1582848 N
b. Kondisi fraktur
Tn = Ø. Ae. fu
An = 85% x Ag
78
= 85% x 7328
= 6228,8 mm2
Ae = An . U
= 6228,8 x 0,85
= 5294,48 mm2
Tn = Ø. Ae. fu
3. Cek penampang
,
Syarat, = = 0,015 ≤ 1 (OK)
,
a. Bagian sayap
b. Bagian badan
,
λ= = = 38,89 < 200 (aman)
,788
200000
4,71 = 4,71 = 135,96
79
Karena , ≤ 4,71 maka digunakan Fcr = 0,658 . fy
. , .
Fe = = = 1303,994 MPa
( , )
Fcr = 0,658 . fy
= 0,658 , . 240
= 222,206 MPa
= 1628325,41 N = 166053,99 kg
,
Syarat, = = 0,048 < 1 (OK)
Ø. , ,
a. Bagian sayap
200000
= = 10 < 0,45 = 0,45 = 12,99 (tidak langsing)
b. Bagian badan
80
Karena , ≤ 4,71 maka digunakan Fcr = 0,658 . fy
. , .
Fe = = = 7472,854 MPa
( , )
Fcr = 0,658 . fy
= 0,658 . , . 240
= 236,80 MPa
= 287943,26 N = 29363,99 kg
,
Syarat, = = 0,115 < 1 (OK)
Ø. , ,
1. Kontrol kelangsingan
L = 1141,89 mm
Kc = 1 (perletakan sendi)
Lk = L x Kc
= 1141,89 mm
,
λ = = = 46,37 < 240 (aman)
,
a. Kondisi leleh
Tn = Ø. fy. Ag
81
= 262656 N
b. Kondisi fraktur
Tn = Ø. Ae. fu
An = 85% x Ag
= 85% x 1216
= 1033,6 mm2
Ae = An . U
= 1033,6 x 0,85
= 878,56 mm2
Tn = Ø. Ae. fu
3. Cek penampang
,
Syarat, = = 0,294 ≤ 1 (OK)
,
E. Perencanaan Kolom
1) Bagian sayap
langsing)
82
2) Bagian badan
langsing)
Mp = fy · Zx
Dimana:
A1 = b · tf A2 = (H – ½ H – tf) · tw
Y1 = H – tf Y2 = H – ½ H – tf
= 967264 mm3
Mp = fy · Zx
= 240 ·967264
83
Mn1 = Mp = 23672,0348 kg.m
L = 6400 mm
Lp = 1,76 · ry .
200000
= 1,76 · 48,182 .
= 2447,97 mm
,
L = 1,95 r + + 6,76
,
Dimana:
rts =
.
.
=
. .
. . 1
t1
= 53,59
b t3 b2
Jc t2
3
t3
. . .
= + + b3
. . .
= + +
= 431962,6667 mm4
Ho = H – tf
= 300 – 14 = 286 mm
84
,
= = 0,0017
,
E Jc Jc 0,7F
L = 1,95 r + + 6,76
0,7F S h S h E
, .
L = 1,95 . 53,59
, .
0,0017 + (0,0017) + 6,76
= 8385 mm
Diperoleh Lp < L < Lr = 2447,97 < 6400 < 8385, maka penampang
Mn = C . M + (M − M )
Dimana:
12,5 M u
Cb
2,5 M u 3 M A 4 M B 3M C
tersebut sebesar :
MA = 339,16 kgm
MB = 48,45 kgm
MC = 436,06 kgm
MU = 726,765 kgm
, ,
Cb =
, , , , ,
Mr = S x · f L
85
= 864657,351 x 170
= 146991749,7 Nmm
Lr – L = 8385 – 6400
= 1985mm
= 5937,39 mm
Mn2= C . M + (M − M )
,
Syarat, = = 0,034 < 1 (OK)
Ø. , ,
GA = 1 (perletakan jepit)
Ʃ
GB = =
Ʃ
= , , , ,
, ,
= 0,73
( , ) ( , )
Kc =
,
86
( , , ) ( , , )
=
, ,
= 1,3
Lk = Kc · L
= 1,3· 6400
= 8318,1 mm
c. Rasio kelangsingan
,
λ= = = 172,638 < 200 OK
,
. , .
Fe = = = 66,163 MPa
( , )
,
Syarat, = = 0,442 < 1 OK
Ø. , ,
a. Perbesaran momen
M u δ b M ntu δs M ltu
87
Dimana :
Cm
δb
N
1 u
Ne
l
M 726,76
Cm 0,6 0,4 1 0,6 0,4 0,429
2
M 1698,8
,
δb = , = 0,431 < 1 maka digunakan δ b = 1
,
1 1
δs =1
1 u
N 2278,15 2278,16
1
Ne 2 x3694668,61 3 2 x 3694668,61 3
l
b. Desain balok-kolo/m
Nu
Karena > 0,2 maka
Ø Nn
Ø.
+ Ø.
+ Ø. = 0,442 + . 0,034 = 0,472 < 1 (OK)
SAP2000
dengan mendesain clear span frame yaitu AISC-LRFD 93. Analisis yang
digunakan pada clear span truss menggunakan rasio akibat gaya aksial untuk
jenis batang pada bagian trussnya dan rasio total pada kolomnya.
88
Perbandingan hasil analisis struktur secara manual dan dengan
data yang tidak jauh berbeda, dengan demikian untuk desain dan analisis
pada jenis bentang yang lainnya SAP2000 dapat digunakan. Hasil desain
struktur dan berat dari struktur itu sendiri. Berat struktur clear span truss ini
kemudian akan dibandingkan dengan berat dari clear span frame untuk tiap
jenis bentangnya. Dimensi penampang yang aman dan berat struktur untuk
setiap jenis bentang, diperlihatkan pada Tabel 4.9. Pada tabel tersebut dapat
siku berganti menjadi profil T, hal ini dikarenakan kekuatan profil siku
89
Tabel 4.9 Dimensi, Rasio Penampang dan Berat Struktur Pada Setiap
Bentang
Bentang Berat
No Jenis elemen Penampang Rasio
(meter) Struktur (ton)
Kolom WF 300.200.9.14 0.409
Batang atas 2L 75.170.16 0,014
1 20 Batang bawah 2L 75.170.16 0,052 29.51
Batang diagonal L 80.80.8 0,273
Batang vertikal L 80.80.8 0.064
Kolom WF 300.200.9.14 0.629
Batang atas 2L 90.250.12 0.840
2 30 Batang bawah 2L 90.250.12 0.874 42.87
Batang diagonal L 80.80.8 0.078
Batang vertikal L 80.80.8 0.068
Kolom WF 300.200.9.14 0.895
Batang atas 2L 90.250.16 0.886
3 40 Batang bawah 2L 90.250.16 0.894 66.52
Batang diagonal L 80.80.8 0.494
Batang vertikal L 80.80.8 0.575
Kolom WF 300.300.9.14 0.458
Batang atas T 600.200.13.23 0.778
4 50 Batang bawah T 600.200.13.23 0.819 86.62
Batang diagonal L 55.75.5 0.050
Batang vertikal L 55.75.5 0.074
Kolom WF 300.300.9.14 0.566
Batang atas T 600.200.13.23 0.925
5 60 Batang bawah T 600.200.13.23 0.942 105.13
Batang diagonal L 65.80.6 0.063
Batang vertikal L 65.80.6 0.090
Kolom WF 300.300.9.14 0.634
Batang atas T 600.300.14.23 0.759
6 70 Batang bawah T 600.300.14.23 0.870 139.34
Batang diagonal L 75.100.9 0.045
Batang vertikal L 75.100.9 0.074
Kolom WF 300.300.9.14 0.720
Batang atas T 600.300.14.23 0.865
7 80 Batang bawah T 600.300.14.23 0.943 165.85
Batang diagonal L 90.130.10 0.278
Batang vertikal L 90.130.10 0.627
90
Untuk reaksi tumpuan dan lendutan pada struktur clear span truss pada
4.3 Perbandingan Berat Struktur Clear span frame dan Clear span truss
Selain kekuatan, berat struktur merupakan hal yang sangat penting dalam
mendesain sebuah struktur. Hal ini dikarenakan berat struktur erat kaitannya dengan
berat struktur pada setiap bentang yang telah diperolah sebelumnya, maka berat-
Tabel 4.11 Berat Struktur Clear Span Frame dan Model Truss.
91
Perbandingan berat struktur clear span frame dan model truss pada setiap jenis
bentang dapat dilihat secara jelas menggunakan grafik yang terdapat pada Gambar
4.6.
200
180
160
Berat Struktur (ton)
140
120
60
40
20
0
20 30 40 50 60 70 80
Bentang (meter)
Gambar 4.6 Perbandingan Berat Struktur Clear Span Frame dan Model Clear
Span Truss
Dari grafik Gambar 4.6 dapat pula dilihat dengan jelas bahwa kemiringan
grafik berat struktur clear span frame lebih bagus dibandingkan clear span truss.
Lebih lanjut, pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa kedua grafik berat untuk
kedua model berpotongan pada salah satu titik, dengan kata lain untuk setiap model,
terus membesar sesuai dengan pertambahan bentang struktur. Struktur clear span
frame lebih ringan pada bentang lebih kecil 50 meter dibandingkan model truss,
sebaliknya model frame lebih berat daripada model truss untuk bentang yang lebih
besar dari 50 meter. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan
model rangka frame dan truss dapat digunakan pada bentang 50 meter, untuk
92
bentang yng lebih kecil 50 meter disarankan menggunakan clear span frame dan
untuk bentang yang lebih besar 50 meter disarankan menggunakan clear span truss.
93
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
kesimpulan bahwa perencanaan struktur clear span frame dan clear span truss
dengan menggunakan pengaku utama pada bagian sisi struktur dan tengah
bentang serta gording dianggap sebagai pengaku lateral aman untuk digunakan.
bentang lebih kecil dari 50 meter sebaiknya menggunakan clear span frame
dan untuk bentang lebih besar dari 50 meter sebaiknya menggunakan clear
span truss. Hal ini dikarenakan berat struktur clear span frame lebih ringan
pada bentang lebih kecil dari 50 meter, sebaliknya clear span frame lebih
5.2 Saran
Adapun saran yang berkaitan dengan tugas akhir ini sebagai berikut:
diperhitungkan.
94
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Andi Muhammad Yudi dan Irsan Maulana Hamsin. 2016. Desain Struktur
Baja Clear Span dengan Variasi Bentang Struktur dan Tinggi Kolom.
(Berdasarkan SNI-03- 1729-2002). Makassar: Politeknik Negeri Ujung
Pandang.
Departemen Pekerjaan Umum. 2015. Beban minimum untuk perancangan
bangunan gedung dan struktur lain. (SNI 1727-2013). Jakarta.
----------. Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural. (SNI 1729-2015).
Jakarta.
Dewobroto, Wiryanti 2015. Struktur Baja perilaku Analisis & Desain – AISC
2010. Jurusan Teknik Sipil UPH
Gunawan, Rudi dan Morisco. 1988. Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta.
Ipendi, Muammad. 2016. Pendi Arsitek dan Sipil. Istilah Yang Perlu Diketahui
Pada Konstruksi Baja, (Online), 2 (1)
(http://pendisipil.blogspot.com/2016/05/), diakses 15 Mei 2018)
Tirta, Rahmat dan Abd. Rahman Syarif. 2015. Studi Perencanaan Struktur
Atap Hanggar Kalibrasi Bandara Sultan Hasanuddin (Berdasarkan SNI-
03- 1729-2002) . Makassar: Politeknik Negeri Ujung Pandang.
95
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan tugas akhir dengan judul “Efektifitas Model Rangka Batang dan Rafter
Pada Struktur Baja Clear Span” oleh Putri Utami Dayana NIM 311 15 002 dan
Alfin Ady Putra NIM 311 15 005 telah diterima dan disahkan sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Diploma III pada Program Studi Teknik Konstruksi
Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
a.n. Direktur,
ii
HALAMAN PENERIMAAN
Pada hari ini, Selasa tanggal 28 Agustus 2018, tim penguji ujian sidang laporan
tugas akhir telah menerima hasil ujian sidang laporan tugas akhir oleh mahasiswa
Putri Utami Dayana NIM 311 15 002 dan Alfin Ady Putra NIM 311 15 005 dengan
judul “Efektifitas Model Rangka Batang dan Rafter Pada Struktur Baja Clear Span”
iii
LAMPIRAN 1 BROSUR SPANDEK
96
LAMPIRAN 2 GAMBAR STRUKTUR CLEAR SPAN FRAME
97
LAMPIRAN 3 GAMBAR STRUKTUR CLEAR SPAN TRUSS
98