Anda di halaman 1dari 32

METODE PELAKSANAAN

A. PENDAHULUAN
Aspek teknologi sangat berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi
teknologi ini banyak diterapkan dalam metode–metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian
pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target 3T yaitu tepat mutu/kualitas, tepat
biaya/kuantitas dan tepat waktu sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai.
Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan suatu metode
terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan lapangan. Khususnya pada saat menghadapi
kendala–kendala yang diakibatkan oleh kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan
sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi
lapangan, akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi bersangkutan.
Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi biaya
pelaksanaan, dimana Kontraktor harus dapat merealisasikan pekerjaan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan, biaya yang telah dianggarkan dan kualitas pekerjaan sesuai dengan yang
diinginkan pihak pengguna anggaran, sebagai upaya untuk terlaksananya rencana proyek
tersebut, maka berikut ini kami susun Metode Pelaksanaan.
Demi kelancaran, keamanan, mobilisasi alat, bahan serta staff dan pekerja yang akan
memasuki lahan harus mendapat ijin, sesuai peraturan yang berlaku serta berkoordinasi dengan
keamanan setempat.
Penyusunan Sumber Daya Manusia (SDM)/Organisasi Project adalah point interest dalam
pekerjaan ini menyangkut strategi eksekusi dan planning yang akan dituangkan kedalam
Schedule Lapangan dengan mengacu kepada Schedule Master, sehingga milestone dan critical
path pekerjaan sudah terencana dan bisa diminimalisir kesalahan yang akan terjadi baik dari
segi biaya ataupun jadwal/waktu pelaksanaan.
Metode pelaksanaan mengacu pada prinsip bahwa target pembangunan harus dapat
diselesaikan tepat waktu. Pekerjaan direncanakan selesai selama 165 (Seratus Enam Puluh
Lima) Hari Kalender yang meliputi pekerjaan Persiapan, Struktur, Arsitektur, Mekanikal &
Eleletrikal, Sanitasi/Plumbing, dan lain-lain. Alokasi sumber daya manusia yang didukung
penempatan peralatan serta komposisi material yang sesuai syarat teknis memungkinkan
pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu. Kami pihak penyedia jasa telah menyusun rencana
pelaksanaan yang dapat menunjang maksud diatas, sehingga peruntukan bangunan dapat
dimaksimalkan. Dengan terjabarkannya sistematika dan rencana kerja ini, kami harapkan pihak
pengguna jasa mendapatkan gambaran terinci tentang metode pelaksanaan yang rencananya
akan kami aplikasikan pada pekerjaan nantinya.

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 1
METODE PELAKSANAAN

B. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Adapun ruang lingkup pekerjaan Pembangunan Gedung Jabal Nur/Kantor Pengelola UPT.
Asrama Haji Medan adalah sebagai berikut:
A) PENAWARAN UNTUK KONTRAK HARGA SATUAN
I. PEKERJAAN PEMANCANGAN
1. Pondasi Bangunan Utama spoon pile Ø 450 mm
2. Pengelasan Sambungan spoon pile Ø 450 mm
3. Pondasi Bangunan Power House Pile 250 x 250 mm
4. Pengelasan Sambungan Pile 250 x 250 mm

B) PENAWARAN UNTUK KONTRAK LUMP SUM


I. PERSIAPAN
1. Pembersihan Lapangan
2. Pagar Proyek
3. Mobilisasi demobilisasi
4. Dokumentasi
5. Papan Proyek
6. Listrik kerja + lampu penerangan
7. Gudang + Direksi keet (sewa)
8. Air kerja

II. STRUKTUR
1. Pekerjaan Pondasi
a. Pengadaan spoon pile Ø 450 mm
b. Pemotongan kepala tiang pancang Ø 450 mm
c. Pekerjaan Pasir Urug t = 10 cm
d. Pekerjaan Lantai Kerja K 125 t = 5 cm
e. Pekerjaan Pondasi Tower Crane
f. Galian Tanah Pile Cap dan Sloof
g. Urugan Kembali
h. Timbunan Peninggian Lantai
i. Pekerjaan Pile Cap
2. Pekerjaan Struktur Lantai 1 s/d Lantai 6
a. Pekerjaan Balok
b. Pekerjaan Kolom
PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA
UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 2
METODE PELAKSANAAN

c. Pekerjaan Slab/Plat
d. Pekerjaan Tangga
e. Pekerjaan Dinding
3. Pekerjaan Struktur Atap
a. Pekerjaan Balok Lantai Atap
b. Pekerjaan Slab/Plat Lantai Atap
4. Pekerjaan Struktur Ruang Pompa
a. Pekerjaan Tie Beam Ruang Pompa
b. Pekerjaan Slab/Plat Lantai Ruang Pompa
c. Pekerjaan Kolom Ruang Pompa
d. Pekerjaan Dinding Beton Ruang Pompa
e. Pekerjaan Balok Ruang Pompa
f. Pekerjaan Slab/Plat Atap Ruang Pompa

III. ARSITEKTUR
1. Lantai 1 s/d Lantai 6
a. Pekerjaan Pasangan
b. Pekerjaan Finishing Lantai
c. Pekerjaan Plafond
d. Pekerjaan Pengecatan
e. Pekerjaan Sanitair
f. Pekerjaan Tangga
g. Pekerjaan Pintu Jendela
2. Pekerjaan Lain-lain
a. Pekerjaan Fasad
b. Pekerjaan Atap
c. Pekerjaan Sekitar Bangunan
3. Pekerjaan Ruang Pompa
a. Pekerjaan Pasangan
b. Pekerjaan Finishing Lantai
c. Pekerjaan Plafond
d. Pekerjaan Pengecatan
e. Pekerjaan Pintu Jendela

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 3
METODE PELAKSANAAN

IV. PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL PLUMBING


1. Pekerjaan Plambing
2. Pekerjaan Pemadam Kebakaran
3. Pekerjaan Tata Udara
4. Pekerjaan Elektrikal Arus Kuat
5. Pekerjaan Fire Alarm
6. Pekerjaan Tata Suara
7. Pekerjaan Instalasi CCTV
8. Pekerjaan Instalasi MATV
9. Pekerjaan Instalasi Telepon
10. Pekerjaan Lift
11. Pekerjaan Access Control/Card
12. Pekerjaan Data

C. TAHAPAN PEKERJAAN PENDAHULUAN


1. Pembersihan Lapangan
 Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan pelaksanaan harus telah disiapkan
di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.
 Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja, serta kelengkapan
administrasi lapangan harus disiapkan sebelum memulai pekerjaan.
 Demi kelancaran kegiatan sebelumnya kontraktor harus memperhatikan penempatan
bahan/material dan lalu lintas.
 Berbagai data dan laporan perencanaan yang terkait dengan pekerjaan pelaksanaan
yang disiapkan oleh Direksi, akan dikumpulkan, dan akan direview kembali. Pengecekan
secara detail terhadap seluruh kelengkapan data yang ada akan dipergunakan sebagai
acuan pelaksanaan konstruksi, antara lain:
- Persyaratan Kontrak
- Gambar Rencana
- Spesifikasi Teknis
Dalam hal ini akan diberikan catatan tambahan (shop drawing) yang mungkin masih
diperlukan sebagai penjelasan detail yang dibutuhkan dalam pelaksanaan konstruksi.
 Segera setelah review data perencanaan dan laporan teknis lainnya, ketua Tim
Kontraktor bersama Tim lapangan (Site Manager) mengunjungi dan memeriksa lokasi
proyek.

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 4
METODE PELAKSANAAN

- Kesesuaian Kondisi lapangan dengan gambar rencana


- Identifikasi atas lokasi-lokasi yang memerlukan data perencanaan detail tambahan.
- Identifikasi atas jenis dan estimasi volume pekerjaan sesuai yang diperlukan
- Identifikasi atas masalah yang diperkirakan akan dihadapi dalam pelaksanaan
pekerjaan fisik. Masalah tersebut seperti masalah sosial yang perlu diperhatikan.

2. Pagar Pengaman Proyek


Untuk melindungi lokasi pekerjaan selama berlangsungnya pekerjaan konstruksi dari luar
maka harus dibuat pagar pengaman proyek yang bersifat sementara. Pagar biasa dari seng
BJLS 0,2 mm dengan rangka kayu setinggi 2 m dari muka tanah dan dicat dengan rapi.

3. Mobilisasi dan Demobilisasi


Mobilisasi dilakukan untuk mendatangkan tenaga kerja, peralatan dan material/bahan ke
lokasi pekerjaan. Tenaga kerja yang digunakan diutamakan tenaga kerja lokal, namun
apabila tidak ada yang sesuai persyaratan untuk memenuhi spesifikasi maka akan
didatangkan dari luar.Mobilisasi dilaksanakan pada minggu awal jadwal pekerjaan selama
1 minggu dan demobilisasi dilaksanakan pada minggu akhir selama 1 minggu.

4. Dokumentasi Dan Administrasi


Untuk pekerjaan administrasi dan Dokumentasi akan dilaksanakan sesuai prosedur yang
ada atau perintah dari direksi lapangan. Dokumen-dokumen administrasi seperti izin-izin
kerja (request), buku laporan harian, mingguan dan bulanan akan senantiasa dijalankan
dengan penuh perhatian dan tanggungjawab. Demikian halnya untuk photo-photo
pelaksanaan, baik untuk kondisi sebelum, sedang dan sesudah selesai pelaksanaan akan
didokumentasikan sedemikian rupa hingga membentuk suatu arsip tersusun, rapih dan
professional. Untuk pelaksanaan gambar as-built drawing, segera akan dilaksanakan
minimal paling lambat selesai pekerjaan bangunan terakhir.

5. Papan Nama Proyek


Papan Nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai proyek.
Papan Nama Proyek dipasang dipangkal dan diujung lokasi pekerjaan. Papan nama
dipelihara selama pelaksanaan proyek.

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 5
METODE PELAKSANAAN

6. Listrik Kerja dan Lampu Penerangan


Listrik kerja diperlukan untuk membantu pekerjaan pemotongan keramik, pemotongan
besi, pompa air, penerangan kerja serta power untuk mengoperasikan alat bantu kerja
lainnya. Pengadaan listrik kerja dengan membuat meteran listrik baru dengan pengajuan
ke PLN atau dari Genset tergantung dari efisiensinya terhadap pelaksanaan pekerjaan.

7. Gudang Dan Direksi Keet


Fasilitas akomodasi bagi pelaksana proyek dan tenaga supaya tercapai efisiensi dari segi
waktu. Pembuatan (sewa) sarana pemondokan atau barak sementara, untuk personel.
Sarana akomodasi sekitar lokasi selain menghemat tenaga dan waktu juga efisien dalam
budget perusahaan sementara kantor perwakilan/representative berada disekitar lokasi
sebagai Korespodensi site dengan pusat.
Direksi Keet sebagai Kantor lapangan. Diperlukan untuk pengawasan dan Site Office dan
Meeting Koordinasi yang rutin setiap minggu ataupun setiap bulannya. Ditunjang dengan
sarana kursi dan meja, buku tamu sebagai korespendensi di lapangan dalam menunjang
kegiatan sehari-hari dan menempelkan Gambar rencana, Time Schedule (Jadwal
Pelaksanaan) dan lain-lain, serta menyediakan alat-alat tulis dan obat-obatan (P3K).

8. Air Kerja
Air kerja sangat diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja
berfungsi untuk pekerjaan campuran adukan atau pekerjaan lainnya. Untuk pengadaan
air kerja diperlukan satu buah mesin pompa untuk distribusi air kerja. Pemasangan
pompa air dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pemantekan untuk mendapatkan
sumber air, kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk keperluan kerja
ditampung dalam drum air. Air kerja dapat juga diperoleh dari sumber existing yang ada
dengan penyambungan dan membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan.

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 6
METODE PELAKSANAAN

D. TAHAPAN KONSTRUKSI
Tahap Konstruksi Dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. PEKERJAAN PONDASI
Galian tanah
Galian tanah baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu
selesai diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang
tertera dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik,
telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka Konsultan secepatnya memberitahukan
kepada Direksi atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya.

Gambar Ilustrasi Proses Pekerjaan Galian


Urugan Tanah Kembali
Pengurugan bekas galian diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm.
Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang
baik. Setelah lapisan pertama padat kembali seperti diatas. Demikian seterusnya dilakukan
sampai semua lubang bekas galian tertutup kembali.

Gambar Ilustrasi Proses Pekerjaan Urugan Tanah Kembali

Timbunan
Bahan urungan yang diperlukan harus dari pasir urug atau tanah pasir yang baik, banyak
mengandung butir–butiran serta tidak banyak mengandung bahan organik seperti misalnya
akar tumbuh–tumbuhan sampah serta bahan–bahan lainnya. Sebelum diadakan pengurugan,
tanah dipemukiman sedalam lebih kurang 20 cm harus dibuang, kemudian baru diadakan
pengurugan. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis, tanah setebal 20 cm di dapat harus
dibuang, kemudian baru diadakan pengurugan. Tanah urugan harus dibasahi dengan air pada
saat dipadatkan.
PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA
UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 7
METODE PELAKSANAAN

Urugan Pasir
Pengurugan dengan Pasir dilakukan lapis demi lapis hingga ketebalan 10 cm dibawah lantai,
ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm, dan
ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis tersebut. Dibawah lantai diurug
dengan pasir pasangan dan dipadatkan. Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan
menyiram air hingga jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan.
Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan pengurugan dan
pemadatan. Dibawah pondasi, dan dibawah air diurug dengan pasir pasangan setebal 10 cm dan
dipadatkan.

2. PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH TANAH


Membuat Lantai Kerja Beton Tumbuk, 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr (K-125)
Syarat material:
 Pasir yang digunakan adalah pasir yang berkualitas baik, berbutir tajam, tidak
mengandung lumpur/kotoran lebih dari 5% berasal dari sungai/batu-batuan tidak
mengandung garam.
 Kerikil yang dipergunakan adalah berdiameter antara 2 – 3 cm atau batu pecah (split)
berkualitas baik, keras, tidak berlubang-lubang, tidak bercampur batu apung, bersih dan
tidak bercampur lumpur/kotoran lebih dari 2%.
 Semen yang dipergunakan semen yang berkualitas baik tidak membatu/keras, semen
yang sudah membatu tidak boleh digunakan/tidak diizinkan.
 Air untuk keperluan pekerjaan pasangan/pengecoran beton harus air bersih/tawar dari
PAM atau sumur gali.

Metode Pencampuran dan Penakaran:


 Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat penakaran menggunakan metode sesuai
yang disyaratkan dalam spesifikasi teknis.
 Beton dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis (alat mixer)
 Pencampuran dilengkapi dengan tangki air bersih yang memadai dan alat ukur yang
akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan setiap penakaran.
 Pertama-tama alat pencampur diisi dengan agregate, pasir dan semen yang telah ditakar,
selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
 Waktu pencampur diukur pada saat air mulai dimasukkan dalam campuran bahan kering.
Seluruh air yang diperlukan dimasukkan sebelum waktu pencampuran telah berlangsung
PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA
UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 8
METODE PELAKSANAAN

¼ bagian. Waktu pencampuran untuk mesin kapasitas ¾ m3 atau kurang selama 1,5
menit, untuk mesin lebih besar waktu ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5
m3.

A. Pondasi Tapak
Pekerjaan ini harus mendapat perhatian serius karena perletakan dan pengadukan semen yang
tidak sempurna akan mempengaruhi kekuatan beton. Akibat langsung dari kegagalan konstruksi
pada bangunan pondasi tapak akan mengakibatkan degradasi bangunan.

Pengecoran Pondasi

Pembuatan lantai kerja


Pemasangan Besi Tulangan

 Pasang Pondasi Batu Kali, 1 Pc : 4 Ps


Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk as
pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan Direksi tentang
kesempurnaan galian.
Dibawah dasar pondasi di dasari dengan pasir pasang setebal 10 cm dan dipadatkan, sebagai
lantai kerja. Di atas pasir dipasang aanstamping, untuk pondasi plat tapak beton bertulang,
dan pondasi batu kali/batu belah, terdiri dari batu kali dan pasir pasang (pasangan batu
kosong). Lapisan ini juga harus dipadatkan, dengan menyiram air diatasnya, sehingga pasir
akan mengisi rongga-rongga batu kali tersebut. Tebal lapisan dibuat sesuai dengan gambar
detail pondasi.
Syarat-syarat material:
 Pasir yang digunakan adalah pasir yang berkualitas baik, berbutir tajam, tidak
mengandung lumpur/kotoran lebih dari 5% berasal dari sungai/batu-batuan tidak
mengandung garam.
 Batu kali yang dipergunakan adalah berdiameter antara 15–20 cm yang terdiri dari batu
alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah, yang utuh (sound), keras, awet,
padat, tahan terhadap udara dan air atau batu pecah (split) berkualitas baik, keras, tidak

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 9
METODE PELAKSANAAN

berlubang-lubang, tidak bercampur batu apung, bersih dan tidak bercampur


lumpur/kotoran lebih dari 2%.

B. Pondasi Tiang Pancang


Tiang pancang yang digunakan adalah tiang pancang pile hammer (P>30 ton) berukuran
Ø 450 mm. Tiang pacang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang
diperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat
pemancangan tanpa kerusakan. Tiang pancang segi empat harus mempunyai sudut-sudut yang
ditumpulkan. Pipa pancang berongga (hollow piles) harus digunakan bilamana panjang tiang
yang diperlukan melebihi dari biasanya.
Baja tulangan harus disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat pengangkatan,
penyusunan dan pengangkutan tiang pancang maupun tegangan yang terjadi akibat
pemncangan dan beban-beban yang didukung. Selimut beton tidak boleh kurang dari 40 mm
dan bilamana tiang pancang terekspos terhadap air laut atau korosi lainnya, selimut beton tidak
boleh kurang dari 75 mm.

Pengadaan spun pile


Untuk pekerjaan pondasi pancang menggunakan Spun Pile Ø 450 mm. Kontraktor
mendatangkan Spun Pile Ø 450 mm pabrikan, sesuai petunjuk direksi. Lokasi penumpukan tiang
juga harus mempertimbangkan faktor cuaca terhadap kondisi tiang pancang, terutama hujan.
Apabila tiang terpapar langsung dengan hujan akan berdampak langsung, bukan pada material
tiang betonnya, tetapi pada kondisi plat sambung pada ujung badan tiang pancang, misalnya
akan menimbulkan korosi. Untuk mengatasinya bisa dengan menutup tiang pancang dengan
terpal.

Gambar Spun Pile Ø 450 mm

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 10
METODE PELAKSANAAN

Pengelasan Sambungan Spun Pile


Proses penyambungan tiang:
 Setelah tiang pancang yang pertama terbenam, untuk menyambung pada tiang yang kedua
sebaiknya menyisakan tiang pancang di atas permukaan tanah sepanjang 30 cm untuk
memudahkan pengelasan tiang.
 Selanjutnya sama dengan langkah 1 dan 2 yaitu pengangkatan tiang pancang dan
penyesuaian pada titik yang akan dipancangkan, sebagai tambahan, jika posisi tiang pancang
kurang pas dengan tiang yang akn disambungkan, maka pekerja memukul tumpuan tiang
dengan palu besar sampai berada pada posisi sambungan.
 Tiang diangkat dan kepala tiang dipasang pada helmet seperti yang dilakukan pada batang
pertama.
 Ujung bawah tiang didudukkan di atas kepala tiang yang pertama sedemikian sehinggasisi-
sisi pelat sambung kedua tiang telah berimpit dan menempel menjadi satu.
 Penyambungan dilakukan dengan pengelasan penuh di sekeliling pertemuan kedua pelat
ujung.
 Tempat sambungan las dilapisi dengan anti karat. selesai penyambungan, pemancangan
dapat dilanjutkan seperti yang dilakukan pada batang pertama. Penyambungan dapat
diulangi sampai mencapai kedalaman tanah keras yang ditentukan.

Gambar Penyambungan Spun Pile

 Setelah sesuai maka sambungan tiang dibersihkan dari lumpur yang melekat untuk
memudahkan proses pengelasan. Selanjutnya sambungan tiang pancang dilas oleh tukang las,
dengan cara pengelasan pada kepala tiang secara melingkar keseluruhan agar sambungan
kuat

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 11
METODE PELAKSANAAN

Gambar Pengelasan Sambungan Spun Pile

Langkah pelaksanaan pondasi tiang pancang dapat dilihat pada Gambar 1.

Mengatur lalu lintas dan jalan akses untuk Produksi tiang pancang
mobilisasi alat pemancang

Membawa tiang pancang


Mengatur posisi tiang ke lokasi

Pemancangan tiang

Penyambungan tiang

Kepala tiang

Gambar 1: Langkah Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Pelaksanaannya akan dijelaskan seperti dibawah ini:


1. Persiapan Lokasi Pemancangan
Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapat
menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah
permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 12
METODE PELAKSANAAN

pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh
penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambar kerja.

2. Persiapan Alat Pemancang


Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenis tanah
dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk pada
kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa
kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan tanah terlebih dahulu.
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidrolik. Berat palu
pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi
pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu tidak boleh kurang dari setengah
jumlah berat tiang total beserta topi pancangnya ditambah 500 kg dan minimum 2,2 ton.

Gambar 2: Alat Pemancang

3. Penyimpanan Tiang Pancang


Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan. Tiang
pancang disusus seperti piramida, dan dialasi dengan kayu 5/10. Penyimpanan
dikelompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang sama.

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 13
METODE PELAKSANAAN

Gambar 3: Penyimpanan Tiang Pancang

4. Pemacangan
Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel.
Tiang pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang
pancang masuk pada bagian alat.

Gambar 4 Tiang Pancang Ditarik dengan Sling

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 14
METODE PELAKSANAAN

Gambar 5: Tiang Pancang Dimasukan pada Bagian Alat Gambar 6: Tiang Pancang Diluruskan

Gambar 7: Kemiringan Dicek Dengan


Waterpass

Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan dengan menjatuhkan palu
pada mesin pancang.

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 15
METODE PELAKSANAAN

Gambar 8: Pemancangan Tiang Pertama

Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu batang, maka
perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitu dengan pengelasan.

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 16
METODE PELAKSANAAN

Gambar 9: Penyambungan Tiang Pancang dengan Pengelasan

Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu sesuai
dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan pemancangan di titik
berikutnya dengan langkah yang sama.

C. PEKERJAAN PILE CAP


Setelah pekerjaan pile yang meliputi pengeboran dan pemotongan pile yang tersisa di
permukaan tanah, maka dilakukan penulangan untuk membuat pile cap. Pile cap tersusun atas
tulangan baja berdiameter 16mm, 19mm dan 25mm yang membentuk suatu bidang dengan
ketebalan 50mm dan lebar yang berbeda-beda tergantung dari jumlah tiang yang tertanam.

Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus
disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile menerima 1/N dari beban oleh kolom
dan harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban
maksimum yang bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton). Pile cap
merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya. Pile
cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak
menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu,

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 17
METODE PELAKSANAAN

seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari
pembebanan yang ada.

Selain itu, bentuk dari pile cap juga bervariasi dengan bentuk segitiga dan persegi panjang.
Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap pun berbeda tergantung kebutuhan atas beban yang
akan diterimanya. Terdapat pile cap dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah
pondasi yang diikat menjadi satu.

Tahapan-tahapan pengerjaan pile cap, yaitu:


1) Setelah dilakukan penggalian tanah, dilakukan pemotongan pile sesuai elevasi pile cap
yang diinginkan.
2) Tanah disekeliling pile digali lagi sesuai dengan bentuk pile cap yang telah direncanakan.
3) Pada pile dilakukan pembobokan pada bagian betonnya hingga tersisa tulangan besinya
yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai pengikat dengan pile cap.
Pembobokan hanya sampai elevasi dasar pile cap saja.
4) Melakukan pemasangan bekisting dari batako disekeliling daerah pile. Penggunaan
batako ini dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan beban sebagai bekisting
serta cukup murah untuk pada akhirnya ditimbun bersama saat pengecoran.
5) Sebagai landasan pile cap, dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan ketebalan 10 cm.
6) Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi tulangan utama atas
dan bawah, persiapan stek pondasi, pemasangan kaki ayam, beton decking dan
pemasangan stek pile cap sebagai penghubung menuju kolom.
7) Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun kembali untuk
menahan beban pengecoran dan meratakan kondisi tanah seperti semula.
8) Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan pengecoran pada pile cap.

Metode Pelaksanaan Pembuatan Pile Cap:


1) Tahap pertama, dilakukan pengecoran dengan bucket dan pipa tremie untuk daerah
stage 1, lalu diratakan dengan menggunakan vibrator.
2) Tahap keduan beton di curing dan besi tulanagan dibersihkan dari kotoran dan debu.
3) Tahap ketiga, beton stage 1 yang telah kering diberikan bonding agent pada
pemukaannya untuk pengecoran stage 2 yaitu pengecoran pelat basement. Bonding
agent in berfungsi sebagai pengikat beton lama dengan beton baru.

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 18
METODE PELAKSANAAN

4) Tahap Keempat, pengecoran stage 2 dengan menggunakan concrete pump untuk pelat
basement. Pada pengecoran ini menggunakan beton yang dicampur dengan
waterproofing intergral (Conplast X421M)
Setelah proses pemancangan selesai dilanjutkan dengan pemotongan tiang pancang dan
dilanjutkan dengan pekerjaan pile cap dan Tie beam Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal
dari stuktur atas (upper structure) setelah pekerjaan struktur bawah (sub structure) selesai
dilaksanakan. Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-
ketentuan yang berlaku. Adapun pekerjaan pile cap dan tie beam ini meliputi:
1) Penulangan pile cap dan tie beam
2) Bekisting pile cap dan tie beam
3) Pengecoran pile cap dan tie beam
4) Pembongkaran bekisting pile cap dan tie beam

1) Penulangan Pile Cap dan Tie Beam


Sebelum membahas mengenai langkah-langkah penulangan pile cap dan tie beam maka terlebih
dahulu akan dijelaskan mengenai pekerjaan penulangan keseluruhan secara umum.
Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan memasang besi tulangan
beton sebagai kerangka struktur pada konstruksi beton agar sesuai dengan gambar rencana.
Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi
yang timbul akibat beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut.

Sesuai dengan sifat beton yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu
perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan
gambar yang telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal:
a) Ukuran diameter baja tulangan.
b) Kualitas baja tulangan yang digunakan.
c) Penempatan /pemasangan baja tulangan.

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan pada proyek ini
antara lain:

A. Pabrikasi Besi
Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan.
Pemotongan dilakukan karena panjang besi dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 19
METODE PELAKSANAAN

tulangan elemen struktur yang digunakan terdiri dari bermacam-macam ukuran sesuai
perhitungan tulangan. Pemotongan besi digunakan dengan Bar Cutter.
Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan dengan perencanaan.
Jika terjadi kesalahan pada pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak boleh
dibengkokkan kembali tetapi harus dipotong, hal ini untuk menghindari timbulnya retak-retak
ditempat pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja. Pembengkokan dilakukan
dengan Bar Bender dengan berbagai macam diameter ukuran.
Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun daftar bengkok dan
potong baja tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan (shop drawing) yang dibuat oleh
Kontraktor Utama. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar bengkok dan
potong baja tulangan adalah:
a. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang
momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dan batang
yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang dan bentuk baja tulangan
direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisi atau yang tidak terpakai
didapat seminimal mungkin.
b. Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak menyulitkan dalam
pelaksanaan di lapangan.

B. Pemasangan Tulangan
Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan untuk
dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada
pekerjaan pemasangan tulangan antara lain:
a. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja tulangan
tersebut dipasang.
b. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan
geser diatur sesuai gambar.
c. Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada tulangan utama dengan
menggunakan kawat bendrat.
d. Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan lewatan dan
panjang penjangkaran.
e. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai acuan selimut
beton yang akan dicor.

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 20
METODE PELAKSANAAN

Setelah pekerjaan lantai kerja selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pembesian pile cap
dan tie beam.
Langkah-langkah pembesian pile cap:
1. Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi D 22 mm, dengan
jarak antar tulangan 150 mm sama untuk semua pile cap tetapi berbeda untuk jumlah
tulangan dan tinggi pile cap sesuai dengan gambar rencana.
2. Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai dengan daftar diatas
kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan gambar rencana. Digunakan kawat
bendrat sebagai lekatan antar tulangan.
3. Tulangan pile cap yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada lokasi pile cap
yang telah ditentukan.
4. Tulangan pile cap dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang yang telah
dihancurkan betonnya dengan menggunakan kawat bendrat sehingga tulangan pile cap
tampak benar-benar kuat dan kokoh.

Gambar 1.1: Penulangan Pile Cap

Langkah-langkah pembesian tie beam:


1. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai dengan yang tertera didalam
gambar rencana, yaitu besi D 16 mm dengan jarak sengkang 150 mm
2. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk mempermudah
pekerjaan.

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 21
METODE PELAKSANAAN

3. Sengkang dipasang dengan jarak 150 mm sama untuk keseluruhan tulangan.


4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak
berubah.
5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan selang-
seling dan penempatan sambungan di tempat-tempat dengan tegangan maksimum
sedapat mungkin dihindari.
6. Sambungan lewatan harus ada overlapping/tidak sejajar antara tulangan atas dengan
tulangan bawah. Dipasang beton decking padatulangan sloof tersebut yang berfungsi
untuk membuat selimut pada beton sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena
dapat menyebabkan tulangan berkarat. Tebal beton decking yang dipasang harus
disesuaikan dengan tebal selimut beton yang direncanakan.

Gambar 1.2 Penulangan Tie Beam

2) Bekisting Pile Cap dan Tie Beam


Setelah pembesian pile cap dan tie beam selesai dilaksanakan maka, tahap selanjutnya
memasang bekisting untuk pile cap dengan diikuti oleh bekisting tie beam. Bekisting dibuat
dengan papan kayu bengkirai dengan rangka kayu yang kuat.
Adapun langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk pile cap adalah
sebagai berikut:

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 22
METODE PELAKSANAAN

1. Mengadakan pengukuran dan penandaan/marking posisi bekisting yang akan dipasang


dimana untuk tiap-tiap pile cap berlainan ukurannya tergantung berapa titik pondasi
yang menahannya.
2. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran pile cap masing-masing, dimana digunakan kayu
multipleks.
3. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan
pada waktu pembongkaran bekisting.
4. Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi tanda kemudian
bekisting yang, sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan menggunakan kayu 8/12
dan paku secukupnya agar kedudukan bekisting tersebut tetap stabil, tidak mengalami
goyangan pada waktu pengecoran dilaksanakan.

Gambar 2.1 Bekisting Pile Cap

Langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk tie beam adalah
sebagai berikut:
1. Mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang.
2. Pemotongan papan kayu dan perakitan bagian-bagian bekisting yang akan dibuat
disesuaikan dengan ukuran tie beam tersebut.
3. Sebelum bekisting dipasang, terlebih dahulu bekisting dibagian dalam diolesi dengan
menggunakan mud oil, hal ini berfungsi agar pada waktu pembongkaran bekisting tidak
mengalami kesulitan.
PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA
UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 23
METODE PELAKSANAAN

4. Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi tie beam yang telah ditentukan kemudian
dikunci dengan menggunakan kayu 8/12 dan paku secukupnya sebagai penahan
goyangan.

Gambar 2.2 Bekisting Tie Beam

3) Pengecoran Pile Cap dan Tie Beam


Untuk pengecoran pile cap dan tie beam dalam proyek ini menggunakan beton ready mix, dengan
mutu beton K-300 sesuai dengan rencana. Adapun langkah-langkah pengecoran antara pile cap
dan tie beam pada umumnya sama sehingga diringkas dijadikan satu.
Langkah-langkah tersebut antara lain:
a. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang menggenang dengan
menggunakan pompa air.
b. Membuat tanda/marking pada bekisting yang menunjukan batas berhentinya pengecoran
baik pada bekisting pile cap maupun bekisting tie beam
c. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan.
d. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie beam maka
digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar
beton tersebut dapat memadat.
e. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 24
METODE PELAKSANAAN

f. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton dengan


menggunakan alat pertukangan manual/plester.

Gambar 3.1 Membersihkan tulangan dan bekisting dengan Water Pump

Gambar 3.2 Pengecoran Pile Cap dan Tie beam dengan beton readymix

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 25
METODE PELAKSANAAN

Gambar 3.3 Pengecoran lewat talang untuk menjangkau poer yang jauh

Gambar 3.4 Pemadatan pengecoran dengan Concrete Vibrator

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 26
METODE PELAKSANAAN

4) Pembongkaran Bekisting Pile Cap dan Tie Beam

Pembongkaran bekisting pada proyek ini dilakukan 2-3 hari setelah pengecoran, dengan syarat
pile cap dan sloof tidak menerima beban di atasnya. Alasan lain dilakukannya pembongkaran itu
agar bekisting dapat digunakan untuk bagian yang lain.

3. PEKERJAAN STRUKTUR
a. Pekerjaan Struktur Beton
Pekerjaan struktur merupakan penopang utama kekuatan bangunan yang meliputi
kekuatan Gaya vertikal dan horizontal, struktur utama bangunan meliputi pondasi
Tapak, Kolom dan Balok. Penggunaan beton tersebut meliputi pekerjaan Pondasi Tapak,
Slof, Plat Lantai, Balok, Plat dan Kolom. Pekerjaan Pondasi tapak dapat dilaksanakan
bersamaan dengan Pasangan Pondasi Batu Gunung, sedangkan pekerjaan yang lain dapat
dilaksanakan setelah pekerjaan tanah dan pondasi tapak selesai dilaksanakan.

 Pekerjaan Balok
Balok adalah bagian dari konstruksi yang berfungsi memikul beban lantai dan beban
yang bekerja diatasnya dan kemudian menyalurkan beban tersebut ke kolom-kolom.
Balok juga berfungsi membagi-bagi pelat menjadi segmen-segmen dan sebagai
pengikat kolom yang satu dengan yang lainnya.

 Pekerjaan Kolom
Pekerjaan Kolom merupakan tiang yang akan menyalurkan beban atau gaya vertikal
dan lateral ke pondasi. Konstruksi kekuan kolom akan menentukan besarnya gaya
lateral yang akan dipikul oleh kolom tersebut. Adapun besar kecilnya kolom (dimensi
kolom) tergantung pada distribusi pembebanan. Dalam pekerjaan ini diperlukan alat
theodolit dan juru ukur (surveyor) yang berpengalaman agar kolom yang mau di
laksanakan sesuai dengan yang diharapkan.

 Pekerjaan Slab/Plat
Slab (pelat) adalah sebuah elemen struktur horizontal yang berfungsi menyalurkan
beban mati maupun beban hidup menuju rangka pendukung vertical dari suatu
sistem struktur. Elemen-elemen horizontal tersebut dapat dibuat bekerja dalam satu
arah ataupun bekerja dua arah yang saling tegak lurus (biaksial).

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 27
METODE PELAKSANAAN

 Pekerjaaan Tangga
Bahan–bahan bangunan tangga dibuat dari bahan – bahan yang di gunakan pada
bangunannya dan tergantung pada tujuannya serta menurut selera dari pemilik dan
perencana. Tangga terdiri dari anak tangga yang tingginya selalu tepat sama. Atas
dasar bahan bangunannya kita dapat membedakan konstruksi tangga masif (dari batu
alam, batu buatan atau beton), konstruksi tangga dari kayu dan konstruksi tangga
dari baja.
Flowchart

Koral Beton:
0,810 m3 Pasir Beton
0,490 m3 Semen Portland
400 kg

Portland cement
Portland cement
Portland cement
Portland cement
Portland cement
Portland cement
Portland cement
Portland cement
Portland cement
Portland cement
Portland cement
Portland cement

 Bekesting (cetakan beton)


a) Rencana (design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab kontraktor sepenuhnya.
b) Bahan bekesting yang dipakai kayu kelas II yang cukup kering dan keras serta untuk
penggunaannya harus mendapatkan persetujuan dari direksi.
c) Cetakan harus sesuai dengan bentuk ukuran batas-batas bidang dari hasil beton yang
diinginkan oleh pihak perencana.
d) Cetakan bekesting sedemikian rupa harus rapi, cukup kuat dan kaku untuk
menghasilkan muka beton yang rata tahan terhadap getaran dan kejutan gaya yang
diterima tanpa berubah bentuk. Khusus untuk bekesting harus diperhatikan agar
setelah bekesting dibongkar memberikan bidang-bidang yang rata.
e) Celah-celah antara papan harus rapat agar pada waktu pengecoran air tidak
merembes keluar. Sebelum pengecoran, bagian dalam bekesting harus bersih dari
kotoran sebaiknya dilapis dengan terpal plastik.
f) Permukaan cetakan dapat diberi minyak yang biasa diperdagangkan (from oil) untuk
mencegah lekatnya beton pada cetakan.
g) Pelaksanaannya harus berhati-hati jangan terjadi kontak dengan besi yang dapat
mengurangi daya lekat besi pada beton.
PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA
UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 28
METODE PELAKSANAAN

h) Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata. Hal ini dilakukan untuk menhindari
terjadinya penyerapan air beton oleh permukaan cetakan yang dapat menyebabkan
menurunnya daya lekat besi dengan beton tersebut.

 Penulangan
a) Baja tulangan harus memenuhi persharatan perhitungan struktur beton bertulang
disesuaikan dengan SKSNI T-15-1991-03.
b) Tulangan besi beton yang digunakan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat lepas
dan lain-lain yang dapat merusak beton. Untuk baja tulangan dipakai mutu baja u-24,
dengan ukuran sesuai dengan gambar bestek.
c) Pelaksanaan penyambungan/pemotongan, pembengkokan dan pemasangan harus
sesuai dengan persharatan dalam perhitungan struktur beton bertulang indonesia
disesuaikan dengan SKSNI T-15-1991-03.
d) Selimut beton harus mempunyai ketetapan sebagai berikut:
- Beton tampa cetakan, kontak lansung dengan tanah = 50 mm.
- Beton dengan cetakan, kontak lansung dengan tanah = 50 mm.
- Balok, kolom tidak kontak lansung dengan tanah = 30 mm.
- Plat, dinding tidak kontak lansung dengan tanah = 25 mm.

 Semen
a) Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan semen Portland dengan
persyaratan standar Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM C 150-84.
b) Cara pengaturan dan cara penyimpanan semen harus sedemikian rupa pada tempat-
tempat yang baik untuk memudahkan pekerjaan dan setiap saat semen terlindung dalam
kelembaban hujan.

 Agregat beton
a) Agregat beton berupa batu alam yaitu hasil desintegrasi alam atau batu pecah yang
diperoleh dari mesin pemecah batu (stone crusher).
b) Agregat yang di gunakan harus sesuai dengan spesifikasi menurut PBI-1971.
c) Agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari 5 mm menurut PBI
(1971).
d) Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan pekerjaan dan
sebaiknya di atas dengan tepas agar agregat tersebut tidak tercampur dengan tanah.

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 29
METODE PELAKSANAAN

 Agregat kasar
a) Agregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang kasar, keras tidak berpori
dan bersudut, Bila ada butir yang pipih jumlahnya lebih berat tidak boleh melebihi 20%
dari jumlah berat seluruhnya.
b) Agregat kasar tidak boeh mengalami pembubukan hingga melebihi 50% kehilangan
berat menurut test.

 Agregat halus
a) Agregat halus dapat digunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin
pemecah batu.
b) Pasir halus bersih dari bahan organik, Lumpur, zat-zat alkali dan substansi tersebut lebih
dari 5% (PBI – 1971).
c) Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
d) Pasir halus terdiri dari partikel-pertikel yang tajam dan kasar.
e) Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar terjamin kemudahan pelaksanaan
pekerjaan dan sebaiknya dialas dengan tepas agar tidak tercampur dengan tanah.

 Air
Air untuk pembuatan beton dan perawatan beton harus bersih, tidak mengandung
minyak, garam, zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan baja (PUBI – 1982).

 Peraturan
a) Persyaratan-persyaratan kontruksi beton, istilah-istilah teknik serta syarat-syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi suatu kesatuan dalam bagian dokumen ini.
b) Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus sesuai
dengan standar dibawah ini:
 Tata cara penghitungan struktur untuk bangunan gedung SKSNI T-15-1991-03.
 Standar Nasional Indonesia yang telah disahkan.
 Peraturan beton bertulang Indonesia (PBI-1971).
 Persyaratan umum bahan bangunan Indonesia (PUBI-1982).

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 30
METODE PELAKSANAAN

Syarat-syarat pelaksanaan
1) Persiapan pengecoran
a) Beton
Beton harus dibentuk dari campuran semen, agregat, air dalam suatu perbandingan yang
tepat sehingga didapat kekuatan tekan karakteristik σ bk =350 kg/cm2.
Seluruh pekerjaan beton bertulang pada bangunan ini memakai adukan 1Pc: 2 Ps : 3 kr.
b) Perlengkapan mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian
cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan pembentuk
beton. perlengkapan- perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus
mendapat persetujuan dari Direksi lapangan. Bahan-bahan pembentuk beton harus
dicampur dan diadukan dalam mesin pengaduk beton yaitu “ Batch mixer atau portable
Contunious mixer (air dicampur sekaligus). Mesin pengaduk tidak boleh dibenahi
melebihi dari kapasitas yang telah ditentukan.Setiap mesin pengaduk diperlengkapi
dengan alat mekanis untuk mengukur waktu dan menghitung jumlah adukan, waktu
pengadukan ditambah bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3. Direksi
lapangan berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan
cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan
dan warna yang merata seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi
dari adukan keadukan, pengadukan yang berlebihan (lamanya) yang membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan konsistens beton yang dikehendaki tidak
dibenerkan.

2) Pengecoran beton

a) Memberi tahu Direksi lapangan selambat-lambatnya 24 jam sebelum suatu pengocoran


beton dilaksanakan. Persetujuan Direksi lapangan untuk mengecor beton berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti bahwa
kontraktor dapat melaksanakan pengocoran tanpa gangguan.
b) Adukan beton tidak dapat dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan
agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat berkurang lagi jika direksi lapangan
menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
c) Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindari terjadinya pemisahan
material (segregation) dan perubahan letak tulangan, cara penuangan dengan alat-alat
pembantu seperti talang, pipa, chute, dsb harus mendapat persetujuan Direksi lapangan.

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 31
METODE PELAKSANAAN

d) Alat-alat penuang seperti talang, pipa chute dan sebagainya harus selalu bersih dan
bebas dari lapisan-lapisan beton yang mengeras. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan
secera bebas dari ketinggian lebih dari 2.m selama dapat dilaksanakan sebaiknya
digunakan pipa yang berisi penuh aduk dengan pangkalnya yang terbenam dalam
adukan yang baru dituang.
e) Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami “Initial set”
atau yang telah mengeras dimana beton akan menjadi plastis karena getaran.
f) Semua pengocoran bagian dasar kontruksi beton menyentuh tanah harus diberi lantai
kerja setebal 5 cm agar menjadi duduknya tulangan dengan baik dan untuk menghidari
penyerapan air semen oleh tanah.
g) Pemadatan beton.
 Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus digetarkan dengan penggetar
berfrekuensi tinggi agar dijamin pengisian beton dan pemadatan yang baik, tetapi
tidak mengenal tulangan.
 Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja yang mengerti dan terlatih.

Proses Pekerjaan Besi untuk Tulangan

Proses Penyiapan Cetakan Beton

PEMBANGUNAN GEDUNG JABAL NUR/KANTOR PENGELOLA


UPT. ASRAMA HAJI MEDAN Page 32

Anda mungkin juga menyukai