1. Tinjauan Praktikum
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah :
1.1 Memahami salah satu bentuk tes durabilitas agregat dengan cara mekanis yakni
dengan alat Los Angeles Abrassion Test.
1.2 Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan agregat kasar yang
lebih kecil dan 19 mm (3/4”) terhadap keausan menggunakan alat Los Angeles.
1.3 Menentukan pengertian nilai keausan / abrasi agregat dan pengaruhnya terhadap
campuran beton semen
1.4 Mampu melaksanakan pengujian kekerasan agregat kasar dan menggunakan
metode keausan/abrasi.
1.5 Mampu memahami sifat agregat berdasarkan keausannya dalam kaitan
penggunaannya untuk bahan campuran beraspal dan beton semen.
2. Referensi
Adapun referensi yang menjadi rujukan adalah:
2.1 AASHTO T 96-77 (1982)
2.2 British Standard Institution (BSI); BS 812: Part 3 : 1975; UDC [625.7.07: 620.1]
620.17 : 531
2.3 Collist, L. and Fox R.A.(1985) ; AGGREGATES : Sand, Gravel and Crush, Rock
Aggregates for Construction Purpose, The Geological Society, London
2.4 Sumber internet (gambar dan sebagainya)
3. Terminologi
Abrasi : Proses pengausan / pengurasakan akibat dari terjadinya
proses pelemahan agregat akibat waktu dan proses alam,
merupakan salah satu aspek durabilitas dari agregat.
Durabilitas : Sifat keawetan / ketahanan material terhadap faktor waktu
dan lingkungan (cuaca).
Nama : Mega E Siahaan (1605022016) Dosen : Drs. Kusumadi, M.T.
Kelompok : 2 Kelas : SI-6E Topik : Aggregate Abrasion Value
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jl. Almamater No. 1 Kampus USU 20155, Indonesia
Tel.(061)8210371, 8211235, 8215951, 8210436, Fax. (061) 8215845
http : //www.polmed.ac.id email : sipil_polmed@yahoo.co.id
4. Teori Dasar
Durabilitas atau ketauan terhadap kerusakan sangat berpengaruh terhadap
kebutuhan akan jumlah agregat. Beberapa agregat yang memiliki kekuatan standar pun
akan mengalami kerusakan saat di stockpile atau saat masa layan di jalan. Pada
hakekatnya ikatan antar butir partikel bisa kuat dan lemah, namun secara berulang
menjadi lemah karena sebagai akibat dari proses perendaman air seperti akibat cuaca,
pembekuan dan lain-lain. Ada dua aspek yang menguji durabilitas agregat ini, yaitu:
Kerusakan mekanis
Kerusakan diakibatkan reaksi physic-chemical, seperti pelapukan.
Dalam uji abrasi ini tipe tes durabilitas yang diambil adalah tipe tes kerusakan
mekanis. Tipe tes kerusakan mekanis ini sendiri memiliki berbagai macam tipe
contohnya:
Aggregate Abrasion Value
Aggregate Attrition Value
Los Angeles Abrassion Value
Polished Stone Value
Los Angeles Abrassion Value ini menggunakan prinsip perontokan agregatnya
melalui benturan dan penggulingan antar partikel dan bola baja.
Sumber : KitaSipil.com
Gambar 1. Mesin Abrasi Los Angeles Gambar 2. Mesin Abrasi Los Angeles
5.2 Sampel
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam penyiapan sampel adalah sebagai berikut :
Sampel harus bersih bila sampel masih mengandung kotoran, debu, bahan oraganik
atau terselimuti oleh bahan lain, maka sampel harus dicuci sampai bersih kemudian
dikeringkan dalam suhu (110±5)˚C.
Pisahkan sampel kedalam masing-masing fraksi kemudian digabungkan sesuai
pada Tabel 1.
Pada Praktikum Pengujian Keausan Agregat Menggunakan berat dan Gradasi Sampel
B, agregat yang digunakan adalah:
a. Agregat yang lolos ayakan Ø19 mm dan tertahan Ø12.5 sebanyak ±2600 gram.
b. Agregat yang lolos ayakan Ø12.5 mm dan tertahan Ø9.5 mm sebanyak ±2600 gram.
Agregat ini berasal dari Binjai
Adapun persiapan sampel dari pengujian ini adalah:
5.2.1 Sampel yang akan diuji diambil dari bak-bak agregat di depan laboratorium lalu diayak
dengan ayakan yang telah dipilih, masukkan ke dalam ember untuk masing-masing
agregat dari ayakan yang berbeda. Pengayakan pada laboratorium dapat dilihat pada
Gambar 3.
5.2.2 Cucilah kedua sampel agregat tersebut pada air mengalir hingga bersih (sampai air
cuciannya tidak keruh). Dan keringkan dalam oven (110±5)°C selama minimal 4 jam
(kondisi kering oven). Seperti terlihat pada Gambar 4.
5.2.3 Setelah di oven, keluarkan sampel dari oven dan dinginkan hingga suhu suhu turun
sama dengan suhu ruangan, (25°C). Lihat gambar Gambar. 6 agregat yang siap untuk
diuji.
6. Prosedur Pelaksanaan
Langkah-langkah kerja dalam pengujian ini adalah:
6.1 Ambil masing-masing agregat kedua sampel sebanyak 2500 ± 10 gram. Lihat Gambar 7
dan Gambar 8 penimbangan kedua sampel.
6.2 Sampel dan bola baja dimasukkan ke dalam mesin Los Angeles (Lihat Gambar
9) dan mesin diputar dengan kecepatan 30-33 rpm sebanyak 500 kali putaran atau
selama 15 menit (Lihat Gambar 10 untuk detail penunjuk).
6.3 Setelah selesai putaran sampel dikeluarkan (Lihat Gambar 11), diayak dengan
ayakan 4.47 mm (No.4) dan 1.7 mm (No.12) seperti pada Gambar 12.
6.4 Butiran yang lebih besar dari ukuran saringan atau tertahan 1.7 mm (No.12) dan
4.47 mm (No.12), dicuci bersih (Lihat Gambar. 13 dan Gambar. 14 Hasil
Pencucian di Loyang), dikeringkan dalam oven suhu (110 ± 5)˚C sampai berat
tetap (Lihat Gambar. 15). Kemudian ditimbang dengan ketelitian 5 gram (berat
agregat (Lihat Gambar. 16) dikurangi nilai loyang kosong (lihat Gambar. 17).
Gambar 13. Pencucian Agregat Gambar 14. Hasil Cuci Agregat Gambar 15. Agregat di Oven
Dimana :
a = berat sampel semula (gram)
b = berat sampel tertahan saringan no. 12 (dan No. 4) (gram)
Nilai keausan dilaporkan sebagai bilangan bulat dalam persen.
JUDUL PRAKTIK :
PEMBAHASAN
A. KOMENTAR PELAKSANAAN PRAKTIK DAN HASIL
B. APLIKASI
KESIMPULAN :