Anda di halaman 1dari 61

SEMINAR KERJA PRAKTEK

PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL TRANS SUMATERA SEKSI 2


(SIDOMULYO-KOTA BARU) STA 39+400 – STA 80+000

OLEH:
NINING WAHYUNI
1415011111

PEMBIMBING : YUDA ROMDANIA, S.T., M.T.


PENGUJI : IR. NUR ARIFAINI, M.S.

TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
DAFTAR ISI

I PENDAHULUAN

II GAMBARAN UMUM PROYEK

III MATERIAL DAN PERALATAN

IV PELAKSANAAN PEKERJAAN

V TUGAS KHUSUS

VI PENUTUP

Company Logo
BAB I. PENDAHULUAN

TUJUAN
TUJUAN KERJA
LATAR
PROYEK PRAKTIK
BELAKANG

METODE
RUANG BATASAN PENYUSUNAN
MASALAH LAPORAN
LINGKUP
PEKERJAAN
Company Logo
BAB I. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
BAB I. PENDAHULUAN

TUJUAN PROYEK

Memperlancar transportasi arus lalu lintas


sepanjang ruas jalan yang menghubungkan
Provinsi Lampung dengan Provinsi Sumatera
Selatan dan mengurangi kemacetan di ruas
jalan lintas Sumatera, yaitu dari Bakauheni-
Terbanggi Besar sampai Palembang.
BAB I. PENDAHULUAN

TUJUAN KERJA PRAKTIK

1. Untuk memperkenalkan kepada mahasiswa Teknik Sipil


Universitas Lampung mengenai seluk beluk dunia kerja
yang akan dihadapi setelah menyelesaikan pendidikan
perguruan tinggi.
2. Untuk memenuhi salah satu syarat akademik dalam
menyelesaikan program studi S-1 Teknik Sipil di
Universitas Lampung.
3. Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman
dengan pengamatan langsung di lapangan serta
mengetahui metode pelaksanaan.
4. Untuk membandingkan pengetahuan teoritis yang
diperoleh di perkuliahan dengan pelaksanaan di
lapangan
BAB I. PENDAHULUAN

RUANG LINGKUP PEKERJAAN PROYEK

PEKERJAAN PEKERJAAN TANAH PEKERJAAN


PERSIAPAN DAN AGREGAT CIVIL
BAB I. PENDAHULUAN
BATASAN MASALAH
1. TEKNIK PENGAWASAN DI LAPANGAN
a. Pengawasan terhadap mutu bahan dan alat
b. Pengawasan terhadap metode pelaksanaan pekerjaan

2. TEKNIK PELAKSANAAN DI LAPANGAN


a. Pekerjaan tanah (galian, timbunan dan pemadatan)
b. Pekerjaan subbase
c. Pekerjaan beton lantai kerja (lean concrete)
d. Pekerjaan beton perkerasan kaku (rigid pavement)
e. Pekerjaan concrete barrier
f. Pekerjaan struktur gorong-gorong kotak (Box Culvert)
g. Pekerjaan struktur bore pile
h. Pekerjaan struktur pier jembatan underpass
i. Pekerjaan pemasangan girder (erection girder) jembatan underpass
j. Pekerjaan pengecoran diafragma pada jembatan underpass
k. Pekerjaan pengecoran lantai Overpass
BAB I. PENDAHULUAN

METODE PENYUSUNAN LAPORAN

1 Pengamatan di Lapangan

2 Interview/Wawancara

3 Dokumentasi
BAB II. GAMBARAN UMUM PROYEK

DATA
STRUKTUR
DATA UMUM
LOKASI PROYEK
PROYEK
PROYEK

SISTEM
PELELANGAN,
FASILITAS STRUKTUR KONTRAK DAN
ORGANISASI PEMBAYARAN
PROYEK
Company Logo
BAB II. GAMBARAN UMUM PROYEK

LOKASI PROYEK

Jalan Tol Trans Sumatera


Seksi 2 Sidomulyo–Kota Baru
BAB II. GAMBARAN UMUM PROYEK

DATA UMUM PROYEK

• Nama Proyek : Proyek Jalan Tol Ruas Bakauheni–Terbanggi Besar Section 2


Sidomulyo–Kotabaru STA 39+400–80+000).
• Lokasi Proyek
- Provinsi : Lampung
- Kotamadya : Lampung Selatan
- Alamat : Sidomulyo – Kota Baru
• Jenis Kontrak : Fixed Unit Price
• Pemilik Proyek : Pemerintah (BPJT/PT Hutama Karya)
• Konsultan Pengawas : PT Daya Creasi Mitrayasa
• Konsultan Perencana : PT Arkonin E.M.P
• Kontraktor Pelaksana : PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
• Nilai Proyek : Rp. 2.690.441.000.000,-
• Lingkup Pekerjaan : Pembangunan Jalan dan Insfrastruktur
• Sumber Dana : Penyertaan Modal Negara (PMN)
• Panjang pekerjaan : ± 40,6 km
• Fungsi Bangunan : Jalan
• Jenis Pembayaran : Monthly Certificate (MC)
• Sifat Tender : Penunjukan Langsung
• Uang muka : 10 %
• Jaminan Pemeliharaan :5%
• Waktu Pelaksanaan : 642 Hari Kalender
• Waktu Pemeliharaan : 720 Hari Kalender
• No. Kontrak : DJT/10.519/S.Perj.16/IV/2016
BAB II. GAMBARAN UMUM PROYEK

DATA STRUKTUR PROYEK


A. Jalan Utama (Main Road)
• Stasiun : STA 39+400 - 80+000
• Konstruksi Perkerasan : Rigid Pavement, t = 30 cm
• Bahu jalan : Flexible Pavement, t = 10 cm
• Lebar median : 0,8 m
• Lebar bahu luar :3m
• Lebar bahu dalam : 1,5 m
• Lebar lajur tol utama : 3,6 m

B. Bangunan Struktur lain


• Dalam proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ini juga dibangun
beberada bangunan struktur penunjang diantaranya:
• Over pass
• Under pass
• Box culvert
• Under bridge
• Simpang susun
BAB II. GAMBARAN UMUM PROYEK

DATA STRUKTUR PROYEK

Tipikal Potongan Melintang Jalan Utama pada Kondisi Normal


BAB II. GAMBARAN UMUM PROYEK

FASILITAS PROYEK

KANTOR PROYEK GUDANG MATERIAL

LABORATORIUM PABRIKASI BESI


BAB II. GAMBARAN UMUM PROYEK

FASILITAS PROYEK

RUANG P3K DAN K3 BASE CAMP PEKERJA

MUSHOLLA POS SATPAM TEMPAT PARKIR


BAB II. GAMBARAN UMUM PROYEK

STRUKTUR ORGANISASI

STRUKTUR ORGANISASI PROYEK


BAB II. GAMBARAN UMUM PROYEK

STRUKTUR ORGANISASI

STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN


BAB II. GAMBARAN UMUM PROYEK

SISTEM PELELANGAN, KONTRAK DAN PEMBAYARAN

• Jenis pelelangan pada Proyek Jalan Tol Trans


Sumatera ini yaitu penunjukkan langsung.
• Pada proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra
sistem kontrak yang digunakan adalah kontrak
harga satuan (fixed unit price) dan kontrak
addendum.
• Sistem pembayaran yang diterapkan pada proyek
pembangunan Jalan Tol Trans Sumatra adalah
kontrak dengan sistem pembayaran Monthly
Certificate.
BAB III. MATERIAL DAN PERALATAN PROYEK

PERALATAN
MATERIAL

Company Logo
BAB III. MATERIAL DAN PERALATAN

MATERIAL

TANKI AIR TANAH URUGAN SEMEN

AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS BETON READY MIX


BAB III. MATERIAL DAN PERALATAN

MATERIAL

TULANGAN ULIR TULANGAN POLOS KAWAT BENDRAT


BAB III. MATERIAL DAN PERALATAN

PERALATAN

THEODOLITE WATERPASS BATCHING PLANT BETON

CONCRETE PAVER MIXER TRUCK


BAB III. MATERIAL DAN PERALATAN

PERALATAN

DUMP TRUCK EXCAVATOR VIBRATOR ROLLER

MOTOR GRADER BAR CUTTER BAR BENDER


BAB III. MATERIAL DAN PERALATAN

PERALATAN

CONCRETE VIBRATOR LAMPU PROYEK GENERATOR SET

BOR TANGAN TERPAL NON WOVEN GEOTEKSTIL


BAB III. MATERIAL DAN PERALATAN

PERALATAN

METERAN SISIR KAWAT AIR COMPRESSOR


BAB IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. PEMADATAN
TANAH 7. PEKERJAAN BORED
PILE
2. PEKERJAAN
SUBBASE 8. PEKERJAAN PILAR
UNDERPASS
3. PEKERJAAN LC
(LEAN CONCRETE)
9. ERECTION GIRDER
4. PEKERJAAN RIGID
PAVEMENT
10. PEKERJAAN
DIAFRAGMA
5. PEKERJAAN
CONCRETE BARRIER
11. PEKERJAAN PELAT
LANTAI JEMBATAN
6. PEKERJAAN
BOX CULVERT
Company Logo
BAB IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PEMADATAN TANAH

UJI DCP (Dynamic Cone


PEMBERSIHAN LAHAN Penetrometr)

Pengukuran elevasi
Perataan Elevasi dengan
dengan Theodolite
Motor Grader
BAB IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PEMADATAN TANAH

Pemadatan dengan Pemadatan dengan


Sheep Foot Vibrator Roller

Uji kepadatan tanah dengan


Sand Cone
BAB IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN

2. PEKERJAAN SUBBASE

Penghamparan dan meratakan Pemadatan Lapisan Subbase


agregat kasar dengan Motor Grader dengan Vibrator Roller

Membasahi agregat dengan Uji Sand Cone Test pada


Water Tank Truck Lapisan Subbase
BAB IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN

3. PEKERJAAN LANTAI KERJA/LC (LEAN CONCRETE)

Uji Slump test pada beton


Pengecoran Lean Concrete
Lean Concrete

Perawatan Lean Concrete


dengan terpal
BAB IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN

4. PEKERJAAN RIGID PAVEMENT

Meletakkan Bond Breaker


Peletakkan Dowel

Benda uji beton untuk di uji Penghamparan Beton


Uji Slump Test pada beton
di lab Ready Mix
Ready Mix untuk Rigid
BAB IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN

4. PEKERJAAN RIGID PAVEMENT

Pemadatan beton dengan


Concrete Paver Perataan permukaan beton

Pekerjaan Grooving Beton Curing Beton dengan Kain


Non Woven Geotextile
BAB IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN

4. PEKERJAAN RIGID PAVEMENT

Pemotongan Joint pada Rigid Pengisian Joint dengan Sealant


BAB IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN

5. PEKERJAAN CONCRETE BARRIER

Pekerjaan Pembesian Barrier Pemberian minyak pada bekisting

Pembongkaran bekisting 2 hari


Pengecoran Barrier dengan setelah pengecoran
Pemasangan Bekisting Truck Mixer
BAB IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN

6. PEKERJAAN BOX CULVERT

Setting point untuk elevasi


dasar box inlet dan outlet Pekerjaan Galian Pekerjaan Lantai Kerja

Pemasangan bekisting pada


Pembesian Bottom Slab dan Pengecoran Bottom Slab dinding box culvert
Dinding Box culvert
BAB IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN

6. PEKERJAAN BOX CULVERT

Pemasangan scafolding untuk


pembesian top slab pembesian top slab

Pengecoran dinding box Penimbunan kembali pada


culvert dan top slab box culvert
BAB IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN

7. PEKERJAAN BORED PILE

Pemasangan casing

Menentukan titik bored pile


sesuai rencana Pengeboran

Pemasangan pipa tremi Pengecoran


Pembesian bored pile
BAB IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN

8. PEKERJAAN STRUKTUR PILAR UNDERPASS

Galian tanah untuk footing Pengecoran Lantai Kerja

Pembesian footing Pengecoran footing


BAB IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN

8. PEKERJAAN STRUKTUR PILAR UNDERPASS

Pembesian kolom Pengecoran kolom

Pembesian pier head Pengecoran pier head


BAB IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN

9. PEKERJAAN ERECTION GIRDER

Pengangkatan balok girder dengan Pengelasan besi untuk mengunci


2 buah crane sementara girder
BAB IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN

10. PEKERJAAN DIAFRAGMA

Pembesian Diafragma Pemasangan bekisting


Diafragma

Pengecoran Diafragma
BAB IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN

11. PEKERJAAN PELAT LANTAI (PADA OVERPASS)

Pemasangan Deck slab Pembesian pelat lantai

Pengecoran Pelat Lantai Jembatan


BAB V. TUGAS KHUSUS

RENCANA LUAS
BOX CULVERT PENAMPANG
PENJELASAN BOX CULVERT
UMUM

DATA ANALISA DAN


PERENCANAAN PERHITUNGAN
BOX
Company Logo
BAB V. TUGAS KHUSUS

PENJELASAN UMUM

Tugas khusus ini membahas mengenai perencanaan


struktur konstruksi pada pekerjaan box culvert di
STA 60+830 pada proyek pembangunan Jalan Tol
Trans Sumatera Seksi 2 Sidomulyo-Kota Baru.
BAB V. TUGAS KHUSUS

BOX CULVERT

• Box culvert adalah suatu bangunan struktur beton bertulang


yang berbentuk segiempat yang fungsinya sebagai saluran
drainase.
• Dalam proses pembuatannya ada dua cara, yaitu pracetak
dan cast in situ (cor di tempat). Pada proyek Jalan Tol Trans
Sumatera, box culvert menggunakan proses pengecoran cast
in situ.
• Mutu beton untuk Box culvert ini yaitu K-250 yang termasuk
dalam kelas C.
BAB V. TUGAS KHUSUS
RENCANA LUAS PENAMPANG BOX CULVERT

Asumsi data yang diperlukan antara lain sebagai berikut:


• Debit (Q) = 3,30 m3/s
• Kemiringan dasar (I) = 0,006

• Berdasarkan pada tabel di atas, digunakan Koefisien Manning (n) = 0,012

Dengan menggunakan rumus kecepatan Manning, dan Box culvert yang direncanakan
berbentuk persegi, maka lebar box sama dengan tinggi box (B = H).
BAB V. TUGAS KHUSUS
RENCANA LUAS PENAMPANG BOX CULVERT

• Berdasarkan tabel Standar Gorong-


Gorong Persegi Beton Bertulang (Box
Culvert) Tipe Single, Direktorat
Jenderal Bina Marga, Departemen
Pekerjaan Umum di atas maka di
dapatkan tebal pelat atas, bawah dan
dinding box culvert.
BAB V. TUGAS KHUSUS
RENCANA LUAS PENAMPANG BOX CULVERT
BAB V. TUGAS KHUSUS
DATA PERENCANAAN BOX CULVERT

• h1 = 3,783 m
• h2 = 2500 mm = 2,5 m
• h3 = 2000 mm =2 m
• t1 = 250 mm = 0,25 m
• t2 = 250 mm = 0,25 m
• b1 = 2500 mm = 2,5 m
• b2 = 2000 mm =2 m

• Berat jenis beton, wc = 2500 kg/m3 = 25 kN/m3


• Poisson Ratio = 0,2
• Berat beton rabat (tidak bertulang), w’c = 24 kN/m3
• Berat tanah dipadatkan, ws = 17,2 kN/m3
• Berat jenis air, ww = 9,8 kN/m3
• Berat jenis base course, wb = 20 kN/m3

• Mutu beton:
• Kuat tekan beton f’c = 30 Mpa
• Modulus elstisitas Ec = 4700 x (f’c)0,5 = 25743 MPa
• Mutu beton LC f’c = 10 Mpa

• Mutu Baja:
• Untuk baja tulangan dengan Ø > 12 mm U- 39
• Tegangan leleh baja fy = U x 10 = 390 Mpa
BAB V. TUGAS KHUSUS
ANALISA DAN HASIL PERHITUNGAN
1. Berat Sendiri
QMS= t2 . b1 . wc = 6,25 kN/m
PMS = t3.b. h2 .wc = 15,625 kN
2. Beban Mati Tambahan
Berat Beban
No. Jenis Tebal (m)
(kN/m3) (kN/m)
1 Lapisan timbunan tanah 3,78 17,20 65,07
2 Lapisan rigid 0,30 25,00 7,50
3 Lapisan LC 0,10 24,00 2,40 Berat Sendiri Beban Mati Tambahan
4 Lapisan base course 0,15 20,00 3,00
5 Air hujan 0,05 9,80 0,49
Qma = 78,4576

3. Beban Truk
Untuk L < 50 m DLA 0,4

Dengan L (lebar box) sepanjang 2,5 meter,


maka DLA = 0,4.
PTT = ( 1 + DLA) x T = (1 + 0,4)x100 Beban Truk
= 140 kN
4. Gaya Rem
TTB = 5% x (QTD x L + p)
= 5% x (22,5 x 2,5 + 44 = 5,8925kN Gaya Rem
BAB V. TUGAS KHUSUS
ANALISA DAN HASIL PERHITUNGAN
5. Tekanan Tanah
Berat tekanan tanah aktif pada plat dinding:
• QTA 1 = QMA x Ka = 78,4576 x 0,5014
Tekanan Tanah
= 39,3386 kN/m
• QTA2 = QTA 1 + H0 x ws x Ka
= 39,3386 + (2,5 x 17,2 x 0,5014)
= 60,8988 kN/m
6. Gaya Angin
QEW = [ 1/2 x (h/x) x TEW ] Beban angin
= 1,008 kN/m Beban Gempa

7. Beban Gempa
Statik ekivalen: Beban Gempa Lateral
TEQ = Kh x I x Wt
=0,1837 x 1,0 x 113,697 = 20,8918 kN
Tekanan tanah dinamis akibat gempa
ΔKaG = 0,989
QEQ = H x ws x ΔKaG = 2,5 x 17,2 x 0,989
= 42,508 kN/m3
BAB V. TUGAS KHUSUS
ANALISA DAN HASIL PERHITUNGAN

Berdasarkan peraturan RSNI T-02-2005, Analisa mekanika struktur


kombinasi beban ultimate sebagi berikut: dilakukan dengan komputer
menggunakan program SAP2000
dengan pemodelan frame 2D
untuk mendapatkan nilai
momen, gaya aksial, dan gaya
geser.
BAB V. TUGAS KHUSUS
ANALISA DAN HASIL PERHITUNGAN
BAB V. TUGAS KHUSUS
ANALISA DAN HASIL PERHITUNGAN
BAB V. TUGAS KHUSUS
ANALISA DAN HASIL PERHITUNGAN

Hasil perhitungan pembesian:


1. Pembesian pelat lantai atas
Tulangan Lentur: digunakan tulangan D 25–150
Tulangan Geser: digunakan tulangan D16-200
2. Pembesian Plat Dinding
Tulangan Aksial Lentur: , digunakan tulangan
D16–150
Tulangan Geser: digunakan tulangan D16-200
3. Pembesian Plat Bawah
Tulangan Lentur: digunakan tulangan D 16–200
Tulangan Geser: digunakan tulangan D16-200
BAB VI. PENUTUP

SARAN
KESIMPULAN

Company Logo
BAB VI. PENUTUP
KESIMPULAN
1. Manajemen dan koordinasi antara pihak-pihak yang ada pada Proyek Pembangunan Jalan
Tol Trans Sumatera Seksi 2 (Sidomulyo–Kota Baru) ini sudah baik. Struktur organisasi juga
berjalan dengan baik.
2. Proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Seksi 2 (Sidomulyo–Kota Baru) dikerjakan
pada STA 39+400–STA 80+000 dengan struktur perkerasan jalannya yaitu terdiri dari lapis
pondasi base A (15 cm), lantai kerja atau lean concrete (10 cm), dan rigid pavement (30
cm).
3. Pengendalian mutu bahan pada proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Seksi 2
sudah terlaksana dengan baik.
4. Secara keseluruhan material dan peralatan yang digunakan pada proyek pembangunan
Jalan Tol Trans Sumatera Seksi 2 (Sidomulyo–Kota Baru) dalam keadaan baik dan siap
pakai. Namun ada beberapa kendala di lapangan yaitu:
- Pengiriman material yang terlambat
- Kurangnya perhatian dan perawatan peralatan kerja yang dapat merusak alat
- Keterbatasan gudang penyimpanan untuk tulangan
5. Pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Seksi 2 secara
umum terlaksana dengan baik. Namun ada 2 kendala di lapangan yang sering dijumpai
yaitu pembebasan lahan yang belum selesai terlaksana dan cuaca yang kurang mendukung
seperti hujan, akibatnya terjadi penundaan jadwal pekerjaan tetapi tidak mengganggu
jadwal per minggunya.
BAB VI. PENUTUP
KESIMPULAN
6. Berdasarkan hasil perhitungan tugas khusus yang dilakukan, perencanaan box
culvert pada STA 60+830 pada proyek pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera
Seksi 2 diperoleh:
• Dengan mengasumsi debit Q sebesar 3,30 m3/s dihitung menggunakan rumus
kecepatan Manning maka didapatkan dimensi penampang basah box culvert
yaitu lebar 2 meter dan tinggi 2 meter.
• Tebal pelat atas pada box culvert yaitu sebesar 25 cm. Tulangan lentur yang
didapat dari perhitungan adalah D25-150 dan D16-200, serta tulangan geser
yang digunakan adalah D16-200. Pelat atas ini mampu menahan beban hingga
sebesar 142,557 kNm.
• Tebal dinding pada box culvert yaitu 25 cm. Tulangan yang didapatkan dari
perhitungan adalah tulangan D16-150. Dinding box culvert mampu menahan
beban sebesar 111,5067 kNm yang mana beban tersebut dapat berupa tekanan
tanah maupun gempa.
BAB VI. PENUTUP

SARAN

• Kontraktor pelaksana agar lebih meningkatkan pengarahan kepada pekerja tentang pekerjaan
yang akan dilaksanakan dan pengawasan yang lebih intensif sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
• Koordinasi antara tiap divisi yaitu pada bagian teknik, quality control, termin, adkon dan
bagian pelaksana perlu ditingkatkan agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan.
• Perlu adanya tindak lanjut tentang pembebasan lahan yang merupakan faktor yang signifikan
dalam proyek Jalan Tol Trans Sumatera agar proyek ini dapat berjalan dengan lancar dan tepat
waktu.
• Penyimpanan material dan bahan sebaiknya lebih diperhatikan lagi agar terlindungi dari hal-
hal yang dapat menurunkan kualitas maupun mutunya. Seperti baja tulangan, sebaiknya
ditaruh dan disimpan pada ruangan yang terlindung dari suhu lembab serta perubahan cuaca
yang dapat menimbulkan korosi.
• Pemeliharaan pada alat-alat kerja perlu ditingkatkan agar alat tidak cepat rusak.
• Dalam perencanaan box culvert sebaiknya tulangan yang direncanakan memiliki diameter
yang sama, agar memudahkan dalam pengerjaan di lapangan.

Anda mungkin juga menyukai