Disusun Oleh :
IDIL AFRIALDI : 1200822201080
EDY CANDRA : 1200822201081
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah, serta di atas permukaan air.
Kegiatan Peningkatan Jalan Teluk Dawan – Teluk Buan yang dilaksanakan oleh PT.
USAHA BATANGHARI selaku pemenang tender pekerjaan tersebut. Sumber dana pekerjaaan
tersebut diperoleh dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2016
yang berjumlah Rp 17.700.000.000,- (Tujuh Belas Milyar Tujuh Ratus Juta Rupiah). Panjang total
dari proyek peningkatan jalan ini adalah 8,122 km dengan menggunakan jenis perkerasan lentur
(flexible pavement).
Dengan adanya peningkatan jalan Teluk Dawan – Teluk Buan Kecamatan Dendang ini
diharapkan dapat membantu meningkatkan pelayanan dan dapat memperlancar pembaruan fasilitas
jalan dari sarana transportasi (pengangkutan) bagi masyarakat atau perindustrian yang ada, serta dapat
meningkatkan aksesibilitas (kemudahan mencapai tujuan) bagi sarana yang melaluinya.
LANJUTAN
Dalam laporan kerja praktek ini penulis memfokuskan pada pelaksanaan pekerjaan yang
dilaksanakan pada waktu kerja praktek. Pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan Jalan Jalan Teluk Dawan
– Teluk Buan Kecamatan Dendang Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Maksud dari pelaksanaan kerja praktek ini adalah untuk memenuhi persyaratan kurikulum
Strata satu (S1) Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil Universitas Batanghari Jambi.
1. Agar dapat menambah pengetahuan pada proses Pelaksanaan kegiatan Peningkatan Jalan Teluk
Dawan – Teluk Buan Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
2. Untuk menambah ilmu dan pengalaman bagi mahasiswa teknik sipil khususnya sebagai bekal untuk
memasuki dunia kerja nantinya.
3. Sebagai pembanding bagi mahasiswa, yaitu antara teori kuliah dengan pelaksanaan yang ada
dilapangan terutama pada pengerjaan struktur utama Peningkatan Jalan.
LANJUTAN
Secara administratif lokasi pelaksanaan kegiatan Peningkatan Jalan Teluk Dawan – Teluk
Buan Kecamatan Dendang, tepatnya ± 20 Km dari pusat kota Muara Sabak, Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.
LANJUTAN
Pelaksanaan kerja praktek dilakukan selama 3 bulan, mulai tanggal 11 Juli 2016 sampai
dengan 11 Oktober 2016. Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis hanya mengamati pekerjaan
struktur yang berlangsung selama 3 bulan, oleh karena keterbatasan waktu tersebut, maka dalam
penulisan laporan kerja praktek ini tidak semua proses pekerjaan dapat ditinjau secara keseluruhan.
Dalam laporan kerja praktek ini penulis memfokuskan pada pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan
pada waktu kerja praktek.
BAB II
TINJAUAN UMUM KEGIATAN
Manajemen Proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengaturan,
kepemimpinan, dan pengendalian dari suatu kegiatan oleh para anggotanya dengan memanfaatkan
sumber daya seoptimal mungkin untuk mencapai yang telah ditentukan, fungsi dasar manajemen
proyek terdiri dari pengelolaan - pengelolaan lingkup kerja, waktu, biaya, dan mutu
2. Konsultan Perencana
3. Konsultan Pengawas
Adapun Data Umum dari proyek Peningkatan Jalan Teluk Dawan – Teluk Buan Kecamatan Dendang,
Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah sebagai berikut :
Peningkatan Jalan Teluk Dawan – Teluk Buan Kecamatan Dendang, mempunyai ruas jalan
sepanjang 8,122 km.
LANJUTAN
2.4. MANAJEMEN ADMINISTRASI
Setelah melaksanakan setiap proyek, berita acaranya dilaporkan oleh kontraktor kepada
pemilik proyek (owner) . Berita acara tersebut berupa laporan harian, laporan mingguan dan laporan
bulanan.
Pekerjaan proyek ini dilaksanakan mulai tanggal 10 September 2015 selama 180 hari
kalender.
Pengendalian proyek adalah suatu sistem yang mengatur agar semua yang terlibat dalam
proyek berfungsi secara optimal
1. Pengendalian waktu
1. Survei Pendahuluan
2. Pedoman Perencanaan
3. Pekerjaan Persiapan : pembuatan papan nama proyek dan pembuatan direksi keet
4. Mobilisasi
5. Penyelidikan Tanah : pekerjaan tanah, galian, timbunan, dan penyiapan badan jalan.
Perkerasan berbutir terdiri dari bahan agregat yang telah dipilih dan disesuaikan dengan
spesifikasi teknik. Pada kegiatan ini, perkerasan berbutir terdiri dari :
Lapisan perkerasan Asphalt Concrete - Binder Course (AC-BC) adalah bagian perkerasan
jalan yang terletak diatas lapisan perkerasan Kelas A dengan lapisan yang terdiri dari campuran
agregat dengan gradasi menerus dan aspal dengan perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan
dalam kondisi panas pada suhu tertentu
Proses pencampuran aspal beton campuran panas yang dilakukan pada temperatur sekitar 110 -
140 ºC sehingga siap dihampar dilokasi, dilakukan pada alat pencampuran aspal panas yang
umum dikenal sebagai AMP.
a. Dump truck
b. Mesin Penghampar
c. Peralatan Pemadat
Sesuai dengan komponen-komponen yang dimilikinya AMP dapat dibagi atas 2 jenis utama yaitu :
Agregat panas yang telah ditimbang termasuk mineral filler dimasukkan kedalam tempat
pencampuran (Pugmill), dimasukkan pula aspal panas dengan berat yang tepat, kemudian terjadi
proses pencampuran dan hasilnya dimuatkan kedalam Dump truck.
Agregat panas dimasukkan kedalam salah satu sisi tempat pencampuran (Pugmill) dengan proporsi
yang benar dalam aliran menerus diatas ban berjalan, sedangkan aspal panas disemprotkan
kedalamnya dengan volume yang tepat. Pada saat pencampuran bergerak dengan lambat dan hasil
pencampuran terjadi setelah sampai pada satu sisi lainnya dari pugmill, kemudian hasilnya dimuatkan
kedalam Dumptruck.
3. Pelaksanaan Penggelaran Asphalt Concrete - Binder Course (AC-BC)
a. Pekerjaan Persiapan
Alat pemadat yang digunakan adalah Tandem Roller untuk pemadatan pertama, Pneumatic
Tired Roller untuk pemadatan kedua dan kembali Tandem Roller untuk pemadatan kedua dan kembali
Tandem Roller untuk pemadatan terakhir.
Dikarenakan data-data perencanaan tidak diperoleh, maka data yang digunakan dalam
perhitungan diasumsikan.
D1* = SN1 / a1
= 0,935 / 0,42
= 2,226 inch
= 5,655 cm ≈ 6 cm
SN1* = D1 x a 1
= 2,226 inch x 0,42
= 0,935
SN1* ≥ SN1
0,935 ≥ 0,935
d. Menghitung tebal lapis pondasi atas (D2)
= 7,723 inch
= 19,617 cm ≈ 20 cm
SN2* = (a2 x D2*x m2)
= (0,14 x 7,723 inch x 0,8)
= 0,865
SN1* + SN2* ≥ SN2
0,935 + 0,865 ≥ 1,8
e. Menghitung tebal lapis pondasi bawah
= 3,125 inch
= 7,938 cm ≈ 10 cm
SNtotal= (a1 x D1*) + (a2 x D2* x m2) + (a3 x D3* x m3)
= (0,42 x 2,226) + (0,14 x 7,723 x 0,8) + (0,08 x 3,125 x 0,8)
=2
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Proses Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) pada awal pelaksanaan pengaspalan jalan bertujuan
agar AC-BC dan lapis pondasi dapat terikat secara maksimal.
2. Pelaksanaan penghamparan Asphalt Concrete - Binder Course (AC-BC) dilakukan dengan dengan
menggunakan Asphalt Finisher lalu diratakan dengan bantuan manusia agar jalan aspal yang dibuat
maksimal.
3. Proses Pemadatan jalan dilakukan 3 kali, dimana 2 kali dilakukan dengan Tandem Roller (Ban
Baja) dan 1 kali dengan Pneumatic Tired Roller (Ban Karet) untuk mendapatkan kemiringan jalan
yang sesuai syarat.
4. Pelaksanaan Pengaspalan Jalan dengan AC-BC dalam satu hari mencapai volume ± 40 m 3 dengan
lebar pada gambar rencana 4,6 m dan 0,06 m artinya pada panjang jalan keseluruhan yaitu 8.122 km
dapat dikerjakan selama 15 hari dengan perhari bongkar material sebanyak 5 kali. Satu dump truck
memuat 8 m³ dan mendapat hamparan jadi sepanjang 13 m.
5. Perhitungan tebal lapis permukaan jalan menggunakan metode AASHTO-1986 sama dengan tebal
lapis permukaan jalan dilapangan.
SARAN
1. Menjalin hubungan sistem koordinasi yang baik antara pimpinan proyek serta staf-staf, kontraktor
dan konsultan.
2. Tersedianya fasilitas dan peralatan yang lengkap untuk melaksanakan pekerjaan lapangan
3. Dalam pemilihan dan pemakaian peralatan disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan ketepatan
waktu, agar membantu kelancaran pelaksanaan pekerjaan yang bersangkutan.
4. Dalam melaksanakan Asphalt Concrete - Binder Course (AC-BC) agar diperhatikan faktor-faktor
kendaraan yang melintas pada saat melaksanakan pekerjaan, supaya hasil penghamparan bisa
maksimal pada pekerjaan pengaspalan.
5. Perlunya dilakukan pemeliharaan yang intensif oleh pihak terkait agar jalan berfungsi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abrar Husen, (2008), Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan, dan Pengendalian Proyek,
ANDI, Yogyakarta.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, 2006. Pekerjan Lapis Pondasi Jalan
Buku 3 Lapis Pondasi Agregat, Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Marga. 1981. Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton (Laston).
Departemen Pekerjaan Umum. 1999. Pedoman Perencanaan Campuran beraspal Panas Dengan
Pendekatan Kepadatan Mutlak. Jakarta: PT. Mediatama Saptakarya (PT. Medisa).
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, (2006), Pekerjaan Lapis Pondasi
Jalan Buku 3 Lapis Pondasi Agregat. Jakarta
Departemen Permukiman dan Prasarana. 2002. Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Pt T-
01-2002-B, Jakarta.
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1989. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan
Raya Dengan Metode Analisa Komponen, Departemen Pekerjaan Umum.
DAFTAR PUSTAKA
LANJUTAN
Donny Hendrawan, Pelaksanaan Penigkatan Jalan SP. Petajen – Ds. Meranti Sei. Buluh di
Kabupaten Batanghari, Laporan Kerja Praktek, 2007, Jambi
Husen Abrar, (2008), Manajemen Kontruksi Proyek Perencanaan, Penjadwalan dan Pengendalian
Proyek. Serpong. Andi.
Nana Winarni, Pelaksanaan Pekerjaan Kontruksi Kelas A,ATB,AC Pada Rekontruksi Paket MA.
Bungo – BTS. Sarko (BQ-31A), Laporan Kerja Praktek, 2001,Jambi.
Nuryati Sri, Analisis Tebal Lapis Perkerasan Dengan Metode Bina Marga 1987 Dan AASHTO 1986.
Universitas Islam. Bekasi.
Silvia Sukirman, Perencanaan Tebal Struktur Perkerasan Lentur, Nova Bandung 2010.
Soeharto Iman, (1995), Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta. Erlangga.
BAB IV
LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B DAN A
Lapis pondasi merupakan bagian perkerasan jalan raya yang terletak antara lapis
permukaan jalan dan tanah dasar, dimana salah satu fungsi utamanya pada perkerasan lentur adalah
untuk menyebarkan beban kendaraan agar tegangan yang sampai ke tanah dasar tidak melampaui
tegangan yang dapat menimbulkan deformasi berlebih.
1. Sumber Bahan
Bahan lapis pondasi agregat kelas B dan kelas A harus dipilih dari sumber PT. Usaha Batanghari
yang berasal dari Tanjung Batu Kabupaten Tanjung Jabung Timur Muara Sabak Barat.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan biasanya dilakukan untuk pekerjaan yang akan dilakukan selanjutnya, maka
dari itu lokasi proyek harus di persiapkan sebelum memulai pekerjaan Lapis Pondasi Atas dan
Bawah yaitu dengan memperbaiki kerusakan yang terjadi dan lapisan dasar di bawah Lapis
Pondasi dipersiapkan dan telah memenuhi spesifikasi yang disyaratkan.
b. Penghamparan Material Agregat Lapis Pondasi
Penghamparan material adalah suatu proses meratakan agregat lapis pondasi setelah proses
angkut menggunakan dump truck dari base camp. Penghamparan material agregat tidak boleh di
lakukan apabila cuaca tidak mendukung seperti pada waktu hujan karena kadar air terlalu tinggi.
Alat untuk menghamparkan material agregat lapis pondasi menggunakan Motor Grader. Setelah
material sudah rata sesuai elevasi dan ketebalan yang di tentukan proses selanjutnya yaitu di padatkan
menggunakan alat pemadat vibratory roller.
c. Pelaksanaan Pemadatan Material Agregat Lapis Pondasi
Pemadatan adalah peristiwa bertambahnya berat volume kering oleh beban dinamis, akibat
beban dinamis butir-butir agregat seperti batu pecah, kerikil dan pasir merapat satu sama lain yang
saling mengunci sebagai akibat berkurangnya rongga udara. Pada pekerjaan pemadatan lapis pondasi
agregat di pakai alat pemadat vibratory roller dengan berat ±20 ton.
d. Lubang Uji ( Test Pit )
Pengujian Test pit ini bertujuan untuk memastikan dan melihat apakah hasil perencanaan
ketebalan lapisan agregat sesuai dengan keadaan dilapangan, jika hasil pengujian tidak sesuai dan
terlihat jauh dari peraturan syarat toleransi ketebalan dari pengujian lapangan maka dilakukan
penambahan lapisan agregat lagi sehingga mencapai sampai syarat yang sudah di tentukan
Sand cone test adalah pemeriksaan kepadatan tanah di lapangan dengan menggunakan
pasir Ottawa sebagai parameter kepadatan yang mempunyai sifat kering, bersih, keras, tidak memiliki
bahan pengikat sehingga dapat mengalir bebas. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui
kepadatan dari suatu tanah di lapangan dengan berat isi kering laboratorium.
3. Perhitungan Tebal Perkerasan Jalan
Dikarenakan data-data perencanaan tidak diperoleh, maka data yang digunakan dalam
perhitungan diasumsikan.
D1* = SN1 / a1
= 0,935 / 0,42
= 2,226 inch
= 5,655 cm ≈ 6 cm
SN1* = D1 x a 1
= 2,226 inch x 0,42
= 0,935
SN1* ≥ SN1
0,935 ≥ 0,935
d. Menghitung tebal lapis pondasi atas (D2)
= 7,723 inch
= 19,617 cm ≈ 20 cm
SN2* = (a2 x D2*x m2)
= (0,14 x 7,723 inch x 0,8)
= 0,865
SN1* + SN2* ≥ SN2
0,935 + 0,865 ≥ 1,8
e. Menghitung tebal lapis pondasi bawah
= 3,125 inch
= 7,938 cm ≈ 10 cm
SNtotal= (a1 x D1*) + (a2 x D2* x m2) + (a3 x D3* x m3)
= (0,42 x 2,226) + (0,14 x 7,723 x 0,8) + (0,08 x 3,125 x 0,8)
=2
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Pada komposisi agregat kelas A dilapangan abu batu lebih mendominasi sehingga agregat kelas A
lebih lengket, maka dilakukan penyiraman supaya lapisan lebih padat sehingga tidak ada pori-pori
pada badan jalan.
2. Pada lapis pondasi agregat kelas B mempunyai ketebalan lebih rendah di banding lapis pondasi
agregat kelas A di karenakan kondisi timbunan di bawah lapis pondasi klas B masih dalam kondisi
baik sehingga hanya diperlukan sedikit penambahan timbunan tebal lapisan.
3. Dari hasil perhitungan tebal lapis perkerasan jalan menggunakan metode AASHTO-1986 maka
didapat :
1. Menjalin hubungan sistem koordinasi yang baik antara pimpinan proyek serta staf-staf, kontraktor
dan konsultan.
2. Tersedianya fasilitas dan peralatan yang lengkap untuk melaksanakan pekerjaan lapangan
3. Dalam pemilihan dan pemakaian peralatan disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan ketepatan
waktu, agar membantu kelancaran pelaksanaan pekerjaan yang bersangkutan.
4. Perlunya dilakukan pemeliharaan yang intensif oleh pihak terkait agar jalan berfungsi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abrar Husen, (2008), Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan, dan Pengendalian Proyek,
ANDI, Yogyakarta.
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, (2006), Pekerjaan Lapis Pondasi
Jalan Buku 3 Lapis Pondasi Agregat. Jakarta
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, 2006. Pekerjan Lapis Pondasi Jalan
Buku 3 Lapis Pondasi Agregat, Jakarta.
Donny Hendrawan, Pelaksanaan Penigkatan Jalan SP. Petajen – Ds. Meranti Sei. Buluh di
Kabupaten Batanghari, Laporan Kerja Praktek, 2007, Jambi
Husen Abrar, (2008), Manajemen Kontruksi Proyek Perencanaan, Penjadwalan dan Pengendalian
Proyek. Serpong. Andi.
Imam Soeharto, (2001), Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional, Erlangga, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
LANJUTAN
Nana Winarni, Pelaksanaan Pekerjaan Kontruksi Kelas A,ATB,AC Pada Rekontruksi Paket MA.
Bungo – BTS. Sarko (BQ-31A), Laporan Kerja Praktek, 2001,Jambi
Nuryati Sri, Analisis Tebal Lapis Perkerasan Dengan Metode Bina Marga 1987 Dan Aashto 1986.
Universitas Islam. Bekasi.
Silvia Sukirman, Perencanaan Tebal Struktur Perkerasan Lentur, Nova Bandung 2010.
Soeharto Iman, (1995), Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional. Jakarta. Erlangga
TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUM WAROHMATULLOHI
WABAROKATU