PENDAHULUAN
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
kemajuan ekonomi suatu bangsa.Mengingat kondisi sarana jalan yang ada saat ini
banyak kerusakan baik yang diakibatkan oleh faktor alam maupun faktor manusia
dalam hal ini kendaraan,sehingga perlu diadakan perbaikan dan peningkatan guna
Sabak Barat berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Di kawasan ini terdapat
lahan potensial yang cukup luas untuk dikembangkan di bidang agribisnis maupun
pekerjaan tersebut. Sumber dana pekerjaaan tersebut diperoleh dari Dana Alokasi
Khusus (DAK) Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2015 yang berjumlah Rp
1
2
5.331.325.000,-(Lima Milyar Tiga Ratus Tiga Puluh Satu Juta Tiga Ratus Dua
Puluh Lima Ribu Rupiah). Panjang ruas jalan yang dikerjakan sepanjang 2,5 km
Tujuan Pekerjaan ini adalah untuk melancarkan sarana dan prasarana agar
Kecamatan Muara Sabak Barat, mengingat akses jalan tersebut digunakan untuk
keluar masuk mobil dan truk pengangkut hasil panen karet dan kelapa sawit.
material yang digunakan, agregat kelas B dan A sebagai lapis pondasi, asphalt
persyaratan kurikulum Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Jabung Timur.
3
aspal.
Proyek Konstruksi.
sebagai berikut:
1. Literatur
2. Studi Lapangan
3. Wawancara
jalan yang berlangsung selama 3 bulan. Oleh karena keterbatasan waktu tersebut,
maka dalam penulisan laporan kerja praktek ini tidak semua proses pekerjaan
dapat ditinjau secara keseluruhan. Adapun kandungan isi laporan kerja praktek ini
dibatasi sejauh yang dapat diamati dan dipelajari selama mengikuti Kegiatan
Kerja Praktek ini yaitu meliputi pekerjaanPeningkatan Jalan Desa Talang Babat-
Jumantan :
MANAJEMEN PROYEK
2.1 TinjauanUmum
tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien. Manajemen bertujuan mendapatkan
metode atau cara teknis yang paling baik agar dengan sumber-sumber daya yang
cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai
sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapat hasil yang optimal dalam
peralatan dan modal atau biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi
adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang
5
6
terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan
yang telah ditentukan agar mendapat hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya,
hal kegiatan yang dilakukan, tujuan dan sasaran, serta produk akhir, yang dalam
kebutuhan sumber daya yang besar serta dapat dimanfaatkan oleh orang banyak.
Unsur-unsur manajemen :
mengatur dan mengorganisasi sumber daya, tenaga kerja, material, peralatan dan
modal secara efektif dan efisien dengan menerapkan sistem manajemen sesuai
baik, dibutuhkan suatu wadah dalam bentuk struktur organisasi. Struktur ini akan
yang umumnya timbul bila ada interaksi sosial. Biasanya, struktur organisasi
pimpinan.
yang dijalankan selama jangka waktu tertentu/terbatas yang mempunyai titik awal
saat dimulai dan titik akhir saat selesai. Adapun pihak-pihak yang ikut serta dalam
struktur organisasi pelaksanaan proyek ini terdiri atas Pemilik Proyek, Konsultan
memberi tugas pada seseorang atau perusahaan yang memiliki keahlian dan
pengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan hasil proyek sesuai sasaran dan tujuan
Proyek adalah Pemkab Tanjung Jabung Timur melalui Dinas Pekerjaan Umum
4. Menerima hasil pekerjaan yang telah selesai sesuai kontrak kerja dari
Kontraktor Pelaksana.
kontrak.
Kontraktor.
KPA.BINA MARGA
pekerjaan.
6. Menghentikansementarapekerjaankontraktorbilaterdapatpenyimpangan-
kontrak.
menyangkut aspek mutu, waktu dan biaya selaku penasehat pemberi tugas.
12
Ricky Syafril, ST
Supervision Engineer
Adm/Oprtr Komputer
Nurul
Alex Hilsin
Inspector
melalui lelang atau tender atau dapat juga melalui penunjukan langsung dengan
kontrak.
Pengawas.
Direktur
HENDRI
Highway Engineer
UJANG ISKANDAR
berpedoman pada ketentuan dan persyaratan yang ada serta peraturan dari
PEMILIK PROYEK
KONTRAK KONTRAK
PENGGUNA JASA
JASA BANGUNAN
BIAYA BIAYA
PENYEDIA JASA
PERSYARATAN TEKNIS
KONSULTAN KONTRAKTOR
REALISASI
PERATURAN PELAKSANAAN
Pemilik Proyek memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh
Konsultan.
16
persyaratan yang lengkap dan jelas, dokumen kontrak hasil pelelangan, konsep
dapat mengikutinya.
kualifikasi.
dan dapat diikuti oleh secara luas namun mempunyai kualifikasi lingkup bidang
dilakukan melalui Media Massa serta pengumuman resmi oleh Pemilik Proyek di
umum dilakukan dengan ketetapan waktu sebagai berikut. (Perpres No.70, 2012)
banding.
proyek ada beberapa bidang diantaranya dapat dilihat pada gambar 2.5 Struktur
Site Manager
Site Engineer
Administrasi Logistik
Lapangan
Pelaksana
Mandor
Pekerja
disetiap pekerjaan ada badan usaha yang memakai jasa tenaga kerja harus
kesehatan tenaga kerja (K3) sehingga hak dari tenaga kerja terpenuhi dan mereka
bisa bekerja dengan lebih baik.Pada proyek ini pekerja merupakan pekerja
permulaan sampai dengan pekerjaan akhir. Jadwal pelaksanaan ini berkaitan erat
bangunan pembantu, bahan bangunan dan alat kerja dengan maksud agar seluruh
21
apakah pelaksanaan proyek berjalan lebih cepat, tepat waktu atau lebih lambat
dari yang direncanakan. Pada Proyek Pembangunan Jalan ini jenis jadwal
antara lain :
bagianpekerjaan.
terutama dalam kaitannya dengan batas waktu yang telah ditetapkan untuk
masing-masingpekerjaan.
23
24
6) Lapisan Perkerasam
selesai bila kontraktor dapat melaksanakan dan diterima oleh konsultan mengenai
kontrak.
selesai jika seluruh peralatan, bahan, personil, atau lainnya milik kontraktor telah
1 Asphalt Finisher 1
5 Generator Set 1
13 Stamper 1
14 Sprayer 1
Sumber : PT. SINAR UTAMA INDAH LESTARI ABADI
a. Pekerjaan Tanah
i. Galian
Pekerjaan galian pada proyek ini mencakup gajian bahu jalan, galian
untuk pembentukan profil dan penampang badan jalan sesuai dengan spesifikasi.
material.
26
b. Motor Grader, adalah alat besar yang dapat digunakan sebagai pembentuk
permukaan.
c. Dump Truck, adalah alat yang digunakan sebagai alat angkut jarak sedang
maupun jauh. Dalam hal ini Dump Truck digunakan untuk mengangkut
Langkah-langkah Pelaksanaan :
beraspal lama.
ii. Timbunan/Urugan
dengan ketinggian yang telah ditentukan oleh gambar kerja dan membentuk suatu
Langkah-langkah pelaksanaan :
b. Perkerasan Berbutir
Perkerasan berbutir terdiri dari bahan agregat yang telah dipilih dan
disesuaikan dengan spesifikasi teknik. Pada proyek ini, perkerasan berbutir terdiri
dari :
Lapis pondasi agregat kelas A digunakan sebagai lapis pondasi atas (Base
Course) yaitu bagian lapis perkerasan yang terletak antara lapis permukaan
1. Bahan perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan
(Subbase Course) yaitu lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi
atas.
C. Peralatan :
D. Langkah-langkah Pelaksanaan :
dump truck kemudian diratakan oleh motor grader, dan dipadatkan oleh vibratory
roller.
Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) adalah peleburan aspal cair yang
berviskositas rendah di atas lapisan pondasi yang belum beraspal. Lapis pondasi
kepadatannya.
Setelah jalan dilapis oleh Prime Coat dan telah kering, kotoran-kotoran
perkerasan tersebut.
2. Langkah-langkah Pelaksanaan :
Lapis Perekat (Take Coat) adalah lapisan aspal cair di atas lapis
permukaan jalan yang masih beraspal sebelum lapis permukaan perkerasan yang
3. Pelaksanaan :
agregat dan memperoleh kekentalan aspal yang mencukupi dalam mencampur dan
31
temperatur tertentu.
yang dipakai yaitu Laston Lapis Permukaan Antara (AC-BC). Berdasarkan Job
Mix Formula (JMF), komposisi yang dipakai pada proyek ini adalah :
sedikit air sabun dan minyak yang telah diencerkan kemudian campuran aspal
tersebut diangkut oleh dump truck. Dump truck diberi air sabun dan minyak agar
1) Jika memasang aspal di atas pondasi atas, maka pondasi tersebut bentuk
dan dibersihkan dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus dibuang
dan akan dilabur dengan Take Coat yang di semprotkan pada tingkat
pemakaian ±0,35L/m2.
3.6.2 Penyebaran
yang sepantasnya. Pada proyek ini tebal penghamparan aspal yaitu 5 cm.
3) Asphalt finisher tersebut harus beroperasi pada satu kecepatan yang tidak
3.6.3 Pemadatan
Saat pemadatan pertama dilihat bagian penghamparan yang tidak rata atau
kekurangan aspal, jika ada maka aspal dapat ditambah dengan menggunakan
temperatur hamparan yang sudah digilas pada tahap pertama telah menurun antara
95ºC-125ºC. Penggilasan tahap kedua dengan TR, dengan kecepatan tidak boleh
dilakukan searah dengan sumbu memanjang jalan, dimulai pada bagian tepi dan
tahap kedua selesai. Temperatur hamparan > 90ºC. Penghamparan tahap ketiga
dilakukan dengan tandem roller sebanyak 2 passing dengan kecepatan tidak boleh
melebihi 4 km/jam.
Ketika pemadatan berlangsung roda alat gilas harus selalu basah agar tidak
terjadi lekatan antara aspal dengan kendaraan. Dalam hal ini yang perlu
cuaca, sebab harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan maka kekuatan yang
diinginkan.
Pada pelaksanaan pekerjaan lapisan AC-BC ini ada beberapa hal yang
melalui alat penyetel yang berada pada bagian samping belakang asphalt finisher.
BAB IV
4.1 UMUM
bahagian perkerasan jalan yang terletak diatas lapisan perkerasan Kelas A dengan
lapisan yang terdiri dari campuran agregat dengan gradasi menerus dan aspal
dengan perbandingan tertentu dicampur dan dipadatkan dalam kondisi panas pada
suhu tertentu.
akan menerima beban lalu lintas berat, daerah tanjakan, pertemuan jalan, juga
dicapai 97 %.
35
36
Jenis campuran dan ketebalan harus seperti yang ditentukan pada gambar
ringan, khususnya pada daerah dimana agregat kasar tidak tersedia. Pemilihan
kelas A atau B akan tergantung pada gradasi pasir yang digunakan. Campuran
b. Lataston (HRS).
beban lalu lintas ringan atau sedang. Hal-hal karakteristik yang paling penting
spesifikasi.
c. Laston ( AC )
permukaan menanggung beban roda yang berat kadar bitumen campuran ini lebih
tinggi dari pada umumnya yang digunakan untuk aspal beton pada negara–negara
yang beriklim dingin, tetapi untuk menjamin tingkat keawetan dan ketahanan
kelelahan.
Surface Course secara lebih baik dibandingkan dengan Base Course yang tidak
penggunaan kadar aspal yang rendah tidak membawa perubahan yang signipikan
terhadap aspek durabilitas akibat rendahnya oksidasi oleh udara hal ini karena
lapisan AC-BC berada di lapisan Surface Course yang relatif kadar air yang akan
tebal.
dipilih dalam perencanaan perlu dibuat spesifikasi campuran yang menjadi dasar
sifat campuran yang memenuhi syarat teknis dan keawetan yang Spesifikasi
dipergunakan
campuran keseluruhannya
yang digunakan
a. Stabilitas
c. Fleksibilitas (Kelenturan)
a. Stabilitas
menerima beban lalu lintas tanpa terjadi perubahan bentuk tetap seperti
jumlah lalu lintas dan beban kendaraan yang akan memakai jalan tersebut. Jalan
dengan volume lalu lintas tinggi dan sebagian besar merupakan kendaraan berat
menuntut stabilitas yang lebih besar dibandingkan dengan jalan dengan volume
Stabilitas yang terlalu tinggi menyebabkan lapisan itu menjadi kaku dan
cepat mengalami retak, disamping itu karena volume antar agregat kurang,
mengakibatkan kadar aspal yang dibutuhkan rendah. Hal ini menghasilkan film
aspal tipis dan mengakibatkan ikatan aspal mudah lepas sehingga durabilitasnya
rendah.
Stabilitas terjadi dari hasil geseran antar butir, penguncian antar pertikel
dan daya ikat yang baik dari lapisan aspal. Dengan demikian stabilitas yang tinggi
menghasilkan stabilitas yang tinggi, tetapi membutuhkan kadar aspal yang rendah
untuk mengikat agregat. VMA yang kecil mengakibatkan aspal yang dapat
menyelimuti agregat terbatas dan menghasilkan film aspal yang tipis . film aspal
yang tipis mudah lepas yang mengakibatkan lapis tidak lagi kedap air, oksidasi
mudah terjadi, dan lapisan perkerasan menjadi rusak. Pemakaian aspal yang
VMA kecil) dan juga menghasilkan rongga antar campuran (voids in mix = VIM)
yang kecil. Adanya beban lalu lintas yang menambah pemadatan lapisan
mampu menahan keausan akibat pengaruh cuaca, air dan perubahan suhu ataupun
1. Film aspal atau selimut aspal, Film yang tebal dapat menghasilkan lapis
2. VIM kecil, sehingga lapis kedap air dan udara tidak masuk kedalam
rapuh/getas.
3. VMA besar, sehingga film aspal dapat dibuat tebal jika VMA dan VIM
kecil serta kadar aspal tinggi kemungkinan terjadi bleeding besar, untuk
c. Fleksibilitas (Kelenturan)
dapat megikuti deformasi yang terjadi akibat beban lalu lintas berulang tanpa
besar.
kendaraan tidak mengalami slip baik diwaktu hujan atau basah maupun diwaktu
kering. Kekesatan dinyatakan dengan koefisien gesek antar permukaan jalan dan
ban kendaraan.
lebih sukar.
menerima beban tanpa terjadinya kelelahan yang berupa alur (ruting) dan retak.
1. VIM yang tinggi dan kadar aspal yang rendah akan mengakibatkan
2. VMA yang tinggi dan kadar aspal yang tinggi dapat mengakibatkan lapis
digunakan terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah yang merupakan agregat
kasar, untuk agregat halus terdiri dari salah satu atau lebih pasir alam.
a. Bahan aspal untuk lapis resap pengikat harus dari jenis aspal semen AS-10
(yang lebih ekivalen aspal pen 80/100) atau jenis AC-20 (yang kurang
percobaan pertama harus dari 90 bagian minyak tanah per 100 bagian
aspal semen (80 pph-kurang lebih ekivalen dengan viskositas aspal cut
kerikil atau batu pecah, terbatas dari butiran-butiran lemah atau lunak,
Tidak kurang dari 98% harus lolos saringan ASTM 9,5 mm dan tidak
a. Salah satu jenis aspal semen As-10 atau Ac-20 yang memenuhi AASHTO
226 80, direncanakan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah per 180
bagian aspal.
AASHTO M140 atau M280 bisa juga dengan mengencerkan emulasi yang
seperti dibawah dan harus terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah.
Agregat yang digunakan harus memenuhi syarat table4.3 dan persen berat
Campuran Lapis
(mm) ASTM Campuran Normal
Perata
20 ¾ 100 100
mengandung partikel harus lolos ayakan No.200 lebih besar dari 1% tidak
b. Agregat kasar harus terdiri dari material yang bersih, kersa, awet, yang
bebas dari kotoran atau bahan yang tidak lebih dari 40 pada 500 putaran
seperti yang ditetapkan oleh AASHTO T-96. Bila diuji sebanyak 5 putaran
kehilangan berat badan pada agregat kasar tidak boleh besar dari 12%.
46
memenuhi persyaratan.
terpisah dari pasir alam yang akan digunakan dalam campuran. Pembuatan
komponen abu batu dan pasir alam ke dalam mesin pencampur harus
4,75 #4 90-100
2,36 #8 80-100
b. Dalam keadaan apapun, pasir alam yang kotor dan berdebu dan
mengandung pertikel harus lolos ayakan 200 lebih besar 8% dan atau
a. Bahan pengisi harus terdiri dari abu batu mineral non plastis lainnya dari
pengayakan bahan yang lolos saringan 75 micron tidak kurang dari 75%
beratnya.
Material aspal harus dari AC-10 aspal semen yang memenuhi persyaratan-
lemah AC-10.
4.5
Sifat campuran
a. Bahan aspal yang terkandung dari benda uji pada ampuran kerja
mempunyai nilai penetrasi tidak kurang dari 70% terhadap penetrasi aspal
b. Bahan aspal harus diekstraksi dari benda uji sesuai dengan AASTHO T-
164 setelah konsentrasi bahan aspal yang terekstaksi mencapai 200 mm,
sama dengan proporsi tekanan yang diperlukan untuk agregat kasar, pasir
yang ada dan bahan pengisi untuk menghasilkan fraksi rancangan yang diperlukan
maka gradasi dari masing-masing agregat yang ada dan bahan harus ditetapkan
dengan penyaringan basah untuk menjamin pengukuran yang teliti dari material
3. Persyaratan Kepadatan.
51
dalam AASHTO T-166, harus tidak kurang dari 98% untuk jenis
b. Pengambilan contoh material dan pemadatan dari benda uji harus masing-
Macam
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan
Bobot Isi Lepas 1,535
Bobot Isi Padat 1,644
Berat Jenis 2,474
Penyerapan 2,438
Sand Eqivalent ─
Macam
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan
Butiran Maksimum 1"
Berat Jenis 2,548
Bobot Isi Padat 1,571
Indek Kepipihan 1,72
Keausan ─
Penyerapan 2,07
Macam
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan
Butiran Maksimum 1/2"
Berat Jenis 2,548
Bobot Isi Padat 1,571
Indek Kepipihan 1,72
Keausan ─
Penyerapan 2,07
Macam
Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan
Penetrasi 60-70
Titik Lembek ─
Titik Nyala ─
Viscositas ─
Duktilitas ─
Berat Jenis 1,03
temperatur sekitar 110 - 140 ºC sehingga siap dihampar dilokasi, dilakukan pada
Dilihat dari komponen yang dimiliki dan sistem pencampuran jenis ini
c. Drum Mix
54
a. Alat pencampur sistem menerus dengan bin panas (continous plant with
hot bin), jenis ini hampir sama dengan jenis alat pencampur dengan
penakar (Batch plant), hanya saja bin panas tidak mempunyai penutup dan
dan diayak oleh pengendali gradasi langsung masuk bin panas dan
b. Alat pencampur sistem menerus tanpa bin panas (continous plant hot bin),
jenis ini tidak mempunyai bak panas, sehingga agregat yang dipanaskan
c. Drum Mix, Jenis ini hampir sama dengan alat pencampur tipe menerus
tanpa bin panas, hanya saja pemasukan agregat panas dengan aspal
1. Bak dingin
2. Elevator dingin
3. Kolektor debu
6. Penyimpanan aspal
7. Stasiun pengontrol.
55
a. Dumptruck
mempunyai bak yang terbuat dari logam yang rapat, bersih dan rata yang telah
disemprot air sabun, minyak yang telah diencerkan, minyak tanah atau larutan
kapur untuk mencegah melekatnya campuran ke bak, jika ada genangan minyak
pada bak truck setelah penyemprotan harus dibuang sebelum campuran aspal
b. Mesin Penghampar
dari tipe yang berlawanan untuk menempatkan campuran secara merata dimuka
screed (sepatu) yang dapat disetel. Mesin ini dilengkapi dengan perangkat kemudi
digerakkan dan perangkat untuk pemanas screed pada temperatur yang diperlukan
c. Peralatan Pemadat
57
mesin gilas ban bertekanan (Pneumatic Tired Rollar, Tire Roller) dan mesin gilas
terdiri dari tujuh roda dengan ban halus dengan ukuran dan konstruksi
berjarak sama satu dengan yang lainnya pada kedua garis sumbu dan
yang dipersyratkan sehingga selisih antara dua ban harus tidak melebihi
350 gram/Cm2 dan selalu diperiksa dan disetel tekanan ban dilapangan
sehingga beban perlebar roda dapat diubah dari 1500 kg sampai 2500 kg.
belakang tidak kurang dari 400 kg per 0,1 m selebar minimum roda 0,5
paling sedikit satu dari mesin gilasnya mampu menimbulkan tekanan gilas
sebesar 600 kg per 0,1 m lebar, mesin gilas harus bebas dari permukaan
permukaan perkerasan.
Mesin gilas ini mempunyai berat 8 ton dan kecepatannya adalah 5 km/jam
atau 85 m/menit, dengan tekanan roda antara 400-600 kg/0,1 m lebar roda.
140°C sehingga setiap dihampar dilokasi, dilakukan pada alat pencampuran aspal
(Pugmill) dengan proporsi yang benar dalam aliran menerus diatas ban
yang tepat. Pada saat pencampuran bergerak dengan lambat dan hasil
pencampuran terjadi setelah sampai pada satu sisi lainnya dari pugmill,
Adapun jenis alat yang digunakan untuk pencampuran aspal panas pada
proyek ini adalah jenis Asphalt Batch Mix Plant. Alat pencampuran jenis Asphalt
pemasukan masing-masing bahan mentah dengan kuantitas yang benar pada suatu
takaran dicampur pada suatu saat. Dengan demikian kontrol yang baik lebih muda
dilakukan.
Empat belas komponen utama Batch Mix Plant dapat dilihat pada gambar
berikut :
takaran yang dicampur pada suatu saat. Dengan demikian kontrol yang
Empat belas komponen utama Batch Mix Plant dapat dilihat pada gambar
berikut :
1. Bin dingin.
(Mix design).
61
3. Elevator dingin
4. Pengering
5. Pengumpul Debu
tidak dibutuhkan.
6. Cerobong Asap
pengeringan.
7. Elevator panas
62
pengendalian gradasi.
8. Pengendalian Gradasi
yaitu partikel agregat dengan ukuran lebih besar dari yang diisyaratkan
akan dibuang akan agregat yang lain akan disimpan setelah disaring
9. Bina panas
Agregat dari masing-masing bin pada bak panas dengan berat sesuai
fraksi yang paling kasar ke yang lebih halus dan yang paling akhir filler
(bahan pengisi).
kedalam pugmill.
ke lokasi.
64
penting pada proyek ini karena segala sesuatu dalam kegitan ini harus
dilakukan.
alat angkut Dump Truck. Setiap Dump Truck yang bermuatan campuran aspal
panas harus ditutup dengan kanvas/terpal atau lainnya yang cocok dengan
sedemikian rupa agar dapat melindungi campuran terhadap cuaca yang dimiliki
tujuan agar temperatur campuran aspal panas yang dapat dipertahankan hingga
mencapai lokasi, sedangkan suhu yang disyaratkan adalah 110 oC–130oC. Bila
dianggap perlu, agar campuran aspal panas yang dikirim ketempat pekerjaan pada
65
temperatur dimana campuran mudah dikerjakan dan seluruh penutup harus diikat
dengan kencang.
Kapasitas Dump Truck maksimum 4 ton dan jarak antara AMP dan jalan
yang akan diaspal sejauh ±15 km. AMP dapat memproduksi aspal sebanyak 21
ton/jam. Dalam melayani AMP. Jumah Dump Truck dipakai sebanyak 6 buah.
Supaya lapisan pondasi atas campuran aspal AC-BC dapat melekat dengan
baik, di semprotan terlebih dahulu aspal untuk lapisan perekat (Prime Coat).
belakang sprayer ada pekerja yang menyemprotkan aspal itu ke jalan yang akan
penyemprotan harus diukur dan ditandai diatas permukaan pondasi yang ada.
Kalau digunakan lapis perekat, batas-batas dari daerah yang akan disemprot harus
Pemakaian aspal (Prime Coat) secara merata sesuai, jumlah takaran yang telah
pelaksanaan.
harus setengah atau lebih kecil setengah lebar dari permukaan yang akan
tumpang tindih sambungan sisi-sisi jalur. Bidang sambungan memanjang ini harus
dibiarkan terbuka dan hanya dapat diberi agregat penutup setelah penyemprotan
sekali jalan pada jalur sebelahnya telah selesai dilaksanakan. Hal ini juga berlaku
untuk pemakaian lapisan pengikat, yaitu lebar yang telah disemprotkan harus
lebih besar dari pada lebar yang ditetapkan pada tepi permukaan atau tepi dari
bahu jalan, dengan maksud untuk memberi tempat bagi takaran pemakaian aspal
Alur ini ditutup dengan kertas semen atau bahan sejenisnya yang tidak
panas dan dihampar pada daerah permulaan dan akhir dari permukaan yang akan
di aspal. Lebar kertas tersebut diatas dicapai Alat Sprayer harus mulai bergerak
tidak boleh. Kurang dari 5 meter dimuka daerah yang akan disemprot, dengan
demikian kecepatan jelajahnya tepat sesuai dengan ketentuan. Bila batang semprot
mencapai lembaran kertas dari kecepatan ini harus tetap dipertahankan sampai
melalui titik akhir dari pemakaian bahan perekat dan lembaran kertas harus
teknik sprayer untuk setiap semprotan lari. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah
67
pemakaian aspal.
Jumlah pemakaian aspal (Prime Coat) pada setiap semprotan lari harus
segera diukur memakai meteran tongkat celup ke dalam tangki sprayer dan
sempurnaan peralatan semprot pada saat beroperasi dan penyemprotan ulang tidak
diatas permukaan yang telah disemprot. Untuk tujuan tersebut digunakan mesin
giling roda karet, sikat ijuk atau alat penyapu dari karet.
Setelah lapisan diberi lapis perekat dan campuran AC-BC sudah dilokasi
dengna lintas. Sedangkan jarak antara jalur yang satu dengan jalur yang
68
lain sudah digelar AC-BC ini maksimal 1 Km. Ini dilakukan agar AC-BC
mudah Menyatu.
digelar. Penyetelan pada screed disesuaikan dengan tebal gelaran dan pada
jalan.
sedangkan suhu AC-BC pada saat penggelaran harus berkisar antara 120-
1400C.
dengan yang ditentukan. Bila ternyata tebal gelar tersebut terlalu tipis atau
terlalu tebal, maka dilakukan penyeteran pada unit screed sampai dicapai
gelaran yang bentuknya meruncing, dibuat menjadi bentuk tegak lurus dan
69
rata. Kemudian dioleskan aspal perekat pada sisi tegak dari potongan
pemadatan pada satu jalur selesai dikerjakan, maka pada jalur kedua harus
4.9.5 Pemadatan
harga stabilitas yang tinggi guna memikul beban lalu lintas yang melaluinya.
pertama, Pneumatic Tire Roller untuk pemadatan kedua dan kembali tandem
Roller untuk pemadatan kedua dan kembali Tandem Roller untuk pemadatan
terakhir.
70
Cara pemadatan yang baik dan jumlah lintasan yang tepat akan
Keterangan :
terluar.
Jumlah lintasan pemadatan dengan Tandem Rolleer ini hanya dua lintasan
Yang bergerak menginjak hamparan pertama kali harus roda belakang dari
bergelombang).
disemprotkan air pada roda tersebut dan perlu diingat penyemprotan air
maksimum. Cara menjalankan PTR ini dapat maju atau mundur dahulu, tapi
Pelaksanaan penggilingan dengan PTR ini dimulai dari bagian tengah jalan
digelar tadi menempel pada roda, maka roda PTR dibasahi dengan air, diusahakan
jangan terlalu basah agar temperatur tidak terlalu cepat menurun karena
bekas roda ban karet. Ini diperhalus dengan menggunakan mesin gilas roda besi
80oC.
yaitu : Perhitungan tebal lapis pondasi atas, Perhitungan tebal lapis pondasi
72
bawah, dan Perhitungan tebal lapis permukaan. Data LHR dan CBR tanah tidak
dengan koefisien (a3) yaitu 0,13, sedangkan Lapis Pondasi Kelas A diambil
i. Menetapkan ketebalan
ITP = a1 x D1 + a2 x D2 + a3 x D3
= 2+2.1+2.6
= 6.70
Dari nilai ITP dapat kita tentukan tebal lapis perkerasan pada tabel 3.2 dan
3.3, yaitu :
ITP = a1 x D1 + a2 x D2 + a3 x D3
5.1 Kesimpulan
pengaspalan jalan bertujuan agar AC-BC dan lapis pondasi dapat terikat
secara maksimal.
Tandem Roller (Ban Baja) dan 1 kali dengan Tire Roller (Ban Karet) untuk
volume ±36m3 dengan lebar pada gambar rencana 4m dan 3.5 m artinya
hari dengan perhari bongkar material sebanyak 9 kali. Satu dump truck
5.2 Saran
pekerjaan lapangan
pekerjaan pengaspalan.
DAFTAR PUSTAKA
Teknik UGM.
Ir. Abrar Husen, MT, (2008), Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan, dan
Jakarta. Erlangga.
Bandung2010.