I.
INFORMASI PENGADAAN
1.
Nama Kegiatan
2.
Nama Paket
II.
3. Lokasi
4. Tahun Anggaran
2016
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan PEMBANGUNAN JALAN RABAT BETON DESA SUNGAI SINTANG ini
meliputi :
1.
2.
3.
PEKERJAAN PENDAHULUAN :
a.
b.
c.
b.
c.
d.
e.
JEMBATAN KOMPOSIT P = 7 M :
a.
Pembersihan Lokasi
b.
Pekerjaan Kayu
1. Tiang Tongkat 15/15 Kayu Belian
2. Keep 9/9 Kayu Belian
3. Gelegar 15/15 Kayu Belian
4. Laci 4/8 Kayu Belian
5. Membuat pen dan lubang
6. Menumbuk tiang tongkat
Halaman 1 dari 59
7. Baut
8. Balok Air 9/9 Kayu Belian
9. Selempang 9/9 Kayu Belian
10. Papan Bendung Belian 2/15
c.
Pekerjaan Beton
1. Pek. Pembesian
2. Pek. Bekisting
3. Pek. Pengecoran Beton K-175 (dengan concrete mixer)
4.
TITIAN KAYU :
a.
Pembersihan Lokasi
b.
Pekerjaan Kayu :
1. Tiang Tongkat 9/9 Kayu Belian
2. Keep 9/9 Kayu Belian
3. Gelegar 9/9 Kayu Belian
4. Laci 4/8 Kayu Belian
5. Membuat pen dan lubang
6. Menumbuk tiang tongkat
7. Baut
5.
Pekerjaan Lantai :
a.
6.
III.
Pek.Galian Tanah
b.
c.
d.
MANAJEMEN PROYEK
Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi di dalam manajemen proyek tergantung pada dua
faktor utama yaitu : sumber daya dan fungsi manajemen. Sumber daya terdiri dari manusia,
uang, peralatan, dan material, sedangkan fungsi manajemen dimaksudkan sebagai kegiatankegiatan yang dapat mengarahkan atau mengendalikan sekelompok orang yang tergabung
dalam suatu kerja sama untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dalam
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, kegiatan yang dilakukan oleh sumber daya manusia,
ditunjang dengan uang, material dan peralatan, perlu ditata melalui fungsi-fungsi manajemen
dalam batas waktu yang disediakan sehingga memenuhi prinsip efisiensi dan efektivitas.
Halaman 2 dari 59
III.1.
Sumber Daya
III.1.1.
Manusia
Pada Pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga
yang berkompeten dari CV. PANDU PRATAMA yang telah berpengalaman
dalam penanganan proyek-proyek sejenis, untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua pihak terkait.
1)
Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek di lapangan dikelola oleh suatu tim manajemen
yang dipimpin Project Manager yang dalam pelaksanaannya sehari-hari
dibantu oleh tenaga Ahli antara lain Site Manager, Safety Engineer,
Tenaga Surveyor dan beberapa tenaga staf serta tenaga pelaksana
lapangan yang mempunyai kompetensi di bidangnya masing-masing.
Project Manager memimpin seluruh kegiatan di proyek, baik di bidang
administrasi kontrak, teknik, keuangan, maupun kegiatan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
Sub Kontraktor
Dalam pelaksanaan proyek ini, Kontraktor Utama akan dibantu oleh Sub
Kontraktor yang akan ditentukan kemudian untuk Item Pekerjaan
Minor.
III.1.2.
Uang
Uang merupakan sumber daya sangat penting dalam manajemen proyek.
Ketidakcukupan
uang,
sulit
untuk
mengharapkan
penyelenggaraan
Peralatan
Peralatan dalam pekerjaan konstruksi diartikan sebagai alat lapangan (alat
berat), peralatan laboratorium, peralatan kantor (misalnya computer), dan
peralatan lainnya. Dengan menggunakan peralatan yang sesuai sasaran
pekerjaan dapat dicapai dengan ketepatan waktu yang lebih akurat, serta
memenuhi spesifikasi teknis yang telah dipersyaratkan.
a.
Alat Berat
Jenis peralatan dengan variasi kapasitas dan kegunaannya dapat
digunakan untuk pekerjaan konstruksi ini sesuai fungsinya.
Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus sesuai dengan kebutuhan
ditinjau dari jenis, jumlah, kapasitas maupun waktu yang tersedia.
Demikian pula cara penggunaannya,
Alat Laboratorium
Peralatan
laboratorium
diperlukan
dalam
rangka
melakukan
Halaman 4 dari 59
III.1.4.
Bahan
Bahan diartikan sebagai bahan baku natural maupun melalui pengolahan,
dan setelah diproses ditetapkan menjadi item pekerjaan sebagaimana
dituangkan di dalam dokumen kontrak. Bahan baku (tanah, batu, aspal,
semen, pasir, besi beton, dll.) dan bahan olahan (agregat, adukan beton, pofil
baja dll.) merupakan sumber daya yang harus diperhitungkan secara cermat,
karena pengaruhnya di dalam perhitungan biaya pekerjaan konstruksi
sangat besar. Oleh karena itu lokasi bahan baku perlu secara cermat
ditetapkan berdasar jarak dan volume yang tersedia, memenuhi syarat
menjadi bahan olahan.
Survai untuk mendapatkan informasi lokasi bahan baku perlu dilakukan,
guna mendapatkan data akurat sebagai masukan bagi kami selaku
kontraktor dalam menyiapkan penawaran, maupun pada tahap pelaksanaan
pekerjaan.
III.2.
Fungsi Manajemen
Untuk melaksanakan manajemen, seorang pada posisi pimpinan di level manapun,
harus melakukan fungsi-fungsi manajemen. Di dalam fungsi-fungsi manajemen ada
fungsi organik yang mutlak harus dilaksanakan dan ada fungsi penunjang yang
bersifat sebagai pelengkap. Jika fungsi organik tersebut tidak dilakukan dengan baik
maka terbuka kemungkinan pencapaian sasaran menjadi gagal.
III.2.1.
Planning
Planning adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna
mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai kegiatan
yang dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang menjadi
tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas (konsultan).
Kontraktor maupun konsultan, harus mempunyai konsep planning yang
tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing.
Pada proses planning perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :
III.2.2.
Organizing
Organizing (pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas
suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang, dipimpin oleh
pimpinan kelompok dalam suatu wadah organisasi. Wadah organisasi ini
menggambarkan hubungan-hubungan struktural dan fungsional yang
diperlukan untuk menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun data.
Dalam proses manajemen, organisasi digunakan sebagai alat untuk :
membantu
pimpinannya
dalam
menggerakkan
fungsi-fungsi
manajemen.
Actuating
Actuating diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan orang
yang tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan yang telah
ditetapkan di dalam planning. Pada tahap ini diperlukan kemampuan
pimpinan kelompok untuk menggerakkan; mengarahkan; dan memberikan
motivasi kepada anggota kelompoknya untuk secara bersama-sama
memberikan kontribusi dalam menyukseskan manajemen proyek mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
III.2.4.
Controlling
Halaman 6 dari 59
(manusia, uang ,
peralatan, bahan)
Personel yang akan ditugaskan sebagai personel inti dalam organisasi proyek, dipilih yang
telah berpengalaman dalam proyek sejenis. Sementara tenaga kerja yang terampil akan dipilih
dan didatangkan dari daerah setempat atau dari luar daerah.
V.
PERUSAHAAN
Manual/prosedur
Administrasi
Prosedur
Organisasi
Personal
Keuangan
EKSTERNAL
Standard Peraturan
Perpres No.4 Th 2015,
Permen, Perda, dll
SUPERVISI
INPUT
Bahan
Alat
Tenaga Kerja
CONSTRUCTION
PROCESS
KRITERIA SERAHTERIMA
Gambar
Spesifikasi
Back Up data
OUPUT
Produk akhir BMW
(Biaya, Mutu,Waktu)
EVALUASI
PELAPORAN +
MONITORING
Pemilihan Alat
Diusahakan pemilihan peralatan secara tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun
kapasitasnya, disesuaikan dengan kondisi lapangan dan volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan untuk menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan, yakni tepat biaya,
tepat mutu dan tepat waktu.
Halaman 8 dari 59
Pengadaan Bahan
Pendatangan bahan - bahan dikendalikan oleh bagian logistik dengan mengikuti pada jadwal
kebutuhan material dan spesifikasi teknik.
Pengamanan (Security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, perusahaan menyediakan tenaga keamanan
sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal,
Pengamanan terhadap proyek pada umumnya
Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan dari pencurian.
Program K3
Untuk menjamin akan terlaksananya program K3 maka manajemen CV. PANDU PRATAMA
menerapkan adanya mutu pekerjaan dan pelayanan serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang dilaksanakan dan terpelihara disemua tingkatan proses sehingga dapat memberikan
jaminan yang pasti terhadap setiap bentuk jasa konstruksi yang diberikan.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 menjadi pilihan bagi terciptanya
suatu jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan kepuasan bagi perusahaan, karyawan
serta customer melalui serangkaian kegiatan proses yang terstruktur dan meningkat secara
terus menerus di semua lini di CV. PANDU PRATAMA yang menjadi standar pelaksanaan
manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja serta nantinya diharapkan penerapannya dapat
dilaksanakan dengan baik secara efektif.
VI.
Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi lengkap diadakan seminggu sekali yang dihadiri oleh para personil inti
terkait, pelaksana lapangan, para sub kontraktor, sampai dengan para mandor, yang
berfungsi membahas dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, yang
Halaman 9 dari 59
Halaman 10 dari 59
Masyarakat yang menggunakan Ruang Milik Jalan (RUMIJA) untuk kegiatan mereka,
misalnya : untuk tempat tinggal, berjualan dan lain-lain, terkena pembebasan lahan
untuk konstruksi pekerjaan ini.
Tahap Konstruksi,
Sumber dampak yang akan mengakibatkan keresahan lingkungan pada tahap konstruksi,
antara lain :
-
Penurunan kualitas udara terutama akibat debu, khususnya karena adanya operasi
pengangkutan tanah ex. Galian tanah, untuk timbunan dan agregat lainnya serta gas
buang dari alat-alat konstruksi dan alat-alat pengangkutan.
Untuk meminimalisir kondisi tersebut diatas, maka CV. PANDU PRATAMA akan
melakukan upaya-upaya, antara lain :
Halaman 11 dari 59
Terhadap dampak yang timbul akibat pelaksanaan pemadatan tanah, maka terutama
pada musim kering/kemarau, akan dilakukan penyiraman tanah/jalan sehingga
gangguan debu dapat diminimalkan.
Terhadap dampak yang timbul akibat kemungkinan debu, maka semua kendaraan
proyek yang membawa material keluar dan masuk kelokasi proyek harus tertutup
dengan terpal penutup.
Terhadap dampak kebisingan yang akan timbul, akan diusahakan dengan cara
menggunakan peralatan yang jalan yang membatasi kecepatan laju kendaraan saat
melewati lokasi proyek, sehingga intensitas kebisingan yang keluar dari knalpot
kendaraan angkutan dan alat berat dapat dikurangi,
Untuk mengurangi dampak meningkatnya volume lalu lintas di lokasi proyek, maka akan
dilakukan hal-hal sebagai berikut :
-
Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan konstruksi pada saat jam yang tidak sibuk,
yaitu dengan terlebih dahulu mensurvey kondisi volume lalu lintas harian rata-rata
setiap jamnya.
Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan dengan cepat dan tepat waktu,
Terhadap
dampak
yang
timbul
karena
adanya
kemungkinan
pembongkaran/
pemindahan utilitas umum, maka akan dilakukan koordinasi dengan pihak terkait
menyangkut pemberitahuan kapan kegiatan akan dimulai, prosedur dan pengamanan
pelaksanaan.
IX.
Dalam melaksanakan konstruksi untuk paket tersebut diatas disusun metode konstruksi
untuk pelaksanaan pekerjaan yang secara garis besar akan menguraikan metode pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan, sebagaimana lingkup pekerjaan yang harus ditangani.
Adapun Metode pelaksanaan pekerjaan tersebut antara lain sebagai berikut :
METODE KONSTRUKSI PELAKSANAAN JALAN
A.
PEKERJAAN PENDAHULUAN
Jenis pekerjaan Divisi Umum pada Paket Pekerjaan PEMBANGUNAN JALAN
RABAT BETON DESA SUNGAI SINTANG, antara lain adalah :
Halaman 12 dari 59
1.
MOBILISASI
Kegiatan Mobilisasi yang akan diuraikan didalam bagian ini adalah untuk
memberikan penjelasan dan penjabaran mengenai hal-hal yang akan dilakukan
oleh CV. PANDU PRATAMA didalam kegiatan mobillisasi, meliputi :
1.1.
Lokasi dan Lahan untuk Barak Kerja, Bengkel, Gudang dan lain-lain,
Dalam melaksanakan pekerjaan PEMBANGUNAN JALAN RABAT
BETON DESA SUNGAI SINTANG ini, CV. PANDU PRATAMA akan
menyewa tanah/lahan yang terletak di Kecamatan , lokasi ini Kaya Hilir
berjarak dekat dari lokasi pekerjaan.
Tanah/Lahan tersebut dipandang strategis karena terletak didekat lokasi
pekerjaan. Pada tanah/lahan tersebut akan disediakan fasilitas dan
peralatan penunjang kegiatan antara lain berupa :
Barak Kerja,
Workshop / Bengkel,
Ruang Laboratorium,
Generator Set,
Dan lain-lain.
pelaksanaan
pekerjaan,
CV.
PANDU
PRATAMA
akan
mengadakan (penyewaan) rumah atau lahan yang akan dicari dekat pada
lokasi pekerjaan.
1.2.
Laboratorium,
Untuk melakukan pengendalian mutu pekerjaan dalam pelaksanaan
paket pekerjaan ini, maka CV. PANDU PRATAMA akan menggunakan
Ruang Laboratorium yang telah dimiliki/disediakan. Pada Ruang
Laboratorium tersebut telah tersedia peralatan untuk pengujian tanah,
pengujian Agregat, Pengujian Beton dan lainnya.
Untuk menunjang kecepatan didalam memonitor mutu hasil kerja
dilapangan maka CV. PANDU PRATAMA akan melengkapi peralatan
laboratorium untuk pengujian kepadatan Tanah/Lapis Pondasi Agregat
dilapangan dan peralatan pengujian lainnya.
Halaman 13 dari 59
1.3.
terdiri dari :
Project Manager,
Site Manager,
Safety Engineer,
Tenaga Surveyor,
Pengawas Lapangan,
Mandor Lapangan,
Pelaksana Lapangan,
Juru Gambar
Mandor,
Kepala Tukang,
Tukang,
Pekerja Terlatih,
Pekerja Biasa,
Seluruh staf inti proyek tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan
di dalam struktur organisasi kerja, akan dimobilisasikan ke lokasi
pekerjaan dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK). Sedangkan mobilisasi Tenaga Kerja akan
disesuaikan
dengan
kebutuhan
yang
tercermin
dari
Rencana
Kerja/Schedule.
1.4.
Mobilisasi Peralatan,
Peralatan utama akan segera dimobilisasi, agar pekerjaan major item
maupun pekerjaan minor dapat dilaksanakan sesuai jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang sudah ada.
Alat-alat berat tersebut akan disesuaikan dengan jenis pekerjaan, kondisi
lapangan dan kemampuan pekerjaan yang mampu dilaksanakan, dimana
sejumlah alat berat perlu dikoordinasikan dengan secermat mungkin
untuk mendapatkan efisiensi pekerjaan yang sebaik-baiknya.
Daftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk
menunjang pelaksanaan pekerjaan utama pada paket proyek ini, sesuai
dengan kebutuhan alat untuk melaksanakan pekerjaan, antara lain :
Halaman 14 dari 59
1.5.
1.6.
1.7.
proses
pengelolaan
pencampuran
akan
dilakukan
serta
Timbunan Pilihan.
Material Timbunan Pilihan diambil dari bukit tokok atau tanah
peladis berjarak sekitar 40 km ke lokasi pekerjaan. Material
Timbunan pilihan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas dan Direksi Pekerjaan.
Halaman 16 dari 59
Pasir.
Material Pasir
Semen Portland.
Material Semen Portland yang akan digunakan untuk pekerjaan ini
akan didatangkan dari Supplier. Sebelum didatangkan, material
tersebut akan diseleksi sesuai persyaratan Spesifikasi. Jika sudah
mendapat persetujuan dari Pihak Proyek/Direksi, maka material
Semen Portland tersebut akan diangkut ke lokasi penyimpanan
bahan yang sudah disiapkan CV. PANDU PRATAMA.
Dengan menggunakan angkutan dari Supplier (diterima ditempat),
karena jarak antara Supplier dengan lokasi pekerjaan tidak jauh,
sekitar 5 km.
Baja Tulangan.
Baja Tulangan akan didatangkan dari Stock oleh Supplier kelokasi
penyimpanan bahan, yaitu setelah hasil pemeriksaan kualitas baja
tulangan tersebut lolos uji.
1.8.
Persiapan Lapangan,
Pada tahap persiapan di lapangan, aktivitas-aktivitas konstruksi antara
lain meliputi hal-hal di bawah ini :
Memeriksa
kualitas
dari
semua
bahan-bahan
yang
akan
Halaman 17 dari 59
1.9.
Kondisi cuaca.
Persiapan form-work.
Jadwal pelaksanaan.
Persiapan Konstruksi
Kepadatan Laboratorium,
CBR Laboratorium,
Batas-batas Atterberg,
Analisa Saringan,
Kadar Air,
Moisture Content,
Slump Cone,
Cylinder/Cube Mould.
Halaman 18 dari 59
Menempatkan petugas pengatur Lalu Lintas secara efektif dan efisien untuk
mengatur dan mengerahkan arus lalu lintas yang ada.
Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang ada.
Pekerjaan-pekerjaan yang akan menimbulkan gangguan besar (friction)
terhadap arus lalu lintas, diatur jadwalnya sedemikian rupa sehingga
pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas yang ada
dan menimbulkan kepadatan arus lalu lintas yang berarti.
Halaman 19 dari 59
3.
nama
dibuat
dari
bahan
kayu
yang
dupakukan
ke
balok
Papan nama proyek dibuat berdasarkan spesifikasi teknis atau menurut petunjuk
dari direksi. Isi dari papan nama proyek adalah nama pekerjaan, lokasi
pekerjaan, tahun anggaran, waktu pelaksanaan, sumber dana dan durasi
pelaksana. Papan nama proyek dipasang dan ditempatkan pada area lokasi yang
telah disepakati sebelumnya.
Tahapan Pelaksanaan
Papan nama kegiatan dibuat dengan menggunakan kain sablon yang berbahan
plastik, yang kemudian dicetak. Setelah hasil cetakan jadi, kemudian dipakukan
ke multipleks 9mm yang dipotong dengan ukuran sesuai dengan cetakan papan
nama. Setelah itu dipaku pada balok kayu dan dipasang disekitar lokasi proyek
yang telah disepakati.
Halaman 20 dari 59
B.
pekerjaan
utama
dilaksakan
terlebih
dahulu
dilaksakan
pengambilan sampel bahan dari quary di Sungai yang berada di lokasi setempat
atau yang berdekatan dengan lokasi tersebut, diantanya: batu, pasir dan aspal
selanjutnya dibawa ke laboratorium job Mix Formula/Job Mix Design yang akan
dipakai sebagai acuan kerja dalam pelaksanaan proyek.
2.
3.
Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5-10 cm padat.
Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata
begesting
panel,
koker,
sehingga
perlu
diharapkan
dibuat
bisa
standart
digunakan
yaitu
dengan
berulang-ulang.
Sistem panel adalah suatu systim begesting dimana setiap modul dari begesting
diberi rangka keliling dari usuk.
Halaman 21 dari 59
4.
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat (cara mekanik), bahan yang
digunakan adalah semen, pasir dan kerikil yang diterima seluruhnya di lokasi
pekerjaan dan diaduk dengan Concrete Mixer dan beton di car kedalam bekisting
yang telah disediakan, peralatan yang digunakan adalah molen/concrete mixer,
gerobak dorong, alat tukang batu serta alat bantu.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
* Asumsi :
* Menggunakan alat berat ( secara mekanik )
* Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan
* Prosedur Pelaksanaan
* Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan Concrete Mixer
* Beton dicor ke dalam perancah yang telah disiapkan
* Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
5.
Perantara antara aliran air hujan yang ada di permukaan jalan menuju saluran tepi.
1.
Dibuat disebelah kiri dan atau kanan sepanjang jalan, dengan lebar minimum 50 cm
2.
Harus dibuat dengan kemiringan yang lebih miring dari permukaan jalan, biasanya 6-8 cm
(sama dengan turun 3-4 cm per 50 m)
3.
Material penyusunnya seharusnya terdiri dari tanah yang dapat ditembusi air, sehingga
pondasi jalan dapat dikeringkan melalui proses perembesan.
4.
5.
Lebih baik bila ditanami rumput ditepi luar bahu, mulai 20 cm dari tepi yang berfungsi
sebagai stabilisasi tepi jalan.
6.
Penanaman pohon perdu di luar bahu (dan saluran bila ada) untuk membantu stabilitas
timbunan baru.
Pemadatan Tanah
7. Tanah pada bagian galian tidak perlu dipadatkan lagi kecuali pernah mengalami gangguan
yang mengakibatkan tanah menjadi kurang padat.
8. Sebelum kegiatan pemasangan perkerasan jalan, semua daerah timbunan harus dipadatkan
dengan mesin gilas, steamper, atau trimbisan. Pemadatan ini membantu menjaga stabilitas
dan daya dukung / tahan badan jalan.
9. Proses pemadatan dilakukan pada kadar air tanah optimum yaitu tanah pada keadaan
sedikit basah, tetapi kalau digenggam tidak ada air mengalir ke luar.
10. Pelaksanaan pemadatan tanah dilakukan lapis demi lapis dengan setiap lapis mempunyai
tebal maksimum 20 cm. Untuk daerah tempat tanah dasarnya jelek, maka badan jalan harus
diadakan perkuatan, misalnya cerucuk atau stabilisasi.
Halaman 22 dari 59
C.
JEMBATAN KOMPOSIT P = 7 M
Teknis Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembangunan, yaitu sebagai berikut :
(a) Pembersihan lokasi
(b) Persiapan Material
(c) Pekerjaan Konstruksi Jembatan
(d) Pembersihan dan pemulihan lokasi
a.
Bentang Jembatan
Bentang jembatan < 7 m dengan gelagar kayu
Bentang jembatan 7 s/d 15 meter dengan gelagar besi
b.
Kayu yang digunakan minimal kayu klas kuat II (kruing, meranti merah,
rasamala, atau menggunakan bahan lokal)
Penampang
Bersih
Balok
Panjang Balok
Ukuran Balok
Lebar
(mm)
Jembatan (m)
2.5
4.5
Jumlah Balok
s/d
m
3,0 m
255 150
+ 50 cm
215 215
bundar
s/d
m
4,5 m
300 150
+ 50 cm
240 240
300
6,0 m
300 200
+ 50 cm
280 280
bundar
c.
255
bundar
s/d
400
i.
ii.
iii.
Baut dan paku untuk menghubungkan elemen struktur besi dan kayu
Halaman 23 dari 59
Penampang
Tinggi (H)
Lebar Leher
Berat
Lebar
Bersih
Gelagar (m)
(mm)
(mm)
per m
Jembatan (m)
(kg)
2.5
4.5
Jumlah Balok
3
3,5
200
90
78
4,5
200
90
105
5,5
230
102
166
6,5
260
113
250
7,5
280
119
333
8,5
300
125
430
9,5
320
131
545
10
10,5
360
143
757
11
11,5
380
149
918
12
12,5
400
155
1100
13,5
425
163
1340
14
14,5
425
163
1442
15
15,5
450
170
1725
16
16,5
475
178
2040
Konstruksi bangunan bawah jembatan terdiri dari kepala jembatan dengan pondasi langsung.
a.
b.
c.
Konstruksi ini digunakan untuk bangunan bawah jembatan yang lokasinya berada di tanah jelek,
sehingga kayu yang dugunakan harus terbuat dari kayu klas kuat I
- Ukuran balok kayu persegi
15 15 cm s/d 30 30 cm
diameter 24 cm s/d 34 cm
kedalaman pancang yang disyaratkan untuk pondasi ini minimal 3 meter dan maksimum 6 meter.
Pemancangan dilakukan dengan menggunakan palu pemukul yang pemukulannya.
Halaman 24 dari 59
b. Persiapan material
a.
Pembersihan Lokasi
Pembersihan lokasi secara garis besar sama dengan pembersihan lokasi untuk pembangunan
jembatan pada umumnya.
b.
Persiapan Material
Jembatan Kayu
-
Kayu balok 15/30 atau 30/30 atau kayu gelondong diameter 24 s/d 40 cm
Kayu balok 30/15 atau 30/30 atau kayu gelondongan (kayu dolken) besar diameter 24 s/d 40
cm
- Batu kali
c.
1. Penentuan as jembatan
Gunakan patok kayu dengan ketinggian jembatan sesuai dengan tinggi patok, yang kemudian
tarik benang pada patok tersebut.
2. Pembuatan pondasi jembatan dan kepala jembatan.
a) Pondasi langsung tipe batu kali untuk tanah yang kurang baik.
-
gali tanah hingga kedalaman yang ditentukan, atau sampai tanah keras.
Pasang pondasi batu kali dengan speci 1 semen : 3 pasir, sesuai dengan rencana ukuran
pondasi.
-
Tempatkan balok kayu dimensi 30 x 30 cm sebagai tumpuan, diangkur dengan besi beton 12
mm, yang ditanam ke pondasi panjang 75 cm, setiap 50 cm.
Halaman 25 dari 59
Pondasi langsung Tipe Balok kayu untuk tanah stabil dan tanah keras.
-
Tempatkan balok kayu persegi atau bulat, panjang 5 m ke arah melintang dengan jarak bersih 30
cm antar batang, sebagai pondasi lapis pertama.
Tempatkan balok kayu persegi atau bulat, panjang 1,5 m diatas lapis pertama sebagai pondasi lapis
kedua. Jarak as ke as balok lapis kedua 100 cm dengan takikan 5 cm.
Tempatkan balok kayu persegi atau bulat untuk lapis ketiga dengan susunan sama dengan lapisan
pertama.
Tempatkan balok kayu persegi atau bulat untuk lapis ketiga dengan susunan sama dengan lapisan
kedua.
Tempatkan satu balok sebagai tumpuan gelagar jembatan pada bagian tengah pondasi, untuk
balok bulat bagian atasnya diratakan setebal 5 cm.
Isi bagian kosong pada bagian belakang antara balok dengan batu kerikil 2 - 3 cm yang dipadatkan
lapis demi lapis.
Pondasi Tiang Pancang Kayu untuk tanah kurang baik.
Kedalaman pancang kayu untuk tanah kurang baik.
Penghentian pemancanggan apabila pada 10 kali pukulan terakhir, dengan tinggi jatuh 100
cm, jumlah penurunan kumulatif
5 m.
Penyambungan tiang pancang denagn cara memotong kedua bagian tiang kemudian diklem
dengan plat besi 3 cm 3 mm dan diikat dengan kawat 3 mm
Di atas tiang pancang dipasang balok kayu ukuran 30 30 cm yang menghubungkan dua
tiang pancang dengan cara diklem dengan plat atau menggunakan paku pengapit dari besi
beton 16 mm.
Pasang balok kayu sbagai tumpuan gelagar antara dua kepala tiang pancang, panjang 3,5
meter atau sesuai lebar rencana jembatan dan pasang kayu pengapit pada setiap tiang
pancang.
3.
4.
Halaman 26 dari 59
C.
Pekerjaan Beton
1.
Pelaksanaan ini untuk pemotongan besi sesuai dengan ukuran gambar dilaksanakan di Base
Camp Kontraktor, sesudah itu diangkut ke lokasi pekerjaan (site)
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
* Asumsi :
* Pekerjaan dilakukan secara manual
* Bahan dasar (besi dan kawat) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan
* Prosedur Pelaksanaan :
* Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan.
* Batang tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat kawat.
Pembengkokan
Baja tulangan dipotong dengan manual lalu dibengkokkan dengan
sesuai ukuran yang dibutuhkan dan dengan prosedur dimana kondisi
awal baja tulangan harus lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,
bengkokan-bengkokan atau kerusakan.
Pengikatan Tulangan
-
Tulangan
dibersihkan
sesaat
sebelum
pemasangan
untuk
Halaman 27 dari 59
a.
Marking Area
Pembuatan Formwork
Persiapan Daerah Penghamparan Lean concrete
Finish
Persiapan Pekerjaan Lean Concrete (LC) diawali dengan survey elevasi Top
timbunan dan top LC rencana dilapangan agar hasil pengecoran LC sesuai
dengan tebal rencana yaitu 10 cm. Survey dilakukan menggunakan alat
waterpass. Kemudian dilakukan pemasangan bekisting sesuai hasil survey
yang sudah ada di dalam gambar rencana. Gambar rencana akan
dilampirkan di bab lampiran.
Bekisting berfungsi sebagai cetakan/pembatas pada saat pengecoran LC.
Beton pada LC menggunakan mutu K125.
Halaman 28 dari 59
b.
Marking Area
Pembuatan Formwork
Persiapan lahan
Penghamparan Beton
t = 20 cm
Perawatan Beton/Curring
Pembuatan Celah Dengan Saw Cutter
Pekerjaan Joint Sealent
Finish
Halaman 29 dari 59
pelat
beton
yang
berdampingan
tidak
mengalami
Halaman 30 dari 59
Pemasangan Dowel
- Dowel harus terbuat dari batang baja polos dan memenuhi
spesifikasi untuk batang polos. Dowel harus polos, tidak kasar
atau tidak memiliki tonjolan sehingga tidak mengurangi
kebebasan pergerakan ruji dalam beton. Apabila digunakan
topi pelindung muai yang terbuat dari logam (metal expansion
cap) pelindung tersebut harus menutupi bagian ujung dowel
dengan jarak 5 cm - 7 cm. Pelindung harus memberikan ruang
pemuaian yang cukup, dan harus cukup kaku sehingga pada
waktu pelaksanaan tidak rusak.
- Batang dowel harus ditempatkan di tengah ketebalan pelat.
- Bagian batang dowel yang bisa bergerak bebas, harus dilapisi
dengan bahan pencegah karat. Sesudah bahan pencegah karat
kering, maka bagian ini harus dilapisi dengan cat atau diolesi
dengan
bahan
anti
lengket
sebelum
dowel
dipasang
Dowel
Halaman 31 dari 59
Halaman 32 dari 59
sama
lainnya
dengan
panjang
minimum
30
kali
Pekerjaan Beton
Pekerjaan ini meliputi persiapan area kerja, penghamparan beton, perapian
beton, pekerjaan pemotongan beton dan pengecekan beton.
Penghamparan beton
terpenuhi
tersebut,dan
agar
tanpa
menggeser
permukaan
kedudukan
menjadi
tulangan
rata
dan
Masukan vibrator kedalam cor beton dengan cepat, akan tetapi angkat
vibrator setelah pemadatan dengan lambat.
Halaman 34 dari 59
Lakukan
perawatan
setelah
beton
mulai
mengeras
dengan
Halaman 35 dari 59
KETENTUAN-KETENTUAN PENGECORAN :
Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel
kasar dan halus dari campuran beton.
Bilamana beton dicor kedalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang
rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisanlapisan horizontal dengan tebal tidak melampaui 15 cm.
Campuran beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian
melebihi 150 cm.
IV.
TITIAN KAYU
Pelaksanaan
1) Pemancangan cerucuk kayu dapat menggunakan tenaga manusia, alat
pancang cerucuk atau dengan Back Hoe.
2) Lantai kerja, dengan muka air cukup tinggi, maka lokasi pemancangan
cerucuk dapat diurug terlebih dahulu dengan material setempat. Bila
menggunakan alat pancang cerucuk harus diberi landasan dari balok atau
papan kayu.
3) Diatas pondasi cerucuk kayu yang diberi kepala tiang yang selanjutnya
dibentuk timbunan badan jalan sesuai dengan spesifikasi bahan timbunan
yang diuraikan pada lampiran B (diambil dari seksi 3.2, Spesifikasi
Umum, Volume 3, Bina Marga), 1992.
4) Pelaksanaan cerucuk kayu harus sesuai dengan pedoman yang diuraikan
dalam Tata Cara Perencanaan Pondasi di Atas Tanah Lembek, Organik
dan Tanah Gambut.
Peralatan
1) Gergaji kayu
2) Kapak
3) Palu 5 kg
4) Linggis
5) Cangkul
6) Alat pengangkut tanah
7) Alat pancang cerucuk
8) Alas pemukul tiang
Halaman 36 dari 59
4) Pasang tiang cerucuk berikut topi pemukulnya pada alat pancang, dan
pastikan tiang berdiri tegak lurus.
5) Catat penurunan pemancangan sampai kedalaman rencana minimum 1
tiang untuk setiap 5 m kearah memanjang jalan.
3.2.4. Pemasangan Kepala Tiang Cerucuk
1) Kepala Tiang dari Balok Kayu atau Papan
a. Sistim Paku Hubungkan kepala tiang dcngan cenicuk mcn<s i inakan paku, yang
dipakukan dart atas kepala tiang sampai masuk ke daam tiang cenicuk pada barisan arah
melintang jalan.
Agar tiang cenicuk menjadi satu kesatuan maka pada arah memanjang jalan dapat dipasang
balok kayu atau papan dengan jarak dari sumbu ke sumbu 1,00 meter yang menumpu pada
kepala tilling ar h mchntang jalan dan diperkuat
b. Sistiin Gapit
Hubungan kepala tiang dengan cerucuk dibuat Sistim gapit.Diperlukan 2 (dua) balok kayu
arah melintang jalan untuk menggapit 1 (satu baris) cerucuk arah melintang jalan dengan
cara dipaku. Arah sejajar memanjang jalan juga diberi kepala tiang dengan jarak sumbu ke
sumbu 1,00 meter .
Kepala Tiang dari Matras
a. Buat lantai kerja untuk hamparan matras, dari bahan timbunan lokal yang berfungsi untuk
meratakan tempat dudukan matras.
b. Hampar matras, yang dapat. terdiri atas stabilisasi tanah dengan semen atau beton kurus.
Usahakan agar bagian ujung atas cerucuk menyatu dengan matras pada ketebalan rencana.
5.
PEKERJAAN PENUNJANG
Pekerjaan
Penunjang
merupakan
pekerjaan
sementara
yang
mempengaruhi
Halaman 38 dari 59
Laporan pekerjaan adalah peristiwa atapun kegiatan yang dilaporkan selama melakukan
pekerjaan di lokasi proyek yang berdasarkan pekerjaan yang telah dilakukan pada lokasi
proyek dan kemudian dituangkan dengan cara tertulis dan disertakan pula foto-foto
dokumentasi proses pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung, laporan pekerjaan di
kerjakan oleh kontraktor atau konsultan pengawas kemudian diberikan kepada pemilik
proyek.
Pembuatan laporan pekerjaan proyek dilakukan per hari sesuai dengan pelaksanaan proses
pekerjaan yang dikerjakan sampai proses pelaksanaan pekerjaan proyek selesai kemudian
dirangkum menjadi rekap laporan pekerjaan, dengan adanya laporan pekerjaan ini maka
proses pelaksanaan pekerjaan proyek dapat di arsipkan sebagai bukti progress pelaksanaan
suatu pekerjaan yang telah selesai dibuat.
Laporan pelaksanaan pekerjaan berisi data antara lain :
Judul laporan
Pekerjaan yang dilaksanakan dibuat sejelas mungkin mengenai lokasi pekerjaan, nama
pekerjaan dan besarnya volume progress
Laporan curah hujan atau cuaca apabila pada saat melakukan proses pekerjaan terjadinya
hujan sehingga menjadi keterlambatan proses pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek
Setiap perusahaan memiliki form data pelaporan proyek tersendiri untuk digunakan pada
setiap pekerjaan proyek.
Mekanisme Laporan Kemajuan Pekerjaan Proyek
Dalam pengawasan kemajuan pekerjaan pada proyek pembangunan, Kontraktor/ Pelaksana
perlu membuat suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal hingga akhir
pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui kemajuan pekerjaan proyek
tersebut. Pembuatan laporan kemajuan pada proyek pembangunan dibuat untuk mengetahui
seberapa baikkah proyek ini berjalan. Laporan ini dibuat dalam bentuk laporan harian,
mingguan dan bulanan, setelah itu dapat diketahui proyek itu berjalan sesuai dengan jadwal
rencana atau tidak.
Laporan kemajuan pekerjaan proyek (Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan
Bulanan) berisi data antara lain :
Laporan Harian
Dalam laporan harian ini berisikan semua peristiwa yang berhubungan dengan pekerjaan
pada hari tersebut, diantaranya :
Halaman 40 dari 59
Hal hal yang mempengaruhi pekerjaan, misalnya hujan, gangguan listrik dan lain
lain.
Laporan Mingguan
Laporan mingguan berisikan rekapan penggunaan
material
yang
telah
terealisasi
dalam
seminggu
Bobot pekerjaan
Laporan Bulanan
Pada setiap akhir bulan dibuat
evaluasi
kemajuan
pekerjaan
laporan
mingguan.
berdasarkan
karena
gangguan
As Build Drawing
Pengukuran akhir untuk As Build Drawing ( ABD ), serta Final Kuantitas.
Pekerjaan Dokumentasi
Sebelum memulai suatu pekerjaan harus diambil foto 0% (Nol persennya) begitu juga
setelah pekerjaan tersebut sudah mencapai 50% harus diambil data foto (foto
dokumentasi) Dan setelah pekerjaan dianggap mencapai 100% olek Pemilik Proyek juga
harus ada data dokumentasinya berupa foto selain laporan tertulis.
Halaman 42 dari 59
Halaman 43 dari 59
XI.
Format Dokumentasi
Setelah semua pekerjaan selesai seratus persen Pihak Kontraktor harus memelihara hasil
pekerjaan tersebut selama masa pemeliharaan yang ditetapkan dalam Kontrak, jika terjadi
kerusakan pada masa pemeliharaan pihak Kontraktor harus memperbaiki kerusakan tersebut.
Barak Kerja, Base Camp, Gudang dan lain-lain harus dibongkar setelah semua pekerjaan fisik
(kecuali demobilisasi) yang tertuang dalam Kontrak dianggap selesai seratus persen.
Pekerjaan terakhir yang tentunya termasuk dalam Kontrak adalah Demobilisasi, semua
peralatan yang berada di lokasi pekerjaan termasuk semua personilnya harus dimobilisasi /
kembali.
Dari metode pelaksanaan tersebut maka dapat diperkirakan waktu pelaksanaan tiaptiap pekerjaan
dan item item pekerjaan mana saja yang pelaksanaannya dapat dilaksanakan secara bersamaan
untuk kemudian dapat dibuat time schedule proyek secara keseluruhan yang se-efisien mungkin
sehingga tuntutan pekerjaan dapat terpenuhi khususnya mengenai ketepatan waktu.
Demikianlah uraian secara garis besar yang dapat kami sampaikan sebagai usulan tentang
pekerjaan-pekerjaan yang terlingkup dalam paket ini. Metode pelaksanaan yang lebih detail akan
dibuat setelah kami ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan ini, yang akan kami sajikan sebelum
pelaksanaan di lapangan. Tentu saja di dalam pelaksanaannya nanti dapat timbul ide-ide baru, yang
Halaman 44 dari 59
disesuaikan dengan dokumen dan gambar-gambar dalam tender. Semoga uraian ini dapat
memberikan gambaran yang cukup tentang langkah-langkah dalam pelaksanaan proyek ini.
....................
Direktur
Halaman 45 dari 59
Halaman 46 dari 59
Network Planning dan Flow Chart Pekerjaan Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
1.
Persiapan
Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing) kepada Direksi
Pekerjaan.
Cek kondisi/keadaan existing terhadap kemungkinan adanya pipa-pipa air, kabel
listrik, kabel telpon dll.
Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang
telah dilakukan.
Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada
perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan.
2.
Cek kondisi existing lahan/tanah yang akan digali. Pasang Patok-patok batas galian
dan penggalian yang akan dilaksanakan.
Buatkan titik pemantauan kelongsoran dan tempatkan pada daerah yang benar-benar
aman. Sehingga apabila terjadi pergerakan bidang galian dapat segera diketahui.
Serahkan Gambar Detil seluruh struktur sementara yang diusulkkan atau yang
diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong (shoring), pengaku (bracing),
cofferdam dan dinding penahan rembesan (cutoff wall).
Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan menjaga keselamatan pekerja, maka galian
yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1 meter.
Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang
cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya.
Galian terbuka pada lokasi jalur lalu-lintas maupun lokasi bahu jalan, harus diberi
rambu tambahan pada malam hari berupa Drum/penghalang (barikade) yang dicat
putih beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan pengguna jalan.
Siapkan Pompa air utk dewatering pada penggalian tanah dibawah elevasi muka air
tanah.
Penggalian
Penggalian tanah dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan mencakup pembuangan
material/bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata,
beton, pasangan batu, bahan organik dan bahan perkerasan lama yang sudah tidak
dipakai lagi.
Penggalian tanah dilakukan dengan alat berat yaitu Excavator untuk daerah galian
tanah yang dalam. Sedang untuk galian yang bersifat pemotongan tanah, lebih baik
dilakukan dengan menggunakan Bulldozer atau Motor Grader. Untuk lahan/daerah
yang tidak bisa dijangkau oleh alat berat (Excavator/Bulldozer/Motor Grader), lakukan
penggalian secara manual.
Muat hasil galian ke atas Dump Truck, angkut dan buang hasil galian tersebut keluar
area/lokasi kerja.
Lakukan penggalian dan pembuangan secara berulang, sampai batas galian dan elevasi
yang sudah ditentukan.
Pada permukaan galian/pemotongan harus dibersihkan dari segala bahan yang lepas
yang akan menjadi berbahaya setelah pekerjaan selesai.
Cek apakah hasil akhir galian sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Tidak ada material terlepas seperti batu pada permukaan hasil galian pada hasil
akhirnya.
Perbaikan
Jika hasil galian/pemotongan belum sesuai dengan elevasi yang direncanakan, lakukan
penggalian ulang sehingga elevasi hasil galian sesuai dengan rencana.
Jangan membebani tepi galian dengan penumpukan tanah galian maupun material
lainnya.
1
MULAI
2
PERSIAPAN PEKERJAAN
GALIAN
3
PENGGALIAN
5
PERAPIAN & PERATAAN
3.
6
PERMINTAAN
PEMERIKSAAN
Tidak
7
PERBAIKAN
CEK
SESUAI ?
Ya
SELESAI
SELESAI
4.
5.
6.
Halaman 47 dari 59
Network Planning dan Flow Chart Pekerjaan Koker, Ukuran dalam 100 - 100 cm
1. Persiapan
1
MULAI
2
ALAT PRODUKSI, TENAGA
KERJA, MATERIAL
TIDAK
CEK
SESUAI ?
YA
3
ACUAN
(FORMWORK)
PENOPANG
(SUPPORTING)
YA
PEMBESIAN
5
TIDAK
PEMERI
KSAAN
CAMPU
RAN
CEK
SESUAI ?
TIDAK
CEK
SESUAI ?
YA
TATA LETAK
Siapkan Material dan cek jumlah ketersediaannya (material yang lolos uji
mutu dari laboratorium).
Jumlah material (agregat, semen, pasir dan air) mencukupi untuk
produksi yang direncanakan.
Cara penyimpanan memadai, dan tidak ada pencampuran yang
signifikan antara material satu dengan yang lainnya.
Semen disimpan dengan baik, diberi alas dan pelindung
Halaman 48 dari 59
A
1
PERSIAPAN
Tdk
PERBAIKAN
CEK
SESUAI ?
Ya
PENYIRAMAN
FORM WORK
4
TOLAK
DIBUANG
Tdk
PEMERIKSAAN
CAMPURAN
CEK
SESUAI ?
Ya
5
PENGECORAN
6
PEMADATAN
7
PENGHENTIAN
PENGECORAN
INFORMASI
KESIAPAN
PEMBUATAN
CAMPURAN
Halaman 49 dari 59
3.3. Pengecoran
Jika pengecoran pada tulangan rapat dan horizontal, tebal pengecoran tidak lebih dari 15 cm
Pengecoran harus diupayakan tidak didrop dari ketinggian lebih dari 150 cm
Pastikan waktu pengiriman sejak campuran terakhir dengan semen hingga lokasi tidak lebih
dari 60 menit.
Jika ada penumpahan campuran > 150 cm, digunakan talang dengan memasang lidah
penghalang berselang-seling agar beton meluncur tidak segregasi
Pengecoran harus menerus sehingga beton yang masih plastis dapat menyatu dengan
campuran beton yang baru
Pengecoran harus menerus sampai pekerjaan selesai atau sampai sambungan konstruksi yang
direncanakan
3.4. Pemadatan
B
1
PENGAMATAN
PENGECORAN
Tdk
CEK
SELESAI
PERMINTAAN
PENAMBAHAN
Ya
3
PERATAAN
4
PERAWATAN
Pada permukaan yang luas, perataan harus ditempatkan dudukan untuk panduan elevasi
yang digunakan untuk perataan
Pengecekan kerataan dilakukan dengan menggunakan straightedge (mistar lurus) pada saat
beton masih plastis
Setiap bagian yang menunjukkan kerataan di luar toleransi yang dipersyaratkan harus
ditambah dan diratakan dengan adukan baru sehingga rata
Ratakan dengan sapuan pada saat beton masih setengah basah hingga rata
Perataan tidak boleh licin, harus sedikit kasar tapi merata
Pastikan penghentian pengecoran berada pada tempat yang telah ditetapkan atau
Pengecoran berhenti saat pekerjaan telah selesai
Sambungan konstruksi bidang horizontal dibuat sedemikian rupa membentuk sudut 45, dan
dibuat kasar
Sambungan konstruksi bidang vertikal diberi takikan dan dibentuk kasar.
4. PERAWATAN BETON
PEMBONGKARAN
ACUAN
6
PEKERJAAN
PERMUKAAN
SELESAI
5. PEMBONGKARAN ACUAN
Pembongkaran acuan pada dinding tipis, kolom tipis atau sejenis hanya dapat dibongkar
bilamana setelah berusia lebih dari 30 jam setelah pengecoran
Cetakan pada konstruksi yang ditopang perancah dan penopang di bawah pelat, balok,
struktur busur hanya dapat dibongkar bila pengujian telah mencapai sedikitnya 85%
Pembongkaran acuan untuk ornamen, sandaran, dinding pemisah dan permukaan terekspos
dibongkar minimal 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam
Pastikan pembongkaran dilakukan dengan urutan yang benar dari bagian luar konstruksi
acuan menuju ke dalam
6. PERMUKAAN BETON
Perangkat kawat/logam untuk pemegang cetakan dan cetakan yang melewati badan beton
harus dipotong minimal 2,5 cm di bawah permukaan beton
Pastikan tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya akibat sambungan cetakan dibersihkan
Kerusakan minor harus segera dirapihkan dengan penambalan
Perbaikan lubang keropos harus meliputi tindakan
Membuat pahatan tegak lurus
Membasahi dan memberi acian (semen air) pada permukaan lubang
Mengisi dengan adukan 1:2 (Semen:pasir) yang dibuat 30 menit sebelumnya, dengan
dibiarkan menyusut sebelumnya
Halaman 50 dari 59
1
MULAI
2
PERSIAPAN PEKERJAAN
GALIAN
7.
3
PENGGALIAN
5
PERAPIAN & PERATAAN
6
PERMINTAAN
PEMERIKSAAN
Tidak
7
PERBAIKAN
Persiapan
Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing) kepada Direksi
Pekerjaan.
Cek kondisi/keadaan existing terhadap kemungkinan adanya pipa-pipa air, kabel
listrik, kabel telpon dll.
Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang
telah dilakukan.
Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada
perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan.
CEK
SESUAI ?
Ya
SELESAI
SELESAI
Cek kondisi existing lahan/tanah yang akan digali. Pasang Patok-patok batas galian
dan penggalian yang akan dilaksanakan.
Buatkan titik pemantauan kelongsoran dan tempatkan pada daerah yang benar-benar
aman. Sehingga apabila terjadi pergerakan bidang galian dapat segera diketahui.
Serahkan Gambar Detil seluruh struktur sementara yang diusulkkan atau yang
diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong (shoring), pengaku (bracing),
cofferdam dan dinding penahan rembesan (cutoff wall).
Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan menjaga keselamatan pekerja, maka galian
yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1 meter.
Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang
cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya.
Galian terbuka pada lokasi jalur lalu-lintas maupun lokasi bahu jalan, harus diberi
rambu tambahan pada malam hari berupa Drum/penghalang (barikade) yang dicat
putih beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan pengguna jalan.
Siapkan Pompa air utk dewatering pada penggalian tanah dibawah elevasi muka air
tanah.
8. Penggalian
Penggalian tanah dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan mencakup pembuangan
material/bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata,
beton, pasangan batu, bahan organik dan bahan perkerasan lama yang sudah tidak
dipakai lagi.
Penggalian tanah dilakukan dengan alat berat yaitu Excavator untuk daerah galian
tanah yang dalam. Sedang untuk galian yang bersifat pemotongan tanah, lebih baik
dilakukan dengan menggunakan Bulldozer atau Motor Grader. Untuk lahan/daerah
yang tidak bisa dijangkau oleh alat berat (Excavator/Bulldozer/Motor Grader), lakukan
penggalian secara manual.
Muat hasil galian ke atas Dump Truck, angkut dan buang hasil galian tersebut keluar
area/lokasi kerja.
Lakukan penggalian dan pembuangan secara berulang, sampai batas galian dan elevasi
yang sudah ditentukan.
Pada permukaan galian/pemotongan harus dibersihkan dari segala bahan yang lepas
yang akan menjadi berbahaya setelah pekerjaan selesai.
Cek apakah hasil akhir galian sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Tidak ada material terlepas seperti batu pada permukaan hasil galian pada hasil
akhirnya.
11. Perbaikan
Jika hasil galian/pemotongan belum sesuai dengan elevasi yang direncanakan, lakukan
penggalian ulang sehingga elevasi hasil galian sesuai dengan rencana.
Jangan membebani tepi galian dengan penumpukan tanah galian maupun material
lainnya.
Halaman 51 dari 59
MULAI
1.
Persiapan
Sebelum dimulai pekerjaan timbunan biasa/pilihan,
permukaan yang akan digelar harus dibersihkan dari
kotoran dan telah mendapat persetujuan dari direksi.
2.
Pengangkutan
Material Timbunan Biasa/Pilihan yang telah disetujui
direksi (sesuai hasil pengetesan laboratorium yang
ditunjuk) dibawa ke lapangan menggunakan Dump
Truck dan ditimbun sesuai dengan lokasi dan jarak
tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan lapangan.
Penumpukan material diatur sedemikian rupa, tidak
terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan
dilaksanakan merata sehingga mempermudah dalam
penghamparan nanti.
3.
Penghamparan
Material
Timbunan
Biasa/Pilihan
dihampar
menggunakan motor grader atau menggunakan
tenaga manusia dengan pengki dan cangkul sesuai
ketebalan yang disyaratkan dalam spesifikasi sambil
dijaga agar tidak terjadi pemisahan antara partikelpartikel aggregat halus dan kasar.
4.
Pemadatan
Segera setelah penghamparan akhir terbentuk maka
setiap lapisan harus dipadatkan memakai Vibrator
Roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan
perkerasan. Pekerjaan pemadatan dimulai dari
sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan secara lambat
menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang dan
diusahakan terus berlangsung tanpa berhenti sampai
seluruh permukaan selesai digilas. Pada bagianbagian yang diberi super elevasi, penggilasan dimulai
dari bagian yang paling rendah dan dilanjutkan
kearah bagian sisi yang tinggi. Bila suatu tempat,
karena sesuatu hal belum rata maka segera ditambah
material dengan cara ditebar saja dengan pengki
sampai permukaan rata sesuai dengan rencana.
Pada daerah-daerah yang tidak bisa dipadatkan
dengan Vibrator Roller, dapat dipadatkan dengan alat
pemadat tangan (stamper)/Baby Vibrating Roller
secara bertahap dengan ketebalan lapisan maksimum
8-10 cm. Secara visual pemadatan dianggap cukup
apabila lapisan sudah tidak bergerak lagi.
5.
Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu terhadap bahan bahwa tiap
material harus diperiksa dan memenuhi persyaratan
yang ditentukan (spesifikasi) dan setiap volume
tertentu menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis
field test untuk mengetahui CBR yang dicapai setelah
pemadatan. Bahan Timbunan yang akan digunakan
harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penghamparan dan pemadatan
sedangkan peralatan yang diperlukan antara lain
Dump Truck, motor grader dan vibro roller.
Tidak
Menguji Sifat
Material PI,
OMC,CBR
Lab. dsb
Ya
Percobaan Penghamparan
Penghamparan
Pemadatan
Test Sand
Cone di Site
&
Pengukuran
Tidak
Ya
SELESAI
Halaman 52 dari 59
1. Persiapan
1
MULAI
2
ALAT PRODUKSI, TENAGA
KERJA, MATERIAL
TIDAK
CEK
SESUAI ?
YA
3
ACUAN
(FORMWORK)
PENOPANG
(SUPPORTING)
YA
PEMBESIAN
5
TIDAK
PEMERI
KSAAN
CAMPU
RAN
CEK
SESUAI ?
TIDAK
CEK
SESUAI ?
YA
TATA LETAK
Siapkan Material dan cek jumlah ketersediaannya (material yang lolos uji
mutu dari laboratorium).
Jumlah material (agregat, semen, pasir dan air) mencukupi untuk
produksi yang direncanakan.
Cara penyimpanan memadai, dan tidak ada pencampuran yang
signifikan antara material satu dengan yang lainnya.
Semen disimpan dengan baik, diberi alas dan pelindung
Halaman 53 dari 59
A
1
PERSIAPAN
Tdk
PERBAIKAN
CEK
SESUAI ?
Ya
PENYIRAMAN
FORM WORK
4
TOLAK
DIBUANG
Tdk
PEMERIKSAAN
CAMPURAN
CEK
SESUAI ?
Ya
5
PENGECORAN
6
PEMADATAN
7
PENGHENTIAN
PENGECORAN
INFORMASI
KESIAPAN
PEMBUATAN
CAMPURAN
Halaman 54 dari 59
3.3. Pengecoran
Jika pengecoran pada tulangan rapat dan horizontal, tebal pengecoran tidak lebih dari 15 cm
Pengecoran harus diupayakan tidak didrop dari ketinggian lebih dari 150 cm
Pastikan waktu pengiriman sejak campuran terakhir dengan semen hingga lokasi tidak lebih
dari 60 menit.
Jika ada penumpahan campuran > 150 cm, digunakan talang dengan memasang lidah
penghalang berselang-seling agar beton meluncur tidak segregasi
Pengecoran harus menerus sehingga beton yang masih plastis dapat menyatu dengan
campuran beton yang baru
Pengecoran harus menerus sampai pekerjaan selesai atau sampai sambungan konstruksi yang
direncanakan
3.4. Pemadatan
B
1
PENGAMATAN
PENGECORAN
Tdk
CEK
SELESAI
PERMINTAAN
PENAMBAHAN
Ya
3
PERATAAN
4
PERAWATAN
Pada permukaan yang luas, perataan harus ditempatkan dudukan untuk panduan elevasi
yang digunakan untuk perataan
Pengecekan kerataan dilakukan dengan menggunakan straightedge (mistar lurus) pada saat
beton masih plastis
Setiap bagian yang menunjukkan kerataan di luar toleransi yang dipersyaratkan harus
ditambah dan diratakan dengan adukan baru sehingga rata
Ratakan dengan sapuan pada saat beton masih setengah basah hingga rata
Perataan tidak boleh licin, harus sedikit kasar tapi merata
Pastikan penghentian pengecoran berada pada tempat yang telah ditetapkan atau
Pengecoran berhenti saat pekerjaan telah selesai
Sambungan konstruksi bidang horizontal dibuat sedemikian rupa membentuk sudut 45, dan
dibuat kasar
Sambungan konstruksi bidang vertikal diberi takikan dan dibentuk kasar.
4. PERAWATAN BETON
PEMBONGKARAN
ACUAN
6
PEKERJAAN
PERMUKAAN
SELESAI
5. PEMBONGKARAN ACUAN
Pembongkaran acuan pada dinding tipis, kolom tipis atau sejenis hanya dapat dibongkar
bilamana setelah berusia lebih dari 30 jam setelah pengecoran
Cetakan pada konstruksi yang ditopang perancah dan penopang di bawah pelat, balok,
struktur busur hanya dapat dibongkar bila pengujian telah mencapai sedikitnya 85%
Pembongkaran acuan untuk ornamen, sandaran, dinding pemisah dan permukaan terekspos
dibongkar minimal 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam
Pastikan pembongkaran dilakukan dengan urutan yang benar dari bagian luar konstruksi
acuan menuju ke dalam
6. PERMUKAAN BETON
Perangkat kawat/logam untuk pemegang cetakan dan cetakan yang melewati badan beton
harus dipotong minimal 2,5 cm di bawah permukaan beton
Pastikan tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya akibat sambungan cetakan dibersihkan
Kerusakan minor harus segera dirapihkan dengan penambalan
Perbaikan lubang keropos harus meliputi tindakan
Membuat pahatan tegak lurus
Membasahi dan memberi acian (semen air) pada permukaan lubang
Mengisi dengan adukan 1:2 (Semen:pasir) yang dibuat 30 menit sebelumnya, dengan
dibiarkan menyusut sebelumnya
Halaman 55 dari 59
1
MULAI
2
PENYIAPAN
FORMASI
PENGHAMPARAN
3
PENGHAMPARAN
4
PEMADATAN
PEMERIKSAAN
Tdk
Amati material memiliki kadar air dalam batas rentang -3% dan +1% dari kadar air optimum
Pastikan penggelaran dan penebaran tidak menyebabkan segregasi, perbaiki jika terjadi ganti dengan
material yang bergradasi baik
Tidak ada penebaran dengan tebal lapisan lebih dari 20 cm padat.
Jika ketebalan rencana > dari 20 cm, maka harus dihampar 2(dua) kali dengan ketebalan yang sama
Pastikan tebal hamparan sedikitnya 2(dua) kali ukuran maksimum agregat.
Amati penghamparan, pastikan bahwa penebaran akan menghasil kan ketinggian material padat
yang tidak kurang dari elevasi rencana (gunakan referensi blue topping).
4. Pemadatan
CEK
SESUAI ? Ya
PERBAIKAN
Cek kerusakan bagian yang akan menjadi dasar penghamparan telah diperbaiki (jika diatas bahu
atau jalan lama)
Permukaan jalan lama digaruk/dialur untuk mendapatkan efek tahan geser
Jika ditebar iatas permukaan tanah dasar, maka lapisan ini harus memenuhi ketentuan kepadatan
100% utk lapisan s/d 30 cm, an 95% untuk lapisan 30 cm dibawah permukaan
3. Penghamparan
8
PERMINTAAN
PENGUJIAN
5. Pemeriksaan
SELESAI
Pemadatan dilakukan hingga dicapai 100% kepadatan kering maksi mum modifikasi (SNI 03-17431989) metode D.
Pemadatan pada rentang kadar air -3% dan +1% dari kadar air maksimum
Pastikan pemadatan dilakukan dimulai dari tepi dan berakhir pada sumbu jalan, Pada superelevasi
penggilasan bergerak dari arah tepi rendah menuju kearah yang lebih tinggi
Pada penggilasan akhir (finishing), dapat dilakukan pergantian dgn Mesin Gilas Roda Karet, jika
Roda baja menyebabkan kerusakan atau degradasi pada LPA
Pastikan dilakukan pengecekan kerataan dengan menggunakan straight edge 3,0m, dengan batas
penyimpangan 1,0 cm.
Jika terjadi penyimpangan, lakukan perbaikan, sesuai langkah 7.
Lakukan koordinasi dengan bagian pengukuran untuk melakukan pengendalian dan perbaikan
pengukuran saat proses.
Lakukan proof rolling dengan menggunakan truk dengan beban gandar sarat, 10 ton.
Pastikan dilakukan pengecekan permukaan akhir LPA (finished Base atau Sub Base) dengan alat
ukur.
6. Cek kesesuaian
7. Perbaikan
LPA yang memiliki kerataan dan ketebalan yang tidak memenuhi syarat, diperbaiki dengan cara
dibongkar diganti material dan diproses kembali
LPA yang diketahui memiliki kadar air yg kurang saat pemadatan, harus digaru diberi tambahan air
dengan penyemprotan dan diproses ulang
LPA yang diketahui memiliki kadar air yg kurang berlebih saat pemadatan, harus digaru berulang
ulang hingga diperoleh kadar air yang tepat lalu diproses ulang pemadatannya
Perbaikan karena tidak terpenuhinya sifat bahan dan kepadatan harus diperbaiki meliputi tindakan
penggaruan, penggantian bahan, penyesuaian kadar air, pembuangan atau penambahan tebal.
8. Pengujian
Ajukan permintaan pengujian jika pekerjaan memenuhi ketentuan ketentuan yang dipersyaratkan.
Halaman 56 dari 59
1. Persiapan
1
MULAI
2
ALAT PRODUKSI, TENAGA
KERJA, MATERIAL
TIDAK
CEK
SESUAI ?
YA
3
ACUAN
(FORMWORK)
PENOPANG
(SUPPORTING)
YA
PEMBESIAN
5
TIDAK
PEMERI
KSAAN
CAMPU
RAN
CEK
SESUAI ?
TIDAK
CEK
SESUAI ?
YA
TATA LETAK
Siapkan Material dan cek jumlah ketersediaannya (material yang lolos uji
mutu dari laboratorium).
Jumlah material (agregat, semen, pasir dan air) mencukupi untuk
produksi yang direncanakan.
Cara penyimpanan memadai, dan tidak ada pencampuran yang
signifikan antara material satu dengan yang lainnya.
Semen disimpan dengan baik, diberi alas dan pelindung
Halaman 57 dari 59
A
1
PERSIAPAN
Tdk
PERBAIKAN
CEK
SESUAI ?
Ya
PENYIRAMAN
FORM WORK
4
TOLAK
DIBUANG
Tdk
PEMERIKSAAN
CAMPURAN
CEK
SESUAI ?
Ya
5
PENGECORAN
6
PEMADATAN
7
PENGHENTIAN
PENGECORAN
INFORMASI
KESIAPAN
PEMBUATAN
CAMPURAN
Halaman 58 dari 59
3.3. Pengecoran
Jika pengecoran pada tulangan rapat dan horizontal, tebal pengecoran tidak lebih dari 15 cm
Pengecoran harus diupayakan tidak didrop dari ketinggian lebih dari 150 cm
Pastikan waktu pengiriman sejak campuran terakhir dengan semen hingga lokasi tidak lebih
dari 60 menit.
Jika ada penumpahan campuran > 150 cm, digunakan talang dengan memasang lidah
penghalang berselang-seling agar beton meluncur tidak segregasi
Pengecoran harus menerus sehingga beton yang masih plastis dapat menyatu dengan
campuran beton yang baru
Pengecoran harus menerus sampai pekerjaan selesai atau sampai sambungan konstruksi yang
direncanakan
3.4. Pemadatan
B
1
PENGAMATAN
PENGECORAN
Tdk
CEK
SELESAI
PERMINTAAN
PENAMBAHAN
Ya
3
PERATAAN
4
PERAWATAN
Pada permukaan yang luas, perataan harus ditempatkan dudukan untuk panduan elevasi
yang digunakan untuk perataan
Pengecekan kerataan dilakukan dengan menggunakan straightedge (mistar lurus) pada saat
beton masih plastis
Setiap bagian yang menunjukkan kerataan di luar toleransi yang dipersyaratkan harus
ditambah dan diratakan dengan adukan baru sehingga rata
Ratakan dengan sapuan pada saat beton masih setengah basah hingga rata
Perataan tidak boleh licin, harus sedikit kasar tapi merata
Pastikan penghentian pengecoran berada pada tempat yang telah ditetapkan atau
Pengecoran berhenti saat pekerjaan telah selesai
Sambungan konstruksi bidang horizontal dibuat sedemikian rupa membentuk sudut 45, dan
dibuat kasar
Sambungan konstruksi bidang vertikal diberi takikan dan dibentuk kasar.
4. PERAWATAN BETON
PEMBONGKARAN
ACUAN
6
PEKERJAAN
PERMUKAAN
SELESAI
5. PEMBONGKARAN ACUAN
Pembongkaran acuan pada dinding tipis, kolom tipis atau sejenis hanya dapat dibongkar
bilamana setelah berusia lebih dari 30 jam setelah pengecoran
Cetakan pada konstruksi yang ditopang perancah dan penopang di bawah pelat, balok,
struktur busur hanya dapat dibongkar bila pengujian telah mencapai sedikitnya 85%
Pembongkaran acuan untuk ornamen, sandaran, dinding pemisah dan permukaan terekspos
dibongkar minimal 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam
Pastikan pembongkaran dilakukan dengan urutan yang benar dari bagian luar konstruksi
acuan menuju ke dalam
6. PERMUKAAN BETON
Perangkat kawat/logam untuk pemegang cetakan dan cetakan yang melewati badan beton
harus dipotong minimal 2,5 cm di bawah permukaan beton
Pastikan tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya akibat sambungan cetakan dibersihkan
Kerusakan minor harus segera dirapihkan dengan penambalan
Perbaikan lubang keropos harus meliputi tindakan
Membuat pahatan tegak lurus
Membasahi dan memberi acian (semen air) pada permukaan lubang
Mengisi dengan adukan 1:2 (Semen:pasir) yang dibuat 30 menit sebelumnya, dengan
dibiarkan menyusut sebelumnya
Halaman 59 dari 59