Anda di halaman 1dari 59

METODE PELAKSANAAN

I.

INFORMASI PENGADAAN
1.

Nama Kegiatan

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL


EKONOMI WILAYAH ( PISEW )

2.

Nama Paket

PEMBANGUNAN JALAN RABAT BETON DESA


SUNGAI SINTANG

II.

3. Lokasi

KECAMATAN KAYAN HILIR

4. Tahun Anggaran

2016

LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan PEMBANGUNAN JALAN RABAT BETON DESA SUNGAI SINTANG ini
meliputi :
1.

2.

3.

PEKERJAAN PENDAHULUAN :
a.

Pengukuran Dan Pematokan

b.

Mobilisasi & Demobilisasi

c.

Papan Nama Proyek

PEKERJAAN JALAN RABAT BETON :


a.

Pembersihan lokasi dan Perataan

b.

Pek. Urugan pasir alas

c.

Pek. Bekisting (Termasuk Papan Sekat Per 3 M )

d.

Pek. Pengecoran Beton K-175 (dengan concrete mixer)

e.

Pek.Timbunan Bahu Jalan Tanah Setempat

JEMBATAN KOMPOSIT P = 7 M :
a.

Pembersihan Lokasi

b.

Pekerjaan Kayu
1. Tiang Tongkat 15/15 Kayu Belian
2. Keep 9/9 Kayu Belian
3. Gelegar 15/15 Kayu Belian
4. Laci 4/8 Kayu Belian
5. Membuat pen dan lubang
6. Menumbuk tiang tongkat
Halaman 1 dari 59

7. Baut
8. Balok Air 9/9 Kayu Belian
9. Selempang 9/9 Kayu Belian
10. Papan Bendung Belian 2/15
c.

Pekerjaan Beton
1. Pek. Pembesian
2. Pek. Bekisting
3. Pek. Pengecoran Beton K-175 (dengan concrete mixer)

4.

TITIAN KAYU :
a.

Pembersihan Lokasi

b.

Pekerjaan Kayu :
1. Tiang Tongkat 9/9 Kayu Belian
2. Keep 9/9 Kayu Belian
3. Gelegar 9/9 Kayu Belian
4. Laci 4/8 Kayu Belian
5. Membuat pen dan lubang
6. Menumbuk tiang tongkat
7. Baut

5.

Pekerjaan Lantai :
a.

6.

III.

Lantai Kayu Klas I

PEKERJAAN GORONG-GORONG BUIS BETON :


a.

Pek.Galian Tanah

b.

Pek. Pemasangan Gorong-gorong

c.

Pek.Timbunan dan Pemadatan

d.

Pek.Pengecoran Beton K-100 ( Tutup Atas dan Lening )

MANAJEMEN PROYEK
Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi di dalam manajemen proyek tergantung pada dua
faktor utama yaitu : sumber daya dan fungsi manajemen. Sumber daya terdiri dari manusia,
uang, peralatan, dan material, sedangkan fungsi manajemen dimaksudkan sebagai kegiatankegiatan yang dapat mengarahkan atau mengendalikan sekelompok orang yang tergabung
dalam suatu kerja sama untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dalam
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi, kegiatan yang dilakukan oleh sumber daya manusia,
ditunjang dengan uang, material dan peralatan, perlu ditata melalui fungsi-fungsi manajemen
dalam batas waktu yang disediakan sehingga memenuhi prinsip efisiensi dan efektivitas.

Halaman 2 dari 59

III.1.

Sumber Daya
III.1.1.

Manusia
Pada Pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga
yang berkompeten dari CV. PANDU PRATAMA yang telah berpengalaman
dalam penanganan proyek-proyek sejenis, untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua pihak terkait.
1)

Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek di lapangan dikelola oleh suatu tim manajemen
yang dipimpin Project Manager yang dalam pelaksanaannya sehari-hari
dibantu oleh tenaga Ahli antara lain Site Manager, Safety Engineer,
Tenaga Surveyor dan beberapa tenaga staf serta tenaga pelaksana
lapangan yang mempunyai kompetensi di bidangnya masing-masing.
Project Manager memimpin seluruh kegiatan di proyek, baik di bidang
administrasi kontrak, teknik, keuangan, maupun kegiatan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.

Untuk masalah teknik/engineering dan quality control, Project


Manager dibantu oleh Site Manager beserta stafnya.

Urusan keuangan, administrasi umum, dan personalia, dibantu oleh


Bagian Personalia dan Keuangan beserta stafnya.

Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan


Peralatan.

Dengan pengelolaan manajemen proyek diusahakan adanya kerjasama


yang baik dengan pihak-pihak terkait, dengan harapan pelaksanaan
proyek dapat berjalan dengan baik sesuai rencana yang dipersyaratkan.
2)

Sub Kontraktor
Dalam pelaksanaan proyek ini, Kontraktor Utama akan dibantu oleh Sub
Kontraktor yang akan ditentukan kemudian untuk Item Pekerjaan
Minor.

III.1.2.

Uang
Uang merupakan sumber daya sangat penting dalam manajemen proyek.
Ketidakcukupan

uang,

sulit

untuk

mengharapkan

penyelenggaraan

manajemen proyek sesuai dengan ikatan kontrak yang disepakati antara


para pihak yang menandatangani perjanjian kontrak. Seluruh kegiatan
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi pada seluruh kelompok yang terlibat,
memerlukan biaya yang besarnya telah disepakati di dalam surat perjanjian
Halaman 3 dari 59

kontrak. Jika terjadi ketidaksepakatan (dispute) dalam pelaksanaan


pekerjaan, biasanya berdampak pada nilai uang yang harus disepakati,
dokumen kontrak telah mengatur tata cara penyelesaian hukum yang harus
ditempuh.
Uang sangat penting karena seluruh kegiatan pekerjaan konstruksi
memerlukan pembiayaan, menyangkut : rekruitmen manusia (tenaga kerja);
penggunaan jasa tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga terampil, tenaga non skill);
penggunaan peralatan (alat-alat berat maupun alat-alat laboratorium);
pembelian bahan dan material, pengolahan bahan dan material, baik bagi
kelompok pengguna jasa maupun penyedia jasa. Jadi pengertian uang di
dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi (civil works).
Untuk itu CV. PANDU PRATAMA telah didukung keuangannya oleh salah
satu perbankan dalam melaksanakan kegiatan ini dengan lampiran
dukungan bank.
III.1.3.

Peralatan
Peralatan dalam pekerjaan konstruksi diartikan sebagai alat lapangan (alat
berat), peralatan laboratorium, peralatan kantor (misalnya computer), dan
peralatan lainnya. Dengan menggunakan peralatan yang sesuai sasaran
pekerjaan dapat dicapai dengan ketepatan waktu yang lebih akurat, serta
memenuhi spesifikasi teknis yang telah dipersyaratkan.
a.

Alat Berat
Jenis peralatan dengan variasi kapasitas dan kegunaannya dapat
digunakan untuk pekerjaan konstruksi ini sesuai fungsinya.
Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus sesuai dengan kebutuhan
ditinjau dari jenis, jumlah, kapasitas maupun waktu yang tersedia.
Demikian pula cara penggunaannya,

harus mengikuti prosedur

pengoperasian dan perawatannya, sesuai dengan fungsi masing-masing


peralatan.
b.

Alat Laboratorium
Peralatan

laboratorium

diperlukan

dalam

rangka

melakukan

pengawasan dan pengendalian mutu atas pekerjaan konstruksi yang


dilaksanakan oleh kontraktor.
Agar pekerjaan berjalan sesuai yang diinginkan CV. PANDU PRATAMA
telah menyiapkan peralatan yang akan digunakan dan mampu menyediakan
peralatan yang diperlukan dalam kegiatan ini.

Halaman 4 dari 59

III.1.4.

Bahan
Bahan diartikan sebagai bahan baku natural maupun melalui pengolahan,
dan setelah diproses ditetapkan menjadi item pekerjaan sebagaimana
dituangkan di dalam dokumen kontrak. Bahan baku (tanah, batu, aspal,
semen, pasir, besi beton, dll.) dan bahan olahan (agregat, adukan beton, pofil
baja dll.) merupakan sumber daya yang harus diperhitungkan secara cermat,
karena pengaruhnya di dalam perhitungan biaya pekerjaan konstruksi
sangat besar. Oleh karena itu lokasi bahan baku perlu secara cermat
ditetapkan berdasar jarak dan volume yang tersedia, memenuhi syarat
menjadi bahan olahan.
Survai untuk mendapatkan informasi lokasi bahan baku perlu dilakukan,
guna mendapatkan data akurat sebagai masukan bagi kami selaku
kontraktor dalam menyiapkan penawaran, maupun pada tahap pelaksanaan
pekerjaan.

III.2.

Fungsi Manajemen
Untuk melaksanakan manajemen, seorang pada posisi pimpinan di level manapun,
harus melakukan fungsi-fungsi manajemen. Di dalam fungsi-fungsi manajemen ada
fungsi organik yang mutlak harus dilaksanakan dan ada fungsi penunjang yang
bersifat sebagai pelengkap. Jika fungsi organik tersebut tidak dilakukan dengan baik
maka terbuka kemungkinan pencapaian sasaran menjadi gagal.
III.2.1.

Planning
Planning adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna
mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai kegiatan
yang dilakukan dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang menjadi
tanggung jawab pelaksana (kontraktor) maupun pengawas (konsultan).
Kontraktor maupun konsultan, harus mempunyai konsep planning yang
tepat untuk mencapai tujuan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing.
Pada proses planning perlu diketahui hal-hal sebagai berikut :

Permasalahan yang terkait dengan tujuan dan sumber daya yang


tersedia.

Cara mencapai tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya


yang tersedia.

Penerjemahan rencana kedalam program-program kegiatan yang


kongkrit.
Halaman 5 dari 59

Penetapan jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan


dan sasaran, (seluruh tahap: -proses pengadaan, -pelaksanaan dan
pengawasan konstruksi; dan FHO).

III.2.2.

Organizing
Organizing (pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas
suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang, dipimpin oleh
pimpinan kelompok dalam suatu wadah organisasi. Wadah organisasi ini
menggambarkan hubungan-hubungan struktural dan fungsional yang
diperlukan untuk menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun data.
Dalam proses manajemen, organisasi digunakan sebagai alat untuk :

menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.

membantu

pimpinannya

dalam

menggerakkan

fungsi-fungsi

manajemen.

mempersatukan pemikiran dari satuan organisasi yang lebih kecil yang


berada di dalam kordinasinya.

Dalam fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan


struktural maupun fungsional yang secara konsisten harus dijalankan.
Koordinasi dapat dilakukan melalui mekanisme :

koordinasi vertikal (menggambarkan fungsi komando),

koordinasi horizontal (menggambarkan interaksi satu level); dan

koordinasi diagonal (menggambarkan interaksi berbeda level tapi di


luar fungsi komando).

Koordinasi diagonal apabila diintegrasikan dengan baik akan memberikan


kontribusi signifikan dalam menjalankan fungsi organizing.
III.2.3.

Actuating
Actuating diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan orang
yang tergabung dalam organisasi agar melakukan kegiatan yang telah
ditetapkan di dalam planning. Pada tahap ini diperlukan kemampuan
pimpinan kelompok untuk menggerakkan; mengarahkan; dan memberikan
motivasi kepada anggota kelompoknya untuk secara bersama-sama
memberikan kontribusi dalam menyukseskan manajemen proyek mencapai
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

III.2.4.

Controlling

Halaman 6 dari 59

Controlling diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah


dilaksanakan sesuai dengan rencana. Didalam manajemen proyek jalan atau
Jalan, controlling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan
melalui kontrak supervisi, dimana pelaksanaan pekerjaan konstruksinya
dilakukan oleh kontraktor. Project Manager berkewajiban melakukan
controlling (secara berjenjang) terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf di
bawah kendalinya yaitu Site Manager dan Ahli K3 untuk memastikan masingmasing staf sudah melakukan tugasnya dalam koridor quality assurance.
Sehingga, tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana direncanakan dapat
dipenuhi.
Ruang lingkup kegiatan controlling mencakup pengawasan atas seluruh
aspek pelaksanaan rencana, antara lain adalah:

Produk pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif

Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan

(manusia, uang ,

peralatan, bahan)

Prosedur dan cara kerjanya

Kebijaksanaan teknis yang diambil selama proses pencapaian sasaran.

Controlling harus bersifat obyektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta


tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan berbagai faktor yang
mempengaruhinya.
Rujukan untuk menilainya adalah memperbandingkan antara rencana dan
pelaksanaan, untuk memahami kemungkinan terjadinya penyimpangan.
IV.

METODA PENCAPAIAN SASARAN PROYEK


Agar sistem manajemen dapat berjalan dengan baik CV. PANDU PRATAMA telah
mengeluarkan Kebijakan Mutu untuk memberikan Jaminan Mutu terhadap proses yang
dihasilkan. Sistem manajemen tersebut di atas dalam pelaksanaannya ditunjang dengan
sarana-sarana lain, berupa perangkat lunak (software) sebagai sarana pengendali, dan
perangkat keras (hardware) sebagai sarana penunjang pelaksanaan pekerjaan.
Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas,

Project Manager sebagai Kepala Proyek

Site Manager, Ahli K3 dan serta staf inti proyek.

Tenaga operasional lapangan, meliputi : Tenaga Surveyor, Pengawas Lapangan, Mandor


Lapangan, Pelaksana Lapangan, Juru Gambar, mekanik, operator, dan supir (driver).

Pekerja (mandor, tukang, kenek, operator).


Halaman 7 dari 59

Personel yang akan ditugaskan sebagai personel inti dalam organisasi proyek, dipilih yang
telah berpengalaman dalam proyek sejenis. Sementara tenaga kerja yang terampil akan dipilih
dan didatangkan dari daerah setempat atau dari luar daerah.
V.

METODE PENGENDALIAN PROYEK


Methode pengendalian di proyek dapat dijelaskan pada skema di bawah ini:
PROYEK
Rencana Mutu terdiri
dari:
Metode Konstruksi
Instruksi Kerja
Jadwal Waktu
Pelaksanaan
Prosedur Kerja dll

PERUSAHAAN
Manual/prosedur
Administrasi
Prosedur
Organisasi
Personal
Keuangan

EKSTERNAL
Standard Peraturan
Perpres No.4 Th 2015,
Permen, Perda, dll

SUPERVISI

INPUT
Bahan
Alat
Tenaga Kerja

CONSTRUCTION
PROCESS

INSPECTION & TEST

KRITERIA SERAHTERIMA
Gambar
Spesifikasi
Back Up data

OUPUT
Produk akhir BMW
(Biaya, Mutu,Waktu)

EVALUASI

PELAPORAN +
MONITORING

Pemilihan Alat
Diusahakan pemilihan peralatan secara tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun
kapasitasnya, disesuaikan dengan kondisi lapangan dan volume pekerjaan yang akan
dilaksanakan untuk menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan, yakni tepat biaya,
tepat mutu dan tepat waktu.

Halaman 8 dari 59

Pengadaan Bahan
Pendatangan bahan - bahan dikendalikan oleh bagian logistik dengan mengikuti pada jadwal
kebutuhan material dan spesifikasi teknik.
Pengamanan (Security)
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, perusahaan menyediakan tenaga keamanan
sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal,
Pengamanan terhadap proyek pada umumnya
Pengamanan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk pencegahan dari pencurian.
Program K3
Untuk menjamin akan terlaksananya program K3 maka manajemen CV. PANDU PRATAMA
menerapkan adanya mutu pekerjaan dan pelayanan serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang dilaksanakan dan terpelihara disemua tingkatan proses sehingga dapat memberikan
jaminan yang pasti terhadap setiap bentuk jasa konstruksi yang diberikan.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 menjadi pilihan bagi terciptanya
suatu jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan kepuasan bagi perusahaan, karyawan
serta customer melalui serangkaian kegiatan proses yang terstruktur dan meningkat secara
terus menerus di semua lini di CV. PANDU PRATAMA yang menjadi standar pelaksanaan
manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja serta nantinya diharapkan penerapannya dapat
dilaksanakan dengan baik secara efektif.
VI.

KOORDINASI ANTAR DISIPLIN


Dalam proses penyelesaian secara menyeluruh, keterbatasan areal yang ada dapat saling
mempengaruhi kelancaran pelaksanaan masing-masing pekerjaan, misalnya perbaikan lantai
Jalan beton dan kelancaran lalu lintas di sekitarnya, dan lain-lain.
Disamping itu keterlibatan beberapa sub kontraktor, para mandor, sampai dengan tenaga
harian lepas, juga turut meramaikan areal kerja.
Oleh karena itu sangat diperlukan adanya koordinasi yang baik dan terpadu, untuk
menghindari terjadinya hambatan pada pelaksanaan salah satu jenis pekerjaan yang akan
mempengaruhi pekerjaan lainnya.
Untuk mengatur kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan akan dilaksanakan:

Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi lengkap diadakan seminggu sekali yang dihadiri oleh para personil inti
terkait, pelaksana lapangan, para sub kontraktor, sampai dengan para mandor, yang
berfungsi membahas dan mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, yang

Halaman 9 dari 59

menyangkut evaluasi realisasi terhadap rencana, program pelaksanaan pekerjaan yang


akan datang, dan hambatan yang dihadapi selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Program dan Scheduling.


Jadwal pelaksanaan pekerjaan akan dijabarkan secara lebih mendetail secara bulanan
maupun mingguan, yang realisasinya di lapangan akan dimonitor secara cermat untuk
mengantisipasi keterlambatan yang mungkin timbul. Pengontrolan secara menyeluruh
dituangkan dalam master schedule/bar chart yang dijadikan acuan kontrak.

VII. PROGRAM JAMINAN MUTU / QUALITY ASSURANCE


Untuk tercapainya hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu dan spesifikasi yang disyaratkan,
perlu disusun program pengendalian mutu (quality control) terhadap pelaksanaan pekerjaan
yang antara lain melakukan pengontrolan terhadap :
1. Material yang akan digunakan, dengan rencana pengetesan sesuai syarat.
2. Kualifikasi tenaga kerja yang dapat digunakan
3. Proses pelaksanaan pekerjaan dengan standar instruksi kerja untuk mencapai minimal
sesuai syarat.
4. Prosedur inspeksi dan test sebagai persyaratan kontrol mutu.
Meskipun untuk hal-hal tersebut di atas sudah ada personil yang bertanggung-jawab secara
langsung, namun tetap ada petugas khusus quality control yang mengkoordinir proses
Quality Control sesuai standar Sistim Manajeman Mutu yang prosedurnya telah diberlakukan
untuk diimplementasikan di seluruh proyek yang dilaksanakan oleh CV. PANDU
PRATAMA. Dengan manajemen mutu, team proyek akan melaksanakan semua kegiatan
sistematik dan terencana yang diterapkan sebagai bagian dari sistem mutu perusahaan untuk
menjamin bahwa proses pelaksanaan di proyek dilakukan secara terkendali dan konsisten
untuk mencapai semua sasaran dan persyaratan mutu yang diminta pada spesifikasi
pekerjaan.
Pengendalian mutu akan dapat dijalankan dengan baik karena adanya sasaran mutu yang
jelas, sumber daya manusia yang profesional dengan tanggung jawab yang jelas, organisasi
proyek yang handal, sistem dan prosedur mutu yang baku, penerapan manajemen mutu
secara konsisten dan peningkatan secara terus menerus.
VIII. PENGENDALIAN ASPEK LINGKUNGAN
Rencana pelaksanaan pekerjaan PEMBANGUNAN JALAN RABAT BETON DESA SUNGAI
SINTANG ini, akan menimbulkan dampak positif berupa peningkatan kualitas pelayanan
lalu lintas, khususnya pada ruas jalan tersebut. Pekerjaan ini juga akan memberi peningkatan
pada taraf perekonomian pada masyarakat sekitarnya.

Halaman 10 dari 59

Namun yang perlu dicermati bahwa pelaksanaan pekerjaan PEMBANGUNAN JALAN


RABAT BETON DESA SUNGAI SINTANG ini juga akan menimbulkan dampak negatif
terhadap dampak lingkungan, terutama pada saat pelaksanaan pekerjaan tersebut
berlangsung.
Perkiraan dampak yang akan terjadi saat pelaksanaan pekerjaan ini, dalam pembahasan
terbagi 2 (dua) bagian, yaitu :

Tahap Pra Konstruksi,


Komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak dari proyek pekerjaan ini
antara lain, yaitu :
-

Masyarakat pengguna jalur jalan, angkutan material dari sumber material,

Masyarakat yang menggunakan Ruang Milik Jalan (RUMIJA) untuk kegiatan mereka,
misalnya : untuk tempat tinggal, berjualan dan lain-lain, terkena pembebasan lahan
untuk konstruksi pekerjaan ini.

Tahap Konstruksi,
Sumber dampak yang akan mengakibatkan keresahan lingkungan pada tahap konstruksi,
antara lain :
-

Adanya kegiatan mobilisasi alat-alat berat untuk konstruksi, sehingga menimbulkan


dampak kemacetan lalu lintas.

Kegiatan pengiriman/pengangkutan material untuk konstruksi,

Kegiatan angkutan untuk pembuangan material,

Kebisingan akibat beroperasinya alat-alat berat,

Penurunan kualitas udara terutama akibat debu, khususnya karena adanya operasi
pengangkutan tanah ex. Galian tanah, untuk timbunan dan agregat lainnya serta gas
buang dari alat-alat konstruksi dan alat-alat pengangkutan.

Untuk meminimalisir kondisi tersebut diatas, maka CV. PANDU PRATAMA akan
melakukan upaya-upaya, antara lain :

Mengadakan penyuluhan kepada masyarakat sekitar lokasi pekerjaan dengan melibatkan


penduduk dan pejabat setempat (Camat), Lurah, RW, RT setempat, Pemilik Proyek
(Owner), Konsultan Supervisi, Konsultan Perencana dan Pelaksana proyek (Kontraktor),
kegiatan penyuluhan ini harus menjelaskan mengenai rencana/jadwal kegiatan
pelaksanaan dan memberi gambaran bagaimana typikal proyek tersebut setelah
ditangani. Pada kesempatan ini Pihak Proyek juga harus dapat menampung aspirasi
masyarakat sekitarnya yang terkena dampak lingkungan lainnya baik masa pra maupun
pasca konstruksi.

Halaman 11 dari 59

Terhadap dampak yang timbul akibat pelaksanaan pemadatan tanah, maka terutama
pada musim kering/kemarau, akan dilakukan penyiraman tanah/jalan sehingga
gangguan debu dapat diminimalkan.

Terhadap dampak yang timbul akibat kemungkinan debu, maka semua kendaraan
proyek yang membawa material keluar dan masuk kelokasi proyek harus tertutup
dengan terpal penutup.

Terhadap dampak kebisingan yang akan timbul, akan diusahakan dengan cara
menggunakan peralatan yang jalan yang membatasi kecepatan laju kendaraan saat
melewati lokasi proyek, sehingga intensitas kebisingan yang keluar dari knalpot
kendaraan angkutan dan alat berat dapat dikurangi,

Untuk mengurangi dampak meningkatnya volume lalu lintas di lokasi proyek, maka akan
dilakukan hal-hal sebagai berikut :
-

Melaksanakan koordinasi dengan pihak kepolisian, khususnya yang berkaitan


dengan pengaturan lalu lintas,

Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan konstruksi pada saat jam yang tidak sibuk,
yaitu dengan terlebih dahulu mensurvey kondisi volume lalu lintas harian rata-rata
setiap jamnya.

Melaksanakan mobilisasi alat dan bahan dengan cepat dan tepat waktu,

Mengusahakan dan mengatur penempatan bahan dilokasi proyek sedemikian rupa


sehingga tidak akan mengganggu kelancaran lalu lintas yang ada saat bongkar muat
bahan.

Terhadap

dampak

yang

timbul

karena

adanya

kemungkinan

pembongkaran/

pemindahan utilitas umum, maka akan dilakukan koordinasi dengan pihak terkait
menyangkut pemberitahuan kapan kegiatan akan dimulai, prosedur dan pengamanan
pelaksanaan.
IX.

METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI


X.

Dalam melaksanakan konstruksi untuk paket tersebut diatas disusun metode konstruksi
untuk pelaksanaan pekerjaan yang secara garis besar akan menguraikan metode pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan, sebagaimana lingkup pekerjaan yang harus ditangani.
Adapun Metode pelaksanaan pekerjaan tersebut antara lain sebagai berikut :
METODE KONSTRUKSI PELAKSANAAN JALAN
A.

PEKERJAAN PENDAHULUAN
Jenis pekerjaan Divisi Umum pada Paket Pekerjaan PEMBANGUNAN JALAN
RABAT BETON DESA SUNGAI SINTANG, antara lain adalah :
Halaman 12 dari 59

1.

MOBILISASI
Kegiatan Mobilisasi yang akan diuraikan didalam bagian ini adalah untuk
memberikan penjelasan dan penjabaran mengenai hal-hal yang akan dilakukan
oleh CV. PANDU PRATAMA didalam kegiatan mobillisasi, meliputi :
1.1.

Lokasi dan Lahan untuk Barak Kerja, Bengkel, Gudang dan lain-lain,
Dalam melaksanakan pekerjaan PEMBANGUNAN JALAN RABAT
BETON DESA SUNGAI SINTANG ini, CV. PANDU PRATAMA akan
menyewa tanah/lahan yang terletak di Kecamatan , lokasi ini Kaya Hilir
berjarak dekat dari lokasi pekerjaan.
Tanah/Lahan tersebut dipandang strategis karena terletak didekat lokasi
pekerjaan. Pada tanah/lahan tersebut akan disediakan fasilitas dan
peralatan penunjang kegiatan antara lain berupa :

Barak Kerja,

Workshop / Bengkel,

Gudang dan Lain-lain,

Ruang Laboratorium,

Halaman Parkir Kendaraan,

Generator Set,

Komunikasi Lapangan Lengkap,

Dan lain-lain.

Sedangkan untuk kantor proyek/kantor lapangan yang akan memonitor


jalannya

pelaksanaan

pekerjaan,

CV.

PANDU

PRATAMA

akan

mengadakan (penyewaan) rumah atau lahan yang akan dicari dekat pada
lokasi pekerjaan.
1.2.

Laboratorium,
Untuk melakukan pengendalian mutu pekerjaan dalam pelaksanaan
paket pekerjaan ini, maka CV. PANDU PRATAMA akan menggunakan
Ruang Laboratorium yang telah dimiliki/disediakan. Pada Ruang
Laboratorium tersebut telah tersedia peralatan untuk pengujian tanah,
pengujian Agregat, Pengujian Beton dan lainnya.
Untuk menunjang kecepatan didalam memonitor mutu hasil kerja
dilapangan maka CV. PANDU PRATAMA akan melengkapi peralatan
laboratorium untuk pengujian kepadatan Tanah/Lapis Pondasi Agregat
dilapangan dan peralatan pengujian lainnya.

Halaman 13 dari 59

1.3.

Daftar Mobilisasi Personil,


Pelaksanaan pekerjaan paket PEMBANGUNAN JALAN RABAT BETON
DESA SUNGAI SINTANG

ini, mengusulkan staf inti proyek yang

terdiri dari :

Project Manager,

Site Manager,

Safety Engineer,

Tenaga Surveyor,

Pengawas Lapangan,

Mandor Lapangan,

Pelaksana Lapangan,

Juru Gambar

Tenaga Kerja yang akan diadakan / dimobilisasi ke lapangan untuk


melaksanakan pekerjaan paket proyek ini, akan terdiri dari :

Mandor,

Kepala Tukang,

Tukang,

Pekerja Terlatih,

Pekerja Biasa,

Seluruh staf inti proyek tersebut beserta staf lainnya sesuai dengan usulan
di dalam struktur organisasi kerja, akan dimobilisasikan ke lokasi
pekerjaan dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK). Sedangkan mobilisasi Tenaga Kerja akan
disesuaikan

dengan

kebutuhan

yang

tercermin

dari

Rencana

Kerja/Schedule.
1.4.

Mobilisasi Peralatan,
Peralatan utama akan segera dimobilisasi, agar pekerjaan major item
maupun pekerjaan minor dapat dilaksanakan sesuai jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang sudah ada.
Alat-alat berat tersebut akan disesuaikan dengan jenis pekerjaan, kondisi
lapangan dan kemampuan pekerjaan yang mampu dilaksanakan, dimana
sejumlah alat berat perlu dikoordinasikan dengan secermat mungkin
untuk mendapatkan efisiensi pekerjaan yang sebaik-baiknya.
Daftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk
menunjang pelaksanaan pekerjaan utama pada paket proyek ini, sesuai
dengan kebutuhan alat untuk melaksanakan pekerjaan, antara lain :
Halaman 14 dari 59

Tandem Roller Kapasitas 6 - 8 Ton (1 Unit)

Dump Truck Kapasitas 3,5 Ton (3 Unit)

Concrete Vibrator (1 Unit)

Three Wheel Roller (1 Unit)

Concrete Mixer (1 Unit)

Water Pump (1 Unit)

Concrete Cutter (1 Unit)

Dan Alat bantu lainnya.

Gambar. Mobilisasi Peralatan

1.5.

Pengukuran Lapangan dan Shop Drawing,


Dalam kegiatan mobilisasi ini, CV. PANDU PRATAMA akan melakukan
pengukuran berdasarkan data titik dasar dan titik tetap (Bench Mark)
kerangka dasar existing yang akan ditentukan bersama Direksi Pekerjaan,
selanjutnya diikuti dengan pemasangan Bench Mark (BM), Pengukuran
Poligon, Pengukuran Sifat Datar, Pengukuran Situasi Detail dan Staking
Out.
Hasil Pengukuran (survey) tersebut meliputi kondisi Jalan, daerah yang
akan dilebarkan, trotoar, badan jalan Jalan, perkerasan, struktur Jalan dan
hal-hal yang terkait dengan kegiatan Jalan yang akan ditangani.
Dengan bantuan Theodolit, Waterpass, Meteran dan Patok dipasang stake
out atau pematokan semua titik-titik pada gambar rencana atau peta ke
lapangan kemudian dibuatkan gambar kerja (Shop Drawing) berupa
Gambar Situasi, potongan memanjang dan usulan potongan melintang.
Gambar Kerja tersebut akan dimintakan persetujuan dari Pengawas
Proyek/Direksi Pekerjaan .
Kemudian pihak Direksi melakukan peninjauan kembali rancangan
berdasarkan data rekayasa lapangan untuk kemudian diterbitkan detail
Halaman 15 dari 59

pelaksanaan dan perkiraan kuantitas untuk pelaksanaan. Gambar Kerja


yang telah disetujui tersebut kemudian akan menjadi dasar pelaksanaan
pekerjaan dilapangan (Site Execution).

Gambar. Pengukuran Lapangan

1.6.

Dokumentasi Foto Visual,


Setelah dilakukan survey lapangan dan pemasangan papan nama, maka
dilaksanakan foto visual 0% pertama dengan kamera. Pengambilan foto
diharuskan pada titik yang ditentukan oleh Direksi, minimal dari satu
titik pengambilan dan tidak berubah ubah. Dan untuk selanjutnya pada
pengambilan foto 50% dan 100% pun dilakukan pada titik yang sama.

1.7.

Analisa Sumber Material (Quary),


Uraian mengenai analisa sumber material ini dimaksudkan unutk
memberi gambaran secara rinci bagaimana bahan dan material dasar
untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini diperoleh, bagaimana dan
dimana

proses

pengelolaan

pencampuran

akan

dilakukan

serta

bagaimana proses pengangkutan material tersebut ke lokasi pekerjaan


yang dikaitkan dengan pengendalian lalu lintas (Traffic Management).
Pembahasan analisa sumber bahan ini akan dibatasi pada beberapa
bahan/material dasar utama yang diperlukan antara lain :

Timbunan Pilihan.
Material Timbunan Pilihan diambil dari bukit tokok atau tanah
peladis berjarak sekitar 40 km ke lokasi pekerjaan. Material
Timbunan pilihan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas dan Direksi Pekerjaan.

Halaman 16 dari 59

Pasir.
Material Pasir

yang akan digunakan untuk pekerjaan ini akan

didatangkan dari Supplier. Sebelum didatangkan, material tersebut


akan diseleksi sesuai persyaratan Spesifikasi. Jika sudah mendapat
persetujuan dari Pihak Proyek/Direksi, maka material Pasir tersebut
akan diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan Dump
Truck yang sudah disiapkan CV. PANDU PRATAMA, dan tidak
menutup kemungkinan menggunakan angkutan dari Supplier
(diterima ditempat).

Semen Portland.
Material Semen Portland yang akan digunakan untuk pekerjaan ini
akan didatangkan dari Supplier. Sebelum didatangkan, material
tersebut akan diseleksi sesuai persyaratan Spesifikasi. Jika sudah
mendapat persetujuan dari Pihak Proyek/Direksi, maka material
Semen Portland tersebut akan diangkut ke lokasi penyimpanan
bahan yang sudah disiapkan CV. PANDU PRATAMA.
Dengan menggunakan angkutan dari Supplier (diterima ditempat),
karena jarak antara Supplier dengan lokasi pekerjaan tidak jauh,
sekitar 5 km.

Baja Tulangan.
Baja Tulangan akan didatangkan dari Stock oleh Supplier kelokasi
penyimpanan bahan, yaitu setelah hasil pemeriksaan kualitas baja
tulangan tersebut lolos uji.

1.8.

Persiapan Lapangan,
Pada tahap persiapan di lapangan, aktivitas-aktivitas konstruksi antara
lain meliputi hal-hal di bawah ini :

Memeriksa

kualitas

dari

semua

bahan-bahan

yang

akan

dipergunakan untuk konstruksi.

Penyiapan rancangan campuran pekerjaan (job mix formula) untuk


aspal, beton dan lain-lain.

Lokasi dan letak bahan-bahan.

Kondisi tumpukan bahan di lokasi kerja.

Jumlah dan kondisi semua peralatan.

Jumlah personil Kontraktor.

Halaman 17 dari 59

1.9.

Jumlah dan kualitas bahan-bahan.

Kondisi cuaca.

Persiapan form-work.

Jadwal pelaksanaan.

Persiapan Konstruksi

Pengendalian Mutu Bahan Dasar dan Pekerjaan,


Untuk memantau dan menjamin mutu bahan dari hasil pekerjaan, maka
CV. PANDU PRATAMA akan menyediakan Ruang Laboratorium yang
dilengkapi dengan minimal uji, antara lain :
a. Pemeriksaan / Pengujian Tanah :

Kepadatan Laboratorium,

CBR Laboratorium,

Berat Jenis Tanah,

Batas-batas Atterberg,

Analisa Saringan,

Kadar Air,

Kepadatan Lapangan dengan Metode Kerucut (sand cone),

Moisture Content,

Abrasion of Aggregate by Los Angeles Machine

b. Pemeriksaan / Pengujian Beton :

Slump Cone,

Cylinder/Cube Mould.

Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan di lapangan akan


dilakukan dengan berpedoman pada beberapa referensi (Standart
Rujukan) sebagai berikut :

Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus dokumen lelang,

Standart AASHTO dan Standart Nasional Indonesia (SNI),

Dan pedoman pengendalian mutu lainnya.

Pengendalian mutu ini akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan


dasar yang akan digunakan dalam pekerjaan ini. Pengendalian mutu ini
dijalankan untuk memeriksa dan menjamin bahwa bahan-bahan yang
digunakan dalam pekerjaan ini telah memenuhi atau melebihi ketentuan
yang disyaratkan dalam Spesifikasi.

Halaman 18 dari 59

Pemeriksaan mutu bahan tersebut akan dilakukan secara intern CV.


PANDU PRATAMA dengan melibatkan Quality Control Manager
(Material Engineer) tingkat pusat dan di lapangan. Hasil pengendalian
mutu secara intern ini, selanjutnya akan diperiksakan secara extern
dengan melibatkan pihak external untuk mendapatkan persetujuan,
dalam hal ini adalah Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan.
2.

MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS


Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas merupakan hal yang sangat penting
untuk diperhatikan, dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Untuk setiap tahapan
pekerjaan dan sepanjang waktu pelaksanaan, diupayakan tidak mengganggu
aktifitas arus lalu lintas yang ada dijalan tersebut Terhambatnya Aktifitas arus
lalu lintas di lokasi pekerjaan dan daerah sekitarnya akan menimbulkan kerugian
bagi pengguna jalan dalam berbagai aspek, Safety bagi pengguna jalan perlu
mendapat jaminan agar tidak menimbulkan kerugian bagi seluruh pihak.
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas dalam pelaksanaan pekerjaan ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :

Memasang berbagai jenis rambu-rambu pengaman di sekitar lokasi


pekerjaan secara tepat dan benar, baik secara fungsi bentuk dan lokasi
penempatan sesuai spesifikasi dan ketentuan yang ada.

Menempatkan petugas pengatur Lalu Lintas secara efektif dan efisien untuk
mengatur dan mengerahkan arus lalu lintas yang ada.

Mengatur secara tepat jadwal pelaksanaan setiap jenis pekerjaan yang ada.
Pekerjaan-pekerjaan yang akan menimbulkan gangguan besar (friction)
terhadap arus lalu lintas, diatur jadwalnya sedemikian rupa sehingga
pelaksanaan pekerjaan tidak terlalu mengganggu arus lalu lintas yang ada
dan menimbulkan kepadatan arus lalu lintas yang berarti.

Halaman 19 dari 59

Jika tidak memungkinkan melakukan pekerjaan pada Siang hari, maka


untuk pekerjaan tertentu akan dilakukan pada Malam hari dengan
memasang penerangan yang cukup, agar tidak mengganggu arus lalu lintas.

3.

Koordinasi dengan pihak terkait tentang teknik pengaturan lalu lilntas.

PAPAN NAMA KEGIATAN


Sebagai identitas untuk umum, dengan dipasangnya papan nama kegiatan
khalayak umum akan mengetahui aktifitas proyek dan jauh dari kecurigaan.
Papan

nama

dibuat

dari

bahan

kayu

yang

dupakukan

ke

balok

(rangka+perkuatannya). Pada bagian papan dilapisi dengan seng/plat tipis


kemudian disablon/cat identitas proyek. Papan nama dipasang (dipancang)
dengan kokoh ke tanah sehingga tidak mudah roboh.

Papan nama proyek dibuat berdasarkan spesifikasi teknis atau menurut petunjuk
dari direksi. Isi dari papan nama proyek adalah nama pekerjaan, lokasi
pekerjaan, tahun anggaran, waktu pelaksanaan, sumber dana dan durasi
pelaksana. Papan nama proyek dipasang dan ditempatkan pada area lokasi yang
telah disepakati sebelumnya.
Tahapan Pelaksanaan
Papan nama kegiatan dibuat dengan menggunakan kain sablon yang berbahan
plastik, yang kemudian dicetak. Setelah hasil cetakan jadi, kemudian dipakukan
ke multipleks 9mm yang dipotong dengan ukuran sesuai dengan cetakan papan
nama. Setelah itu dipaku pada balok kayu dan dipasang disekitar lokasi proyek
yang telah disepakati.

Halaman 20 dari 59

B.

PEKERJAAN RABAT BETON


Item pekerjaan Drainase yang digunakan pada Paket Pekerjaan PEMBANGUNAN
JALAN RABAT BETON DESA SUNGAI SINTANG ini antara lain :
1.

Pembersihan lokasi dan Perataan = 3.000,00 M2


Pekerjaan Pembersihan Lokasi dan Peralatan adalah pekerjaan awal yang
meliputi kegiatan kegiatan pendahuluan dan persiapan peralatan kerja untuk
mendukung pemulaan proyek.
a. Pembuatan Job Mix Design
Sebelum

pekerjaan

utama

dilaksakan

terlebih

dahulu

dilaksakan

pengambilan sampel bahan dari quary di Sungai yang berada di lokasi setempat
atau yang berdekatan dengan lokasi tersebut, diantanya: batu, pasir dan aspal
selanjutnya dibawa ke laboratorium job Mix Formula/Job Mix Design yang akan
dipakai sebagai acuan kerja dalam pelaksanaan proyek.
2.

Pekerjaan. Urugan pasir alas = 150,00 M2


Urugan pasir padat ini biasanya dilakukan pada pekerjaan konstruksi jalan raya.
Untuk mendapatkan kualitas urugan pasir yang baik, maka perlu diikuti
langkah-lanngkah sebagai berikut , disertai contoh perhitungan kebutuhan
bahan, tenaga kerja dan waktu pelaksanaan :

3.

Pada dasar galian pondasi diberi urugan pasir padat setebal 5-10 cm padat.

Pasir diratakan dengan menggunakan tarikan kayu dan selalu dikontrol


ketebalan dari pasir tersebut

Pasir dibasahi dengan air agar pasir benar-benar padat dan rata

Pengurugan pasir ini dikerjakan setelah pemsangan bekisting jalan.

Pek. Bekisting (Termasuk Papan Sekat Per 3 M )= 240,00 M2


Bekesting merupakan cetakan untuk beton Koker, sehingga pelaksanaannya
harus benar-benar teliti dan terencana.
Dari segi biaya, pelaksanaan begesting juga perlu diperhitungkan karena
biayanya cukup tinggi untuk itu begesting harus bisa digunakan berulang-ulang.
Sistem
systim

begesting
panel,

koker,

sehingga

perlu
diharapkan

dibuat
bisa

standart
digunakan

yaitu

dengan

berulang-ulang.

Sistem panel adalah suatu systim begesting dimana setiap modul dari begesting
diberi rangka keliling dari usuk.

Halaman 21 dari 59

4.

Pek. Pengecoran Beton K-175 (dengan concrete mixer)= 450,00 M3

Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat (cara mekanik), bahan yang
digunakan adalah semen, pasir dan kerikil yang diterima seluruhnya di lokasi
pekerjaan dan diaduk dengan Concrete Mixer dan beton di car kedalam bekisting
yang telah disediakan, peralatan yang digunakan adalah molen/concrete mixer,
gerobak dorong, alat tukang batu serta alat bantu.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
* Asumsi :
* Menggunakan alat berat ( secara mekanik )
* Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan
* Prosedur Pelaksanaan
* Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan Concrete Mixer
* Beton dicor ke dalam perancah yang telah disiapkan
* Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
5.

Pek.Timbunan Bahu Jalan Tanah Setempat = 180,00 M3


Fungsi bahu jalan antara lain :

Pelindung permukaan jalan

Perantara antara aliran air hujan yang ada di permukaan jalan menuju saluran tepi.

Tempat pemberhentian sementara.

Persyaratan teknis bahu jalan sebagai berikut :

1.

Dibuat disebelah kiri dan atau kanan sepanjang jalan, dengan lebar minimum 50 cm

2.

Harus dibuat dengan kemiringan yang lebih miring dari permukaan jalan, biasanya 6-8 cm
(sama dengan turun 3-4 cm per 50 m)

3.

Material penyusunnya seharusnya terdiri dari tanah yang dapat ditembusi air, sehingga
pondasi jalan dapat dikeringkan melalui proses perembesan.

4.

Tanah pada bahu jalan harus dipadatkan.

5.

Lebih baik bila ditanami rumput ditepi luar bahu, mulai 20 cm dari tepi yang berfungsi
sebagai stabilisasi tepi jalan.

6.

Penanaman pohon perdu di luar bahu (dan saluran bila ada) untuk membantu stabilitas
timbunan baru.
Pemadatan Tanah

7. Tanah pada bagian galian tidak perlu dipadatkan lagi kecuali pernah mengalami gangguan
yang mengakibatkan tanah menjadi kurang padat.
8. Sebelum kegiatan pemasangan perkerasan jalan, semua daerah timbunan harus dipadatkan
dengan mesin gilas, steamper, atau trimbisan. Pemadatan ini membantu menjaga stabilitas
dan daya dukung / tahan badan jalan.
9. Proses pemadatan dilakukan pada kadar air tanah optimum yaitu tanah pada keadaan
sedikit basah, tetapi kalau digenggam tidak ada air mengalir ke luar.
10. Pelaksanaan pemadatan tanah dilakukan lapis demi lapis dengan setiap lapis mempunyai
tebal maksimum 20 cm. Untuk daerah tempat tanah dasarnya jelek, maka badan jalan harus
diadakan perkuatan, misalnya cerucuk atau stabilisasi.
Halaman 22 dari 59

C.

JEMBATAN KOMPOSIT P = 7 M
Teknis Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembangunan, yaitu sebagai berikut :
(a) Pembersihan lokasi
(b) Persiapan Material
(c) Pekerjaan Konstruksi Jembatan
(d) Pembersihan dan pemulihan lokasi
a.

Bentang Jembatan
Bentang jembatan < 7 m dengan gelagar kayu
Bentang jembatan 7 s/d 15 meter dengan gelagar besi

b.

Konstruksi jembatan gelagar kayu


Konstruksi jembatan gelagar kayu dengan dua perletakan

Kayu yang digunakan minimal kayu klas kuat II (kruing, meranti merah,
rasamala, atau menggunakan bahan lokal)

Lantai menggunakan kayu 6/20 cm

Baut dan paku untuk sambungan struktur kayu.

Berikut Tabel Dimensi Gelagar Kayu untuk Jembatan Beban Ringan


Bentang

Penampang

Bersih

Balok

Panjang Balok

Ukuran Balok

Lebar

(mm)

Jembatan (m)
2.5

4.5

Jumlah Balok
s/d
m

3,0 Persegi panjang


Persegi

3,0 m

255 150

+ 50 cm

215 215

bundar
s/d
m

4,5 Persegi panjang


Persegi

6,0 Persegi panjang


Persegi

4,5 m

300 150

+ 50 cm

240 240

300
6,0 m

300 200

+ 50 cm

280 280

bundar
c.

255

bundar
s/d

400

Konstruksi Jembatan Gelagar Besi


Konstruksi jembatan gelagar besi dengan dua perletakan system simple beam

i.

Besi profil yang digunakan I profil

ii.

Lantai dengan balok kayu 6/20 cm

iii.

Baut dan paku untuk menghubungkan elemen struktur besi dan kayu

Halaman 23 dari 59

Tabel Dimensi Gelagar Kayu untuk Jembatan Beban Ringan


Bentang

Penampang

Tinggi (H)

Lebar Leher

Berat

Lebar

Bersih

Gelagar (m)

(mm)

(mm)

per m

Jembatan (m)

(kg)

2.5

4.5

Jumlah Balok
3

3,5

200

90

78

4,5

200

90

105

5,5

230

102

166

6,5

260

113

250

7,5

280

119

333

8,5

300

125

430

9,5

320

131

545

10

10,5

360

143

757

11

11,5

380

149

918

12

12,5

400

155

1100

13,5

425

163

1340

14

14,5

425

163

1442

15

15,5

450

170

1725

16

16,5

475

178

2040

Pembebanan pada jembatan untuk lalu lintas ringan


-

Beban merata 300 kg/cm2

Beban kendaraan ringan :

poros depan 1,5 ton;

Poros belakang 3,5 ton

Konstruksi bangunan bawah jembatan terdiri dari kepala jembatan dengan pondasi langsung.
a.

Pondasi langsung tipe pasangan batu kali.

b.

Pondsi langsung tipe balok kayu

c.

Pondasi tiang pancang kayu untuk tanah jelek

Konstruksi ini digunakan untuk bangunan bawah jembatan yang lokasinya berada di tanah jelek,
sehingga kayu yang dugunakan harus terbuat dari kayu klas kuat I
- Ukuran balok kayu persegi

15 15 cm s/d 30 30 cm

- Ukuran balok gelondong / bulat

diameter 24 cm s/d 34 cm

kedalaman pancang yang disyaratkan untuk pondasi ini minimal 3 meter dan maksimum 6 meter.
Pemancangan dilakukan dengan menggunakan palu pemukul yang pemukulannya.

Halaman 24 dari 59

Teknis Pemancangan Tiang Pancang Kayu


TEKNIS PELAKSANAAN
Tahap pelaksanaan pembangunan sebagai berikut :
a. Pembersihan lokasi

c. Pekerjaan konstruksi jembatan

b. Persiapan material
a.

d. Pembersihan dan pemulihan lokasi

Pembersihan Lokasi

Pembersihan lokasi secara garis besar sama dengan pembersihan lokasi untuk pembangunan
jembatan pada umumnya.
b.

Persiapan Material

Jembatan Kayu
-

Kayu balok 15/30 atau 30/30 atau kayu gelondong diameter 24 s/d 40 cm

Papan kayu dimensi 8/25 cm

- Kayu kaso/usuk 5/7


-

Besi strip tebal 4 mm lebar 50 mm

- Paku, tali sabut


-

Sirtu (40% pasir dan 60% batu)

Meterial lainnya sesuai dengan gambar rencana

Jembatan Kayu Gelagar Besi


-

Kayu balok 30/15 atau 30/30 atau kayu gelondongan (kayu dolken) besar diameter 24 s/d 40
cm

Besi profil I sesuai dengan ukuran untuk jembatan gelagar besi

Papan kayu tebal 8/25

Besi siku L 40. 60. 5 ; L. 70. 700. 7 ; L 90. 150. 10

Besi strip tebal 4 mm lebar 50 mm

- Paku dan mur baut

Sirtu (40% pasir dan 60 5 batu)

- Batu kali

Material lainnya sesuai dengan gambar rencana

c.

Pemasangan Konstruksi Jembatan

1. Penentuan as jembatan
Gunakan patok kayu dengan ketinggian jembatan sesuai dengan tinggi patok, yang kemudian
tarik benang pada patok tersebut.
2. Pembuatan pondasi jembatan dan kepala jembatan.
a) Pondasi langsung tipe batu kali untuk tanah yang kurang baik.
-

tentukan rencana ukuran pondasi batu kali

gali tanah hingga kedalaman yang ditentukan, atau sampai tanah keras.

hamparkan pasir urug setebal 10 cm dan padatkan.

Pasang pondasi batu kali dengan speci 1 semen : 3 pasir, sesuai dengan rencana ukuran

pondasi.
-

Tempatkan balok kayu dimensi 30 x 30 cm sebagai tumpuan, diangkur dengan besi beton 12
mm, yang ditanam ke pondasi panjang 75 cm, setiap 50 cm.

Halaman 25 dari 59

Pondasi langsung Tipe Balok kayu untuk tanah stabil dan tanah keras.
-

Gali tanah sedalam 50 cm, lebar 150 cm

Tempatkan balok kayu persegi atau bulat, panjang 5 m ke arah melintang dengan jarak bersih 30
cm antar batang, sebagai pondasi lapis pertama.

Tempatkan balok kayu persegi atau bulat, panjang 1,5 m diatas lapis pertama sebagai pondasi lapis
kedua. Jarak as ke as balok lapis kedua 100 cm dengan takikan 5 cm.

Tempatkan balok kayu persegi atau bulat untuk lapis ketiga dengan susunan sama dengan lapisan
pertama.

Tempatkan balok kayu persegi atau bulat untuk lapis ketiga dengan susunan sama dengan lapisan
kedua.

Tempatkan satu balok sebagai tumpuan gelagar jembatan pada bagian tengah pondasi, untuk
balok bulat bagian atasnya diratakan setebal 5 cm.

Isi bagian kosong pada bagian belakang antara balok dengan batu kerikil 2 - 3 cm yang dipadatkan
lapis demi lapis.
Pondasi Tiang Pancang Kayu untuk tanah kurang baik.
Kedalaman pancang kayu untuk tanah kurang baik.

Pancangkan 6 batang kayu ukuran 30 30 cm yang ujung-nya telah diruncingkan pada


posisi as jembatan, yang dipukul dengan palu beton berat 100 kg ukuran 30 30 50 cm,
dengan tinggi jatuh 50 100 cm.

Penghentian pemancanggan apabila pada 10 kali pukulan terakhir, dengan tinggi jatuh 100
cm, jumlah penurunan kumulatif

5 m.

Penyambungan tiang pancang denagn cara memotong kedua bagian tiang kemudian diklem
dengan plat besi 3 cm 3 mm dan diikat dengan kawat 3 mm

Di atas tiang pancang dipasang balok kayu ukuran 30 30 cm yang menghubungkan dua
tiang pancang dengan cara diklem dengan plat atau menggunakan paku pengapit dari besi
beton 16 mm.

Pasang balok kayu sbagai tumpuan gelagar antara dua kepala tiang pancang, panjang 3,5
meter atau sesuai lebar rencana jembatan dan pasang kayu pengapit pada setiap tiang
pancang.
3.

Pemasangan gelagar jembatan dan lantai jembatan


Pemasangan gelagar balok dilakukan setelah kegiatan pondasi dan kepala jembatan,
pemasangan gelagar diatas balok tumpuan. Klem gelagar jembatan ke balok tumpu dengan
pondasi.
Pasang lantai jembatan dari kayu 8/25 dan pakukan ke gelagar jembatan.
Pada bagian lintasan roda dipasang papan 4/30 sepanjang jembatan.

4.

Pemasangan sandaran pengaman (tiang sandaran/hand railing)


Tiang sandaran dari kaso 5/7 dengan cara pasangnya yaitu memakukannya pada balok tepi.

Halaman 26 dari 59

C.

Pekerjaan Beton
1.

Pnekerjaan Pembesian = 136,91 Kg

Pelaksanaan ini untuk pemotongan besi sesuai dengan ukuran gambar dilaksanakan di Base
Camp Kontraktor, sesudah itu diangkut ke lokasi pekerjaan (site)
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
* Asumsi :
* Pekerjaan dilakukan secara manual
* Bahan dasar (besi dan kawat) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan
* Prosedur Pelaksanaan :
* Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan.
* Batang tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat kawat.
Pembengkokan
Baja tulangan dipotong dengan manual lalu dibengkokkan dengan
sesuai ukuran yang dibutuhkan dan dengan prosedur dimana kondisi
awal baja tulangan harus lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,
bengkokan-bengkokan atau kerusakan.

Pengikatan Tulangan
-

Tulangan

dibersihkan

sesaat

sebelum

pemasangan

untuk

menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan


adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak
pelekatan dengan beton.
-

Tulangan ditempatkan di lokasi yang akan dikerjakan perkerasan


Jalan Beton Semen dengan - kebutuhan selimut beton minimum
yang disyaratkan yaitu 0,05 mm.

Batang tulangan diikat kencang dengan menggunakan kawat


pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan
tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja
tarik utama tidak diperkenankan.

Gambar Pengikatan Tulangan

Halaman 27 dari 59

a.

Pekerjaan Lean Concrete (LC)/ Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus


Setelah pekerjaan baja tulangan selesai dan siap di lokasi yang akan
dikerjakan perkerasan Jalan Beton Semen, tahap pekerjaan selanjutnya
adalah pengerjaan cor LC K-125. Urutan kerjanya dijelaskan dalam
flowchart berikut ini:
Flow Chart Pekerjaan LC
Start

Pengukuran (Penentuan Elevasi)

Marking Area

Pembuatan Formwork
Persiapan Daerah Penghamparan Lean concrete

Penghamparan Lean concrete T = 10 cm

Finish

Persiapan Pekerjaan Lean Concrete (LC) diawali dengan survey elevasi Top
timbunan dan top LC rencana dilapangan agar hasil pengecoran LC sesuai
dengan tebal rencana yaitu 10 cm. Survey dilakukan menggunakan alat
waterpass. Kemudian dilakukan pemasangan bekisting sesuai hasil survey
yang sudah ada di dalam gambar rencana. Gambar rencana akan
dilampirkan di bab lampiran.
Bekisting berfungsi sebagai cetakan/pembatas pada saat pengecoran LC.
Beton pada LC menggunakan mutu K125.

Halaman 28 dari 59

Gambar. Pekerjaan Lean Concrete

b.

Pekerjaan Lapis Perkerasan Beton Semen


Flow Chart Pekerjaan Perkerasan Beton Semen
Start

Pengukuran (penentuan Elevasi)

Pembuatan Dowel & Tie Bar

Marking Area

Pelapisan Dowel dengan pelumas &


di bungkus menggunakan pipa pvc

Pembuatan Formwork

Persiapan lahan

Penghamparan Beton

t = 20 cm

Pengkasaran Permukaan / grooving

Perawatan Beton/Curring
Pembuatan Celah Dengan Saw Cutter
Pekerjaan Joint Sealent
Finish
Halaman 29 dari 59

Setelah pelaksanaan LC selesai, tahap pengerjaan berikutnya adalah


pekerjaan lapis permukaan Jalan dengan Perkerasan Beton Semen. Urutan
pengerjaanya sebagai berikut dalam flowchart di atas. Penjelasan singkat
pelaksanaanya sebagai berikut :

Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan persiapan lahan dan


pemasangan patok stick untuk survey elevasi top rigidsesuai dengan
gambar rencana (shop drawing) yang akan dilampirkan dalam bab
lampiran dengan tebal beton yang direncanakan yaitu 20 cm. Survey
elevasi top beton dilakukan oleh tim surveyor dengan menggunakan
alat waterpass. Selanjutnya marking area dan penempatan bekisting.

Penempatan bekisting harus diletakan sesuai dengan alinyemen serta


ketinggian jalan sehingga bekisting yang dipasang terlihat seragam
serta seluruh panjang terletak pada elevasi yang benar.

Gambar. Pemasangan Bekisting

Setelah itu pemasangan pembesian utama pekerjaan beton semen.


Besi yang digunakan adalah

besi tulangan 10 mm, D16 mm

(tiebar) . Pengerjaan rigid harus menggunakan dowel dan tiebar.


Dowel terdiri dari besi 16 mm yang dilumasi dengan Greece dan
dibungkus dengan pipa PVC, fungsinya untuk menyalurkan beban
sehingga

pelat

beton

yang

berdampingan

tidak

mengalami

penurunan. Sedangkan tiebar berfungsi untuk mengunci pergerakan


plat beton sehingga plat tidak bergerak horizontal. Berikut ini
penjelasan tentang dowel dan tiebar :

Halaman 30 dari 59

Pemasangan Dowel
- Dowel harus terbuat dari batang baja polos dan memenuhi
spesifikasi untuk batang polos. Dowel harus polos, tidak kasar
atau tidak memiliki tonjolan sehingga tidak mengurangi
kebebasan pergerakan ruji dalam beton. Apabila digunakan
topi pelindung muai yang terbuat dari logam (metal expansion
cap) pelindung tersebut harus menutupi bagian ujung dowel
dengan jarak 5 cm - 7 cm. Pelindung harus memberikan ruang
pemuaian yang cukup, dan harus cukup kaku sehingga pada
waktu pelaksanaan tidak rusak.
- Batang dowel harus ditempatkan di tengah ketebalan pelat.
- Bagian batang dowel yang bisa bergerak bebas, harus dilapisi
dengan bahan pencegah karat. Sesudah bahan pencegah karat
kering, maka bagian ini harus dilapisi dengan cat atau diolesi
dengan

bahan

anti

lengket

sebelum

dowel

dipasang

pelindung muai. Ujung batang dowel yang dapat bergerak


bebas harus dilengkapi dengan topi/penutup topi pelindung
muai. Pelapis dowel yang digunakan memakai pipa pvc.
- Dudukan dowel ditempatkan pada lapis pondasi bawah atau
tanah dasar yang sudah dipersiapkan.
- Dowel harus ditempatkan dengan kuat pada posisi yang telah
ditetapkan sehingga tekanan beton tidak akan mengganggu
kedudukannya. Pada tikungan yang diperlebar, sambungan
memanjang pada sumbu jalan harus diatur sedemikian rupa
sehingga mempunyai jarak sama dari tepi-tepi pelat.
Tiebar

Dowel

Gambar. Pemasangan Dowel dan Tiebars

Halaman 31 dari 59

Pemasangan Tie Bar


- Pada ke dua sisi mal sambungan memanjang dibuat lubang
sebagai tempat memasang tie bar
- Dan pada kedua sisi mal memanjang dibuatkan lidah
agarnantinya tejadi ikatan yang kuat antar slab pada
sambungan memanjang
- Selanjutnya dipasang tie bar : 16 (besi ulir).

Pemasangan pembesian pada tulangan beton perkerasan kaku di


lakukan dengan metode sebagai berikut :

Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan, dan pada


tulangan arah memanjang dipasang searah sumbu jalan,serta
tulangan melintang dipasang tegak lurus sumbu jalan.

Semua tulangan memanjang dan melintang yang dipasang harus


sesuai dengan detail dan letak pada gambar yang direncanakan.

Batang-batang tulangan baja pada setiap persilangan harus diikat


kuat. Pada tulangan yang disambung, bagian ujungnya harus
berimpit dengan panjang tidak kurang dari 30 kali diameternya.

Pada ujung lembar anyaman kawat tulangan baja harus


ditumpang tindihkan sebagaimana yang tercantum pada gambar
rencana. Lembar anyaman harus diikat kuat untuk mencegah
pergeseran; apabila pelat (slab) dibuat dengan dua kali
mengecor, maka permukaan lapis pertama harus rata dan
terletak pada kedalaman tidak kurang dari 5 cm di bawah
permukaan akhir pelat.

Tulangan ditempatkan di atas lapis pertama pengecoran;


Penghamparan lapisan pertama harus mencakup seluruh lebar
pengecoran dengan panjang yang cukup untuk memungkinkan
agar anyaman dapat digelar pada posisi akhir tanpa terjadi
kelebihan penulangan yang terlalu jauh.

Selama penghamparan pemasangan tulangan harus selalu


diperiksa dan apabila ada yang tidak sesuai perlu dilakukan
perbaikan.

Halaman 32 dari 59

Batang baja yang disambung, bagian ujungnya harus berimpit


satu

sama

lainnya

dengan

panjang

minimum

30

kali

diameternya, tetapi tidak boleh kurang dari 40 cm.


c.

Pekerjaan Beton
Pekerjaan ini meliputi persiapan area kerja, penghamparan beton, perapian
beton, pekerjaan pemotongan beton dan pengecekan beton.

Persiapan area kerja

Pemeriksaan kebersihan permukaan sub Grade (Lantai Kerja)

Periksa sudut-sudut dan sambungan dari acuan beton,agar tidak


terdapat celah yang mengakibatkan keluarnya air semen. Jika di
temukan hal seperti itu maka celah tersebut segera ditutup.

Pemasangan tulangan-tulangan sambungan harus sudah sesuai


gambar kerja.

Kesiapan alat-alat yang digunakan

Gambar. Pemasangan Dowel dan Tiebars

Penghamparan beton

Pengecoran tidak boleh di lakukan pada kondisi cuaca seperti


berikut :

Hujan,air hujan langsung mengenai area pengecoran

Temperature melebihi 300 C

Tingkat penguapan melampaui 1.0 kg/m2/jam

Sebelum pengecoran beton di mulai acuan harus di basahi dengan


air

Kendaraan concrete mixer menghampar beton di atas lantai kerja


dan di bantu oleh pekerja untuk meratakannya.

Pengecoran beton harus di lanjutkan tanpa berenti sampai dengan


sambungan konstruksi (construction joint) sampai pekerjaan
Halaman 33 dari 59

selesai.hal ini di maksudkan agar tercapainya homogenitas beton


secara keseluruhan untuk menjamin sifat kedap air.

Jarak jatuh bebas ke dalam cetakan harus pada ketinggian kurang


dari 150 cm,apabila melebihi dapat mengakibatkan segresi spesi
beton . serta tidak di perkenankan menimbun beton dalam jumlah
banyak di suatu tempat dengan maksud untuk memudahkan
meratakan sepanjang acuan.

Lakukan slump test selama pelaksanaan pengecoran untuk


menjamin agar nilai air semen tetap sesuai dengan mix design

Lakukan pemadatan dengan menggunakan alat penggetar, hal ini


di lakukan agar semua sudut-sudut terisi,dan di sekeliling
tulangan

terpenuhi

tersebut,dan

agar

tanpa

menggeser

permukaan

kedudukan
menjadi

tulangan

rata

dan

halus,mengeluarkan gelembung-gelembung udara dan memgisi


semua rongga.
Berikut merupakan langkah pemadatan beton pada saat pengecoran :

Masukan vibrator kedalam cor beton dengan cepat, akan tetapi angkat
vibrator setelah pemadatan dengan lambat.

Ketika memasukan vibrator kedalam cor beton maka akan tampak


radius vibrasi. Radius vibrasi ini harus menyentuh seluruh area
permukaan beton yang dicor sehingga masing-masing radius vibrasi
saling overlap menyelimuti seluruh permukaan beton yang dicor.

Kedalaman batang vibrator kira-kira harus menjangkau dasar cor


beton, akan tetapi jangan sampai menyentuh permukaan cetakan beton
(bekisting)

Ketika menggunakan vibrator hindari kontak batang vibrator dengan


bekisting (cetakan beton). Walaupun terlihat bagus karena hampir
seluruh permukaan cor beton tergetar, akan tetapi hal ini justru akan
mengakibatkan beton yang sudah setting tergetar kembali sehingga
dapat meninggalkan retakan kecil, disamping itu waktu pengetaran
menjadi lebih lama hal ini bisa mengakibatkan segeregasi

Tidak dibolehkan memadatkan beton dengan cara menyentuhkan


batang vibrator ke besi tulangan beton.

Tidak diperbolehkan meratakan cor-coran beton menggunakan batang


vibrator

Halaman 34 dari 59

Dan jangan pernah meninggalkan batang vibrator di atas area


pengecoran dalam keadaan hidup walaupun cor-coran beton belum
ada.

Meratakan dengan menggunakan bantuan mesin Truss Screed sesuai


dengan tinggi bekisting.

Meratakan dan merapikan beton dengan cara manual yaitu dengan


menggunakan sendok spesi.

Membuat alur setelah 2 jam beton di hampar agar memiliki kekerasan


yang cukup untuk membuat alur, dengan jarak alur 2cm.

Lakukan

perawatan

setelah

beton

mulai

mengeras

dengan

menyelimuti nya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran


bahan harus di buat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari.

Lalu lintas ataupun penambahan beban selain beban sendiri tidak


diperkenankan sampai beton berumur 7 hari setelah selama
pelaksanaan.

Gambar. Pekerjaan Pengecoran

Gambar. Pekerjaan Pemadatan Menggunakan


Vibrator

Halaman 35 dari 59

KETENTUAN-KETENTUAN PENGECORAN :

Kontraktor harus memberitahukan Direksi pekerjaan secara tertulis paling


sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton atau meneruskan
pengecoran beton. Pemberitahuan harus meliputi ; lokasi, kondisi pekerjaan,
mutu beton, serta waktu ( hari/tanggal/jam ) pengecoran beton.

Segera sebelum pengecoran dimulai, mal/bekisting harus dibasahi dengan


air, atau diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak
meninggalkan bekas.

Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan


sambungan konstruksi ( Construction Joint ) yang telah disetujui sebelumnya
atau sampai pekerjaan selesai.

Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel
kasar dan halus dari campuran beton.

Bilamana beton dicor kedalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang
rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisanlapisan horizontal dengan tebal tidak melampaui 15 cm.

Campuran beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian
melebihi 150 cm.

IV.

TITIAN KAYU
Pelaksanaan
1) Pemancangan cerucuk kayu dapat menggunakan tenaga manusia, alat
pancang cerucuk atau dengan Back Hoe.
2) Lantai kerja, dengan muka air cukup tinggi, maka lokasi pemancangan
cerucuk dapat diurug terlebih dahulu dengan material setempat. Bila
menggunakan alat pancang cerucuk harus diberi landasan dari balok atau
papan kayu.
3) Diatas pondasi cerucuk kayu yang diberi kepala tiang yang selanjutnya
dibentuk timbunan badan jalan sesuai dengan spesifikasi bahan timbunan
yang diuraikan pada lampiran B (diambil dari seksi 3.2, Spesifikasi
Umum, Volume 3, Bina Marga), 1992.
4) Pelaksanaan cerucuk kayu harus sesuai dengan pedoman yang diuraikan
dalam Tata Cara Perencanaan Pondasi di Atas Tanah Lembek, Organik
dan Tanah Gambut.
Peralatan
1) Gergaji kayu
2) Kapak
3) Palu 5 kg
4) Linggis
5) Cangkul
6) Alat pengangkut tanah
7) Alat pancang cerucuk
8) Alas pemukul tiang
Halaman 36 dari 59

9) Perancah atau platform dari susunan drum-drum dan papan kayu


10) Back Hoer
11) Mesin Las
2.2.3 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaanpembuatan pondasi cerucuk
kayu di atas tanah lembek dan tanah gambut adalah sebagai berikut.
1) Lantai Kerja
Berupa bahan lokal setempat yaitu tanah lempung, tanah organik, pasir
kuarsa, dengan cara PLTB (Penyiapan Lahan Tanpa Bakar).
2) Bahan Timbunan
Disesuaikan dengan persyaratan (biasanya sesuai dengan seksi3.1,
Spesifikasi Bina Marga dalam Spesifikasi Umum Volume 3, lihat
Lampiran B).
3) Kepala Tiang
1. Papan kayu
2. Tiang kayu dengan dimensi dan kekuatan yang sama dengan
cerucuk.
3. Paku panjang minimum 1,5 diameter kayu yang akan dipaku
4. Tanah yang telah distabilisasi sehingga berfungsi untuk
menyatukan kelompok tiang dalam menerima beban dan
nyeragaman penurunan.
5. Kawat untuk mengikat tiang-tiang satu sama lain.
6. Pelat besi penutup tiang.
PELAKSANAAN
1) Pasang patok-patok ukur untuk menentukan lebar dan panjang pondasi.
2) Tentukan tempat kedudukan tiang-tiang cerucuk yang akan dipancang dan
diberi
tanda dengan menggunakan patok-patok (lihat Gambar 1)
Gambar 1.Persiapan Perletakan Cerucuk Kayu
Keterangan: b = Lebar pondasi
+ Patok tanda penempatan cerucuk (dilihat dari atas)
Tanda penempatan cerucuk (dilihat dari sampimg)
3.1.2 Penyiapan Tanah Dasar
Lakukan penyiapan tanah dasar sesuai dengan gambar rencana dan lakukan
hal-hal sebagai berikut:
1) Bersihkan tanah dasar yang dapat mengganggu pelaksanaan.
2) Ratakan lahan dengan cara Penyiapan lahan Tanpa Bakar (PLTB).
3) Bila rnuka air mencapai pcrmukaan tanah, maka timbun tanah dasar
sehingga muka tanah timbunan di atas muka air.
3.2 Pelaksanaan
3.2.1 Pemancangan Cerucuk Kayu dengan Tenaga Manusia
1) Runcingkan bagian ujung bawah cenrcuk kayu agar mudah rnenembus ke dalam
tanah.
2) Pasang perancah atau platform sedemikian rupa sehingga orang dapat dengan mudah
memukul kepala tiang pada ketinggian tertentu (lihat Gambar 2).
3) Ratakan bagian ujung tiang yang akan dipukul dan beri topi tiang.
4) Tegakkan tiang cerurcuk dan masukkan sedikit ke dalarn tanah agar dapat dipukul
dcngan stabil dan tetap tegak lurus.
5) Pukul tiang dengan palu pcmukul pada ujung atas cenrcuk yang sudah diberi topi sampai
kedalaman rencana.
3.2.2 Pemancangan Cerucuk dengan Alat Pancang
1) Siapkan alat pancang tiang cerucuk dengan kedudukan yang dapat menjangkau pekerjaan
pemancangan seefektip mungkin.
2) Siapkan tiang cerucuk pada kedudukan rencana.
Halaman 37 dari 59

4) Pasang tiang cerucuk berikut topi pemukulnya pada alat pancang, dan
pastikan tiang berdiri tegak lurus.
5) Catat penurunan pemancangan sampai kedalaman rencana minimum 1
tiang untuk setiap 5 m kearah memanjang jalan.
3.2.4. Pemasangan Kepala Tiang Cerucuk
1) Kepala Tiang dari Balok Kayu atau Papan
a. Sistim Paku Hubungkan kepala tiang dcngan cenicuk mcn<s i inakan paku, yang
dipakukan dart atas kepala tiang sampai masuk ke daam tiang cenicuk pada barisan arah
melintang jalan.
Agar tiang cenicuk menjadi satu kesatuan maka pada arah memanjang jalan dapat dipasang
balok kayu atau papan dengan jarak dari sumbu ke sumbu 1,00 meter yang menumpu pada
kepala tilling ar h mchntang jalan dan diperkuat
b. Sistiin Gapit
Hubungan kepala tiang dengan cerucuk dibuat Sistim gapit.Diperlukan 2 (dua) balok kayu
arah melintang jalan untuk menggapit 1 (satu baris) cerucuk arah melintang jalan dengan
cara dipaku. Arah sejajar memanjang jalan juga diberi kepala tiang dengan jarak sumbu ke
sumbu 1,00 meter .
Kepala Tiang dari Matras
a. Buat lantai kerja untuk hamparan matras, dari bahan timbunan lokal yang berfungsi untuk
meratakan tempat dudukan matras.
b. Hampar matras, yang dapat. terdiri atas stabilisasi tanah dengan semen atau beton kurus.
Usahakan agar bagian ujung atas cerucuk menyatu dengan matras pada ketebalan rencana.
5.

PEKERJAAN GORONG GORONG BUIS BETON


Pekerjaan ini dilaksanakan untuk membuat saluran melintang didaerah daerah tertentu,
untuk menanggulangi apabila terjadi hujan, air tidak memotong badan jalan yang ada bentuk
pekerjaannya yaitu penggalian dan persiapan parit serta pondasi gorong-gorong dan pemasangan
bahan landasan penempatan gorong-gorong pipa beton dengan cara Lidah sambungan diletakan
dihilir, dimasukan sepenuhnya sesuai arah kelandaian, sambungan diberi adukan disekeliling
lingkaran sambungan, penimbunan dan Pemadatan kembali disekeliling dan diatas gorong-gorong
minimal 30cm diatas puncak pipa
F.

PEKERJAAN PENUNJANG
Pekerjaan

Penunjang

merupakan

pekerjaan

sementara

yang

mempengaruhi

kelancaran/keberhasilan penyelesaian pekerjaan dan salah satunya adalah Manajemen


dan Keselamatan Lalu Lintas serta Manajemen Mutu.
X.

MONITORING DAN EVALUASI


XI.

Setelah penandatangan Kontrak dilakukan, pihak Kontraktor, Konsultan Pengawas dan


Pemilik Proyek harus mengadakan pertemuan Pree Constrution Meeting (PCM) tentang halhal yang harus dipahami didalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang meliputi :

Membuat Laporan Harian

Membuat Laporan Mingguan

Membuat Laporan Bulanan

Halaman 38 dari 59

Mengevaluasi kemajuan fisik lapangan sesuai dengan Jadwal Pelaksanaan (Time


Schedule)

Laporan pekerjaan adalah peristiwa atapun kegiatan yang dilaporkan selama melakukan
pekerjaan di lokasi proyek yang berdasarkan pekerjaan yang telah dilakukan pada lokasi
proyek dan kemudian dituangkan dengan cara tertulis dan disertakan pula foto-foto
dokumentasi proses pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung, laporan pekerjaan di
kerjakan oleh kontraktor atau konsultan pengawas kemudian diberikan kepada pemilik
proyek.

Pembuatan laporan pekerjaan proyek dilakukan per hari sesuai dengan pelaksanaan proses
pekerjaan yang dikerjakan sampai proses pelaksanaan pekerjaan proyek selesai kemudian
dirangkum menjadi rekap laporan pekerjaan, dengan adanya laporan pekerjaan ini maka
proses pelaksanaan pekerjaan proyek dapat di arsipkan sebagai bukti progress pelaksanaan
suatu pekerjaan yang telah selesai dibuat.
Laporan pelaksanaan pekerjaan berisi data antara lain :

Tanggal dan waktu

Nama kontraktor dan nama konsultan

Judul laporan

Nama proyek yang dibuat

Jumlah tenaga kerja

Pekerjaan yang dilaksanakan dibuat sejelas mungkin mengenai lokasi pekerjaan, nama
pekerjaan dan besarnya volume progress

Bahan atau material yang telah digunakan

Alat kerja yang dipakai

Laporan curah hujan atau cuaca apabila pada saat melakukan proses pekerjaan terjadinya
hujan sehingga menjadi keterlambatan proses pelaksanaan pekerjaan di lokasi proyek

Form persetujuan konsultan pengawas atau management konstruksi

Form pengajuan kontraktor atau yang membuat laporan harian proyek

Lampiran-lampiran foto pelaksanaan proyek maupun hasil akhir kegiatan

Serta data-data lain menyesuaikan kebutuhan dan permintaan pemilik proyek.


Halaman 39 dari 59

Setiap perusahaan memiliki form data pelaporan proyek tersendiri untuk digunakan pada
setiap pekerjaan proyek.
Mekanisme Laporan Kemajuan Pekerjaan Proyek
Dalam pengawasan kemajuan pekerjaan pada proyek pembangunan, Kontraktor/ Pelaksana
perlu membuat suatu laporan mengenai evaluasi kemajuan proyek dari awal hingga akhir
pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini berguna untuk mengetahui kemajuan pekerjaan proyek
tersebut. Pembuatan laporan kemajuan pada proyek pembangunan dibuat untuk mengetahui
seberapa baikkah proyek ini berjalan. Laporan ini dibuat dalam bentuk laporan harian,
mingguan dan bulanan, setelah itu dapat diketahui proyek itu berjalan sesuai dengan jadwal
rencana atau tidak.

Laporan kemajuan pekerjaan proyek (Laporan Harian, Laporan Mingguan dan Laporan
Bulanan) berisi data antara lain :

Laporan Harian
Dalam laporan harian ini berisikan semua peristiwa yang berhubungan dengan pekerjaan
pada hari tersebut, diantaranya :

Jumlah tenaga kerja dengan keahliannya


yang bekerja pada hari itu serta jumlah
jam kerjanya.

Jenis pekerjaan yang dikerjakan pada


hari tersebut

Jenis dan jumlah bahan bangunan yang


datang pada hari tersebut.

Jenis dan jumlah peralatan pekerjaan


yang digunakan

Halaman 40 dari 59

Hal hal yang mempengaruhi pekerjaan, misalnya hujan, gangguan listrik dan lain
lain.

Catatan hal hal yang penting selama pelaksanaan pekerjaan.

Laporan Mingguan
Laporan mingguan berisikan rekapan penggunaan
material

yang

telah

terealisasi

dalam

seminggu

pekerjaan. Di dalam laporan mingguan tercantum :

Nama paket pekerjaan, laporan untuk minggu ke


berapa

Uraian pekerjaan dalam satu minggu

Bobot pekerjaan

Laporan Bulanan
Pada setiap akhir bulan dibuat
evaluasi

kemajuan

pekerjaan

laporan

mingguan.

berdasarkan

Laporan bulanan ini berisikan halhal yang dapat menghambat atau


kendala pelaksanaan pekerjaan.
Keterlambatan

karena

gangguan

cuaca atau masalah-masalah lainnya


dan tindakan yang diambil sebagai
solusi penanganan masalah tersebut.
Laporan bulanan ini dibuat Sebagai pertanggung jawaban dari konsultan pengawas
terhadap kondisi fisik. Pelaksanaan konstruksi setiap bulan selama pelaksanaan, berikut
proses-proses yang mendukung dan membatasinya. Prestasi kemajuan fisik yang
dilaporkan dalam laporan bulanan, digunakan sebagai acuan untuk penagihan bulanan.
Laporan bulanan biasanya dilengkapi dengan foto-foto yang berfungsi sebagai
dokumentasi proyek.
Untuk pembuatan laporan kemajuan pekerjaan harus lengkap dan harus sesuai dengan
pelakasanaan pekerjaan yang dilakukan di lokasi proyek, tidak boleh memasukkan data atau
laporan pekerjaan yang palsu guna untuk terciptanya sebuah laporan kegiatan pekerjaan.
Halaman 41 dari 59

As Build Drawing
Pengukuran akhir untuk As Build Drawing ( ABD ), serta Final Kuantitas.

Evaluasi Hasil Kemajuan Fisik Pekerjaan


Dari hasil Laporan Bulan diatas dapat dijadikan patokan apakah pekerjaan fisik
dilapangan mengalami deviasi minus ataukah plus, jika terjadi diviasi minus harus
diadakan pertemuaan sesuai dari keterlambatan pekerjaan fisik tersebut, berapa persen
keterlambatannya.

Pekerjaan Dokumentasi
Sebelum memulai suatu pekerjaan harus diambil foto 0% (Nol persennya) begitu juga
setelah pekerjaan tersebut sudah mencapai 50% harus diambil data foto (foto
dokumentasi) Dan setelah pekerjaan dianggap mencapai 100% olek Pemilik Proyek juga
harus ada data dokumentasinya berupa foto selain laporan tertulis.

CONTOH FORMAT - FORMAT LAPORAN

Format Laporan Harian

Format Laporan Mingguan

Halaman 42 dari 59

Format Laporan Bulanan

Format Laporan Cuaca

Halaman 43 dari 59

XI.

Format Dokumentasi

PEKERJAAN AKHIR (DEMOBILISASI)


XII.

Setelah semua pekerjaan selesai seratus persen Pihak Kontraktor harus memelihara hasil
pekerjaan tersebut selama masa pemeliharaan yang ditetapkan dalam Kontrak, jika terjadi
kerusakan pada masa pemeliharaan pihak Kontraktor harus memperbaiki kerusakan tersebut.
Barak Kerja, Base Camp, Gudang dan lain-lain harus dibongkar setelah semua pekerjaan fisik
(kecuali demobilisasi) yang tertuang dalam Kontrak dianggap selesai seratus persen.
Pekerjaan terakhir yang tentunya termasuk dalam Kontrak adalah Demobilisasi, semua
peralatan yang berada di lokasi pekerjaan termasuk semua personilnya harus dimobilisasi /
kembali.
Dari metode pelaksanaan tersebut maka dapat diperkirakan waktu pelaksanaan tiaptiap pekerjaan
dan item item pekerjaan mana saja yang pelaksanaannya dapat dilaksanakan secara bersamaan
untuk kemudian dapat dibuat time schedule proyek secara keseluruhan yang se-efisien mungkin
sehingga tuntutan pekerjaan dapat terpenuhi khususnya mengenai ketepatan waktu.
Demikianlah uraian secara garis besar yang dapat kami sampaikan sebagai usulan tentang
pekerjaan-pekerjaan yang terlingkup dalam paket ini. Metode pelaksanaan yang lebih detail akan
dibuat setelah kami ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan ini, yang akan kami sajikan sebelum
pelaksanaan di lapangan. Tentu saja di dalam pelaksanaannya nanti dapat timbul ide-ide baru, yang

Halaman 44 dari 59

disesuaikan dengan dokumen dan gambar-gambar dalam tender. Semoga uraian ini dapat
memberikan gambaran yang cukup tentang langkah-langkah dalam pelaksanaan proyek ini.

Pontianak, ..... Juli 2016


Dibuat Oleh,
Penawar,
CV. PANDU PRATAMA

....................
Direktur

Halaman 45 dari 59

Network Planning dan Flow Chart Pekerjaan Mobilisasi

Halaman 46 dari 59

Network Planning dan Flow Chart Pekerjaan Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air
1.

Persiapan
Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing) kepada Direksi
Pekerjaan.
Cek kondisi/keadaan existing terhadap kemungkinan adanya pipa-pipa air, kabel
listrik, kabel telpon dll.
Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang
telah dilakukan.
Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada
perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan.

2.

Persiapan Pekerjaan Galian.

Cek kondisi existing lahan/tanah yang akan digali. Pasang Patok-patok batas galian
dan penggalian yang akan dilaksanakan.

Buatkan titik pemantauan kelongsoran dan tempatkan pada daerah yang benar-benar
aman. Sehingga apabila terjadi pergerakan bidang galian dapat segera diketahui.

Serahkan Gambar Detil seluruh struktur sementara yang diusulkkan atau yang
diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong (shoring), pengaku (bracing),
cofferdam dan dinding penahan rembesan (cutoff wall).

Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan menjaga keselamatan pekerja, maka galian
yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1 meter.

Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang
cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya.

Galian terbuka pada lokasi jalur lalu-lintas maupun lokasi bahu jalan, harus diberi
rambu tambahan pada malam hari berupa Drum/penghalang (barikade) yang dicat
putih beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan pengguna jalan.

Siapkan Pompa air utk dewatering pada penggalian tanah dibawah elevasi muka air
tanah.
Penggalian

Penggalian tanah dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan mencakup pembuangan
material/bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata,
beton, pasangan batu, bahan organik dan bahan perkerasan lama yang sudah tidak
dipakai lagi.

Penggalian tanah dilakukan dengan alat berat yaitu Excavator untuk daerah galian
tanah yang dalam. Sedang untuk galian yang bersifat pemotongan tanah, lebih baik
dilakukan dengan menggunakan Bulldozer atau Motor Grader. Untuk lahan/daerah
yang tidak bisa dijangkau oleh alat berat (Excavator/Bulldozer/Motor Grader), lakukan
penggalian secara manual.

Muat hasil galian ke atas Dump Truck, angkut dan buang hasil galian tersebut keluar
area/lokasi kerja.

Dorong dan ratakan buangan hasil galian/tanah dengan Bulldozer.

Lakukan penggalian dan pembuangan secara berulang, sampai batas galian dan elevasi
yang sudah ditentukan.

Pada permukaan galian/pemotongan harus dibersihkan dari segala bahan yang lepas
yang akan menjadi berbahaya setelah pekerjaan selesai.

Permukaan lereng hasil galian/pemotongan agar diusahakan dalam keadaan stabil.


Pemeriksaan

Cek apakah hasil akhir galian sudah sesuai dengan yang direncanakan.

Lakukan koordinasi dengan bagian pengukuran untuk melakukan pengendalian dan


perbaikan pengukuran saat proses. Pastikan dilakukan pengecekan permukaan akhir
dengan alat ukur.
Cek kesesuaian

Seluruh permukaan hasil galian harus rata.

Kemiringan lereng galian/pemotongan harus sesuai dengan elevasi yang direncanakan.

Tidak ada material terlepas seperti batu pada permukaan hasil galian pada hasil
akhirnya.
Perbaikan

Jika hasil galian/pemotongan belum sesuai dengan elevasi yang direncanakan, lakukan
penggalian ulang sehingga elevasi hasil galian sesuai dengan rencana.

Jika terjadi pergerakan tanah atau kelongsoran, segera hentikan pekerjaan

Melakukan pencegahan kelongsoran selanjutnya dengan perbaikan turap yang ada


ataupun penambahan turap yang baru. Jika ada gangguan air, maka air harus segera
dikeringkan/disalurkan

Jangan membebani tepi galian dengan penumpukan tanah galian maupun material
lainnya.

1
MULAI

2
PERSIAPAN PEKERJAAN
GALIAN
3
PENGGALIAN

5
PERAPIAN & PERATAAN

3.

6
PERMINTAAN
PEMERIKSAAN

Tidak
7
PERBAIKAN

CEK
SESUAI ?
Ya
SELESAI
SELESAI
4.

5.

6.

Halaman 47 dari 59

Network Planning dan Flow Chart Pekerjaan Koker, Ukuran dalam 100 - 100 cm
1. Persiapan
1
MULAI

2
ALAT PRODUKSI, TENAGA
KERJA, MATERIAL

TIDAK

CEK
SESUAI ?

YA

3
ACUAN
(FORMWORK)

2. Persiapan Pengecoran Beton


2.1. Peralatan Unit Produksi dan Peralatan Pendukung

PENOPANG
(SUPPORTING)

YA

PEMBESIAN
5
TIDAK
PEMERI
KSAAN
CAMPU
RAN

Siapkan peralatan unit produksi (concrete mixer), jumlahnya harus


memadai, kapasitas total unit produk dikali jam kerja harus sama dengan
jumlah produksi saat itu.
Pastikan peralatan produksi berjalan baik, baik putaran maupun saat
menumpahkan.
Siapkan alat pemadat (vibrator Roller) dan jumlahnya mencukupi
Peralatan pengangkut manual setidaknya harus dari gerobak sorong
dengan roda karet/besi.
Jika antara unit produksi dan lokasi pengecoran mengharuskan
dilakukannya pengangkutan menggunakan kerekan (lift), maka harus
dipastikan pengangkutan dengan kerekan (lift), dapat menampung
seluruh jumlah produksi.
2.2. Pengecekan tenaga kerja

CEK
SESUAI ?

TIDAK

Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.


Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing)
kepada Direksi Pekerjaan.
Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari
kesiapan yang telah dilakukan.
Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak
ada perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi
kondisi khusus.
Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan

CEK
SESUAI ?
YA
TATA LETAK

Siapkan tenaga kerja dalam jumlah yang mencukupi, dengan


mempertimbangkan produksi/jam dan kapasitas angkut serta waktu
angkut per rit.
Tambahkan tenaga kerja untuk unit-unit produksi dan pelayanannya,
tenaga pemadatan dan tenaga pembantu untuk keadaan khusus.
Proporsi tenaga kerja setidaknya harus terdiri dari tenaga kerja kasar,
mandor dan pelaksana.
Pastikan penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan ditetapkan.

2.3. Ketersediaan Material

Siapkan Material dan cek jumlah ketersediaannya (material yang lolos uji
mutu dari laboratorium).
Jumlah material (agregat, semen, pasir dan air) mencukupi untuk
produksi yang direncanakan.
Cara penyimpanan memadai, dan tidak ada pencampuran yang
signifikan antara material satu dengan yang lainnya.
Semen disimpan dengan baik, diberi alas dan pelindung

Halaman 48 dari 59

2.4. Form work/Acuan (Bekisting) dan supporting/Penopang (Perancah)

A
1

PERSIAPAN

Tdk

PERBAIKAN

CEK
SESUAI ?

Ya

PENYIRAMAN
FORM WORK
4

TOLAK
DIBUANG

Tdk

PEMERIKSAAN
CAMPURAN

CEK
SESUAI ?
Ya

5
PENGECORAN

6
PEMADATAN

7
PENGHENTIAN
PENGECORAN

INFORMASI
KESIAPAN
PEMBUATAN
CAMPURAN

Form work dan supporting (penopang) dibuat sesuai gambar rencana.


Kelurusan form work (acuan) baik .
Form work menggunakan material sesuai kegunaannya (untuk beton
ekspos dan non ekspos).
Supporting (penopang) memadai dan kokoh, tidak bergerak.
Form work dipersiapkan untuk pengecoran dengan tinggi jatuh adukan
tidak lebih besar dari 150 cm.
Tidak ada bagian form work (acuan) yang berhubungan langsung dengan
dudukan unit produksi, yang mengakibatkan form work dan supporting
bergoyang.
Pastikan untuk menghindari kesulitan melepaskan acuan dan untuk
menghasilkan permukaan beton yang baik, acuan telah disapu merata
dengan pelumas.
Acuan harus bebas dari kotoran, serpihan kayu atau material yang lain
yang tidak dikehendaki.
Batas sambungan konstruksi (batas pengecoran diberi lis pembatas untuk
menghentikan pengecoran), untuk pengecoran vertikal.
Pastikan jarak bidang obyek yang akan dicor tidak berubah, digunakan
batang pengganjal
2.5. Pembesian
Pembesian harus sesuai dengan gambar kerja yang disetujui.
Pastikan selimut beton mencukupi dan kokoh terpasang, sehingga tidak
akan terjadi perubahan saat proses pengecoran.
Pastikan jarak antar kedua lapis pembesian mengunakan ganjal (kaki ayam)
untuk menghindari bergesernya pembesian saat proses pengecoran
(terutama pada pembesian lantai).
2.6. Kedudukan Unit Produksi (Concrete Mixer)
Pastikan letak unit produksi (Concrete Mixer) strategis terhadap lokasi
pengecoran
Jalan untuk pengangkutan dari unit produksi ke lokasi pengangkutan
harus dipersiapkan agar tidak menyulitkan saat pengangkutan.
Letak unit produksi/Concrete Mixer ( Beton Molen), harus pada
kedudukan yang kokoh, stabil saat memproduksi.
Ada tempat penuangan campuran, untuk keadaan darurat jika
pengangkutan terhambat, dimana campuran tidak dapat langsung
dituangkan pada alat pengangkut.
3. PENGECORAN BETON
3.1. Acuan/formwork dan sambungan dg beton lama

Basahi Formwork (Acuan) dengan air hingga jenuh


Sambungan konstruksi pada beton lama dibiarkan jenuh dan disapu
dengan adukan semen sesuai campuran betonnya
3.2. Pencampuran Material/Beton
Masukkan material/bahan batu, pasir, semen dan air ke dalam hoper unit produksi (concrete
mixer) sesuai dengan kuantitas masing-masing bahan/material menurut Job Mix Formula
yang sudah dibuat dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Campur material batu, pasir, semen dan air yang ada didalam hoper unit produksi (concrete
mixer) hingga campuran mempunyai performa campuran baik dan cukup mendapatkan
putaran saat produksi (matang)
Pastikan secara visual, slump campuran memadai. Jika tidak sesuai dengan kualitas/mutu
yang diharapkan, tambahkan semen dan tambahkan putaran mixer unit produksi (concrete
mixer) hingga mendapatkan hasil yang sesuai dipersyaratkan.

Halaman 49 dari 59

3.3. Pengecoran
Jika pengecoran pada tulangan rapat dan horizontal, tebal pengecoran tidak lebih dari 15 cm
Pengecoran harus diupayakan tidak didrop dari ketinggian lebih dari 150 cm
Pastikan waktu pengiriman sejak campuran terakhir dengan semen hingga lokasi tidak lebih
dari 60 menit.
Jika ada penumpahan campuran > 150 cm, digunakan talang dengan memasang lidah
penghalang berselang-seling agar beton meluncur tidak segregasi
Pengecoran harus menerus sehingga beton yang masih plastis dapat menyatu dengan
campuran beton yang baru
Pengecoran harus menerus sampai pekerjaan selesai atau sampai sambungan konstruksi yang
direncanakan
3.4. Pemadatan

B
1

PENGAMATAN
PENGECORAN

Tdk

CEK
SELESAI

PERMINTAAN
PENAMBAHAN

3.4. Perataan Akhir Pengecoran

Ya

3
PERATAAN

4
PERAWATAN

Pemadatan campuran harus menggunakan alat penggetar mekanis


Arah pemasukan tegak lurus dan pemindahan alat penggetar tidak lebih dari 45 cm dari posisi
semula
Pastikan tidak ada penempatan penggetar mekanis yang ditempatkan bersamaan pada jarak
kurang dari 30 cm

Pada permukaan yang luas, perataan harus ditempatkan dudukan untuk panduan elevasi
yang digunakan untuk perataan
Pengecekan kerataan dilakukan dengan menggunakan straightedge (mistar lurus) pada saat
beton masih plastis
Setiap bagian yang menunjukkan kerataan di luar toleransi yang dipersyaratkan harus
ditambah dan diratakan dengan adukan baru sehingga rata
Ratakan dengan sapuan pada saat beton masih setengah basah hingga rata
Perataan tidak boleh licin, harus sedikit kasar tapi merata
Pastikan penghentian pengecoran berada pada tempat yang telah ditetapkan atau
Pengecoran berhenti saat pekerjaan telah selesai
Sambungan konstruksi bidang horizontal dibuat sedemikian rupa membentuk sudut 45, dan
dibuat kasar
Sambungan konstruksi bidang vertikal diberi takikan dan dibentuk kasar.

4. PERAWATAN BETON

PEMBONGKARAN
ACUAN

6
PEKERJAAN
PERMUKAAN

SELESAI

Pastikan ada perawatan setelah beton mulai mengeras


Perawatan dengan menggunakan bahan yang dapat menyerap air (karung goni, kain katun)
dan dilakukan sedikitnya selama 3 hari dengan kondisi jenuh
Pada beton dengan dengan kekuatan awal tinggi atau yang menggunakan bahan additive
harus dirawat sampai kekuatannya mencapai 70%
Pada saat perawatan tidak ada permukaan beton yang terekspos sehingga kena pengaruh
aliran udara
Konstruksi beton dijaga dari penggunaan lalu-lintas sebelum beton berumur 7 hari
Bilamana menggunakan acuan, pastikan acuan senantiasa dalam kondisi basah, sampai saat
acuan dibongkar
Bagian konstruksi yang dicor sebagai lantai beton (lapis aus), harus dirawat dengan cara
ditutup lapisan pasir lembab setebal 5 cm, minimal 21 hari

5. PEMBONGKARAN ACUAN

Pembongkaran acuan pada dinding tipis, kolom tipis atau sejenis hanya dapat dibongkar
bilamana setelah berusia lebih dari 30 jam setelah pengecoran

Cetakan pada konstruksi yang ditopang perancah dan penopang di bawah pelat, balok,
struktur busur hanya dapat dibongkar bila pengujian telah mencapai sedikitnya 85%

Pembongkaran acuan untuk ornamen, sandaran, dinding pemisah dan permukaan terekspos
dibongkar minimal 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam

Pastikan pembongkaran dilakukan dengan urutan yang benar dari bagian luar konstruksi
acuan menuju ke dalam

6. PERMUKAAN BETON

Perangkat kawat/logam untuk pemegang cetakan dan cetakan yang melewati badan beton
harus dipotong minimal 2,5 cm di bawah permukaan beton
Pastikan tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya akibat sambungan cetakan dibersihkan
Kerusakan minor harus segera dirapihkan dengan penambalan
Perbaikan lubang keropos harus meliputi tindakan
Membuat pahatan tegak lurus
Membasahi dan memberi acian (semen air) pada permukaan lubang
Mengisi dengan adukan 1:2 (Semen:pasir) yang dibuat 30 menit sebelumnya, dengan
dibiarkan menyusut sebelumnya

Halaman 50 dari 59

Network Planning dan Flow Chart Pekerjaan Galian Biasa


2.

1
MULAI

2
PERSIAPAN PEKERJAAN
GALIAN
7.

3
PENGGALIAN

5
PERAPIAN & PERATAAN

6
PERMINTAAN
PEMERIKSAAN

Tidak
7
PERBAIKAN

Persiapan
Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.
Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing) kepada Direksi
Pekerjaan.
Cek kondisi/keadaan existing terhadap kemungkinan adanya pipa-pipa air, kabel
listrik, kabel telpon dll.
Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang
telah dilakukan.
Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada
perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan.

CEK
SESUAI ?
Ya
SELESAI
SELESAI

Persiapan Pekerjaan Galian.

Cek kondisi existing lahan/tanah yang akan digali. Pasang Patok-patok batas galian
dan penggalian yang akan dilaksanakan.

Buatkan titik pemantauan kelongsoran dan tempatkan pada daerah yang benar-benar
aman. Sehingga apabila terjadi pergerakan bidang galian dapat segera diketahui.

Serahkan Gambar Detil seluruh struktur sementara yang diusulkkan atau yang
diperintahkan untuk digunakan, seperti penyokong (shoring), pengaku (bracing),
cofferdam dan dinding penahan rembesan (cutoff wall).

Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan menjaga keselamatan pekerja, maka galian
yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1 meter.

Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang
cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya.

Galian terbuka pada lokasi jalur lalu-lintas maupun lokasi bahu jalan, harus diberi
rambu tambahan pada malam hari berupa Drum/penghalang (barikade) yang dicat
putih beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan pengguna jalan.

Siapkan Pompa air utk dewatering pada penggalian tanah dibawah elevasi muka air
tanah.
8. Penggalian

Penggalian tanah dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan
dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan mencakup pembuangan
material/bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata,
beton, pasangan batu, bahan organik dan bahan perkerasan lama yang sudah tidak
dipakai lagi.

Penggalian tanah dilakukan dengan alat berat yaitu Excavator untuk daerah galian
tanah yang dalam. Sedang untuk galian yang bersifat pemotongan tanah, lebih baik
dilakukan dengan menggunakan Bulldozer atau Motor Grader. Untuk lahan/daerah
yang tidak bisa dijangkau oleh alat berat (Excavator/Bulldozer/Motor Grader), lakukan
penggalian secara manual.

Muat hasil galian ke atas Dump Truck, angkut dan buang hasil galian tersebut keluar
area/lokasi kerja.

Dorong dan ratakan buangan hasil galian/tanah dengan Bulldozer.

Lakukan penggalian dan pembuangan secara berulang, sampai batas galian dan elevasi
yang sudah ditentukan.

Pada permukaan galian/pemotongan harus dibersihkan dari segala bahan yang lepas
yang akan menjadi berbahaya setelah pekerjaan selesai.

Permukaan lereng hasil galian/pemotongan agar diusahakan dalam keadaan stabil.


9. Pemeriksaan

Cek apakah hasil akhir galian sudah sesuai dengan yang direncanakan.

Lakukan koordinasi dengan bagian pengukuran untuk melakukan pengendalian dan


perbaikan pengukuran saat proses. Pastikan dilakukan pengecekan permukaan akhir
dengan alat ukur.
10. Cek kesesuaian

Seluruh permukaan hasil galian harus rata.

Kemiringan lereng galian/pemotongan harus sesuai dengan elevasi yang direncanakan.

Tidak ada material terlepas seperti batu pada permukaan hasil galian pada hasil
akhirnya.
11. Perbaikan

Jika hasil galian/pemotongan belum sesuai dengan elevasi yang direncanakan, lakukan
penggalian ulang sehingga elevasi hasil galian sesuai dengan rencana.

Jika terjadi pergerakan tanah atau kelongsoran, segera hentikan pekerjaan

Melakukan pencegahan kelongsoran selanjutnya dengan perbaikan turap yang ada


ataupun penambahan turap yang baru. Jika ada gangguan air, maka air harus segera
dikeringkan/disalurkan

Jangan membebani tepi galian dengan penumpukan tanah galian maupun material
lainnya.

Halaman 51 dari 59

Network Planning dan Flow Chart Pekerjaan Timbunan Pilihan

MULAI

1.

Persiapan
Sebelum dimulai pekerjaan timbunan biasa/pilihan,
permukaan yang akan digelar harus dibersihkan dari
kotoran dan telah mendapat persetujuan dari direksi.

2.

Pengangkutan
Material Timbunan Biasa/Pilihan yang telah disetujui
direksi (sesuai hasil pengetesan laboratorium yang
ditunjuk) dibawa ke lapangan menggunakan Dump
Truck dan ditimbun sesuai dengan lokasi dan jarak
tumpukan sesuai rencana dan kebutuhan lapangan.
Penumpukan material diatur sedemikian rupa, tidak
terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dan
dilaksanakan merata sehingga mempermudah dalam
penghamparan nanti.

3.

Penghamparan
Material
Timbunan
Biasa/Pilihan
dihampar
menggunakan motor grader atau menggunakan
tenaga manusia dengan pengki dan cangkul sesuai
ketebalan yang disyaratkan dalam spesifikasi sambil
dijaga agar tidak terjadi pemisahan antara partikelpartikel aggregat halus dan kasar.

4.

Pemadatan
Segera setelah penghamparan akhir terbentuk maka
setiap lapisan harus dipadatkan memakai Vibrator
Roller sambil dimonitoring elevasi dan kemiringan
perkerasan. Pekerjaan pemadatan dimulai dari
sepanjang tepi jalan dan dilanjutkan secara lambat
menuju sumbu jalan, dalam arah memanjang dan
diusahakan terus berlangsung tanpa berhenti sampai
seluruh permukaan selesai digilas. Pada bagianbagian yang diberi super elevasi, penggilasan dimulai
dari bagian yang paling rendah dan dilanjutkan
kearah bagian sisi yang tinggi. Bila suatu tempat,
karena sesuatu hal belum rata maka segera ditambah
material dengan cara ditebar saja dengan pengki
sampai permukaan rata sesuai dengan rencana.
Pada daerah-daerah yang tidak bisa dipadatkan
dengan Vibrator Roller, dapat dipadatkan dengan alat
pemadat tangan (stamper)/Baby Vibrating Roller
secara bertahap dengan ketebalan lapisan maksimum
8-10 cm. Secara visual pemadatan dianggap cukup
apabila lapisan sudah tidak bergerak lagi.

5.

Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu terhadap bahan bahwa tiap
material harus diperiksa dan memenuhi persyaratan
yang ditentukan (spesifikasi) dan setiap volume
tertentu menurut spesifikasi dan dilakukan per lapis
field test untuk mengetahui CBR yang dicapai setelah
pemadatan. Bahan Timbunan yang akan digunakan
harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penghamparan dan pemadatan
sedangkan peralatan yang diperlukan antara lain
Dump Truck, motor grader dan vibro roller.

Survey Lokasi dan Pengambilan


Sample Material

Tidak
Menguji Sifat
Material PI,
OMC,CBR
Lab. dsb

Ya
Percobaan Penghamparan

Penghamparan

Pemadatan

Test Sand
Cone di Site
&
Pengukuran

Tidak

Ya

SELESAI

Halaman 52 dari 59

Network Planning dan Flow Chart Pekerjaan Beton Mutu Rendah

1. Persiapan
1
MULAI

2
ALAT PRODUKSI, TENAGA
KERJA, MATERIAL

TIDAK

CEK
SESUAI ?

YA

3
ACUAN
(FORMWORK)

2. Persiapan Pengecoran Beton


2.1. Peralatan Unit Produksi dan Peralatan Pendukung

PENOPANG
(SUPPORTING)

YA

PEMBESIAN
5
TIDAK
PEMERI
KSAAN
CAMPU
RAN

Siapkan peralatan unit produksi (concrete mixer), jumlahnya harus


memadai, kapasitas total unit produk dikali jam kerja harus sama dengan
jumlah produksi saat itu.
Pastikan peralatan produksi berjalan baik, baik putaran maupun saat
menumpahkan.
Siapkan alat pemadat (vibrator Roller) dan jumlahnya mencukupi
Peralatan pengangkut manual setidaknya harus dari gerobak sorong
dengan roda karet/besi.
Jika antara unit produksi dan lokasi pengecoran mengharuskan
dilakukannya pengangkutan menggunakan kerekan (lift), maka harus
dipastikan pengangkutan dengan kerekan (lift), dapat menampung
seluruh jumlah produksi.
2.2. Pengecekan tenaga kerja

CEK
SESUAI ?

TIDAK

Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.


Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing)
kepada Direksi Pekerjaan.
Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari
kesiapan yang telah dilakukan.
Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak
ada perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi
kondisi khusus.
Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan

CEK
SESUAI ?
YA
TATA LETAK

Siapkan tenaga kerja dalam jumlah yang mencukupi, dengan


mempertimbangkan produksi/jam dan kapasitas angkut serta waktu
angkut per rit.
Tambahkan tenaga kerja untuk unit-unit produksi dan pelayanannya,
tenaga pemadatan dan tenaga pembantu untuk keadaan khusus.
Proporsi tenaga kerja setidaknya harus terdiri dari tenaga kerja kasar,
mandor dan pelaksana.
Pastikan penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan ditetapkan.

2.3. Ketersediaan Material

Siapkan Material dan cek jumlah ketersediaannya (material yang lolos uji
mutu dari laboratorium).
Jumlah material (agregat, semen, pasir dan air) mencukupi untuk
produksi yang direncanakan.
Cara penyimpanan memadai, dan tidak ada pencampuran yang
signifikan antara material satu dengan yang lainnya.
Semen disimpan dengan baik, diberi alas dan pelindung

Halaman 53 dari 59

2.4. Form work/Acuan (Bekisting) dan supporting/Penopang (Perancah)

A
1

PERSIAPAN

Tdk

PERBAIKAN

CEK
SESUAI ?

Ya

PENYIRAMAN
FORM WORK
4

TOLAK
DIBUANG

Tdk

PEMERIKSAAN
CAMPURAN

CEK
SESUAI ?
Ya

5
PENGECORAN

6
PEMADATAN

7
PENGHENTIAN
PENGECORAN

INFORMASI
KESIAPAN
PEMBUATAN
CAMPURAN

Form work dan supporting (penopang) dibuat sesuai gambar rencana.


Kelurusan form work (acuan) baik .
Form work menggunakan material sesuai kegunaannya (untuk beton
ekspos dan non ekspos).
Supporting (penopang) memadai dan kokoh, tidak bergerak.
Form work dipersiapkan untuk pengecoran dengan tinggi jatuh adukan
tidak lebih besar dari 150 cm.
Tidak ada bagian form work (acuan) yang berhubungan langsung dengan
dudukan unit produksi, yang mengakibatkan form work dan supporting
bergoyang.
Pastikan untuk menghindari kesulitan melepaskan acuan dan untuk
menghasilkan permukaan beton yang baik, acuan telah disapu merata
dengan pelumas.
Acuan harus bebas dari kotoran, serpihan kayu atau material yang lain
yang tidak dikehendaki.
Batas sambungan konstruksi (batas pengecoran diberi lis pembatas untuk
menghentikan pengecoran), untuk pengecoran vertikal.
Pastikan jarak bidang obyek yang akan dicor tidak berubah, digunakan
batang pengganjal
2.5. Pembesian
Pembesian harus sesuai dengan gambar kerja yang disetujui.
Pastikan selimut beton mencukupi dan kokoh terpasang, sehingga tidak
akan terjadi perubahan saat proses pengecoran.
Pastikan jarak antar kedua lapis pembesian mengunakan ganjal (kaki ayam)
untuk menghindari bergesernya pembesian saat proses pengecoran
(terutama pada pembesian lantai).
2.6. Kedudukan Unit Produksi (Concrete Mixer)
Pastikan letak unit produksi (Concrete Mixer) strategis terhadap lokasi
pengecoran
Jalan untuk pengangkutan dari unit produksi ke lokasi pengangkutan
harus dipersiapkan agar tidak menyulitkan saat pengangkutan.
Letak unit produksi/Concrete Mixer ( Beton Molen), harus pada
kedudukan yang kokoh, stabil saat memproduksi.
Ada tempat penuangan campuran, untuk keadaan darurat jika
pengangkutan terhambat, dimana campuran tidak dapat langsung
dituangkan pada alat pengangkut.
3. PENGECORAN BETON
3.1. Acuan/formwork dan sambungan dg beton lama

Basahi Formwork (Acuan) dengan air hingga jenuh


Sambungan konstruksi pada beton lama dibiarkan jenuh dan disapu
dengan adukan semen sesuai campuran betonnya
3.2. Pencampuran Material/Beton
Masukkan material/bahan batu, pasir, semen dan air ke dalam hoper unit produksi (concrete
mixer) sesuai dengan kuantitas masing-masing bahan/material menurut Job Mix Formula
yang sudah dibuat dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Campur material batu, pasir, semen dan air yang ada didalam hoper unit produksi (concrete
mixer) hingga campuran mempunyai performa campuran baik dan cukup mendapatkan
putaran saat produksi (matang)
Pastikan secara visual, slump campuran memadai. Jika tidak sesuai dengan kualitas/mutu
yang diharapkan, tambahkan semen dan tambahkan putaran mixer unit produksi (concrete
mixer) hingga mendapatkan hasil yang sesuai dipersyaratkan.

Halaman 54 dari 59

3.3. Pengecoran
Jika pengecoran pada tulangan rapat dan horizontal, tebal pengecoran tidak lebih dari 15 cm
Pengecoran harus diupayakan tidak didrop dari ketinggian lebih dari 150 cm
Pastikan waktu pengiriman sejak campuran terakhir dengan semen hingga lokasi tidak lebih
dari 60 menit.
Jika ada penumpahan campuran > 150 cm, digunakan talang dengan memasang lidah
penghalang berselang-seling agar beton meluncur tidak segregasi
Pengecoran harus menerus sehingga beton yang masih plastis dapat menyatu dengan
campuran beton yang baru
Pengecoran harus menerus sampai pekerjaan selesai atau sampai sambungan konstruksi yang
direncanakan
3.4. Pemadatan

B
1

PENGAMATAN
PENGECORAN

Tdk

CEK
SELESAI

PERMINTAAN
PENAMBAHAN

3.4. Perataan Akhir Pengecoran

Ya

3
PERATAAN

4
PERAWATAN

Pemadatan campuran harus menggunakan alat penggetar mekanis


Arah pemasukan tegak lurus dan pemindahan alat penggetar tidak lebih dari 45 cm dari posisi
semula
Pastikan tidak ada penempatan penggetar mekanis yang ditempatkan bersamaan pada jarak
kurang dari 30 cm

Pada permukaan yang luas, perataan harus ditempatkan dudukan untuk panduan elevasi
yang digunakan untuk perataan
Pengecekan kerataan dilakukan dengan menggunakan straightedge (mistar lurus) pada saat
beton masih plastis
Setiap bagian yang menunjukkan kerataan di luar toleransi yang dipersyaratkan harus
ditambah dan diratakan dengan adukan baru sehingga rata
Ratakan dengan sapuan pada saat beton masih setengah basah hingga rata
Perataan tidak boleh licin, harus sedikit kasar tapi merata
Pastikan penghentian pengecoran berada pada tempat yang telah ditetapkan atau
Pengecoran berhenti saat pekerjaan telah selesai
Sambungan konstruksi bidang horizontal dibuat sedemikian rupa membentuk sudut 45, dan
dibuat kasar
Sambungan konstruksi bidang vertikal diberi takikan dan dibentuk kasar.

4. PERAWATAN BETON

PEMBONGKARAN
ACUAN

6
PEKERJAAN
PERMUKAAN

SELESAI

Pastikan ada perawatan setelah beton mulai mengeras


Perawatan dengan menggunakan bahan yang dapat menyerap air (karung goni, kain katun)
dan dilakukan sedikitnya selama 3 hari dengan kondisi jenuh
Pada beton dengan dengan kekuatan awal tinggi atau yang menggunakan bahan additive
harus dirawat sampai kekuatannya mencapai 70%
Pada saat perawatan tidak ada permukaan beton yang terekspos sehingga kena pengaruh
aliran udara
Konstruksi beton dijaga dari penggunaan lalu-lintas sebelum beton berumur 7 hari
Bilamana menggunakan acuan, pastikan acuan senantiasa dalam kondisi basah, sampai saat
acuan dibongkar
Bagian konstruksi yang dicor sebagai lantai beton (lapis aus), harus dirawat dengan cara
ditutup lapisan pasir lembab setebal 5 cm, minimal 21 hari

5. PEMBONGKARAN ACUAN

Pembongkaran acuan pada dinding tipis, kolom tipis atau sejenis hanya dapat dibongkar
bilamana setelah berusia lebih dari 30 jam setelah pengecoran

Cetakan pada konstruksi yang ditopang perancah dan penopang di bawah pelat, balok,
struktur busur hanya dapat dibongkar bila pengujian telah mencapai sedikitnya 85%

Pembongkaran acuan untuk ornamen, sandaran, dinding pemisah dan permukaan terekspos
dibongkar minimal 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam

Pastikan pembongkaran dilakukan dengan urutan yang benar dari bagian luar konstruksi
acuan menuju ke dalam

6. PERMUKAAN BETON

Perangkat kawat/logam untuk pemegang cetakan dan cetakan yang melewati badan beton
harus dipotong minimal 2,5 cm di bawah permukaan beton
Pastikan tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya akibat sambungan cetakan dibersihkan
Kerusakan minor harus segera dirapihkan dengan penambalan
Perbaikan lubang keropos harus meliputi tindakan
Membuat pahatan tegak lurus
Membasahi dan memberi acian (semen air) pada permukaan lubang
Mengisi dengan adukan 1:2 (Semen:pasir) yang dibuat 30 menit sebelumnya, dengan
dibiarkan menyusut sebelumnya

Halaman 55 dari 59

Flow Chart Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A dan B


1. Persiapan

1
MULAI

2
PENYIAPAN
FORMASI
PENGHAMPARAN
3

2. Penyiapan Formasi Penghamparan

PENGHAMPARAN

4
PEMADATAN

PEMERIKSAAN

Tdk

Amati material memiliki kadar air dalam batas rentang -3% dan +1% dari kadar air optimum
Pastikan penggelaran dan penebaran tidak menyebabkan segregasi, perbaiki jika terjadi ganti dengan
material yang bergradasi baik
Tidak ada penebaran dengan tebal lapisan lebih dari 20 cm padat.
Jika ketebalan rencana > dari 20 cm, maka harus dihampar 2(dua) kali dengan ketebalan yang sama
Pastikan tebal hamparan sedikitnya 2(dua) kali ukuran maksimum agregat.
Amati penghamparan, pastikan bahwa penebaran akan menghasil kan ketinggian material padat
yang tidak kurang dari elevasi rencana (gunakan referensi blue topping).

4. Pemadatan

CEK
SESUAI ? Ya

PERBAIKAN

Cek kerusakan bagian yang akan menjadi dasar penghamparan telah diperbaiki (jika diatas bahu
atau jalan lama)
Permukaan jalan lama digaruk/dialur untuk mendapatkan efek tahan geser
Jika ditebar iatas permukaan tanah dasar, maka lapisan ini harus memenuhi ketentuan kepadatan
100% utk lapisan s/d 30 cm, an 95% untuk lapisan 30 cm dibawah permukaan

3. Penghamparan

Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.


Cek ulang ketersediaan material, pastikan tidak ada perubahan
Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari kesiapan yang telah
dilakukan.
Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak ada perubahan dari
kesiapan yang telah dilakukan.
Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi kondisi khusus.
Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan.

8
PERMINTAAN
PENGUJIAN

5. Pemeriksaan

SELESAI

Pemadatan dilakukan hingga dicapai 100% kepadatan kering maksi mum modifikasi (SNI 03-17431989) metode D.
Pemadatan pada rentang kadar air -3% dan +1% dari kadar air maksimum
Pastikan pemadatan dilakukan dimulai dari tepi dan berakhir pada sumbu jalan, Pada superelevasi
penggilasan bergerak dari arah tepi rendah menuju kearah yang lebih tinggi
Pada penggilasan akhir (finishing), dapat dilakukan pergantian dgn Mesin Gilas Roda Karet, jika
Roda baja menyebabkan kerusakan atau degradasi pada LPA

Pastikan dilakukan pengecekan kerataan dengan menggunakan straight edge 3,0m, dengan batas
penyimpangan 1,0 cm.
Jika terjadi penyimpangan, lakukan perbaikan, sesuai langkah 7.
Lakukan koordinasi dengan bagian pengukuran untuk melakukan pengendalian dan perbaikan
pengukuran saat proses.
Lakukan proof rolling dengan menggunakan truk dengan beban gandar sarat, 10 ton.
Pastikan dilakukan pengecekan permukaan akhir LPA (finished Base atau Sub Base) dengan alat
ukur.

6. Cek kesesuaian

Seluruh permukaan rata, toleransi masuk?


Camber baik?
Tidak ada lendutan pada proof rolling.
Tidak ada material terlepas karena tidak ada ikatan.
Jika terjadi slah satu dari yang diatas, lakukan perbaikan sesuai langkah 7.
Jika semua sesuai, lanjutkan ke langkah 8.

7. Perbaikan

LPA yang memiliki kerataan dan ketebalan yang tidak memenuhi syarat, diperbaiki dengan cara
dibongkar diganti material dan diproses kembali
LPA yang diketahui memiliki kadar air yg kurang saat pemadatan, harus digaru diberi tambahan air
dengan penyemprotan dan diproses ulang
LPA yang diketahui memiliki kadar air yg kurang berlebih saat pemadatan, harus digaru berulang
ulang hingga diperoleh kadar air yang tepat lalu diproses ulang pemadatannya
Perbaikan karena tidak terpenuhinya sifat bahan dan kepadatan harus diperbaiki meliputi tindakan
penggaruan, penggantian bahan, penyesuaian kadar air, pembuangan atau penambahan tebal.

8. Pengujian

Ajukan permintaan pengujian jika pekerjaan memenuhi ketentuan ketentuan yang dipersyaratkan.

Halaman 56 dari 59

Flow Chart Pekerjaan Beton Struktur

1. Persiapan
1
MULAI

2
ALAT PRODUKSI, TENAGA
KERJA, MATERIAL

TIDAK

CEK
SESUAI ?

YA

3
ACUAN
(FORMWORK)

2. Persiapan Pengecoran Beton


2.1. Peralatan Unit Produksi dan Peralatan Pendukung

PENOPANG
(SUPPORTING)

YA

PEMBESIAN
5
TIDAK
PEMERI
KSAAN
CAMPU
RAN

Siapkan peralatan unit produksi (concrete mixer), jumlahnya harus


memadai, kapasitas total unit produk dikali jam kerja harus sama dengan
jumlah produksi saat itu.
Pastikan peralatan produksi berjalan baik, baik putaran maupun saat
menumpahkan.
Siapkan alat pemadat (vibrator Roller) dan jumlahnya mencukupi
Peralatan pengangkut manual setidaknya harus dari gerobak sorong
dengan roda karet/besi.
Jika antara unit produksi dan lokasi pengecoran mengharuskan
dilakukannya pengangkutan menggunakan kerekan (lift), maka harus
dipastikan pengangkutan dengan kerekan (lift), dapat menampung
seluruh jumlah produksi.
2.2. Pengecekan tenaga kerja

CEK
SESUAI ?

TIDAK

Cek ulang Permintaan (Request) Pekerjaan & data pendukungnya.


Menyerahkan Gambar detail penampang melintang (Shop Drawing)
kepada Direksi Pekerjaan.
Cek dan amati ulang kesiapan alat, pastikan tidak ada perubahan dari
kesiapan yang telah dilakukan.
Cek ulang kesiapan tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya pastikan tidak
ada perubahan dari kesiapan yang telah dilakukan.
Pastikan ada penanggung jawab dari penyedia jasa untuk mengatasi
kondisi khusus.
Pastikan ada pengendalian Keselamatan dan Kecelakaan Kerja (K3).
Pastikan ada kesiapan pengendalian lalu-lintas.
Pastikan ada kesiapan penanganan lingkungan

CEK
SESUAI ?
YA
TATA LETAK

Siapkan tenaga kerja dalam jumlah yang mencukupi, dengan


mempertimbangkan produksi/jam dan kapasitas angkut serta waktu
angkut per rit.
Tambahkan tenaga kerja untuk unit-unit produksi dan pelayanannya,
tenaga pemadatan dan tenaga pembantu untuk keadaan khusus.
Proporsi tenaga kerja setidaknya harus terdiri dari tenaga kerja kasar,
mandor dan pelaksana.
Pastikan penanggung jawab pelaksanaan pekerjaan ditetapkan.

2.3. Ketersediaan Material

Siapkan Material dan cek jumlah ketersediaannya (material yang lolos uji
mutu dari laboratorium).
Jumlah material (agregat, semen, pasir dan air) mencukupi untuk
produksi yang direncanakan.
Cara penyimpanan memadai, dan tidak ada pencampuran yang
signifikan antara material satu dengan yang lainnya.
Semen disimpan dengan baik, diberi alas dan pelindung

Halaman 57 dari 59

2.4. Form work/Acuan (Bekisting) dan supporting/Penopang (Perancah)

A
1

PERSIAPAN

Tdk

PERBAIKAN

CEK
SESUAI ?

Ya

PENYIRAMAN
FORM WORK
4

TOLAK
DIBUANG

Tdk

PEMERIKSAAN
CAMPURAN

CEK
SESUAI ?
Ya

5
PENGECORAN

6
PEMADATAN

7
PENGHENTIAN
PENGECORAN

INFORMASI
KESIAPAN
PEMBUATAN
CAMPURAN

Form work dan supporting (penopang) dibuat sesuai gambar rencana.


Kelurusan form work (acuan) baik .
Form work menggunakan material sesuai kegunaannya (untuk beton
ekspos dan non ekspos).
Supporting (penopang) memadai dan kokoh, tidak bergerak.
Form work dipersiapkan untuk pengecoran dengan tinggi jatuh adukan
tidak lebih besar dari 150 cm.
Tidak ada bagian form work (acuan) yang berhubungan langsung dengan
dudukan unit produksi, yang mengakibatkan form work dan supporting
bergoyang.
Pastikan untuk menghindari kesulitan melepaskan acuan dan untuk
menghasilkan permukaan beton yang baik, acuan telah disapu merata
dengan pelumas.
Acuan harus bebas dari kotoran, serpihan kayu atau material yang lain
yang tidak dikehendaki.
Batas sambungan konstruksi (batas pengecoran diberi lis pembatas untuk
menghentikan pengecoran), untuk pengecoran vertikal.
Pastikan jarak bidang obyek yang akan dicor tidak berubah, digunakan
batang pengganjal
2.5. Pembesian
Pembesian harus sesuai dengan gambar kerja yang disetujui.
Pastikan selimut beton mencukupi dan kokoh terpasang, sehingga tidak
akan terjadi perubahan saat proses pengecoran.
Pastikan jarak antar kedua lapis pembesian mengunakan ganjal (kaki ayam)
untuk menghindari bergesernya pembesian saat proses pengecoran
(terutama pada pembesian lantai).
2.6. Kedudukan Unit Produksi (Concrete Mixer)
Pastikan letak unit produksi (Concrete Mixer) strategis terhadap lokasi
pengecoran
Jalan untuk pengangkutan dari unit produksi ke lokasi pengangkutan
harus dipersiapkan agar tidak menyulitkan saat pengangkutan.
Letak unit produksi/Concrete Mixer ( Beton Molen), harus pada
kedudukan yang kokoh, stabil saat memproduksi.
Ada tempat penuangan campuran, untuk keadaan darurat jika
pengangkutan terhambat, dimana campuran tidak dapat langsung
dituangkan pada alat pengangkut.
3. PENGECORAN BETON
3.1. Acuan/formwork dan sambungan dg beton lama

Basahi Formwork (Acuan) dengan air hingga jenuh


Sambungan konstruksi pada beton lama dibiarkan jenuh dan disapu
dengan adukan semen sesuai campuran betonnya
3.2. Pencampuran Material/Beton
Masukkan material/bahan batu, pasir, semen dan air ke dalam hoper unit produksi (concrete
mixer) sesuai dengan kuantitas masing-masing bahan/material menurut Job Mix Formula
yang sudah dibuat dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Campur material batu, pasir, semen dan air yang ada didalam hoper unit produksi (concrete
mixer) hingga campuran mempunyai performa campuran baik dan cukup mendapatkan
putaran saat produksi (matang)
Pastikan secara visual, slump campuran memadai. Jika tidak sesuai dengan kualitas/mutu
yang diharapkan, tambahkan semen dan tambahkan putaran mixer unit produksi (concrete
mixer) hingga mendapatkan hasil yang sesuai dipersyaratkan.

Halaman 58 dari 59

3.3. Pengecoran
Jika pengecoran pada tulangan rapat dan horizontal, tebal pengecoran tidak lebih dari 15 cm
Pengecoran harus diupayakan tidak didrop dari ketinggian lebih dari 150 cm
Pastikan waktu pengiriman sejak campuran terakhir dengan semen hingga lokasi tidak lebih
dari 60 menit.
Jika ada penumpahan campuran > 150 cm, digunakan talang dengan memasang lidah
penghalang berselang-seling agar beton meluncur tidak segregasi
Pengecoran harus menerus sehingga beton yang masih plastis dapat menyatu dengan
campuran beton yang baru
Pengecoran harus menerus sampai pekerjaan selesai atau sampai sambungan konstruksi yang
direncanakan
3.4. Pemadatan

B
1

PENGAMATAN
PENGECORAN

Tdk

CEK
SELESAI

PERMINTAAN
PENAMBAHAN

3.4. Perataan Akhir Pengecoran

Ya

3
PERATAAN

4
PERAWATAN

Pemadatan campuran harus menggunakan alat penggetar mekanis


Arah pemasukan tegak lurus dan pemindahan alat penggetar tidak lebih dari 45 cm dari posisi
semula
Pastikan tidak ada penempatan penggetar mekanis yang ditempatkan bersamaan pada jarak
kurang dari 30 cm

Pada permukaan yang luas, perataan harus ditempatkan dudukan untuk panduan elevasi
yang digunakan untuk perataan
Pengecekan kerataan dilakukan dengan menggunakan straightedge (mistar lurus) pada saat
beton masih plastis
Setiap bagian yang menunjukkan kerataan di luar toleransi yang dipersyaratkan harus
ditambah dan diratakan dengan adukan baru sehingga rata
Ratakan dengan sapuan pada saat beton masih setengah basah hingga rata
Perataan tidak boleh licin, harus sedikit kasar tapi merata
Pastikan penghentian pengecoran berada pada tempat yang telah ditetapkan atau
Pengecoran berhenti saat pekerjaan telah selesai
Sambungan konstruksi bidang horizontal dibuat sedemikian rupa membentuk sudut 45, dan
dibuat kasar
Sambungan konstruksi bidang vertikal diberi takikan dan dibentuk kasar.

4. PERAWATAN BETON

PEMBONGKARAN
ACUAN

6
PEKERJAAN
PERMUKAAN

SELESAI

Pastikan ada perawatan setelah beton mulai mengeras


Perawatan dengan menggunakan bahan yang dapat menyerap air (karung goni, kain katun)
dan dilakukan sedikitnya selama 3 hari dengan kondisi jenuh
Pada beton dengan dengan kekuatan awal tinggi atau yang menggunakan bahan additive
harus dirawat sampai kekuatannya mencapai 70%
Pada saat perawatan tidak ada permukaan beton yang terekspos sehingga kena pengaruh
aliran udara
Konstruksi beton dijaga dari penggunaan lalu-lintas sebelum beton berumur 7 hari
Bilamana menggunakan acuan, pastikan acuan senantiasa dalam kondisi basah, sampai saat
acuan dibongkar
Bagian konstruksi yang dicor sebagai lantai beton (lapis aus), harus dirawat dengan cara
ditutup lapisan pasir lembab setebal 5 cm, minimal 21 hari

5. PEMBONGKARAN ACUAN

Pembongkaran acuan pada dinding tipis, kolom tipis atau sejenis hanya dapat dibongkar
bilamana setelah berusia lebih dari 30 jam setelah pengecoran

Cetakan pada konstruksi yang ditopang perancah dan penopang di bawah pelat, balok,
struktur busur hanya dapat dibongkar bila pengujian telah mencapai sedikitnya 85%

Pembongkaran acuan untuk ornamen, sandaran, dinding pemisah dan permukaan terekspos
dibongkar minimal 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam

Pastikan pembongkaran dilakukan dengan urutan yang benar dari bagian luar konstruksi
acuan menuju ke dalam

6. PERMUKAAN BETON

Perangkat kawat/logam untuk pemegang cetakan dan cetakan yang melewati badan beton
harus dipotong minimal 2,5 cm di bawah permukaan beton
Pastikan tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya akibat sambungan cetakan dibersihkan
Kerusakan minor harus segera dirapihkan dengan penambalan
Perbaikan lubang keropos harus meliputi tindakan
Membuat pahatan tegak lurus
Membasahi dan memberi acian (semen air) pada permukaan lubang
Mengisi dengan adukan 1:2 (Semen:pasir) yang dibuat 30 menit sebelumnya, dengan
dibiarkan menyusut sebelumnya

Halaman 59 dari 59

Anda mungkin juga menyukai