PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana yang dibuat oleh pihak perencana. Pelaksanaan
pekerjaan merupakan tahap yang sangat penting dan membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang baik
sehinggadiperoleh hasilyang baik, tepat pada waktunya, dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sebelumnya
Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil tidaknya suatu proyek, oleh karena itu perlu
dipersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja, serta tenaga pelaksana khususnya tenaga ahli
yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan baik serta dapat mengambil keputusan‐keputusan mengenai
masalah‐masalah yang ditemui di lapangan.
Dalam pelaksanaan fisik suatu proyek bisa saja timbul masalah‐masalah yang tidak terduga dan tidak dapat diatasi
oleh satu pihak saja. Untuk itulah diperlukan adanya rapat koordinasi untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah bersama‐
sama. Dalam rapat koordinasi dihadiri oleh :
‐ Konsultan Proyek
‐ Koordinator dan Pelaksana
‐ Pihak Pemilik ( Owner )
‐ Konsultan Perencana
‐ Bantuan Teknis ( Dinas terkait )
Dalam tahap pelaksanaan, semua pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengikuti rencana yang telah dibuat oleh pihak perencana.
Antara lain gambar rencana dan segala detailnya, jenis material, dan dokumen lainnya. Tahap selanjutnya kontraktor mengerjakan
shop drawing sebagai gambar pelaksanaan dengan ruang lingkup serta detail yang lebih sempit kemudian untuk tahap akhir
kontraktor membuat as built drawing sebagai gambar akhir sesuai dengan yang ada di lapangan yang digunakan sebagai laporan
akhir.
Maksud : Memberikan gambaran tentang manajemen dan tata cara pelaksanaan pekerjaan di lapangan
dapat hasil pekerjaan yang tepat : Kualitas, Kuantitas dan Waktu
LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan berada di Kec. Paloh Kab. Sambas Propinsi Kalimantan Barat yaitu :
- PEMBANGUNAN PENGAMAN PANTAI Kec. Paloh Kab. Sambas Prov. Kalimantan Barat.
LINGKUP PEKERJAAN
Secara umum Komplek Bangunan ini merupakan bangunan baru di lokasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak
yang bentuk dan fungsinya telah ditata ulang, nantinya akan meliputi Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung
Pendidikan Poltekkes yang berlokasi di Poltekkes Kemenkes Pontianak, Propinsi Kalimantan Barat.
BAB 2
PRINSIP UMUM MANAJEMEN PROYEK
MANAJEMEN PROYEK
Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi di dalam manajemen proyek tergantung pada dua faktor utama
yaitu : sumber daya dan fungsi manajemen. Sumber daya terdiri dari manusia, uang, peralatan, dan
material, sedangkan fungsi manajemen dimaksudkan sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat
mengarahkan atau mengendalikan sekelompok orang yang tergabung dalam suatu kerja sama untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi,
kegiatan yang dilakukan oleh sumber daya manusia, ditunjang dengan uang, material dan peralatan,
perlu ditata melalui fungsi-fungsi manajemen dalam batas waktu yang disediakan sehingga memenuhi
prinsip efisiensi dan efektivitas.
Sumber Daya
Manusia
Pada Pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan dikelola oleh tenaga-tenaga yang berkompeten
dari PT. SUMISMU yang telah berpengalaman dalam penanganan proyek- proyek sejenis, untuk
menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan sesuai harapan semua pihak terkait.
1) Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek di lapangan dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin Site
Manager yang dalam pelaksanaannya sehari-hari dibantu oleh Tenaga Ahli dan Terampil dan
beberapa tenaga staf serta tenaga pelaksana lapangan yang mempunyai kompetensi di bidangnya
masing-masing.Site Manager memimpin seluruh kegiatan di proyek, baik di bidang administrasi
kontrak, teknik, keuangan, maupun kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Untuk masalah teknik/engineering dan quality control, Site Manager dibantu oleh Tenaga
Ahli dan Terampil beserta stafnya.
Urusan keuangan, administrasi umum, dan personalia, dibantu oleh Bagian Personalia,
administrasi dan Keuangan beserta stafnya.
Urusan logistik dan peralatan, dibantu oleh Bagian Logistik dan Peralatan.
Dengan pengelolaan manajemen proyek diusahakan adanya kerjasama yang baik dengan
pihak-pihak terkait, dengan harapan pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik sesuai
rencana yang dipersyaratkan.
2) Sub Kontraktor
Dalam pelaksanaan proyek ini, tidak ada kegiatan yang di sub-kontrakkan, jadi kontraktor utama
yang melaksanakan semua kegiatan pekerjaan tersebut.
UANG
Uang merupakan sumber daya sangat penting dalam manajemen proyek. Ketidakcukupan
uang, sulit untuk mengharapkan penyelenggaraan manajemen proyek sesuai dengan ikatan kontrak
yang disepakati antara para pihak yang menandatangani perjanjian kontrak. Seluruh kegiatan
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi pada seluruh kelompok yang terlibat, memerlukan biaya
yang besarnya telah disepakati di dalam surat perjanjian kontrak. Jika terjadi ketidaksepakatan
(dispute) dalam pelaksanaan pekerjaan, biasanya berdampak pada “nilai uang” yang harus
disepakati, dokumen kontrak telah mengatur tata cara penyelesaian hukum yang harus ditempuh.
Uang sangat penting karena seluruh kegiatan pekerjaan konstruksi memerlukan pembiayaan,
menyangkut : rekruitmen manusia (tenaga kerja); penggunaan jasa tenaga kerja (tenaga ahli, tenaga
terampil, tenaga non skill); penggunaan peralatan (alat-alat berat maupun alat-alat laboratorium);
pembelian bahan dan material, pengolahan bahan dan material, baik bagi kelompok pengguna jasa
maupun penyedia jasa. Jadi pengertian “uang” di dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi (civil
works).Untuk itu PT. SUMISMU telah didukung keuangannya oleh salah satu perbankan dalam
melaksanakan kegiatan ini dengan lampiran neraca perusahaan.
PERALATAN
Peralatan dalam pekerjaan konstruksi diartikan sebagai alat lapangan (alat berat), peralatan
laboratorium, peralatan kantor (misalnya komputer), dan peralatan lainnya. Dengan menggunakan peralatan
yang sesuai sasaran pekerjaan dapat dicapai dengan ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi
spesifikasi teknis yang telah dipersyaratkan.
1. Alat Berat
Jenis peralatan dengan variasi kapasitas dan kegunaannya dapat digunakan untuk pekerjaan
konstruksi ini sesuai fungsinya.Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus sesuai dengan kebutuhan
ditinjau dari jenis, jumlah, kapasitas maupun waktu yang tersedia. Demikian pula cara penggunaannya,
harus mengikuti prosedur pengoperasian dan perawatannya, sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan.
2. Alat Laboratorium
Peralatan laboratorium diperlukan dalam rangka melakukan pengawasan dan pengendalian mutu
atas pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan oleh kontraktor.Agar pekerjaan berjalan sesuai yang diinginkan
PT. SUMISMU telah menyiapkan peralatan yang akan digunakan dan mampu menyediakan peralatan yang
diperlukan dalam kegiatan ini.
BAHAN
Bahan diartikan sebagai bahan baku natural maupun melaui pengolahan, dan setelah diproses ditetapkan
menjadi item pekerjaan sebagaiman dituangkan di dalam dokumen kontrak. Bahan baku (tanah, batu, semen,
pasir, dll.) dan bahan olahan (agregat, adukan beton, dll.) merupakan sumber daya yang harus diperhitungkan
secara cermat, karena pengaruhnya di dalam perhitungan biaya pekerjaan kontruksi sangat besar. Oleh karena itu
lokasi bahan baku perlu secara cermat ditetapkan berdasarkan jarak an volume yang tersedia memenuhi syarat
menjadi bahan olahan. Survei untuk mendapatkan informasi lokasi bahan baku perlu dilakukan, guna
mendapatkan data akurat sebagai masukan bagi kami selaku kontraktor dalam menyiapkan penawaran, maupum
pada tahap pelaksanaan pekerjaan.
Fungsi Manajemen
Untuk melaksanakan manajemen, seorang pada posisi pimpinan di level manapun, harus melakukan
fungsi-fungsi manajemen. Di dalam fungsi-fungsi manajemen ada fungsi organik yang mutlak harus
dilaksanakan dan ada fungsi penunjang yang bersifat sebagai pelengkap. Jika fungsi organik tersebut tidak
dilakukan dengan baik maka terbuka kemungkinan pencapaian sasaran menjadi gagal.
Organizing
Organizing (pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu kegiatan yang
dilakukan oleh sekelompok orang, dipimpin oleh pimpinan kelompok dalam suatu wadah
organisasi. Wadah organisasi ini menggambarkan hubungan-hubungan struktural dan fungsional
yang diperlukan untuk menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun data.
Dalam proses manajemen, organisasi digunakan sebagai alat untuk :
menjamin terpeliharanya koordinasi dengan baik.
membantu pimpinannya dalam menggerakkan fungsi-fungsi manajemen.
mempersatukan pemikiran dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada di dalam
kordinasinya.
Dalam fungsi organizing, koordinasi merupakan mekanisme hubungan struktural maupun
fungsional yang secara konsisten harus dijalankan. Koordinasi dapat dilakukan melalui mekanisme :
koordinasi vertikal (menggambarkan fungsi komando),
koordinasi horizontal (menggambarkan interaksi satu level); dan
koordinasi diagonal (menggambarkan interaksi berbeda level tapi di luar fungsi komando).
Koordinasi diagonal apabila diintegrasikan dengan baik akan memberikan kontribusi signifikan
dalam menjalankan fungsi organizing.
Actuating
Actuating diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan orang yang tergabung dalam organisasi
agar melakukan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam planning. Pada tahap ini diperlukan kemampuan
pimpinan kelompok untuk menggerakkan; mengarahkan; dan memberikan motivasi kepada anggota
kelompoknya untuk secara bersama-sama memberikan kontribusi dalam menyukseskan manajemen proyek
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
Controlling
Controlling diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana.
Didalam manajemen proyek, controlling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan melalui kontrak supervisi,
diamana pelaksanaan pekerjaan kontruksinya dilakukan oleh kontraktor. Site Manage berkewajiban melakukan controlling
(secara berjenjang) terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf di bawah kendalinya yaitu Tenaga ahli, Tenaga Terampil,
Pelaksana-Pelaksana serta Administrasi dan staf lainnya untuk memastikan masing-masing staf sudah melakukan tugasnya
dalam koridor “quality assurance. Sehingga, tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana direncanakan dapat dipenuhi.
Ruang lingkup kegiatan controlling mencakup pengawasan atas seluruh aspek pelaksanaan rencana, antara lain
adalah:
Produksi pekerjaan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif
Seluruh sumber-sumber daya yang digunakan (manusia, uang, peralatan, bahan)
Prosedur dan cara kerjanya
Kebijaksanaan teknis yang diambil selama proses pencapaian sasaran.
Controlling harus bersifat obyektif dan harus dapat menemukan fakta-fakta tentang pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dan berbagai factor yang mempengaruhinya. Rujukan untuk menilainya adalah memperbandingkan
antara rencana dan pelaksanaan, utnuk memahami kemungkinan terjadinya penyimpangan.
BAB 3
URAIAN PEKERJAAN UTAMA
A. PENJELASAN UMUM
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan setelah di keluarkan Surat Penunjukan Pemenang serta kontrak disetujui serta
Surat Perintah Mulai Kerja Berikut Surat Penyerahan Lapangan telah di terima oleh Pihak Kami. Pelaksanaan
pekerjaan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak yaitu selama 180 hari
kalender. Dalam pelaksanaan proyek, kami selaku kontraktor pelaksana akan tetap mengacu pada RKS baik
untuk bahan / Material dan mutu air bersih.
Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi, penentuan methode kerja sangatlah penting. Hal ini
dikarenakan methode kerja yang tepat sesuai dengan pekerjaan dan kondisi proyek akan menentukan hasil
penyelesaian proyek tersebut, sehingga methode kerja ini harus di rencanakan dan dievaluasi secara cermat
sebelum pekerjaan berlangsung.
Pemilihan alat kerja yang sesuai, teknis pelaksanaan yang tepat serta pengelolaan sumber daya manusia yang
baik akan menunjang performa dan progress pekerjaan dilapangan dengan baik.
Pembahasan pada bab ini meliputi beberapa bagian dari pelaksanaan pekerjaan, mulai dari material, peralatan,
dan Fisik Pekerjaan Bangunan.
B. MATERIAL
Material adalah semua jenis bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan suatu proyek.
Material‐material yang digunakan harus memenuhi syarat yang telah ditentukan dalam Rencana Kerja dan
Syarat – syarat (RKS) yang telah ditentukan oleh konsultan perencana dan pemilik proyek.
Didalam pelaksanaan suatu proyek, diperlukan adanya pengelolaan bahan dan peralatan yang
baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan. Penyimpangan terhadap bahan-bahan bangunan perlu
mendapat perhatian khusus mengingat adanya bahan-bahan bangunan yang sangat peka terhadap
kondisi lingkungan, seperti semen dan juga baja tulangan yang peka terhadap pengaruh air dan udara
sekitar. Pengaturan dan penyimpangan bahan- bahan dan peralatan dalam proyek menjadi tanggung
jawab bagian logistik dan gudang.
Mengingat rencana pekerjaan Proyek Pembangunan yang dibatasi oleh waktu, diusahakan
penempatan material yang tepat dan seefisien mungkin sehingga dapat mempercepat dan
mempermudah pekerjaan. Di samping itu, penempatan material yang baik dan tertata rapi akan
mendukung efektifitas kerja dan keselamatan kerja.
Adapun material yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut :
1. AIR
Air merupakan bahan yang penting pada beton yang menyebabkan terjadinya reaksi kimia dengan semen. Air
digunakan untuk berbagai keperluan antara lain sebagai bahan adukan beton, adukan semen, untuk perawatan beton
(curing), pekerjaan pembersihan sebelm dilakukan pengecoran. Air yang digunakan harus bersih dari bahan-bahan
yang dapat mengurangi kekuatan beton seperti minyak, garam, bahan-bahan organic, serta sampah atau kotoran. Air
yang digunakan pada proyek ini merupakan air sumur yang diperoleh dari lokasi proyek dengan pembuatan sumur
pantek atau dengan penyambungan pada saluran air (sumber air) yang sudah ada.
2. SEMEN
Semen merupakan bahan pengikat hidrolik yang apabila dicampur dengan air dan setelah mengeras tidak mengalami
perubahan kimia jika dikenai air. Semen yang digunakan adalah semen yang sesuai dengan spesifikasi teknis dari
konsultan yaitu semen Portland Type I. Semen disimpan pada tempat yang baik agar terlindungi dari cuaca (air, hujan
dan kelembaban tinggi yang dapat menyebabkan semen mengeras dan rusak.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan persedian semen:
Sebelum diangkut ke lapangan untuk digunakan, semen harus dijaga agar tidak lembab.
Dalam pengangkutan semen harus terkindung dari hujan dan zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan
tertutup rapat .
Tinggi tumpukan maksimal tidak lebih dari 2 m atau maksimal 10 zak. Hal ini untuk menghindari rusaknya
semen yang berada pada tumpukan yang paling bawah akibat beban yang berat dalam waktu yang cukup lama
sebelum digunakan sebagai bahan bangunan.
Karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juaga akan mempengaruhi mutu semen, maka diperlukan
adanya pengaturan penggunaan semen secara teliti sehingga dalam hal ini semen lama harus dipergunakan
terlebih dahulu.
4. AGREGAT KASAR
Agregat kasar yang digunakan sebagai bahan pembuatan beton adalah agregat berupa kerikil yang
berasal dari disintegrasi alami dari batu‐batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan
batu dan mempunyai ukuran 5 ‐ 40 mm.
Agregat kasaryang digunakan untuk adukan beton pada proyek iniberupa batupecah. Agregat kasar ini
harus memiliki gradasi yang baik, keras, padat dan tidak terbungkus oleh material lainnya. Agregat kasar
yang digunakan yaitu split 1 cm – 2 cm.
Agregat kasar yang digunakan sebagai campuran beton tidak dilakukan pengujian. Sehingga secara
ilmiah tidak diketahui tingkat kekerasan dari agregat tersebut. Tingkat keausan yang disyaratkan
yaitu sekitar 10 – 40 %.
Adapun syarat – syarat dari agregat kasar adalah sebagai berikut :
Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari
batuan – batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu
Agregat kasar harus terdiri dari butir – butir yang keras dan tidak berpori
Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %.
Agregat kasar tidak boleh mengandung mengandung zat – zat yang dapat merusak
beton
5. BAJA TULANGAN
Merupakan material yang sangat penting dalam beton bertulang,
sehingga perlu dijaga mutu dan kualitasnya. Untuk mengetahui mutu
besi baik maka harus memenuhi syarat‐ syarat sebagi berikut :
Bebas dari kotoran‐kotoran, lapisan minyak, karat dan tidak
retak atau mengelupas.
Mempunyai penampang yang sama rata
Ukuran disesuaikan dengan Gambar Kerja
Untuk tempat penyimpan sebaiknya diberi bantalan kayu dan
tempat yang kering untuk menghindari karat.
6. KAYU
Kayu digunakan untuk bekisting Kolom beton, Balok Beton dan plat lantai, dan pekerjaan beton lainnya.
Kayu yang digunakan terdiri dari balok kayu, papan Klas III yang mempunyai ukuran bermacam‐macam
sesuai kebutuhan. Adapun ukuran kayu yang digunakan adalah :
Kayu Papan untuk pembuatan bekisting sloof dan kolom
Kayu kaso ukuran 5/7 untuk perancah bekisting
Kayu perancah dipakai untuk penyangga bekisting plat lantai
Papan Klas III
7. KAYU CERUCUK
Material Kayu Cerucuk yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Kayu Cerucuk diameter 10/4.
Material ini berupa material kayu cerucuk dengan kualitas baik dan lurus. Kayu Cerucuk diameter 10/4
disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemasangannya.
8. MATERIAL LAINNYA
Material lainnya akan mengacu pada Spesifikasi Material yang diberikan dan mendapat izin dari Direksi
pekerjaan.
C. PERALATAN
Peralatan yang digunakan pada pekerjaan Pembangunan Pengaman Pantai adalah:
- 1 Unit truck mixer 5 M3
- 4 Unit gerobak roda 2
- 1 unit Concrete vibrator
- 1 Unit Excavator
- 1 Unit Tiang Pancang + Hammer
- 1 Unit Stamper
- Gerobak roda 2
- 1 Unit Waterpass
- 1 Unit thedolith
- 1 Unit Sepeda Motor
1. CONCRETE MIXER
Truck Mixer atau Concrete Mixer digunakan untuk pembuatan campuran pada pekerjaan beton. Molen ini
digerakkan dengan menggunakan tenaga mesin diesel, kapasitas mixer yang digunakan adalah max. 5 M3.
Kecepatan putar alat harus benar‐benar stabil, karena berpengaruh pada mutu beton yang dihasilkan.
2. CONCRETE VIBRATOR
Pada pengecoran beton dibutuhkan kepadatan yang utuh sehingga tidak terdapat rongga dalam
adukan beton, karena rongga tersebut dapat mengurangi mutu dan kekuatan beton. Dalam
pelaksanaan pengecoran dibutuhkan vibrator yang fungsinya untuk memadatkan adukan beton pada
saat setelah pengecoran.Vibrator merupakan alat penggetar mekanik yang digunakan untuk
menggetarkan adukan beton yang belum mengeras agar menghilangkan rongga‐rongga udara,
sehingga betonmenjadi lebih padat. Cara operasionalnya dengan cara memasukkan selang penggetar ke
dalam adukan beton yang telah dituang ke dalam bekisting.
3. WATERPASS
Waterpass digunakan untuk menentukan elevasi untuk lantai, balok dan lain-lain yang membutuhkan elevasi
berdasarkan ketinggian titik yang diketahui. Alat ini digunakan untuk mengecek ketinggian agar tidak melebihi tinggi
rencana dan mengecek ketebalan lantai saat pengecoran, sehingga lantai yang dihasilkan dapat datar. Selain itu juga
dapat digunakan untuk pembuatan tanda pada dinding sebagai acuan pekerjaan lain. Dalam penggunaannya,
waterpass didirikan pada tripod (kaki tiga).
4. THEODOLIT
Theodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as bangunan dan titik‐ titik as kolom pada tiap‐tiap lantai agar
bangunan yang dibuat tidak miring. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah dan elevasi tanah galian timbunan.
Cara operasionalnya adalah dengan mengatur nuvo dan unting‐unting di bawah theodolith. Kemudian menetapkan salah satu titik
sebagai acuan. Setelah itu, menembak titik‐titik yang lain dengan patokan titik awal yang ditetapkan tadi.
5. PERALATAN BANTU LAINNYA:
- Palu, linggis
- Cangkul
- Sekop
- Meteran
- Alat ukur / Mistar
- Dan lain-lain.
E. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. MOBILISASI
Tahap awal untuk proyek dapat terlaksana tentunya elemen-elemen pelaksanaan harus diadakan
dan siap untuk bekerja. Tahapan ini termasuk dengan serah terima lapangan dengan pemilik
pekerjaan, perijinan dan mobilisasi sumber daya. Di tahapan ini jadwal mobilisasi sudah harus
fix dan menjadi pegangan pelaksana proyek.
Penyusunan Sumber Daya Manusia (SDM) / Organisasi Project adalah point interest dalam
pekerjaan ini menyangkut strategi eksekusi dan planning yang akan dituangkan kedalam Skejul
Lapangan dengan mengacu kepada Skejul Master sehingga milestone dan critical path pekerjaan
sudah terencana dan bisa diminimalisir kesalahan yang akan terjadi baik dari segi biaya ataupun
jadwal/waktu pelaksanaan.
Akses mobilisasi material yang dibutuhkan perlu strategi jelas dan keputusan yang tepat, dalam
pelaksanaan ini yaitu mengingat kondisi waktu yang sangat terbatas pekerjaan di atas yaitu dengan
waktu 180 Hari Kalender, hal ini perlu perhatian yang serius kapan harus mulai ditentukan
mobilitasnya sehingga tiba di site sesuai dengan skejul yang telah direncanakan (lihat dalam sub
penjelasan masing-masing pekerjaan dalam metode kerja ini).
Aspek tahapan ini sangat berpengaruh terhadap kesinambungan pekerjaan kedepannya
karena menunjukan kesiapan dari semua unsur yang terkait seperti Owner, Konsultan
Pengawas dan Kontraktor.
Mobilisasi dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Mobilisasi yang dilakukan
berupa material, tenaga kerja, personil inti dan peralatan.
Pada saat mobilisasi harus disiapkan data peralatan yang akan dibutuhkan selama kegiatan
proyek berlangsung dan mengecek kondisi peralatan yang akan digunakan. Setelah
memastikan kondisi peralatan baik, selanjutnya dipacking dan dimuat ke kapal untuk dibawa
ke lokasi proyek. Apabila seluruh muatan telah sampai ke lokasi proyek, maka dilanjutkan
dengan pembongkaran muatan untuk diangkut ke tempat penyimpanan material yang telah
disiapkan.
b. Mobilisasi Peralatan
Peralatan utama akan segera dimobilisasi, agar pekerjaan major item maupun pekerjaan
minor dapat dilaksanakan sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan yang sudah ada.Alat-alat
tersebut akan disesuaikan dengan jenis pekerjaan, kondisi lapangan dan kemampuan
pekerjaan yang mampu dilaksanakan, dimana sejumlah alat berat perlu dikoordinasikan
dengan secermat mungkin untuk mendapatkan efisiensi pekerjaan yang sebaik-
baiknya. Daftar jenis peralatan yang akan dimobilisasi ke lapangan untuk menunjang
pelaksanaan pekerjaan utama pada paket proyek ini, sesuai dengan kebutuhan alat untuk
melaksanakan pekerjaan, antara lain :
- 1 Unit truck mixer 5 M3
- 4 Unit gerobak roda 2
- 1 unit Concrete vibrator
- 1 Unit Excavator
- 1 Unit Tiang Pancang + Hammer
- 1 Unit Stamper
- Gerobak roda 2
- 1 Unit Waterpass
- 1 Unit thedolith
- 1 Unit Sepeda Motor
c. Mobilisasi dan Analisa Sumber Material
Uraian mengenai analisa sumber material ini dimaksudkan untuk memberi gambaran secara rinci
bagaimana bahan dan material dasar untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini diperoleh, bagaimana
dan dimana proses pengelolaan pencampuran akan dilakukan serta bagaimana proses pengangkutan
material tersebut ke lokasi pekerjaan yang dikaitkan dengan pengendalian lalu lintas (Traffic
Management
Pembahasan analisa sumber bahan ini akan dibatasi pada beberapa bahan/material dasar utama yang
diperlukan antara lain :
Agregat Kasar / Batu.
Material batu yang akan digunakan untuk pekerjaan ini akan didatangkan dari Supplier.
Sebelumnya material tersebut akan diseleksi sesuai persyaratan Spesifikasi. Jika sudah
mendapat persetujuan dari Pihak Proyek/Direksi, maka material batu tersebut akan
diangkat ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan angkutan dari Supplier (diterima
ditempat).
Pasir
Material Pasir yang akan digunakan untuk pekerjaan ini akan didatangkan dari Supplier.
Sebelum didatangkan, material tersebut akan diseleksi sesuai persyaratan Spesifikasi.
Jika sudah mendapat persetujuan dari Pihak Proyek/Direksi, maka material Pasir
tersebut akan diangkut ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan angkutan dari supplier
(diterima ditempat).
Semen Portland
Material Semen Portland yang akan digunakan untuk pekerjaan ini akan didatangkan
dari Supplier. Sebelum didatangkan, material tersebut akan diseleksi sesuai
persyaratan Spesifikasi. Jika sudah mendapat persetujuan dari pihak Proyek/Direksi,
maka material Semen Portland tersebut akan diangkut kelokasi penyimpanan bahan
yang sudah disiapkan Cv. ALBAR dengan menggunakan angkutan dari supplier.
Baja Tulangan.
Baja Tulangan akan didatangkan dari Stock oleh Supplier kelokasi penyimpanan
bahan, yaitu setelah hasil pemeriksaan kualitas baja tulangan tersebut lolos uji.
Kayu Cerucuk
Material ini berupa Kayu Cerucuk ukuran sesuai dengan gambar kerja dengan kualitas baik dan
lurus, dipesan dari Supllier dan diterima dilokasi pekerjaan. Sebelum diterima, material ini harus
mendapat persetujuan dari pihak direksi pekerjaan dan konsultan pengawas.
d. Persiapan lapangan
Pada tahap persiapan di lapangan, aktivitas-aktivitas konstruksi antara lain meliputi
hal-hal di bawah ini :
Memeriksa kualitas dari semua bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk
konstruksi.
Penyiapan rancangan campuran pekerjaan (job mix formula) untuk beton dan lain-lain.
Lokasi dan letak bahan-bahan.
Kondisi tumpukan bahan di lokasi kerja.
Jumlah dan kondisi semua peralatan.
Jumlah personil Kontraktor.
Jumlah dan kualitas bahan-bahan.
Kondisi cuaca.
Persiapan form-work.
Jadwal pelaksanaan.
Persiapan Konstruksi
e. Pengendalian Mutu Bahan Dasar dan Pekerjaan,
Untuk memantau dan menjamin mutu bahan dari hasil pekerjaan, maka PT. SUMISMU
akan menyediakan sarana dan prasarana yang dilengkapi dengan minimal uji Beton dan
Agregat.
Pengendalian mutu bahan dan hasil pekerjaan di lapangan akan dilakukan dengan
berpedoman pada beberapa referensi (Standart Rujukan) sebagai berikut :
Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Khusus dokumen lelang,
Standart AASHTO dan Standart Nasional Indonesia (SNI),
Dan pedoman pengendalian mutu lainnya.
Pengendalian mutu ini akan dilakukan sejak pengadaan seluruh bahan dasar yang akan
digunakan dalam pekerjaan ini. Pengendalian mutu ini dijalankan untuk memeriksa dan
menjamin bahwa bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini telah memenuhi
atau melebihi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
Pemeriksaan mutu bahan tersebut akan dilakukan secara intern PT. SUMISMU dengan
melibatkan Teknisi Laboratorium tingkat daerah dan di lapangan. Hasil pengendalian
mutu secara intern ini, selanjutnya akan diperiksakan secara extern dengan melibatkan
pihak external untuk mendapatkan persetujuan, dalam hal ini adalah Konsultan
Supervisi dan Direksi Pekerjaan
b) As-Built drawing:
Pelaksana yang bersangkutan memuat as-built drawing untuk pelengkapan dokumen pekerjaan setelah
serah terima pekerjaan kepada pemberi tugas. As-built drawing dibuat berdasarkan kondisi terbangun actual
lapangan dengan mencantumkan catatan atas revisi terhadap gambar rencanaawal jika ada perubahan.
As-built drawing diserahkan dalam jilid buku A3 seperti gambar perencanaan dengan mencantumkan
persetujuan dari Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.
Tahapan Pelaksanaan
1. Tanah digali untuk posisi penancapan tiang papan nama proyek.
2. Kayu balok dipotong sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan sebagai tiang
penopang, sesuai ukuran tinggi papan nama.
3. Papan kayu dipotong sesuai ukuran panjang dan lebar papan nama.
4. Tiang penopang dan lembaran papan-papan dipaku agar saling terkait untuk
memasang multipleks yang berisi informasi pekerjaan.
5. Tiang papan nama ditancapkan dan diberi perkuatan dengan cara dipaku.
6. Papan nama kegiatan dibuat dengan menggunakan kain sablon yang berbahan plastik, yang
kemudian dicetak. Setelah hasil cetakan jadi, kemudian dipakukan ke multipleks 9 mm yang
dipotong dengan ukuran sesuai dengan cetakan papan nama. Setelah itu dipaku pada balok
kayu dan dipasang disekitar lokasi proyek yang telah disepakati.
5. DIREKSI KEET
Direksi keet berfungsi sebagai kantor sementara untuk Kontraktor, Konsultan dan ruang rapat dalam
pengurusan mengenai hal-hal yang langsung berhubungan dengan pelaksanaan proyek.
Penempatan atau peletakan posisi bangunan Direksi keet harus diposisikan dengan tepat, agar tidak
mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan nantinya. Penempatan atau peletakan posisi Direksi
keet harus selalu dikoordinasikan dengan pihak Pengawas Lapangan. Jika nanti dalam proses
pelaksanaan pekerjaan Direksi keet mengalami kerusakan maka harus direhabilitasi agar dapat
digunakan sampai pekerjaan selesai dilaksanakan.
Tahapan Pelaksanaan
1. Sebelum dilakukan pembangunan direksi keet terlebih dahulu dilakukan penggalian tanah
untuk pondasi. Tanah digali sesuai dengan ukuran kedalaman dan lebar pondasi pada gambar
kerja. Proses penggalian tanah pondasi dikerjakan menggunakan alat bantu pertukangan
2. Apabila tanah galian pondasi telah selesai dilakukan. Maka, dilanjutkan dengan pembuatan
pondasi. Pondasi dikerjakan secara bertahap mulai dari urugan pasir bawah pondasi, pasangan
pondasi batu kosong kemudian dilanjutkan dengan pasangan pondasi batu kali 1 : 4.
3. Untuk bagian dinding digunakan pasangan batu bata yang dikombinasikan dengan papan kayu Kls
II. Batu bata disusun ½ batu bata dengan menggunakan spesi pengikat 1 : 3 dan ketinggian susunan
pasangan batu bata disesuaikan dengan arahan Pengawas Lapangan, apabila pasangan batu bata
telah telah tersusun rapi dilanjutkan dengan pemakuan papan kayu Kls II yang disusun sedemikian
rupa mengikuti tinggi bangunan direksi keet yang direncanakan.
4. Lantai pada direksi keet menggunakan beton tumbuk 1 : 3 : 5, dan difinishing dengan
plesteran.
5. Tiang penyanggah bangunan menggunakan kayu Kls I.
6. Untuk penutup bangunan direksi keet menggunakan seng gelombang yang dipaku
menancap kokoh ke rangka atap yang terbuat dari kayu dengan kemiringan sesuai
dengan gambar kerja.
2. Air Kerja
Supply air besih dan air kerja untuk pelaksanaan pekerjaan akan digunakan sumber air
tanah dengan membangun sumur bor, atau mencari sumber lain yang memenuhi syarat
untuk pelaksanaan pekerjaan.
2) Alternatif II
Tahapan Pekerjaan
:
Menentukan lokasi / titik sumber air bersih di sekitar lokasi proyek.
Setelah titik ditentukan, maka dilakukan penggalian sumber mata air
secara manual yaitu dengan menggunakan alat seperti : cangkul,
linggis, skope dll.
Peralatan yang digunakan :
Cangkul
Linggis
Sekop
3) Alternatif III
Tahapan Pekerjaan
:
Jika sumber mata air disekitar lokasi cukup sulit untuk ditemukan maka
dapat juga menggunakan cara lain, yaitu dengn cara membuat bak-bak
penampungan air (air hujan) yang pada bagian bawahnya dialaskan dengan
terpal.
Peralatan yang digunakan :
Sekop
Sendok semen
Cangkul
Diantara ketiga alternative diatas akan dipilih salah satu alternative yang sesuai
dengan kondisi dilapangan.
G. PEKERJAAN PEMBESIAN
Pekerjaan pembesian kami kerjakan bersamaan dengan pekerjaan begesting dan sebelum dilakukan pengecoran beton.
Sebelumnya disiapkan besi tulangan sesuai dengan kebutuhan. Besi tulangan tersebut harus SNI sudah dites kan terlebih
dahulu sehingga mutu nya sesuai yang disyaratkan. Kemudian kami Buat bestat sesuai gambar kerja, kami potong dan
kami bengkokan besi sesuai bestat. Besi tulangan kemudian kami rangkai dengan menggunakan kawat bendrat, kemudian
kami atur posisinya sesuai gambar kerja.
A. TAHAP PELAKSANAAN
I. UMUM
Penyiapan gambar kerja, Pembuatan Metode kerja dan Laporan pekerjaan Perusahaan kami akan menyiapkan dan
menyampaikan hal-hal berikut : gambar-gambar, dokumen-dokumen dan informasi yang diperlukan jika hal tersebut
tercantum dalam Dokumen Kontrak kepada MK untuk dimintakan persetujuannya :
1. Gambar konstruksi dan gambar kerja
2. Metode pelaksanaan konstruksi
3. Data-data produk material
Bilamana dokumen-dokumen tersebut diatas disyahkan oleh MK, maka akan merupakan bagian dari pada Spesifikasi
Teknis dari Kontrak. Seluruh jenis pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan elevasi, dimensi dan detail yang ditampakkan pada
Gambar Konstruksi yang sudah disyahkan. Apabila diperlukan oleh MK untuk melaksanakan suatu item pekerjaan tertentu,
maka kami juga akan menyampaikan uraian-uraian material yang diperlukan, peralatan yang dibutuhkan, denah konstruksi,
standard dan tata laksana kerja yang berhubungan dengan gambar-gambar konstruksi tersebut untuk disyahkan oleh MK.
C. KANTOR LAPANGAN K3
c.1. TOILET FASILITAS SANITASI
1. Pihak Kami akan menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria maupun toilet khusus wanita yang
diperkerjakan di dalam atau di sekitar tempat kerja.
2. Jika jumlah pekerja lebih dari 15 orang tenaga kerja, maka:
Kami menyediakan 1 urinal peturasan untuk jumlah pekerja 15 orang, ditambah apabila Jumlah pekerja lebih
dari 15 orang sampai dengan tambahan 30 orang maka kami akan tambah satu urinal peturasan untuk setiap 30
orang tambahan;
Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai
dengan tambahan 30 orang maka kami menambah satu kloset ditambah beberapa kloset untuk setiap 30 orang
tambahan.
3. Toilet pria dan wanita akan dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet mudah diakses, mempunyai penerangan
dan ventilasi yang cukup, dan terlindung dari cuaca. Toilet dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehinga dapat
menjaga privasi orang yang menggunakannya dan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan.
c.5. PENERANGAN
a. Penyediaan penerangan harus di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan penghubung, tangga dan
gang. Semua penerangan dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya.
b. Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses berbahaya, atau jika menggunakan mesin.
c. Penerangan darurat yang memadai.
c.7. VENTILASI
a. Seluruh tempat kerja mempunyai aliran udara yang bersih.
b. Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan beton, penggunaan bahan kimia
berbahaya seperti perekat, dan pada kondisi lainnya, Pihak Kami akan menyediakan alat pelindung nafas seperti
respirator dan pelindung mata.
B. ELEKTRIKAL
Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat yang memenuhi syarat :
a. Mempunyai pasokan yang terisolasi dari earth dengan voltase antar konduktor tidak lebih dari 230 volt.
b. Mempunyai sirkuit earth yang termonitor dimana pasokan listrik pada alat akan secara
otomatis terputus jika terjadi kerusakan pada earth.
c. Alat mempunyai insulasi ganda.
d. Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan earth sedemikian rupa sehingga voltase ke earth tidak akan
melebihi 55 volt AC; atau
e. Mempunyai alat pengukur arus sisa (residual).
C. PENGAMANAN
Pihak Kami akan bertanggung jawab untuk pelaksanaan pengamanan pelaksanaan konstruksi dan harus menyediakan
anggota Satuan Pengamanan (SatPam) yang cukup jumlahnya untuk memenuhi syarat-syarat ini. Tugas dari Satpam Penyedia
adalah menjaga ketertiban dan keamanan di lokasi proyek, melakukan pengawalan, mengatur lalu lintas dilokasi proyek,
mencatat dan memeriksa kendaraan setiap tamu yang keluar-masuk, dan hal-hal lain yang dianggap perlu untuk perlindungan
pelaksanaan konstruksi didalam lokasi proyek termasuk perlindungan dan penjagaan peralatan, material Penyedia, MK dan
orang-orang yang bekerja serta berhubungan dengan proyek ini secara terus menerus pada jam kerja maupun bukan jam kerja
siang dan malam selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini sampai selesainya seluruh pekerjaan dan telah
diserahterimakan atau Penyedia secara keseluruhan telah didemobilisasi dari lapangan yang dianggap terakhir dari kedua hal
tersebut
D. PENYIAPAN STANDARD FASILITAS DIKANTOR LAPANGAN
1. UMUM
Pihak Kami akan menyediakan fasilitas untuk aktifitas yang dilaksanakan di kantor lapangan seperti : meja, kursi, white
board, meja gambar, meja rapat bersama, filing cabinet, rak buku, dll yang merupakan standard penunjang untuk kinerja
selama pelaksanaan konstruksi.
2. PERSYARATAN
Kami menyediakan fasilitas standard ini ke MK Jumlah fasilitas standard minimum yang harus disediakan antara lain :
Untuk Pihak Kontraktor dan untuk rapat:
- Meja ½ biro : 2 buah
- Kursi lipat : 4 buah
- Rak buku : 2 buah
- Filing cabinet : 1 buah
- Meja rapat : 1 set
- White board : buah
Untuk MK :
- Meja ½ biro : 4 buah
- Kursi lipat : 4 buah
- Rak Buku : 1 buah
- Filing cabinet : 1 buah
- White board : 1 buah
1. Pihak Kami akan bertanggung jawab untuk menentukan patok untuk pengukuran dan harus menyiapkan tenaga
surveyor . yang berpengalaman dan cakap dalam pekerjaan tersebut yang disetujui oleh MK.
2. Pihak Kami akan dalam penawarannya harus memasukkan semua bahan-bahan, buruh dan alat survey termasuk juga
patok-patok, template dan lain-lain yang dibutuhkan penyedia dalam melaksanakan setting out setiap pekerjaan yang
dilaksanakan. Pihak Kami akan menggunakan alat survey yang mempunyai keakuratan yang baik guna menetapkan
titik survey yang benar dan untuk kontrol atas hasil pengukuran nantinya.
3. Apabila pada saat pengukuran selama masa konstruksi terdapat kesalahan atas posisi bangunan, elevasi, dimensi dll,
maka Pihak Kami akan atas instruksi MK harus memperbaiki kesalahan tersebut atas biaya penyedia sendiri sampai
MK menerima hasil pengukuran dimaksud
1. Apabila Pembayaran Bulanan berdasarkan persentase pekerjaan aktual terhadap total kuantitas pekerjaan, maka
penyedia harus mengukur volume/kuantitas pekerjaan dimaksud yang dilaksanakan pada bulan bersangkutan dengan
teknik pengukuran alat survey kecuali jika pengukuran volume pekerjaan bisa langsung dilakukan berdasarkan
gambar-gambar yang sudah disetujui.
2. Pengukuran volume pekerjaan dengan alat survey hanya bisa dilakukan dengan disaksikan oleh MK. Pihak Kami
akan memberitahukan MK dalam waktu 24 jam sebelum pelaksanaan pengukuran tersebut
G. DEMOBILISASI
Demobilisasi mencakup pemulangan peralatan penyedia dan personil inti serta staff lainnya dari lokasi pekerjaan .
Apabila demobilisasi alat dan personil yang ada dalam daftar yang dibuat penyedia sudah dipulangkan dari lokasi pekerjaan,
maka penyedia harus mengajukan dokumentasi yang diperlukan ke MK untuk persetujuan dan sertifikasi pembayaran.
a. Pihak Kami akan membangun jalan akses sementara ke lokasi pekerjaan termasuk drainase yang diperlukan. Untuk
50 m’ pertama dari tepi jalan masuk kedalam area kampus, jalan yang ada hanya cukup untuk beberapa kali lintasan
truk kapasitas 8 m3 sehingga diperlukan penimbunan kembali lapis pondasi baru setelah beberapa kali dilalui
sedangkan sisa sekitar 95 m’ berikutnya penyedia harus menyiapkan selain lapis pondasi juga timbunan.
b. Pihak Kami akan mendesain dan membangun jalan akses sementara dengan lebar aman yang cukup yang
diperuntukkan nantinya dilalui oleh kendaraan angkut kapasitas 8 – 10 m3. Seluruh permukaan jalan akses harus
dilapisi dengan lapis pondasi aggregate (minimum kelas C) dengan ketebalan yang cukup. Desain jalan akses
sementara tersebut diajukan ke MK untuk persetujuannya.
b. As-Built drawing:
-Pelaksana yang bersangkutan memuat as-built drawing untuk pelengkapan dokumen pekerjaan setelah serah
terima pekerjaan kepada pemberi tugas. As-built drawing dibuat berdasarkan kondisi terbangun actual lapangan
dengan mencantumkan catatan atas revisi terhadap gambar rencanaawal jika ada perubahan.
As-built drawing diserahkan dalam jilid buku A3 seperti gambar perencanaan dengan mencantumkan persetujuan
dari Direksi Kegiatan atau Pemberi Tugas.
Gambar Rencana Kerja yang dipakai pada pelaksanaan tercantum dalam Album Gambar DokumenLelang.
Uraian syarat-syarat dan gambar rencana kerja digunakan sebagai pedoman dasar dalam melaksanakan pekerjaan
ini. Dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari uraian dan syarat-syarat Metode Pelaksanaan ini. Jika
dalam gambar terdapat kekurangan jelasan atau perbedaan-perbedaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan
menanyakan kepala Direksi Teknis serta membuat gambar-gambar pelengkap atas petunjuk-petunjuk Direksi
Teknis dan disahkan oleh Pengguna Jasa. Tidak dibenarkan sama sekali bagi Pelaksana Pekerjaan untuk
memperbaiki sendiri hal-hal tersebut diatas. Akibat kelalaian Pelaksana Pekerjaa dalam hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan dilapangan, Pelaksana Pekerjaan akan membuat Rencana Kerja
dan Waktu Pelaksanaan, untuk selanjutnya diasistensikan/diperiksakan kepada Direksi Teknis dan dimintakan
persetujuan Pengguna Jasa. Dua minggu sebelum pekerjaan lapangan dimulai, Pelaksana Pekerjaan akan
memberitahu Direksi Teknis, agar petugas setempat dapat diberitahu akan adanya kegiatan pelaksanaan dan
pengaturan untuk pembuatan jalan alternatif bilamana diperlukan.
Bilamana selama pekerjaan ditemukan masalah teknis yang mengakankan terjadinya perubahan dari gambar
rencana kerja, maka Pelaksana Pekerjaan akan membuat gambar yang diubah lengkap dengan perhitungannya,
untuk selanjutnya diasistensikan/diperiksakan kepada Direksi Teknis, disetujui oleh Pengguna Jasa dan diketahui
Kuasa Pengguna Anggaran / Pengguna Anggaran.
M. PEMBERITAHUAN PELAKSANAAN.
Pelaksana Pekerjaan akan memberitahukan secara tertulis kepada Pengguna Jasa sebelum pekerjaan
dimulai. Tidak `boleh ada pekerjaan yang dapat dimulai sebelum mendapat persetujuan Direksi
Teknis.Pelaksana Pekerjaan akan bertanggung jawab terhadap keamanan dan kelangsungan fungsi dari
bangunan fasilitas/kepentingan umum seperti jalan, tiang listrik/telepon dan lain-lain yang terkena atau
terpengaruh dengan adanya pelaksanaan pekerjaan. Untuk itu sebelum memulai pekerjaan Pelaksana Pekerjaan
akan mendapat persetujuan dari yang berwenang.
N. JALAN MASUK.
Pelaksana Pekerjaan akan membangun dan memelihara jalan masuk guna keperluan akses transportasi
dalam masa pelaksanaan pekerjaan, sedemikian rupa sehingga dapat dilalui secara tetap sampai pelaksanaan
pekerjaan selesai. Dalam penyelesaian pekerjaan konstruksi Pelaksana Pekerjaan akan memperbaiki jalan masuk
yang digunakan dengan baik, dibentuk sesuai keadaan semula.
Pelaksana Pekerjaan akan memberi bantuan kepada Direksi Teknis / Pengawas Lapangan dan menyediakan
tenaga kerja yang dibutuhkan sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan apabila dibutuhkan dari waktu ke waktu.
P. TRANSPORTASI
Pelaksana
Pekerjaan
akan
menyediakan
kendaraan
beserta
pengemudinya untuk dipakai oleh Direksi Teknis pada setiap waktu
yang dikehendaki, sebagai sarana untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Pelaksana Pekerjaan akan
menyediakan semua keperluan lainnya seperti bahan bakar, oli dan sebagainya. Setelah selesai pelaksanaan pekerjaan,
kendaraan tersebut dikembalikan kepada Pelaksana Pekerjaan.
Q. DOKUMENTASI
Pelaksana Pekerjaan akan membuat foto pelaksanaan pekerjaan dari waktu ke
waktu yang menunjukan perkembangan pelaksanaan pekerjaa, dimulai dari
mobilisasi peralatan, droping material/bahan tiap-tiap pekerjaan dan berlangsungnya
pelaksanaan pekerjaan. Minimum tiga gambar akan diambil pada setiap lokasi yang
memperlihatkan kondisi sebelum, sedang dan selesai dilaksanakan. Foto pada tiap
lokasi diambil dengan arah yang tertentu dan dalam posisi dan latar belakang yang
tetap (dalam satu titik fokus) dan mudah dikenali sebagai tanda tetap. Ketiga gambar
dalam tahapan pelaksanaa tersebut akan disusun dalam album dan direkam kedalam Compact Disc (CD). Foto
dicetak dalam 3 (tiga) set album dan akan diserahkan kepada Direksi Lapangan pada penyelesaian pekerjaan.