Anda di halaman 1dari 41

PEMBANGUNAN RUMAH SEWA WILAYAH KALIMANTAN TIMUR

TA.2020

1. UMUM
Didalam melaksanakan setiap pekerjaan, metode pelaksanaana sangat penting karena erat
kaitannya dengan efisiensi pekerjaan untuk mencapai hasil yang maksimal dan optimal untuk
menghindari suatu pekerjaan yang tumpang tindih/overlap, sehingga menjamin pelaksanaan
pekerjaan sesuai waktu dan kualitas pekerjaan yang sesuai syarat dan aturan yang ditentukan. Akan
tetapi pencapaian progress dan keberhasilan suatu pekerjaan sangat tergantung pada koordinasi dari
masing-masing bagian proyek itu sendiri, disamping penerapan metode dilapangan oleh personil
lapangan yang telah memiliki pengalaman. Karena itu metode pelaksanaan PEMBANGUNAN RUMAH
SEWA WILAYAH KALIMANTAN TIMUR TA.2020 digunakan sebagai panduan dalam pelaksanaaan
pekerjaan dengan berpedoman pada dokumen teknis berupa gambar-gambar, bq, RKS dan dokumen
lain yang telah ditentukan. .

A. URAIAN PEKERJAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan PEMBANGUNAN RUMAH SEWA WILAYAH KALIMANTAN TIMUR
TA.2020 akan dilaksanakan dengan uraian sebagai berikut:

a. Pekerjaan Struktur
b. Pekerjaan Arsitektur
c. Mekanikal
d. Elektrikal
e. Plumbing dan Sanitari

B. PENDUKUNG PELAKSANAAN PROYEK


Pelaksanan PEMBANGUNAN RUMAH SEWA WILAYAH KALIMANTAN TIMUR TA.2020 adalah 180
(Sertus Delapan Puluh) hari kalender, dalam pelaksanaannya akan didukung oleh unsur-unsur terkait,
sehingga akan didapat kinerja yang maksimal. Pada pelaksanaan proyek ini, dalam menunjang
keberhasilan pelaksanaan yang sesuai dengan batasan biaya, waktu dan mutu yang telah ditentukan,
kami PT. YUDHA PERKASA UTAM didukung oleh:
a. Sumber daya manusia yang capable sesuai keahlian dibidangnya.
b. Alat / equipment yang digunakan sesuai jenis, kapasitas dan jumlahnya.
c. Rekanan dan supplier yang dilibatkan sesuai dengan bidangnya.
d. Tenaga kerja yang terampil.

C. SISTEM KOORDINASI DAN PENUGASAN PERSONIL DI LAPANGAN


Setelah terbetuknya organisasi di lapangan, juklak, jadwal pelaksanaan proyek dan rencana
pengadaan sumber daya, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan konstruksi
dilapangan. Pelaksanaan kegiatan/pekerjaan konstruksi di lapangan, dilakukan di bawah pengelolaan
tim proyek dipimpin oleh Manajer Proyek. Agar pelaksanaannya mencapai target yang telah
ditetapkan dalam rencana pelaksanaan, maka diadakan rapat koordinasi sebagai salah satu alat
bantu manajemen. Rapat koordinasi diadakan untuk membahas tentang masalah operasional dan
diadakan di proyek, terdiri atas:

1. Kick of meeting
2. Tool Box meeting
3. Rapat harian
4. Rapat mingguan
5. Rapat Bulanan
Kick off meeting;
Setelah seluruh rencana disiapkan oleh penyusun rencana kerja yang melibatkan Manajer Teknik
serta personil inti lain di proyek, ataupun tenaga ahli (bila perlu), maka proyek segera dimulai.
Catatan : mulai proyek ditandai dengan dikeluarkannya Notice to Proceed (SPMK = Surat
Perintah Mulai Kerja, atau surat penyerahan lapangan).
Tujuan Rapat adalah:
 “Team building” membangun tim proyek agar seluruh petugas, sesuai dengan struktur
organisasi dan uraian kerja, memahami benar tugas yang manjadi tanggung jawabnya.
 Menyamakan persepsi tentang jadwal, kualitas dan anggaran proyek,
 Menyatukan langkah agar masing-masing unit tidak berjalan sendiri-sendiri dalam
menjalankan tugasnya.
 Mengikuti SOP (Standard Operating Procedure) yang berlaku,

Agenda Rapat adalah Penjelasan menyeluruh dari Manajer Proyek tentang:


 Target keuntungan yang hendak dicapai
 Target waktu penyelesaian proyek
 Target mutu kerja
 Pembagian tugas pekerjaan
 Menyusun Standard Operating Procedure
 Target jangka pendek (1-2 minggu) yang hendak dicapai

Jadwal Rapat:
Kick off meeting pada umumnya dilakukan saat kegiatan proyek akan dimulai dan kalau belum bisa di
lokasi proyek dan dapat dilaksanakan di sekitar lokasi.

Tool box meeting;


Tool box meeting adalah rapat persiapan untuk membahas pelaksanaan suatu bagian pekerjaan
tertentu. Misalnya setelah selesai pekerjaan rangka plafon, maka untuk memulai pekerjaan
berikutnya yaitu pemasangan penutup plafon dilakukan tool box meeting.
Peserta rapat:
Manajer operasi lapangan.Kepala pelaksana, mandor, subkontraktor.
Agenda rapat, membahas tentang:
 Metode kerja yang akan diterapkan,
 Personil/unit kerja masing-masing yang terkait,
 Rute dan layout peralatan dan bahan.
Rapat daiadakan setiap akan memulai pekerjaan pokok, seperti:
 Pekerjaan pembongkaran
 Pekerjaan pematangan kuda kuda, dll.

Rapat Harian;
Rapat harian adalah rapat yang diadakan untuk merencanakan apa yang harus dikerjakan besok
harinya, serta memantau, apa yang telah dikerjakan hari ini, .Apakah sesuai dengan rencana kerja
harian.
Peserta rapat
 Rapat harian diikuti oleh Kepala pelaksana, para pelaksana, mandor dan tenaga ahli.
 Rapat harian dipimpin oleh Site Manager.

Agenda rapat
Melakukan evaluasi apakah target yang ditentukan tercapai dan menetapkan target untuk besok
hari. Rapat harian dilakukan pada siang/sore hari dimana para pekerja sudah running well
mengerjakan program harian.
Rapat Mingguan;
Rapat mingguan adalah rapat yang diadakan untuk merencanakan apa yang harus dikerjakan minggu
depannya, serta memantau apa yang telah dikerjakan minggu ini apakah sesuai dengan rencana kerja
mingguan.

Peserta rapat
Rapat diikuti oleh Direktur, Site Manaje, Tenaga Ahli Tenaga teknis, staf dan pihak ketiga bila
diperlukan.
Agenda rapat
 Mengevaluasi progres dan pencapaian pekerjaan yang ditargetkan minggu yang lalu.
 Membahas target penyelesais pekerjaan untuk minggu yang akan datang.

Rapat Bulanan;
Rapat bulanan proyek akandipimpin oleh Direksi.
Peserta rapat: Direksi,Team Leader, Mandor/pelaksana, dan staf lainnya serta pihak ketiga bila
diperlukan.
Agenda rapat:
 Meninjau notulen rapat bulan lalu
 Pembahasan pencapaian Objective/Program kerja Proyek:
 EBPP (Evaluasi Biaya Pelaksanaan Proyek)
 Kinerja
 Quality Target (mutu, house keeping, safety)
 Potensial Problem
 Customer Complaint
 Masalah SDM
 Cash Flow (remijn, dropping, pembayaran dan keuangan)
 Lain-lain (inovasi, sistem dokumentasi)

D. RENCANA PENANGANAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN MUTU


Pengendalian pelaksanaan pada dasarnya adalah pemeriksaan, yaitu memeriksa apakah hasil kerja
pelaksanaan telah direalisasikan sesuai dengan rencana. Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai
dengan rencana, segera dibuat langkah-langkah tindak lanjut (counter-measure) penanganan.
Pemeriksaan dilaksanakan secara menerus/rutin sesuai check point dan control point. Control point
bisa dikatakan sebagai hold point yaitu titik dimana plaksanaan pekerjaan lanjutan tidak boleh
dimulai sebelum pekerjaan sebelumnya selesai dilaksanakan. Metode pelaksanaan berhubungan erat
dengan aspek teknologi, dimana aplikasi teknologi terkini perlu diterapkan dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, kadangkala harus ada terobosan dalam metode kerja dalam menyelesaikan
pekerjaan, terutama pada saat menghadapi kendala-kendala di lapangan. Metode kerja yang
diterapkan pada proyek ini dibagi menjadi 5 (Lima ) bagian yang saling berhubungan dan saling
melengkapi, yaitu :
 Uraian pekerjaan dan metode pelaksanaannya.
 Alur pelaksanaan Pelaksanaan dan manajemen mutu.
 Visualisasi pelaksanaan pekerjaan.
 Manajemen waktu yang cepat dan efektif.
 Pengendalian biaya yang efisien.

Uraian Pekerjaan dan Metode Pelaksaannya;


Merupakan penjelasan pelaksanaan pekerjaan secara rinci dari selama proyek berjalan sampai
dengan serah terima, mulai dari lingkup pekerjaannya, uraian pelaksanaan dan alat bantu yang akan
dipakai.
Alur Pelaksanaan dan Manajemen Mutu;
Merupakan penjelasan prosedur pelaksanaan pekerjaan dan tanggung jawab personil proyek, yang
menjadi pedoman dalam pelaksanaan. Masing–masing menerapkan prosedur dengan disiplin tinggi,
sehingga akan menghasilkan pekerjaan dengan mutu yang baik. Pengendalian mutu di proyek
dilaksanakan berdasarkan inspeksi lapangan oleh petugas yang bertanggung jawab dalam
pengendalian mutu, sebagai manajemen mutu, maka pengedalian mutu pekerjaan pembangunan
suatu proyek konstruksi meliputi:
- Implementasi Procedure dan Work Instruction untuk setiap pekerjaan
- Internal dan Eksternal Audit
- Pengukuran dan Analisis
- Improvement

FLOW CARD BAGAN ALUR MANAGEMEN MUTU


Ketergantungan antar item pekerjaan dianalisa dengan akurat dan pada saat pelaksanaan dilakukan
sesuai analisa sehingga pekerjaan lebih efektif dan akurat yang menjadikan pekerjaan lebih berjalan
sistematis yang berdampak pada hasil pekerjaan yang maksimal dari sisi mutu, waktu dan biaya.
Setiap pekerjaan selalu dimonitor dan dipastikan agar hasil pekerjaan tercapai baik Dari sisi mutunya,
waktu dan biaya. Baik dari sisi material yang sesuai dengan RKS dan BQ serta dari sisi tenaga kerja
yang kompeten. Juga alat Bantu yang dipergunakan selalu mengutamakan keamanan dan
keselamatan tenaga kerja. Serta waktu penyelesaian tidak melebihi dari waktu yang ditentukan pada
sub pekerjaan masing–masing.

Manajemen Waktu yang Cepat dan Efektif;


Setiap item pekerjaan harus ditentukan waktu pelaksanaan yang meliputi waktu awal pelaksanaan
dan waktu pekerjaan tersebut harus selesai dengan mempertimbangkan keterkaitan item pekerjaan
yang satu dengan item pekerjaan yang lainnya sehingga total waktu pelaksanaan PEMBANGUNAN
RUMAH SEWA WILAYAH KALIMANTAN TIMUR TA.2020 tidak melebihi waktu yang telah ditentukan
yaitu 180 (Sertus Delapan Puluh)hari kalender. Adapun resiko dari tidak baiknya pengendalian waktu
pekerjaan akan berakibat tidak tercapainya waktu yang telah ditentukan dan akan terjadi over biaya
pelaksanaan pekerjaan.

Pengendalian Biaya yang Efisien;


Pengendalian biaya yang efektif juga sangat besar dalam menentukan tercapainya keberhasilan
dalam melaksanakan pekerjan. Karena setiap item pekerjaan mengandung biaya dalam pekerjaan ini.
Pengendalian biaya ini meliputi :

 Pengendalian Biaya Umum yang meliputi biaya gaji pegawai , pembelian ATK dan lainlain
yang bersifat bukan konstuksi.
 Pengendalian Biaya Pembelian Material. Pada pengendalian material ini dengan carasetiap
pembelian material pokok yang nilainya cukup besar harus terlebih dahulu dibuatanalisa
komperatif minimal dari 3 Distributor/levelansir untuk mendapatkan harga yang rendah
/kompetitif tanpa mengurangi mutu dari material tersebut.
 Pengendalian Biaya Upah pekerja. Pada pengendalian biaya ini bahwa dalam
memperkerjakan pekerja Sipil, dll, harus yang spesialis dibidangnya untuk mendapatkan hasil
yang maksimal dan menghindari ketida ksesuaian pekerjaan yang mengakibatkan adanya re-
work yang dengan sendirinya akan menambah biaya.
 Pengendalian Biaya pengadaan alat–alat pendukung. Dalam pengadaan material pendukung
ini baik yang sewa maupun yang harus beli harus sesuai kapasitas yang diperlukan sehingga
dapat membantu percepatan pekerjaan yang efektif.

PENANGANAN PEKERJAAN
Suatu Proyek dapat berjalan baik, lancar dan terjaga mutunya bila semua pihak yang berkaitan, baik
kantor maupun pelaksana lapangan saling bekerja sama, saling membantu dan saling mendukung.
Selain itu, koordinasi antara pelaksana proyek dengan pengawas lapangan/manajemen konstruksi
(MK) dan pemberi tugas harus berjalan dengan baik.
BAGAN ALUR PELAKSANAAN KONSTRUKSI

1. Bagan Organisasi Proyek


Bagan organisasi proyek yang direncanakan untuk melaksanakan pekerjaan, disesuaikan dengan
syarat–syarat yang tercantum dalam RKS, di mana semua personil yang terlibat telah mempunyai jam
terbang yang cukup dan kompeten dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Pengaturan Proyek
Sebelum Pelaksanaan proyek dimulai maka diadakan pengaturan awal proyek antara pimpinan
proyek dan staf pelaksana proyek yang terkait untuk melakukan koordinasi dengan Pemberi Tugas
(Owner) dan juga dengan Pengawas Lapangan.
Pengaturan awal proyek yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Penentuan lokasi kerja dan penempatan sarana / prasarana awal seperti :
- Area Penempatan Material dan Peralatan
- Listrik Kerja
- Air Kerja, dll.
- Penempatan material.
- Penentuan jalan keluar / masuk material dan peralatan proyek.
2. Format administrasi yang akan dipakai.
3. Management Site.
Management site disini meliputi pengukuran (site), pembersihan lokasi, pengaturan tata barang
barang inventaris, penempatan material, dan sebagainya, agar dalam Pelaksanaan PEMBANGUNAN
RUMAH SEWA WILAYAH KALIMANTAN TIMUR TA.2020 dapat berjalan sesuai waktu/jadwal yang
telah direncanakan.

4. Pencegahan Dampak Lingkungan


Mensosialisasikan serta berkoordinasi dengan pihak Owner, untuk memberitahukan bahwasanya
akan diadakan pelaksanaan pekerjaan PEMBANGUNAN RUMAH SEWA WILAYAH KALIMANTAN
TIMUR TA.2020.

5. Penjadwalan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Pembuatan Rencana Kerja ( Kurva ‘S’ )
Penjadwalan adalah penentuan waktu dengan urutan-urutan kegiatan dalam suatu proyek dan
penyusunan kegiatan tersebut hingga menghasilkan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.
b. Pembuatan Network Planning
Dari network planning ini akan diketahui lintasan kritis pekerjaan, sehingga kontraktor dapat lebih
mengetahui pekerjaan yang harus didahulukan dan mempersiapkan lebih awal hal-hal yang
mendukung pekerjaan. Kami sebagai kontraktor juga memperkirakan kapan bahan dan peralatan
yang akan digunakan didatangkan ke lokasi proyek sehingga dapat mengatur dan memprediksikan
lebih awal pengaturan dan penempatan bahan dan peralatan secara tepat waktu dan efisien.

6. Pengajuan / Perijinan
a. Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja
Dalam pelaksanaan kami di sini juga menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan sistem mutu
yang dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan melaksanakan tahapan pekerjaan, agar
kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menghindari terjadinya
pekerjaan bongkar pasang yang berakibat pada keterlambatan dan penambahan biaya.

b. Gambar Kerja (Shop Drawing), As Built Drawing dan Dokumentasi


 Pelaksanaan tiap-tiap jenis pekerjaan diawali dengan pembuatan usulan shopdrawing untuk
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
 Shop Drawing dibuat oleh Site Engineer (masing-masing bidang) dan ditandatangani oleh
Project Manager sebelum diserahkan ke KonsultanPengawas.
 Shop Drawing yang telah disetujui Konsultan Pengawas di-distribusikan kemasing-masing
Pelaksana Proyek untuk dijadikan acuan pelaksanaan tiap jenispekerjaan.
 Hasil pelaksanaan tiap-tiap jenis pekerjaan dituangkan dalam As Built Drawing.
 Setiap tahapan suatu jenis pekerjaan dibuat dokumentasinya untuk keperluan laporan
pelaksanaan proyek.
 Kegiatan pembuatan shop drawing, as built drawing, dokumentasi berlangsung sejak proyek
dimulai hingga berakhirnya masa pelaksanaan proyek.

c. Material / Bahan
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan, material/bahan yang akan dipergunakan diajukan
contoh untuk mendapat persetujuan dari MK/Pengawas. Semua material yang akan
dipergunakan untuk pekerjaan ini dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan
brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS dan ketentuan teknik. Dalam pelaksanaan
pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan standart yang
dipersyaratkan.
PENGENDALIAN MUTU
Kualitas pekerjaan yang ditetapkan oleh pemilik proyek dituangkan dalam Rencana Mutu Proyek
sebagai acuan pelaksanaan seluruh item pekerjaan. Dalam Rencana Mutu Proyek berisi spesifikasi
kualitas, mekanisme pelaksanaan, sumber daya yang dipakai, dan urutan kerja dalam kontrak.
Penerapan Sistem Manajemen Mutu untuk lingkup proyek meliputi :
 Implementasi Prosedur dan instruksi kerja untuk setiap item pekerjaan, Prosedur dan
instruksi kerja yang disusun untuk melaksanakan seluruh item pekerjaan disesuaikan dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan dan merupakan panduan bagi manajemen proyek terutama
penyediaan sumber daya untuk memenuhi kepuasan pemilik proyek.
 Audit internal dan Eksternal secara periodic, Audit internal dan eksternal dilakukan untuk
memonitor pencapaian target penyelesaian pekerjaan selama proses berlangsung secara
periodic, guna mengantisipasi terjadinyapenyimpangan untuk mengurangi kesalahan atau
kerugian yang lebih besar.
 Pengukuran dan Analisa Pengukuran dilakukan untuk menetapkan program perbaikan dari
hasil temuan audit, sehingga persyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan oleh pemilik
proyek dapat terpenuhi.
 Perbaikan (improvement) mutu secara terus menerus. Setiap perbaikan yang diusulkan
untuk peningkatan dan pengembangan perusahaan harus dilakukan pengujian terhadap
operasional dan keuntungan perusahaan sebagai panduan untuk menetapkan target
perusahaan dan sumber daya.
E. PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
Faktor-faktor penyebab yang berpengaruh terjadi kecelakaan adalah sebagai berikut :
1. Keadaan yang berbahaya (unsafe condition)
2. Perbuatan berbahaya (unsafe acts)
3. Takdir (acts of God)
Dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab diatas maka perlu dibuat suatu pedoman secara
terpadu dengan harapan minimnya kecelakaan kerja.
Rencana ( site plan ) dan yang harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Tata ruang harus memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta keamanan.
 Penempatan peralatan, alat kerja dengan memperhatikan lalu lintas dan para pekerja,
sehingga dapat berjalan secara baik dan terkendali.
 Lalu lintas keluar masuk kendaraan maupun tenaga kerja akan ditata, sehingga tidakn terjadi
kemacetan dan keributan / kebisingan.

Penerapan Keselamatan Kerja


1. Pemasangan Spanduk K-3 (Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
2. Pemasangan Bendera K-3
3. Pembuatan dan pemasangan rambu-rambu peringatan dan tanda penerangan
sebagai berikut :
- Awas Keluar Masuk Kendaraan Proyek
- Daerah Wajib Helm / Sepatu
- Daerah Berbahaya
- Dilarang Merokok
- Awas Lubang
- Dan lain-lain yang dianggap perlu
4. Setiap hari diadakan piket K-3
5. Rapat rutin unit K-3 proyek, setiap dua minggu diteruskan dengan inspeksi bersama
6. Pemasangan pagar pengaman untuk daerah rawan dan terbuka
7. Penyediaan penerangan untuk daerah kerja, work shop dll.

Kesehatan Kerja
1. Pembuatan dan penyediaan bedeng pekerja, dan MCK secukupnya
2. Penyediaan P3K yang cukup
3. Penyediaan tempat sampah “ Induk “
4. Pembuangan sampah keluar lokasi
5. Melakukan kerjasama dengan klinik atau Puskesmas setempat
6. Melakukan koordinasi dengan Rumah Sakit

Pencegahan kebakaran / Peledakan


Penyediaan alat pemadam kebakaran untuk daerah rawan kebakaran seperti sebagai berikut:
- Work shop
- Tempat Pengelesan / Pemotongan
- Kantor sementara (keet)
- Pos Keamanan
- Generator
- Tempat-tempat yang lain yang dianggap rawan kebakaran
2. METODE PELAKSANAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan disini meliputi persiapan tenaga kerja, persiapan peralatan, persiapan dokumen
dan persiapan bahan/ material.

a. Penyediaan Bedeng Pekerja dan Gudang peralatan


Koordinasikan dengan pihak–pihak terkait (direksi/owner dan pengawas) untuk memberikan
tempat/lokasi Bedeng Pekerja /gudang kerja, dimana lokasi diusahakan tidak mengganggu
aktifitas pemilik gedung, tidak terlalu jauh dengan lokasi proyek dan tidak mengabaikan
keamanan, kebersihan dan bahaya kebakaran serta memperhatikan lokasi yang tersedia
sehingga tidak mengganggu kelancaran pekerjaan. Bedeng Pekerja harus dilengkapi dengan
fasilitasnya sebagai tempat rapat teknis, ruang kerja pelaksana, antara lain: meja/kursi kerja,
meja/kursi rapat/pertemuan ,listrik, MCK, dan alat kantor (computer/printer, mesin tik,
kalkulator dsb) .
b. Papan Nama Proyek dan K3
Pembuatan nama proyek harus mengikuti ketentuan:
- Material papan Proyek dan K3 harus sesuai yang dipersyaratkan
- Penempatan Papan Nama Proyek dan K3 harus dipilih yang strategis sehingga mudah dilihat.
- Papan Papan Nama proyek harus tergantung selama pelaksanaan pekerjaan
c. Pekerjaan Mobilisasi Demobilisasi
- Mobilisasi Personil/Tenaga Kerja.
Selain tenaga personil inti yang telah ditentukan proyek juga dibutuhkan tenaga kerja
lainnya, seperti: pekerja bangunan, surveyor dan mandor yang disesuaikan dengan
kebutuhan item kerja yang berjalan

- Mobilisasi & Demobilisasi Peralatan


Mobilisasi/pengiriman peralatan dijadwalkan terlebih dahulu yang berisi keterangan tentang
lokasi peralatan, usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di lapangan.
Setiap pengiriman alat harus dilengkapi dengan surat pengiriman (surat jalan dsb) dan alat
benar-benar telah diperiksa kelayakannya.

d. Persiapan Dokumen Pelaksanaan dan Izin-izin


- Sebelum memulai pekerjaan terlebih dahulu dipersiapkan dokumen pelaksanaan pekerjaan
seperi gambar kerja, Daftar Kuantitas, Format-format laporan dan lain lain
- Pekerjaan baru bisa dimuali setelah mendapatkan izin dari pihak pihak terkait.

e. Fasilitas Sementara (Listrik Kerja)


Pengadaan dan perawatan semua fasilitas yang bersifat sementara yang diperlukan seperti
pengadaan alat pengaman, pengadaan daya listrik dan lain-lain yang menunjang
pelaksanaan kegiatan, kami sediakan pada awal pelaksanaan pekerjaan dan semua fasilitas
sementara ini akan selalu tersedia selama masa Kontrak.

f. Penyediaan Fasilitas K3.


Sebelum pelaksanaan pekejaan harus disedikan seluruh perlengkapan K3 seperti alat
pelindung diri, rambu rambu, alat bantu pengaman dan yang terpenting adalah fasilitas
pencegahan penyebaran Virus Covid-19.

g. Pagar Proyek Pengaman Proyek


Pagar pengaman proyek dibuat untuk mengisolasi area kerja dari lingkungan sekitar.
Pagar pengaman proyek dibuat sesuai spesifikasi dan diakukan pada awal pengerjaan proyek
Tahap Pelaksanaan :
- Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengukuran untuk
- Pemasangan Papan Kayu dan seng gelombang sebagai bahan utamamenentukan batas
batas yang termasuk kedalam wilayah proyek.
- Setelah Papan Kayu dan seng gelombang siap untuk dipasang, maka padapembuatan
pagar pengaman. bagian dalam pagar akan diberikan kayu penopang sebagai tumpuan.

FLOW CHART PERSIAPAN GAMBAR PELAKSANAAN


STAR
T
Selesai Survey
disetuju
Pengukura
dan
n i

Mobilisa
si

Pengukuran ulang
existing Cross
dari
Longitudinal
and
section

Proposal / pengajuan Compare dan checking


Konstruksi
Desain baru utk beberapa tendedrawing (dokumen
terhadap
peerjaan atau seluruh
item r tender )
k itempekerjaa
n
Chec Perubaha
k
n
Gambar Pelaksanaan
/Shop Drawin
g

Pelaksana
an
Repai
Chec
r k
Usin
g
FINIS
H

Reference to
Constructi
next
on yang dilaksanakan pada ketinggian maka harus dipersiapkan
h. Mengingat pekerjaan ada
Scafolding secukupnya

i. Photo Proyek 4 Tahap dan Administrasi


Administrasi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan untuk
mengetahui, mendata, mengusulkan dan merekam hasil pekerjaan yang sedang
dilaksanakan, sehingga dapat mengevaluasi kegiatan pekerjaan secara nyata. Kegiatan proses
administrasi harus mengikuti prosedur manajemen yang telah disepakati dan disetujui secara
bersama oleh direksi, pengawas dan kontraktor. Proses administrasi dimulai dari penyusunan
dokumen kontrak (berisikan berkas pelelangan, penunjukan/penetapan pemenang tender,
penandatangan kontrak), pelaksanaan pekerjaan, sampai pada PHO dan FHO. Selama proses
pelaksanaan kerja, administrasi terus berjalan antara lain:
 Kegiatan rapat (agenda), Notulen dan Berita Acara rapat teknis dan rapat pimpinan,
 Pembuatan shop drawing/gambar rencana pelaksanaan, metoda pelaksanaan, jadwal
pekerjaan (personil dan peralatan/bahan) dan as built drawing/gambar pelaksanaan.
 Request pekerjaan, quality dan quantity bahan yang digunakan, keadaan cuaca, kendala
yang dihadapi dan volume hasil pekerjaan (laporan Harian).
 Laporan Mingguan dan Bulanan oleh Konsultan Pengawas/supervisi,
 Addendum (jika ada),
 Pengajuan termijn pekerjaan,
 Menyiapkan 1 (satu) berkas dokumen (gambar kerja. RKS pekerjaan) dalampelaksanaan di
lapangan

Foto proyek dibuat 4 (empat) tahap, sebelum pelaksanaan pekerjaan (kondisi eksisting), saat
pelaksanaan pekerjaan dan selesai pelaksanaan pekerjaan. Pemotretan dilakukan dengan latar
belakang yang sama yang dilaksanakan pada kondisi 0% (kondisi eksisting), 25%, 75% 50%, dan
100% (selesai pelaksanaan) sesuai dengan pengajuan termijn, kemudian disusun/dimasukkan
ke dalam laporan pengajuan termijn/progress dan ke dalam album sebagai dokumentasi.
Pengambilan foto proyek dilakukan secara terus menerus sampai proyek selesai, terutama
apabila ada momen-momen tertentu yang dianggap penting.

j. Pekerjaan Pengukuran dan Pasangan Bowplank:


Tahapan Pengukuran dan Bouwplank dilakukan bersama-sama dengan Konsultan Pengawas
dan Direksi Teknis segera setelah kontrak ditanda-tangani atau segera setelah Surat
PerintahMulai Kerja (SPMK) diterbitkan. Survei dilakukan dengan 2 metoda, yaitu: survei
visual dan pengukuran elevasi. Survei visual dilakukan untuk mendapatkan/
mengamati/mengukur dan mencatat data dan kondisi eksisting visual di lapangan seperti:
panjang, lebar, penentuanpatok-patok dsb.
Sedangkan survey penentuan elevasi dilakukan untuk dapat menentukan jarak (horizontal)
dan elevasi/ketinggian (vertikal) lahan pada setiap patok, dengan menggunakan theodolit.

Tahapan pelaksanaan bowplank :


- Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
- Buat request pekerjaan serta diajukan kepada Konsultan Pengawas.
- Perhatikan lay out Shop Drawing dan as bangunan yang akan dikerjakan.
- Tentukan posisi penempatan bouwplank dimana bouwplank didirikan dengan jarak
minimum 2 m dari garis terluar bangunan.
- Tentukan elevasi existing sebagai dasar untuk penentuan elevasi +0.00 dan asbangunan
bersama Konsultan Pengawas dan Direksi.
- Tanam tiang dari kayu dilanjutkan dengan pemasangan papan bouwplank
- Cek elevasi top papan bouwplank dengan waterpass ( pastikan top papan bouwplank
dalam satu elevasi ).
- Cek elevasi +0.00 bangunan dan diberi tanda dengan cat minyak warna merah/warna
yang mencolok pada papan bouwplank.
- Beri paku pada papan dan dipasang benang ukur dalam 2 arah bersilangan untuk
menentukan as bangunan.
- Papan bouwplank harus dijaga agar tidak berubah posisinya .
3. PEKERJAAN STRUKTUR
1. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Galian Tanah :
 Melakukan persiapan kerja termasuk penyiapan alat-alat pembantu pelaksanaan
pekerjaan.
 Menyiapkan lahan yang akan digali dengan member patok dan bowplank pada area tanah
asli yang akan digali dan diberi tanda.
 Menentukan posisi titik ukur tetap selanjutnya melakukan pengukuran terhadap ukuran
dan elevasi galian tanah.
 Menentukan lebar & kedalaman galian tanah yang akan digali yang mengacu pada
bowplank.
 Membuat garis bantu dengan tali yang diikatkan pada bowplank untuk kerapian dan
kelurusan galian tanah agar dimensi pondasi terpenuhi.
 Menyiapkan bak ukur yang standart untuk mengukur kedalaman dari galian tanah.
 Menggali tanah dengan berdasar pada patok dan benang yang sudahdipasang
sebelumnya.
 Bagian tanah yang digali adalah Pondasi batu belah yang dilakukan dengan menggunakan
tenaga manusia.
 Membuang sisa galian tanah ke tempat yang tidak mengganggu kelancaran pekerjaan.
 Melakukan penggalian tanah ini hingga mencapai ukuran lebar dan kedalaman sesuai
perencanaan.
 Mengeluarkan air yang muncul di dalam galian tanah memakai mesin pompa supaya tidak
menghambat pekerjaan.
 Menyingkirkan benda-benda yang ditemukan selama penggalian seperti sampah,
potongan kayu, dan bebatuan.
 Setelah proses penggalian tanah rampung, tahap berikutnya adalah pekerjaan pondasi
batu belah serta pengurugan tanah.

Flowcard Pekerjaan galian tanah


Galian Pile Cap &Sloof

Hasil galian di buang di


sekitar lokasiakan
dipaka iuntuk timbunan
kembalai dan Tanah
urug bawah lantai

2. PEKRJAAN BETON STRUKTUR


Pekerjaan sruktur meliputi struktur pondasi File Cap, Pondasi Tie Beam, slop, kolom dan ring
balok.
Jenis pekerjaan struktur beton (struktur bawah dan struktur atas adalah merupakan pekerjaan
pembesian/ penulangan, pekerjaan bekisting dan pekerjaan pengecoran dengan uraia sebagai
berikut:

a. Pekerjaan Lantai kerja


Setelah pekerjaan pengurugan dasar pondasi dengan menggunakan pasir urug dengan
ketebalan sesuai gambar rencana, pekerjaan lantai kerja dapat dilakukan. Pengecoran lantai
kerja menggunakan beton rabat dengan campuran 1 pc: 3ps: 5kr, dengan tebal sesuai gambar
rencana
b. Pekerjaan Penulanagan
Uraian pelaksanaan pekerjaan penulangan adalah sebagai berikut
- Material baja tulangan didatangkan dari pabrik/supplier ke lokasi pekerjaan dengan mutu
dan ukuran sesuai dengan standard yang telah ditentukan dalam spesifikasi teknis Kecuali
ditentukan lain dalam Gambar Rencana, digunakan besi dengan mutu :
Mutu Baja tulangan adalah BJTP U-24 (fy = 240 Mpa)
Mutu Baja tulangan adalah BJTD U-40 (fy =400 Mpa)
Atau ditentukan lain di dalam dokumen spesifikasi teknis pada dokumen lelang
- Material diletakkan pada stock area material baja tulangan atau dalam gudang proyek
- Selanjutnya dilakukan perakitan tulangan/pabrikasi, yaitu berupa pengukuran panjang yang
diperlukan, pemotongan dengan bar cutter dan pembengkokan dengan bar bender dan
dikerjakan pada saat suhu dingin.
- Batang tulangan kemudian disusun/dipasang sesuai dengan Gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat kuat dengan kawat bendrat. Pembesian untuk pondasi setempat ini
nantinya akan dirangkai dengan besi tulangan dari kolom ( dibuat overlap arah vertikal
untuk joint pembesian dengan kolom).
- Setelah pekerjaan pembesian selesai dirangkai, dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan
bekisting.
FLOW CHART PEKERJAAN BESI TULANGAN

c. Pekerjaan Bekisting
- Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
- Potong multipleks sebagai papan bekisting.
- Pemasangan beton deking 5 cm pada ke empat sisinya.
- Merangkai multiplek dengan klam pengaku usuk 4/6 dan 5/7
- Memasang rangkaian multiplek ke dalam lokasi kolom yang dikerjakan mengacu
- pada sepatu kolom.
- Memasang klam pengaku 2/10 pada posisinya dan pemberian pantek / paku kayu.
- Memasang skoor/pipa suport dan steger.
- Pengukuran ketegak-an dengan unting-unting.
Gambar Pemasanga begistin Kolom

Gambar Pemasanga begistin Balok

d. Pengecoran
Tahapan pelas aan pengecoran adalah sebagai berikut
1. Pencampuran dan Penakaran.
i. Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat penakaran menggunakan metode
sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1971 dan standard lain yang ditentukan dalam
spesifikasi teknis.
ii. Campuran Percobaan dilakukan dan hasil dari percobaan tersebut akan dijadikan
acuan pembuatan beton pada saat dilakukan pekerjaan beton dilapangan dan
disaksikan oleh direksi pekerjaan.
iii. Campuran percobaan sesuai dengan permintaan spesifikasi dalam dokumen lelang dan
mendapat persetuan dari direksi pekerjaan
iv. Ketentuan sifat-sifat campuran sesuai dengan spesifikasi dalam dokumen lelang. Mutu
beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah beton dengan mutu sesuai dengan
spesifikasi teknis dalam dokumen lelang. Karakteristik dari mutu beton sesuai dengan
spesifikasi teknis dalam dokumen pelelangan
v. Pencampuran Untuk beton dengan pertimbangan lain pada bagian –bagian tertentu
dapat menggunakan beton konvensional dengan persetujuan dari konsultan pengawas
:
 Beton dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis (alat mixer / Batching
Plant)
 Pencampur dilengkapi dengan tangki air bersih yang memadai dan alat ukur yang
akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap
penakaran.
 Pertama-tama alat pencampur diisi dengan aggregate,pasir dan semen yang telah
ditakar, selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
 Waktu pencampuran diukur pada saat air mulai dimasukan dalam campuran bahan
kering. Seluruh air yang diperlukan dimasukan sebelum waktu pencampuran telah
berlangsung ¼ bagian. Waktu pencampuran untuk mesin kapasitas ¾ m3 atau kurang
selama 1,5menit; untuk mesin lebih besar waktu ditingkatkan 15 detik untuk tiap
penambahan 0,5 m3
2. Pelaksanaan pengecoran.
i. Sebagai persiapan, lokasi pengecoran dibersihkan dari sampah, potongan kayu,
bendrat, paku dan sampah lainnya dengan penghisap debu, kompressor dan atau
air.
ii. Kebocoran bekisting telah dicek dan disumbat. Sambungan dengan pengecoran
sebelumnya telah disiram dengan calbond atau air semen serta bekisting
dibebaskan dari genangan air. Sebelum instruksi pengecoran segala persetujuan
yang diperlukan telah diurus dan disetujui oleh direksi/owner dan pengawas
pekerjaan.
iii. Untuk struktuk bawah ( Sloof dan pondasi poer ) yang dapat dijangkau truck mixer
penuangan dilakukan secara mekanik, dengan cara beton dari truck mixer dituang
langsung ke tempat bekisting melalui talang cor. Tinggi jatuh beton pada saat
pengecoran tidak lebih dari 1,5 meter agar tidak terjadi pemisahan antara batu
pecah
iv. Pemadatan dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah yang
memadai. Selang vibrator dibenamkan sampai batas kedalaman beton sebelumnya
dan agar tidak terjadi kantong udara. Vibrator tidak mengenai tulangan atau penutup
(shutter) kecuali penutup dari beton
v. Lama penggetaran pada suatu tempat yang sama secara manual dapat dideteksi
dengan indera pendengaran. Jika alat vibrator di dalam beton frekwensi suara yang
dihasilkan rendah dan semakin meninggi. Saat frekwensi suara yang dihasilkan
konstan dimungkinkan pemadatan sudah cukup. Atau ditentukan sesuai dengan
spesifikasi teknis dalam dokumen lelang.
vi. Selanjutnya dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis.

3. Pekerjaan Pemadatan Beton


Pemadatan beton bertujuan untuk menghilangkan gelembung-gelembung udara dalam
beton maupun diantara dinding bekisting dan beton segar. Adanya gelembung udara ini
akan menyebabkan keropos. Dengan pemadatan yang baik, maka akan dihasilkan beton
yang masif dan kekuatan serta ketahanan seperti yang direncanakan.
Teknik pelaksanaan pemadatan adalah sebagai berikut :
 Setelah beton dituang dalam bekisting, jarum vibrator dimasukkan ke dalambeton
dengan arah vertikal.
 Pemadatan dilakukan dari bawah ke atas kemudian ke samping. Jarum
vibratorterutama diarahkan ke dalam bekisting dimana terdapat banyak tulangan (celah
sempit antar besi ).
 Apabila gelembung udara yang keluar dari beton sudah menjadi kecil-kecil
danpermukaan berkilat berarti pemadatan sudah cukup.
 Untuk tempat-tempat dimana terdapat banyak tulangan, pemadatan dilakukandengan
waktu penggetaran yang pendek.Untuk pemadatan yang dalam, misalnya pada kolom,
vibrator dimasukkandalam beton, mula-mula suaranya akan rendah kemudian meninggi
danmencapai frekuensi yang tetap, jika hal ini terjadi berarti pemadatan sudahcukup.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penggetaran adalah :


 Jarum vibrator harus dalam posisi tegak lurus ke dalam beton. Kemiringanmaksimum
yang diijinkan 45º.
 Selama penggetaran, jarum vibrator tidak boleh digerakan ke arah horizontalkarena hal
ini akan mengakibatkan pemisahan bahan.
 Pada saat penggetaran, jarum vibrator tidak boleh mengenai tulangan maupunbekisting
karena hal ini dapat mengakibatkan bergesernya tulangan danbekisting dari posisi
semula.
 Letak kerja jarum vibrator pada saat pemadatan harus sedemikian rupasehingga jarak
penggetarannya tidak saling berlewatan.
 Jarum vibrator dimasukkan dalam arah vertikal dengan beratnya sendiri (
tidakdipaksakan ).

4. Pekerjaan Pengambilan Sample


Setiap 5 (lima) m3 beton diambil minimal 3 buah benda uji berupa silinder atau kubus beton
untuk dibawa ke laboratorium untuk mengetahui strength capacity pada umur 28 hari.
Silinder atau kubus beton diberi tanda berupa tanggal dan lokasi pengecoran.
Peralatan yang dipakai :
Selinder / Kubus beton, Alat ukur / meteran
Alas dari plat / triplek, sendok adukan

5. Pekerjaan Perawatan Beton


Untuk melindungi beton baru dari pengeringan dini/penguapan, temperature yang terlalu
panas, angin, hujan serta aliran air dan gangguan mekanis. Beton yang telah selesai dicor
perlu diberi kesempatan mengeras dengan system curing yang sama selama 7 ( tujuh ) hari
berturut-turut setelah pengecoran dengan kondisi bekisting dibuka, permukaan beton
ditutupi dengan plastik/karung goni tidak terkena langsung sinar matahari atau disiram
secara kontinyu dengan air selanjutnya perlu diadakan pembersihan.
Peralatan yang dipakai : Karung goni / plastik yang telah dibasahi.
Jumlah tenaga kerja : ± 5 orang.

d. Pekerjaan Pasangan Bata Ringan


Langkah-langkah pasangan bata untuk dinding adalah sebagai berikut :
- Siapkan gambar shopdrawing yang telah di approved untuk digunakan sebagai acuan.
- Siapkan alat kerja dan bahan seperti bata ringan, meteran, sendok semen/roskam, palu karet,
waterpass, ember plastik, alat lot, benang, gergaji, dll.
- Cek / sortir bata ringan agar didapat ukuran yang sama sehingga bilamana dipasang akan
mendapat permukaan yang rata.
- Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata ringan.
- Pasanglah petunjuk/alat bantu yang cukup untuk kerataan pasangan bata/ dinding (marking).

Marking

- Pasang Profil dengan memakai hollow besi.


Profil
- Pasang starter bar lantai atas dan bawah sesuai approval, termasuk pasang besi kolom praktis
sesuai approval. Dengan ketentuan tidak boleh pasang dinding sebelum starter bar atas dan
bawah terpasang.
- Bersihkan area kerja dari kotoran – kotoran yang ada.
- Bersihkan bata ringan dari kotoran dan debu sebelum dipasang agar perekat dapat bekerja
dengan baik.
- Siapkan campuran adukan tinbed/ perekat bata ringan dan masukan kedalam bak adukan /
ember plastik

- Aduk campuran adukan hingga rata dan homogen dengan menggunakan hand mixer.
- Bila permukaan lantai yang akan dipasang bata ringan tidak ada, maka dipakai adukan mortar
terlebih dahulu pada bagian paling dasar agar didapatkan permukaan yang rata. (Leveling)
- Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal speci
yang dianjurkan ±3mm dengan roskam gerigi, untuk bagian bawah joint lantai dan atas join
slab menggunakan MU-380/ 301-Tinbed ( Campuran MU 380 dengan air dan diaduk
menggunakan Hand mixer), seperti gambar terlampir.
- Pemasangan starter bar pada kolom praktis disesuaikan dengan spesifikasi yang telah
disetujui.
- Pengadukan campuran beton untuk kolom praktis menggunakan molen
- Pengecoran kolom praktis dilakukan pada tiap pasangan bata ringan mencapai ketinggian
±1meter.

- Setelah pekerjaan pasangan bata ringan selesai dan dipastikan telah mengering dilanjutkan
dengan pekerjaan plesteran/ acian dengan MU-301/AKA-200 atau sejenisnya.
FLOW CHART PASANGAN DINDING
A.
START

Pengecekan Material Hebel :


- Ukuran
- Mutu
- Kesesuaian dengan
spesifikasi yang diminta

Baik Hasil Tidak


pengecekan

Material Bata Cari material baru


didatangkan ke lokasi
pekerjaan

Pengadukan mortar

Hebel

Pekerjaan pasangan
dinding

Pemasangan
selanjutnya secara
bertahap diikuti cor
beton kolom praktis

FINISH

e. Pekerjaan Plesteran dan Acian


Dalam pekerjaan plesteran, terlebih dahulu disiapkan bahan dan peralatan yang digunaka, dalam
penyiapan bahan berpedoman dengan standart yang baku.
Tata cara dan tahapan pekerjaan Plesteran dan Acian :
1. Sebelum pelaksanaan pelestran, pertama-tama lakukan pembersihan area yang akan
dkerjakan kemudian lakukan penyiraman.
2. Setelah tahapan penyiraman dinding bata selesai, barulah dimulai pelaksanaan pekerjaan
plesteran dinding.
3. Sebelum memulai pekerjaan plesteran, dinding bata disiram air terlebih dahulu secara
merata, agar supaya plesteran dapat lebih meresap kedalam bata.
4. Memasang benang horizontal dan vertical pada dinding batu bata yang akan diplester. Ini
dilakukan agar didapat permukaan dinding yang diplester rata. Setelah pemasangan benang
horizontal dan vertical selesai dilakukan kembali pengecekan tarikan benang.
5. Setelah pemasangan terikan benang selesai akan dilalukan pembuatan kepalaan dengan
adukan semen dan pasir secara vertical dari atas ke bawah di beberapa tempat. Kepalan ini
berfungsi sebagai hold point.
6. Setelah semua persiapan selesai maka akan dilakukan pengadukan Semen dan Pasir Pasang.
Bila pengadukan semen dengan pasir pasang sudah rata lalu campuran semen dengan pasir
pasang, adukan semen dan pasir ini dipasangkan ke dinding yang akan diplester.

Pembentukan/pengadukan
material plesteran

Pengkretekan/scarth pada
bidang rencana plesteran

Pek. Pasangan kepala


plesteran tegak sebagai
patokan/acuan

Pelaksanaan pekerjaan
plesteran

Baik Tidak
Hasil
Plesteran

Perawatan plesteran Pembongkaran


Adukan adalah suatu campuran dari bahan pengikat, bahan pengisi dan air. Bahan pengikat yang
biasa dipakai adalah semen, kapur bangunan atau campuran dari keduanya, sedangkan bahan
pengisi adalah pasir atau tras. Adukan dengan bahan pengikat semen mempunyai adhesi dan
kekuatan yang lebih besar tetapi pengerjaannya agak susah atau workabilitynya rendah. Sedangkan
adukan dengan bahan pengikat kapur mempunyai sifat adhesi dan kekuatan yang lebih rendah
tetapi mempunyai sifat kemudahan pengerjaan (workability) yang lebih baik. Sifat-sifat adukan yang
terpenting adalah : Mudah dikerjakan (workability). Sifat penyusutan (shrinkage) yang kecil,
dan.Kekuatan (strength) yang cukup. Selanjutnya adukan semen dan pasir yang sudah dipasang
pada dinding diratakan dengan jidar aluminium.
Pelaksanaan pekerjaan plesteran akan diselesaikan perbidang dinding,hal ini dilakukan untuk
menghindari terjadinya retakan pada sambungan plesteran.
Setiap plesteran yang sudah selesai dilakukan, pada keesokan harinya permukaan plesteran
tersebut disiram dengan merata pagi dan sore selama 1 minggu.
Setelah pelaksanaan penyiraman selama 1 minggu selesai, barulah pelaksanaan pekerjaan acian
dapat dilaksanakan. Seperti halnya pada pekerjaan pemasangan plesteran, pada pelaksaan
pekerjaan acian pada satu bidang dinding diselesaikan hari itu juga dan tidak terputus (tidak
dikerjakan lagi pada keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak pada sambungan acian.
Setelah acian benar-benar kering (tidak keluar air lagi) baru dapat dilakukan pekerjaan pengecatan
dinding tersebut.
Untuk mendapatkan hasil yang baik dan meminimalisir terjadinya keretakan rambut pada dinding,
tergantung dari kecermatan dan pengawasan dilapangan terhadap tahapan penyiraman dinding
tersebut.
Pekerjaan plestran harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Permukaan bidang yang akan diplester harus kasar sehingga material plesteran dapat
merekat dengan baik
2. Dingding bata yang akan diplester, korek siar-siar sedalam 1 cm untuk pegangan pada
plesteran
3. Komposisi adukan untuk plesteran kedap air 1 PC:2Psr dan 1PC: 4Psr untuk keseluruhan
plesteran lainnya.

f. Pekerjaan Pemasangan Granit Lantai


Pemasangan Keramik lantai adalah pekerjaan tahap akhir pada pekerjaan didalam bangunan, hal ini
dilakukan untuk menghindari kerusakan pada Keramik lantai akaibat pekerjaan lain yang belum
selesai.
Persiapan:
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai keramik.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja : keramik tile 40x40 cm, keramik 20x25 cm, semen PC, pasir, semen
grouting nat, air, dll..
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran, waterpass, benang,
selang dan air.
Pengukuran; Lebih dahulu dilakukan pengukuran dan menandai (marking) lokasi untuk star/awal
pemasangan keramik dan level permukaan lantai keramik.
Tahapan pekerjaan pasang keramik lantai
- Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih dahulu
sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
- Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
- Buat adukan untuk pasang keramik.
- Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan keramik yang rata dan
garis siar/nat yang lurus.
-

- Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar permukaannya yang
rata/flat.
- Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.

- Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah
ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai lainnya
dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
- Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk mendapatkan
permukaan lantai keramik yang rata.

g. Pekerjaan Pemasangan Granit Dingding


Persiapan:
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan dinding keramik.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : keramik 20x20 cm, semen PC, pasir, semen grouting
nat, air, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : meteran, gerinda, palu karet, waterpass, benang,
selang dan air.
Pengukuran:
Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) area untuk kesikuan ruang,
level tinggi keramik dan star pemasangan dinding keramik.

Pelaksanaan pekerjaan pasang dinding keramik


Sebelum pekerjaan pasangan keramik dikerjakan, pastikan sparing ME sudah terpasang.
- Pasangan dinding bata diplester terlebih dahulu dan didiamkan selama ± 24 jam.
- Cek kerataan permukaan dan kesikuan plesteran dinding bata.
- Pasang benang untuk bantuan agar pasangan permukaan keramik yang rata dan garis siar/nat
yang lurus.
- Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
- Pasangan dinding keramik untuk kepalaan pada tanda star awal pemasangan dengan perekat
menggunakan acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan dinding keramik lainnya dengan
acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
-

- Saat pemasangan, keramik ditekan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan yang rata.
- Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan pasangan keramik
mudah pecah.
- Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik dengan alat waterpass.

- Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan
udara yang ada dalam adukan pasangan keramik. Setelah itu baru dilanjutkan pekerjaan
grouting/ finish garis siar/nat.
-
h. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
Pekerjaan pintu adalah pekerjaan kusen pintu dan jendela, pekerjaan daun pintu dan jendela yang
meliputi pekerjaan perakitan, penggantungan dan terakhir adalah pemasangan acessories. Material
kusen dapat dibuat dari aluminuim atau baja hollow dan juga baja CNP.
Untuk semua pekerjaan aluminium akan dikerjakan oleh tukang khusus aluminium

- Kusen Aluminium; Cara Memasang Aluminium berbeda dengan teknik pemasangannya


dengan kusen berbahan kayu, pemasangan kusen kayu dilakukan bersamaan dengan
pemasangan batu bata sehingga memeiliki daya rekat yang baik antara kusen dan tembok,
selain itu kusen kayu tidak terpengaruh dengan goresan, jika terdapat kerusakan pun masih
dapat diperbaiki dengan menempelnya dengan dempol kayu. Cara Memasangan Kusen Pintu
Dan Kusen Jendela Aluminium perlu perhatian khusus, kusen aluminium dipasang setelah
semua bagian dinding diplester atau diaci dengan rata dan rapi, karena permukaan kusen
Aluminium tidak tahan terhadap goresan benda tajam

Langkah- langkah pelaksanaan:


- Siapkan gambar kerja
- Siapkan Peralatan dan bahan
- Pastikan lobang pemasangan kusen aluminium sudah diplester dan diaci dengan rapi, khusus
untuk opening peletakan kusen harus benar – benar tegak lurus.
- Ukur kembali tinggi dan lebar kusen aluminium anda, dan beri tanda setiap lobang opening
pintu dan jendela sesuiaikan dan samakan dengan tanda pada kusen aluminium anda,
sehingga saat pemasangan tidak terjadi kebingungan.
- Jika semua lobang kusen telah siap, maka kusen aluminium siap untuk dipasang, jangan lupa
beri tingkat kelonggaran plesteran untuk memudah kan kusen masuk sekitar 0,5 cm saja.
- Rakit kusen alumunium sesuai bentuk dan ukuran masing-masing yang ditentukan
- Pasang kusen yang telah dirakit ke lobang penempatan kusen dengan pasangan ukuran yang
sesuai dan harus diperhatikan bahwa pemasangan kusen harus benar benar lurus han tegak
lurus
- Jika sudah lurus bor kusen hingga menembus dinding, masukkan sekrup dan kencangkan
dengan menggunakan obeng,untuk pemasangan sekrup pada kusen pintu sebanyak kurang
lebih 6 – 7 sekrup.dan untuk kusen jendela sesui dengan ukuran nya.

- Untuk memberi kekutan antara kusen dan tembok beri silen yang merata agar selah antara
kusen dan tembok tertutupi.
- Jika kusen telah terpasang, selanjut nya proses pemasangan daun pintu dan Jendela
- Daun Pintu adalah aluminium spandrel dan daun jendela adalah kisi kisi aluminium
- Bahan, Alat, Alat K3, dan tenaga
Pemasangan Daun Pintu dan Jendela
Setelah pekerjaan pemasangan kusen dimana kusen telah dipasang pada gawangan, maka proses
selanjutnya adalah pemasangan daun pintu atau pun jendela. Daun pintu dapat terbuat dari
material kayu/ Multiplek atau dari material aluminium/ spanrel. Material daun jendela biasanya
terdiri dari material kaca dengan bongkai aluminium atau kaca mati yang terangkai dengan kusen
pintu.
Dalam pekerjaan ini untuk daun pintu panel kayu kamper akan kami pesan dari tukang spsialis pintu
kayu. Pemasangan daun pintu panek kayu kamper harus benar benar rapi dan tidak menghasilkan
celah yang terlalu besar antara daun pintu dengan kusen dan juga denga lantai. Daun pintu dupasang
dan dilengkapi dengan asesoris pintu sessuai yang dipersyaratkan.

i. PEKERJAAN PLAFON
Sebelum melakukan pemasangan plafon gypsum sebaiknya kita harus menyiapkan segala sesuatu
nya, agar pada saat proses memulai, pekerjaan berlangsung, dan hasil akhir kerja menjadi seperti apa
yang kita harapkan.

Langkah-Langkah Pelaksanan:

Persiapan;
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum dan GRC.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board GRC board, list gypsum, hollow 2/4 & 4/4,
sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, schafolding, gerinda,
gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang dan air.
Pengukuran;
- Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu menggunakan
selang air.
- Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau kolom
dengan ketinggian 1 m dari lantai.

Pasang rangka hollow;


- Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah pemasangan rangka hollow pada
bagian tepi untuk memperoleh titik tetap plofond.
- Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung ke plat beton dengan
menggunakan paku beton/penggantung. Perkuatan antara rangka hollow dengan menggunakan
sekrup gypsum.
- Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
- Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan (leveling) dengan menggunakan
tarikan benang, setelah itu penggantung bisa dimatikan.
Tahapan pelaksanaan dalam gambar:

Pemasangan Gypsum Board;


Pemasangan plafon gypsum sebenarnya tidak membutuhkan banyak keahlian khusus. Bahkan
kesalahan pemasangan papan gypsum yang anda lakukan dapat dengan mudah ditutupi dengan
penggunaan compound dan tape gypsum. Dalam memasang papan gypsum, hal yang perlu
diperhatikan adalah bahwa Anda membutuhkan bantuan tenaga orang lain untuk membantu
memegang papan gypsum pada saat pemasangan.
Berikut langkah-langkah pengerjaan pemasangan papan gypsum setelah rangka metal selesai
dipasang. Anda bisa membaca cara pemasangan rangka metal sebelumnya:
Siapkan peralatan dan bahan yang Anda butuhkan untuk pemasangan seperti sekrup gypsum, pistol
sekrup (screw gun) atau mesin bor, pisau cutter, siku tukang, compound gypsum dan tape gypsum.
 Tandai lokasi holo pada siku metal dengan spidol atau gunakan benang untuk mempermudah
Anda menemukan posisi yang tepat saat mengencangkan sekrup gypsum pada metal dengan
pistol sekrup.
 Selalu memulai memasang papan gypsum dari sudut ruangan, sehingga papan bisa dipergunakan
selembar penuh. Posisikan panel gypsum dalam keadaan menyilang dengan rangka holo.
 Bagian cekung pada tepian papan gypsum harus selalu dipasangkan bersama dan menghadap
lantai. Hal ini berfungsi untuk penyambungan dua papan gypsum dengan menggunakan
compound dan tape gypsum.
 Bila anda menggunakan sekrup, pastikan kepala sekrup tidak sampai terpendam dan merobek
lembaran kertas pelapis papan gypsum. Kepala sekrup ini nantinya akan ditutupi dengan lapisan
compound dan tape gypsum.
 Sekrup yang dipasang harus berjarak minimal 10mm dari semua tepian panel gypsum. Sementara
jarak antar sekrup maksimal 150mm untuk yang berada tepian panel dan 240mm pada sekrup
tengah panel.
 Anda harus menopang panel gypsum agar stabil dengan memasang pertemuan dua panel secara
zigzag sesuai dengan rangka metal yang telah dibuat. Oleh sebab itu cukup gunakan setengah
lembar dari panel pertama untuk dipergunakan pada panel kedua.

 Pekerjaan terakhir adalah pekerjaan compon dan pengecatan; pekerjaan compon harus dilakukan
sedemikian sehingga didapat permukaan yang rata dan halus.
 Setelah proses compon selesai barulah plapon di cat

j. Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Pengecatan meliputi Pekerjaan pra pengecatan dan pekerjaan pengecatan
Pekerjaan pra pengecatan meliputi:
- Pekerjaan pengerokan cat tembok lama; Cat tembok existing dibersihkan, dikerok sampai
lapisan cat terkelupas. Agar cat lama dapat dengan mudah terlepas tembok dapat diolesi
soda api kemudian dikerok sampai bersih.
- Permukaan dingding yang sudah dikerok kemudian diamplas untuk memastikan bahwa tidak
ada lagi sisa cat lama tertempel pada dingding dan untuk menghaluskan permukaan tembok
- Kemudian tembok yang sudah bersih dan halus dilapisi dengan wallsealer
- Setelah lapisan wallsealer mengering barulah pekerjaan pengecatan dapat dilakukan
Secara umum metode pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut:
k. Pekerjaan Aluminium Composit Panel
Pekerjaan aluminium composite panel akan dikerjakan oleh aplikator pekerjaan ACP dimana
selama ini kami juga selalu melakukan hal yang sama demi untuk menjaga kualitas pelaksanaan
yang terbaik.

IV. METODE PELAKSANAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


a. Pekerjaan Instalasi Penerangan dan Stop Kontak
Instalasi Listrik adalah suatu kebutuhan yang harus dipasang didalam suatu bangunan, apakah itu
bangunan gedung kantor, hotel, rumah sakit, pabrik, bengkel dan rumah tinggal/apartmen.
Pekerjaan Pemasangan Instalasi Listrik harus aman, nyaman terhadap peralatan dan manusia yang
akan menggunakan, dan segi teknik harus memenuhi persyaratan. Oleh karena itu, agar listrik dapat
digunakan sebaik mungkin maka perlu diperhatikan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam
peraturan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) dan peraturan pemerintah No. 18 tahun 1972
tentang Perusahaan Umum Listrik Negara.
Lingkup Pekerjaan Instalasi listrik ini meliputi penyediaan seluruh material, perlengkapan/ peralatan
dan melaksanakan seluruh pekerjaan system listrik sehingga dapat beropersai secara sempurna.
Secara garis besar lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
- Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan
- Pengadaan dan pemasangan instalasi stop kontak
- Pengadaan dan pemasangan Lampu penerangan
- Pengadaan dan pemasangan Saklar
- Pengadaan dan pemasangan Stop kontak

Hasil dari paket pekerjaan pemasangan instalasi listrik ini instalasi harus berfungsi dengan baik dan
digunakan dengan nyaman oleh orang yang ada dalam gedung.
Material/bahan yang akan dipasang pada instalasi listrik bangunan gedung ini adalah sebagai berikut:

Pemasangan/Pelaksanaan Instalasi.
Untuk pembangunan gedung yang lebih dari satu lantai, pemasangan instalasi penerangan dan stop
konta akan dilakukan sebagai berikut :
 Kabel instalasi ini dimasukkan ke dalam pipa PVC conduit sebagai pelindung kabel didalam
instalasi.
 Kode warna kabel mengikuti ketentuan dalam PUIL. Sebagai berikut :
- Fasa : 1 ; merah
- Fasa : 2 ; kuning
- Fasa : 3 : hitam
- Netral : biru
- Tanah (ground) : hijau dan kuning
 Kabel yang terbungkus dalam konduit, ditempel mengikuti lantai dak diatas plafon atau
dingding dengan klem yang kuat sesuai arah tarikan yang ditetapkan.
 Kabel yang ditanam untuk instalasi didalam dak akan disambung dengan kabel yang ditanam
didalam dinding, penyambungan kabel akan dilakukan didalam Tee dos dan kabel yang
disambung, setelah penyambungan selesai diisolasi dengan Tape insulation yang memenuhi
persyaratan listrik.
 Setelah semua penyambungan kabel selesai dilaksanakan, maka akan diadakan pengetesan
terhadap instalasi dengan menggunanakan alat AVO meter. Pengetesan ini dilaksanakan
untuk mengetahui apakah ada kabel instalasi yang tersambung pada sambungan yang tidak
benar (short circuit installation).
 Pemasangan Lampu akan dilakukan setelah pemasangan plafond selesai, dan plafond sudah
dicat dasar. Lampu yang akan dipasang tidak boleh membebani plafond, untuk itu akan
dipasang didak kawat untuk gantungan lampu.
 Saklar dan stop kontak akan dipasang apabila dinding sudah dicat dasar, dan agar saklar dan
stop kontak tidak kena cat pada waktu dinding dicat finish, maka stop kontak dan saklar akan
dilindungi dengan isolasi kertas.
Setelah pemasangan instalasi dilannjutkan dengan pemasangan outlet (stop kontak/saklar) dan
peralatan seperti lampu, ac, kipas angin dll.

b. Pelaksanaan Pekerjaan Panel


Pembuatan panel akan dikerjakan oleh panel maker dan kami akan melakukan pemesanan panel
dengan sesegera mungkin (segera setelah pemberian SPMK). Hal ini sangat diperlukan mengingat
jangka waktu pelaksanaan yang sangat singkat demi menghindari keterlambatan penyelesaian
pekerjaan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan panel, pastikan lokasi penempatan panel telah siap untuk
dikerjakan. Panel yang baru lengkap dengan komponen terminasi, Schoon, dan peralatan lainnya.

Uraian pelaksanaan pemasangan panel adalah sebagai berikut:

- Pastikan area penempatan panel telah tersedia


- Marking lokasi panel dengan ketinggian rata-rata di atas 180 cm
- Bila pemasangan panel adalah semi inbow maka lakukan pembobokan dengan ketebalan
setengan dari ketebalan tembok dengan luas yang dilebihkan dari luasan panel sehingga
memudahkan dalam pemasangan.
- Lakukan perapihan terhadap bidang bobokan dengan plesteran
- Pasang panel pada bidang yang telah dipersiapkan dengan pengikat dynabolt
- Lakukan perapihan terhadap dingding sekeliling panel (plesteran, acian dan pengecatan)
- Lakukan pengukuran tahanan (meger test) atara kabel yang satu dengan yang lainnya (meger
test antar phasa dan masing masing phasa ke Netral) dan niali pengukuran harus menuju
angka tidak terhingga.

- Lakukan terminasi terhadap setiap kabel incoming dan outgoing sesuai yang dipersyaratkan

Setelah dilakukan terminasi dan juga pengukuran tahanan grounding dan juga test magger instalasi
dan peralatan maka akan dilakukan test nyala tanpa beban, pada saat test nyala tanpa beban
dilaksanakan pengukuran tegangan output antara phasa R-S, R-T, S-T dan R-N, S-N, T-N harus sesuai
dengan standard Indonesia yaitu 380 V ±5% dan 220V ±5%.

Setelah seluruh peralatan terpasang, seluruh area kerja dilakukan pembersihan lokasi.
Sebelum dilakukan serah terima kami akan melakukan Test Commissioning dengan pihak User dan
membuat berita acar a pelaksanaan.

c. Pekerjaan Pemasangan Kabel Fedeer


Pemasangan kabel saluran udara adalah pemasangan kabel diatas kabel Trey. Pemasangan
kabel diatas Trey harus memperhitungkan panjang kabel dalam satu tarikan, dan dalam
penarikan kabel harus hati hati supaya jangan merusak konstruksi kabel dan Trey
Uraian Pemasangan kabel saluan udara adalah sebagai berikut:

- Pastikan lebar Trey cukup untuk jumlah kabel yang akan dipasang
- Pemasangan kabel feeder dimalai dari power haus menuju sisi beban atau sebaliknya sesuai
kondisi lapangan
- Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 m dari kebutuhan
- Tarik kabel dengan hati hati satu per satu dengan urutan penempatandari pinggir
- Susun kabel dalam kabel Trey dengan rapi, tidak ada persilangan antar kabel.
- Bila memungkinkan posisi kabel dalam Trey tidak saling menindih dan mempunyai celah
antara kabel satu dengan lainnya
- Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1 m
- Lakukan pengetesan tahanan (MEGER TEST) kabel untuk memastikan solasi kabel tidak ada
terluka yang bisa mengakibatkan terjadinya hubung singkat
- Lakukan pemasangan conector/ Scun pada masing masing ujung kabel
- Kabel siap disambung dengan panel

d. Pekerjaan Pompa
Pekerjaan pompa dilakukan setelah pelaksanaan pekerjaan struktur dan arsitektur ruang pompa/
GWT telah selesai dilaksanakan. Pemasangan pompa-pompa harus merujuk pada spesifikasi yang
ditentukan baik spesifikasi gambar, dan spesifikasi material. Pompa di rakit sesuai dengan yang
ditentukan dan dihubungkan dengan sistim plumbing dengan sempuna kemudian dihubungkan
dengan sumber daya listrik. Setelah semua sistim instalasi dikerjakan dengan sempurna maka harus
dilakukan pengetesan untuk seluruh sistim plumbing untuk memastikan semua pekerjaan berfungsi
dengan baik dan tidak mengalami kebocoran

e. Pekerjaan Plumbing
Pekerjaan instalasi plumbing meliputi pekerjaan pengadaan material plumbing dan kelengkapannya,
pengukuran, pemasangan dan pengujian antara lain:
- Pemasangan pipa
- Pekerjaan pemasangan pompa pendorong
- Pekerjaan pemasangan tanki air
- Pekerjaan instalasi listrik
Tahapan pelaksanaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
sebelum pekerjaa
2. Mengajukan permohonan penggunaan bahan material kermaik kepada direksi
3. Kemiringan pipa diperhatikan agar air bersih maupun air kotor dan air hujan lancar
mengarah ke shaft.
4. Pekerjaan sparingan yang tertinggal akan dilakukan pekerjaan coring
5. Khusus pada pemasangan pipa air buangan dan air kotor harus disediakan pipa leher angsa
untuk pengecekan bila terjadi penyumbatan dikemudian hari
6. Pengetesan dilakukan sebelum digunakan dan dipastikan tidak terjadi kebocoran
7. Posisi floor, fitting air bersih / kotor, kran, wastafel, closet dan urinoir disesuaikan dengan
posisi nat keramik.
f. Pekerjaan Sanitari

Persiapan:
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan sanitair.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : monoblock, washtafel, cove ligth washtafel, kaca cermin,
hand drayer, jet washer, tisue holder, hand shower, soap dish, urinoir, penyekat urinoir, floor
drain, kran dinding, kichen zink, seal tape, sealant, dll.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : bor, gerinda, waterpass, obeng, kunci pas, gun sealant,
dll.

Pengukuran
Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik penempatan dan elevasi ketinggian
alat sanitair.
Langkah-langkah pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitair dan asseccoriesnya dapat dikerjakan bersamaan dengan
pekerjaan pengecatan atau pada saat bangunan pada tahap penyelesaian untuk serah terima, hal ini
dilakukan untuk menjaga alat-alat sanitair tersebut tidak rusak/hilang sebelum bangunan digunakan.
 Beri tanda (marking area) untuk penempatan posisi alat sanitair.
 Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai dengan gambar
kerja.
 Untuk inlet berupa drat, penyambungan terlebih dahulu menggunakan seal tape.
 Pasang alat sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.
 Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.
 Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat sanitair.
V. PEKERJAAN AKHIR DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN
Akhir dari pekerjaan secara keseluruhan adalah pekerjaan finishing sebelum pekerjaan
diserahterimakan. Dalam tahapan ini kami akan melakukan pengecekan pada semua pekerjaan untuk
memastikan bahwa pekerjaan yang telah telah selesi kami laksanakan benar-benar rapih dan
terlaksana sesuai dengan gambar dan bill of quantity. Semua pekerjaan dan lokasi pekerjaan akan
kami pastikan dalam keadaan bersih dan rapih hingga siap untuk dapat dipergunakan sesuai
peruntukannnya. Kami bertanggung jawab penuh apabila terjadi kerusakan pada bangunan hasil
pekerjaan selama masa pemeliharaan dimana kami akan memperbaiki sesuai dengan yang
dipersyaratkan. Demikianlah Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini kami buat yang merupakan bentuk
dan tata cara yang kami lakukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Jakarta, 04 Agustus 2020


PT. YUDHA PERKASA UTAMA

TTD

Bennatyar
Direktur

Anda mungkin juga menyukai