TA.2020
1. UMUM
Didalam melaksanakan setiap pekerjaan, metode pelaksanaana sangat penting karena erat
kaitannya dengan efisiensi pekerjaan untuk mencapai hasil yang maksimal dan optimal untuk
menghindari suatu pekerjaan yang tumpang tindih/overlap, sehingga menjamin pelaksanaan
pekerjaan sesuai waktu dan kualitas pekerjaan yang sesuai syarat dan aturan yang ditentukan. Akan
tetapi pencapaian progress dan keberhasilan suatu pekerjaan sangat tergantung pada koordinasi dari
masing-masing bagian proyek itu sendiri, disamping penerapan metode dilapangan oleh personil
lapangan yang telah memiliki pengalaman. Karena itu metode pelaksanaan PEMBANGUNAN RUMAH
SEWA WILAYAH KALIMANTAN TIMUR TA.2020 digunakan sebagai panduan dalam pelaksanaaan
pekerjaan dengan berpedoman pada dokumen teknis berupa gambar-gambar, bq, RKS dan dokumen
lain yang telah ditentukan. .
A. URAIAN PEKERJAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan PEMBANGUNAN RUMAH SEWA WILAYAH KALIMANTAN TIMUR
TA.2020 akan dilaksanakan dengan uraian sebagai berikut:
a. Pekerjaan Struktur
b. Pekerjaan Arsitektur
c. Mekanikal
d. Elektrikal
e. Plumbing dan Sanitari
1. Kick of meeting
2. Tool Box meeting
3. Rapat harian
4. Rapat mingguan
5. Rapat Bulanan
Kick off meeting;
Setelah seluruh rencana disiapkan oleh penyusun rencana kerja yang melibatkan Manajer Teknik
serta personil inti lain di proyek, ataupun tenaga ahli (bila perlu), maka proyek segera dimulai.
Catatan : mulai proyek ditandai dengan dikeluarkannya Notice to Proceed (SPMK = Surat
Perintah Mulai Kerja, atau surat penyerahan lapangan).
Tujuan Rapat adalah:
“Team building” membangun tim proyek agar seluruh petugas, sesuai dengan struktur
organisasi dan uraian kerja, memahami benar tugas yang manjadi tanggung jawabnya.
Menyamakan persepsi tentang jadwal, kualitas dan anggaran proyek,
Menyatukan langkah agar masing-masing unit tidak berjalan sendiri-sendiri dalam
menjalankan tugasnya.
Mengikuti SOP (Standard Operating Procedure) yang berlaku,
Jadwal Rapat:
Kick off meeting pada umumnya dilakukan saat kegiatan proyek akan dimulai dan kalau belum bisa di
lokasi proyek dan dapat dilaksanakan di sekitar lokasi.
Rapat Harian;
Rapat harian adalah rapat yang diadakan untuk merencanakan apa yang harus dikerjakan besok
harinya, serta memantau, apa yang telah dikerjakan hari ini, .Apakah sesuai dengan rencana kerja
harian.
Peserta rapat
Rapat harian diikuti oleh Kepala pelaksana, para pelaksana, mandor dan tenaga ahli.
Rapat harian dipimpin oleh Site Manager.
Agenda rapat
Melakukan evaluasi apakah target yang ditentukan tercapai dan menetapkan target untuk besok
hari. Rapat harian dilakukan pada siang/sore hari dimana para pekerja sudah running well
mengerjakan program harian.
Rapat Mingguan;
Rapat mingguan adalah rapat yang diadakan untuk merencanakan apa yang harus dikerjakan minggu
depannya, serta memantau apa yang telah dikerjakan minggu ini apakah sesuai dengan rencana kerja
mingguan.
Peserta rapat
Rapat diikuti oleh Direktur, Site Manaje, Tenaga Ahli Tenaga teknis, staf dan pihak ketiga bila
diperlukan.
Agenda rapat
Mengevaluasi progres dan pencapaian pekerjaan yang ditargetkan minggu yang lalu.
Membahas target penyelesais pekerjaan untuk minggu yang akan datang.
Rapat Bulanan;
Rapat bulanan proyek akandipimpin oleh Direksi.
Peserta rapat: Direksi,Team Leader, Mandor/pelaksana, dan staf lainnya serta pihak ketiga bila
diperlukan.
Agenda rapat:
Meninjau notulen rapat bulan lalu
Pembahasan pencapaian Objective/Program kerja Proyek:
EBPP (Evaluasi Biaya Pelaksanaan Proyek)
Kinerja
Quality Target (mutu, house keeping, safety)
Potensial Problem
Customer Complaint
Masalah SDM
Cash Flow (remijn, dropping, pembayaran dan keuangan)
Lain-lain (inovasi, sistem dokumentasi)
Pengendalian Biaya Umum yang meliputi biaya gaji pegawai , pembelian ATK dan lainlain
yang bersifat bukan konstuksi.
Pengendalian Biaya Pembelian Material. Pada pengendalian material ini dengan carasetiap
pembelian material pokok yang nilainya cukup besar harus terlebih dahulu dibuatanalisa
komperatif minimal dari 3 Distributor/levelansir untuk mendapatkan harga yang rendah
/kompetitif tanpa mengurangi mutu dari material tersebut.
Pengendalian Biaya Upah pekerja. Pada pengendalian biaya ini bahwa dalam
memperkerjakan pekerja Sipil, dll, harus yang spesialis dibidangnya untuk mendapatkan hasil
yang maksimal dan menghindari ketida ksesuaian pekerjaan yang mengakibatkan adanya re-
work yang dengan sendirinya akan menambah biaya.
Pengendalian Biaya pengadaan alat–alat pendukung. Dalam pengadaan material pendukung
ini baik yang sewa maupun yang harus beli harus sesuai kapasitas yang diperlukan sehingga
dapat membantu percepatan pekerjaan yang efektif.
PENANGANAN PEKERJAAN
Suatu Proyek dapat berjalan baik, lancar dan terjaga mutunya bila semua pihak yang berkaitan, baik
kantor maupun pelaksana lapangan saling bekerja sama, saling membantu dan saling mendukung.
Selain itu, koordinasi antara pelaksana proyek dengan pengawas lapangan/manajemen konstruksi
(MK) dan pemberi tugas harus berjalan dengan baik.
BAGAN ALUR PELAKSANAAN KONSTRUKSI
2. Pengaturan Proyek
Sebelum Pelaksanaan proyek dimulai maka diadakan pengaturan awal proyek antara pimpinan
proyek dan staf pelaksana proyek yang terkait untuk melakukan koordinasi dengan Pemberi Tugas
(Owner) dan juga dengan Pengawas Lapangan.
Pengaturan awal proyek yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Penentuan lokasi kerja dan penempatan sarana / prasarana awal seperti :
- Area Penempatan Material dan Peralatan
- Listrik Kerja
- Air Kerja, dll.
- Penempatan material.
- Penentuan jalan keluar / masuk material dan peralatan proyek.
2. Format administrasi yang akan dipakai.
3. Management Site.
Management site disini meliputi pengukuran (site), pembersihan lokasi, pengaturan tata barang
barang inventaris, penempatan material, dan sebagainya, agar dalam Pelaksanaan PEMBANGUNAN
RUMAH SEWA WILAYAH KALIMANTAN TIMUR TA.2020 dapat berjalan sesuai waktu/jadwal yang
telah direncanakan.
6. Pengajuan / Perijinan
a. Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja
Dalam pelaksanaan kami di sini juga menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan sistem mutu
yang dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan melaksanakan tahapan pekerjaan, agar
kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk menghindari terjadinya
pekerjaan bongkar pasang yang berakibat pada keterlambatan dan penambahan biaya.
c. Material / Bahan
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan, material/bahan yang akan dipergunakan diajukan
contoh untuk mendapat persetujuan dari MK/Pengawas. Semua material yang akan
dipergunakan untuk pekerjaan ini dilengkapi dengan spesifikasi dari produsen sesuai dengan
brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS dan ketentuan teknik. Dalam pelaksanaan
pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan standart yang
dipersyaratkan.
PENGENDALIAN MUTU
Kualitas pekerjaan yang ditetapkan oleh pemilik proyek dituangkan dalam Rencana Mutu Proyek
sebagai acuan pelaksanaan seluruh item pekerjaan. Dalam Rencana Mutu Proyek berisi spesifikasi
kualitas, mekanisme pelaksanaan, sumber daya yang dipakai, dan urutan kerja dalam kontrak.
Penerapan Sistem Manajemen Mutu untuk lingkup proyek meliputi :
Implementasi Prosedur dan instruksi kerja untuk setiap item pekerjaan, Prosedur dan
instruksi kerja yang disusun untuk melaksanakan seluruh item pekerjaan disesuaikan dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan dan merupakan panduan bagi manajemen proyek terutama
penyediaan sumber daya untuk memenuhi kepuasan pemilik proyek.
Audit internal dan Eksternal secara periodic, Audit internal dan eksternal dilakukan untuk
memonitor pencapaian target penyelesaian pekerjaan selama proses berlangsung secara
periodic, guna mengantisipasi terjadinyapenyimpangan untuk mengurangi kesalahan atau
kerugian yang lebih besar.
Pengukuran dan Analisa Pengukuran dilakukan untuk menetapkan program perbaikan dari
hasil temuan audit, sehingga persyaratan dan spesifikasi yang telah ditentukan oleh pemilik
proyek dapat terpenuhi.
Perbaikan (improvement) mutu secara terus menerus. Setiap perbaikan yang diusulkan
untuk peningkatan dan pengembangan perusahaan harus dilakukan pengujian terhadap
operasional dan keuntungan perusahaan sebagai panduan untuk menetapkan target
perusahaan dan sumber daya.
E. PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K-3)
Faktor-faktor penyebab yang berpengaruh terjadi kecelakaan adalah sebagai berikut :
1. Keadaan yang berbahaya (unsafe condition)
2. Perbuatan berbahaya (unsafe acts)
3. Takdir (acts of God)
Dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab diatas maka perlu dibuat suatu pedoman secara
terpadu dengan harapan minimnya kecelakaan kerja.
Rencana ( site plan ) dan yang harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Tata ruang harus memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta keamanan.
Penempatan peralatan, alat kerja dengan memperhatikan lalu lintas dan para pekerja,
sehingga dapat berjalan secara baik dan terkendali.
Lalu lintas keluar masuk kendaraan maupun tenaga kerja akan ditata, sehingga tidakn terjadi
kemacetan dan keributan / kebisingan.
Kesehatan Kerja
1. Pembuatan dan penyediaan bedeng pekerja, dan MCK secukupnya
2. Penyediaan P3K yang cukup
3. Penyediaan tempat sampah “ Induk “
4. Pembuangan sampah keluar lokasi
5. Melakukan kerjasama dengan klinik atau Puskesmas setempat
6. Melakukan koordinasi dengan Rumah Sakit
Mobilisa
si
Pengukuran ulang
existing Cross
dari
Longitudinal
and
section
Pelaksana
an
Repai
Chec
r k
Usin
g
FINIS
H
Reference to
Constructi
next
on yang dilaksanakan pada ketinggian maka harus dipersiapkan
h. Mengingat pekerjaan ada
Scafolding secukupnya
Foto proyek dibuat 4 (empat) tahap, sebelum pelaksanaan pekerjaan (kondisi eksisting), saat
pelaksanaan pekerjaan dan selesai pelaksanaan pekerjaan. Pemotretan dilakukan dengan latar
belakang yang sama yang dilaksanakan pada kondisi 0% (kondisi eksisting), 25%, 75% 50%, dan
100% (selesai pelaksanaan) sesuai dengan pengajuan termijn, kemudian disusun/dimasukkan
ke dalam laporan pengajuan termijn/progress dan ke dalam album sebagai dokumentasi.
Pengambilan foto proyek dilakukan secara terus menerus sampai proyek selesai, terutama
apabila ada momen-momen tertentu yang dianggap penting.
c. Pekerjaan Bekisting
- Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
- Potong multipleks sebagai papan bekisting.
- Pemasangan beton deking 5 cm pada ke empat sisinya.
- Merangkai multiplek dengan klam pengaku usuk 4/6 dan 5/7
- Memasang rangkaian multiplek ke dalam lokasi kolom yang dikerjakan mengacu
- pada sepatu kolom.
- Memasang klam pengaku 2/10 pada posisinya dan pemberian pantek / paku kayu.
- Memasang skoor/pipa suport dan steger.
- Pengukuran ketegak-an dengan unting-unting.
Gambar Pemasanga begistin Kolom
d. Pengecoran
Tahapan pelas aan pengecoran adalah sebagai berikut
1. Pencampuran dan Penakaran.
i. Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat penakaran menggunakan metode
sesuai yang disyaratkan dalam PBI-1971 dan standard lain yang ditentukan dalam
spesifikasi teknis.
ii. Campuran Percobaan dilakukan dan hasil dari percobaan tersebut akan dijadikan
acuan pembuatan beton pada saat dilakukan pekerjaan beton dilapangan dan
disaksikan oleh direksi pekerjaan.
iii. Campuran percobaan sesuai dengan permintaan spesifikasi dalam dokumen lelang dan
mendapat persetuan dari direksi pekerjaan
iv. Ketentuan sifat-sifat campuran sesuai dengan spesifikasi dalam dokumen lelang. Mutu
beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah beton dengan mutu sesuai dengan
spesifikasi teknis dalam dokumen lelang. Karakteristik dari mutu beton sesuai dengan
spesifikasi teknis dalam dokumen pelelangan
v. Pencampuran Untuk beton dengan pertimbangan lain pada bagian –bagian tertentu
dapat menggunakan beton konvensional dengan persetujuan dari konsultan pengawas
:
Beton dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis (alat mixer / Batching
Plant)
Pencampur dilengkapi dengan tangki air bersih yang memadai dan alat ukur yang
akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap
penakaran.
Pertama-tama alat pencampur diisi dengan aggregate,pasir dan semen yang telah
ditakar, selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
Waktu pencampuran diukur pada saat air mulai dimasukan dalam campuran bahan
kering. Seluruh air yang diperlukan dimasukan sebelum waktu pencampuran telah
berlangsung ¼ bagian. Waktu pencampuran untuk mesin kapasitas ¾ m3 atau kurang
selama 1,5menit; untuk mesin lebih besar waktu ditingkatkan 15 detik untuk tiap
penambahan 0,5 m3
2. Pelaksanaan pengecoran.
i. Sebagai persiapan, lokasi pengecoran dibersihkan dari sampah, potongan kayu,
bendrat, paku dan sampah lainnya dengan penghisap debu, kompressor dan atau
air.
ii. Kebocoran bekisting telah dicek dan disumbat. Sambungan dengan pengecoran
sebelumnya telah disiram dengan calbond atau air semen serta bekisting
dibebaskan dari genangan air. Sebelum instruksi pengecoran segala persetujuan
yang diperlukan telah diurus dan disetujui oleh direksi/owner dan pengawas
pekerjaan.
iii. Untuk struktuk bawah ( Sloof dan pondasi poer ) yang dapat dijangkau truck mixer
penuangan dilakukan secara mekanik, dengan cara beton dari truck mixer dituang
langsung ke tempat bekisting melalui talang cor. Tinggi jatuh beton pada saat
pengecoran tidak lebih dari 1,5 meter agar tidak terjadi pemisahan antara batu
pecah
iv. Pemadatan dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah yang
memadai. Selang vibrator dibenamkan sampai batas kedalaman beton sebelumnya
dan agar tidak terjadi kantong udara. Vibrator tidak mengenai tulangan atau penutup
(shutter) kecuali penutup dari beton
v. Lama penggetaran pada suatu tempat yang sama secara manual dapat dideteksi
dengan indera pendengaran. Jika alat vibrator di dalam beton frekwensi suara yang
dihasilkan rendah dan semakin meninggi. Saat frekwensi suara yang dihasilkan
konstan dimungkinkan pemadatan sudah cukup. Atau ditentukan sesuai dengan
spesifikasi teknis dalam dokumen lelang.
vi. Selanjutnya dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis.
Marking
- Aduk campuran adukan hingga rata dan homogen dengan menggunakan hand mixer.
- Bila permukaan lantai yang akan dipasang bata ringan tidak ada, maka dipakai adukan mortar
terlebih dahulu pada bagian paling dasar agar didapatkan permukaan yang rata. (Leveling)
- Lakukan pemasangan bata ringan secara manual sebagaimana umumnya dengan tebal speci
yang dianjurkan ±3mm dengan roskam gerigi, untuk bagian bawah joint lantai dan atas join
slab menggunakan MU-380/ 301-Tinbed ( Campuran MU 380 dengan air dan diaduk
menggunakan Hand mixer), seperti gambar terlampir.
- Pemasangan starter bar pada kolom praktis disesuaikan dengan spesifikasi yang telah
disetujui.
- Pengadukan campuran beton untuk kolom praktis menggunakan molen
- Pengecoran kolom praktis dilakukan pada tiap pasangan bata ringan mencapai ketinggian
±1meter.
- Setelah pekerjaan pasangan bata ringan selesai dan dipastikan telah mengering dilanjutkan
dengan pekerjaan plesteran/ acian dengan MU-301/AKA-200 atau sejenisnya.
FLOW CHART PASANGAN DINDING
A.
START
Pengadukan mortar
Hebel
Pekerjaan pasangan
dinding
Pemasangan
selanjutnya secara
bertahap diikuti cor
beton kolom praktis
FINISH
Pembentukan/pengadukan
material plesteran
Pengkretekan/scarth pada
bidang rencana plesteran
Pelaksanaan pekerjaan
plesteran
Baik Tidak
Hasil
Plesteran
- Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar permukaannya yang
rata/flat.
- Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
- Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah
ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai lainnya
dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
- Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk mendapatkan
permukaan lantai keramik yang rata.
- Saat pemasangan, keramik ditekan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan
permukaan yang rata.
- Acian perekat keramik harus rata dan tidak berongga untuk menghindarkan pasangan keramik
mudah pecah.
- Cek kerataan permukaan pasangan dinding keramik dengan alat waterpass.
- Setelah pemasangan dinding keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan
udara yang ada dalam adukan pasangan keramik. Setelah itu baru dilanjutkan pekerjaan
grouting/ finish garis siar/nat.
-
h. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
Pekerjaan pintu adalah pekerjaan kusen pintu dan jendela, pekerjaan daun pintu dan jendela yang
meliputi pekerjaan perakitan, penggantungan dan terakhir adalah pemasangan acessories. Material
kusen dapat dibuat dari aluminuim atau baja hollow dan juga baja CNP.
Untuk semua pekerjaan aluminium akan dikerjakan oleh tukang khusus aluminium
- Untuk memberi kekutan antara kusen dan tembok beri silen yang merata agar selah antara
kusen dan tembok tertutupi.
- Jika kusen telah terpasang, selanjut nya proses pemasangan daun pintu dan Jendela
- Daun Pintu adalah aluminium spandrel dan daun jendela adalah kisi kisi aluminium
- Bahan, Alat, Alat K3, dan tenaga
Pemasangan Daun Pintu dan Jendela
Setelah pekerjaan pemasangan kusen dimana kusen telah dipasang pada gawangan, maka proses
selanjutnya adalah pemasangan daun pintu atau pun jendela. Daun pintu dapat terbuat dari
material kayu/ Multiplek atau dari material aluminium/ spanrel. Material daun jendela biasanya
terdiri dari material kaca dengan bongkai aluminium atau kaca mati yang terangkai dengan kusen
pintu.
Dalam pekerjaan ini untuk daun pintu panel kayu kamper akan kami pesan dari tukang spsialis pintu
kayu. Pemasangan daun pintu panek kayu kamper harus benar benar rapi dan tidak menghasilkan
celah yang terlalu besar antara daun pintu dengan kusen dan juga denga lantai. Daun pintu dupasang
dan dilengkapi dengan asesoris pintu sessuai yang dipersyaratkan.
i. PEKERJAAN PLAFON
Sebelum melakukan pemasangan plafon gypsum sebaiknya kita harus menyiapkan segala sesuatu
nya, agar pada saat proses memulai, pekerjaan berlangsung, dan hasil akhir kerja menjadi seperti apa
yang kita harapkan.
Langkah-Langkah Pelaksanan:
Persiapan;
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum dan GRC.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board GRC board, list gypsum, hollow 2/4 & 4/4,
sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, schafolding, gerinda,
gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang dan air.
Pengukuran;
- Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu menggunakan
selang air.
- Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau kolom
dengan ketinggian 1 m dari lantai.
Pekerjaan terakhir adalah pekerjaan compon dan pengecatan; pekerjaan compon harus dilakukan
sedemikian sehingga didapat permukaan yang rata dan halus.
Setelah proses compon selesai barulah plapon di cat
j. Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Pengecatan meliputi Pekerjaan pra pengecatan dan pekerjaan pengecatan
Pekerjaan pra pengecatan meliputi:
- Pekerjaan pengerokan cat tembok lama; Cat tembok existing dibersihkan, dikerok sampai
lapisan cat terkelupas. Agar cat lama dapat dengan mudah terlepas tembok dapat diolesi
soda api kemudian dikerok sampai bersih.
- Permukaan dingding yang sudah dikerok kemudian diamplas untuk memastikan bahwa tidak
ada lagi sisa cat lama tertempel pada dingding dan untuk menghaluskan permukaan tembok
- Kemudian tembok yang sudah bersih dan halus dilapisi dengan wallsealer
- Setelah lapisan wallsealer mengering barulah pekerjaan pengecatan dapat dilakukan
Secara umum metode pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut:
k. Pekerjaan Aluminium Composit Panel
Pekerjaan aluminium composite panel akan dikerjakan oleh aplikator pekerjaan ACP dimana
selama ini kami juga selalu melakukan hal yang sama demi untuk menjaga kualitas pelaksanaan
yang terbaik.
Hasil dari paket pekerjaan pemasangan instalasi listrik ini instalasi harus berfungsi dengan baik dan
digunakan dengan nyaman oleh orang yang ada dalam gedung.
Material/bahan yang akan dipasang pada instalasi listrik bangunan gedung ini adalah sebagai berikut:
Pemasangan/Pelaksanaan Instalasi.
Untuk pembangunan gedung yang lebih dari satu lantai, pemasangan instalasi penerangan dan stop
konta akan dilakukan sebagai berikut :
Kabel instalasi ini dimasukkan ke dalam pipa PVC conduit sebagai pelindung kabel didalam
instalasi.
Kode warna kabel mengikuti ketentuan dalam PUIL. Sebagai berikut :
- Fasa : 1 ; merah
- Fasa : 2 ; kuning
- Fasa : 3 : hitam
- Netral : biru
- Tanah (ground) : hijau dan kuning
Kabel yang terbungkus dalam konduit, ditempel mengikuti lantai dak diatas plafon atau
dingding dengan klem yang kuat sesuai arah tarikan yang ditetapkan.
Kabel yang ditanam untuk instalasi didalam dak akan disambung dengan kabel yang ditanam
didalam dinding, penyambungan kabel akan dilakukan didalam Tee dos dan kabel yang
disambung, setelah penyambungan selesai diisolasi dengan Tape insulation yang memenuhi
persyaratan listrik.
Setelah semua penyambungan kabel selesai dilaksanakan, maka akan diadakan pengetesan
terhadap instalasi dengan menggunanakan alat AVO meter. Pengetesan ini dilaksanakan
untuk mengetahui apakah ada kabel instalasi yang tersambung pada sambungan yang tidak
benar (short circuit installation).
Pemasangan Lampu akan dilakukan setelah pemasangan plafond selesai, dan plafond sudah
dicat dasar. Lampu yang akan dipasang tidak boleh membebani plafond, untuk itu akan
dipasang didak kawat untuk gantungan lampu.
Saklar dan stop kontak akan dipasang apabila dinding sudah dicat dasar, dan agar saklar dan
stop kontak tidak kena cat pada waktu dinding dicat finish, maka stop kontak dan saklar akan
dilindungi dengan isolasi kertas.
Setelah pemasangan instalasi dilannjutkan dengan pemasangan outlet (stop kontak/saklar) dan
peralatan seperti lampu, ac, kipas angin dll.
- Lakukan terminasi terhadap setiap kabel incoming dan outgoing sesuai yang dipersyaratkan
Setelah dilakukan terminasi dan juga pengukuran tahanan grounding dan juga test magger instalasi
dan peralatan maka akan dilakukan test nyala tanpa beban, pada saat test nyala tanpa beban
dilaksanakan pengukuran tegangan output antara phasa R-S, R-T, S-T dan R-N, S-N, T-N harus sesuai
dengan standard Indonesia yaitu 380 V ±5% dan 220V ±5%.
Setelah seluruh peralatan terpasang, seluruh area kerja dilakukan pembersihan lokasi.
Sebelum dilakukan serah terima kami akan melakukan Test Commissioning dengan pihak User dan
membuat berita acar a pelaksanaan.
- Pastikan lebar Trey cukup untuk jumlah kabel yang akan dipasang
- Pemasangan kabel feeder dimalai dari power haus menuju sisi beban atau sebaliknya sesuai
kondisi lapangan
- Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 m dari kebutuhan
- Tarik kabel dengan hati hati satu per satu dengan urutan penempatandari pinggir
- Susun kabel dalam kabel Trey dengan rapi, tidak ada persilangan antar kabel.
- Bila memungkinkan posisi kabel dalam Trey tidak saling menindih dan mempunyai celah
antara kabel satu dengan lainnya
- Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1 m
- Lakukan pengetesan tahanan (MEGER TEST) kabel untuk memastikan solasi kabel tidak ada
terluka yang bisa mengakibatkan terjadinya hubung singkat
- Lakukan pemasangan conector/ Scun pada masing masing ujung kabel
- Kabel siap disambung dengan panel
d. Pekerjaan Pompa
Pekerjaan pompa dilakukan setelah pelaksanaan pekerjaan struktur dan arsitektur ruang pompa/
GWT telah selesai dilaksanakan. Pemasangan pompa-pompa harus merujuk pada spesifikasi yang
ditentukan baik spesifikasi gambar, dan spesifikasi material. Pompa di rakit sesuai dengan yang
ditentukan dan dihubungkan dengan sistim plumbing dengan sempuna kemudian dihubungkan
dengan sumber daya listrik. Setelah semua sistim instalasi dikerjakan dengan sempurna maka harus
dilakukan pengetesan untuk seluruh sistim plumbing untuk memastikan semua pekerjaan berfungsi
dengan baik dan tidak mengalami kebocoran
e. Pekerjaan Plumbing
Pekerjaan instalasi plumbing meliputi pekerjaan pengadaan material plumbing dan kelengkapannya,
pengukuran, pemasangan dan pengujian antara lain:
- Pemasangan pipa
- Pekerjaan pemasangan pompa pendorong
- Pekerjaan pemasangan tanki air
- Pekerjaan instalasi listrik
Tahapan pelaksanaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan, personil
kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
sebelum pekerjaa
2. Mengajukan permohonan penggunaan bahan material kermaik kepada direksi
3. Kemiringan pipa diperhatikan agar air bersih maupun air kotor dan air hujan lancar
mengarah ke shaft.
4. Pekerjaan sparingan yang tertinggal akan dilakukan pekerjaan coring
5. Khusus pada pemasangan pipa air buangan dan air kotor harus disediakan pipa leher angsa
untuk pengecekan bila terjadi penyumbatan dikemudian hari
6. Pengetesan dilakukan sebelum digunakan dan dipastikan tidak terjadi kebocoran
7. Posisi floor, fitting air bersih / kotor, kran, wastafel, closet dan urinoir disesuaikan dengan
posisi nat keramik.
f. Pekerjaan Sanitari
Persiapan:
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan sanitair.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : monoblock, washtafel, cove ligth washtafel, kaca cermin,
hand drayer, jet washer, tisue holder, hand shower, soap dish, urinoir, penyekat urinoir, floor
drain, kran dinding, kichen zink, seal tape, sealant, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : bor, gerinda, waterpass, obeng, kunci pas, gun sealant,
dll.
Pengukuran
Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik penempatan dan elevasi ketinggian
alat sanitair.
Langkah-langkah pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitair dan asseccoriesnya dapat dikerjakan bersamaan dengan
pekerjaan pengecatan atau pada saat bangunan pada tahap penyelesaian untuk serah terima, hal ini
dilakukan untuk menjaga alat-alat sanitair tersebut tidak rusak/hilang sebelum bangunan digunakan.
Beri tanda (marking area) untuk penempatan posisi alat sanitair.
Pastikan posisi titik inlet untuk connect ke alat sanitair sudah terpasang sesuai dengan gambar
kerja.
Untuk inlet berupa drat, penyambungan terlebih dahulu menggunakan seal tape.
Pasang alat sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.
Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.
Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah test fungsi alat sanitair.
V. PEKERJAAN AKHIR DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN
Akhir dari pekerjaan secara keseluruhan adalah pekerjaan finishing sebelum pekerjaan
diserahterimakan. Dalam tahapan ini kami akan melakukan pengecekan pada semua pekerjaan untuk
memastikan bahwa pekerjaan yang telah telah selesi kami laksanakan benar-benar rapih dan
terlaksana sesuai dengan gambar dan bill of quantity. Semua pekerjaan dan lokasi pekerjaan akan
kami pastikan dalam keadaan bersih dan rapih hingga siap untuk dapat dipergunakan sesuai
peruntukannnya. Kami bertanggung jawab penuh apabila terjadi kerusakan pada bangunan hasil
pekerjaan selama masa pemeliharaan dimana kami akan memperbaiki sesuai dengan yang
dipersyaratkan. Demikianlah Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini kami buat yang merupakan bentuk
dan tata cara yang kami lakukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
TTD
Bennatyar
Direktur