A PEKERJAAN PENDAHULUAN
B LANTAI 1
1 PEKERJAAN FINISHING DINDING
2 PEKERJAAN LANTAI
3 PEKERJAAN PENGECATAN
C LANTAI 2
1 PEKERJAAN PERSIAPAN
2 PEKERJAAN FINISHING DINDING
3 PEKERJAAN PLAFOND
4 PEKERJAAN LANTAI
6 PEKERJAAN PENGECATAN
7 PEKERJAAN TOILET
8 PEKERJAAN INTERIOR
9 PEKERJAAN ELEKTRIKAL
PEKERJAAN PEMADAM
11
KEBAKARAN
D LANTAI 3
1 PEKERJAAN PERSIAPAN
2 PEKERJAAN PLAFOND
3 PEKERJAAN PENGECATAN
5 PEKERJAAN LANTAI
E LANTAI ATAP
1 PEKERJAAN FINISHING DINDING
2 PEKERJAAN PENGECATAN
3 PEKERJAAN LANTAI
5 PEKERJAAN ATAP
G PEKERJAAN ELEVATOR
Jadwal Rapat:
Kick off meeting pada umumnya dilakukan saat kegiatan proyek akan dimulai dan kalau
belum bisa di lokasi proyek dan dapat dilaksanakan di sekitar lokasi.
Agenda rapat
Melakukan evaluasi apakah target yang ditentukan tercapai dan menetapkan target untuk
besok hari. Rapat harian dilakukan pada siang/sore hari dimana para pekerja sudah running
well mengerjakan program harian.
Rapat Mingguan;
Rapat mingguan adalah rapat yang diadakan untuk merencanakan apa yang harus
dikerjakan minggu depannya, serta memantau apa yang telah dikerjakan minggu ini. Apakah
sesuai dengan rencana kerja mingguan.
Peserta rapat
Rapat diikuti oleh Direktur, Site Manaje, Tenaga Ahli Tenaga teknis, staf dan pihak ketiga
bila diperlukan.
Agenda rapat
Mengevaluasi progres dan pencapaian pekerjaan yang ditargetkan minggu yang lalu.
Membahas target penyelesais pekerjaan untuk minggu yang akan datang.
Rapat Bulanan;
Rapat bulanan proyek akandipimpin oleh Direksi.
Peserta rapat
Direksi,Team Leader, Mandor/pelaksana, dan staf lainnya serta pihak ketiga bila
diperlukan.
Agenda rapat:
Meninjau notulen rapat bulan lalu
Pembahasan pencapaian Objective/Program kerja Proyek:
EBPP (Evaluasi Biaya Pelaksanaan Proyek)
Kinerja
Quality Target (mutu, house keeping, safety)
Potensial Problem
Customer Complaint
Masalah SDM
Cash Flow (remijn, dropping, pembayaran dan keuangan)
Lain-lain (inovasi, sistem dokumentasi)
Ketergantungan antar item pekerjaan dianalisa dengan akurat dan pada saat pelaksanaan
dilakukan sesuai analisa sehingga pekerjaan lebih efektif dan akurat yang menjadikan
pekerjaan lebih berjalan sistematis yang berdampak pada hasil pekerjaan yang maksimal
dari sisi mutu, waktu dan biaya. Setiap pekerjaan selalu dimonitor dan dipastikan agar hasil
pekerjaan tercapai baik Dari sisi mutunya, waktu dan biaya. Baik dari sisi material yang
sesuai dengan RKS dan BQ serta dari sisi tenaga kerja yang kompeten. Juga alat Bantu
yang dipergunakan selalu mengutamakan keamanan dan keselamatan tenaga kerja. Serta
waktu penyelesaian tidak melebihi dari waktu yang ditentukan pada sub pekerjaan masing–
masing.
Pengendalian Biaya Umum yang meliputi biaya gaji pegawai , pembelian ATK dan
lainlain yang bersifat bukan konstuksi.
Pengendalian Biaya Pembelian Material. Pada pengendalian material ini dengan
carasetiap pembelian material pokok yang nilainya cukup besar harus terlebih dahulu
dibuatanalisa komperatif minimal dari 3 Distributor/levelansir untuk mendapatkan
harga yang rendah /kompetitif tanpa mengurangi mutu dari material tersebut.
Pengendalian Biaya Upah pekerja. Pada pengendalian biaya ini bahwa dalam
memperkerjakan pekerja Sipil, dll, harus yang spesialis dibidangnya untuk
PENANGANAN PEKERJAAN
Suatu Proyek dapat berjalan baik, lancar dan terjaga mutunya bila semua pihak yang
berkaitan, baik kantor maupun pelaksana lapangan saling bekerja sama, saling membantu
dan saling mendukung. Selain itu, koordinasi antara pelaksana proyek dengan pengawas
lapangan/manajemen konstruksi (MK) dan pemberi tugas harus berjalan dengan baik.
2. Pengaturan Proyek
Sebelum Pelaksanaan proyek dimulai maka diadakan pengaturan awal proyek antara
pimpinan proyek dan staf pelaksana proyek yang terkait untuk melakukan koordinasi dengan
Pemberi Tugas (Owner) dan juga dengan Pengawas Lapangan.
Pengaturan awal proyek yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Penentuan lokasi kerja dan penempatan sarana / prasarana awal seperti :
- Area Penempatan Material dan Peralatan
- Listrik Kerja
- Air Kerja, dll.
- Penempatan material.
- Penentuan jalan keluar / masuk material dan peralatan proyek.
2. Format administrasi yang akan dipakai.
3. Management Site.
Management site disini meliputi pengukuran (site), pembersihan lokasi, pengaturan tata
barang barang inventaris, penempatan material, dan sebagainya, agar dalam Pelaksanaan
RENOVASI MESS GEDUNG ARSIP LANTAI 2 DAN 3 KEMENTERIAN ESDM dapat
berjalan sesuai waktu/jadwal yang telah direncanakan..
6.Pengajuan / Perijinan
a. Pelaksanaan Pengurusan Ijin Kerja
Dalam pelaksanaan kami di sini juga menerapkan standarisasi prosedur sesuai dengan
sistem mutu yang dimiliki serta memberitahukan/ijin setiap akan melaksanakan tahapan
pekerjaan, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan serta untuk
menghindari terjadinya pekerjaan bongkar pasang yang berakibat pada keterlambatan dan
penambahan biaya.
c. Material / Bahan
Guna menjaga mutu hasil pelaksanaan, material/bahan yang akan dipergunakan
diajukan contoh untuk mendapat persetujuan dari MK/Pengawas. Semua material
yang akan dipergunakan untuk pekerjaan ini dilengkapi dengan spesifikasi dari
produsen sesuai dengan brosur serta mengacu kepada persyaratan/RKS dan
ketentuan teknik. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan dibuat juga benda uji yang
dipersiapkan sesuai dengan standart yang dipersyaratkan.
PENGENDALIAN MUTU
Kualitas pekerjaan yang ditetapkan oleh pemilik proyek dituangkan dalam Rencana Mutu
Proyek sebagai acuan pelaksanaan seluruh item pekerjaan. Dalam Rencana Mutu Proyek
berisi
spesifikasi kualitas, mekanisme pelaksanaan, sumber daya yang dipakai, dan urutan kerja
dalam kontrak.
Penerapan Sistem Manajemen Mutu untuk lingkup proyek meliputi :
Implementasi Prosedur dan instruksi kerja untuk setiap item pekerjaan, Prosedur dan
instruksi kerja yang disusun untuk melaksanakan seluruh item pekerjaan disesuaikan
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan dan merupakan panduan bagi manajemen
proyek terutama penyediaan sumber daya untuk memenuhi kepuasan pemilik
proyek.
Audit internal dan Eksternal secara periodic, Audit internal dan eksternal dilakukan
untuk memonitor pencapaian target penyelesaian pekerjaan selama proses
berlangsung secara periodic, guna mengantisipasi terjadinyapenyimpangan untuk
mengurangi kesalahan atau kerugian yang lebih besar.
Pengukuran dan Analisa Pengukuran dilakukan untuk menetapkan program
perbaikan dari hasil temuan audit, sehingga persyaratan dan spesifikasi yang telah
ditentukan oleh pemilik proyek dapat terpenuhi.
Perbaikan (improvement) mutu secara terus menerus. Setiap perbaikan yang
diusulkan untuk peningkatan dan pengembangan perusahaan harus dilakukan
pengujian terhadap operasional dan keuntungan perusahaan sebagai panduan untuk
menetapkan target perusahaan dan sumber daya.
Kesehatan Kerja
1. Pembuatan dan penyediaan bedeng pekerja, dan MCK secukupnya
2. Penyediaan P3K yang cukup
3. Penyediaan tempat sampah “ Induk “
4. Pembuangan sampah keluar lokasi
5. Melakukan kerjasama dengan klinik atau Puskesmas setempat
6. Melakukan koordinasi dengan Rumah Sakit
Foto proyek dibuat 4 (empat) tahap, sebelum pelaksanaan pekerjaan (kondisi eksisting),
saat pelaksanaan pekerjaan dan selesai pelaksanaan pekerjaan. Pemotretan dilakukan
dengan latar belakang yang sama yang dilaksanakan pada kondisi 0% (kondisi eksisting),
25%, 75% 50%, dan 100% (selesai pelaksanaan) sesuai dengan pengajuan termijn,
kemudian disusun/dimasukkan ke dalam laporan pengajuan termijn/progress dan ke dalam
album sebagai dokumentasi. Pengambilan foto proyek dilakukan secara terus menerus
sampai proyek selesai, terutama apabila ada momen-momen tertentu yang dianggap
penting.
Adukan adalah suatu campuran dari bahan pengikat, bahan pengisi dan air. Bahan pengikat
yang biasa dipakai adalah semen, kapur bangunan atau campuran dari keduanya,
sedangkan bahan pengisi adalah pasir atau tras. Adukan dengan bahan pengikat semen
mempunyai adhesi dan kekuatan yang lebih besar tetapi pengerjaannya agak susah atau
workabilitynya rendah. Sedangkan adukan dengan bahan pengikat kapur mempunyai sifat
adhesi dan kekuatan yang lebih rendah tetapi mempunyai sifat kemudahan pengerjaan
(workability) yang lebih baik. Sifat-sifat adukan yang terpenting adalah : Mudah dikerjakan
(workability). Sifat penyusutan (shrinkage) yang kecil, dan.Kekuatan (strength) yang cukup.
Selanjutnya adukan semen dan pasir yang sudah dipasang pada dinding diratakan dengan
jidar aluminium.
Pelaksanaan pekerjaan plesteran akan diselesaikan perbidang dinding,hal ini dilakukan
untuk menghindari terjadinya retakan pada sambungan plesteran.
Setiap plesteran yang sudah selesai dilakukan, pada keesokan harinya permukaan
plesteran tersebut disiram dengan merata pagi dan sore selama 1 minggu.
Setelah pelaksanaan penyiraman selama 1 minggu selesai, barulah pelaksanaan pekerjaan
acian dapat dilaksanakan. Seperti halnya pada pekerjaan pemasangan plesteran, pada
pelaksaan pekerjaan acian pada satu bidang dinding diselesaikan hari itu juga dan tidak
terputus (tidak dikerjakan lagi pada keesokan harinya), untuk menghindari terjadinya retak
pada sambungan acian.
Penulangan/ Pembesian
a. Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
b. Pilih tulangan sesuai dengan kebutuhan.
c. Potong tulangan sesuai ukuran dan bengkokkan.
d. Rangkai tulangan dan jarak sengkang dipasang sesuia dengan gambar kerja.
e. Pasang beton decking pada sisi tulangan setiap jarak 1 m.
Bekisting
a. Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
b. Potong multipleks sebagai papan bekisting.
c. Pemasangan beton deking 5 cm pada ke empat sisinya.
d. Merangkai multiplek dengan klam pengaku usuk 4/6 dan 5/7
e. Memasang rangkaian multiplek ke dalam lokasi kolom yang dikerjakan mengacu
pada sepatu kolom.
f. Memasang klam pengaku 2/10 pada posisinya dan pemberian pantek / paku kayu.
g. Memasang skoor/pipa suport dan steger.
h. Pengukuran ketegak-an dengan unting-unting.
- Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang
sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik
lantai lainnya dengan acuan kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
Langkah-Langkah Pelaksanan:
Persiapan
- Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan plafond gypsum dan GRC.
- Approval material yang akan digunakan.
- Persiapan lahan kerja.
- Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board GRC board, list gypsum, hollow 2/4
& 4/4, sekrup gypsum, textile tape, compound, air, dll.
- Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass, meteran, schafolding,
gerinda, gergaji besi, bor screw driver, kape, ampelas, cutter, selang dan air.
Pengukuran
- Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith dan dibantu
menggunakan selang air.
- Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran dipindahkan ke dinding atau
kolom dengan ketinggian 1 m dari lantai.
mempermudah Anda menemukan posisi yang tepat saat mengencangkan sekrup gypsum
pada metal dengan pistol sekrup.
Selalu memulai memasang papan gypsum dari sudut ruangan, sehingga papan bisa
menghadap lantai. Hal ini berfungsi untuk penyambungan dua papan gypsum dengan
menggunakan compound dan tape gypsum.
Bila anda menggunakan sekrup, pastikan kepala sekrup tidak sampai terpendam dan
merobek lembaran kertas pelapis papan gypsum. Kepala sekrup ini nantinya akan ditutupi
dengan lapisan compound dan tape gypsum.
Sementara jarak antar sekrup maksimal 150mm untuk yang berada tepian panel dan
240mm pada sekrup tengah panel.
Anda harus menopang panel gypsum agar stabil dengan memasang pertemuan dua
panel secara zigzag sesuai dengan rangka metal yang telah dibuat. Oleh sebab itu cukup
gunakan setengah lembar dari panel pertama untuk dipergunakan pada panel kedua.
Pekerjaan terakhir adalah pekerjaan compon dan pengecatan; pekerjaan compon harus
dilakukan sedemikian sehingga didapat permukaan yang rata dan halus.
Setelah proses compon selesai barulah plapon di cat
- Tahap Perakitan
Setelah bahan – bahan di atas telah di potong sesuai ukuran komponen yang akan di
buat ,pekerjaan selanjutnya adalah proses perakitan total/ Assembling. Hasil potongan
dirakit/ dibentuk menjadi satu unit barang dengan berpedoman kepada spesifikasi/ ukuran
yang ditetapkan
Hasil dari paket pekerjaan pemasangan instalasi listrik ini instalasi harus berfungsi dengan
baik dan digunakan dengan nyaman oleh orang yang ada dalam gedung.
Material/bahan yang akan dipasang pada instalasi listrik bangunan gedung ini adalah
sebagai berikut :
Pemasangan/Pelaksanaan Instalasi.
Untuk pembangunan gedung yang lebih dari satu lantai, pemasangan instalasi penerangan
dan stop konta akan dilakukan sebagai berikut :
Kabel instalasi ini dimasukkan ke dalam pipa PVC conduit sebagai pelindung kabel
didalam instalasi.
Kode warna kabel mengikuti ketentuan dalam PUIL. Sebagai berikut :
- Fasa : 1 ; merah
- Fasa : 2 ; kuning
- Fasa : 3 : hitam
- Netral : biru
- Tanah (ground) : hijau dan kuning
Kabel yang terbungkus dalam konduit, ditempel mengikuti lantai dak diatas plafon
atau dingding dengan klem yang kuat sesuai arah tarikan yang ditetapkan.
Kabel yang ditanam untuk instalasi didalam dak akan disambung dengan kabel yang
ditanam didalam dinding, penyambungan kabel akan dilakukan didalam Tee dos dan
kabel yang disambung, setelah penyambungan selesai diisolasi dengan Tape
insulation yang memenuhi persyaratan listrik.
Setelah semua penyambungan kabel selesai dilaksanakan, maka akan diadakan
pengetesan terhadap instalasi dengan menggunanakan alat AVO meter. Pengetesan
ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah ada kabel instalasi yang tersambung pada
sambungan yang tidak benar (short circuit installation).
Pemasangan Lampu akan dilakukan setelah pemasangan plafond selesai, dan
plafond sudah dicat dasar. Lampu yang akan dipasang tidak boleh membebani
plafond, untuk itu akan dipasang didak kawat untuk gantungan lampu.
Saklar dan stop kontak akan dipasang apabila dinding sudah dicat dasar, dan agar
saklar dan stop kontak tidak kena cat pada waktu dinding dicat finish, maka stop
kontak dan saklar akan dilindungi dengan isolasi kertas.
Setelah pemasangan instalasi dilannjutkan dengan pemasangan outlet (stop kontak/saklar)
dan peralatan seperti lampu, ac, kipas angin dll.
1. Apa yang diinginkan dalam instalasi deteksi kebakaran adalah sirkuit alarm system /
kebakaran dengan menggunakan detektor panas (Tingkat Rise dan Suhu Tetap
Panas Detector), detektor asap (Smoke Detector) dan titik panggilan manual
(Istirahat Kaca) dan Alarm Bell dan peralatan lainnya yang dilengkapi dengan baik
dan aman dan bekerja secara otomatis mendeteksi di kebakaraan awal dan lokasi
kebakaran bisa langsung dilihat dari Panel api Alarm Control.
2. Sistem yang dapat digunakan akan diperpanjang secara otomatis misalnya, dapat
memantau pompa kebakaran, mematikan AC termasuk kontak pembersihan instalasi
di panel listrik / AC (Tripping Sistem AC), matikan kipas pasokan.
3. LingkupKerja
1. Ruang lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan semua bahan, peralatan, dll,
pengiriman kelokasi proyek, pengujian (commissioning) dan pemeliharaan
seluruh sistem yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik.
2. Menyediakan dan melaksanakan pemasangan unit kontrol (Master Control Fire Alarm
/ MCFA) dilengkapi dengan sistem darurat telepon (telepon pemadam kebakaran)
serta baterai NiCad.
3. Pengadaan dan pemasangan unit pemberitahuan (unit sinyalir).
4. Pengadaan dan pemasangan unit deteksi (unit deteksi), termasuk
pengguna box hidrant dipasang di setiap lantai dan di dekat pintu darurat.
5. Pengadaan dan kabel kotak terminal.
6. Wiring Sistem Fire Alarm Kebakaran Alarm pusat ke unit deteksi.
7. Melakukan pengujian menyeluruh sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik.
INSTALASI
Pemasangan alarm kebakaran harus dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman
dalam pekerjaan ini dan proses harus diatur.
Tidak akan ada koneksi untuk para tahanan, sambungan hanya ditemukan dalam
kotak terminal, kabel harus menggunakan PVC saluran hight dampak mengukur
berat, disesuaikan dengan ukuran kawat.
Hasil dari proses harus diserahkan diagram pengkabelan lengkap dengan petunjuk
lain.
Untuk setiap prosesi ditandai ke daerah di mana kawat, dalam rangka memfasilitasi
perbaikan jika kerusakan.
Dalam Kontraktor ejaan juga harus mempertimbangkan kemungkinan instalasi alarm
kebakaran di bagian lain.
Kontraktor harus dapat bekerja sama atau dapat dikoordinasikan dengan pekerjaan
lain sehingga jika ada pekerjaan tambahan karena kurangnya koordinasi maka
menjadi tanggung jawab kontraktor.
Gambar-gambar menunjukkan tata letak umum dari peralatan dan instalasi.
Penyesuaian harus dilakukan di lapangan, karena keadaan yang sebenarnya dari
lokasi, jarak dan tinggi ditentukan oleh kondisi lapangan.
Kontraktor harus melakukan instalasi deteksi dan sistem alarm kebakaran dengan
hati-hati, sehingga koneksi / integrasi dengan sistem eksisiting harus dilakukan
dengan tidak ada penyebab gangguan operasional untuk sistem yang ada.
Kontraktor harus membuat catatan-hati implementasi dan penyesuaian di lapangan.
rekaman harus ditetapkan dalam satu set gambar lengkap sebagai gambar dalam
pelaksanaan (as-built drawing).
Instalasi di pelindung pipa 20 mm ex Clipsal, EGA .
Koneksi kabel di atas langit-langit hanya boleh dilakukan pada unit - unit detektor.
Tahapan pelaksanaan
1. Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja, schedule, perlatan,
personil kerja dan gambar kerja yang akan digunakan, untuk memperoleh
persetujuan dari Konsultan sebelum pekerjaa
2. Mengajukan permohonan penggunaan bahan material kermaik kepada direksi
3. Kemiringan pipa diperhatikan agar air bersih maupun air kotor dan air hujan lancar
mengarah ke shaft.
4. Pekerjaan sparingan yang tertinggal akan dilakukan pekerjaan coring
5. Khusus pada pemasangan pipa air buangan dan air kotor harus disediakan pipa
leher angsa untuk pengecekan bila terjadi penyumbatan dikemudian hari
6. Pengetesan dilakukan sebelum digunakan dan dipastikan tidak terjadi kebocoran
7. Posisi floor, fitting air bersih / kotor, kran, wastafel, closet dan urinoir disesuaikan
dengan posisi nat keramik.
Persiapan:
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan sanitair.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material kerja, antara lain : monoblock, washtafel, cove ligth washtafel, kaca
cermin, hand drayer, jet washer, tisue holder, hand shower, soap dish, urinoir, penyekat
urinoir, floor drain, kran dinding, kichen zink, seal tape, sealant, dll.
Persiapan alat bantu kerja, antara lain : bor, gerinda, waterpass, obeng, kunci pas, gun
sealant, dll.
Pengukuran
Terlebih dahulu dilakukan pengukuran (marking area) untuk titik penempatan dan elevasi
ketinggian alat sanitair.
Langkah-langkah pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitair dan asseccoriesnya dapat dikerjakan
bersamaan dengan pekerjaan pengecatan atau pada saat bangunan pada tahap
penyelesaian untuk serah terima, hal ini dilakukan untuk menjaga alat-alat sanitair tersebut
tidak rusak/hilang sebelum bangunan digunakan.
TTD
GANTI ARITONAG
Direktur